Anda di halaman 1dari 124

RENCANA STRATEGIS

TAHUN 2018 – 2023

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN

KOTA BANDUNG
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN
Jl. Sadang Tengah No.4 – 6, Sadang Serang – Bandung Telp./Fax. (022)2514327
email : dlhkkota@bandung.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN
NOMOR : 800 / 1509 - DLHK

TENTANG

RENCANA STRATEGIS
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KOTA BANDUNG
TAHUN 2018 – 2023

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN,

Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2018-2023,
dan dalam rangka mewujudkan perencanaan pembangunan
Daerah yang transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
partisipasif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan guna
terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik,
dilaksanakan salah satunya melalui Penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) DLHK yang disusun setiap lima tahun,
dan merupakan satu kesatuan Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
D L H K Kota Bandung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah; Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005-2025;
6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung;
7. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1390 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung.
8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Tahun 2018-2023.
9. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Penetapan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2018-
2023.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN


KEBERSIHAN KOTA BANDUNG TENTANG RENCANA STRATEGIS
DLHK KOTA BANDUNG TAHUN 2018-2023
KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kota Bandung Tahun 2018-2023, sebagaimana
tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan ini.
KEDUA : Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)
Kota Bandung sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU yang
selanjutnya disebut Renstra DLHK merupakan penjabaran RPJMD
Kota Bandung Tahun 2018-2023.
KETIGA : Rencana Strategis DLHK tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud
pada Diktum KEDUA menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja
(Renja) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DLHK.

KEEMPAT : BAB SATU PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Sistematika Penulisan Renstra
BAB DUA GAMBARAN PELAYANAN DLHK KOTA BANDUNG
A. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi
DLHK Kota Bandung
B. Sumber Daya DLHK Kota Bandung
C. Kinerja Pelayanan DLHK Kota Bandung
D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
DLHK Kota Bandung
BAB TIGA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DLHK KOTA
BANDUNG
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok
dan Fungsi Pelayanan DLHK Kota Bandung
B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
C. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
E. Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB EMPAT TUJUAN DAN SASARAN


A. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DLHK Kota
Bandung

BAB LIMA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


BAB ENAM RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN
BAB TUJUH KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB DELAPAN PENUTUP

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 18 April 2019

Kepala,

Dr. KAMALIA PURBANI, MT


Pembina Utama Muda
NIP. 19610306 198511 2 001
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaannirrohiiim

Alhamdulillaahi robbil’aalamiinn, puji dan


syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
atas perkenan dan Ridlo-Nya maka penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bandung Tahun 2018
– 2023 dapat diselesaikan. Penyusunan Renstra ini
sangat diperlukan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas pemerintahan urusan
lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh DLHK
Kota Bandung agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuannya.

Renstra merupakan penjabaran dari


Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) yaitu suatu rencana
pembangunan yang disusun oleh Kepala Daerah
Terpilih untuk menyelesaikan permasalahan/isu
strategis yang terdapat di wilayahnya. Renstra
disesuaikan dengan urusan yang diampu oleh
suatu perangkat daerah, namun ditujukan untuk
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
oleh Kepala Daerah di dalam dokumen RPJMD.

Tujuan utama dari penyusunan Renstra


DLHK Kota Bandung ini adalah untuk

i | Rencana Strategis 2018 - 2023


Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

menyelaraskan antara perencanaan pembangunan di tingkat Kota dengan rencana


program dan kegiatan di tingkat Perangkat Daerah. Program dan Kegiatan yang
dilakukan haruslah mendukung tercapainya sasaran dan tujuan pada RPJMD yang akan
menyelesaikan permasalahan masyarakat di tingkat Kota. Karenanya, Dokumen
Renstra ini harus menjadi pedoman bagi seluruh personel DLHK Kota Bandung di
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya membantu Wali Kota dalam

menyelenggarakan pemerintahan urusan lingkungan hidup.

Di dalam penyusunan Dokumen Renstra DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023


ini, tentu masih ditemukan berbagai kekurangan. Karena itu, perlu dilakukan evaluasi
secara teratur untuk menilai efektifitasnya yang kemudian akan digunakan sebagai

dasar di dalam merencanakan perubahan.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat di
dalam proses penyusunan Dokumen Renstra ini. Semoga seluruh jerih payahnya
dihargai dan dicatat sebagai amal shalih oleh Allah SWT. Dan semoga dokumen ini

bermanfaat bagi perbaikan lingkungan hidup di Kota Bandung. Hatur Nuhun.

Bandung, 19 April 2019


KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN
KOTA BANDUNG

Dr. KAMALIA PURBANI, MT


NIP. 19610306 198511 2 001

ii | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Bab I Pendahuluan I-1

Bab II Gambaran II-1


Pelayanan DLHK Kota
Bandung

Bab III Permasalahan dan III-1


Isu-isu Strategis DLHK
Kota Bandung

Bab IV Tujuan dan Sasaran IV-1

Bab V Strategi dan Arah V-1


kebijakan

Bab VI Program dan VI-1


Kegiatan

Bab VII Kinerja VII-1


Penyelenggaraan Bidang
Urusan

Bab VIII Penutup VIII-1

iii | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan didefinisikan
sebagai pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek
pendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan
kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan
manusia. Karenanya, tujuan akhir
pembangunan adalah pencapaian besar
yang tidak bisa didapat dengan mudah
dan cepat. Prosesnya terdiri dari langkah-
langkah kecil yang harus terarah dan
berkesinambungan sehingga tujuan akhir
dapat dicapai secara bertahap, efektif dan
efisien.

Perencanaan pembangunan
menjadi hal yang krusial dalam
menentukan tahapan yang harus
dilakukan dalam mencapai tujuan jangka
pendek, menengah dan panjang.
Kesalahan dalam melakukan perencanaan
pembangunan dapat mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tujuan akhir
yang diinginkan. Karenanya, perencanaan
pembangunan perlu dilakukan dengan
cermat, teliti dan menyeluruh.

Di sisi lain, penyelenggaraan pembangunan dilakukan oleh organisasi


perangkat daerah (OPD) sehingga setiap OPD harus menyusun rencana dan strategi
pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsinya, dengan berpedoman kepada

I-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Rencana Pembangunan Daerah sehingga tujuan akhir pembangunan dapat dicapai


secara efektif dan efisien. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah disusun untuk periode 5 (lima) tahun dan
dibuat bersamaan dengan disusunnya RPJMD yang merupakan tindak lanjut dari
terpilihnya Kepala Daerah.

Renstra DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023 dibuat, untuk memastikan agar
permasalahan strategis mengenai lingkungan hidup di Kota Bandung dapat
diselesaikan. Di sisi lain, terselesaikannya isu strategis mengenai lingkungan hidup
berarti pula tercapainya sasaran pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung sehingga secara langsung dapat dinyatakan
bahwa Renstra DLHK Kota Bandung disusun untuk mencapai sasaran pembangunan
yang telah ditetapkan pada Dokumen RPJMD Kota Bandung.

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Penyusunan Renstra OPD

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023


adalah sebagai berikut :

I-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah; Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, sera tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah.
5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005-2025;
6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung;
7. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1390 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Bandung.
8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Bandung

I-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

1.3. Maksud dan Tujuan

Renstra DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023 ini disusun dengan maksud
untuk menetapkan kondisi akhir lingkungan hidup dan kebersihan yang ingin dicapai
di akhir periode renstra serta menetapkan tahapan-tahapan yang akan ditempuh untuk
mencapai kondisi akhir tersebut.

Sedangkan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis DLHK Kota Bandung


adalah untuk :

1. Menyelesaikan permasalahan/isu strategis lingkungan hidup dan kebersihan di


Kota Bandung, dan
2. Sebagai pedoman bagi seluruh aparatur DLHK Kota Bandung dalam
menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing sampai pada
periode Tahun 2019-2023.

1.4. Sistematika Penulisan Renstra

Sistematika penulisan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)


Kota Bandung tahun 2018 - 2023 terdiri dari 8 (delapan) bab.

BAB SATU PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Maksud dan Tujuan
D. Sistematika Penulisan Renstra

BAB DUA GAMBARAN PELAYANAN DLHK KOTA BANDUNG


A. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi DLHK
Kota Bandung
B. Sumber Daya DLHK Kota Bandung
C. Kinerja Pelayanan DLHK Kota Bandung
D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
DLHK Kota Bandung

BAB TIGA PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DLHK KOTA


BANDUNG

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan


Fungsi Pelayanan DLHK Kota Bandung
B. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah
C. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

I-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis
E. Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB EMPAT TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah DLHK Kota


Bandung

BAB LIMA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB ENAM RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA


PENDANAAN

BAB TUJUH KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

BAB DELAPAN PENUTUP

I-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DLHK KOTA BANDUNG

2.1. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi DLHK Kota Bandung

M
enurut Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1390 Tahun 2016, Tugas Pokok
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung adalah membantu
Walikota yang merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah di bidang lingkungan hidup dan sub urusan
persampahan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, DLHK Kota Bandung
mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan lingkup Lingkungan Hidup dan Kebersihan;

b. pelaksanaan kebijakan lingkup Lingkungan Hidup dan Kebersihan;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup Lingkungan Hidup dan Kebersihan;

d. pelaksanaan administrasi Dinas lingkup Lingkungan Hidup dan Kebersihan; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.

II-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Susunan Organisasi Dinas ditetapkan sebagai berikut :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, yang membawahkan:


1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program, Data dan Informasi.

c. Bidang Tata Lingkungan, yang membawahkan:


1. Seksi Pelayanan dan Penerapan Dokumen Lingkungan;
2. Seksi Konservasi Air, Tanah dan Hayati;
3. Seksi Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

d. Bidang Rehabilitasi dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan Hidup, yang


membawahkan:
1. Seksi Rehabilitasi Lingkungan Hidup;
2. Seksi Pencegahan Pencemaran Lingkungan dan Dampak Perubahan Iklim;
3. Seksi Pencegahan Pencemaran Limbah B3;

e. Bidang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, yang


membawahkan:
1. Seksi Penyelesaian Pengaduan Lingkungan Hidup;
2. Seksi Penaatan Lingkungan;
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup.

f. Bidang Kebersihan, yang membawahkan:


1. Seksi Fasilitasi Kebersihan;
2. Seksi Kerjasama Teknis Operasional;
3. Seksi Peningkatan Kapasitas dan Edukasi.

II-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Gambar 2.1 Struktur Organisasi DLHK Kota Bandung

II-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

2.2. Sumber Daya Organisasi

Sumber daya yang dimiliki DLHK Kota Bandung terdiri dari pegawai, sarana dan
prasarana dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Pegawai

Data Pegawai DLHK Kota Bandung berdasarkan latar belakang pendidikan, pangkat,
golongan dan ruang per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1
Jumlah Pegawai DLHK Kota Bandung

No. Uraian Jumlah


1. Kepala 1
2. Sekretariat 21
3. Bidang Tata Lingkungan 11
4. Bidang Rehabilitasi dan Pencegahan Pencemaran LH 11
5. Bidang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian LH 11
6. Bidang Kebersihan 11
Jumlah 66

Tabel 2.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No. Uraian Pegawai Berdasarkan Pendidikan Jumlah


1. Strata 2 (S2) 26
2. Strata 1 (S1) 20
3. Diploma III (D3) 4
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) 13
5. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1
6. Sekolah Dasar (SD) 2
Jumlah 66

Tabel 2.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat, Golongan dan Ruang

No. Uraian Pegawai Berdasarkan Pangkat/Gol./Ruang Jumlah


1. Pembina Utama / IV / e -
2. Pembina Utama Madya / IV / d -
3. Pembina Utama Muda / IV / c 1
4. Pembina Tingkat I / IV / b 1
5. Pembina / IV / a 9

II-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

No. Uraian Pegawai Berdasarkan Pangkat/Gol./Ruang Jumlah


6. Penata Tingkat I / III / d 17
7. Penata / III / c 14
8. Penata Muda Tingkat I /III / b 9
9. Penata Muda / III / a 6
10. Pengatur Tingkat I / II / d -
11. Pengatur / II / c 5
12. Pengatur Muda Tingkat I / II/b -
13. Pengatur Muda / II / a 2
14. Juru Tingkat I / I / d -
15. Juru / I / c 2
16. Juru Muda Tingkat / I / b -
17. Juru Muda / I / a -
Jumlah 66

2) Data Sarana dan Prasarana

Kantor DLHK Kota Bandung berdiri diatas lahan seluas 1.446 m2 berada di jalan Sadang
Tengah No. 4-6, Sadang Serang Bandung dengan asal usul tanah Milik Departemen
Perindustrian dan Perdagangan serta Milik Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, mulai
digunakan pada tahun 2002. Secara umum dari tahun 2002 kondisi sarana dan
prasarana DLHK Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4
Kondisi Sarana dan Prasarana Kantor

Kondisi
No. Sarana dan Prasarana Kantor Rusak
Baik Rusak Berat
Ringan
1. Tanah Baik
2. Bangunan Kantor Baik
3. Kendaraan Bermotor Roda 4/6 Baik
4. Kendaraan Bermotor Roda 2 Baik
5. Komputer Baik
6. Notebook Baik
7. Jaringan Komputer Baik
8. Printer Baik
9. Kamera Baik
10. Scanner Baik
13. GPS Baik
14. Handycamp Baik

II-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Kondisi
No. Sarana dan Prasarana Kantor Rusak
Baik Rusak Berat
Ringan
15. Infocus Baik
16. OHP Baik
17. Layar OHP Baik
18. Televisi Baik
19. Pendingin Ruang / AC Baik
23. Mesin Penghancur Kertas Baik
24. Pesawat Telepon Baik
25. Mesin Fax Baik
27. Filling Cabinet Baik
28. Rak arsip bahan besi Baik
29. Lemari besi 2 pintu Baik
30. Lemari pakaian Baik
31. Lemari buku bahan kayu Baik
32. Dispenser portable Baik
33. White Board Baik
34. Sofa Baik
35. Sice Baik
36. Meja biro Baik
37. Meja 1/2 Biro Baik
38. Meja Rapat 1 set 12 buah Baik
39. Meja besi Baik
40. Kursi putar D500/ Executive Baik
41. Kursi putar D.300 Baik
42. Kursi Lipat/Chitose Baik
43. Kursi rangka kayu Baik
44. Alat Cuci Piring bahan besi Baik
45. Menara jaringan Baik
46. Speaker Aktif Baik
47. Sound system Baik
48. Box Jaringan Baik

II-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

2.3. Kinerja Pelayanan DLHK Kota Bandung


Tingkat capaian kinerja pelayanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung kurun waktu Tahun 2013– 2018 adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.5
Pencapaian Kinerja Pelayanan DLHK Kota Bandung
Indikator Kinerja Targ Targ Target Renstra Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
No Sesuai Tugas dan Satuan et et
Fungsi DLHK SPM IKK 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Tingkat kualitas
udara ambien titik
1. % - - 50 55 60 65 70 96,3 92,6 100 65 96,27 192.60 168.36 166.67 100 137,53
pantau memenuhi
baku mutu
Tingkat emisi Gas
2. Rumah Kaca (GRK) % - - 2 2 6 8 10 6,38 5 7 9 10,7 319.00 250.00 116,67 112,5 107,00
menurun
Jumlah sungai utama
kualitas airnya 2 3 2
5
3. memenuhi status % - - 12,5 17 17 sungai sungai 12,5 12,5 17 sungai 100 73.53 100 100 250,00
sungai
mutu kelas IV utama utama utama
golongan B
Cakupan layanan
4. % - - 88 89 90 100 100 87.23 87,74 90,5 93,67 97,97 99.13 98.58 100,56 93,67 97,97
persampahan
Cakupan sampah
yang dikelola dengan
6. % - - 18 20 22 22 22 18 20,25 22,2 22,56 16,03 100 101.25 100,91 102,54 72,86
pola 3R (Reduce,
Reuse, Recycle)

II-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator Kinerja Targ Targ Target Renstra Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
No Sesuai Tugas dan Satuan et et
Fungsi DLHK SPM IKK 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Cakupan sampah
dikonversi menjadi
7. energi dengan % - - 1 2 10 13 15 0.23 0,49 0,7 2 0 23.00 24.50 7 15,38 0,00
teknologi ramah
lingkungan
Bawah
Tingkat muka air
Muka -31,30 -31,29 -31,28 -31,27 -31,26 -31.30 -31,29 -31,28 -31,27 -39,77
8. tanah (MAT) - - 100 100 100 100 72,78
Tanah BMT BMT BMT BMT BMT BMT BMT BMT BMT BMT
meningkat
(BMT)
% jumlah mata air
9. % - 30 10 20 60 80 100 20 40 60 80 100 200 200 100 100 100,00
yang terlindungi
Persentase tertib
10. administrasi % - 100 100 100 100 - - 100 100 100 100 - 100 100 100 100 -
barang/aset daerah
Persentase temuan
pengelolaan
11. anggaran dari % - 100 100 100 100 - - 100 100 100 100 - 100 100 100 100 -
BPK/Inspektorat
yang ditindaklanjuti
Nilai evaluasi
Akuntabilitas Kinerja
12. Baik - Baik Baik Baik Baik - - Baik Baik Baik Baik - 100 100 100 100 -
Instansi Pemerintah
(AKIP)

II-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada beberapa indikator yang menunjukkan kinerja
sangat baik sehingga rasio capaiannya melebihi 100%, namun terdapat pula indikator
yang menunjukkan kinerja pelayanan kurang baik sehingga rasio capaiannya berada di
bawah 100%. Indikator yang capaiannya melebihi 100% adalah indikator :

- Tingkat kualitas udara ambien titik pantau memenuhi baku mutu


- Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menurun
- Cakupan sampah yang dikelola dengan pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan
- Persentase jumlah mata air yang terlindungi.

Dari tahun 2014 hingga tahun 2016, hampir seluruh titik pantau kualitas udara ambien
memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Namun, capaian kinerja layanan pada tahun
2017 mengalami penurunan yang cukup drastis, meskipun masih sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Penurunan ini diakibatkan oleh penggunaan metode pemantauan
yang berbeda.

Pada tahun 2014 hingga tahun 2016, pemantauan dilakukan melalui metode sampling
manual dengan alat active sampler dan pengujian dilakukan oleh laboratorium
terakreditasi. Periode pemantauan hanya sebanyak satu kali dalam satu tahun. Titik
lokasi yang dipantau terdiri dari 27 titik yang mewakili lokasi terpapar oleh emisi dari
transportasi, lokasi terpapar emisi industri, lokasi pemukiman dan lokasi komersil seperti
pusat perdagangan dan perkantoran.

Pada tahun 2017, pemantauan dilakukan juga dengan menggunakan alat AQMS (Air
Quality Monitoring System), di samping pemantauan secara manual dengan alat
sampling active sampler. Pemantauan dengan alat AQMS dilakukan sepanjang waktu
selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu dan 365 hari per tahun. Pengukuran oleh alat
dilakukan secara otomatis setiap 10 menit dan data dikirim melalui email ke pengelola
data di DLHK Kota Bandung. Data kemudian diolah hingga didapat data harian,
mingguan, bulanan dan tahunan sehingga dapat disimpulkan kondisi udara sepanjang
tahun. Namun, saat ini baru ada 4 lokasi stasion AQMS sehingga data yang dihasilkan
masih belum bisa menunjukkan kondisi udara Kota Bandung secara keseluruhan. Lokasi
stasiun pemantau AQMS di Kota Bandung berada di Jalan Pajajaran, Jalan Ujungberung,
Jalan Dago Pakar dan Jalan Gedebage.

Namun, meskipun memenuhi target, hasil pengolahan data kualitas udara


menggunakan metode Indeks Kualitas Udara menunjukkan hasil berbeda. Nilai IKU dari
hasil pengukuran alat AQMS berada pada angka 58 poin, sedangkan dari hasil metode
manual active sampler berada pada angka 65 poin. Kedua angka tersebut menunjukkan
status “kurang” di dalam kriteria IKLH.

II-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Emisi GRK menunjukkan kinerja layanan yang sangat tinggi. Pada tahun 2014, rasio
capaian kinerja layanan mencapai angka 319% yang menunjukkan bahwa terjadi
penurunan emisi GRK jauh melebihi target yang telah ditetapkan. Namun, apabila dilihat
lebih rinci ke dalam kegiatan yang dilakukan, penurunan emisi GRK hanyalah
berdasarkan hasil perhitungan dari data-data sekunder mengenai sektor-sektor
penyumbang emisi GRK.

Sektor penyumbang GRK terdiri dari 3 jenis, yaitu : Sektor Energi, Sektor
Pertanian/Peternakan dan Sektor Pengelolaan Limbah. Sektor Energi, terbagi lagi ke
dalam 3 sub sektor, yaitu sub sektor energi transportasi, sub sektor energi rumah tangga
dan sub sektor energi industri. Dari seluruh sektor ini, penyumbang terbesar nilai emisi
GRK di Kota Bandung adalah dari sektor energi sub transportasi.

Untuk menurunkan emisi GRK, intervensi program perlu diberikan kepada sektor
penyumbang emisi GRK terbesar. Pada tahun 2014, beberapa program pembangunan
terkait penurunan emisi dari sektor transportasi ini telah dilakukan. Kebijakan
pengembangan transportasi massal, kampanye bike to work, jum’at mengangkot,
penyediaan bis sekolah gratis, penetapan lokasi Car Free Day (CFD) dan penetapan
kawasan lolos uji emisi kendaraan bermotor, menjadi salah satu bagian program untuk
menurunkan emisi GRK dari sektor transportasi.

Apabila penurunan emisi GRK dari sektor transportasi didominasi oleh program dari
Dinas Perhubungan, maka DLHK memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam
menurunkan emisi GRK dari sektor pengelolaan limbah. Bukan hanya berupa limbah cair
tetapi yang juga cukup signifikan adalah dari pengelolaan limbah padat atau sampah.

Emisi GRK dari sampah jumlahnya cukup besar, terutama dari timbunan sampah secara
landfill yang menghasilkan gas CH4. Hal ini biasanya terjadi di TPA, namun Kota Bandung
saat ini tidak memiliki fasilitas TPA sehingga emisi GRK ini berasal dari timbunan sampah
liar. Karenanya, dengan menyelesaikan permasalahan penanganan sampah, secara tidak
langsung juga telah mengurangi emisi GRK dari sektor pengelolaan sampah dan limbah.

Penanganan sampah di Kota Bandung, dititik beratkan kepada pengurangan sampah di


sumber sampah melalui metode Reduce, Reuse dan Recycle (3R). Strategi untuk
mengurangi sampah dilakukan dengan membentuk Kawasan Bebas Sampah (KBS)
dengan luas kawasan sebesar wilayah Rukun Warga (RW). Di KBS ini, warga didorong
untuk memilah sampah, mengolah sampah organik menjadi kompos dan energi, serta
memanfaatkan sampah anorganik, baik melalui Bank Sampah ataupun dengan
mengubahnya menjadi barang lain yang bermanfaat. Indikator cakupan sampah yang
dikelola dengan pola 3R di Kota Bandung, meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2014, sebanyak 18% sampah atau sekitar 287 ton sampah per hari yang dikelola dengan

II-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

pola 3R, sedangkan pada tahun 2017 sudah mencapai 342 ton. Hal ini menunjukkan
adanya potensi di dalam peningkatan pengelolaan persampahan kota.

Persentase mata air yang terlindungi mencapai target yang ditetapkan. Dari 25 mata air
yang direncanakan di awal penyusunan Renstra, seluruh mata air telah dilakukan
penataan dan terlindungi. Penataan yang dilakukan meliputi pembuatan turap dan
penanaman pohon di wilayah tangkapan airnya. Penataan mata air ini diharapkan dapat
meningkatkan penyediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga
dengan terpeliharanya mata air, potensi penyediaan air bersih menjadi meningkat.

Namun, kinerja yang kurang menggembirakan ditunjukkan pada indikator :

- Jumlah sungai utama kualitas airnya memenuhi status mutu kelas IV golongan B
- Cakupan sampah yang dikelola secara Landfill
- Cakupan sampah dikonversi menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan

Status mutu air sungai yang memenuhi kelas IV golongan B artinya adalah sungai yang
termasuk ke dalam golongan B atau status “cemar ringan” menurut Indeks Storet apabila
dibandingkan dengan baku mutu kelas IV pada Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun
2001. Kriteria ini sudah merupakan kriteria paling rendah karena menurut peraturan
pemerintah tersebut, apabila suatu sungai belum ditetapkan kelas mutu peruntukkannya
maka baku mutu yang diacu haruslah Baku Mutu Kelas 2 pada PP tersebut.

Dari hasil pengolahan data, di Kota Bandung hanya terdapat 2 sungai yang memenuhi
status “cemar ringan” menurut Indeks Storet. Namun, hasil ini belum menunjukkan hasil
sebenarnya karena kriteria perhitungan yang digunakan di dalam pengolahan data
belum memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk penentuan Indeks Storet.

Pengolahan dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran, sesuai ketersediaan


data yang ada, menunjukkan bahwa pada tahun 2017 sebanyak 18 sungai dari 46 sungai
di Kota Bandung berada pada status “cemar ringan” dan 28 sungai berada pada status
“cemar sedang”, dengan Baku Mutu Kelas 2 pada PP no. 82 tahun 2001 sebagai acuan.
Apabila dikonversi ke dalam Indeks Kualitas Air, didapat nilai Indeks sekitar 43 poin yang
menunjukkan tingkat “waspada” yang harus segera ditindaklanjuti. Hal yang sama
ditunjukkan di dunia nyata, yaitu penuhnya sampah di sungai dan air sungai yang masih
sering terlihat menghitam.

Indikator layanan lain yang belum menunjukkan perbaikan adalah jumlah sampah yang
dibuang secara landfill dan diolah menjadi energi. Kedua indikator ini saling
berhubungan, yaitu dikarenakan jumlah sampah yang diolah menjadi energi masih
kurang jauh dari target yang ditetapkan, maka sampah berakhir dengan pengolahan
secara landfill. Namun, sampah yang diubah menjadi energi sepertinya masih menjadi

II-11 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

kendala, karena PLTSa yang telah direncanakan untuk dibangun, belum terlihat tindak
lanjutnya.

Dari hasil evaluasi terhadap kinerja layanan DLHK Kota Bandung periode 2013-2018 di
atas terlihat bahwa terdapat potensi dan permasalahan terkait kinerja layanan organisasi,
yaitu :

1) Permasalahan :
- Indeks Kualitas Air Kota Bandung masih berada pada status “waspada”.
- Indeks Kualitas Udara Kota Bandung masih berada pada status “kurang”.
- Cakupan sampah yang dikelola secara Landfill masih sangat tinggi
- Cakupan sampah yang diubah menjadi energi masih sangat rendah
- Emisi GRK terlihat ada penurunan tetapi emisi dari sektor pengolahan sampah
dan limbah belum teridentifikasi dengan baik
2) Potensi :
- Cakupan sampah yang dikelola secara 3R masih belum optimal dan masih dapat
ditingkatkan
- Jumlah mata air yang sudah terdata cukup banyak, yaitu sebanyak 142 mata air.
Namun, masih belum diketahui cakupan pemanfaatan air mata air sebagai
sumber air bersih.

II-12 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 2.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan DLHK Kota Bandung
PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN
NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Program
Pengembangan
I 7,640,000,000 40,800,000,000 7,950,500,000 166,348,400,636 66,380,573,274 6,986,465,020 36,757,087,756 5,993,994,642 161,893,407,823 57.259.188.390
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Penyediaan prasarana
dan sarana
1 5,550,000,000 35,300,000,000 3,100,000,000 8,010,555,584 22,144,139,900 5,524,294,180 33,759,996,385 2,849,821,266 5,586,025,998 17.597.262.525
pengelolaan
persampahan
Pengembangan
teknologi
2 470,000,000 600,000,000 600,000,000 - - 0 337,893,800 366,463,427 - -
pengelolaan
persampahan
Bimbingan teknis
3 370,000,000 700,000,000 715,900,000 - 460,875,000 275,052,250 631,390,701 599,108,368 - -
persampahan
Peningkatan peran
serta masyarakat
4 1,250,000,000 2,500,000,000 3,134,600,000 2,719,168,571 3,108,911,750 1,187,118,590 1,830,384,870 1,846,881,981 2,179,238,000 2.177.586.135
dalam pengelolaan
persampahan
Penyusunan
5 Kebijakan Manajemen - 1,700,000,000 400,000,000 - - - 197,422,000 331,719,600 - -
Pengelolaan Sampah
Kerjasama
6 Pengelolaan - - - 155,618,676,481 34,588,708,304 - - - 154,128,143,825 33.703.231.418
Persampahan
Peningkatan
Kapasitas Pengelolaan
7 - - - - 4,856,361,320 - - - - 3.388.409.312
persampahan dan
lingkungan

II-13 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fasilitasi edukasi
pengelolaan
8 persampahan dan - - - - 438,724,000 - - - - 392.699.000
lingkungan kawasan
sekolah
Pengembangan
teknologi
9 - - - - 782,853,000 - - - - -
pengelolaan
persampahan (DAK)
Program
Pengendalian
II Pencemaran dan 8,049,480,000 12,475,000,000 24,743,000,000 5,395,458,188 803,681,125 6,082,394,456 8,160,439,787 20,759,516,218 4,549,999,038 784.896.775
Perusakan
Lingkungan Hidup
Koordinasi penilaian
1 610,000,000 950,000,000 750,000,000 2,290,292,950 - 580,759,633 817,744,716 731,057,425 1,916,705,880 -
kota sehat/Adipura
Pemantauan kualitas
2 747,500,000 300,000,000 400,000,000 296,265,000 199,108,825 343,814,133 282,182,400 302,888,600 275,993,200 192.706.775
lingkungan
Pengawasan
pelaksanaan
3 250,000,000 250,000,000 250,000,000 - - 207,777,300 209,327,700 213,293,350 - -
kebijakan bidang
lingkungan hidup
Pengelolaan B3 dan
4 635,000,000 600,000,000 750,000,000 280,225,200 213,010,200 409,075,900 300,588,800 594,910,500 278,988,850 208.466.100
limbah B3
Pengkajian dampak
5 250,000,000 1,250,000,000 1,500,000,000 500,000,000 - 229,119,400 1,175,806,000 1,305,680,400 468,749,200 -
lingkungan
Peningkatan
6 peringkat kinerja 300,000,000 400,000,000 928,000,000 177,016,000 - 262,729,900 319,198,830 766,770,060 175,170,000 -
perusahaan (Proper)

II-14 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Koordinasi
7 pengelolaan 700,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 348,671,000 391,562,100 549,845,100 2,087,813,357 1,860,375,694 305,382,000 383.723.900
Prokasih/Superkasih
Pengembangan
8 produksi ramah 568,000,000 600,000,000 600,000,000 - - 372,440,990 418,360,270 519,801,200 - -
lingkungan
Penyusunan kebijakan
pengendalian
9 pencemaran dan 300,000,000 525,000,000 750,000,000 - - 293,276,362 356,571,829 541,553,100 - -
perusakan lingkungan
hidup
Koordinasi dan
10 550,000,000 400,000,000 500,000,000 188,193,950 - 488,299,548 380,378,840 474,136,414 177,503,600 -
penyusunan AMDAL
Peningkatan peran
serta masyarakat
11 250,000,000 700,000,000 700,000,000 173,005,000 - 242,823,500 533,553,601 474,136,414 169,040,000 -
dalam pengendalian
lingkungan hidup
12 Gerakan penghijauan 300,000,000 450,000,000 500,000,000 186,114,600 - 295,423,750 441,233,300 493,373,979 159,639,600 -
Perencanaan sistem
air limbah dan
13 sanitasi di sempdan 500,000,000 3,450,000,000 2,995,000,000 - - 157,279,800 799,895,184 1,583,374,867 - -
sungai utama Kota
Bandung.
Kegiatan peningkatan
sarana prasarana
14 1,528,980,000 - - - - 1,345,389,000 - - - -
bidang lingkungan
hidup (DAK)
Kegiatan peningkatan
15 sarana prasarana 300,000,000 - - - - 242,990,140 - - - -
bidang lingkungan

II-15 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
hidup (Pendamping
DAK)

Perwujudan Green
16 Provinsi Jawa Barat 200,000,000 - - - - 19,500,000 - - - -
(Banprov)
Fasilitasi
17 Implementasi Green 60,000,000 - - - - 41,850,000 - - - -
Provinsi (Banprop)
Penyelenggaraan Air
18 Quality Monitoring - 100,000,000 12,120,000,000 705,674,787 - - 37,784,960 10,898,164,215 388,691,308 -
System (AQMS)
Pengujian Kadar
20 Polusi limbah padat - - - 249,999,701 - - - - 234,135,400 -
dan limbah cair
Program
Perlindungan dan
III 6,398,000,000 6,831,500,000 8,227,350,000 1,290,863,593 6,094,464,125 5,766,806,718 4,800,177,954 6,181,785,338 1,113,365,550 3.546.838.900
Konservasi Sumber
Daya Alam
Konservasi sumber
daya air dan
1 pengendalian 400,000,000 2,029,000,000 2,300,000,000 696,056,920 4,983,729,242 348,682,610 1,688,126,770 1,834,483,100 662,763,150 2.916.081.700
kerusakan sumber-
sumber air
Pengendalian dampak
2 862,000,000 1,250,000,000 1,199,850,000 260,496,600 - 652,788,400 880,888,350 1,052,642,020 222,334,600 -
perubahan iklim
Peningkatan
Konservasi daerah
3 316,000,000 350,000,000 750,000,000 334,310,073 866,274,084 311,426,098 345,481,822 734,367,725 228,267,800 403.162.600
tangkapan air dan
sumber-sumber air

II-16 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengendalian dan
4 pengawasan 700,000,000 1,190,000,000 1,077,500,000 - - 601,674,000 1,066,322,200 724,426,850 - -
pemanfaatan SDA
Pengelolaan
5 keanekaragaman 220,000,000 200,000,000 250,000,000 - 244,460,799 219,005,750 188,844,982 238,015,650 - 227.594.600
hayati dan ekosistem
Peningkatan peran
serta masyarakat
6 900,000,000 1,400,000,000 2,000,000,000 - - 791,041,610 229,451,850 1,279,557,850 - -
dalam perlindungan
dan konservasi SDA
Monitoring, evaluasi
7 2,800,000,000 262,500,000 450,000,000 - - 2,648,591,550 260,251,800 145,309,893 - -
dan pelaporan
Inventarisasi
8 200,000,000 150,000,000 200,000,000 - - 193,596,700 140,810,180 172,982,250 - -
komunikasi burung
Program
Rehabilitasi dan
IV Pemulihan 1,450,000,000 1,450,000,000 2,100,000,000 - 141,734,000 1,359,689,524 991,223,000 1,972,399,696 - 140.001.000
Cadangan sumber
Daya Alam
Perencanaan dan
penyusunan program
pembangunan
1 500,000,000 450,000,000 600,000,000 - - 450,637,224 419,917,180 587,577,979 - -
pengendalian sumber
daya alam dan
lingkungan hidup
Peningkatan peran
serta masyarakat
2 dalam rehabilitasi dan 950,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 - - 909,052,300 571,305,820 1,384,821,717 - -
pemulihan cadanagn
SDA

II-17 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengembangan
3 Sistem air limbah dan - - - - 141,734,000 - - - - 140.001.000
sanitasi
Program
Peningkatan
V Kualitas dan Akses 1,918,000,000 2,300,000,000 2,400,000,000 2,422,792,500 - 1,540,901,216 1,990,313,470 1,889,838,790 1,807,658,890 -
Informasi SDA dan
Lingkungan Hidup
Peningkatan edukasi
dan komunikasi
1 670,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000 1,341,200,000 - 645,931,300 822,338,600 863,907,140 1,187,642,890 -
masyarakat di bidang
lingkungan
Pengembangan data
2 dan informasi 300,000,000 350,000,000 400,000,000 197,200,000 - 194,338,398 245,611,100 292,326,200 180,697,500 -
lingkungan
Peningkatan kapasitas
3 sekolah berbudaya 850,000,000 950,000,000 1,000,000,000 884,392,500 - 700,631,518 922,363,770 733,605,450 439,318,500 -
lingkungan
Penyelenggaraan Air
4 Quality Monitoring 98,000,000 - - - - 0 - - - -
System (AQMS)
Program
VI Peningkatan 300,000,000 350,000,000 700,000,000 - 1,088,886,500 274,562,500 253,979,224 414,673,000 - 1.020.863.946
Pengendalian polusi
Pengujian emisi
1 300,000,000 350,000,000 700,000,000 - - 274,562,500 253,979,224 414,673,000 - -
kendaraan bermotor
Pemantauan Kualitas
2 - - - - 250,464,600 - - - - 246.086.500
Udara
3 Gerakan Penghijauan - - - - 203,225,400 - - - - 199.538.200

II-18 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyelenggaraan Air
4 Quality Monitoring - - - - 635,196,500 - - - - 575.239.246
System (AQMS)
Program Pembinaan
VII dan Pengembangan 2,357,125,000 21,620,500,000 5,800,000,000 - - 2,266,417,450 1,291,895,460 4,527,659,414 - -
Bidang Energi
Inventarisasi,
1 identifikasi data 250,000,000 175,000,000 250,000,000 - - 243,082,950 163,694,456 241,949,043 - -
pengelolaan energi
Kebijakan
2 1,565,000,000 21,095,500,000 5,000,000,000 - - 1,486,402,150 800,439,344 3,992,858,225 - -
Pengelolaan Energi
Kajian Energi Listrik
3 Non PLN di Kota 542,125,000 350,000,000 300,000,000 - - 536,932,350 327,761,660 292,852,146 - -
Bandung
Study Kelayakan
Energi Bio Gas dari
4 Sanitasi Komunal - - 250,000,000 - - - - 0 - -
Pedesaan Jabar
(Banprov)
Program
VIII Pengelolaan 800,000,000 840,000,000 1,775,000,000 - - 546,167,460 451,290,300 1,391,161,950 - -
BidangAir Tanah
Kegiatan
penatagunaan
1 800,000,000 840,000,000 1,775,000,000 - - 546,167,460 451,290,300 1,391,161,950 - -
dengan zonasi air
tanah
Program Pembinaan
IX - - - - 599,875,000 - - - - 582.166.000
Lingkungan Hidup
Penanganan
1 Pengaduan - - - - 599,875,000 - - - - 582.166.000
lingkungan hidup

II-19 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN


NO URAIAN
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Program Penataan
X - - - - 981,184,347 - - - - 463.553.247
Lingkungan
Kajian Lingkungan
1 - - - - 347,837,000 - - - - 338.480.500
Hidup Strategis
Penerapan Dokumen
2 - - - - 124,987,747 - - - - 120.257.747
Lingkungan
Penyusunan Standar
3 dan norma bidang - - - - 508,359,600 - - - - 4.815.000
lingkungan hidup
Program Mitigasi
XI - - - - 286,420,400 - - - - 278.198.250
dan Perubahan Iklim
Mitigasi perubahan
1 - - - - 176,595,200 - - - - 174.400.250
iklim
Adaptasi
pengendalian
2 - - - - 109,825,200 - - - - 103.798.000
dampak perubahan
iklim

II-20 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 2.7
Rasio Realisasi dan Rata-rata Pertumbuhan Pendanaan Pelayanan
DLHK Kota Bandung
RATA-RATA
RASIO REALISASI DENGAN PAGU ANGGARAN
PERTUMBUHAN
NO URAIAN
ANGGAR REALISA
2014 2015 2016 2017 2018
AN SI
1 2 13 14 15 16 17 18 19
Program Pengembangan Kinerja
I 91.45% 90.09% 75.39% 97.32% 86,26% 454% 597%
Pengelolaan Persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana
1 99.54% 95.64% 91.93% 69.73% 79,47% 155% 283%
pengelolaan persampahan
Pengembangan teknologi pengelolaan
2 0.00% 56.32% 61.08% - - -30% -38%
persampahan
3 Bimbingan teknis persampahan 74.34% 90.20% 83.69% - 0,00% 0% 0%
Peningkatan peran serta masyarakat
4 94.97% 73.22% 58.92% 80.14% 70,04% 42% 26%
dalam pengelolaan persampahan
Penyusunan Kebijakan Manajemen
5 - 11.61% 82.93% - - 0% 0%
Pengelolaan Sampah
6 Kerjasama Pengelolaan Persampahan - - - 99.04% 97,44% -16% -17%
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan
7 - - - - 69,77% 0% 0%
persampahan dan lingkungan
Fasilitasi edukasi pengelolaan
8 persampahan dan lingkungan kawasan - - - - 89,51% 0% 0%
sekolah
Pengembangan teknologi pengelolaan
9 - - - - 0,00% 0% 0%
persampahan (DAK)
Program Pengendalian Pencemaran
II 75.56% 65.41% 83.90% 84.33% 97,66% 27% 24%
dan Perusakan Lingkungan Hidup
1 Koordinasi penilaian kota sehat/Adipura 95.21% 86.08% 97.47% 83.69% - 57% 48%
2 Pemantauan kualitas lingkungan 46.00% 94.06% 75.72% 93.16% 96,78% 2% -19%
Pengawasan pelaksanaan kebijakan
3 83.11% 83.73% 85.32% - - 0% 0%
bidang lingkungan hidup
4 Pengelolaan B3 dan limbah B3 64.42% 50.10% 79.32% 99.56% 97,87% -5% -4%
5 Pengkajian dampak lingkungan 91.65% 94.06% 87.05% 93.75% - 57% 58%
Peningkatan peringkat kinerja
6 87.58% 79.80% 82.63% 98.96% - 35% 32%
perusahaan (Proper)
Koordinasi pengelolaan
7 78.55% 83.51% 93.02% 87.58% 98,00% 86% 61%
Prokasih/Superkasih
Pengembangan produksi ramah
8 65.57% 69.73% 86.63% - - 0% 0%
lingkungan
Penyusunan kebijakan pengendalian
9 pencemaran dan perusakan lingkungan 97.76% 67.92% 72.21% - - 0% 0%
hidup
10 Koordinasi dan penyusunan AMDAL 88.78% 95.09% 94.83% 94.32% - -1% -6%

II-21 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

RATA-RATA
RASIO REALISASI DENGAN PAGU ANGGARAN
PERTUMBUHAN
NO URAIAN
ANGGAR REALISA
2014 2015 2016 2017 2018
AN SI
1 2 13 14 15 16 17 18 19
Peningkatan peran serta masyarakat
11 97.13% 76.22% 67.73% 97.71% - 7% -3%
dalam pengendalian lingkungan hidup
12 Gerakan penghijauan 98.47% 98.05% 98.67% 85.77% - -25% -26%
Perencanaan sistem air limbah dan
13 sanitasi di sempdan sungai utama Kota 31.46% 23.19% 52.87% - - 0% 0%
Bandung.
Kegiatan peningkatan sarana prasarana
14 87.99% - - - - 0% 0%
bidang lingkungan hidup (DAK)
Kegiatan peningkatan sarana prasarana
15 bidang lingkungan hidup (Pendamping 81.00% - - - - 0% 0%
DAK)
Perwujudan Green Provinsi Jawa Barat
16 9.75% - - - - 0% 0%
(Banprov)
Fasilitasi Implementasi Green Provinsi
17 69.75% - - - - 0% 0%
(Banprop)
Penyusunan kebijakan pengendalian
18 pencemaran dan perusakan lingkungan - - - - - 0% 0%
hidup
Penyelenggaraan Air Quality Monitoring
19 - 37.78% 89.92% 55.08% - 0% 0%
System (AQMS)
Pengujian Kadar Polusi limbah padat
20 - - - 93.65% 58,20% 78% -5%
dan limbah cair
Program Perlindungan dan
III 90.13% 70.27% 75.14% 86.25% 58,51% 210% 75%
Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi sumber daya air dan
1 pengendalian kerusakan sumber- 87.17% 83.20% 79.76% 95.22% - 0% -7%
sumber air
2 Pengendalian dampak perubahan iklim 75.73% 70.47% 87.73% 85.35% 46,54% 56% 30%
Peningkatan Konservasi daerah
3 98.55% 98.71% 97.92% 68.28% - 0% 0%
tangkapan air dan sumber-sumber air
Pengendalian dan pengawasan
4 85.95% 89.61% 67.23% - 93,10% 0% 0%
pemanfaatan SDA
Pengelolaan keanekaragaman hayati
5 99.55% 94.42% 95.21% - - 0% 0%
dan ekosistem
Peningkatan peran serta masyarakat
6 dalam perlindungan dan konservasi 87.89% 16.39% 63.98% - - 0% 0%
SDA
7 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 94.59% 99.14% 32.29% - - 0% 0%
8 Inventarisasi komunikasi burung 96.80% 93.87% 86.49% - 98,78% 0% 0%
Program Rehabilitasi dan Pemulihan
IV 93.77% 68.36% 93.92% - - 0% 0%
Cadangan sumber Daya Alam

II-22 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

RATA-RATA
RASIO REALISASI DENGAN PAGU ANGGARAN
PERTUMBUHAN
NO URAIAN
ANGGAR REALISA
2014 2015 2016 2017 2018
AN SI
1 2 13 14 15 16 17 18 19
Perencanaan dan penyusunan program
1 pembangunan pengendalian sumber 90.13% 93.31% 97.93% - - 0% 0%
daya alam dan lingkungan hidup
Peningkatan peran serta masyarakat
2 dalam rehabilitasi dan pemulihan 95.69% 57.13% 92.32% - 98,78% 0% 0%
cadangan SDA
Pengembangan Sistem air limbah dan
3 - - - - - 9% 2%
sanitasi
Program Peningkatan Kualitas dan
V Akses Informasi SDA dan Lingkungan 80.34% 86.54% 78.74% 74.61% - 10% 11%
Hidup
Peningkatan edukasi dan komunikasi
1 96.41% 82.23% 86.39% 88.55% - -19% -21%
masyarakat di bidang lingkungan
Pengembangan data dan informasi
2 64.78% 70.17% 73.08% 91.63% - 32% 14%
lingkungan
Peningkatan kapasitas sekolah
3 82.43% 97.09% 73.36% 49.67% - 0% 0%
berbudaya lingkungan
Penyelenggaraan Air Quality Monitoring
4 0.00% - - - 93,75% 0% 0%
System (AQMS)
Program Peningkatan Pengendalian
VI 91.52% 72.57% 59.24% - - 0% 0%
polusi
1 Pengujian emisi kendaraan bermotor 91.52% 72.57% 59.24% - 98,25% 0% 0%
2 Pemantauan Kualitas Udara - - - - 98,19% 0% 0%
3 Gerakan Penghijauan - - - - 90,56% 0% 0%
Penyelenggaraan Air Quality Monitoring
4 - - - - - 0% 0%
System (AQMS)
Program Pembinaan dan
VII 96.15% 5.98% 78.06% - - 0% 0%
Pengembangan Bidang Energi
Inventarisasi, identifikasi data
1 97.23% 93.54% 96.78% - - 0% 0%
pengelolaan energi
2 Kebijakan Pengelolaan Energi 94.98% 3.79% 79.86% - - 0% 0%
Kajian Energi Listrik Non PLN di Kota
3 99.04% 93.65% 97.62% - - 0% 0%
Bandung
Study Kelayakan Energi Bio Gas dari
4 Sanitasi Komunal Pedesaan Jabar - - 0.00% - - 0% 0%
(Banprov)
Program Pengelolaan Bidang Air
VIII 68.27% 53.73% 78.38% - - 0% 0%
Tanah
Kegiatan penatagunaan dengan zonasi
1 68.27% 53.73% 78.38% - 97,05% 0% 0%
air tanah
Program Pembinaan Lingkungan
IX - - - - 97,05% 0% 0%
Hidup

II-23 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

RATA-RATA
RASIO REALISASI DENGAN PAGU ANGGARAN
PERTUMBUHAN
NO URAIAN
ANGGAR REALISA
2014 2015 2016 2017 2018
AN SI
1 2 13 14 15 16 17 18 19
Penanganan Pengaduan lingkungan
1 - - - - 47,24% 0% 0%
hidup
X Program Penataan Lingkungan - - - - 97,31% 0% 0%
1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis - - - - 96,22% 0% 0%
2 Penerapan Dokumen Lingkungan - - - - 0,95% 0% 0%
Penyusunan Standar dan norma bidang
3 - - - - 97,13% 0% 0%
lingkungan hidup
Program Mitigasi dan Perubahan
XI - - - - 98,76% 0% 0%
Iklim
1 Mitigasi perubahan iklim - - - - 94,51% 0% 0%
Adaptasi pengendalian dampak
2 - - - - 86,26% 454% 597%
perubahan iklim

Apabila dilihat dari tabel tersebut terlihat bahwa pagu anggaran dan realisasi anggaran
pada periode tahun 2014-2018 mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Anggaran
pengelolaan kebersihan meningkat dengan cukup tajam, hal ini terkait dengan
terjadinya perubahan SOTK beserta tugas pokok dan fungsinya yaitu perubahan SOTK
dari BPLH menjadi DLHK pada tahun 2017.

Sejak tahun 2017, urusan kebersihan menjadi salah satu bagian dari tupoksi DLHK Kota
Bandung sehingga anggaran terkait pengelolaan kebersihan dibebankan kepada
anggaran DLHK Kota Bandung. Pada tahun 2017, anggaran pengelolaan kebersihan
dikelola melalui mekanisme belanja langsung pada anggaran DLHK. Namun, pada tahun
2018 anggaran pengelolaan kebersihan diberikan kepada PD. Kebersihan melalui
mekanisme penugasan sehingga pos anggaran terletak pada belanja subsidi. Hal
tersebut membuat anggaran DLHK kembali menurun pada tahun 2018.

Namun, permasalahan terkait pendanaan pengelolaan persampahan mengalami


tantangan yang sangat besar di masa mendatang. Hal ini karena pada tahun 2022, masa
pakai TPAS Sarimukti habis dan TPA Regional untuk wilayah Bandung Raya akan
berpindah ke TPA Legoknangka yang menggunakan teknologi PLTSa sebagai metode
pengolahannya. Tipping fee yang dibebankan per ton sampah mengalami peningkatan
sebesar 600% dari tipping fee yang berlaku untuk pembuangan sampah ke TPAS
Sarimukti. Di sisi lain, berlakunya Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 9 Tahun 2018
mengenai Pengelolaan Persampahan memiliki konsekuensi terjadinya perpindahan
kewenangan penyapuan jalan dan pengangkutan sampah warga ke TPA dari PD.
Kebersihan ke DLHK Kota Bandung. Perpindahan kewenangan ini berakibat kepada
II-24 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

meningkatnya kebutuhan tenaga penyapu dan sarana angkut sampah sehingga


kebutuhan anggaran pun meningkat.

Terkait realisasi anggaran, sepanjang tahun 2013-2018 terdapat realisasi kegiatan yang
lebih kecil dari 85%. Beberapa alasan rendahnya serapan, sekaligus merupakan
permasalahan terkait pendanaan pelayanan organisasi selain permasalahan kebutuhan
anggaran persampahan. Karena itu, permasalahan terkait anggaran yang dihadapi DLHK
Kota Bandung adalah :

- Adanya kendala pada proses pengadaan barang dan jasa menyebabkan beberapa
kegiatan pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan tidak terealisasi.
- Keterbatasan personel pelaksana yang menyebabkan beberapa personel harus
mengerjakan pekerjaan teknis dan administrasi secara bersamaan.
- Proses perencanaan yang tidak terstruktur, contohnya tidak ada analisis kebutuhan
infrastruktur, belum adanya hasil studi kelayakan atau pun Detail Engineering Design
(DED) terhadap kebutuhan infrastruktur. Hal ini menyebabkan kebutuhan anggaran
pembangunan infrastruktur tidak dapat diajukan pendanaannya melalui Bantuan
Keuangan Provinsi ataupun Bantuan Keuangan Pusat.
- Meningkatnya kebutuhan anggaran terkait pemenuhan kebutuhan sarana
penyapuan dan pengangkutan sampah ke TPA oleh DLHK Kota Bandung dan biaya
tipping fee ke TPA Legoknangka.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DLHK Kota Bandung

Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan DLHK Kota Bandung di dalam 5


tahun ke depan, akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan di tingkat pusat dan propinsi
serta dipengaruhi oleh rencana pengembangan wilayah kota.

Apabila dicermati, di dalam Renstra Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Republik Indonesia Tahun 2014-2019 dinyatakan bahwa indikator sasaran yang ingin
dicapai di akhir tahun 2019 adalah :

 Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 – 68,5


 Peningkatan kontribusi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap
penerimaan devisa dan PNBP sebagai masukan terhadap PDB Nasional
 Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun.

Indikator sasaran urusan lingkungan hidup yang ingin dicapai di tingkat Provinsi, apabila
dilihat dari rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat dan Renstra DLH Provinsi Jawa Barat
periode 2018-2023 adalah :

- Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mencapai angka 50,64 pada tahun 2023 dengan
target awal di tahun 2019 sebesar 49,76 poin. Indeks ini merupakan agregat dari :

II-25 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

o Indeks Kualitas Air sebesar 42,47 poin di tahun 2019 dan 43,27 poin di tahun
2023 yang diampu oleh DLH Provinsi Jawa Barat;
o Indeks Kualitas Udara sebesar 79,31 poin pada tahun 2019 dan 80,11 poin
pada tahun 2023 yang diampu oleh DLH Provinsi Jawa Barat, dan
o Indeks Kualitas Tutupan Lahan sebesar 33,06 poin pada tahun 2019 dan
34,06 pada tahun 2023 yang diampu oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa
Barat.
- Tingkat upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), ditargetkan sebesar 7% pada
tahun 2019 dan 9% pada tahun 2023. Indikator sasaran sesuai tugas pokok dan
fungsi DLH Provinsi Jawa Barat adalah Penurunan Emisi GRK dari sektor limbah dan
sampah dengan target sebesar 0,33% pada tahun 2019 dan 0,74% pada tahun 2023.

Sedangkan tantangan yang dihadapi dari Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah Kota,
berasal dari kebijakan dan strategi di dalam pengembangan struktur ruang dan pola
ruang kota. Dari Dokumen Teknis Penyusunan RTRW Kota Bandung diketahui bahwa
kebijakan terkait pengembangan struktur ruang terdiri dari :

1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan daerah yang efektif dan efisien dalam


menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang
didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung,
Provinsi Jawa Barat dan Nasional;
2. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana
transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali;
3. Peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana daerah
yang terpadu dengan sistem regional.

Dengan strategi untuk mewujudkan kebijakan pengembangan struktur ruang adalah :

1. Mengembangkan dua PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung
Timur;
2. Membagi daerah menjadi delapan SWK, masing-masing dilayani oleh satu SPK;
3. Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;
4. Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala
pelayanannya;
5. Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan
kapasitas jaringan jalan;
6. Menjaga fungsi dan hirarki jalan;
7. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan,
pengelolaan lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;
8. Memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
9. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat
kegiatan;
II-26 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

10. Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas
kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah
yang berbatasan;
11. Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota;
12. Menjaga keseimbangan ketersediaan air baku;
13. Mempertahankan kualitas air permukaan dan air tanah dangkal;
14. Mewajibkan penyediaan sumur resapan dalam setiap kegiatan pembangunan;
15. Mengupayakan ketersediaan sumber air baku melalui kerjasama antar daerah;
16. Mengurangi tingkat kebocoran air minum;
17. Memperluas jaringan prasarana air limbah;
18. Mewajibkan penyediaan instalasi pengelolaan limbah khusus pada setiap kegiatan
yang menghasilkan limbah;
19. Meningkatkan pelayanan prasarana drainase dalam rangka mengatasi
permasalahan banjir dan genangan;
20. Mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPAS dengan cara pengolahan
setempat per-wilayah dengan teknik-teknik yang ramah lingkungan;
21. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
22. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum di pusat-pusat pelayanan daerah
dan lingkungan sesuai dengan skala pelayanannya;
23. Mempertahankan serta memelihara fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada;
24. Mengarahkan pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum baru skala daerah
dan wilayah ke wilayah Bandung Timur;
25. Melengkapi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang di seluruh wilayah
daerah;
26. Menyebarkan dan memeratakan fasilitas sosial dan fasilitas umum dan membatasi
fasilitas yang sudah jenuh;
27. Mengendalikan dampak negatif dari berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum;
dan
28. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana
pemadam kebakaran.

Kebijakan terkait pengembangan pola ruang Kota Bandung terdiri dari :

a. Perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung; dan


b. Optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Kebijakan ini diwujudkan melalui serangkaian strategi, yaitu :

1. Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung, meliputi :


a) menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan
Bandung Utara;
b) mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;
II-27 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

c) mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan


yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan
kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;
d) mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur
hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;
e) mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi izin alih
fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau;
f) melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah
ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan wujud
arsitektural;
g) meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.
2. Strategi pola ruang kota untuk optimalisasi pembangunan wilayah terbangun,
meliputi :
a) mengembangkan pola ruang kota yang kompak, intensif dan hijau, serta
berorientasi pada pola jaringan transportasi;
b) mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung bagian timur
yang terdiri dari SWK Arcamanik, SWK Ujung Berung, SWK Kordon, dan SWK
Gedebage;
c) mengendalikan bagian barat kota yang telah berkembang pesat dengan
kepadatan relatif tinggi, yang terdiri atas SWK Bojonagara, SWK Cibeunying, SWK
Tegallega, dan SWK Karees;
d) membatasi pembangunan di Kawasan Bandung Utara yang berada di luar
kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung bagi kawasan
bawahannya;
e) mempertahankan fungsi dan menata RTNH; dan
f) menata, mengendalikan dan mewajibkan penyediaan lahan dan fasilitas parkir
yang memadai bagi kegiatan pada kawasan peruntukan lainnya.

II-28 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DLHK KOTA BANDUNG

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


DLHK Kota Bandung

Di dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DLHK Kota Bandung untuk membantu
Walikota yang merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah di bidang lingkungan hidup dan sub urusan persampahan,
terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaannya. Permasalahan yang muncul
terkait kinerja layanan, berdasarkan hasil analisis terhadap evaluasi pencapaian pada
periode renstra sebelumnya adalah :

III-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 3.1
Pemetaan Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan DLHK Kota Bandung

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3) (4)


1. Indeks Kualitas Air Kota Kualitas air sungai dan anak - Diketahui kandungan parameter BOD di
Bandung masih berada pada sungai di Kota Bandung saat ini dalam air, menjadi penyebab utama
status “waspada”. berada pada kondisi tercemar, status sungai menjadi “cemar sedang”.
dari 46 sungai Kota Bandung, 28 Parameter BOD menunjukkan jumlah
sungai berada pada status bahan organik yang cukup tinggi di
“cemar sedang”. dalam air sungai.
- Parameter BOD berasal dari pencemaran
sungai oleh limbah domestik yang
berasal dari pembuangan langsung oleh
masyarakat terutama di permukiman
yang berada di bantaran sungai atau
fasilitas IPAL komunal yang tidak
memenuhi Baku Mutu Lingkungan.
- Dapat berasal dari pencemaran limbah
industri terutama dari para pelaku usaha
yang tidak memiliki fasilitas IPAL
2. Kondisi air sungai Kota Pemantauan hanya dilakukan 2 Kota Bandung belum memiliki alat telemetri
Bandung hasil pemantauan kali dalam 1 tahun dan hanya dengan kemampuan pemantauan kualitas
tidak sesuai dengan keadaan menunjukkan kualitas air sungai air secara terus menerus yang dipasang
sebenarnya sesaat permanen di titik pemantauan, sehingga
ketika ada perubahan dapat langsung
ditelusuri sumber pencemarnya dan bisa
segera dilakukan penindakan terhadap
penyebab pencemarannya.
3. Penanganan kasus Untuk menentukan Tidak adanya peralatan uji kualitas
pencemaran terkesan penyebab/pelaku pencemaran lingkungan yang portable menyebabkan
lambat harus menunggu pihak keputusan harus menunggu pihak
laboratorium melakukan laboratorium yang memakan waktu hingga
pengujian kualitas lingkungan di 2 minggu
lokasi pencemaran.
4. Masih terjadi kasus Banyak pelaku usaha atau Jumlah Pejabat Pengawas Lingkungan
pencemaran yang dilakukan kegiatan yang tidak terawasi Hidup (PPLH) yang berwenang untuk
oleh para pelaku usaha penaatannya terhadap aturan melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan lingkungan pelaksanaan Dokumen Lingkungan masih
sangat sedikit
5. Pencemaran dari limbah - Masih banyak warga di sekitar - Kurangnya jumlah sarana IPAL Komunal
domestik masih banyak bantaran sungai yang - Kebutuhan IPAL Komunal tidak keluar
terjadi membuang langsung limbah dari keinginan masyarakat sehingga
domestiknya ke sungai sarana IPAL yang dibuat tidak dikelola
- IPAL komunal yang dibangun dan dipelihara secara konsisten oleh
tidak dikelola dan dipelihara masyarakat
dengan baik oleh masyarakat
sehingga berhenti berfungsi

III-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3) (4)


atau efisiensi pengolahannya
memburuk mengakibatkan
kualitas air buangan menjadi
buruk
6. Persentase pengelolaan Jumlah pelaku usaha yang Pemahaman para pelaku usaha terhadap
limbah B3 masih sangat melakukan pengelolaan limbah kewajiban dan pentingnya melakukan
sedikit B3 masih sangat sedikit pengelolaan limbah B3 masih sangat
rendah
7. Terjadi banjir genangan di Air hujan dari hulu terbawa - Sumur resapan diperlukan untuk
banyak tempat, terutama di hingga ke hilir yang lebih meresapkan air langsung ke dalam tanah
daerah dengan topografi rendah dan karena tingkat terutama di daerah hulu.
rendah penyerapan rendah sehingga - Untuk daerah-daerah yang jenuh air,
menjadi tergenang diperlukan teknologi lain untuk
mengurangi run off dan untuk
menampung air agar dapat dimanfaatkan
8. Lubang biopori telah banyak Dalam jangka waktu yang lama, Lubang biopori akan efektif dalam
dibuat tetapi tidak dapat efektifitas resapan lubang meresapkan air ke dalam tanah apabila
mengurangi run off air hujan biopori dan kemampuannya jumlahnya cukup banyak dan kondisinya
sebagai media komposter terus dipelihara
menjadi berkurang
9. Jumlah mata air yang sudah Jumlah air dari mata air yang Permasalahan yang dihadapi di dalam
terdata cukup banyak, yaitu dimanfaatkan untuk memenuhi melakukan pemantauan debit air mata air
sebanyak 142 mata air. kebutuhan air bersih adalah :
Namun, masih belum masyarakat belum dapat - Kurangnya personel pelaksana
diketahui cakupan diidentifikasi dengan baik. Hal pemantauan
pemanfaatan air mata air ini terjadi karena belum - Lokasi mata air yang tersebar dan berada
sebagai sumber air bersih. dilakukan pemantauan debit air di wilayah yang cukup sulit dijangkau
mata air secara berkala dan - Adanya mata air yang dikuasai pihak
belum diidentifikasi jumlah KK swasta sehingga tidak bisa diakses.
yang memanfaatkan air dari
mata air.
10. Berdasarkan perhitungan, Emisi GRK hanya dihitung dari Untuk menurunkan emisi GRK, maka perlu
emisi GRK mengalami data-data sekunder tentang dilakukan usaha untuk mengurangi jumlah
penurunan, namun kondisi jumlah penduduk, rumah kendaraan, jumlah konsumsi bahan bakar,
udara di Bandung terasa tangga, konsumsi bahan bakar, jumlah sampah dan limbah. Selain itu, emisi
semakin pengap jumlah kendaraan, limbah dan yang sudah terbentuk harus diserap dan
sampah yang dihasilkan serta diolah sehingga tidak mencemari udara
jumlah ternak atau produksi ambien.
pertanian. Secara logika,
dengan bertambahnya
penduduk maka jumlah emisi
akan meningkat pula.
11. Cakupan sampah yang Sampah yang terkumpul berupa Budaya pemilahan belum terbentuk karena
dikelola secara Landfill sampah yang tercampur antara :
masih sangat tinggi sampah organik dan anorganik 1. Pemahaman masyarakat yang masih
minim

III-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3) (4)


sehingga tidak bisa 2. Sarana pengangkutan sampah terpilah
dimanfaatkan yang masih sangat kurang
3. Sistem pengelolaan sampah yang
belum mendukung terjadinya
pemilahan sampah
4. Pemilahan sampah yang sudah mulai
dilakukan di tingkat rumah tangga
masih belum diikuti oleh
pengangkutan sampah secara terpilah
oleh PD. Kebersihan sehingga sampah
yang telah dipilah, diangkut dengan
cara dicampur kembali.
5. Ketersediaan TPS 3R masih sangat
kurang sehingga sampah yang sudah
terpilah di tingkat rumah tangga,
dicampur kembali ketika dikumpulkan
di TPS.
12. Cakupan sampah yang Jumlah biodigester masih Masyarakat penerima biodigester, belum
diubah menjadi energi sedikit dan belum efektif menguasai penggunaan alat sehingga
masih sangat rendah digunakan oleh masyarakat banyak unit biodigester yang tidak
digunakan.
13. Cakupan sampah yang - Sampah yang dikelola oleh - Jumlah Bank Sampah saat ini sudah
dikelola secara 3R masih Bank Sampah masih rendah bertambah, namun kemampuan
belum optimal - Sampah yang dikelola di manajemen pengelola Bank Sampah
sektor non formal (pemulung) yang masih kurang menyebabkan Bank
belum teridentifikasi Sampah yang telah terbangun belum
jumlahnya dapat berjalan dengan optimal
- Sampah yang diubah menjadi - Belum dilakukan upaya survey
kompos masih sedikit menyeluruh terkait jumlah sampah yang
jumlahnya dikelola oleh pemulung
- Upaya pengomposan pada skala rumah
tangga masih belum dipahami dengan
baik
14. Cakupan Layanan Masih terdapat masyarakat - Penegakan hukum bagi pelaku
persampahan belum yang membuang sampah ke pembuangan sampah ke sungai belum
mencapai angka maksimal sungai atau ke tempat lain dilakukan dengan konsisten
selain tempat pembuangan - Belum seluruh RW melakukan MoU
sampah dengan PD. Kebersihan terkait
pengangkutan sampah dari TPS

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan pembangunan daerah. Visi juga dapat diartikan sebagai arah
pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima)

III-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

tahun mendatang (clarity of direction) yang menjawab permasalahan pembangunan


daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah.
Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi,
permasalahan, dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis
maka Visi Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah :

Bandung : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya Kota Bandung dan
seluruh warganya yang berada di dalam satu kawasan dalam batas-
batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1810 hingga
sekarang,

Unggul : Dengan berbagai capaian prestasi yang telah diraih pada periode
sebelumnya, maka Pemerintah Kota Bandung akan terus berusaha
untuk menjadi yang terbaik disetiap sektor serta tetap menjadi
contoh bagi daerah lain dalam bentuk terobosan bagi
pembangunan daerah. Dukungan SDM Kota Bandung
yang berkualitas baik secara fisik dan mental akan berdampak
positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan
kemandirian daerah, namun juga dalam mendukung
pembangunan Kota Bandung.
Nyaman : Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, maka
kualitas infrastruktur yang sudah baik harus terus ditingkatkan
dengan tetap memperhatikan dampak terhadap kualitas
lingkungan. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti tanah,
air dan udara harus terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk
ditinggali dengan ruang-ruang kota dan infrastruktur
pendukungnya yang responsif terhadap berbagai aktifitas dan
perilaku penghuninya. Kebutuhan ruang dalam konteks
pelaksanaan pembangunan harus tetap berpihak terhadap
lingkungan

Sejahtera : Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diwujudkan merupakan


kesejahteraan yang berbasis pada individu, keluarga dan
lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera
tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga
sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam arti yang sejati
adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari

III-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh


dimensi dirinya meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen
ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa
depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera
lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang
paripurna. Kesejahteraan seperti inilah yang akan membentuk
kepercayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk
mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik hingga menjadi
teladan bagi kota lainnya.

Agamis : Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, manifestasi dari


kesempurnaan kehidupan beragama sebagai wujud perintah Tuhan
bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama harus mampu
menjadi rahmat bagi alam semesta. Terwujudnya masyarakat yang
agamis adalah kondisi yang harus hadir sepanjang tahun 2018-
2023. Dalam masyarakat yang agamis semua warga masyarakat
mengamalkan ajaran agama masing-masing ke dalam bentuk cara
berfikir, bersikap dan berbuat. Ajaran agama tidak saja hanya
dijadikan kegiatan ritual namun juga diimplementasikan ke dalam
pencapaian pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sosial
kemasyarakatan

Makna dari visi Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera dan
Agamis adalah “Layanan dasar yang unggul dalam hal birokrasi, pembangunan
manusia, infrastruktur dan layanan publik lainnya akan menghadirkan kenyamanan
dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi sehari-hari, serta kemudahan dalam
berinvestasi dan berwirausaha yang pada gilirannya akan secara terus menerus
meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat yang menjadi tujuan akhir
pembangunan. Sedangkan, agamis adalah perwujudan nilai-nilai luhur yang
mencerminkan kepatuhan terhadap norma dan aturan sebagai pijakan dasar dalam
bermasyarakat”.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis internal
dan eksternal. Rumusan Misi yang ditetapkan di Kota Bandung pada tahun 2018-2023
adalah sebagai berikut:

1. Membangun Masyarakat yang humanis, agamis, berkualitas dan berdaya saing.


2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, Bersih dan Melayani
3. Membangun Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan Berkeadilan

III-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan


infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan
5. Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi

Program Pembangunan Daerah yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) Tahun periode
2018-2023 untuk menjawab isu strategis Kota Bandung terdiri atas:
1. Peningkatan modal sosial
2. Peningkatan kualitas pendidikan
3. Peningkatan derajat kesehatan masayarakat
4. Penanggulangan kemiskinan dan PMKS
5. Peningkatan perekonomian kota untuk mengurangi kesenjangan
6. Tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien dalam peningkatan kualitas
layanan publik
7. Optimalisasi infrastruktur dan pengendalian penataan ruang
8. Lingkungan hidup berkualitas dan optimalisasi pengelolaan persampahan
9. Sinergitas pembiayaan pembangunan

Sebagai Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki fungsi membantu Wali Kota
dalam urusan lingkungan hidup dan persampahan, maka misi yang diampu oleh DLHK
Kota Bandung adalah Misi ke-4 yaitu :

Misi 4 : Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang,


pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas
dan berwawasan lingkungan

Untuk menjalankan layanan pengelolaan lingkungan hidup dan persampahan sesuai


dengan tugas pokok dan fungsi DLHK Kota Bandung, dalam rangka mencapai Misi
Wali Kota ke-4 tersebut, terdapat berbagai faktor penghambat. Namun, di sisi lain
masih terdapat faktor pendorong yang bisa digunakan sebagai daya ungkit dalam
perbaikan layanan. Faktor penghambat dan pendorong tersebut adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DLHK Kota Bandung

Permasalahan
No. Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Pelayanan
(1) (2) (3) (4)
1. Indeks Kualitas Air Kota Faktor Eksternal : Adanya beberapa Lembaga Swadaya
Bandung masih berada 1. Masih tingginya pencemaran akibat limbah Masyarakat yang bergerak di dalam
pada status “waspada”. domestik pengelolaan sampah dan lingkungan
2. Sebagian pelaku usaha/kegiatan mikro, kecil yang dapat menjadi agen penggerak
dan menengah masih belum mengelola masyarakat di sekitarnya
limbahnya dengan benar.

III-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Permasalahan
No. Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Pelayanan
(1) (2) (3) (4)
3. Masih terdapat banyak sampah yang
dibuang ke sungai
4. Masih banyak sarana septic tank yang
merembeskan airnya ke tanah sehingga
terjadi infiltrasi bakteri ke sumber air bersih
penduduk
5. Masih ada sarana TPS yang berada di
pinggir sungai sehingga ada air leachet
sampah/limbah B3 rumah tangga yang
masuk ke sungai.
6. Berkurangnya kuantitas air permukaan di
musim kemarau menyebabkan air menjadi
pekat dan kualitasnya menjadi buruk.
7. Terjadinya pendangkalan sungai karena
erosi di daerah hulu sehingga air menjadi
keruh, kualitasnya menjadi buruk dan sungai
menjadi dangkal.

Faktor internal :
1. Kurangnya jumlah personel pengawas
lingkungan sehingga pelaku pencemaran
sungai belum dapat ditindak secara efektif.
2. Masih minimnya produk hukum yang
mengatur pengendalian kualitas air, baik air
permukaan maupun air tanah.

2. Indeks Kualitas Tutupan Faktor Eksternal Masih terdapat lahan-lahan milik pemkot
Lahan Kota Bandung 1. Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang terletak di daerah Bandung Utara
masih berada pada status Bandung masih sangat rendah yang fungsi hidrologisnya masih dapat
“waspada” 2. Kualitas tutupan lahan yang ada masih dioptimalkan
kurang baik karena masih banyak terjadi
perkerasan di RTH yang ada
3. Masih banyak kawasan yang diperuntukkan
untuk konservasi, digunakan untuk
pemukiman/usaha
4. Kawasan konservasi yang ada tidak ditata
atau dipelihara sehingga fungsi
hidrologisnya menjadi hilang.

Faktor Internal
Wewenang pengelolaan RTH saat ini masih
tumpang tindih antara beberapa SKPD sehingga
tidak ada kepastian penanggung jawab
pengelolaan RTH
3. Indeks Kualitas Udara 1. Pencemaran udara oleh kendaraan Perbaikan kualitas udara dengan
Kota Bandung masih bermotor semakin meningkat karena menggunakan tanaman sebagai
berada pada status jumlah kendaraan yang masuk ke Kota penyerap masih memungkinkan
“kurang”. Bandung semakin bertambah dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan
2. Pencemaran udara oleh asap dari sumber kegiatan urban farming, Bandung
tidak bergerak pun masih terjadi. berkebun dan kegiatan sejenis lainnya.

III-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Permasalahan
No. Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Pelayanan
(1) (2) (3) (4)
4. Berdasarkan perhitungan, Terjadi fenomena Urban Heat Island (UHI) yaitu Adanya upaya penerapan ecooffice yang
emisi GRK mengalami peningkatan suhu kota yang diakibatkan oleh dapat memicu dilakukannya penataan
penurunan, namun tingginya aktivitas manusia di perkotaan. bangunan sehingga lebih ramah
kondisi udara di Bandung Fenomena ini terjadi karena perubahan lingkungan dan hemat energi.
terasa semakin pengap penggunaan lahan dari vegetasi menjadi daerah
beraspal, beton, lahan terbangun, dan lahan
terbuka non-vegetasi
5. Persentase sampah yang Masyarakat belum terbiasa memilah dan Saat ini gerakan KangPisman sudah
dibuang ke TPA masih mengolah sampah sejak dari rumah sehingga mulai dikenal sehingga dapat
sangat tinggi sampah masih dibuang dengan cara dicampur mendorong upaya pemilahan sampah
dengan lebih baik
6. Persentase sampah yang 1. Bank Sampah yang saat ini sudah banyak Saat ini gerakan KangPisman sudah
diolah sejak dari sumber dibuat oleh masyarakat ternyata masih mulai dikenal sehingga dapat
masih rendah belum bisa menampung sampah recycable mendorong upaya pemilahan sampah
dalam jumlah besar dan jenis sampah yang dengan lebih baik
dapat diterimanya pun masih terbatas
2. Pelaku pengelola sampah organik non
formal belum terinventarisir dengan baik
sehingga jumlah sampah yang dikelolanya
pun belum diketahui dengan pasti
3. Masyarakat belum mengetahui dan belum
terbiasa mengolah samoah organiknya
menjadi kompos.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta


Renstra DLH Provinsi Jawa Barat

Kementerian Lingkungan Hidup RI dalam Renstra Tahun 2014-2019 telah menetapkan


sasaran umum dan sasaran khusus Pembangunan Lingkungan Hidup. Sasaran strategis
pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah :

1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan,


ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar
63,42. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu
air, udara dan tutupan hutan;
2. Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari
untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadailan,
dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan
PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik
kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan,
3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta
keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian

III-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai


penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan
populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang
dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain).

Indikator kinerja atas sasaran-sasaran Kementerian Lingkungan Hidup RI tersebut


meliputi :

 Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 – 68,5


 Peningkatan kontribusi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap
penerimaan devisa dan PNBP sebagai masukan terhadap PDB Nasional
 Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun.

Indikator sasaran urusan lingkungan hidup yang ingin dicapai di tingkat Provinsi,
apabila dilihat dari rancangan RPJMD Provinsi Jawa Barat dan Renstra DLH Provinsi
Jawa Barat periode 2018-2023 adalah :

- Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mencapai angka 50,64 pada tahun 2023 dengan
target awal di tahun 2019 sebesar 49,76 poin. Indeks ini merupakan agregat dari :
o Indeks Kualitas Air sebesar 42,47 poin di tahun 2019 dan 43,27 poin di tahun
2023 yang diampu oleh DLH Provinsi Jawa Barat;
o Indeks Kualitas Udara sebesar 79,31 poin pada tahun 2019 dan 80,11 poin pada
tahun 2023 yang diampu oleh DLH Provinsi Jawa Barat, dan
o Indeks Kualitas Tutupan Lahan sebesar 33,06 poin pada tahun 2019 dan 34,06
pada tahun 2023 yang diampu oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
- Tingkat upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), ditargetkan sebesar 7%
pada tahun 2019 dan 9% pada tahun 2023. Indikator sasaran sesuai tugas pokok
dan fungsi DLH Provinsi Jawa Barat adalah Penurunan Emisi GRK dari sektor limbah
dan sampah dengan target sebesar 0,33% pada tahun 2019 dan 0,74% pada tahun
2023.

III-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 3.3
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan DLHK Kota Bandung berdasarkan Sasaran
Renstra KLHK Republik Indonesia dan Renstra DLH Provinsi Jawa Barat

No. Permasalahan Pelayanan Faktor Penghambat Faktor Pendorong

(1) (2) (3) (4)


1. Indikator kinerja atas sasaran-sasaran Kementerian Lingkungan  Jumlah personel  Adanya program
Hidup RI meliputi : pengawas lingkungan citarum harum yang
 Indeks kualitas lingkungan hidup berada pada kisaran 66,5 – hidup yang sangat merupakan program
68,5 terbatas nasional membuat
 Peningkatan kontribusi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan  Sulitnya mencari lahan banyak pihak memberi
Hidup terhadap penerimaan devisa dan PNBP sebagai kota yang dapat perhatian yang cukup
masukan terhadap PDB Nasional digunakan untuk besar terhadap
 Derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. pemenuhan kebutuhan perbaikan kualitas air
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mencapai angka 50,64 pada sarana pengelolaan sungai
tahun 2023 dengan target awal di tahun 2019 sebesar 49,76 lingkungan
poin. Indeks ini merupakan agregat dari :  Ketersediaan sarana
 Indeks Kualitas Air sebesar 42,47 poin di tahun 2019 dan pengelolaan lingkungan
43,27 poin di tahun 2023 yang diampu oleh DLH Provinsi hidup yang sangat
Jawa Barat; kurang
 Indeks Kualitas Udara sebesar 79,31 poin pada tahun 2019  Penegakan hukum
dan 80,11 poin pada tahun 2023 yang diampu oleh DLH belum dilakukan
Provinsi Jawa Barat, dan dengan konsisten
 Indeks Kualitas Tutupan Lahan sebesar 33,06 poin pada  Kurangnya ruang
tahun 2019 dan 34,06 pada tahun 2023 yang diampu oleh terbuka hijau
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. menyebabkan kualitas
Tingkat upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), udara
ditargetkan sebesar 7% pada tahun 2019 dan 9% pada tahun
2023. Indikator sasaran sesuai tugas pokok dan fungsi DLH
Provinsi Jawa Barat adalah Penurunan Emisi GRK dari sektor
limbah dan sampah dengan target sebesar 0,33% pada tahun
2019 dan 0,74% pada tahun 2023.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Kebijakan dan strategi di dalam pengembangan struktur ruang dan pola ruang kota,
menjadi hal utama yang dibahas di dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah. Dari
Dokumen Teknis Penyusunan RTRW Kota Bandung diketahui bahwa kebijakan terkait
pengembangan struktur ruang terdiri dari :

1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan daerah yang efektif dan efisien dalam


menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang
didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung,
Provinsi Jawa Barat dan Nasional;

III-11 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

2. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana


transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali;
3. Peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana
daerah yang terpadu dengan sistem regional.

Dengan strategi untuk mewujudkan kebijakan pengembangan struktur ruang adalah :

1. Mengembangkan dua PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung
Timur;
2. Membagi daerah menjadi delapan SWK, masing-masing dilayani oleh satu SPK;
3. Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;
4. Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala
pelayanannya;
5. Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan
kapasitas jaringan jalan;
6. Menjaga fungsi dan hirarki jalan;
7. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran
jalan, pengelolaan lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;
8. Memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;
9. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat
kegiatan;
10. Mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di
batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah
Daerah yang berbatasan;
11. Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota ;
12. Menjaga keseimbangan ketersediaan air baku;
13. Mempertahankan kualitas air permukaan dan air tanah dangkal;
14. Mewajibkan penyediaan sumur resapan dalam setiap kegiatan pembangunan;
15. Mengupayakan ketersediaan sumber air baku melalui kerjasama antar daerah;
16. Mengurangi tingkat kebocoran air minum;
17. Memperluas jaringan prasarana air limbah;
18. Mewajibkan penyediaan instalasi pengelolaan limbah khusus pada setiap
kegiatan yang menghasilkan limbah;
19. Meningkatkan pelayanan prasarana drainase dalam rangka mengatasi
permasalahan banjir dan genangan;
20. Mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPAS dengan cara
pengolahan setempat per-wilayah dengan teknik-teknik yang ramah lingkungan;
21. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
22. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum di pusat-pusat pelayanan daerah
dan lingkungan sesuai dengan skala pelayanannya;
23. Mempertahankan serta memelihara fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada;

III-12 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

24. Mengarahkan pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum baru skala
daerah dan wilayah ke wilayah Bandung Timur;
25. Melengkapi fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang di seluruh wilayah
daerah;
26. Menyebarkan dan memeratakan fasilitas sosial dan fasilitas umum dan
membatasi fasilitas yang sudah jenuh;
27. Mengendalikan dampak negatif dari berbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum;
dan
28. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana
pemadam kebakaran.

Kebijakan terkait pengembangan pola ruang Kota Bandung terdiri dari :

a. Perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung; dan


b. Optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Kebijakan ini diwujudkan melalui serangkaian strategi, yaitu :

1. Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung, meliputi :


a) menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan
Bandung Utara;
b) mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;
c) mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau
kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya
air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan
erosi;
d) mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur
hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;
e) mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi izin alih
fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau;
f) melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah
ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan wujud
arsitektural;
g) meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.
2. Strategi pola ruang kota untuk optimalisasi pembangunan wilayah terbangun,
meliputi :
a) mengembangkan pola ruang kota yang kompak, intensif dan hijau, serta
berorientasi pada pola jaringan transportasi;
b) mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung bagian timur
yang terdiri dari SWK Arcamanik, SWK Ujung Berung, SWK Kordon, dan SWK
Gedebage;

III-13 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

c) mengendalikan bagian barat kota yang telah berkembang pesat dengan


kepadatan relatif tinggi, yang terdiri atas SWK Bojonagara, SWK Cibeunying,
SWK Tegallega, dan SWK Karees;
d) membatasi pembangunan di Kawasan Bandung Utara yang berada di luar
kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung bagi kawasan
bawahannya;
e) mempertahankan fungsi dan menata RTNH; dan
f) menata, mengendalikan dan mewajibkan penyediaan lahan dan fasilitas parkir
yang memadai bagi kegiatan pada kawasan peruntukan lainnya.

Di dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Dokumen RPJMD Kota Bandung
Tahun 2018-2023, rumusan isu strategis merupakan capaian TPB dalam kelompok
yang belum mencapai target (SB), memiliki data tetapi belum menjadi target dalam
RPJMD (TT) dan yang belum memiliki data (NA). Selain ketiga kelompok hasil capaian
TPB, isu strategis juga dikaitkan dengan kondisi dan perubahan 6 muatan lingkungan
hidup dalam PP 46 Tahun 2016 tentang KLHS yang meliputi daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, kinerja jasa ekosistem, risiko lingkungan hidup, sumber
daya alam, kerentanan dan adaptasi perubahan iklim, emisi gas rumah kaca dan
kemampuan penyediaan lingkungan hidup.

Tabel 3.4
Isu Strategis pada Dokumen KLHS RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023

Isu Strategis terkait


Tujuan Pembangunan Isu Strategis dari Target TPB belum tercapai, Kondisi
Berkelanjutan (TPB) belum menjadi target, belum ada data Lingkungan Hidup dan
Keuangan Daerah
Tujuan 6 menjamin  Ketersediaan dan kualitas air tanah menurun, termasuk ketersediaan  Penurunan kualitas air
ketersediaan dan air bersih. dan di beberapa wilayah pengembangan, kualitas air tidak  Pengelolaan sampah
manajemen air bersih serta layak untuk minum, mandi dan cuci. yang belum optimal
sanitasi yang berkelanjutan  Kebijakan pengelolaan sampah terkait meningkatnya masalah polusi
untuk semua linKebijakan pengelolaan sampah terkait meningkatnya masalah
polusi lingkungAN
 Pengelolaan sampah yang tidak terintegrasi dari sumber ke tempat
pemrosesan akhir
Tujuan 8 mempromosikan  Target PDRB riil/kapita belum tercapai Masih terdapat penduduk di
keberlanjutan pertumbuhan  Belum optimalnya daya beli masyarakat sebagai salah satu komponen Kota Bandung yang berada
ekonomi yang inklusif dan IPM di bawah garis kemiskinan
berkelanjutan, kesempatan  Tingkat pengangguran terbuka cukup tinggi dengan perkembangan
kerja yang produktif lapangan kerja yang terbatas, iantaranya adalah karena keterbatasan
menyeluruh, serta pekerjaan keterampilan dan kecakapan tenaga kerja yang kurang sesuai dengan
yang layak bagi semua sektor ekonomi yang membutuhkannya
 Belum optimalnya kualitas kelembagaan dan pelayanan investasi
 Perkembangan sektor informal pedagang kaki lima di Kota Bandung
yang cepat dan cenderung tidak terkendali, sehingga menimbulkan
eksternalitas negatif bagi kegiatan lainnya. Pelakunya banyak juga
yang berasal dari luar Kota Bandung

III-14 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Isu Strategis terkait


Tujuan Pembangunan Isu Strategis dari Target TPB belum tercapai, Kondisi
Berkelanjutan (TPB) belum menjadi target, belum ada data Lingkungan Hidup dan
Keuangan Daerah
 Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan
masyarakat
 Belum optimalnya penggalian potensi ekonomi dari sektor ekonomi
kreatif
Tujuan 9 membangun  Peningkatan daya saing investasi melalui dukungan infrastruktur  Perwujudan Bandung
infrastruktur yang tangguh, pendukung masih kurang Smart City
mempromosikan industri  Sentra-sentra kegiatan ekonomi yang sudah terbentuk umumnya
yang inklusif dan belum mendapat dukungan optimal dari pemerintah. Lebih jauh lagi
berkelanjutan serta pada kelompok penduduk miskin terjadi kerawanan bahan pokok
mendorong inovasi akibat kenaikan harga
 Peningkatan sumber emisi gas rumah kaca, emisi gas buang sumber
bergerak dan tidak bergerak
 Kondisi jaringan jalan yang mengalami kerusakan sedang dan berat
tersebar hampir seluruh wilayah
 Kondisi jaringan pedestrian yang kurang memadai dan tempat parkir
yang tidak tersedia secara layak;
 Belum terlayaninya kota secara memadai untuk penanganan air
limbah terpadu dengan IPAL
Tujuan 11 membangun kota  Luas lahan terbangun dalam bentuk pertumbuhan permukiman baru  Permasalahan Banjir,
dan permukiman yang di Kota Bandung semakin meningkat dan mengurangi luasan sawah Sampah,
inklusif, dan Ruang terbuka hijau  Penurunan Kualitas Udara
aman, tangguh dan  Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi,
berkelanjutan kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan tumbuh
dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi
serta kearifan budaya lokal sebagai basis ketahanan budaya untuk
menjaga keberlanjutan dinamika dan perkembangan zaman sekaligus
untuk menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang sesuai
dengan tatanan, tuntunan, dan tontonan budaya local
 Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat
berharga dalam membangun jati diri dan mewarnai segenap sektor
kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas untuk mengundang
kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional
 Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta
pemberdayaan lembaga budaya untuk kepentingan diplomasi budaya
sehingga meningkatkan citra diri, harkat, dan martabat bangsa dalam
pergaulan dunia
 Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan
baik yang fisik maupun non fisik dalam bentuk hak atas kekayaan
intelektual bangsa
 Keterbatasan luasan dan sebaran ruang publik juga terjadi di Kota
Bandung
 Kawasan kumuh masih luas di Kota Bandung
 Penataan hunian rumah susun dan permukiman yang layak dengan
akses sanitasi yang memadai belum terbangun secara optimal
Tujuan 12 menjamin pola  Peningkatan penyediaan sumber air baku belum memadai untuk  Kapasitas sumber air baku
produksi dan konsumsi yang mengimbangi laju pertumbuhan penduduk belum memadai
berkelanjutan  Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan  Kapasitas lahan TPA yang
pemberdayaan masyarakat untuk peduli terhadap pengelolaan sudah tidak memadai
sampah secara mandiri

III-15 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Isu Strategis terkait


Tujuan Pembangunan Isu Strategis dari Target TPB belum tercapai, Kondisi
Berkelanjutan (TPB) belum menjadi target, belum ada data Lingkungan Hidup dan
Keuangan Daerah
Tujuan 15 melindungi,  Ruang terbuka hijau masih belum mencapai target luasan yang  menurunnya fungsi
merestorasi dan direncanakan imbuhan air tanah di
mempromosikan  Konversi lahan produktif ke lahan terbangun wilayah tangkapan air
pemanfataan berkelanjutan utama
ekosistem daratan,
manajemen hutan lestari,
mengurangi penggurunan,
menghentikan dan
mengembalikan degradasi
lahan serta menghentikan
kehilangan keanekaragaman
hayati

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan hasil telaahan terhadap gambaran pelayanan Perangkat Daerah, sasaran


jangka menengah pada Renstra Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
sasaran jangka menengah dari Renstra DLH Propinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023,
implikasi RTRW bagi pelayanan Perangkat Daerah dan implikasi KLHS bagi pelayanan
Perangkat Daerah, maka didapat bahwa isu strategis yang dihadapi di Kota Bandung
adalah :

III-16 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 3.5
Perbandingan hasil penelaahan permasalahan layanan DLHK Kota Bandung

Telaahan Renstra DLH Telaahan KLHS RPJMD


No Permasalahan layanan DLHK Kota Bandung Telaahan Renstra KLHK Telaahan RTRW Kota Bandung
Propinsi Jawa Barat Kota Bandung
Faktor Eksternal :  Renstra KLHK RI Tahun 2014-  Indeks Kualitas 1. Daya dukung dan daya tampung kota yang 1. Pengelolaan
 Pemahaman masyarakat di dalam pengelolaan 2019 menitikberatkan Lingkungan Hidup (IKLH) semakin berkurang persampahan yang
sampah dan pengelolaan lingkungan masih sangat kepada upaya untuk menjadi sasaran yang 2. Rendahnya proporsi ruang terbuka hijau belum optimal
kurang menjaga kualitas lingkungan ingin dicapai di DLH kota, tingginya alih fungsi lahan, masih 2. Rendahnya Kualitas
 Sulitnya mencari lahan kota yang dapat digunakan hidup untuk meningkatkan Provinsi Jawa Barat, hal terdapatnya lingkungan perumahan yang Dan Kuantitas
untuk pemenuhan kebutuhan sarana IPAL, TPS dan daya dukung lingkungan, ini telah sejalan dengan kumuh, belum dipertimbangkannya Sumber Daya Air (Air
sarana pengelolaan lingkungan lainnya. ketahanan air dan kesehatan sasaran yang ingin mitigasi bencana, kurangnya lahan Tempat Permukaan Dan Air
 Ketersediaan sarana baik persampahan maupun masyarakat; dicapai oleh DLHK Kota Permakaman Umum, dan belum Tanah)
pengelolaan limbah masih belum memadai Sasaran DLHK Kota Bandung Bandung. tersedianya ruang untuk sektor informal. 3. Tingginya Tingkat
 Sarana yang telah ada tidak dipelihara dengan baik telah sejalan dengan sasaran  Penurunan Emisi Gas 3. Penyediaan infrastruktur di Kota Bandung Alih Fungsi Lahan
 Penegakan hukum baik terkait kasus pencemaran yang ingin dicapai oleh KLHK Rumah Kaca (GRK) masih mengalami beberapa kendala di 4. Frekuensi Dan
maupun pengelolaan lingkungan belum dilakukan  Melestarikan keseimbangan menjadi sasaran antaranya: Intensitas Banjir Yang
dengan konsisten ekosistem dan berikutnya dari Renstra  belum tersedianya TPA (Tempat Semakin Tinggi
 Kebutuhan anggaran yang semakin meningkat keanekaragaman hayati serta DLH Provinsi Jawa Barat. Pemrosesan Akhir) yang berkelanjutan 5. Rendahnya Kualitas
tidak sebanding dengan pendapatan Kota Bandung keberadaan SDA sebagai Di DLHK Kota Bandung, dengan sistem pengolahan yang Udara
sistem penyangga kehidupan upaya penurunan emisi ekonomis; 6. Kemacetan Yang
Faktor Internal : untuk mendukung GRK menjadi bagian dari  belum terintegrasinya sistem air limbah Semakin Sering
 Jumlah pegawai DLHK yang masih kurang pembangunan berkelanjutan, upaya pengendalian kota dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Terjadi dan Meluas
 Jumlah personel pengawas lingkungan hidup yang dengan indikator kinerja kualitas udara. Upaya Air Limbah) 7. Belum Optimalnya
sangat kurang derajat keberfungsian yang lebih ditekankan di  kapasitas IPAL terbatas, dan belum Pola Kemitraan
 Ketersediaan sarana pemantauan kualitas ekosistem meningkat setiap Kota Bandung adalah digunakan secara optimal; Pembiayaan
lingkungan yang belum memadai tahun. upaya adaptasi terhadap  jaringan air bersih baru melayani 53% Pembangunan
 Proses komunikasi antar bidang yang belum Sasaran DLHK Kota Bandung perubahan iklim yang penduduk dengan pengaliran kontinu Infrastruktur
berjalan lancar yang berkaitan dengan terjadi sebagai akibat 24 jam dan tingkat kebocoran 50%
 Perbaikan pada proses perencanaan kegiatan pelestarian SDA dan dari adanya peningkatan  sumber air baku tidak memadai dan
 Proses Transfer Pengetahuan terhadap masyarakat keanekaragaman hayati emisi GRK. supplynya cenderung menurun;
yang belum maksimal sehingga teknologi yang adalah Sasaran Indeks  Pengendalian pembangunan di Kota
sudah ada, belum berfungsi dengan maksimal Kualitas Tutupan Lahan. Bandung belum efektif, masih banyak
bahkan ada yang akhirnya tidak berfungsi pelanggaran dan penyimpangan yang
terjadi.

III-17 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Berdasarkan hasil penelaahan di atas terlihat bahwa permasalahan lingkungan hidup


yang dihadapi di Kota Bandung meliputi :

1) Rendahnya Kualitas dan Kuantitas Air (Air Permukaan dan Air Tanah), hal ini
menjadi perhatian pada Renstra KLHK yang memasukkan ketahanan air sebagai
sasaran yang ingin diwujudkan serta Indeks Kualitas Air sebagai sasaran pada
Renstra DLH Provinsi. Pada Dokumen KLHS RPJMD Kota Bandung, isu ini menjadi
isu yang secara gamlang dinyatakan. Pada RTRW Kota Bandung dinyatakan bahwa
daya dukung dan daya tampung lingkungan semakin menurun dan infrastruktur
yang masih dianggap kurang meliputi sarana IPAL, jaringan air bersih dan supply
air baku yang semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan
kualitas dan kuantitas air ini menjadi perhatian bersama yang harus dituntaskan,
terutama karena hasil capaian Renstra DLHK pada periode sebelumnya pun
menunjukkan bahwa baru 5 (lima) titik sungai di Kota Bandung yang sudah
memiliki status cemar ringan melalui metode analisis Indeks Storet dari 46 anak
sungai yang ada di Kota Bandung.
2) Rendahnya Kualitas Tutupan Lahan. Kota Bandung dengan luasan RTH sebesar
12,67% memiliki korelasi dengan terjadinya permasalahan terkait kuantitas air dan
kualitas udara. Luasan RTH yang rendah telah mengakibatkan serapan air menurun
sehingga mengakibatkan banjir dan cadangan air tanah yang semakin menurun. Di
sisi lain, rendahnya luasan RTH berpengaruh pula pada jumlah tumbuhan yang
memiliki fungsi sebagai penetral kualitas udara, sehingga kualitas udara pun
semakin memburuk.
3) Menurunnya kualitas udara. Hal ini menjadi konsekuensi dari rendahnya luasan
RTH, kurangnya tutupan vegetasi dan bertambahnya jumlah penduduk Kota
Bandung beserta aktivitasnya. Permasalahan ini pun menjadi sasaran perbaikan
yang ingin dicapai di Renstra KLHK dan Renstra DLH Provinsi Jawa Barat, sejalan
dengan dokumen KLHS Kota Bandung.
4) Pengelolaan Persampahan yang belum optimal. Hal ini terlihat dari capaian
kinerja pengelolaan persampahan oleh DLHK Kota Bandung pada periode
sebelumnya, dimana capaian layanan pengelolaan persampahan baru mencapai
97,97%. Permasalahan lainnya dari pengelolaan persampahan adalah proporsi
pengelolaan sampah yang masih sebagian besar dibuang ke TPA, hal ini
menimbulkan permasalahan terkait ketersediaan anggaran pengolahan sampah.

Di sisi lain, terdapat permasalahan internal yang juga perlu diselesaikan yaitu :

1. Penambahan jumlah pegawai, baik pejabat fungsional tertentu maupun fungsional


umum;
2. Perbaikan dan penambahan sarana kerja;
3. Perbaikan proses perencanaan kegiatan untuk mencapai tujuan, serta

III-18 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

4. Perbaikan prosedur kerja serta komunikasi antar bidang di internal DLHK Kota
Bandung.

Baik permasalahan lingkungan hidup secara umum, maupun permasalahan internal


DLHK Kota Bandung, adalah permasalahan yang harus diselesaikan oleh DLHK Kota
Bandung pada periode 5 (lima) tahun berikutnya. Penyelesaian terhadap permasalahan
tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan layanan lainnya, bukan hanya
layanan DLHK Kota Bandung tetapi juga layanan yang diberikan oleh organisasi
perangkat daerah lainnya di Kota Bandung.

III-19 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Kerangka Logis Penyelesaian Isu Strategis


Kota

Apabila dilihat dari kerangka logis penyelesaian isu


strategis di tingkat Kota, maka dapat dilihat bahwa
pencapaian Tujuan dan Sasaran Walikota merupakan
pekerjaan bersama antara berbagai perangkat
daerah. Hal ini menyebabkan cross cutting program
dan kegiatan antar perangkat daerah, dapat terjadi.

Berdasarkan kerangka logis tersebut, DLHK Kota


Bandung terlibat di dalam penyelesaian masalah
ketersediaan Ruang Terbuka Hijau, Masalah
Penyelesaian Genangan, Masalah Kualitas
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan sampah. Di sisi
lain, sebagai bagian dari pemerintahan, DLHK Kota
Bandung pun memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya kepuasan masyarakat dan akuntabilitas
kinerja serta keuangan.

Dilihat dari cross cutting pada kerangka logis tersebut


di atas, dapat dilihat bahwa Misi Walikota pada
RPJMD Kota Bandung yang diampu oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung
adalah Misi ke-4, yaitu :

Misi 4 : Mewujudkan Bandung nyaman melalui


perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur
serta pengendalian pemanfaatan ruang yang
berkualitas dan berwawasan lingkungan

IV-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

IV-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tujuan pada Misi ke-4 Walikota adalah “Terwujudnya infrastruktur dan tata ruang kota
yang berkualitas dan berwawasan lingkungan”, dengan indikator capaian tujuan adalah
Indeks Liveable City Aspek Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan Infrastruktur Kota
Bandung.

Sasaran dari tujuan Walikota di atas terdiri dari 4 sasaran, yaitu :

1) Meningkatnya Ruang Kota yang Nyaman dan Berkelanjutan, dengan indikator


sasaran Persentase Luasan Ruang Terbuka Hijau
2) Terselesaikannya Permasalahan Layanan Infrastruktur kota, dengan indikator
sasaran Lama Genangan yang Tertangani pada Titik Genangan, Aspek Penyebab
Kemacetan Persentase Luasan Kawasan Kumuh
3) Meningkatnya Layanan Air Bersih, dengan indikator sasaran yaitu Persentase
Rumah Tangga Mengakses Air Bersih

4) Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Kota Bandung, dengan indikator sasaran


adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persentase layanan pengelolaan
sampah.

Berdasarkan uraian Tugas Pokok dan Fungsi DLHK Kota Bandung, maka sasaran utama
yang diampu oleh DLHK Kota Bandung adalah Sasaran “Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup Kota Bandung”, dengan indikator sasaran yaitu :

 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), dan


 Cakupan Layanan Pengelolaan Sampah

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut kemudian dilakukan pemetaan
kinerja yang dapat menggambarkan penyelesaian isu-isu strategis melalui pendekatan
urusan. Hal tersebut digambarkan di dalam pemetaan kinerja berikut ini :

IV-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Isu Strategis
LINGKUNGAN HIDUP BERKUALITAS DAN OPTIMALISASI
KERANGKA LOGIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
RPJMD TAHUN 2018 – 2023
MISI 4 SASARAN 4.1 TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR DAN TATA RUANG Tujuan
KOTA YANG BERKUALITAS DAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
INDIKATOR : Indeks Liveable City (8,00)

Sasaran
MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BANDUNG Long Term
Outcome
INDIKATOR : Indeks Kualitas LH (33,16) (Sasaran dan
Indikator
RPJMD)

Meningkatnya
Meningkatnya
Indeks
Indeks
Kualitas Air Intermediat
Kualitas Udara
e Term
Outcome

Turunnya tingkat Turunnya tingkat


Turunnya Tingkat Terpenuhinya Terpenuhinya Berkurangnya
Turunnya Tingkat Berkurangnya Turunnya tingkat pencemaran udara pencemaran udara
Pencemaran Air Cakupan Kuantitas Air Sampah yang Short Term
Pencemaran Air Pendangkalan pencemaran udara akibat asap akibat pembakaran
Limbah Domestik Pengelolaan Air Permukaan Masuk ke Sungai Outcome
Limbah Industri Sungai akibat asap Pabrik kendaraan sampah
Limbah B3

Program: Program: Program: Program: Program: Program:


Pengendalian Pengendalian Program Perlindungan dan Pengembangan Pengendalian Program: Program:
Pencemaran dan Konservasi SDA Kinerja Program: Program Pengembangan
Pencemaran dan Pengendalian Pencemaran dan
Rehabilitasi Indikator: Pengelolaan Pengendalian Pencegahan Kinerja
Rehabilitasi Pencemaran dan Rehabilitasi
Kerusakan Air Persentase Persampahan Pencemaran Udara dampak lingkungan Pengelolaan
Kerusakan Air Perusakan Kerusakan Air
Indikator: Kawasan Indikator: dan Dampak Indikator: Persampahan Program
Indikator: Lingkungan Akibat Indikator:
Persentase Sungai Konservasi Jumlah sampah Perubahan Iklim Cakupan Indikator:
Persentase Sungai Limbah B3 Persentase Sungai Indikator:
Dan
dengan status Indikator: Terpelihara yang dengan status pencegahan Jumlah sampah
dengan status
Target: termanfaatkan dan Indeks SO2 Indikator
indeks pencemaran indeks pencemaran Persentase Limbah indeks pencemaran dampak kerusakan yang
"cemar ringan" B3 rumah tangga 35,21% di daur ulang di Target: lingkungan akibat termanfaatkan dan Urusan
"cemar ringan" "cemar ringan" 0,43
Target: Target: dan UMKM yang Urusan LH sumber sampah Target: kebijakan dan di daur ulang di
43,48% Target: Urusan LH usaha/kegiatan sumber sampah
43,48% terkelola Program: 43,48%
Urusan LH Urusan LH Target: 174.054,2 ton Urusan LH Target: Target:
Pengelolaan Ruang Urusan LH Program:
0,93% 100% 174.054,2 ton
Program: Program: Terbuka Hijau Program: Pembinaan dan
Urusan
Program: LH Urusan LH Urusan LH
Penataan Kawasan Pembinaan dan Indikator: Sarana dan Pengawasan
Permukiman Pengawasan Pembinaan dan Program:
Persentase RTH Prasarana Sumber Lingkungan Hidup Program:
Indikator: Lingkungan Hidup Pengawasan Penegakan Produk
yang Berkualitas Daya Air Indikator: Penegakan Produk
Persentase Luasan Indikator: Lingkungan Hidup Hukum Daerah
Target: Indikator: Cakupan Hukum Daerah
Kawasan Cakupan Indikator: Indikator:
58,18% Lama Genangan perlindungan Indikator:
Permukiman perlindungan Cakupan Persentase
Urusan yang Tertangani kualitas lingkungan Persentase
Kumuh kualitas lingkungan perlindungan Penegakan Perda
Pertanahan pada Titik Target: Penegakan Perda
Target: Target: kualitas lingkungan Target:
Genangan 33,49% Target:
2,16% 33,49% Target: 100%
Target: Urusan LH 100%
Urusan Perkim Urusan LH 33,49% Urusan
30 Menit Urusan
Urusan LH Trantibumlinmas
Program: Urusan PUPR Trantibumlinmas
Program:
Pengembangan Penegakan Produk Program:
Lingkungan Sehat, Hukum Daerah Penegakan Produk
Upaya Kesehatan Indikator: Hukum Daerah
Kerja dan Persentase Indikator:
Kesehatan OR Penegakan Perda Persentase
Indikator: Target: Penegakan Perda
Persentase Sarana 100% Target:
Kesehatan Urusan 100%
Lingkungan Yang Trantibumlinmas Urusan
Memenuhi Syarat Trantibumlinmas
Target:
55% CC MISI 2
Urusan Kesehatan
CC MISI 2 CC MISI 2 CC MISI 2 CC MISI 2

CC MISI 2

IV-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

LINGKUNGAN HIDUP BERKUALITAS DAN OPTIMALISASI Isu Strategis


KERANGKA LOGIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

RPJMD TAHUN 2018 - 2023


TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR DAN TATA RUANG
MISI 4 SASARAN 4.2 KOTA YANG BERKUALITAS DAN BERWAWASAN Tujuan
LINGKUNGAN
INDIKATOR : Indeks Liveable City (8,00)

MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA Sasaran


BANDUNG
Long Term
INDIKATOR : Cakupan Layanan Pengelolaan Sampah Kota Outcome
(99%) (Sasaran dan
Indikator
RPJMD)

Intermediat
Meningkatnya Meningkatnya e Term
Penanganan Pengurangan Outcome
Sampah Sampah
(Kontribusi: 72%) (Kontribusi: 27%)

Meningkatnya Meningkatnya
Meningkatnya
Percepatan Optimalisasi Meningkatnya Meningkatnya
Penyediaan dan Short Term
Pembangunan Pengangkutan Pengelolaan Kesadaran/Prilaku
Pengelolaan TPS
TPPAS Regional Sampah sampah dari Masyarakat Outcome
Sumber terhadap
Program: Program: Pengelolaan
Program: Program: Program:
Program: Pegembangan Pemberdayaan Program: Program: Persampahan
Peningkatan Peningkatan Pegembangan
Pegembangan Kinerja Kewilayahan Pegembangan Pencegahan
Kerjasama Kerjasama Kinerja
Kinerja Pengelolaan Pengelolaan Indikator: Kinerja Dampak Program:
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pengelolaan Program:
Persampahan Persampahan Tingkat Pengelolaan Lingkungan Penegakan Produk
Indikator: Indikator: Persampahan Pembinaan dan Program
Indikator: Indikator: Pemberdayaan Persampahan Indikator: Hukum Daerah
Persentase Persentase Indikator: Pengawasan
Kerjasama Aktif Jumlah Sampah Kerjasama Aktif
Jumlah Sampah
Jumlah Sampah Lembaga Indikator: Cakupan Indikator: Dan
yang Pencegahan Lingkungan Hidup
yang di yang Termanfaatkan yang di yang Kemasyrakatan Jumlah Sampah Persentase Indikator
Termanfaatkan dan Dampak Indikator:
dan di Daur Ulang di Termanfaatkan Target: yang Penegakan Perda
Implementasikan Implementasikan
di Daur Ulang di Termanfaatkan dan Lingkungan Akibat Cakupan Urusan
Target: Sumber Sampah Target: dan di Daur Ulang 80,20% Target:
Sumber Sampah Kebijakan dan Perlindungan
100% Target: 100% di Sumber Urusan Penunjang di Daur Ulang di 100%
Target: Usaha/Kegiatan Kualitas
Urusan Penunjang 174.054,2 Ton Urusan Penunjang Sampah Sumber Sampah Urusan
174.054,2 Ton Target: Lingkungan
Urusan LH Target: Target: Trantibumlinmas
Urusan LH 100% Target:
174.054,2 Ton 174.054,2 Ton
33,49% Program:
Urusan LH Urusan LH Urusan LH
Urusan LH Pemberdayaan
Kewilayahan
Program: Indikator:
Pemberdayaan Program: Tingkat
Kewilayahan Pencegahan Pemberdayaan
CC MISI 5 CC MISI 5 CC MISI 5
Indikator: Dampak Lembaga
Tingkat Lingkungan Kemasyrakatan
Pemberdayaan Indikator: Target:
Lembaga Cakupan 80,20%
Kemasyrakatan Pencegahan Urusan Penunjang
Target: Dampak
80,20% Lingkungan Akibat
Urusan Penunjang Kebijakan dan
Usaha/Kegiatan
Target:
100%
Urusan LH

CC MISI 2
dan 3

IV-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Dengan pendekatan urusan, maka semua pihak yang mengampu urusan tersebut
harus menyelesaikan isu strategis/permasalahan yang terjadi secara bersama. Apabila
pemetaan kinerja di atas dicermati maka terlihat bahwa persoalan peningkatan
kualitas lingkungan hidup dan layanan pengelolaan sampah, tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh DLHK Kota Bandung tapi juga harus melibatkan OPD lain di lingkungan
Kota Bandung. Hal ini karena penyebab terjadinya suatu permasalahan terdiri dari
banyak faktor, dimana penyelesaian masing-masing faktor penyebab tersebut diampu
oleh OPD yang berbeda-beda.

4.2. Tujuan dan Sasaran Strategis DLHK

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
5 (lima) tahunan. Sedangkan, sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan
tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat Daerah yang
diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah.

Tujuan dan sasaran menjadi kebijakan strategis yang menunjukkan tingkat prioritas
tertinggi dalam perencanaan pembangunan kota. Tujuan adalah pernyataan tentang
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Sasaran adalah hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, dapat
dicapai, rasional, untuk dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Tujuan dan sasaran pembangunan daerah mempunyai peran penting sebagai rujukan
utama dalam perencanaan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran dari
visi dan misi kepala daerah menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran
rencana strategis perangkat daerah. Karena itu, Tujuan dan Sasaran pada Rencana
Strategis DLHK Kota Bandung dilandaskan oleh Tujuan dan Sasaran Wali Kota pada
RPJMD Kota Bandung.

Dalam rangka mencapai Visi dan Misi Kota Bandung untuk menyelesaikan isu strategis
Kota Bandung terkait Lingkungan Hidup, serta mengacu kepada Renstra KLHK 2015-
2019, Renstra DLH Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 dan RPJMD Kota Bandung
Tahun 2018-2023, maka DLHK Kota Bandung menetapkan Tujuan yang ingin dicapai
pada Tahun 2018-2023 yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Kota Bandung


2. Meningkatnya Cakupan Pengelolaan Sampah Kota

Pernyataan tujuan pertama yaitu Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup Kota


Bandung memiliki makna bahwa DLHK Kota Bandung berkeinginan untuk
mewujudkan Lingkungan Hidup yang berkualitas tinggi bagi seluruh warga Kota

VII-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Bandung, untuk mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan tinggi, serta


menyiapkan dukungan lingkungan hidup bagi keberlanjutan pembangunan generasi
yang akan datang. Indikator Tujuan pertama ini adalah Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) yang juga merupakan indikator sasaran pada RPJMD Kota Bandung
Tahun 2018-2023.

IKLH digunakan dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai kondisi


lingkungan hidup pada lingkup dan tahun tertentu. Tujuan digunakannya indikator ini
adalah sebagai informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan berkaitan
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagai bentuk
pertanggung-jawaban kepada publik terkait pencapaian perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan sebagai instrumen keberhasilan pemerintah dalam
melindungi dan mengelola lingkungan hidup.

Formulasi perhitungan IKLH adalah sebagai berikut :

𝐼𝐾𝐿𝐻 = (30% × 𝐼𝐾𝐴) + (30% × 𝐼𝐾𝑈) + (40% × 𝐼𝐾𝑇𝐿)


Keterangan :
IKA = Indeks Kualitas Air
IKU = Indeks Kualitas Udara
IKTL = Indeks Kualitas Tutupan Lahan

Indeks ini telah digunakan sebagai indikator di dalam Dokumen Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dengan target
pencapaian sebesar 66,5-68,5 poin pada tahun 2019. Saat ini, indikator tersebut
menjadi indikator kinerja yang disarankan untuk digunakan pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 86 Tahun 2017.

Target capaian IKLH di akhir masa RPJMD Kota Bandung yaitu di tahun 2023 adalah
mencapai angka 35,83 poin, atau naik sebesar 0,48 poin dari awal masa RPJMD.
Penentuan target tersebut disesuaikan dengan kenaikan target IKLH Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2018-2023 yaitu 49,76 poin di awal periode RPJMD dan 50,64 poin
di akhir periode RPJMD.

Sasaran strategis dari pernyataan tujuan pertama tersebut terdiri dari :


1. Meningkatnya Kualitas Udara, dengan indikator sasaran Indeks Kualitas Udara
(IKU).
2. Meningkatnya Kualitas Air, dengan indikator sasaran Indeks Kualitas Air (IKA).
3. Terjaganya Kualitas Tutupan Lahan, dengan indikator sasaran Indeks Kualitas
Tutupan Lahan (IKTL).

VII-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

1. Indeks Kualitas Udara (IKU)

Untuk menyatakan kondisi kualitas udara di suatu tempat dapat dilakukan dengan
indeks kualitas udara. Indeks kualitas udara dibuat untuk memberikan kemudahan
mengetahui kondisi kualitas udara ambien kepada masyarakat dengan informasi yang
sederhana, tanpa harus menggunakan satuan-satuan yang tidak mudah dimengerti
masyarakat.

Untuk menentukan indeks mutu lingkungan, diperlukan dua tahapan mendasar yaitu:
1. Perhitungan sub indeks untuk setiap variabel polutan yang ditinjau
2. Penggabungan antara sub indeks menjadi suatu indeks gabungan

Perhitungan Sub Indeks untuk kualitas udara ambien dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

1. Melakukan pengukuran kualitas udara ambien, parameter NO2 dan SO2,


sebanyak dua - empat kali per tahun dengan metode passive sampler. Nilai
konsentrasi tahunan setiap parameter adalah rerata/rata-rata dari nilai
konsentrasi per triwulan atau semester.
2. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2 dari setiap pemantauan untuk
masing-masing lokasi (titik) sehingga didapat data rerata untuk area
transportasi (A), industri (B), perumahan (C1) dan
perkantoran/perdagangan (C2). Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2
untuk masing-masing kota atau kabupaten yang merupakan perhitungan
rerata dari keempat titik pemantauan.
3. Angka rerata NO2 dan SO2 dibandingkan dengan referensi EU sehingga akan
didapatkan indek udara model EU (IEU) atau indeks antara sebelum
dinormalisasikan menjadi Indeks Kualitas Udara (IKU).
4. Selanjutnya nilai konsentrasi rata-rata tersebut dikonversikan menjadi nilai
indeks dalam skala 0 – 100, dengan rumus sebagai berikut :

𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑼 = 𝟏𝟎𝟎 − ( × (𝑰𝑬𝑼 − 𝟎, 𝟏))
𝟎, 𝟗

𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 + 𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐
𝑰𝑬𝑼 = ( )
𝒏

𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑵𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑵𝑶𝟐


𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 = =
𝑵𝑰𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑵𝑶𝟐 𝟒𝟎

𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑺𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑺𝑶𝟐


𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐 = =
𝑵𝑰𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑺𝑶𝟐 𝟐𝟎

VII-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

2. Indeks Kualitas Air (IKA)

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003, bahwa
salah satu metode untuk menentukan indeks kualitas air digunakan metode indeks
pencemaran air sungai (PIj). Indeks pencemaran air dapat digunakan untuk menilai
kualitas badan air, dan kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks
pencemaran juga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila
terjadi penurunan kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar.

Indeks pencemaran air dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij,
di mana Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air ke i dan Lij menyatakan
konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku mutu peruntukan
air j. Dalam hal ini peruntukan yang digunakan adalah klasifikasi baku mutu air kelas I
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Nilai Pij > 1 artinya bahwa air sungai tersebut tidak memenuhi baku mutu air kelas I
sebagaimana dimaksud PP No. 82 Tahun 2001. Penghitungan Indeks Kualitas Air (IKA)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Setiap titik pantau pada lokasi dan waktu pemantauan kualitas air sungai
dianggap sebagai satu sampel;
2) Hitung indeks pencemaran (PIj) setiap sampel untuk parameter TSS, DO, BOD,
COD, Total Fosfat, Fecal Coli dan Total Coliform;
3) Penentuan IKA berdasarkan nilai dari PIj sebagai berikut:
a. IK = 100, untuk Pij ≤1,
b. IK = 80, untuk Pij>1 dan Pij≤4,67 (4,67 adalah nilai Pij dari baku mutu kelas II
terhadap kelas I),
c. IKA = 60, untuk Pij≥4,67 dan Pij≤6,32 (6,32 adalah nilai Pij dari buku mutu kelas
III terhadap kelas I),
d. IKA = 40, untuk Pij≥6,32 dan Pij≤6,88 (6,88 adalah nilai Pij dari buku mutu kelas
IV terhadap kelas I),
e. IKA = 20, untuk Pij>6,88.
4) Nilai IKA dipengaruhi oleh berbagai variable antara lain:
a. Penurunan beban pencemaran serta upaya pemulihan (restorasi) pada
beberapa sumber air;
b. Ketersedian dan fuktuasi debit air yang dipengaruhi oleh perubahan fungsi
lahan serta faktor cuaca lokal, iklim regional dan global;

VII-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

c. Penggunaan air; dan


d. Tingkat erosi dan sedimentasi.

3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)

Indeks Kualitas Tutupan Lahan dihitung berdasarkan rumus berikut ini :

𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑻𝑳 = 𝟏𝟎𝟎 − ((𝟖𝟒, 𝟑 − (𝑻𝑯 × 𝟏𝟎𝟎)) × )
𝟓𝟒, 𝟑

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏


𝑻𝑯 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏


= 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏
+ (𝟎, 𝟔 × (𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑹𝒖𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒂 𝑯𝒊𝒋𝒂𝒖 + 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒕𝒂))

Pernyataan Tujuan kedua yaitu Meningkatnya Cakupan Pengelolaan Sampah Kota


memiliki makna bahwa DLHK Kota Bandung berkeinginan untuk mengurangi
timbulan sampah dan menangani sampah yang diproduksi di Kota Bandung, sebagai
bagian pelayanan dasar kepada masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang
sehat. Indikator Tujuan kedua ini adalah Cakupan Pengelolaan Sampah Kota.

Cakupan pelayanan persampahan adalah gambaran banyaknya sampah/tonase


sampah yang dapat dibuang ke TPA dan dikurangi sejak dari sumber dengan metode
Reuse, Reduce, Recycle (3R) pada suatu kurun waktu tertentu. Cakupan layanan
pengelolaan sampah merupakan penjumlahan dari capaian pengurangan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga tingkat Kota Bandung dengan
capaian penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga
tingkat Kota Bandung (ton/tahun).

Formulasi perhitungan cakupan layanan pengelolaan sampah adalah sebagai


berikut :
𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
= 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
+ 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

Cakupan layanan pengelolaan sampah ini menunjukkan apakah seluruh sampah yang
dihasilkan di Kota Bandung telah ditangani dengan baik sehingga tidak ada lagi
sampah yang ditimbun di pinggir jalan atau dibuang ke sungai. Semakin tinggi
cakupan layanan pengelolaan sampah harus ditunjukkan dengan kondisi bersih tanpa
ceceran sampah di seluruh wilayah Kota Bandung.

VII-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Target cakupan layanan sampah pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 99,00%
atau naik sebesar 2% dari kondisi eksisting terakhir. Hal ini telah disesuaikan dengan
Peraturan Wali Kota mengenai kebijakan dan strategi daerah dalam penanganan
sampah atau yang dikenal dengan Jakstrada Pengelolaan Sampah.

Sasaran strategis atas pernyataan tujuan kedua tersebut di atas adalah :


Meningkatnya cakupan pengelolaan sampah kota, dengan indikator sasaran adalah :
1. Capaian Penanganan Sampah, dan
2. Capaian Pengurangan Sampah

Meningkatnya kepuasan masyarakat, dengan indikator sasaran adalah Indeks


Kepuasan Masyarakat

1. Capaian pengurangan sampah

Capaian pengurangan sampah adalah gambaran banyaknya sampah/tonase sampah


yang dapat dikurangi sejak dari sumber dengan metode Reuse, Reduce, Recycle (3R)
pada suatu kurun waktu tertentu (ton per tahun).

Formulasi perhitungan Capaian Pengurangan Sampah adalah sebagai berikut :


𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
= ((𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑑𝑖𝑤𝑖𝑦𝑎𝑡𝑎
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝑆 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑃𝑆 3𝑅
+ 𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑙𝑢𝑛𝑔)/𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ)
× 100%

2. Capaian penanganan sampah

Capaian penanganan sampah adalah gambaran banyaknya sampah/tonase sampah


yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang dibuang ke TPA
terdiri dari sampah residu dan sampah yang tercampur, karenanya semakin besar
sampah yang dibuang ke TPA, menunjukkan budaya pemilahan sampah yang belum
terbangun di masyarakat. Oleh karena itu, indikator capaian penanganan sampah
diharapkan semakin hari semakin menurun persentasenya.

VII-11 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Formulasi perhitungan Capaian Penanganan Sampah adalah sebagai berikut :

𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ


𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝐴
= × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

3. Indeks Kepuasan Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat diukur untuk mengetahui perkembangan kinerja unit


pelayanan. Instansi Pemerintah perlu melakukan kegiatan penyusunan indeks
kepuasan masyarakat secara periodik terhadap unit pelayanan di lingkungan instansi
pemerintah agar dapat diketahui keberhasilan kinerja unit pelayanan yang terkait.

Pedoman yang digunakan untuk melakukan Survey Kepuasan Masyarakat adalah


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.

VII-12 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan DLHK Kota Bandung

Target Kinerja Tujuan/Sasaran Pada Tahun


No. Tujuan Sasaran Indikator Tujuan/Sasaran
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatnya
Indeks Kualitas
1. Kualitas Lingkungan 35,35 poin 35,47 poin 35,59 poin 35,71 poin 35,83 poin
Lingkungan Hidup (IKLH)
Hidup Kota Bandung
Meningkatnya
1.1. Indeks Kualitas Udara (IKU) 58,81 poin 59,01 poin 59,21 poin 59,41 poin 59,61 poin
kualitas udara
Meningkatnya
1.2. Indeks Kualitas Air (IKA) 20,20 poin 20,40 poin 20,60 poin 20,80 poin 21,00 poin
kualitas air

Terjaganya kualitas Indeks Kualitas Tutupan


1.3. 29,24 poin 29,35 poin 29,46 poin 29,57 poin 29,68 poin
tutupan lahan Lahan (IKTL)

Meningkatnya
Cakupan Cakupan Pengelolaan
2. 98,00% 98,30% 98,50% 98,70% 99,00%
Pengelolaan sampah Sampah Kota
kota
Capaian Pengurangan
Meningkatnya 20,00% 22,00% 24,00% 26,00% 27,00%
sampah
2.1. cakupan pengelolaan
Capaian Penanganan
sampah kota 78,00% 76,30% 74,50% 72,70% 72,00%
Sampah

Meningkatnya Indeks Kepuasan


2.2 76,00 poin 78,00 poin 80,00 poin 81,50 poin 83,00 poin
kepuasan masyarakat Masyarakat

VII-13 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 86 Tahun 2017 dinyatakan bahwa
Strategi adalah langkah berisikan program-program sebagai prioritas Pembangunan
Daerah/Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran. Sedangkan, Arah Kebijakan adalah
rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan
pembangunan dan mengantisipasi isu strategis Daerah/Perangkat Daerah yang
dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi.

Berbagai rumusan strategi yang disusun menunjukkan kemantapan pemerintah


daerah dalam memegang prinsipnya sebagai pelayan masyarakat. Hal ini karena
program prioritas adalah program yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan lanjutannya.

Perencanaan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien sebagai pola strategis
pembangunan akan memberikan nilai tambah (value added) pada pencapaian
pembangunan daerah dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Sebagai salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah, rumusan strategi akan
mengimplementasikan bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan
serangkaian arah kebijakan dari pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi
diturunkan dalam sejumlah arah kebijakan dan program pembangunan operasional
dari upaya-upaya nyata dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.

5.1. Analisis Logic Model

Metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan strategi


pembangunan jangka menengah Kota Bandung tahun 2018-2023 yaitu analisis Logic
Model.

Logic Model adalah alat yang menyampaikan skema, program, atau proyek singkat,
format yang visual. Model logika ini menjelaskan tindakan yang direncanakan dan hasil
yang diharapkan. Sebuah model adalah gambaran pemikiran saat individu atau
kelompok tentang bagaimana ide atau program mereka mungkin bekerja.

Logic model membantu penyusunan desain, perencanaan, pengembangan strategi,


serta lebih lanjut dapat digunakan untuk monitoring, dan evaluasi pada level
Pemerintah Kota Bandung. Model ini dapat diuji untuk kelayakan, dan lebih detailnya
dapat menyelaraskan dengan kegiatan, sumber daya serta output pada urusan teknis
atau Perangkat Daerah. Hubungan antara unsur-unsur, baik interaksi relatif dan urutan

V-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal), serta dapat menjadi acuan dalam
menyusun rencana aksi Pemerintah Kota maupun pada Perangkat Daerah.

5.2. Strategi dan arah kebijakan pencapaian peningkatan kualitas udara

Untuk menentukan strategi dan arah kebijakan untuk mencapai sasaran Meningkatnya
kualitas udara Kota Bandung, dilakukan analisis dengan menggunakan kerangka logis
terhadap penyebab terjadinya peningkatan kualitas udara. Dari hasil analisis terhadap
penyebab masalah, dapat ditentukan strategi yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan hal tersebut.

Gambar 5.1
Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas udara

Gambar 5.2.
Strategi dan arah kebijakan penyelesaian masalah penurunan kualitas udara

V-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Sumber pencemar udara di Kota Bandung terutama disebabkan oleh emisi kendaraan
bermotor dan emisi dari sumber tidak bergerak seperti cerobong industri dan asap
genset. Dalam jumlah sedikit, diakibatkan pula oleh aktivitas warga yang melakukan
pembakaran sampah.

Emisi kendaraan bermotor disebabkan oleh berbagai hal, yaitu jumlah kendaraan yang
semakin banyak, pemeliharaan kendaraan yang tidak teratur sehingga kinerja mesin
memburuk dan mengakibatkan emisi gas buangnya pun ikut memburuk, serta
kemacetan yang menyebabkan polutan terakumulasi dalam satu waktu tertentu.

Emisi dari cerobong industri disebabkan oleh penggunaan bahan bakar yang
berkualitas buruk dan penggunaan boiler dengan spesifikasi yang tidak sesuai/tidak
lengkap. Sedangkan emisi dari genset disebabkan oleh faktor yang sama dengan emisi
pada kendaraan bermotor karena memiliki sistem mesin yang sama dengan kendaraan
bermotor.

Strategi dan arah kebijakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan


disesuaikan dengan permasalahan yang mendasarinya. Untuk menyelesaikan
permasalahan udara akibat cerobong industri, maka upaya yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha terkait
penggunaan cerobong yang dilengkapi dengan peralatan yang akan mengurangi
terjadinya pencemaran udara.

Untuk menyelesaikan permasalahan emisi udara akibat kendaraan bermotor,


dilakukan dengan mendorong penggunaan kendaraan dengan emisi rendah,
mengubah pola penggunaan transportasi dari individual ke transportasi massal serta
pemeliharaan kendaraan agar emisi yang dikeluarkan tidak memburuk. Pengendalian
dapat dilakukan dengan menjadikan syarat lolos uji emisi kendaraan sebagai
persyaratan perijinan kendaraan atau insentif untuk mendapatkan kemudahan.

Di sisi lain, emisi polutan di udara mengakibatkan terjadinya fenomena pemanasan


suhu udara global. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang telah
memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Karenanya, upaya
pengurangan emisi gas polutan harus diikuti dengan upaya adaptasi terhadap
perubahan iklim yang telah terjadi.

Hal yang tidak kalah penting di dalam usaha pengendalian pencemaran adalah
meningkatkan kemampuan alamiah lingkungan dalam menyeimbangkan kandungan
gas di udara. Diantara upaya tersebut adalah melalui penanaman pohon yang dapat
menyerap bahan-bahan polutan dari udara.

Pemantauan kualitas udara pun menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena
efektifitas kinerja pengendalian pencemaran hanya dapat diketahui dari hasil
pengukuran/pemantauan. Untuk pemanfaatan yang lebih lanjut, pemantauan yang

V-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

bersifat real time pun diperlukan sebagai sumber data bagi sistem pendukung
keputusan. Saat ini, sistem pemantauan real time telah dimiliki oleh DLHK Kota
Bandung dengan dipasangnya 4 unit stasiun pemantau Air Quality Monitoring System
(AQMS) di 4 lokasi pemantauan, namun belum dapat dimanfaatkan untuk sumber data
bagi sistem pendukung keputusan.

Apabila dilihat dari berbagai strategi yang perlu dilakukan, terlihat bahwa upaya
perbaikan kualitas udara ini harus dilakukan secara bersama-sama dengan OPD lain
seperti Dinas Perhubungan. Hal ini harus dilakukan karena upaya penyelesaian
masalah bersifat lintas sektoral.

5.3. Strategi dan arah kebijakan pencapaian peningkatan kualitas air

Kerangka logis untuk penyelesaian permasalahan kualitas air digambarkan sebagai


berikut :

Gambar 5.3
Analisis faktor penyebab penurunan kualitas air

V-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Gambar 5.4
Strategi dan arah kebijakan penyelesaian masalah penurunan kualitas air

Faktor yang mempengaruhi kualitas air terdiri dari :


1. Kualitas air limbah domestik 4. Kuantitas air
2. Kualitas air limbah industri 5. Sampah yang masuk ke sungai
3. Pengelolaan limbah B3 6. Pendangkalan sungai

Kualitas air limbah domestik menjadi penyebab terbesar terjadinya pencemaran


kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah. Hal ini terjadi karena di Kota
Bandung saat ini hanya terdapat 6 kelurahan yang telah memiliki status ODF (Open
Defecation Free). Sebagian besar air limbah domestik dibuang ke sungai. Meskipun
telah ada fasilitas IPAL domestik komunal, namun kualitas air buangan dari IPAL yang
ada masih sangat buruk dan belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.

Layanan pengelolaan air kotor yang dilakukan oleh PDAM Tirtawening pun, belum
mencakup keseluruhan warga di Kota Bandung sehingga penambahan jumlah IPAL
komunal menjadi hal yang krusial untuk dilakukan, di samping upaya untuk
meningkatkan swadaya masyarakat di dalam mengelola sendiri air limbah domestik
yang dihasilkannya.

Upaya lain yang diperlukan adalah melakukan pembinaan terhadap para pelaku usaha
terkait pengelolaan limbah cair yang dihasilkannya, baik melalui sosialisasi secara
langsung atau melalui penertiban ketersediaan dokumen lingkungan sebagai dasar ijin
usaha. Penegakan hukum pun diperlukan untuk melindungi lingkungan dari para
pelaku pencemaran, di samping usaha untuk mengawasi pelaksanaan/implementasi
dokumen lingkungan yang telah dibuat sebagai komitmen pelaku usaha untuk
melindungi dan mengelola lingkungannya.

V-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Strategi lainnya yang akan digunakan adalah dengan melakukan pengelolaan limbah
B3 rumah tangga serta limbah B3 dari para pelaku UMKM dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan limbah B3 oleh para pelaku usaha lainnya. Pengelolaan limbah B3 rumah
tangga dan limbah B3 pelaku UMKM, diantaranya dilakukan dengan penyediaan
sarana prasarana serta pengembangan sistem pengelolaan limbah B3 terpadu.

Menghentikan pembuangan sampah ke sungai menjadi pekerjaan rumah yang juga


harus diselesaikan. Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan Sampah)
yang sekarang sedang digalakkan bersama, menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas air sungai, meskipun secara bersamaan berguna juga untuk
meningkatkan cakupan layanan pengelolaan persampahan.

5.4. Strategi dan arah kebijakan pencapaian peningkatan kualitas tutupan


lahan

Kerangka logis yang digunakan untuk menganalisa peningkatan kualitas tutupan


lahan, adalah sebagai berikut :

Gambar 5.5
Analisis faktor penyebab penurunan kualitas tutupan lahan

Dari kerangka logis di atas terlihat bahwa upaya yang harus dilakukan untuk
peningkatan kualitas tutupan lahan adalah penertiban terhadap alih fungsi lahan dan
penambahan luasan ruang terbuka hijau. Namun, urusan penertiban terhadap alih

V-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

fungsi lahan dan penambahan luasan RTH, tidak menjadi tanggung jawab DLHK Kota
Bandung.

Gambar 5.6
Strategi dan arah kebijakan penyelesaian masalah penurunan kualitas tutupan lahan

Upaya yang dapat dilakukan oleh DLHK Kota Bandung untuk menjaga bahkan
meningkatkan kualitas tutupan lahan adalah dengan upaya perbaikan fungsi hidrologi
dari ruang-ruang terbuka yang saat ini ada. Hal ini dapat dilakukan, baik melalui upaya
pembuatan sumur-sumur resapan, pembuatan lubang biopori, maupun penataan dan
penanaman pohon di wilayah konservasi seperti mata air dan sempadan sungai. Upaya
lainnya yaitu dengan membangun taman keanekaragaman hayati untuk meningkatkan
kualitas dari ruang terbuka hijau yang sudah ada.

5.5. Strategi dan arah kebijakan pencapaian peningkatan cakupan layanan


pengelolaan sampah

Kerangka logis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan layanan


pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut :

V-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Gambar 5.7
Analisis faktor penyebab rendahnya cakupan layanan persampahan kota

Permasalahan sampah merupakan permasalahan bom waktu untuk Kota Bandung.


Ketiadaan sarana TPA yang berimbas kepada tingginya biaya pengelolaan sampah
menjadi masalah yang harus dihadapi. Untuk menurunkan biaya pengelolaan sampah,
maka upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat di dalam mengelola sampah
harus ditingkatkan. Peran serta yang paling utama yang diperlukan saat ini adalah
menjadikan aktivitas pemilahan sampah sebagai budaya masyarakat Kota Bandung.
Agar budaya pemilahan sampah ini dapat terbangun sejak dini, maka edukasi di
kawasan sekolah menjadi salah satu strategi yang harus dilakukan.

Gambar 5.8
Strategi dan arah kebijakan penyelesaian masalah rendahnya cakupan layanan persampahan kota

V-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Mengembangkan Bank Sampah menjadi bagian dari arah kebijakan yang dipilih
sehingga upaya untuk meningkatkan kapasitas pengelola Bank Sampah pun harus
dilakukan. Peningkatan kapasitas tersebut dapat dilakukan melalui pemberian
Bimbingan Teknis bagi para pengelola Bank Sampah.

Upaya pemilahan sampah tentu harus diikuti dengan ketersediaan sarana


pengelolaannya. Sarana pengumpulan sampah, armada pengangkutan sampah dan
media penanganan sampah lainnya dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit,
apalagi jumlah sampah yang dihasilkan kurang lebih mencapai 1650 ton per hari.
Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja pengurangan sampah sejak dari sumber
pun memerlukan penyediaan sarana peralatan komposter, bata terawang, biodigester,
mesin pencacah dan sarana pengolahan sampah lainnya yang mutlak diperlukan untuk
meningkatkan capaian pengurangan sampah.

Analisis terhadap penentuan strategi dan arah kebijakan di atas, disandingkan dengan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tabel sanding antara tujuan, sasaran, strategi
dan arah kebijakan digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

VISI Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera dan Agamis

Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur


MISI KE-4
serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Meningkatnya Meningkatnya Mengendalikan 1. Memantau kualitas udara setiap periode waktu
Kualitas kualitas udara Pencemaran Udara dan tertentu
Lingkungan Dampak Perubahan Iklim 2. Melakukan pengendalian terhadap sumber-sumber
Hidup Kota pencemar udara
Bandung 3. Melakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi
Meningkatnya 1. Melakukan 1. Memantau kualitas air permukaan setiap periode
kualitas air pengendalian waktu tertentu
pencemaran air 2. Melakukan upaya pengendalian terhadap sumber
pencemar air
2. Melakukan
3. Mencegah terjadinya dampak lingkungan akibat
pencegahan terjadinya
kebijakan melalui pelaksanaan kajian lingkungan
dampak lingkungan hidup strategis
akibat kebijakan dan 4. Menyusun rencana penataan aspek lingkungan
kegiatan masyarakat hidup Kota Bandung
3. Melakukan 5. Melakukan pengelolaan dokumen lingkungan
perlindungan terhadap sebagai upaya untuk mencegah dampak
lingkungan akibat kegiatan msnyarakat
kualitas lingkungan
6. Meningkatkan kapasitas personel pengelola
dari tindakan dokumen lingkungan
pencemaran 7. Menyusun aturan rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup

V-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

VISI Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera dan Agamis

Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur


MISI KE-4
serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4. Melakukan rehabilitasi 8. Menyusun norma atau standar baku di dalam
atau perbaikan melakukan pengelolaan lingkungan hidup
terhadap kerusakan 9. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan
para pelaku kegiatan untuk melakukan pengelolaan
kualitas air yang terjadi
lingkungan hidup
5. Melakukan
10. Melaksanakan pengawasan terhadap para pelaku
pengelolaan terhadap usaha/kegiatan mengenai penaatan ketentuan
limbah B3 agar tidak pengelolaan lingkungan hidup
mencemari kualitas air 11. Menyelesaikan pengaduan kasus pencemaran
dan tanah Kota lingkungan
Bandung 12. Melakukan penegakkan hukum bagi para pelaku
pencemaran lingkungan baik yang merupakan hasil
pengaduan maupun dari hasil pengawasan
13. Melakukan pengelolaan terhadap B3 dan limbah B3
di Kota Bandung
14. Menyediakan sarana prasarana serta
mengembangkan sistem pengelolaan limbah B3
15. Melakukan pemantauan kualitas tanah

Terjaganya Melakukan peningkatan 1. Membangun taman keaneka ragaman hayati (Taman


kualitas kualitas tutupan lahan Kehati) sebagai upaya konservasi terhadap
tutupan lahan Kota Bandung sebagai keanekaragaman hayati Kota Bandung
upaya untuk perlindungan 2. Memperbaiki fungsi resapan air dari lahan dan
dan konservasi terhadap ruang-ruang terbuka sebagai upaya konservasi dan
sumber daya alam penambahan cadangan air tanah
3. Memperbaiki fungsi resapan daerah tangkapan air
sebagai usaha perlindungan terhadap mata air
Meningkatnya Meningkatnya Melakukan peningkatan 1. Menyediakan sarana prasarana pengelolaan sampah
Cakupan Cakupan kinerja pengelolaan 2. Memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat di
Pengelolaan Pengelolaan sampah sebagai upaya dalam pengelolaan sampah
sampah kota sampah kota untuk mengurangi 3. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait
sampah dan menangani peningkatan kinerja pengelolaan sampah
sampah yang diproduksi 4. Melakukan upaya untuk meningkatkan peran serta
masyarakat di dalam pengelolaan sampah
5. Meningkatkan kapasitas masyarakat di dalam
pengelolaan sampah dan lingkungan
6. Memfasilitasi kegiatan Edukasi Pengelolaan
Persampahan dan Lingkungan di Kawasan Sekolah
7. Menyusun kebijakan pengelolaan persampahan
8. Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah
9. Melaksanakan pengumpulan sampah
10. Melaksanakan pengangkutan sampah
Meningkatnya Melakukan peningkatan 1. Meningkatkan dukungan terhadap terlaksananya
kepuasan kinerja Dinas Lingkungan operasional kegiatan DLHK
masyarakat Hidup dan Kebersihan 2. Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup
dan pengelolaan persampahan

V-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA
PENDANAAN

6.1. Program dan Kegiatan DLHK Kota Bandung Tahun 2018 – 2023

Program didefinisikan sebagai penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam bentuk


upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan tugas dan fungsi,
sedangkan Kegiatan Perangkat Daerah adalah serangkaian aktivitas pembangunan
yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
rangka mencapai hasil (outcome) suatu program.

Program dan kegiatan ditetapkan sebagai implementasi dari penetapan strategi dan
arah kebijakan di dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena
itu, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi yang dituju,
DLHK Kota Bandung menetapkan rencana program dan kegiatan Tahun 2018-2023
sebagai berikut :

A. Program yang digunakan pada tahun 2019 adalah :


1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, terdiri dari :
1) Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
2) Kegiatan Bimbingan Teknis Persampahan
3) Kegiatan Kerjasama Pengelolaan Persampahan
4) Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan
6) Kegiatan Fasilitasi Edukasi Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan
Kawasan Sekolah
2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam, terdiri dari :
1) Kegiatan Konservasi Keanekaragaman hayati
2) Kegiatan Konservasi Air Tanah
3) Kegiatan Perlindungan Mata Air
3. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, terdiri
dari :
1) Kegiatan Rehabilitasi Kualitas Lingkungan Hidup

VI-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

4. Program Pembinaan Lingkungan Hidup, terdiri dari :


1) Kegiatan Pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dalam
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup
2) Kegiatan Penaatan dan penegakan hukum lingkungan
3) Kegiatan Penanganan Pengaduan lingkungan Hidup
5. Program Penataan Lingkungan, terdiri dari :
1) Kegiatan Kajian Lingkungan Hidup strategis
2) Kegiatan Perencanaan dan Penataan Lingkungan
3) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Dokumen Lingkungan
4) Kegiatan Pengelolaan Dokumen Lingkungan
5) Kegiatan Penyusunan Standar, Norma, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, terdiri dari :
1) Kegiatan Mitigasi Perubahan Iklim
2) Kegiatan Adaptasi dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim
7. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Air, terdiri dari :
1) Kegiatan Pemantauan Kualitas Air
2) Kegiatan Pengendalian Pencemaran Air
8. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Akibat
Limbah B3, terdiri dari :
1) Kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
2) Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana dan Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah B3
3) Kegiatan Pemantauan kualitas Tanah
9. Program Pengendalian Pencemaran Udara, terdiri dari :
1) Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara
2) Kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara

B. Program yang akan digunakan pada tahun 2020 - 2023 adalah :


1. Program Pengendalian Pencemaran dan Rehabilitasi Kerusakan Air
Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan Indeks
Kualitas Air. Hasil yang diharapkan akan dicapai dari Program Pengendalian
Pencemaran dan Rehabilitasi Kerusakan Air ini adalah meningkatnya Persentase
Sungai dengan status indeks pencemaran "cemar ringan".

Saat ini, jumlah titik lokasi sungai dengan status “cemar ringan” di Kota Bandung
masih sangat sedikit karena hampir seluruhnya berada pada kondisi cemar sedang
dan cemar berat. Diharapkan dengan adanya intervensi program ini, sungai Kota

VI-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Bandung akan mengalami perbaikan dan kondisi sungai akan berubah menjadi
lebih baik.

Formula perhitungan dari indikator Persentase Sungai dengan status indeks


pencemaran "cemar ringan" adalah sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑆𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝐼𝑃 𝑐𝑒𝑚𝑎𝑟 𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝐼𝑃 "𝑐𝑒𝑚𝑎𝑟 𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛"
= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 ∶
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝐼𝑃 𝑐𝑒𝑚𝑎𝑟 𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
= ∑ 𝑆𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐼𝑗 ≤ 5

𝐶 2 𝐶 2
( 𝑖) +( 𝑖)
√ 𝐿𝑖𝑗 𝑀
𝐿𝑖𝑗
𝑅
𝑃𝐼𝑗 =
2

Kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kualitas air sungai pada tahun
2020-2023 adalah :
1) Kegiatan Pemantauan Kualitas Air
2) Kegiatan Pengendalian Pencemaran Air
3) Kegiatan Rehabilitasi Kerusakan Air

2. Program Pencegahan Dampak Lingkungan


Program ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya dampak terhadap
lingkungan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan/usaha dan yang disebabkan
oleh adanya kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Dengan adanya program ini,
diharapkan penurunan Indeks Kualitas Air dan Indeks Kualitas Udara Kota Bandung
dapat dicegah.

Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan/usaha


dicegah melalui penyusunan dokumen lingkungan. Sedangkan penurunan kualitas
lingkungan yang diakibatkan oleh adanya kebijakan dari pemerintah, dicegah
melalui penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

VI-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Hasil yang diharapkan atau indikator ketercapaian program ini adalah Cakupan
pencegahan dampak lingkungan akibat kebijakan dan usaha/kegiatan, dengan
target sebesar 100%. Perhitungan dari indikator ini adalah sebagai berikut :

𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑐𝑒𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛


= 𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐷𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
+ 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐷𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐿𝐻𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡

𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶
𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐷𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐿𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐷𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝐾𝐿𝐻𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐿𝐻𝑆 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
= × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target program yang dimaksud


adalah :
1) Kegiatan Kajian Lingkungan Hidup strategis
2) Kegiatan Perencanaan dan Penataan Lingkungan
3) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Dokumen Lingkungan
4) Kegiatan Pengelolaan Dokumen Lingkungan
5) Kegiatan Penyusunan Standar, Norma, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
Lingkungan Hidup

3. Program Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup


Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk melindungi dan menjaga kondisi
lingkungan hidup Kota Bandung saat ini agar tidak rusak atau menjadi lebih buruk.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menangani setiap kasus pencemaran yang
terjadi dan menegakkan aturan pengelolaan lingkungan hidup dengan benar.

Indikator ketercapaian program ini adalah Cakupan perlindungan kualitas


lingkungan, yang merupakan agregasi dari persentase penanganan pengaduan,
persentase penaatan dan persentase sanksi yang diberikan. Seluruhnya dihitung
dari data dasar jumlah pelaku usaha yang diawasi sebanyak 200 perusahaan.
Formula perhitungan dari indikator tersebut adalah sebagai berikut :

𝑪𝒂𝒌𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒊𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒂𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔 𝒍𝒊𝒏𝒈𝒌𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏


% 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏 + % 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒂𝒕𝒂𝒏 + % 𝑺𝒂𝒏𝒌𝒔𝒊
=( )
𝟑

VI-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

∑ 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒆𝒎𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒊


% 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒅𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒆𝒎𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂

∑ 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒈 𝒕𝒂𝒂𝒕 𝒂𝒕𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑳𝑯


% 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒂𝒕𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎%
∑ 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒔𝒊

∑ 𝑺𝒂𝒏𝒌𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏


% 𝑺𝒂𝒏𝒌𝒔𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎%
(∑ 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒘𝒂𝒔𝒊 − ∑ 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒈 𝒕𝒂𝒂𝒕)

Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi kondisi lingkungan hidup Kota


Bandung adalah melalui :

1) Kegiatan Pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat dalam


melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup
2) Kegiatan Penaatan dan penegakan hukum lingkungan
3) Kegiatan Penanganan Pengaduan lingkungan Hidup

4. Program Pengendalian Pencemaran Udara dan Dampak Perubahan Iklim


Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengendalikan kualitas udara Kota
Bandung sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan
adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Harapan dari terlaksananya program
ini adalah terjadinya peningkatan pada Indeks Kualitas Udara Kota Bandung.

Indikator capaian dari program ini adalah Indeks SO2 yang menggambarkan
kandungan bahan Sulfur dioksida di dalam udara ambien Kota Bandung. Semakin
tinggi kadar SO2 di dalam udara ambien maka semakin berbahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam yang sangat berbahaya untuk mahluk hidup.
Sulfur dioksida di dalam udara merupakan hasil pembakaran dari sulfur yang
terdapat pada bahan bakar baik transportasi maupun industri, selain itu
dikeluarkan juga dari aktivitas gunung berapi.

Formulasi perhitungan Indeks SO2 adalah dengan membandingkan kadar SO2


dalam udara ambien dengan NIlai Referensi Europe untuk kadar SO2 yaitu 20.
Semakin tinggi nilai Indeks SO2 menunjukkan kualitas udara yang semakin buruk.
Sebaliknya, menurunnya nilai Indeks SO2 menunjukkan adanya perbaikan pada
kualitas udara. Formulasinya digambarkan sebagai berikut :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑚𝑏𝑖𝑒𝑛


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝑂2 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐸𝑈 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑆𝑂2

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑂2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑚𝑏𝑖𝑒𝑛


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝑂2 =
20

VI-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan Indeks SO2 adalah melalui :


1) Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara
2) Kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara
3) Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan


Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan layanan
pengelolaan sampah kota, sekaligus upaya untuk mengurangi jumlah sampah
yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) melalui pemanfaatan sampah
sejak dari sumber. Tujuan Akhir yang ingin dicapai adalah menciptakan lingkungan
yang zero waste sehingga lingkungan hidup pun dapat meningkat dengan
berkelanjutan.

Indikator capaian program ini adalah Jumlah sampah yang termanfaatkan dan di
daur ulang di sumber sampah (dalam tonase per tahun). Semakin tinggi jumlah
sampah yang dapat di daur ulang sejak dari sumbernya, menunjukkan
keberhasilan dari program ini.

Formula perhitungannya adalah :


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑢𝑟 𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
+ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑛𝑜𝑛 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
+ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡2 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘

Kegiatan yang dilakukan di dalam meningkatkan cakupan layanan pengelolaan


sampah kota adalah :
1) Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
2) Kegiatan Bimbingan Teknis Persampahan
3) Kegiatan Kerjasama Pengelolaan Persampahan
4) Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
persampahan
5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan
6) Kegiatan Fasilitasi Edukasi Pengelolaan Persampahan dan Lingkungan
Kawasan Sekolah
7) Kegiatan Pelaksanaan Tata Kelola Pengumpulan Sampah
8) Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah
9) Kegiatan Pengembangan Teknologi Persampahan
10) Kegiatan Pelaksanaan Tata Kelola Pengangkutan Sampah
11) Kegiatan Peningkatan kinerja pengurangan sampah
12) Kegiatan Peningkatan kinerja penanganan sampah

VI-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Akibat


Limbah B3
Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran air,
udara maupun tanah yang diakibatkan oleh limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
baik pada saat penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan. Tujuan akhirnya
adalah untuk meningkatkan kualitas air dan kualitas udara Kota Bandung.

Indikator capaian dari program ini adalah persentase limbah B3 UMKM yang
terkelola. Saat ini, limbah yang dihasilkan dari pelaku UMKM belum terkelola
dengan baik, padahal di Kota Bandung banyak terdapat pelaku UMKM yang
berpotensi menghasilkan limbah B3.

Formula untuk menghitung persentase limbah B3 UMKM yang terkelola adalah :


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝐵3 𝑈𝑀𝐾𝑀 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝐵3 𝑈𝑀𝐾𝑀 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎
= × 100%
𝑃𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝐵3 𝑈𝑀𝐾𝑀

Kegiatan yang dilakukan dalam mengendalikan pencemaran dan perusakan akibat


limbah B3 adalah :
1) Kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
2) Kegiatan Penyediaan Sarana Prasarana dan Pengembangan Sistem
Pengelolaan Limbah B3
3) Kegiatan Pemantauan kualitas Tanah

7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam


Program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki fungsi hidrologis
tanah atau pun lahan terbuka dalam rangka melindungi kualitas tutupan lahan
Kota Bandung. Tujuan akhir dari program ini adalah mencapai peningkatan indeks
kualitas tutupan lahan Kota Bandung.

Indikator capaian dari program ini adalah Persentase kawasan konservasi


terpelihara yang merupakan agregat dari Persentase Mata Air yang dikonservasi
dan Persentase taman Kehati. Formula untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 + 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐾𝑒ℎ𝑎𝑡𝑖
=
2

VI-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

𝑀𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑖𝑟

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑇𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑎𝑛𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑔𝑎𝑚𝑎𝑛ℎ𝑎𝑦𝑎𝑡𝑖


𝑇𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑡𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛
= × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑡𝑖

Kegiatan yang dilakukan dalam memperbaiki fungsi hidrologis lahan adalah


sebagai berikut :

1) Kegiatan Konservasi Keanekaragaman hayati


2) Kegiatan Konservasi Air Tanah
3) Kegiatan Perlindungan Mata Air

C. Program Non Urusan tahun 2019-2023

Untuk mendukung terlaksananya kegiatan dalam memenuhi tujuan dan sasaran


strategis demi tercapainya visi dan misi Wali Kota, maka diperlukan dukungan
manajerial seperti penyediaan sarana prasarana, pengelolaan pegawai dan penyediaan
fasilitas pendukung lainnya.

Program dan kegiatan yang disediakan untuk layanan administrasi umum terdiri dari :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program ini dilaksanakan untuk menyelenggarakan urusan administrasi


perkantoran dan menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap saat.
Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah :

1) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik


2) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
3) Penyediaan alat tulis kantor
4) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
5) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
6) Penyediaan peralatan rumah tangga
7) Penyediaan Makanan dan Minuman
8) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
9) Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi Perkantoran / Teknis Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Program ini dilaksanakan untuk menyediakan sarana dan prasarana bagi aparatur,
agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Kegiatan yang
dilaksanakan pada program ini adalah :

VI-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

1) Kegiatan Pengadaan kendaraan dinas/operasional


2) Kegiatan Pengadaan Mebeulair
3) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor
4) Kegiatan Pemeliharaan Rutin Berkala/ Peralatan Gedung Kantor dan Gedung
5) Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan disiplin aparatur, diantaranya


disiplin dalam berpakaian. Karenanya, kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
program tersebut adalah :
1) Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapan

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas pegawai DLHK Kota


Bandung, baik teknis maupun manajerial atau pun dari segi knowledge, skill dan
attitude. Karenanya, kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai program tersebut
adalah :
1) Kegiatan Bimbingan Teknis implementasi peraturan perundang-undangan

5. Program Pengelolaan Data dan Informasi Perangkat Daerah

Program ini dilaksanakan untuk mengelola data yang dihasilkan di DLHK dan
kemudian mengolahnya menjadi informasi. Informasi tersebut akan digunakan
sebagai bahan pelaporan dan bahan penyusunan kebijakan, selain sebagai bahan
informasi publik. Karenanya, kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai program
tersebut adalah :
1) Pengembangan Database Terpadu dan Sistem Informasi Perangkat Daerah

6.2. Indikator dan Target Kinerja serta Pendanaan Program/Kegiatan Indikatif

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung telah menetapkan indikator
kinerja dan pendanaan indikatif atas program dan kegiatan Tahun 2018 - 2023 sebagai
berikut :

VI-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Tabel 6.1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN DLHK KOTA BANDUNG

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
101.263.879.535 166.150.371.190 191.078.921.083 272.036.181.504 288.618.480.244 1.019.147.833.557
1 Meningkatnya Indeks Kualitas 32,56 35,35 12.934.726.642 35,47 12.452.820.411 35,59 12.509.195.851 35,71 poin 8.629.928.642 35,83 8.854.263.000 35,83 55.380.934.546
kualitas Lingkungan poin poin poin poin poin poin
Lingkungan
Hidup
Hidup Kota
Bandung
Meningka Indek Kualitas 58,61 58,81 1.499.678.716 59,01 1.494.407.312 59,21 1.484.840.448 59,41 poin 1.524.056.921 59,61 1.561.437.525 59,61 7.564.420.922
tnya udara poin poin poin poin poin poin
Kualitas
Udara
I Program Indeks SO2 1,17 - - 1,16 poin 1.494.407.312 1,15 poin 1.484.840.448 1,14 poin 1.524.056.921 1,13 poin 1.561.437.525 0,43 poin 6.064.742.206 Bid. Kota
Pengendalian poin RPPLH Bandun
Pencemaran g
Udara dan
Dampak
Perubahan Iklim
1 Kegiatan Mitigasi Jumlah Kantor 2 kantor - - 6 kantor 500.000.000 8 kantor 496.799.111 10 kantor 509.920.190 12 kantor 522.427.022 12 kantor 2.029.146.323
dan Adaptasi yang
Perubahan Iklim
menerapkan
ecooffice
dengan benar
Jumlah RW 1 RW - 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 5 RW
yang mengikuti
Program
Kampung Iklim
2 Kegiatan Jumlah 20 - - 23 694.407.312 25 689.961.870,19 26 berkas 708.184.616,87 27 725.554.288,81 27 2.818.108.088
Pemantauan Laporan Hasil berkas berkas berkas berkas berkas
Kualitas Udara
Uji Kualitas
Udara Ambien

VI-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
3 Kegiatan Jumlah 2 lokasi - - 4 lokasi 300.000.000 6 lokasi 298.079.466,45 8 lokasi 305.952.113,97 10 lokasi 313.456.213,50 10 lokasi 1.217.487.794
Pengendalian pelaksanaan uji
Pencemaran
emisi
Udara
II Program Indeks Kualitas 58,61 65,0 poin 1.049.678.916 - - - - - - - - - 1.049.678.916 Bidang Kota
Pengendalian Udara poin RPPLH Bandun
Pencemaran dan g
Perusakan Udara

1 Kegiatan Laporan Hasil 20 LHU 40 LHU 799.679.016 - - - - - - - - - 799.679.016


Pemantauan Uji Kualitas
Kualitas Udara Udara sebagai
dasar data
dalam
perhitungan
IKU
Hasil 1 1
perhitungan Dokume Dokumen
Indeks Kualitas n
Udara
Alat AQMS 4 Unit 4 unit
yang
terpelihara
2 Kegiatan Kajian rencana 0 1 249.999.900 - - - - - - - - - 249.999.900
Pengendalian pengendalian Dokume Dokumen
Pencemaran pencemaran n
Udara udara
III Program Mitigasi Penurunan 0 persen 1.5 449.999.800 - - - - - - - - - 449.999.800 Bidang Kota
dan Adaptasi Emisi Gas persen RPPLH Bandun
Perubahan Iklim Rumah Kaca g
(GRK)
1 Kegiatan Mitigasi Tersusunnya 0 1 253.014.400 - - - - - - - - - 253.014.400
Perubahan Iklim kajian rencana Dokume dokumen
penurunan n
emisi GRK
Kajian potensi 0 1
hujan asam Dokume dokumen
Kota Bandung n

VI-11 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 Kegiatan Adaptasi Jumlah Kantor 30 30 Kantor 196.985.400 - - - - - - - - - 196.985.400
dan Pengendalian yang Kantor
Dampak menerapkan
Perubahan Iklim ecooffice
Jumlah RW 2 2
yang mengikuti Kampun Kampung
Program g Iklim
Iklim
Kampung Iklim
Meningka Indek Kualitas 20,0 20,2 poin 6.871.713.281 20,4 poin 6.878.797.122 20,6 poin 6.833.160.635 20,8 poin 7.105.871.721 21,0 poin 7.292.825.475 21,0 poin 34.982.368.234
tnya Air poin
Kualitas
Air
I Program Persentase 39,13% - - 41,30% 1.467.151.548 41,30% 1.457.759.169 43,48% 1.496.260.392 43,48% 1.532.959.230 43,48% 5.954.130.339 Bidang Kota
Pengendalian Sungai dengan RPPLH Bandun
Pencemaran dan status indeks g
Rehabilitasi pencemaran
Kerusakan Air "cemar ringan"
1 Kegiatan Jumlah sungai 16 - - 16 sungai 717.151.548,00 20 sungai 512.560.502,63 24 sungai 526.097.859,70 28 sungai 539.001.482,58 28 sungai 2.294.811.393
Pemantauan yang dipantau sungai
Kualitas Air utama
2 Kegiatan Jumlah ijin 30 - - 34 750.000.000,00 36 545.198.666,11 38 berkas 559.598.037,46 40 573.323.320,52 40 2.428.120.024
Pengendalian pembuangan berkas berkas berkas berkas berkas
Pencemaran Air air limbah yang
diverifikasi
3 Kegiatan Jumlah sarana - - - - - 2 unit 400.000.000,00 2 unit 410.564.494,92 2 unit 420.634.426,43 6 unit 1.231.198.921
Rehabilitasi rehabilitasi
Kualitas kualitas
Lingkungan Hidup lingkungan
hidup
II Program Cakupan 100% - - 100% 1.806.078.342 100% 1.794.516.229 100% 1.841.911.623 100% 1.887.088.262 100% 7.329.594.455 Bidang Kota
Pencegahan pencegahan Tata Bandun
dampak dampak Lingkunga g
lingkungan lingkungan n
akibat
kebijakan dan
usaha/
kegiatan

VI-12 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kajian Lingkungan Dokumen 1 - - 1 467.562.520 1 464.569.288 1 dokumen 476.839.138 1 488.534.590 4 1.897.505.537
Hidup Strategis KLHS untuk dokume dokumen dokumen dokumen dokumen
K/R/P n
2 Kegiatan Jumlah 200 - - 200 334.495.400 200 332.354.035 200 berkas 341.131.916 200 349.498.872 200 1.357.480.222
Pengelolaan rekomendasi berkas berkas berkas berkas berkas
Dokumen dokumen
Lingkungan lingkungan
(AMDAL,
UKL/UPL,
SPPL) yang
dikeluarkan
3 Kegiatan Jumlah SDM 0 Orang - - 40 orang 300.629.582 40 orang 298.705.018 40 orang 306.594.187 40 orang 314.114.035 40 orang 1.220.042.822
Peningkatan Tim Komisi
Kapasitas AMDAL yang
Pengelola meningkat
Dokumen kapasitasnya
Lingkungan
4 Kegiatan Tersedianya 0 - - 2 249.459.520 2 247.862.535 2 dokumen 254.408.892 2 260.648.789 8 1.012.379.736
Perencanaan dan dokumen dokume dokumen dokumen dokumen dokumen
Penataan perencanaan n
Lingkungan lingkungan
hidup
5 Penyusunan Dokumen 0 - - 1 453.931.320 2 451.025.352 2 dokumen 462.937.490 2 474.291.976 7 1.842.186.138
Standar, Norma, Standar, Dokume dokumen dokumen dokumen dokumen
Kebijakan dan Norma, n
Strategi Kebijakan dan
Pengelolaan Strategi
Lingkungan Hidup Lingkungan
Hidup yang
dibuat
III Program Cakupan 33,38% - - 33,43% 3.002.858.690 33,45% 2.983.635.053 33,47% 3.062.436.547 33,49% 3.137.549.048 33,49% 12.186.479.338 Bidang Kota
Pembinaan dan perlindungan Binwasdal Bandun
Pengawasan kualitas g
Lingkungan Hidup lingkungan

VI-13 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kegiatan Jumlah pelaku 25 - - 47 pelaku 958.917.032,51 58 pelaku 952.778.258,05 69 pelaku 977.942.310,72 80 pelaku 1.001.928.340,22 80 pelaku 3.891.565.941
Pembinaan dan usaha yang Pelaku usaha usaha usaha usaha usaha
pengawasan menaati aturan usaha
terhadap pengelolaan
masyarakat dalam lingkungan
melaksanakan
pengelolaan
lingkungan hidup
2 Kegiatan Jumlah sanksi 4 sanksi - - 8 sanksi 1.024.715.425,50 10 sanksi 1.018.155.424,31 10 sanksi 1.045.046.168,8 10 sanksi 1.070.678.057,3 38 sanksi 4.158.595.076
Penaatan dan administrasi
penegakan hukum yang diberikan
lingkungan
3 Kegiatan Persentase 100 - - 100 1.019.226.231,55 100 1.012.701.370,96 100 persen 1.039.448.067,2 100 1.064.942.650,8 100 4.136.318.320
Penanganan pengaduan persen persen persen persen persen
Pengaduan yang
lingkungan Hidup ditindaklanjuti
IV Program Persentase 0,00% 0,34% 649.528.928 0,51% 602.708.542 0,66% 597.250.184 0,82% 705.263.159 0,93% 735.228.936 0,93% 3.289.979.749 Bidang Kota
Pengendalian Limbah B3 RPPLH Bandun
Pencemaran dan UMKM yang g
Perusakan terkelola
Lingkungan akibat
Limbah B3

1 Kegiatan Rekapitulasi 1 Berkas 1 Berkas 149.429.737 1 Berkas 184.740.209 1 Berkas 183.067.132 1 Berkas 216.174.908 1 Berkas 225.359.918 5 Berkas 958.771.904
Pengelolaan B3 data pelaku
dan Limbah B3
usaha/kegiatan
yang mendapat
rekomendasi
ijin pengelolaan
LB3
Rekomendasi 30 50 30 30 30 30 170
ijin pengelolaan rekomen rekomen rekomen rekomen rekomenda rekomen dokumen
dasi dasi dasi si dasi
LB3 dasi
Tersusunnya 0 1 - - - - 1
Masterplan Dokume dokumen dokumen
n

VI-14 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pengelolaan
Limbah B3

2 Kegiatan Tersedianya 0 1 287.740.191 1 295.113.146 - 292.440.489 1 Dokumen 345.328.488 - 360.001.077 3 1.580.623.391


Penyediaan dokumen DED Dokume Dokumen Dokumen dokumen
Sarana Prasarana DED
pembangunan n DED
dan
TPS Limbah B3
Pengembangan
Sistem untuk industri
Pengelolaan UMKM
Limbah B3 Tersedianya 0 TPS 1 TPS B3 - 1 TPS B3 - 1 TPS B3 3 TPS B3
TPS Limbah B3 B3
Rtangga
3 Kegiatan Jumlah 20 LHU 50 LHU 212.359.000 122.855.467 121.742.842 143.760.091 149.868.283 750.585.684
Pemantauan Laporan hasil
kualitas Tanah
uji kualitas
tanah dan
sludge
V Program Indeks Kualitas 20,0 32,0 poin 999.999.703 - - - - - - - - 999.999.703 Bidang Kota
Pengendalian Air poin RPPLH Bandun
Pencemaran dan g
Perusakan Air

1 Kegiatan Jumlah 88 LHU 350 LHU 735.584.950 - - - - - - - - 735.584.950


Pemantauan Laporan Hasil
Kualitas Air
Uji Kualitas Air
Permukaan
sebagai dasar
data dalam
perhitungan
IKA
Hasil 1 1
Perhitungan Dokume Dokumen
n

VI-15 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Indeks Kualitas
Air
2 Kegiatan Jumlah 50 80 264.414.753 - - - - - - - - 264.414.753
Pengendalian rekomendasi Rekome rekomen
Pencemaran Air dasi
ijin ndasi
pembuangan
limbah cair
Rekapitulasi 1 berkas 1 berkas
data pelaku
usaha/
kegiatan yang
mendapat
rekomendasi
ijin
pembuangan
limbah cair
Tersedianya 1 1
hasil kajian Dokume Dokumen
inventarisasi n
dan identifikasi
sumber
pencemar ruas
sungai DAS
Citarum Kota
Bandung
VI Program Persentase 0 persen 0 persen 449.907.100 - - - - - - - - 449.907.100 Bidang Kota
Rehabilitasi dan penurunan RPPLH Bandun
Pemulihan beban g
Cadangan SDA pencemaran
ruas Sungai
Cikapundung

VI-16 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kegiatan Tersedianya 0 1 449.907.100 - - - - - - - - 449.907.100
Rehabilitasi kajian rencana Dokume dokumen
Kualitas rehabilitasi n
Lingkungan Hidup kualitas air
sungai Kota
Bandung
VII Program Penanganan 100 100 2.959.735.350 - - - - - - - - 2.959.735.350 Bidang Kota
Pembinaan Pengaduan persen persen Binwasdal Bandun
Lingkungan Hidup Persentase 10 10 g
pelaku usaha persen persen
yang menaati
peraturan
pengelolaan
lingkungan
hidup
Sanksi 4 sanksi 6 sanksi
administrasi
bagi pelaku
usaha
Penghargaan 0 jenis 1 jenis
lingkungan
hidup
1 Kegiatan Jumlah pelaku 40 40 pelaku 975.295.475 - - - - - - - - 975.295.475
Pembinaan dan usaha/kegiatan Pelaku usaha
pengawasan
yang diawasi usaha
terhadap
masyarakat dalam Rekapitulasi 1 berkas 1 berkas
melaksanakan data hasil
pengelolaan pengawasan
lingkungan hidup Jumlah 0 1
penghargaan penghar pengharg
aan
lingkungan gaan
hidup yang
diserahkan

VI-17 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 Kegiatan Jumlah hasil uji 0 LHU 150 LHU 1.002.305.425 - - - - - - - - 1.002.305.425
Penaatan dan kualitas air
penegakan hukum
buangan/air
lingkungan
permukaan/
udara
ambien/emisi
udara/tanah/lim
bah B3 yang
diuji terkait
penaatan dan
penegakan
hukum lingk.
Jumlah pelaku 25 36 pelaku
usaha yang Pelaku usaha
menaati usaha
peraturan
mengenai
pengelolaan LH
Jumlah Sanksi 4 sanksi 6 sanksi
Administrasi administ
bagi pelaku rasi
usaha yang
dikeluarkan
3 Kegiatan Persentase 100 100 - - - - - - - -
Penanganan Pengaduan persen persen 982.134.450 982.134.450
Pengaduan
yang
lingkungan Hidup
ditindaklanjuti
Jumlah hasil uji 150 LHU 150 LHU
kualitas air
buangan/ air
permukaan/
udara

VI-18 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ambien/emisi
udara/tanah/lim
bah B3 yang
diuji terkait
penanganan
kasus
lingkungan
Rekapitulasi 1 berkas 1 berkas
data
pengaduan
yang diterima
dan status
penangananny
a
VIII Program Persentase 30 30 - - - - - - - - Bidang Kota
Penataan dokumen persen persen 1.812.542.200 1.812.542.200 Tata Bandun
Lingkungan Lingkunga g
pengelolaan
n
lingkungan dan
dokumen
kebijakan
lingkungan
yang dibuat
Jumlah 200 200
rekomendasi dokume dokumen
n
dokumen
Lingkungan
yang
dikeluarkan
IKM atas 70,0 75,0 poin
Layanan poin
Dokumen
Lingkungan

VI-19 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Kajian Lingkungan Dokumen 0 1 - - - - - - - -
Hidup strategis Inventarisasi dokume Dokumen 459.290.700 459.290.700
Lingkungan n
Hidup
2 Kegiatan Tersedianya 1 2 - - - - - - - -
Perencanaan dan DIK PLHD dan dokume dokumen 262.069.700 262.069.700
Penataan muatan teknis n
Lingkungan RPPLH Kota
Bandung
3 Kegiatan Jumlah SDM 0 Orang 35 orang - - - - - - - -
Peningkatan Tim Komisi 283.964.900 283.964.900
Kapasitas AMDAL yang
Pengelola mendapat
Dokumen sertifikat
Lingkungan pelatihan
pengelolaan
dokumen lingk.
Indeks 70,0 75,0 poin
Kepuasan poin
Masyarakat
atas Layanan
Dokumen
Lingkungan
4 Kegiatan Jumlah 200 200 316.034.900 - - - - - - - - 316.034.900
Pengelolaan rekomendasi berkas berkas
Dokumen dokumen
Lingkungan lingkungan
(AMDAL,
UKL/UPL/SPPL
) yang
dikeluarkan
Jumlah pelaku 20 20 pelaku
usaha yang pelaku usaha
mengirimkan usaha
laporan
semesteran
mengenai

VI-20 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
pengelolaan
lingkungan
5 Penyusunan Tersedianya 0 1 491.182.000 - - - - - - - - 491.182.000
Standar, Norma, Kajian Daya Dokume Dokumen
Kebijakan dan Dukung Daya n
Strategi Tampung
Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup Hidup

Terjagan Indeks Kualitas 22,44 29,24 4.563.334.645 29,35 4.079.615.976 29,46 4.191.194.768 29,57 poin 4.301.983.425 29,68 4.411.250.430 29,68 21.547.379.244
ya Tutupan Lahan poin poin poin poin poin poin
Kualitas
Tutupan
Lahan
IV Program Persentase 8.8% 17,61% 4.563.334.645 28,99% 4.079.615.976 30,75% 4.191.194.768 49,18% 4.301.983.425 67,60% 4.411.250.430 67,60% 21.547.379.244 Bidang Kota
Perlindungan dan kawasan Tata Bandun
Konservasi konservasi Lingkunga g
Sumber Daya terpelihara n
Alam
1 Kegiatan Dokumen DED 0 1 - 2.196.717.469 1 2.256.798.389 1 Dokumen - 3
Konservasi Taman Kehati Dokume Dokumen 821.676.106 Dokumen 2.316.453.852 2.375.289.963 dokumen 9.966.935.779
Keanekaragaman
yang dapat n
hayati
disusun
Dokumen 0 1 - 1 1 Dokumen - 3
Lingkungan Dokume Dokumen Dokumen dokumen
Pembangunan n
Taman Kehati
Master Plan 0 1 - - - - 1
Pengelolaan Dokume Dokumen dokumen
Kehati n
Jumlah 0 pohon 100 1000 - 1000 1000 3100
tanaman khas pohon pohon pohon pohon pohon
yang diadakan
Pembangunan 0 Taman - 1 Taman - 1 Taman 1 Taman 3 Taman
Taman Kehati Kehati Kehati Kehati Kehati Kehati

VI-21 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 Kegiatan Jumlah Sumur 5 Unit 11 unit 11 unit 1.495.803.816 11 unit 1.536.714.525 11 unit 11 unit 55 unit
Konservasi Air Resapan dalam 2.555.311.770 1.577.335.529 1.617.398.614 8.782.564.253
Tanah
yang dibuat
Jumlah sumur 20 Unit 4 unit 8 unit 8 unit 8 unit 8 unit 36 unit
imbuhan ASR
yang dibuat
Jumlah sumur 1 Unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 unit
pantau yang
dibuat
Jumlah 0 1 - - - - 1
kawasan kawasan kawasan kawasan
resapan air
tanah yang
dikonservasi
Kajian 0 1 1 1 1 Dokumen 1 5
hidrogeologi dokume Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen dokumen
n
3 Kegiatan Jumlah 25 5 5 387.094.691 5 397.681.854 5 kawasan 5 418.561.853 25
Perlindungan kawasan mata kawasan kawasan 1.186.346.769 kawasan kawasan 408.194.045 kawasan kawasan 2.797.879.212
Mata Air
air yang
dikonservasi
Jumlah mata 0 mata 5 mata 10 mata 15 mata 20 mata air 25 mata 25 mata
air yang air air air air air air
dipantau
debitnya
Jumlah pohon 200 200 200 200 200 pohon 200 1000
yang ditanam pohon pohon pohon pohon pohon pohon
di wilayah
tangkapan air
Meningkatnya Cakupan 97,97 98,0 98,30 150.141.157.966 98,50 174.916.234.789 98,70 99,0 275.925.721.172 99,0
cakupan Pengelolaan persen persen 84.473.826.693 persen persen persen 259.656.353.832 persen persen 945.113.294.452
Sampah Kota

VI-22 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
pengelolaan
sampah kota

Meningka Capaian 16,03 20,00 22,00 150.141.157.966 24,00 174.916.234.789 26,0 27,0 275.925.721.172 27,0
tnya Pengurangan persen persen 84.473.826.693 persen persen persen 259.656.353.832 persen persen 945.113.294.452
cakupan sampah
pengelola Capaian 81,94 78,00 76,30 74,50 72,70 72,0 72,0
an Penanganan persen persen persen persen persen persen persen
sampah Sampah
kota
VII Program Jumlah 103.601 116.915 130.735 150.141.157.966 145.002 174.916.234.789 176.363 206.653 275.925.721.172 206.653 Bidang Kota
Pengembangan sampah yang ton ton 84.473.826.693 ton ton ton 259.656.353.832 ton ton 945.113.294.452 Kebersiha Bandun
Kinerja termanfaatkan g
n
Pengelolaan dan di daur
Persampahan ulang di
sumber
sampah
1 Kegiatan Jumlah jenis 16 jenis 16 jenis 16 jenis 64.121.238.283 16 jenis 20.315.874.241 16 jenis 16 jenis 16 jenis
Penyediaan sarana 47.372.363.543 29.674.276.314 6.657.990.130 168.141.742.511
Prasarana dan
persampahan
Sarana
yang diadakan
Pengelolaan
Persampahan
2 Kegiatan Jenis pelatihan 4 jenis 4 jenis 6 jenis 573.523.745 8 jenis 573.523.745 8 jenis 8 jenis 722.639.919 8 jenis
Bimbingan Teknis yang pelatiha 951.086.750 688.228.495 3.509.002.655
Persampahan
dilaksanakan n
3 Kegiatan Jumlah laporan 12 12 12 38.912.173.298 - 10.677.496.208 - - -
Kerjasama layanan laporan laporan 30.865.675.400 laporan 11.745.245.829 1.832.508.121 94.033.098.856
Pengelolaan
pengelolaan bulanan bulanan bulanan
Persampahan
sampah
bulanan
Jumlah laporan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan
pelaksanaan
kerjasama
pengelolaan
persampahan

VI-23 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 Kegiatan Jumlah KBS 11 KBS 30 30 5.330.099.164 30 5.330.099.164 30 30 30
peningkatan peran baru yang Kecamat Kecamat 2.132.561.750 Kecamat Kecamat Kecamatan 5.863.109.081 Kecamat 1.156.264.535 Kecamat 19.812.133.694
serta masyarakat terbentuk an an an an an an
dalam
pengelolaan
persampahan
5 Kegiatan Jumlah 15 15 15 3.448.941.285 15 3.448.941.285 15 15 15
Peningkatan komponen titik kompon kompone 1.569.909.500 kompone kompone komponen 3.793.835.414 kompone 1.087.840.261 kompone 13.349.467.745
Kapasitas
pantau yang en n n n n n
Pengelolaan
Persampahan dan disiapkan
Lingkungan
6 Kegiatan Tersedianya 1 unit - 782.853.000 - 861.138.300 - - 947.252.130 -
Pengembangan rumah kompos 504.718.000 947.252.130 4.043.213.560
Teknologi
Pengolahan
Persampahan
(DAK)
7 Kegiatan Fasilitasi Jumlah sekolah 20 30 30 1.607.027.824 30 1.872.206.528 30 sekolah 30 150
Edukasi yang mengikuti Sekolah sekolah 1.077.511.750 sekolah sekolah 2.059.427.181 sekolah 1.059.427.181 sekolah 7.675.600.464
Pengelolaan Program
Persampahan dan Adiwiyata
Lingkungan Jumlah sekolah 20 20 20 20 20 sekolah 20 100 -
Kawasan Sekolah yang menerima Sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah
pelatihan
mengenai
pengelolaan
persampahan
8 Kegiatan Terlaksananya 0 bulan - - 3 bulan 33.599.724.321 12 bulan 65.681.306.816 12 bulan 12 bulan 12 bulan
Pelaksanaan Tata pengumpulan 72.249.437.498 75.139.414.998 246.669.883.632
Kelola
sampah di jalan
Pengumpulan
Sampah dan area publik

VI-24 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
9 Kegiatan Jumlah draft 0 berkas - - 3 berkas 1.765.577.056 5 berkas 1.500.000.000 5 berkas 5 berkas 18
Penyusunan kebijakan yang 1.500.000.000 1.575.000.000 berkas 6.340.577.056
Kebijakan
dibuat
Manajemen
Pengelolaan
Sampah
10 Kegiatan Jumlah 0 jenis - - - - 10 10.000.000.000 10 10 30
Pengembangan kawasan yang Kawasan Kawasan 11.000.000.000 Kawasan 4.550.000.000 kawasan 25.550.000.000
Teknologi
menerapkan
Persampahan
teknologi
persampahan
11 Kegiatan Terlaksananya 0 bulan - - - - 3 bulan 18.500.000.000 12 bulan 12 bulan 12 bulan
Pelaksanaan Tata pengangkutan 73.433.198.841 79.307.854.748 171.241.053.589
Kelola
sampah ke
Pengangkutan
TPA
Sampah
12 Kegiatan Tersedianya 0 - - - - 1 1.500.000.000 1 dokumen 1 1
Pengelolaan data laporan kinerja dokume dokumen 1.650.000.000 dokumen 1.732.500.000 dokumen 4.882.500.000
dan informasi
pengurangan n per tahun
kinerja
persampahan
pengurangan
sampah
13 Kegiatan Terselesaikann 100% - - - - 100% 34.655.648.500 100% 100% 100%
Peningkatan ya pembayaran 45.052.343.050 100.157.029.150 179.865.020.700
kinerja
KJP dan KDN
penanganan
sampah Kota Bandung

Indeks 75,00 76,00 3,855,326,200 78,00 3,556,392,814 80,00 3,653,490,443 81,50 poin 83,00 3,838,496,072 83,00
Kepuasan poin poin poin poin 3,749,899,031 poin poin 18,653,604,559
Masyarakat
VII Program Cakupan 100% 100% 100% 2,709,628,890 100% 2,783,674,055 100% 100% 2,927,272,849 100% Sekretaria Kota
Pelayanan Pelayanan 2,928,670,158 2,857,194,331 14,206,440,284 t Bandun
Administrasi g
Administrasi
Perkantoran
Perkantoran

VI-25 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Penyediaan jasa Jumlah laporan 12 12 12 261,024,291 12 268,157,218 12 laporan 12 281,990,394 12
komunikasi, penyediaan laporan laporan 282,125,000 laporan laporan bulanan 275,239,582 laporan laporan 1,368,536,485
sumber daya air
jasa bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
dan listrik
telepon, koran,
internet, air dan
listrik
2 Penyediaan jasa Jumlah laporan 12 12 12 614,923,730 12 631,727,555 12 laporan 12 664,315,894 12
pemeliharaan dan pemeliharaan laporan laporan 664,633,000 laporan laporan bulanan 648,412,261 laporan laporan 3,224,012,441
perizinan
dan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
kendaraan
pengurusan
dinas/operasional
perijinan
Kendaraan
dinas atau
Operasional
3 Penyediaan alat Jumlah laporan 12 12 12 158,162,827 12 162,484,892 12 laporan 12 170,866,848 12
tulis kantor penyediaan laporan laporan 170,948,410 laporan laporan bulanan 166,776,319 laporan laporan 829,239,295
ATK bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan

4 Penyediaan Jumlah laporan 12 12 12 100,757,333 12 103,510,697 12 laporan 12 108,850,406 12


barang cetakan penyediaan laporan laporan 108,902,365 laporan laporan bulanan 106,244,542 laporan laporan 528,265,343
dan penggandaan
cetakan dan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
penggandaan
bulanan
5 Penyediaan Jumlah unit 12 7 unit 12 43,727,733 12 44,922,667 12 laporan 12 47,240,050 12
peralatan dan peralatan dan laporan peralatan 47,262,600 laporan laporan bulanan 46,109,130 laporan laporan 229,262,180
perlengkapan
perlengkapan bulanan kantor bulanan bulanan bulanan bulanan
kantor
yang diadakan
6 Penyediaan Jumlah laporan 12 12 12 50,962,843 12 52,355,489 12 laporan 12 55,056,302 12
peralatan rumah penyediaan laporan laporan 55,082,583 laporan laporan bulanan 53,738,262 laporan laporan 267,195,479
tangga
peralatan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
rumah tangga
bulanan

VI-26 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
7 Penyediaan Jumlah laporan 12 12 12 118,448,822 12 121,685,635 12 laporan 12 127,962,918 12
Makanan dan penyediaan laporan laporan 128,024,000 laporan laporan bulanan 124,899,503 laporan laporan 621,020,877
Minuman
makanan dan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
minuman
bulanan
8 Rapat-rapat Jumlah laporan 12 12 12 591,045,964 12 607,197,288 12 laporan 12 638,520,208 12
koordinasi dan kegiatan laporan laporan 638,825,000 laporan laporan bulanan 623,234,120 laporan laporan 3,098,822,580
konsultasi ke luar
koordinasi dan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
daerah
konsultasi
keluar daerah
9 Penyediaan Jasa Jumlah 12 12 12 770,575,348 12 791,632,615 12 laporan 12 832,469,828 12
Tenaga Laporan laporan laporan 832,867,200 laporan laporan bulanan 812,540,612 laporan laporan 4,040,085,603
Pendukung
Kegiatan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan bulanan
Administrasi
pembayaran
Perkantoran /
Teknis Jasa Tenaga
Perkantoran Pendukung
Program Persentase 100% 100% 100% 376,279,757 100% 386,562,234 100% 100% 406,503,459 100%
Peningkatan sarana dan 406,697,500 396,771,821 1,972,814,771
Sarana dan
prasarana
Prasarana
Aparatur aparatur dalam
kondisi baik
Kegiatan Pengadaan 1 unit 1 unit 1 unit 100,082,665 1 unit 102,817,592 1 unit 1 unit 108,121,547 5 unit
Pengadaan kendaraan roda 108,173,158 105,533,132 524,728,095
kendaraan
4 untuk pejabat
dinas/operasional
struktural
Kegiatan Pengadaan - - 4 jenis 35,175,412 4 jenis 36,136,639 4 jenis 4 jenis 38,000,786 4 jenis
Pengadaan mebeulair 38,018,925 37,091,052 184,422,814
Mebeulair
Kegiatan Jumlah unit 2 Paket 2 Paket 2 Paket 52,641,441 2 Paket 54,079,956 2 Paket 2 Paket 56,869,729 2 Paket
Pemeliharaan pemeliharaan 56,896,875 55,508,275 275,996,276
Rutin Berkala
rutin/berkala
Gedung Kantor
gedung kantor

VI-27 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kegiatan Jumlah Unit 3 Paket 3 Paket 3 Paket 52,956,118 3 Paket 54,403,233 3 Paket 3 Paket 57,209,681 3 Paket
Pemeliharaan Pemeliharaan 203,608,542 55,840,089 424,017,663
Rutin Berkala/
Rutin Berkala/
Peralatan Gedung
Kantor dan Peralatan
Gedung Gedung Kantor
dan Gedung
Kegiatan Jumlah gedung 0 - - 1 gedung 135,424,122 1 gedung 139,124,814 1 gedung 1 gedung 146,301,716 1 gedung
Rehabilitasi yang gedung 142,799,272 563,649,924
Sedang/Berat
direhabilitasi
Gedung Kantor
Program Tingkat disiplin 100% 100% 70,070,000 100% 64,829,321 100% 66,600,891 100% 100% 70,036,569 100%
Peningkatan aparatur 68,359,903 339,896,682
Disiplin Aparatur
Kegiatan Jumlah pakaian 70 stel 70 stel 70 stel 64,829,321 70 stel 66,600,891 70 stel 70 stel 70,036,569 350 stel
Pengadaan dinas beserta 70,070,000 68,359,903 339,896,682
Pakaian Dinas
Perlengkapann
Beserta
ya
Perlengkapan
Program Persentase 100% 100% 299,910,000 100% 277,479,114 100% 285,061,697 100% 292,590,529 100% 299,766,909 100% 1,454,808,249
Peningkatan Aparatur yang
Kapasitas Sumber
memiliki
Daya Aparatur
kompetensi
sesuai
bidangnya
Bimbingan Teknis Jumlah - 30 orang 299,910,000 30 orang 277,479,114 30 orang 285,061,697 40 orang 292,590,529 40 orang 299,766,909 70 orang 1,454,808,249
implementasi pegawai yang
peraturan
memiliki
perundang-
kompetensi
undangan
sesuai
bidangnya

VI-28 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Indikator TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN


Data
Kinerja Tujuan, Unit Kerja
awal
Sasaran, Perangkat
Ko Program dan pada
No Tujuan Sasaran Program Kondisi Kinerja pada akhir Daerah Lokasi
de Kegiatan tahun 2019 2020 2021 2022 2023
(Outcome) dan Renstra Penanggu
perenca
Kegiatan ngjawab
naan
(Output)
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Program Persentase 100% 100% 149,978,542 100% 128,175,732 100% 131,591,566 100% 134,982,446 100% 134,916,286 100% 679,644,573
Pengelolaan Data informasi yang
dan Informasi
dihasilkan
Perangkat Daerah

Pengembangan Jumlah data 24 data 24 data 149,978,542 24 data 128,175,732 24 data 131,591,566 24 data 134,982,446 24 data 134,916,286 24 data 679,644,573
Database Terpadu yang
dan Sistem
dikompilasi dari
Informasi
Perangkat Daerah bidang

VI-29 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Kinerja adalah capaian keluaran/hasil/dampak dari kegiatan/program/sasaran


sehubungan dengan penggunaan sumber daya pembangunan. Kinerja
menggambarkan berhasil atau tidaknya tujuan organisasi. Indikator Kinerja adalah alat
ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan,
proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat
capaian kinerja. Kinerja penyelenggaraan bidang urusan digambarkan melalui indikator
tujuan dan indikator sasaran.

7.1. Indikator Tujuan

Indikator Tujuan dari Rencana Strategis DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah
sebagai berikut :

Tabel 7.1
Indikator Tujuan DLHK Kota Bandung yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD

Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
Indikator pada awal Target Capaian Setiap Tahun pada
No.
Tujuan periode akhir
RPJMD periode
2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Indeks Kualitas
35,35 35,47 35,59 35,71 35,83 35,83
1. Lingkungan 35,23 poin
poin poin poin poin poin poin
Hidup (IKLH)
Cakupan
2. Pengelolaan 97,97% 98,00% 98,30% 98,50% 98,70% 99,00% 99,00%
Sampah Kota

1. Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH)

IKLH digunakan dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai kondisi


lingkungan hidup pada lingkup dan tahun tertentu. Tujuan digunakannya indikator ini
adalah sebagai informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan berkaitan
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagai bentuk
pertanggung-jawaban kepada publik terkait pencapaian perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan sebagai instrumen keberhasilan pemerintah dalam
melindungi dan mengelola lingkungan hidup.

Formulasi perhitungan IKLH adalah sebagai berikut :

VII-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

𝐼𝐾𝐿𝐻 = (30% × 𝐼𝐾𝐴) + (30% × 𝐼𝐾𝑈) + (40% × 𝐼𝐾𝑇𝐿)

Keterangan :
IKA = Indeks Kualitas Air
IKU = Indeks Kualitas Udara
IKTL = Indeks Kualitas Tutupan Lahan
Indeks ini telah digunakan sebagai indikator di dalam Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dengan target
pencapaian sebesar 66,5-68,5 poin pada tahun 2019. Saat ini, indikator tersebut
menjadi indikator kinerja yang disarankan untuk digunakan pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 86 Tahun 2017.

Target capaian IKLH di akhir masa RPJMD Kota Bandung yaitu di tahun 2023 adalah
mencapai angka 33,16 poin, atau naik sebesar 0,6 poin dari awal masa RPJMD.
Penentuan target tersebut disesuaikan dengan kenaikan target IKLH Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2018-2023 yaitu 49,76 poin di awal periode RPJMD dan 50,64 poin di akhir
periode RPJMD.

2. Cakupan layanan pengelolaan sampah

Cakupan pelayanan persampahan adalah gambaran banyaknya sampah/tonase


sampah yang dapat dibuang ke TPA dan dikurangi sejak dari sumber dengan metode
Reuse, Reduce, Recycle (3R) pada suatu kurun waktu tertentu. Cakupan layanan
pengelolaan sampah merupakan penjumlahan dari capaian pengurangan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga tingkat Kota Bandung dengan
capaian penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga tingkat
Kota Bandung (ton/tahun).
Formulasi perhitungan cakupan layanan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut :
𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
= 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ + 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
Cakupan layanan pengelolaan sampah ini menunjukkan apakah seluruh sampah yang
dihasilkan di Kota Bandung telah ditangani dengan baik sehingga tidak ada lagi
sampah yang ditimbun di pinggir jalan atau dibuang ke sungai. Semakin tinggi
cakupan layanan pengelolaan sampah harus ditunjukkan dengan kondisi bersih tanpa
ceceran sampah di seluruh wilayah Kota Bandung.

Target cakupan layanan sampah pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 99,00% atau
naik sebesar 2% dari kondisi eksisting terakhir. Hal ini telah disesuaikan dengan
Peraturan Wali Kota mengenai kebijakan dan strategi daerah dalam penanganan
sampah atau yang dikenal dengan Jakstrada Pengelolaan Sampah.

VII-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

7.2. Indikator Sasaran

Indikator Sasaran dari Rencana Strategis DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut :

Tabel 7.2
Indikator Sasaran DLHK Kota Bandung
Kondisi Kinerja pada Kondisi Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No. Indikator Sasaran awal periode RPJMD akhir periode
2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.1. Indeks Kualitas Udara (IKU) 58,61 poin 58,81 poin 59,01 poin 59,21 poin 59,41 poin 59,61 poin 59,61 poin

1.2. Indeks Kualitas Air (IKA) 20,00 poin 20,20 poin 20,40 poin 20,60 poin 20,80 poin 21,00 poin 21,00 poin

Indeks Kualitas Tutupan Lahan


1.3. 29,13 poin 29,24 poin 29,35 poin 29,46 poin 29,57 poin 29,68 poin 29,68 poin
(IKTL)

Capaian Pengurangan sampah 16,03% 20,00% 22,00% 24,00% 26,00% 27,00% 27,00%
2.1.
Capaian Penanganan Sampah 81,94% 78,00% 76,30% 74,50% 72,70% 72,00% 72,00%

Indeks Kepuasan Masyarakat 76,00 80,00


2.2. 75,00 poin 78,00 poin 81,50 poin 83,00 poin 83,00 poin
(IKM) poin poin

VII-3 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

1. Indeks Kualitas Udara (IKU)

Untuk menyatakan kondisi kualitas udara di suatu tempat dapat dilakukan dengan
indeks kualitas udara. Indeks kualitas udara dibuat untuk memberikan kemudahan
mengetahui kondisi kualitas udara ambien kepada masyarakat dengan informasi yang
sederhana, tanpa harus menggunakan satuan-satuan yang mudah dimengerti
masyarakat.

Untuk menentukan indeks mutu lingkungan, diperlukan dua tahapan mendasar yaitu:

1. Perhitungan sub indeks untuk setiap variabel polutan yang ditinjau


2. Penggabungan antara sub indeks menjadi suatu indeks gabungan

Perhitungan Sub Indeks untuk kualitas udara ambien dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

1. Melakukan pengukuran kualitas udara ambien, parameter NO2 dan SO2,


sebanyak dua - empat kali per tahun dengan metode passive sampler. Nilai
konsentrasi tahunan setiap parameter adalah rerata/rata-rata dari nilai
konsentrasi per triwulan atau semester.

2. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2 dari setiap pemantauan untuk
masing-masing lokasi (titik) sehingga didapat data rerata untuk area
transportasi (A), industri (B), perumahan (C1) dan
perkantoran/perdagangan (C2). Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2
untuk masing-masing kota atau kabupaten yang merupakan perhitungan rerata
dari keempat titik pemantauan.

3. Angka rerata NO2 dan SO2 dibandingkan dengan referensi EU sehingga akan
didapatkan indek udara model EU (IEU) atau indeks antara sebelum
dinormalisasikan menjadi Indeks Kualitas Udara (IKU).

4. Selanjutnya nilai konsentrasi rata-rata tersebut dikonversikan menjadi nilai


indeks dalam skala 0 – 100, dengan rumus sebagai berikut :

𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑼 = 𝟏𝟎𝟎 − ( × (𝑰𝑬𝑼 − 𝟎, 𝟏))
𝟎, 𝟗

𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 + 𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐
𝑰𝑬𝑼 = ( )
𝒏
𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑵𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑵𝑶𝟐
𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 = =
𝑵𝑰𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑵𝑶𝟐 𝟒𝟎

𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑺𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑺𝑶𝟐


𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐 = =
𝑵𝑰𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑺𝑶𝟐 𝟐𝟎

VII-4 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

2. Indeks Kualitas Air (IKA)

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003, bahwa
salah satu metode untuk menentukan indeks kualitas air digunakan metode indeks
pencemaran air sungai (PIj). Indeks pencemaran air dapat digunakan untuk menilai
kualitas badan air, dan kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks
pencemaran juga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila
terjadi penurunan kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar.

Indeks pencemaran air dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij, di
mana Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air ke i dan Lij menyatakan
konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku mutu peruntukan
air j. Dalam hal ini peruntukan yang digunakan adalah klasifikasi baku mutu air kelas I
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Nilai Pij > 1 artinya bahwa air sungai tersebut tidak memenuhi baku mutu air kelas I
sebagaimana dimaksud PP No. 82 Tahun 2001. Penghitungan Indeks Kualitas Air (IKA)
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Setiap titik pantau pada lokasi dan waktu pemantauan kualitas air sungai dianggap
sebagai satu sampel;
2) Hitung indeks pencemaran (PIj) setiap sampel untuk parameter TSS, DO, BOD, COD,
Total Fosfat, Fecal Coli dan Total Coliform;
3) Penentuan IKA berdasarkan nilai dari PIj sebagai berikut:
a. IK = 100, untuk Pij ≤1,
b. IK = 80, untuk Pij>1 dan Pij≤4,67 (4,67 adalah nilai Pij dari baku mutu kelas II
terhadap kelas I),
c. IKA = 60, untuk Pij≥4,67 dan Pij≤6,32 (6,32 adalah nilai Pij dari buku mutu kelas
III terhadap kelas I),
d. IKA = 40, untuk Pij≥6,32 dan Pij≤6,88 (6,88 adalah nilai Pij dari buku mutu kelas
IV terhadap kelas I),
e. IKA = 20, untuk Pij>6,88.
4) Nilai IKA dipengaruhi oleh berbagai variable antara lain:
a. Penurunan beban pencemaran serta upaya pemulihan (restorasi) pada
beberapa sumber air;
b. Ketersedian dan fuktuasi debit air yang dipengaruhi oleh perubahan fungsi
lahan serta faktor cuaca lokal, iklim regional dan global;
c. Penggunaan air; dan
d. Tingkat erosi dan sedimentasi.

VII-5 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)

Indeks Kualitas Tutupan Lahan dihitung berdasarkan rumus berikut ini :

𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑻𝑳 = 𝟏𝟎𝟎 − ((𝟖𝟒, 𝟑 − (𝑻𝑯 × 𝟏𝟎𝟎)) × )
𝟓𝟒, 𝟑

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏


𝑻𝑯 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏


= 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏
+ (𝟎, 𝟔 × (𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑹𝒖𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒂 𝑯𝒊𝒋𝒂𝒖 + 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒕𝒂))

4. Capaian pengurangan sampah

Capaian pengurangan sampah adalah gambaran banyaknya sampah/tonase sampah


yang dapat dikurangi sejak dari sumber dengan metode Reuse, Reduce, Recycle (3R)
pada suatu kurun waktu tertentu (ton per tahun).

Formulasi perhitungan Capaian Pengurangan Sampah adalah sebagai berikut :

𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =


((𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐾𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙 +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑑𝑖𝑤𝑖𝑦𝑎𝑡𝑎 +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑇𝑃𝑆 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝑃𝑆 3𝑅 +
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑙𝑢𝑛𝑔)/
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ) × 100%

5. Capaian penanganan sampah

Capaian penanganan sampah adalah gambaran banyaknya sampah/tonase sampah


yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang dibuang ke TPA
terdiri dari sampah residu dan sampah yang tercampur, karenanya semakin besar
sampah yang dibuang ke TPA, menunjukkan budaya pemilahan sampah yang belum
terbangun di masyarakat. Oleh karena itu, indikator capaian penanganan sampah
diharapkan semakin hari semakin menurun persentasenya.

Formulasi perhitungan Capaian Penanganan Sampah adalah sebagai berikut :


𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑛𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑇𝑃𝐴
= × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

VII-6 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

6. Indeks Kepuasan Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat diukur untuk mengetahui perkembangan kinerja unit


pelayanan. Instansi Pemerintah perlu melakukan kegiatan penyusunan indeks
kepuasan masyarakat secara periodik terhadap unit pelayanan di lingkungan instansi
pemerintah agar dapat diketahui keberhasilan kinerja unit pelayanan yang terkait.

Pedoman yang digunakan untuk melakukan Survey Kepuasan Masyarakat adalah


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.

VII-7 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

7.3. Indikator Kinerja Kunci

Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
pada awal periode Target Capaian Setiap Tahun
No. Indikator Kinerja Kunci pada akhir
RPJMD
periode RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tersusunnya RPPLH Kabupaten/Kota Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada
Terintegrasinya RPPLH dalam
2 rencana pembangunan Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada
kabupaten/kota
Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P
3 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
tingkat daerah kabupaten/kota
4 Hasil Pengukuruan Indeks kualitas Air 20,00 20,20 20,40 20,60 20,80 21,00 21,00
Hasil Pengukuruan Indeks kualitas
5 58,61 58,81 59,01 59,21 59,41 59,61 59,61
Udara
Hasil Pengukuruan Indeks kualitas
6 29,13 poin 29,24 poin 29,35 poin 29,46 poin 29,57 poin 29,68 poin 29,68 poin
Tutupan Lahan
Pembinaan dan Pengawasan terkait
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang diawasi
7 ketaatannya terhadap izin 12,50% 18,00% 23,50% 29,00% 34,50% 40,00% 40,00%
lingkungan, izin PPLH dan PUU LH d
yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota

VII-8 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Kondisi Kinerja
Kondisi Kinerja
pada awal periode Target Capaian Setiap Tahun
No. Indikator Kinerja Kunci pada akhir
RPJMD
periode RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Peningkatan kapasitas dan Sarana
Prasarana Pejabat Pengawas
8 2-1 2-2 3-2 3-3 4-3 4-4 4-4
Lingkungan Hidup di Daerah (PPLHD)
di Kabupaten/Kota
Terlaksananya pendidikan dan
9 13 pelatihan 15 pelatihan 15 pelatihan 20 pelatihan 20 pelatihan 20 pelatihan 20 pelatihan
pelatihan masyarakat
Terlaksananya pemberian
10 Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
penghargaan lingkungan hidup
Pengaduan masyarakat terkait izin
lingkungan, izin PPLH dan PUU LH
yang di terbitkan oleh Pemerintah
11 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
daerah Kabupaten/Kota, lokasi usaha
dan dampaknya di Daerah
kabupaten/kota.

12 Timbulan sampah yang ditangani 97,97% 98,00% 98,30% 98,50% 98,70% 99,00% 99,00%

Persentase jumlah sampah yang


13 18,00% 20,00% 22,00% 24,00% 26,00% 27,00% 27,00%
terkurangi melalui 3R

14 Persentase cakupan area pelayanan 93,50% 95,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Persentase jumlah sampah yang


15 97,97% 98,00% 98,30% 98,50% 98,70% 99,00% 99,00%
tertangani

VII-9 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

Formula untuk menghitung Indikator Kinerja Kunci sesuai Peraturan Menteri Dalam
negeri Nomor 86 Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Kunci Rumus


Tersusunnya RPPLH
1 Ada / Tidak ada
Kabupaten/Kota
Terintegrasinya RPPLH
dalam rencana
2 Ada / Tidak ada
pembangunan
kabupaten/kota
Terselenggaranya KLHS
3 untuk K/R/P tingkat Ada / Tidak ada
daerah kabupaten/kota

Hasil Pengukuruan PIj adalah Indeks Pencemaran yang merupakan fungsi dari
4 Ci/Lij
Indeks kualitas Air

Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air

Lij menyatakan baku mutu parameter kualitas air

𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑼 = 𝟏𝟎𝟎 − ( × (𝑰𝑬𝑼 − 𝟎, 𝟏))
𝟎, 𝟗

𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 + 𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐
𝑰𝑬𝑼 = ( )
𝒏

Hasil Pengukuruan 𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑵𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓


5 𝑰𝑬𝑼𝑵𝑶𝟐 =
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑵𝑶𝟐
Indeks kualitas Udara
𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑵𝑶𝟐
=
𝟒𝟎

𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑺𝑶𝟐 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒂𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆𝒓


𝑰𝑬𝑼𝑺𝑶𝟐 =
𝑵𝑰𝒍𝒂𝒊 𝑹𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑬𝑼 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑺𝑶𝟐
𝑹𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑺𝑶𝟐
=
𝟐𝟎
𝟓𝟎
𝑰𝑲𝑻𝑳 = 𝟏𝟎𝟎 − ((𝟖𝟒, 𝟑 − (𝑻𝑯 × 𝟏𝟎𝟎)) × )
𝟓𝟒, 𝟑

𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏


𝑻𝑯 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒘𝒊𝒍𝒂𝒚𝒂𝒉
Hasil Pengukuruan
6 Indeks kualitas Tutupan 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏
Lahan = 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏
+ (𝟎, 𝟔
× (𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒉𝒂𝒕𝒊 + 𝑹𝑻𝑯
+ 𝑳𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒎𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒓
+ 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒕𝒂))

VII-10 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

No. Indikator Kinerja Kunci Rumus


Pembinaan dan
Pengawasan terkait
ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau
kegiatan yang diawasi
𝐾𝑒𝑡𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡ℎ𝑑 𝑖𝑧𝑖𝑛 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑃𝑃𝐿𝐻 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑈𝑈 𝐿𝐻
7 ketaatannya terhadap =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑖𝑛𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖
izin lingkungan, izin
× 100%
PPLH dan PUU LH d
yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
Peningkatan kapasitas 1). Jumlah PPLHD yang dilatih dan/atau dibina;
dan Sarana Prasarana 2). Jumlah Sarana Prasarana PPLHD yang memenuhi standar
Pejabat Pengawas minimum
8
Lingkungan Hidup di
Daerah (PPLHD) di
Kabupaten/Kota
Terlaksananya
Jumlah pelatihan yang diberikan kepada lembaga
9 pendidikan dan
kemasyarakatan yang ada di satu kabupaten/kota
pelatihan masyarakat
Terlaksananya
10 pemberian penghargaan Ada / Tidak ada
lingkungan hidup
Pengaduan masyarakat
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖
terkait izin lingkungan, =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑢𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑔𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
izin PPLH dan PUU LH
× 100%
yang di terbitkan oleh
11
Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota, lokasi
usaha dan dampaknya di
Daerah kabupaten/kota.

Timbulan sampah yang 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖


12 = × 100%
ditangani 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

Sampah yang terkurangi melalui 3 R adalah jumlah sampah


Persentase jumlah
yang dikelola melalui aktifitas 3R seperti bank sampah, pusat
13 sampah yang terkurangi
daur ulang, pengomposan, dan lain-lain dan tidak diangkut
melalui 3R
ke TPA atau dibuang ke lingkungan
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑚2/ℎ𝑎)
Persentase cakupan area =
14 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛/𝑘𝑜𝑡𝑎 (𝑘𝑚2/ℎ𝑎)
pelayanan
× 100%

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑖 (𝑡𝑜𝑛)


Persentase jumlah =
15 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑡𝑎 (𝑡𝑜𝑛)
sampah yang tertangani
× 100%

VII-11 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

BAB VIII
PENUTUP

Renstra atau Rencana Strategis DLHK Kota Bandung adalah landasan yuridis

formal pelaksanaan pembangunan urusan lingkungan hidup dan persampahan,


yang berisi isu-isu/program–program strategis yang akan diselesaikan dalam 5

tahun mendatang. Selain itu, ditetapkan pula cara pencapaian dan langkah-

langkah strategis apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan, sasaran dan

target yang telah ditetapkan.

Dokumen Renstra ini merupakan pedoman bagi pemerintah, masyarakat, dan

seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan urusan lingkungan hidup

dan persampahan Kota Bandung periode Tahun 2018 sampai dengan Tahun
2023. Dengan adanya dokumen ini maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan

sebagai berikut:

1. Renstra adalah dokumen indikatif yang memuat tujuan, sasaran,

program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan


Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah.

Renstra Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kota Bandung harus

konsisten dan sinergis dengan dokumen RPJMD Kota Bandung Tahun


2018-2023. Renstra yang mengatur perencanaan pembangunan lima

tahunan Perangkat Daerah akan menjadi pedoman dalam penyusunan


Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja).
2. Renstra Kota Bandung Tahun 2018-2023 merupakan perencanaan

pembangunan urusan lingkungan hidup dan persampahan selama lima

tahun di Kota Bandung. Renstra akan dijabarkan menjadi rencana

pembangunan tahunan (RKT) yang selanjutnya akan menjadi pedoman


dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA).

3. Renstra harus benar-benar diperhatikan, dipedomani dan dilaksanakan

oleh pemerintah kota dalam melaksanakan pembangunan di berbagai

VIII-1 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3
Dinas Lingkungan Hidup dan KebersIhan Kota Bandung

aspek, karena setiap ketidak sesuaian, baik yang menyangkut kebijakan

maupun pelaksanaannya dapat dinyatakan sebagai ketidak patuhan


bahkan pelanggaran.

4. Dalam pelaksanaan program/kegiatan, selain menggunakan anggaran

Pemerintah Kota Bandung, dapat pula menggunakan anggaran yang

berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, skema kerjasama


Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), corporate social responsibility (CSR),

hibah/bantuan dalam dan luar negeri, serta swadaya masyarakat

dan/atau sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan hukum


yang berlaku.

5. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan program/kegiatan dalam


Renstra/Renja serta konsistensinya dengan RPJMD dilakukan
pengendalian, monitoring dan evaluasi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

6. Renstra DLHK Kota Bandung Tahun 2018-2023 dimungkinkan diubah

apabila hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses


perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan

rencana pembangunan; hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan

bahwa substansi yang dirumuskan tidak sesuai dengan peraturan yang


berlaku; dan terjadi perubahan yang mendasar seperti terjadinya

bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya,

gangguan keamanan, pemekaran Daerah, dan/atau perubahan kebijakan


nasional.
7. Dalam rangka efektivitas, perubahan Renstra Kota Bandung tidak dapat

dilakukan apabila sisa masa berlaku Renstra kurang dari 3 (tiga) tahun.

Dengan disusunnya dokumen ini, diharapkan dapat memberikan gambaran


kepada pihak-pihak terkait yang akan mengambil bagian untuk berpartisipasi

aktif di dalam proses pembangunan Kota Bandung khususnya terkait urusan

lingkungan hidup dan persampahan.

VIII-2 | R e n c a n a S t r a t e g i s 2 0 1 8 - 2 0 2 3

Anda mungkin juga menyukai