Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

RAGAM BUDAYA BANJAR : TRADISI YANG MASIH MELEKAT DI


MASYARAKAT BANJAR

Mata kuliah : Pengantar Antropologi


Dosen pengampu : Prof. Dr. Hj. Fatimah, M. Hum dan Marini M, Pd.

Di susun oleh :
Syarah (2310112220051)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023/2024
Indonesia dikenal dengan keragamannya. Penduduknya menunjukkan keragaman
budaya, adat istiadat, suku, agama dan bahasa. Keragaman tersebut merupakan khazanah
yang sangat bermakna dan memberikan bahan kajian yang luas, memberi manfaat untuk
kehidupan masyarakat, pembangunan angsa dan pengembangan dunia keilmuan
(Zulkifli,2008)

Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekhasan tersendiri adalah Kalimantan
Selatan. Kalimantan Selatan adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara pulau
Kalimantan, memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur, serta dataran
tinggi yang dibentuk oleh pegunungan meratus di tengah. Kondisi geografis Kalimantan
Selatan lainnya banyak mempunyai rawa serta sungai, sedangkan suku terbesar di
Kalimantan selatan adalah suku Banjar. Urang Banjar (orang Banjar) adalah kelompok etnis
terbesar yang mendiami provinsi ini (Mohandas dkk, 2011).

Setiap masyarakat memiliki kebudayaan tertentu. Budaya tersebut merupakan bagian


dari kehidupan masyarakat pendukungnya (Zulkifli, 2008)). Nilai budaya merupakan tingkat
yang paling abstrak dari adat. Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi, yang
hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu sistem nilai budaya biasanya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem tata kelakuan
manusia lain yang tingkatnya lebih konkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-
norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu (Koentjaraningrat, 2008).

Pada masyarakat Banjar beberapa tradisi yang masih di lakukan dari zaman dulu
sampai sekarang yaitu Piduduk pada pengantin dan melabuh buaya serta baayun mulud pada
anak-anak. Tradisi piduduk merupakan suatu kebudayaan yang berkembang di masyarakat,
kebudayaan ini tidak terlepas dari kehidupan masyarakat seperti tradisi piduduk dalam
pelaksanaan pernikahan. Melabuh buaya adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh
masyarakat yang sudah ada dari masa lampau dan masih dijaga hingga sekarang. Melabuh
buaya adalah proses memberikan makan buaya gaib atau siluman dengan dilarutkan ke
sungai. Buaya gaib tersebut dipercaya masyarakat dapat membantu apabila sedang
mengalami kesusahan. Pelaksanaannya dilakukan oleh ahli waris dari yang mempunyai
gaduhan (Peliharaan) buaya gaib tersebut. Ketika masyarakat mempunyai gaduhan
(Peliharaan) berupa buaya gaib ini, masyarakat harus selalu memberikan mereka makan.
Adapun menurut mitologi masyarakat Banjar terdapat beberapa versi yang menjelaskannya.
Ada yang mengatakan bahwa buaya gaib ini berasal dari Putri Junjung Buih, ada juga yang
mengatakan berasal dari bayi yang menghilang saat dilahirkan dan ada juga yang mengatakan
didapatkan dari hasil bertapa.

Pelaksanaan tradisi piduduk pada masyarakat Banjar dalam pernikahan dan melabuh
buaya saling berkaitan satu sama lain bagi masyarakat yang memiliki keturunan melabuh
buaya. Namun apabila tidak mempunyai keturunan masyarakat hanya melaksanakan tradisi
piduduk dalam pernikahan. Pelaksanaan untuk acara pernikahan dilaksanakan sebelum acara
dilangsungkan dan untuk pelaksanaan melabuh buaya dilaksanakan satu tahun sekali, bulan
pelaksanaannya tergantung dari keluarga masing-masing namun kebanyakan dilaksanakan
pada bulan Muharram. Tradisi ini merupakan tradisi yang terus masyarakat Banjar di Desa
Sungai Kupang laksanakan karena apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan kesulitan
atau akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan ketika acara berlangsung. Pada kedua
kebudayaan tersebut memiliki makna-makna yang terkandung dalam isi piduduknya, piduduk
dalam kedua kebudayaan tersebut memiliki perbedaan isi dan maknanya.

Kegiatan mengayun-ngayun anak pada saat upacara baayun mulud merupakan salah
satu bentuk ekspresi dari nilai-nilai lokal yang hidup dan berkembang dalam masyarakat
banjar sambil dilantunkan syair-syair. Ketika diayun, seorang anak akan merasakan nyaman
dan ketenteraman karena berada dalam perlindungan dan limpahan kasih orang tuanya.
Diharapkan dengan cara ini nilai-nilai lokal diwariskan sehingga dimungkinkan untuk terus
lestari. Seiring perkembangan zaman, pelaksanaan upacara baayun mulud tidak sekadar
ritual, tetapi juga sebuah festival budaya yang mempunyai potensi untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat.

Upacara baayun mulud merupakan salah satu bentuk realitas keberagamaan yang ada
di Banjarmasin. Upacara yang merepresentasikan sebuah tradisi budaya khas masyarakat
Banjar ini tidak hanya diliputi oleh unsur-unsur Islami saja, tetapi juga diwarnai oleh tradisi
agama atau kepercayaan selain Islam. Namun semakin banyak warga sekitar ataupun
masyarakat di luar kota Banjarmasin yang sengaja datang ke Kuin Utara untuk ikut serta
dalam kegiatan upacara baayun mulud sendiri, banyak juga masyarakat yang datang hanya
untuk menyaksikan ramainya prosesi upacara tersebut yang mana bukan hanya anak-anak,
bahkan remaja sampai orang tua pun ada yang ikut di ayun-ayun dalam baayun mulud
tersebut.

Baayun mulud memiliki tujuan dan motivasi dari peserta dalam mengikuti acara
baayun mulud ini, di antaranya adalah adanya kepercayaan akan terkabulnya segala hajat atau
keinginan, mendapatkan berkah, kesehatan, keselamatan, sembuh dari sakit, anak tidak
nakal/rewel, anak-anak dapat mencontoh teladan Rasul, anak-anak rajin beribadah, mencintai
mesjid atau rajin ke mesjid, dan karena menunaikan nazar yang sebelumnya telah dikabulkan
Allah SWT. .

Kesimpulannya budaya yang masih lekat di masyarakat Banjar mengenai tradisi yang
masih dilakukan salah satunya tradisi piduduk dan melabuh buaya serta satunya mulus adalah
warisan yang harus kita jaga karena tradisi tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak
kekayaan warisan yang dimiliki oleh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai