Anda di halaman 1dari 4

PROFIL DESA WISATA PENGLIPURAN

•Desa Wisata Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
dengan luas wilayah 112 Ha dengan penggunaan wilayah berupa pertanian 50 Ha untuk lahan
pertanian, hutan bambu 45 Ha, hutan kayu 4 Ha, pemukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha dan
fasilitas umum.

•Desa Wisata Penglipuran terletak cukup strategis berjarak 60 km dengan jarak tempuh 1
jam 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Secara georafis terletak pada ketinggian
600- 650 m dari permukaan air laut, sehingga memiliki suhu yang cukup sejuk.

•Jumlah penduduk Desa Wisata Penglipuran per Januari 2021 adalah 1.111 orang dengan
jumlah KK 277, dengan mata pencaharian : perajin ,pedagang souvenir, kuliner, pertanian ,
pengelola home stay , kariawan, PNS , pemandu wisata dan pelaku pariwisata lainnya.
Masyarakat Desa Wisata Penglipuran menganut agama Hindu, menjunjung tinggi adat
istiadat, nilai gotong royong ,kekeluargaan, kearifan lokal yang berlandaskan konsep Tri
Hitha Karana.

•Sejarah Desa Wisata Penglipuran

Penelitian menunjukkan bahwa Desa Adat Penglipuran ada sejak zaman Kerajaan Bangli
pada sekitar 700 tahun yang lalu. Mengutip Feliksdinata Pangasih dan Ayu Asvitasari dalam
ojs.uajy.ac.id, nama Penglipuran berasal dari kata pengeling dan pura. Pengeling artinya
pengingat, berangkat dari kata dasar eling atau ingat, sedangkan pura adalah tempat atau
tanah leluhur.

Para sesepuh atau penglingsir menyatakan bahwa para leluhur atau pendahulu Desa
Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani. Mereka kerap melakukan perjalanan
jauh dan beristirahat di daerah bernama Kubu. Jarak kedua lokasi itu sendiri terbilang cukup
jauh untuk ukuran zaman dulu, 25 kilometer. Karena itulah dulunya Desa Penglipuran
dikenal sebagai Desa Kubu Bayung (orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu).

Orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu semakin banyak dan akhirnya mereka
membentuk desa sendiri yang lepas dari kewajiban sebagai warga Bayung Gede. Mereka
membangun tempat suci sendiri bernama Pura Kahyangan Tiga. Meski demikian, tata ruang
desa dan konsep desa leluhur mereka masih mengikuti konsep yang ada di Desa Bayung
Gede.

•Harga Tiket Masuk Desa Penglipuran

Mengutip situs desapenglipuran.com, wisatawan perlu membayar tiket masuk seharga Rp 15


ribu untuk dewasa dan Rp 10 ribu untuk anak-anak di atas 2 tahun. Ini khusus untuk
wisatawan lokal. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenai harga Rp 30 ribu untuk
orang dewasa dan Rp 25 ribu untuk anak-anak.

Namun, tetap antisipasi jika ada perubahan atau kenaikan tarif. Menurut Rumondang
Sitohang dalam bukunya Liburan Seru Keluarga 3G Manihuruk di Bali yang terbit pada Juli
2022, harga tiket masuk untuk wisatawan lokal ke Desa Wisata Penglipuran adalah:

1. Rp. 25.000 untuk dewasa

2. Rp. 15.000 untuk anak-anak di atas 2 tahun

•Daya Tarik Desa Wisata Penglipuran

Desa Penglipuran dikenal sebagai desa terbersih di dunia. Kebersihan tersebut menjadi salah
satu daya tarik utama desa wisata ini. Mari kita ulas berbagai daya tariknya di bawah ini.

1. Desa Terbersih

Berdasarkan catatan detikNews, Desa Penglipuran mendapat julukan sebagai desa terbersih
di dunia. Julukan tersebut didukung berbagai penghargaan bidang lingkungan dan pariwisata
yang diperoleh desa ini. Mulai dari Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA),
hingga masuk ke dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations
Foundation.

2. Tata Ruang Tri Mandala

Seperti kita ketahui, desa-desa di Bali memiliki ciri khas tata ruang desa yang menjunjung
tinggi nilai leluhur. Hal tersebut juga ditemukan dalam Desa Penglipuran. Desa ini membuat
tata ruang yang mengikuti konsep bernama Tri Mandala, di mana desa dibagi menjadi tiga
wilayah. Yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Utama Mandala merupakan wilayah suci untuk para dewa dan peribadatan. Kemudian Madya
Mandala digunakan sebagai tempat tinggal para penduduk. Sementara Nista Mandala
merupakan area khusus pemakaman penduduk.

3. Wilayah Hutan yang Luas

Mengutip situs Kemenparekraf, Desa Penglipuran berdiri di atas tanah seluas 112 hektar.
Pembagian wilayahnya berupa lahan pertanian seluas 50 hektar, hutan bambu seluas 45
hektar, hutan kayu seluas 4 hemtar, pemukiman warga 9 hektar, dan tempat suci seluas 4
hektar serta fasilitas umum. Dari atas, bisa diketahui bahwa wilayah hijau (hutan dan lahan)
di desa ini lebih luas daripada pemukiman warganya.

4. Adat Budaya

Salah satu ritual keagamaan yang sering menarik perhatian wisatawan adalah Ngusaba. Ritual
ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Desa ini juga rutin mengadakan festival
budaya bertajuk Penglipuran Village Festival yang biasanya diadakan pada akhir tahun.
Kegiatannya beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, parade seni budaya, macam-
macam lomba, hingga Barong Ngelawang.

5. Loloh Cemcem dan Tipat Cantok

Kedua nama tersebut adalah kuliner khas dari Desa Penglipuran yang wajib Anda coba jika
berkunjung ke sana. Loloh cemcem adalah minuman khas yang terbuat dari daun cemcem
atau kloncing. Kemudian tipat cantok merupakan makanan yang terdiri atas ketupat dan sayur
rebus, lengkap dengan bumbu kacang yang gurih dan maknyus

•Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Desa Wisata Penglipuran

Sebagai salah satu wisata unggulan di Bali, kita bisa melakukan banyak aktivitas seru di Desa
Wisata Penglipuran. Berikut ulasannya mengutip Indonesia Travel.

1. Mengunjungi Pura dan Belajar Budaya

Seperti namanya, Penglipuran, wisatawan dapat menemukan beberapa pura di wilayah desa
ini. Ada Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh. Kita dapat mengunjungi pura tersebut
dan belajar tentang budaya serta adat di Desa Penglipuran. Jika timing pas, kita juga bisa
menyaksikan perayaan adat yang menarik seperti Ritual Ngusaba dan Galungan.

2. Merasakan Jadi Penduduk Lokal

Bagaimana caranya? Dengan menginap di rumah penduduk. Sebagai desa wisata, beberapa
warga Desa Penglipuran menyediakan rumahnya untuk dijadikan tempat menginap bagi para
wisatawan. Anda dapat berbaur dengan penduduk setempat dan merasakan jadi warga Desa
Penglipuran selama beberapa hari. Seru, bukan?

3. Mencicipi Kuliner Khas

Wisata tak lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khas. Seperti disebutkan sebelumnya, ada
makanan tipat cantok yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Desa Penglipuran. Ada juga
minuman loloh cemcem yang baik bagi kesehatan karena terbuat dari bahan rempah-rempah.

4. Membuat Kerajinan Tangan dari Bambu

Banyak karya seni tersedia di Desa Penglipuran yang bisa dibeli wisatawan. Tapi apakah
membeli saja cukup? Anda mungkin bisa mencoba untuk membuatnya! Banyak pengrajin
lokal yang bisa ditemui di desa ini dan bersedia mengajarkan cara membuat pernak-pernik
dari bambu untuk oleh-oleh. Rasanya bangga kan kalau bisa membawa oleh-oleh buatan
tangan sendiri?

5. Menjelajah Hutan Bambu

Lelah membuat kerajinan tangan dari bambu, Anda bisa melepas penat dengan menikmati
suasana di tempat asal kerajinan tangan Anda alias Hutan Bambu Desa Penglipuran. Banyak
spot cantik di sana yang cocok untuk berfoto-foto.

Anda mungkin juga menyukai