Anda di halaman 1dari 4

DESA WISATA PENGLIPURAN

A. Sejarah berdiri dan perkembangannya


Asal desa Penglipuran dari desa Bayung gede diberikan namadari Kerajaan
Bangli. Silsilah Desa Penglipuran memiliki dua versi pertama pelipur yang artinya
pelipur atau menghibur, kedua pengileng dan pure yang artinya pengingat, serta pure
yang artinya tempat kelahiran yang dimana, tempat kelahiran yang dimaksud yaitu desa
Bayung gede, diharapkan agar tidak lupa dengan tempat kelahiran. Desa Penglipuran ini
merupakan desa yang terbilang berdiri sendiri tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan pusat tentang tatanan adat istiadatnya. Karena desa ini merupakan dahulu
sebagai akses khusus yang di buat langsung dari Kerajaan Bangli untuk mendekatkan
jarak antara kerajaan ke wilayah pedesaan juga sebagai alasan desa Penglipuran di sebut
berdiri sendiri. Awalnya desa Penglipuran menjadi desa yang bermanfaat bagi kerajaan
Bangli dan masyarakat, warganya yang sangat menjunjung tinggi keindahan dan
kerapian, sehingga semakin adanya perubahan dan perkembangan zaman menjadikan
desa ini menjadi Desa Wisata yang diresmikan pada tahun 1957 yang di damping
langsung oleh bapak Gubernur Bali dan UNESCO, dan menjadi desa wisata pertama
yang ada di Bali. Perkembangan yang terjadi di desa Penglipuran ini sangat unik dan
menarik, terutama dalam pemerintahannya, sebelumnya pemilihan yang dilakukan dalam
menentukan pemimpin dilakukan secara turun temurun, hingga pada akhirnya untuk saat
ini dilakukan proses pemilihan oleh warga. Pada salah satu pemimpinnya yang Bernama
bapak Wayan Sepat menjabat sebagai seorang pemimpin sebanyak 4 periode, yaitu
selama 20 tahun karena pengabdiannya yang luarbiasa pada desa Penglipuran dan
kepercayaan yang tinggi masyarakat kepada beliau. Sampai pada akhirnya beliau
digantikan oleh Bapak Ketut Warsa dalam mengemban amanah sebagai pemimpin desa
wisata Penglipuran. (Bli Agung, 2022)

B. Tujuan dan program-programnya


1. Pembuatan sesajen
Untuk keperluan ritual keagamaan dan doa
2. Pengumuman masih tradisional
Untuk memberikan informasi kepada setiap warga Penglipuran ketika ada sesuatu
yang ingin di sampaikan.

3. Festival Kebudayaan

Untuk lebih mengenalkan keberagaman, keindahan dan pesona kebudayaan Bali


terutama desa Penglipuran

C. Pelaksanaan
1. Ritual keagamaan

Desa Penglipuran ini memiliki ritual keagaaman yang terus dilakukan. Ritual
keagamaan ini dilakukan di Pura Luhur Penglipuran. Ritual keagamaan tersebut
dinamakan Ngusaba yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Selain
itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di desa Penglipuran akan dating ke Pura
Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan
oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur.

2. PenyampaianInformasi

Setiap ada informasi tentang suatu hal apapun yang di peruntukkan untuk
warga desa Penglipuran, maka pemimpin desa tersebut akan menyiarkan atau
memberitahukan informasinya melalui suara keras, dimana pemimpinnya akan
bersuara kencang dengan berjalan di desa dari rumah paling awal hingga rumah yang
paling akhir. Itulah yang menjadi salah satu keunikan dari desa penglipuran tersebut.

3. Festival Desa Penglipuran

Festival budaya desa Penglipuran ini diadakan pada akhir tahun dengan
berbagai rangkaian kegiatan yang beragam. Diantaranya, parade pakaian adat Bali,
Barong Ngelawang, parade kesenian budaya dan berbagai lomba lainnya yang
pastinya menambah keramaian festival desa Penglipuran ini. Festival ini bukan hanya
memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara, bahkan wisatawan domestic juga
akan membludak ketika festival desa Penglipuran ini digelar.
D. Hasil-hasil yang dicapai

Selain penataan desa Penglipuran yang berkonsepkan Tri Mandala, desa ini
berhasil menyabet beberapa penghargaan, diantaranya dari ISTA (Indonesia Sustainable
Tourism Award) dan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green
Destinations Foundation, serta memiliki penghargaan di antaranya:

1. Tahun 2017 menduduki posisi peringkat ke-3 desa terbersih di Asia


2. Tahun 2018 menduduki posisi peringkat ke-1 desa terbersih di Asia
3. Tahun 2019 menduduki posisi peringkat ke-3 desa terbersih di Dunia
4. Tahun 2020 menduduki posisi peringkat ke-1 desa terbersih di Dunia
E. Faktor penunjang dan penghambat
1. Penunjang Desa Wisata Penglipuran
Tentu yang menunjang otomatis untuk masyarakat tersebut mempertahankan serta
menjaga kelestarian dan keasrian di desa tersebut. Desa Penglipuran disebut desa
terbersih dan yang jadi penunjang yang utama yaitu masyarakat itu sendiri agar desa
tersebut tetap menduduki desa terbersih.
2. Penghambat Desa Wisata Penglipuran
Tidak ada. Karena masyarakat sudah peduli dengan alam mereka. Hanya saja untuk
penghambat mungkin berkaitan dengan prestasinya mereka mungkin sampah. Tapi
kalau sampah tidak terlalu mempengaruhi karena memang sudah tertanam dari dalam
diri mereka sebagai masyarakat di desa terbersih.
F. Tanggapan Masyarakat
Tanggapan dari masyarakat bagus. Desa penglipuran dijadikan cikal bakal desa wisata di
bali yang terkenal. Dari masyarakat menganggap baik dan menjadikan motivasi atau
referensi untuk menjadikan desa yang lebih baik dengan ciri khas masing-masing.
G. Potensi Pengembangan Jalinan kerjasama
Tidak sepenuhnya ada jalinan pemerintah dengan desa penglipuran. Karena Desa
Penglipuran berdiri sendiri. Karena masyarakat Desa Penglipuran asalnya dari Desa
Bayung gede. Masyarakat tersebut diberikan tempat oleh Kerajaan Bangli agar jarak
menuju ke kerajaan begitu sebaliknya lebih dekat. Jadi masyarakat tersebut diberi lahan
dan dipersilahkan untuk dikelola sendiri. Ikatan dengan pemerintahan yaitu untuk
pariwisatanya. Pendapatan desa penglipuran dari tiket.

Narasumber: I Gusti Ngurah Bagus Juliana Purna Yudha

Anda mungkin juga menyukai