IV A
Sebagai ibu kota negara, suku Betawi yang berasal dari Jakarta menjadi salah satu
yang cukup dikenal diantara suku lainnya yang ada di Pulau Jawa. Suku Betawi
memiliki ciri khas yaitu pakaian adat berupa kain sarung dan kebaya.
Hal lain yang juga menjadi ikonik dari suku ini adalah boneka ondel-ondel yang biasa
muncul pada acara-acara tertentu. Bahkan boneka tersebut juga menjadi maskot dari
suku Betawi dari Jakarta.
Bergeser menuju ke daerah Jawa Barat yang memiliki suku Sunda dan menjadi
terbesar kedua setelah suku Jawa. Salah satu hal yang membuat suku ini terkenal
adalah alat musiknya yaitu angklung. Suku Sunda juga memiliki pakaian khas sama
seperti suku yang ada di Jawa pada umumnya yaitu kebaya.
Selain itu, suku ini juga memiliki bahasa khas yang digunakan sebagai bahasa sehari-
hari yaitu bahasa Sunda.
Suku yang berasal dari Pulau Jawa yang satu ini cukup berbeda dengan suku di Jawa
lainnya. Jika suku Jawa lain pada umumnya sudah mengenal kehidupan modern yang
berada di kota maka hal tersebut tidak berlaku bagi suku Baduy.
Dapat dikatakan bahwa suku Baduy masih menerapkan kehidupan yang terisolasi dari
kehidupan modern. Populasi penduduk dari suku Baduy sendiri juga cukup banyak
yaitu antara 5000 hingga 8000 orang.
Merupakan suku yang paling banyak berada di Pulau Jawa dimana hampir mencapai
setengah presentase kehadirannya. Meskipun tidak menutup diri dari dunia luar, suku
Jawa masih menganut sistem kearifan lokal.
Selain itu, suku Jawa di Yogyakarta ini juga masih mempercayai hal-hal mistis serta
kesakralan adat budayanya. Populasi dari suku Jawa sendiri juga tidak hanya di
daerah Yogyakarta saja, akan tetapi juga daerah Jawa Tengah lainnya seperti
Magelang, Semarang, dan kota lainnya
Suku ini mungkin terkenal akan ciri khas makanannya yang sudah menyebar ke
seluruh pelosok negeri. Masakan kuliner sate yang menjadi ciri khas dari suku Madura
memang sudah menjadi makanan yang terkenal di Indonesia. Untuk populasi dari suku
Madura ini menurut sensus penduduk tahun 2014 adalah mencapai sekitar 20 juta
jiwa.
Nama dari suku ini diperoleh dari sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah
Sungai Batang Hari. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, suku ini mengalami penyebaran
penduduk mengikuti perkembangan saat itu. Berdasarkan hal tersebut, penduduk dari
suku Melayu ini tersebar hingga keluar Sumatera dan bahkan ada yang sampai ke
Pulau Jawa.
Suku Serawai ini mendiami daerah di kepulauan Bengkulu. Persebaran dari penduduk
suku ini terletak di daerah kabupaten Bengkulu Selatan. Daerah tersebut meliputi
kecamatan Sukaraja, Seginim, Kelutum, Seluma, Manna, Talo dan lain sebagainya.
Suku ini juga mengalami penyebaran penduduk sebagai bentuk perantauan untuk
mencari penghidupan baru. Daerah yang pilih sebagai tempat berpindah tersebut
adalah kabupaten Rejang, Kepahiang, kabupaten Bengkulu Utara, dan lain-lain.
Suku ini merupakan salah satu bagian dari kerajaan Sriwijaya yang dibagi menjadi dua
bagian yaitu terdiri dari suku Sebatin dan suku Pepaduan. Adapun penyebaran dari
suku ini menyebabkan adanya beberapa suku yang lain yaitu Krui Abung, Pesisir, dan
Tulang Bawang.
Suku ini juga merupakan peninggalan dari kerajaan terdahulu yaitu Kerajaan
Majapahit. Suku ini merupakan yang mendominasi di kepulauan Nusa Tenggara selain
suku Sasak. Satu hal yang menjadi ciri khas dari suku ini adalah cadar yang terbuat
dari kain sarung, juga disebut dengan nama Rimpu.
Suku ini juga masih menutup diri sehingga budayanya juga masih alami serta belum
tersentuh oleh dunia luar. Suku ini memiliki sistem ikatan keluarga yang disebut
dengan istilah Pohala’a yang merupakan warisan kerajaan-kerajaan di tempat
tersebut.
Dalam hal ini, Pohala’a dibagi menjadi lima bagian yaitu terdiri dari Limboto, Suwawa,
Bualemo, Gorontalo, dan Atinggola. Dari kelima Pohala’a tersebut Gorontalo
merupakan yang paling menonjol diantara yang lainnya.
Suku yang mendiami Pukau Buru ini juga memiliki sebutan lain yaitu Gebemiliar atau
Gebfuka. Sebutan tersebut memiliki makna yaitu orang tanah atau orang dunia.
Terdapat beberapa alasan dari penyebutan istilah tersebut yaitu suku Buru merupakan
suku asli yang mendiami Pulau Buru di Kepulauan Maluku.
Merupakan suku yang cukup terkenal berasal dari Pulau Kalimantan. Suku Dayak ini
juga terkenal akan kemampuan berburu serta keberanian dalam melawan musuhnya.
Selain itu suku ini juga merupakan yang paling mendominasi di Pulau Kalimantan
dengan kehadirannya hampir diseluruh bagian Pulau Kalimantan.
Selain suku Minahasa, suku lain yang juga menempati Pulau Sulawesi bagian utara ini
adalah Talaud, Ternate, Gorontalo, dan Mangondow. Hal yang menjadi ciri khas dari
suku Minahasa sendiri adalah pakaian adatnya yang khas. Ciri khas dari pakaian adat
tersebut adalah terdapat sabuk yang terbuat dari kain berwarna merah.
1. Celana Batik
2. Baju Koko
3. Selendang
4. Pakaian Keseharian Pria
5. Aksesoris Pakaian Adat Berupa Peci Atau Kopyah
1. Baju Kurung
2. Kain Sarung Batik
3. Kerudung
1. Tari Yapong
4. Tari Cokek
BETAWI, SUKU
Penduduk asli Jakarta dengan ciri utamanya mempergunakan bahasa Betawi sebagai
bahasa ibu, tinggal dan berkembang di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Terbentuk
sekitar abad ke-17, merupakan hasil dari campuran beberapa suku bangsa seperti
Bali, Sumatera, China, Arab dan Portugis. Dari latar belakang sosial dan budaya yang
berbeda-beda, mereka mencoba mencari identitas bersama dalam bentuk lingua
franca bahasa Melayu yang akhirnya terbentuk masyarakat homogen secara alamiah.
Suku bangsa ini biasa juga disebut Orang Betawi atau Orang Jakarta (atau Jakarte
menurut logat Jakarta). Nama "Betawi" berasal dari kata "Batavia". Nama yang
diberikan oleh Belanda pada zaman penjajahan dahulu.
Dari berbagai suku bangsa yang ada di Jakarta, berikut adalah 7 diantaranya yang terbesar.
1. Jawa
Suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia. Daerah asal suku Jawa meliputi tiga provinsi, yaitu Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Di tiga provinsi tersebut, suku Jawa menjadi suku mayoritas. Ternyata di
kota Jakarta suku Jawa juga merupakan suku mayoritas. Populasi suku Jawa sekitar 35,16% dari total populasi
kota Jakarta.
2. Betawi
Suku Betawi disebut-sebut sebagai suku asli Jakarta. Sebenarnya suku Betawi merupakan gabungan dari berbagai
suku bangsa di Indonesia yang telah mendiami kota Jakarta semenjak era kolonial Belanda. Suku Betawi
menggunakan bahasa kreol melayu yang disebut dengan bahasa Betawi. Populasi suku Betawi di Jakarta
mencapai 27,65% dari total populasi kota Jakarta.
3. Sunda
Salah satu provinsi yang berbatasan darat dengan kota Jakarta adalah provinsi Jawa Barat. Makanya tidak
mengherankan kalau suku Sunda yang berasal dari Jawa Barat menjadi salah satu suku terbesar di kota Jakarta.
Bahkan sebelum adanya orang Betawi, Jakarta disebut-sebut dihuni oleh orang Sunda. Itulah sebabnya Jakarta
sempat diberi nama Sunda Kelapa. Suku Sunda memiliki populasi 15,27% dari total populasi kota Jakarta.
4. Tionghoa
Sebenarnya orang Tionghoa yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai suku. Hanya saja Indonesia
mengklarifikasikan mereka menjadi satu kelompok saja yang disebut Tionghoa. Jakarta sendiri ternyata memiliki
populasi orang Tionghoa yang cukup besar. Sekitar 5,53% penduduk Jakarta adalah orang Tionghoa.
5. Batak
Suku Batak merupakan suku bangsa terbesar di kota Jakarta yang berasal dari luar pulau Jawa. Suku Batak sendiri
berasal dari provinsi Sumatera Utara. Populasi suku Batak sekitar 3,61% dari total populasi kota Jakarta.
6. Minangkabau
Sama halnya seperti suku Batak, suku Minangkabau juga berasal dari luar pulau Jawa. Suku Minangkabau berasal
dari provinsi Sumatera barat. Suku Minangkabau meliputi 3,18% dari total populasi kota Jakarta.
7. Melayu
Suku Melayu juga merupakan suku bangsa yang berasal dari luar pulau Jawa. Suku melayu berasal dari berbagai
provinsi, seperti provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Dari total
populasi kota Jakarta, sekitar 1,62% berasal dari suku Melayu.
Kelas 3B
Nama : 1. Dayinta
2. Rasya
3. Revina
Semarang