Anda di halaman 1dari 8

Nama : Gita Anistya Sari Dosesn :Dr. Ir. M. Yanuar Juwardi P, M.S.

, IPM
NRP : F44110052 Tugas :RTBL
Mata Kuliah : Perencanaan dan Perancangan Spasial

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Desa Cikarawang, Dramag, Bogor

Pendahuluan
Pembangunan suatu wilayah saat ini sudah seharusnya mengacu pada
sistem pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan salah
satu program pemerintah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Prinsip
dari pembangunan berkelajutan yaitu dengan mengedepankan konsep saving land,
saving material, dan saving energy. Pembangunan berkelanjutan berkaitan erat
dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Salah satu
aplikasi dari pembangunan berkelanjutan ini adalah adanya perencanaan tata
bangunan dan lingkungan suatu kawasan yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
Beberapa kawasan di Kota Bogor memiliki sifat pertumbuhan yang cepat
namun memiliki perkembangan yang cukup lambat, kurang selaras dan serasi
dengan lingkungan. Sehingga, diperlukan adanya pengaturan lebih kawasan yang
lebih baik dan tertata. Kawasan tersebut adalah Desa Cikarawang yang menjadi
lokasi studi dengan adanya RTBL sebagai suatu upaya penataan pemukiman dapat
menghasilkan kualitas lingkungan yang lebih baik serta dapat memberikan arahan
terhadap pemanfaatan lahan sesuai Tata Ruang yang berlaku.
Desa Cikarawang berada di Kecamatan Dramaga, Bogor. Penataan
pembangunan pada desa ini cukup tidak teratur , terutama di daerah Jalan Sersan
Milja. Hal ini dapat terlihat dari semakin padatnya penduduk di kawasan tersebut
selain itu adnya struktur bangunan yang tidak jelas dan tidak berpola juga menjadi
alasan diperlukan adanya perencanaan, penataan dan pemeliharaan bangunan di
sekitar kawasan tersebut. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk membuat
perencanaan Ecovilage pada daerah studi kasus untuk mewujudkan desa yang
tumbuh dengan terkendali dan berwawasan lingkungan dengan pemenuhan sarana
dan prasarana yang mendukung kepentingan warga. Penelitian dilakukan didaerah
studi berdasarkan metode wawancara dan observasi langsung kelapangan.
Kabarnya Desa Cikarawang memiliki sejarah dengan dua versi, kisah yang
pertama yaitu dahulunya diwilayah desa ini hidup beberapa kepala keluarga
dengan mata pencaharian bertani dan memiliki Alat Gamelan dari Karawang yang
sering dipentaskan, namun ketika mereka sudah tidak lagi menggunakannya Alat
Gamelan tersebut dikubur supaya tidak dipakai kembali dalam artian bahasa
sunda yang mereka gunakan Jarang Mulang Cikarawang dan bahasa yang
dikenal sampai sekarang menjadi Kp. Carang Pulang Desa Cikarawang. Kisah
yang Kedua yaitu Wilayah Desa Cikarawang tersebut dikelilingi oleh dua Sungai
yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciapus dan masyarakat menyebutnya Cai
Karawang dan sampai saat ini dikenal menjadi Cikarawang.


Profil Desa Cikarawang di daerah lokasi studi
Desa Cikarawang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dramaga,
Bogor yang mempunyai luas wilayah 226,56 Ha. Secara geografis pemerintahan
Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga memiliki batas-batas administratif sebagai
berikut :
- Sebelah Utara : Sungai Cisadane
- Sebelah Timur : Kel. Situ Gede Kec. Bogor Barat Kota Bogor
- Sebelah Selatan : Sungai Ciapus
- Sebelah Barat : Sungai Ciapus / Sungai Cisadane
Berdasarkan topografi dan kontur tanah, Desa Cikarawang Kecamatan
Dramaga secara umum berupa dataran dan persawahan yang berada pada
ketinggian antara 193 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar
antara 25
0
C s/d 30
0
C. Desa Cikarawang terdiri dari 3 Dusun, 7 RW dan 32 RT.
Kondisi Sosial Desa Cikarawang terdiri dari masyarakat yang Heterogen yang
ditambah penduduk pendatang. Studi tepatnya dilakukan di Jalan Sersan Milja
yang berada di depan pintu belakang Institut Pertanian Bogor dengan luas lahan
sekitar 6 Ha. Lokasi studi ini berada di koordinat 6
0
55 11 LS dan 106
o
1 12
BT. Berikut peta lokasi pengamatan:


Gambar 1. Lokasi atau lahan studi kasus

Potensi dari lokasi studi
Desa Cikarawang merupakan desa dengan produksi padi yang cukup
tinggi, sehingga komoditas inilah yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Penggunaan lahan pertaniannya juga menggunakan sistem zerowaste yaitu limbah
yang dihasilkan dari hasil produksi pertanian dimanfaatkan kembali untuk pupuk
atau pakan ternak. Selain itu Desa Cikarawang sudah memiliki rencana untuk
bekerjasama dengan pemerintah dari Situ Burung agar setiap warganya
melakukan pemanfaatan lahan secara maksimal terutama dalam lahan
penghijauan, selain itu pekarangan rumah juga lebih diperhatikan dan
dimanfaatkan dengan sesuai.

Kependudukan
Proyeksi jumlah penduduk kota Desa Cikarawang Tahun 2014 sebanyak
Desa Cikarawang adalah salah satu Desa di Kecamatan Dramaga yang
mempunyai luas wilayah 226,56 Ha. Jumlah penduduk Desa Cikarawang
sebanyak 8.227 jiwa yang terdiri dari 4.199 laki-laki dan 4.028 perempuan dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 2114 KK, sedangkan jumlah Keluarga Miskin
(Gakin) sebanyak 777 KK, dengan persentase 35,3 % jumlah keluarga yang ada di
Desa Cikarawang.

Permasalahan di daerah studi
Beberapa permasalahan yang terdapat di lokasi studi adalah:
Permasalahan distribusi air bersih, terutama pada musim kemarau sulit
untuk didapat.
Drainase yang terdapat disekitar pemukiman banyak tertimbun sampah
sehingga pada musim hujan, drainase tidak dapat berfungsi dengan baik.
Tidak adanya truk sampah yang melewati Desa Cikarawang sehingga
sampah yang terkumpul hanya dibakar.
Terdapat infrastruktur jalan yang rusak.
Banyaknya lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan dengan baik
Sistem drainase di lahan pertanian tidak ada.
Kegiatan pertanian masih belum memanfaatkan sistem irigasi secara
maksimal karena terdapat beberapa lahan yang tidak teririgasi.
Kondisi kehidupan petani masih dapat dikatakan belum makmur karena
hasil pertanian hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Teknologi pertanian yang digunakan masih bersifat tradisional.
Kepemilikan lahan pertanian masih banyak yang tidak jelas.
Kegiatan ekonomi tidak terpusat didaerah tersebut karena tidak terdapat
pasar sebagai tempat jual beli barang.
Kondisi kawasan kawasan perumahan, secara umum relatif buruk.

Arahan tata ruang
Kota Bogor dihadapkan pada tantangan dari perkembangan dan
pertumbuhan pada tingkat regional dan nasional, sehingga sangat perlu
diadakannya perbaikan dalam penataan pembangunan di kawasan pedesaannya.
Dalam kerangka pengembangan tersebut, maka pengembangan wilayah Desa
Cikarawang diarahkan pada fungsi wilayah konservasi dan budidaya lahan. Selain
itu fungsi wilayah diarahkan pada pusat pelayanan wilayah pengembangan yang
berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan satu
wilayah pengembangan, perumahan serta permukiman.

Justifikasi pemilihan lokasi RTBL
Pemilihan lokasi studi RTBL ditinjau berdasarkan:
Kawasan yang berpotensi berkembang cepat.
Kawasan lama dan memiliki sejarah.
Kawasan yang cukup strategis.

Kondisi fisik alamiah daerah studi secara umum :
Wilayah studi merupakan dataran tinggi yang berada di kaki gunung salak.
Sebagian besar daerah studi merupakan areal persawahan.
Administrasi daerah studi berada dalam wilayah Kecamatan Dramaga.
Luas wilayah studi sekitar 6 Ha.


Karakteristik perencanaan daerah studi
Secara administrasi kawasan perencanaan masuk ke wilayah RT/RW
01/06 dan RT/RW 02/06 Kelurahan Cikarawang. Secara lokasional Kawasan
Perencanaan dibatasi oleh Jalan Desa, Jalan Raya Kampus IPB-Cifor, Jalan Raya
Carang Pulang dan RT/RW 04/06. Luas kawasan perencanaan sekitar 6 Ha.

Penggunaan Lahan Eksisting
Secara garis besar, penggunaan lahan di lokasi studi pada tahun 2014 terdiri dari:
a. Pemukiman
b. Sawah
c. Kebun
d. Semak/Belukar
e. Tanah kosong

Kondisi Fisik Kawasan Perencanaan
Secara umum kondisi eksisting permukaan tanah di kawasan perencanaan
relatif datar, dengan kondisi lahan merupakan areal persawahan. Kawasan
perencanaan dilalui oleh salah satu situ yang banyak dimanfaatkan penduduk
setempat, situ tersebut yaitu Situ Burung. Semua aktivitas pemberian air irigasi
pada lahan pertanian di lokasi studi diperoleh dari situ tersebut.

Pemanfaatan ruang kawasan atau pola ruang
Secara garis besar bentuk pemanfaatan ruang kawasan pada wilayah
perencanaan teriri dari 4 macam yaitu:
fasilitas umum seperti pasar sebagai pusat kegiatan jual beli produk.
pemukiman.
ruang terbuka hijau (RTH) berupa taman-taman.
kawasan komersial.

Rencana umum dan konsep perencanaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06/PRT/M/2007
tentang pedoman umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan disebutkan
bahwa: Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang
berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan
yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan
ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah. Komponen penataan meliputi
peruntukan lahan makro dan peruntukan lahan mikro. Sehingga perencanaan
dalam penataan lahan di lokasi studi mengacu pada peraturan tersebut dengan
tujuan merencanakan alokasi penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak
digunakan atau sebagai tata guna lahan.
Peruntukan lahan Mikro di lokasi studi adalah dengan peruntukan dalam
pemanfaatan lahan yang ditetapkan dengan skala peruntukan ruang yang beragam
dan seimbang fungsinya. Sedangkan untuk peruntukan lahan makro berkaitan
dengan pemanfaatan ruang secara mikro.
Konsep perencanaan dalam penataan lokasi studi dari Desa Cikarawang
yaitu untuk membangun ruang hijau dengan menciptakan kondisi yang nyaman,
tentram dan indah yang disusun sebagai berikut:


1. Konsep perencanaan visi dan misi
Tujuan ini dibuat sejalan dengan adanya konsep visi dan misi dari Desa
Cikarawang. Konsep visi dari pembangunan lokasi studi di Desa Cikarawang
ini adalah Indah Beriman yang bermakna untuk mewujudkan Desa
Cikarawang menjadi desa yang berwawasan lingkungan sehingga akan
menciptakan kondisi yang indah, produktif, manusiawi, memiliki jati diri dan
daya saing yang tinggi serta islami. Dalam mewujudkan visi tersebut maka
diperlukan adanya konsep dari misi Desa Cikarawang. Konsep misi dibuat
berkaitan dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang
tersusun sebagai berikut:
Mewujudkan kehidupan yang berbasis keimanan
Mewujudkan penataan ruang yang memiliki identitas
Mewujudkan pembangunan ekonomi yang lebih baik
Mewujudkan penataan ruang yang dapat mengekspresikan keramah-
tamahan warga Desa Cikarawang
Mewujudkan lingkungan Desa yang indah, nyaman dan tentram untuk
disinggahi.

2. Pembangunan fasilitas umum
Fasilitas-fasilitas umum yang ada di kawasan ini dibuat dengan nuansa
lingkungan dan islami seperti pemukiman penduduk yang mengharuskan untuk
memanfaatkan lahan dipekarangan rumah, selain itu fasilitas umum lainnya
adalah taman yang dibuat dengan seindah mungkin dan memanfaatkan lahan yang
kosong. Rencana struktur pemanfaatan ruang lokasi studi di Desa Cikarawang,
secara garis besar rencana struktur pemanfaatan ruang dengan luas lokasi studi
sekitas 6 Ha konsepnya yaitu dengan memberikan gapura visi yang berfungsi
sebagai pembatas dengan desa lain dan sebagai indentitas yang berkarakter dari
lokasi tersebut. Kawasan yang akan dibangun pada di lokasi ini adalah
pemrumahan, fasilitas umum seperti pasar (untuk perdagangan dan jasa), gedung
pendidikan, taman-taman yang berbasis ruang terbuka hijau, terminal, tempat
peribadatan dan kesehatan.

3. Pembangunan jaringan atau sirkulasi penghubung
Selain itu dibuatnya jalur penghubung ke desa lain dan sebagai sistem untuk
bersosialisasi yaitu dengan membangun jalan yang dapat masuknya kendaraan
umum ke daerah lokasi studi, dikarenakan sampai saat ini jalur kendaraan umum
tidak masuk lokasi studi, sehingga pertumbuhan dan peerkembangan desa sulit
untuk dijangkau. Di bidang pertanian dibangun jaringan irigasi dan drainase
pertanian serta perbaikan jaringan untuk memberikan air pada lahan-lahan
pertanian terutama pada musim kemarau, sejauh ini irigasi yang terdapat di lokasi
studi masih terhambat karena jaringan irigasi tertimbun oleh sampah dan sebagian
lahan tidak difasilitasi irigasi, sehingga pada musim kemarau kondisi lahan kritis.

4. Konsep green waste dan sistem drainase
Konsep berikutnya yaitu green waste yang merupakan upaya yang
dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah yang disebabkan
oleh adanya sampah atau limbah. Konsep ini dimaksudkan untuk mengurangi
(reduce), pemanfaatan kembali (re-use) dan daur ulang (re-cycle) yang dikenal
sebagai pendekatan 3R. Salah satu sistem yang digunakan pada lokasi studi adalah
sistem zero waste terutama di bidang pertanian/ Sedangkan untuk sampah plastik
dibuat sistem bank sampah. Bank sampah tersebut ditujukan padasetiap penduduk
yang memiliki sampah plastik untuk memberikan sampah tersebut pada pengelola
dan sebagai imbalan atau gantinya adalah memberikanpelayanan kesehatan yang
tidak menggunakan biaya atau pembayaran hanya dibayar separuhnya. Adanya
bank sampah ini diharapkan dapat mengurangi limbah anorganik yamg tidak
dapat terurai, terutama plastik yang menjadi masalah akan kerusakan lingkungan.
Pengelola bank sampah ini nantinya akan mengajak masyarakat setempat untuk
membuat kreasi dari sampah-sampah tersebut sehingga sampah tersebut dapat
digunakan kembali. Pengelola bank ini juga merupakan bagian dari konsep green
community yang merupakan suatu komunitas yang peduli terhadap lingkungan,
sehingga dapat membantu untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi terkait
dengan lingkungan.
Pemisahan jenis sampah juga menjadi konsep yang akan digunakan pada
lokasi studi ini. Pemisahan sampah sangat penting kaitannya untuk pengelolaan.
Berikut adalah skema dari pengelolaan sampah:


Gambar 2. Skema pengelolaan sampah

Sistem drainase untuk mengalirkan air hujan dibuat di sekitar rumah dengan
tujuan agar tidak terjadi genangan air sehingga dapat menyebabkan banjir. Selain
itu sering dilakukannya pemeliharaan akan menjadikan drainase dapat berfungsi
dengan baik. Saat ini masih banyak drainase yang tidak berfungsi di desa
Cikarawang. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk pada
saluran drainase, sehingga ketika musim penghujan datang dapat menghasilkan
banyak genangan. Pembuatan saluran drainase ini merupakan salah satu bentuk
usaha untuk mengkonservasikan sistem saluran pembuangan.


5. Konsep green transportation
Green transportation ini diartikan sebagai suatu usaha pembangunan dan
pengembangan dari sistem transportasi yang berprinsip pada dampak negatif
terhadap lingkungan yang meliputi pembangunan jalur-jalur khusus pejalan kaki
dan sepeda serta pengembangan angkutan umum yang memanfaatkan energi
terbarukan yang bebas polusi dan ramah lingkungan. Konsep ini sangat
ditekankan pada penduduk yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi.

6. Konsep mental image
Konsep ini merupakan pemberi identitas pada desa Cikarawang Identitas yang
terbentuk dari unsur-unsur dari pathway yaitu berupa jalan-jalan yang dapat
menghubungkan dengan jalan raya (kota). Unsur berikutnya yaitu landmark,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa akan dibuatnya penanda atau
identitas desa dengan beberapa bangunan berupa gedung, menara, tugu dan
sebagainya. Namun karena ini masih taraf desa maka yang dibuat yaitu berupa
tugu dengan desain gambaran visi. Node merupakan suatu tempat atau pusat
aktivitas yang cukup banyak dilakukan oleh penduduk setempat. Adanya distrik
wilayah homogen yang berbeda dari wilayah lainnya, misalnya dibangun pusat
perdagangan.

7. Konsep dari pemanfaatan energi
Konsep ini ditujukan untuk memanfaatkan energi surya sebagai pengganti
listrik, terutama pada siang hari. Oleh karena itu, setiap rumah penduduk
sebaiknya dibuat dengan banyak fentilasi yang memungkinkan sinar surya dapat
dimanfaatka dengan baik. Selain itu adanya Situ Burung di lokasi ini dapat
dimanfaatkan pula dalam pembangkit listrik yang dapat dipergunakan untuk di
kawasan studi.

Semua konsep tersebut berkaitan dengan prinsip-prinsip untuk membangun
suatu desa yang ramah akan lingkungan sekitar atau sering disebut juga dengan
konsep desain eco-village. Desain eco-village tersebut dapat dirangkum dalam
bentuk gambar seperti dibawah ini:


Gambar 3. Konsep eco-village
(sumber: Haldur Jackson, 2004)


Berdasarkan konsep-konsep perencanaan di atas, maka dapat diperoleh RTBL
yang tergambar dalam peta dibawah ini:


Gambar 4. RTBL Lokasi studi

Anda mungkin juga menyukai