LEMBAH HIJAU
Desa Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat
Sekretariat: Kp. Ciranji Rt.004 Rw.005 Desa Sirnagalih Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat
Kepada Yth.
Dirjen BP-DASHL Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Di-
Jakarta
Mengacu pada program kebun bibit rakyat (KBR) yang akan dilaksanakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun anggaran 2020, bersama ini
kami usulkan dengan bahan sebagai berikut:
Lokasi Penanaman :
No Blok/Dusun Luas/Ha Desa Kecamatan
1 Blok Ciranji 10 Sirnagalih Cipongkor
2 Blok Calo 5 Sirnagalih Cipongkor
3 Blok Pasir Rangasa 5 Sirnagalih Cipongkor
4 Blok Rawa Santar 5 Sirnagalih Cipongkor
Deskripsi calon lokasi KBR, calon lokas penanaman dan data kelompok
sebagaimana terlampir.
Damikian permohonan ini kami buat, atas perhatian dan perkenaan bapak, kami
ucapkan banyak terima kasih.
H. Sugandi H. Dahlan
Nama Kelompok : Kelompok Tani Lembah Hijau
Alamat Lengkap : Kp. Ciranji Rt.004 Rw.005 Desa Sirnagalih
Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat
Jumlah Anggota : 20 Orang
Lokasi Persemaian :
H. Dahlan Agus
Mengetahui / Menyetujui
Kepala Desa Sirnagalih BP3K Kec. Cipongkor
H. Sugandi ( _______________________ )
A. Latar Belakang
Pembangunan hutan rakyat bertujuan untuk rehabilitasi lahan, konservasi tanah, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan hutan rakyat pada awalnya dilakukan
dengan proyek kegiatan penghijauan. Namun setelah masyarakat merasa mendapat
keuntungan ekonomi, maka masyarakat mengembangkan sendiri sehingga terbentuklah
sentra-sentra hutan rakyat. Masyarakat mengembangkan hutan rakyat dengan model yang
berbeda-beda. Pemilihan model tersebut didasrkan pada pengalaman petani berdasarkan
kesesuaian jenis dengan lokasi tempat tumbuh, kebiasaan petani, dan pasar kayu. Hutan
rakyat telah memperbaiki kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi petani dan masyarakat.
Namun demikian, pengembangan hutan rakyat sangat spesifik sehingga pengembangannya
harus memperhatikan kondisi biofisik, sosial, ekonomi, budaya, kelembagaan, dan preferensi
petani terhadap pola hutan rakyat yang dikembangkan.
Perkembangan hutan rakyat tidak terlepas dari perkembangan penanganan lahan kritis. Pada
mulanya hutan rakyat diperkenalkan melalui Program Karang Kitri. Hutan rakyat dibangun
dan dikembangkan dengan tujuan untuk menghijaukan pekarangan, talun, dan lahan-lahan
rakyat yang gundul untuk konservasi tanah, air, dan perbaikan lingkungan. Namun pada
perkembangan selanjutnya, hutan rakyat ditujukan pula untuk perbaikan sosial, ekonomi, dan
pemenuhan bahan baku industri.
Kebun bibit rakyat merupakan salah satu program Kementrian Kehutanan yang memiliki
maksud dan tujuan yang sangat baik untuk memperbaiki lahan yang kritis. Disamping itu
program kebun bibit rakyat ini diharapkan mendapatkan manfaat ekonomis, juga untuk bibit
dan metode pengangkutan ke lapangan yang lebih baik.
Selain beberapa treatment diatas, diperlukan pula sistem pengelolaan yang tepat dan
seimbang serta kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait. Selain itu, diperlukan pula
upaya serius dalam bentuk pembangunan sarana persemaian secara representatif, sehingga
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan bibit dapat berjalan secara
optimal.
Mengingat pentingnya ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup dan berkualitas, baik
guna mendukung pelaksanaan program rehabilitasi lahan, maka diperlukan pembibitan
tanaman hutan dan tanaman serbaguna (MPTS) yang lebih baik melalui program kebun bibit
rakyat (KBR). Sehingga melalui program ini, kami Kelompok Tani Lembah Hijau sebagai
pelaku pertanian berharap mampu membangun dan mewujudkan kembali lingkungan yang
sehat dan terpeliharanya lahan serta tegakan pohon secara baik dan lestri.
B. Tujuan
Secara umum tujuan program ini adalah terbangunnya kesadaran masyarakat untuk menanam
tanaman pada lahan kosong atau memperbaiki lahan kritis serta lahan yang tidak produktif
dengan jenis tanaman hutan dan tanaman serbaguna lainnya, sehingga akan mengurangi
volume degradasi lahan rusak dan kritis.
Sedangkan beberapa tujuan khusus dari program kebun bibit rakyat Lembah Hijau antara
lain:
Meningkatkan kesejahteraan anggota dengan hasil kebun atau hutan
Penanggulangan banjir dan erosi
Memasyarakatkan kembali menanam kayu untuk kepentingan bersama.
D. Lingkup Program
Komponen kegitan KBR Lembah Hijau meliputi :
1. Penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok
2. Pembuatan dan penyediyaan sarana dan prasarana persemian
3. Pengadaan benih
4. Produksi dan pemeliharaan bibit.
Sedangkan lingkup kegiatan pembuatan kebun bibit yang akan dilaksanakan dalam program
ini meliputi :
1. Persiapan lahan
2. Pambuatan bedeng sapih
3. Pemagaran
4. Pembuatan bedeng pengkecambahan
5. Seleksi benih
6. Perlakuan benih
7. Persiapan media semai (komposisi media sapih, sterilisasi media sapih, dan lain
sebagainya)
8. Penyemaian (penaburan benih)
9. Penyapihan bibit
10. Pemeliharaan bibit (penyiraman, pemupukan, peyiangan, penggulmaan, pemberantasan
hama penyakit, dan lain-lain)
11. Pemanenan dan seleksi bibit.
Beberapa hal yang dapat dijabarkan dari lingkup kegiatan di atas dintaranya :
1. Pengadaan bibit
Jenis bibit yang akan dikembangkan dalam program ini keseluruhannya tergolong jenis
tanaman cepat tumbuh, yakni jenis pohon sengon, jabon, dan akasia sebanyak 50.000
(lima puluh ribu) bibit pohon. Adapun beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses
pengadaan bibit meliputi :
a. Seleksi benih
Kegiatan ini dilakkan untuk memperoleh benih yang berkualitas tinggi. Yang akan
diaplikasikan untuk jenis sengon, jambin, dan akasia. Secara sederhana dan praktis
yaitu menyiram benih dengan air mendidih kemudian dibiarkan terendam selama 24
jam.
b. Persiapan media semai
Media semai merupakan salah satu faktor yang mempengruhi keberhasilan dalam
perkecambahan benih, karena keberadaan media ini ikut berperan dalam menentukan
tingkat kelembaban dan besarnya suplai oksigen di sekitar benih dalam mempercepat
proses pencahayaan kulit biji yang selanjutnya diikuti oleh pengecambahan. Selain itu
media juga merupakan eksternal yang berperan sebagai penentu kesehatan bibit.
Sehingga melalui treatment media yang baik, seerti erlakuan sterilisasi yang tepat
terhadap media semai debelum digunakan akan mampu mencegah dan menekan
munculnya jamur perusak / pembusuk akar (dumping off). Adapun jenis media yang
akan digunakan dalam tahapan penyemaian ini adalah pasir campuran tanah, sekam,
dan kmpos (perbandingan 2:1:2).
c. Penyemaian (penaburan benih)
Kegiatan penyemaian benih dilakukan segera setelah benih mendapatkan perlakuan
yang tepat pada medai semai yang telah disiapkan. Untuk mempercepat proses
pengkecambahan benih beberapa perlakuan yang harus dilakuakan antara lain :
- Penyiraman yang cukup dan terkontrol, agar kelembaban di sekiter benih dapat
dipertahankan
- Memberikan cahaya yang cukup, agar proses etiolasi dpat dihindari
- Aerasi yang cukup, agar suplai oksigen di sekitar benih tersedia dengan baik.
2. Persiapan media sapih
Media sapih merupakan salah satu faktor yang mempengruhi terhadap keberhasilan dalam
pengadaan bibit, karena peran media ini disamping sebagai penopang tegaknya bibit, juga
sebagai penentu tingkat kelembaban, suplai oksigen, dan ketersediaan nutrisi (unsur hara
disekitar perakaran bibit). Adapun jenis media sapih yang akan digunakan dalam
pengadaan bibit ini antara lain : tanah top siol, kompod, dan sekam padi dengan
perbandingan 2:1:1.
3. Penyapihan bibit
Kegiatan penyapihan bibit dilakukan segera setelah benih berkecambah, kelopak biji telah
terlepas, dan telah keluar akar lateralnya (umur bibit kurang dari 3 minggu setelah
kecambah).
4. Pembuatan bedeng sapih
Bedeng sapih adalah areal khusus yang digunakan sebagi tempat untuk menaruh dan
menyimpan bibit setelah disapih. Pada umumnya benih sapih berukuran panjang 5 meter
dan lebar 1 meter. Beberapa perlakuan yang harus diberikan terhadap bibit selama berada
dlam bedeng sapih antara lain : penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pemberantasan
penyakit.
5. Pemeliharaan
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan antara lain :
- Tinggi minimum 25 cm
- Media kompak
- Batang berkayu dan tunggal
- Tajuk sehat.
F. Lokasi Program
Program pembibitan pohon sengon, jabon, dan akasia ini akan dilaksanakan pada beberapa
titik lokasi. Adapun penetapan CPCL yang akan dipergunakan sebagai areal persemaian,
terlebih dahulu akan diawali dengan melakukan survei untuk memastikan kelayakan lokasi
dan kesesuaiannya dengan persyaratan yang harus dipenuhi sebagai areal persemaian. Lokasi
program terletak di Desa Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.
G. Pelaksana Program
Pelaksana program adalah Kelompok Tani Lembah Hijau yang beralamat di Kp. Cijaga Desa
Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.
I. Penutup
Demikian proposal pengajuan program bibit rakyat Lembah Hijau ini, kami buat dengan
sangat sederhana. Semoga tidak mengurang maksud dan tujuan kami. Adapun pengajuan ini
ditunjang oleh kondisi alam yang sangaat cocok didaerah kami untuk diberdayakan melalui
program kebun bibit rakyat. Semoga bapak gubernur merespon kegiatan ini, dengan tidak
lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan proposal ini jauh dari sempurna. Atas
terkabulnya permohonan ini diucapkan terima kasih.
H. Sugandi H. Dahlan
KELOMPOK TANI
LEMBAH HIJAU
Desa Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat
Sekretariat: Kp. Ciranji Rt.004 Rw.005 Desa Sirnagalih Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat
Pelaksana program KBR adalah Kelompok Tani Lembah Hijau dengan susunan pengurus sebagai
berikut :
1. Ketua : H. Dahlan
2 Sekretaris : Ceceng Hilman
3 Bendahara : Agus
4 Ketua Tim Perencana : Cep Ismail
5 Anggota : H. Ade
6 Anggota : Udin
7 Ketua Tim Pelaksana : Wardin
8 Anggota : Utis Sutinas
9 Anggota : Ripan Maulana
10 Ketua Tim Pengawas : Wawan Taufik
11 Anggota : Dede Irpan
12 Anggota : Ano
13 Anggota Kelompok : H. Wawan
14 Anggota Kelompok : H. Saripin
15 Anggota Kelompok : Uci Sucipto
16 Anggota Kelompok Parman
17 Anggota Kelompok Bandru Jaman
18 Anggota Kelompok Cep Irsad
19 Anggota Kelompok Jenal M
20 Anggota Kelompok Deden
H. Sugandi H. Dahlan
KELOMPOK TANI
LEMBAH HIJAU
Desa Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat
Sekretariat: Kp. Ciranji Rt.004 Rw.005 Desa Sirnagalih Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat
H. Dahlan Agus
Mengetahui,
Kepala Desa Sirnagalih
H. Sugandi
CALON PENERIMA PROGRAM KBR 2019
2. Pengurus Kelompok
a. Ketua : H. DAHLAN
b. Sekretaris : CECENG HILMAN
c. Bendahara : AGUS
d. Ketua Tim Perencana : CEP ISMAIL
e. Ketua Tim Pelaksana : WARDIN
f. Ketua Tim Pengawas : WAWAN TAUFIK
4. Pengukuhan Kelompok
a. Pejabata yang mengukuhkan : Kepala Desa Sirnagalih
b. Tanggal Pengukuhan : 27 Desember 2013
H. Sugandi H. Dahlan
DESKRIPSI CALON LOKASI KEGIATAN KBR 2019
KELOMPOK TANI LEMBAH HIJAU
H. Sugandi
PROPOSAL
PERMOHONAN PROGRAM
KEBUN BIBIT RAKYAT
(KBR)
Kepada Yth,
Dirjen BP-DASPHL
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
di
Jakarta
Diajukan Oleh:
KELOMPOK TANI LEMBAH HIJAU
Kampung Ciranji Rt.004 Rw.005 Desa Sirnagalih
Kecamatan Cipongkor kabupaten Bandung Barat
Propinsi Jawa Barat
2020
No. Telp: 087720070336
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
KECAMATAN CIPONGKOR
DESA SIRNAGALIH
Jl. Rawatampele No.013 Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat Kode Pos 40764
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Desa Sirnagalih Kecamatan Cipongkor
Kabupaten Bandung Barat, menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
HERI PURYANTO
HERI PURYANTO