Anda di halaman 1dari 19

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kabupaten Tebo adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi, secara

astronomis Kabupaten Tebo berada pada 0051’32” sampai dengan 1054’50” dan

diantara 101048’57” sampai dengan 102049’17” bujur timur. Daerah ini beriklim

tropis, dimana 84,96% daerahnya berada pada ketinggian < 99m dari permukaan.

Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Tebo memiliki batas-batas sebagai

berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau

 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin

 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten

Tanjung Jabung barat.

Kabupaten Tebo memiliki 12 Kecamatan dan 112 desa/kelurahan, terdiri

dari 107 desa dengan 5 kelurahan. Kecamatan Rimbo Bujang merupakan salah

satu dari 12 Kecamatan di wilayah Kabupaten Tebo. Kecamatan Rimbo Bujang

dengan ketinggian 50 meter sampai dengan 100 meter di atas permukaan air laut,

terletak antara 1,18 sampai dengan 1,35 Lintang Selatan dan antara 102,32 sampai

102,37 Bujur Timur.Berdasarkan posisi geografisnya, Kecamatan Rimbo Bujang

memiliki batas-batas: Utara – Kecamatan Tebo Ulu; Timur – Kecamatan Rimbo

ilir; Selatan – Kabupaten Bungo; Barat – Kecamatan Rimbo ulu. Luas wilayah

Kecamatan Rimbo Bujang adalah 406,92 Km2 atau 6,60% dari luas Kabupaten

Tebo. Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari 7 desa 1 kelurahan yang merupakan
desa unit transmigrasi. Dalam penelitian ini yang menjadi daerah penelitian adalah

Desa Perintis dan Desa Tirta Kencana.

Kecamatan Rimbo Bujang terletak antara 1,18 sampai dengan 1,35 Lintang

Selatan dan antara 102,32 sampai 102,37 Bujur Timur. Luas wilayah Kecamatan

Rimbo Bujang adalah 406,92 km2 atau 6,60 % dari luas Kabupaten Tebo. Jarak

dari ibukota Kecamatan Rimbo Bujang ke beberapa ibukota kecamatan dalam

Kabupaten Bungo dan Tebo adalah : Wirotho Agung – Muara Bungo : 32 km

Wirotho Agung – Sungai Bengkal : 148 km Wirotho Agung –Muara Tebo : 40 km

Wirotho Agung – Pulau Temiang : 26 km 4. Batas-batas Kecamatan Rimbo

Bujang :

 Sebelah Utara : Kecamatan Tebo Ulu

 Sebelah Timur : Kecamatan Rimbo Ilir

 Sebelah Selatan : Kabupaten Bungo

 Sebelah Barat : Kecamatan Rimbo Ulu

Kecamatan rimbo bujang ada 8 desa yaitu, Rimbo Mulyo (52,37 km2), Sapta

Mulia (33,78 km2), Pematang Sapat (75,24 km2), Tegal Arum (47,46 km2), Tirta

Kencana (54,81 km2), Purwo Harjo (55,31 km2), Perintis (49,58 km2), dan

Wirotho Agung (38,37 km2) (Badan Pusat Statistik, 2017).

4.1.2. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan salah satu sumber daya yang berpengaruh dalam

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu daerah, karena penduduk

berperan penting dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki suatu daerah. Rimbo

Bujang adalah kecamatan yang yang paling maju di Wilayah Kabupaten Tebo,

dengan jumah penduduk paling tinggi, dan tingkat pendidikan yang tinggi pula.
Rimbo Bujang menjadi tempat percontohan Eks Lokasi Transmigrasi yang

berhasil. Tahun 2009 Rimbo Bujang mulai menampakkan jati dirinya di dunia

Nasional sebagai Nominator Lomba Posyandu Tingkat Nasional. Terdiri dari 1

kelurahan 8 desa yaitu: Desa Perintis, Kelurahan Wirotho Agung, Desa Rimbo

Mulyo, Desa Purwoharjo, Desa Tegal Arum, Desa Tirta Kencana, Desa Sapta

Mulia dan Desa Pematang Sapat. Berikut kepadatan Desa di Kecamatan Rimbo

Bujang Tahun 2017 yaitu :

Tabel 4 . Kepadatan Penduduk per Km2 Menurut Desa di Kecamatan


Rimbo Bujang Tahun 2017

Desa/Kelurahan Penduduk (jiwa) Luas (Km2 ) Kepadatan Penduduk


(jiwa/km2 )
(1) (2) (3) (4)
Rimbo Mulyo 7 237 52,37 138
Sapta Mulia 5 960 33,78 176
Pematang Sapat 2 543 75,24 34
Tegal Arum 7 441 47,46 157
Tirta Kencana 7 307 54,81 133
Purwo Harjo 6 141 55,31 111
Perintis 10 941 49,58 221
Wirotho Agung 19 260 38,37 502
Jumlah 66 830 406, 92 164
Sumber : BPS, Kecamatan Rimbo Bujang Dalam Angka 2017

Desa maupun kelurahan di Rimbo Bujang juga dikenal dengan sebutan unit-

unit, unit 1 untuk Desa Perintis, unit 2 untuk Kelurahan Wirotho Agung, unit 3

untuk Desa Rimbo Mulyo, unit 4 untuk Desa Purwoharjo, unit 5 untuk Desa Tegal

Arum, unit 6 untuk Desa Tirta Kencana, sementara unit 7 untuk Desa Sapta

Mulia. Penduduk Kecamatan Rimbo Bujang tahun 2019 tercatat sebanyak 66.830

jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 35.096 jiwa dan penduduk perempuan

31.734 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Rimbo Bujang sebanyak 164

jiwa per km2.


4.1.3. Mata Pencaharian

Jenis mata pencaharian akan mempengaruhi perekonomian setiap rumah

tangga dan pada umumnya berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga.

Prinsipnya mata pencaharian ada dua macam yaitu mata pencaharian utama dan

mata pencaharian sampingan. Sektor pertanian dalam struktur perekonomian

Kabupaten Tebo memegang perana yang cukup besar   dengan kontribusi sebesar

52,11 %, besarnya kontribusi ini mencerminkan besarnya penciptaan lapangan

kerja, peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan melalui sektor ini.

Sektor pertanian ini juga diperlukan untuk penyediaan pangan dan bahan baku

industri. Secara umum penduduk di Kecamatan Rimbo Bujang bermata

pencaharian sebagai petani terutama petani kelapa sawit.

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Kecamatan Rimbo Bujang merupakan daerah yang berpotensi dibidang

pertanian terutama tanaman perkebunan kelapa sawit. Pembangunan desa tidak

terlepas dari pendidikan formal maupun non-formal. Gedung kesehatan yang ada

di Kecamatan Rimbo Bujang yaitu puskesmas 2 dan puskesmas pembantu 5.

Penduduk Kecamatan Rimbo Bujang mayoritas beragama islam dimana terdapat

134 buah mesjid, 248 buah mushola dan 5 gereja yang dapat digunakan

masyarakat Kecamatan Rimbo Bujang untuk beribadah. Sarana pendidikan di

Kecamatan Rimbo Bujang terdiri dari gedung TK 22, gedung SD 39, gedung SMP

12, gedung SMA/SMK 12, gedung RA 23, gedung MI 9, gedung MTS 12, dan

gedung MA 6. Berikut sarana pendidikan di setiap desa pada kecamatan Rimbo

Bujang :
Tabel 5. Banyak Sekolah Umum Menurut Jenis per Desa di Kecamatan
Rimbo Bujang Tahun 2016/2017

Desa/Kelurahan TK SD SLTP SMU


Ngr Sws Ngr Sws Ngr Sws Ngr Sws
(1) (2) (3) (4) (5)
Rimbo Mulyo - 1 2 - - - - -
Sapta Mulia - 3 4 - 1 - 1 -
Pematang Sapat - 2 4 - 1 - - -
Tegal Arum - 2 4 - 1 1 1 1
Tirta Kencana 1 - 4 - 1 - - -
Purwo Harjo - 3 4 - 1 1 - -
Perintis - 5 5 1 1 1 - 2
Wirotho Agung - 5 8 3 2 1 2 2
Jumlah 1 21 35 4 8 4 4 5
Sumber : BPS, Kecamatan Rimbo Bujang Dalam Angka 2017

Pada tahun 2011 masa kepemimpinan camat Suparna, S.E. dan ketua TP

PKK Siti Nariyah, S.Pd.I, kecamatan Rimbo Bujang telah meraih berbagai macam

prestasi diantaranya: Juara I Nasional lomba PNPM MP UPK Artha Makmur

bidang Pelayanan Masyarakat, Pakarti Madya II lomba Pemanfaatan Hasil Toga

tingkat Nasional,Juara II lomba Senam Lansia tingkat Provinsi Jambi.Sementara

prestasi di tingkat Kabupaten antara lain Kecamatan Rimbo Bujang berhasil

meraih peringkat I lomba Desa, Juara I lomba kinerja TP PKK Kecamatan Rimbo

Bujang,Juara I memimpin Rapat, Juara I lomba APE,Juara I lomba Senam Poco

poco, Juara I.

4.2. Analisis Deskripsi Responden

4.2.1. Kelompok Umur Petani


Umur merupakan untuk melihat kemampuan fisik dan kesehatan mental

spiritual untuk melakukan kegiatan produksi. Umur produktif akan lebih efektif

dalam beraktifitas dibandingkan dengan belum atau tidak produktif. Tingkat

kemampuan kerja dari manusia sangat tergantung pada tingkat umur. Umur yang
lebih muda atau tua cenderung menuju pada kondisi yang belum atau sudah tidak

optimal untuk bekerja. Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat umur

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani, Tahun


2019
Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
(1) (2) (3)
21 - 30 3 5.0
31 - 40 25 41.7
41 - 50 22 36.7
51 - 60 10 16.7
Jumlah 60 100
Rata - Rata 15 25
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020

Tabel 6 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok

umur dan paling banyak yaitu petani yang berumur 31 – 40 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam penelitian ini petani yang menjadi responden

kebanyakan yang berusia produktif, karena pada dasarnya jenis pekerjaan sebagai

petani adalah jenis pekerjaan yang dilakukan berdasarkan keturunan. Usia

produktif dalam melakukan suatu pekerjaan akan mampu meningkatkan

produktivitas.

4.2.2. Tingkat Pendidikan Petani

Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi

yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena memiliki kualitas

yang baik, dengan demikian pendidikan diharapkan pula dapat mengatasi

keterbelakangan dan dapat memotivasi untuk berprestasi. Responden yang lebih

dinamis dan aktif dalam mencari informasi yang berhubungan dengan teknologi
maupun pasar. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan dari responden dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani,


Tahun 2019
Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
(1) (2) (3)
TIDAK TAMAT SD 8 13.3
SD 11 18.3
SMP 14 23.3
SMA 20 33.3
SARJANA 7 11.7
Jumlah 60 100
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020

Tabel diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa paling banyak responden yang tamat

SMA yaitu sebanyak 20 jiwa dengan presentase 33.3 %. Hal ini menandakan

bahwa kesadaran masyarakat terhadap pendidikan sudah termasuk sedang,

walaupun masih terdapat yang tidak tamat tingkat pendidikan SD sebanayak 8

orang atau 13.3 %. Tamatan SMP sebanyak 14 orang dan tamatan sarjana

sebanyak 7 orang.

4.3. Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit

Pendapatan usahatani kelapa sawit adalah selisih antara penerimaan dari

produksi kelapa sawit dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode

usaha tani kelapa sawit. Penerimaan usahatani kelapa sawit merupakan perkalian

antara jumlah produksi kelapa sawit yang diperoleh dengan harga produksi kelapa

sawit. Pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo yang

diteliti yaitu sebanyak 60 responden. Berikut pendapatan off farm petani kelapa

sawit pola swadaya di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi:
Tabel 7. Pendapatan Petani Usahatani Kelapa Sawit, Tahun 2019
Pendapatan On Farm
No Luas Produksi Harga Rata- Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Sampe Panen (Kg) Rata Per (Rp) (Rp) (Rp)
l (ha) Tahun
(Rp/Kg)
1 5 90000 1.277 114937500 22.285.500 92.652.000
2 3 52800 1.277 67430000 14.394.917 53.035.083
3 4 71800 1.277 91694583 19.120.519 72.574.064
4 2.5 43876 1.277 56033308 11.437.500 44.595.808
5 2 35900 1.277 45847292 8.690.000 37.157.292
6 3.25 58500 1.277 74709375 14.747.500 59.961.875
7 3 52650 1.277 67238438 18.584.792 48.653.646
8 2.5 43925 1.277 56095885 14.245.153 41.850.732
9 4 70400 1.277 89906667 21.510.722 68.395.945
10 5 89000 1.277 113660417 26.258.750 87.401.667
11 6 107550 1.277 137350313 26.616.250 110.734.063
12 7 123550 1.277 157783646 34.255.917 123.527.729
13 2 35120 1.277 44851167 9.560.000 35.291.167
14 2.5 44125 1.277 56351302 11.762.500 44.588.802
15 2.25 39937 1.277 51002877 10.462.500 40.540.377
16 3 52980 1.277 67659875 14.569.667 53.090.208
17 4.5 80100 1.277 102294375 21.344.417 80.949.958
18 2 35700 1.277 45591875 10.575.000 35.016.875
19 2.5 45000 1.277 57468750 10.937.500 46.531.250
20 6 107940 1.277 137848375 26.595.833 111.252.542
21 5 87550 1.277 111808646 30.724.583 81.084.063
22 4 70800 1.277 90417500 18.416.542 72.000.958
23 4.5 78930 1.277 100800188 21.944.000 78.856.188
24 13 228670 1.277 292030646 68.234.917 223.795.729
25 13 228800 1.277 292196667 59.625.500 232.571.167
26 5 87950 1.277 112319479 26.248.019 86.071.460
27 11 195800 1.277 250052917 53.312.667 196.740.250
28 7.25 128687 1.277 164344023 32.636.750 131.707.273
29 13 230100 1.277 293856875 61.460.167 232.396.708
30 5 89750 1.277 114618229 22.306.042 92.312.187
31 3 53700 1.277 68579375 16.301.403 52.277.972
32 6.25 111250 1.277 142075521 28.366.972 113.708.549
33 5 89250 1.277 113979688 28.205.000 85.774.688
34 7.5 132750 1.277 169532813 34.592.500 134.940.313
35 8 141600 1.277 180835000 39.582.000 141.253.000
36 9 157860 1.277 201600375 43.615.000 157.985.375
37 7 122920 1.277 156979083 34.275.000 122.704.083
38 4 70360 1.277 89855583 18.830.000 71.025.583
39 2 35140 1.277 44876708 9.868.750 35.007.958
40 2 35320 1.277 45106583 9.150.000 35.956.583
41 3 53475 1.277 68292031 13.125.000 55.167.031
42 2 35800 1.277 45719583 9.130.000 36.589.583
43 4 72000 1.277 91950000 17.845.833 74.104.167
44 3 54000 1.277 68962500 16.083.000 52.879.500
45 3.5 62475 1.277 79785781 21.927.500 57.858.281
46 5.25 93975 1.277 120013906 24.707.750 95.306.156
47 15.5 275900 1.277 352347292 73.381.500 278.965.792
48 3.5 62160 1.277 79383500 16.827.500 62.556.000
49 2.5 43825 1.277 55968177 15.292.500 40.675.677
50 5 89250 1.277 113979688 25.740.167 88.239.521
51 2.5 45000 1.277 57468750 10.937.500 46.531.250
52 2.5 44937 1.277 57388294 11.187.500 46.200.794
53 4 70480 1.277 90008833 18.951.042 71.057.791
54 4 70600 1.277 90162083 19.963.903 70.198.180
55 10.5 184590 1.277 235736813 50.673.222 185.063.591
56 9 161100 1.277 205738125 47.955.750 157.782.375
57 7.5 135000 1.277 172406250 38.943.750 133.462.500
58 10 180000 1.277 229875000 44.790.000 185.085.000
59 8 142000 1.277 181345833 36.160.000 145.185.833
60 15.25 267027 1.277 341015731 75.519.083 265.496.648
Jlh 327 5801634 76625 7409170089 1594793249 5814376840
Rata- 5.45 96693.9 1277.08333 123486168.2 26579887.4 96906280.6
Rata
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020

Tabel 7 diatas menunjukan luas panen paling tinggi adalah 15.5 ha

sebanyak 1 responden dari 60 responden, sedangkan luas panen paling rendah

adalah 2 ha sebanyak 6 responden dari 60 responden. Hasil produksi kelapa sawit

pola swadya paling tinggi di kecamatan Rimbo Bujang tahun 2019 yaitu sebesar

275900 kg dan yang terendah sebesar 35900 kg. Harga rata-rata Buah Tandan

Segar kelapa sawit tahun 2019 adalah Rp 1.277 / kg, sehingga didapatkan

penerimaan tertinggi sebesar Rp 352.347.292 serta penerimaan terendah sebesar

Rp 45.847.292.

Biaya usaha tani kelapa sawit adalah segala biaya yang dikeluarkan selama

usahatani berlangsung. Biaya usaha tani dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu: Biaya alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan


dalam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh

aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan

pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri. Biaya mengusahakan yaitu biaya

alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan

berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar. Biaya menghasilkan yaitu

biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan

dalam usahatani.

Biaya usaha tani kelapa sawit pola swadaya yang diperhitungkan adalah

biaya penyusutan alat, biaya penggunaan pupuk, biaya tenaga kerja dalam

keluarga maupun biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya lainnya. Rata - rata

total biaya usaha tani kelapa sawit pola swadaya di kecamatan Rimbo Bujang

adalah sebesar Rp 26.579.887,4, sedangkan rata-rata pendapatan adalah sebesar

Rp 96.906.280,6. Pendapatan kecamatan Rimbo Bujang, apabila dirata-ratakan

secara perbulannya adalah Rp 8.075.523,389 dari 60 responden dengan

pendapatan perbulan terendah adalah Rp 2.917.329,833 dan pendapatan perbulan

tertinggi adalah sebesar Rp 22.124.720,67. Terdapatnya perbedaan pendapatan

perbulan yang sangat tinggi dikarenakan oleh luas panen yang berbeda, umur

tanaman, jumlah pupuk yang digunakan serta tenaga kerja yang digunakan.

4.4. Analisis Pendapatan Petani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan seluruh biaya

yang dikeluarkan dalam sekali periode. Penerimaan usahatani adalah perkalian

antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga produksi. Penerimaan

usahatani adalah perkalian antara produksi yang peroleh dengan harga jual.

Berikut total pendapatan petani kelapa sawit di kecamatan Rimbo Bujang, yaitu
jumlah keseluruhan pendapatan off farm, on farm, dan non farm petani kelapa

sawit :

Tabel 8. Pendapatan Petani Usahatani Kelapa Sawit Secara Keseluruhan,


Tahun 2019
Total Pendapatan Keseluruhan
No Pendapatan Pendapata Pendapatan Total Total
Sampel On Farm n Off Farm Non Farm Pendapatan Per Pendapatan Per
(Rp) (Rp) (Rp) Tahun (Rp) Bulan (Rp)
1 92.652.000 5067500 38400000 136.119.500 Rp11343291.667
2 53.035.083 5555000 0 58.590.083 Rp4882506.917
3 72.574.064 7583333 0 80.157.397 Rp6679783.083
4 44.595.808 6252500 0 50.848.308 Rp4237359.0
5 37.157.292 3072500 0 40.229.792 Rp3352482.667
6 59.961.875 4710000 0 64.671.875 Rp5389322.917
7 48.653.646 4710000 0 53.363.646 Rp4446970.50
8 41.850.732 0 38400000 80.250.732 Rp6687561.0
9 68.395.945 7509000 0 75.904.945 Rp6325412.083
10 87.401.667 4870000 0 92.271.667 Rp7689305.583
11 110.734.063 7065000 0 117.799.063 Rp9816588.583
12 123.527.729 5988000 0 129.515.729 Rp10792977.417
13 35.291.167 7583333 0 42.874.500 Rp3572875.0
14 44.588.802 4710000 0 49.298.802 Rp4108233.50
15 40.540.377 11775000 0 52.315.377 Rp4359614.750
16 53.090.208 3652500 0 56.742.708 Rp4728559.0
17 80.949.958 7942000 0 88.891.958 Rp7407663.167
18 35.016.875 4710000 0 39.726.875 Rp3310572.917
19 46.531.250 6462500 0 52.993.750 Rp4416145.833
20 111.252.542 0 42000000 153.252.542 Rp12771045.167
21 81.084.063 5067500 0 86.151.563 Rp7179296.917
22 72.000.958 0 42000000 114.000.958 Rp9500079.833
23 78.856.188 5095000 0 83.951.188 Rp6995932.333
24 223.795.729 9420000 0 233.215.729 Rp19434644.083
25 232.571.167 0 42000000 274.571.167 Rp22880930.583
26 86.071.460 4710000 0 90.781.460 Rp7565121.667
27 196.740.250 5067500 0 201.807.750 Rp16817312.50
28 131.707.273 7065000 0 138.772.273 Rp11564356.083
29 232.396.708 6370000 0 238.766.708 Rp19897225.667
30 92.312.187 0 42000000 134.312.187 Rp11192682.250
31 52.277.972 6252500 0 58.530.472 Rp4877539.333
32 113.708.549 0 0 113.708.549 Rp9475712.417
33 85.774.688 0 36000000 121.774.688 Rp10147890.667
34 134.940.313 0 0 134.940.313 Rp11245026.083
35 141.253.000 0 0 141.253.000 Rp11771083.333
36 157.985.375 5792500 0 163.777.875 Rp13648156.250
37 122.704.083 0 0 122.704.083 Rp10225340.250
38 71.025.583 0 42000000 113.025.583 Rp9418798.583
39 35.007.958 4710000 0 39.717.958 Rp3309829.833
40 35.956.583 9420000 0 45.376.583 Rp3781381.917
41 55.167.031 4467500 0 59.634.531 Rp4969544.250
42 36.589.583 4731500 0 41.321.083 Rp3443423.583
43 74.104.167 6950000 0 81.054.167 Rp6754513.917
44 52.879.500 4285000 0 57.164.500 Rp4763708.333
45 57.858.281 4370000 0 62.228.281 Rp5185690.083
46 95.306.156 11775000 0 107.081.156 Rp8923429.667
47 278.965.792 7536000 60000000 346.501.792 Rp28875149.333
48 62.556.000 5555000 0 68.111.000 Rp5675916.667
49 40.675.677 9706000 0 50.381.677 Rp4198473.083
50 88.239.521 4710000 0 92.949.521 Rp7745793.417
51 46.531.250 5095000 0 51.626.250 Rp4302187.50
52 46.200.794 9420000 0 55.620.794 Rp4635066.167
53 71.057.791 9100000 0 80.157.791 Rp6679815.917
54 70.198.180 17193500 0 87.391.680 Rp7282640.0
55 185.063.591 7536000 0 192.599.591 Rp16049965.917
56 157.782.375 0 48000000 205.782.375 Rp17148531.250
57 133.462.500 10962500 0 144.425.000 Rp12035416.667
58 185.085.000 3652500 0 188.737.500 Rp15728125.0
59 145.185.833 5555000 0 150.740.833 Rp12561736.083
60 265.496.648 0 0 265.496.648 Rp22124720.667
Jumla 5.814.376.840 310.788.666 430.800.000 6.555.965.506 546.330.459
h
Rata- 96.906.281 5.179.811 7.180.000 109.266.092 9.105.508
Rata
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020

Tabel 8 diatas menunjukan pendapatan petani kelapa sawit secara

keseluruhan adalah dengan rata-rata sebesar Rp 9.105.508 serta ,jumlah sebesar

Rp 546.330.459 dari 60 responden. Pendapatan petani dibagi atas 3 macam, yakni

pendapatan off farm, pendapatan on farm, dan pendapatan non farm. Pendapatan

off farm merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan luar usahatani tetapi

masih berkaitan dengan pertanian seperti buruh tani., sumber pendapatan rumah

tangga dari kegiatan buruh tani biasanya terdapat pada usahatani yang berbasis

lahan. Pendapatan on farm adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha
tani yang sedang di lakukan atau pendapatan dari usahatani kelapa sawit pola

swadaya. Serta pendapatan non farm adalah pendapatan rumah tangga petani yang

berasal dari usaha non pertanian setelah dikurangi dengan pengeluaran selama

proses usaha non pertanian, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun.

Jumlah pendapatan on farm petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan

Rimbo Bujang adalah sebesar Rp 5.814.376.840 dengan rata-rata sebesar Rp

96.906.281, sedangkan jumlah pendapatan off farm petani kelapa sawit pola

swadaya kecamatan Rimbo Bujang berasal dari dua usahatani, yaitu usahatani

pisang dan usahatani karet yakni sebesar Rp 310.788.666 dengan rata-rata sebesar

Rp 5.179.811. Jumlah pendapatan non farm yang diperoleh sebesar Rp

430.800.000 dengan rata-rata sebesar Rp 7.180.000. Pendapatan non farm petani

kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang berasal dari tiga macam

yaitu dari wirausaha, pegawai, dan guru.

Jumlah pendapatan kecamatan Rimbo Bujang secara keseluruhan adalah

sebesar Rp 6.555.965.506 per tahun dengan rata-rata Rp 109.266.092 per tahun.

Pendapatan total petani yang tertinggi sebesar Rp 346.501.792 serta yang terendah

sebesar Rp 39.717.958. Pendapatan kecamatan Rimbo Bujang, apabila dirata-

ratakan secara perbulannya adalah Rp 9.105.508 dari 60 responden dengan

pendapatan perbulan terendah adalah Rp 3.309.829,833 dan pendapatan perbulan

tertinggi adalah sebesar Rp 28.875.149,333. Terdapatnya perbedaan pendapatan

yang sangat jauh dikarenakan jumlah pendapatan dari pendapatan on farm,

pendapatan off farm, dan pendapatan non farm yang didapatkan juga berbeda-

beda. Hal itu disebabkan oleh petani yang sebagian hanya menghasilkan
pendapatan dari kelapa sawit sedangkan sebagian lagi menghasilkan pendapatan

dari pekerjaan sampingan atau usahatani lain.

4.5. Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Petani

Distribusi pendapatan petani kelapa sawit pola swadya kecamatan Rimbo

Bujang adalah suatu ukuran yang menggambarkan pola pembagian (distribusi)

pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit. Besar Indeks Gini yaang

mengalami ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0.50 - 0.70, ketidakmerataan

sedang berkisar antara 0.36 - 0.49 dan yang mengalami ketidakmerataan rendah

berkisar antara 0.20 – 0.35. Sebagai perbandingan yaitu dengan menggunakan

kriteria Bank Dunia dengan, mengetahui persentase pendapatan dari 40 persen

kelompok penduduk yang berpendapatan rendah. Berikut hasil analisis gini ratio

pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang :

Tabel 9. Hasil Analisis Gini Ratio Pendapatan On Farm Petani Kelapa Sawit
Pola Swadaya Kecamatan Rimbo Bujang
Kelompok %
Pendapatan Pendapatan
Pendapata Kumulatif Yi + Yi - 1 fi (Yi + Yi - 1)
On Farm Kumulatif
n Penduduk
40% rendah 1.130.409.689 19.44163098 19.44163098 19.441631 0.077766524
40% sedang 2.281.645.683 39.24144832 58.6830793 78.1247103 0.312498841
20% tinggi 2.402.321.468 41.3169207 100 178.12471 0.356249421
Jumlah 5.814.376.840 100 0.746514786
Gini Ratio 0.253485214
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020

Tabel 9 diatas menunjukan bahwa gini ratio yang didapat sebesar

0.25 yang artinya pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo

Bujang mengalami ketidakmerataan rendah, dimana 40% rendah sebesar Rp

1.130.409.689 dengan sample sebanyak 24 responden dari 60 responden, 40%

sedang sebesar Rp 2.281.645.683 dengan sample sebanyak 24 responden dari 60


responden, dan 20% tinggi sebesar Rp 2.402.321.468 dengan sample sebanyak 12

responden dari 60 responden. Ketidakmerataan rendah terjadi karena luas lahan

yang digunakan petani tidak mengalami perbedaan yang sangat jauh, hal itu

terlihat dari rata-rata luas panen kelapa sawit pola swadaya di kecamatan Rimbo

Bujang sebesar 5.45 ha, dan juga rata – rata petani disana menggunakan pupuk.

Peneliti terdahulu Afriani (2015) mengenai “Struktur dan distribusi Pendapatan

petani Kelapa Sawit Pola PIR di Desa Mekar jaya Kecamatan Kampar Kiri

Tengah Kabupaten Kampar” mendapatkan hasil yang sama yaitu distribusi

pendapatan menunjukkan ketimpangan rendah dengan gini ratio sebesar 0,164

menunjukkan tidak terjadi ketimpangan pendapatan pada petani kelapa sawit di

Desa Mekar Jaya Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar.

Total pendapatan petani adalah pendapatan yang didapat petani dari hasil

pendapatan on farm, pendapatan off farm, dan pendapatan non farm. Distribusi

total pendapatan petani kelapa sawit pola swadya kecamatan Rimbo Bujang

adalah suatu ukuran yang menggambarkan pola pembagian (distribusi) total

pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit. Berikut hasil analisis distribusi total

pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang:

Tabel 10. Hasil Analisis Gini Ratio Total Pendapatan Petani Kelapa Sawit
Pola Swadaya Kecamatan Rimbo Bujang
Kelompok %
Total Pendapatan
Pendapata Kumulatif Yi + Yi - 1 fi (Yi + Yi - 1)
Pendapatan Kumulatif
n Penduduk
3.72650878 3.72650878
40% rendah 1.307.431.187 4 3.726508784 4 0.01490604
7.50552330 14.9585408
40% sedang 2.633.283.809 6 11.23203209 7 0.05983416
88.7679679 114.958540
20% tinggi 31.143.898.051 1 100 9 0.22991708
Jumlah 35.084.613.047 100 0.30465728
Gini Ratio 0.69534272
Sumber : Analisis Data Primer, Tahun 2020
Tabel 10 diatas menunjukan bahwa gini ratio yang didapat sebesar 0.69

yang artinya pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo

Bujang mengalami ketidakmerataan tinggi, dimana 40% rendah sebesar Rp

1.307.431.187 dengan sample sebanyak 24 responden dari 60 responden, 40%

sedang sebesar Rp 2.633.283.809 dengan sample sebanyak 24 responden dari 60

responden, dan 20% tinggi sebesar Rp 31.143.898.051 dengan sample sebanyak

12 responden dari 60 responden.

Ketidakmerataan tinggi terjadi karena adanya perbedaan yg sangat jauh

diantara total pendapatan petani, hal itu disebabkan penghasilan petani yang

berbeda-beda. Sebgaian petani menghasilkan pendapatan hanya dari usahatani

kelapa sawit serta sebagian lagi menghasilkan pendapatan dari usahatani lain di

luar usaha tani kelapa sawit dan pendapatan non farm atau di luar usahatani.

Sehingga hipotesis yang mengatakan distribusi pendapatan petani kelapa sawit

pola swadaya adalah tidak merata diterima.

4.6. Implikasi Hasil Penelitian

Kecamatan Rimbo Bujang adalah kecamatan yang terdiri dari 8 desa yaitu,

Rimbo Mulyo (52,37 km2), Sapta Mulia (33,78 km2), Pematang Sapat (75,24

km2), Tegal Arum (47,46 km2), Tirta Kencana (54,81 km2), Purwo Harjo (55,31

km2), Perintis (49,58 km2), dan Wirotho Agung (38,37 km2). Kecamatan ini

berada di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Rimbo Bujang adalah kecamatan yang

yang paling maju di Wilayah Kabupaten Tebo, dengan jumah penduduk paling

tinggi, dan tingkat pendidikan yang tinggi pula.

Kelompok umur yang paling produktif pada usahatani kelapa sawit pola

swadaya di kecamatan Rimbo Bujang adalah kelompok umur yang berkisar antara
31-40 tahun sebanyak 25 orang atau sekitar 41,7%. Distribusi responden

berdasarkan tingkat pendidikan, hasilnya menunjukkan bahwa paling banyak

responden yang tamat SMA yaitu sebanyak 20 jiwa dengan presentase 33.3 %,

walaupun masih ada petani yang tamat SD dan juga yang belum tamat SD.

Keadaan yang menunjukan petani masih ada yang belum tamat SD artinya

kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya masih cukup rendah.

Distribusi pendapatan petani usahatani kelapa sawit pola sawadya

kecamatan Rimbo Bujang didapat gini ratio yang sebesar 0.25 yang artinya

pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang

mengalami ketidakmerataan rendah. Ketidakmerataan ini terjadi karena

pendapatan on farm yang dihasilkan petani tidak mengalami selisih yang sangat

jauh antara yang satu dengan yang lain. Untuk distribusi total pendapatan

dihasilkan gini ratio sebesar 0.69 yang artinya pendapatan petani kelapa sawit

pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang mengalami ketidakmerataan tinggi.

Ketidakmerataan tinggi ini terjadi karena adanya perbedaan jauh total pendapatan

petani antara yang satu dengan yang lainnya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan

pendapatan on farm, pendapatan off farm, dan pendapatan non farm yang

dihasilkan petani usahatani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kelompok umur yang paling produktif pada usahatani kelapa sawit pola

swadaya di kecamatan Rimbo Bujang adalah kelompok umur yang berkisar

antara 31-40 tahun sebanyak 25 orang atau sekitar 41,7%, sedangkan tingkat

pendidikan yang paling banyak adalah yang tamat SMA yaitu sebanyak 20

jiwa dengan presentase 33.3 % pada tahun 2019.

2. Jumlah pendapatan on farm petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan

Rimbo Bujang adalah sebesar Rp 5.814.376.840 dengan rata-rata sebesar Rp

96.906.281, sedangkan jumlah total pendapatan kecamatan Rimbo Bujang

adalah sebesar Rp 6.555.965.506 per tahun dengan rata-rata Rp 109.266.092

per tahun pada tahun 2019.

3. Distribusi pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya didapatkan gini ratio

sebesar 0.25 yang artinya pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya

kecamatan Rimbo Bujang mengalami ketidakmerataan rendah, sedangkan

untuk distribusi total pendapatan dihasilkan gini ratio sebesar 0.69 yang

artinya pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo

Bujang mengalami ketidakmerataan tinggi pada tahun 2019.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan demi

kemajuan usahatani kelapa sawit pola swadaya kecamatan Rimbo Bujang adalah :
1. Petani diharapkan menggunakan pupuk secara efisien serta tidak hanya

mengharapkan pendapatan dari usaha tani kelapa sawit saja, tetapi juga

mengahasilkan dari usaha tani lain untuk meningkatkan pendapatan yang lebih

tinggi.

2. Pemerintah diharapkan dapat memberikan inovasi-inovasi baru untuk

meningkatkan produksi kelapa sawit pola swadaya di kecamatan Rimbo

Bujang.

Anda mungkin juga menyukai