ETNOGRAFI
Kegiatan dalam etnografi yaitu menganalisis dan melakukan pengamatan terhadap kelompok
sosial atau pendukung kebudayaan tertentu. Kegiatan ini dilakukan secara langsung dengan
subjek yang diteliti. Hasil pengamatan dapat ditujukan pada orang dan lokasi tertentu sebagai
objek. Etnografi juga berbentuk riset dengan dasar riset lapangan (fieldwork), menggunakan
metode induktif dalam observasi dan wawancara mendalam untuk menginvestigasi praktik
kehidupan sosial, serta menangkap makna dibalik perilaku interaksi sosial tersebut.[5]
Kegiatan etnografi difokuskan pada perilaku budaya oleh kelompok sosial dan melihat
bagaimana kehidupan sehari-sehari yang dilakukan oleh kelompok tersebut sebagai subjek
yang diteliti. Tugas seorang etnografer hampir sama dengan seorang investigator, tetapi yang
membedakan adalah bahwa seorang etnografer mencatat, menulis, dan mengabadikan
kehidupan sehari-hari kelompok orang tersebut dalam kurun waktu tertentu. Kebiasaan, cara
berpikir, serta perilaku subjek diamati, dicatat dan dianalisis secara mendalam oleh seorang
etnografer.
Etnografi dikenal semenjak ilmu antropologi mulai berkembang yaitu pada akhir abad ke-15
ketika suku-suku bangsa penduduk Afrika, Asia, Amerika dan Australia mulai didatangi oleh
penjelajah dari bangsa Eropa. Awalnya bangsa penjelajah memiliki misi menaklukkan
wilayah baru tersebut namun mendapat kendala seperti perlawanan dari penduduk asli.
Perkembangannya penjelajah lain yang bertugas sebagai musafir, pelaut, pendeta, penyiar
agama Nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai pemerintahan menulis kisah perjalanan
ke negara tujuannya tersebut yang dihimpun dalam bentuk buku harian ataupun jurnal
perjalanan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri
fisik dari beraneka warna suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania (yaitu kepulauan di Lawan
Teduh) dan suku-suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Etnografer oleh bangsa
Eropa pada saat itu adalah berfungsi untuk mengetahui penyebaran kebudayaan manusia,
membangun koloni-koloni (jajahan) dan mencari kelemahan suku asli kemudian
menaklukkannya.[6]
Berakhirnya Perang Dunia II, etnografi berfungsi untuk penerapan ilmu-ilmu lain terutama
untuk pelaksanaan program pembangunan. Dari segi ilmiah etnografi dapat didefinisikan
sebagai salah satu bagian kajian ilmu antropologi yang secara holistis mendeskripsikan
kebudayaan suatu masyarakat, suku, dan bangsa berdasarkan hasil penelitian lapangan pada
kurun masa yang lebih akhir atau terbaru. Sedangkan. Ilmu etnografi sebagai ranting ilmu
sosial bersifat dinamis berkembang mengikuti temuan-temuan penelitian bidang sosial
terutama antropologi dan sosial budaya.
Etnografi adalah strategi penelitian kualitatif, yang melibatkan kombinasi lapangan dan observasi,
yang berusaha memahami fenomena budaya yang mencerminkan pengetahuan dan sistem makna
yang membimbing kehidupan kelompok budaya. Etnografi dipelopori di bidang antropologi sosial
budaya, tetapi juga telah menjadi metode populer di berbagai bidang lain dari ilmu-ilmu sosial,
terutama di bidang sosiologi.
Etnografi papua kita bisa mengetahui bagaimana membangun Papua dari aspek psiko-sosial dan
kebudayaannya. Budaya Papua tidak statis, namun sebaliknya dinamis mengikuti perkembangan
jaman yang melintasinya.
1. kebudayaan
2. Bahasa
3. System pengetahuan
5. System teknologi
7. System religi
kesenian
etnografi papua yaitu suatu studi deskriptif mengenai masyarakat – masyarakat sederhaa di
papua.atau suatu gambaran tentang kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang hidup di
papua ,serta etnografi adalah ilmu yang melukiskan tentang suku-suku bangsa yang berada di
papua.
5. kekerabatan dalam kehidupan sehari-hari di Papua
Warga dari dua suku bangsa yang berbeda dapat saling bekerjasama secara sosial ekonomi,kalau
mereka bisa mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang berbeda-beda dan saling
melengkapi. Dalam keadaan saling membutuhkan itu akan berkembang suatu hubungan
simbiotik.sikap para warga dari suatu suku bangsa terhadap yang lain dijiwai oleh suasana toleransi.
Papua dibagai kedalam 7 wilayah adat, maka di setiap wilayah adat tersebut penting sekali untuk
dilakukan pemetaan terhadap tanah adat. Mengapa hal ini penting? Karena setiap jengkal tanah di
Papua merupakan tanah adat milik suatu marga atau klan dan suku tertentu. Pemetaan tersebut
juga dimaksud untuk melindungi tempat-tempat yang dianggap tanah keramat atau sakral oleh
masyarakat setempat. Selain itu, bermaksud untuk memperjelas kepemilikan tanah adat guna
memperlancar proses pembangunan.
Oleh sebab itu, setiap kabupaten di Papua mesti dibentuk tim untuk melakukan pemetaan tanah
adat berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Tim inilah yang akan memetakan tanah berdasarkan
tanah yang dianggap keramat, tanah milik marga, tanah milik kampung, tanah milik suku dan lain
sebagainya.
Maka itu pemerintah daerah setempat harus memfasilitasi tim yang bisa saja terdiri dari LSM,
intelektual dan partisipasi dari masyarakat adat untuk melakukan pemetaan tersebut. Upayanya tak
harus sampai disitu, tetapi pemerintah harus melegalkan pemetaan tersebut. Paling tidak, harus di-
perda-kan untuk menjamin kepastian hukumnya.
Ketika pemetaan tanah adat itu telah terangkum dan dilegalkan, maka hal ini akan memudahkan
para pengambil kebijakan di Tanah Papua dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Tak boleh
para pengambil kebijakan melakukan pembangunan fisik seenaknya, tanpa berlandaskan pada
pemetaan tanah adat yang telah dibuat.
Semoga saja 7 wilayah adat Papua yang didengungkan di Tanah Papua selama ini ada isinya. Dalam
artian bahwa, harus ada dasar hukumnya yang jelas untuk menunjang keberlangsungan hidup orang
asli Papua.
II. KEYAPISAN
2. Mengapa Pendidikan yang dikelola oleh masyarakat harus berbadan hukum, jelaskan ?
3. Ceritakan sekilas tentang berdirinya YAPIS hingga saat ini ?
4. Jelskan dengan baik dan benar tentang Kelembagaan YAPIS DiTanah Papua ?
5. Berapa Perguruan Tinggi yang dikelola oleh YAPIS DiTanah Papua dan sebutkan satu persatu
dan siapa saja Ketua/Rektornya ?
Pembahasan
Karena, implementasi wajib belajar 9 tahun berhasil, maka selanjutnya adalah melanjutkan program
wajib belajar tersebut.
Sehingga,masyarakat Indonesia diwajibkan belajar hingga 12 tahun pada jenjang SD, SMP, dan SMA.
Salah satu cara untuk memajukan bangsa adalah dengan menyiapkan generasi muda melalui
pendidikan.
Sehingga,wajib belajar harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia, agar menghasilkan generasi yang
berkualitas.
Walaupun UU BHP dibatalkan, pasal 53 ayat (1) UU Sisdiknas yang menjadi payung hukum UU BHP
tetap berlaku. MK menyatakan pasal 53 ayat (1) konstitusional sepanjang frasa “badan hukum
pendidikan” dimaknai sebagai sebutan fungsi penyelenggara pendidikan dan bukan sebagai bentuk
badan hukum tertentu.Melalui putusannya, MK ingin memperkuat keberagaman dari lembaga
pendidikan. Artinya, satuan pendidikan memang harus berbentuk badan hukum. Namun, tidak boleh
dibatasi badan hukum tertentu.
Anda tidak dapat mendirikan institusi pendidikan formal (sekolah) yang berbentuk Persekutuan
Komanditer atau CV. CV bukanlah badan hukum karena kekayaannya tidak dipisahkan (tidak
memiliki kekayaan sendiri).Masing-masing badan hukum memang memiliki karakteristik sendiri.
Sebagian besar bertujuan untuk kependingan usaha atau mencari keuntungan. Sementara
karakteristik pendidikan, sifatnya nirlaba.
Karena itu, bentuk badan hukum yang paling tepat adalah yayasan. Menurut pasal 1 angka 1 UU
No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Sebagaimana Telah Diubah dengan UU No. 28 Tahun 2004 (UU
Yayasan), yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,keagamaan, dan kemanusiaan, yang
tidak mempunyai anggota.Namun, yayasan tidak otomatis bisa menyelenggarakan pendidikan.
Yayasan harus membentuk badan usaha untuk menjalankan bidang usaha yang sesuai dengan
tujuannya.
Selain yayasan, perkumpulan bisa menjadi bentuk badan hukum bagi lembaga pendidikan, selama
perkumpulan itu disahkan dengan akta notaris. Namun, dasar hukum dari perkumpulan hanya ada
di Staatsblad 1870 No. 64. Sementara, yayasan memiliki undang-undang tersendiri dalam UU
Yayasan.Dasar hukum:Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Sebagaimana Telah Diubah dengan
UU No.28 Tahun 2004.
Universitas Yapis Papua,yang merupakan salah satu universitas swasta terkemuka di Propinsi
Papua, didirikan pada tahun 1963 dan kampusnya terletak di kota Jayapura.Universitas Yapis Papua
sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di tanah Papua selalu mengupayakan
pembenahan kualitas manajemen kelembagaan baik melakukan manajemen pelayanan akademik
dalam proses belajar mengajar maupun kurikulum sesuai visi dan misi Universitas
Yapis Papua. Salah satu wujud dan peran serta kaum muslimin di tanah Papua dalam rangka ikut
serta membangun dan membina watak bangsa yang pancasilais sesuai UUD 45 khususnya dalam
penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermartabat dan handal.Yayasan
Pendidikan Islam (YAPIS) berdasarkan akta notaris yang pada saat itu Bupati Sukarnapura (Drs.
Anwar Ilmar) selaku pejabat notaris mengeluarkan akta atas nama Yayasan Pendidikan Islam
Nomor 2 tanggal 13 Januari 1969.
Perjalanan panjang dan kontribusi Yayasan Pendidikan Islam dalam pengembangan pendidikan
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD Hikmah Yapis I dan II),Sekolah Menengah Pertama
(SMP),Sekolah Menengah Umum (SMU) dan bahkan Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Yapis (STIE) yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1974.Keberadaan sejumlah jenjang
pendidikan tersebut di atas menempatkan lahan seluas 20.214 M2 yang terletak di lembah
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sejalan dengan kemudi reformasi di bidang pendidikan
memberikan dorongan akan penyiapan sumber daya manusia di berbagai sektor, kondisi inilah
yang memberikan inspirasi dan peluang dalam rangka ikut serta memberikan kontribusi yang
Diversifikasi program studi Universitas Yapis Papua dalam implementasinya guna meningkatkan
manajemen pengelolaan secara proporsional dan guna meningkatkan kinerja kelembagaan secara
utuh di tingkat fakultas dan program studi yang dikelola. Universitas Yapis Papua telah berperan aktif
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,dan teknologi, serta memiliki andil besar dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengatasi berbagai persoalan, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan memelihara kelestarian lingkungan dan budaya, khususnya di Tanah Papua. Telah
banyak jalinan kerjasama yang telah dibangun Universitas Yapis Papua dengan berbagai institusi di
dalam maupun luar negeri dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang diembannya. Namun
demikian, Universitas Yapis Papua dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas proses pendidikannya
disertai dengan upaya peningkatan relevansinya dalam rangka persaingan global. Diharapkan
dimana pada tahun-tahun yang akan dating Universitas Yapis Papua menjadi perguruan tinggi pilihan
masyarakat.
Lembaga pendidikan islam formal yang berdiri diluar misi depertemen agama,pertama berdiri yaitu
MI An-Nur ,adapun istilah Yapis (Yayasan pendidikan islam) hanyalah sebagai jabatan agar
pendidikan islam diakui oleh pemerintah jadi setiap lembaga islam yang ingin diakui dan
mendapatkan bantuan dari pemerintah harus bergabung dalam lembaga yaitu Yapis. Pada tanggal
24 Ramadhan 1388 H (15 DesemberIrian jaya yang bertempat di ibu kota Irian jaya, Di blok pengaruh
islam cukup kental seperti nampak dari beberapa marga, seperti suram,kapitaraan, kapisa,dimana
konon marga-marga ini didirikan oleh sultan tidore.
5. Perguruan Tinggi yang dikelola oleh YAPIS DiTanah Papua dan sebutkan satu persatu dan siapa
saja Ketua/Rektornya sebagai berikut:
Prodi : 1. Manajemen
2 . Akuntaansi
Fakultas Hukum
2 . Ilmu Administrasi
2 . Sistem Informasi
1. REKTORAT
2. PASCASARJANA
Assistebn Direktur Bidang Kemahasiswaan : Dr. Ahmad Rifal Rahawarin, S.H., M.H
Assisten Direktur Bidang Akademik dan : Dr. Khusnul Khotimah, S.E., M.M
Keuangan
3. DEKANAT
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Dr. Usman Pakasi, M. SI.
Dekan Fakultas Agama Islam (FAI ) : Dr. Neti S., S.Ag., M.SI
Dekan Fakultas Teknik & Sistem informasi : Ardi Azis Sila, S.T., M.Eng.
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Dr. Drs. H. Ahmad Jusmin, M.M.
Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Sahrul Ponto, S.E., M.SI
Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis : Muh Ridwansyah Pasolo, S.E., M.Acc,Ak
Wakil Dekan Fakultas ISIP : Dr. Muhammad Sawir S.Sos, M.Si., M.H
8. PUSAT LABORATORIUM
9. BIRO – BIRO
Akreditasi Institusi dan program Studi (BP3AIPS) : Muh Amin Hamid, S.H., M.H
Kepala Biro Umum dan kepegawaian : Imran Syafei m. Nur, S.E., M.Si
Ketua Program studi Teknik Sipil : Ir. Reny Rachmawati, S.T., M.T.
Ketua program studi Ilmu Hukum : Anwar M. Roem, S.Pd., S.H., M.Hum.
~ Terima Kasih ~