Anda di halaman 1dari 7

KESENIAN TARI TOPENG GETAK KALIWUNGU,WARISAN BUDAYA TAKBENDA

RESMI MILIK LUMAJANG

Ana Maulidiyah

201104040012

Islam dan Budaya Pandhalungan

Universitas Islam Negeri Ahmad Siddiq Jember

Abstrak

Tari topeng Kaliwungu merupakan seni tari tradisional di Kabupaten Lumajang yang diwariskan
secara turun menurun, dan tari topeng Kaliwungu ini timbul karena pengaruh kesenian kesenian
yang di bawa oleh masyarakat Madura yang berpindah atau imigrasi ke Kabupaten Lumajang
lebih dari seabad. Untuk saat ini sendiri tari topeng Kaliwungu ini sudah jarang ditemui karena
sudah sangat sedikit orang yang bisa menarikan tarian topeng Kaliwungu. Kebudayaan tari
topeng Kaliwungu ini merupakan perpaduan budaya antara orang Madura ialah topeng wayang
sedangakan orang jawa ialah sebuah tarian, perihal ini maka tari topeng Kaliwungu ini bagaikan
sebuah contoh akulturasi budaya budaya asing dan budaya lokal yang terdapat di Lumajang ini.
Tarian topeng Kaliwungu ini senantiasa selalu dilestarikan disanggar sanggar tari di Lumajang di
sisi lain juga diikutsertakan dalam festival kebudayaan nasional maupun internasional
menunjang pelestarian serta promosikan kota Lumajang. Dan tarian topeng Kaliwungu ini
memiliki ciri khas gerak yang beda dengan tarian lain atau yang tidak dimiliki tari lain karena
disebabkan ini adalah gerakan Cakilan yang biasanya berada di budaya Mataram, sehingga tarian
topeng Kaliwungu ini menjadikan tari topeng yang memadukan dua kebudayaan antara
Kebudayaan orang Madura dan kebudayaan orang Jawa apa yang biasanya disebut dengan
pandalungan.

Kata kunci : Kebudayaan,Seni Tari Kaliwungu,Lumajang

Abstract

The Kaliwungu mask dance is a traditional dance art in Lumajang Regency that has been passed
down from generation to generation, and this Kaliwungu mask dance arose because of the
influence of art brought by the Madurese people who moved or immigrated to Lumajang
Regency for more than a century. For now, the Kaliwungu mask dance itself is rarely found
because there are very few people who can dance the Kaliwungu mask dance. The culture of this
Kaliwungu mask dance is a blend of cultures between the Madurese, which are wayang masks,
while the Javanese are a dance, in this case the Kaliwungu mask dance is like an example of
acculturation of foreign cultures and local cultures in Lumajang. This Kaliwungu mask dance is
always preserved in the dance studio in Lumajang, on the other hand, it is also included in
national and international cultural festivals to support the preservation and promotion of the city
of Lumajang. And this Kaliwungu mask dance has a characteristic movement that is different
from other dances or that other dances do not have because this is a Cakilan movement which is
usually in Mataram culture, so this Kaliwungu mask dance is a mask dance that combines two
cultures between the Madurese and the Madurese culture. Javanese culture is what is usually
called pandalungan.

Keywords: Culture, Kaliwungu Dance, Lumajang


PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku dan beraneka ragam
kebudayaan, keanekaragaman budaya yang tersebar tersebut merupakan akar sebuah kebudayaan
yang menjadi identitas negara Indonesia. Kebudayaan adalah suatu sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya dari manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia
sebagai hasil dari belajar. Kebudayaan sendiri memiliki berapa fungsi yang hadir dan dapat
dirasakan dalam kehidupan masyarakat, fungsi utama sebuah kebudayaan adalah untuk
mempelajari warisan nenek moyang kita yang terdahulu dan generasinya kemudian meninjau
kembali Apakah warisan tersebut dapat diperbaharui atau akan tetap dilanjutkan dan apabila
ditinggalkan maka kebudayaan tersebut akan rusak. Kebudayaan bangsa Indonesia hingga saat
ini dapat digambarkan sebagai sebuah tumpukan pengalaman budaya yang lapisan-lapisannya
terbentuk sepanjang sejarah. Unsur-unsur kebudayaan terdiri dari 7 unsur yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya, berikut ini unsur-unsur dari kebudayaan sistem bahasa, sistem
mata pencaharian,sistem kemasyarakatan,sistem teknologi,sistem pengetahuan,sistem religi,dan
sistem kesenian. Kesenian merupakan salah satu dari ketujuh unsur-unsur kebudayaan salah satu
dari ke-7 unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal.

Lumajang merupakan salah satu kota di Jawa Timur dan masih masuk dalam wilayah
pendhalungan yang banyak memiliki berbagai macam kesenian tradisional dan salah satu dari
kesenian tradisional tersebut adalah tari topeng getak Kaliwungu, kesenian tari getak Kaliwungu
ini berdiri sekitar tahun 1940 yang dibawa oleh imigran dari Madura. Dan tujuan dari para
imigran Madura ini untuk mengembangkan kesenian tari topeng getak sebagai sebuah cara untuk
melepas Rindu pada tempat asal mereka dilahirkan, dan pada saat itu sendiri Tari topeng getak
Kaliwungu masih kurang mendapat tanggapan baik dari masyarakat atau lebih tepatnya kurang
menarik. Dan pada sekitar tahun 1954 kesenian tari topeng getak Kaliwungu ini mulai
dikenalkan ke seluruh masyarakat dengan cara dimainkan dari desa ke desa sebagai proses
pengenalan kepada masyarakat. Pada sekitar tahun 1980 kesenian tari topeng getah Kaliwungu
ini mengalami kejayaan karena banyaknya masyarakat maupun pemerintah Mengundang
kesenian tersebut sebagai hiburan dalam acara hajatan masyarakat di sana. Dan dengan seiring
berjalannya waktu kesenian tari topeng getah Kaliwungu ini sudah mulai tergeser dengan adanya
hiburan modern seperti karaoke,dangdutan dan lain sebagainya. Dan pada tahun 2000 kesenian
tari topeng getah Kaliwungu ini mulai ditingkatkan kembali hingga saat ini. Peningkatan ini
tidak lepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah melalui Dinas
Pariwisata dalam mengembangkan kesenian tari topeng getak Kaliwungu agar bisa dikenal luas
oleh masyarakat Indonesia dan juga dikenal oleh bangsa lain.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan artikel ini menggunakan metode
analisis isi tentang keberadaan pembaruan Islam di India yang didasarkan pada studi ke
perpustakaan atau Library Research melalui berbagai literatur yang terkait dengan topik
pembahasan yang referensinya diambil dari buku, majalah, kamus, internet, yang memiliki
relevansi dengan judul artikel ini.Dan metode penelitian ini Library Research digunakan dalam
mencari data atau mengamati pengamatan secara mendalam dengan tema yang sedang dipelajari
untuk menemukan jawaban sementara atas permasalahan yang ditemukan di awal sebelum
penelitian ditindaklanjuti.

Dengan kata lain metode penelitian kepustakaan adalah suatu metode mencari,
mengumpulkan dan menganalisis sumber data yang diolah dan disajikan dalam bentuk artikel
seperti ini. Dalam artikel ini ada metode yang dianggap relevan dan oleh karena itu relevan.
Antropologi budaya adalah sebuah cabang antropologi yang mempelajari kebudayaan dan pada
umumnya menyelidiki berbagai kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam telaahnya mempelajari
atau menyelidiki bagaimana atau menyelidiki Bagaimana mampu berkebudayaan dan
mengembangkan panjang masa.

Oleh karena itu, penulis mengungkapkan melalui 4 tahapan, yaitu:

A. Heuristik (pengumpulan data), dalam pengumpulan data ini penulis mencari tulisan-
tulisan yang berhubungan dengan topik artikel ini dan penulis juga mencari beberapa literatur
yang kemudian digunakan sebagai bahan penelitian atau melakukan tinjauan pustaka.

B. Kritik adalah upaya peneliti untuk menelaah sumber-sumber yang diperoleh guna mengetahui
kejelasan kredibilitas dan keasliannya. Dalam penilaian penelitian menerapkan konsep kritik
internal dan kritik eksternal.

C. Interpretasi adalah upaya peneliti untuk menelaah sumber-sumber yang diperoleh, dan
dalam hal ini ada dua metode, yaitu:

1. Metode komparatif, peneliti membandingkan fakta-fakta dan kemudian menarik


kesimpulan. 2. Metode analisis deskriptif, peneliti menggambarkan fakta-fakta yang
disajikan disertai dengan analisis kritis.

D. Historiografi, yaitu peneliti menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang disusun dari
interpretasi yang diperoleh dari interpretasi sumber sejarah dalam bentuk tertulis.

PEMBAHASAN

Eksistensi kesenian tari topeng getah Kaliwungu ini letak Kaliwungu ini sangat tergantung
pada proses pewarisan dari generasi ke generasi selanjutnya ( generasi penerus ). Salah satu dari
penyebab penghambat proses pewarisan yang berjalan tidak lancar atau tidak baik adalah
generasi muda yang kurang tertarik untuk melanjutkan upaya kesenian tari topeng gethak
Kaliwungu. Kesenian tari topeng gethak Kaliwungu ini kesenian yang memiliki khas tersendiri
dengan kesenian tradisional lainnya yang ada di Lumajang. Keunikan kesenian tari topeng getah
Kaliwungu ini terletak pada saat menggunakan atribut yang digunakan atau dipakai saat
pertunjukan dengan memakai sebuah topeng, busana yang disertai dengan sapu tangan sebagai
ganti dari senjata nanggala. Ciri khas yang dibawakan oleh tarian topeng getak Kaliwungu ini
Yakni dengan menggambarkan seorang sosok Prabu Baladewa yang berwibawa serta gagah
berani. Pada bidang kesenian tari tradisional ini yang berada di Lumajang pengaruh daerah
Madura dapat terlihat dari motif-motif gendhing pengiring yang digunakan atau motif kesamaan
dalam hal istilah-istilah suatu gerak tarian tersebut.

Karakteristik yang terdapat di Lumajang sendiri dari segi etnik dan budaya masyarakat di
sana, yang masyarakatnya sebagian besar berasal dari sebuah suku agraris yakni (petani dan
pelaut). Sedangkan yang ditinjau dari segi suku-suku di Lumajang terdapat beberapa suku seperti
suku Madura suku Jawa dan masyarakat suku Tengger. Dengan adanya perpaduan masyarakat
dan budaya menyebabkan banyaknya seni khas budaya daerah lumajang seperti seni tari,seni
musik,dan seni rupa yang lebih dominan dipengaruhi budaya madura. Kesenian tari topeng
gethak kaliwungu ini bermula dari sebuah pertunjukan wayang topeng yang merupakan bagian
dari pertunjukkan sandur dilumajang yang terutama ditampilkan dibagian awalan. Dan pada
mulanya Tarian topwng getak kaliwungu ini merupakan bagian dari penyajian yang pada
umumnya digunakan untuk mengawali sebuah pertunjukan tersebut dan kemudian tarian ini
diangkat sebagai tarian lepas dengan nama tarian topeng getak Kaliwungu.

Kemunculan kesenian tari topeng getak Kaliwungu ini dilatarbelakangi oleh kondisi sosial
budaya, yang pada dasarnya wilayah yang terdapat di kabupaten wilayah yang terdapat di
Kabupaten lumanjang ini tidak memiliki penduduk asli Lumajang melainkan ada beberapa
kelompok etnis yang menempati kota Lumajang seperti etnis Madura Jawa Arab dan Cina, dan
oleh sebab ini terdapat banyak nilai budaya yang terkandung akan menjadikan sebuah
Kembangan sosial perkembangan sosialkultural masyarakat Lumajang. Di sisi lain
perkembangan budaya asal kesenian tari topeng getak Kaliwungu asalnya dilakukan untuk
menjalin hubungan antara sesuku dan menjalinkan solidaritas yang kuat agar jati diri dan
kebudayaan di tempat perantauan tetap terbina dengan baik. Selain itu para imigran dari Madura
juga mengembangkan kesenian additional lain dari daerah asal mereka seperti contoh kesenian
macopat,seni Tandhak, kesenian tari topeng getak, Sandur dan lain sebagainya.

Untuk mencapai sebuah tujuan akhir yang di mana masyarakat yang bisa membantu dalam
pelestarian kesenian tari topeng getah Kaliwungu ini haruslah melalui beberapa tahapan yakni
seperti mengenal,mengapresiasi,dan melestarikan. Untuk tahapan yang pertama yakni tahapan
mengenal di mana tahapan ini tahapan yang harus dilakukan masyarakat dulu yakni mengenal
kesenian tersebut dengan baik, yang dalam artiannya masyarakat itu harus mengenal terlebih
dahulu mengetahui tentang apa dan bagaimana bentuk dari kesenian tari topeng getak Kaliwungu
ini. Dan setelah masyarakat mengenal kesenian tersebut tahapan selanjutnya adalah tahap
apresiasi di mana tahapan apresiasi ini menyadari sepenuhnya seluk beluk atau Suatu bentuk
respect yang dilakukan oleh masyarakat terhadap sebuah karya seni seperti tari topeng getak
Kaliwungu ini. Dan sehingga pada tahapan apresiasi ini masyarakat ke depannya akan lebih
mengerti dan peduli tentang kesenian tari topeng getak Kaliwungu. Dan untuk tahapan yang
terakhir yakni tahapan melestarikan merupakan tahapan yang sangat diharapkan dapat menjaga
kesenian kesenian indonesia seperti tari topeng getak kaliwungu agar tetap ada serta tidak punah
atau hilang. Dengan seiring berjalannya waktu pementasan kesenian tari topeng getak Kaliwungu
ini berkurang karena kurangnya kesempatan pentas dan karena pelakon atau penari topeng getah
Kaliwungu ini sudah jarang ditemui yang disebabkan masyarakat kurang memahami nilai
budaya sehingga tindakan-tindakan untuk melestarikan tarian ini sangat diharapkan. Kesenian
tari topeng getah Kaliwungu ini juga sangat berhubungan dengan nilai historis Kabupaten yang
menggambarkan Raden Arya wiraraja yang berasal dari Sumenep menjadi raja di Kerajaan
lamajang tinggang juru.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan artikel di atas maka disimpulkan sebagai berikut :

Untuk kesimpulan yang pertama yakni Tari topeng getak Kaliwungu memiliki gerakan yang
khas dan tidak dapat dijumpai dari tari topeng kota lain. Di setiap gerakan tarian ini sangat begitu
menggambarkan adanya percampuran yang kental antara budaya Madura dan udara budaya Jawa
adanya percampuran yang kental antara budaya Madura dan budaya Jawa. Dan dengan
berjalannya waktu ini tarian topeng getak Kaliwungu masih belum banyak orang mengetahui
tentang tarian tradisional Lumajang tersebut.

Dan untuk kesimpulan yang kedua yakni tentang perkembangan kesenian tari topeng getah
Kaliwungu sudah mengalami banyak perubahan dari segi pementasan seperti atribut dan
instrumen musik yang digunakan pada saat pertunjukan dilangsungkan. Dengan adanya
perubahan yang ada dalam kesenian tari topeng getak kaliwungu tersebut sehingga mendapat
perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten pada tahun 1980 sampai 1990 dan pada tahun 2000
mulai masuknya kesenian modern seperti contoh karaoke dangdutan membuat kesenian tari
topeng getah Kaliwungu ini mulai kurang diminati oleh masyarakat.

Untuk kesimpulan yang ketiga menurut saya pribadi bahwasannya kurangnya kreativitas para
Seniman yang menyebabkan terhambatnya kegiatan kesenian tari topeng getak Kaliwungu
karena ketidakmampuan para seniman dalam menghadapi masa yang akan datang atau masa
depan. Di sisi lain para seniman ini hanya lulusan dari SD,SMP saja dan ini juga menjadi
penghambat dan sulit untuk menghadapi tantangan zaman. Serta usaha pelestarian kesenian tari
topeng getah Kaliwungu ini masih membutuhkan berbagai pihak diantaranya peran pemerintah
daerah seniman dan masyarakat karena hal ini sangat diperlukan untuk menjaga Anggar kesenian
tari topeng getak Kaliwungu ini tidak mengalami kepunahan.
DAFTAR PUSTAKA

https://genpi.id/tari-topeng-kaliwungu-lumajang

https://www.onesearch.id/Record/IOS800.article-8555/TOC

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id?newdetail&detailTetap=2902

https://www.visitlumajang.com/kesenian-tari-topeng-kaliwungu-warisan-budaya-takbenda-
resmi-milik-lumajang/3003

Hidayar,R.(2009) Jelajah Jejak Jejak Tari Etnik Jawa Timur. Malang : Gantar Gumelar Pres

Anda mungkin juga menyukai