Adapun kota-kota yang telah lebih dulu berkembang tanpa dilandasi oleh perencanaan yang
komprehensif dapat memunculkan masalah-masalah perkotaan yang menjamah hingga ke sistem
sosial ekonomi, dan kerusakan lingkungan yang akan berdampak pada terjadinya perubahan guna
lahan dan alih fungsi lahan. Salah satu contoh yang lazim ditemukan dari fenomena perubahan guna
lahan saat ini ialah tumbuhnya permukiman informal/ marjinal yang terbentuk secara organik di
kawasan sempadan, baik sempadan rel kereta api, saluran pengairan, mata air, pantai, waduk, danau,
maupun sungai sehingga menggeser kesesuaian lahan dari peruntukannya (Marpaung B. dan D.
Triska, 2019).
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan studi literatur. Observasi bertujuan
untuk melengkapi data-data yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian ini, seperti
aspek fisik, sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Sedangkan studi literatur digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai permukiman kumuh.
2010 2020
Gambar 2. Peta Morfologi Gampong Ceurih Tahun 2010-2020
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan studi literatur yang diperoleh, ditemukan
beberapa hal yang melandasi berkembangnya permukiman kumuh di Gampong Blang, yaitu :
1. Aspek Fisik
Keterbatasan lahan, dan kelengkapan PSU (prasarana, sarana dan utilitas) telah
mempengaruhi struktur permintaan untuk menempati ruang di luar fungsi peruntukannya.
Salah satu indikator yang berkontribusi secara massif dalam ketidaksesuaian guna lahan ialah
backlog, yakni ketidakmampuan pemerintah dan pengembang dalam memenuhi kavling
perumahan serta penyediaan infrastruktur dasar yang layak mendorong masyarakat untuk
membangun tempat tinggal secara bebas tanpa memperhitungkan kesesuaian lahan.
(a) (b)
(c)
Gambar 3. Kurangnya prasarana dan sarana mengakibatkan terjadinya buang
sampah sembarangan (a), kondisi drainase yang buruk sehingga tidak dapat
mengalirkan limpasan (b dan c).
1. Aspek Fisik
Kawasan permukiman pesisir kampung Blang merupakan salah satu kawasan
yang berpotensi menjadi area wisata di Kota Banda Aceh, sehingga diperlukan upaya
perbaikan dari pemerintah dan masyarakat guna meminimalisir tingkat kekumuhan di
kawasan tersebut.
Solusi untuk mengatasi sistem pengelolaan sampah yang kurang baik adalah
dengan meningkatkan kesadaran penduduk melalui pembentukan komite kebersihan yang
beranggotakan warga setempat, memperbanyak tempat sampah dengan sistem pemilahan
sampah pada skala dosmetik atau rumah tangga dan membuat tempat pengumpulan
sampah dengan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Perbaikan drainase diperlukan untuk drainase yang mulai mengalami kemacetan,
kegiatan ini bisa dilakukan dengan partisipasi penuh dari masyarakat setempat atau
pembaruan struktur parit.
Gambar 6. Struktur parit dan Rencana pemaritan 40cm x 60cm ( ) dan 40cm
x 40cm x cm ( )
2. Aspek Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dilakukan dengan pengadaan program-
program pemberdayaan sesuai dengan potensi karakteristik di lokasi penelitian. Secara
riil program ini berbentuk pengembangan potensi yang dimiliki masyarakat. Dengan
demikian program ini diarahkan untuk membangun UKM berbasis masyarakat yang kuat
sehingga mampu meningkatkan taraf ekonomi.
Peningkatan kemampuan pengelolaan sumberdaya yang dapat dilakukan
diantaranya adalah melalui pengolahan hasil-hasil laut yang selama ini hanya dijual tanpa
olahan. hasil laut berupa ikan dapat diolah menjadi abon dan krupuk yang memiliki nilai
jual lebih tinggi dan daya tahan kerusakan yang lebih lama. Kulit kerang yang oleh
penduduk sering dibuang disembarang tempat yang menyebabkan lingkungan menjadi
tercemar dapat diolah menjadi berbagai kerajinan yang bisa mengasilkan nilai ekonomi
yang tinggi. Dalam kegiatan pelatihan perlu ada materi yang dikaitkan dengan upaya
pengendalian lingkungan kumuh, sehingga diharapkan peningkatan ekonomi yang
diperoleh masyarakat sebagian akan dimanfaatkan untuk perbaikan lingkungan kumuh.
Lokasi Perancangan Taman kuliner berada di Gampong Blang, Kec. Meuraxa, Kota Banda
Aceh, Aceh Jl. Meulaboh – Banda Aceh. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, untuk luas lahan
yang direncanakan sebagai perancangan, taman kuliner memiliki luas sebesar ±1.225m2 . Memiliki
lahan yang persegi dengan panjang 35m dan lebar 35m.
Gambar 7. Gampong Blang, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh
Jl. Meulaboh – Banda Aceh
Kondisi Site
Lokasi lahan berada di Jl.
Meulaboh – Banda Aceh yang
termasuk area wisata,
memiliki karakterisitik tanah
keras karena timbunan tanah
gunung.
Topografi adalah detail dari suatu tempat, bentuk topografi dari studi kasus yang di ambil adalah
berkontur rata dengan sedikit adanya gelombang bagian tanah yang tidak rata permukaanya.
Klimatologi atau yang sering di sebut iklim,iklim merupakan salah satu pengaruh bentuk
ketahanan dari rancangan yang berdiri.Dengan studi kasus lahan pada Gampong Blang yang berada di
luar bangunan yang memiliki pelindung iklim secara langsung,dimana rancangan ini berdiri di outdoor
yang mendapat beberapa gejala yang langsung dari iklim di tempat tersebut,dimana iklim yang ada di
daerah ini cenderung panas,hujan,berangin.
Akses sirkulasi cukup strategis, bamyak kendaraan yang berlalu lalang seperti mobil, motor atau
parea pejalan kaki pada sirkulasi, masalah yang timbul, kebisingan yang dihasilkan sangat mengganggu,
solusi yaitu penggunaan tanaman pelindung untuk mereduksi suara.
Gambar 10. Kondisi sirkulasi, (Jalan Utama (<) Jalan Menuju Tapak (<)
Zoning
masuk
keluar