Anda di halaman 1dari 7

11.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

A. Pengertian D.K.I. Jakarta

Jakarta atau secara resmi bernama Daerah Khusus Ibukota Jakarta (disingkat
DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Menurut sistem
pembagian administratif Indonesia, Jakarta merupakan provinsi dengan status daerah
khusus. Daerah khusus disini berarti daerah yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan
politik. Daerah tersebut dipilih tergantung pada posisi atau keadaan yang
mengharuskan dijadikan Daerah Khusus. Sementara menurut pengertian secara
umum, Jakarta merupakan kota metropolitan, yaitu sebuah wilayah yang terdiri dari
aglomerasi perkotaan padat penduduk, kawasan industri, kawasan komersial, jaringan
transportasi, infrastruktur, dan area perumahan. Provinsi D.K.I. Jakarta terletak di
antara 60 8′ Lintang Selatan dan 106 0 48′ Bujur Timur. Provinsi DKI Jakarta
mempunyai luas daratan 661,52 km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2 serta tercatat
±110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu. Secara administrasi, Provinsi DKI
Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kotamadya dan 1 Kabupaten Administrasi yaitu
Jakarta Pusat dengan luas daratan 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas daratan
154,01 km2, Jakarta Barat dengan luas daratan 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan
luas daratan 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas daratan 187,73 km2 dan
Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu. Provinsi DKI Jakarta terletak disebelah Selatan
Laut Jawa; sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten/Kota Bekasi; sebelah
Selatan dengan Kabupaten/Kota Bogor dan Depok serta sebelah Barat dengan
Kabupaten/Kota Tangerang. Lokasi Provinsi DKI Jakarta yang strategis di Kepulauan
Indonesia menjadikan Jakarta pintu gerbang utama dalam perdagangan antar pulau
dan hubungan Internasional dengan pelabuhan utamanya Tanjung Priok dan Bandara
Soekarno Hatta. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, jumlah penduduk
DKI Jakarta mencapai 10,64 juta jiwa pada 2022. Nama Jakarta sudah beberapa kali
berganti nama, Sunda Kalapa (397–1527), Jayakarta (1527–1619), Batavia (1619–
1942), Jakarta (1942–sekarang), DKI Jakarta (1998–sekarang).
B. Kesenian Daerah D.K.I Jakarta

Setiap daerah di Indonesia memiliki kesenian daerah yang beragam. Kesenian


daerah adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu
kaum, suku, atau daerah tertentu. Kesenian daerah terdiri dari Pakaian Adat, Tari
Daerah, Rumah Adat, Makanan Daerah, Seni Rupa, dll. kali ini kita akan membahas,
apa saja kesenian daerah yang dimiliki oleh Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini?

1. Rumah Adat
Rumah adat Jakarta ada 4 macam. Rumah adat Jakarta yang tercatat secara
resmi adalah Rumah Kebaya (1.1). Namun, selain Rumah Kebaya, ada
beberapa jenis rumah adat Jakarta lainnya yang masih merupakan satu
kesatuan budaya betawi. Jenis-jenis rumah adat betawi lainnya meliputi rumah
Joglo (1.2), rumah Panggung (1.3), dan rumah Gudang (1.4).

(1.1) (1.2) (1.3) (1.4)

2. Pakaian Adat
Pakaian adat bisa jadi identitas bangsa, karena setiap pakaian adat memiliki
filosofi masing-masing sesuai nilai budaya daerahnya. Pakaian khas
masyarakat Betawi terdiri atas beragam jenis, mulai dari Baju Sadariah,
Kebaya Encim, Baju Ujung Serong, Kebaya None, Dandanan Care None, dan
Dandangan Care Haji. Namun yang sering dipakai oleh masyarakat betawi
adalah Baju Sadariyah yang biasa dipakai oleh laki-laki dewasa atau biasa
disebut "abang" dan Kebaya Encim yang biasa digunakan oleh perempuan
Jakarta yang dipengaruhi oleh sentuhan khas China atau Tionghoa (2.1).
(2.1)

3. Makanan Khas
Jumlah kuliner di Indonesia Tercatat ada lebih dari 5.300 makanan. Jakarta
pun memiliki banyak jenis makanan daerah, tercatat bahwa ada lebih dari 30
macam makanan khas dari Jakarta, yang paling terkenal adalah Kerak Telor
(3.1), Ketoprak (3.2), Gado Gado (3.3), dan Soto Betawi (3.4).

(3.1) (3.2) (3.3) (3.4)

4. Alat Musik
Alat musik tradisional merupakan instrumen musik atau alat musik yang
berkembang pada suatu daerah dan sudah berkembang secara turun temurun.
Sama seperti wilayah lain, Betawi juga mempunyai beragam alat musik
tradisional yang khas, seperti Gambang (4.1), Rebana (4.2), Gambus (4.3),
Marawis (4.4), dll.

(4.1) (4.2) (4.3) (4.4)

5. Tari Tradisional
Kesenian tarian khas DKI Jakarta tidak kalah memukau dengan daerah lain
yang ada di Indonesia. Salah satu tarian yang paling fenomenal dari Jakarta
adalah Tari Ondel-Ondel (5.1), yaitu bentuk pertunjukkan seni khas Betawi
yang sering ditampilkan dalam pesta rakyat. Ondel-ondel memerankan leluhur
atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya di suatu desa.

(5.1)

6. Seni Teater
Lenong merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang berasal dari suku
Betawi. Terdapat sumber yang menyatakan bahwa Lenong berasal dari nama
salah seorang saudagar Cina yang bernama Lien Ong. Beliau lah yang sering
menggelar pertunjukkan teater yang kini disebut dengan nama Lenong (6.1).

(6.1)

7. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu
dan menjadi populer karena dinyanyikan oleh rakyat daerah tersebut dan
rakyat lainnya. Jakarta juga mempunyai lagu daerah yang sering dinyanyikan,
Lagu-lagu daerah Betawi biasanya memiliki beberapa unsur khusus, seperti
berisi nilai-nilai leluhur atau nasihat yang dibawakan dengan pantun yang
bersifat jenaka dan menghibur. Lagu Daerah dari masyarakat betawi antara
lain Ondel-Ondel, Keroncong Kemayoran, Kicir-Kicir, Jali-Jali, Lenggang
Kangkung, Ronggeng Jakarta, Sirih Kuning, Kelap-Kelip, Surilang, Sang
Bango.

8. Adat Istiadat
Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang heterogen, yang masing-
masingnya memiliki tradisi, budaya, serta kebiasaan yang berbeda di setiap
daerahnya. Tak heran jika negara tercinta kita ini memiliki beragam adat
istiadat. Adat yang berbeda tersebut mencakup norma dan nilai yang mesti
dijunjung tinggi masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang
dimaksud, misalnya, sosial, agama, budaya, dan lain sebagainya. Menurut
KBBI, adat istiadat ialah tata kelakuan yang turun-temurun dan kekal dari
generasi satu ke generasi lainnya sebagai warisan, sehingga integrasinya kuat
terkait dengan pola perilaku masyarakat. Adapun secara etimologi, kata adat
asalnya dari bahasa Arab, adah yang berarti kebiasaan atau cara. Jadi, dapat
diartikan bahwa adat ialah perbuatan yang berulang sehingga menjadi
kebiasaan yang mesti dipatuhi masyarakat pada suatu lingkungan. Provinsi
D.K.I Jakarta juga memiliki Adat Istiadat yang tidak kalah menarik dari
daerah lainnya, yaitu :
a) Lenong
Lenong (8.1) adalah kebudayaan khas Betawi berupa lantunan
Gambang Kromong yang disertai dengan lawakan tanpa plot cerita.
Hingga kini, budaya lenong masih berkembang dan merupakan ciri
khas berupa banyolan dari rangkaian cerita yang tidak berkaitan.

(8.1)

b) Ondel-Ondel
Ondel-ondel (8.2) adalah patung raksasa yang dijadikan sebagai ikon
kota Jakarta. Ondel-ondel ini biasanya tampil berpasangan, ada pria
dan wanita. Cara memebedakannya, pria mengenakan topeng
berwarna merah dengan kumis dan cambang serta pakaian berwarna
gelap. Bagi sebagian orang, ondel-ondel mungkin menakutkan, tetapi
sering berada dalam barisan terdepan dalam suatu arak-arakan.
(8.2)

c) Tanjidor
Adat istiadat Jakarta ini memang tidak asing. Dulunya, tanjidor (8.3)
adalah musik betawi yang dimainkan oleh orang-orang yang ingin
mempersembahkan pertunjukkan untuk menir-menir Belanda. Kini
tanjidor dikenal sebagai sebuah kesenian Betawi yang berbentuk
orkes, yang dikembangkan oleh masyarakat Betawi yang tinggal di
daerah Bekasi dan Karawang. Alat-alat musik yang dimainkan dalam
tanjidor terdiri dari klarinet, piston, trombon, saksofon, drum, simbal,
dan tambur. Grup musiknya biasanya terdiri dari 7-10 orang.

(8.3)

d) Roti Buaya
Roti Buaya (8.4) memiliki peran penting dalam perkawinan adat
Betawi, bahkan bisa dibilang hukumnya wajib. Biasanya, roti yang
memiliki panjang sekitar 50 cm itu dibawa oleh mempelai pria untuk
diberikan kepada mempelai wanita dalam pernikahan atau bagi warga
asli Jakarta. Selain roti buaya, mempelai pria juga memberikan mahar,
perhiasan, kain, baju kebaya, sandal, alat kecantikan, serta beberapa
peralatan rumah tangga.
(8.4)

Itulah sebagian kecil dari banyaknya adat istiadat yang berasal dari
provinsi D.K.I Jakarta.

9. Bahasa Daerah
Bahasa Betawi atau Bahasa Melayu Betawi adalah bahasa yang dituturkan
oleh suku Betawi yang mendiami daerah Jakarta dan sekitarnya. Bahasa ini
merupakan bahasa Melayu Pasar yang bercampur dengan bahasa asing,
seperti; Belanda, Portugis, Arab, Farsi, Hokkien, dan juga bahasa pribumi
Indonesia seperti Sunda, Jawa, dan Bali; imbas para imigran dan pekerja
multietnis yang didatangkan dari berbagai tempat ke Batavia oleh VOC pada
abad ke-16 hingga abad 18, serta perdagangan dan pertukaran yang terjadi
sejak ratusan tahun di bandar besar Sunda Kelapa.

10. Suku Daerah


Betawi adalah suku bangsa asli dan yang paling mendominasi suku
masyarakat yang ada di wilayah DKI Jakarta, dan wilayah sekitarnya yang
termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat. Suku bangsa ini biasa pula disebut
“Orang Betawi”, “Melayu Betawi”, atau “Orang Jakarta” (atau Jakarte
menurut logat setempat). Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak
tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan
pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi
Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dari
Indonesia maupun budaya barat. Suku bangsa lainnya yang mendiami
Provinsi DKI Jakarta antara lain Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak,
Minangkabau, Melayu, Bugis, Madura, Banten, dan Banjar.

Anda mungkin juga menyukai