Anda di halaman 1dari 16

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Pemerintah Desa Dan BPD Dalam Membangun Desa Di Desa

Karangsono, Kecamatan Bangsalsari, Jember.

Desa Karangsono merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Bangsalsari Kabupaten Jember. Desa Karangsono terbagi menjadi 4 Dusun yakni

Dusun Krajan, Dusun Begelenan, Dusun Curah Keting dan Dusun Sukorejo.

Secara geografis Desa Karangsono terletak pada posisi 8 224‟02” Lintang

Selatan dan 113 515‟ 36” Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah

berupa daratan sedang yaitu sekitar 49 m diatas permukaan laut. Jarak tempuh

Desa Karangsono ke ibu kota kecamatan adalah 5 km, yang dapat ditempuh

dengan waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten

adalah 25 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 45 menit dan ibu kota

provinsi 350 km yang dapat di tempuh dengan waktu sekitar 4 jam.31

a. Batas-Batas Wilayah Desa Karangsono Meliputi:

Batas Utara : Desa Bangsalsari

Batas Timur : Desa Sukorejo kecamatan Bangsalsari

Batas Selatan:Desa Karangsemanding dan Desa Karangduren Kecamatan Balung

Batas Barat : Desa Paleran Kecamatan Umbulsari

b. Luas wilayah

Luas Wilayah Desa Karangsono adalah 757.6 Ha. Luas lahan terbagi ke dalam

beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,

31
Buku Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Desa karangsono
Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember Tahun 2018-2023, hlm. 15

35
pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang

diperuntukkan untuk pemukiman adalah 225,7 Ha. Luas lahan yang

diperuntukkan untuk pertanian adalah 480 Ha.

Luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 48.4 Ha.

Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk perkantoran 0,5 Ha,

2. Sekolahan 1,5 Ha,

3. Olahraga 1 Ha

4. Tempat pemakaman umum 1,5 Ha.

c. Sarana dan Prasarana

Perkembangan pembangunan sarana dan prasarana harus berdampak pada

perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang agar dapat meningkatkan

kualitas hidup masyarakat desa menjadi lebih baik. Untuk itu dalam suatu desa

pasti memiliki sarana prasarana yang digunakan untuk kepentingan warga desa

dalam kehidupan bermasyarakat. Dan berikut uraian sarana dan prasarana yang

ada di Desa Karangsono.32

1. Prasarana Kesehatan

Posyandu : 9 unit

Polindes : 1 unit

Bidan Desa : 2 orang

2. Prasarana Pendidikan

TK/PAUD : 5 unit

32
Ibid hlm 16

36
SD/MI : 5 unit

SLTP/MTs : 1 unit

SLTA/MA : 1 unit

TPA/TPQ : 6 unit

3. Prasarana Umum lainnya

Tempat Ibadah : 44 unit

Lapangan Olahraga : 1 unit

d. Potensi

Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk Desa

Karangsono adalah 8493 jiwa, dengan rincian 4.078 laki-laki dan 4.415

perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 2.221 Kepala

Keluarga.

Table 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia 33

No Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosentase

1 00 – 04 351 404 755 8.89 %

2 05 – 09 405 419 824 9.70 %

3 10 – 14 404 456 860 10.13 %

4 15 – 19 438 455 893 10.51 %

33
Ibid hlm 17-18

37
5 20 – 24 308 341 649 7.64 %

6 25 – 29 356 357 713 8.40 %

7 30 – 34 341 355 696 8.19 %

8 35 – 39 294 342 636 7.49 %

9 40 – 44 296 316 612 7.21 %

10 45 – 49 278 304 582 6.85 %

11 50 – 54 274 294 568 6.69 %

12 55 – 59 213 235 448 5.27 %

13 60 – 64 40 43 83 0.98 %

14 65 – 69 26 33 59 0.69 %

15 70 – 74 35 40 75 0.88 %

16 75 + 19 21 40 0.47 %

Jumlah Total 4078 4415 8493 100 %

Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun.

Desa Karangsono sekitar 45,78 atau hampir 48%. Hal ini merupakan modal

berharga bagipengadaan tenaga produktif dan SDM.

Tingkat kemiskinan di Desa Karangsono masih termasuk cukup tinggi. Dari

38
jumlah 2.221 KK di atas, sejumlah 698 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera, 515

KK tercatat Keluarga SejahteraI, 962 KK tercatat Keluarga Sejahtera II, 1004 KK

tercatat Keluarga Sejahtera III dan 489 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK

golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan

miskin, maka lebih 50% KK Desa Karangsono adalah keluarga miskin. Dan 97

orang penerima bantuan BLT-DD

Table 2: Tamatan Sekolah

No Macam Pekerjaan Jumlah Prosentase

1 Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas 836 orang 16,22 %

2 Tidak Tamat SD 1084 orang 21,94 %

3 Tamat Sekolah SD 1758 orang 35,58 %

4 Tamat Sekolah SMP 551 orang 11,15 %

5 Tamat Sekolah SMA 624 orang 12,63 %

6 Tamat Sekolah PT/ Akademi 82 orang 1,66 %

7 Pasca Sarjana 6 orang 0,12 %

Jumlah 4.941 orang 100 %

Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk

Desa Karangsono hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan

wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya

manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan

39
tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan

berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.

Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Karangsono , tidak terlepas dari

terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah

ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di Desa

Karangsono baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP),

sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang

relatif jauh.

Table 3: Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya

Macam Pekerjaan Jumlah Presentase

No

1 Pertanian 3.621 orang 76,62 %

2 Jasa Pemerintahan 93 orang 1,97 %

3 Jasa Perdagangan 112 orang 2,37 %

4 Jasa Angkutan 15 orang 1,54 %

5 Jasa Ketrampilan 215 orang 4,55 %

6 Jasa lainnya 640 orang 13,54 %

7 Sektor Industri 30 orang 0,63 %

Jumlah 4.726 orang 100 %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Karangsono

40
masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk

usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 4.726 orang dari jumlah angkatan kerja

sekitar 7.644 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka

pengangguran di Desa Karangsono.

SRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KARANGSONO34

Table 4 : Daftar Nama-Nama Anggota BPD Karangsono Kecamatan

Bangsalsari, Kabupaten Jember masa bakti tahun 2018-2024 sesuai dengan

lampiran keputusan Bupati Jember Nomor : 188.45/42/KTUN/1.12/2020.

Tanggal 1 juli 2020.35

No Nama Jabatan LK/PR

1 Nur Hadi Ketua LK

2 Maskon Efendi Wakil Ketua LK

3 Supiyati Sekretaris PR

34
Lampiran peraturan desa karangsono
35
Keputusan bupati jember nomor 188.45/42/ktun/1.12/2020 hlm 3

41
4 Sunarto Anggota LK

5 Hendrik Siswanto Anggota LK

6 Retno Widianingrum Anggota PR

7 Moh. Roji Anggota LK

8 Kholaifi Anggota LK

9 Yoenanto Ripto .W. Anggota LK

Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh

Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD. Hubungan antara

Pemerintah Desa dan BPD diatur juga dalam Bab VII Peraturan Desa Undang-

Undang Nomor 6 Tahun2014 Tentang Desa, Berbunyi :

Pasal 69

(1) Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama Kepala
Desa, dan peraturan Kepala Desa.
(2) Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan yang lebih
tinggi.
(3) Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa harus mendapatkan evaluasi
dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa.

42
Tabel APBDes Realisasi Tahun 2020
Desa Karangsono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember (sumber: Laporan
APBDes Desa Karangsono0
Pendapatan uraian realisasi

Rp 2.161.058.828,00 Pendapatan asli Rp. 270.000.000;00

desa

Rp. 270.000.000;00

Alokasi dana desa Rp. 672.238.000;00

Rp. 671.138.000;00

Dana desa Rp. 1.120.483.828;00

Rp. 1.120.483.828;00

BGH Pajak dan Retribusi

Rp. 99.437.000;00

Bantuan keuaangan lain

Rp. 0

Belanja Rp. 2.161.058.828;00

Bidang penyelenggara Rp. 892.415.000;00

pemerintah

Rp. 892.415.000;00

Bidang pembangun desa Rp. 892.415.000;00

Rp. 880.433.820;00

Bidang pembinaan Rp. 110.660.000;00

masyarakat desa

43
Rp. 110.660.000;00

Bidang pemberdaya Rp. 12.000.000;00

masyarakat

Rp. 12.000.000;00

Bidang penanggulangan Rp. 265.550.000;00

bencana desa

Rp. 265.550.000;00

Berdasarkan survey APBDes Desa Karangsono sudah dilakukan secara

transparansi sesuai dengan apa yang ada di Undang-Undang No 6 Tahun 2014 dan

diawasi oleh BPD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut

APBDes, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa (PP No 43 tahun

2014 Pasal 1 Ayat 10). BAB VIII bagian ke 1 dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa Keuangan Desa adalah semua hak

dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa

uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 71 Ayat (1) menimbulkan

pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.

Hubungan pemerintah desa dan BPD di desa Karangsono Kecamatan

Bangsalsari kabupaten Jember dalam menjalankan semua program desa BPD dan

pemerintah desa saling bekerjasama dengan mengadakan rapat atau musyawarah

dalam membuat program desa yaitu tentang pembangunan desa terutama

pembangunan di berbagai bidang yang sudah disepakati bersama dan yang akan

44
dilaksanakan agar program desa berjalan dengan baik. Meskipun kadang ada

perbedaan pendapat tetapi masih bisa diselesaikan secara musyawarah mencapai

mufakat.36 Sebagaimana hasil wawancara dari kepala desa Karangsono dan ketua

BPD desa Karangsono bahwa dalam melaksanakan program kerja pemerintahan

desa Karangsono selalu melakukan sinergi antara kepala desa dengan ketua dan

anggota BPD desa Karangsono: Sebagaimana juga telah diatur dalam bagian

keenam tentang musyawarah desa pada:

pasal 54 ayat (1) : Musyawarah desa merupakan forum permusyawaratan yang


diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Saya sebagai BPD sangat terbantu dengan adanya pasal ini sebagai payung hukum

dalam menjalankan program Desa Karagsono Kabupaten Jember agar pemerintah

desa tidak sepihak dalam membuat kebijakan dan kami selalu menjadi mitra

dalam melaksanakan pembangunan desa.37

Ayat (2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan BUM Desa;
f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
g. kejadian luar biasa.

Ayat (3) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan


paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun. Ayat (4)Musyawarah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.

36
Wawancara dengan Kepala Desa Karangsono Bapak Moh Ahrul Fatah pada tangga l 5 April
2021 pukul 10,30 wib diBalai Desa Karangsono
37
Wawancara dengan Bapak Nur Hadi Ketua BPD Karangsono pada tanggal 5 april 2021 pukul
12.30 diBalai Desa Karangsono

45
Selain bermitra antara Kepala Desa dan BPD, juga saling berperan dalam

menjalankan roda Pemerintahan desa dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya masing-masing yang telah ditetapkan oleh undang-undang.

Sesuai dengan Pasal 55 huruf b Undang-Undang No 6 tahun 2014 Dalam

penyelenggaraan Pemerintah Desa, kepala desa dan BPD Desa Karangsono

Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember mempunyai tugas bersama yaitu

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat yang

telah diterima oleh BPD dan kepala desa maka akan diakomodasikan atau di

tampung oleh kepala desa dan BPD akan untuk diselesaikan masalah tersebut

sekecil apapun itu aspirasinya. Fungsi Kepala Desa dan BPD dalam pembangunan

yakni membuat perencanaan pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud disusun oleh

Pemerintah Desa Karangsono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember secara

partisipasif dengan melibatkan seluruh masyarakat.

Berdasarkan Tinjauan dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa. Penulis mengemukakan argumentasi sesuai dengan apa analisa data yang

ada, Hubungan Pemerintah Desa dan BPD Desa Karangsono telah mengalami

peningkatan hubungan yang cukup baik yang bersifat kemitraan, konsultatif, dan

koordinatif. misalkan dalam aturan perundang-undang telah mengarahkan kedua

pihak, pemerintah desa dan BPD untuk konsisten menjalankan fungsi, tugas dan

wewenang masing-masing terdapat pada pasal 1 angka 2, 3 dan 4 Undang-Undang

Nomor 6 tahun 2014 tentang desa yaitu ;

46
(2) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
(3) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Angka
(4) Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis

BPD dalam menetapkan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa yaitu

dimulai dari Tahap perancangan, perumusan, dan penyusunan peraturan desa telah

dilaksanakan dengan baik dan juga melibatkan partisipasi masyarakat, dan fungsi

pengawasan dari BPD terhadap jalannya pemerintahan desa yang di laksanakan

pemerintah desa sudah cukup baik, baik terkait dengan pengawasan peraturan

desa maupun pengawasan terhadap kinerja dari Kepala Desa.

3.2 Faktor apa saja yang menjadi kendala pemerintah desa dan badan

permusyawaratan desa dalam rangka menjalankan hubungan pemerintahan

di Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari, Jember.

Faktor yang menjadi kendala di desa Suak Putat dalam hubungan Pemerintah desa

dan BPD dalam rangka menjalankan hubungan Pemerintahan di desa Karangsono

kabupaten Jember hasil dari wawancara dari pemerintah desa adalah:

1. Pelaksanaan hubungan kerja yang kurang harmonis dan menunjukkan

kecenderungan terjadinya dominasi BPD dan juga kepala desa tanpa harus

melibatkan berbagai “stake holder”. Dominasi ini terjadi karena adanya

persepsi yang salah dan cenderung menyimpang akan ketentuan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

47
2. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang fungsi dan

kewenangan BPD juga telah memberikan peluang terjadinya over capacity

yang diartikan bahwa anggota BPD dalam hal ini kedua instrumen, kepala

desa dan BPD kurang memahami tupoksinya masing-masing dan

menyebabkan BPD tidak faham apa yang sudah dimusyawarahkan bersama

diforum.

3. Wujud konkrit akibat hubungan yang tidak harmonis antara kepala desa dan

BPD terlihat dalam proses-proses penyusunan dan penetapan peraturan desa,

penyusunan dan penetapan anggara pendapatan dan belanja desa (APBD),

pelaksanaan peraturan desa dan pelaksanaan pertanggungjawaban kepala desa.

Hubungan kerja Kepala Desa dan BPD dalam proses-proses tersebut,

menunjukkan adanya ketergantungan yang begitu besar dari Kepala Desa atas

persetujuan yang diberikan oleh BPD. Dimana BPD hanya berupa lembaga

yang menyetujui, kurang berperan aktif dalam menjalankan tugas dan

fungsinya. Sehingga seringkali kondisi demikian menimbulkan ketidaksinkron

antara Kepala Desa dengan BPD.

4. Dan juga terdapat faktor yang menyebabkan Kepala Desa dan BPD sering

terjebak dalam perbedaan dan pertentangan yang mengarah kepada terjadinya

konflik, diantaranya adalah adanya sikap dan perilaku khususnya Kepala Desa

yang masih ingin mempertahankan kekuasaan, terbatasnya kualitas sumber

daya manusia, lemahnya komunikasi dan koordinasi, keterbatasan anggaran

operasional BPD, rendahnya partisipasi masyarakat, kendala yuridis serta

kendala politis dan juga komunikasi antara Kepala Desa dan BPD kurang baik

48
sering terjadi miskomunikasi jika tidak dijelaskan secara Detail, SDM dari

BPD juga tergolong masih rendah.

Penulis dapat mengemukakan hasil observasi yang dilakukan dilapangan,di


kantor desa Karangsono dengan melakukan wawancara langsung dengan BPD
dan Sekretaris Desa yaitu 38:
“Bahwa secara umum yang sudah selama ini diamati selama ini hubungan antara
Pemerintah Desa dengan BPD selain menimbulkan dampak hubungan yang baik
diantaranya: adanya kerjasama yang baik, yang pertama, BPD dan pemerintah
desa saling bekerjasama dengan mengadakan rapat atau musyawarah dalam
merancang atau membuat program desa minimal sekali dalam 1 (satu) Tahun
sesuai dengan Pasal 54 ayat 1 dan 3. Kedua, Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa merupakan lembaga desa yang bermitra dalam
melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan pasal 24,
sehingga kesenjangan antara pihak pemerintah desa dan BPD bisa dijaga karena
prinsip mitra. Ketiga, dimana dalam struktur organisasi pemerintahan desa
karangsono terdapat pola hubungan yang sejajar antara Pemerintah Desa dan
badan permusyawaratan desa (BPD) dalam penyelenggaraan pemerintah desa
terutama pada saat perumusan dan pembahasan Peraturan Desa. Kepala Desa dan
BPD sama-sama harus sepakat sebelum ditetapkan dan diberlakukan Peraturan
desa tersebut. Sebagaimana diatur dalam perundang-undangan, pada pasal 1 ayat
(7). Keempat, dalam pelaksanaan penyusunan program di tingkat Desa Kepala
Desa bersama BPD Desa Karangsono, selalu diawali dengan adanya dan
mengadakan Musrembang dengan lembaga-lembaga yang ada yaitu LPM dan di
LPM itu sudah masuk seksi yang berkaitan dengan seksi kebijakan dan seksi
inilah yang membawakan kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan
masalah-masalah perencanaan pembangunan. Kelima, Pemerintah Desa dan BPD
Desa Karangsono dalam merencanakan program-program selalu
mengkordinasikan bersinergis dan memberikan informasi kepada masyarakat di
sampaikan dalam suatu musyawarah Desa dan lain-lain”.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi Kendala Pemerintah Desa dan BPD dalam

rangka menjalankan hubungan pemerintahan di desa Karangsono kabupaten

jember dari hasil wawancara langsung dengan Kepala Desa adalah39 :

38
Wawancara dengan Sekretaris Desa dan BPD karangsono pada tangal 06 April 2021
39
Wawancara dengan Kepala Desa Karangsono pada tanggal 06 April 2021

49
“ Kurangnya harmonisnya BPD dan Kepala Desa, cenderung melihatkan dominasi
antara BPD dan Kepala Desa, Juga SDM dari BPD yang masih rendah terjadi
karena adanya persepsi yang salah dan terjadi menyimpang akan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya rumusan kebijakan yang
telah disepakati ditingkat atas perangkat desa dan kepala desa yaitu musrembang,
kemudian dibawah ke rapat tahunan di tingkat Desa Karangsono Kecamatan
Bangsalsari Kabupaen Jember. Pada saat diajalankan musyawarah tersebut
perencanaan atau perumusan kebijakan terkadang hampir setiap musrebang terjadi
perbedaan pendapat antara BPD dan Pemerintah Desa yang berujung BPD tidak
mendukung program kerja desa. Disebabkan itu semua adalah adnya faktor
kurangnya pengetahuan dan pengalaman mengenai tugas dan fungsi yang dimiliki
anggota BPD Desa Karangsono, dan yang sempat memanas antara pemerintah
desa dan BPD adalah sering terjadi intrik politik (perbedaan dukungan pemlihan),
kemudian sering terjadi pengelompokkan-pengelompokkan perbedaan pendapat,
antara ketua dan anggota internal BPD sendiri dan kepala desa menjadi penengah
dalam penyelesaian internal BPD dengan melakukan mediasi terhadap
permasalahan hal tersebut”

50

Anda mungkin juga menyukai