Pertumbuhan penduduk dan makin beragamnya aktifitas masyarakat yang memerlukan tempat tinggal atau hunian, telah menyebabkan perubahan tata guna lahan, umumnya berupa lahan terbuka dan dialihkan menjadi lahan terbangun. Hal tersebut juga akan meningkatkan kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas. Kuantitas dan kualitas air yang terbatas disebabkan oleh belum maksimalnya perlindungan terhadap air. Kuantitas dan kualitas air sekarang ini telah mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa masalah. Beberapa permasalahan air meliputi pencemaran air, penggundulan hutan, banjir, dan terganggunya fungsi resapan. Selain pengolahan drainase yang bertujuan mengalirkan air secepat mungkin, strategi yang baik dalam pengolahan sumberdaya air agar air dapat memperoleh kesempatan dalam meresap kedalam tanah. Sesuai dengan siklus hidrologi, air hujan yang jatuh dirpermukaan tanah akan terdistribusi secara evapotranspirasi, infiltrasi dan sebagian lagi mengalir sebagai air permukaan. Sekarang banyak lahan kosong didaerah perumahan dan fasilitas sosial lainnya yang membuat semakin luas permukaan tanah yang tertutupi oleh bangunan, yang menyebabkan semakin besar debit limbasan dan semakin sedikit debit air yang mengalami infiltrasi kedalam tanah. Infiltrasi merupakan proses mengalirnya air dari permukaan tanah menuju kedalam tanah. Besarnya infiltrasi tergantung dari tipe vegetasi di permukaan tanah, faktor lapisan permukaan tanah, suhu, intensitas hujan, karakteristik fisik tanah, dan kualitas airnya. Salah satu langkah yang digunakan untuk mengatasi peningkatan limpasan yaitu dengan membuat sumur resapan. Sumur resapan adalah sistem resapan buatan yang berfungsi sebagai penampungan air hujan, dapat berupa sumur, parit atau alur taman resapan. Kegiatan pengolahan sumur resapan merupakan salah satu kegiatan konservasi air sebagai upaya penanggulangan dampak bencana alam. Manfaat sumur resapan juga untuk menampung serta menahan air hujan baik melalui atap rumah maupun yang langsung ketanah sehingga tidak langsung keluar dari pekarangan rumah tetapi mengisi kembali air tanah dangkal sebagai sumber air bersih. Berdasarkan data Bakornas PB, Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi, yang berkisar antara 2000-3000 mm/tahun. Sehingga banjir mudah terjadi selama musim hujan, yaitu antara bulan Oktober sampai Januari. Banjarbaru merupakan salah satu wilayah yang mengalami banjir, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah terjadi 2 kasus banjir di Banjarbaru. Banjir yang terjadi di Cempaka pada tanggal 14 Januari 2021. Untuk menanggapi permasalahan banjir yang terjadi di kecamatan Cempaka maka akan direncakan pembangunan sumur resapan sebagai salah satu metode alternatif untuk menangani terjadinya banjir didaerah yang elevasinya lebih rendah yang dapat diterima oleh masyarakat umum. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. bagaimana desain sumur resapan yang dapat direncanakan pada kecamatan cempaka? 2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan sumur resapan?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka perlu diberikan batasan masalah untuk memperoleh hasil yang lebih akurat sebagai berikut : 1. Wilayah perencanaan adalah Kecamatan Cempaka Kalimantan Selatan. 2. Daya tampung pada sumur resapan yang diperhitungkan berasal dari hujan yang terjadi. 3. Meninjau besarnya biaya pembuatan sumur resapan. 4. Tidak meninjau sedimentasi dan stabilitas struktur. 5. Perencanaan mengacu pada SNI 8456 tahun 2017 mengenai Sumur dan parit resapan air hujan. 1.4 Tujuan Perancanaan Tujuan perencanaan ini adalah : 1. Merencanakan desain sumur resapan sebagai metode alternatif mengendalikan banyaknya limpasan air hujan pada musim penghujan di Kecamatan Cempaka. 2. Mengetahui biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan sumur resapan.
1.5 Manfaat Perencanaan
Manfaat perencanaan ini adalah sebagai bahan pembelajaran tentang perencanaan sumur resapan dan dapat digunakan sebagai rekomendasi alternatif untuk mencegah banjir di Kecamatan Cempaka.