Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL BISNIS

KOREAN STREET FOOD (Jajanan)

“Chipoki-Cheese Tteokbokki (Kue beras rasa keju rendah kalori)”

Makanan Khas Oppa dan Eonni yang digandrungi penonton K’DRAMA

Disusun Oleh :

Luh Siantari

1912021117

6A

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Program
1.4 Luaran yang Diharapkan
1.5 Manfaat

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisis Aspek Sumber Daya


2.2 Analisis Aspek Konsumen
2.3 Analisis Aspek Persaingan
2.4 Analisis Aspek Ekonomi Usaha

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Proses Pembuatan Produk


3.2 Proses Pemasaran Produk

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


4.2 Jadwal Kegiatan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Drama Korea atau lebih akrab dikenal dengan nama “Drakor” tentu tidak asing lagi di
telinga masyarakat yang sekarang banyak diminati semua kalangan. Tayangan drama
Korea juga tengah merambah di dunia internasional yang popularitasnya semakin
meningkat terutama di Asia. Tidak sedikit masyarakat Asia khususnya remaja Indonesia
yang banyak menghabiskan waktu mereka di rumah untuk menonton drama Korea. Bahkan
banyak dari mereka yang rela menghabiskan waktu berjam-jam bahkan sampe begadang
untuk menonton serial favorit drama Korea. Kisah yang dihadirkan sangat bervariasi mulai
dari romansa, kesehatan, hantu, pembunuhan, bahkan sejarah kerajaan dinasti Negeri
Ginseng (Korean Wave). Semua unsur dalam drama yang disuguhkan menjadi fokus utama
penonton, seperti halnya gaya berpakaian yang banyak ditiru kalangan anak muda di
Indonesia, tata rias wajah dan rambut aktor serta aktris Korea, bahkan makanan juga tidak
luput dari pantauan penonton setia drama Korea.
Beragam makanan khas Korea yang diperkenalkan oleh aktor dan aktris dalam
beberapa cuplikan adegan yang dapat menarik minat penonton untuk mencoba dan
mengkreasikan resep masakan tersebut di dapur mereka. Jenis makanan yang sering
muncul pada adegan drama Korea seperti Kimbap, Bibimbap, Tteokbokki dan Kimchi.
Mengkonsumsi makanan Korea memang mampu menggugah selera makan kebanyakan
orang yang menonton cuplikan drakor, namun perlu diingat bahwa kandungan dalam
makanan Korea hampir memiliki kesamaan dengan Indonesia, dimana penggunaan
karbohidrat yang cenderung banyak yang ada dalam bahan masakan seperti tepung beras,
tepung terigu, dan jenis karbohidrat lainnya. Sehingga penggunaan bahan yang memiliki
kandungan karbohidrat sangat dihindari oleh anak-anak muda agar badan mereka bisa
seperti Oppa dan Eonni Korea yang memiliki tubuh idaman yang langsing dalam drama
Korea, oleh sebab itu istilah rendah kalori sangat akrab dengan pejuang diet.
Salah satu jenis makanan Korea yang paling terkenal dan cocok di lidah masyarakat
indonesia adalah tteokbokki. Oleh karena itu, banyak restoran-restoran yang ada di
Indonesia melihat sebuah peluang dari dampak pengaruh drakor ke dalam usaha makanan.
Mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memuaskan rasa ingin tahu
akan cita rasa yang khas dari masakan Korea tersebut. Rata-rata restoran Korea yang ada
di Indonesia mampu untuk menyajikan makanan autentik Korea bahkan sampai
mendatangkan langsung chef dari negara asalnya, hanya saja kisaran harga makanan yang
ditawarkan cenderung mahal untuk anak muda. Oleh karena itu, bisnis jajanan Korea
pinggir jalan (Korean street food) dibuat untuk kalangan menengah kebawah, bahkan
kalangan menengah keatas juga dapat menikmatinya. Melihat minat anak muda untuk
menikmati jajanan korea yang murah dan hype menghasilkan peluang usaha yang bagus
untuk memulai bisnis jajanan Korea yaitu tteokbokki dengan menghadirkan inovasi varian
rasa keju di dalamnya agar mampu menyesuaikan dengan lidah anak muda tanpa
menghilangkan cita rasa khas Korea dari makanan tersebut. Namun jenis makanan atau
jajanan Korea yang jumlahnya beragam membuat sebagian orang Indonesia terutama
seorang Muslim takut untuk membeli makanan asing karena asumsi mereka tentang
makanan Korea yang kebanyakan mengandung minyak babi atau bahkan mengandung
daging babi sebagai bahan utama pembuatan masakan, oleh karena itu perlu dijelaskan
bahwa tidak semua makanan atau jajanan Korea tidak halal untuk dikonsumsi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada penjelasan pada latar belakang, adapun rumusah masalah pada
proposal bisnis yang dapat ditemukan, antara lain:
1. Apakah jajanan Korea Tteokbokki dapat menarik minat pasar di segala kalangan
baik anak-anak, dewasa bahkan kalangan orang tua untuk mencobanya?
2. Media informasi/promosi apa yang perlu disiapkan untuk dapat menjelaskan
kandungan dari makanan jajanan Korea sehingga masyarakat tidak memiliki
pemikiran yang aneh tentang cita rasa makanan saat pertama kali mencicipinya?
3. Bagaimana media promosi untuk menarik minat pengunjung dari kalangan muda di
Indonesia terutama yang seorang Muslim untuk tidak takut dan ragu untuk mencoba
makanan jajanan Korea?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan untuk membuat
proposal bisnis ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui peluang usaha dan sasaran dari penikmat jajanan Korea
“Tteokbokki”.
2. Menemukan strategi pemasaran yang tepat untuk menjual jajanan Korea
“Tteokbokki dan menarik minat masyarakat awam yang penasaran akan jajanan
pinggr jalan dengan konsep makanan Korea.
3. Mengkreasikan tteokbokki yang memiliki cita rasa khas Korea dengan
menggunakan bumbu asli Korea yang digabungkan dengan bumbu buatan sendiri
yang menyerupai sehingga menghasilkan rasa yang unik dan tetap bersahabat di
lidah masyarakat serta memiliki harga jual yang terjangkau untuk semua lapisan
masyarakat.

1.4 Luaran yang Diharapkan


1. Luaran yang dihasilkan dari usaha ini adalah memadukan jajanan korea dengan
bumbu racikan Indonesia sehingga sesuai dengan lidah dan selera masyarakat
Indonesia.
2. Membawa konsep jajanan Korea pinggir jalan untuk dapat menciptakan kesan unik
dan menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin mencoba masakan Korea namun
dengan harga yang ramah di kantong tetapi tetap dengan cita rasa khas Korea.
3. Memperkenalkan makanan asing terutama bagi seorang Muslim agar mereka tidak
ragu dan takut untuk memakan makanan jajanan Korea karena tidak mengetahui
kandungan dari bahan-bahan makanan jajanan tersebut.

1.5 Manfaat
Produk luaran yang dihasilkan mempunyai manfaat dan kegunaan bagi seorang
wirausaha yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan inovasi dan kreasi makanan yang dapat digunakan sebagai peluang
usaha yang menjanjikan.
2. Menghasilkan peminat kuliner Korea “Tteokbokki” untuk mendapatkan
penghasilan/pendapatan dari membuka usaha jajanan pinggir jalan.
BAB 2

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Analisis Aspek Sumber Daya

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam pengembangan usaha yang
penulis lakukan dengan menggunakan keterlibatan anggota keluarga dalam usaha yang
dilakukan, sehingga dapat dikategorikan oleh penulis sebagai pelibatan SDM sebagai bagian
dari penggunaan tenaga kerja. Oleh karena itu SDM yang dibutuhkan oleh penulis hanya
berasal dari pihak keluarga dan kerabat terdekat untuk mendukung usaha micro kecil menengah
(UMKM) yang penulis ingin jalankan. Usaha yang ingin dijalankan oleh penulis sudah
melibatkan SDM, maka hal itu berarti wajib hukumnya ada satu organisasi kerja. Hal ini karena
jika ada organisasi maka untuk pembagian tugas dan menjalankan fungsi SDM dan
sumberdaya lainnya yang ada guna mencapai tujuan bersama dapat dilakukan dengan lebih
rapih dan maksimal. Organisasi menjadi wadah bagi pelaksanaan kerja yang direncanakan dan
diperlukan oleh penulis. Keberadaan organisasi berarti akan diperlukan satu pemimpin, dan itu
berarti harus ada proses kepemimpinan dari wirausaha yang dilakukan. Penulis selaku
pemimpin akan mengarahkan semua SDM ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati
dengan mengelola sumber-sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dengan
keikutsertaan penulis sebagai pemimpin maka usaha “Chipoki-Cheese Tteokbokki” sudah
mempunyai secara lengkap aspek-aspek yang dibutuhkan bagi pencapaian tujuan yang
diharapkan dan pengembangan usaha yang direncanakan sesuai dengan hasil yang dapat
dicapai.

ANALISIS KOMPETENSI SDM

Tingkat pendidikan Jumlah


SD 1
SMP
SMA 3
D3/Sarjana Muda 1
Sarjana
Total 5
Bagian/DEPT Jumlah
Manajemen 1
Bagian produksi 2
Bagian pemasaran 1
Bagian administrasi 1
Total 5

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

JABATAN Tingkat Keterampilan Khusus


Pendidikan
Manajemen SMA Menguasai keterampilan di bidang komputer dan
mampu memimpin sebuah organisasi serta mahir
dalam mengatur jadwal kerja dalam menjalankan
usaha.
Bagian produksi SD dan SMA Menguasai bidang resep usaha dan pengolahan bahan
baku menjadi makanan siap saji.
Bagian pemasaran SMA Mampu menganilisis kebutuhan pasar dan menguasai
video editing untuk keperluan promosi dalam media
digital dan cetak.
Bagian administrasi SMA Menguasai Ms Excel guna keperluan pembukuan
dalam melihat penjualan dan pendapatan yang akan
didapatkan selama usaha dijalankan.

2.2 Analisis Aspek Konsumen

Bagian analisis konsumen dalam rancangan proposal bisnis ini fokus pada faktor
persaingan bisnis dengan melihat pada minat konsumen di pasaran. Target pasar dalam
perencanan usaha “Chipoki-Cheese Tteokbokki” adalah kalangan anak-anak hingga remaja,
namun tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua akan menyukai jajanan tersebut.
Sehingga penulis memfokuskan promosi di media digital untuk menarik pelanggan kalangan
remaja jaman sekarang yang tidak lepas dari penggunaan Smartphone. Lokasi bisnis yang
penulis inginkan saat membuka usaha jajanan pinggir jalan dengan letak yang strategis dan
tentu saja berada di dekat jalan raya. Dengan konsep warung pinggir jalan namun di kemas
dalam “booth container” yang ingin penulis ciptakan, diharapkan ini dapat menarik minat
pembeli dari konsep tempat jualan yang lebih modern. Penulis memastikan selera konsumen
menjadi prioritas utama dalam menjalankan usaha ini. Dimana resep yang diciptakan akan
mengikuti lidah masyarakat Indonesia, sehingga produk makanan yang ditawarkan akan lebih
laku terjual. Penulis juga melakukan riset tentang pesaing di sekitar lokasi usaha. Berdasarkan
pengamatan langsung, penulis memastikan bahwa jenis usaha yang dibuat dan produk yang
dijual belum memiliki pesaing sejauh ini. Produk pesaing lebih banyak menjual makanan khas
Indonesia yang tidak jauh dari olahan mie dan olahan daging. Sehingga penulis dapat
memastikan bahwa makanan yang dijual dapat menarik konsumen baru untuk mencoba produk
yang dipasarkan. Penulis mengklaim bahwa menjual jajanan korea ini dapat menciptakan
sensasi baru pada rasa makanan yang belum pernah dinikmati oleh masyarakat di Indonesia.
Ini juga dapat memberikan kesempatan bagi penggemar drama korea yang sangat antusias
dalam mencoba jajanan korea seperti dalam cerita/scene yang ditampilkan.

2.3 Analisis Aspek Persaingan

Untuk saat ini, penulis rasa akan mempunyai beberapa pesaing. Seperti pedagang jajanan
keliling yang sudah memiliki langganan tetap serta usaha makanan yang sudah membuka gerai
makan di tempat. Walaupun “Chipoki-Cheese Tteokbokki” merupakan jajanan baru yang
penjual hadirkan saat ini, namun pengaruh pesaing terhadap penjualan makanan akan sedikit
berpengaruh karena para pesaing sudah terlebih dahulu berjualan jenis makanan lain yang lebih
menarik minat pasar/pembeli serta tempat berjualannya yang cukup strategis sehingga akan
ada banyak orang yang melakukan aktivitas disekitar ditempat tersebut sehingga pembeli
senantiasa membeli makan tersebut untuk disantap. Penulis juga menganalisis persaingan
harga yang akan ditawarkan oleh penjual makanan lain agar produknya tidak kehilangan minat
pembeli. Penulis juga akan bersiap dengan persaingan harga dipasaran namun tetap
memperhatikan biaya produksi untuk tetap mendapatkan laba dalam penjualan makanan.

2.4 Analisis Aspek Ekonomi Usaha

Harga jual produk Chipoki-Cheese Tteokbokki disesuaikan dengan harga para pesaing
yakni seharga Rp. 10.000,00 per satu cup untuk ukuran 140gram. Dengan tampilan menarik
serta rasa yang lezat dan bergizi, Cheese Tteokbokki ini dapat menarik minat para konsumen
dan juga kaya akan protein serta sebagai makanan penunda lapar. Berikut rincian biaya
produksi dan asumsi harga jual per kemasan:

Nama bahan Jumlah Harga satuan Total harga


Tepung beras ketan 36kg Rp 10.000,00 Rp 360.000,00
Daun bawang 36 tangkai Rp 1000,00 Rp 36.000,00
Sosis 10 kg Rp 20.000,00 Rp 200.000,00
Garam 6 pack Rp 2.500,00 Rp 16.000,00
Saus gochujang 10 botol (ukuran 100gr Rp 23.000,00 Rp 230.000,00
per botol)
Keju Mozarella 10 pack (250gr per pack) Rp 25.000,00 Rp 250.000,00
Air galon 6 galon Rp 15.000,00 Rp 90.000,00
Cup ukuran 140gram 18 pack Rp 16.800,00 Rp 302.400,00
Sendok plastik 18 pack Rp 10.000,00 Rp 180.000,00
Desain label 180 biji Rp 250,00 Rp 45.000,00
Jumlah Rp 1.709.400,00

Perhitungan Break Event Point (BEP):


 Asumsinya dalam 1 bulan ada 4 minggu
 Penjualan rata-rata 180 kemasan per minggu
 Penjualan rata-rata per bulan 180 x 4 = 720 kemasan
 Rata-rata keuntungan bersih per cup adalah Rp 6.448,00
Perhitungannya: Total laba kotor Rp 5.448,00 x 720 = Rp 4.642.560,00
 Beban listrik dan air per bulan Rp 100.000,00
 Modal awal = Rp 1.709.400,00 - Rp 4.642.560,00 - Rp 100.000,00 = Rp 2.933.160,00
Maka BEP usaha selama 5 bulan modal awal pembelian alat-alat dan bahan-bahan
usaha sudah bisa tertutupi. Sementara, alat-alat dan bahan tersebut masih memiliki nilai
pakai (nilai guna) untuk kelangsungan produksi selanjutnya. Dengan harga Rp
10.000,00 per 1 cup ukuran 140gram. Kami mentargetkan pada kalangan masyarakat
menengah ke bawah untuk dapat menikmati makanan yang penulis jual, karena
menurut penulis harga jual yang tidak terlalu tinggi akan membantu memperlancar
proses penjualan untuk semua kalangan.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Proses Pembuatan Produk

Membuat hidangan Chipoki-Cheese Tteokbokki sendiri untuk produksi rumahan


tergolong cukup mudah serta bahan-bahan yang dibutuhkan tersedia di pasar atau supermarket.
Pembuatan produk Chipoki memiliki 2 tahapan sebelum disajikan kepada pelanggan, tahapan
itu dimulai dari pengolahan beras ketan menjadi adonan garratteok (kue beras) kemudian
dilanjutkan dengan pencampuran kue beras dengan saos korea (gochujang). Berikut Langkah-
langkah yang dilakukan dalam proses pembuatan Chipoki-Cheese Tteokbokki:

1. Cara membuat garratteok (kue beras) adalah :


 Campur dan aduk: tepung beras, garam, dan air panas, hingga kalis.
 Tuangkan air sedikit demi sedikit pada tepung beras, kemudian aduk pelan-pelan
dengan menggunakan tangan dan dilanjutkan dengan menghaluskan adonan
menggunakan tirisan.
 Siapkan kukusan
 Setelah kukusan sudah mengeluarkan uap, kukuslah tepung beras itu hingga
matang.
 Setelah matang, angkat lalu dibuat menjadi adonan berbentuk silinder berukuran 5
cm sambil mengoleskan minyak wijen supaya tidak lengket namun tetap kenyal.
 Kemudian, rebus lagi di air mendidih selama 20 menit atau sampai rice cake
mengambang.
 Setelah matang bisa diangkat dan sisihkan.

2. Cara membuat tteokbokki dengan bumbu pedasnya :


 Panaskan minyak goreng dalam wajan lalu masukkan saos saos korea (gochujang)
dan sosis.
 Setelah saos dan sosis masak, masukkan garaetteok dan tumis hingga bumbu
meresap pada garaetteok-nya.
 Tambahkan sedikit air dan garam kemudian masak lagi hingga mendidih. Masak
sampai bumbu benar-benar meresap dan kuah mengental.
 Jika semua sudah matang, kecilkan api lalu berikan parutan keju mozarella
diatasnya.
 Setelah keju perlahan meleleh, taburi dengan irisan daun bawang dan wijen putih.
Kemudian matikan api dan Tteokbokki sudah siap disajikan.

Anda mungkin juga menyukai