MATA KULIAH:
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Direview Oleh:
Nurul Faizah
NIM. 25415023
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
4. NO
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
17.
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
18.
10.
PEMBAHASAN
14.
PENDAH
ULUAN
23.Dasar Hukum
15.
16.
19.
24.Analisis
Normatif
26.-
27.-
29. 30.
1
31.
32.Profil Wilayah
Kabupaten
33.
34.
35.-
36.-
38. 39.
40.
1
41.Gambaran
Umum
Kabupaten
42.Analisis
Deskriptif
Kualitatif
44.-
45.-
47. 48.
49.
1
50.Kependudukan
dan Sumber
Daya Manusia
51.Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
53.-
54.-
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
4. NO
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
56. 57.
58.
1
59.Potensi
Bencana Alam
60.Analisis
Deskriptif
Kualitatif
65. 66.
67.
1
68.Potensi Sumber
Daya Alam
69.Analisis
Deskriptif
Kualitatif
74. 75.
76.
1
77.Potensi
Ekonomi
Wilayah
78.Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
10.
PEMBAHASAN
62.-
63.-
71.-
72.-
80.-
81.-
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
4. NO
83. 84.
1
6. METODOLO
GI
ANALISIS
85.
86.Isu-Isu Strategis
Wilayah
Kabupaten
87.Partisipasi
Masyarakat
96.
TUJUAN,
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI
105.
Tujuan
Penataan
Ruang Wilayah
Kabupaten
97.
106.
Analisi
s Normatif
dan
Partisipasi
Masyarakat
7. ANALISIS
107.
Tujuan penataan ruang Kabupaten
Sleman dirumuskan dan disetujui oleh
masyarakat melalui FGD. Penataan ruang
wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan
ruang Kabupaten yang tanggap terhadap
bencana dan berwawasan lingkungan dalam
rangka menciptakan masyarakat yang
sejahtera, demokratis dan berdaya saing.
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
89.-
99.-
108.
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
90.-
10.
PEMBAHASAN
100.
-
101.
109.
-
110.
Tujuan penataan ruang
disesuaikan dengan visi dan misi
Daerah
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
114.
Kebijaka
n dan Strategi
Penataan
Ruang Wilayah
6. METODOLO
GI
ANALISIS
115.
Analisi
s Normatif
dan
Partisipasi
Masyarakat
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
118.
-
10.
PEMBAHASAN
117.
125.
116.
Dalam mewujudkan tujuan penataan
ruang Kabupaten Sleman, maka dirumuskan
kebijakan penataan ruang wilayah yang
terdiri atas: a. Pengintegrasian dan
pengembangan pusat kegiatan di luar
kawasan bencana;
b. Pengelolaan kawasan rawan bencana
alam dan kawasan lindung geologi;
c. Pemeliharaan kelestarian fungsi
lingkungan hidup;
d. Pengembangan kawasan petanian dalam
rangka keamanan dan ketahanan pangan;
e. Pengembangan kawasan pariwisata
terintegrasi;
f. Pengembangan kawasan pendidikan;
g. Pengembangan industri menengah, kecil
dan mikro yang ramah lingkungan;
h. Pengembangan kawasan permukiman
yang aman, nyaman, dan berwawasan
lingkungan;
i. Pemantapan prasarana wilayah; dan
j. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan
dan keamanan negara.
Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten
Sleman diwujudkan melalui strategi
penataan ruang wilayah
120.
126.
119.
Kebijakan penataan ruang
merupakan kebijakan yang
dirumuskan untuk mewujudkan
tujuan penataan ruang yang
kemudian dijabarkan melalui
strategi penataan ruang yang
meruakan langkah konkrit dalam
perwujudan penataan ruang
127.
128.
-
129.
134.
135.
136.
137.
-
138.
143.
Analisi
s Skalogram
144.
Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Sleman tahun 1997 serta 2000 telah
menetapkan hirarki kota-kota di Kabupaten
Sleman. Penentuan hirarki kota ini
merupakan perwujudan kebutuhan
pemerataan pusat pelayanan. Beberapa kota
yang hirarkinya telah direncanakan ternyata
tidak dapat berperan sebagai pusat
pelayanan sesuai dengan perencanaan.
Kondisi ini dapat ditunjukkan dengan
perhitungan menggunakan skalogram
terhadap kondisi nyata masing-masing kota
145.
146.
-
147.
Analisis skalogram digunakan
untuk menentukan pusat-pusat
perkotaan dan pusat pelayanan di
Kabupaten. Pusat-pusat perkotaan
yang sudah diatur dalam hierarki
rencana tata ruang yang lebih
tinggi harus diadopsi dan
Kabupaten menentukan pusat
pelayanan skala perkotaan dan
skala perdesaan
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
10.
PEMBAHASAN
151.
Rencana
Sistem
Perdesaan
152.
Analisi
s Skalogram
160.
Rencana
Sistem Jaringan
Prasarana Skala
Kabupaten
169.
Pengemb
angan Sistem
Prasarana
Utama
161.
170.
Analisi
s Keruangan
dan Proyeksi
Kebutuhan
Prasarana
153.
Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten
Sleman tahun 1997 serta 2000 telah
menetapkan hirarki kota-kota di Kabupaten
Sleman. Penentuan hirarki kota ini
merupakan perwujudan kebutuhan
pemerataan pusat pelayanan. Beberapa kota
yang hirarkinya telah direncanakan ternyata
tidak dapat berperan sebagai pusat
pelayanan sesuai dengan perencanaan.
Kondisi ini dapat ditunjukkan dengan
perhitungan menggunakan skalogram
terhadap kondisi nyata masing-masing kota
yang hasilnya memperlihatkan kondisi
hirarki yang sebenarnya dalam sistem kotakota Kabupaten Sleman.
162.
154.
155.
-
163.
164.
-
165.
171.
Terbentuknya hirarki perkotaan yang
juga berfungsi sebagai pusat pelayanan ini
juga dipengaruhi oleh aksesibilitas serta
kondisi geografis di Kabupaten Sleman.
Adanya hambatan fisik berupa sungai-sungai
yang mengalir dari utara (Merapi) ke arah
selatan, jaringan jalan di Kabupaten Sleman
didominasi oleh arah utara selatan.
Pengembangan jaringan jalan arah timurbarat membutuhkan rekayasa teknologi
berupa jembatan, sehingga
pengembangannya sangat terbatas.
172.
173.
-
174.
Penentuan rencana jaringan
baik jaringan prasarana utama
maupun jaringan prasarana lainnya
mengacu pada peraturan-peraturan
mengenai masing-masing fungsi
jaringan. Jaringan prasarana yang
telah direncanakan pada hierarki
rencana tata ruang yang lebih
tinggi diakomodasi dan kabupaten
menentukan jaringan prasarana
dalam skala mikro yang tidak
terakomodasi dalam rencana tata
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
178.
Pengemb
angan Sistem
Prasarana
Lainnya
179.
Analisi
s Keruangan
dan Proyeksi
Kebutuhan
Prasarana
187.
188.
180.
Proyeksi penduduk dapat digunanakan
pula sebagai dasar proyeksi kebutuhan
prasarana wilayah. Prasarana wilayah
direncanakan menurut kebutuhan meliputi
kebutuhan prasarana telekomunikasi, energi,
drainase, air bersih, persampahan, air
limbah, dan irigasi
189.
181.
197.
198.
199.
206.
207.
214.
Kawasan
yang
Memberikan
Perlindungan
Terhadap
Kawasan
Bawahannya
215.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
223.
Kawasan
Perlindungan
Setempat
224.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
216.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya di Kabupaten Sleman hanya
terdiri dari Kawasan resapan air seluas
kurang lebih 23.683 hektar yang berada di:
Kecamatan Turi; Kecamatan Pakem;
Kecamatan Cangkringan; Kecamatan
Seyegan; Kecamatan Mlati; Kecamatan
Ngemplak; Kecamatan Ngaglik; Kecamatan
Sleman; dan Kecamatan Tempel
225.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan perlindungan
setempat di Kabupaten Sleman meliputi
sempadan sungai, kawasan sekitar mataair,
kawasan sekitar embung dan ruang terbuka
hijau (RTH) perkotaan.
190.
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
182.
-
10.
PEMBAHASAN
191.
192.
200.
-
201.
208.
209.
-
210.
217.
218.
-
226.
227.
-
219.
Analisis yang digunakan
dalam penentuan rencana pola
ruang diatur dalam Permen PU N.
20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknik Analisis Aspek fisik dan
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya Dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang dan
disesuaikan dengan Penetapan
Kawasan Hutan dari Kementerian
Kehutanan. Penyusunan rencana
pola ruang dimulai dengan analisis
SKL (Satuan Kemampuan Lahan)
yang menghasilkan kelas
kemampuan lahan, kemudian
dianalisis dengan daya dukung dan
daya tampung lahan untuk
dijadikan sebagai rekomendasi
arahan pemanfaatan ruang. Dalam
penyusunan RTRW Kabupaten
Sleman, Penentuan rencana pola
ruang dilakukan dengan
mengadopsi pola ruang
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
232.
Kawasan
Suaka Alam,
Pelestarian
Alam, dan
Cagar Budaya
233.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
241.
Kawasan
Rawan Bencana
Alam
242.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
7. ANALISIS
234.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan pelestaria alam
terdapat di kecamatan Gamping dan di
Taman Nasional Gunungapi Merapi yang
yang meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan
Cangkringan. Kawasan cagar budaya berada
di situs Kraton Ambarketawang di
Kecamatan Gamping, serta peninggalan
arkeologis berupa candi meliputi: Kecamatan
Prambanan; Kecamatan Kalasan; Kecamatan
Ngemplak; dan Kecamatan Sleman.
243.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan rawan longsor
banyak diketemukan pada daerah dengan
kelerengan tinggi (>40%), materialnya
lepas-lepas, mempunyai bidang gelincir,
yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
Kawasan rawan longsor di Kabupaten
Sleman banyak ditemui terjadi pada daerah
pegunungan, yang memiliki kelerengan 45%.
Kawasan yang rawan longsor terutama
ditemukan di Desa Madurejo, Bokoharjo,
Sambirejo, Wukirharjo dan Desa
Sumberharjo di Kecamatan Prambanan.
Kawasan rawan bencana kekeringan seluas
kurang lebih 1.969 hektar di Kecamatan
Prambanan. Kawasan rawan kekeringan
banyak diketemukan pada daerah dengan
jenis tanah kapur.
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
235.
244.
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
236.
-
245.
-
10.
PEMBAHASAN
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
250.
Kawasan
Lindung
Geologi
251.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
259.
Kawasan
Budidaya
260.
268.
Kawasan
Hutan Rakyat
269.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
277.
Kawasan
Peruntukan
Pertanian
278.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
254.
-
252.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan rawan bencana
gunungapi meliputi Kawasan rawan
bencana gunungapi Merapi di Kecamatan
Turi, Pakem, Ngaglik, Mlati, Berbah,
Ngemplak, Tempel, Kalasan, Depok, dan
Cangkringan yang tergolong sebagai daerah
bahaya gunungapi Merapi. Sedang yang
rawan bahaya hidrometeorologi berupa
banjir lahar di Kecamatan Turi, Pakem dan
Kecamatan Cangkringan. Kawasan rawan
gempa bumi di Kabupaten Sleman terletak
pada kawasan yang dilalui oleh sesar-sesar
mayor maupun minor. Sesar mayor yang
sangat berpengaruh terhadap kerentanan
gempa bumi adalah Sesar Opak, sehingga
daerah yang rawan adalah Kecamatan
Prambanan dan Kecamatan Berbah.
261.
253.
262.
263.
-
270.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan hutan rakyat
yang terdapat di Kabupaten Sleman seluas
kurang lebih 3.171 hektar berada di:
Kecamatan Gamping; Kecamatan Seyegan;
Kecamatan Berbah; Kecamatan Moyudan;
Kecamatan Minggir; Kecamatan Prambanan;
Kecamatan Tempel; Kecamatan Turi;
Kecamatan Pakem; dan Kecamatan
Cangkringan.
279.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
pertanian terdiri dari peruntukan pertanian
lahan basah (pertanian tanaman pangan),
peruntukan pertanian lahan kering
271.
272.
-
280.
281.
-
10.
PEMBAHASAN
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
286.
Kawasan
Peruntukan
Perikanan
287.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
295.
Kawasan
Peruntukan
Pertambangan
296.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
288.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
perikanan, di wilayah Kabupaten Sleman
meliputi budi daya perikanan darat dan
pengembangan perikanan dengan konsep
minapolitan.
297.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
pertambangan, di Kabupaten Sleman berupa
kawasan peruntukan pertambangan mineral
bukan logam dan batuan terdiri dari: 1. Batu
kapur di Kecamatan Gamping, 2. Breksi
batuapung di Kecamatan Berbah dan
Prambanan, 3. Andesit berada di: Kecamatan
Sayegan; Kecamatan Prambanan;
Kecamatan Tempel; Kecamatan Turi;
Kecamatan Pakem; Kecamatan Cangkringan;
dan Kecamatan Godean. 4. Tanah liat berada
di: Kecamatan Gamping; Kecamatan
Godean; Kecamatan Seyegan; Kecamatan
Sleman; Kecamatan Prambanan; Kecamatan
Berbah; dan Kecamatan Tempel. 5. Pasir,
kerikil, dan batu kali di seluruh kecamatan.
289.
290.
-
298.
299.
-
10.
PEMBAHASAN
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
304.
Kawasan
Peruntukan
Industri
305.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
313.
Kawasan
Peruntukan
Pariwisata
314.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
322.
Kawasan
Peruntukan
Permukiman
323.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
331.
Kawasan
Peruntukan
Lainnya
332.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan dan
Proyeksi
Kebutuhan
Lahan
7. ANALISIS
306.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
industri, di Kabupaten Sleman meliputi
kawasan peruntukan industri sedang dan
peruntukan industri rumah tangga. Secara
umum, alokasi kawasan peruntukan industri
di Kabupaten Sleman secara kemampuan
lahan berada di sekitar Desa Balecatur,
Kecamatan Gamping.
315.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
pariwisata, di Kabupaten Sleman meliputi
kawasan peruntukan wisata alam, pariwisata
budaya, wisata perkotaan dan wisata
perdesaan.
324.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
permukiman, di wilayah Kabupaten Sleman
meliputi kawasan peruntukan permukiman
perkotaan, peruntukan permukiman
perdesaan dan pengembangan hunian
sementara (huntara) dan hunian tetap
(hutap). a. Kawasan permukiman perkotaan
meliputi lahan seluas kurang lebih 12.590
hektar. b. Kawasan permukiman perdesaan
meliputi lahan seluas kurang lebih 10.232
hektar.
333.
Penentuan rencana pola ruang
dilakukan dengan mengadopsi pola ruang
sebelumnya dan dimodifikasi dengan analisis
kebutuhan ruang yang diperoleh dari
proyeksi penduduk. Kawasan peruntukan
lainnya di Wilayah Kabupaten Sleman
berupa kawasan pertahanan dan keamanan
dan kawasan pendidikan tinggi.
337.
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
308.
-
307.
316.
317.
-
325.
326.
-
334.
335.
-
10.
PEMBAHASAN
4. NO
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
6. METODOLO
GI
ANALISIS
7. ANALISIS
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
345.
-
342.
343.
344.
351.
Analisi
s Daya
Dukung
Lahan
353.
354.
-
360.
Analisi
s SWOT
352.
Kawasan strategis kabupaten dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:
1. merupakan tempat perlindungan
keanekaragaman hayati; 2. merupakan aset
kabupaten berupa kawasan lindung yang
ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
flora dan/atau fauna yang hampir punah
atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan; 3.
memberikan perlindungan keseimbangan
tata guna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian kabupaten; 4.
memberikan perlindungan terhadap
keseimbangan iklim makro; 5. menuntut
prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup; 6. rawan bencana alam;
atau 7. sangat menentukan dalam
perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan
kehidupan.
361.
Kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi
ditetapkan dengan kriteria: 1. memiliki
potensi ekonomi cepat tumbuh; 2. memiliki
sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi kabupaten; 3.
memiliki potensi ekspor; 4. didukung
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi; 5. memiliki kegiatan
ekonomi yang memanfaatkan teknologi
tinggi; 6. berfungsi untuk mempertahankan
tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan
kabupaten; 7. berfungsi untuk
mempertahankan tingkat produksi sumber
energi dalam rangka mewujudkan ketahanan
energi kabupaten; atau 8. ditetapkan untuk
mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal.
362.
363.
-
359.
Kawasan
Strategis
Pertumbuhan
Ekonomi
10.
PEMBAHASAN
346.
355.
penentuan kawasan strategis
kabupaten dilakukan dengan
analisis komprehensif sesuai
dengan kepentingan sektor. Analisis
yang dilakukan dalam penentuan
kawasan startegis Kabupaten
Sleman sudah sesuai dengan
pedoman, yaitu Kawasan Strategis
Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup dengan analisis
daya dukung lahan dan kawasan
strategis Pertumbuhan Ekonomi
dengan analisis SWOT.
4. NO
366.
5. OUTPUT
RTRW
KABUPATEN
SLEMAN
ALBUM PETA
6. METODOLO
GI
ANALISIS
367.
7. ANALISIS
365.
368.
Rencana pola ruang, struktur ruang
dan kawasan strategis secara spasial
disajikan dalam bentuk peta. Album peta
terdiri dari: 1) Peta Orientasi Wilayah, 2) Peta
Administrasi Kabupaten, 3) Peta Penggunaan
Lahan, 4) Peta Rawan Bencana, 5) Peta
Kepadatan Penduduk, 6) Peta Rencana
Struktur Ruang Kabupaten, 7) Peta Rencana
Sistem Perkotaan, 8) Peta Sistem Jaringan
Transportasi, 9) Peta Sistem Jaringan
Prasarana Lainnya, 10) Peta Rencana
Kawasan Lindung Kabupaten, 11) Peta
Rencana Kawasan Budidaya Kabupaten, 12)
Peta Kawasan Hutan, 13) Peta Kawasan
Pertanan, dan 14) Peta Rencana Kawasan
Strategis Kabupaten
8. ALTERN
ATIF
PENGE
MBANG
AN
369.
9. AL
TE
RN
ATI
F
TE
RP
ILI
H
370.
-
10.
PEMBAHASAN
371.
Penyusunan rencana tata
ruang tidak bisa terlepas dari aspek
keruangan (spasial) yaitu peta. Peta
yang harus ada dalam album peta
rencana tata ruang kabupaten
meliputi peta gambaran umum
wilayah, peta rencana struktur
ruang, peta rencana pola ruang dan
rencana kawasan strategis
kabupaten yang dirinci sesuai
dengan kepentingan. dalam album
peta rencana tata ruang Kabupaten
Sleman, peta rencana sudah
diakomodasi secara lengkap,
namun untuk peta pola ruang perlu
adanya peta pola ruang
keselluruhan tidak hanya pola
ruang yang sudah diklasifikasikan
menjadi peta kawasan lindung dan
peta kawasan budidaya
372.
373. Kekhasan Penyusunan RTRW Kabupaten Sleman
374.
Penyusunan RTRW Kabupaten Sleman dilakukan pada tahun
2011 setelah peristiwa gempa Yogyakarta tahun 2006 dan erupsi
merapi tahun 2010 yang memakan banyak korban penduduk Sleman,
sehingga perencanaan tata ruang Kabupaten Sleman tidak bisa
terlepas dari perencanaan pengurangan risiko bencana. Ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana lebih
diperketat dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan tempat
tinggal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.
Perencanaan penataan ruang kawasan rawan bencana Gunung Merapi
dibuat khusus merupakan rencana tata ruang berbasis bencana yang
pertama di Indonesia menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
pengurangan risiko bencana gunungapi Merapi.
375.
376. Kesimpulan
377.
Penyusunan RTRW Kabupaten Sleman secara keseluruhan
sudah memenuhi dan mengikuti pedoman penyusunan rencana tata
ruang wilayah kabupaten (Permen Pu No. 16 Tahun 2009). Proses
penyusunan rencana tata ruang dan analisis yag dilakukan sudah
sesuai dengan pedoman kecuali analisis penentuan rencana pola
ruang karena mengadopsi rencana tata ruang sebelumnya dan
dimodifikasi dengan proyeksi kebutuhan prasarana yang seharusnya
menggunakan Permen PU N. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknik
Analisis Aspek fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya
Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang dan disesuaikan dengan
Penetapan Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan. Produk
rencana tata ruang Kabupaten Sleman terdiri dari Fakta Analisa, Materi
Teknis, Perda, Album Peta dan sudah dilengkapi dengan KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis) sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup