DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Anggota:
1. Aprillia Wulandari (03)
2. Astika Ayu O. (05)
3. Eka Putri C.N (12)
4. Farensa Yudha T. (13)
5. Niken Valentina (22)
6. Selvi Intan R. (27)
SMAN KARANGPANDAN
Tahun 2022
KEARIFAN LOKAL
PENGERTIAN
Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan
alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berurat
akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi sebelumnya, dan lebih tua
akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu seterusnya. Mengingat kearifan lokal adalah
pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun, maka kearifan lokal yang ada pada suatu daerah
jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut.
CIRI-CIRI
1. Bertahan dari Gempuran Budaya Asing
Setiap negara, daerah, atau wilayah memiliki adat budayanya masing-masing. Berbeda dengan negara kita
yang masih mempertahankan budaya dan adat istiadat, kebanyakan orang-orang dari negara asing di luar
sana sudah melupakan adat dan istiadat nenek moyang mereka.
Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah nasihat, nyanyian, pantun, atau cerita yang
mengandung pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya yang bertujuan agar para generasi muda di
wilayah tersebut tidak melakukan tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, serta
alam sekitar yang menjadi rumah serta sumber penghidupan mereka.
Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yadari diri mereka.
Karena alam adalah bagian dari diri sendiri, maka alam harus dijaga dengan hati-hati. Termasuk tidak
menebang pohon seenaknya yang dapat membuat hutan gundul dan menyebabkan terjadinya berbagai
bencana yang merugikan.
Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan. Dengan
kepercayaan ini, tidak heran jika alam di Bumi Papua masih sangat terjaga.
Menghindari budaya asing yang masuk ke Indonesia bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, di
era globalisasi seperti sekarang, dimana segalanya bisa terhubung dengan mudah dan cepat. Budaya atau
tren dari luar biasanya menyebar cepat melalui YouTube, televisi, dan media sosial
Karena keberadaan teknologi inilah yang membuat budaya asing bisa dengan mudah memasuki
Indonesia. Namun, disisi lain, berbeda dengan budaya luar, kearifan lokal memiliki fleksibilitas yang
cukup tinggi, sehingga bisa diakomodir dengan mudah tanpa harus merusak kepercayaan kearifan lokal
yang sudah ada sebelumnya.
Alhasil kalaupun ada budaya asing yang masuk, budaya asing ini hanya akan jadi tren sesaat dan
bukannya menggantikan budaya warisan nenek moyang yang sudah ada. Apalagi sampai merusak
kepercayaan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun
Ciri kearifan lokal lainnya adalah kearifan lokal memiliki kemampuan bukan hanya untuk
mengakomodasi, tetapi juga mengintegrasikan budaya asing yang masuk dan memadukannya dengan
budaya yang sudah ada dengan baik.
Salah satu video Wonderful Indonesia yang sempat viral beberapa bulan yang lalu misalnya. Video
tersebut pada dasarnya berisi tentang berbagai kebudayaan tradisional Indonesia.
Namun, kemudian dicampur dengan beberapa hal bernuansa modern dan asing seperti musim EDM.
Hasilnya? Video itu terlihat sangat indah dan disukai banyak orang, baik itu orang asing maupun lokal.
Contoh lainnya adalah pembangunan sebuah gedung di Indonesia. Tidak jarang arsiteknya memadukan
budaya lokal dengan mencontek desain bangunan tradisional di Indonesia, kemudian memadukannya
dengan arsitektur modern
Masjid Raya Sumatera Barat yang ada di jantung kota Padang misalnya, bangunannya meniru arsitektur
khas Minangkabau, sedangkan atap masjid justru dibuat seperti rumah Gadang yang menjadi rumah
tradisional dari Provinsi Sumatera Barat. Meskipun begitu, tetap terlihat lebih modern
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, budaya asing bukanlah sesuatu yang bisa ditolak dengan mudah.
Namun disisi lain, kearifan lokal yang menjadi adat dan budaya asli juga mengakar begitu kuat, sehingga
akan sulit untuk menghilangkannya dari masyarakat.
Alih-alih hilang dan digantikan oleh budaya asing, kepercayaan terhadap kearifan lokal yang lebih kuat,
sehingga membuat kita justru mampu mengendalikan budaya asing yang masuk
Bukan hanya itu, kita juga bisa dengan mudah menyaring budaya asing yang masuk. Dengan kata lain,
kita menentukan mana budaya asing yang bisa diterima di Indonesia, dan mana budaya asing yang
memiliki nilai buruk
Kearifan lokal yang sudah dipercaya oleh masyarakat sejak lama mau tidak mau juga akan mempengaruhi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak, kearifan lokal yang sudah berusia puluhan
tahun pada akhirnya akan menjadi kepercayaan atau pedoman yang dianut oleh masyarakat setempat.
Alhasil ketika terjadi sesuatu pun, masyarakat akan menjadikan kearifan lokal sebagai patokan sebelum
mengambil sikap atau tindakan tertentu. Kebiasaan ini juga membuat masyarakat di wilayah tertentu
dapat mengembangkan budaya yang sudah ada menjadi lebih terarah dari sebelumnya. Dengan kata lain,
kearifan lokal memiliki ciri berupa dapat memberikan arah bagi masyarakat setempat.
FUNGSI
Konservasi Pelestarian Sumber Daya Alam yang Ada
Kearifan lokal memiliki cakupan yang cukup luas. Bukan hanya adat istiadat, kearifan lokal juga
merupakan pandangan hidup masyarakat mengenai sumber daya alam yang ada di wilayah
mereka. Kearifan lokal yang ada membuat masyarakat lebih sadar mengenai pentingnya sumber
daya alam yang ada disekitar mereka.
Alih-alih merusak, kearifan lokal justru membantu untuk mendorong masyarakat di wilayah
tertentu untuk melakukan konservasi agar alam tempat mereka tinggal tetap terjaga dan tidak
mengalami kerusakan.
Misalnya, nelayan Aceh yang memiliki hari-hari yang pantang dipakai untuk melaut, seperti hari
Jumat atau hari raya Idul Fitri. Selain dua hari tersebut, ada beberapa hari lainnya yang juga
ditetapkan sebagai hari terlarang untuk melaut.Hal ini dilakukan agar ikan memiliki kesempatan
untuk berkembang biak dengan maksimal. Selain itu, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan
juga dilarang untuk menangkap ikan dengan pukat harimau atau bom yang dapat merusak
terumbu karang dan mengganggu ekosistem di lautan.
Petuah dan nasihat lama ini diwariskan tentu saja untuk menjaga agar kehidupan setiap generasi
di wilayah tertentu dapat berjalan baik.
Namun, beda ceritanya dengan para turis, dan pelancong yang berkunjung ke suatu wilayah
identik dengan kearifan lokalnya. Kearifan lokal yang tercermin dalam adat istiadat dan budaya
ini jelas tidak bisa ditemukan di wilayah lain, karena itulah yang membuat turis merasa terkesan
dengan wilayah tersebut.
Lihat saja Bali, bukan hanya punya alam yang cantik, Bali juga memelihara adat dan budaya
yang diwariskan oleh para nenek moyang kepada mereka. Alhasil, warisan budaya inilah yang
membuat Bali terasa berbeda, terasa lebih istimewa, terasa lebih berkesan dibandingkan dengan
tempat-tempat lain yang ada di dunia.
JENIS-JENIS
1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible
Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat
dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam
berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.Bentuk
selanjutnya adalah arsitektural seperti berbagai jenis rumah adat yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Misalnya rumah Gadang di Sumatera Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah, atau
rumah Panggung dari Jambi.
Bentuk kearifan lokal berwujud nyata lainnya adalah cagar budaya seperti patung, berbagai alat
seni tradisional, senjata tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
lainnya, hingga tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau Jawa, dan kain tenun dari Pulau
Sumba.
Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta dirasakan, kearifan lokal
tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat wujudnya secara nyata. Namun, walaupun
tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena disampaikan secara verbal dari orang
tua ke anak, dan generasi selanjutnya.Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah
nasihat, nyanyian, pantun, atau cerita yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi
selanjutnya yang bertujuan agar para generasi muda di wilayah tersebut tidak melakukan
tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, serta alam sekitar yang menjadi
rumah serta sumber penghidupan mereka.
Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible, dimana
masyarakat mempercayai bahwa alam merupakan bagian dari diri mereka.
Karena alam adalah bagian dari diri sendiri, maka alam harus dijaga dengan hati-hati. Termasuk
tidak menebang pohon seenaknya yang dapat membuat hutan gundul dan menyebabkan
terjadinya berbagai bencana yang merugikan.Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi tidak
boleh dieksploitasi secara berlebihan. Dengan kepercayaan ini, tidak heran jika alam di Bumi
Papua masih sangat terjaga.
BENTUK-BENTUK
A. Wujud Nyata (Tangible)
~Tekstual, yaitu aturan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Contohnya, sistem nilai dan tata
cara.
~Benda cagar budaya/tradisional (karya seni), contohnya patung, senjata, alat musik, dan
tekstil.
KESIMPULAN
Kearifan lokal memang mungkin saja kadang terdengar begitu kuno. Namun
tanpa sadar, kearifan lokal dalam bentuk tidak nyata seperti petuah, pantun,
maupun cerita lah yang selama ini menjaga kita untuk tetap berada dalam
jalan yang benar. Sedangkan kearifan lokal berbentuk nyata seperti batik,
kerajinan tangan, arsitektur membuat kita jadi begitu berbeda dari wilayah
lainnya.
Aneka bentuk kearifan lokal ini tanpa sadar bukan hanya menjadi
kepercayaan yang harus dipegang teguh, tetapi juga menjadi identitas sebuah
wilayah. Tanpa identitas ini, sebuah wilayah tidak dapat dikenali, dan diingat
oleh orang luar.