RUANG LINGKUP
PENGATURAN
KEBIJAKAN
diarahkan pada penataan dan pengelolaan perumahan dan permukiman di kawasan perkotaan
dan perdesaan yang dilaksanakan secara terpadu dan terorganisasi.
Lingkup pengaturan mencakup penataan perumahan dan kawasan permukiman. Penataan
perumahan mengatur kegiatan pembangunan dan pengembangan perumahan vertikal dan
horizontal, serta perumahan khusus. Sedangkan penataan kawasan permukiman mengatur
kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan. Di
dalam ranperda ini juga mengatur penataan kawasan kumuh, kawasan rawan bencana,
peningkatan pelayanan PSU, arahan penyediaan tanah, dan arahan kelembagaan PKP.
Kebutuhan Rumah Kebutuhan Perumahan (unit) Kebutuhan Lahan (m2) Kebutuhan lahan perumahan (m2)
No Kecamatan Swadaya Rmh Besar Rmh sedang Rmh kecil Rmh Besar Rmh sedang Rmh kecil Total kebutuhan kebutuhan kavling kebutuhan sarana
(70% demand) 1,00 2,00 3,00 250,00 150,00 100,00 lahan perumahan rumah (70%) prasarana (30%)
1 Batang Asai 65 11 22 33 2.710,24 3.252,29 3.252,29 9.214,83 6.450,38 2.764,45
2 Limun 225 38 75 113 9.382,89 11.259,46 11.259,46 31.901,82 22.331,27 9.570,54
3 Cermin Nan Gedang 109 18 36 55 4.561,82 5.474,18 5.474,18 15.510,18 10.857,12 4.653,05
4 Pelawan 346 58 115 173 14.400,09 17.280,11 17.280,11 48.960,31 34.272,21 14.688,09
5 Singkut 452 75 151 226 18.824,67 22.589,60 22.589,60 64.003,88 44.802,71 19.201,16
6 Sarolangun 1.053 176 351 527 43.892,15 52.670,58 52.670,58 149.233,32 104.463,32 44.770,00
7 Batin VIII 275 46 92 137 11.452,52 13.743,02 13.743,02 38.938,56 27.257,00 11.681,57
8 Pauh 188 31 63 94 7.839,84 9.407,81 9.407,81 26.655,47 18.658,83 7.996,64
9 Air Hitam 2.714 452 905 1.357 113.064,22 135.677,07 135.677,07 384.418,36 269.092,85 115.325,51
10 Mandiangin 5.362 894 1.787 2.681 223.418,20 268.101,84 268.101,84 759.621,88 531.735,32 227.886,56
Sumber
Jumlah: Hasil analisa10.789 Tahun 1.799
2019 3.596 5.398 449.796,65 539.455,98 539.455,98 1.528.458,60 1.069.921,02 458.537,58
Tabel 6.2
Rencana Pembangunan Rumah Formal
Kebutuhan Rumah Kebutuhan Perumahan (unit) Kebutuhan Lahan (m2) Kebutuhan lahan perumahan (m2)
No Kecamatan Formal Rmh Besar Rmh sedang Rmh kecil Rmh Besar Rmh sedang Rmh kecil Total kebutuhan kebutuhan kavling kebutuhan sarana
(30% demand) 1,00 3,00 6,00 300,00 200,00 150,00 lahan perumahan rumah (70%) prasarana (30%)
1 Batang Asai 65 7 20 39 7.588,69 15.177,37 22.766,06 45.532,12 31.872,48 13.659,63
2 Limun 225 23 68 135 26.272,08 52.544,17 78.816,25 157.632,50 110.342,75 47.289,75
3 Cermin Nan Gedang 109 11 33 66 12.773,09 25.546,17 38.319,26 76.638,51 53.646,96 22.991,55
4 Pelawan 346 35 104 207 40.320,25 80.640,50 120.960,76 241.921,51 169.345,06 72.576,45
5 Singkut 452 45 136 271 52.709,08 105.418,15 158.127,23 316.254,45 221.378,12 94.876,34
6 Sarolangun 1.053 105 316 632 122.898,03 245.796,05 368.694,08 737.388,16 516.171,71 221.216,45
7 Batin VIII 275 27 82 165 32.067,05 64.134,11 96.201,16 192.402,32 134.681,62 57.720,70
8 Pauh 188 19 56 113 21.951,56 43.903,12 65.854,69 131.709,37 92.196,56 39.512,81
9 Air Hitam 290 29 87 174 33.877,54 67.755,09 101.632,63 203.265,26 142.285,68 60.979,58
10 Mandiangin 335 34 101 201 39.096,06 78.192,11 117.288,17 234.576,34 164.203,44 70.372,90
Jumlah 3.339 334 1.002 2.003 389.553,42 779.106,85 1.168.660,27 2.337.320,54 1.636.124,38 701.196,16
Sumber : Hasil analisa Tahun 2019
Gambar 6.1 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec Batang Asai
Gambar 6.2 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec Limun
Gambar 6.3 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. CNG
Gambar 6.4 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Pelawan
Gambar 6.5 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Singkut
Gambar 6.6 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Sarolangun
Gambar 6.7 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Bathin VIII
Gambar 6.8 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Pauh
Gambar 6.9 Peta Arahan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kec. Air Hitam
lalu lintas di sekitar kawasan industri dan/atau peruntukan industri, mengurangi dampak polutan
dan limbah yang dapat membahayakan bagi masyarakat
Jarak minimal antara perumahan dan industri disesuaikan dengan ketetapan yang berlaku
Industri harus menyediakan jalur akses yang aman untuk masyarakat yang bertempat tinggal di
perumahan di dalam dan sekitar kawasan industri dan/ atau peruntukan industri.
Jalur akses yang aman dapat mengacu pada persyaratan teknis jalan dengan mempertimbangkan
keselamatan pejalan kaki, pesepeda, dan pengendara motor
Industri diarahkan untuk mengalokasikan sebagian dari luas area untuk kaveling perumahan yaitu:
o Industri dengan luas kawasan 10-200 Ha: maksimal 10%
o Industri dengan luas kawasan 200-500 Ha: 10-25%
o Industri dengan luas kawasan lebih dari 500 Ha: 10-30%
Pembangunan dan pengembangan permukiman baru memperhatikan toponim kawasan dan
menjaga keteraturan dalam kawasan industri dan/ atau peruntukan industri
Area di sekitar kawasan industri dan/ atau peruntukan industri diarahkan sebagai zona penyangga
(buffer zone) berupa RTH untuk meredam kebisingan, mengurangi efek pemanasan akibat
industri, dan penyerap bau serta menahan polusi.
Menyediakan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan yang merujuk pada peraturan yang
berlaku, yang mencakup antara lain:
o Prasarana:
Jalan
Drainase
Air limbah
Persampahan
Jaringan air minum
o Sarana:
Rumah ibadah
Layanan kesehatan
Layanan perdagangan
Fasos dan fasum
Pemakaman
RTH
o Utilitas Umum:
Jaringan listrik
Jaringan gas
Transportasi
pembangunan dan pengembangan perumahan di kawasan industri dan/ atau peruntukan industri
memperhatikan:
Jenis atap bangunan rumah menggunakan material yang mudah menyalurkan air hujan dan
tidak mengendapkan partikel-partikel yang ada di dalam air hujan.
Jika tidak terjadi hujan, misalnya di musim kemarau, perlu ada penyemprotan dengan air
pada bangunan dan jalan untuk membersihkan udara dan menurunkan partikel debu dan zat-
zat lain yang ada di udara ke tanah
Sistem pengolahan air hujan di kawasan permukiman dilakukan dengan penyaluran ke kolam
retensi sebelum dibuang ke saluran drainase Penghijauan di area permukiman di kawasan
industri untuk mengurangi tingkat polusi
Tidak membangun rumah di lokasi yang berbahaya, misalnya di jalur pipa gas
Peningkatan keselamatan pengguna jalan dengan memisahkan jalur umum untuk masyarakat
dan jalur truk pengangkut bahan dan hasil industri.
Jaringan air bersih berasal dari sumber air yang aman dari pencemaran.
Pembangunan dan peningkatan layanan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
Kawasan Permukiman ditujukan untuk menyediakan serta memperbaiki jaringan pendukung
perumahan dan kawasan permukiman yang sesuai dengan standar bagi masyarakat, sehingga
menjangkau rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman.
Penyelenggaraan pelayanan urusan ini disesuaikan dengan SPM bidang perumahan rakyat.
Pembangunan dan peningkatan layanan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
Kawasan Permukiman memperhatikan rencana pembangunan dan peningkatan layanan yang
tertera dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sarolangun, yang mencakup:
A. Rencana pembangunan dan peningkatan layanan prasarana
i. Pembangunan akses jalan perumahan dan permukiman memperhatikan rencana
pembangunan jalan arteri sekunder. Pembangunan jalan lokal sekunder untuk membatasi
perumahan tepi/atas air. Peningkatan kualitas jalan dilakukan dengan pengaspalan pada
jalan yang belum diaspal di tiap tiap Kecamatan serta perbaikan jalan dengan kondisi rusak
dan rusak berat.
ii. Akses jalan dilengkapi dengan sistem drainase yang terhubung dengan sistem drainase
Kabupaten Sarolangun, baik sistem drainase primer, sekunder, dan tersier. Sistem drainase
primer. Sistem drainase sekunder meliputi saluran drainase jalan arteri sekunder dan jalan
kolektor primer. Sistem drainase tersier meliputi saluran drainase jalan kolektor sekunder.
iii. Pengelolaan air limbah terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu limbah bagi aktivitas usaha di
kawasan peruntukan industri dan limbah rumah tangga. Pengelolaan air limbah di kawasan
industri dan/ atau peruntukan industri berdasarkan peraturan perundang-undangan, melalui
proses sesuai standar yang berlaku sebelum dibuang ke saluran air limbah. Air limbah yang
dibuang ke saluran harus memenuhi standar baku mutu air limbah.
iv. Jaringan persampahan terbagi menjadi dua yaitu tempat penampungan sementara dan
tempat pemrosesan akhir. Tempat penampungan sementara diarahkan untuk dibangun di
setiap kelurahan dan pembangunan dan pemeliharaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) berdasarkan peraturan perundang-undangan. Lokasi TPA memperhatikan jarak
dengan permukiman, yaitu lebih dari 1 kilometer dengan mempertimbangkan pencemaran
lindi, kebauan, penyebaran vektor penyakit
v. Jaringan air minum didukung melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan.
Jaringan perpipaan
- Jaringan perpipaan unit air baku:
- Pembangunan dan pemeliharaan sumur dalam (deep well)
- Pembangunan dan pemeliharaan
- Pembangunan dan Pemeliharaan intake
Bukan jaringan perpipaan
- Pembangunan dan pemeliharaan bak penampung air hujan/ terminal air di kawasan
permukiman di tepi air berdasarkan peraturan perundangundangan.
Sumber dana yang ini merupakan sumber dana untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan
permukiman. Dana yang disediakan dimanfaatkan dalam upaya yang mendukung pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun dan kemudahan
dan/atau bantuan pembangunan dalam penyediaan rumah sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Adapun sumber dana dan pembiayaan berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara,
anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumber dana lainnya, meliputi dana kemitraan dengan
Badan Usaha Milik Negara/Daerah, lembaga keuangan daerah, swasta, swadaya, donatur, dan
bantuan, serta sumber dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan pemupukan dana dapat dilakukan dengan memanfaatkan dana masyarakat, dana
tabungan perumahan, dan dana lainnya yang memenuhi persyaratan perundang-undangan dan
dikerahkan oleh lembaga keuangan.
Pemerintah Kabupaten Sarolangun perlu melakukan upaya pengembangan untuk penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman melalui pengembangan sistem pembiayaan. Pengembangan
sistem pembiayaan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman bagi
golongan masyarakat berpenghasilan rendah meliputi lembaga pembiayaan, mendorong kapasitas
Bank Kaltim untuk penyaluran pembiayaan perumahan, pengerahan dan pemupukan dana, penyaluran
kredit modal kerja konstruksi perumahan, pemanfaatan sumber biaya, optimalisasi Sertifikat Laik
Fungsi dan kemudahan atau bantuan pembiayaan.
Sistem pembiayaan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah untuk mendukung upaya pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Lembaga pembiayaan berupa badan
hukum yang ditugasi atau dibentuk oleh Pemda bertugas menjamin ketersediaan dana murah jangka
panjang untuk penyelenggaraan perumahan dan permukiman di Kabupaten Sarolangun.
Kasiba dan Lisiba dipersiapkan untuk pembangunan kawasan permukiman skala besar untuk melayani
kebutuhan masyarakat (kasiba), pembangunan perumahan dengan batasan kaveling yang jelas untuk
melayani kebutuhan masyarakat (lisiba), dan keperluan darurat sesuai ketentuan yang berlaku.
Penetapan lokasi kasiba dan lisiba merupakan tugas Pemerintah Daerah.
Daerah larangan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman (negative list) adalah daerah di
mana dilarang membangun perumahan dan kawasan permukiman. Terdiri dari kawasan lindung dan
kawasan dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi.
e. Melakukan peran arbitrase dan mediasi di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman.
Kelompok kerja perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun terdiri dari unsur:
a. Instansi pemerintah Kabupaten Sarolangun yang terkait dalam bidang perumahan dan kawasan
permukiman;
b. Asosiasi perusahaan penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman;
c. Asosiasi profesi penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman
d. Asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha penyelenggara perumahan dan kawasan
permukiman;
e. Pakar di bidang perumahan dan kawasan permukiman; dan/atau
f. Lembaga swadaya masyarakat dan/atau yang mewakili konsumen yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
Penyediaan database dilaksanakan dalam rangka menyediakan data dan informasi terkait dengan
perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Sarolangun, mendukung penyusunan RP3KP
Kabupaten Sarolangun dan mendukung kegiatan pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman. Penyediaan database perumahan dan kawasan permukiman terdiri dari
pendataan, pengkinian data, dan penyajian data elektronik. Penyediaan basis data meliputi:
a. Penyusunan kebutuhan data perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun;
b. Identifikasi kondisi perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun sesuai
dengan penyusunan kebutuhan data;
c. Penyusunan sistem basis data perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun;
d. Penyediaan basis data pada tahap pemutakhiran data meliputi proses pengkinian data
perumahan dan kawasan permukiman yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan data
perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun; dan
e. Penyajian data perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan menggunakan sistem
informasi elektronik atau aplikasi berbasis e-housing.
metode superimpose berguna dalam menentukan land capability dan land suitability dari lahan yang
ada.
Dari data spatial tentang struktur tuang kawasan bencana (RTRW Kabupaten Sarolangun 2014),
dapat diketahui bahwa masih terdapat spot perumahan dan permukiman yang masih menempati
lahan yang disitu merupakan Kawasan Rawan Bencana (KRB). Dari identifikasi tersebut didapati
bahwa,
1. Masih terdapatnya blok permukiman yang terdapat pada kawasan rawan bencana longsor yaitu
blok permukiman yang terdapat di :
a. Desa Temalang, Maribung, Mersip dan Napal Melintang di Kecamatan Limun; dan
b. Desa Muara Sungai Pinang, Rantau Panjang dan Kasiro di Kecamatan Batang Asai.
2. Masih terdapatnya blok permukiman yang terdapat pada kawasan rawan bencana banjir yaitu
blok permukiman yang terdapat di :
a. Kelurahan Sarolangun Kembang, Kelurahan Pasar Sarolangun, Desa Kelurahan Sarkam,
Ladang Panjang, Desa Lidung, Desa Pulau Pinang dan Muara Indung di Kecamatan
Sarolangun;
b. Desa Teluk Tigo, Teluk Rendah dan Lubuk Resam di Kecamatan
c. Cermin Nan Gedang;
d. Desa Penegah di Kecamatan Pelawan;
e. Desa Temenggung, Pulau Pandan dan Muaro Limun di Kec. Limun;
f. Desa Teluk Kecimbung di Kecamatan Bathin VIII;
g. Desa Karang Mendapo, Batu Kucing dan Pauh di Kecamatan Pauh;
h. Desa Muaro Ketalo, Rangkiling Simpang, Gurun Tuo dan Kertopati di
i. Kecamatan Mandiangin; dan
j. Desa Singkut 2, Singkut 3, Singkut 4, Singkut 5, Singkut 7 dan Payo
k. Lebar di Kecamatan Singkut.
Rencana Pengembangan jalur dan ruang evakuasi bencana di Kabupaten Sarolangun meliputi :
a. pengembangan jalur evakuasi tanah longsor, meliputi:
1. jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Limun mengikuti
2. pola jaringan jalan menuju simpang Singkut dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan
Singkut;
3. jalur evakuasi bencana longsor di Kecamatan Batang Asai mengikuti pola jaringan jalan
menuju Kecamatan Cermin Nan Gedang dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Cermin
Nan Gedang;
b. pengembangan jalur evakuasi bencana banjir, meliputi:
1. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Sarolangun mengikuti pola jaringan
jalan menuju simpang Pulau Pandan dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Pelawan;
2. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Cermin Nan Gedang mengikuti pola jaringan
jalan menuju simpang Pulau Pandan dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Pelawan;
3. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Pelawan mengikuti pola jaringan jalan menuju
simpang Pulau Pandan dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Pelawan;
4. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Limun mengikuti pola jaringan jalan menuju
simpang Singkut dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Singkut;
5. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Bathin VIII mengikuti pola jaringan jalan
menuju simpang Cermin Nan Gedang dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan
Cermin Nan Gedang;
6. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Pauh mengikuti pola jaringan jalan menuju
simpang Pauh dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Pauh;
7. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Mandiangin mengikuti pola jaringan
jalan menuju simpang Pauh dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Pauh; dan
8. jalur evakuasi bencana banjir di Kecamatan Singkut mengikuti pola jaringan jalan menuju
simpang Singkut dan dievakuasi di sekitar kantor Kecamatan Singkut.
perlu dikoordinasikan dengan baik. Mempertimbangkan kondisi Kabupaten Sarolangun yang memiliki
ketersediaan lahan yang sangat terbatas, arahan penyediaan tanah adalah sebagai berikut:
Penyediaan tanah dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.
Penyediaan tanah dilaksanakan atas dasar kewenangan dari pemerintah kota dalam rangka
mendukung pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman bagi MBR
dan atau PNS.
Penyediaan tanah dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara/daerah maupun badan usaha
milik swasta yang menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
Perolehan tanah dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman dapat dilaksanakan melalui konsolidasi tanah, jual beli, tukar-
menukar, pelepasan hak, dan/atau hibah.
Penyediaan tanah untuk pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
berdasarkan pertimbangan mempertahankan kondisi lingkungan dan pengendalian alih fungsi lahan
pertanian
Optimasi pemanfaatan Areal Penggunaan Lain (APL) untuk kebutuhan pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Sarolangun