Anda di halaman 1dari 34

REVIEW TEORI

PERENCANAAN
Luh Putu Suciati
Ilmu (Ekonomi) Regional

• Berkembang sejak tahun 1940-an, dipandu


oleh Walter Isard dan diikuti oleh pemikir lain
(Alonso, Geenhut, Gillie, Hoover, Losch,
Richardson, Weber, dan lainnya)
• Mengembangkan variabel space (jarak) dan
tataruang (spatial, location) dalam analisis
ekonomi. Menitikberatkan peran wilayah
dalam sistem ekonomi keseluruhan, antar
wilayah, multiplier, dan kebijakan wilayah.
Metoda, Anasisis dan pengembangan
Ilmu Wilayah
• Berdimensi ruang (region). Analisisnya
berbasis wilayah, baik bersifat homogen,
nodal (fungsional), ataupun administratif
(planning).
• Beberapa metoda analisis yang seringkali
digunakan, misalnya analisis lokasi, economic
base, analisis transportasi dan distribusi
berbasis Input-Output maupun linear
programming, dst.
• Pada saat ini seringkali ‘bergabung’ dengan
analisis-analisis berbasis institusi (economic
institution).
Integrasi Pendekatan
Analisis
Analisis
Ekonomi
Sosio-Kultural
Wilayah

Ilmu-ilmu
Wilayah

Analisis Analisis
Sumberdaya Lokasi
WILAYAH
Wilayah (region) adalah kesatuan geografis (ruang), baik fisik
maupun non fisik (ekonomi, sosial, budaya) yang berguna bagi
kebutuhan administrasi maupun kebijakan (policy).
Umumnya, dibedakan menjadi 3 :
 Wilayah Homogen (Formal)
 Wilayah Fungsional (Nodal)
 Wilayah Administratif.
Ada beberapa kategori Wilayah, tergantung keperluan
kategorisasinya. Misalnya Wilayah berdimensi tunggal (single
topic region), gabungan (combined) , multidimensi (multiple),
compage, dstnya.
Batas wilayah (boundary)

Konsepsi
Wilayah
Homogen
wilayah
Hubungan
langsung

Wilayah Wilayah
Nodal Homogen

Wilayah
Homogen Hubungan
tak langsung
 Verticallinkages : kegiatan dalam suatu wilayah yang
Hubungan
mengakibatkan Kegiatan
kegiatan ikutan lain, Wilayah
baik bersifat foreward
maupun backward linkages. Kegiatan-kegiatan tersebut akan
merupakan rangkaian kegiatan timbal balik yang mengarah
kepada terjadinya proses AGLOMERASI (penghematan ekonomi
karena penurunan biaya akibat saling mendekatnya kegiatan-
kegiatan yang berkaitan).
 Horisontal linkages : kegiatan sejenis, yang berkaitan dengan
proses kompetisi (penolakan timbal balik) yang seringkali
meningkatkan biaya produksi dan pengurasan sumber-sumber.
 Complementary linkages : adalah kegiatan yang merangsang
pertumbuhan kegiatan lain yang bersifat komplementer (saling
melengkapi).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRUKTUR RUANG WILAYAH

• FAKTOR JARAK, akan mempengaruhi atau menjadi penyesuaian kegiatan


manusia, baik bersifat linier maupun non-linier
• EFEK JARAK akan selalu diminimalisasikan dalam setiap kegiatan produktif
(industrial).
• BIAYA, akan menjadi faktor penting dalam keputusan lokasional, mengingat
kemudahan pencapaian lokasi berbeda antar satu lokasi dengan lokasi
lainnya.
• AGLOMERASI (pemusatan). Kegiatan manusia cenderung memusat, untuk
memanfaatkan keuntungan skala akibat terkonsentrasikannya berbagai
kegiatan pada lokasi tertentu
• WATAK HIRARKIAL dalam organisasi dan kelembagaan terkait dengan
AGLOMERASI dan kemudahan hubungan.
• MEMFOKUS. Kegiatan-kegiatan secara alami berwatak memfokus.
• Keterkaitan antara aktivitas ekonomi dengan aspek lokasi dalam suatu
ruang sudah mulai dipelajari sejak era Von Thunen  pola spasial dari
aktivitas produksi pertanian.
• Pemikiran Von Thunen  pola penggunaan lahan dalam suatu ruang mrp
fungsi dari perbedaan harga produk pertanian yang dihasilkan dan
perbedaan biaya produksinya, dimana jarak dari pusat pasar merupakan
faktor penentu besarnya biaya produksi.
• Pemikiran ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa :
(1) biaya hanya ditentukan oleh jarak dari pasar,
(2) karakteristik wilayah dianggap homogen,
(3) harga di pusat pasar ditentukan oleh mekanisme suplai dan demand
yang normal,
(4) tidak ada halangan u/ melakukan perdagangan (no barrier to trade)
seperti biaya tarif, kebijakan harga, labor immobility dll.
Dengan asumsi yang sedemikian ketat, model ideal Thunen ini tidak dapat
menggambarkan dengan cukup baik aktivitas ekonomi riil yang terjadi.
TIMBULNYA TEORI POLA
PRODUKSI PERTANIAN VON
THUNEN (1826)

Dikenal dengan teori lokasi


Von Thunen ekonom Jerman Der Isolierte Staat
(negara yang terisolasi) ilustrasi negara yang
terisolasi dgn iklim, tanah, topografi seragam &
datar, transportasi seragam (kereta & ternak),
terisolasi dgn satu pusat kota dengan tipe
pemukiman pedesaan
Von thunen adalah orang pertama yang membuat
model analitik dasar dari hubungan antara pasar,
produksi, dan jarak  diagram cincin
Tonggak awal konsep tata ruang wilayah
menghubungkan konsep ekonomi & lokasi spatial
ILUSTRASI DASAR MODEL VON
THUNEN
Kota terletak di tengah antara "daerah terisolasi"
(isolated state).
Isolated State dikelilingi oleh hutan belantara.
Tanahnya datar. Tidak terdapat sungai dan
pegunungan.
Kualitas tanah dan iklim tetap.
Petani di daerah yang terisolasi ini membawa
barangnya ke pasar lewat darat dengan
menggunakan gerobak, langsung menuju ke pusat
kota. Tidak terdapat jalan penghubung.
Petani mencari untung sebesar-besarnya.
Sumber : www.geog.umontreal.ca, www.economyprofessor.com
Fig. I
Pusat: permukiman
industri dan pasar
Zone Pertama: sayur-sayuran
Zone Kedua: hutan
Zone Ketiga: biji-bijian
Fig. II
Zone Keempat: Lahan garapan,
rerumputan ternak
(susu, mentega,
Small town keju)
with its own
0
Miles
40 region
Zone Kelima: pertanian
tanamannya
Pola berganti-ganti.
Zone Keenam: Stock Farming,
Penggunaan ladang peternakan
(grazing)
Wilderness area: untuk berburu
Lahan Model
Von Thunen
Gambar model von Thunen dapat dibagi dua bagian.
Pertama "isolated area" yang terdiri dari dataran yang
"teratur",
kedua  kondisi yang "telah dimodifikasi" (terdapat sungai
yang dapat dilayari).
Semua penggunaan tanah pertanian memaksimalkan
produktifitasnya masing-masing, dalam kasus ini bergantung
pada lokasi dari pasar (pusat kota).
Model Von Thunen membandingkan hubungan antara biaya
produksi, harga pasar & biaya transportasi.
Kewajiban petani adalah memaksimalkan keuntungan yg
didapat dari harga pasar dikurang biaya transportasi dan biaya
produksi.
Aktivitas yg paling produktif seperti berkebun dan produksi
susu sapi, atau aktivitas yang memiliki biaya transportasi
tinggi seperti kayu bakar, lokasinya dekat dg pasar.
Model Pola
Penggunaan
Lahan di
Pinggiran Kota
(von Thunen vs
Sinclair)
Concentric Circle Model
TEORI LOKASI PUSAT
CHRISTALLER (1933) & AUGUST LOSCH (1906-1945)

• mulai mencoba untuk menjelaskan mengapa dalam suatu


wilayah bisa muncul pusat-pusat aktivitas.
• Menurut Christaller setiap produsen mempunyai skala ekonomi
yang berbeda sehingga aktivitasnya akan menjadi efisien apabila
jumlah konsumennya mencukupi. Karena itu secara lokasional
aktivitas dari suatu produsen ditujukan untuk melayani wilayah
konsumen yang berada dalam suatu jarak atau range tertentu.
• Dengan demikian wilayah cakupan dari produk yang dihasilkan
akan sangat tergantung kepada seberapa jauh keinginan
konsumen melakukan perjalanan untuk memperolehnya,
elastisitas demand, harga produk, biaya transport, dan frekuensi
penggunaannya.
• Area di sekitar produsen atau suplier yang memiliki tingkat
demand konsumen yang mencukupi terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan disebut dengan istilah treshold.
TEORI LOKASI
CHRISTALLER (1933)
• pada tahun 1933 menulis buku yang diterjemahkan
dalam bahasa Inggris berjudul Central Places In
Southern Germany
• menjelaskan bagaimana susunan dari besaran
kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu
wilayah.
• Model Christaller ini merupakan suatu sistem
geometri, di mana angka 3 yang diterapkan secara
arbiter memiliki peran yang sangat berarti dan
model ini disebut sistem K = 3.
• Model Christaller menjelaskan model area
perdagangan heksagonal dengan menggunakan
jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi
yang dinamakan range dan threshold.
Ideal scope of hiterland regional of services centres
and their hierarchical order
APLIKASI CENTRAL PLACE
THEORY (CHRISTALLER)
Kontribusi utama Losch  memperkenalkan potensi
permintaan (demand) sbg faktor penting dlm lokasi
industri,
Kedua, kritik thd pendahulunya yg selalu
berorientasi pada biaya terkecil; padahal yg
biasanya dilakukan oleh industri adalah
memaksimalkan keuntungan (profit – revenue
maximation)
melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar),
berbeda dengan Weber yang melihat persoalan
dari sisi penawaran (produksi).
Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat
berpengaruh thd jumlah konsumen yg dapat
digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual,
konsumen makin enggan membeli krn biaya
transportasi u/ mendatangi tempat penjual semakin
mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi
produksi berada di pasar atau di dekat pasar.
• Setiap produk yang dihasilkan termasuk fasilitas umum mempunyai
wilayah treshold-nya sendiri. Karena itu distribusi spasial dari
aktivitas produksi (termasuk fasilitas umum) bisa diprediksi
berdasarkan wilayah treshold-nya.
• sisi karakteristik suplai aktivitas ekonomi skala besar akan
berada di pusat pelayanan hirarki 1 karena wilayah treshold-nya
luas.
• sisi karakteristik demand  produk yang sifatnya inelastis dan
frekuensi penggunaannya tidak terlalu sering juga akan berada di
pusat pelayanan hirarki 1  upaya untuk mengoptimalkan
keuntungan melalui maksimisasi jumlah konsumen yang harus
dilayani.
• Distribusi spasial dari berbagai aktivitas dengan treshold yang
berbeda akan mengarah pada tumbuhnya berbagai tingkatan
lokasi pusat pelayanan, dan selanjutnya distribusi pusat-pusat ini
akan membentuk pola spasial sistem lokasi pusat-pusat
pelayanan.
• Sistem lokasi pusat-pusat pelayanan dapat diidentifikasi melalui
pendekatan top down yaitu dari aktivitas produksi dengan
treshold tinggi ke rendah atau bottom up yaitu dari aktivitas
produksi dengan treshold rendah ke tinggi.
• Christaller melakukan identifikasi melalui pendekatan top down.
Hasil analisanya  lokasi pusat utama akan menjadi semakin
besar dan menyebar daripada lokasi pusat yang lebih rendah.
• Lokasi pusat utama akan menyediakan barang dan jasa utama
(barang dan jasa yang dihasilkan oleh aktivitas produksi yang
treshold-nya tinggi) dan sekaligus menyediakan barang dan jasa
yang lebih rendah (barang dan jasa yang dihasilkan oleh
aktivitas produksi yang treshold-nya rendah).
• Keberadaan barang dan jasa yang lebih rendah di lokasi pusat
utama disebabkan karena produsen dengan treshold rendah
ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari treshold-
nya itu sendiri.
• Sementara itu lokasi pusat pelayanan yang lebih rendah hanya
akan menyediakan barang dan jasa yang lebih rendah.
• Sedangkan Losch melakukan identifikasi melalui
pendekatan bottom up.
• Hasil analisanya menunjukkan bahwa lokasi pusat
utama hanya akan menyediakan barang dan jasa
utama, sedangkan lokasi pusat yang lebih rendah hanya
akan menyediakan barang dan jasa yang lebih rendah.
• Menurut Smith (1976) pemikiran Losch ini banyak
ditentang oleh para peneliti, karena dengan
menggunakan teknik skalogram berdasarkan skala
Gutman, secara empiris tidak pernah ditemukan lokasi
pusat pelayanan yang hanya menyediakan barang dan
jasa utama saja.
• sistem lokasi pusat-pusat pelayanan dapat diidentifikasi melalui
pendekatan top down yaitu dari aktivitas produksi dengan
treshold tinggi ke rendah atau bottom up yaitu dari aktivitas
produksi dengan treshold rendah ke tinggi.
• Christaller  identifikasi melalui pendekatan top down. Hasil
analisanya menunjukkan bahwa lokasi pusat utama akan menjadi
semakin besar dan menyebar daripada lokasi pusat yang lebih
rendah.
• Lokasi pusat utama ini akan menyediakan barang dan jasa utama
(barang dan jasa yang dihasilkan oleh aktivitas produksi yang
treshold-nya tinggi) dan sekaligus menyediakan barang dan jasa
yang lebih rendah (barang dan jasa yang dihasilkan oleh aktivitas
produksi yang treshold-nya rendah).
• Keberadaan barang dan jasa yang lebih rendah di lokasi pusat
utama disebabkan karena produsen dengan treshold rendah
ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari treshold-
nya itu sendiri. Sementara itu lokasi pusat pelayanan yang lebih
rendah hanya akan menyediakan barang dan jasa yang lebih
rendah.
Teori jalur terpusat

Keterangan:
Aktivitas pusat kota atau Central Business District (CBD), seperti supermarket,
gedung kantor, bank, hotel, bioskop, museum, kantor-kantor pusat (1);
Rumah-rumah sewaan, kawasan industri, perumahan (2); Wisma buruh,
kawasan perumahan untuk tenaga kerja (3); Pemukiman pekerja-pekerja
industri denganpendapatan mengenah (4); Pemukiman pelajo/pekerja
pulang pergi (commuters) di pinggiran kota dengan pendapatan tinggi
(masyarakat kota) (5).
TEORI PEMBANGUNAN AKSIAL DAN RADIAL
TEORI SEKTOR

1. Central Business District


2. Wholesale Light manufacturing
3. Low-Class Residential
4. Medium-Class Residential
5. High-Class Residential
TEORI PUSAT LIPAT GANDA

Keterangan
1. Aktivitas pusat kota atau Central
Business District (CBD);
2. Kawasan niaga dan industri ringan;
3. Kawasan tempat tinggal berkualitas
rendah;
4. Kawasan tempat tinggal berkualitas
menengah;
5. Kawasan pekerja berkualitas tinggi ;
6. Pusat industri berat;
7. Pusat niaga/perbelanjaan pinggiran;
8. Kawasan tempat tinggal suburb;
9. Kawasan industri suburb;
The effect of twomarket The effect of multiple
centers on agricultural land market centers on
use zones agricultural land use
zones
GAMBAR DISTORSI POLA PENGGUNAAN LAHAN
AKIBAT PENGARUH KUALITAS FISIK
LAHAN
GAMBAR HIRARKI WILAYAH

3
3
2
3
3 3
3 1
 3
2 3 3
3 2
3

2
3 3

Orde (hirarki) lebih tinggi menjadi pusat dan orde lebih rendah
sebagai hinterland (periferi).
Hubungan fungsional antara inti dan hinterland dalam
suatu wilayah nodal
PEWILAYAHAN 
• Mengelompokkan/ mengkelaskan wilayah
berdasarkan kemiripan karakteristik komponen
wilayah
• Membatasi/ delineasi kelompok wilayah
dengan karakter penciri tertentu

TUJUAN PEWILAYAHAN
• Penetapan lokasi dengan karakteristik sama
• Penetapan variasi kebijakan (perlakuan)
terhadap berbagai wilayah dengan
karakteristik berbeda
• Efisiensi pengelolaan wilayah

Anda mungkin juga menyukai