Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lai menjadi
watak dan kemampuan sendiri Wibowo (2015:17).
Identitas dan Kepribadian tersebut tentunya menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat
sekitar agar tidak terjadi pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah
kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang
berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka.
Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau
pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat local genious Fajarini (2014:123).
Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga kebudayaannya.
Menurut Alfian (2013: 428) Kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta
sebagai strategi kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
memenuhi kebutuhan mereka.
Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan
yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini
masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di daerah tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa local wisdom (kearifan lokal) dapat dipahami
sebagai gagasan-gagasan setempat local yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Menurut Istiawati (2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan cara orang bersikap dan
bertindak dalam menanggapi perubahan dalam lingkungan fisik dan budaya.
Suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-
menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang sakral
sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan sifatnya biasa-biasa saja).
Kearifan lokal atau local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat local yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Sumber https://eprints.umm.ac.id/35955/3/jiptummpp-gdl-irawansatr-48429-3-babiip-f.pdf
Ciri-Ciri Kearifan Lokal
Karena keberadaan teknologi inilah yang membuat budaya asing bisa dengan mudah memasuki
Indonesia. Namun, disisi lain, berbeda dengan budaya luar, kearifan lokal memiliki fleksibilitas
yang cukup tinggi, sehingga bisa diakomodir dengan mudah tanpa harus merusak kepercayaan
kearifan lokal yang sudah ada sebelumnya.
Alhasil kalaupun ada budaya asing yang masuk, budaya asing ini hanya akan jadi tren sesaat dan
bukannya menggantikan budaya warisan nenek moyang yang sudah ada. Apalagi sampai
merusak kepercayaan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Alhasil ketika terjadi sesuatu pun, masyarakat akan menjadikan kearifan lokal sebagai patokan
sebelum mengambil sikap atau tindakan tertentu. Kebiasaan ini juga membuat masyarakat di
wilayah tertentu dapat mengembangkan budaya yang sudah ada menjadi lebih terarah dari
sebelumnya. Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki ciri berupa dapat memberikan arah bagi
masyarakat setempat.
Kearifan lokal yang ada mungkin memiliki sifat yang sangat tradisional, tetapi keberadaan
kearifan lokal sangatlah penting bagi masyarakat setempat.
Hal ini dikarenakan, kearifan lokal bukan hanya bisa dijadikan pedoman dalam bertindak
maupun bersikap, tetapi juga memiliki fungsi tertentu. Berikut fungsi dari kearifan lokal bagi
masyarakat!
Misalnya, nelayan Aceh yang memiliki hari-hari yang pantang dipakai untuk melaut, seperti hari
Jumat atau hari raya Idul Fitri. Selain dua hari tersebut, ada beberapa hari lainnya yang juga
ditetapkan sebagai hari terlarang untuk melaut.
Hal ini dilakukan agar ikan memiliki kesempatan untuk berkembang biak dengan maksimal.
Selain itu, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan juga dilarang untuk menangkap ikan dengan
pukat harimau atau bom yang dapat merusak terumbu karang dan mengganggu ekosistem di
lautan.
Sebagai gantinya, nenek moyang kita mewariskan berbagai kearifan lokal. Dengan kearifan lokal
yang melekat pada masyarakat, maka bukan hanya merupakan pandangan hidup yang bisa
menjadi lebih baik. Lebih dari itu, kearifan lokal juga mencakup nasihat atau petuah, pantangan
yang tidak boleh dilanggar, juga kepercayaan yang dipelihara dengan baik.
Petuah dan nasihat lama ini diwariskan tentu saja untuk menjaga agar kehidupan setiap generasi
di wilayah tertentu dapat berjalan baik.
Dengan adanya kearifan lokal, maka masyarakat akan menganggap seperangkat tradisi sebagai
hal yang sudah seharusnya dilakukan, karena mereka sudah terbiasa dengan adat istiadat dan
budaya tersebut. Selain itu, masyarakat setempat juga sudah menganggap bahwa kearifan lokal
merupakan hal yang memang harus dilakukan di wilayah tersebut.
Namun, beda ceritanya dengan para turis, dan pelancong yang berkunjung ke suatu wilayah
identik dengan kearifan lokalnya. Kearifan lokal yang tercermin dalam adat istiadat dan budaya
ini jelas tidak bisa ditemukan di wilayah lain, karena itulah yang membuat turis merasa terkesan
dengan wilayah tersebut.
Lihat saja Bali, bukan hanya punya alam yang cantik, Bali juga memelihara adat dan budaya
yang diwariskan oleh para nenek moyang kepada mereka. Alhasil, warisan budaya inilah yang
membuat Bali terasa berbeda, terasa lebih istimewa, terasa lebih berkesan dibandingkan dengan
tempat-tempat lain yang ada di dunia.
Jenis-Jenis Kearifan Lokal
Kearifan lokal bukan hanya memiliki ciri dan fungsi saja, tetapi kearifan lokal juga terdiri dari
dua jenis, yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata atau dikenal dengan istilah tangible, dan juga
kearifan lokal tidak berwujud atau yang biasa disebut intangible. Apa maksudnya? Yuk simak
penjelasan lengkapnya di bawah ini!
1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible
Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat
dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam
berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.
Bentuk selanjutnya adalah arsitektural seperti berbagai jenis rumah adat yang ada di setiap
daerah di Indonesia. Misalnya rumah Gadang di Sumatera Barat, rumah Joglo dari Jawa Tengah,
atau rumah Panggung dari Jambi.
Bentuk kearifan lokal berwujud nyata lainnya adalah cagar budaya seperti patung, berbagai alat
seni tradisional, senjata tradisional yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
lainnya, hingga tekstil tradisional seperti kain batik dari Pulau Jawa, dan kain tenun dari Pulau
Sumba.
2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible
Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta dirasakan, kearifan lokal
tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat wujudnya secara nyata. Namun, walaupun
tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena disampaikan secara verbal dari orang
tua ke anak, dan generasi selanjutnya.
Bentuk kearifan lokal tidak berwujud antara lain adalah nasihat, nyanyian, pantun, atau cerita
yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya yang bertujuan agar para generasi
muda di wilayah tersebut tidak melakukan tindakan buruk yang dapat merugikan diri sendiri,
masyarakat, serta alam sekitar yang menjadi rumah serta sumber penghidupan mereka.
Contohnya adalah kepercayaan asal Papua yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible, dimana
masyarakat mempercayai bahwa alam merupakan bagian dari diri mereka.
Karena alam adalah bagian dari diri sendiri, maka alam harus dijaga dengan hati-hati. Termasuk
tidak menebang pohon seenaknya yang dapat membuat hutan gundul dan menyebabkan
terjadinya berbagai bencana yang merugikan.
Alam tentu saja boleh dimanfaatkan, tetapi tidak boleh dieksploitasi secara berlebihan. Dengan
kepercayaan ini, tidak heran jika alam di Bumi Papua masih sangat terjaga.
Sumber https://www.gramedia.com/literasi/kearifan-lokal/