BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Hubungan antara pemerintah desa dan BPD Desa Karangsono Kecamatan

Bangsalsari dalam membagun desa hampir dilakukan dengan cara yang sesuai

dengan aturan yang ada yaitu dengan musyarawah terlebih dahulu dan

hubungan antara keduanya harmonis mengingat keduanya memiliki hubungan

yang tidak bisa dipisahkan sebagai mitra yang harus bersinergi membangun

desa. Hubungan antara Kepala Desa Dan BPD diatur dalam pasal 1 angka 7

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yaitu Kepala Desa dan

BPD membahas dan menyepakati bersama peraturan Desa juga tertuang pada

Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 yaitu Kepala Desa dan

BPD memprakarsai perubahan status desa menjadi kelurahan melalui

musyawarah. Pasal 69 juga merupakan hubungan Pemerintah Desa dan BPD

tentang APBDes.

2. Faktor yang menjadi kendala dapat disimpulkan dengan tidak adanya kesatuan

tindakan, kurangnya komunikasi, dan kurangnya disiplin terutama untuk

angoota BPD Desa Karangsono. Bahwa SDM dari anggota BPD rendah,

Komunikasi antara BPD dan Kepala Desa yang sering terjadi miskomusikasi

karena BPD tidak memahami apa tupoksinya itulah yang menjadi kendala

tersendiri.

51
4.2 Saran

Dari Hasil Pembahasan pada bab III, maka penelitian ini mengemukakan

beberapa saran yang kiranya dapat menunjang dan membantu kelancaran

dalam usaha meningkatkan pembangunan desa di berbagai bidang di Desa

Karangsono Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember yaitu:

1. Pemerintah Desa dan BPD hendaknya terus bekerja sama untuk meningkatkan

pembangunan desa di berbagai bidang dan ditingkatkan lagi komunikasi yang

baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

2. Partisipasi Masyarakat setempat diharapkan agar selalu melibatkan

masyarakat, agar terciptanya hubungan antara Pemerintah Desa, BPD dan

masyarakat erat dan harmonis. Terutama melibatkan masyarakat

pembangunan di berbagai bidang untuk kesejahteraan Masyarakat

52