67
pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, disusunlah rencana struktur ruang
bagian persampahan sebagai berikut:
68
d. PPK Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan, Cangkuang, Ciparay,
Dayeuhkolot, Bojongsoang, Margahayu, Margaasih, Cilengkrang dan
Cimenyan yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, wisata alam,
industri, agroindustry, perumahan, pemukiman,pertanian, perkebunan, dan
kehutanan
e. PPL Rancabali, Cimaung, Arjasari, Pameungpeuk, Kertasari, Pacet, Ibun,
Solokanjeruk, Paseh, Nagreg, dan Cikancung yang berfungsi sebagai
perumahan, pemukiman, pertanian, perkebunan, transport alam,
agroindustry, kehutanan, dan konservasi
69
6. PPL Ibun
e. WP Cileunyi-Rancaekek dengan pusat PKLp Cileunyi-Rancaekek
f. WP Cicalengka dengan pusat PKLp Cicalengka, PPL Nagreg, dan PPL
Cikancung
g. WP Margahayu-Margaasih dengan pusat PPK Margahayu dan Masrgaasih
h. WP Cilengkrang-Cimenyan dengan pusat PPK Cilengkrang dan Cimenyan
70
71
72
3.2 Gambaran Pengelolaan Sampah Eksisting di Kawasan Perkotaan
Ciwidey
1. Pengurangan Sampah
Saat ini di Kawasan Perkotaan Ciwidey terdapat satu Bank Sampah yang
sudah beroperasi yaitu Bank Sampah Kampung Waluri di Desa Lebakmuncang
yang sudah beroperasi selama 1 bulan. Bank Sampah ini merupakan Bank
Sampah yang di kelola oleh inisiator yaitu Bapak Dedi Rahman dengan lembaga
masyarakat dengan melakukan musyawarah terakit dengan pengelolaan sampah.
Bank Sampah ini merupakan inisiatif dari salah satu masyarakat yaitu Bapak Dedi
Rahman lalu melakukan investasi dengan biaya pribadi untuk membangun Bank
Sampah tersebut. Untuk saat ini pengelolaan sampah yang dilakukan hanya
mencakup sampah non-organik. Sampah yang terkumpul setiap harinya sekitar 5
kg/org/hari.
73
Gambar 3.3 Sekretariat Bank Sampah Kampung Waluri
Sumber: Hasil Observasi 2017
1
2
pemilahan 3 4 5
penyetoran ke pengangkutan
sampah penimbangan pencatatan
bank sampah
rumah tangga
74
5) Kelima, sampah yang telah dipisahkan berdasarkan jenisnya oleh petugas
bank sampah akan dilakukan pengangkutan untuk selanjutnya dijual
kepada pengepul baik di dalam Kawasan Perkotaan Ciwidey dan
Kecamatan Soreang.
Gelas
plastik/sedotan 1.000 Gelas plastik minuman
plastik
75
N
Foto Jenis Harga (kg) Keterangan
o
4
Dus karton
1.500 Dus karton kecil makanan
(kecil)
Tutup botol
800 Tutup botol plastik berwarna
plastik
Kaleng minuman/kaleng
Kaleng 1.300
makanan
76
N
Foto Jenis Harga (kg) Keterangan
o
9
4) Sampah yang sudah di ukur dan diberi harga ditulis pada buku tabungan
nasabah. Saat ini sudah terdapat 65 Nasabah pada Bank Sampah Kampung
Waluri
5) Pengambilan uang tunai dari tabungan untuk saat ini dapat di ambil jika
jangka waktu menabung sudah 1 tahun
2. Penanganan Sampah
1) Sampah Pemukiman
Penanganan sampah pemukiman saat ini di Kawasan Perkotaan
Ciwidey ditangani oleh masyarakat secara langsung sebesar 52% sampah
pemukiman. Tidak adanya rute pengangkutan sampah pemukiman yang
dilakukan oleh UPTD Sampah Soreang Kabupaten Bandung, dikarenakan
masyarakat yang tidak ingin membayar retribusi sampah, jauhnya jarak
rute pengangkutan dari sumber menuju TPA, dan tidak adanya sarana dan
prasarana persampahan di Kawasan Perkotaan Ciwidey. Hal ini membuat
masyarakat harus melakukan penanganan dan pengelolaan sampah secara
individu.
Penanganan yang dilakukan oleh masyarakat adalah
mengumpulkan sampah dengan menggunakan wadah yang selanjutnya
77
dilakukan pembakaran sampah. Pada umumnya hampir setiap rumah
memiliki tungku pembakaran khusus untuk sampah di halaman rumahnya.
Pemilahan dilakukan untuk memisahkan antara sampah yang dapat
dibakar, yang dapat dijual, dan tidak dapat dibakar (sampah organik) maka
akan dibuang ke sungai Ciwidey ataupun di kubur.
Sampah yang dapat dijual biasanya sudah dipisahkan oleh
masyarakat itu sendiri lalu sampah tersebut di jual kepada pengepul
sampah. Penjualan sampah non-organik kepada pengepul sampah ini
dilakukan 2 minggu sekali.
2) Sampah Non-pemukiman
Untuk sampah non-pemukiman berasal dari pasar, terminal, hotel-
hotel, tempat wisata, jalan raya, perkebunan, kios perdagangan dan jasa
sebesar 48% sampah non-pemukiman. Jenis sampah ini dapat berupa
sampah organik dan non-organik maupun residu sampah. Penanganan
sampah non-pemukiman ini dilakukan pengangkutan oleh UPT Sampah
Soreang Kabupaten Bandung, dengan rute Jl. Raya Ciwidey dan Pasar
78
Terminal Ciwidey. Sampah yang diangkut menggunakan moda dump
truck yang mengangkut sampah dari TPS di pasar Ciwidey, tempat wisata
yaitu taman kelinci, hotel-hotel, dan kios perdagangan dan jasa yang
berada di Alun-alun Ciwidey. Sampah perkebunan memiliki penanganan
dan pengelolaan sampah itu sendiri yang dilakukan oleh pihak terkait.
Sehingga tidak dilakukan pengangkutan oleh UPTD Sampah Soreang
maupun masyarakat.
Sedangkan untuk sampah non-pemukiman lainnya tidak ada
pengelolaan langsung baik oleh masyarakat maupun pihak-pihak terkait.
Pengelolaan sampah langsung dilakukan oleh UPTD Sampah Soreang
Kabupaten Bandung.
Timbulan Sampah
Dilihat berdasarkan arahan tata ruang, Ciwidey termasuk kedalam PPK
Ciwidey, maka timbulan sampah yang di hasilkan di Kawasan Perkotaan Ciwidey
bersumber dari kawasan perdagangan dan jasa, pemukiman, agroindustri, wisata
alam. Berikut merupakan jumlah timbulan sampah pada UPTD Soreang:
79
Tabel III.2 Jumlah Timbulan Sampah UPTD Soreang Tahun 2017
80
10%
19%
Soreang
Katapang
27% Kutawaringin
17% Margaasih
Margahayu
Ciwidey
15% 12%
81
Tabel III.3 Jenis Pewadahan Sampah di Kawasan Perkotaan Ciwidey
No Sumber Gambar Keterangan
Kantong plastik/karung
dengan volume 5-30 liter
Untuk wadah sampah
Pemukiman/
pemukiman, dan
1 non-
pertokoan
pemukiman
Tidak terdapat
pemilahan sampah dari
sumbernya
Wadah non-permanen
untuk volume 5-8 liter
sampah
2 Pemukiman Wadah sampah untuk
sampah rumah tangga
(pemukiman)
82
No Sumber Gambar Keterangan
Keranjang bambu
dengan volume 40-60
liter
Untuk wadah sampah
pasar, terminal,
perdagangan, dan sarana
5 Pasar (TPS)
umum, pariwisata (non-
pemukiman)
Terdapat pemilahan
sampah di TPS
Gerobak sampah untuk 1
m3
Sumber: Hasil Observasi 2017
83
3) Pengangkutan Sampah
Saat ini sistem pengangkutan sampah pada umumnya di Kabupaten Bandung
lebih banyak dilakukan dengan pola pengangkutan langsung dari titik sumber
sampah. Pola ini menyebabkan terjadi efisiensi waktu yang cukup banyak
sehingga ritasi waktu pengangkutan hanya tercapai rata-rata maksimum 1,27
rit perhati dari standar kriteria 3-4 rit per hari.
Untuk waktu pengangkutan sampah di Kawasan Perkotaan Ciwidey ini
langsung dari titik sumber sampah yaitu TPS Ciwidey di Pasar Ciwidey dan
alun-alun Ciwidey sepanjang jalan raya Ciwidey dengan menggunakan Dump
Truck. Waktu jarak tempuh truk sampah dari UPTD Soreang menuju TPS
Ciwidey adalah 30-40 menit. Sedangkan untuk pengangkutan sampah terjadi
pada pagi hari dalam kurun waktu 2 kali pengangkutan dalam 1 minggu.
Tabel III.4 Kondisi Sarana Pengangkutan Sampah Eksisting UPT Penanganan
Sampah Soreang
84
4) Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah di Kawasan Perkotaan Ciwidey dilakukan oleh beberapa
pihak, yaitu:
a) UPT Penanganan Sampah Soreang
Untuk pengolahan sampah yang dilakukan oleh UPT penanganan
sampah Soreang meliputi residu sampah yang berasal dari kawasan
non pemukiman seperti kawasan pariwisata, kawasan perdagangan
dan jasa, kawasan komersil, kawasan pendidikan, kawasan
perkantoran, dan kawasan perkebunan. Dilakukan pengangkutan di
TPS Ciwidey yang selanjutnya diangkut menuju UPT penanganan
sampah soreang hingga ke TPA Sari Mukti.
Gambar 3.8 Visualisasi TPS Ciwidey (kiri), dan TPS Liar (kanan)
Sumber: Hasil Observasi 2017
b) Masyarakat.
Untuk pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat sebagian
besar merupakan sampah pemukiman tidak teratur. Masyarakat
mengelola sampah langsung dari sumbernya dikarenakan tidak adanya
pengangkutan untuk pemukiman. Masyarakat mengolah sampah
dengan beberapa cara yaitu:
Sampah organik ditimbun pada lahan kosong atau pada kebun
Sampah organik dikubur pada lahan kosong
85
Sampah non-organik dibakar pada lahan kosong atau halaman
belakang rumah
Sampah non-organik dikelola dengan cara dipilah dan dijual
Sampah organik dan non-organik di buang ke sungai
86
87
3.2.2 Aspek Peran Serta Masyarakat
Dalam pengelolaan sampah saat ini di Kawasan Perkotaan Ciwidey, peran
serta masyarakat merupakan faktor utama keberhasilan pengelolaan sampah
berbasis masyarakat karena masyarakat sebagai produsen dan konsumen. Serta
masyarakat dapat menyadari bahwa suatu permasalahan sampah merupakan
tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Pengelolaan sampah berbasis
masyakat ini bertujuan untuk kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah
serta dapat mempertahankan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang
ramah lingkungan.
88
Tabel III.5 Jenis-Jenis Upaya Pengelolaan Sampah Oleh Masyarakat
Pihak Penyelenggara
Upaya UPT/
Rumah Swasta/ Lokasi Kegiatan Keterangan
Pengelolaan Desa/
Tangga investor
Kec
pada umumnya pengumpulan sampah
Pengumpulan
dilakukan oleh beberapa rumah tangga yang
Sampah dari Semua Desa
bekerja sama untuk mengelola sampah baik
sumber
itu dibakar, dibuang, maupun dikubur
beberapa masyarakat sudah melakukan
Pemilahan Desa Ciwidey,
pemilahan sampah langsung dari sumbernya
Sampah Lebak Muncang
untuk diberikan pada bank sampah
Bank sampah ini sudah terealisasi dalam
Desa Ciwidey,
Pendirian kurun waktu ± 2 bulan yang didirikan oleh
Lebakmuncang,
Bank Sampah investor (masyarakat) yang bekerja sama
Panundaan
dengan desa
Desa
Pendirian pengomposan sampah organik hanya
Lebakmuncang,
Unit dilakukan oleh beberapa orang yang bekerja
Panundaan,
Komposting pada dibidang perkebunan dan pertanian
Panyocokan
umumnya sampah yang dilakukan
Pengangkuta pengangkutan ke TPS adalah sampah pasar
n sampah ke Desa Ciwidey Ciwidey yang dikumpulkan langsung oleh
TPS para pedagang pasar dan dilakukan
pengangkutan ke TPS
Sumber: Hasil Observasi 2017
89
ditunjukan dengan cara pengelolaan sampah yang tidak sesuai, serta dampak yang
akan ditimbulkan dari cara tersebut. Serta tidak adanya pendekatan dan pelatihan
dari Pemerintah Kabupaten Bandung menyebabkan masyarakat masih melakukan
pengelolaan sampah dengan cara dibakar, dibuang, ditimbun, dan dikubur.
90
sampah. Sedangkan untuk pengolahan sampah dan pemrosesan akhir sampah di
TPS 3R, TPST hingga TPA dapat dilakukan melalui UPTD pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah. Selain itu, terkait dengan pengelolaan sampah maka
terdapat UPTD yang dibentuk untuk melaksanakan operasional penanganan
sampah yang terdiri dari:
Kepala
DLH
Sekretariat
UPTD UPTD
Lingkungan Lingkungan
Wilayah II Wilayah III
91
3.2.4 Aspek Pembiayaan dan Retribusi
Pembiayaan persampahan di Kabupaten Bandung didanai dari APBN,
APBD, swasta dan sumber dana lainnya untuk sistem pengelolaan persampahan di
Kabupaten Bandung. Pembiayaan yang di danai dari APBD Kabupaten Bandung
yaitu berdasarkan sumber dana alokasi umum untuk program kinerja pengelolaan
persampahan dan juga untuk peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana persampahan.
92
Rincian Pembiayaan
No Uraian Harga Jumlah
Volume Satuan Satuan
- Lap Pel 10 buah 15.000 150.000
- Ember 10 buah 13.500 135.000
- Sapu Ijuk 10 buah 21.000 210.000
3 Belanja BBM/Gas 2.392.610.000
- BBM/Gas Operasional Truck dan Pick Up 414.600 liter 5.150 2.135.190.000
- BBM Pick Up dan Motor Roda 2 Diesel 2.400 liter 5.150 12.360.000
- BBM Pick Up dan Motor Roda 2 Bensin 2.400 liter 6.900 16.560.000
- BBM Pick Up dan Motor Roda 3 15.000 liter 6.900 103.500.000
- Pelumas 1 paket 125.000.000 125.000.000
4 Belanja Jasa Lainnya 1.458.000.000
- Honor Pegawai Harian Lepas/PHL 24.300 HOK 60.000 1.458.000.000
5 Belanja Jasa Service 1 paket 60.000.000 60.000.000
6 Belanja Pengadaan 7.350.000
- Fotocopy 42.000 lembar 175 7.350.000
7 Belanja Makanan dan Minuman 167.850.000
- Makanan/Minuman Pengangkut Sampah 38.400 dus 4.000 153.600.000
- Makanan/Minuman Pengangkut Rapat 250 box 15.000 3.750.000
- Makanan/Minuman Kegiatan 300 box 35.000 10.500.000
8 Belanja Perjalanan Dinas 10.750.000
- Gol III 20 HOK 200.000 4.000.000
- Gol II 30 HOK 175.000 5.250.000
- Gol I 10 HOK 150.000 1.500.000
9 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 353.000.000
- Pemeliharaan dan Perbaikan Operasional 1 Ls 285.000.000 285.000.000
- Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan (container) 1 Ls 68.000.000 68.000.000
Jumlah 4.599.839.000
Sumber:DPA SKPD Kabupaten Bandung Tahun 2017
93
oleh Pemerintah Kabupaten Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bandung termasuk besaran setiap kategori.
Tabel III.7 Struktur dan BesarnyaTarif Retribusi Pelayanan Sampah di Kabupaten
Bandung
No Pola Pelayanan Kelas Obyek Tarif
Tarif Rumah Tinggal
1. kelas utama Rp. 8.000/bln/KK
I.a untuk pengangkutan dan pengelolaan sampah dari 2. kelas I Rp. 6.000/bln/KK
TPS ke TPA dilingkungan rumah tinggal 3. kelas II Rp. 5.000/bln/KK
4. kelas III Rp. 4.000/bln/KK
I
1. kelas utama Rp. 9.500/bln/KK
I.b untuk pengambilan, pengangkutan dan
2. kelas I Rp. 7.500/bln/KK
pembuangan sampah dari rumah tinggal dengan pola
individual langsung dari sumber ke TPA 3. kelas II Rp. 6.500/bln/KK
4. kelas III Rp. 5.500/bln/KK
Tarif Bukan Rumah Tinggal
II.a untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 30.000/m3
sampah dari toko di jalur protokol
II.b untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 30.000/m3
sampah dari perusahaan industri
1. hotel bintang Rp. 35.000/m3
II.c untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan
sampah dari hotel/penginapan 2. hotel melati Rp. 30.000/m3
3. hotel losmen Rp. 27.500/m3
II.d untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 35.000/m3
II sampah dari restoran dan rumah makan
II.e untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 27.500/m3
sampah rumah sakit dan puskesmas
II.f untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan
sampah bioskop/tempat hiburan dan keramaian Rp. 35.000/m3
umum
II.g untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 35.000/m3
sampah perusahaan jasa dan perkantoran
II.h untuk pelayanan pengangkutan dan pengelolaan Rp. 35.000/m3
sampah perusahaan angkutan / gudang
Tarif Retribusi Sampah Pasar
1. pedagang glosir Rp. 3.000/hari
III III.a besarnya tarif retribusi pengangkutan sampah
2. pedagang toko Rp. 2.500/hari
khusus di lokasi pasar dan kaki lima serta pedagang
musiman 3. pedagang kios Rp. 2.000/hari
4. pedagang lapangan Rp. 1.500/hari
Sumber: DISPERTASIH Kabupaten Bandung 2012
94
3.2.5 Aspek Pengaturan/regulasi
Pengaturan/Regulasi mengenai persampahan di Kabupaten Bandung telah
didukung dengan adanya Perda No.15 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.
Dalam Perda ini dijelaskan bahwa Pengaturan/Regulasi merupakan suatu upaya
untuk meningkatkan pengelolaan sampah diwilayah Kabupaten Bandung yang
lebih efektif, efisien, komperhensif dan implementatif dikarenakan pengelolaan
sampah Kabupaten Bandung memiliki prinsip berwawasan lingkungan.
Pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung dilaksanakan berdasarkan
implementasi pembiayaan berdasarkan pajak daerah dan retribusi daerah.
95
a) Pola individual langsung (door to door)
b) Pola operasional individual tidak langsung
c) Pola operasi komunal langsung
96