Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun
2018 dapat tersusun sebagai penjabaran program dan kegiatan pada tahun 2018.
Sejumlah kegiatan yang dikerjakan oleh KKP selama tahun 2018 tertuang dalam
Laporan Tahunan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2018. Laporan ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban untuk meningkatkan kinerja KKP di masa
mendatang. Pada tahun 2018, fokus agenda kerja Pemerintah sebagaimana tertuang
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 yaitu “Memacu Investasi dan
Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”. Belanja pemerintah
difokuskan sesuai dengan prioritas pembangunan nasional yaitu membangun
infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan dan kesehatan, serta
mengurangi kesenjangan.
Untuk mendukung hal itu, KKP telah menuangkan dalam berbagai program dan
kegiatan prioritas sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2018. Beberapa kegiatan prioritas pencapaiannya
telah melampaui target yang telah ditetapkan, namun terdapat juga beberapa kegiatan
yang masih memerlukan kerja keras seluruh jajaran KKP. Beberapa upaya perbaikan
yang telah dilakukan dalam percepatan pelaksanaan kegiatan prioritas diantaranya
peningkatan kompetensi SDM, pengembangan teknologi informasi, percepatan
implementasi rencana aksi dan pengelolaan anggaran yang berkualitas.
Akhir kata, masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi
perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan serta mendorong peningkatan
kinerja.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Laporan Tahunan
KKP Tahun 2018, saya selaku Menteri Kelautan dan Perikanan mengucapkan terima
kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan kita bersama.
ttd
Susi Pudjiastuti
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 iii
TIM PENYUSUN LAPORAN TAHUNAN KKP
TAHUN 2018
PENGARAH:
SUSI PUDJIASTUTI
(MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN)
PENANGGUNG JAWAB:
NILANTO PERBOWO
(SEKRETARIS JENDERAL)
KETUA :
ISHARTINI
(KEPALA BIRO PERENCANAAN)
WAKIL KETUA:
IRWAN FAKHRY
(KEPALA BAGIAN PENGELOLAAN KINERJA, BIRO PERENCANAAN)
ANGGOTA :
BAB 1 PENDAHULUAN 1
• Potensi 1
• Permasalahan 4
• Strategi Kebijakan 8
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 v
C. Capaian Reformasi Birokrasi 93
• Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi 93
• Masterplan Teknologi Informasi (TI) Menuju e-KKP 2022 97
• Media Monitoring 98
• Nilai Keterbukaan Informasi Publik 98
D. Penghargaan yang Diterima KKP Tahun 2018 99
BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN KP TAHUN 2019 105
1 PENDAHULUAN
POTENSI
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau
di Indonesia kurang lebih 17.504, dan yang sudah dibakukan dan didaftarkan ke PBB
sejumlah 16.056 pulau dan luas perairan laut pedalaman dan perairan kepulauan
Indonesia 3.110.000 km2; luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2; luas zona
tambahan Indonesia 270.000 km2; luas zona ekonomi eksklusif Indonesia 3.000.000
km2; Luas landas kontinen Indonesia 2.800.000 km2 dengan panjang garis pantai
Indonesia 108.000 km (Kemenko Maritim, 2018).
Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta
ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (ZEEI) (Komnas Kajiskan, 2016). Dari seluruh potensi sumberdaya
ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 10,03 juta ton
Dua pertiga wilayah NKRI adalah laut (5,8 juta km2) dan garis panjang pantainya terbesar
ke-2 di dunia (95.181 km)
Potensi Laut Indonesia Besar, Namun Belum Teroptimalkan
Perbatasan Wilayah Laut Indonesia Berdasarkan Ketentuan 1982 LOSC
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 1
per tahun atau sekitar 80 persen dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar
6,42 juta ton pada tahun 2017 atau baru 63,99% dari JTB, sementara total produksi
perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 6,89 juta ton. Potensi mikro flora-fauna
kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa
depan.
Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37% dari species ikan di dunia,
dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna,
udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.
Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah.
Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum
terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti
air laut dalam (deep sea water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan
dimanfaatkan di masa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan,
produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain
energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/ atau pengangkatan benda
dan muatan kapal tenggelam, merupakan sub sektor kelautan yang belum tergarap
secara optimal. Dengan melihat besarnya potensi dan manfaat laut Indonesia, sudah
seharusnya kelautan Indonesia menjadi penggerak baru ekonomi Indonesia di masa
yang akan datang.
Potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 Ha, termasuk
potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan
302.130 Ha (10,7%). Secara spesifik, khusus untuk perairan umum daratan (danau
dan waduk), luas secara keseluruhan tercatat 518.240 Ha. Bila diasumsikan 10%
dari luasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk perikanan budidaya, maka akan
didapat luasan potensial budidaya air tawar di waduk dan danau sebesar 51.824 Ha.
Luasan budidaya KJA di perairan umum saat ini tercatat 1.563 Ha atau 3%. Kecilnya
pemanfaatan potensi budidaya air tawar disebabkan karena belum terkelolanya
412 583
2015 2016 2017* 2018** pertahunnya dengan rata-rata
Ha. Jumlah Lahan Budidaya Termanfaatkan (Ha) Jumlah Pembudidaya
peningkatan sebesar 9,91%.
MALUKU-PAPUA Peningkatan itu terlihat dari 3,74 juta
orang pembudidaya di Tahun 2015
12% meningkat menjadi 4,89 juta orang di
BALI - NUSA TENGGARA Tahun 2018
39% 14% 33%
Salah satu penyebabnya adalah
69 082 efisiensi dalam hal pemanfaatan
Keterangan :
23% 39.433 63% Ha. lahan dengan menggunakan
Tawar
Ha. tekhnologi budidaya yang
Payau 55% dikembangkan
Laut
secara optimal potensi tersebut akibat tumpang tindihnya pemanfaatan potensi lahan
budidaya air tawar, serta belum terbukanya secara mudah akses menuju kawasan
potensial budidaya air tawar tersebut.
Potensi luas areal budidaya air payau saat ini tercatat 2.964.331 Ha, dengan
tingkat pemanfaatan 650.509 Ha (21,9%). Kecilnya pemanfaatan potensi budidaya
air payau disebabkan karena pengelolaan kawasan potensial budidaya air payau
masih berada/ bersinggungan dengan kawasan mangrove, sehingga pemanfaatan
potensi lahan budidaya air tersebut harus sejalan dengan kebijakan pengelolaan
hutan mangrove. Selain itu belum terbukanya secara mudah akses menuju kawasan
potensial budidaya air payau serta minimnya prasarana penunjang lainnya di kawasan
potensial, menyebabkan pemanfaatan masih relatif kecil.
Potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 Ha, dengan tingkat
pemanfaatan 325.825 Ha (2,7%). Kecilnya pemanfaatan potensi budidaya laut
disebabkan karena belum tersedianya payung hukum berupa peraturan yang menaungi
Tata Ruang pengelolaan/pemanfaatan ruang laut untuk berbagai kepentingan,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatannya. Hal ini penting bagi
pelaku usaha sebagai bentuk kepastian hukum dan perlindungan dalam berusaha
dibidang budidaya laut. Selain itu tingginya modal yang diperlukan serta ketersediaan
sarana penunjang yang terbatas, menyebabkan kurangnya minat masyarakat dalam
usaha budidaya ikan laut.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 3
Potensi luas areal budidaya rumput laut saat ini tercatat 1,1 juta Ha atau 9%
dari seluruh luas kawasan potensial budidaya laut yang sebesar 12.123.383 Ha.
Adapun tingkat pemanfaatannya diperkirakan baru mencapai 25%. Adapun jenis
rumput laut yang dimiliki Indonesia tercatat 555 jenis rumput laut. Beberapa kendala
dalam pengembangan budidaya rumput laut adalah terkait kualitas bibit rumput laut,
penyakit, akses pasar serta tata niaga produk.
PERMASALAHAN
Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena
keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama
dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di
Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan,
keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan,
dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber
dari pemanfaatan sumber daya kelautan dan Jumlah Rumah Tangga Usaha Penangkapan Ikan
Tahun 2003-2013
perikanan.
1.600.000
Turun
Berdasarkan Data Sensus Pertanian 44,9%
• Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan anak lebih rendah dari standar tinggi badan anak
hasil riset kesehatan dasar
•
seumurnya.
Stunting terjadi seja dalam kandungan dan akan Nampak saat anak berusia 2 tahun. tahun 2013 dari Kementerian
• Hampir 9 juta anak Indonesia di bawah 5 tahun terlalu pendek untuk usianya.
• Masalah balita stunting menjadi beban pembangunan karena akan menurunkan kualitas SDM Indonesia
(menghambat perkembangan kognitif/keberhasilan pendidikan dan menurunkan produktivitas kerja usia
Kesehatan menunjukkan
•
dewasa).
Anak yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting mempuyai potensi 3x lebih besar
bahwa prevalensi pendek
untuk menderita penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya, serta mempunyai umur harapan hidup
yang yang lebih pendek
(stunting) secara nasional
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 5
tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010
(35,6%) dan 2007 (36,8%). Data tersebut menunjukan prevalensi pendek masih tinggi,
dan terjadi di wilayah-wilayah yang menjadi sentra perikanan nasional. Hal ini tentu saja
memerlukan upaya mendorong masyarakat gemar makan ikan, mengingat kandungan
gizi pada ikan merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi prevalensi pendek
(stunting).
Sumber. seanode.id
1 Sulawesi Utara Perda No. 1 Tahun 2017 9 Maluku Perda No. 1 Tahun 2018
2 Sulawesi Barat Perda No. 6 Tahun 2017 10 Maluku Utara Perda No. 2 Tahun 2018
3 Nusa Tenggara Barat Perda No. 12 Tahun 2017 11 Kalimantan Utara Perda No. 4 Tahun 2018
Nusa Tenggara
4 Perda No. 4 Tahun 2017 12 DI Yogyakarta Perda No. 9 Tahun 2018
Timur
5 Sulawesi Tengah Perda No. 10 Tahun 2017 13 Kalimantan Selatan Perda No. 13 Tahun 2018
6 Jawa Timur Perda No. 1 Tahun 2018 14 Gorontalo Perda No. 4 Tahun 2018
7 Lampung Perda No. 1 Tahun 2018 15 Jawa Tengah Perda No. 13 Tahun 2018
8 Sumatera Barat Perda No. 2 Tahun 2018 16 Kalimantan Barat Perda No. 1 Tahun 2019
Aktivitas pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, baik yang berada
di daratan, wilayah pesisir, maupun lautan, tidak dapat terlepas dari keberadaan
potensi bencana alam dan dampak perubahan iklim yang dapat terjadi di wilayah
Indonesia. Bencana alam dan perubahan iklim dapat berdampak serius terhadap
kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan, seperti kenaikan muka
air laut yang dapat menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan sebagian
wilayah/lahan budidaya di wilayah pesisir, intrusi air laut ke daratan, peningkatan dan
perubahan intensitas cuaca ekstrim (badai, siklon, banjir) yang berpengaruh terhadap
kegiatan penangkapan dan budidaya ikan, serta kerusakan sarana dan prasarana.
Selain potensi bencana alam dan perubahan iklim, wilayah pesisir juga memiliki potensi
kerusakan pesisir berupa kerusakan ekosistem, abrasi, sedimentasi, pencemaran dan
permasalahan keterbatasan lahan.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 7
Eropa, China, Rusia, Canada, Korea, Vietnam dan Norwegia, semakin memperketat
persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Sebagai anggota
World Trade Organization (WTO) Indonesia berkewajiban melaksanakan isi ketentuan
dalam “Agreement of The Application of Sanitary and Phytosanitari Measure” (perjanjian
SPS) yang memuat ketentuan tentang penerapan peraturan-peraturan teknis guna
melindungi kesehatan manusia, hewan, ikan dan tumbuhan. Konsep perjanjian
Sanitary and Phytosanitary (SPS) merupakan instrumen pengendali perdagangan
internasional berupa hambatan teknis (technical barrier to trade)/hambatan non tariff
(non tariff barrier). Aspek sangat mendasar yang mempengaruhi lemahnya daya saing
dan produktivitas adalah kualitas SDM dan kelembagaannya. Saat ini jumlah SDM
yang bergantung pada kegiatan usaha kelautan dan perikanan sangat besar, namun
pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki relative masih rendah.
STRATEGI KEBIJAKAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025 memberi
mandat bahwa arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dilakukan
dalam rangka memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya dalam tahapan pembangunan kelautan dan
perikanan pada RPJMN 2015-2019, pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan
untuk mewujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai prime mover pembangunan
nasional. Dalam pidato kenegaraan pada 14 Oktober 2015, Presiden telah menyatakan
bahwa “Laut adalah Masa Depan Bangsa”. Dalam menterjemahkan arahan
Presiden tersebut, KKP telah menetapkan Renstra KKP tahun 2015-2019 melalui
Permen KP Nomor 63/PERMENKP/2017 tentang Perubahan Permen KP Nomor 45
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2015-2019.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 9
Pilar ketiga adalah pilar kesejahteraan yang dilaksanakan melalui program dan
kegiatan pengembangan usaha perikanan tangkap dan budidaya, peningkatan daya
saing produk hasil kelautan, pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan
masyarakat, serta inovasi IPTEK kelautan dan perikanan. Tujuan program dan
kegiatan ini adalah mewujudkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui bantuan kepada
nelayan, pembudidaya ikan, bantuan pengolah dan pemasar ikan, bantuan usaha
garam rakyat, bantuan masyarakat pesisir, peningkatan kapasitas SDM, dan dukungan
inovasi IPTEK.
Selain itu pada tahun 2018, tepatnya 27 Februari 2018 dengan terbitnya Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan Atas
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan terdapat perubahan struktur
organisasi unit kerja eselon II di lingkup Sekretariat Jenderal. Sebagaimana ketentuan
dalam Pasal 8 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-
KP/2018, terdapat perubahan nomenklatur unit organisasi eselon II yaitu pada Biro
Perencanaan, Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri serta Biro
Umum dam Pengadaan Barang/Jas sebagaimana struktur organisasi Kementerian
Kelautan dan Perikanan sebagaimana yang tercantum Permen KP Nomor 6 tahun
2017 dengan rincian sebagai berikut :
INSPEKTORAT JENDERAL
BIRO BIRO BIRO BIRO HUMAS DAN BIRO BIRO UMUM DAN
SEKRETARIAT PERENCANAAN SUMBER DAYA HUKUM DAN KERJASAMA LUAR KEUANGAN PENGADAAN BARANG
INSPEKTORAT JENDERAL MANUSIA APARATUR ORGANISASI NEGERI JASA
DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL
PENGELOLAAN RUANG LAUT PERIKANAN TANGKAP PERIKANAN BUDIDAYA PENGUATAN DAYA SAING PRODUK PENGAWASAN SUMBERDAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU,
KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
SEKRETARIAT BADAN SEKRETARIAT BADAN
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 11
SUMBER DAYA MANUSIA KKP
Sumber daya manusia KKP berperan penting dalam melaksanakan tugas dan
fungsi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2018, Jumlah pegawai KKP
(Pusat dan UPT) sebanyak 13.315 orang, yang terdiri dari laki-laki 9.096 orang atau
68,31% dan perempuan
GAMBAR 1.2. JUMLAH PEGAWAI KKP
4.219 orang atau 31,69%.
Perempuan
Pegawai KKP tersebut
(4.219 orang tersebar pada 9 Unit Kerja
atau 31,69%)
Eselon I dengan komposisi
pegawai sebagai berikut:
13.315 Orang Setjen 604 orang, Itjen
204 orang, Ditjen PT 1.317
orang, Ditjen PB 1.417,
Ditjen PRL 562 orang,
Ditjen PDS 385 orang,
Ditjen PSDKP 1.134 orang,
Laki-Laki
(9.096 orang BRSDMP 5.902 orang,
atau 68,31%) dan BKIPM 1.790 orang.
385, 3%
562, 4%
1134
1417 8%
11%
1317
10%
204
2% 604
5% 5902
44%
1790
13%
Setjen Itjen Ditjen PT Ditjen PB Ditjen PRL Ditjen PDS Ditjen PSDKP BRSDMKP BKIPM
47,57%
22,84%
16,64%
11,28%
1,58%
0,1%
Sedangkan keragaan SDM KKP tahun 2018 menurut golongan adalah sebagai
berikut: Golongan IV sebanyak 1.701 orang; Golongan III sebanyak 8.942 orang;
Golongan II sebanyak 2.557 orang dan Golongan I sebanyak 115 orang.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 13
14 KEMENTERIAN KEL AUTAN PERIK ANAN
BAB
KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM
2 TAHUN 2018
A. PELAKSANAAN KEBIJAKAN
1. PELAKSANAAN PILAR KEDAULATAN
a. Penegakan Hukum
Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan
PILAR
nasional untuk melakukan
KEDAULATAN penegakan hukum di laut
Berdaulat di Laut untuk Mencegah IUU Fishing demi mewujudkan kedaulatan
secara ekonomi. Dalam rangka
mewujudkan pengelolaan
MKP Sebagai Dansatgas, Melakukan
mengkoordinasikan 5 pengawasan sumber
SATGAS Unsur PSDKP daya KP di WPP NRI
115
wilayah laut nasional untuk
mempertahankan kedaulatan,
Menjaga di exit/
KKP melaksanakan upaya-
PERAN
Melalui Pokwasmas, BKIPM
entry point dan
pengendalian mutu upaya penegakan hukum di
Pengawasan SDKP oleh dan keamanan hasil
laut
MASYARAKAT
DKP Provinsi, dan perikanan
Pendelegasian ke Kab/Kota
Dalam melaksanakan
pilar kedaulatan, KKP bekerjasama dan berkoordinasi dengan Lembaga
yang memiliki kewenangan hukum di laut melalui pembentukan Satgas 115
sebagaimana yang tercantum dalam Perpres 115/2015, dengan Menteri Kelautan
dan Perikanan berkedudukan sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas)
yang mengkoordinasikan Penenggelaman Kapal dimandatkan dalam UU Perikanan
KL terkait yaitu : KKP,
Melaksanakan penegakan kedaulatan laut yang tegas dan menciptakan Deterrent Effect
Kejaksaaan, PPATK, agar tidak ada lagi IUUF di wilayah perairan Indonesia
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 15
dalam penegakan hukum di laut adalah implementasi UU 45/2009 tentang
perikanan yang terkait dengan penenggelaman kapal-kapal ikan illegal.
Sepanjang tahun 2018, jumlah kapal yang ditenggelamkan mencapai 125 unit
kapal ikan illegal dengan rincian sebagai berikut : 121 unit kapal ikan asing, dan
4 unit kapal ikan Indonesia.
Selama periode tahun 2018, operasi kapal pengawas di laut telah dilaksanakan
dengan rata-rata hari operasi sebanyak 121 hari operasi dengan kapal
pengawas sebanyak 34 kapal pengawas. Selain kapal pengawas, operasi di
laut juga menggunakan speedboat pengawasan, Sea rider dan Rigid Inflatable
Boat (RIB) sebanyak 116 unit yang tersebar pada UPT pengawasan SDKP dan
Provinsi dengan hari operasi rata-rata sebanyak 36,31 hari. Selama tahun 2018,
hasil operasi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan oleh kapal
pengawas tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kapal yang dihentikan dan diperiksa (henrik) oleh kapal pengawas
adalah 3.678 kapal, terdiri dari 3.632 Kapal Ikan Indonesia (KII) dan 46 Kapal
Ikan Asing (KIA).
2. Jumlah kapal yang ditangkap sebanyak adalah 109 Kapal dengan rincian
68 KII dan 41 KIA.
Daerah yang dijadikan pangkalan aju terdiri dari: Lampulo, Belawan, Batam,
Pontianak, Jakarta, Cilacap, Benoa, dan Tarakan, Bitung, Tahuna, Kupang,
Tual, Ambon, dan Biak. Lokasi-lokasi pangkalan aju tersebut dipilih dengan
mempertimbangkan tingkat kerawanan illegal fishing dan kemudahan akses
untuk memperoleh perbekalan, pengisian bahan bakar dan fasilitas tambat
labuh kapal.
Selain operasi kapal pengawas, KKP juga dilakukan kerjasama operasi
pengawasan dengan instansi terkait (BAKAMLA, TNI-AL dan Polair) yang biasa
disebut dengan istilah ”Gelar Operasi Bersama” yang dilakukan di perairan yang
dianggap rawan pelanggaran. Kerjasama operasi pengawasan yang dilakukan
oleh Kapal Pengawas KKP selama tahun 2018 adalah sebagai berikut :
a. Patroli Terkoordinasi (Patkor) Ausindo dengan Australia sebanyak 2 kali.
Hasil kegiatan Patkor Ausindo adalah Kapal Ikan yang diperiksa sebanyak
GAMBAR 2.1. PETA LOKASI PENGAWASAN MELALUI UDARA DI SELURUH PERAIRAN INDONESIA
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 17
Disamping tindakan penenggelaman
kapal ikan illegal, jumlah kasus
penanganan tindak pidana perikanan
pada tahun 2018 mencapai ada
tahun 2018 jumlah kasus yang masuk
proses hukum adalah sebanyak 193
kasus dengan rincian sebagaimana
tercantum dalam Tabel. Dari 193
kasus tindak pidana kelautan dan
perikanan yang telah masuk dalam
proses hukum, 2 kasus dalam proses pemeriksaaan pendahuluan, 28 kasus
dalam proses tindakan administrasi, 9 kasus dalam proses penyidikan, 4
kasus sudah masuk proses dinyatakan lengkap (P-21), 5 kasus dalam proses
penyerahan tahap II, 31 kasus dalam proses sidang, 20 kasus dalam proses
banding, 7 kasus dalam proses kasasi dan 87 kasus dalam proses inkracht.
TABEL 2.1. REKAPITULASI KASUS PELANGGARAN TINDAK PIDANA PERIKANAN TAHUN 2014-2018
PROSES HUKUM 2014 2015 2016 2017 2018
Pemeriksaan Pendahuluan - 2 - - 2
Tindakan Administrasi 13 40 12 27 28
Tindakan Lain 1 1 4 7 -
SP3 2 - 4 1 -
Penyidikan - 2 4 2 9
P 21 - - 3 1 4
Penyerahan Tahap II - - 1 - 5
Sidang - - - 6 31
Banding - 2 16 31 20
Kasasi - 9 38 2 7
Inkracht 42 142 155 120 87
JUMLAH KASUS 58 198 237 197 193
GAMBAR 2.2 PENANGANAN AWAK KAPAL PELAKU Selain penanganan tindak pidana
ILLEGAL FISHING kelautan dan perikanan, masalah
lainnya adalah penanganan
Anak Buah Kapal (ABK) asing
yang ditangkap. Selama tahun
2018, Jumlah awak kapal tindak
pidana perikanan yang ditangani
sebanyak 839 orang, baik dari
Indonesia maupun negara
lain dengan rincian: Indonesia
sebanyak 366 orang; Vietnam
424 orang; Filipina 31 orang;
Thailand 2 orang; dan Myanmar
16 orang.
TABEL 2.3. JUMLAH AWAK KAPAL TINDAK PIDANA PERIKANAN YANG DITANGANI TAHUN 2018
AWAK KAPAL AWAK KAPAL YANG SUDAH AWAK KAPAL YANG BELUM
YANG DITANGKAP DIPULANGKAN DIPULANGKAN
Non Non Non
Jumlah Tersangka Jumlah Tersangka Jumlah Tersangka
Justitia Justitia Justitia
839 139 700 728 65 663 111 71 40
Catatan: 3 (tiga) orang adalah awak kapal yang tertangkap tahun sebelumnya tapi masih dititipkan di Satwas PSDKP
Anambas
TABEL 2.4. PENANGANAN NELAYAN INDONESIA YANG DITANGKAP DI LUAR NEGERI TAHUN 2018
STATUS
NELAYAN
NEGARA DIBEBASKAN/ BELUM
DITANGKAP
DIPULANGKAN DIBEBASKAN
Malaysia 103 92 11
Australia 38 38 0
TOTAL 141 130 11
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 19
GAMBAR 2.3. KANTOR SATWAS SDKP DI SERANG
TABEL 2.6. REKAP PENCEGAHAN MASUK DAN KELUARNYA SDI ILLEGAL TAHUN 2014-2018
Lobster (ekor) 140 545.953 1.346.484 2.237.240 2.539.317 6,669,134 0,02 27,3 71,7 71,7 464,87 464,87
Kepiting (kg) 390 5.452 17.545 3.852 16.198 43,437 0.08 0,37 5,3 5,3 3,97 3,97
Produk Hasil
77.929 2.546 832 1.004 120.777 25,237 2,67 8,4 181,1 181,1 10,46 10,46
Perikanan (kg)
Ikan hidup/hias
2.636.850 16.43 2.450.000 34.758 155.474 2,641,875 5,17 0,02 3,1 3,1 1,45 1,45
(ekor)
Lainnya (pcs) 62.880 3.458 4.714 9.076 2.618 19,929 62.88 3.46 126 126 0.06 0.06
Total Sumber Daya Ikan berhasil digagalkan 11.947.859 ekor, 246.525 Kg, 82.726 pcs setara nilai Rp 1,38 triliun
“Dalam kurun waktu 2014-2018, KKP telah berhasil mencegah masuk dan keluarnya
sumber daya ikan illegal yang terdiri dari lobster, kepiting, produk hasil perikanan, ikan
hidup/hias dan komoditi lainnya sebanyak 11,94 juta ekor, 246,52 kg dan 82,76 ribu pcs
atau setara dengan nilai Rp.1,38 triliun.”
Selain itu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan KIPM
yang semakin tinggi, maka KIPM terus melakukan langkah-langkah perbaikan
pelayanan terhadap publik demi terselenggaranya pelayanan yang semakin
Prima, salah satunya melalui percepatan pelayanan (dwelling time). Sehingga
dengan semakin meningkatnya pelayanan ini, diharapkan volume ekspor
produk perikanan semakin meningkat dan kontribusi produk perikanan dalam
menyumbangkan devisa negara semakin meningkat.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 21
Pada tahun 2018 dalam rangka mendukung pelaksanaan pilar kedaulatan, KKP
juga melaksanakan operasional dan pengawasan karantina ikan, mutu dan
keamanan hasil perikanan di 30 wilayah perbatasan, yaitu Sabang, Simeuleu,
Rokan Hilir, Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai, Natuna, Anambas, Batam, Bintan,
Karimun, Aruk, Jagoi Babang, Nanga Badau, Entikong, Nunukan, Sebatik,
Sangihe, Talaud, Atambua, Saumlaki, Motomasin, Mota’ain, Kupang, Wini,
Morotai, Biak, Sota dan Skow.
GAMBAR 2.4. PETA SEBARAN UPT KARANTINA IKAN DAN PENGENDALIAN MUTU (KIPM)
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 23
masa mendatang. KKP sangat serius untuk menata kembali pengelolaan perikanan
dengan tujuan agar kelestarian sumber daya ikan bisa terwujud dan keberlanjutan
usaha perikanan bisa semakin terjamin, yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan nelayan. Untuk pilar keberlanjutan, beberapa program dan kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh KKP pada tahun 2018 antara lain :
a. Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Pembentukan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan merupakan salah
satu upaya nyata dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melindungi
habitat penting sumberdaya ikan dan keanekaragaman hayati perairan. Habitat
penting perikanan baik yang berada pada ekosistem perairan laut dan air
tawar, seperti lahan basah, bakau, terumbu karang, laguna, daerah asuhan
dan pemijahan, secara aktif dilindungi dan direhabilitasi. Menjaga habitat ikan
(konservasi) berarti menjaga stok alaminya dan berarti menjaga keberlanjutan
bisnis dan ekonomi perikanan baik skala industri maupun skala masyarakat
serta meningkatkan resilience ekosistem dan masyarakat pesisir terhadap
dampak perubahan iklim.
Sampai dengan tahun 2018, Capaian luas kawasan konservasi pada tahun
2018 yaitu seluas 20,88 juta ha. Apabila dibandingkan dengan target Aichi yaitu
sebesar 32,5 juta ha atau 10% dari luas perairan Indonesia, capaian tahun 2018
masih mencapai 6,42% (20,88 juta ha) atau masih diperlukan luasan konservasi
sebesar 11,62 juta ha untuk mencapai target Aichi sampai tahun 2030.
Total 20.875.134,08 ha
Luas Kawasan
(177 kawasan) 25
(Juta Ha)
JUMLAH
NO KAWASAN KONSERVASI LUAS (HA)
KAWASAN
A Dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 32 4.632.009,30
1 Taman Nasional Laut 7 4.043.541,30
2 Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,00
3 Suaka Margasatwa Laut 5 5.400,00
4 Cagar Alam Laut 6 91.820,00
B Dikelola KKP dan Pemerintah Daerah 147 16.243.124,78
5 Taman Nasional Perairan 1 3.355.352,82
6 Suaka Alam Perairan 3 445.630,00
7 Taman Wisata Perairan 6 1.541.040,20
8 Kawasan Konservasi Daerah 137 10.901.101,76
JUMLAH 179 20.875.134,08
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 25
Sejak tahun 2014, terdapat kesepakatan bersama antara Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Menteri Kelautan dan Perikanan, serta 34 Gubernur Seluruh
Indonesia tentang Rencana Aksi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya
Alam (GNP-SDA) Sektor Kelautan, dengan salah satu agendanya adalah
percepatan penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
(RZWP-3-K).
Saat ini, Pemerintah Pusat juga telah menyusun Rencana Tata Ruang Laut
(RTRL), RZ Kawasan Antar Wilayah (Laut, Selat dan Teluk), RZ Kawasan
Strategis Nasional, dan RZ Kawasan Strategis Nasional Tertentu (Pulau-Pulau
Kecil Terluar), Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Izin Lokasi Perairan dan
Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Rancangan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Tata Cara Pemberian Izin
lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan Perairan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil serta perencanaan dan peraturan perundangan terkait untuk mendukung
tindak lanjut dan implementasi RZWP-3-K di daerah.
Sampai dengan tahun 2018, terdapat 17 Provinsi yang telah menetapkan
perda tentang RZWP-3-K, 6 Provinsi telah di evaluasi KEMENDAGRI dan
pembahasan dengan DPRD, 5 Provinsi menunggu surat tanggapan / saran
akhir dan perbaikan dokumen final, serta 6 Provinsi masih dalam proses
penyelesaian Dokumen RZWP-3-K. Penyelesaian penyusunan RZWP-3-K dan
akan terimplementasi pemanfaatan ruang laut sesuai dengan Perda RZWP-3-K.
Karena Peraturan Daerah tentang RZWP-3-K dapat dipandang sebagai modal
dasar bagi Pemerintah Provinsi didalam upaya mendorong perkembangan
ekonomi di wilayah pesisir.
SUDAH PERDA
17
Maluku, Malut, Sulut, Sulteng,
Sulbar, Gorontalo, Kaltara,Kalsel,
NTT, NTB, Jatim, DIY, Lampung,
Sumbar, Jateng, Kalbar, Kalteng
6
Jambi, Papua Barat
Sultra, Jabar, Sumut, Sulsel,
Aceh, Bengkulu
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 27
saat air laut pasang. Pada saat air surut, struktur akan menahan sedimen agar
tidak kembali ke laut.
Pada tahun 2018, pembangunan Struktur Hybrid direncanakan dilaksanakan di
11 lokasi yaitu 1) Kota Dumai, 2) Kab. Tanah Bumbu, 3) Kab. Pekalongan, 4) Kab.
Lombok Barat, 5) Kab. Banyuasin, 6) Kab. Kep. Meranti, 7) Kab. Indramayu,
8) Kab. Pati, 9) Kab. Penajem Paser Utara, 10) Kab. Bombana, dan 11) Kab.
Bone. Untuk tahun 2018, pembangunan struktur hybrid hanya sampai tahap
perencanaan, sedangkan pembangunan fisik akan dilaksanakan pada tahun
anggaran 2019.
d. Bantuan Sarana dan Prasarana Wisata Bahari
Kawasan wisata bahari yang dikembangkan adalah kawasan pesisir
dan laut dengan daya tarik yang potensial untuk dikembangkan sebagai
kawasan ekowisata dengan pengelolaan berbasis pada masyarakat lokal
dan potensi lokal. Dalam pengembangan kawasan ekowisata ini dilakukan
dengan memfasilitasi sarana/prasarana wisata bahari dalam meningkatkan
keberlanjutan pengembangan ekowisata bahari serta sosialisasi dan bimbingan
teknis sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan kawasan ekowisata bahari
ini dilakukan untuk mendukung pengembangan ekowisata nasional maupun
daerah. Tahapan fasilitasi sarana/prasarana ini dilakukan melalui 2 tahapan.
Tahap I : diberikan untuk melengkapi sarana/prasarana dasar yang dibutuhkan
dalam pengembangan, sedangkan tahap II merupakan lanjutan yang diberikan
dengan dasar mengacu pada hasil monitoring dan evaluasi tahap I untuk lebih
meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan penerima fasilitas sarana/dan
prasarana dalam mengelola ekowisata. Jenis bantuan sarpras wisata bahari
yang diberikan antara lain : Landmark, Papan Informasi, Kano, Alat snorkling,
Menara Pandang, Tempat Sampah, Toilet, Gazebo, Pusat Informasi
Bantuan sarpras wisata bahari yang dilaksanakan untuk mendukung
pengembangan wisata bahari pada tahun 2018 sebagai berikut :
1. Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Wisata Bahari di
Kabupaten Pekalongan.
Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Wisata Bahari di Kabupaten
Pekalongan berupa Pondok Informasi Bahari dan Landmark yang diberikan
kepada BUMDes Mitra Mina.
2. Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Wisata Bahari di Kabu-
paten Lampung Selatan.
Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Wisata Bahari di Kabupaten
Lampung Selatan berupa Landmark Papan Informasi, Kano, dan Alat
Snorkling yang diberikan kepada Pokdarwis Minang Rua Bahari.
3. Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana/Prasarana Wisata Bahari di Kabu-
paten Lombok Timur.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 29
GAMBAR 2.10 BANTUAN PEMERINTAH SARANA/PRASARANA WISATA BAHARI
TAHUN 2018 DI KAB. BANGKA TENGAH
Pada tahun 2018, KKP telah menyalurkan 56 paket bantuan KOMPAK yang
dilaksanakan oleh 8 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Pengelolaan Ruang Laut
yaitu LPSPL Serang, BPSPL Padang, BPSPL Makasar, LPSPL Sorong, BPSPL
Denpasar, LKKPN Pekanbaru, BKKPN Kupang, dan BPSPL Pontianak dengan
rincian sebagai berikut :
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 31
NO KEWENANGAN UPT NAMA KELOMPOK PENERIMA BANTUAN KOMPAK
16 Kelompok Penyu Lestari, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan
17 Kelompok Nelayan Hidup Bersama, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan
18 Kelompok Baju Bangkit, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara
19 Kelompok Pelestari Penyu Toloun, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara
3 BPSPL Makassar
20 Kelompok Baronang, Kab. Bone Bolango, Gorontalo
21 Kelompok Sinar Bahari, Kab. Toli-Toli, Sulawesi Tengah
22 Kelompok Pemerhati Konservasi Kab. Morowali, Sulawesi Tengah
23 Kelompok Bone Pute, Kab. Selayar, Sulawesi Selatan
Kelompok Konservasi Perikanan Desa Matakus, Kab. Maluku
24
Tenggara Barat, Maluku
Kelompok Konservasi Penangkaran Penyu Orimafala, Kota Ternate,
25
Maluku Utara
Kelompok Pelestari Terumbu Karang Tugulufa, Kota Tidore,
26
Maluku Utara
4 LPSPL Sorong 27 Pokmaswas Kampung Kayu Pulo “Hena Teje”, Kota Jayapura, Papua
28 Pokmaswas Konservasi Desa Saoka, Kota Sorong, Papua Barat
Pokmaswas Konservasi Kampung Wau Taman Pesisir Jen Womom,
29
Kab. Tambrauw, Papua Barat
30 Pokmaswas Perikanan Sorpeha, Kab. Fak-Fak, Papua Barat
POKMASWAS KKPD Selat Dampier Sektor Senapan, Raja Ampat,
31
Papua Barat
32 Kurma Asih, Kab. Jembrana, Bali
33 Kuda Laut, Kab. Probolinggo, Jawa Timur
5 BPSPL Denpasar
34 Sumbawa Grow Up, Kab. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
35 Sahabat Penyu Loang, Kab. Lembata, Nusa Tenggara Timur
Kelompok Masyarakat Konservasi Desa Landak,
36
Kepualuan Anambas, Kepulauan Riau
Kelompok Anambas Snorkling Community (ASC), Kab. Anambas,
37
Kepulauan Riau
6 LKKPN Pekanbaru
38 Kelompok Tabuik Diving Club, Kota Pariaman, Sumatera Barat
39 Pavona Dive, Anambas, Kepulauan Riau
Tujuh Bersaudara Pesona Anamb as Dive (TBPA DIVE), Anambas,
40
Kepuauan Riau
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 33
wisata. Pada tahun 2018 KKP telah membangun PRPM di 2 lokasi yaitu Gorontalo
Utara dan Kota Bitung dan Pembangunan Tracking Mangrove di 2 lokasi yaitu
Kabupaten Lombok Barat, dan Kota Makassar sebagaima Gambar berikut :
GAMBAR 2.13 PRPEP KAB. GORONTALO UTARA
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 35
7. Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Produk Ekosistem Pesisir dilaksanakan
di Kota Kupang tanggal 11 Oktober 2018.
8. Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Produk Ekosistem Pesisir dilaksanakan
di Kota Bitung tanggal 15 Oktober 2018.
9. Pelaksanaan GBPL di Manado dilaksanakan tanggal 12 Desember 2018.
10. Pelaksanaan GBPL Raja Ampat dilaksanakan tanggal 6 Desember 2018.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 37
Para pihak peserta OOC seperti pemerintah, organisasi nonpemerintah,
akademisi, dan pelaku bisnis membicarakan berbagai inisiatif dan komitmen
dalam pengelolaan dan perlindungan laut dunia yang berkelanjutan.
Pada tahun 2018, pelak-
KOMITMEN PADA OOC 2018 sanaan OOC telah meng-
hasilkan 305 komitmen
Kawasan Konservasi Laut 62 Komitmen
dan dijabarkan dalam 6
305 komitmen
USD 10,7 miliar Polusi Laut 63 Komitmen (enam) bidang yaitu Ka-
wasan konservasi laut,
14 juta km2 Perikanan Berkelanjutan 48 Komitmen
Kawasan Konservasi polusi laut, perikanan
Perairan
Perubahan Iklim 39 Komitmen berkelanjutan, peruba-
han iklim, keamanan ma
Keamanan Maritim 45 Komitmen
ritim dan ekonomi biru
Ekonomi Biru Berkelanjutan 48 Komitmen
berkelanjutan.
Komitmen tersebut
diharapkan dapat dijabarkan dalam aksi dan solusi yang inovatif, terpadu
serta komprehensif, dan selanjutnya dapat ditindaklanjuti secara konkret
melalui peningkatan kolaborasi dan kemitraan di antara berbagai pemangku
kepentingan laut dunia.
Komitmen negara-negara diperlukan ketika kondisi lautan dunia semakin
memprihatinkan, seperti makin menyusutnya total populasi ikan karena
overfishing, rusaknya ekosistem laut dan terumbu karang karena dampak
perubahan iklim, sampai masalah sampah plastik yang membanjiri samudera
dunia. OOC telah dilaksanakan sejak 2014 sebanyak 5 kali, di antaranya 2 kali di
Washington DC, Cile, Malta, dan terakhir di Indonesia. OCC 2018 dihadiri enam
kepala negara, 1.900 perwakilan dari 70 negara, 36 pejabat setingkat menteri,
38 organisasi internasional, serta 290 NGO dan sektor privat.
Selama lima kali di-
adakan, konferen-
si tahunan itu telah
menghasilkan 950
komitmen di bidang
kelautan dan kemar-
itiman, di antaranya
31 komitmen pada
2014, 73 komitmen
pada 2015, 126
komitmen pada 2016,
433 komitmen pada
2017, dan terakhir 287
komitmen dari konferensi tahun ini.
a. Bantuan Nelayan
Dalam rangka pelaksanaan pilar kesejahteraan, KKP melaksanakan kegiatan
pemberian Bantuan Sarana Penangkapan Ikan (BSPI) yang diberikan dalam
bentuk barang yang terdiri dari kapal penangkap ikan dan alat penangkapan
ikan. BSPI diharapkan dapat dimanfaatkan oleh penerima bantuan untuk
meningkatkan produktivitas penangkapan dan mutu hasil tangkapan, sehingga
hal tersebut akan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan. Tujuan
yang akan dicapai adalah: (1) sebagai stimulan untuk meningkatkan kapasitas
usaha nelayan, (2) meningkatkan jumlah kapal perikanan yang berkualitas
dan bersertifikat, (3) meningkatkan produktivitas usaha penangkapan ikan, (4)
meningkatkan mutu hasil tangkapan, dan (5) meningkatkan pendapatan nelayan.
Sumbar: Maluku:
a. 1 kab/kota a. 4 kab/kota
b. 1 koperasi b. 12 koperasi
c. 5 unit kapal c. 45 unit kapal
Jambi: Jatim:
a. 2 kab/kota a. 2 kab/kota
b. 2 koperasi b. 3 koperasi
c. 40 unit kapal c. 22 unit kapal
Bengkulu:
a. 3 kab/kota 19 Provinsi Jateng:
a. 1 kab/kota
b. 3 koperasi
c. 16 unit kapal
51 Kabupaten/Kota b. 1 koperasi
c. 7 unit kapal
Sumsel: Jakarta: NTB: Jabar:
a. 1 kab/kota a. 1 kab/kota a. 5 kab/kota a. 4 kab/kota
b. 1 koperasi b. 1 koperasi b. 8 koperasi b. 26 koperasi
c. 10 unit kapal c. 3 unit kapal c. 15 unit kapal c. 175 unit
kapal
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 39
penerima terkait operasional dan manajemen bisnis yang juga melibatkan unsur
tokoh masyarakat dan agama. Target bantuan kapal perikanan tahun 2018
berjumlah 565 unit kapal yang terdiri dari kapal berukuran kurang dari 5 GT
(< 5 GT) dan berukuran 5 GT. Realisasi pengadaan kapal perikanan tahun 2018
sebanyak 562 unit kapal disebabkan terdapat 1 paket pengadaan kapal (ukuran
5 GT: 3 unit) mengalami 2 kali gagal lelang dan tidak dapat dilanjutkan prosesnya.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 41
GAMBAR 2.22 SEBARAN PENERIMA BANTUAN ALAT PENANGKAP IKAN RAMAH LINGKUNGAN
TAHUN 2018
• 559 gillnet
• 153 unit pancing
• 8 unit bubu
Pada tahun 2018, KKP telah menyalurkan 720 paket alat tangkap yang terdiri dari
559 gillnet, 153 unit pancing dan 8 unit bubu. Bantuan alih alat penangkapan ikan
yang tidak ramah lingkungan merupakan wujud nyata usaha pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan dan membangun usaha perikanan yang
berkelanjutan. Bantuan ini diharapkan dapat dioptimalkan oleh nelayan untuk
menangkap ikan yang semakin berlimpah karena kebijakan dan tindakan nyata
KKP dalam memberantas IUU fishing. Jika dihitung sejak 2015, total bantuan
API ramah lingkungan saat ini mencapai 14.594 paket.
TABEL 2.10 FASILITASI SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH NELAYAN TAHUN 2018
IDENTIFIKASI 2018 REALISASI 2018
NO PROVINSI
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 Aceh 1,000 592 59.20% 1,500 724 48.27%
2 Sumbar 300 312 104.00% 500 392 78.40%
3 Bengkuliu 400 100 25.00% 500 - 0.00%
4 Riau 400 138 34.50% 500 941 188.20%
5 Kep. Babel 300 455 151.67% 500 182 36.40%
6 Lampung 400 421 105.25% 500 863 172.60%
7 Jabar 700 900 128.57% 1,500 2,347 156.47%
8 Banten 300 176 58.67% 500 617 123.40%
9 Jateng 900 689 76.56% 1,500 2,896 193.07%
10 Jatim 1,600 1,640 102.50% 1,500 1,894 126.27%
11 NTB 1,000 602 60.20% 2,000 - 0.00%
12 NTT 700 723 103.29% 1,500 - 0.00%
13 Kalteng 700 301 43.00% - -
14 Kalsel 400 318 79.50% 500 303 60.60%
15 Sulsel 1,300 889 68.38% 2,500 1,052 42.08%
16 Kaltara - 591 - -
17 Sultra 800 624 78.00% 1,500 1,413 94.20%
18 Sulteng 1,000 617 61.70% 1,500 - 0.00%
19 Sulbar 500 349 69.80% - 138
20 Sulut 600 235 39.17% - 131
21 Gorontalo 300 356 118.67% 500 - 0.00%
22 Malut 400 418 104.50% - -
23 Maluku 400 486 121.50% 500 - 0.00%
24 Papua 600 217 36.17% - -
25 Kalbar - - 500 329 65.80%
26 Sumut - - - 225
JUMLAH 15,000 12,149 80.99% 20,000 14,447 72.24%
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 43
Selama tahun 2018, guna mewujudkan percepatan legalisasi aset/tanah yang
juga merupakan fokus dari arah pembangunan nasional di bidang pertanahan
telah dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: 1) Penyusunan bersama lintas
sektor Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri; Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah; Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian, Kementerian Pertanian; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
tanggal 5 April 2018, tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi
daya ikan. 2) Penyusunan Kelompok Kerja Fasilitasi SeHAT Nelayan Tingkat
Pusat melalui SK. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor. 62/
KEP-DJPT/2018 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Fasilitasi Sertipikasi Hak
Atas Tanah Nelayan Tingkat Pusat Tahun 2018, dan 3). Pelaksanaan Kegiatan
Temu Teknis Penyiapan Calon Peserta Calon Lokasi (CPCL) SeHAT Nelayan
Tahun 2019.
Bantuan Mesin Tanpa Kapal
Selain bantuan kapal perikanan beserta mesin, bantuan mesin tanpa kapal
merupakan salah satu bagian dari program bantuan sarana penangkapan ikan
yang digulirkan pada tahun 2018 dengan target calon penerima adalah koperasi/
KUB yang melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan dan berasal dari
kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga pendidikan, dan lembaga keagamaan, yang dibentuk
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan hasil
identifikasi kebutuhan masyarakat terhadap mesin kapal perikanan, ditetapkan
tiga jenis bantuan mesin kapal perikanan yaitu mesin stasioner, mesin ketinting,
dan mesin tempel (outboard).
GAMBAR 2.25. PENYERAHAN BANTUAN BENIH DI KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 45
Budidaya Sistem Minapadi
Budidaya ikan sistem minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam satu
hamparan sawah. Minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah
karena selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan/
udang. Budidaya minapadi dilakukan masyarakat sejak lama walaupun masih
menggunakan teknologi sangat sederhana hanya terbatas pada kegiatan
tahapan pendederan. Guna mendukung percontohan budidaya ikan sistem
minapadi maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya membuat kegiatan
budidaya ikan sistem minapadi. Usaha ini dapat meningkatkan pendapatan
petani karena dapat mencegah alih fungsi lahan sawah dan urbanisasi.
Total luas lahan Minapadi sampai dengan tahun 2018 sebesar 163.341 hektar
meningkat 14,93% dari total luas lahan Minapadi pada tahun 2014 sebesar
142.122 Hektar.Dampak positif Minapadi telah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat petani. Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase replikasi
penerapan teknologi minapadi di masyarakat. Kegiatan minapadi juga secara
tidak langsung telah berhasil menumbuhkan usaha lain terutama pembenihan.
Selain itu, program Minapadi Indonesia telah diakui oleh FAO untuk menjadi
percontohan Minapadi di Kawasan Asia Pasifik.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan budidaya ikan
sistem minapadi, maka kegiatan ini melibatkan kelompok pembudidaya ikan
atau gabungan kelompok tani (Pokdakan/Gapoktan). Proses ini dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan pelaporan yang akan
dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau kelompok pembudidaya ikan.
Pada tahun 2018, KKP telah melaksanakan Bantuan sarana Minapadi sebanyak
285 paket dan telah disalurkan kepada Kelompok Masyarakat. Total bantuan
sarana minapadi yang sudah disalurkan sejak tahun 2015 adalah 604 paket,
dengan rincian sebagaimana tabel berikut.
SATUAN
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA VOLUME PENERIMA BANTUAN
VOLUME
1 Bali Tabanan 5 Ha Tajen Lestari
2 Bali Tabanan 5 Ha Mina Gunung Jati
3 Jambi Bungo 1 Ha Poktan Lebak Panjang
4 Jambi Dharmasraya 9 Ha Poktan P3A Harapan
5 Jambi Tebo 11 Ha Poktan Telogo Putri
6 Jambi Tebo 8 Ha Poktan Sialang Jaya
7 Jawa Barat Pangandaran 20 Ha Bakti Mulya Bojong
8 Jawa Barat Sukabumi 20 Ha Kita Tani
9 Jawa Barat Sukabumi 10 Ha Harapan Maju
GAMBAR 2.27. BANTUAN SARANA MINAPADI KELOMPOK NGUDI REJEKI, JAWA TENGAH
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 47
Budidaya sistem bioflok
KKP telah memberikan Bantuan Budidaya sistem bioflok sejak tahun 2015, dan
telah mampu meningkatkan ketahanan pangan, memenuhi gizi protein santri,
meningkatkan konsumsi ikan masyarakat, dan meningkatkan pendapatan
pesantren dan masyarakat. Selain itu, bantuan bioflok telah memberikan dampak
positif dalam peningkatan penerapan implementasi teknologi di masyarakat,
penumbuhan usaha perikanan berbasis bioflok secara swadaya, dan multiplier
effect pada penumbuhan usaha pendukung.
Pada tahun 2018, KKP telah menyalurkan Bantuan Budidaya Ikan Lele Sistem
Bioflok sebanyak 150 paket yang tersebar di 8 provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 49
VOLUME
NO PROVINSI KAB/KOTA PENERIMA BANTUAN
(UNIT)
60 Jawa Tengah Sragen 1 Ponpes Baitul Qur’an
61 Jawa Tengah Sukoharjo 1 Ponpes Al Ukhuwah
62 Jawa Timur Banyuwangi 1 Ponpes Minhajut Thullabs
63 Jawa Timur Bojonegoro 1 Ponpes Nurul Huda
64 Jawa Timur Bojonegoro 1 Ademos
65 Jawa Timur Kediri 1 Panti Asuhan Yusda Rukun Santoso
66 Jawa Timur Kota Blitar 1 Ponpes Mamba’u Syafa’atil Qur’an
67 Jawa Timur Nganjuk 1 Ponpes Al Mubarokah
68 Jawa Timur Nganjuk 1 Ponpes Darul Hikam
69 Jawa Timur Pamekasan 1 Yayasan Al Dhuafa
70 Jawa Timur Ponorogo 1 Ponpes Al Iman Putri
71 Jawa Timur Situbondo 1 Ponpes Salafiya Syafi’yah Sukorejo
72 Jawa Timur Tuban 1 Ponpes Bahrul Huda
73 Jawa Timur Tulungagung 1 Ponpes Al Qur’ran Al Musthofa
74 Kalimantan Barat Kapuas Hulu 1 Yayasan Al Jihad
75 Kalimantan Barat Kapuas Hulu 1 Islamic Centre
76 Kalimantan Barat Kota Pontianak 1 Darul Faizin
77 Kalimantan Barat Kubu Raya 1 Yayasan Tri Bakti Al Mas’udiyah
78 Kalimantan Barat Melawi 1 Yayasan Syaikh Zainuddin NW
79 Kalimantan Barat Mempawah 1 Yayasan Babussalam Al Hasyimi
80 Kalimantan Barat Sambas 1 Yayasan Al Ikhlas Ponpes Naudlatul Ulum
81 Kalimantan Barat Sintang 1 Yayasan Agropolitan Nurul Ma’arif
Kalimantan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
82 Kota Banjarbaru 1
Selatan Lambung Mangkurat
Kalimantan
83 Tapin 1 Yayasan Pendidikan Islam Raudhhatul Jannah
Selatan
Kalimantan
84 Kapuas 1 Ponpes Al Amin
Tengah
85 Kalimantan Timur Kota Samarinda 1 Yayasan Perguruan Nadlatul Ulama (YPNU)
86 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 1 Ponpes Karya Pembangunan Ribatul Khail
87 Kalimantan Utara Malinau 1 Yayasan Pesantren Hidayatullah
Kep. Bangka
88 Bangka Tengah 1 Pesantren Bahru uda
Belitung
Kep. Bangka
89 Bangka Tengah 1 Pokdakan Anugerah Permai
Belitung
90 Papua Jayapura 3 Komba Jaya
91 Papua Jayapura 3 STIPER Santo Thomas Aquinas
92 Papua Merauke 3 Teratai Putih
93 Papua Merauke 3 PRIMKP Kartika Yalet
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 51
Gerakan Pakan Mandiri
Gerakan pakan ikan mandiri (GERPARI) ditumbuhkan di masyarakat/ kelompok
pembuat pakan ikan mandiri melalui program yang dicanangkan oleh KKP mulai
Tahun 2015. Pokdakan/Kelompok pembuat pakan ikan mandiri diarahkan untuk
dapat memproduksi pakan buatan secara mandiri untuk dapat meningkatkan
margin keuntungan pembudidaya guna keberlanjutan usaha budidaya. Bahan
baku pakan ikan tentunya menjadi bahan-bahan yang sangat diperlukan untuk
dapat membuat pakan dan didorong untuk memanfaatkan potensi bahan baku
lokal yang ada di setiap daerah.
Dalam pengawalan kegiatan bantuan bahan baku pakan ikan, telah dilakukan
inventarisir lokasi-lokasi atau wilayah yang memiliki jumlah ketersediaan dan
potensi bahan baku itu sendiri. Setiap wilayah memiliki potensi jenis bahan baku
yang berbeda-beda. Selain pada potensi dan ketersediaan bahan baku lokal,
potensi perikanan budidaya yang mencakup pada sentra-sentra lokasi budidaya
juga saling dikaitkan dengan tujuan pemanfaatan program ini dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Sehingga ada dua hal penting yang menjadi tujuan dan
saling berkaitan dalam pelaksanaan kegiatan ini yaitu identifikasi bahan baku
dan pemanfaatan bahan baku pakan.
Selain itu, KKP juga memberikan bantuan mesin penepung untuk mempermudah
pembudidaya atau pembuat pakan mandiri dalam memperoleh bahan baku
berupa tepung yang diolah sendiri dari bahan mentah seperti ikan kering, jagung
pipil dsb. Sedangkan pemberian bantuan untuk mesin pencetak pelet dengan
kapasitas 200 kg/jam. Bantuan berupa mesin pembuat pakan untuk Tahun 2018
adalah sama seperti tahun 2017 yaitu mesin penepung dan mesin pencetak
pelet.
Pada tahun 2018, Kelompok masyarakat yang menerima sarana dan prasarana
bahan baku pakan ikan sebanyak 250 kelompok dan jumlah bantuan mesin
pakan mandiri sebanyak 50 unit.
GAMBAR 2.29 BANTUAN PAKAN MANDIRI UNTUK PEMBUDIDAYA IKAN
JUMLAH
NO KAB/KOTA NAMA KELOMPOK
EXCAVATOR
1 Pidie 1 Pokdakan Raseuki Tambak
1 Pokdakan Alue Mangrove
2 Pidie Jaya
1 Pokdakan Usaha Perikanan Mandiri
3 Rokan Hulu 1 Kelompok Tani Mutiara Ds. Menaming
4 Ketapang 1 P2MKP Tirta Weuning
1 Poklina Mario Punala Farm
5 Kota Tarakan
1 Koperasi Produsen Nelayan Sumber Barokah
6 Barru 1 Pokdakan Mattiro Coppo
7 Mamuju Tengah 1 Pokdakan Cahaya Kabarang
8 Pohuwato 1 Poklina Mina Tani
9 Pangandaran 1 Pokdakan Cupu Tirta Ds. Batu Karas
10 Wajo 1 Koperasi Perikanan Bahari
11 Mamuju 1 Koperasi Perikanan Amanah Bersama
12 Pati 1 Pokdakan Windu Mas
13 Sambas 3 Koperasi Nelayan Paloh Jaya
14 Mamuju 1 Koperasi Mallolongan Siola-Ola
1 Koperasi Unit Desa Bukit Makmur
1 Koperasi Serba Usaha Andal’s
15 Parigi Moutong
1 Koperasi Unit Desa Ampera
1 Koperasi Petani Tambak Salsabila
16 Kota Palembang 1 Kelompok Budidaya Ikan Bintang
17 Bolaang Mongondow 1 KUD Permata
18 Gorontalo Utara 1 Kelompok Windu Star
19 Kendal 1 Poklina Banyu Panguripan
20 Bangka Barat 1 Koperasi Amanah Sukal Sejahtera
21 Pohuwato 1 Kelompok Nelayan Budidaya Karya Bersama
22 Halmahera Tengah 1 Koperasi Serba Usaha (KSU) Sumber Rejeki
23 Bombana 1 KSU Usaha Bersama Sejati
24 Buton Tengah 1 Kelompok Budidaya Watandabulawa
25 Kutai Barat 1 Kelompok Tani Masda Mulia
26 Pasaman 1 Pokdakan Danau Batuah
27 Kota Dumai 1
28 Banjar 1 Balai Pendidikan Pondok Darul Hijrah
TOTAL 35
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 53
TABEL 2.14. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
PENERIMA ALAT BERAT (EXCAVATOR) TAHUN 2018
1 BLUPPB Karawang 1
2 BBPBAP Jepara 3
TOTAL 5
GAMBAR 2.30 PEMANFAATAN ALAT BERAT (EXCAVATOR) TAHUN 2018 DI BLUUPPB KARAWANG
GAMBAR 2.31 BANTUAN PITAP TAHUN 2018 DI KAB. PAHUWATO DAN KAB. MAMUJU
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 55
Asuransi Budidaya
Perlindungan atas resiko usaha yang dialami oleh pembudidaya ikan kecil
akibat serangan wabah penyakit dan/atau bencana alam merupakan amanat
dari Undang Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan Nelayan,
Pembudidaya Ikan dan Tambak Garam. Untuk mengimplementasikan amanat
tersebut KKP dengan telah menerbitkan Permen KP Nomor 18 Tahun 2016
tentang Jaminan Perlindungan atas Risiko kepada Nelayan, Pembudidaya Ikan
dan Petambak Garam. Amanat UU No. 7/2016 dan Permen KP No. 18/2016
diwujudkan dalam bentuk Program Asuransi Perikanan bagi Pembudidaya Ikan
Kecil (APPIK).
Program APPIK merupakan hasil kerja sama KKP dengan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Dalam proses
selanjutnya, PT. Asuransi Jasa Indonesia telah ditetapkan sebagai perusahaan
asuransi pelaksana didukung oleh konsorsium yang merupakan gabungan 8
(delapan) perusahaan asuransi (Ko-Asuransi). Adapun produk asuransi yang
dihasilkan diberi nama Asuransi Usaha Budidaya Udang (AUBU) yang pada
tahun 2017 difokuskan untuk budidaya udang/polikultur udang.
Indonesia adalah Negara Ke-6 di dunia yang menerapkan Asuransi untuk small-
scale fish farmers setelah China, Singapore, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Selama 2015-2018, lahan yang terlindungi oleh asuransi seluas 13.250 Hektar
dan memfasilitasi 8.918 pembudidaya, dengan komoditas udang, patin,
bandeng, polikultur, nila air payau, dan nila air tawar.
Adapun kriteria calon penerima premi asuransi
“Pada tahun 2018 melalui ini, antara lain yakni: memiliki kartu pembudidaya
program asuransi bagi ikan; diutamakan program Sehatkan dan sudah
pembudidaya skala kecil tersertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB);
telah disalurkan kepada 6.914 dan merupakan pembudidaya ikan kecil dengan
orang dengan total luas lahan pengelolaan lahan kurang dari 5 hektar dengan
budidaya yang terlindungi menggunakan teknologi sederhana. Adanya
seluas 10.220 Ha”. asuransi ini akan memberikan jaminan perlindungan
atas resiko (serangan wabah penyakit ikan dan/
atau bencana alam) yang dialami oleh pembudidaya skala kecil sehingga dapat
meminimalisir resiko kegagalan produksi. Oleh karenanya asuransi ini menjadi
sangat penting untuk memberikan perlindungan bagi pembudidaya skala kecil
agar usahanya berlanjut.
Pada tahun 2018 melalui program asuransi bagi pembudidaya skala kecil telah
disalurkan kepada 6.914 orang dengan total luas lahan budidaya yang terlindungi
seluas 10.220 Ha. Peningkatan jumlah pembudidaya yang berminat untuk turut
serta dalam program asuransi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun yang
ditunjukkan dengan semakin banyaknya usulan nama-nama pembudidaya
dari daerah yang diterima oleh KKP. KKP berharap, ke depan pembudidaya
mempunyai kesadaran dan mampu secara mandiri mengakses produk asuransi.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 57
VOLUME JUMLAH PENERIMA
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA
(HA) BANTUAN
30 Jawa Timur Kota Surabaya 56,75 35
31 Jawa Timur Lumajang 0,89 44
32 Jawa Timur Sumenep 70,49 88
33 Jawa Timur Pasuruan 538,63 280
34 Jawa Timur Malang 9,27 139
35 Bali Tabanan 0,84 16
36 Bali Buleleng 3,86 52
37 NTB Bima 41,93 82
38 NTB Lombok Timur 1,75 73
39 NTB Dompu 383,43 216
40 NTB Kota Bima 57,77 91
41 NTB Sumbawa Barat 15,30 32
42 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 175,50 80
43 Kalimantan Timur Penajam Paser Utara 44,00 15
44 Kalimantan Timur Paser 120,70 32
45 Kalimantan Selatan Tanah Bumbu 319,79 137
46 Sulawesi Selatan Bone 738,92 377
47 Sulawesi Selatan Pangkajene Kepulauan 540,65 354
48 Sulawesi Selatan Pinrang 1.241,17 671
49 Sulawesi Selatan Bulukumba 227,61 138
50 Sulawesi Selatan Takalar 42,68 72
51 Sulawesi Barat Majene 6,00 8
52 Sulawesi Barat Polewali Mandar 227,25 98
53 Sulawesi Barat Mamuju Tengah 100,65 37
54 Sulawesi Tengah Tojo Una-una 14,82 21
55 Sulawesi Tenggara Kolaka 121,80 73
56 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara 377,32 171
57 Gorontalo Pohuwato 162,00 61
58 Gorontalo Boalemo 12,81 31
59 Papua Kota Jayapura 26,75 26
JUMLAH 10.220,71
BANTUAN SARPRAS SISTEM RANTAI DINGIN DAN LOGISTIK TAHUN 2018Mutu dan kualitas produk
perikanan merupakan syarat
penting dalam perdagangan
1 COLD STORAGE 1000 TON
MUARA BARU
6 COLD STORAGE 30-50 TON perikanan. Persoalan mutu dan
kualitas produk perikanan yang
1 INTEGRATED COLD STORAGE
(ICS) 100 TON
dihadapi dalam pemasaran
300 CHEST FREEZER hasil perikanan adalah sifat
komoditas perikanan yang
30 ICE FLAKE MACHINE 1,5 TON
mudah rusak, lokasi produksi
40 KENDARAAN yang jauh dari pasar dan faktor
1 ICE FLAKE MACHINE 5 TON
BERPENDINGIN
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 59
GAMBAR 2.32. BANTUAN PEMERINTAH CHEST FREEZER TAHUN 2018
GAMBAR 2.33. COLD STORAGE 50 TON DI KAB. GUNUNG KIDUL TAHUN 2018
GAMBAR 2.34. COLD STORAGE 1000 TON DI MUARA BARU, JAKARTA TAHUN 2018
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 61
GAMBAR 2.35. SENTRA KULINER DI KAB. BANGKA SELATAN TAHUN 2018
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 63
GAMBAR 2.37 PASAR IKAN MODERN (PIM) MUARA BARU JAKARTA
Selain pembangunan pasar ikan modern, pada tahun 2018 KKP juga melakukan
Revitalisasi Pasar Ikan Bersih di 5 lokasi yaitu Pacitan (Pasar Arjowinangun dan
Minulyo), Kepahiyang, Banyuasin, dan Tulungagung. Pasar Ikan Bersih merupakan
pasar ikan yang menjual ikan segar, dan/atau hidup, serta dapat dilengkapi
fasilitas penjualan ikan olahan yang memenuhi standar higienitas. Pembangunan
pasar ikan bersih bertujuan untuk menyediakan fasilitas pemasaran produk
perikanan yang bersih dan memenuhi standar higienitas; menunjang penerapan
sistem jaminan mutu dan keamanan pangan; memberikan edukasi masyarakat
untuk membeli produk perikanan yang berkualitas dan terjamin kebersihannya;
dan serta meningkatkan konsumsi ikan perkapita nasional.
Selain itu pada tahun 2018, KKP juga telah membangun 6 unit Gudang Garam
Nasional (GGN) yaitu di Sumenep, Pidie Jaya, Jeneponto, Lamongan, Karawang
dan Sumbawa. KKP juga berkomitmen untuk mensejahterakan masyarakat
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 65
petambak garam, melalui pembangunan Gudang Garam Nasional (GGN)
Sistem Resi Gudang. Gudang Garam Nasional (GGN) Sistem Resi Gudang ini
merupakan salah satu implementasi dari amanah UU No 7 Tahun 2016 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak
Garam. Gudang Garam Nasional (GGN) yang dibangun sesuai dengan standar
SNI 8446 : 2017 ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan keberpihakan
pemerintah terhadap para petambak garam dalam menjaga stabilitas harga
dan stok garam nasional. Melalui Gudang Garam Nasional, garam hasil panen
petambak diharapkan disimpan untuk dijualkan melalui GGN ini. GGN ini akan
menerapkan sistem Online sehingga segala transaksi akan dapat dengan mudah
dimonitor secara real time. Setelah garam hasil panen disetorkan, petambak
garam akan mendapatkan sebuah Resi (bukti penyimpanan garam). Bukti Resi
ini yang kemudian dapat digunakan sebagai agunan di Bank (jika petambak
garam membutuhkan uang).
Dalam implementasinya, sistem resi gudang ini nanti akan difasilitasi oleh Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Kualitas garam yang
dijualbelikan dalam GGN harapannya adalah garam yang berkualitas sesuai SNI
4435: 2017, dimana berbagai upaya telah dilakukan KKP dan dinas perikanan
setempat meliputi : fasililitasi lahan integrasi, bantuan geomembran, peningkatan
kapasitas koperasi, bahkan uji kompetensi petambak garam. Dengan harapan
para petambak garam nantinya mampu menghasilkan produk yang berkualitas
dan berdaya saing. Selain itu, nantinya KKP akan terus berkoordinasi
dengan instansi - instansi terkait untuk meminimalisir impor garam dan lebih
mengutamakan penggunaan garam produksi dalam negeri.
Gudang Garam Nasional (GGN) Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah
satu komponen bantuan dalam Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR), dimana
KKP telah membangun 18 unit Gudang Garam Nasional sejak tahun 2016 di 18
lokasi, yaitu Kab. Pidie Jaya, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Karawang,
Kab. Brebes, Kab. Demak, Kab. Rembang, Kab. Pati, Kab. Tuban, Kab.
Sampang, Kab. Pamekasan, Kab. Sumenep, Kab. Pangkep, Kab. Jeneponto,
Kab. Kupang, Kab. Bima, dan Kab. Sumbawa. Dengan bertambahnya fasilitas
gudang garam nasional ini, petambak garam rakyat dapat bekerjasama dalam
pengelolaan hasil produksinya.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 67
h. Peningkatan Kapasitas SDM
KKP mendorong pembentukan SDM kelautan dan perikanan yang
berwawasan luas dan berdaya saing tinggi. Pembentukan SDM tersebut
membutuhkankelembagaan yang andal dan mampu bekerja sama yangintensif
dengan semua pihak. SDM yang dibentuk melalui pembentukan kelembagaan
dapat menjadi SDM KP yang mampu menciptakan terobosan barupada
penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penyuluhan serta pemberdayaan
masyarakat.
Jumlah peserta didik Lembaga Pendidikan di KKP pada tahun 2018 mencapai
8.000 peserta didik. Persentase jumlah peserta didik yang berasal dari anak
pelaku utama bidang kelautan dan perikanan mencapai 45%. Anak pelaku
utama tersebut adalah anak nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar
serta pelaku utama lainya di bidang kelautan dan perikanan. Jumlah lulusan
Pendidikan KP sebesar 1.862 orang dengan lulusan yang terserap di dunia usaha
dan industri sebesar 73,84 % atau mencapai 1.375 orang. Penyerapan lulusan
pendidikan KP dalam dunia kerja dipengaruhi antara lain oleh : permintaan
tenaga kerja bidang KP; karakteristik lulusan dengan kesempatan kerja yang
tersedia; daya serap dunia kerja bidang KP; kesesuaian kompetensi lulusan
dengan kebutuhan dunia kerja, serta khusus lulusan SUPM menerima 2 ijazah
dari Kemdikbud dan KKP sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bisa
memilih untuk melanjutkan pendidikan atau wirausaha.
TABEL 2.17 KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS SDM BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2015-2018
NO KEGIATAN 2015 2016 2017 2018
1 Peserta Didik pada Satuan Pendidikan KP 6.603 6.971 7.541 8.000
2 Lulusan Pendidikan KP 1.769 1.930 1.998 1.862
3 Lulusan yang terserap di dunia usaha dan Industri 1.588 1.279 1.333 1.375
4 Pelatihan Masyarakat 22.652 19.428 6.290 16.501
5 Pelatihan Aparatur 3.747 4.719 2.090 2.877
6 Sertifikasi Kompetensi 24.108 12.920 6.120 6.500
7 Jumlah Penyuluh KP 13.506 14.984 5.589 5.350
8 Jumlah Kelompok yang disuluh 56.988 63.353 37.000 43.598
9 Jumlah Kelompok yang meningkat kelasnya 4.690 6.321 1.000 1.522
TABEL 2.18 KEGIATAN RISET BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2018
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 69
j. Pembangunan SKPT
Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan pusat bisnis kelautan
dan perikanan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir berbasis kawasan. Tahun
2018 terdapat 13 lokasi SKPT yang penetapannya mengacu pada Permen KP
Nomor 42/PERMEN-KP/2017 tentang Penugasan Pelaksanaan Pembangunan
SKPT di pulau-pulau kecil dan dan kawasan perbatasan. Pada tahun 2018, KKP
melaksanakan pengembangan 13 SKPT yaitu : SKPT Morotai, SKPT Talaud,
SKPT Sebatik, SKPT Rote Ndao, SKPT Kota Sabang, SKPT Sumba Timur,
SKPT Timika, SKPT Biak dan SKPT Moa.
“Sejak tahun 2017, KKP telah melaksanakan pembangunan SKPT di 13 lokasi sebagai
“pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir
berbasis Kawasan”. Pada 2018, beberapa lokasi telah mulai operasional dan berhasil
meningkatkan kegiatan perikanan”.
optimalisasi pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan (khususnya perikanan tangkap) secara
berkelanjutan. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain : pembangu-
nan kapal 3 GT sejumlah 50 unit, Alat tangkap pancing tonda 50 paket, Perala-
tan ICS dan PPI 1 paket dan Pembangunan Fasilitas Umum PPI Fandoi lanjutan.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 71
SKPT CAPAIAN TAHUN 2018
KAB. MIMIKA
No KEGIATAN VOL. PROGRES DOKUMENTASI
Pengadaan Kendaraan
- Realisasi : 100%
Berpendingin
5 1 Unit - Sudah BAST
- Pagu Rp. 564.584.000,-
- Sudah dimanfaatkan
- Target : 24 November 2018
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 73
dari nelayan dan pedagang ikan di Pulau Sebatik serta pedagang ikan di Kota
Tawau Malaysia.
Hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi pelaku usaha perikanan di Pulau
Sebatik terhadap SKPT Sebatik masih bersifat partisipasi-pasif. Kegiatan FGD
mengajak pelaku usaha perikanan berkomitmen untuk berpartisipasi kolaboratif
agar SKPT Sebatik menjadi pusat aktivitas perikanan ekspor. Hal ini dilakukan
agar produk perikanan nelayan dapat bersaing dengan produk perikanan dari
daerah lain di pasar domestik (Surabaya dan Makasar) maupun pasar ekspor
(Tawau).
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 75
9. Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kab. Sumba Timur
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sumba Timur
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan aksesbilitas dan konektivitas
dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan pasar
melalui adanya penataan ruang dan upaya penilaian nilai tambah ekonomi
kegiatan pengembangan Kawasan kelautan dan perikanan terintegrasi dengan
perencanaan, pengembangan/peningkatan dan/atau perbaikan mulai dari
proses produksi (baik perikanan tangkap dan perikanan budidaya), pengolahan,
hingga pemasaran (darat dan laut), serta infrastruktur pendukungnya.
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Kabupaten Sumba
Timur dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan
dan perikanan. Adapun kegiatan yang direalisasikan pada pembangunan sentra
kelautan dan perikanan terpadu adalah sebagai berikut: 50 (lima puluh) Unit
Kapal 4 GT (Kasko, Mesin dan Alat Tangkap) beserta coolbox; 10 (sepuluh)
Unit Kapal Penangkap Cumi Ukuran 2 GT; 13 (tiga belas) Paket Sarana Kebun
Bibit Rumput Laut; 32 (tiga puluh dua) Paket Sarana Budidaya Rumput Laut; 4
(empat) Paket Sarana Budidaya Air Tawar; 18 (delapan belas) Unit Rumah Ikat;
180 (seratus delapan puluh) Unit Para–Para; 22 (dua puluh dua) Unit Perahu
Fiber;40 (empat puluh) Paket Geomembran; 2 (dua) Unit Gudang dan Ice Flake
Machine 1,5 Ton; 1 (satu) Paket Sarana dan Prasarana BBI Lefwa; 1 (satu) Paket
fasilitas Infrastruktur di Kawasan Percontohan Budidaya Rumput Laut di Ds
Kaliuda.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 77
mutu dari hasil tangkapan nelayan sehingga kualitas hasil tangkapan ikan
tuna oleh nelayan-nelayan lokal terjaga dan meningkat.
d. Pengadaan Generator Set (GenSet). Pengadaan GenSet 150 kVA sebanyak
1 unit ditujukan sebagai back up kawasan SKPT dan Genset 60 kVA
sebanyak 1 unit sebagai back up bangunan Ice Flake Machine.
e. Pengadaan Mobil Pengangkut Sampah sebanyak 1 unit. Mobil sampah ini
diadakan dengan tujuan untuk mengangkut sampah hasil aktivitas di SKPT
Morotai.
f. Pengadaan Mobil Berpendingin Roda 6 sebanyak 3 unit. Mobil tersebut
diadakan dengan tujuan untuk memperlancar pengangkutan dan distribusi
hasil perikanan dari pusat produksi/pengumpulan ke pusat distribusi/
industri/konsumsi untuk Koperasi/Kelompok Masyarakat /Lembaga
Keagamaan/Lembaga Pendidikan.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 79
Sertifikasi Kapal Penangkapan Ikan Ukuran < 5 GT telah diterbitkan oleh
Biro Klasifikasi Indonesia sebanyak 50 (lima puluh) Sertifikat sesuai dengan
jumlah bantuan kapal SKPT Talaud Tahun Anggaran 2018.
d. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Sentra Kelautan dan
Perikanan Terpadu Kab. Kepulauan Talaud berupa banguna pelindung
pantai (tetrapod); yaitu berupa Tetrapod sejumlah 1.100 unit sepanjang
264 meter telah selesai pada tanggal 20 Desember 2018 dan diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud dalam hal ini
Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Talaud.
e. Pekerjaan Landmark SKPT Talaud Telah selesai dilakukan dan diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud dalam hal ini
Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Talaud.
f. aspek produksi dan ekonomi, telah dilaksanakannya ujicoba produksi
hasil perikanan di lokasi Pelabuhan SKPT Talaud skala industri perikanan,
beroperasionalnya ICS/UPI Kapasitas 200 Ton oleh PT. Perikanan
Nusantara, terlaksananya peningkatan produksi tangkapan ikan koperasi
nelayan Kab. Talaud yang dibina melalui program SKPT.
g. kelembagaan, antara lain berupa telah dilakukan MoU antara Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Talaud dengan PT Perikanan Nusantara (Persero)
nomor Dir/I/Dirut/107/VIII/2018 tanggal 28 Februari 2019 yang selanjutnya
diikuti dengan PKS no 83/PKS/2018 tanggal 14 Agustus 2018 tentang
Pemanfaatan Barang Daerah di lokasi SKPT Desa Dalum Kecamatan
Salibabu serta PKS no 84/PKS/2018 tentang Pemanfaatan Gudang Beku
terintegrasi di lokasi SKPT Desa Dalum Kecamatan Salibabu.
h. sosial dan lingkungan, antara lain berupa pembinaan kelompok koperasi
nelayan, peningkatan kapasitas kelompok nelayan melalui bimbingan teknis
dan pelatihan, yaitu : Pelatihan Peningkatan Kapasitas Koperasi Pelatihan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Pelatihan Pengoperasian Alat
Tangkap dan Manajemen Mutu, Pelatihan Pengoperasian Unit Pengolahan
Ikan.
GAMBAR 2.43. GRAFIK NILAI ADHK PDB SEKTOR PERIKANAN TAHUN 2014-2018
250
perikanan. Pertumbuhan ekonomi
Nilai ADHK PDB Perikanan
238.64
226.85
214.6
150
konstan) sektor perikanan dari satu
100
periode ke periode berikutnya. PDB
50 Perikanan tersebut hanya didasarkan
0
pada sektor primer yang mencakup
perikanan tangkap dan perikanan
2014 2015 2016 2017 2018
9.00
7.89
7.35
8.00
7.00
5.71
6.00 5.19 5.20
5.01
4.88
5.00
5.03 5.07 5.17
4.00
4.24
3.00 3.87 3.91
3.75 3.37
2.00
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Perikanan Nasional
1.00
2014 2015 2016 2017 2018
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 81
2. Nilai Tukar
Perbaikan ekonomi perikanan juga terlihat dari membaiknya daya beli para
nelayan dalam lima tahun terakhir. Hal ini terlihat dari peningkatan 6 nilai tukar
sektor perikanan yang dicatat oleh BPS-RI seperti yang terlihat pada Gambar:
Nilai tukar nelayan (NTN) tumbuh rata-rata sebesar 2,01%, yaitu dari 104,63 (2014)
menjadi 113,28 (2018). Artinya telah terjadi perbaikan daya beli nelayan karena
indeks yang diterima nelayan jauh lebih besar dibandingkan dengan indeks yang
dikeluarkannya. Pasca kebijakan pemberantasan IUU fishing, nelayan Indonesia
mendapatkan kemudahan akses mendapatkan hasil tangkapan ikan. Hal ini
ditandai dengan lebih singkatnya waktu yang dibutuhkan nelayan di tengah laut
untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan dan penurunan jarak tempuh yang
dibutuhkan nelayan untuk menemukan ikan.
Nilai tukar usaha nelayan (NTUN) tumbuh 4,25% dibandingkan dengan tahun
2014, yaitu dari 107,37 (2014) menjadi 123,01 (2018). Artinya dalam lima tahun
telah terjadi perbaikan iklim usaha perikanan nelayan nasional. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya perbaikan yang signifikan terhadap indeks yang diterima oleh
nelayan.
Sedangkan untuk Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) mengalami perlambatan
0,15% dibandingkan tahun 2014, yaitu dari 101,42 (2014) menjadi 100,8% (2018).
Penurunan NTPi tersebut lebih disebabkan tingginya indeks biaya konsumsi
rumah tangga para pembudidaya ikan.
Begitu juga dengan Nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) tumbuh
1,70%, yaitu dari 105,9 (2014) menjadi 113,27 (2018). Artinya dalam 5 tahun ada
perbaikan iklim usaha pembudidaya ikan.
Nilai tukar perikanan (NTP) tumbuh 0,80%, yaitu dari 102,68 (2014) menjadi 105,99
(2015). Artinya dalam 5 Tahun ada perbaikan daya beli masyarakat perikanan,
khususnya masyarakat nelayan. Sedangkan Nilai tukar usaha perikanan (NTUP)
tumbuh 2,80%, yaitu dari 106,45 (2014) menjadi 118,87 (2018). Artinya dalam 5
tahun ada perbaikan iklim usaha perikanan.
Capaian produksi
perikanan tangkap
dicapai oleh 100%
kapal dalam negeri.
Masih terdapat poten-
si unreported (tidak
dilaporkan) 40% dari
produksi perikanan
yang dilaporkan, se-
hingga total produk-
si perikanan tangkap
diperkirakan lebih dari
10 juta ton.
Perikanan Budidaya 2014-2018 naik 3,36% per tahun. Total produksi perikanan
budidaya 17,4 juta ton senilai Rp 163,5 trilyun (2014), naik menjadi 17,25 juta ton
senilai Rp. 205,81 trilyun (2018). Peningkatan terbesar adalah dari komoditas
Kerapu (130,15%). Sementara produksi ikan hias naik 37,6% per tahun, yaitu
dari 1,14 milyar ekor senilai Rp. 2,68 triliun (2014) menjadi 1.570 milyar ekor
dengan nilai Rp.3,6 triliun (2018). Total pembudidaya perikanan naik 28,39%,
dari 3.810.758 orang (2014) menjadi 4.892.691 orang (2018).
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 83
GAMBAR 2.47. PRODUKSI GARAM TAHUN 2014-2018
Target produksi garam
tahun 2018 berdasarkan
Dokumen Penetapan
Kinerja Tahun 2018 adalah
sebesar adalah 4,1 juta ton,
lebih besar dari target tahun
2017 sebesar 3,8 juta ton.
Tahun 2017 produksi hanya
tercapai 1.111.067,226
ton (28,95% dari target)
karena musim kemarau yang pendek. Target produksi 2018 terdiri dari 3.8 juta
ton garam rakyat (PUGAR dan non PUGAR) serta 0,4 juta ton hasil produksi
PT. Garam. Metodologi pendataan garam disusun oleh KKP bersama Badan
Pusat Statistik sedangkan pengumpulan dan validasi Data dilakukan oleh Dinas
Kabupaten/Kota terkait. Sampai tahun 2018 telah terintegrasi lahan garam
seluas 1.416 hektar dan terbangun 6 unit gudang garam standar SNI dengan
kapasitas 2.000 ton per gudang. Total produksi garam naik 144,14%, dari 1,11
juta ton (2017) menjadi 2,71 juta ton (2018). Tenaga kerja yang terlibat sebanyak
19.000 petambak di 22 kabupaten.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 85
6. Nilai Ekspor Perikanan
Nilai ekspor hasil perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan, baik
hidup, segar, dingin, maupun olahan yang dikategorikan dalam kode HS
(Harmonized System) tahun 2017 sebanyak 482 kode HS dalam 8 digit yang
dijual ke luar negeri yang dikonversi dalam bentuk uang (US Dollar). Indikator
kinerja ini dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 87
gerai perizinan usaha di 7 kegiatan di 4 lokasi yaitu Semarang, Muara Baru,
Muara Angke, Bungus selama tahun 2018 dan peningkatan sarana prasarana
di UPT lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka pelayanan
publik.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 89
Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 94,9 triliun, 13,1 %); Pertambangan (Rp 73,8
triliun, 10,2 %); Industri Makanan (Rp 68,8 triliun, 9,5 %); dan Perumahan,
Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 56,8 triliun, 7,9%). Kontribusi realisasi
investasi hasil kelautan dan perikanan (PMDN & PMA) terhadap realisasi nasional
adalah sebesar 2 triliun rupiah atau setara 0,28% dibandingkan realisasi investasi
nasional.
160,000,000,000
159,604,000,000
2018 paling besar
140,000,000,000
210
disalurkan pada sektor
126,404,340,000
120,000,000,000
100,000,000,000
Kabupaten/Kota
80,000,000,000
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 91
Tujuan evaluasi untuk menilai
kemajuan pelaksanaan
program reformasi birokrasi
dalam rangka mencapai
sasaran yaitu mewujudkan
birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang
efek tif dan efisien, serta
birokrasi yang mampu
memberikan pelayanan publik
yang semakin membaik.
Selain itu, evaluasi ini juga
bertujuan untuk memberikan
saran perbaikan dalam
rangka meningkatkan kualitas reformai birokrasi di lingkungan KKP.
Berdasarkan hasil penilaian Kementerian PAN dan RB, Nilai Kinerja RB KKP
Tahun 2017 adalah 78,95 dengan kategori BB. Nilai capaian tersebut berada
diatas-rata nilai capaian RB secara
nasional yaitu sebesar 72,48, hal ini “Pencapaian nilai Kinerja
Reformasi Birokrasi (RB) KKP
menunjukkan bahwa implemetasi RB di
tahun 2017 mengalami kenaikan
lingkup KKP telah berada diatas rata-rata
nilai capaian yaitu 78,74 (BB)
K/L. Hasil penilaian implementasi RB KKP
di tahun 2016 menjadi 78,95 (BB)
oleh Kementerian RB dan PAN dengan
di tahun 2017”
rincian sebagai berikut :
TABEL 2.20 HASIL PENILAIAN IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI KKP
NILAI
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT
2016 2017
A Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,44 3,44
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,13 3,13
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,01 4,01
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,72 3,72
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,74 13,35
6 Penguatan Akutabilitas 6,00 4,35 4,35
7 Penguatan Pengawasan 12,00 8,51 8,51
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,41 4,41
Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 44,31 44,92
B Komponen Hasil
1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20,00 16,55 17,99
2 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 10,00 9,15 7,78
3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 8,74 8,26
Total Komponen Hasil (B) 40,00 34,44 34,03
Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 78,74 78,95
Kategori BB
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 93
TABEL 2.21 HASIL SURVEI INTEGRITAS ORGANISASI, KUALITAS PELAYANAN
DAN PERSEPSI KORUPSI DI LINGKUP KKP
INDEKS RATA-RATA INDEKS KL
NO SURVEI
2016 2017 2017
1. Survei internal integritas organisasi 3,49 3,27 3,02
2. Survei eksternal kualitas pelayanan 3,50 3,30 3,17
3. Survei eksternal persepsi korupsi 3,51 3,59 3,32
“Kinerja Reformasi
Birokrasi di lingkup KKP
mengalami kenaikan
yaitu 78,74 ditahun 2016
menjadi 78,95 di tahun
2017 dengan predikat
BB”
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 95
c. Media Monitoring
Berdasarkan hasil media
monitoring yang dilakukan
selama tahun 2018,
Kumparan merupakan
media yang paling aktif
memberikan isu tentang
Kementerian Kelautan
dan Perikanan dari total
1.376 media pemberitaan.
Sementara itu, berdasarkan
top 40 media pemberitaan
tentang topik Kementerian
Kelautan dan Perikanan, media lokal online masih relatif kurang menyoroti isu
pemberitaan tentang KKP.
Dalam tahun 2018, VARIASI PEMBERITAAN KKP
media masih mengaitkan
2%
Kementerian Kelautan 3% 2%
2%
Alat Tangkap
dan Perikanan dengan 3%
19%
Perang Terhadap IUU Fishing
Kebijakan Ekspor-Impor
isu seputar alat tangkap. 4% Menteri Susi Diusung Cawapres
Polemik Kebijakan Impor Garam
Berbagai dinamikan 4%
Padat Karya Tunai
Kegiatan Festival & Hari Besar
pro-kontra alat tangkap 5% Bantuan Kapal & Alat Tangkap
Asuransi Nelayan & Kartu Nelayan
menjadi konten utama 6% 16%
Gemarikan
Penemuan Ikan Predator
isu yang diinformasikan 7% Pertemuan OOC
media. Pada posisi kedua, 12%
Menteri Susi Dapat Ijazah SMA
Program KJA & Pabrik Pakan Ikan
7%
media juga cenderung 8% Cacing Dalam Produk Makarel
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 97
3. Rekor Muri Bakso Ikan Tahun 2018
Badan Standarisasi Nasional
(BSN) bekerja sama dengan
Kementerian Keluatan dan
Perikanan serta beberapa
industri yang sudah menerapkan
SNI berhasil memecahkan
Rekor Muri penyajian bakso
ikan terbanyak sejumlah 18.818
porsi pada tanggal 5 Agustus
2018 di halaman Gedung BPPT
Jakarta Pusat. Kegiatan ini
bertujuan untuk mempromosikan pentingnya produk SNI, yang salah satunya
pada bakso ikan. Dengan penetapan SNI pada produk bakso ikan dapat
memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan untuk masyarakat yang
mengkonsumsinya.
8. ASEAN Energy Awards 2018 Kategori ASEAN Best Practices for Green
Buildings
KKP mendapatkan penghargaan dalam ajang ASEAN
Energy Awards 2018, penghargaan tingkat kawasan
Asia Tenggara ini diberikan pada rangkaian pelaksanaan
36th ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM)
di Marina Bay Sands, Singapura pada 29 Oktober
2018. Anugerah ini diadakan untuk memberi apresiasi
terhadap best practices dan meningkatkan kesadaran
publik terhadap pemanfaatan dan pengembangan
energi baru, terbarukan dan konservasi energi. KKP
mendapatkan penghargaan sebagai runner up untuk
Kategori ASEAN Best Practices for Green Buildings.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 99
9. Herudi Technical Committee Award (HTCA) Tahun 2018
Herunadi Technical Comitte
Award (NTCA) merupakan
bentuk penghargaan yang
diberikan oleh Badan
Standarisasi Nasional kepada
Komite Teknis/Subkomite
Teknis Perumusan Standar
Nasional Indonesia (SNI), yang
dinilai memiliki Kinerja terbaik
dilihat dati tiga kriteria utama evaluasi kinerja Komtek.
Komtek 65-05 Produk Perikanan (Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautam
dan Perikanan, KKP) dianggap berhasil mengawal perumusan Standar Nasional
Indonesia (SNI) produk perikanan sehingga kembali meraih penghargaan HTCA
pada tanggal 22 November 2018. KKP juga merupakan penerima HTCA tiga
tahun berturut-turut sebelumnya.
Pada tanggal 13 Desember 2018, Balai Riset Pemuliaan ikan (BRPI) , Subang
menerima penganugrahan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI). Acara yang di
gelar oleh Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Riset, Teknologi, dan Penelitian Tinggi dalam rangka Apresiasi Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Tahun 2018. Apresiasi Lembaga Litbang Tahun
2018 merupakan upaya dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi dalam memberikan apresiasi terhadap lembaga litbang baik dalam
lingkup litbang kementerian, litbang non kementerian, litbang daerah, dan litbang
industri yang telah berkinerja unggul, inovatif dan berdaya saing.
Penilaian kelayakan penetapan PUI didasarkan dari hasil penilaian terhadap
lembaga litbang baik melalui proses pembinaan maupun proses Seleksi PUI
Tahun 2018. Sebagai lembaga yang telah mendapatkan pembinaan selama
3 tahun, Balai Riset Pemuliaan ikan (BRPI) telah membuktikan komitmennya
sebagai litbang yang mampu menjadi Pusat Unggulan Iptek Pemuliaan Ikan
dengan hasil capaian yang telah diperoleh. Dalam masa pembinaannya, BRPI
mengembangkan 3 (tiga) kapasitas kelembagaan yang mencakup kapasitas
lembaga mengakses informasi (sourcing capacity), kapasitas riset (research
and development capacity), dan kapasitas diseminasi (disseminating capacity).
Ketiga aspek tersebut, merupakan aspek yang diambil sebagai poin penilaian
untuk dapat ditetapkan sebagai lembaga Pusat Unggulan Iptek (PUI), dan dalam
penilaiannya Balai Riset Pemuliaan ikan (BRPI) mendapatkan nilai yang cukup
memuaskan dari hasil kinerja di 2018.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 101
13. Predikat Anugerah Parahita Ekapraya (APE)
Kementerian Kelautan dan Peri-
kanan menerima penghargaan
Anugerah Parahita Ekapraya
(APE) untuk Kategori Mentor
yang diberikan oleh Wakil Pre
siden RI, Bapak Jusuf Kalla
pada tanggal 19 Desember
2018 di Istana Wakil Presiden,
dengan predikat Mentor yang
merupakan penghargaan ter
tinggi dari Anugerah Parahita Ekapraya (APE). Penghargaan ini merupakan
bentuk apresiasi pemerintah atas komitmen dan peran kementerian/lemba-
ga, serta pemerintah daerah yang telah berupaya dan berkomitmen melaksa
nakan pembangunan PPPA melalui strategi pengarusutamaan gender (PUG).
Sejak 2004, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak (PPPA) telah melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan
pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindun-
gan anak melalui strategi pengarusutamaan gender.
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) diberikan kepada
Kementerian/Lembaga dengan memperhatikan indikator
prasyarat dan pelaksanaan pengarusutamaan gender.
Terdapat 4 kategori yaitu Pratama, Madya, Utama dan
Mentor. KKP selama tahun 2013-2018 telah berhasil
mempertahankan penghargaan Anugerah Parahita
Ekapraya (APE) dengan rincian sebagai berikut : predikat
pratama pada tahun 2013, predikat madya pada tahun
2014, predikat utama pada tahun 2016, dan tahun 2018
mendapatkan predikat Mentor.
U
paya untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,
menjadi tantangan besar untuk pembangunan kelautan dan perikanan
kedepan. Laut dan wilayah kepulauan kita harus dijadikan sebagai
sebagai perekat persatuan dan kesatuan NKRI, ide pengembangan
tol laut tentunya merupakan suatu terobosan untuk penguatan kedaulatan NKRI dan
pengembangan Sistem Logistik Nasional, sehingga ketimpangan dan disparitas antar
wilayah akan berkurang. Mewujudkan poros maritim dunia mempunyai arti penting
yaitu pemanfaatan laut untuk kedaulatan, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 103
dan Jasa Produktif (PN.3); Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan dan Sumber Daya
Air (PN.4) dan Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu (PN.5).
21 juta ton.
APBN sebesar Rp. 5,48 TOTAL APBN KKP 2019 Rp. 5.483,01 miliar
triliun.
Dalam rangka meningkatkan peran KKP, kegiatan KKP tahun 2019 difokuskan
pada kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung kepada stakeholder
KP diantaranya melalui pemberian bantuan pemerintah kepada nelayan,
pembudidaya ikan, pengolah dan pemasaran serta masyarakat pesisir pada
umumnya. Pemberian bantuan tersebut untuk mendukung peningkatan
produktivitas para pelaku usaha melalui peningkatan sarana dan prasarana
perikanan dan kelautan. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya :
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 105
Dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya,
kegiatan prioritas perikanan budidaya pada tahun 2019 antara lain : bantuan
benih dan calon induk sebesar 215 juta ekor, kebun bibit rumput laut kultur
jaringan sebanyak 80 paket, bantuan excavator sebanyak 20 paket, 250 paket
bioflok, 400 paket minapadi, 55 paket mesin dan bahan baku pakan, 5.000
hektar asuransi usaha budidaya, 1.250 ton operasional pabrik pakan skala
medium, dan lanjutan pembangunan SKPT di 3 lokasi yaitu SKPT Sabang,
SKPT Sumba Timur dan SKPT Rote Ndao.
KEGIATAN PRIORITAS
DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2019
GAMBAR 3.4. KEGIATAN PRIORITAS DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT TAHUN 2019
20 100 20 4
Pulau Pulau Dokumen Kawasan
Sertifikasi Hak atas Tanah Rencana Zonasi Kawasan Pengembangan Sentra
Pembakuan Nama pulau
di Pulau-pulau kecil/Terluar Strategis Nasional/Tertentu Kelautan Perikanan Terpadu
20 7 23 6
Kelompok Kawasan Kab/Kota Unit
Kelompok Masyarakat Struktur Hybrid Kegiatan PUGAR Gudang Garam Standar SNI
Penggerak Konservasi
(KOMPAK)
20 7 5
Kawasan Lokasi Unit
Wisata Bahari Gerakan Cinta Laut (GITA LAUT) Dermaga/Jetty Apung
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 107
5. Pengawasan SDKP
Pada tahun 2019, Program
KEGIATAN PRIORITAS T.A 2019
Pengawasan Sumber Daya
84 84 30 17.100 150
hari operasi Kelautan
hari operasi dan Perikanan
hari operasi Kapal Ikan Kasus
Pelaku Usaha
Perikanan yg Bebas
dr Destructive Fishing kelautan dan perikanan antara
Pembinaan Pokmaswas
Operasional
SATGAS 115 Operasional Sistem Pemantauan
Pemeliharaan
kapal pengawas
Bangunan
Pelaku usaha(compliance) pelaku usaha
PPNS
Pengawasan
perikanan yang taat Perikanan
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 109
2. SKPT Sumba Timur
Kegiatan pengadaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur di SKPT
Sumba Timur pada tahun 2019 mencakup : 80 unit para-para, pembangunan
4 unit rumah ikat, pembangunan 2 unit sumur bor dan pembangunan 1 unit
sarana tambat kapal
3. SKPT Biak
Pada tahun 2019, pembangunan SKPT Biak difokuskan untuk melengkapi
sarpras yang masih
dibutuhkan untuk percepatan
operasional, antara lain :
pengadaan kapal <3 GT
dan Alat Penangkap Ikan
ramah lingkungan sebanyak
50 unit, pengadaan sarana
pengolahan dan pemasaran
sebanyak 1 paket, dan
pengadaan 2 unit kendaraan
berpendingin.
4. SKPT Mimika
Kegiatan pengadaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur di
SKPT Mimika pada tahun 2019 mencakup : pengadaan peralatan pendukung
operasional cold storage 200 ton, penimbunan lahan dan penimbunan jalan cold
storage 200 ton dan pembangunan sarana tambat labuh kapal skala kecil.
9,89 Milyar
12,17 Milyar PEMBANGUNAN SARANA & PRASARANA
Total Anggaran SKPT Mimika
Tahun 2018
2,27 Milyar
KEGIATAN PENUNJANG SKPT MIMIKA
6. SKPT Talaud
Pada tahun 2019, kegiatan di SKPT Talaud difokuskan untuk Instalasi genset
SKPT, Pengadaan panel ATS AMF.
7. SKPT Mentawai
Pada tahun 2019, kegiatan di SKPT Mentawai difokuskan untuk Chest Freezer
350 liter, Cool Box (200 liter 2 unit dan 100 liter 2 unit), Mini Genset (2 kVA)
untuk 5 BUMDES, Indukan kerapu kertang (10 indukan), Indukan kerapu tikus
(10 indukan), Operasional sekretariat dan pendampingan dan operasional
sekretariat dan pendampingan dan Pengiriman sarana SKPT.
8. SKPT Merauke
Pelabuhan Perikanan Merauke telah operasional dan melaksanakan aktivitas
layanan tambat labuh kapal perikanan, pelayanan BBM, es, air bersih, pelayanan
SPB, dan pendataan produksi penangkapan ikan.
Sebagai upaya pengembangan usaha kedepan perlu mengundang stakeholder
perikanan seperti BUMN Perikanan, UPI, eksportir dan pihak swasta lainnya
agar dapat menginvestasikan usahanya di PP Merauke. Selain itu kedepan juga
sudah mulai operasional Pemantauan operasional SKPT.
9. SKPT Natuna
Pada tahun 2019, KKP tetap melanjutkan pembangunan SKPT Nunukan. Kegiatan
yang dilasanakan antar lain : review master plan untuk rencana pembangunan
fisik pada tahun 2020. Mengingat keterbatasan alokasi anggaran APBN untuk
pembangunan SKPT, diharapkan SKPT Natuna dapat mempersiapkan dan
mengoptimalkan bantuan hibah JICA berupa pembangunan Listrik Jaringan
Tegangan Menengah.
Untuk meningkatkan operasional pelabuhan perlu menambahkan PP
Selat Lampa sebagai pangkalan pada SIPI kapal ijin pusat agar aktivitas
pembongkaran ikan di SKPT natuna dapat bertambah. Serta Mengundang
stakeholder perikanan seperti BUMN Perikanan, UPI, eksportir dan pihak
swasta lainnya agar menginvestasikan usahanya di PP Selat Lampa.
Pemantauan operasional SKPT.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 111
10. SKPT Rote Ndao
Pada tahun 2019, KKP tetap melanjutkan pembangunan SKPT Rote Ndao,
Kegiatan yang dilaksanakan di SKPT Rote Ndao antara lain 20 Unit Kapal 5
GT, 3 Hektar Geomembran untuk Tambak Garam, 1 Unit Pembangunan PPI
Tulandale, 1 Unit Lab. Kulture Jaringan Rumput Laut, 1 Unit Hatchery Bandeng,
1 Unit Bangsal Pendederan, 1 Unit Bak Tandon, 1 Paket Lanscape Jalan dan
Trotoar dan 1 Paket Pemasangan Listrik
4 PENU T UP
B
uku Laporan Tahunan KKP Tahun 2018 merupakan laporan
pelaksanaan program dan kegiatan prioritas KKP Tahun 2018
yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan dan dampak positif yang
berkaitan dengan tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan
yaitu kedaulatan, keberlanjuran dan kesejahteraan. Berbagai hasil pembangunan
kelautan dan perikanan yang telah tercapai dijadikan sebagai indikator keberhasilan
dalam mensejahterakan masyarakat, menjaga keberlangsungan sumber daya kelautan
dan perikanan serta mewujudkan kedaulatan.
Selain itu, dalam pelaksanaan tahun akhir RPJM 2015-2019, target utama
pembangunn KP Tahun 2019 adalah pertumbuhan PDB Perikanan sebesar 11%,
produksi perikanan sebesar 38,3 juta ton, tingkat konsumsi ikan sebesar 54,49
kg/kapita, nilai ekspor hasil perikanan sebesar USD 9,5 miliar dan luas Kawasan
konservasi seluas 21 juta ha.
L A P O R A N TA H U N A N 2 018 113
BIRO PERENCANAAN
SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jalan Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
Telp. (021) 3519070 EXT. 7433 l Fax. (021) 3864293
www.kkp.go.id roren@kkp.go.id @kkpgoid