Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN telah ditetapkan 7

Kawasan Metropolitan di Indonesia sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan yang
diprioritaskan penangannya, salah satu metropolitan tersebut adalah Metropolitan Sarbagita
yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten
Tabanan. Metropolitan Sarbagita juga telah ditetapkan rencana tata ruangnya dengan Perpres
Nomor 45 Tahun 2011 dan kemudian direvisi dengan Perpres 51 Tahun 2014. Sementara itu
Kawasan Perkotaan Yogyakarta dalam PP RTRWN ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa
provinsi.
Di dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 20152019 ditetapkan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai acuan bagi keterpaduan
rencana dan sinkronisasi program infrastruktur PUPR, dimana di dalam WPS terdapat antara
lain kawasan perkotaan termasuk juga kawasan metropolitan yang ditetapkan dalam RTRWN
dan metropolitan baru yang ditetapkan RPJMN 2015-2019.
Perkembangan fisik kawasan metropolitan di Indonesia saat ini bersifat ekstensifikasi
meluas secara horisontal (sprawl) ke kawasan pinggiran, dan konversi lahan hijau yang tinggi
sebagai akibat intensifnya lahan terbangun, sehingga ruang untuk masyarakat berinteraksi
sosial menjadi terbatas akibat kurangnya ketersediaan lahan untuk ruang terbuka. Untuk

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

mengatasi permasalahan kurangnya ketersediaan lahan dan efisiensi penyediaan infrastruktur


maka rencana pengembangan metropolitan di Indonesia perlu dikembangkan secara kompak
dan cerdas, antara lain dengan menganut 10 principles of smart growth.
Rencana Pengembangan untuk Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta telah
disusun pada tahun 2015, dimana dalam rencana tersebut telah diidentifikasi kawasan-kawasan
prioritas yang perlu dikembangkan untuk dapat mengoptimalkan peran keduqa metropolitan
tersebut.
Selanjutnya perlu disusun Studi Kelayakan Infrastruktur serta Pra Desain pada Kawasan
Prioritas di metropolitan. Pada kegiatan ini, untuk Metropolitan Sarbagita disusun studi
kelayakan infrastruktur dan Pra Desain pada Kawasan Ubud, sedangkan untuk Yogyakarta
disusun pada Kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM).

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah agar Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan

dapat diimplementasikan melalui dukungan infrastruktur PUPR dan pengembangan kawasan


prioritas. Studi Kelayakan Infrastruktur dan Pra Desain Kawasan Prioritas ini agar menjadi
acuan bagi sektor PUPR untuk mengarahkan pertumbuhan kotanya dan mengembangkan
Kawasan Prioritas di Sarbagita dan Yogyakarta secara terpadu.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun skenario penataan kota menuju kota yang
cerdas dan kompak, menyusun dukungan pembangunan infrastruktur PUPR, serta studi
kelayakan infrastruktur dan pra desain pada Kawasan Prioritas Ubud di Sarbagita dan Kawasan
Terpadu Kampus UGM dan RSUP Dr. Sardjito di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.

1.3.

SASARAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah:


1. Tersusunnya skenario dan kebijakan penataan kawasan perkotaan dan strategi peningkatan
key performance index (KPI) untuk meningkatkan kapasitas pertumbuhan dan livability
(kenyamanan, keamanan, keberlanjutan, dan produktifitas) kota;
2. Tersusunnya dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan sasaran
butir-1 di atas di Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Kawasan Perkotaan Yogyakarta; dan
3. Tersusunnya Studi Kelayakan dan Pra Desain pada Kawasan Prioritas di Kawasan Prioritas

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Ubud di Sarbagita dan Kawasan Terpadu Kampus UGM dan RSUP Dr. Sardjito di Kawasan
Perkotaan Yogyakarta.

1.4.

DASAR HUKUM

Referensi Hukum dalam melaksanakan pekerjaan ini sekurang-kurangnya merujuk pada :


1.4.1. Kebijakan Nasional
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pangairan, beserta peraturan
pelaksanaannya;
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, beserta peraturan
pelaksanaannya;
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;
d. Undang-Undang

Nomor

38

Tahun

2004

tentang

Jalan,

beserta

peraturan

pelaksanaannya;
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan pelaksanaannya;
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, beserta peraturan
pelaksanaannya;
g. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, beserta
peraturan pelaksanaannya;
h. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
beserta peraturan pelaksanaannya;
i. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, beserta peraturan
pelaksanaannya; dan
j. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, beserta
peraturan pelaksanaannya.
1.4.2. Kebijakan Rencana Tata Ruang
Kebijakan tata ruang jangka panjang 20 tahun terkait pengembangan perkotaan
(fungsi), struktur ruang dan pola ruang yang terkait dengan fungsi kawasan perkotaan,
rencana struktur ruang, strategi operasionalisasi perwujudan, serta kawasan strategis
diamanatkan dalam:

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

a.

Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa
Bali;

b.

Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 juncto Perpres Nomor 45 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
(Sarbagita);

c.

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta);

d.

Perda No. 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar
Tahun 2011-2031;

e.

Perda No. 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Badung Tahun 2013-2033;

f.

Perda No. 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Gianyar Tahun 2012-2032;

g.

Perda No. 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Tabanan Tahun 2011-2031;

h.

Peraturan tata ruang terkait lainnya

1.4.3. Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah (5 Tahun)


a. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019; dan
b. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Provinsi Bali Tahun 2013-2018;
1.4.4. Kebijakan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019
b. Jalan dan Jembatan

Keputusan

Menteri

Pekerjaan

Umum

dan

Perumahan

Rakyat

Nomor

290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan


Nasional

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Keputusan

Menteri

Pekerjaan

Umum

dan

Perumahan

Rakyat

Nomor

248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer


Menurut Fungsinya sebagai Jalan Primer (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1)

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana


Umum Jaringan Jalan Nasional beserta perubahannya sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 92/KPTS/M/2011
tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional

c. Sumber Daya Air

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015


tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 293/KPTS/M/2014 tentang Penetapan


Status Daerah Irigasi yang Pengelolannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

d. Infrastruktur Permukiman

Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum

1.4.5. Kebijakan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Perhubungan


a. Perhubungan

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan


Sistem Logistik Nasional

Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019

b. Bandar Udara

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan


Kebandarudaraan Nasional

Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masingmasing bandar udara

c. Pelabuhan Laut

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan


Rencana Induk Pelabuhan Nasional

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masingmasing Pelabuhan

d. Perkeretaapian

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk


Perkeretaapian Nasional

e. Pelabuhan Perikanan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/KEPMEN-KP/2014 tentang


Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional

Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019

1.4.6. Kebijakan Kawasan Strategis


a. Kawasan Industri

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan


Industri Nasional Tahun 2015-2035

Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019

b. Kawasan Pariwisata

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan


Kepariwisataan Nasional

1.5.

Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019

RUANG LINGKUP

1.5.1. Lingkup Wilayah


Lingkup Wilayah kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain pada Kawasan
Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta yaitu :
1. Lingkup wilayah kajian regional yang meliputi kedua kawasan Metropolitan yakni di WPS
Pusat

Pertumbuhan

Terpadu

Gilimanuk-Denpasar-Padang

Bay

dan

WPS

Pusat

Pertumbuhan Terpadu Yogyakarta-Solo-Semarang serta sistem perkotaan di WPS tersebut,


serta kajian regional arahan pengembangan pada Kota Negara dan Kota Magelang.
2. Penataan kawasan perkotaan di dalam Kawasan Metropolitan Sarbagita (DenpasarBadung-Gianyar-Tabanan) dan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Kota Yogyakarta, Kota

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Sleman, Kota Bantul, Kota Wates, Kota Wonosari, Kabupaten Sleman, Kabupaten
Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul).
3. Dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan peningkatan kapasitas
pertumbuhan dan livability (kenyamanan, keamanan, keberlanjutan, dan produktifitas) kota
di Metropolitan Sarbagita dan Perkotaan Yogyakarta pada kawasan penanganan prioritas
dengan luas sekurang-kurangnya 500 ha.
4. Fokus kegiatan ini adalah di Kawasan Prioritas Ubud pada Kawasan Metropolitan Sarbagita
dan Kawasan UGM pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta dengan luasan sekurangkurangnya 40 ha.
1.5.2.

Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini meliputi :


A. Persiapan dan Organisasi Kerja
1. Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung;
2. Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praksis di Indonesia atau negara lain
yang berhasil terkait pengembangan kawasan perkotaan/kota baru khususnya bidang
perencanaan infrastruktur wilayah dan perkotaan;
3. Review terhadap kebijakan pengembangan kawasan perkotaan serta pembangunan
infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan dan rencana tata ruang baik nasional,
pulau/kepulauan, provinsi, kabupaten/kota serta kebijakan sektoral seperti SPPIP,
RPKPP, RPI2JM, Pola PSDA, Rencana PSDA;
4. Identifikasi stakeholder pusat dan daerah terkait;
5. Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan;
6. Penyusunan peta dasar;
7. Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan;
8. Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat survei;
9. Penyusunan rencana kerja dan jadwal rinci mingguan pelaksanaan pekerjaan;
10. Kick Off Pra FS dan Pra Desain Kawasan; dan
11. Pembahasan Laporan Pendahuluan.
B. Pengumpulan Data

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

1. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat, khususnya terkait dengan bidang


infrastruktur dan kawasan strategis sekurang-kurangnya di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat beserta balai-balainya, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pariwisata, dll;
2. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Daerah baik provinsi, kabupaten/kota terkait;
3. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur; dan
4. Koordinasi Isu Strategis Pengembangan Kawasan
C. Penyusunan skenario dan kebijakan penataan kawasan perkotaan dan strategi
peningkatan key performance index (KPI)
Penyusunan skenario dan kebijakan penataan kawasan perkotaan dan strategi peningkatan
key performance index (KPI) untuk meningkatkan kapasitas pertumbuhan dan livability
(kenyamanan, keamanan, keberlanjutan, dan produktifitas) kota, yang sekurang-kurangnya
terdiri dari:
1. Kajian perumusan issu dan masalah pada kawasan perkotaan untuk meningkatkan daya
dukung dan daya tampung kawasan perkotaan sebagai upaya menekan laju urban
sprawl;
2. Kajian kebijakan, teori dan lesson learned terkait penyusunan key performance index
(KPI) dan target bidang infrastruktur PUPR dan ruang terbuka hijau;
3. Perumusan Key Performance Indicators (KPI) untuk infrastruktur dan rencana
pengembangan (development plan) kawasan perkotaan untuk kondisi infrastruktur,
kondisi fisik, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan kondisi lingkungan untuk kondisi saat
ini dan kondisi di masa mendatang yang lebih berorientasi kepada output dan outcome
dengan indikator sekurang-kurangnya :
No

Bidang

Sumber
Daya Air

Jalan

Infrastruktur
Permukiman

Indikator

Satuan

Tingkat Dukungan Kedaulatan Pangan dan Ketahanan Energi


Tingkat Dukungan Ketahanan Air Nasional
Persentase Ketersediaan Air Baku Per Kapita
Tingkat Konektivitas Jalan Nasional
Tingkat Kemantapan Jalan Nasional
Presentase Luas Jalan Dibanding Luas Wilayah Perkotaan
Presentase Peningkatan Cakupan Pelayanan Akses Air
Minum
Presentase Penurunan Luasan Permukiman Kumuh

%
%
%
%
%
%
%
%

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Perumahan

Perkotaan
Presentase Peningkatan Cakupan Pelayanan Akses Sanitasi
Presentase Luasan Ruang Terbuka Hijau
Presentase Penurunan Kekurangan Tempat Tinggal (Backlog)
Berdasarkan Perspektif Menghuni
Presentase Penurunan Rumah Tidak Layak Huni

%
%
%
%

4. Penyusunan skenario dan kebijakan penataan kawasan perkotaan dan strategi


peningkatan key performance index (KPI) pada kawasan perkotaan di Metropolitan
Sarbagita dan Yogyakarta dalam bentuk program dan kegiatan infrastruktur PUPR
tahunan untuk meningkatkan kapasitas pertumbuhan dan livability (kenyamanan,
keamanan, keberlanjutan, dan produktifitas) kota.
5. Penyusunan

Strategi

Keterpaduan

Pengembangan

Kawasan

dan

Infrastruktur,

sekurang-kurangnya meliputi:

Prioritisasi dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan infrastruktur;

Keterpaduan antarsektor;

Keterpaduan antara pusat dan daerah dan antardaerah;

Skema pembiayaan; dan

Kelembagaan.

D. Penyusunan Program Infrastruktur Kawasan


Penyusunan dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan untuk
meningkatkan

kapasitas

pertumbuhan

dan

livability

(kenyamanan,

keamanan,

keberlanjutan, dan produktifitas) kota, yang sekurang-kurangnya terdiri dari:


1. Review keterkaitan sistem perkotaan di WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu GilimanukDenpasar-Padang Bay dan WPS WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Yogyakarta-SoloSemarang terhadap Metropolitan Sarbagita dan Perkotaan Yogyakarta, diikuti dengan
mengkaji rencana pengembangan pada Kota Negara dan Kota Magelang;
2. Perumusan isu kawasan perkotaan terkait pencapaian kota yang kompak dan
pembangunan berkesinambungan pada pusat kota, penjabaran mengenai kondisi
eksisting terkait isu;
3. Penetapan daftar kawasan penanganan prioritas dalam penanganan isu kawasan
perkotaan terkait pencapaian kota yang kompak dan pembangunan berkesinambungan

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

pada pusat kota pada dua kawasan penanganan prioritas di setiap metropolitan dengan
luas sekurang-kurangnya 500 ha;
4. Analisis kebutuhan ruang kawasan prioritas;
5. Analisis perumahan dan permukiman;
6. Analisis transportasi;
7. Analisis kebutuhan air baku dan air bersih;
8. Analisis kebutuhan pengelolaan persampahan dan air limbah;
9. Analisis drainase dan pengendalian banjir;
10. Analisis pembiayaan;
11. Analisis-analisis lain disesuaikan dengan tema kawasan prioritas; dan
12. Penyusunan konsepsi dan kebutuhan penataan kawasan penanganan prioritas dalam
bentuk ultimate pengembangan kawasan penanganan prioritas;
13. Penyusunan program dan kegiatan pada kawasan penanganan prioritas dengan
berkoordinasi bersama sektor PUPR dan pemerintah daerah;
14. Penyusuna kajian kelayakan investasi meliputi komponen investasi, tahapan, biaya dan
pelaku investasi;
15. Penyusunan peta kawasan dengan ketelitian 1:10.000 - 1:5000;
16. Penyusunan model kawasan 3 dimensi digital selubung bangunan.
17. Koordinasi Penyusunan Rencana dan Program.
E. Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain
Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain pada pada Kawasan Prioritas Kawasan
Ubud, Kabupaten Gianyar di Sarbagita dan Kawasan Kampus UGM di Yogyakarta, yang
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Penyusunan studi kelayakan infrastruktur terpilih pada kawasan prioritas di Sarbagita
dan Yogyakarta yang meliputi Kajian sosial ekonomi yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Survei primer kawasan prioritas;
b) Penyajian hasil survei primer, kajian teknik (tanah, konstruksi, perumahan,
transpotasi, drainase, persampahan dsb);
c) Kajian

legal

(kesesuaian

tata ruang,

peraturan daerah

terkait

bangunan/

utilitas/pemanfaatan ruang dsb)


d) Studi Kelayakan dengan menilai Benefit Cost Ratio (BCR) dan Key Performance
Indicators (KPI) untuk aspek:

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Finansial, termasuk NPV, IRR, Payback Period, dsb;

Fisik dan Lahan;

Ekonomi;

Sosial; dan

Lingkungan.

e) Rencana Investasi dan Pembiayaan;

Kajian finansial/bussines plan (cost-benefit dan operasional, analisis pembiayaan


dari berbagai stakeholders, tidak hanya dari APBN/APBD)

Indikasi Biaya Pembangunan Kawasan yang dapat digunakan untuk menyiapkan


DED;

f)

Sumber Pembiayaan;

Tahapan Pembangunan; dan

Pola Kerja Sama Operasional Investasi.

Kebutuhan Business Plan;

Identifikasi kebutuhan business plan yang perlu dilakukan oleh sekurangkurangnya meliputi: manajemen perizinan, manajemen pertanahan, manajemen
perencanaan,
pengelolaan

manajemen
properti,

produksi,

manajemen

manajemen

penjualan,

manajemen

pengendalian/pengawasan,

manajemen

personalia, dan manajemen pembiayaan/pendanaan.


2. Tersusunnya Pra Desain pada Kawasan Prioritas Kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar di
Sarbagita dan Kawasan Kampus UGM di Yogyakarta;
a) Penetapan lokasi Kawasan Prioritas Kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar di
Sarbagita dan Kawasan Kampus UGM di Yogyakarta dengan luas sekurangkurangnya 40 ha;
b) Penyusunan konsep kawasan sekurang-kurangnya meliputi visi, tema, dan fungsi
kawasan
c) Penyusunan Program Bangunan dan Lingkungan

Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan (sosial kependudukan, prospek


ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal-design requirement:
KDB, KLB, KDH, Sempadan Jalan/Sungai/Pantai, KTB), daya dukung prasarana
dan fasilitas lingkungan, nilai historis kawasan);

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat; dan

Konsep Dasar Pra Desain Kawasan berdasarkan hasil analisis kawasan dan
wilayah perencanaan.

d) Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

Rencana Umum (struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata


bangunan, sistem sirkulasi dan jalur perhubung, sistem ruang terbuka dan tata
hijau, tata kualitas lingkungan, sistem prasarana dan utilitas lingkungan); dan

Rancangan 3 Dimensi tiap blok pengembangan dan eksisting sekitarnya, serta


simulasi rancangan tiga dimensional dengan kulit bangunan realistis, bentuk
bangunan dan public realm skalatis, ukuran proporsional dengan visualisasi bird
eye view dan human eye view dengan kualitas render dan montage maksimal
dengan ketelitian 1:1000 1:500.

e) workshop Konsepsi Pra Desain Kawasan


f)

1.6.

Seminar Akhir

KELUARAN

Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :


1. Dokumen strategi dan kebijakan pencapaian target KPI kawasan perkotaan di Metropolitan
Sarbagita dan Perkotaan Yogyakarta dalam bentuk program dan kegiatan infrastruktur
PUPR tahunan;
2. Dokumen dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan peningkatan
kapasitas pertumbuhan dan livability (kenyamanan, keamanan, keberlanjutan, dan
produktifitas) kota pada kawasan penanganan prioritas;
3. Dokumen Studi Kelayakan dan Pra Desain infrastruktur Kawasan Prioritas Kawasan Ubud,
Kabupaten Gianyar di Sarbagita dan Kawasan Kampus UGM di Yogyakarta; dan
4. Laporan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra-Desain Kawasan
Prioritas Pada Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta (proceeding).

1.7.

SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN


Sistematika laporan pendahuluan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra

Desain Kawasan Prioritas Pada Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta ini terdiri dari:

I-2

LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA

Bab I

Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan kegiatan,
sasaran kegiatan, dasar hukum, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup subtansi
serta sistematika penulisan.

Bab II

Batasan Tugas dan Kesepakatan Teknis Kegiatan


Pada bab ini berisi mengenai Batasan tugas dan kesepakatan teknis kegiatan
terkait dengan Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain Kawasan Prioritas
Pada Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta

Bab III

Pendekatan dan Metodologi


Pada bab ini menjabarkan mengenai pendekatan pelaksanaan kegiatan, metode
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Bab IV

Rencana Kerja dan Organisasi


Bab ini akan menjelaskan mengenai rencana kerja dan organisasi pekerjaan
Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain Kawasan Prioritas Pada Kawasan
Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta

Bab V

Inventarisasi dan Identifikasi Awal Perkembangan Kawasan Strategis


Bab ini akan menggambarkan inventarisasi kajian literature dan identifikasi awal
perkembangan kawasan strategis, identifikasi issue dan permasalahan kawasan
strategis metropolitan serta inventarisasi progress terkini terkait pembangunan
infrastruktur di kawasan strategis metropolitan.

Bab VI

Rencana Tindak Lanjut


Bab ini berisi mengenai rencana koordinasi antar stakeholder baik di pusat maupun
di daerah, survey dan pendekatan serta rencana penyiapan dan progress kegiatan
selanjutnya

I-2

Anda mungkin juga menyukai