Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSERVASI TANAH DAN AIR

”PROFIL KONSERVASI TANAH DAN AIR


DI WILAYAH SUB DAS CIBEET”

Disusun oleh :
Kelas IV C Agroteknologi

Amanda Septia Rohmah (2110631090055)


Camelia Grecia Ariyanti (2110631090055)
Farokha Tunnisa (2110631090046)
Laela Fitriani (2110631090055)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Muharam, Ir., M.P


Agus Mulyana, S.P., M.P
Grisela Nurinda Abdi, S.T., M.Sc

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat kesehatan, baik sehat jasmani maupun rohani dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas menulis Laporan Praktikum dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW,
kepada para sahabatnya, tabi'in tabi'atnya serta kita selaku umatnya. Penulisan
laporan berjudul “Profil konservasi Tanah dan Air di Wilayah Sub DAS
Cibeet” merupakan salah satu tugas mata kuliah Mata Kuliah Konservasi Tanah
dan Air yang diampu oleh Bapak Muharam Ir., M.P; Bapak Agus Mulyana
S.P., M.P,; dan Ibu Grisela Nurinda Abdi, S.T., M.Sc.
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan karena bantuan dari banyak
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada para dosen yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung
penulisan laporan ini, dan berharap laporan ini dapat dibaca oleh semua
kalangan dan mampu memberikan manfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam laporan ini, baik dalam proses pembuatan, bahasa, dan
penyampaian materinya. Sekian yang bisa penulis sampaikan, terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Karawang, 12 Juni 2023

Penulis

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air menjadi salah satu kebutuan pokok bagi semua mahluk hidup. Air
biasanya dimanfaatkan sebagai keperluan industri, pertanian, transfortasi,
perikanan, pariwisata dan lain sebagainya. Dengan populasi dan perekmbangan
manusia yang meningkat maka kebutuhan air pun harus ditingkatkan guna
memenuhi kebutuhan pokok untuk semua mahluk hidup. Penampungan air
buatan menjadi solusi guna mendapatkan air yang lebih banyak. Penampungan
buatan ini berupa waduk (bendungan) dan danau kecil yang dibuat oleh
manusia, dalam bahasa daerah di Jawa Barat dan Banten disebut dengan Situ.
Danau buatan manusia atau situ menampung air dari berbagai sumber seperti
mata air, air tanah, air sungai dan air hujan. Tampungan air ini dipergunakan
untuk tujuan tertentu seperti pengairan lahan dan antisipasi saat kekeringan di
musim kemarau. Penampungan air di danau/situ di pengaruhi oleh daerah aliran
sungai (DAS). DAS merupakan suatu kawasan yang dibatasi oleh pembatas
topografi (punggung bukit) yang dapat menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yanga khirnya bermuara ke danau/situ atau ke laut.
DAS berperan penting sebagai daerah tangkapan hujan, peneyedia air,
pengendalian sedimentasi dan pengendalian banjir. DAS cibeet merupakan salah
satu DAS dari DAS citarum, Karawang, Jawa Barat. Sub-DAS cibeet memiliki
luas 909,24 km2 meliputi Kabupaten Karawang, kabupaten cianjur, kabupaten
bekasi dan kabupaten bogor. DAS cibeet tentunya mengalirkan air ke daerah
hilir dan ditampung di beberapa situ, salah satunya situ cihambulu dan situ tanah
bereum yang ada dikecamatan pangkalan kabupaten karawang.
Fungsi DAS yang semakin menurun akibat terjadinya beberapa masalah
pengelolaan DAS yang tentunya menghambat fungsi DAS itu sendiri, salah
satunya adalah alih fungsi lahan, pencemaran limbah, berkurangnya sumber
mata air, erosinya lapisan tanah yang berdampak pada perubahan kea rah kritis.
Kondisi DAS yang aik dapat dilihat dari distribusi air yang dialirkan setiap
tahun dan musim. Apabila debit sangat tinggi di musim hujan dan sangat rendah
di musim kemarau menunjukan terjadinya kerusakan pada DAS. Hal tersebut
terjadi disebabkan karena adanya aktivitas manusia sebagai salah satu faktor
dinamis terjadinya perubahan penggunaan lahan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui profil wilayah SUB DAS Cibeet yang mencakup:
a. Kondisi biofisik lahan seperti lokasi dan batas-batasnya, penggunaan
lahan, topografi (kemiringan dan relief), jenis tanah, dan sumber daya
alam lain yang ada di wilayah tersebut.
b. Kondisi sosial dan ekonomi seperti kepemilikan lahan, model
pengelolaan lahan, kemampuan petani.
c. Sarana dan prasarana penunjang di wilayah tersebut.
2. Dapat Menyusun profil sumberdaya air, bangunan-bangunan konservasi
yang telah dibuat dalam rangka konservasi tanah dan air untuk mengatasi
permasalahan di wilayah SUB DAS Cibeet sesuai dengan profil wilayah.
BAB II

KEADAAN UMUM SUB DAS CIBEET


2.1 Lokasi
2.1.1 Situ Cihambulu

Situ Cihamulu ini berada di Kampung Cihamulu Lebak, Desa


Kutamekar, diam-diam menyimpan potensi wisata. Disana ada situ yang
menawarkan panorama alam yang indah. Sayangnya, potensi ini sama
sekali belum digarap.luas situ mencapai hampir 1 hektar dan memiliki
pemandangan indah selain debit air yang besar. Hanya pengelolaan perlu
penanganan secara profesional dan konsep yang strategis, agar selain bisa
menyediakan lahan usaha mandiri warga sekitar. Disamping mampu
menjadi suatu lahan usaha masyarakat yang mampu merubah tatanan
sosial bagi warga sekitar yang akan bermanfaat pada galian potensi alam
wilayah Desa Kutamekar secara keseluruhan.Situ Cihambulu/Hambulu
terletak di Desa Kutamekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang, Jawa
Barat yang secara geografis terletak antara 6°390025 LS; 107°247849
BT. Sedangkan Situ Cihambulu/Hambulu tersebut secara geografis
terletak antara 6°25'17.0"S 107°14'29.7"E. Batas-batas Desa
Tamanmekar menurut arah mata angin, batas sebelah Utara berbatasan
dengan Wanajaya dan Telukjambe Barat. Batas sebelah Selatan
berbatasan dengan Tamansari. Batas sebelah Barat berbatasan dengan
Pasirranji dan Cikarang Pusat. Dan batas sebelah Timur berbatasan
dengan PT. Perhutani dan Ciampel.

2.1.2 Sumber Mata Air Citaman

Sumber mata air Citaman terletak di Desa Tamansari, Pangkalan


Karawang. Mata air yang tidak pernah kering walau dimusim kemarau
panjang sekalipun. Konon, dulu para putri kerajaan pada jaman dahulu
mandi di tempat ini. Banyak yang meyakini khasiat air disini, maka tak
heran jika setiap bulan Mulud atau bulan tertentu banyak 4 yang sengaja
datang untuk mandi disini. Fungsi utama dari dari mata air Citaman ini
adalah menjadi sumber air yang banyak digunakan oleh warga untuk
keperluan minum, mencuci baju, dan lain sebagainya. Termasuk juga dari
PDAM yang juga mengambil air dari sini.Sudah ada sejak zaman dahulu.
Di sekeliling nya di tanamin tanaman kayu dan di sekitar terdapat kolam
renang.

Secara geografis terletak antara 6°407084 LS; 107°260551 BT.


Sedangkan sumber mata air Citaman tersebut secara geografis terletak
antara 6°25'46.7 S 107°12'58.7 E. Batas-batas Desa Tamansari menurut
arah mata angin, batas sebelah Utara berbatasan dengan Tamanmekar.
Batas sebelah Selatan berbatasan dengan Ciptasari. Batas sebelah Barat
berbatasan dengan Bojongmanggu dan Bekasi. Batas sebelah Timur
berbatasan dengan Ciampel.

2.1.3 Situ Tanah Bereum


Kampung Tanah Beureum Desa Tamansari Kecamatan Tamansari
dapat dikatakan sebagai wilayah tertinggal dengan dengan hanya
beberapa kepala keluarga dan satu negeri sekolah dasar negeri belum
memiliki listrik dari PLN. Penduduk sekitar bergantung pada genset surya
dan panel surya untuk kebutuhan listrik. Penduduk sekitar sangat
bergantung pada ladang dan menjadi pekerja buruh bahkan menurut
warga, pegawai negeri sipil guru di sekolah dasar di desa jarang datang
karena jarak yang jauh dan rute transportasi.
Situ Tanah Bereum terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan,
Karawang, Jawa Barat yang secara geografis terletak antara 6°407084
LS; 107°260551 BT. Sedangkan sumber mata air Citaman tersebut secara
geografis terletak antara 6°25'46.7 S 107°12'58.7 E. Batas-batas Desa
Tamansari menurut arah mata angin, batas sebelah Utara berbatasan
dengan Tamanmekar. Batas sebelah Selatan berbatasan dengan Ciptasari.
Batas sebelah Barat berbatasan dengan Bojongmanggu dan Bekasi. Batas
sebelah Timur berbatasan dengan Ciampel.
Situ ini didirikan oleh bapak soeharto pada tahun 1982, tujuan beliau
mendirikan situ ini yaitu untuk mengairi sawah kurang lebih 100 hektar
yang berada di sebelah utara situ cekdam ini. Situ ini bersifat tampungan
pada saat musim penghujan, ketika sedang parah - parahnya pada saat
musim kemarau di situ ini bahkan bisa digunakan untuk bermain bola.
Setelah dilakukan perbaikan oleh dinas pekerjaan umum situ ini menjadi
lebih baik dan tidak mengalami kekeringan ketika musim kemarau
datang. Cek Dam atau Situ mampu menjadi sumber air baku untuk
masyarakat sekitar jika PDAM mampu bekerjasama dan menempatkan
fasilitas pengolahan air menjadi air minum.

2.2 Keadaan Fisik


2.2.1 Iklim
Kecamatan Pangkalan merupakan kecamatan yang terletak sebelah
barat daya kabupaten Karawang, pusat pemerintahan kecamatan ini
terdapat di Desa Ciptasari. Berbatasan dengan Kecamatan Telukjambe
Barat di utara, Kabupaten Bogor di barat, Kecamatan Ciampel di timur,
dan Kecamatan Tegalwaru di selatan.
Jumlah desa di Kecamatan Pangkalan adalah 8 desa. Adapun desa di
Kecamatan Pangkalan adalah Desa Tamanmekar, Desa Tamansari, Desa
Ciptasari, Desa Jatilaksana, Desa Cintaasih, Desa Kertasari, Desa
Mulangsari dan Desa Medalsari.

2.2.2 Topografi
Bentuk topografi di Kabupaten Karawang sebagian besar merupakan
dataran yang relative rata dengan variasi ketinggian antara 0 – 5 m di atas
permukaan laut. Hanya Sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan
berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1.200 m.
Ketinggian yang relatif rendah (25 m dpl) terletak pada bagian Utara
mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes,
Rengasdengklok, Kutawaluya, Tempuran, Cilayamaya, Rawamerta,
Telagasari, Lemahabang, Jatisasi, Klari, Karawang, Tirtamulya, sebagian
Telukjambe, Jayakerta, Majalaya Sebagian Cikampek dan sebagian
Ciampel. Sedangkan pada bagian Selatan memiliki ketinggian antara 26 –
1.200 m dpl.
Berdasarkan kondisi topografi tersebut, Kabupaten Karawang
merupakan dataran rendah, dengan sebagian kecil dataran tinggi terutama
di daerah perbukitan/pasir. Daerah Perbukitan tersebut adalah antaralain:
Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Aseupan, Godongan,
Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung, dan
Gunung Sanggabuana. Kemudian terdapat Pasir Gibus, Cielus, Tonjong,
dengan ketinggian bervariasi antara 300-1200 m dpl dan tersebar di
Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan
sebagian kecil Kecamatan Ciampel.
Kemiringan lereng pada Kecamatan Pangkalan sebagian ada yang 0-
2% dan 2-15%. Dan yang paling dominan kemiringan lereng pada
Kecamatan Pangkalan adalah 15-40% dan > 40%.
Topografi wilayah menurut desa dan jenis klasifikasi d Kecamatan
Pangkalan pada tahun 2017, Desa Tamanmekar adalah non-pesisir dan
pola hamparannya adalah dataran. Sedangkan Desa Tamansari adalah
non-pesisir dan pola hamparannya adalah dataran.

2.2.3 Tata Guna Lahan


Tata guna lahan disekitaran Sub DAS Cibeet digunakan untuk lahan
pertanian ataupun lahan perindustrian. Areal lahan pertanian di
Kecamatan Pangkalan terdiri dari sawah yang menggunakan sawah tadah
hujan dengan total lahan yang menggunakan sawah tadah hujan sekitar
5.084. Selain sawah tadah hujan ada juga yang menggunakan sawah
irigasi teknis dengan total 2.733 dan sawah pasang surut dengan total
2.553. Luas lahan sawah di Kecamatan Pangkalan adalah 23,41 km2.
Lahan sawah ditanami padi sebagian besar dua kali musim dalam
setahun, dan ada juga yang tiga kali musim dalam setahun. Lahan sawah
tersebut dipakai juga untuk menanami tanaman sayuran yang semusim,
ditanami tanaman sela antara dua musim, dan tanaman padi dalam
setahun. Selain itu ada juga yang membudidayakan sebagian tanaman
perkebunan tahunan, diantaranya kopi dan kelapa dan juga tanaman
perkebunan lainnya. Luas lahan perkebunan di Kecamatan Pangkalan
adalah 2,81 km2. Sebagian lahan di Kecamatan Pangkalan merupakan
lahan kehutanan yang ditanami aneka jenis-jenis tanaman kehutanan.
Luas lahan hutan di Kecamatan Pangkalan adalah 31,05 km2. Untuk
kepemilikannya ada yang milik perorangan ada juga yang milik
kehutanan. Dan sebagian kecil penduduk Kecamatan Pangkalan ada yang
membudidayakan ikan air tawar di kolam dan juga ada yang di lahan
sawah.
Di Kecamatan Pangkalan terdapat industri besar dan industri kecil.
Industri besar terdiri dari perusahaan batu bata, perusahaan kertas dan
perusahaan daur ulang minyak pelumas, sedangkan industri kecil terdiri
dari pembuatan batu bata milik rumah tangga dan pengolahan kapur.
Disamping itu di Kecamatan Pangkalan ada beberapa tempat penggalian
batu kapur dan batu gamping dan juga penggalian pasir di sungai. Luas
lahan industri di Kecamatan Pangkalan adalah 0,08 km2.

2.2.4 Hidrologi
Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di
Laut Jawa. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten
Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya
merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai,
terdapat 3 (tiga) buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk
Tarum Utara, Saluran Induk Tarum tengah dan Saluran Induk Tarum
Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit
tenaga listrik. Gambaran ketersediaan dan kebutuhan air di setiap tempat
ditampilkan pada satuan luas terkecil wilayah sungai, yaitu sub daerah
sungai. Pembagian ini dimaksudkan untuk melihat lebih rinci terjadinya
keragaman ketersediaan maupun kebutuhan penggunaan air di setiap
tempat. Salah satu pertimbangan dalam pembagian sub daerah pengaliran
sungai ini adalah letak adanya daerah irigasi, karena penggunaan air pada
saat ini adalah penggunaan air terbesar. Pola air permukaan di Kabupaten
Karawang:
Sungai yang melalui atau melintasi Kabupaten Karawang: Sungai
Citarum, Cilamaya, Cipamingkis dan Cibeet (Sistem informasi
perancanaan dan penganggaran, 2017).

2.2.5 Sosial Ekonomi


Pada tahun 2016, jumlah TKI dari Kecamatan Pangkalan sebanyak 489
orang yang terdiri dari 101 orang TKI laki-laki dan 388 orang TKW.
Negara tujuan TKI sebagian besar di Timur Tengah, yaitu sebanyak 735
TKI. Di Kecamatan Pangkalan terdapat 33 sekolah pada tahun 2016,
terdiri dari 28 SD/sederajat, 3 SMP/sederajat, dan 2 SMA/sederajat.
Tetapi untuk lulusan tertinggi, kebanyakan di Kecamatan Pangkalan
adalah lulusan SMA pada tahun 2016, untuk lulusan jenjang Pendidikan
Perguruan Tinggi pada tahun 2016 tidak ada sama sekali. Jumlah sarana
Kesehatan di Kecamatan Pangkalan pada tahun ini berjumlah 15 sarana,
yang terdiri dari 5 rumah bersalin, 1 puskesmas, 3 pustu, 3 poliklinik, dan
3 balai pengobatan. Adapaun jumlah tenaga medisnya sebanyak 44 orang
yang terdiri dari 5 dokter umum, 11 perawat, 19 bidan, dan 9 mantri
kesehatan. Sebagai pendukung kegiatan peribadatan penduduk, di
Pangkalan terdapat 108 sarana ibadah, yang terdiri dari 74 masjid, dan
182 surau/langgar.
Masyarakat Kecamatan Pangkalan bermata pencaharian bermacam-
macam seperti disektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan,
budidaya perikanan, industri, perdagangan, dan lainnya. Banyaknya unit
usaha perusahaan pertanian di Kec. Pangkalan sekitar 34 dengan jumlah
tenaga kerja 78 orang, unit usaha rumah tangga peternakan ada sekitar
2.343 unit usaha dan jumlah tenaga kerja 4.324 orang, unit usaha rumah
tangga perkebunan ada sekitar 1.346 dan jumlah tenaga kerja 2.034
orang, unit usaha rumah tangga kehutanan ada sekitar 634 dan jumlah
tenaga kerja 976 orang, unit usaha rumah tangga budidaya perikanan ada
sekitar 732 dan jumlah tenaga kerja 837 orang.
Masyarakat Kecamatan Pangkalan sebagian ada yang bermata
pencaharian di sektor perdagangan dan transportasi. Berbagai jenis
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk Kecamatan Pangkalan, ada
yang berdagang di warung, toko, kios dan kedai. Berbagai jenis barang
dagangan, sebagian besar merupakan barang kebutuhan sehari – hari. Dan
juga alat transportasi seperti ojek dan sewa kendaraan (BPS Kabupaten
Karawang, 2018).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan SUB DAS Cibeet
3.1.1 Sosial Ekonomi
3.1.2 Tata Guna Lahan
3.1.3 Lahan Kritis
3.1.4 Pencemaranll
3.1.5 Banjir
3.1.6 Erosi

3.2 Pemecahan Masalah dan Upaya-Upaya Konservasi yang Telah


Dilakukan
3.2.1 Pemecahan Masalah
3.2.2 Upaya-Upaya Konservasi yang Telah Dilakukan

Berikut adalah beberapa upaya konservasi sumber daya air yang dilakukan
antara lain:

1. Penanaman pohon di sekitar DAS (pohon yang banyak menyimpan


cadangan air : bambu)
2. Membuat biopori dan sumur resapan
3. Melakukan penghematan terhadap penggunaan dan pengelolaan
sumber daya air
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Karawang. (2018). Kecamatan Pangkalan dalam Angka 2018.
BPS
KabupatenKarawang.https://karawangkab.bps.go.id/publication/download.
html?
nrbvfeve=MDQ3MTU4Y2FkMjNmNjc2NTU3YTJlZGE3&xzmn=aHR0c
HM6Ly9rYXJhd2FuZ2thYi5icHMuZ28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjA
xOC8wOS8yNi8wNDcxNThjYWQyM2Y2NzY1NTdhMmVkYTcva2Vj
YW1hdGFuLXBhbmdrYWxhbi1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE4Lmh0bW
w%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNi0xMCAwNzo0NDo1MA%3D
%3D

Sistem informasi perancanaan dan penganggaran. (2017). Profil Kabupaten


Karawang.https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen
/rpi2jm/DOCRPIJM_8aed426f2a_BAB IIBab 2 Profil Kabupaten
Karawang.pdf
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai