ABSTRAK
200-250 kata
Kata Kunci :
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang ada didunia dengan segala permasalahan yang
masih menjadi PR bagi Indonesia sendiri. Permasalahan yang sangat penting untuk dibahas
salah satunya yakni mengenai pertumbuhan penduduk yang masih kurang terkendali di
Indonesia. Pertumbuhan penduduk menjadi suatu permasalahan apabila pertumbuhannya
tidak seimbang dan sebanding dengan pertumbuhan ekonomi dan kualitas SDMnya. Dari
permasalahan pertumbuhan penduduk ini, akan memunculkan suatu permasalahan baru
seperti keterbatasan lahan permukiman dan kemampuan manusianya untuk memiliki tempat
tinggal.
Seperti diketahui, bahwa ketersediaan lahan akan semakin berkurang dikarenakan semakin
banyaknya kebutuhan untuk pembangunan. Hal tersebut jelas terjadi di daerah perkotaan
yang memiliki lahan terbatas, namun perpindahan penduduk ke kota sangat tinggi karena
banyaknya penduduk yang mengejar perekonomian di daerah perkotaan. Keterbatasan lahan
untuk permukiman didaerah perkotaan menyebabkan terbentuknya permukiman secara ilegal
yang juga diakibatkan oleh ketidakmampuan penduduk dalam memiliki tanah untuk
bermukim. Permukiman ilegal inilah yang biasanya disebut dengan permukiman kumuh.
Mengapa kumuh ? karena permukiman di tengah perkotaan dengan pembangunan yang tidak
terencana menyebabkan pembangunan bersifat seadanya dan tidak terpenuhi oleh sarana dan
prasarana serta secara fisik permukiman terlihat kurang layak dan kotor. Hal tersebut tentu
bertentangan dengan SDGs Goals pasca 2015, yaitu pemerintah daerah bersama-sama
mengajak pemukim untuk ikut berpartisipasi untuk mewujudkan kawasan perkotaan tanpa
permukiman kumuh dengan rencana tata ruang yang strategis dan berkelanjutan.
Studi yang kami ambil yaitu di kawasan permukiman kumuh daerah Kota Jember, tepatnya
berlokasi di Jalan Melati Kelurahan Gebang, Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember yang
secara fisik sesuai pengamatan kami melalui observasi lapangan, telah mewakili ciri-ciri yang
menunjukan kawasan permukiman kumuh. Selain itu, kami mengutip informasi dari suatu
media massa Jawa Timur bahwa 35,291 hektare merupakan kawasan permukiman kumuh
didaerah perkotaan secara nasional dan 4,2 hektare permukiman kumuh berada di Kabupaten
Jember, khususnya di Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, dan lain-lain.
METODE
Metode penelitian pada permasalahan permukiman kumuh di Kelurahan Gebang Kabupaten
Jember ini yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yaitu berkaitan dengan data sekunder seperti studi literatur, jurnal,
dan kebijakan RTRW Jember. Untuk data primer, yaitu dengan dilakukannya survei
lapangan untuk mengetahui kondisi eksisiting dan mencari potensi serta permasalahan
serta titik lokasi potensi dan masalah.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan metode analiis SWOT untuk
merumuskan faktor internal dan eksternal yang mendukung atau menjadi ancaman
untuk lokasi penelitian.
3. Pembobotan
Pembobotan dilakukan tetap dengan metode SWOT dengan membobotkan point
mana yang bersifat urgent untuk diteliti dan menjadi objek penting untuk diangkat
sebagai hal utama dalam lokasi penelitian.
a. Bangunan Gedung
Ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan tinggi, kualitas
bangunan tidak memenuhi syarat. Pada kondisi eksisiting, kondisi bangunan
gedung yang masih didominasi oleh bangunan semi permanen dengan kepadatan
antar rumah yang tinggi.
f. Pengelolaan Sampah
Sarana, prasarana, dan sistem pengelolaan tidak sesuai dengan standar teknis,
tidak adanya pengelolaan terhadap prasarana persampahan sehingga terjadi
pencemaran lingkungan. Seperti gambar yang telah tertera di atas, bahwa
masyarakat yang mendiami permukiman tersebut memiliki kesadaran akan
persampahan masih minim, hal tersebut ditandai dengan masih banyaknya sampah
yang dtemukan di saluran drainase dan sampah yang berada di aliran limbah rumah
tangga bahkan sampai keadaan sampahnya menumpuk.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA