Anda di halaman 1dari 24

1

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA


CANDI IJO
SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KOTA YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah

Disusun oleh :

Nama : LAKSMI AZRINENDETA


NIM : 2171395634
Jurusan : PERHOTELAN
Program Studi : PERHOTELAN
Jenjang : D3

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO


(STIPRAM) YOGYAKARTA
2018
2

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo


HALAMAN PERSETUJUAN

ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA


CANDI IJO
SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KOTA YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Diajukan oleh :

Laksmi Azrinendeta
2171395634

Telah disetujui Pembimbing


SUSUNAN PEMBIMBING

Pembimbing I Tanda tangan Tanggal

………………………… …………………….. ………………….


NIDN : ………………...

Pembimbing II Tanda tangan Tanggal

………………………… …………………….. ………………….


NIDN : ………………...
3

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo


HALAMAN PENGESAHAN

ARTIKEL ILMIAH

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA


CANDI IJO
SEBAGAI DESTINASI WISATA DI KOTA YOGYAKARTA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Diajukan oleh :
Laksmi Azrinendeta
2171395634

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Tanggal : ………………………….

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

PENGUJI I Tanda tangan

Suhendroyono, SH., MM., M.Par. …………………….


NIDN : 0527114501

PENGUJI II

Dra. Damfasih, MM., M.Par. …………………….


NIDN : 0504086902

PENGUJI III

Moch. Nur Syamsu, S.Pt., M.Par. ……………………


NIDN : 0506036502

ARTIKEL ILMIAH ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar D3 Perhotelan

Tanggal : ……………….

Suhendrayono, SH., MM., M.Par.


NIDN : 0527114501
4

STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA OBJEK WISATA


CANDI IJO KABUPATEN SLEMAN
Laksmi Azrinendeta
Program Studi D3 Perhotelan
Jurusan Perhotelan
Sekolah Tinggi Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta
email: laksminendeta@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya prasarana dan sarana di objek
wisata Candi Ijo. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan strategi pengembangan
prasarana dan sarana objek wisata Candi Ijo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Penentuan informan menggunakan teknik snow ball sampling yaitu: empat
orang pengelola (Dinas Pariwisata), tiga orang masyarakat serta tiga orang wisatawan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi: reduksi data, penyajian data dan
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: 1) Kekuatan dari prasarana dan sarana
objek wisata Candi Ijo adalah, sudah tersedianya sebagian prasarana dan sarana objek
wisata. 2) Kelemahan dari prasarana dan sarana objek wisata adalah kondisi jalan yang
kurang baik, belum ada aliran listrik, belum tersedia air bersih, tidak ada transportasi
umum menuju objek wisata, belum ada warung, café atau restoran dan tidak homestay. 3)
Peluang yang di miliki untuk melengkapi prasarana dan sarana objek wisata adalah
adanya wacana pengelola untuk pengembangan prasarana dan sarana objek wisata, 4)
Ancaman dalam pengembangan prasarana dan sarana objek wisata adalah adanya objek
wisata lain yang lebih unggul, kurangnya kesadaran wisatawan untuk menjaga objek
wisata.
Strategi untuk pengembangan prasarana dan sarana objek wisata adalah
memperbaiki infrastruktur jalan. Memanfaatkan PLN sebagai sumber penerangan.
Menyediakan perawat dan P3K yang diperlukan oleh wisatawan. Mendirikan homestay
yang mempunyai keunikan tersendiri. Membangun restoran atau café. Menyediakan
rental sepeda sebagai transportasi menuju objek wisata. Mengadakan pembinaan dan
penyuluhan kepada masyarakat serta mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif
dalam menciptakan pesona wisata. Menampilkan atraksi wisata sekurang-kurangnya
sekali dalam seminggu.
Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Prasarana dan Sarana Objek Wisata
1 Prodi D3 Perhotelan
2 Dosen Jurusan Pariwisata Fakultas Pariwisata & Perhotelan
5

Abstract

This research was motivated by the lack of infrastructure and facilities in the
tourism site Candi Ijo. The purpose of research is to determine the development strategy
of infrastructure and facilities of tourism site Candi Ijo.

This research is a descriptive study with qualitative data. Data was collected
using interviews, observation and documentation involving informants with snowball
sampling technique, namely: four managers (Department of Tourism), three people and
three travelers. Data analysis techniques in the study include: data reduction, data
presentation and conclusions.

The results of this study stated that: 1) The strength of the infrastructure and
facilities of tourism site Candi Ijo, has been the availability of infrastructure and facilities
most tourism site. 2) The weakness of infrastructure and facilities of tourism site are the
road conditions are not good, there is no electricity, clean water is not available, there is
no public transport to tourism site there is no shop, café or restaurant and not a home stay.
3) Opportunities that have the infrastructure and facilities to complement the tourism site
is their discourse managers for the development of infrastructure and facilities of tourism
site. 4) Threats to infrastructure and facilities of tourism site is the presence of the other
attractions that are superior, lack of awareness of travelers to keep the tourism site

Development strategy of infrastructure and facilities for tourism site Candi Ijo are
improve road infrastructure. Using PLN as a source of lighting. Provide nurses and first
aid required by tourists. Provide homestay which have unique characteristics. Build a
restaurant or café. Provide rental bikes as transportation to tourism site. Conducting
conduct training to the community and invite the community to participate actively in
creating tourist charms, tourism attraction at least once a week.

Key words: Development Strategy, Infrastructure and Facilities of tourism site


6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sektor pariwisata akan menjadi aset Negara Indonesia apabila mampu


dikembangkan dengan baik. Keberagaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki
bangsa Indonesia seperti potensi alam, flora, fauna, keindahan alam serta bentuknya yang
berkepulauan kaya akan adat istiadat, kebudayaan dan bahasa memiliki daya tarik untuk
dikunjungi wisatawan dosmetik maupun mancanegara. Kekayaan sumber daya alam dan
budaya tersebut diharapkan mendapatkan pengemasan yang lebih berkualitas,
pendayagunaan secara maksimal dan dijaga kelestariannya.

Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki daya tarik bagi
wisatawan lokal dan wisatawan asing untuk berwisata. Daerah-daerah di Yogyakarta
memiliki begitu banyak keindahan alam yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Salah
satu daerahnya adalah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman merupakan sebuah
kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Sleman dikenal sebagai asal buah
salak pondoh yang lezat. Berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sebenarnya
secara administratif terletak di wilayah kabupaten ini, salah satunya adalah Universitas
Gadjah Mada. Kabupaten Sleman ini juga terkenal akan objek wisata candi – candi, dan
berbagai museum – museum yang menarik untuk dikunjungi.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Perhubungan, Komunikasi,


Informasi, Pariwisata dan Budaya Yogyakarta, jumlah kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Sleman adalah sebanyak 6.390.962 kunjungan, dengan perincian sebanyak
6.068.780 kunjungan wisatawan nusantara (setara dengan 95,41%), dan 292.180
kunjungan wisatawan mancanegara (setara dengan 4,59%). Obyek wisata Candi masih
menjadi destinasi favorit kunjungan wisatawan dengan jumlah kunjungan sebesar
2.702.087 kunjungan (42,48%). Salah satu candi yang menjadi destinasi wisata adalah
Candi Ijo.

Menurut Bagyono (2005: 20), prasarana pariwisata terdiri dari prasarana


perhubungan, penerangan dan air bersih, sistem telekomunikasi, prasarana kesehatan dan
sarana pariwisata yang terdiri dari perusahaan perjalanan, perusahaan transportasi, hotel
7

dan jenis akomodasi lainnya, restoran, catering, dan usaha jasa boga lainnya, daya tarik
wisata, toko cinderamata dan pusat kerajinan. Berdasarkan data yang penulis dapatkan
dari observasi dan dokumentasi, beberapa masalah terkait dengan praarana objek wisata
Candi Ijo yaitu : kurangnya publikasi tentang Candi ini, akses jalan yang masih terbilang
sulit, masih sedikitnya wisatawan yang tertarik dan sarana dan prasarana yang masih
kurang di tempat tersebut. Atas dasar inilah perlu adanya kajian mengenai strategi yang
tepat untuk mengembangkan prasarana dan sarana objek wisata Candi Ijo Kabupaten
Sleman.

B. Rumusan Masalah

Beberapa masalah terkait dengan objek wisata Candi Ijo yaitu : kurangnya
publikasi tentang Candi Ijo, akses jalan yang masih terbilang sulit untuk mencapai Candi
Ijo, masih sedikitnya wisatawan yang tertarik dan sarana dan prasarana yang masih
kurang di Candi Ijo.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan destinasi wisata yang
ada di Yogyakarta agar dapat menarik wisatawan lokal maupun asing serta
mempublikasikan Candi Ijo sebagai salah satu destinasi wisata yang patut untuk
dikunjungi.
8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI PENELITIAN

1. Landasan Teori
a. Pengertian Pengembangan dan Pembangunan Wisata Budaya
Pengembangan dan pembangunan adalah suatu proses atau cara
mengembangkan suatu hal (individu, masyarakat, daerah dan lain sebagainya)
dengan membangun atau membuat suatu hal (sarana dan prasarana) maupun
suatu cara.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
(UU RI No.10 Tahun 2009)
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan, budaya bisa
diartikan sebagai kebiasaan yang turun-temurun yang didalamnya terdapat nilai
dan norma tersendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia wisata budaya memiliki arti
bepergian bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan setempat.
Beberapa contoh wisata budaya meliputi upacara adat, seni pertunjukan adat,
ritual - ritual, peninggalan nenek moyang dan lain sebagainya.
Pengembangan dan pembangunan wisata budaya adalah proses atau
usaha untuk mengembangkan dan membangun suatu objek wisata budaya dengan
memaksimalkan potensi yang ada.

b. Candi Ijo
Candi Ijo adalah sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, berada 4
kilometer arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kira-kira 18 kilometer di
sebelah timur kota Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun antara kurun
abad ke-10 sampai dengan ke-11 Masehi pada saat zaman Kerajaan Medang
periode Mataram.
9

Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan


Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat
sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung, kira-kira
sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko. Dimana pada bagian bawah
lereng tersebut terdapat wisata tebing Breksi Jogja yang merupakan bekas
pertambangan batu alam. Posisinya berada pada lereng bukit dengan ketinggian
rata-rata 425 meter di atas permukaan laut[2]. Candi ini dinamakan "Ijo" karena
berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo. Kompleks percandian membuka ke
arah barat dengan panorama indah, berupa persawahan dan bentang alam, seperti
Bandara Adisucipto dan pantai Parangtritis. Dataran tempat kompleks utama
candi memiliki luas sekitar 0,8 hektare, namun kuat dugaan bahwa kompleks
percandian Ijo jauh lebih luas, dan menjorok ke barat dan utara. Dugaan itu
didasarkan pada kenyataan bahwa ketika lereng bukit Candi Ijo di sebelah timur
dan sebelah utara ditambang oleh penduduk, banyak ditemukan artefak yang
mempunyai kaitan dengan candi.

Bangunan candi induk berdiri di atas kaki candi yang berdenah dasar
persegi empat. Pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi terletak di pertengahan
dinding sisi barat, diapit dua buah jendela palsu, yakni relung gawang jendela
tetapi tidak tembus berlubang pada ruangan di dalam. Pada dinding sisi utara,
timur, dan selatan masing-masing terdapat tiga relung yang dihiasi ukiran kala
makara. Relung yang tengah lebih tinggi dari dua relung yang mengapitnya.
Relung-relung ini kini kosong, diduga mungkin dulu pada relung-relung ini
pernah terpasang arca.

Untuk mencapai pintu yang terletak sekitar 120 cm dari permukaan tanah
dibuat tangga yang dilengkapi dengan pipi tangga berbentuk sepasang makara,
makhluk mitos berbentuk bertubuh ikan dan berbelalai seperti gajah. Kepala
makara menjulur ke bawah dengan mulut menganga. Di atas ambang pintu
terdapat hiasan kepala Kala bersusun. Pada bagian pintu masuk terdapat ukiran
kala makara, berupa mulut raksasa kala yang tersambung makara. Pola kala-
makara ini lazim ditemukan dalam ragam hias candi-candi Jawa Tengah.
Sebagaimana yang terdapat di candi-candi lain di Jawa Tengah dan Yogyakarta,
kedua kepala Kala tersebut tidak dilengkapi dengan rahang bawah. Di atas
ambang kedua jendela palsu juga dihiasi dengan pahatan kepala Kala bersusun.
10

Di dalam mulut masing-masing makara terdapat relief burung bayan


kecil. Jendela-jendela palsu ada bagian luar dinding utara, timur dan selatan,
yaitu tiga buah pada masing-masing sisi. Ambang jendela juga dibingkai dengan
hiasan sepasang makara dan kepala kala seperti yang terdapat di jendela palsu
yang mengapit pintu.

Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Di tengah dinding
bagian dalam sisi utara, timur dan selatan masing-masing terdapat sebuah relung.
Setiap relung diapit oleh pahatan pada dinding yang menggambarkan sepasang
apsara yang terkesan terbang menuju ke arah relung. Tepat di tengah ruangan
terdapat lingga dan yoni yang disangga oleh figur ular sendok. Makhluk yang
berasal dari mitos Hindu ini melambangkan penyangga bumi. Penyatuan lingga
dan yoni melambangkan kesatuan antara Syiwa dan Parwati shaktinya.

Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan segi


empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat deretan tiga
ratna di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih besar terdapat di
puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding tubuh candi dihiasi dengan
deretan pahatan dengan pola berselang-seling antara sulur-suluran dan gana
(makhluk kerdil). Sepanjang tepi atap dihiasi dengan deretan antefiks dengan
bingkai sulur-suluran. Dalam masing-masing bingkai terdapat arca setengah
badan yang menggambarkan dewa dalam berbagai posisi tangan.

Biaya tiket masuk yang perlu dikeluarkan ke Candi Ijo terletak 7 km arah
tenggara candi Prambanan. Tiket masuk Rp. 2.000,-/orang dan Ank-anak Rp.
1.000,- per orang.

2. Metodologi Penelitian
1. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITAN
Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya
terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data.
Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari
obyek penelitian.
Menurut Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian,
digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
11

Pendekatan dalam Penelitian


Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan
kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan
data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari
penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara
realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode
diskriptif.
Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya
sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya”.1
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Lexy Moleong:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapan
dengan kenyataan ganda
2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden
3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Whitney dalam
Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
12

2. KEHADIRAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.
sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah
berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang
dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi
sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara
langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus
yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan
informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.

3. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan,
beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di
Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang
jauh dari keramaian di kawasan barat Yogyakarta, di selatan Candi Ratu Baka.
Candi berlatar belakang agama Hindu ini diperkirakan dibangun antara abad ke-
10 sampai dengan ke-11. Kompleks Candi Ijo terdiri dari beberapa kelompok
candi induk, candi pengapit dan candi perwara. Candi induk yang sudah selesai
dipugar menghadap ke barat. Di hadapannya berjajar tiga candi yang lebih yang
lebih kecil ukurannya yang diduga dibangun untuk memuja Brahma, Wisnu dan
Syiwa.

4. SUMBER DATA

1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh
lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lofland bahwa
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-
kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan
mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk
mendapatkan informasi lansung tentang Manajemen Pengembangan Destinasi
Wisata Candi Ijo yaitu dengan cara wawancara dengan wisatawan lokal maupun
asing yang ada di Candi Ijo.
13

2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,
notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai
instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi
dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti
kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan
sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat
penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara
lansung lokal maupun asing yang ada di Candi Ijo.

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam


penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data
agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan


mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam
kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu.
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara
sistematik tentang bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang ada di Candi Ijo,
akses jalan di Candi Ijo.

Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku,


perkembangan, dan sebagainya tentang kondisi destinasi wisata Candi Ijo,
sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari
ingatan seseorang. Observasi lansung juga dapat memperoleh data dari subjek
baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
14

dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide


(panduan wawancara).

Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara


jelas dan kongkret tentang Candi Ijo di mata wisatawan yang dating.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo,


pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga
masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa.

Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data


dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan
obyek penelitian.

Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan
konkret tentang Candi Ijo.

6. ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data


kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dari rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode


pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data
tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa
menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang


menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul
dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi
yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan
menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan
15

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.

7. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN

Menurut Moleong ’’kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu : (1)
kepercayaan (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan
(dependibility), (4) kepastian (konfermability). Dalam penelitian kualitatif ini
memakai 3 macam antara lain :

1. Kepercayaan (kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil


dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. ada beberapa teknik untuk mencapai
kreadibilitas ialah teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota,
perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan
pengecekan kecakupan refrensi.

2. Kebergantungan (depandibility)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya


kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering
dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh ouditor
independent oleh dosen pembimbing.

3. Kepastian (konfermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan


dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang
didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

8. TAHAP-TAHAP PENELITIAN

Moleong mengemukakan bahwa ’’Pelaksanaan penelitian ada empat


tahap yaitu : (1)tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3)
16

tahap analisis data, (4) tahap penulisan laporan”. Dalam penelitian ini tahap yang
ditempuh sebagai berikut :

a) Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus,


penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi
fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

b) Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang


berkaitan dengan kondisi Candi Ijo dari sarana dan prasarana serta akses jalan.
Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
cara melihat wisatawan lokal maupun asing yang mengunjungi destinasi wisata
Candi Ijo.

c) Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui
observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan wisatawan lokal
maupun asing yang mengunjungi destinasi wisata Candi Ijo. Kemudian dilakukan
penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya
melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang
didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar
dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan
dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d) Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil


penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian
makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen
pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan
jurnal ilmiah yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan
penulis jurnal ilmiah yang sempurna.
17

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
a. Prasarana Objek Wisata
1) Prasarana Perhubungan (jalan)
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan bahwa jalan menuju objek
wisata kurang baik karena berkerikil, banyak jalan yang berlubang dan aspal
mengelupas.
2) Penerangan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa tidak ada penerangan
di objek wisata Candi Ijo, sehingga objek wisata ini terkesan gelap dan
dimanfaatkan untuk perbuatan yang tidak benar.
3) Air bersih
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa belum ada air bersih
di wisata Candi Ijo, sehingga wisatawan kesulitan jika membutuhkan air.
4) Sistem telekomunikasi
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa sudah ada sistem
telekomunikasi yang memadai di kawasan objek wisata Candi Ijo, namun untuk
jaringan internet sulit.
5) Prasarana kesehatan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa sudah ada prasarana
kesehatan \di kawasan objek wisata Candi Ijo, yang bertugas selama 24 jam.
b. Sarana Objek Wisata
1) Akomodasi penginapan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa di objek wisata Candi
Ijo sudah tersedia homestay, sehingga wisatawan dari luar daerah kesulitan
mencari tempat penginapan apabila akan menginap.
2) Sarana makan dan minum
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa sudah ada warung
atau café yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan yang
berkunjung.
3) Transportasi
18

Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa sudah ada


transportasi untuk menuju objek wisata Candi Ijo namun akses jalan sangat sulit
dilalui.
4) Daya tarik wisata
Berdasarkan wawancara dengan beberapa informan, bahwa daya taraik di objek
wisata cukup baik seperti: pemandangan alam yang indah, suasana yang aman,
nyaman dan menyenangkan, objek wisata unggulan di Sleman.

2. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka analisis dan strategi yang
dapat dilakukan untuk pengembangan prasarana dan sarana objek wisata Candi
Padang Roco Kabupaten Dharmasraya adalah berupa:
a. Analisis Prasarana Objek Wisata Candi Padang Roco
Tabel 1. Analisis Prasarana Objek Wisata berdasarkan SWOT

Strenghts Weaknesses Opportunities Threats


(kekuatan) (kelemahan) (peluang) (ancaman)
Ada objek
Sudah ada
Kondisi jalan wisata serupa
wacana
Prasarana Jalan menuju kurang baik dan yang dekat
pengelola
Perhubungan objek wisata masih banyak dengan Candi
untuk
(jalan) sudah tersedia jalan yang rusak Ijo yang
memperbaiki
serta berlubang mempunyai
jalan
akses lebih baik

Sudah ada air Adanya lahan


Ada sumber bersih di sekitar kosong untuk
Air Bersih Tanah Longsor
mata air bersih objek wisata membuat
namun terbatas sumur baru

Sudah ada
wacana PLN Adanya objek
Ada lahan Belum ada
untuk wisata lain yang
Penerangan untuk panel penerangan di
mengalirkan telah ada aliran
surya objek wisata
listrik ke objek listrik
wisata
Tersedianya
Jaringan internet Adanya sistem
sistem
sulit, namun Adanya sistem telekomunikasi
Sistem telekomunikasi
untuk sms dan sms blast dari yang memadai
Telekomunikasi yang memadai
telepon sangat operator di objek wisata
di area objek
bagus lain
wisata
Prasarana Tersedia Belum ada Adanya Adanya
Kesehatan prasarana perawat dan perhatian prasarana
19

kesehatan yang kelengkapan P3K Dinas kesehatan yang


memadai di Kesehatan lebih maju di
objek wisata terhadap objek wisata
keselamatan lain
wisatawan

b. Analisis sarana objek wisata Candi Padang Roco


Tabel 2. Analisis Sarana Objek Wisata berdasarkan SWOT

Strenghts Weaknesses Opportunities Threats


(kekuatan) (kelemahan) (peluang) (ancaman)
Travel agent
hanya
Adanya daya
membuat
dukung dari Tidak ada
Adanya paket satu hari
Akomodasi masyarakat homestay di
wisatawan yang perjalanan,
Penginapan sekitar untuk sekitar objek
ingin menginap sehingga
mendirikan wisata
wisatawan
homestay
tidak perlu
menginap
Adanya
Mempunyai Masyarakat kebebasan
Hanya sedikit
makanan khas setempat atau bagi
warung, restoran
Sarana Makan daerah yang pengelola bisa wisatawan
ataupun café di
dan Minum sudah diketahui menjual untuk
sekitar objek
oleh banyak makanan siap membawa
wisata
orang saji makanan dari
luar
Ada objek
wisata serupa
yang dekat
Sudah ada Belum banyak dengan Candi
Transportasi kendaraan ojek menuju Adanya wacana Ijo yang
Darat menuju objek objek wisata perbaikan jalan mempunyai
wisata Candi Ijo Candi Ijo transportasi
lebih maju
untuk menuju
objek wisata

Dijadikan salah
Candi Ijo Kesadaran
Candi tidak satu destinasi
Daya Tarik merupakan wisatawan
terawat dan unggulan di
Wisata candi kuno di untuk menjaga
tertata rapi Kabupaten
Yogyakarta objek wisata
Sleman
20

c. Strategi Pengembangan Prasarana dan Sarana Objek Wisata Candi Padang Roco
1. Prasarana objek wisata
a. Memanfaatkan swadaya masyarakat sekitar untuk memperbaiki jalan menuju
objek wisata yang masih berlubang dan belum di aspal.
b. Melakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala, agar jalan tidak
mengalami kerusakan dan mengganggu perjalanan wisatawan.
c. Merealisasikan wacana Dinas PU untuk mendirikan jembatan penghubung
menuju objek wisata Candi Ijo agar aksesibilitas menuju objek wisata menjadi
mudah.
d. Menyediakan penerangan dengan memanfaatkan PLN sebagai sumber listrik.
e. Memanfaatkan Sungai Batang Hari sebagai sumber air bersih dan memanfaatkan
lahan kosong disekitar objek wisata untuk membuat sumur baru.
f. Penerapan sistim SMS blast dari operator tentang keunggulan dan keunikan objek
wisata jika memasuki kawasan Candi Ijo.
g. Meningkatkan perhatian Dinas Kesehatan tentang keselamatan wisatawan dengan
cara menyediakan kelengkapan P3K dan penambahan tenaga medis.
2. Sarana objek wisata
a. Menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar objek wisata untuk menyediakan
penginapan seperti homestay.
b. Membangun homestay yang memiliki keunikan, sehingga mempunyai daya tarik
tersendiri bagi wisatawan dan mampu bersaing dengan akomodasi lainnya.
c. Menyediakan penjaga seperti security untuk keamanan di sekitar area homestay,
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

d. Membuat variasi menu makanan dan minuman yang akan dijual di objek wisata
Candi Ijo.

e. Memberikan penyuluhan, pengarahan dan pembinaan kepada masyarakat sekitar


objek wisata untuk melihat adanya peluang untuk berdagang, seperti menjual
makanan dan minuman.

f. Menyediakan rental sepeda sebagai tranportasi untuk menuju objek wisata Candi
Ijo, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

g. Mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menciptakan citra


pariwisata melalui sapta pesona wisata.
21

h. Membuat paket wisata objek wisata ke dalam paket wisata objek wisata
Kabupaten Sleman.
22

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Kekuatan prasarana dan sarana objek wisata Candi Ijo adalah:sudah tersedia
jalan menuju objek wisata, aksesibilitas yang mudah jika jalan dalam kondisi
baik , ada sumber air bersih, ada lahan untuk panel surya, sistem telekomunikasi
yang baik, tersedia prasarana kesehatan, ada daya dukung dari masyarakat,
mempunyai makanan khas daerah, sudah ada daya tarik wisata dan atraksi
wisata.
b. Kelemahan prasarana dan sarana objek wisata Ijo adalah: kondisi jalan kurang
baik, belum banyak air bersih, belum tersedia penerangan, jaringan internet
sulit, belum ada perawat dan kelengkapan P3K, homestay terbatas, tidak ada
café, belum ada ojek, menurunnya jumlah kunjungan wisatawan.
c. Peluang prasarana dan sarana objek wisata Candi Ijo adalah: sudah ada wacana
pengelola untuk memperbaiki jalan, ada lahan kosong membuat sumur baru,
adanya sistem sms blast, ada perhatian Dinkes, ada wisatawan yang ingin
menginap, menjual makanan siap saji, meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan.
d. Ancaman prasarana dan sarana objek wisata Candi Ijo adalah: ada objek serupa
yang mempunyai akses jalan, transportasi dan jembatan lebih baik, penerangan
yang sudah tersedia, sistem telekomunikasi dan prasarana kesehatan, adanya
hotel yang berdiri disekitar objek wisata, kesadaran wisatawan menjaga objek
wisata, adanya kebebasan wisatawan membawa makanan dari luar.
e. Strategi pengembangan prasarana dan sarana objek wisata adalah:
memanfaatkan swadaya masyarakat sekitar untuk memperbaiki jalan.
Melakukan pemeliharaan dan perawatan jalan secara berkala. Merealisasikan
wacana Dinas PU untuk mendirikan jembatan. Menyediakan penerangan
dengan bantuan PLN. Memanfaatkan sumur sebagai sumber air bersih.
Memanfaatkan lahan kosong untuk membuat sumur baru. Penerapan sistem
SMS blast dari operator. Meningkatkan perhatian Dinas Kesehatan. Menjalin
kerjasama dengan masyarakat untuk menyediakan penginapan. Membangun
homestay yang memiliki keunikan. Menyediakan penjaga seperti security untuk
keamanan disekitar area homestay. Membuat variasi menu makanan dan
minuman yang akan dijual. Memberikan penyuluhan, pengarahan dan
23

pembinaan kepada masyarakat untuk melihat adanya peluang untuk berdagang.


Menyediakan rental sepeda. Mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif
dalam menciptakan citra pariwisata melalui sapta pesona wisata. Membuat
paket wisata objek wisata ke dalam paket wisata objek wisata Kabupaten
Sleman.

2. Saran
a. Bagi Dishubkominfoparbud: membuat kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, melengkapi prasarana dan sarana
objek wisata, dapat menerapkan strategi pengembangan yang sudah dijelaskan
pada bab sebelumnya, sebagai bahan acuan dalam membuat grand desain
pengembangan pariwisata di Kabupaten Sleman.
b. Bagi pengusaha: untuk dapat berinvestasi dalam membangun prasarana dan
sarana objek wisata Candi Ijo, seperti membangun café, warung atau restoran.
c. Bagi peneliti selanjutnya: agar dapat meneliti tentang prasarana dan sarana
objek wisata Candi Ijo dengan menggunakan metode balance score card.
d. Bagi Mahasiswa Jurusan Pariwisata: agar dapat mempraktikkan ilmunya yang
telah dipelajari pada saat perkuliahan.
e. Bagi wisatawan: untuk dapat menjaga kebersihan dan ketertiban selama berada
di objek wisata, serta tidak merusak prasarana dan sarana yang telah tersedia.
24

DAFTAR PUSTAKA

Bagyono. 2005. Pengetahuan Dasar Pariwisata dan Perhotelan. Bandung:


Alfabeta
Kuncoro, M. 2007. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga
Mill, Robert Christie. 2000. Tourist the International Business. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai