Anda di halaman 1dari 34

Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis.
Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari se
luruh Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak,
dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari buday
a luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugal.

Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Me
reka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan
provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maup
un budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babak
an.

1. Rumah Adat
Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya. Atapnya berbentuk joglo suatu pe
rtanda ada pengaruh bentuk rumah tradisonal Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya. Ada
serambi depan yang disebut paseban. Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahny
a. Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda se
perti kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.

Dinding-dinding rumah tradisional Jakarta (Betawi), terbuat dari panil-panil yang dapat dibuk
a-buka dan digeser-geser ke tepi.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan ruangan yang lebih luas, bila suatu waktu diadakan
acara selamatan atau hajatan. Serambi depan dan serambi belakang yang lepas terbuka, meru
pakan ciri khas pula dari rumah tradisional Jakarta (Betawi).

2. Pakaian Adat
Pakaian adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup
leher (jas tutup). Ia juga memakai celana panjang, kain batik yang melingkar pada pinggang d
an sebilah belati terselip di depan perut. Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, selenda
ng panjang serta kain yang dibatik.

3. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta

1. Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional


2. Tari Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu-tamu negara.
3. Tari Serondeng, merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wa
yang Betawi. Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh Mus
ik Ajeng Betawi yang mengiri tarian ini.
4. Tari Sembah adalah suatu tarian untuk menyambut tamu dengan adat Betawi.
4.Senjata Tradisional

Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang atau g
olok banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, t
ombak, toya, cabang dan parang.

Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada keanekaragaman bentuk senjata tradisional
daerah Jakarta (Betawi). Senjata badik merupakan salah satu senjata tradisioal penduduk Jaka
rta yang mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang berujung tiga),
merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari Jawa.

Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih dikenal dengan golok. Golok memp
unyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada yang bentuknya pendek atau panjang dan
ada pula yang tipis disamping yang tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di dep
an perut dan umumnya banyak dipakai oleh para pendekar.
5. Suku 
Suku dan marga yang terdapat di daerah Jakarta Raya adalah : Betawi, Orang Depok, Orang
Tugu, Cina, Arab, dan lain-lain.

Suku Betawi
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempa
t tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil perka
winan antar etnis dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai
orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didata
ngkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya
terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelomp
ok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab,
Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.

Namun menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan Lance Castles yang pernah meneliti
tentang Penduduk Jakarta di mana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell U
niversity dikatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adala
h keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda
ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah
lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar,dan A
mbon, serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

6. Bahasa Daerah : Betawi


Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) adalah sebuah bahasa
yang merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan
orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangka
n, yaitu Jakarta.

Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pas
ar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (teruta
ma bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bah
asa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah
pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling s
ering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas
dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur ling
uistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me- (seperti halnya bahasa
Melayu, termasuk bahasa Indonesia), penggunaan akhiran -in (sama seperti bahasa Bali), sert
a peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.

7. Lagu Daerah : Kicir-kicir, Jali-jali, Surilang

8.Ondel-ondel

Salah satu bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta raky
at adalah ondel-ondel. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m de
ngan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga
mudah dipikul dari dalarnnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepal
a dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan warna merah, sedang yang pere
mpuan dicat dengan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang
terdapat di beberapa daerah lain.

Filosofi atau makna Ondel – ondel


Sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertib
an, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi.

Fungsi, penggunaan dan penempatan Ondel – ondel


 Sebagai pelengkap berbagai upacara adat tradisional masyarakat Betawi.
 Sebagai dekorasi pada acara seremonial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, festival, pe
ntas artis asing, pameran, pusat perbelanjaan, Industri Pariwisata, gedung pertemuan dan area
publik yang memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum.
 Penempatan di sisi kanan kiri pintu masuk, di lobby sebagai pelengkap photo (photo
wall), dipanggung pementasan atau dalam bentuk visual di LED/Videotron, atau di tempat lai
n sesuai estetika.

KEBUDAYAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang m
erupakan peleburan bekas (Negara) Kesultanan Yogyakarta dan [Negara] Kadipaten Paku Al
aman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah
dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang
memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi
menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jum
lah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan,
serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2[5].

Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menyebabkan ser
ing terjadinya penyingkatan nomenkaltur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa
ini sering diidentikkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat disebut dengan
Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walaupun memiliki luas terkecil ke dua setelah Provin
si DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional dan internasional. Daerah Isti
mewa Yogyakarta menjadi tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Selain itu Dae
rah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah terparah akibat bencana gempa pada tanggal 27 Mei
2006 dan erupsi Gunung Merapi pada medio Oktober-November 2010.

Pariwisata

Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisa
ta

Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek dan daya tarik wisata di DIY
telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusa
ntara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhi
bition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya,
seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berb
agai agama serta didukung oleh kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat
DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.

Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangka
u dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekono
mian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdaganga
n, hotel dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (mul
tiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisat
awan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan sumbangan terhadap perekonomian daerah san
gat signifikan.

Kebudayaan

Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia

DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang int
angible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya dan bend
a cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau n
orma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.

DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan C
agar Budaya. Keberadaan aset-aset budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau terseb
ut, dengan Kraton sebagai institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, m
erupakan embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidup
an kebudayaan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi. Selain itu, Provinsi DIY ju
ga mempunyai 30 museum, yang dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu dan Museum
Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional.

Aspek Seni
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali kesenian. Baik itu kesenian budaya sep
erti tari-tarian ataupun seni kerajinan seperti batik, perak, dan wayang.
1. Batik
Batik adalah salah satu kerajinan khas Indonesia terutama daerah Yogyakarta. Batik yogya te
rkenal karena keindahannya, baik corak maupun warnanya. Seni batik sudah ada diturunkan o
leh nenek moyang, hingga saat ini banyak sekali tempat-tempat khusus yang menjual batik in
i. Perajin batik banyak terdapat di daerah pasar ngasem dan sekitarnya.

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis”
dan “titik” yang bermakna “titik”.

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada du
a hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mence
gah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai w
ax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebu
t, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebag
ai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh U
NESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendaw
i (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 oktober 2009.

jenis Batik
Menurut teknik:

 Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan ta
ngan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
 Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk de
ngan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membut
uhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
 Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain
putih.
1.Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa
yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbe
da-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, ma
ksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari
leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik j
awa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.

 Macam-macam Batik
Batik Tiga Negeri dikenal lewat warnanya yang terdiri dari tiga bagian. Ada biru, coklat/soga
n, dan merah. Batik ini kadang dikenal sebagai Batik Bang-Biru atau Bang-Bangan untuk var
iasi warna yang lebih sederhana. Ada yang mengatakan kalau pembuatan batik ini dilakukan
di tiga tempat yang berbeda. Biru di Pekalongan, Merah di Lasem, dan Sogan di Solo. Sampa
i sekarang kerumitan detail Batik Tiga Negeri sukar sekali dirproduksi.

Batik Buketan Asal pekalongan


Motif buketan merupakan motif dengan mengambil tumbuh-tumbuhan atau bunga sebagai or
namen atau hiasan yang disusun memanjang selebar kain.  Kata buketan sendiri berasal dari b
ahasa Perancis bouquet yang berarti rangkaian bunga.

Batik jawa hokokai

Batik Jawa Hokokai. Dibuat dengan teknik tulis semasa pendudukan Jepang di Jawa (1942-1
945). Ia berupa kain panjang yang dipola pagi/sore (dua corak dalam satu kain) sebagai solusi
kekurangan bahan baku kain katun di masa itu. Ciri lain yang mudah dikenali adalah pada mo
tifnya. Motif kupu-kupu, bunga krisan, dan detail yang bertumpuk menjadikan Batik Jawa Ho
kokai menempati posisi karya seni yang mulia.
Batik Lasem

Batik Lasem dikenal karena warna merahnya yang khas. Di Lasem (Jawa Timur) sendiri, pen
grajin batik sudah sangat berkurang. Beberapa kolektor menyebut Batik Lasem adalah batik y
ang tercantik diantara yang lain. Batik ini juga menjadi penanda pencampuran dua budaya, Ja
wa dan Cina.

2. Perak
Kerajinan perak di Yogyakarta terkenal karena kekhassannya. Kerajinan ini berpusat di Kota
Gede, dimana hampir seluruh masyarakat di daerah ini menjadi pengrajin dan penjual perak,
banyak para wisatawan yang datang ke tempat ini bila hendak membeli kerajinan perak.

3. Wayang
Seni wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya jogjakarta, para pengrajin maupun p
endalang sudah diwariskan secara turun temurun. Pengarajin wayang banyak terdapat di daer
ah pasar ngasem, bahan-bahan dari wayang ini terbuat dari kulit sapi atau kerbau, sehingga ti
dak mudah rusak dan awet. Wayang mudah di dapat juga di daerah sepanjang malioboro.
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyaraka
t Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang diseb
ut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
4. Tari Golek Menak Dari Yogyakarta

Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan ol
eh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan se
telah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalan
g dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak.
Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Karena sangat mencintai budaya Wayang
Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tari
an wayang orang. Untuk melaksanakan ide itu Sultan pada tahun 1941 memanggil para pakar
tari yang dipimpin oleh K.R.T. Purbaningrat, dibantu oleh K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran
Suryobrongto, K.R.T. Madukusumo, K.R.T. Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendrama
rdawa, RB Kuswaraga dan RW Larassumbaga. Proses penciptaan dan latihan untuk melaksan
akan ide itu memakan waktu cukup lama. Pagelaran perdana dilaksanakan di Kraton pada tah
un 1943 untuk memperingati hari ulang tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, kare
na tata busana masih dalam bentuk gladi resik. Hasil pertama dari ciptaan sultan tersebut ma
mpu menampilkan tipe tiga karakter yaitu :

 Tipe karakter puteri untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli


 Tipe karakter putra halus untuk Raden Maktal,
 Tipe karakter gagah untuk Prabu Dirgamaruta
Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan, yaitu perang antara Dewi S
udarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan Rade
n Maktal. Melalui pertemuan-pertemuan, dialog dan sarasehan antara sultan dengan para seni
man dan seniwati, maka sultan Hamengku Buwana IX membentuk suatu tim penyempurna ta
ri Golek Menak gaya Yogyakarta. Tim tersebut terdiri dari enam lembaga, yaitu : Siswo Amo
ng Beksa, Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia
(SMKI), Mardawa Budaya, Paguyuban Surya Kencana dan Institut Seni Indonesia (ISI). Kee
nam lembaga ini setelah menyatakan kesanggupannya untuk menyempurnakan tari Golek Me
nak (1 Juni 1988), kemudian menyelenggarakan lokakarya dimasing-masing lembaga, denga
n menampilkan hasil garapannya. Giliran pertama jatuh pada siswa Among Beksa pada tangg
al 2 Juli 1988. Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan RM Dinus
atama diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara, dengan menampilkan 12 tipe kara
kter, yaitu :

1. Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),


2. Alus impur (tokoh Jayengrana),
3. Alur kalang kinantang (Perganji),
4. Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah
Biher),
5. Gagah kambeng (Lamdahur),
6. Gagah bapang (tokoh Umarmaya),
7. Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak),
8. Raseksa (Jamum),
9. Puteri (Adaninggar seorang Puteri Cina),
10. Puteri impur (Sudarawerti dan Sirtupelaeli),
11. Puteri kinantang (Ambarsirat, Tasik Wulan Manik lungit, dan kelas wara),
12. Raseksi (mardawa dan Mardawi)
Kebudayaan Provinsi Jawa Bar
at
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak diantara 5º50`- 7º50` Lintang Selatan dan 104º
48`- 108º 48` Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan 3.710.061,32 hektar. Masyarakat Ja
wa Barat dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dengan kekayaan warisan budaya dan nila
i-nilai luhur tradisional, serta memiliki prilaku sosial yang berfalsafah pada silih asih, silih as
ah, silih asuh, yang secara harfiah berarti saling mengasihi, saling memberi pengetahuan dan
saling mengasuh diantara warga masyarakat.

Sebagian penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan J
awa di pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata pencaharian pendud
uk Jawa Barat yang utama adalah bertani. Bertaninya pun bermacam-macam. Ada yang berta
ni padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat jug
a banyak terdapat perkebunan teh, cengkih, tebu, dan kina.

Kebudayaan masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, J


awa, dan kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar kemenyan
(pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan tanpa baju dan berbent
uk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan pemberian kado serta hidangan prasmanan m
odel Belanda.

Banyak yang harus kita pelajari dari kebudayaan yang ada di Jawa Barat. Jika kita merasa ba
hwa Budaya Jawa Barat merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak ada salahnya mengen
al Kebudayaan Jawa Barat. Provinsi jawa barat memiliki filosofi yang patut di acungi jempol,
diantaranta adalah Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan f
ilsafat hidup yang di pegang penduduk asli Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita
kenal sebagai Sunda yang ber ibukota di Bandung.aksud dan arti filosofi tersebut adalah meni
mbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi p
engetahuan dan pengalaman antar sesama. Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal b
udi yang di landasi oleh filsafat tersebut. Agak berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain d
i Nusantara, Masyarakat jawa barat yang berbahasa sunda sangat dipengaruhi budaya yang be
rakar pada nilai-nilai yang berasal dari tradisi masyarakat setempat. Dan dalam interaksi sosia
l, masyarakat di di jawa barat menganut falsafah seperti yang sudah di sebutkan tadi.

Rasa persaudaraan menciptakan keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan sehingga ta


mpak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di pedesaan, mereka m
emelihara kelestarian lingkungan dengan cara penuh kerja sama dengan warga setempat. Sehi
ngga di provinsi Jawa Barat ini banyak muncul masyarakat yang atas inisiatifnya sendiri dapa
t memelihara lingkungan alam mereka.

Dalam kehidupan beragama, masyarakat di jawa barat relatif dikenal sebagai masyarakat yan
g sangat agamis dan relijius, dan memegang teguh nilai-nilai agama yang di anut di yakini ya
kni agama Islam. Sebagian besar penduduk jawa barat memeluk agama islam, disusul Kristen
(Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan lainnya.

Sebagian besar budaya Jawa Barat didominasi suku Sunda dan adat tradisionalnya yang pe
nuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di jawa barat. Untuk melestarika
n budaya Jawa Barat, pemerintah daerah menetapkan 12 desa budaya, yakni desa khas ya
ng di tata untuk kepentingan melestarikan budaya dalam bentuk adat atau rumah ada

Macam macam seni dan budaya masya


rakat Sunda, Jawa Barat :
1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat
Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya
merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya
menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan su
atu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
2. Kesenian Khas Jawa Barat
a. Wayang Golek
Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilk
an dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan gol
ek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam ceri
ta pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan
musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.
b.Jaipong
Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari den
gan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisio
nal Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong. Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu
 
c.Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasanya dimainkan pada acara hajatan. Kes
enian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabu
ngan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, ka
capi, suling, rebab, dan sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling popu
ler di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajata
n yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musi
k pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.

d.RampakGendang
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini ad
alah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu s
erta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh le
bih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasa
nya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
4.Tari-tariaJawaBarat
a. Tari Topeng Kuncaran
Merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya di
tolak.

b. Tari Merak
Sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.
 
d. Tari Jaipong
Suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.
5.SenjataTradisional
Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Pada mata kujang terdapat 1-5
buah lubang dan sarungnya terbuat dari kain hitam.

Senjata Tradisional Kujang


Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah
kayu dan tombak.

6. Suku 
: Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.

7. Bahasa Daerah 
: Sunda, Betawi

8. Lagu Daerah 
: Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan.
Kebudayaan Nanggroe Aceh
Darusalam
Aceh merupakan salah satu wilayah Indonesia yang letaknya berada di bagian paling ujung
sendiri dari rangkaian kepulauan Nusantara. Aceh atau yang juga dikenal dengan Nanggroe
Aceh Darussalam merupakan suku pribumi yang memiliki akar sejarah istimewa bagi
Indonesia. Aceh juga mendapat julukan serambi Mekkah, hal ini dikarenakan Aceh memiliki
nilai ideologis islam yang melekat dan begitu kental dalam kehidupan masyarakatnya.
Selain itu, Aceh juga memiliki banyak budaya khas seperti  10 kebudayaan Aceh yang akan
dipaparkan di bawah ini. Mulai dari bahasa yang digunakan, pakaian adat, tari-tarian, rumah
adat, dan masih banyak lagi. Aceh sendiri menurut sejarah menyatakan bahwa masyarakatnya
sebagian besar adalah sebagai pendatang yang datang dari berbagai asal kemudian menetap
dan tinggal di Aceh tersebut. Namun di antara para pendatang tersebut, kabarnya sukun Aceh
tertua berasal dari Suku Mante yang berasal dari Melayu.

Tidak sedikit juga masyarakat Aceh yang merupakan keturunan India, Arab, Persia maupun
Turki. Hal ini karena terjalinnya pernikahan dari para pedagang yang masuk ke tanah Aceh
dan menikah dengan penduduk Aceh tersebut. Menarik sekali bukan cerita tentang Aceh ini?.
Bisa dibayangkan akan bagaimana indahnya kebudayaan-kebudayaan daerah yang ada di
Aceh?. Langsung saja, berikut artikel kebudayaan Aceh yang menarik sekali untuk Anda
ketahui untuk memperluas wawasan tentang keanekaragaman budaya Nusantara.
1.Rumah Adat Aceh Krong Bade

Untuk mengenal 10 kebudayaan Aceh yang istimewa ini kita mulai dengan  mengenal rumah adatnya.
Rumah adat Aceh sendiri dikenal dengan nama Rumoh Aceh atau krong Bade. Ada beberapa hal yang
unik dan menjadi ciri khas dari rumah adat Aceh ini. Salah satunya bentuk rumah yang seperti panggu
ng dengan berjarak sekitar 2,5 sampai 3 meter dari atas tanah. Keseluruhan bangunan rumah adat ini j
uga dibangun dengan menggunakan kayu. Sedangkan atapnya berasal dari anyaman daun enau atau d
aun rubia.

Hal yang menjadikan rumah adat ini semakin unik adalah dari segi penggunaannya, seperti bagian kol
ong rumah yang digunakan sebagai tempat menyimpan bahan-bahan makanan sedangkan bagian atas
atau panggungnya digunakan sebagai tempat istirahat atau penerima tamu. Masih ada satu lagi yang m
enjadi keunikan mendalam dari Aceh ini yaitu terletak pada jumlah anak tangga yang mengantarkan p
ada ruang utama atau panggung.

Macam-macam Budaya Aceh:


1. Rumah Adat.
2. Pakaian Adat.
3. Upacara Perkawinan.
4. Upacara Peusijeuk.
5. Tarian Adat.
6. Senjata Adat.
7. Makanan Adat.
8. Suku Adat.
9. Bahasa Daerah.
10. Lagu Daerah.

Anak tangga tersebut sengaja dibuat ganjil yang dimaksudkan sebagai simbol nilai religius Suku Aceh.
Selain itu rumah adat yang merupakan 10 kebudayaan Aceh ternama ini juga mempunyai kesan yang
khas nama-nama setiap bagian rumah dengan fungsinya masing-masing. Seperti Seuramoe Teungoh y
ang merupakan bagian ruangan depan sebagai ruangan khusus keluarga, Seuramoe Keue yang difungs
ikan sebagai tempat menerima tamu, serta Seurameo Likot yang difungsikan sebagai dapur.
2. Pakaian Adat Aceh

Pakaian adat Aceh ini biasanya digunakan pada saat-saat istimewa saja, seperti upacara adat a
tau acara-acara pemerintahan lainnya. Pakaian adat pria sendiri merupakan perpaduan dari be
berapa bagian. Mulai dari bagian atas yang disebut Meukasah dan celana atau bagian bawaha
nnya disebut cekak musang atau ada juga yang menyebutnya dengan nama celana sileuweu.

Sedangkan untuk pakaian adat wanitanya merupakan perpaduan dari baju atasan yang berben
tuk baju kurung berlengan panjang dengan kerah baju yang bergaya seperti kerah baju pakaia
n China. Sedangkan bagian bawahnya juga mengenakan celana cekak musang. Pakaian adat
Aceh yang merupakan salah satu dari 10 kebudayaan Aceh ini biasa dikenakan dalam pertunj
ukan panggung di acara bergengsi dengan jajaran pakaian adat lainnya untuk memperkenalka
n keanekaragaman budaya bangsa yang wajib dilestarikan.

3. Upacara Adat Perkawinan Aceh


Upacara adat yang biasa diselenggarakan dengan tujuan dan fungsinya masing-masing. Ada b
eberapa upacara adat yang merupakan tradisi masyarakat Aceh seperti upacara perkawinan. U
pacara perkawinan di Aceh diselenggarakan dengan berbagai tahapan, mulai dari tahapan mel
amar calon pengantin wanita, tunangan, pesta pelaminan, penjemputan mempelai wanita, hin
gga penjemputan mempelai pria.

5.Upacara Peusijuek
Upacara adat yang ada di Aceh bukan hanya upacara yang digelar dalam acara perkawinan sa
ja, masih ada lagi seperti upacara peusijeuk yang merupakan tradisi memercikkan air yang di
campur dengan tepung tawar kepada seseorang yang sedang mempunyai hajat tertentu.

5. Tarian Adat Nanggroe Aceh Darussalam

Untuk mengenal kebudayaan Aceh tidak lengkap tanpa mengetahui tarian adat yang ada di A
ceh. Tarian adat dari Aceh yang sangat terkenal adalah Tari Saman. Tari Saman memiliki uns
ur-unsur keindahan seni yang unik dan khas. Tarian ini ditampilkan dengan mengandalkan ge
rakan tepukan pada tangan, dada tanpa diiringi alat musik lainnya. Namun meski tanpa aluna
n musik yang mengiringi, kepiawian penari membuat tarian ini menjadi pertunjukan yang ind
ah dan menarik.
Tarian Tradisional yang Berasal Dari Aceh:
 Tari Saman.
 Tari Laweut Aceh.
 Tari Tarek Pukat.
 Tari Bines.
 Tari Didong.
 Rapai Geleng.
 Tari Ula ula lembing.
 Tari Ratoh Duek Aceh.
 Tari Pho

6. Senjata Tradisional Aceh

Senjata tradisional Suku Aceh dikenal dengan nama Rancong. Rancong sendiri merupakan se
njata yang memiliki ukuran relatif kecil berbentuk sejenis keris yang mulai dipakai oleh Suku
Aceh sejak zaman kesultanan Aceh. Selain Rancong, ada juga Siwah dan Peudeung yang jug
a merupakan  senjata adat Suku Aceh.
Senjata Tradisional Aceh:

 Rencong meupucok
 Rencong meucugek
 Rencong meukuree
 Rencong pudoi
 Siwah
 Peudeung

7. Makanan Adat Nanggroe Aceh Darusalam

Makanan adat yang biasa disajikan masyarakat Aceh memiliki corak yang mirip dengan masakan Indi
a. Di antaranya seperti rti canai dan gulai atau kerambi kering. Ada juga makanan yang berbahan dasa
r ikan atau yang dikenal dengan nama eungkot paya. Saat Anda berkunjung ke suku Aceh, Anda dapat
menikmati 10 kebudayaan Aceh lainnya termasuk mencicipi makanan adatnya yang menggoyang lida
h.
Makanan Khas Aceh:
 Manisan pala
 Sanger
 Pisang Sale
 Kembang loyang
 Lepat
 Rujak Aceh Samalanga
 Keumamah
 Kue Bhoi
 Bohromrom
 Meuseukat

8. Suku Adat

Aceh terdiri dari berbagai suku dan marga yang mendiami tempat ini. Seperti Suku Aceh, Su
ku Alas, Suku Tamiang, Suku Gayo, Suku Ulu, Suku Singkil, Suku Simelu, Suku Jamee, Suk
u Ulet dan lain sebagainya. Berbagai suku yang mendiami Aceh ini hidup secara berdamping
an dan mewarnai keindahan corak budaya yang ada di Aceh tersebut.

10 Suku di Aceh:
1. Suku Gayo.
2. Suku Aneuk Jamee.
3. Suku Singkil.
4. Suku Alas.
5. Suku Tamiang.
6. Suku Kluet.
7. Suku Devayan.
8. Suku Sigulai.
9. Suku Batak Pakpak.
10. Suku Haloban.

9. Bahasa Daerah Aceh


Berbicara tentang 10 budaya Aceh hal yang wajib dan tidak boleh terlewatkan adalah mengen
al bahasa daerah yang digunakan di sana. Aceh sendiri mempunyai beberapa bahasa daerah y
ang biasa digunakan sebagai bahasa keseharian seperti Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Bahasa A
las dan sebagainya.

10. Lagu Daerah Aceh


Tidak lengkap rasanya mengenal kebudayaan Aceh sebelum mengetahui lagu daerah yang m
enjadi kesenian Aceh ini. Aceh mempunyai beberapa lagu daerah yang nyaman didengarkan
sebagai teman bersantai seperti Bungong Jeumpo dan Piso Surit.

Macam macam lagu daerah Aceh:


 Bungong Jeumpa.
 Tawar Sedenge.
 Aceh Lon Sayang.
 Aneuk Yatim.
 Sepakat Segenap.
 Lembah Alas.

Adanya berbagai kebudayaan yang dimiliki, membuat Aceh menjadi salah satu wilayah bagian Indone
sia yang cukup terkenal dengan nilai kereligiusannya. Dengan sajian 10 kebudayaan Aceh tersebut me
mbuat Anda menjadi lebih mengenal budaya Aceh dan memperluas wawasan kebudayaan Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai