Anda di halaman 1dari 4

Yayasan AbdiNusa Parahyangan

SMA Al Azhar Syifa Budi Parahyangan


Jalan Raya Cimareme No. 340, Padalarang, Bandung Barat, 40552
Telp: (022) 6864008, Fax: (022) 6860593, e-mail. alazhar_sbp@yahoo.co.id

Lembar Kerja Peserta Didik


Pengantar Ilmu Geografi
Prinsip Geografi

Basmalah: Bismillahirahmanirahim

Nama : Maleeka Aura Raisa Yogaswara


Hari, tanggal : 02 November 2021

Studi kasus
• Tujuan no 14 SDGs: Mengonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut,
samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan.
• Bacalah artikel ini dengan cermat!

Pengaruh Aktivitas Penduduk terhadap Kerusakan Hutan Mangrove di Desa Lalombi


Kecamatan Banawa Selatan

Artikel ini disarikan dari hasil penelitian Ishak dan Saputra (2015), penelitian mengenai aktivitas
penduduk yang berdampak pada kerusakan hutan mangrove di daerah pesisir Desa Lalombi, Kecamatan
Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2014. Metode penelitian
dengan survei sebanyak 44 kepala keluarga dan wawancara dengan responden serta data pendukung
menghasilkan temuan tentang penurunan luas hutan mangrove dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data
luas hutan mangrove pada tahun 2010 seluas 71 ha lalu pada tahun 2014 luas hutan mangrove tinggal 30
ha. Penurunan luas hutan mangrove disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi pemukiman warga seluas 2
ha dan menjadi lahan budidaya perikanan dan pertanian seluas 39 ha. Alih fungsi hutan mangrove menjadi
pemukiman disebabkan peningkatan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan tempat tinggal
meningkat. Sedangkan alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak, kebun kelapa sawit, dan kelapa juga
terkait dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup warga di desa tersebut.

Sumber: Ishak dan Saputra, A.I. (2015). Pengaruh Aktivitas Penduduk Terhadap Kerusakan Hutan Mangrove Di Desa
Lalombi Kecamatan Banawa Selatan. Jurnal GeoTadulako Vol. 3 No. 6 Juli – Desember

Tugas:
1. Cermati dan temukan prinsip-prinsip persebaran yang ada dalam kasus tersebut!
2. Buatlah graik penurunan luas hutan mangrove dari tahun 2010 hingga tahun 2014.
3. Cermati dan temukan penyebab penurunan luas hutan mangrove.
4. Jelaskan dampak alih fungsi hutan mangrove bagi lingkungan hidup serta manusia dalam jangka
panjang!
5. Berikan pendapat kalian sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Jawablah tabel di bawah ini dengan tepat!
No Deskripsi Prinsip Geografi
1 Penyebaran kandungan minyak bumi dan gas di Prinsip Persebaran
negara Indonesia tidaklah merata, lebih banyak
terkonsentrasi di daerah geografi Indonesia bagian
barat, sedangkan di geografi wilayah Indonesia bagian
timur lebih banyak mengandung bahan mineral.
2 Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala disebabkan Prinsip Interelasi
oleh pergerakan sesar Palu-Koro yang memanjang
dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu. Sebagian
segmen sesar menjorok ke lautan di Teluk Palu. Ketika
gelombang gempa menjalar sepanjang sesar, maka
bagian yang menjorok ke laut ikut bergetar dan
memicu tsunami karena terjadi longsoran di bawah
laut.
3 Seorang kepala daerah ingin membangun daerahnya Prinsip Korologi
agar berkembang. Pembangunan tersebut meliputi
segala aspek, baik aspek fisik maupun aspek sosial.
4 Kebakaran hutan dan lahan meluas di wilayah Prinsip Interelasi
Kalimantan dan Sumatera tahun 2019. Kejadian pada
musim kemarau tersebut memicu bencana asap di
berbagai daerah di Indonesia. Laporan bencana asap
mulai bermunculan dari Riau, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Barat pada bulan ini.
5 Kabut asap yang terjadi di tahun 2016 disebabkan oleh Prinsip Korologi
kebakaran hutan. Berdasarkan pantauan satelit
terdapat 625 titik di Riau, 1.200 titik di Sumatera
Selatan, 725 titik api di Kalimantan Tengah. Kabut
asap menyebabkan kualitas udara memburuk di
Sumatera Selatan dan Riau. Kualitas udara yang
memburuk mengakibatkan 25 bayi dan 15 orang
dewasa meninggal. Kegiatan belajar di sekolah juga
diliburkan, sebanyak 225 sekolah libur di Riau dan
Sumatera Selatan.
Jawaban:

2.

3. Penurunan luas hutan mangrove disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi pemukiman warga dan
menjadi lahan budidaya perikanan dan pertanian. Alih fungsi hutan mangrove menjadi pemukiman
disebabkan peningkatan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan tempat tinggal meningkat.
Sedangkan alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak, kebun kelapa sawit, dan kelapa juga terkait
dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup warga di desa tersebut.
4. Rusaknya ekosistem hutan mangrove, Habitat asli hutan mangrove akan kehilangan tempat tinggal,
Ketidakseimbangan alam, Ancaman gelombang laut ke kawasan pesisir karena pada dasarnya mangrove
berfungsi sebagai pemecah gelombang alami, Pengurangan sumber daya asli mangrove sehingga berpengaruh
pada sektor pendapatan dan perekonomian.
 5. Menurut pendapat saya, Masalah bisa diatasi dengan cara menanaman kembali hutan mangrove (reboisasi)
dan peningkatan pengelolaan hutan. Lalu diadakan pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir seperti
pemukiman, pabrik, pembangunan gedung,dll. Perlu juga adanya kesadaran dari masyarakat agar tidak
merusak hutan mangrove.
Hamdalah: Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai