Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH KOTA PEKANBARU

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Jl. Abdul Rahman Hamid Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru
Gedung B.9 Lantai 3 Kec. Tenayan Raya Kota Pekanbaru - Riau

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN
PENINGKATAN KUALITAS KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH DENGAN LUAS DIBAWAH 10 (SEPULUH) Ha
KELURAHAN MERANTI PANDAK

PT. CALVINDAM JAYA EC


TA 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan


permukiman dijelaskan bahwa kawasan permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Terbentuknya kawasan permukiman
mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah
pengembangan kota yang bersangkutan. Setiap kawasan fungsional yang
dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk
mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang beraktifitas di dalam kawasan
yang tersebut.
Pertumbuhan kawasan permukiman dapat dikelompokan sebagai kawasan
yang direncanakan dan tertata dengan baik, serta kawasan permukiman yang
merupakan cikal bakal tumbuhnya kawasan yang terus berkembang mengikuti
pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatannya. Berkenaan dengan
kedua jenis kawasan tersebut, pertumbuhan kawasan permukiman sangat
rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak terkendali dan menyebabkan
munculnya kawasan kurang tertata, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada
meningkatnya kesenjangan masyarakat serta angka kriminalitas, dan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat.
Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi
permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh melalui SK
Walikota. Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan Keputusan Walikota
Pekanbaru Nomor 703 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Keputusan Walikota
Pekanbaru Nomor 878 Tahun 2017 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Pekanbaru. Didalam Keputusan Walikota
tersebut ditetapkan lokasi perumahan kumuh dan kawasan permukiman kumuh
yaitu 10 kawasan permukiman kumuh meliputi 15 kelurahan, dengan luas total
permukiman kumuh 267,76 Ha.
Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan PSU yang sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan
yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan,
drainase, air minum, air limbah, persampahan, listrik dan ruang terbuka hijau.
Ketersediaan PSU yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis
diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas lingkungan
perumahan MBR sehingga penduduk yang tinggal di dalamnya dapat terjamin
kesehatan, keamanan dan kenyamanannya.
Penyediaan PSU dalam suatu kawasan permukiman tentunya akan
berdampak pada upaya penyediaan lahan untuk membangun PSU tersebut.
Kebutuhan lahan untuk PSU terutama di kawasan perkotaan akan sangat tinggi
karena masyarakat yang perlu untuk dilayani jumlahnya cukup banyak. Tanpa
adanya penentuan fungsi lahan atau perencanaan penggunaan lahan untuk PSU
sejak awal, maka penyediaan PSU akan terhambat sehingga tidak dapat
menunjang kebutuhan perumahan dengan maksimal.
Dalam upaya pemenuhan hak masyarakat untuk dapat menempati,
menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat,
aman, serasi, dan teratur sesuai dengan UU No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, khususnya pada Bab Vlll tentang
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh, serta dalam upaya mendukung mandat Sustainable
Development Goals (SDGs) pada goals nomor 6, Air Bersih dan Sanitasi Layak,
11. Kota dan pemukiman yang Berkelanjutan, dan 12, Pemakaian yang
Bertanggung Jawab, maka pemerintah memiliki tugas untuk mendorong
peningkatan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat dalam mencegah
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru serta menjaga dan
meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman. Serta dalam
rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman
merupakan urusan pemerintahan konkuren yang mana menjadi tanggung jawab
bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang tergolong urusan pemerintahan wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar.
Salah satu bentuk program dari hal ini adalah dialokasikannya Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional yang salah satunya terkait dengan
upaya penanganan permukiman kumuh. Terdapat 3 (tiga) bidang dalam DAK
yang dapat membantu yaitu Bidang Perumahan, Bidang Air Minum dan Bidang
Sanitasi. Kondisi saat ini setiap sektor memiliki lokasi prioritas sendiri - sendiri,
sehingga capaian pengurangan kumuh sulit untuk dinilai dan dicapai. Pada saat
pengusulan, pemerintah daerah tidak memperhatikan entitas dari penanganan
dan kebutuhan setiap lokasi prioritas. Belum terintegrasinya lokasi prioritas ini
membuat pemerintah pusat menginisiasi pilot project untuk mengintegrasikan
bidang DAK pada satu kawasan tertentu guna untuk pengurangan kawasan
kumuh. Harapannya dengan integrasi ini, fokus penuntasan masalah kumuh
dapat tercapai dan terlihat hasilnya. Konsep integrasi ini diharapkan dapat
membantu untuk penuntasan kawasan kumuh dan peningkatan rumah layak
huni bagi masyarakat.
Dari uraian diatas, maka berdasarkan amanat perundangan dan peraturan
lain yang berlaku, diperlukan adanya perencaan satu Kawasan yang
mengintegrasikan komponen - komponen PSU Kawasan Permukiman/
Perumahan untuk mendukung penuntasan Kawasan kumuh.

1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat

1.2.1 Maksud

Maksud dari pembuatan perencanaan ini adalah:


1. Mengetahui karakteristik Kawasan, potensi dan permasalahan pada Kawasan
permukiman/Perumahan yang memrlukan penanganan secara terpadu dan
merencanakan PSU penunjang fungsi hunian yang terintegrasi.
2. Tersusunnya profil Kawasan permukiman/perumahan dengan PSU
penunjang fungsi hunian yang terintegrasi.
3. Tersusunnya rencana dan strategi pengembangan Kawasan
permukiman/perumahan dengan PSU penunjang fungsi hunian yang
terintegrasi.
4. Tersusunya program strategis sarana dan prasarana Kawasan
permukiman/perumahan yang dapat mendorong pengurangan kekumuhan
Kawasan ataupun pencegahan Kawasan menjadi terkategori Kawasan
kumuh.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari perencanaan ini adalah:


1. Tersedianya Konsep penanganan kawasan permukiman untuk pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman, dengan rincian perhitungan
kebutuhan untuk:
 Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH)
 Sistem penyediaan air minum skala lingkungan
 Sistem pengelolaan air limbah skala lingkungan
 Sistem pengeloaan persampahan skala lingkungan
 Sistem drainase skala lingkungan
 Sistem jaringan jalan lingkungan, jalan poros dan akses lainnya di
Kawasan yang direncanakan
 Konsep ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau yang dibutuhkan
2. Tersedianya Peta konsep penanganan Kawasan permukiman untuk
pembangunan permukiman dan infrastrukturnya, dengan terdiri dari titik
penanangan :
 Perbaikan Rumah Layak Huni (RLH)
 Sistem penyediaan air minum skala lingkungan
 Sistem pengelolaan ari limbah skala lingkungan
 Sistem pengeloaan persampahan skala lingkungan
 Sistem drainase skala lingkungan
 Sistem jaringan jalan lingkungan, jalan poros dan akses lainnya di
Kawasan yang direncanakan
 Konsep ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau yang dibutuhkan

1.2.3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Adanya Rencana program penyediaan rumah layak huni, prasarana, sarana,
dan utilitas umum yang terintegrasi.
2. Adanya tindak lanjut secara cepat dan akurat dari Pemerintah Kota
Pekanbaru untuk penyediaan rumah layak huni, prasarana, sarana, dan
utilitas umum yang terintegrasi.

1.2.4. Manfaat
Manfaat dilakukannya perencanaan ini adalah:
1. Adanya acuan/ pedoman bagi stakeholder dalam perencanaan pembangunan
dan pengembangan kawasan permukiman kumuh
2. Agar penanganan, penanggulangan dan antisipasi permasalahan kawasan
permukiman kumuh lebih terarah, terkendali, efektif dan efisien.
3. Stakeholder memperoleh gambaran kondisi terkini, analisis dan rencana
pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman sehingga tidak
tumbuh kawasan permukiman kumuh baru.

1.3. Nama Orgaanisasi Pengadaan Barang/ Jasa

Nama Organisasi yang melaksanakan pengadaan barang/ jasa:


1. Nama Pejabat Pembuat Komitmen : RISQIANA DANI, ST.,M.Si
2. Organisani Perangkat Daerah (OPD) : Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kota Pekanbaru
3. Alamat : Jalan Abd. Rahman Hamid Komplek
Perkantoran Tenayan Raya Gedung B9 Lantai 3, Kecamatan Tenayan Raya
Kota Pekanbaru.

1.4. Dasar Hukum

Dasar hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam Perencanaan


Kawasan Kumuh antara lain :
a. Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
f. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah;
g. Permenpera RI Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Daerah Provinsi dan Daerah kabupaten/ Kota;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/201 Tahun 2018;
j. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Tahun 2017-2022;
k. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaaru Tahun 2011-2031;
l. Peraturan daerah Kota Pekanbaru Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh;
m. Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 878 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 151 Tahun 2016 tentang
Penetapan Lokasi Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh di Kota
Pekanbaru;
n. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 188 Tahun 2019 tentang Tatacara
Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman dari
Pengembang kepada Pemerintah Daerah

1.5. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dalam pekerjaan ini adalah


1. Pemetaan Kondisi Eksisting, Permasalahan dan kebutuhan PSU yang
terintegrasi di Kawasan Permukiman/Perumahan
2. Detail Engineering Desain/RAB/Gambar Rencana PSU Kawasan Permukiman
yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan Kawasan.
3. Dokumentasi yang berkaitan dengan lokasi rencana

1.6. Ruang Lingkup

Kegiatan dilakukan untuk dapat menghitung kebutuhan dan pemetaan


Infrastruktur Kawasan Permukiman/perumahan yang terintegrasi sehingga
memenuhi tujuan penyediaan PSU Perumahan/Permukiman yang menunjang
Fungsi Hunian

1.7. Pendekatan dan Metodologi

Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif,


partisipatif dan konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan
masukan dan aspirasi yang tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta
sintesis yang memadai sehingga pekerjaan ini dapat menghaasilkan suatu
rencana yang implementatif yang disepakati oleh berbagai pihak (birokrat,
akademisi, professional, pemerhati, wakil dari komunitas dll).

Pendekatan dan metodologi ini berkaitan dengan alur/ proses/ tahapan


dalam lingkup pekerjaan yang telah diuraikan di atas.

1.8. Kerangka Berfikir

Keberadaan permukiman kumuh di Kelurahan Meranti Pandak


merupakan masalah yang serius bagi Pemerintah Daerah dalam penataan di
kota di masa mendatang. Permasalahan yang timbul dari keberadaan
permukiman kumuh tersebut adalah pembangunan rumah tanpa aturan,
kepadatan perumahan yang tinggi, rawan kebakaran, kurangnya prasarana
dan fasilitas lingkungan, kurangnya pemeliharaan lingkungan. Dari
permasalahan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum
teridentifikasinya potensi kawasan dan penanganan aspek kawasan
permukiman kumuh dan belum adanya konsep penanganan permukiman
kumuh yang sesuai dengan kondisi kawasan setempat.
Berdasarkan permasalahan dan rumusan masalah maka dalam kajian ini
dilakukan survey ke lokasi studi untuk mengidentifikasi potensi kawasan
permukiman kumuh.
Di samping itu dalam kajian ini dilakukan suatu rancangan alternative
penanganan permukiman kumuh yang sesuai untuk diterapkan di lokasi
kajian. Untuk mendapatkan alternative konsep penanganan maka dilakukan
studi pustaka.

Berdasarkan rencana kajian dan studi literatur maka dilakukan analisis


konsep yang sesuai untuk diterapkan di lokasi kajian. konsep yang dianalisis
meliputi program pembangunan rumah baru, konsep penanganan kampung
(KIP), konsep peremajaan kota. Berdasarkan hasil analisis konsep maka dapat
disusun suatu rancangan program yang sesuai untuk menangani permasalahan
permukiman kumuh di Kelurahan Meranti Pandak.
Gambaran
Kerangka Berpikir
Latar Belakang
  Masalah permukiman kumuh di pusat kota
 Kurang terpeliharanya kebersihan lingkungan kawasan
menyebabkan kawasan terlihat kumuh, kotor, tidak sehat dan
 tidak nyaman lagi untuk dijadikan tempat hunian yang layak.
 Banyaknya jiwa yang menempati kawasan

Permasalahan
 Kondisi rumah yang kurang layak Rumusan Masalah
 Jalan lingkungan tidak layak Bagaimana model penanganankawasan
 Kepadatan tinggi permukiman kumuh di pusat kota (Kelurahan
 Rawan kebakaran Meranti Pandak)
 Prasarana dan fasilitas lingkungan
 masih kurang
 Kurangnya pemeliharaan lingkungan
INPUT

Survei di kawasan
  Survey primer
 Survey sekunder

Teori konsep penanganan


Rencana Kajian
kawasan permukiman
 Mengidentifikasi kondisi kawasan
kumuh
 Merancang alternative penanganan
permukiman kumuh melalui analisis
model/konsep yang sesuai dengan kondisi Deliniasi kawasan studi
kawasan setempat

Metode Analisis
 Deskriptif
  Overlay
- Aspek fisik
- Aspek sarana dan prasarana
- Aspek penduduk PROSES
- Aspek ekonomi

Analisis Tingkat Kekumuhan


Kawasan Permukiman Kumuh di
Kelurahan

Konsep penanganan kawasan permukiman


kumuh di Kelurahan
Kesimpulan dan
Rekomendasi
 Model KIP
 Model Peremajaan Kota
OUTPUT
1.9. Tenaga Ahli/ Tenaga Pendukung dan Peralatan yang dibutuhkan

Tim dan Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini meliputi:

I. TENAGA AHLI
1. Ketua Tim (Team Leader), bertugas memimpin tim, bertanggung jawab atas
koordinasi tim serta integrator hasil identifikasi masalah, pengukuran
kebutuhan dan pemetaan PSU
2. Tenaga Ahli Geodesi , bertugas membuat desain database.
3. Tenaga Ahli Sipil, bertugas menghitung, menggambar dan menyesuaikan
kebutuhan PSU sesuai dengan standar Teknis yang berlaku dan dapat
diaplikasikan dalam pembangunan/penyediaan.
4. Tenaga Ahli Geografi/Spasial/GIS menyiapkan pemetaan digital yang
dibutuhkan dalam perencanaan.

II. TENAGA PENDUKUNG


1. Tenaga Operator Komputer/Entri data, bertugas melakukan pengelolaan data
primer hasil survey dan proses pengalihan data manual ke database.
2. Tenaga Administrasi, bertugas Menyusun dan menyiapkan segala keperluan
administrasi kantor dalam pelaksanaan pekerjaan
3. Tenaga Surveyor, bertugas melakukan survey dan pendataan lokasi eksisting
PSU perumahan dan Kawasan permukiman

III. PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam melakukan kajian ini terdiri dari alat ukur
dan alat pemetaan, laptop, infokus serta alat lainnya yang dibutuhkan.

1.10. Laporan dan Sistem Pembahasan

Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat dalam rangkap 5 (Lima) dalam bahasa


Indonesia, meliputi:

1. Laporan Awal, berisi :


a. Metodologi/Rencana pelaksanaan pekerjaan;
b. Alokasi Tim Ahli dan tenaga pendukung lainnya;
c. Jadwal kegiatan penyedia jasa.
d. Pemahaman dan kerangka pikir penyedia jasa
e. Laporan hasil survey
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan, dengan rincian sebanyak :
 6 (Enam) buku untuk pembahasan dengan tim teknis
 6 (Enam) buku Laporan Pendahuluan yang diserahkan kepada pengguna jasa.

2. Laporan Antara, berisi:


a. Kompilasi Data
b. Pengolahan Data serta analisanya secata terstruktur
c. Hasil perumusan Analisa dilengkapi dengan peta
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 21 (dua puluh sati) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan, dengan rincian sebanyak :
 6 (Enam) buku untuk pembahasan dengan tim teknis
 6 (Enam) buku Laporan Antara yang diserahkan kepada pengguna jasa.

3. Laporan Akhir, berisi :


a. Penyempurnaan dari Laporan antara.
b. Rencana Akhir pembangunan infrastukrut terintegrasi pada Kawasan,
arahan penyediaan PSU terintegrasi.
c. Gambar Rencana, RAB dan jenis infrastuktur yang dibutuhkan berserta Peta
analog dan digital.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 45 (Empat Puluh Lima) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan.
 6 (Enam) buku untuk pembahasan dengan tim teknis
 6 (Enam) buku Laporan Akhir yang diserahkan kepada pengguna jasa.
 Album Peta A3 sebanyak 6 set berwarna
 Album Gambar/DED sebanyak 6 Set
 Soft Copy dalam SSD External sebanyak 1 buah.
 Materi Paparan dalam format perentasi yang terdiri dari tulisan, narasi,
gambar/peta sebanyak 6 eksmpelar.
1.11. Jadwal Pelaksanaan

Pekerjaan ini dilaksanakan dalam waktu 45 (Empat Puluh lima) hari


kalender. Jadwal pelaksanaan (time schedule) pekerjaan sebagaimana terlampir

BULAN I BULAN II
NO TAHAPAN URAIAN MINGGU MINGGU
3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyusunan Rencana (Pendataan,
Analisis dan Perumusan)
3 Penyusunan Laporan Pendahuluan

4 Penyusunan Laporan Antara

5 Penyusunan Laporan Draft Akhir


6 Pembahasan Bersama Tim Teknis
7 Penyampaian Laporan Akhir , Dokumentasi,
Album Peta, eksekutif Summary dan Soft
Copy
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

2.1. Data Wilayah


A. Provinsi Riau
Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru berada di
Wilayah Provinsi Riau, hal ini dapat dilihat pada Peta Provinsi Riau seperti pada
gambar berikut ini :

PETA PROVINSI RIAU

B. Kota Pekanbaru
Kelurahan Meranti Pandak berada ± 16,80 KM dari Pusat Pemerintahan kota
Pekanbaru, dapat dilalui ditempuh dengan kendaran darat sekitar ± 25-30 Menit
melalui jembatan Siak 3, dan dapat juga melalui kendaraan air menyeberangi
Sungai Siak, seperti sampan atau kendaraan air lainnya.
PETA KOTA PEKANBARU

C. Kecamatan Rumbai
Kelurahan Meranti Pandak berada ± 1,00 KM dari Pusat Kecamatan Rumbai
Pesisir, dapat ditempuh dengan kendaran darat sekitar ± 5 - 10 Menit melalui
jalan Aspal.

PETA KECAMATAN RUMBAI


C. Kelurahan Meranti Pandak
Kelurahan Meranti Pandak dengan luas ± 3,88 KM2, dihuni oleh
masyarakat dari bermacam suku dan agama, jumlah penduduk diperkirakan ±
13.201 Jiwa yang tersebar di 13 RW dan 54 RT. Sebagian besar penduduk
adalah pribumi, namun tidak sedikit juga yang merupakan pendatang.
Kelurahan Meranti Pandak merupakan kawasan strategis dengan
beberapa poin penting yaitu :
 kelurahan ini akan menjadi kawasan pengembangan pusat bisnis kota
 kawasan waterfront city
 kawasan akan diarahkan untuk menjadi ruang terbuka hijau skala kota
 berseberangan dengan pusat perdagangan kawasan pasar pusat
 pemersatu sub kawasan

1. Batas Wilayah
Secara geografis Kelurahan Meranti Pandak berbatasan dengan :

● Sebelah utara : berbatasan dengan Kelurahan Limbungan Baru


● Sebelah selatan : berbatasan dengan Sungai Siak
● Sebelah timur : berbatasan dengan Kelurahan Limbungan
● Sebelah barat : berbatasan dengan Kelurahan Sri Meranti

PETA KELURAHAN MERANTI PANDAK


2. Guna Lahan
Luas lahan terbangun (built-up areas) sekitar 24% dari luas wilayah kota dan
dimanfaatkan sebagai kawasan perumahan (sekitar 73% dari luas areal
terbangun), pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri, militer,
bandara, dan lain-lain. Areal belum terbangun (non- built up areas) adalah
sekitar 76% dari luas wilayah kota saat ini yang merupakan kawasan lindung,
perkebunan, semak belukar, dan hutan. Areal ini sebagian besar terdapat di
wilayah utara kota (Rumbai dan Rumbai Pesisir) Tenayan Raya dan sekitarnya.
Jenis Penggunaan lahan tersebut seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Lahan di Kota Pekanbaru
No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)

A. Lahan Terbangun (Built Up Areas)

1 Kawasan Perumahan 10.914,44


2 Kawasan Pemerintahan 100,23
3 Kawasan Pendidikan 282,3
4 Kawasan Perdagangan 666,07
5 Kawasan Industri 1.794,94
6 Militer 134,93
7 Bandara 276
8 Lain - Lain 723,07
14891,98
Jumlah
B. Lahan Tidak Terbangun ( Non-Built Up Areas)
1 Kawasan Lindung 2.605,75
2 Kawasan Perkebunan 18.372,33
3 Kawasan Semak Belukar 24.733,49
4 Hutan 2.622,45
Jumlah 48.334,02
Jumlah Total 63226,0
Sumber : RTRW Kota Pekabaru (revisi)

3. Kependudukan
Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kecamatan Rumbai mencapai 99.363 jiwa.
Sedangkan kepadatan penduduknya mencapai 1.606 jiwa/km2, dengan
Kelurahan Sri Meranti menjadi kelurahan dengan kepadatan penduduk tertinggi
yaitu sebesar 2.661 jiwa/km2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Rumbai
Kartu
Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Keluarga
Umban Sari 5.551 9.625 9.487 19.112
Palas 3.204 6.376 5.963 12.339
Sri Meranti 6.921 12.650 12.205 24.855
Meranti Pandak 3.803 6.695 6.506 13.201
Lembah Damai 2.492 4.263 4.218 8.481
Limbungan Baru 2.492 10.639 10.736 21.375
24.463 50.248 49.115 99.363
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pekanbaru

4. Perekonomian, Sosial Budaya


Sebagai salah satu indikator ekonomi makro, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dapat menggambarkan produktivitas perekonomian suatu daerah pada
tahun tertentu. Pada tahun 2014 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Pekanbaru berdasarkan harga berlaku mencapai 83,66 triliun rupiah
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
74,43 triliun rupiah. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
berdasarkan harga konstan mencapai 57,61 triliun rupiah. Adapun sektor yang
paling berkonstribusi dalam perekonomian Kota Pekanbaru adalah sektor
kontruksi. Perekonomian Kota Pekanbaru pada tahun 2015 mengalami
percepatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar
6,79% dari semua sektor yang ada sektor kontruksi yang mengalami
pertumbuhan tertinggi.

Pekanbaru merupakan salah satu kawasan berkembang dan berstatus sebagai


ibukota provinsi sehingga menjadikan wilayah ini sebagai wilayah yang
potensial. Berdasarkan kontribusi kabupaten / kota dalam pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau, bahwa Kota Pekanbaru
memberikan kontribusi ke-4 terbesar yakni 12,83 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan Kota Pekanbaru lebih cepat di bandingkan
dengan 10 Kabupten/ Kota lainnya di Provinsi Riau.

Adapun permasalahan yang ada di kelurahan Meranti Pandak antara lain :


- Kurangnya modal untuk membuka usaha baru yang lebih baik.
- Tidak adanya kelompok usaha untuk memcahkan masalah bersama
- Sulitnya mendapatkan modal
- Warga miskin terjerat hutang
Adapun permasalahan sosial budaya yang ada di Kelurahan Meranti Pandak
umumnya berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia hususnya
untuk masyarakat miskin antara lain :

- Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, ada anak yang malas


melanjutkan sekolah karena ingin cepat punya penghasilan.
- Rendahnya pengetahuan dan keterampilan/skill yang dimiliki masyarakat
miskin.
- Masalah pengangguran karena sulitnya memperoleh pekerjaan dengan
kemampuan yang pas-pasan.
- Masih adanya yatim piatu dan jompo yang kurang mendapatkan perhatian.
- Masih terdapat anak-anak yang pendidikannya rendah karena tidak
memiliki modal dan putus sekolah.
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kehidupan lingkungan yang bersih.

5. Fasilitas Umum dan Sosial


a. Pendidikan
Ketersedian fasilitas pendidikan yang memadai baik dari segi sarana
maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mudu
pendidikan dalam suatu wilayah. Adapun dibawah ini adalah tabel kondisi
eksisting dari ketersediaan sarana pendidikan yang ada di Kota Pekanbaru.
Tabel 2.3 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Pekanbaru
Sumber : Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan Tahun 2017

Sekolah ( Unit)
No. Kecamatan
TK SD SMP SMA SMK
1 Tampan 76 50 10 9 17
2 Payung Sekaki 34 24 5 7 6
3 Bukit Raya 30 24 1 5 5
4 Marpoyan Damai 47 36 5 7 9
5 Tenayan Raya 38 35 2 6 7
6 Lima Puluh 17 21 5 4 1
7 Sail 6 8 2 4 4
8 Pekanbaru Kota 9 10 5 1
9 Sukajadi 18 26 2 4 4
10 Senapelan 23 16 5 4 3
11 Rumbai 16 17 2 2 1
12 Rumbai Pesisir 21 24 5 5 1
Jumlah 335 291 49 58 58
b. Kesehatan
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.
Apabila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik, maka
kesejahteraan masyarakat secara langsung akan meningkat. Selain itu,
pembangunan kesehatan juga harus memperhatikan kualitas yang
ditinjau dari segi ketersediaan fasilitas kesehatan dengan menciptakan
akses pelayanan kesehatan dasar yang di dukung oleh sumber daya yang
memadai. Adapun Tabel di bawah ini tentang ketersediaan kesehatan
yang terdapat di Kota Pekanbaru.

Tabel 2.4 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Pekanbaru

Sarana Kesehatan (Unit)


No Kecamatan Rumahsakit/
Klinik Bersalin Puskesmas Posyandu
1 Tampan 41 7 3 78
2 Payung Sekaki 15 1 1 38
3 Bukit Raya 15 1 1 58
4 Marpoyan Damai 30 8 2 75
5 Tenayan Raya 10 - 2 88
6 Lima Puluh 9 1 1 30
7 Sail 5 3 1 23
8 Pekanbaru Kota 8 3 1 33
9 Sukajadi 11 3 2 46
10 Senapelan 10 2 1 37
11 Rumbai 8 - 3 48
12 Rumbai Pesisir 12 1 2 69
Jumlah 174 30 20 623

Sumber : Kota Pekanbaru Dalam Angka 2017

c. Peribadahan
Tabel dibawah ini memperlihatkan kondisi eksisting sarana peribadahan yang ada di
Kota Pekanbaru.
Tabel 2.5 Jumlah Sarana Peribadahan di Kota Pekanbaru

Peribadahan (Unit)

No Kecamatan

Masjid Mushola Gereja Vihara Kelenteng


(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
1 Tampan 170 67 20 2 -
2 Payung Sekaki 42 30 14 9 -
3 Bukit Raya 69 70 10 2 -
4 Marpoyan Damai 115 35 15 - 1
5 Tenayan Raya 112 135 25 - -
6 Lima Puluh 23 16 11 3 -
7 Sail 17 7 10 - -
8 Pekanbaru Kota 21 12 13 - -
9 Sukajadi 37 16 15 2 -
10 Senapelan 22 20 12 - -
11 Rumbai 38 39 26 1 -
12 Rumbai Pesisir 50 45 15 - -
Jumlah 716 492 186 19 1

Sumber : Kota Pekanbaru Dalam Angka 2017

2.2. Profil Permukiman Kumuh


Kelurahan Meranti Pandak merupakan salah satu Kelurahan yang
termasuk dalam SK Kumuh Walikota Pekanbaru. Delineasi kumuh wilayah
kajian sebagaimana di detailkan pada table berikut.
Luas
No Kelurahan Lokasi Keterangan
(Ha)
1 Meranti Pandak RT003-RW003 1 Kumuh Sedang
2 Meranti Pandak RT004-RW003 0,99 Kumuh Sedang
3 Meranti Pandak RT005-RW003 1,24 Kumuh Sedang
4 Meranti Pandak RT003-RW004 1,27 Kumuh Ringan
PETA DELINEASI PERENCANAAN KELURAHAN MERANTI PANDAK
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tahap Persiapan


Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali
lingkup pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahan yang ada dari
data sekunder. Persiapan pelaksanaan pekerjaan diantaranya :
 Berkoordinasi dengan pihak Pemberi Kerja terkait maksud dan tujuan dari
pelaksanaan pekerjaan, mendapatkan pengarahan dan petunjuk mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan hal-hal yang perlu diketahui untuk
pelaksanaan pekerjaan tersbut.
 Menyiapkan data yang digunakan untuk pelaksanaan survey
 Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang disediakan
 Penyediaan peralatan yang akan digunakan pada saat survey lapangan

3.2 Tahap Pengumpulan Data


Studi ini dilakukan ke dalam beberapa tahap yaitu pengumpulan data,
pengolahan data awal, analisis dan pembuatan kesimpulan. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara:
1. Studi kepustakaan, mempelajari bahan-bahan bacaan berupa data-data
tentang wilayah kajian, perizinan, Undang-undang, artikel dari internet
yang ditinjau dari penanganan kawasan kumuh dipusat kota.
2. Survey sekunder dengan mencari data dari instansi-instansi yang ada,
yang berhubungan dengan hal yang dikaji.
3. Survey primer, data yang dapat langsung diperoleh dari sumber-sumber
data yang ada. Cara untuk mendapatkan data primer adalah sebagai
berikut:
● Observasi Lapangan dan Dokumentasi

Observasi lapangan dilakukan dalam rangka pengamatan wilayah


yang dipandang dari berbagai segi kegiatan seperti data lokasi,
dimensi, titik koordinat serta kondisi lokasi kajian terkait dengan
indikator kumuh. hal ini dimaksudkan untuk membandingkan
antara output yang dihasilkan oleh rencana tata ruang dengan
keadaan sebenarnya dilapangan. Sedangkan dokumentasi dilakukan
dengan cara pemotretan baik dengan metode pemotretan darat
maupun dengan pemotretan udara, dengan maksud untuk
memperlihatkan kondisi eksisting di wilayah tersebut.
● Wawancara/tanya jawab
Wawancara/tanya jawab dilakukan terhadap responden yang dianggap
dapat mewakili kelompoknya baik formal maupun informal, yang
diarahkan untuk mengetahui lebih dalam mengenai informasi yang
tidak terdapat dalam literatur yang terdapat pada instansi.

3.3 Tahap Analisis data


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis yaitu untuk mengukur secara cermat terhadap fenomena sosial
tertentu dengan melakukan penghimpunan fakta tetapi tidak melakukan
hipotesa. Selanjutnya secara harfiah, bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

4.
Analisis dilakukan berkaitan dengan tujuan penelitian antara lain
melakukan analisis dan interpretasi dari deskripsi data tentang kondisi fisik,
(pola penggunaan ruang, keadaan prasarana dan sarana, sosial ekonomi serta
budaya) yang dikaitkan dengan kriteria permukiman kumuh. Analisis dan
interpretasi dari deskripsi data yang diperoleh di lapangan dan kajian pustaka,
kemudian dikaitkan dengan model penanganan kawasan permukiman kumuh
dan merumuskan model penanganan yang sesuai untuk diterapkan pada
kawasan studi.

3.4 Tahap Perencanaan Teknis


Tahap perencanaan teknis merupakan kegiatan penyusunan dokumen
perencanaan yang meliputi penyusunan rencana kegiatan awal serta
pengembangannya untuk seluruh komponen kegiatan mulai dari penyediaan
rumah layak huni, prasana, sarana dan utilitas umum yang terintegrasi dengan
memperhatikan potensi dan masalah pada lokasi, sehingga diharapkan
perencanaan dapat disusun secara akurat dan dapat diimplementasikan.
Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
a. Penyusunan peta kawasan/ site plan
b. Rencana rinci pola penanganan kumuh
c. Daftar rencana komponen infrastruktur
d. Konsep dan DED

3.5 Tahap Penyusunan Laporan


Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan
laporan mulai dari laporan pendahuluan, antara dan akhir yang meliputi :
a. Pelaksanaan diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan
laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir dengan melibatkan
berbagai instansi terkait
b. Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan merupakan gambaran
hasil rumusan dan analisis data/ informasi yang diperoleh dari pelaksanaan
survey, FGD dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama
tim teknis dan pihak terkait lainnya.
c. Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi dokumen profil
perencanaan
d. Menyusun dokumen perencanaan dan DED masing-masing komponen
infrastruktur. Kegiatan ini dilaksanakan setelah seluruh rencana teknis
pembangunan prasarana dan sarana dasar telah dirancang dan
digambarkan secara rinci. Sasaran akhir dari pekerjaan ini adalah
menghasilkan dokumen perencanaan lengkap yang dapat dijadikan acuan
bagi proses pembangunan. Pada tahapan ini ada lima kegiatan yang
dilakukan yaitu pembuatan gambar, penyusunan spesifikasi teknis,
penyusunan bill of quantity, penyusunan rencana anggaran biaya, serta
penyusunan jadwal dan pentahapan pembangunan.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Minggu Ke
No Kegiatan
I II III IV V VI
I TAHAP PERSIAPAN
1 Pemantapan Kerangka Acuan Kerja dan rencana kegiatan
2 Pengumpulan referensi dan studi literature
3 Penyiapan perlengkapan survey (peta, list data, form wawancara)
II TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
1 Survey pendahuluan dan lanjutan (primer dan sekunder)
2 Penelitian lapangan
3 Kompilasi data
III TAHAP ANALISIS
1 Analisis hasil pengukuran dan penggambaran peta topografi
2 Analisis dan sinkronisasi wilayah kawasan cenderung kumuh
3 Analisis arsitektur kontekstual
4 Analisis program aktivitas dan program ruang
5 Analisis perancangan arsitektur
6 Analisis perencanaan tapak
IV PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PERANCANGAN
1 Perumusan alternative konsep dan desain
2 Penetapan konsep desain
3 Pengembangan konsep dan desain arsitektur dan struktur (DED)
V PELAPORAN
1 Laporan pendahuluan
2 Laporan antara
3 Laporan akhir
4 Laporan eksekutif summary
BAB IV
PENUTUP

Kesadaran masyarakat bermukim yang sehat, tertib dan teratur pada


umumnya masih rendah, maka dalam upaya meningkatkan kesadaran perlu
terus diupayakan penggalangan potensi masyarakat melalui proses
pemberdayaan. Upaya melembagakan penataan lingkungan permukiman
kumuh dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama perlu terus
ditumbuh kembangkan dengan mewujudkan perumahan yang layak dan
terjangkau pada lingkungan permukiman yang berkelanjutan, responsif yang
mendukung pengembangan jatidiri, produktivitas dan kemandirian
masyarakat. Untuk mendukung pencapaian lingkungan permukiman yang
responsif tersebut maka perlu langkah konkrit untuk mendayagunakan
potensi masyarakat melalui kegiatan peningkatan kualitas permukiman,
penerapan tata lingkungan permukiman, pengembangan perumahan yang
bertumpu kepada swadaya masyarakat, pembukaan akses kepada sumber
daya perumahan dan permukiman serta upaya-upaya pemberdayaan ekonomi
khususnya bagi golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.

Kondisi Kelurahan dengan masalah-masalah lingkungan sekarang ini


yang sarat dengan nilai sejarah dan pariwisata perlu dilakukan penataan
bangunan dan lingkungan dengan bertitik tolak pada struktur peruntukan
lahan, tata bangunan, akses/sirkulasi, ruang terbuka hijau, prasarana dan
utilitas lingkungan, pengelolaan persampahan dan tata kualitas lingkungan .
Dalam pengembangan Kelurahan Meranti Pandak yang direncanakan dengan
konsep Pendekatan Kultural dan Kearifan Masyarakat serta strategi
pengembangan yang diterapkan yaitu Pengembangan secara revitalisasi,
dimana pengembangan kawasan melalui cara pemugaran, konservasi
(pelestarian) lingkungan maupun penataan lingkungan.
LAMPIRAN
Penjelasan lapangan yang dihadiri oleh Kabid. Perkim Kota
Pekanbaru beserta tim, perwakilan konsultan dan tim KOTAKU

Pengambilan foto udara oleh tim konsultan didampingi oleh tokoh


masyarakat setempat

Anda mungkin juga menyukai