Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV

Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa




KAJIAN GEOGRAFI UNTUK PENGEMBANGAN WADUK DENGAN
PENDEKATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG
DI KABUPATEN NGANJUK

Siti Imami Suwondo

Balai Penelitian Geomatika BAKOSURTANAL


Abstrak

Kabupaten Nganjuk mempunyai 10 waduk dan dialiri oleh sungai Widas yang merupakan anak sungai Brantas dan
berhulu sungai di Gunung Wilis dan Peg Kendeng. Kondisi waduk saat ini sangat menurun bahkan ada waduk sudah
beralih fungsi.
Apabila dilihat dari kondisi curah hujannya dan sudah berkembangnya teknologi Penginderaan jauh dan SIG, aspek
Geografi wilayah Kabupaten Nganjuk dapat membantu mengevaluasi penyebab banjir. Dengan diketahui penyebab
banjir dan sebaran daerah banjirnya maka dapat berikan saran memperkecil masalah dan bagaimana mengembangkan
waduk yang lestari.



1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai merupakan salah satu sumberdaya air
yang dipengaruhi juga adanya kondisi musim
hujan dan musim kemarau. Variasi debit sungai
sepanjang tahun secara alamiah sering merugikan
karena debitnya terlalu kecil pada musim kemarau
dan sebaliknya terjadi banjir pada musim hujan.
Salah satu upaya pengelolaan air sungai tersebut
adalah pembuatan bendungan atau waduk.
Adanya waduk air banjir saat musim hujan dapat
ditampung dan musim kemarau air dapat dilepas
sesuai dengan kebutuhan.

Masalah banjir dan kekeringan merupakan
masalah distribusi dan kapasitas (storage).
Turunnya hujan yang tidak merata dalam waktu
singkat kadang-kadang mengakibatkan terjadinya
ketidak mampuan tanah dan tanaman menampung
air yang jatuh ke permukaan bumi sehingga air
hujan menjadi aliran permukaan dan banjir di hilir.
Pertambahan volume aliran permukaan diperbesar
karena adanya alih fungsi penggunaan lahan
misalnya dari hutan menjadi penutup lahan
permanen, pabrik, jalan dan pemukiman.
Perubahan penggunaan lahan tersebut
mempercepat terjadinya kecepatan aliran
permukaan, daya angkut dan daya kikis menjadi
besar, erosi meningkat, pencucian unsur hara dan
kesuburan tanah menurun, volume air dalam
waktu singkat sangat besar dan banjir.
Dampaknya terlihat tanah dalam mengikat air
rendah terutama di lahan kering di bagian hulu
sungai karena lapisan atas yang subur sudah
terkikis berat, kebutuhan pupuk meningkat sedang
kemampuan produksi per ha akan menurun drastis.

Akibatnya volume air yang masuk ke dalam tanah
sedikit dan pada musim kemarau evaporasi air
terjadi sedang kebutuhan air sama jumlahnya
dengan waktu musim hujan sehingga volume air
tak terkendali kekurangannya, kekeringan akan
terjadi. Kondisi ini akan terjadi berulang-ulang
dan akan merembet pada daerah yang dulunya tak
pernah kering maka terjadi kekeringan.

Dalam mengatasi masalah banjir ada dua macam
tindakan yaitu tindakan administrasi atau usaha-
usaha yang bersifat non fisik dan usaha yang
bersifat fisik. Non fisik seperti peramalan banjir,
peringatan banjir,asuransi banjir dengan membuat
peta rawan banjir dengan (time series) dan
memperketat seleksi adanya ijin alih fungsi
penggunaan lahan permanen, sedang pengaturan
yang bersifat fisik seperti pengaturan alur sungai,
pembuatan tanggul banjir, pembuatan saluran
pengelak, pengelolaan Derah Pengaliran Sungai
(DPS), dan pembuatan waduk dengan bendungan.
Pembuatan waduk merupakan usaha yang benar-
benar dapat mengendalikan banjir karena waduk

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 306
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


sebagai ruang tunggu banjir. Debit air yang keluar
benar-benar diatur atau dikendalikan sehingga
secara langsung dapat mengurangi adanya banjir
di bagian hilir waduk. Pembuatan tanggul waduk
untuk melokalisir banjir; pembuatan saluran
pengelak supaya tidak melewati daerah penting
yang dilindungi, normalisasi sungai hanya
meningkatkan kapasitas alur untuk menampung
debit banjir.

Kabupaten Nganjuk dialiri oleh Sungai Widas
yang merupakan anak sungai Brantas. Selain itu
dialiri Sungai Kuncir dan Sungai Bodor yang
keduanya anak Sungai Widas. Adapun waduk
yang ada di Kabupaten Nganjuk adalah Waduk
Widas, Waduk Kepuh, Waduk Sendang, Waduk
Logawe, Waduk Sumbersono, Waduk Perning.
Waduk Sungai Widas yang selesai dibangun
tahun 1981 diberi nama Waduk Bening dengan
luas 89,5 km
2
, kapasitas bruto 37,5 ribu m
3
,
kapasitas efektif 33 ribu m
3
. Kegunaannya untuk
pertanian, pengendali banjir, dan tenaga air (Ir.
Darjanta Budiharja, d h, 2002). Namun demikian
kondisi waduk sudah semakin menurun sehingga
perlu diatasi dan diteliti kondisi saat ini serta
bagaimana keberadaan daerah tangkapan air hujan
dan waduk serta dam sehingga dapat diatasi
dengan cepat.



Gambar 1. Contoh bercocok tanam tidak selaras dengan kaidah konservasi tanah dan air




Gambar 2. Contoh bercocok tanam sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air



Bagaimana kaitan komponen-komponen DAS dan fungsinya adalah sebagai berikut :

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 307
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa





Gambar 3. Komponen DAS dan fungsinya


Pada gambar dibawah dapat dilihat apabila salah
satu komponen DAS terjadi perubahan misalnya
terjadi perubahan vegetasi, apa yang terjadi.
Sudah jelas akan mempengaruhi komponen DAS
lainnya di hilir.





Gambar 4. Interaksi komponen hidrologi dalam DAS (Asdak,2003)







1.2. Rumusan Masalah
Komponen DAS =Prosessor
INPUT=CURAH HUJ AN
MANUSIA
IPTEK
SUNGAI VEGETASI TANAH
OUTPUT =DEBIT, SEDIMEN
Ekosistem DAS Perubahan
Tataguna lahan
Muatan Sedimen
Posisi pendangkalan waduk
Tipe
J umlah sedimen Penurunan daya tampung
waduk
Volume pendangkalan
Agradasi
Waduk
Respon alur sungai di hilir Erosi tebing,
degradasi,pengikisan alur
Respon alur sungai
di hulu

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 308
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


Salah satu dampak perubahan sistem politik
dan secara tidak terkontrol menyusul bergulirnya
era reformasi semenjak tahun 1998 adalah
terjadinya kerusakan sumberdaya hutan maupun
lahan akibat penjarahan hutan yang tidak
terkontrol secara besar-besaran dan daya dukung
lingkungan menurun sehingga terjadi kekeringan
yang semakin meluas, banjir yang meningkat,
tanah longsor, pendangkalan sungai dan waduk.

Dalam penanggulangannya telah dibangun
waduk-waduk dan dam pengatur keluar masuknya
air namun perlu diteliti
Kawasan mana yang berpotensi sebagai
catchment area air hujan waduk yang ada
Bagaimana kondisi dan posisi catchment area
air hujan untuk waduk yang ada dan bagaimana
pengelolaannya.
Bagaimana kondisi fisik waduk dan
lingkungannya yang ada di Kab. Nganjuk dan
bagaimana pengelolaannya.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah mengevaluasi
keberadaan catchment area air hujan untuk
bangunan waduk dan kondisinya fisik waduk
yang sudah ada sekarang di Kab Nganjuk sedang
tujuannya adalah membuat peta sebaran
catchment area air hujan dan waduk dengan
kondisinya.

1.4. Manfaat yang akan diperoleh

Dengan terdatanya kondisi bangunan
waduk , dam dan daerah tangkapannya yang ada
sekarang dan maka dapat diketahui efektifitas
bangunan waduk berfungsi dan kondisi daerah
tangkapannya.
Solusi memperkecil terjadinya banjir dan
kekeringan akan bisa diperkecil.
Sebagai masukan para perencana dalam
penanggulangan banjir dan kekeringan.


Tabel 5 Debit Air Waduk-Waduk Kondisi Musim Kemarau dan Musim Hujan di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur

POSISI WADUK
LUAS m
DALAM
AIR
DEBIT
AIR m3
MSM
HUJAN
DEBIT AIR
m3 NAMA
WADUK
X Y
Msm
kemarau
Msm
hujan rerata m
Msm
kemarau
air naik
m
Musim
hujan

Logawe 619240.27 9171089.54 53091 47357 1.6 84945.6 4.6 302767.8
Sumbersono 619637.05 9171049.12 43776 55987 3.4 148838.4 4.0 372786.4
Perning 622792.16 9170136.74 3685 68695 2.1 7738.5 5.0 351213.5
Sengon 608038.24 9169323.17 19263 24445 3.9 75125.7 3.9 170461.2
Ngomben 598354.47 9172551.34 3851 34013 1.5 5776.5 5.0 175841.5
Donggendo 590674.65 9162199.18 25671 71224 1.8 46207.8 2.8 245635.0
Sumbersoka 591289.73 9161028.57 41523 50374 1.85 76817.55 3.5 253126.55
Sumberagung 611439.24 9167777.29 35846 42024 4.3 154137.55 3.0 280209.8
Sumberkepuh 617891.21 9171367.49 174739 209206 3.65 637797.35 3.0 1265415.35

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 309
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


2. METODOLOGI PENELITIAN.
Analisa peta rupa bumi daerah tangkapan air
hujan melalui deliniasi batas tiap DAS yang
ada, utamanya Sub DAS Widas, Sub-Sub
DAS Kuncir dan Sub-Sub DAS Bodor.
Analisa peta rupa bumi daerah tangkapan air
hujan melalui deliniasi batas tiap Sub-Sub DAS,
utamanya Sub DAS Widas, Sub-Sub DAS
Kuncir dan Sub-Sub DAS Bodor yang masuk ke
dalam waduk.
Gabungan analisa citra penginderaan jauh,
survei terestris dengan GPS untuk :
menentukan letak waduk dan dam dan daerah
tangkapan air hujan.
meneliti kondisi waduk dari aspek geografi
yang mempengaruhi antara lain :
1. Faktor meteorologi -- presipitasi, suhu,
kelembaban, angin.
2. Faktor DAS- waduk/dam topografi,
geologi, tanah, vegetasi penutup, drainase
dan pertumbuhan saluran.
3. Faktor manusiastruktur hidrolik dan
urbanisasi pada masing-masing daerah
tangkapan air hujan untuk mata air maupun
sungai yang diteliti utamanya S.Widas,
S.Kuncir dan S.Bodor.
analisa pengelolaan daerah tangkapan air hujan
dengan memadukan (matching) antara kondisi
lingkungan daerah tangkapan air dengan model
pengelolaan DAS menggunakan SIG ( Sistem
Informasi Geografi).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Nganjuk mempunyai 10 waduk yang
mempunyai debit air naik turun pada dua musim
yang berbeda.

Tabel 6 Kondisi waduk Kab Nganjuk

No Nama Waduk Kapasitas
( m)
Daya
Tampung
(m)
Prosentase Debit m
kemarau
Kenaikan
air
Debit m
hujan
Hsl
evaluasi
1 Donggendo
(Kec
Wilangan)
128.000 50.000 39,06
46207.8 2.8 245635.0
Kelebihan
air
2 Sumbersoko
(Kec. Bagor)
68.000 35.000 51,47
76817.55 3.5 253126.55
Kelebihan
air
3 Ngomben
( Kec Rejoso)
187.500 95.000 50,66
5776.5 5.0 175841.5
Tak
imbang
4. Sengon
( Kec
Gondang)
948.000 537.000 56,64
75125.7 3.9 170461.2
Kurang
5 Sumber Agung
( Kec
Gondang)
870.000 465.000 53,44
154137.55 3.0 280209.8
Kurang
6.

Sumberkepuh
( Kec
Lengkong)
770.000 615.000 79,87
637797.35 3.0 1265415.35
Kurang
7. Lohgawe
(Kec
Lengkong)
211.680 105.000 49,64
84945.6 4.6 302767.8
Kelebihan
air
8. Sumbersono
(Kec
Lengkong)
219.422 125.000 56,97
148838.4 4.0 372786.4
Tak
imbang
9. Perning
( Kec
J atikalen)
816.000 445.000 54,53
7738.5 5.0 351213.5
Kurang






Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 310
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


Tabel 7 Matching curah hujan ,sebaran waduk, lipitan lahan

1.Ganjeng X Y
-
Rerata thn
1469 597905 9148916
Sawah irigasi,tegal kekeringan
2.Tempura

Rerata thn
2929 608334 9176689
- Sawah tadah
hujan ,perkebunan
kekeringan
3.Banaran

Rerata thn
1953 584486 9135990
Air terjun
Sedudo,Rorokuning
Perkebunan .
lbelukar
musin kemarau air
debitnya berkurang
4.Badong X Y

Rerata thn

2106 609997 9145885
- Pemukiman,tegal banjir
5.Glatik

Rerata thn
1767 591297 9165856
Widas,Donggendo,
Sumbersoka
Perkebunan,
Hulu,perkebunan,
belukar
Banjir/ melebihi
kapasitas
6.Ngasem

Rerata thn
3151 622554 9168597
Perning Sawah irigasi,
tegal
Hulu, perkebunan
Banjir / air tidak
melebihi kapasitas
7.Warujayang

Rerata thn
1743 612887 9157421
- Sawah
irigasi ,perkebunan

8.Lengkong

Rerata thn
3035 611311 9176316
Sumberagung Sawah tadah hujan
perkebunan
Hulu perkebunan,
sawah tadah hujan
Banjir /air tidak
melebihi kapasitas
9.Sumbersono

Rerata thn
1909 620431 9170734
Sumbersono,
Perning,Logawe
Sawah irigasi dan
tegal
Hulu
perkebunan,tegal
Banjir /air tidak
melebihi kapasitas
kecuali waduk
Logawe
10.Mrican

Rerata thn
1792 610043 9140049
- Pemukiman dan
sawah irigasi
banjir
11.J ati

Rerata thn
1877 605669 9150406
- Sawah irigasi banjir,kekeringan
12.Nganjuk

Rerata thn
1542 599307 9159851
Sumbersoko,
Donggendo
Pemukiman,tegal
Hulu
perkebunan,tegal
Banjir /melebihi
kapasitas
13.Rejoso

Rerata thn
1989 598506 9168944
Ngomben,Sengon Perkebunan ,tegal
Hulu
perkebunan ,tegal
Banjir / air
tak melebihi
kapasitas
14.Gondong

Rerata thn
1548 600616 9149690
- perkebunan kekeringan

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 311
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


15.Sumberkepuh

Rerata thn
1844 618482 9171068
Sumber kepuh,
Logawe, Perning.
Sawah irigasi,tegal
Hulu perkebunan
sawah tadah hujan.
Banjir /
/air tidak melebihi
kapasitas kecuali
wdk Logawe

Dari tabel-tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa
1. Waduk Sengon

Curah hujan disekitar waduk rerata tahunan diatas 1900 mm dan daya
tampung air masih cukup tetapi masih menimbulkan banjir. Hal ini
dimungkinkan karena hulu sungai yang mengalir ke waduk sudah berupa
tegalan dan perkebunan. Selain itu dam pengatur keluar masuknya air tak
berfungsi dengan baik , sepadan sungai juga sudah beralih fungsi kebanyakan
menjadi tegal sehingga air terus melaju kehilir sampai bertemu dengan sungai
Widas dan banjir dibagian hilir di Kecamatan Lengkong bagian selatan dan
Pantirowo bagian utara.
2.Waduk Sumbersoko

Curah hujan disekitar waduk rerata tahunan tidak begitu besar 1500 mm dan
kapasitas yang tersedia kurang sehingga air meluap . selain itu hulu sungai
yang mengalir kedalam waduk tegal sehingga air sudah tak dapat
dipertahankan dihulu. Sepadan sungai juga sudah banyak beralih fungsi
menjadi tegal dan pemukiman. Dam pengatur tak berfungsi sehingga banjir
terjadi di daerah Nganjuk dan juga kekeringan terjadi di musim kemarau.
3.Waduk Ngoben

Curah hujan rerata disekitar waduk rerata tahunan mencapai 1900 mm tetapi
air dalam waduk tidak melebihi kapasitas yang ada. Hal yang terjadi adalah
banjir di bagian hilir di Kecamatan Kecamatan Lengkong bagian selatan dan
Pantirowo bagian utara. Sepadan sungai sudah beralih fungsi menjadi tegal
dan pemukiman sedang bahian hulu sungai yang mengalir ke waduk berupa
belukar dan kebun.
4.Waduk Donggendo

Curah hujan rerata tahunan 1500 mm, tetapi air yang masuk dalam waduk
melebihi kapasitas waduk sehingga air meluap membanjiri Kota Nganjuk
dimusim hujan dan dimusim kemarau menimbulkan kekeringan . Sepadan
sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun
bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan bahkan
pemukiman
5.Waduk Sumberagung

Curah hujan rerata tahunan 3000 mm, air yang masuk dalam waduk tak
melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas
di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan.
Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan
kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan .
Dam pengatur air tak berfungsi lagi
6.Waduk Sumberkepuh

Curah hujan rerata tahunan berkisar 1800 -2000 mm, air yang masuk dalam
waduk tak melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian
hilir s Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara
dimusim hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi
pemukiman dan sawah irigasi dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah
tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi
7.Waduk Logawe

Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk
melebihi kapasitas waduk sehingga air meluap membanjiri bagian hilir s
Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim
hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi
pemukiman ,sawah irigasi dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah
hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi
8.Waduk Sumbersono

Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk tak
melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 312
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa


di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan.
Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan
kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan .
Dam pengatur air tak berfungsi lagi
9.Waduk Perning Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk tak
melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas
di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan
dan kekeringan dimusim kemarau. Sepadan sungai yang masuk ke waduk
beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun bahkan tegal dan bagiah hulu
berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi

Banjir-banjir di Kecamatan Pace, Prambon,
Pantianom, Sukomoro, Nganjuk Pemda telah
melakukan penyodetan sungai Widas dengan
maksud agar memperkecil resiko peluapan banjir
dan tangkis yang ada juga sudah kritis. Karena
daerahnya datar sehingga penyodetan sungai tak
banyak hasilnya bahkan melebar kemana-mana.
Penyodetan sebenarnya sudah ditinggalkan oleh
negara maju dalam memperkecil banjir yang
terjadi karena bertentangan dengan kunci utama
retensi banjir (Agus Maryono,2005). Sebaran
waduk dapat dilihat pada lampiran

4. KESIMPULAN

1. Data penginderaan jauh dapat membantu
memberi informasi perubahan liputan lahan
sehingga liputan lahan seluruh aliran sungai
yang mengalir ke waduk dapat di ketahui.
Selain itu teknologi SIG sangat membantu
dalam analisa kondisi waduk dahulu dan
sekarang dalam hubungannya dengan
llingkungannya.
2. Secara umum, 9 / Sembilan waduk yang ada
di Kecamatan Nganjuk, tidak berfungsi sesuai
kapasitas dan daya tampungnya sehingga
mengakibatkan peluapan air.
3. Faktor-faktor yang mendukung kerusakan
waduk adalah di bagian hulu sungai yang
mengalir kedalam waduk dan sepadan sungai
juga sudah beralih fungsi sehingga air tidak
dapat ditahan. Selain itu dam yang ada tidak
berfungsi dengan baik sehingga air yang
masuk dan keluar tidak dapat diatur dengan
baik bahkan dibiarkan mengalir terus dan
banjir dan kekeringan terjadi silih berganti.
4. Penyodetan sungai yang telah dilakukan
Pemda , memperburuk permasalahan, banjir
tambah meluas karena bertentangan dengan
kunci utama retensi banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Maryono, 2005. Menangani Banjir,
Kekeringan dan Lingkungan. Gajay Mada Press
University, Yogyakarta.

Gatot Irianto, 2003. Kumpulan Pemikiran Banjir
dan Kekeringan (Penyebab,Antisipasi dan
Solusinya). CV. Universal Pustaka Media, Bogor.
Chay Asdak, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta 2004.

Robert J .Kodoatie dkk, 2001, Pengelolaan
Sumberdaya Air dalam Otonomi Daerah.Penerbit
Andi Yogyakarta.

R.E.Soeriaatmadja, 1977. Ilmu Lingkungan,
Penerbit ITB Bandung.

M Baiquni, 2004. Membangun pusat-pusat di
pinggiran. Otonomi di Negara
Kepulauan.Yogyakarta Ideas PKPEK.







Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 313
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa





GAMBAR
WADUK


URAIAN
Waduk Sengon
Dari hulu G. Tegalgunung mengalir Kali Cekul mengalir ke Waduk Sengon terletak di Dusun
Sayan,
Desa Ngujung, Kecamatan Gondang dan keluar lagi masih Kali Cekul bertemu Kali Dawuhan
sampai
ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungngingar, Desa Sengayan, Kecamatan Gondang.
Waduk Sumbersoka.
Dari hulu Gunung mengalir Kali Plumpang menuju ke Waduk Sumbersoka terletak
di Dusun Sumbersoka, Desa Sumbersoka, Kecamatan Bagor dan keluar lagi masih
K. Plumpangl, sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungngingar, Desa
Sengayan, Kecamatan Gondang.

Waduk Ngomben
Dari hulu G, Suruwan, G. Watu, G. Renteng mengalir beberapa kali salah satunya
Kali Brengkok menuju ke Waduk Ngomben terletak di Dusun Rejoagung, Desa
Sambikerep, Kecamatan Rejoso dan keluar pintu waduk masih Kali Brengkok,
sampai ke muara pada Kali Brangkal di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep,
Kecamatan Rejoso

Waduk Donggedo
Dari hulu Gunung mengalir Kali Gempol bertemu dengan Kali Donggendo
ke Waduk Donggendo terletak di Dusun Manggarejo, Desa Mancon,
Kecamatan Wilangan dan keluar Kali Awar-awar sampai ke muara pada
Kali Widas di Dusun Dongbangjo, Desa Ngudilan, Kecamatan Wilangan.

Waduk Sumberagung
Dari hulu Gunung mengalir Kali Sumberagung ke Waduk Sumberagung terletak
di Dusun Sumberagung, Desa Sumberagung, Kecamatan Gondang dan
keluar Kali Sumberagung sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Sempayang,
Desa J aan, Kecamatan Gondang
Waduk Sumberkepuh
Dari hulu G. Garit mengalir beberapa sungai ke Waduk Sumberkepuh terletak
di Dusun Sumberkepuh, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong dan
keluar Kali Rohbuntu sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungmlaten,
Desa Ngasem, Kecamatan Lengkong.
Waduk Logawe
Dari hulu Gunung mengalir beberapa sungai ke Waduk Logawe terletak
di Dusun Logawe, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong dan keluar
Kali Rohbuntu sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungmlaten,
Desa Ngasem, Kecamatan Lengkong.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 314
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa



Waduk Sumbersono
Dari hulu Gunung mengalir beberapa sungai ke Waduk Sumbersono terletak
di Dusun Sumbersono, Desa Prayungan, Kecamatan Lengkong dan keluar
K. Perning sampai ke muara pada K. Widas di Dusun Gondang Wetan,
Desa Gondang Wetan, Kecamatan Gondang.

Waduk Perning.
Dari hulu G, Duwur mengalir beberapa sungai menuju ke Waduk Perning
terletak di Dusun Perning, Desa Perning, Kecamatan Lengkong dan keluar
ketemu K. Perning, sampai ke muara pada K. Widas di perbatasan Desa
Gondang Wetan dan Desa J atikalen, Kecamatan Lengkong.


Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 315

Anda mungkin juga menyukai