Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KUNTULAN, HIBURAN MASA LALU YANG PATUT


DILESTARIKAN

disusun oleh :

Lita Faola

SMK N 1 Karangdadap Kabupaten Pekalongan

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanpa tradisi, seni adalah kawanan domba tanpa gembala. Tanpa inovasi, itu
adalah mayat (Winston Churchill)

Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang berliku, melewati trial and error
yang pada titik tertentu akhirnya menjadi peninggalan-peninggalan yang tetap
ada dan terekam sampai sekarang yang kemudian menjadi sebuah tradisi.
Seni tradisi sebagai bagian dari produk suatu kebudayaan terlalu penting
untuk dilupakan begitu saja. Terlebih lagi perjalanannya melintasi panggung
sejarah di negeri ini tiba-tiba saja harus melompat ke sebuah zaman yang
ditandai dengan banyaknya produk teknologi yang sedikit banyak mengubah
cara orang untuk menikmati hiburan.

Sebuah kesenian tradisional memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi identitas


suatu kesenian. Di samping itu, keadaan sosial budaya di suatu daerah yang
mempengaruhi kesenian tradisional tersebut banyak juga berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual yang merupakan aspek penting dalam
kehidupan manusia. Melalui kegiatan ritual, masyarakat mengekspresikan apa
yang menjadi kehendak dalam pikiran mereka. Salah satu contohnya adalah
kegiatan upacara ritual yang berhubungan dengan siklus kehidupan, syukuran
panen maupun bersih desa. Upacara tradisional tersebut sampai sekarang
masih terus terjaga dalam berbagai bentuk yang diwariskan dari generasi satu
ke generasi selanjutnya.

Masyarakat Kabupaten Pekalongan khususnya Kecamatan Paninggaran


memiliki kesenian tradisional yang biasa dimainkan yaitu kuntulan. Kesenian

1
ini berupa seni bela diri yang dimainkan lebih dari 10 orang, dengan diiringi
musik. Dalam pertunjukannya, kesenian tersebut memperlihatkan bentuk seni
bela diri yaitu pencak silat yang memadukan antara jurus bela diri dan tenaga
dalam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas pada
tulisan ini adalah Bagaimanakah melestarikan Kuntulan sebagai hiburan turun
temurun pada generasi milenial yang sudah terpapar teknologi dan informasi
global?

2
BAB II

PEMBAHASAN

Paninggaran adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang terletak


25 km dari Kota Kajen sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Pekalongan.
Paninggaran adalah sebuah wilayah hijau yang dikelilingi oleh pegunungan dan
hamparan perbukitan. Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Lebakbarang Kabupaten Pekalongan dan Kecamatan Kalibening Kabupaten
Banjarnegara, sebelah selatan dengan Kecamatan Kandangserang Kabupaten
Pekalongan, dan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kajen yang menjadi
ibukota Kabupaten Pekalongan.

Kecamatan yang terletak berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara ini selain


memiliki keanekaragaman kekayaan alam juga memiliki beberapa kesenian atau
tradisi yang berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi. Beberapa
diantaranya yaitu tradisi Mbok Brendung yaitu boneka untuk memanggil hujan,
serta Kesenian Kuntulan yaitu seni beladiri pencak silat yang digabungkan dengan
musik dan sholawatan. Tradisi ini mungkin hanya familiar di daerah pegunungan
di sekitar Pekalongan seperti Paninggaran, Kandangserang maupun Lebakbarang.

Kesenian kuntulan merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional kerakyatan


dari kelompok jenis kesenian sholawatan. Sholawatan merupakan kesenian rakyat
yang diwariskan secara turun temurun. Sholawat sering disebut juga seni
terbangan atau daff dan dianggap sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Sholawatan terdiri dari suara vokal dan dan instrumental yang unsur utamanya
berupa sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW serta dzikir dan doa-doa.
Kesenian kuntulan dikelompokkan ke dalam jenis kesenian sholawatan karena
bentuk penampilan dari kesenian ini terdiri dari musik rebana yang digunakan
untuk mengiringi vokal yang berupa sholawat nabi dan ditampilkan gerakan tari
yang diangkat dari gerakan-gerakan pencak silat.

3
Kesenian ini dinamakan kuntulan karena penarinya kelihatan serba putih seperti
burung kuntul atau burung bangau. Selain itu, kesenian ini disebut kuntulan
karena menggambarkan gerakan pencak silat pada kesenian kuntulan mengadopsi
dari gerakan burung bangau yang lincah dan menarik.

Kesenian kuntulan merupakan kesenian yang banyak berkembang di daerah


pesisir pantai utara pulau jawa. Pada mula pertumbuhannya, kesenian kuntulan
berawal dari pondok pesantren. Kesenian kuntulan merupakan warisan walisongo
dalam berdakwah dan menyebarkan agama islam di pulau jawa. Seni tari ini
punya peran tersendiri dalam menyebarkan agama islam di masa lalu. Kesenian
kuntulan ini dimainkan tujuannya untuk menarik warga agar mau berkumpul . lalu
di tengah musik dan tarian, dilantunkanlah syair ajakan untuk menjalankan syariat
islam dan berbuat baik kepada sesama umat manusia. Cara inilah yang dahulu
dipakai oleh para wali untuk menyebarkan agama islam di pulau jawa.

Tarian kuntulan juga pernah berkembang pada masa Pangeran Diponegoro untuk
mengelabui tentara kolonial Belanda agar laskar-laskar Pangeran Diponegoro di
dalam menyusun kekuatan tidak tercium oleh pemerintah Belanda. Maka gerakan-
gerakan beladiri ini diperhalus dan diiringi rebana maupun syair-syair keagamaan.

Setelah Indonesia merdeka, kesenian kuntulan berkembang dan beralih fungsi


yang awalnya sebagai ajang untuk melatih ilmu beladiri pencak silat menjadi
sebuah pertunjukan yang sarat akan nilai-nilai islami. Kesenian ini semakin
digemari oleh masyarakat sekitar karena pada zaman dahulu tidak ada hiburan
selain kesenian Kuntulan.

Seni kuntulan masih tumbuh subur di desa yang ada di daerah pegunungan. Di
Pekalongan, kesenian kuntulan ini tumbuh subur di Kecamatan Paninggaran. Seni
ini muncul sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut kisah turun temurun
masyarakat setempat, seni kuntulan saat itu dibawa oleh Sunan Kalijaga dan
dikembangkan oleh para pengikut beliau. Lambat laun seni ini berkembang dan
dapat diterima masyarakat karena efektivitasnya sebagai media dakwah dan media
tutur untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan sosial lainnya.

4
Gerak menghentak, diikuti dengan kuda-kuda serta pukulan dan tendangan
layaknya orang sedang berkelahi, dibarengi dengan tabuhan terbang atau rebana
dan para penyanyi menyanyikan syair dalam bahasa arab. Gerakan terus terjaga
dari satu pukulan ke pukulan yang lainnya. Begitulah masyarakat di kecamatan
Paninggaran menyebutnya dengan kesenian kuntulan. Sebuah kesenian yang
menggabungkan seni bela diri dan alunan musik islami dengan menggunakan
instrumen musik rebana atau terbang dan pada syair menggunakan ayat Al-
Barzanji. Selain itu para penari menarikan gerakan pencak silat secara bersama-
sama.

Dalam tari kuntulan ini memang unik, para pria yang berpakaian dominan putih
ini bergerak secara kompak ke sana dan kemari. Kadang penari berputar, kadang
berhenti sambil mengangguk-anggukkan kepala dan di tengah pertunjukan penari
ini melakukan gerakan silat yang tarikannya secara tegas dan kuat. Mulut para
penari terus menerus melantunkan syair-syair islami.

Awalnya kuntulan di Paninggaran dimainkan oleh orangtua/bapak-bapak.


Harusnya terjadi regenerasi pemain kuntulan agar hiburan rakyat ini bisa terus
menerus lestari. Alih-alih belajar melestarikan tradisi, para pemuda zaman
sekarang lebih memilih untuk menyibukkan diri mereka dengan dawai yang
mampu menghubungkan mereka dengan dunia maya. Lambat laun tradisi ini
semakin susah ditemukan.

Adanya kekhawatiran tentang menghilangnya kesenian yang menjadi hiburan


rakyat tersebut membuat beberapa pemuda dengan didampingi oleh para sesepuh
dari Paninggaran yang masih peduli terhadap tradisi leluhur mereka mencoba
untuk menghidupkannya kembali sedikit demi sedikit dan melakukan inovasi agar
kesenian ini bisa lebih menarik perhatian warga terutama generasi muda. Inovasi
tersebut diwujudkan dengan menampilkan kesenian lain dalam kuntulan
diantaranya obor sembur, permainan debus dan lain-lain.

5
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Kesenian kuntulan merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang tumbuh


dan berkembang di kalangan masyarakat pedesaan. Kesenian kuntulan
merupakan pertunjukan yang ada di Kecamatan Paninggaran digunakan
sebagai latihan beladiri namun pada perkembangannya menjadi pertunjukan
yang dipentaskan sebagai hiburan jika ada orang yang menyewa atau ada
orang hajatan. Seni Kuntulan diwujudkan dalam seni hiburan masyarakat
yang di dalamnya berisikan tari dan syair-syair islami. Pada tari kuntulan ini
ragam geraknya masih terlihat gerakan beladiri, karena belum dikreasikan.

Seiring perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi, banyak generasi


muda yang sudah tidak mengenal lagi kebudayaan leluhurnnya termasuk
kesenian tradisi Kuntulan. Selain karena semakin membludaknya budaya luar
yang masuk dan digemari masyarakat terutama para pemuda, kesenian
kuntulan ini dirasa juga kurang menarik karena gerakannya yang monoton.
Untuk itu perlu adanya inovasi dan kreativitas agar kuntulan mampu menjadi
sebuah tradisi lokal yang menjadi ciri khas daerah Paninggaran dan digemari
oleh masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan uraian tentang kesenian kuntulan yang ada di Kecamatan


Paninggaran ini, penulis ingin memberikan saran sebagai berikut :

1. Budaya sangat penting ditanamkan kepada anak sejak dini. Karena dengan
budaya akan memberikan dampak yang positif untuk perkembangan jiwa
anak serta memupuk rasa nasionalisme.

6
2. Beranilah bermimpi hingga membuahkan hasil yang spektakuler. Jangan
patah semangat dan tumbuhkan kreativitas agar kesenian tradisional ini
lebih inovatif dan semakin menarik perhatian

3. Think global, act local. Untuk menjadi modern kita tidak harus
meninggalkan tradisi budaya kita sendiri

4. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan perhatiannya pada


kesenian Kuntulan dengan memberikan kesempatan untuk lebih sering
tampil di berbagai acara.

5. Dinas pariwisata agar dapat membantu dalam pengembangan wadah atau


perkumpulan kesenian kuntulan ini, dan agar lebih sering menyertakan
kelompok kesenian ini dalam suatu ajang festival baik regional maupun
nasional sebagai tontonan khas Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai