Anda di halaman 1dari 8

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel.

Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS


KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PROVINSI BANTEN

I. LATAR BELAKANG
Identifikasi kawasan permukiman kumuh perlu dilakukan tidak saja di kawasan -
kawasan permukiman yang menjadi bagian kota metropolitan atau kota besar saja, tetapi juga
pada setiap daerah (kota/kabupaten). Identifikasi dimaksudkan agar diketahui secara tepat
lokasi permukiman kumuh untuk kemudian dirumuskan usaha-usaha penanganannya. Bahwa
berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, pemerintah
provinsi memiliki tugas dan kewenangan untuk memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana,
dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi dan
berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah, penataan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 Ha sampai dengan dibawah 15 Ha
menjadi urusan pemerintah provinsi.
Dalam melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh diperlukan kriteria -
kriteria untuk penetapan kawasan kumuh. Secara garis besar kriteria dibedakan atas
komponen fisik, komponen sanitasi lingkungan dan beberapa komponen tambahan.
Sebagai contoh, kegiatan perekonomian penduduk suatu wilayah mungkin dapat
ditampung pada ruang-ruang yang berupa sarana perekonomian, seperti kawasan
perdagangan, jasa, dan industri yang dimiliki oleh wilayah tersebut, tetapi tanpa dukungan
penyediaan jaringan infrastruktur yang baik, seperti jaringan jalan, air bersih, pembuangan
sampah, drainase, dan sanitasi, kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan optimal.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000
tentang pembentukan Provinsi Banten, secara alamiah Provinsi Banten memiliki keuntungan
yang strategis baik fisik maupun geografis yang berpengaruh pada pertumbuhan wilayah yang
cukup pesat.
Pembangunan yang berjalan selama ini selain menghasilkan kemakmuran dan
kesejahteraan ternyata juga menciptakan berbagai masalah kesenjangan sosial dan ekonomi di
berbagai daerah, kawasan dan wilayah. Berbagai upaya pembangunan baik sektoral maupun
regional yang dilaksanakan ternyata masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan
keseimbangan antar daerah. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya kawasan yang
selanjutnya disebut Kawasan Kumuh dan tertinggal yang kondisi sosial ekonominya serta
tingkat perkembangan relatif rendah dibandingkan kawasan lain.
Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi Banten
merupakan Program Strategis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Banten dengan pendekatan pedoman teknis pengamanan dan pelestarian alam disertai dengan
upaya peningkatan ekonomi lokal dan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran Pelaksanaan
Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi Banten adalah seluruh
kawasan kumuh di Provinsi Banten diarahkan kepada terwujudnya Peningkatan Kualitas
Lingkungan Permukiman Provinsi Banten.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi Banten
adalah pengembangan terhadap daerah-daerah yang dikategorikan sebagai kawasan kumuh di
Provinsi Banten, dimana pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menangani
permasalahan – permasalahan yang ada di kawasan kumuh di Provinsi Banten pada kondisi
terkini.

1
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

Sasaran
Sasaran dari Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi
Banten adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Lokasi
Kawasan kumuh di Provinsi Banten antara lain Kab. Lebak, Kab. Pandeglang, Kota Serang,
Kota Cilegon dan Kab. Serang .
2. Sasaran Substansi
Adalah melakukan pembangunan infrastruktur untuk menangani lokasi kawasan kumuh di
kabupaten/kota Provinsi Banten.

III. SUMBER PENDANAAN


Sumber dana untuk Kegiatan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh di Provinsi
Banten bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten Tahun
2018.

IV. RUANG LINGKUP


4. Gambaran Umum Wilayah Perencanaan (Kelurahan Karangasem)
4.1. Batas Administrasi
Kecamatan Cibeber memiliki luas 3.13 Km2, dengan jumlah penduduk pada tahun 2014
adalah 39,086 Jiwa. Fokus DED permukiman terletak pada Kelurahan Karangasem, yang
memiliki jumlah RT 25 dan RW 6. Adapun batas administrasi Kelurahan Karangasem adalah
sebagai berikut :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cilegon

• Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cibeber

• Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cilegon

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalitimbang

Topografi Kelurahan Karangasem pada umumnya dataran tinggi, dengan hampir sebagian
besar wilayah penggunaan lahannya digunakan untuk lahan Perumahan penduduk dan
perdagangan.
4.2. Kependudukan
Jumlah penduduk Kelurahan Karangasem pada tahun 2015 akhir adalah 5.168 jiwa. Jumlah
penduduk laki- laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jumlah
penduduk laki laki yaitu 2.717 jiwa sedangkan perempuan yaitu 2.451 jiwa.
Jumlah penduduk terbesar berada di RW 10 Kp Selahaur, yaitu sebesar 1851 jiwa atau 15 %
dari jumlah penduduk Kelurahan, kemudian di RW 11 yaitu sebesar 1499 jiwa atau 13%.
Penduduk yang paling sedikit berada di RW 07Kp. Leuwi Ranji yaitu sebesar 533 jiwa atau
hanya 8%.

4.3. Kondisi Sarana dan Prasarana


1. Kondisi Bangunan Gedung
Perkembangan permukiman di Kelurahan Karangasem diawali dengan adanya permukiman di
sekitar kampung Sembirangan RW 005 dan Kampung Jerang Ilir RW 003. Seiring dengan

2
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

perkembangan permukiman tersebut, maka sebaran permukiman dan kepadatan perumahan


membentuk pola yang berbeda.
Kondisi bangunan gedung dan rumah di Kelurahan Karangasem didominasi bangunan semi
permanen dan permanen, kepadatan bangunan yang tinggi, ketidakteraturan tata letak
bangunan, dan pelanggaran terhadap garis sempadan bangunan.
Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata
ruang; dan/atau kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.
Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan gedung pada perumahan dan
permukiman tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), paling sedikit pengaturan
bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona; dan/atau tidak
memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL, paling sedikit
pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep
identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah jalan.
2. Kondisi Prasarana Jalan Lingkungan
Prasarana transportasi lingkungan dan jaringan jalan yang ada sebagian dalam kondisi kurang
baik. Di beberapa titik, akses transportasi lingkungan dengan kondisi rusak ringan sampai
berat. Pelayanan jalan lingkungan di Kelurahan Karangasem hampir merata namun ada
beberapa ruas jalan lingkungan yang mengalami kerusakan terutama di RW 005 dan RW 003
yang di akibatkan genangan curah hujan yang tinggi.
3. Kondisi Drainase Lingkungan
Sistem prasarana drainase tersebut belum dapat berfungsi secara maksimal dikarenakan
kondisi fisik topografis Kelurahan Karangasem yang relatif landai dan secara geografis di
wilayah rendah terkena dampak bencana banjir. Selain itu, saluran drainase tidak dapat
berfungsi secara optimal karena banyaknya timbunan sampah akibat rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat dalam membuang sampah sehingga mempengaruhi fungsi dari saluran
tersebut dan menghambat aliran air yang melaluinya. Hal itu juga diakibatkan tidak ada
saluran induk drainase sehingga fungsinya tidak sesuai dengan standar teknis
4. Kondisi Penyediaan Air Minum
Masyarakat belum semua terlayani jaringan air minum, dikarenakan keterbatasan sumber air
baku baik secara kuantitas maupun kualitas. Banyaknya pengambilan air tanah dalam
menyebabkan terjadinya Terjadinya instrusi air, pencemaran air tanah dan penurunan muka
air tanah.
5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah
Kondisi pengelolaan air limbah di Kelurahan Karangasem sebagai berikut:
a. Masih banyaknya pembuangan air limbah domestik dari rumah tangga langsung
menuju saluran drainase / saluran terbuka
b. Keberadaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) masih belum dapat melayani
pembuangan air limbah skala kota
c. Sistem Pembuangan Air Limbah di tingkat masyarakat secara umum masih
menggunakan sistem unit setempat (on-site), sehingga kapasitasnya terbatas dan
membutuhkan lahan yang lebih luas
d. Pembangunan sistem pembuangan air limbah setempat (on-site) yang dilaksanakan
tanpa perencanaan yang tepat sangat rawan menimbulkan dampak pencemaran air dan
tanah

3
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

e. Pengembangan Sistem Sanitasi Terpusat (off site) Skala Komunal masih kurang
dikembangkan terutama pada daerah perkotaan dan kawasan permukiman padat
penduduk
6. Kondisi Pengelolaan Persampahan
Kondisi pengelolaan persampahan di Kelurahan Karangasem sebagai berikut:
a. Jumlah Timbulan Sampah terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan pola hidup masyarakat
b. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke badan air (sungai) dan dibakar,
yang mengakibatkan tingginya pencemaran lingkungan.
c. Kelurahan Karangasem hanya tidak memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
d. Masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah mulai dari
pengumpulan, pengangkutan maupun pembuangan akhir.
e. Belum optimalnya pengelolaan sampah di tingkat Rumah Tangga, Tempat Pemrosesan
Sampah 3R (TPS-3R) dan TPA.
f. Ketersediaan lahan untuk Tempat Pemrosesan Sampah 3R (TPS-3R) dan TPA yang
terbatas di Kelurahan Karangasem.
7. Kondisi Proteksi Kebakaran
Kondisi prasarana proteksi kebakaran di Kelurahan Karangasem:
a. Masih banyak jalan lingkungan yang tidak bisa diakses kendaraan pemadam
kebakaran.
b. Masih kurangnya pasokan air untuk pemadam kebakaran.
c. Masih kurangnya sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya kebakaran.
d. Belum lengkapnya data dan belum adanya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK) yang mudah diakses.
e. Masih kurangnya penguatan kapasitas masyarakat tentang pelatihan dan simulasi
bencana kebakaran.
8. Kondisi Ruang Terbuka Hijau
Jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kelurahan Karangasem terdiri atas RTH Publik dan
Private, namun demikian masih ada beberapa kendala, antara lain:
a. Terbatasnya lahan untuk dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau,
b. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyediakan ruang terbuka hijau
minimal 10% dari luas bangunan

V. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Sesuai dengan lingkup kegiatan, maka jangka waktu pekerjaan adalah 4 (empat) bulan.
Perhitungan waktu dalam pelaksanaan kegiatan ini dihitung sejak tanggal dikeluarkannya
Surat Perintah Kerja (SPK).

4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

VI. DESKRIPSI PEKERJAAN


Deskripsi pekerjaan yang dimaksud adalah :
Kegiatan : Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
Pekerjaan : Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon
Lokasi Pekerjaan : Desa Karangasem Kec. Cibeber Kota Cilegon
Jenis Pekerjaan : Drainase Lingkungan
Nilai Pagu : Rp. 1.480.000.000,00 -
Nilai HPS : Rp. 1.458.209.501,04 -
Sumber Dana : APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2018
Jangka Waktu : 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung dari
dikeluarkannya SPK/SPMK.

VII. DASAR HUKUM


a) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
e) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi.
f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 02/PRT/M/2016,
tentang peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
g) Keputusan Walikota/Bupati Kota/Kabupaten tentang Penetapan Kawasan Kumuh di
Kota/Kabupaten.

VIII. SYARAT PESERTA LELANG


1. Melampirkan SIUP Perusahaan yang masih berlaku pada bidang usaha yang
ditetapkan.
2. Melampirkan SBU Perusahaan yang masih berlaku pada bidang usaha yang
ditetapkan yaitu:
- Bidang Bangunan Sipil Kode: SI001 (Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya).
3. Melampirkan surat keterangan dukungan keuangan dari Bank Pemerintah untuk
mengikuti pemilihan penyediaan barang/jasa sekurang-kurangnya 10% dari nilai
HPS.
4. Melampirkan Surat Dukungan Alat/Bahan dari perusahaan yang terkait, dengan
rincian alat sebagai berikut :

NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH ALAT KET


1 Truck Mounted Crane* 5-10 Ton 1 Unit
4 Excavator * 0.28 M3 1 Unit

5
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

2 Theodolite 1 Unit
3 Waterpass 1 Unit
(*) Untuk alat berat Excavator dan Truck Mounted Crane dengan ststus milik sendiri / surat
perjanjian sewa wajib melampirkan bukti kepemilikan Faktur dan melampirkan SILO

7. Melampirkan Dukungan Material/Bahan dilengkapi dengan Sertifikat ISO 9001 dan


Hasil Lab Uji Kuat Tekan U-Ditch.
8. Rekening koran 1 bulan terakhir minimal 10% dari nilai HPS.
9. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan program Ms. Project dengan
keluaran jadwal pelaksanaan dalam bentuk network planning.
10. Bagi calon penyedia yang memasukkan penawaran dengan harga penawaran di
bawah 95% dari nilai HPS, wajib melampirkan :
- Melampirkan data hasil survey harga upah dan melampirkan bukti scan surat
edaran resmi perihal standar upah yang berlaku pada tahun 2018 yang di
tanda tangani oleh kepala dinas tenaga kerja pemerintah setempat.
- Melampirkan data hasil survey harga Peralatan dari perusahaan dan
melampirkan Ijin Usaha yang Masih berlaku (Persyaratan ini tidak berlaku
bagi penyedia yang memiliki peralatan sendiri).
- Melampirkan data Survey harga bahan material (U-ditch) yang digunakan
dari perusahaan/material yang memiliki ijin usaha (SITU, SIUP, TDP, PKP,
SKT Pajak) minimal dari 2 perusahaan.
11. Calon penyedia jasa harus mencantumkan merk dari U-ditch dan alat yang
ditawarkan.
12. Memiliki tenaga ahli dengan pengalaman tertentu antara lain:

No Jabatan Pendidikan Keahlian


1 Site Manager S1 Teknik Sipil SKA Ahli Sumber Daya Air –
Muda (211)
2 Pelaksana K3 SMA / SMK Sederajat Sertifikat K3 Konstruksi / SKA
ahli K3 Konstruksi (603)
Konstruksi
3 Tukang Pasang STM / SMK Bangunan SKT Tukang Pasang Beton Pra
Beton Cetak (TS054)
4 Operator Crane STM/SMK SKT Operator Truck Mounted
Mesin/Otomotif Crane (TM 012)
5 Operator STM/SMK SKT Operator Mesin Excavator
Excavator Mesin/Otomotif (TM 006)
6 Administrasi SMK Jurusan -
Administrasi

6
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

IX. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

Pekerjaan yang dilaksanakan pada peningkatan kawasan kumuh yaitu Pekerjaan Drainase
Lingkungan. Volume pekerjaan tersebut jika ada perubahan akan disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan. Untuk Detail Spesifikasi Teknis secara rinci item pekerjaan akan
dilampirkan pada lampiran ini.

X. SISTEM PELAPORAN DAN PEMBAHASAN


a. Sistematika Pelaporan
Laporan EE (Engineer Estimate) dan Gambar Rencana
Laporan ini adalah Rencana Anggaran Biaya / Engineer Estimate yang berisi Daftar
Kuantitas dan Harga yang terdiri dari :
• Analisa Harga Satuan dan Uraian Analisa Harga Satuan dengan format mengikuti
sesuai dengan Analisa yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum yang
terbaru.
• Back Up perhitungan volume (panjang, lebar dan tebal) berdasarkan STA (stationing)
/ lokasi untuk setiap item pekerjaan yang ada pada Daftar Kuantitas dan Harga
• Harga Satuan Dasar / Basic Harga yang dijadikan Dalam perhitungan Laporan
Enggineer Estimate harus mencantumkan referensi yang jelas dan akurat berdasarkan
harga sampai lokasi pekerjaan.
• Gambar Rencana harus sinkron dengan volume yang ada pada laporan Engineer
Estimate)
b. Pembahasan dan Supervisi
Pembahasan setiap tahap laporan (pendahuluan, antara dan laporan akhir)
dilaksanakan di Dinas PRKP Provinsi Banten;
Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan pelaksanaan di lapangan.
Pelaksanaan pekerjaan diwajibkan untuk melakukan koordinasi dan konsultasi
kepada Dinas PRKP Provinsi Banten;
Supervisi penyusunan dilakukan oleh satu Tim pada Konsultan Individu di Dinas
PRKP Provinsi Banten.

7
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Peningkatan Kualitas Drainase Lingkungan Kel. Karangasem
Kec. Cibeber Kota Cilegon

XI. LAIN - LAIN

Hal-hal yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum disebut atau belum tercantum
dalam pokok-pokok acuan tugas ini dapat didiskusikan kemudian oleh pihak Pelaksana
Pekerjaan dengan Pemberi tugas.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan bahan perhatian dan
pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan harapan manfaat dari kegiatan pekerjaan
ini dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah di Provinsi Banten.

Serang, Juli 2018


Kepala Bidang Kawasan Permukiman
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Banten Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

SRINARKO, ST, M.Si


NIP. 19680331 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai