Anda di halaman 1dari 7

Memahami Keanekaragaman Budaya, Sejarah, dan Perkembangan papua hingga kini.

Fakultas ekonomi dan bisnis


Universitas yapis papua
Prodi manajemen
Christiano andreas dasilva

Abstrak:Etnografi Papua merupakan kajian mendalam terhadap keberagaman budaya,


sejarah, dan dinamika perkembangan di wilayah Papua, Indonesia. Artikel ini menyajikan
gambaran holistik tentang kekayaan budaya Papua, dengan fokus pada etnis, bahasa, dan
sistem sosial tradisional. Sejarah pra-kolonial, dampak kolonialisme, dan integrasi dengan
Indonesia menjadi landasan untuk memahami identitas kompleks Papua. Sementara itu,
perkembangan Papua saat ini, termasuk tantangan pembangunan dan upaya pemeliharaan
budaya, tercermin dalam kajian etnografi. Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam
meretas masa depan yang berkelanjutan bagi Papua. Etnografi Papua membuka pintu
wawasan untuk menghargai dan memahami warisan budaya yang kaya serta tantangan
pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat Papua.

Pendahuluan
Papua terdiri dari kurang lebih 251 suku bangsa atau etnis yang memiliki keanekaragaman
kebudayaan, dimana setiap suku bangsa memiliki ciri khas, tersendiri.Ciri khas tersebut
dapat membedakan kebudayaan satu kelompok etnis dengan etnis yang lain. Dengan
mengetahui dan memahami maksud dari kebudayaan kita dapat membedakan ciri khas
budaya pada setiap etnis yang ada.Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusasteraan, hukum adapt istiadat serta
kesanggupan dan kebiasaanlainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota suatu
masyarakat menurut definisi seorang antroplog bernama E.B. Taylor.Apabila kita membahas
kebudayaan dalam masyarakat tertentu, etnografi menjadi bagian yang mengkaji budaya
tersebut. Etnografi terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani, yakni etno dan graphy.
Etno berarti bangsa atau suku bangsa, dan graphy yang berarti tulisan. Dari asal-usul katanya
(etmologi), etnografi berarti tulisan yang berisi deskripsi atau gambaran mengenai kehidupan
dan kebudayaan suatu bangsa.Pada umumnya semua kebudayaan dari setiap suku bangsa
memiliki 7 (tujuh) unsur universal yaitu :
1.Bahasa
Penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk katadengan aturan
sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti Meskipun manusia pertama-tama
bersandar pada bahasa untuk saling berkomunikasi satu sama lain, tetapi bahasa bukanlah
satu-satunya sarana komunikasi. Sarana-sarana lain itu adalah para bahasa (para language)
yaitu suatu sistem bunyi yang menyertai bahasa,dan kinesika (kinesics) yaitu sistem gerakan
tubuh yang digunakan untuk menyampaikan pesan (Haviland, 1988: 359). Kalau
dilihat dari konsep tersebut diatas, maka orang Papua juga mempunyai suatu sistem bunyi
yang dapat menimbulkan arti berdasarakan kebudayaan mereka masing-masing.

2.Sistem pengetahuan
Nilai budaya yang bermanifestasi dalam bentuk etika, norma, peraturan, hokum danaturan-
aturan khusus yang menjadi pedoman bagi manusia itu berbeda dari satu budaya masyarakat
dengan budaya masyarakat lainnya. Apa yang dianggap bernilaitinggi oleh masyarakat
kebudayaan asmat contohnya mungkin belum tentu dianggap baik oleh masyarakat
kebudayaan moi.

3.Organisasi social dan kekerabatan


Dalam arti umum, menurut Melvile (1952), organisasi sosial mencakup ikatan-ikatanyang
bersifat politis, yang berdasarkan wilayah dan kedudukan. Sebenarnya, fungsi edukatif dari
berbagai pranata sosial, khususnya keluarga, juga sangat penting, tetapikarena hal itu
menampilkan masalah-masalah tertentu, maka diperlukan pembahasantersendiri secara
terpisah dari pokok-pokok yang lazim diklasifikasikan dalam masalah organisasi sosial
sebagai suatu struktur. Pada akhirnya, kategori-kategori yang meliputi hubungan bukan
kerabat, yaitu yang berdasarkan umur dan ikatan yangterbentuk karena keinginan sendiri
akan meminta perhatian kita.

4.Sistem teknologi
Memproduksi, menggunakan, memelihara peralatan hidup dari suatu suku bangsa.Sistem
teknologi ini hanya dibatasi oleh teknologi yang asli, atau yang belum terkena pengaruh
teknologi dari bangsa lain. Senjata, alat-alat rumah tangga, pakaian perumahan, alat
transportasi, dan sebagainya, ditelaah mengenai proses pembuatan, penggunaan dan
pemeliharaannya.
5.Sistem mata pencarian hidup
Dominan dari populasi suatu suku bangsa yang mencari penghidupan dengan caraseperti apa.
Apakah itu berburu, berternak, bertani di ladang, menangkap ikan,atau bertani dan menetap
dengan irigasi.

6.Sistem religi
Religi mengundang perhatian banyak ahli antropologi dikarenakan keunikan dalam hal:
•Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku biasanya merupakan unsur kebudayaan
yang tampak paling lahir;
•Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun teoritentang asal
mula religi.
•Religi memiliki nilai keramat terutama terlihat pada benda, tindakan dan gagasantertentu.

Sistem religi antara lain meliputi keyakinan, upacara keagamaan, umatyang menganut sistem
religi tersebut.

7.Kesenian
Ekspresi yang dituangkan manusia berdasarkan pemikiran dan intusisinya. Semua itu
dilakukan karena menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hidup mereka, sesuatuyang
dapat memberikan keindahan bagi mereka. Kesenian meliputi seni rupa, senisuaru, seni tari,
seni drama, dan sebagainya.

Teori etnografi papua


Papua adalah sebuah pulau yang terletak di bagian timur Indonesia dan meliputi dua provinsi,
yaitu Papua dan Papua Barat. Etnografi Papua merujuk pada studi mengenai kelompok etnis,
budaya, dan kehidupan sosial di wilayah Papua. Beberapa kelompok etnis yang mendiami
Papua antara lain adalah suku Dani, suku Asmat, suku Biak, suku Amungme, suku Yali, dan
banyak lagi.

Beberapa karakteristik etnografi Papua melibatkan pemahaman mendalam terhadap


kehidupan tradisional, adat istiadat, seni, bahasa, dan sistem sosial masyarakat Papua. Berikut
adalah beberapa poin penting terkait etnografi Papua:
1. Keanekaragaman Budaya: Papua dikenal dengan keanekaragaman budaya yang
tinggi. Setiap kelompok etnis memiliki tradisi, bahasa, dan kepercayaan sendiri-
sendiri. Etnografi membantu dalam memahami perbedaan-perbedaan ini dan cara-cara
kelompok-kelompok ini berinteraksi.

2. Bahasa: Papua memiliki kekayaan linguistik yang luar biasa, dengan ratusan bahasa
yang berbeda. Studi etnografi mencakup pemahaman terhadap sistem bahasa,
kosakata, dan peran bahasa dalam identitas budaya.

3. Agama dan Kepercayaan: Masyarakat Papua memiliki beragam sistem kepercayaan


dan agama. Etnografi memungkinkan pemahaman lebih lanjut mengenai ritual
keagamaan, mitologi, dan nilai-nilai spiritual yang dianut oleh masyarakat setempat.

4. Seni Tradisional: Papua terkenal dengan seni tradisionalnya, termasuk seni ukir, seni
pahat, dan seni lukis. Etnografi memeriksa peran seni dalam kehidupan sehari-hari
dan bagaimana seni digunakan untuk mengekspresikan identitas budaya.

5. Sistem Sosial: Etnografi juga menyelidiki struktur sosial masyarakat Papua, termasuk
organisasi keluarga, sistem kepemimpinan, dan hubungan sosial di antara kelompok-
kelompok etnis.

6. Perubahan Sosial dan Ekonomi: Studi etnografi juga mencakup dampak perubahan
sosial dan ekonomi, seperti urbanisasi, globalisasi, dan proyek-proyek pembangunan,
terhadap kehidupan masyarakat Papua.

7. Isu-isu Kontemporer: Etnografi Papua juga memperhatikan isu-isu kontemporer,


termasuk hak asasi manusia, perubahan iklim, dan konflik sosial atau politik yang
mungkin mempengaruhi masyarakat setempat.

Etnografi Papua adalah bidang studi yang terus berkembang seiring waktu, dan penelitian-
penelitian baru terus dilakukan untuk memahami dan menghormati keanekaragaman budaya
yang ada di Papua.
Sejarah etnografi papua
Sejarah etnografi Papua melibatkan perkembangan penelitian dan pemahaman terhadap
kehidupan sosial, budaya, dan masyarakat di wilayah Papua. Berikut adalah gambaran umum
mengenai sejarah etnografi Papua:

Ekspedisi dan Penjelajahan Awal: Sejarah etnografi Papua dimulai dengan ekspedisi dan
penjelajahan oleh peneliti, antropolog, dan misionaris pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20. Para penjelajah ini, seperti Richard Archbold, Alfred Russel Wallace, dan lainnya,
mencatat observasi tentang keanekaragaman alam dan kebudayaan di Papua.

1. Penelitian Misionaris: Misionaris memainkan peran penting dalam


mendokumentasikan kehidupan masyarakat Papua. Mereka sering kali mencatat
tentang kepercayaan keagamaan, adat istiadat, dan bahasa setempat. Meskipun fokus
utama mereka adalah penyebaran agama, catatan-catatan mereka menjadi sumber
berharga untuk etnografi.

2. Penelitian Antropologis Awal: Pada pertengahan abad ke-20, penelitian antropologis


intensif dimulai di Papua. Beberapa antropolog terkemuka, seperti Gregory Bateson
dan Margaret Mead, melakukan penelitian tentang masyarakat Papua. Studi ini
memperdalam pemahaman tentang kehidupan sehari-hari, struktur sosial, dan
kepercayaan budaya.

3. Penelitian Terhadap Suku-suku Tertentu: Beberapa penelitian etnografi lebih


difokuskan pada kelompok etnis tertentu di Papua. Sebagai contoh, pekerjaan
antropolog seperti Ursula McConnel dan lainnya pada awal abad ke-20 di daerah
Pegunungan Baliem membawa pemahaman yang lebih mendalam tentang suku-suku
seperti suku Dani.

4. Pengembangan Metode dan Teori Etnografi: Seiring berjalannya waktu, metode


dan teori etnografi mengalami perkembangan. Peneliti mulai mengadopsi pendekatan
partisipatif dan memahami konteks historis serta dinamika sosial yang kompleks di
Papua.
5. Pengakuan Hak Asasi Manusia: Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian
etnografi di Papua juga terkait erat dengan isu-isu hak asasi manusia, terutama dalam
konteks konflik politik, hak tanah, dan pelestarian budaya.

6. Keterlibatan Lokal: Pentingnya keterlibatan dan kolaborasi dengan komunitas lokal


dalam penelitian etnografi semakin diakui. Ini melibatkan kerjasama yang erat dengan
masyarakat setempat untuk memastikan bahwa penelitian menghormati nilai-nilai
budaya dan memberikan manfaat kepada komunitas tersebut.

Seiring berjalannya waktu, etnografi Papua terus berkembang untuk mencakup perubahan-
perubahan sosial dan dinamika masyarakat Papua. Dalam beberapa dekade terakhir,
penelitian etnografi juga semakin mencermati dampak pembangunan, lingkungan, dan isu-isu
kontemporer lainnya di wilayah tersebut.

Perkembangan papua hingga kini


Perkembangan Papua hingga kini mencakup sejumlah aspek yang mencerminkan dinamika
kompleks wilayah ini.

1. Pertumbuhan Ekonomi:
Papua mengalami pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertambangan, perkebunan, dan
industri. Sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan tambang, menjadi pendorong utama
ekonomi.

2. Infrastruktur:
Investasi dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, bandara, dan pelabuhan, telah
meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di Papua. Namun, tantangan infrastruktur di
daerah terpencil masih menjadi fokus perhatian.

3. Pendidikan dan Kesehatan:


Upaya peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan terus dilakukan. Meskipun demikian,
ketidaksetaraan akses dan kualitas layanan masih menjadi isu yang perlu diatasi.
4. Otonomi Khusus:
Papua memiliki status otonomi khusus, memberikan ruang lebih besar bagi pengelolaan
pemerintahan dan sumber daya lokal. Diskusi seputar implementasi otonomi ini terus
berkembang.

5. Konservasi Lingkungan:
Konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati menjadi perhatian penting. Papua
dikenal dengan hutan hujan dan kehidupan liar yang unik, sehingga upaya pelestarian
menjadi krusial.

6. Tantangan Sosial:
Masalah ketidaksetaraan sosial, konflik tanah, dan isu hak asasi manusia masih menjadi
tantangan. Dialog dan upaya inklusi masyarakat lokal diharapkan dapat mengatasi isu-isu ini.

7. Peran Masyarakat Adat:


Masyarakat adat memiliki peran kuat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
budaya. Pemberdayaan masyarakat adat menjadi fokus untuk memastikan keberlanjutan dan
keadilan.

Perkembangan Papua hingga kini mencerminkan upaya untuk mencapai keseimbangan antara
pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal, sambil
mengatasi tantangan sosial yang ada.

Anda mungkin juga menyukai