Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat populer di kalangan
turis lokal maupun internasional. Pesona Bali sudah tidak perlu diragukan
lagi,selain tempat-tempat wisatanya,banyak juga budaya yang mulai menarik
minat para turis untuk berkunjung. Bukan hanya tempat wisata dan budaya,
makanan juga menjadi ciri khas tersendiri dalam memperkenalkan Bali kepada
khalayak banyak. Lihatlah banyak orang-orang yang menyusun planing untuk
bisa berlibur ke bali. Bali juga merupakan Top destinasi perjalanan wisata
dunia. Banyak orang luar negeri yang berpikir bahwa Indonesia dan Bali itu
beda negara, melainkan bahwa Bali adalah provinsi yang ada di Indonesia.
Bali sebagai daerah pusat wisata Indonesia bagian tengah, dan tujuan wisata
dunia memeiliki potensi yang menunjang pertumbuhan kepariwisataan.
Potensi tersebut antara lain mencakup potensi manusia dan kebudayaannya.
Panorama alam yang indah dan ideal, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai
serta sawah yang membentang dengan teras-teras serta pantai yang indah
dengan beragam pasir hitam dan putih. Perpaduan alam, manusia dan
kebudayaan Bali yang unik yang berlandaskan kepada konsepsi keserasian
mewujudkan satu kondisi estetika yang ideal dan bermutu tinggi. Namun
kebanyak orang-orang yang berlibur ke Bali semata-mata hanya pergi ke mall
atau wisata yang bukan mejadi ciri khas orang bali. Mereka kurang mengenal
budaya lokal atau tempat wisata di daerah pedesaan yang masih asri dan
terjaga keasliannya. Dari sinilah perlu pengembangan akan wawasan para turis
untuk senantiasa mengexplore hal-hal baru yang ada di Bali dengan jalan
melakukan promosi wisata yang ada di Bali. Desa menjadi sebuah destinasi
yang kurang terjamah orang banyak, karena selain akses yang sulit juga belum
ada info jelas tentang wisata yang ada di pedesaan. Kebanyakan para tour
guide hanya sekedar mejelaskan singkat info tentang wisata yang mereka
tawarkan,walau info yang mereka sampaikan belum terlalu akurat. Maka dari
itu perlu adanya kerja sama antara aparatur desa dalam mempromosikan
tempat wisatanya. Banyak media sosial yang menawarkan fitur-fitur canggih
dalam hal mempromosikan segala hal. Karena peningkatan jumlah wisatawan
ke Bali tiap tahun selalu meningkat, hal inilah yang membuat kadang segala
hal bisa dibisniskan oleh masyarakatnya. Namun kebanyakan bisnis tersebut
hanya terjadi di kota saja. Karena mereka hanya mengunjungi pusat-pusat
keramain saja. Banyak yang mereka kurang ketahui tentang seluk beluk
destinasi wisata yang ada di desa. Salah satu contohnya Desa Tejakula yang
terletak di ujung kabupaten buleleng bagian timur. Potensi yang ada disini
sebenarnya banyak, namun kurang kreativitas dari masyarakatnya untuk
mengolah pemikiran dalam memajukan desanya. Apalagi sekarang sudah
2

mulai bermunculan desas-desus akan dibangunnya bandara di daerah


kubutambahan. Desa Tejakula menjadi tempat strategis untuk para turis
melancong. Selain lokasi yang lumayan dekat dengan bandara. Potensi wisata
alam dan sumber dayanya juga seru untuk dijelajah lebih jauh. Salah satunya
pantai yang ada di tejakula. Pemandangan matahari tenggelam dan terbitnya
juga tak kalah dengan pantai yang ada di nusa dua atau kuta. Menikmati senja
juga bisa sambil nongkrong bersama teman atau keluarga dengan sedikit
kudapan ringan. Selain itu Tejakula juga punya warisan budaya tak benda
yang sudah menggugah hati seluruh dunia yang ada dan merupakan kesenian
terlama sepanjang abad.

Kesenian sakral Wayang Wong milik Desa Pakraman Tejakula, Kecamatan


Tejakula, Buleleng baru saja mendapat sertifikat sebagai ‘Warisan Budaya
Dunia Tak Benda’ dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO). Kesenian Wayang Wong yang dapat pengakuan
UNESCO,badan dunia di bawah PPB yang mengurusi segala hal menyangkut
bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan ini merupakan tarian sakral yang
lahirnya berawal dari peristiwa kerauhan di abad ke-17. Menurut Kelian Sekaa
Wayang Wong Tejakula, I Gede Putu Tirta Ngis, 72, kesenian ini merupakan
warisan turun temurun Desa Pakraman Tejakula. Kesenian Wayang Wong
bertahan dengan cara yang mistis. Kini, tarian Wayang Wong Tejakula bukan
hanya jadi bagian upacara di pura-pura wilayah Desa Pakraman Tejakula, tapi
juga dipentaskan sebagai tontonan (acara hiburan). Hanya saja, untuk pentas
tontonan, menggunakan tapel (topeng) duplikat, bukan aslinya yang diwarisi
dari abad ke-17. Wayang Wong Tejakula adalah tradisi budaya cukup tua,
yang diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-17, melalui proses
kelahiran yang mistis. Ketika itu, salah seorang kepercayaan Ida Bhatara yang
berstana di Pura Maksan mendadak kerauhan (kerasukan). Melalui raga orang
kepercayaannya yang kerauhan ketika itu, Ida Batara meminta harus ada
kesenian Wayang Wong yang dipentaskan di Pura Maksan dan pura-pura
lainnya wilayah Desa Pakraman Tejakula. Pasca muncul permintaan secara
niskala melalui proses kerauhan itu, para tokoh seni di Desa Pakraman
Tejakula kemudian berkumpul, lalu sepakat membuat sebuah kesenian
Wayang Wong. Dalam kumpulan tokoh-tokoh seni itu, kata Putu Ngis, hadir
pula dua seniman besar I Gusti Ngurah Jelantik dan I Dewa Batan. Menurut
Putu Ngis, kedua seniman besar itu pula yang membuat tapel-tapel berbahan
kayu yang wajahnya menyerupai tokoh-tokoh dalam epos Ramayana. Total
ada 175 tapel yang dibuat saat itu. Ratusan topeng tersebut terbagi dalam
beberapa kelompok, seperti Kelompok Rama, Kelompok Laksamana,
Kelompok Sugriwa, Kelompok Wibisana, Kelompok Rahwana, Kelompok
Kumbakarna, Kelompok Raksasa, hingga Kelompok Punakawan.
3

Tapel (topeng) yang jumlahnya mencapai 175 buah warisan abad ke-17 itu
kini distanakan di Pura Maksan Tejakula. Topeng-topeng itu hanya digunakan
di waktu-waktu tertentu ketika pementasan sakral Wayang Wong Tejakula di
pura-pura. Topeng-topeng tersebut dipakai Sekaa Wayang Wong Tejakula
yang anggotanya mencapai ratusan orang. Kesenian sakral Wayang Wong
Tejakula tak bisa dipentaskan di sembarang tempat dan sembarang waktu.
Pementasan sakral Wayang Wong Tejakula yang dibolehkan saat ada piodalan
ageng di Pura Kahyangan Tiga, piodalan di Pusra Danka, serta upacara
Ngenteg Linggih. Sebelum digunakan ngigel (menari), topeng-topeng itu
harus melalui proses upacara Bakti Pamungkah yang dilangsungkan di Pura
Maksan. Uniknya, kesenian sakral Wayang Wong Tejakula wajib dimainkan
secara bersambung, karena tidak bisa dimainkan terpenggal atau dimulai di
bagian-bagian tertentu. Semuanya haru ditampilkan utuh. Misalnya, jika
dalam piodalan di Pura Desa dimainkan bagian pertama epos Ramayana, maka
dalam pementasan selanjutnya di pura lain harus dimainkan bagian kedua epos
Ramayana. Begitu seterusnya, hingga cerita tamat. Jika sudah tamat, cerita
dimulai lagi dari bagian pertama. Sebagai kesenian sakral, Wayang Wong
Tejakula memiliki banyak hal pingit (sakral) di dalamnya. Kesenian ini
bertahan melalui warisan turun temurun secara mistis. Sekalipun orang itu
awalnya tidak bisa menarikan Wayang Wong Tejakula, namun jika sudah
waktunya menari, maka yang bersangkutan dengan sendirinya akan bisa
menari. “Mereka bisa menari tanpa proses belajar sekali pun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam


PKM ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana untuk memajukan wisata desa agar tetap ternjaga keasriannya?


2. Bagaimanakah cara promosi wisata yang harus dilakukan masyarakat desa
untuk langsung tepat mengenai sasaran yang dituju?
3. Bagaimanakah tanggapan masyarakat Desa Tejakula akan pengembangan
wisata budaya yang akan berjalan di desanya?

1.3 Tujuan

1. Memajukan wisata Desa Tejakula.


2. Memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan kreativitas
pengembangan pola pikir.
3. Dengan pelatihan ini diharapkan para masyarakat mampu meningkatkan
taraf hidup yang lebih baik.
4

4. Mendorong penciptaan lapangan kerja baru yang mampu menampung


tenaga kerja yang terampil dan berkarkter di dalam masyarakat desa.

1.4 Luaran Yang Diharapkan

1. Terdapat peningkatan penghasilan masyarakat Desa Tejakakula dalam hal


pariwisata. Memajukan sektor perekonomian yang ada di desa,menambah
devisa desa. Memperkenalkan wisata budaya desa ke dalam khalayak
banyak. Dan mengoptimalkan sember daya yang ada di desa.

1.5 Kegunaan

Kegunaan yang diharapkan dari hasil pengabdian pada masyarakat ini


adalah sebagai berikut.

1. Bagi Penulis
Dapat menjadi wawasan baru tentang melatih cara berkomunikasi
dengan pihak aparat desa untuk membantu meningkatkan mental
penulis dalam kalangan sosial masyarakatnya.
2. Bagi Pemerintah
Mendukung program pemerintah dalam memperdayakan potensi
pariwisata budaya yang di miliki masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan.
3. Bagi Masyarakat Sasaran
Para masyarakat di Desa Tejakula mampu membuat inovasi baru
dari pengembangan wisata yang akan berlangsung dan
meningkatkan sektor perekonomian serta menangbah penghasilan
guna mensejahtrakan warganya.
5

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Desa Tejakula adalah salah satu desa yang berada di Wilayah Kecamatan
Tejakula, termasuk ibukota kecamatan yang terletak pada ketinggian 0 – 300
meter dari permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 280 C – 320 dan termasuk
dataran rendah. Batas-batas desa :

sebelah Utara : Laut Bali;

sebelah Selatan : Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli;

sebelah Barat : Desa Bondalem;

sebelah Timur : Tukad Les Desa Les.

Jarak Pemerintahan Desa ke- :

ke Ibu Kota Kecamatan Tejakula : 0 Km;

ke Ibu Kota Kabupaten Buleleng : 33 Km;

ke Ibu Kota Propinsi Bali : 114 Km.

Desa Tejakula terdiri dari sepuluh Banjar yaitu : Banjar SUCI, Banjar Kajanan,
Banjar Sila Dharma, Banjar Tengah, Banjar Kawanan, Banjar Tegal Suci, Banjar
Suka Dharma, Banjar Kelodan, Banjar Kanginan dan Banjar Tegal Sumaga.

Desa Tejakula sangat memiliki potensi di bidang wisata. Pasalnya program


desa Tejakula sudah memenuhi syarat dalam bidang kelembagaan seperti adanya
kesepahaman konsep wisata antara dinas dan desa adat yaitu Eko Tourisme,
adanya Bumdes sebagai pengelola usaha yang sah di desa yang terbentuk sejak
tahun 2013 untuk menghindari adanya usaha liar, adanya Pokdarwis sebagai
lembaga sosial penghubung antar masyarakat, pemerintah desa, pemerintah
daerah dan pusat di bidang promosi, edukasi da proposal wisata. Adanya Jepri-
Link sebagai mitra Pokdarwis dalam mewujudkan Sapta Pesona di desa terutama
masalah sampah yang menjadi momok menakutkan di dunia pariwisata. Karang
Taruna, kelompok seni, dan masyarakat yang akan mendukung tumbuhnya
pengelolaan wisata.

Daerah wisata Tejakula yang patut dikembangkan adalah pantai Camplung,


pantai Bembeng, air terjun Cipiran, Bukit Batunyawan, Bukit Ceking, Jeding
Kambang, Puyahan dan lain-lain Bagaimana caranya agar desa Tejakula memiliki
obyek wisata budaya dan ramai dikunjungi wisatawan.
6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan pemetaan masalah dan akar masalah yang telah diindentifikasi


beserta solusi pemecahaanya, selanjutnya disusun prioritas masalah beserta
metode pelaksanaannya. Metode pelaksanaan pemecahan masalah dan metode
pencapaian sasaran dapat dijabarkan seperti Tabel 3.1 berikut ini :

Pemasalahan, Alternatif Pemecahan, dan Manfaatnya

Alternatif
N
Permasalahan Akar Masalah Pemecahan Manfaat
o
Masalah

1. Jumlah Kebutuhan Dilaksanakannya Masyarakat


penduduk semakin sosialisasi untuk sasaran
yang semakin meningkat memeberikan mengetahui
banyak namun informasi kepada cara
namun penghasilan masyarakat. berinovasi
kurang info tetap segitu baru.
tentang saja.tanpa bisa
kebudayaan mengolah Memiliki
lokal yang potensi budaya daya saing
mereka yang ada. dalam
miliki. industri
pariwisata.

Masyarakat Kebanyakan Mengoptimalkan  Aktifnya


minim masyarakat kegiatan yang ada organisasi
2. pengetahuan desa tejakula di desa, seperti di desa
tentang tidak tamat PKK dan tejakula.
kemajuan sekolah, keorganisasian
jaman dan bahkan sd saja yang lain yang  Memiliki
kurang tidak tamat. dapat memberikan masyarakat
informasi Maka dari itu informasi yang unggulan di
tentang diperlukan jelas bagi warganya desa.
promosi pemberian serta menambah
 Terciptanya
wisata materi dalam wawasan.
masyarakat
budaya. sektor
yang
pariwisata.
berkualitas.
7

Metode yang digunakan dalam program kreativitas mahasiswa ini yaitu


metode kerja kolaborasi antar mahasiswa dengan Pemerintah Desa Tejakula.

1. Metode Observasi dan Wawancara


Penulis mengadakan pengamatan di Desa Tejakula. Observasi dilakukan
setelah memperoleh izin dari pihak-pihak terkait dan tokoh agama setempat.
Selain observasi penulis juga melakukan wawancara dengan pihak terkait
guna menunjang pengumpulan data awal sebelum membuat usulan kegiatan
program dan pelaksanaan program. Untuk kedepanannya pun jika program
telah terlaksana maka akan diadakan observasi dan wawancara lanjutan
terkait dalam memperoleh informasi tindak lanjut kegiatan yang dilakukan
masyarakat dari hasil penelitian. Observasi juga dilakukan setelah pelatihan
diadakan untuk mengetahui manfaat hasil pelatihan. Pada observasi ini
dicari data mengenai keberhasilan dan manfaat dari pengembangan wisata
Desa Tejakula.
2. Pelaksanaan pelatihan masyarakat.
Tahap pelaksanaan pada setiap pertemuan berbeda-beda tergantung materi
yang akan diberikan. Materi yang diberikan dapat berupa sosialisasi
maupun pemberdayaan. Dengan pelaksanaan tersebut, maka masyarakat
yang belajar tidak akan bosan. Pelaksanaan latihan terbagi dalam 2 tahap
yang dimana tahap pertama yaitu sosialisasi perencanaan pelatihan
pementasan dengan waktu pelaksanaan selama 2 jam, setelah selesai tahap
pertama dilanjutkan tahap kedua yaitu melakukan sesi pemantapan pakem
tari dan alur cerita saat pelatihan selama 1 jam sampai masyarakat benar-
benar paham. Pelaksanaan latihan dilakukan setiap sabtu sore atau minggu
pagi agar tidak mengganggu kegiatan atau pekerjaan masyarakatnya.
3. Pendampingan
Kegiatan pendampingan ini dilakukan untuk memantau dan juga
memberikan solusi ketika terdapat masalah saat kegiatan pelatihan
berlangsung. Tim pengusul serta tokoh adat terus melakukan
pendampingan pada setiap pelatihan sambil memantau perkembangan
sektor pariwisata di Desa Tejakula.

BAB 4. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan

Bulan ke-
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Tahap Pertama
8

a. Penyusunan agenda kerja.


b. Koordinasi waktu pelatihan
dengan kelompok
2. Tahap Kedua
a. Mempersiapkan alat-alat yang
diperlukan dalam pelatihan.
b. Mempersiapkan tempat yang
digunakan dalam pelatihan.
c. Pelatihan secara intensif dan
berkelanjutan dengan bimbingan
mengenai cara pengembangan
sektor pariwisata lewat aparat
desa.
3. Tahap Ketiga
a. Melakukan promosi tempat
wisata lewat media masa atau
promosi langsung dengan para
turis.
b. Evaluasi dan Penyusunan
rencana tindak lanjut.
4. Tahap Keempat
a. Pengumpulan data dan hasil
pelaksanaan promosi wisata desa
b. Penyusunan laporan akhir
perkembangan Desa Tejakula.
9

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua Pelaksana:

1 Nama Lengkap Luh Siantari


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
4 NIM 1912021117
5 Tempat, Tanggal Lahir Tejakula, 8 Juni 2001
6 Email siantaridewi@gmail.com
7 Nomor Telephone/Hp 081237686084

A. Kegiatan Kemahasiswaan yang pernah/sedang diikuti :


No Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan Tempat
1 - - -

B. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi,


atau Institusi Lainnya
Institusi Pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 21 Agustus 2019

Ketua Pelaksana

Luh Siantari
10

Anggota 1

1 Nama Lengkap Luh Yuli Rahmayanti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
4 NIM 1912021119
5 Tempat, Tanggal Lahir Sambirenteng, 12 Juli 2001
6 Email Rahmayantiyuli12@gmail.com
7 Nomor Telephone/Hp 085847313373

A. Kegiatan Kemahasiswaan yang pernah/sedang diikuti :


No Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan Tempat
1 - - -

B. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi,


atau Institusi Lainnya
Institusi Pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 21 Agustus 2019

Anggota Pelaksana

Luh Yuli Rahmayanti


11

Anggota 2

1 Nama Lengkap Pande Nyoman Awik Widanan Jaya


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Matematika
4 NIM 1813011032
5 Tempat, Tanggal Lahir Tejakula, 30 Mei 2000
6 Email Pandeawik15@gmail.com
7 Nomor Telephone/Hp 087851216229

A. Kegiatan Kemahasiswaan yang pernah/sedang diikuti :


No Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan Tempat
1 - - -

B. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi,


atau Institusi Lainnya
Institusi Pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 21 Agustus 2019

Anggota Pelaksana

Pande Nyoman Awik Widanan Jaya


12

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Biaya Bahan Habis Pakai

No Nama Bahan Harga satuan Jumlah Harga total

1. Air mineral gelas Rp 20.000 40 dus Rp


800.000,-

2 Konsumsi selama 26 Rp 2000,- x 26 40 buah Rp


kali pertemuan pertemuan jajan 2.080,000,-

Rp
TOTAL 2.880,000,-

2. Biaya Bahan Penunjang

No Nama Bahan Harga satuan Jumlah Harga total

1. Biaya pembelian Rp ,- 1 set alat Rp


satu set gambelan gambelan 3.000.000,-
penunjang .
pementasa tari
wayang wong

2. Biaya pembelian Rp - 1 set Rp


banten upakara banten 1.000.000,-
pementasan wayang upakara.
wong.

Rp
TOTAL 4.000.000

3. Biaya Perjalanan dan Lain-lain

No Nama Keperluan Harga Satuan Jumlah Harga Total

1. Biaya perawatan Rp,- 1 set Rp


tapel dan 1 set perawatan 1.000.000,-
13

gambelan tapel dan


Wayang Wong topeng
wayang
wong.

2. Biaya lain-lain - Rp
( cetak 500.000,-
dokumentasi,
pembuatan
laporan
kegiatan)

TOTAL Rp 1.500.000,-

4. Rancangan Biaya Total

No Penggunaan Biaya Total

1. Biaya untuk bahan habis pakai Rp 2.880.000,

2. Biaya untuk bahan penunjang Rp 4.000.000

3. Biaya perjalanan dan lain-lain Rp.1.500.000,

TOTAL Rp 8.380.000,

Lampiran 3. Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas


14

Alokasi
N Program Bidang
Nama/Nim Waktu Uraian Tugas
o studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Luh Pendidikan Bahasa 10 jam/minggu Mengkoordinasik
Siantari Bahasa Inggris an kegiatan
Inggris kepada anggota
kelompok dan
masyarakat serta
tokoh agama dan
bendesa adat
setempat.
Menyiapkan alat-
alat dan bahan
pelatihan.
Melakukan rapat
dengan aparatur
desa, tentang
lokasi pementasan
selanjutnya dari
jro mangku.
2 Luh Yuli Pendidikan Bahasa 10 jam/minggu Merancang proses
Rahmayanti Bahasa Inggris pemasaran wisata
Inngris dengan usaha
menyebarluaskan
informasi lewat
media sosisal
ataupun lewat
informasi secara
langsung kepada
khalayak banyak.
Melakukan
pengawasan.
3 Pande Pendidikan Matemat 10 jam/minggu Menyiapkan alat-
Nyoman Matematika ika alat pementasan.
Awik Survey analisis
Widanan tempat promosi
Jaya dan pemasaran
bersama ketua.
Memperhatikan
perkembangan
wisata budaya
desa Tejakula.

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


15

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Sekretariat :Jalan Udayana, Singaraja 81117 Telepon


( 0362 )25072

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Luh Siantari
NIM : 1912021117
Program St : Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas : Bahasa dan Seni

Dengan ini menyatakan bahwa proposal (PKM Pengabdian Kepada Masyarakat)


saya dengan Judul : “Pengembangan Wisata Budaya Kesenian Wayang Wong
Sebagai Promosi Kearifan Lokal Desa Tejakula” yang diusulkan untuk tahun
anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Mengetahui Singaraja, 21 Agustus 2019

Ketua Jurusan Bahasa Asing Yang Menyatakan,

Materai
Rp.6000

Dr. Dewa Putu Ramendra,S.Pd., M.Pd. (Luh Siantari )

NIP: 197609022000031001 NIM: 1912021117

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


16

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KESEDIAAN KERJA SAMA DARI


MITRA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Pimpinan Mitra :
Bidang Kegiatan :
Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerja sama dengan Pelaksana Kegiatan
PKM- Pengabdian Kepada Masyarakat

Nama Ketua Tim Pengusul : Luh Siantari


Nomor Induk Mahasiswa : 1912021117
Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris
Nama Dosen Pendamping :
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

guna menerapkan dan/atau mengembangkan iptek pada tempat kami.

Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya di antara pihak Mitra dan
Pelaksana Porgam tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan usaha dalam
wujud apapun juga.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur paksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Singaraja, 21 Agustus 2019
Yang menyatakan,

( )

Anda mungkin juga menyukai