PENDAHULUAN
Asal mula Suku Dayak di Kalimantan adalah migrasi Bangsa Cina dari
dahulu ke Tumasik dan Semenanjung Melayu. Suku Dayak tidak hanya satu,
melainkan terbagi lagi menjadi sub-suku yang jumlahnya 700 hingga 800 atau bahkan
lebih.
etnis khususnya pantang larang pada kematian suku Dayak. Suku Dayak merupakan
salah satu suku yang ada di Indonesia dengan kebudayaan yang unik. Suku Dayak
adalah suku yang memiliki karakter yang sangat kuat baik dari sisi bahasa, kesenian,
teknologi dan unsur kebudayaan lainnnya. Persebaraan orang-orang yang berasal dari
suku Dayak tidak hanya terfokus di satu daerah akan tetapi di berbagai daerah di
kebudayaannya. Jadi tidak mengherankan jika kebudayaan dan tradisi yang mereka
miliki masih bisa dipertahankan meskipun ada sedikit perubahan dalam masyarakat
yang terus bergerak secara dinamis. Salah satunya masyarakat suku Dayak Golik
1
Asal mula suku dayak golik merupakan pertemuan antara Kasa bapa nya
Mora dengan Rogas ibu nya Goras. Kasa bersama anaknya Mora berasal dari
kampung yang bernama Sontas, sedangkan Rogas bersama anaknya Goras memang
berada di kampung Golik, namun sebelumnya kampung Golik tersebut belum di beri
nama oleh Kasa dan Rogas. Lalu bertemulah mereka karena Kasa bersama anaknya
Mora memasang perangkap ikan di sungai Golik, tempat tinggalnya Rogas dengan
anaknya Goras. Kasa dengan Rogas menikah dan Mora dengan Goras juga menikah.
Mereka orang pertama yang menempati dan hidup di hutan yang banyak tanaman
daun golik, karena tempat itu tidak memiliki nama dari awal maka mereka yang
menamai tempat itu Golik. Mereka bertambah banyak dan membuat sebuah suku
dayak, dan menyebut diri mereka sendiri sebagai Suku Dayak Golik, karena berasal
dari Golik. Setelah itu, Suku Dayak Golik hidup berpencar ke tempat lain, ada yang
berdiam dan di kampung Muara Kayan, Tokam, Semayong, Sungai Dangin, Sungai
Pelaman Ungan.
Sanggau, jarak tempuh dari Kota Pontianak ke Desa Kasromego tempat keberadaan
Suku Dayak Golik sekitar 205 km atau sekitar 4 jam lebih, menggunakan sepeda
motor dan kendaraan mobil lainnya. Mata pencaharian Suku Dayak Golik ialah
bercocok tanam atau bertani dan berkebun. Masyarakat Suku Dayak Golik
2
menggunakan alat tradisional seperti parang, cangkul dan lainnya. Sedangkan dari
Pendidikan di Suku Dayak Golik sudah semakin maju, sekarang sudab banyak yang
lulusan dari perguruaan tinggi. Kepercayaan Suku Dayak Golik sudah memiliki
agama ada yang Katolik, Protestan dan Islam. Namun ada hal tertentu juga yang
membuat Suku Dayak Golik masih menganut kepercayaan magis, contohnya seperti
ada Tradisi atau Adat Istiadat yang ada pada Suku Dayak Golik. Tradisi atau Adat
Istiadat pada Suku Dayak Golik masih ada atau belum luntur, contohnya pada Patang
tersendiri. Hal inilah yang membuat pantang larang di satu daerah dengan daerah lain
atau antara satu suku dengan suku lain memiliki perbedaan atau keunikan tersendiri.
Sebagai satu di antara produk kebudayaan, pantang larang menjadi satu di antara
unsur yang melekat dengan masyarakat. Hampir di semua daerah atau suku memiliki
pantang larang (pantangan dan larangan). Demikian halnya dengan pantang larang
Salah satu budaya atau tradisi yang masih diyakini adalah budaya pantang
larang, sebagian besar suku Dayak Golik di Desa Kasromego masih mempercayai
pantangan dan larangan, salah satunya yaitu pantang larang pada Kematian. Pantang
dilakukan oleh semua suku Dayak Golik yang ada di Desa Kasromego dan dipercaya
akan mendatangkan keburukan jika dilanggar. Orang tua atau sesepuh dalam
3
masyarakat suku Dayak Golik terus berupaya untuk mempertahankan pantang larang
pada kematian yang telah diyakini secara turun-temurun. Upaya tersebut dilakukan
dengan cara mewariskan atau mengajarkan pantang larang tersebut kepada kaum
muda.
Sebagai satu di antara tradisi lisan dan budaya yang lahir dan tumbuh subur di
pantangan yang begitu saja tetapi jauh dari pada itu sesungguhnya pantang larang
memiliki makna yang amat mendalam. Ancaman seperti malapetaka, bencana atau
kecelakaan tentu tidak lebih dari sebuah sarana atau strategi untuk memperkuat
larangan yang ada dalam setiap pantang larang. Selain itu pula, ancaman yang
terkesan menakut-nakuti ini juga berfungsi sebagai strategi komunikasi, sebab pada
umumnya manusia lebih mudah dilarang untuk tidak melakukan sesuatu jika ditakuti
terlebih dahulu. Hal ini dikerenakan bahwa tidak ada satu pun orang yang ingin
4
1.3 Fokus Penelitian
menjadi fokus penelitian ini adalah budaya yang terkandung dalam pantang larang
sebagai berikut:
1. Mengetahui budaya patang larang kematian pada Suku Dayak Golik yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
5
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
Kabupaten Sanggau.
2. Secara praktis
a. Bagi Pembaca
b. Bagi Mahasiswa
6
1) Penelitian ini dapat dijadikan panduan atau bahan bacaan oleh
lebih lanjut.
c. Bagi Peneliti
Tanjungpura.
menganalisisnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asal mula Suku Dayak di Kalimantan adalah migrasi Bangsa Cina dari
dahulu ke Tumasik dan semenanjung Melayu. Suku Dayak tidak hanya satu,
melainkan terbagi lagi menjadi sub-suku yang jumlahnya 700 hingga 800 atau bahkan
lebih.
Menurut Iper (1999), Suku Dayak merupakan salah satu suku yang ada di
Indonesia yang tinggal di Pulau Kalimantan. Suku Dayak sendiri masih dibagi lagi
menjadi ratusan sub-suku berdasarkan tempat tinggal mereka. Biasanya setiap sub-
suku Dayak mengambil nama suku mereka dari nama sungai yang ada di sekitar
Istilah nama Dayak merupakan penyebutan nama yang oleh penduduk pesisir
Kata Dayak berasal dari istilah Daya’, Dyak, Dadjak, Dayaker, dan Dayak yang
8
artinya “Hulu” atau “Pedalaman”. Suku Dayak merupakan salah satu suku asli yang
mendiami pulau Kalimantan selain suku Melayu dan Cina. Kelompok suku Dayak
yang bermukiman di ujung hulu sungai hingga masuk kedalam hutan rimba, sampai
dataran tinggi dan puncak gunung yang akses jalannya sangat ekstrim.
Suku dayak golik merupakan pertemuan antara Kasa bapa nya Mora dengan
Rogas ibu nya Goras. Kasa bersama anaknya Mora berasal dari kampung yang
kampung Golik, namun sebelumnya kampung Golik tersebut belum di beri nama oleh
Kasa dan Rogas. Lalu bertemulah mereka karena Kasa bersama anaknya Mora
memasang perangkap ikan di sungai Golik, tempat tinggalnya Rogas dengan anaknya
Goras. Kasa dengan Rogas menikah dan Mora dengan Goras juga menikah. Mereka
orang pertama yang menempati dan hidup di hutan yang banyak tanaman daun golik,
karena tempat itu tidak memiliki nama dari awal maka mereka yang menamai tempat
itu Golik. Mereka bertambah banyak dan membuat sebuah suku dayak, dan menyebut
diri mereka sendiri sebagai Suku Dayak Golik, karena berasal dari Golik. Setelah itu,
Suku Dayak Golik hidup berpencar ke tempat lain, ada yang berdiam dan di kampung
9
Istilah pantang larang berasal dari dua kata yaitu pantang dan larang. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantang adalah hal (perbuatan dsb) yang terlarang
menurut adat atau kepercayaan sedangkan larang adalah memerintahkan supaya tidak
pantang larang adalah memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu yang terlarang
Menurut Ibrahim (2012:12), “Pantang larang adalah suatu tradisi yang tumbuh
sependapat mungkin dipatuhi oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus
berpantang untuk tidak melakukan hal tersebut karena ketentuan tersebut sebagian
besar berisi larangan. Yaitu larangan untuk tidak melanggar atau melakukan sesuatu.
Seperti yang ditegaskan oleh Taslim dan Junaidi Syam dalam Sarmidi, (2014:553).
Pantang larang atau lebih dikenal dengan istilah pamali dalam beberapa istilah
daerah merupakan satu di antara jenis ungkapan bersifat larangan baik dituturkan
langsung atau tidak langsung (Sarmidi, 2014:553). Menurut Ningsih (dalam Sarmidi,
10
2014:553) yang dimaksud pantang larang adalah perbuatan atau perilaku yang
adalah pekerjaan atau perbuatan yang dilarang untuk dilakukan oleh masyarakat yang
merupakan budaya primitif dan merupakan tradisi lisan yang disampaikan secara
turun-temurun dari para orang tua ke generasi sekarang ini. Pantang larang
dalam kondisi masyarakat yang masih mistis. Bisa ditafsirkan pantang atau larangan
yang disampaikan oleh generasi pendahulu menjadi suatu kata-kata bijak yang berisi
Pantang dan larangan pada kematian dari dulu hingga sekarang kalau ada
orang yang meninggal semua orang suku dayak golik yang berada di satu kampung
dengan yang meninggal tidak boleh pergi kehutan selama 2 hari, sedangkan untuk
keluar kalau dulu biasanya pantang selama 1 bulan tapi sekarang hanya pantang
selama 1 minggu saja. Yang pertama dari penguburan siapa yang di suruh kita kerja
dari gali lubang kubur hingga mengangkat peti jenazah, harus ada pengkeras yang
berisi beras 1kg, gula, kopi, garam dan uang harus berjumlah 50ribu untuk satu
11
orangnya. Orang pertama yang menggali lubang itulah yang pertama di kasih parang
Untuk pengkeras bagi orang yang menggali lubang dan mengangkat jenazah
di beri dari keluarga yang meninggal dari hari pertama, ketiga, ketujuh dan
1bulannya. Kurangnya pangkeras orang yang disuruh kita untuk gali lubang dan
angkat peti jenazah itu bisa mengakibatkan kita sakit. Selama 1 bulan orang tidur dan
berjaga di rumah orang yang meninggal untuk menghibur. Kalau untuk misah antara
orang hidup dengan orang meninggal biasa dilakukan pada hari ketiga. Dengan syarat
ada ayam, biji sawi, biji labu, dan padi pulut di simpat dalam wadah kecil. Apa bila
kita berladang nanti disisi pojok ladang di buat tanda untuk orang yang meninggal
tadi, jika kita tidak membuat yang seperti itu maka padi kita tidak akan menghasilkan.
Yang kedua pantang bagi orang yang di sekitar selama 2 hari tidak boleh pergi
kehutan. Kalau pergi kehutan maka ada sanksi nya bagi diri sendiri seperti jatuh sakit
12
BAB III
METODE PENELITIAN
metode etnografi. Hal ini bertujuan agar hasil yang dicapai sesuai dengan
permasalahan dan tujuan dari penelitian itu sendiri. Jenis penelitian yang di gunakan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian dalam hal ini berusaha untuk menggambarkan
dan menjelaskan apa yang ada di lokasi penelitian. Penelitian ini dapat didefinisikan
berupa perkataan atau tulisan dari obyek yang diteliti, yang diarahkan pada latar
belakang.
Dala penelitian ini akan mendeskripsikan berbagai hal yang mendalam dan
menyeluruh dari Pantang larang pada kematian suku Dayak Golik di Desa
13
Kasromego Kecamatan Beduai yang masih di percaya oleh sebagian masyarakat
disana.
berikut :
perpustakaan guna untuk mendapatkan referensi dan mencari teori yang sesuai
2) Pra Penelitian (Pra Research), yaitu memastikan bahwa masalah yang diteliti
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
14
Sumber data primer yang diperoleh langsung yakni peneliti melakukan
Sumber data sekunder yaitu data yang di peroleh secara tidak langsung.
kantor Desa Kasromego. Data sekunder ini berupa profil desa dan data-
tahap yang sangat penting, adapun tempat penelitian yang diteliti penulis di Desa
pertimbangan bahwa di Desa Kasromego tradisi lisan atau kebudayaan patang larang
Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan
15
sumber untuk memperoleh keterangan atau informasi yang lengkap dan valid. Dan
data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan informan. Sedangkan
objek penelitian adalah pantang larang pada kematian suku Dayak Golik Desa
merupakan tujuan penting yang perlu ditemukan oleh peneliti, oleh karena itu peneliti
harus mengetahui teknik pengumpulan data untuk dapat memperoleh data sesuai
Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini maka digunakan
a. Observasi
yang diamati di lokasi penelitian. Objek dari penelitian ini adalah pantang
larang pada kematian yang masih dipercayai oleh masyarakat suku Dayak
Golik. Hal ini dilakukan untuk menampilkan gambaran nyata dari penelitian
tersebut.
16
b. Wawancara
dengan yang lainnya untuk mendapatkan data utuh dan akurat. Sifat dari
c. Dokumentasi
acatatan, pensil, kamera dan laptop sehingga dapat menunjang peneliti. Teknik
17