Anda di halaman 1dari 44

BAB III

RINGKASAN PENYUSUNAN REVIEW RENCANA PENCEGAHAN DAN


PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
(RP2KPKP)
3.1. Pendahuluan

3.1.1. Latar Belakang


Permukiman kumuh merupakan masalah kompleks di perkotaan yang
mencakup persoalan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020-2024 telah mengamanatkan target kawasan
permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu seluas 10.000 ha dan 10 kawasan
di permukiman kumuh perkotaan yang ditangani melalui peremajaan kota.
Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu
isu utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh
upaya penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat
muatan sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam
kawasan-kawasan permukiman perkotaan yang nyaris menjadi ancaman laten dan
hampir tak selesai ditangani dalam beberapa dekade.
Kabupaten Bogor memiliki wilayah administrasi yang luas, dan tentunya
memiliki potensi keberadaan kawasan kumuh yang cukup besar pula. Pelaksanaan
zero kumuh di wilayah ini telah dimulai tahun 2015 dan target mendekati nol persen
harus dicapai pada 2019, akan tetapi hal tersebut masih belum bisa
diimplementasikan.
Penanganan permukiman kumuh diawali dengan melakukan identifikasi
lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Bupati Bogor No. 663/141/Kpts/Per-UU/2019. Melalui
identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-Undang (UU) No. 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII
dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan
dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh, sebagaimana
termuat dalam UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,

Laporan Kerja Praktik III - 24


mengamanatkan bahwa agar pemerintah kota/kabupaten dapat menyusun Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
(RP2KPKP).
Berdasarkan hal tersebut di atas, pelaksanaan review terhadap dokumen
RP2KPKP yang memuat berbagai rangkaian tahapan kegiatan penyusunan
RP2KPKP merupakan upaya yang tetap perlu dilaksanakan.

3.1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


A. Maksud
Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk melakukan review terhadap
kajian RP2KPKP yang telah dilakukan sebelumnya, melalui upaya
pemutakhiran data sebaran lokasi dan delineasi kawasan kumuh di seluruh
kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor sehingga dapat memberikan
masukan data dan informasi terhadap upaya penyusunan dan penanganan
RP2KPKP di Kabupaten Bogor.
B. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu :
1. Melaksanakan pemutakhiran data lokasi dan delineasi kawasan kumuh
pada lokasi yang menjadi kawasan kumuh berdasarkan kajian RP2KPKP
yang telah disusun sebelumnya.
2. Melaksanakan pemutakhiran kondisi kekumuhan pada lokasi yang
menjadi kawasan kumuh berdasarkan kajian RP2KPKP yang telah
disusun sebelumnya.
3. Mengidentifikasi lokasi dan deliniasi kawasan kumuh pada lokasi-lokasi
lain di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor.
4. Menyediakan masukan data dan informasi terhadap upaya penyusunan
dan penanganan RP2KPKPK di Kabupaten Bogor selanjutnya.
C. Sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Terlaksananya pemutakhiran data lokasi dan delineasi kawasan kumuh
pada lokasi yang menjadi kawasan kumuh berdasarkan kajian RP2KPKP
yang telah disusun sebelumnya.
2. Terlaksananya pemutakhiran kondisi kekumuhan pada lokasi yang
menjadi kawasan kumuh berdasarkan kajian RP2KPKP yang telah
disusun sebelumnya.

Laporan Kerja Praktik III - 25


3. Teridentifikasinya lokasi dan deliniasi kawasan kumuh pada lokasi-
lokasi lain di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor.
4. Tersedianya masukan data dan informasi terhadap upaya penyusunan
dan penanganan RP2KPKPK di Kabupaten Bogor selanjutnya.

3.1.3. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup Kajian Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), meliputi ruang lingkup
wilayah Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) secara umum lingkup kegiatan pada pekerjaan
Review RP2KPKP Kabupaten Bogor tahun 2021 ini terbagi ke dalam 2 (dua)
kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan yang dilaksanakan pada 13 (tiga belas) kecamatan tersebut terdiri
dari:
a. Kecamatan Cibinong; h. Kecamatan Sukaraja;
b. Kecamatan Bojonggede; i. Kecamatan Tajurhalang;
c. Kecamatan Citeureup; j. Kecamatan Dramaga;
d. Kecamatan Cibungbulang; k. Kecamatan Tenjo;
e. Kecamatan Ciomas; l. Kecamatan Parung Panjang; dan
f. Kecamatan Caringin; m. Kecamatan Gunung Sindur.
g. Kecamatan Ciawi;
2. Kegiatan yang dilaksanakan pada 27 (dua puluh tujuh) kecamatan tersebut
terdiri dari:
a. Kecamatan Babakan Madang; o. Kecamatan Leuwiliang;
b. Kecamatan Cariu; p. Kecamatan Leuwisadeng;
c. Kecamatan Ciampea; q. Kecamatan Megamendung;
d. Kecamatan Cigombong; r. Kecamatan Nanggung;
e. Kecamatan Cigudeg; s. Kecamatan Pamijahan;
f. Kecamatan Cijeruk; t. Kecamatan Parung;
g. Kecamatan Cileungsi; u. Kecamatan Rancabungur;
h. Kecamatan Cisarua; v. Kecamatan Rumpin;
i. Kecamatan Ciseeng; w. Kecamatan Sukajaya;
j. Kecamatan Gunungputri; x. Kecamatan Sukamakmur;

Laporan Kerja Praktik III - 26


k. Kecamatan Jasinga; y. Kecamatan Tamansari;
l. Kecamatan Jonggol; z. Kecamatan Tanjungsari; dan
m. Kecamatan Kemang; aa. Kecamatan Tenjolaya.
n. Kecamatan Klapanunggal;
3.2. Kebijakan Pembangunan Perumahan Dan Permukiman
Penanganan Kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bogor tidak dapat
dilepaskan dari konteks kebijakan pembangunan kota dan arahan pembangunan
bidang permukiman di kabupaten Bogor. Oleh karena itu, perlu dilakukan satu
tinjauan kebijakan untuk mensinergikan rencana pembangunan dan pengembangan
permukiman Kabupaten Bogor baik jangka menengah maupun jangka pendek, juga
mempertimbangkan kebijakan sektoral terkait permukiman berikut
infrastrukturnya. Adapun kebijakan yang ditinjau dalam penyusunan RP2KPKP
Kabupaten Bogor ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3. 1 Bagan kebijakan penyusunan RP2KPKP

Laporan Kerja Praktik III - 27


3.2.1. Arahan Pengembangan Permukiman Dan Infrastuktur Berdasarkan
Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Dalam RTRW Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor diposisikan sebagai
wilayah andalan pengembangan industri, dan pariwisata, disamping pertanian
menjadi basis utama perekonomian masyarakat, dengan pusat pelayanan utama
berada diKota Cibinong. Dengan pengembangannya diarahkan untuk :
1. Pengembangan industri manufaktur dan industri pengolahan yang
menunjang pertanian (agroindustry).
2. Pengembangan sentra-sentra produksi pertanian dan kerajinan melalui pola
diversifikasi produk-produk hasil pertanian
3. Pengembangan pertanian melalui pola wisata alam (agrowisata) dan
ekowisata
4. Pengembangan prasarana dan sarana produksi, koleksi dan distribusi pada
simpul-simpul pemasaran (Kota Jasinga, Kota Leuwiliang, Kota
Parungpanjang, Cileungsi dan Cigombong) untuk menunjang industri dan
jasa perdagangan
5. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi ke kantong-kantong
produksi (pertanian, perikanan, kehutanan, agroindustry, pertambangan,
sentra industri kecil dan menengah serta pariwisata)
6. Pelestarian daerah resapan air (recharge area).

3.2.2. Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan


Permukiman (RP3KP) Tahun 2016
A. Visi dan Misi

Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada maka Visi Pembangunan


dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Bogor
adalah:
“Terwujudnya Perumahan dan Kawasan Permukiman di KabupatenBogor
yang Layak, Tertata, Berkelanjutan dan Terjangkau”

Adapun Misi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan


Permukiman di Kabupaten Bogor adalah:
Laporan Kerja Praktik III - 28
1. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman
2. Meningkatkan penyelenggaraan rumah dan perumahan serta kawasan
permukiman
3. Meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan
permukiman
4. Meningkatkan kualitas dan mencegah terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
5. Meningkatkan penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan
kawasanpermukiman
6. Mendorong pemberdayaan pendanaan dan sistem pembiayaan untuk
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
7. Meningkatkan pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan
perumahan dankawasan permukiman
B. Kebijakan dan StrategiRencana Penanganan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Di Perkotaan.
C. Rencana Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh

Gambar 3. 2 Konsep Penanganan Kawasan Kumuh

Laporan Kerja Praktik III - 29


D. Rencana Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman Di Bantaran
Sungai
E. Rencana Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman Di Bawah
SUTT
F. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Baru
G. Rencana Pengembangan dan Pembangunan Perumahan Vertikal

3.2.3. Rencana Strategis Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Dan


Pertanahan Tahun 2018 - 2023
Sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
Renstra tahun 2018 – 2023 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Bogor mengacu kepada RPJMD Kabupaten Bogor dan
memperhatikan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
serta Renstra Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Barat.
Renstra Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bogor tersebut selanjutnya akan dijabarkan dalam perencanaan tahunan dalam
bentuk Rencana kerja (Renja) agar kegiatan pembangunan yang direncanakan
dapat dianggarkan. Keterkaitan antar dokumen perencanaan tersebut disajikan
pada Gambar 3.3

Gambar 3. 3 Keterkaitan Renstra Dinas dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra
Perangkat Daerah Provinsi

Keterkaitan Renstra Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman


Kabupaten Bogor dengan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia diantaranya pada sektor perumahan dan permukiman,

Laporan Kerja Praktik III - 30


yaitu :

1. Pembangunan rumah susun umum sewa bagi masyarakat MBR.


2. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.
3. Penanganan kawasan kumuh.

3.2.4. Kebijakan Penanganan Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh


A. Amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Perumahan dan kawasan
permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan
dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
B. Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya
pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
berkembangnya Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh baru serta
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi Perumahan dan
Permukiman. Kesesuaian terhadap standar teknis dilakukan terhadap
pemenuhan standar teknis;
1) bangunan gedung
2) jalan lingkungan
3) penyediaan air minum
4) drainase lingkungan
Laporan Kerja Praktik III - 31
5) pengelolaan air limbah
6) pengelolaan persampahan, dan
7) proteksi kebakaran.
C. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 ini memberikan
gambaran lebih rinci mengenai bagaimana penanganan berupa Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh Perkotaan
dilakukan. Beberapa hal yang perlu dipahami sebagai muatan dalam
penyusunan RP2KPKPK berkaitan dengan Peraturan Menteri ini dapat
dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3. 1 Muatan Penyusunan RP2KPKPK

NO. MUATAN PENYUSUNAN RP2KPKPK


1 Profil Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;
2 Rumusan Permasalahan Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;
Rumusan Konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan
3
Kumuh dan Permukiman Kumuh;
Rencana Pencegahan terhadap Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan
4
Kumuh dan Permukiman Kumuh;
Rencana Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh
5
Dan Permukiman Kumuh;
6 Rumusan Perencanaan Penyediaaan Tanah;
7 Rumusan Rencana Investasi dan Pembiayaan; dan
8 Rumusan Peran Pemangku Kepentingan.
Sumber: Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018
Dalam penyusunan RP2KPKPK terkait dengan muatan di atas perlu
dipahami tentang:
a. Pencegahan Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh Baru Pencegahan dilakukan melalui pengawasan dan
pengendalian sertapemberdayaan masyarakat
b. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria
yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan
Laporan Kerja Praktik III - 32
kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria perumahan kumuh dan
permukiman kumuh meliputi kriteria kekumuhan ditinjau dari:
1) Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung
2) Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan
3) Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum
4) Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan
5) Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah
6) Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan
7) Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran
c. Tipologi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan
pengelompokan perumahan kumuh dan permukiman kumuh
berdasarkan letak lokasi secara geografis. Tipologi perumahan kumuh
dan permukiman kumuh terdiri dari perumahan kumuh dan permukiman
kumuh:
1) di atas air
2) di tepi air
3) di dataran rendah
4) di perbukitan, dan
5) di daerah rawan bencana.
Secara umum, pembagian tipologi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh dapat dijelaskan pada Table 3.2 pada halaman selanjutnya.

Laporan Kerja Praktik III - 33


Tabel 3. 2 Tipologi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

NO TIPOLOGI LOKASI KETERANGAN

Perumahan kumuh dan


Perumahan
Permukiman kumuh yang
kumuh dan
1 Berada di atas air, baik
Permukiman
daerah pasang surut, rawa,
kumuh di atas air
sungai ataupun laut.

Perumahan kumuh dan


Permukiman kumuh yang
Perumahan
berada tepi badan air (sungai,
kumuh dan
2 pantai, danau, waduk dan
permukiman
sebagainya), namun berada
kumuh di tepi air
di luar Garis Sempadan
Badan Air

Perumahan Perumahan kumuh dan


Kumuh dan Permukiman kumuh yang
3 Permukiman Berada di daerah dataran
Kumuh di dataran Rendah dengan lereng <
rendah 10%.

perumahan Perumahan kumuh dan


kumuh dan permukiman kumuh yang
4 permukiman berada di daerahdataran
kumuh di tinggi dengan kemiringan
perbukitan lereng > 10 % dan < 40%

Perumahan Perumahan kumuh dan


Kumuh dan Permukiman kumuh yang
Permukiman Terletak di daerah rawan
5
Kumuh di Bencana alam, khususnya
Daerah rawan bencana alam tanah longsor,
bencana gempa bumi dan banjir.

Sumber: Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018

Laporan Kerja Praktik III - 34


3.3. Sebaran Permukiman kumuh, peta deliniasi kawasan kumuh, lokasi
beserta luasannya hasil verifikasi
SK Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten
Bogor Nomor 663/141/KPTS /PER-UU/2019 berjumlah 13 Kecamatan dengan
jumlah 17 Desa / Kelurahan dengan luas total adalah 154,4 Ha (seratus lima puluh
empat koma empat) seperti dalam Gambar 3.4.

Gambar 3. 4 Lampiran SK Perumahan dan Permukiman Kumuh

3.3.1. Sebaran Permukiman Kumuh


Sesuai arahan SK Bupati Nomor 663/141/KPTS /PER-UU/2019 Kabupaten
Bogor terdapat 17 lokasi yang tersebar di 13 Kecamatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6
dihalaman selanjutnya.

Laporan Kerja Praktik III - 35


Gambar 3. 5 Peta Sebaran Permukiman Kumuh sesuai SK Bupati Kabupate Bogor

Gambar 3. 6 Peta Sebaran Perumahan Kumuh sesuai SK Bupati Kabupaten Bogor

Laporan Kerja Praktik III - 36


3.3.2. Deliniasi Kawasan Kumuh, Lokasi dan Luasan Hasil Verifikasi
Deliniasi adalah penggambaran hal penting dengan garis dan lambang
tenentu dalam Peta. Deliniasi permukiman kumuh adalah garis (membentuk
poligon tertutup berada dalam satu hamparan) yang menggambarkan batas
permukiman kumuh. Delineasi permukiman kumuh dapat mencakup satu atau lebih
RT/dusun dalam satu kelurahan/desa. Dalam satu desa/kelurahan dirnungkinkan
terdapat lebih dari satu delineasi permukiman kumuh, dengan catatan harus
memenuhi syarat permukiman dan jarak satu delineasi dengan delineasi yang lain
cukup jauh. Seperti dalam Tabel 3.3 dan 3.4
Tabel 3. 3 Keputusan Bupati Bogor Nomor: 663/141/Kpts/Per-UU/2019 Penetapan
Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor

SK BUPATI TAHUN 2019


Tingkat
No Kawasan Kecamatan Kelurahan Luas(Ha) Karakteristik
Kekumuhuan
Sekitar pusat
1. Pakansari Cibinong Pakansari 8,57 Kota / Kawasan Ringan
perkotaan
Sekitar pusat
2. Bojonggede Bojonggede Bojonggede 24,32 Kota / Kawasan Ringan
perkotaan
Sekitar Kawasan
3. Citeureup Citeureup Citeureup 10,57 Ringan
Industri
Sekitar Kawasan
4. Puspasari Citeureup Puspasari 5,89 Ringan
Industri
Kawasan wisata /
5. Cibatok 1 Cibungbulang Cibatok 1 12,3 Sedang
pertanian
Kawasan wisata /
6. Parakan Ciomas Parakan 1,45 Sedang
pertanian
Sekitar pusat
7. Laladon Ciomas Laladon 2,1 kota/ Kawasan Sedang
perkotaan
Kawasan wisata /
8. Tangkil Caringin Tangkil 0,23 Sedang
pertanian
Kawasan wisata /
9. Bendungan Ciawi Bendungan 0,75 Sedang
pertanian
Kawasan wisata /
10. Gunung Geulis Sukaraja Gunung Geulis 0,51 Sedang
pertanian
Sekitar pusat
11. Pasirjambu Sukaraja Pasirjambu 43,9 kota/ Kawasan Sedang
perkotaan

Laporan Kerja Praktik III - 37


SK BUPATI TAHUN 2019
Tingkat
No Kawasan Kecamatan Kelurahan Luas(Ha) Karakteristik
Kekumuhuan
Bantaran rel kereta
12. Cilebut Timur Sukaraja Cilebut Timur 4,9 Sedang
Api
Kawasan wisata /
13. Sukmajaya Tajurhalang Sukmajaya 9,3 Sedang
pertanian
Sekitar pusat
14. Dramaga Dramaga Dramaga 5,32 kota/ Kawasan Sedang
perkotaan
Kawasan wisata /
15. Tenjo Tenjo Tenjo 9,2 Sedang
pertanian
Parung Bantaran rel kereta
16. Parung Panjang Parung Panjang 5,31 Sedang
Panjang Api

Gunung Kawasan wisata /


17. Gunung Sindur Gunung Sindur 9,78 Sedang
Sindur pertanian
Jumlah 154,4
Sumber : SK Bupati No : 663/141/KPTS/PER-UU/2019
Tabel 3. 4 Keputusan Bupati Bogor Nomor: 663/141/Kpts/Per-UU/2019 Penetapan
Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Di Kabupaten Bogor

SK BUPATI TAHUN 2019


No Kawasan Kecamatan Kelurahan / Desa Luas(Ha) Karakteristik
Sekitar pusat
1. Puri Ayudhya Bojonggede Cimanggis 0,82
kota/ Kawasan perkotaan
Griya Citayam Sekitar pusat
2. Bojonggede Rawa Panjang 7 kota/ Kawasan perkotaan
Asri
Sekitar pusat
3. Kemuning Asri Bojonggede Cimanggis 0,835
kota/ Kawasan perkotaan
Sekitar pusat
4. Palem Asri Tajur Halang Sukmajaya 0,96
kota/ Kawasan perkotaan
Sekitar pusat
5. Inkopad Tajur Halang Sasak Panjang 5,91
kota/ Kawasan perkotaan
Bogor Asri Sekitar pusat
6. Citeureup Nanggewer 41,47
Kopassus kota/ Kawasan perkotaan
Jumlah 116,995
Sumber : SK Bupati No : 663/141/KPTS/PER-UU/2019

A. Verifikasi Lokasi Kumuh Tahun 2021


Verifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Berdasarkan SK Bupati No
: 663/141 /KPTS/PER-UU/2019

Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di


Kabupaten Bogor.
Laporan Kerja Praktik III - 38
1. Verifikasi Kawasan Kumuh Permukiman Desa Citereup
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Desa Citeureup Kecamatan Citeureup dengan Luas 12,15 Ha. Untuk
lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan kumuh Desa Citereup dapat
dilihat pada tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 5 Kriteria/indikator permukiman Desa Citereup

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
63,46 % Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
27 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
permukiman memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 66,8 % Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
51,11 % Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
6 57,53 % Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
64,25 % Sampah domestik rumah tangga pada
7 Pengelolaan Persampahan kawasan permukiman tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki
8
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 173 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 39


Gambar 3. 7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Citerep
Laporan Kerja Praktik III - 40
2. Verifikasi Kawasan Kumuh Permukiman Desa Laladon
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Desa Laladon Kecamatan Ciomas dengan Luas 5,9 Ha. Untuk lebih
jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan kumuh Desa Laladon dapat dilihat
pada tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 6 Kriteria/indikator permukiman Desa Laladon

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
78,4% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
31,37% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
permukiman memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 35% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
61,1% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
6 Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
87% Sampah domestik rumah tangga pada
7 Pengelolaan Persampahan kawasan permukiman tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki
8
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 21 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 41


Gambar 3. 8 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Laladon
Laporan Kerja Praktik III - 42
3. Verifikasi Kawasan Kumuh Permukiman Desa Tangkil
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Desa Tangkil Kecamatan Caringin dengan Luas 7,04 Ha. Untuk
lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan kumuh Desa Tangkil dapat
dilihat pada tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Gambar 3. 9 Kriteria/indikator permukiman Desa Tangkil

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
78,46 % Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
35,18 % Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
permukiman memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 43,21 % Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
40,13% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
6 73,7% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
83,5 % Sampah domestik rumah tangga pada
7 Pengelolaan Persampahan kawasan permukiman tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki
8
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 23,17 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Pertanian

Laporan Kerja Praktik III - 43


Gambar 3. 10 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Tangkil
Laporan Kerja Praktik III - 44
4. Verifikasi Kawasan Kumuh Permukiman Desa Bendungan
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Desa Bendungan Kecamatan Ciawi dengan Luas 2,1 Ha. Untuk
lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan kumuh Desa Bendungan
dapat dilihat pada tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 7 Kriteria/indikator permukiman Desa Bendungan

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
37,12% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
48% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
permukiman memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 52% Drainase tidak terpelihara
73,12% Kondisi jaringan drainse pada lokasi
permukiman
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
27% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
6 77,25% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
83% Sampah domestik rumah tangga pada
7 Pengelolaan Persampahan kawasan permukiman tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki
8
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 23,59 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Wiraswasta

Laporan Kerja Praktik III - 45


Gambar 3. 11 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Tangkil
Laporan Kerja Praktik III - 46
5. Verifikasi Kawasan Kumuh Permukiman Desa Dramaga
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Desa Dramaga Kecamatan Dramaga dengan Luas 11,7 Ha. Untuk
lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan kumuh Desa Dramaga dapat
dilihat pada tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 8 Kriteria/indikator permukiman Desa Dramaga

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
41% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
51,76% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
permukiman memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan Drainase tidak terpelihara
48,56% Kondisi jaringan drainse pada lokasi
permukiman
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
10% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
89% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
62,18% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan permukiman tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 45 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 47


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 12 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Laporan Kerja Praktik III - 48


6. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Puri Ayudhya
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Puri Ayudhya Desa Cimanggis Kecamatan Bojonggede
dengan Luas 0,82 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan
kumuh Perumahan Puri Ayudhya dapat dilihat pada tabel berikut dan lembar
verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 9 Kriteria/indicator Perumahan Puri Ayudhya

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
9% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
12,6% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 20,5% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
43,51% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
0% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 31 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 49


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 13 Peta Kawasan kumuh perumahan Puri Ayudhya

Laporan Kerja Praktik III - 50


7. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Griya Citayem Asri
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Griya Citayem Asri Desa Susukan Kecamatan
Bojonggede dengan Luas 7 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi
kawasan kumuh Perumahan Griya Citayem Asri dapat dilihat pada tabel
berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 10 Kriteria/indikator Perumahan Griya Citayem Asri

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
0% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
31,68% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 33,5% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
20,1% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
0% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 56 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 51


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 14 Peta Kawasan kumuh perumahan Griya Citayem Asri

Laporan Kerja Praktik III - 52


8. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Kemuning Asri
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Kemuning Asri Desa Cimanggis Kecamatan
Bojonggede dengan Luas 0,835 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang
lokasi kawasan kumuh Perumahan Kemuning Asri dapat dilihat pada tabel
berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 11 Kriteria/indikator Perumahan Kemuning Asri

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
13% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
27,5% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 14,7% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
38,5% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
17,2% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 11 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 53


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 15 Peta Kawasan kumuh perumahan Kemuning Asri

Laporan Kerja Praktik III - 54


9. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Palem Asri
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Palem Asri Desa Sukmajaya Kecamatan Tajur Halang
dengan Luas 0,96 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan
kumuh Perumahan Palem Asri dapat dilihat pada tabel berikut dan lembar
verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 12 Kriteria/indikator Perumahan Palem Asri

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
6,6% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
12,5% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 23,7% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
29,8% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
0% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 23 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 55


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 16 Peta Kawasan kumuh perumahan Palem Asri

Laporan Kerja Praktik III - 56


10. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Inkopad
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Inkopad Desa Sasak Panjang Kecamatan Tajur Halang
dengan Luas 5,91 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang lokasi kawasan
kumuh Perumahan Inkopad dapat dilihat pada tabel berikut dan lembar
verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 13 Kriteria/indikator Perumahan Inkopad

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
13,6% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
38,9% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 40,6% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
12,1% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
0% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 79 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 57


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 17 Peta Kawasan kumuh perumahan Inkopad

Laporan Kerja Praktik III - 58


11. Verifikasi Kawasan Kumuh Perumahan Bogor Asri Kopassus
Menurut Keputusan Bupati Bogor Nomor 663/141/Kpts/Per-UU/2019
Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh di Kabupaten Bogor, salah
satunya Perumahan Bogor Asri Kopassus Desa Nanggewer Kecamatan
Cibinong dengan Luas 41,47 Ha. Untuk lebih jelasnya verifikasi ulang
lokasi kawasan kumuh Perumahan Bogor Asri Kopassus dapat dilihat pada
tabel berikut dan lembar verifikasi data dibawah ini.
Tabel 3. 14 Kriteria/indikator Perumahan Bogor Asri Kopassus

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan
43,19% Bangunan hunian memiliki kondisi
2 Kelayakan Fisik Bangunan
ALADIN tidak sesuai persyaratan teknis
26,4% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan
3 Aksesibilitas Lingkungan
Perumahan memiliki kualitas buruk
4 Drainase Lingkungan 39,61% Drainase tidak terpelihara
Kondisi jaringan drainse pada lokasi Perumahan
memiliki kualitas buruk
Bangunan hunian pada lokasi Perumahan tidak
terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau
5 Pelayanan Air Minum/Baku non perpipaan terlindungi yang layak
0% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan
minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)
51,05% Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak
Pengelolaan Air Limbah
Sesuai Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
0% Sampah domestik rumah tangga pada
8 Pengelolaan Persampahan kawasan Perumahan tidak terangkut ke TPS/TPA
kurang dari 2 kali seminggu
Pengamanan Bahaya 100% Kawasan Perumahan tidak memiliki
9
Kebakaran Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran
B NON FISIK
Bangunan Hunian tidak memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki
SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah
2 Kepadatan penduduk Kepadatan Penduduk 37 Jiwa/Ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk
Perdagangan/jasa

Laporan Kerja Praktik III - 59


Gambar 3.7 Peta Kawasan kumuh permukiman Desa Dramaga

Gambar 3. 18 Peta Kawasan kumuh perumahan Bogor Asri Kopassus

Laporan Kerja Praktik III - 60


3.4. Kriteria dan Indikator Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala
Prioritas Penanganan
Dalam melakukan identifikasi Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai
hasil identifikasi lokasi yang telah dilakukan terhadap beberapa aspek yang
mempengaruhi tingkat kekumuhan kawasan permukiman, aspek – aspek tersebut
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3. 15 Kriteria dan Indikator Penilaian Penentuan Klasifikasi dan Skala
Prioritas Penanganan

Aspek Klasifikasi
a. Kumuh kategori ringan;
Kondisi Kekumuhan b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat
a. Status lahan legal; dan
Legalitas Lahan
b. Status lahan tidak legal.
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
Pertimbangan lain b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Sumber: Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman kumuh

3.4.1. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh


Berdasarkan permen PUPR NO.14/PRT/W2018 pada pasal 8 tentang
Kriteria perumahan kurnuh dan permukiman kumuh merupakan kriteria yang
digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada perumahan kumuh dan
permukiman kumuh. Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh meliputi
kriteria kekumuhan ditinjau dari :
1. Bangunan Gedung
2. Jalan Lingkungan
3. Penyediaan Air Minum
4. Drainase Lingkungan
5. Pengelolaan Air Limbah
6. Pengelolaan Persampahan, dan
7. Proteksi Kebakaran

Laporan Kerja Praktik III - 61


3.4.2. Penilaian Lokasi dan Klasifikasi Skala Prioritas Penanganan
1. Identifikasi Satuan Perumahan dan Permukiman
Identifikasi satuan perumahan dan permukiman merupakan tahap identifikasi
untuk menentukan batasan atau lingkup entitas perumahan dan permukiman dari setiap
lokasi dalam suatu wilayah kabupaten/kota.Penentuan satuan perumahan dan
permukiman untuk perumahan dan permukiman dilakukan dengan pendekatan
administratif.
2. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
Identifikasi kondisi kekumuhan merupakan upaya untuk menentukan tingkat
kekumuhan pada suatu perumahan dan permukiman dengan menemukenali
permasalahan kondisi bangunan gedung beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
Identifikasi kondisi kekumuhan dilakukan berdasarkan kriteria perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
3. Identifikasi Legalitas Lahan
Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan status
legalitas lahan pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai
dasar yang menentukan bentuk penanganan.
4. Identifikasi Pertimbangan Lain
Identifikasi pertimbangan lain merupakan tahap identifikasi terhadap beberapa hal
lain yang bersifat non fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan perumahan
kumuh dan permukiman kumuh. Identifikasi pertimbangan lain meliputi aspek :
a. Nilai Strategis Lokasi.
b. Kependudukan.
c. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya.
3.5. Perumusan Kebutuhan penanganan berdasarkan isu dan
permasalahan permukiman kumuh
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa
Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya
Perrumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh baru serta untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas dan fungsi Permukiman dan Permukiman. Bentuk
pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya Perumahan kumuh dan

Laporan Kerja Praktik III - 62


Permukiman kumuh dilaksanakan melalui:
1. Pengawasan dan pengendalian; dan
2. Pemberdayaan masyarakat
Bentuk pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian terhadap
perizinan, standar teknis dan kelaikan fungsi. Kesesuaian terhadap perizinan
dimaksudkan mengenai pemenuhan perizinan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kesesuaian terhadap standar teknis yang dimaksud
adalah pemenuhan standar teknis terhadap :
1. Bangunan gedung
2. Jalan lingkungan
3. Penyediaan air minum
4. Drainase lingkungan
5. Pengelolaan air limbah
6. Pengelolaan persampahan; dan
7. Proteksi kebakaran
Sedangkan kesesuaian terhadap kelaikan fungsi yang dimaksud adalah
pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis. Bentuk pencegahan
tumbuh kembangnya Permukiman kumuh melalui pendampingan masyarakat dapat
dilakukan melalui pendampingan kegiatan pelayanan masyarakat seperti
penyuluhan, pembimbingan dan bantuan teknis; selain itu juga dapat melalui
pelayanan informasi yang dilakukan dengan cara membuka akses informasi bagi
masyarakat mengenai rencana tata ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
perizinan dan standar teknis dalam bidang permukiman dan kawasan permukiman.
Penanganan kawasan permukiman kumuh dengan bentuk peningkatan kualitas
kawasan perkotaan khususnya kawasan permukiman kumuhnya di Kabupaten
Bogor dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang telah dirumuskan untuk
mencapai tujuan dan kebijakan penanganan kawasan permukiman kumuh. Adapun
strategi penanganan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bogor adalah
sebagai berikut.
a. Strategi untuk mencapai kebijakan peningkatan dan pengembangan
kawasan Permukiman untuk penanganan kumuh adalah :
1) Mewujudkan sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang

Laporan Kerja Praktik III - 63


memenuhi standar teknis
2) Mewujudkan pemenuhan kebutuhan penyediaan rumah/hunian dan
perbaikan lingkungan Permukiman
b. Strategi untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur daerah berkaitan
dengan penanganan kawasan permukiman kumuh adalah :
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur daerah berupa
peningkatan layanan air baku
2) Meningkatkan cakupan layanan transportasi dalam memenuhi
aksesibilitas dan kualitas layanan transportasi
c. Strategi untuk mencapai kebijakan pengendalian pembangunan
permukiman pada kawasan yang tidak sesuai peruntukkannya adalah :
1) Meningkatkan pengaturan pemanfaatan lahan dan pengendalian ruang
sesuai peruntukkan
2) Mengembangkan pola hunian sesuai peruntukkan Penyusunan peraturan
daerah tentang kawasan sesuai dengan peruntukkannya
d. Strategi untuk mencapai kebijakan peningkatan kapasitas dan kerjasam
kelembagaan dalam penanganan permukiman kumuh adalah :
1) Sosialisasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat
2) Meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat secara formal/informal
seperti kerjasama lintas sector, kemitraan dengan pemerintah/swasta
3) Mendorong pusat informasi terkait dengan permukiman layak huni dan
berkelanjutan.
4) Secara umum gambaran mengenai konsep penanganan kawasan
permukiman kumuh yang diungkapkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Bidang
Cipta Karya dapat dilihat pada tabel halaman selanjutnya.
Tabel 3. 16 Konsep Penanganan Kawasan Kumuh

Peremajaan Pemugaran
No Komponen
Kumuh Berat Kumuh Sedang Kumuh Ringan
1 Hunian Sementara √
2 Mobilisasi Masyarakat √ √
3 Perbaikan rumah √

Laporan Kerja Praktik III - 64


Peremajaan Pemugaran
No Komponen
Kumuh Berat Kumuh Sedang Kumuh Ringan
4 Pembangunan hunian √
5 Infrastruktur √ √ √
6 Air Minum √ √ √
7 Air Limbah √ √ √
8 Persampahan √ √ √
9 System Pemadam Kebakaran √ √
10 Lahan √ √
11 Penyediaan RTH √ √
12 Fasos/Fasum √ √
Sumber : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Permukiman Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015
Tabel 3. 17 Konsep Peningkatan Kualitas Dengan Pemugaran

No Komponen Jenis Kegiatan


• Rehabilitasi
1 Bangunan gedung • Rekonstruksi
2 Jalan lingkungan • Perbaikan aspal/paving/cor pada jalan lingkungan
• Pengerukan sedimentasi jaringan drainase
3 Drainase lingkungan
• Perbaikan drainase yang tersumbat
• Perbaikan drainase yang rusak karena ambrol, atau
kerusakan akibat bencana
• Perbaikan sarana/instalasi non perpipaan air bersih
(dari kebocoran, korosi, jaringan instalasi
terkontaminasi bakteri berbahaya,kerusakan akibat
4 Air minum bencana)
• Perbaikan jaringan air minum atau air bersih perpipaan yang
mengalami kerusakan (kebocoran, korosi, akibat bencana)
• Perbaikan instalasi air limbah setempat yang
mengalami sedimentasi, mampat, atau kerusakan
5 Air limbah akibat bencana
• Perbaikan instalasi air limbah terpusat yang mengalami
sedimentasi, mampat atau kerusakan akibat bencana
• Perbaikan sarana persampahan komunal (TPS) yang
mengalami penurunan kualitas karena pengendapan
sampah basah
6 Sampah
• Perbaikan sarana persampahan yang mengalami
pencampuran jenis sampah

• Perbaikan alat pemadam api sederhana yang mengalami


kerusakan karena korosi atau rusak karena bencana
• Perbaikan hydran air yang mengalami kerusakan akibat korosi
7 Pengamanan kebakaran
atau bencana

Sumber : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman
Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015

Laporan Kerja Praktik III - 65


Tabel 3. 18 Peningkatan Kualitas Dengan Peremajaan

No Komponen Jenis Kegiatan


• Rehabilitasi dengan perbaikan atau penambahan
terhadap komponen bangunan agar memenuhi standar
konstruksi dan persyaratan teknis bangunan gedung
• Rekonstruksi dengan membongkar dan
Membangun kembali bangunan atau sarana, prasarana dan
1 Bangunan gedung utilitas umum dengan penambahan komponen atau fungsi
• Penataan kawasan denngan pengaturan petak bangunan
• Penambahan dan penyediaan sarana Permukiman (RTH,
MCK umum)
• Penyediaan hunian sementara untuk masyarakat
terdampak
• Rehabilitasi jalan untuk peningkatan kapasitas Jalan dengan
penambahan lebar, perubahan material, penambahan bangunan
2 Jalan lingkungan pelengkap jalan.
• Peningkatan struktur jalan

• Peningkatan kualitas unit sistem drainase


• Penyediaan sistem drainase
3 Drainase lingkungan • Penambahan segmen jaringan agar terhubung dengan
system drainase kota

• Rehabilitasi unit SPAM dengan penambahan jaringan


4 Air minum • perpipaan, penyediaan jaringan non perpipaan,
penambahan instalasi pengelolaan air minum

• Penyediaan system sanitasi setempat atau terpusat


5 Air limbah • Perbaikan komponen sanitasi pengelolaan air
limbah
• Pembangunan prasarana sarana persampahan
(PSP)
6 Sampah • Rehabilitasi PSP dengan perbaikan dan penambahan
komponen bangunan PSP

• Pembangunan sarana proteksi kebakaran


7 Pengamanan kebakaran • Peningkatan kualitas sarana system proteksi
kebakaran
Sumber : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman
Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015
Tabel 3. 19 Peningkatan Kualitas dengan Permukiman Kembali

No Komponen Jenis Kegiatan


• Pembangunan Permukiman di lokasi baru
1 Bangunan gedung • Pembangunan kembali di Permukiman lama dengan model
baru (rumah susun)

2 Jalan lingkungan • Pembangunan jalan baru


3 Drainase lingkungan • Pembangunan unit sistem drainase baru
4 Air minum • Pembangunan SPAM unit baru

Laporan Kerja Praktik III - 66


No Komponen Jenis Kegiatan
5 Air limbah • Pembangunan unit pengolahan air limbah baru
6 Sampah • Pembangunan PSP baru
• Pembangunan pengamanan kebakaran sederhana
7 Pengamanan kebakaran • Pembangunan hydran air
Sumber : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman
Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2015

Laporan Kerja Praktik III - 67

Anda mungkin juga menyukai