0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan10 halaman
Dokumen ini membahas evaluasi sumber daya air di Kabupaten Nganjuk melalui pendekatan teknologi penginderaan jauh dan SIG untuk menganalisis kondisi danau-danau (waduk) serta daerah tangkapan air hujan. Tujuannya adalah membuat peta sebaran daerah tangkapan dan kondisi fisik danau yang ada untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan di kabupaten tersebut.
Deskripsi Asli:
kajian untuk mengembangkan waduk dengan metode penginderaan jauh dan sistem informasi geografi
Dokumen ini membahas evaluasi sumber daya air di Kabupaten Nganjuk melalui pendekatan teknologi penginderaan jauh dan SIG untuk menganalisis kondisi danau-danau (waduk) serta daerah tangkapan air hujan. Tujuannya adalah membuat peta sebaran daerah tangkapan dan kondisi fisik danau yang ada untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan di kabupaten tersebut.
Dokumen ini membahas evaluasi sumber daya air di Kabupaten Nganjuk melalui pendekatan teknologi penginderaan jauh dan SIG untuk menganalisis kondisi danau-danau (waduk) serta daerah tangkapan air hujan. Tujuannya adalah membuat peta sebaran daerah tangkapan dan kondisi fisik danau yang ada untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan di kabupaten tersebut.
Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
KAJIAN GEOGRAFI UNTUK PENGEMBANGAN WADUK DENGAN PENDEKATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG DI KABUPATEN NGANJUK
Siti Imami Suwondo
Balai Penelitian Geomatika BAKOSURTANAL
Abstrak
Kabupaten Nganjuk mempunyai 10 waduk dan dialiri oleh sungai Widas yang merupakan anak sungai Brantas dan berhulu sungai di Gunung Wilis dan Peg Kendeng. Kondisi waduk saat ini sangat menurun bahkan ada waduk sudah beralih fungsi. Apabila dilihat dari kondisi curah hujannya dan sudah berkembangnya teknologi Penginderaan jauh dan SIG, aspek Geografi wilayah Kabupaten Nganjuk dapat membantu mengevaluasi penyebab banjir. Dengan diketahui penyebab banjir dan sebaran daerah banjirnya maka dapat berikan saran memperkecil masalah dan bagaimana mengembangkan waduk yang lestari.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai merupakan salah satu sumberdaya air yang dipengaruhi juga adanya kondisi musim hujan dan musim kemarau. Variasi debit sungai sepanjang tahun secara alamiah sering merugikan karena debitnya terlalu kecil pada musim kemarau dan sebaliknya terjadi banjir pada musim hujan. Salah satu upaya pengelolaan air sungai tersebut adalah pembuatan bendungan atau waduk. Adanya waduk air banjir saat musim hujan dapat ditampung dan musim kemarau air dapat dilepas sesuai dengan kebutuhan.
Masalah banjir dan kekeringan merupakan masalah distribusi dan kapasitas (storage). Turunnya hujan yang tidak merata dalam waktu singkat kadang-kadang mengakibatkan terjadinya ketidak mampuan tanah dan tanaman menampung air yang jatuh ke permukaan bumi sehingga air hujan menjadi aliran permukaan dan banjir di hilir. Pertambahan volume aliran permukaan diperbesar karena adanya alih fungsi penggunaan lahan misalnya dari hutan menjadi penutup lahan permanen, pabrik, jalan dan pemukiman. Perubahan penggunaan lahan tersebut mempercepat terjadinya kecepatan aliran permukaan, daya angkut dan daya kikis menjadi besar, erosi meningkat, pencucian unsur hara dan kesuburan tanah menurun, volume air dalam waktu singkat sangat besar dan banjir. Dampaknya terlihat tanah dalam mengikat air rendah terutama di lahan kering di bagian hulu sungai karena lapisan atas yang subur sudah terkikis berat, kebutuhan pupuk meningkat sedang kemampuan produksi per ha akan menurun drastis.
Akibatnya volume air yang masuk ke dalam tanah sedikit dan pada musim kemarau evaporasi air terjadi sedang kebutuhan air sama jumlahnya dengan waktu musim hujan sehingga volume air tak terkendali kekurangannya, kekeringan akan terjadi. Kondisi ini akan terjadi berulang-ulang dan akan merembet pada daerah yang dulunya tak pernah kering maka terjadi kekeringan.
Dalam mengatasi masalah banjir ada dua macam tindakan yaitu tindakan administrasi atau usaha- usaha yang bersifat non fisik dan usaha yang bersifat fisik. Non fisik seperti peramalan banjir, peringatan banjir,asuransi banjir dengan membuat peta rawan banjir dengan (time series) dan memperketat seleksi adanya ijin alih fungsi penggunaan lahan permanen, sedang pengaturan yang bersifat fisik seperti pengaturan alur sungai, pembuatan tanggul banjir, pembuatan saluran pengelak, pengelolaan Derah Pengaliran Sungai (DPS), dan pembuatan waduk dengan bendungan. Pembuatan waduk merupakan usaha yang benar- benar dapat mengendalikan banjir karena waduk
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 306 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
sebagai ruang tunggu banjir. Debit air yang keluar benar-benar diatur atau dikendalikan sehingga secara langsung dapat mengurangi adanya banjir di bagian hilir waduk. Pembuatan tanggul waduk untuk melokalisir banjir; pembuatan saluran pengelak supaya tidak melewati daerah penting yang dilindungi, normalisasi sungai hanya meningkatkan kapasitas alur untuk menampung debit banjir.
Kabupaten Nganjuk dialiri oleh Sungai Widas yang merupakan anak sungai Brantas. Selain itu dialiri Sungai Kuncir dan Sungai Bodor yang keduanya anak Sungai Widas. Adapun waduk yang ada di Kabupaten Nganjuk adalah Waduk Widas, Waduk Kepuh, Waduk Sendang, Waduk Logawe, Waduk Sumbersono, Waduk Perning. Waduk Sungai Widas yang selesai dibangun tahun 1981 diberi nama Waduk Bening dengan luas 89,5 km 2 , kapasitas bruto 37,5 ribu m 3 , kapasitas efektif 33 ribu m 3 . Kegunaannya untuk pertanian, pengendali banjir, dan tenaga air (Ir. Darjanta Budiharja, d h, 2002). Namun demikian kondisi waduk sudah semakin menurun sehingga perlu diatasi dan diteliti kondisi saat ini serta bagaimana keberadaan daerah tangkapan air hujan dan waduk serta dam sehingga dapat diatasi dengan cepat.
Gambar 1. Contoh bercocok tanam tidak selaras dengan kaidah konservasi tanah dan air
Gambar 2. Contoh bercocok tanam sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air
Bagaimana kaitan komponen-komponen DAS dan fungsinya adalah sebagai berikut :
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 307 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
Gambar 3. Komponen DAS dan fungsinya
Pada gambar dibawah dapat dilihat apabila salah satu komponen DAS terjadi perubahan misalnya terjadi perubahan vegetasi, apa yang terjadi. Sudah jelas akan mempengaruhi komponen DAS lainnya di hilir.
Gambar 4. Interaksi komponen hidrologi dalam DAS (Asdak,2003)
1.2. Rumusan Masalah Komponen DAS =Prosessor INPUT=CURAH HUJ AN MANUSIA IPTEK SUNGAI VEGETASI TANAH OUTPUT =DEBIT, SEDIMEN Ekosistem DAS Perubahan Tataguna lahan Muatan Sedimen Posisi pendangkalan waduk Tipe J umlah sedimen Penurunan daya tampung waduk Volume pendangkalan Agradasi Waduk Respon alur sungai di hilir Erosi tebing, degradasi,pengikisan alur Respon alur sungai di hulu
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 308 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
Salah satu dampak perubahan sistem politik dan secara tidak terkontrol menyusul bergulirnya era reformasi semenjak tahun 1998 adalah terjadinya kerusakan sumberdaya hutan maupun lahan akibat penjarahan hutan yang tidak terkontrol secara besar-besaran dan daya dukung lingkungan menurun sehingga terjadi kekeringan yang semakin meluas, banjir yang meningkat, tanah longsor, pendangkalan sungai dan waduk.
Dalam penanggulangannya telah dibangun waduk-waduk dan dam pengatur keluar masuknya air namun perlu diteliti Kawasan mana yang berpotensi sebagai catchment area air hujan waduk yang ada Bagaimana kondisi dan posisi catchment area air hujan untuk waduk yang ada dan bagaimana pengelolaannya. Bagaimana kondisi fisik waduk dan lingkungannya yang ada di Kab. Nganjuk dan bagaimana pengelolaannya.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah mengevaluasi keberadaan catchment area air hujan untuk bangunan waduk dan kondisinya fisik waduk yang sudah ada sekarang di Kab Nganjuk sedang tujuannya adalah membuat peta sebaran catchment area air hujan dan waduk dengan kondisinya.
1.4. Manfaat yang akan diperoleh
Dengan terdatanya kondisi bangunan waduk , dam dan daerah tangkapannya yang ada sekarang dan maka dapat diketahui efektifitas bangunan waduk berfungsi dan kondisi daerah tangkapannya. Solusi memperkecil terjadinya banjir dan kekeringan akan bisa diperkecil. Sebagai masukan para perencana dalam penanggulangan banjir dan kekeringan.
Tabel 5 Debit Air Waduk-Waduk Kondisi Musim Kemarau dan Musim Hujan di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur
POSISI WADUK LUAS m DALAM AIR DEBIT AIR m3 MSM HUJAN DEBIT AIR m3 NAMA WADUK X Y Msm kemarau Msm hujan rerata m Msm kemarau air naik m Musim hujan
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 309 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
2. METODOLOGI PENELITIAN. Analisa peta rupa bumi daerah tangkapan air hujan melalui deliniasi batas tiap DAS yang ada, utamanya Sub DAS Widas, Sub-Sub DAS Kuncir dan Sub-Sub DAS Bodor. Analisa peta rupa bumi daerah tangkapan air hujan melalui deliniasi batas tiap Sub-Sub DAS, utamanya Sub DAS Widas, Sub-Sub DAS Kuncir dan Sub-Sub DAS Bodor yang masuk ke dalam waduk. Gabungan analisa citra penginderaan jauh, survei terestris dengan GPS untuk : menentukan letak waduk dan dam dan daerah tangkapan air hujan. meneliti kondisi waduk dari aspek geografi yang mempengaruhi antara lain : 1. Faktor meteorologi -- presipitasi, suhu, kelembaban, angin. 2. Faktor DAS- waduk/dam topografi, geologi, tanah, vegetasi penutup, drainase dan pertumbuhan saluran. 3. Faktor manusiastruktur hidrolik dan urbanisasi pada masing-masing daerah tangkapan air hujan untuk mata air maupun sungai yang diteliti utamanya S.Widas, S.Kuncir dan S.Bodor. analisa pengelolaan daerah tangkapan air hujan dengan memadukan (matching) antara kondisi lingkungan daerah tangkapan air dengan model pengelolaan DAS menggunakan SIG ( Sistem Informasi Geografi).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Nganjuk mempunyai 10 waduk yang mempunyai debit air naik turun pada dua musim yang berbeda.
Tabel 6 Kondisi waduk Kab Nganjuk
No Nama Waduk Kapasitas ( m) Daya Tampung (m) Prosentase Debit m kemarau Kenaikan air Debit m hujan Hsl evaluasi 1 Donggendo (Kec Wilangan) 128.000 50.000 39,06 46207.8 2.8 245635.0 Kelebihan air 2 Sumbersoko (Kec. Bagor) 68.000 35.000 51,47 76817.55 3.5 253126.55 Kelebihan air 3 Ngomben ( Kec Rejoso) 187.500 95.000 50,66 5776.5 5.0 175841.5 Tak imbang 4. Sengon ( Kec Gondang) 948.000 537.000 56,64 75125.7 3.9 170461.2 Kurang 5 Sumber Agung ( Kec Gondang) 870.000 465.000 53,44 154137.55 3.0 280209.8 Kurang 6.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 311 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
15.Sumberkepuh
Rerata thn 1844 618482 9171068 Sumber kepuh, Logawe, Perning. Sawah irigasi,tegal Hulu perkebunan sawah tadah hujan. Banjir / /air tidak melebihi kapasitas kecuali wdk Logawe
Dari tabel-tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa 1. Waduk Sengon
Curah hujan disekitar waduk rerata tahunan diatas 1900 mm dan daya tampung air masih cukup tetapi masih menimbulkan banjir. Hal ini dimungkinkan karena hulu sungai yang mengalir ke waduk sudah berupa tegalan dan perkebunan. Selain itu dam pengatur keluar masuknya air tak berfungsi dengan baik , sepadan sungai juga sudah beralih fungsi kebanyakan menjadi tegal sehingga air terus melaju kehilir sampai bertemu dengan sungai Widas dan banjir dibagian hilir di Kecamatan Lengkong bagian selatan dan Pantirowo bagian utara. 2.Waduk Sumbersoko
Curah hujan disekitar waduk rerata tahunan tidak begitu besar 1500 mm dan kapasitas yang tersedia kurang sehingga air meluap . selain itu hulu sungai yang mengalir kedalam waduk tegal sehingga air sudah tak dapat dipertahankan dihulu. Sepadan sungai juga sudah banyak beralih fungsi menjadi tegal dan pemukiman. Dam pengatur tak berfungsi sehingga banjir terjadi di daerah Nganjuk dan juga kekeringan terjadi di musim kemarau. 3.Waduk Ngoben
Curah hujan rerata disekitar waduk rerata tahunan mencapai 1900 mm tetapi air dalam waduk tidak melebihi kapasitas yang ada. Hal yang terjadi adalah banjir di bagian hilir di Kecamatan Kecamatan Lengkong bagian selatan dan Pantirowo bagian utara. Sepadan sungai sudah beralih fungsi menjadi tegal dan pemukiman sedang bahian hulu sungai yang mengalir ke waduk berupa belukar dan kebun. 4.Waduk Donggendo
Curah hujan rerata tahunan 1500 mm, tetapi air yang masuk dalam waduk melebihi kapasitas waduk sehingga air meluap membanjiri Kota Nganjuk dimusim hujan dan dimusim kemarau menimbulkan kekeringan . Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan bahkan pemukiman 5.Waduk Sumberagung
Curah hujan rerata tahunan 3000 mm, air yang masuk dalam waduk tak melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi 6.Waduk Sumberkepuh
Curah hujan rerata tahunan berkisar 1800 -2000 mm, air yang masuk dalam waduk tak melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan sawah irigasi dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi 7.Waduk Logawe
Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk melebihi kapasitas waduk sehingga air meluap membanjiri bagian hilir s Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman ,sawah irigasi dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi 8.Waduk Sumbersono
Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk tak melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 312 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi 9.Waduk Perning Curah hujan rerata tahunan 1800-2000 mm, air yang masuk dalam waduk tak melebihi kapasitas waduk tetapi air meluap membanjiri bagian hilir s Widas di Kecamatan Lengkong selatan dan Pantianom bagian utara dimusim hujan dan kekeringan dimusim kemarau. Sepadan sungai yang masuk ke waduk beralih fungsi menjadi pemukiman dan kebun bahkan tegal dan bagiah hulu berupa belukar,tegal, sawah tadah hujan . Dam pengatur air tak berfungsi lagi
Banjir-banjir di Kecamatan Pace, Prambon, Pantianom, Sukomoro, Nganjuk Pemda telah melakukan penyodetan sungai Widas dengan maksud agar memperkecil resiko peluapan banjir dan tangkis yang ada juga sudah kritis. Karena daerahnya datar sehingga penyodetan sungai tak banyak hasilnya bahkan melebar kemana-mana. Penyodetan sebenarnya sudah ditinggalkan oleh negara maju dalam memperkecil banjir yang terjadi karena bertentangan dengan kunci utama retensi banjir (Agus Maryono,2005). Sebaran waduk dapat dilihat pada lampiran
4. KESIMPULAN
1. Data penginderaan jauh dapat membantu memberi informasi perubahan liputan lahan sehingga liputan lahan seluruh aliran sungai yang mengalir ke waduk dapat di ketahui. Selain itu teknologi SIG sangat membantu dalam analisa kondisi waduk dahulu dan sekarang dalam hubungannya dengan llingkungannya. 2. Secara umum, 9 / Sembilan waduk yang ada di Kecamatan Nganjuk, tidak berfungsi sesuai kapasitas dan daya tampungnya sehingga mengakibatkan peluapan air. 3. Faktor-faktor yang mendukung kerusakan waduk adalah di bagian hulu sungai yang mengalir kedalam waduk dan sepadan sungai juga sudah beralih fungsi sehingga air tidak dapat ditahan. Selain itu dam yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air yang masuk dan keluar tidak dapat diatur dengan baik bahkan dibiarkan mengalir terus dan banjir dan kekeringan terjadi silih berganti. 4. Penyodetan sungai yang telah dilakukan Pemda , memperburuk permasalahan, banjir tambah meluas karena bertentangan dengan kunci utama retensi banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Maryono, 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Gajay Mada Press University, Yogyakarta.
Gatot Irianto, 2003. Kumpulan Pemikiran Banjir dan Kekeringan (Penyebab,Antisipasi dan Solusinya). CV. Universal Pustaka Media, Bogor. Chay Asdak, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University Press, Yogyakarta 2004.
Robert J .Kodoatie dkk, 2001, Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Otonomi Daerah.Penerbit Andi Yogyakarta.
R.E.Soeriaatmadja, 1977. Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB Bandung.
M Baiquni, 2004. Membangun pusat-pusat di pinggiran. Otonomi di Negara Kepulauan.Yogyakarta Ideas PKPEK.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 313 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
GAMBAR WADUK
URAIAN Waduk Sengon Dari hulu G. Tegalgunung mengalir Kali Cekul mengalir ke Waduk Sengon terletak di Dusun Sayan, Desa Ngujung, Kecamatan Gondang dan keluar lagi masih Kali Cekul bertemu Kali Dawuhan sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungngingar, Desa Sengayan, Kecamatan Gondang. Waduk Sumbersoka. Dari hulu Gunung mengalir Kali Plumpang menuju ke Waduk Sumbersoka terletak di Dusun Sumbersoka, Desa Sumbersoka, Kecamatan Bagor dan keluar lagi masih K. Plumpangl, sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungngingar, Desa Sengayan, Kecamatan Gondang.
Waduk Ngomben Dari hulu G, Suruwan, G. Watu, G. Renteng mengalir beberapa kali salah satunya Kali Brengkok menuju ke Waduk Ngomben terletak di Dusun Rejoagung, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso dan keluar pintu waduk masih Kali Brengkok, sampai ke muara pada Kali Brangkal di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso
Waduk Donggedo Dari hulu Gunung mengalir Kali Gempol bertemu dengan Kali Donggendo ke Waduk Donggendo terletak di Dusun Manggarejo, Desa Mancon, Kecamatan Wilangan dan keluar Kali Awar-awar sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Dongbangjo, Desa Ngudilan, Kecamatan Wilangan.
Waduk Sumberagung Dari hulu Gunung mengalir Kali Sumberagung ke Waduk Sumberagung terletak di Dusun Sumberagung, Desa Sumberagung, Kecamatan Gondang dan keluar Kali Sumberagung sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Sempayang, Desa J aan, Kecamatan Gondang Waduk Sumberkepuh Dari hulu G. Garit mengalir beberapa sungai ke Waduk Sumberkepuh terletak di Dusun Sumberkepuh, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong dan keluar Kali Rohbuntu sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungmlaten, Desa Ngasem, Kecamatan Lengkong. Waduk Logawe Dari hulu Gunung mengalir beberapa sungai ke Waduk Logawe terletak di Dusun Logawe, Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong dan keluar Kali Rohbuntu sampai ke muara pada Kali Widas di Dusun Kedungmlaten, Desa Ngasem, Kecamatan Lengkong.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005
TIS - 314 Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa
Waduk Sumbersono Dari hulu Gunung mengalir beberapa sungai ke Waduk Sumbersono terletak di Dusun Sumbersono, Desa Prayungan, Kecamatan Lengkong dan keluar K. Perning sampai ke muara pada K. Widas di Dusun Gondang Wetan, Desa Gondang Wetan, Kecamatan Gondang.
Waduk Perning. Dari hulu G, Duwur mengalir beberapa sungai menuju ke Waduk Perning terletak di Dusun Perning, Desa Perning, Kecamatan Lengkong dan keluar ketemu K. Perning, sampai ke muara pada K. Widas di perbatasan Desa Gondang Wetan dan Desa J atikalen, Kecamatan Lengkong.
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005