Anda di halaman 1dari 2

A.

Masalah sampah yang ada di Kota Palu


Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Indonesia
memproduksi sampah hingga 65 juta ton pada 2016 tahun lalu. Dan jumlah sekarang
naik 1 juta ton dari sebelumnya. Berdasarkan laporan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sampah yang dihasilkan berdominan sampah
organic yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen
dari total timbulan sampah, terutama di daerah perkotaan.
Salah satu aspek dari kompleksnya permasalahan sampah di Kota Palu terletak
pada tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat yang diasumsikan masih tergolong
rendah.
Kesadaran warga Kota Palu terhadap lingkungan sekitarnya dinilai masih rendah.
Khususnya terkait membuang sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Hal itu
diungkapkan okeh Staf Bidang Pengelolaan Sampah, DLH Kota Palu, Jefrin, kepada
Tribunpalu.com, Kamis (11/7/2019).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Sulawesi Tengah mencatat produksi
sampah yang dihasilkan masyarakat di kota itu, yang diangkut dari tempat sementara ke
tempat pembuangan akhir sampah mencapai sebanyak 117 ton per hari.
"Warga seharusnya mau bekerja sama dengan kami dengan membuang sampah di
dalam tangki yang telah disediakan," kata Jefrin. Menurutnya, hingga saat ini, masih
banyak sampah berserakan di luar tangki atau bak yang telah disediakan. Hal itu
disebabkan karena kurangnya kesadaran warga terhadap lingkungan. Ia menjelaskan,
kategori masyarakat Kota Palu dalam hal kesadaran membuang sampah ada tiga yakni
sadar, setengah sadar, dan tidak sadar. Dijelaskan, masyarakat yang sadar, membuang
sampah di TPS pada waktu yang ditentukan yakni pukul 18.00 Wita hingga 06.00 Wita
keesokan harinya. Masyarakat setengah sadar, membuang sampah ke TPS tetapi tidak
memasukannya ke tempat sampah dan membuangnya di luar waktu yang ditetapkan.
"Masyarakat yang tidak sadar lebih parah lagi, mereka pura-pura tidak tahu kalau lokasi
itu bukan TPS," keluhnya.
Kondisi ini kata Jefrin, memicu bermunculannya TPS ilegal, sehingga membuat
lingkungan menjadi tidak bersih. "Nah ini perlu diperhatikan oleh warga, kasihan kami
selalu disalahkan," ujarnya. Selain itu Jefrin berharap agar warga Kota Palu membuang
sampah sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu mulai pukul 18.00
Wita hingga 06.00 Wita keesokan harinya. Bukan membuang sampah setelah petugas
mengangkut sampah dari TPS. "Jadi seakan-akan kami yang tidak bekerja, padahal
masyarakat memang belum paham aturan," tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai