BAB 1. PENDAHULUAN
Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat populer di kalangan
turis lokal maupun internasional. Pesona Bali sudah tidak perlu diragukan
lagi,selain tempat-tempat wisatanya,banyak juga budaya yang mulai menarik
minat para turis untuk berkunjung. Bukan hanya tempat wisata dan budaya,
makanan juga menjadi ciri khas tersendiri dalam memperkenalkan Bali kepada
khalayak banyak. Lihatlah banyak orang-orang yang menyusun planing untuk
bisa berlibur ke bali. Bali juga merupakan Top destinasi perjalanan wisata
dunia. Banyak orang luar negeri yang berpikir bahwa Indonesia dan Bali itu
beda negara, melainkan bahwa Bali adalah provinsi yang ada di Indonesia.
Bali sebagai daerah pusat wisata Indonesia bagian tengah, dan tujuan wisata
dunia memeiliki potensi yang menunjang pertumbuhan kepariwisataan.
Potensi tersebut antara lain mencakup potensi manusia dan kebudayaannya.
Panorama alam yang indah dan ideal, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai
serta sawah yang membentang dengan teras-teras serta pantai yang indah
dengan beragam pasir hitam dan putih. Perpaduan alam, manusia dan
kebudayaan Bali yang unik yang berlandaskan kepada konsepsi keserasian
mewujudkan satu kondisi estetika yang ideal dan bermutu tinggi. Namun
kebanyak orang-orang yang berlibur ke Bali semata-mata hanya pergi ke mall
atau wisata yang bukan mejadi ciri khas orang bali. Mereka kurang mengenal
budaya lokal atau tempat wisata di daerah pedesaan yang masih asri dan
terjaga keasliannya. Dari sinilah perlu pengembangan akan wawasan para turis
untuk senantiasa mengexplore hal-hal baru yang ada di Bali dengan jalan
melakukan promosi wisata yang ada di Bali. Desa menjadi sebuah destinasi
yang kurang terjamah orang banyak, karena selain akses yang sulit juga belum
ada info jelas tentang wisata yang ada di pedesaan. Kebanyakan para tour
guide hanya sekedar mejelaskan singkat info tentang wisata yang mereka
tawarkan,walau info yang mereka sampaikan belum terlalu akurat. Maka dari
itu perlu adanya kerja sama antara aparatur desa dalam mempromosikan
tempat wisatanya. Banyak media sosial yang menawarkan fitur-fitur canggih
dalam hal mempromosikan segala hal. Karena peningkatan jumlah wisatawan
ke Bali tiap tahun selalu meningkat, hal inilah yang membuat kadang segala
hal bisa dibisniskan oleh masyarakatnya. Namun kebanyakan bisnis tersebut
hanya terjadi di kota saja. Karena mereka hanya mengunjungi pusat-pusat
keramain saja. Banyak yang mereka kurang ketahui tentang seluk beluk
destinasi wisata yang ada di desa. Salah satu contohnya Desa Tejakula yang
terletak di ujung kabupaten buleleng bagian timur. Potensi yang ada disini
sebenarnya banyak, namun kurang kreativitas dari masyarakatnya untuk
mengolah pemikiran dalam memajukan desanya. Apalagi sekarang sudah
2
Tapel (topeng) yang jumlahnya mencapai 175 buah warisan abad ke-17 itu
kini distanakan di Pura Maksan Tejakula. Topeng-topeng itu hanya digunakan
di waktu-waktu tertentu ketika pementasan sakral Wayang Wong Tejakula di
pura-pura. Topeng-topeng tersebut dipakai Sekaa Wayang Wong Tejakula
yang anggotanya mencapai ratusan orang. Kesenian sakral Wayang Wong
Tejakula tak bisa dipentaskan di sembarang tempat dan sembarang waktu.
Pementasan sakral Wayang Wong Tejakula yang dibolehkan saat ada piodalan
ageng di Pura Kahyangan Tiga, piodalan di Pusra Danka, serta upacara
Ngenteg Linggih. Sebelum digunakan ngigel (menari), topeng-topeng itu
harus melalui proses upacara Bakti Pamungkah yang dilangsungkan di Pura
Maksan. Uniknya, kesenian sakral Wayang Wong Tejakula wajib dimainkan
secara bersambung, karena tidak bisa dimainkan terpenggal atau dimulai di
bagian-bagian tertentu. Semuanya haru ditampilkan utuh. Misalnya, jika
dalam piodalan di Pura Desa dimainkan bagian pertama epos Ramayana, maka
dalam pementasan selanjutnya di pura lain harus dimainkan bagian kedua epos
Ramayana. Begitu seterusnya, hingga cerita tamat. Jika sudah tamat, cerita
dimulai lagi dari bagian pertama. Sebagai kesenian sakral, Wayang Wong
Tejakula memiliki banyak hal pingit (sakral) di dalamnya. Kesenian ini
bertahan melalui warisan turun temurun secara mistis. Sekalipun orang itu
awalnya tidak bisa menarikan Wayang Wong Tejakula, namun jika sudah
waktunya menari, maka yang bersangkutan dengan sendirinya akan bisa
menari. “Mereka bisa menari tanpa proses belajar sekali pun”.
1.3 Tujuan
1.5 Kegunaan
1. Bagi Penulis
Dapat menjadi wawasan baru tentang melatih cara berkomunikasi
dengan pihak aparat desa untuk membantu meningkatkan mental
penulis dalam kalangan sosial masyarakatnya.
2. Bagi Pemerintah
Mendukung program pemerintah dalam memperdayakan potensi
pariwisata budaya yang di miliki masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan.
3. Bagi Masyarakat Sasaran
Para masyarakat di Desa Tejakula mampu membuat inovasi baru
dari pengembangan wisata yang akan berlangsung dan
meningkatkan sektor perekonomian serta menangbah penghasilan
guna mensejahtrakan warganya.
5
Desa Tejakula adalah salah satu desa yang berada di Wilayah Kecamatan
Tejakula, termasuk ibukota kecamatan yang terletak pada ketinggian 0 – 300
meter dari permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 280 C – 320 dan termasuk
dataran rendah. Batas-batas desa :
Desa Tejakula terdiri dari sepuluh Banjar yaitu : Banjar SUCI, Banjar Kajanan,
Banjar Sila Dharma, Banjar Tengah, Banjar Kawanan, Banjar Tegal Suci, Banjar
Suka Dharma, Banjar Kelodan, Banjar Kanginan dan Banjar Tegal Sumaga.
Alternatif
N
Permasalahan Akar Masalah Pemecahan Manfaat
o
Masalah
Jadwal Kegiatan
Bulan ke-
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Tahap Pertama
8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.
Ketua Pelaksana
Luh Siantari
10
Anggota 1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.
Anggota Pelaksana
Anggota 2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam bidang biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengajukan Program Kreativitas Mahasiswa.
Anggota Pelaksana
Rp
TOTAL 2.880,000,-
Rp
TOTAL 4.000.000
2. Biaya lain-lain - Rp
( cetak 500.000,-
dokumentasi,
pembuatan
laporan
kegiatan)
TOTAL Rp 1.500.000,-
TOTAL Rp 8.380.000,
Alokasi
N Program Bidang
Nama/Nim Waktu Uraian Tugas
o studi Ilmu
(jam/minggu)
1 Luh Pendidikan Bahasa 10 jam/minggu Mengkoordinasik
Siantari Bahasa Inggris an kegiatan
Inggris kepada anggota
kelompok dan
masyarakat serta
tokoh agama dan
bendesa adat
setempat.
Menyiapkan alat-
alat dan bahan
pelatihan.
Melakukan rapat
dengan aparatur
desa, tentang
lokasi pementasan
selanjutnya dari
jro mangku.
2 Luh Yuli Pendidikan Bahasa 10 jam/minggu Merancang proses
Rahmayanti Bahasa Inggris pemasaran wisata
Inngris dengan usaha
menyebarluaskan
informasi lewat
media sosisal
ataupun lewat
informasi secara
langsung kepada
khalayak banyak.
Melakukan
pengawasan.
3 Pande Pendidikan Matemat 10 jam/minggu Menyiapkan alat-
Nyoman Matematika ika alat pementasan.
Awik Survey analisis
Widanan tempat promosi
Jaya dan pemasaran
bersama ketua.
Memperhatikan
perkembangan
wisata budaya
desa Tejakula.
Materai
Rp.6000
Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerja sama dengan Pelaksana Kegiatan
PKM- Pengabdian Kepada Masyarakat
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya di antara pihak Mitra dan
Pelaksana Porgam tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan ikatan usaha dalam
wujud apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab tanpa ada unsur paksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Singaraja, 21 Agustus 2019
Yang menyatakan,
( )