3. Festival Kebudayaan
C. Pelaksanaan
1. Ritual keagamaan
Desa Penglipuran ini memiliki ritual keagaaman yang terus dilakukan. Ritual
keagamaan ini dilakukan di Pura Luhur Penglipuran. Ritual keagamaan tersebut
dinamakan Ngusaba yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Selain
itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di desa Penglipuran akan dating ke Pura
Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan
oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur.
2. PenyampaianInformasi
Setiap ada informasi tentang suatu hal apapun yang di peruntukkan untuk
warga desa Penglipuran, maka pemimpin desa tersebut akan menyiarkan atau
memberitahukan informasinya melalui suara keras, dimana pemimpinnya akan
bersuara kencang dengan berjalan di desa dari rumah paling awal hingga rumah yang
paling akhir. Itulah yang menjadi salah satu keunikan dari desa penglipuran tersebut.
Festival budaya desa Penglipuran ini diadakan pada akhir tahun dengan
berbagai rangkaian kegiatan yang beragam. Diantaranya, parade pakaian adat Bali,
Barong Ngelawang, parade kesenian budaya dan berbagai lomba lainnya yang
pastinya menambah keramaian festival desa Penglipuran ini. Festival ini bukan hanya
memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara, bahkan wisatawan domestic juga
akan membludak ketika festival desa Penglipuran ini digelar.
D. Hasil-hasil yang dicapai
Selain penataan desa Penglipuran yang berkonsepkan Tri Mandala, desa ini
berhasil menyabet beberapa penghargaan, diantaranya dari ISTA (Indonesia Sustainable
Tourism Award) dan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green
Destinations Foundation, serta memiliki penghargaan di antaranya: