PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN telah ditetapkan 7
Kawasan Metropolitan di Indonesia sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan yang
diprioritaskan penangannya, salah satu metropolitan tersebut adalah Metropolitan Sarbagita
yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten
Tabanan. Metropolitan Sarbagita juga telah ditetapkan rencana tata ruangnya dengan Perpres
Nomor 45 Tahun 2011 dan kemudian direvisi dengan Perpres 51 Tahun 2014. Sementara itu
Kawasan Perkotaan Yogyakarta dalam PP RTRWN ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa
provinsi.
Di dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 20152019 ditetapkan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) sebagai acuan bagi keterpaduan
rencana dan sinkronisasi program infrastruktur PUPR, dimana di dalam WPS terdapat antara
lain kawasan perkotaan termasuk juga kawasan metropolitan yang ditetapkan dalam RTRWN
dan metropolitan baru yang ditetapkan RPJMN 2015-2019.
Perkembangan fisik kawasan metropolitan di Indonesia saat ini bersifat ekstensifikasi
meluas secara horisontal (sprawl) ke kawasan pinggiran, dan konversi lahan hijau yang tinggi
sebagai akibat intensifnya lahan terbangun, sehingga ruang untuk masyarakat berinteraksi
sosial menjadi terbatas akibat kurangnya ketersediaan lahan untuk ruang terbuka. Untuk
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
1.2.
1.3.
SASARAN
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Ubud di Sarbagita dan Kawasan Terpadu Kampus UGM dan RSUP Dr. Sardjito di Kawasan
Perkotaan Yogyakarta.
1.4.
DASAR HUKUM
Nomor
38
Tahun
2004
tentang
Jalan,
beserta
peraturan
pelaksanaannya;
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan pelaksanaannya;
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, beserta peraturan
pelaksanaannya;
g. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, beserta
peraturan pelaksanaannya;
h. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
beserta peraturan pelaksanaannya;
i. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, beserta peraturan
pelaksanaannya; dan
j. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, beserta
peraturan pelaksanaannya.
1.4.2. Kebijakan Rencana Tata Ruang
Kebijakan tata ruang jangka panjang 20 tahun terkait pengembangan perkotaan
(fungsi), struktur ruang dan pola ruang yang terkait dengan fungsi kawasan perkotaan,
rencana struktur ruang, strategi operasionalisasi perwujudan, serta kawasan strategis
diamanatkan dalam:
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
a.
Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa
Bali;
b.
Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 juncto Perpres Nomor 45 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
(Sarbagita);
c.
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta);
d.
Perda No. 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar
Tahun 2011-2031;
e.
Perda No. 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Badung Tahun 2013-2033;
f.
Perda No. 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Gianyar Tahun 2012-2032;
g.
Perda No. 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Tabanan Tahun 2011-2031;
h.
Keputusan
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan
Rakyat
Nomor
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Keputusan
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan
Rakyat
Nomor
d. Infrastruktur Permukiman
Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum
b. Bandar Udara
Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masingmasing bandar udara
c. Pelabuhan Laut
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masingmasing Pelabuhan
d. Perkeretaapian
e. Pelabuhan Perikanan
b. Kawasan Pariwisata
1.5.
RUANG LINGKUP
Pertumbuhan
Terpadu
Gilimanuk-Denpasar-Padang
Bay
dan
WPS
Pusat
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Sleman, Kota Bantul, Kota Wates, Kota Wonosari, Kabupaten Sleman, Kabupaten
Kulonprogo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul).
3. Dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan peningkatan kapasitas
pertumbuhan dan livability (kenyamanan, keamanan, keberlanjutan, dan produktifitas) kota
di Metropolitan Sarbagita dan Perkotaan Yogyakarta pada kawasan penanganan prioritas
dengan luas sekurang-kurangnya 500 ha.
4. Fokus kegiatan ini adalah di Kawasan Prioritas Ubud pada Kawasan Metropolitan Sarbagita
dan Kawasan UGM pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta dengan luasan sekurangkurangnya 40 ha.
1.5.2.
Lingkup Kegiatan
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Bidang
Sumber
Daya Air
Jalan
Infrastruktur
Permukiman
Indikator
Satuan
%
%
%
%
%
%
%
%
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Perumahan
Perkotaan
Presentase Peningkatan Cakupan Pelayanan Akses Sanitasi
Presentase Luasan Ruang Terbuka Hijau
Presentase Penurunan Kekurangan Tempat Tinggal (Backlog)
Berdasarkan Perspektif Menghuni
Presentase Penurunan Rumah Tidak Layak Huni
%
%
%
%
Strategi
Keterpaduan
Pengembangan
Kawasan
dan
Infrastruktur,
sekurang-kurangnya meliputi:
Keterpaduan antarsektor;
Kelembagaan.
kapasitas
pertumbuhan
dan
livability
(kenyamanan,
keamanan,
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
pada pusat kota pada dua kawasan penanganan prioritas di setiap metropolitan dengan
luas sekurang-kurangnya 500 ha;
4. Analisis kebutuhan ruang kawasan prioritas;
5. Analisis perumahan dan permukiman;
6. Analisis transportasi;
7. Analisis kebutuhan air baku dan air bersih;
8. Analisis kebutuhan pengelolaan persampahan dan air limbah;
9. Analisis drainase dan pengendalian banjir;
10. Analisis pembiayaan;
11. Analisis-analisis lain disesuaikan dengan tema kawasan prioritas; dan
12. Penyusunan konsepsi dan kebutuhan penataan kawasan penanganan prioritas dalam
bentuk ultimate pengembangan kawasan penanganan prioritas;
13. Penyusunan program dan kegiatan pada kawasan penanganan prioritas dengan
berkoordinasi bersama sektor PUPR dan pemerintah daerah;
14. Penyusuna kajian kelayakan investasi meliputi komponen investasi, tahapan, biaya dan
pelaku investasi;
15. Penyusunan peta kawasan dengan ketelitian 1:10.000 - 1:5000;
16. Penyusunan model kawasan 3 dimensi digital selubung bangunan.
17. Koordinasi Penyusunan Rencana dan Program.
E. Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain
Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain pada pada Kawasan Prioritas Kawasan
Ubud, Kabupaten Gianyar di Sarbagita dan Kawasan Kampus UGM di Yogyakarta, yang
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Penyusunan studi kelayakan infrastruktur terpilih pada kawasan prioritas di Sarbagita
dan Yogyakarta yang meliputi Kajian sosial ekonomi yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Survei primer kawasan prioritas;
b) Penyajian hasil survei primer, kajian teknik (tanah, konstruksi, perumahan,
transpotasi, drainase, persampahan dsb);
c) Kajian
legal
(kesesuaian
tata ruang,
peraturan daerah
terkait
bangunan/
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Ekonomi;
Sosial; dan
Lingkungan.
f)
Sumber Pembiayaan;
Identifikasi kebutuhan business plan yang perlu dilakukan oleh sekurangkurangnya meliputi: manajemen perizinan, manajemen pertanahan, manajemen
perencanaan,
pengelolaan
manajemen
properti,
produksi,
manajemen
manajemen
penjualan,
manajemen
pengendalian/pengawasan,
manajemen
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Konsep Dasar Pra Desain Kawasan berdasarkan hasil analisis kawasan dan
wilayah perencanaan.
1.6.
Seminar Akhir
KELUARAN
1.7.
Desain Kawasan Prioritas Pada Kawasan Metropolitan Sarbagita dan Yogyakarta ini terdiri dari:
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN DAN PRA DESAIN KAWASAN PRIORITAS PADA KAWASAN
METROPOLITAN SARBAGITA DAN YOGYAKARTA
Bab I
Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan kegiatan,
sasaran kegiatan, dasar hukum, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup subtansi
serta sistematika penulisan.
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
I-2