0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
193 tayangan2 halaman
Masalah sampah di Kota Palu terkait dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Produksi sampah Kota Palu mencapai 117 ton per hari, namun banyak yang dibuang sembarangan di luar tempat pembuangan sementara. Rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan munculnya tempat pembuangan sementara ilegal dan lingkungan yang kurang bersih. Diperlukan kampanye
Masalah sampah di Kota Palu terkait dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Produksi sampah Kota Palu mencapai 117 ton per hari, namun banyak yang dibuang sembarangan di luar tempat pembuangan sementara. Rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan munculnya tempat pembuangan sementara ilegal dan lingkungan yang kurang bersih. Diperlukan kampanye
Masalah sampah di Kota Palu terkait dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Produksi sampah Kota Palu mencapai 117 ton per hari, namun banyak yang dibuang sembarangan di luar tempat pembuangan sementara. Rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan munculnya tempat pembuangan sementara ilegal dan lingkungan yang kurang bersih. Diperlukan kampanye
Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Indonesia memproduksi sampah hingga 65 juta ton pada 2016 tahun lalu. Dan jumlah sekarang naik 1 juta ton dari sebelumnya. Berdasarkan laporan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sampah yang dihasilkan berdominan sampah organic yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen dari total timbulan sampah, terutama di daerah perkotaan. Salah satu aspek dari kompleksnya permasalahan sampah di Kota Palu terletak pada tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat yang diasumsikan masih tergolong rendah. Kesadaran warga Kota Palu terhadap lingkungan sekitarnya dinilai masih rendah. Khususnya terkait membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Hal itu diungkapkan okeh Staf Bidang Pengelolaan Sampah, DLH Kota Palu, Jefrin, kepada Tribunpalu.com, Kamis (11/7/2019). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Sulawesi Tengah mencatat produksi sampah yang dihasilkan masyarakat di kota itu, yang diangkut dari tempat sementara ke tempat pembuangan akhir sampah mencapai sebanyak 117 ton per hari. "Warga seharusnya mau bekerja sama dengan kami dengan membuang sampah di dalam tangki yang telah disediakan," kata Jefrin. Menurutnya, hingga saat ini, masih banyak sampah berserakan di luar tangki atau bak yang telah disediakan. Hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran warga terhadap lingkungan. Ia menjelaskan, kategori masyarakat Kota Palu dalam hal kesadaran membuang sampah ada tiga yakni sadar, setengah sadar, dan tidak sadar. Dijelaskan, masyarakat yang sadar, membuang sampah di TPS pada waktu yang ditentukan yakni pukul 18.00 Wita hingga 06.00 Wita keesokan harinya. Masyarakat setengah sadar, membuang sampah ke TPS tetapi tidak memasukannya ke tempat sampah dan membuangnya di luar waktu yang ditetapkan. "Masyarakat yang tidak sadar lebih parah lagi, mereka pura-pura tidak tahu kalau lokasi itu bukan TPS," keluhnya. Kondisi ini kata Jefrin, memicu bermunculannya TPS ilegal, sehingga membuat lingkungan menjadi tidak bersih. "Nah ini perlu diperhatikan oleh warga, kasihan kami selalu disalahkan," ujarnya. Selain itu Jefrin berharap agar warga Kota Palu membuang sampah sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu mulai pukul 18.00 Wita hingga 06.00 Wita keesokan harinya. Bukan membuang sampah setelah petugas mengangkut sampah dari TPS. "Jadi seakan-akan kami yang tidak bekerja, padahal masyarakat memang belum paham aturan," tegasnya.