Anda di halaman 1dari 18

PERATURAN BERSAMA

KEPALA DESA : PEKAN BANDAR KHALIFAH Nomor :


KEPALA DESA : KAYU BESAR Nomor :
KEPALA DESA : GELAM SEI SERIMAH Nomor :
KEPALA DESA : JUHAR Nomor :
KEPALA DESA : BANDAR TENGAH Nomor :

TENTANG
KERJASAMA ANTAR DESA
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KEPALA DESA : PEKAN BANDAR KHALIFAH
KEPALA DESA : KAYU BESAR
KEPALA DESA : GELAM SEI SERIMAH
KEPALA DESA : JUHAR
KEPALA DESA : BANDAR TENGAH

Menimbang : a. Pasal 92 ayat 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa Kerja


Sama Antar Desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa
melalui kesepakatan musyawarah antar desa.

b. Pasal 92 ayat 3 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Bahwa Kerja


sama antar-Desa dilaksanakan oleh badan kerja sama antar-Desa
yang dibentuk melalui Peraturan Bersama Kepala Desa.

c. Bahwa Peraturan Bersama kepala Desa merupakan pedoman dasar


bagi pengurus badan kerjasama antar-Desa dalam menyusun
Anggaran dan Anggaran rumah Tangga.

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk peraturan bersama
kepala Desa Tentang Badan Kerjasama Antar Desa.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah


2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Kerjasama Desa
6. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 32 Tahun
2007 Tentang Kerjasama Antar Desa.
1
7. Peraturan Desa Pekan Bandar KhalifahNomor ……Tahun ……
Tentang Kerjasama Desa.
8. Peraturan Desa Kayu Besar Nomor…… Tahun ……. Tentang
Kerjasama Desa.
9. Peraturan Desa Gelam Sei Serimah Nomor …… Tahun ……..
Tentang Kerjasama Desa.
10. Peraturan Desa Juhar Nomor ……. Tahun ……. Tentang Kerjasama
Desa.
11. Peraturan Desa Bandar Tengah Nomor ……. Tahun …… Tentang
Kerjasama desa.
12. Surat Keputusan Bersama Kepala Desa Pekan Bandar Khalifah
Nomor ……. Tahun 2014 Tentang Kerjasama Antar Desa
13. Surat Keputusan Bersama Kepala Desa Kayu Besar Nomor …….
Tahun 2014 Tentang Kerjasama Antar Desa
14. Surat Keputusan Bersama Kepala Desa Gelam Sei Serimah Nomor
……. Tahun 2014 Tentang Kerjasama Antar Desa
15. Surat Keputusan Bersama Kepala Desa Juhar Nomor ……. Tahun
2014 Tentang Kerjasama Antar Desa
16. Surat Keputusan Bersama Kepala Desa Bandar Tengah Nomor …….
Tahun 2014 Tentang Kerjasama Antar Desa

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bersama Kepala Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Kepala Desa adalah Kepala Desa yang besepakat membentuk Peraturan bersama kepala desa
ini.

2. BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa di Desa-Desa yang memutuskan untuk


melaksanakan Kerjasama Antar Desa dengan membentuk Badan Kerjasama Antar Desa
Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai

3. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asalusul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat


setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

2
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

6. Musyawaraha antar desa adalah forum musyawarah tertinggi untuk pengambilan keputusan
yang dihadiri oleh seluruh anggota Badan Kerjasama Antar Desa.
7. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar desa atau desa dengan pihak
ketiga dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
8. Badan Kerjasama Desa (BKD) adalah lembaga di tingkat desa yang dibentuk untuk mewakili
desa dalam melaksanakan kerjasama desa.

9. Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) adalah lembaga yang didirikan untuk menjadi
pelaksana kerjasama antar desa di tingkat kecamatan yang terdiri dari anggota-anggota
Badan Kerjasama Desa.

10. Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa, adalah perangkat kelembagaan yang bertugas
menjalankan operasionalisasi bidang-bidang kegiatan yang dikerjasamakan dalam Badan
Kerjasama antar Desa, disingkat menjadi Unit Kerja BKAD.

6. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

8. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dari 2
(dua) Desa atau lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa.

9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

10. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

11. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa.

12. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya
yang sah.

13. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan


kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa.
3
14. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

16. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

17. Menteri adalah menteri yang menangani Desa.

BAB II

JENIS DAN RUANG LINGKUP KERJASAMA ANTAR DESA

Pasal 2

Ruang lingkup kerjasama antar desa yang diatur didalam keputusan bersama kepala desa ini
meliputi :
a. Kerjasama antar-Desa dalam wilayah Kecamatan
b. Kerjasama antar desa dengan pihak ketiga

Pasal 3

Ruang lingkup kegiatan kerjasama antar desa yang disepakati untuk dilaksanakan adalah
kerjasama pelestarian sistem kelembagaan dan asset Program PNPM Mandiri Perdesaan dan
Program Pemberdayaan Masyarakat lainnya termasuk pengembangan usaha bersama yang
dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing, kegiatan kemasyarakatan,
pelayanan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat antar desa dan/atau keamanan ketertiban.

Pasal 4

Bidang kegiatan kerjasama antar desa yang dapat dilakukan untuk memenuhi ruang lingkup
kegiatan sebagaimana didalam pasal 3 adalah :

a. Kerjasama pengelolaan asset dana bergulir milik masyarakat desa-desa di kecamatan Bandar
Khalifah oleh unit kerja pelaksana Kerjasama Antar Desa.

b. Kerjasama pelestarian sarana dan prasarana dalam bentuk penyelenggaraan monitoring,


evaluasi dan penguatan kapasitas lembaga pelestarian hasil-hasil kegiatan di desa oleh unit
kerja pelaksana Kerjasama Antar Desa yang membidangi pelestarian sarana dan prasarana.

c. Kerjasama pengembangan potensi sumber daya dan asset desa melalui pengembangan
ekonomi perdesaan.
4
d. Kerjasama advokasi kebijakan publik, hasil-hasil perencanaan pembangunan partisipatif
kepada pemerintah daerah dan DPRD demi terwujudnya integrasi sistem perencanaan
didukung regulasi dan penganggaran yang dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat.

e. Kerjasama penanganan permasalahan dana bergulir yang disebabkan oleh masalah


manajerial maupun implementasi kegiatan

f. Kerjasama pengembangan kapasitas masyarakat dan kelembagaan melalui pengembangan


pelatihan oleh unit kerja pelaksana Kerjasama Antar Desa yang membidangi penguatan
kapasitas masyarakat.

Pasal 5

Kerjasama Antar Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dalam bidang :

a. peningkatan perekonomian masyarakat desa;


b. peningkatan pelayanan pendidikan;
c. kesehatan;
d. sosial budaya;
e. ketentraman dan ketertiban;
f. pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan;
g. tenaga kerja;
h. pekerjaan umum;
i. batas desa; dan
j. lain-lain kerjasama yang menjadi kewenangan desa.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 6

Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimaksudkan untuk kepentingan desa
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasal 7

(1) Kerjasama Desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah
ketimpangan antar Desa;
(2) KeIjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berorientasi pada kepentingan dan
aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.

5
BAB IV
PELAKSANA KERJASAMA ANTAR DESA

Bagian Kesatu

Lembaga Pelaksana Kerjasama Antar Desa

Pasal 8

Pelaksana Kerjasama Antar Desa adalah Badan Kerjasama Antar Desa Kecamatan……

Pasal 9

Badan Kerjasama Antar Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 terdiri dari :

a. Anggota Badan Kerjasama Antar Desa


b. Pengurus Harian Badan Kerjasama Antar Desa; dan
c. Unit-Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 10

Anggota BKAD sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Huruf (a) adalah seluruh anggota Badan
Kerjasama Desa dari desa-desa yang bersepakat melakukan Kerjasama Antar Desa.

Pasal 11

Pengurus harian BKAD sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 Huruf (b) terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekertaris ; dan
c. Bendahara

Bagian Kedua

Persyaratan Pengurus Harian Badan Kerjasama Antar desa

Pasal 12

Pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa berasal dari anggota Badan Kerjasama Antar Desa,
yang telah diseleksi dan dinyatakan memenuhi syarat untuk dipilih menjadi pengurus harian
dalam Musyawarah Antar Desa.

Pasal 13

(1) Dalam rangka mengoptimalkan peran yang harus dijalankan, seseorang yang akan
mencalonkan diri menjadi pengurus BKAD harus memiliki kualifikasi minimal, sebagai
berikut:
a. Jujur.
6
b. Bertanggung jawab.
c. Mempunyai jiwa kader dan pengabdian kepada masyarakat
d. Mempunyai pengalaman dalam organisasi
e. Mempunyai bakat kepemimpinan lokal
f. Memiliki visi dan perspektif membangun masyarakat
g. Mempunyai ketrampilan komunikasi dan fasilitasi.
h. Mempunyai kemampuan/keterampilan dalam melakukan resolusi penyelesaian masalah.
i. Mempunyai motivasi untuk mengembangkan lembaga dan atau organisasi.

(2) Kualifikasi sebagaimana dimaksud didalam ayat 1 perlu didukung kapasitas yang berkaitan
dengan bakat, jiwa/karakter, pengalaman sosial, visi, ketrampilan sosial, pengetahuan.

Bagian Ketiga

Makanisme Pencalonan dan Seleksi Calon Pengurus Harian


Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 14

Langkah-langkah fasilitasi untuk mendapatkan calon pengurus harian Badan Kerjasama Antar
Desa adalah :
1. Sosialisasi ke desa tentang rekrutmen calon pengurus harian
2. Pengajauan nama calon pengurus harian dari tiap desa
3. Seleksi calon pengurus harian

Pasal 15

Seleksi calon pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa dilakukan di kecamatan, melalui test
tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh panitia seleksi pengurus harian Badan Kerjasama
Antar Desa .

Pasal 16

(1) Panitia seleksi pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa dapat berasal dari unsur :
a. Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
b. Lembaga Swadaya Masyarakat di Kecamatan/Lembaga lain yang kompeten
c. Unsur masyarakat kecamatan yang kompeten
(2) Fasilitasi proses pembentukan Panitia Seleksi Calon Pengurus Badan Kerjasama Pada
Kecamatan yang menjadi lokasi PNPM Mandiri Perdesaa atau Program Pemberdayaan
lainnya dapat dibantu oleh Fasilitator/Tenaga Pendamping Program-program tersebut.
(3) Fasilitasi pembentukan Panitia Seleksi Calon Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa diluar
lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Atau Program sejenis lainnya dilakukan oleh
Camat/Sekertaris Kecamatan

Pasal 17

Metoda dan proses penjaringan bakal calon pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa diatur
didalam Kerangka Acuan Seleksi yang disusun oleh Panitia Seleksi Bakal Calon Pengurus Badan

7
Kerjasama Antar Desa.

Pasal 18

Panitia seleksi bakal calon pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa Sekurang-kurangnya
dapat menetapkan 5 (lima) orang calon yang dapat dipilih menjadi pengurus harian Badan
kerjasama Antar Desa dalam Musyawarah Antar Desa.

Pasal 19

Hasil seleksi oleh panitia seleksi calon pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa untuk
menetapkan calon pengurus yang memnuhi syarat untk dipilih menjadi pengurus harian BKAD
ditetapkan dengan Surat Keputusa Panitia Seleksi Calon Pengurus Harian Badan Kerjasama
Antar Desa.

Bagian Keempat

Pemilihan Pengurus Unit-Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 20

(1) Dalam rangka efektipitas pelaksanaan Kerjasama Antar Desa Badan Kerjasama Antar Desa
membentuk unit kerja sesuai bidang yang dikerjasamakan.
(2) Personil Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa berasal dari tenaga profesional yang
direkrut sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dibutuhkan.
(3) Unit kerja Badan Kerjasama Antar Desa sekurang-kurangnya terdiri dari Unit Kerja
Pelaksana Teknis, Unit Kerja Verifikasi dan Unit Kerja Pengawasan seluruh kegiatan
Kerjasama Antar Desa.

Pasal 21

Proses rekrutmen calon pengurus Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa dilakukan melalui
pengumuman terbuka kepada semua desa, untuk selanjutnya setiap calon yang diusulkan oleh
desa diseleksi oleh pengurus harian.

Pasal 22

Calon pengurus Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa yang memenuhi kualifikasi diajukan
oleh pengurus harian kepada Musyawarah Antar Desa untuk dipilih menjadi pengurus harian
berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 23

(1) Masa kerja kepengurusan di dalam Badan Kerjasama Antar desa dibatasi dalam periode
kepengurusan yang diatur didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
ditetapkan melalui Musyawarah Antar Desa (MAD).

8
(2) Pembatasan periodisasi dimaksudkan untuk melakukan penyegaran, regenerasi dan
pemerataan pengalaman mengurus organisasi. Setelah berakhir masa bakti seseorang dalam
kelembagaan antar desa, maka yang bersangkutan dapat dipilih dan diangkat kembali di
lembaga atau unit kerja yang berbeda.

Pasal 24

Mekanisme pemilihan pengurus Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa oleh Musyawarah Antar
Desa sebagaimana dimaksud pasal 22 diatur lebih lanjut didalam Anggaran Dasar Badan
Kerjasama Antar Desa.

Pasal 25

Hasil pemilihan pengurus Unit Kerja Badan Kerjasama Antar Desa oleh Musyawarah Antar Desa
dituangkan didalam Berita Acara Pemilihan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus
Harian Badan Kerjasama Antar Desa.

Bagian Kelima

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Badan Kerjasama Antar desa

Pasal 26

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama Antar Desa digunakan :
1. Sebagai acuan dasar bagi organisasi Badan Kerjasama Antar Desa dan Unit-Unit Kerja
dibawahnya.
2. Sebagai Pedoman dasar hubungan kelembagaan antar desa
3. Sebagai acuan penyusunan Standar Opersional Prosedur (SOP) unit-unit kerja dibawah
Badan Kerjasama Antar Desa
4. Sebagai dasar pengambilan keputusan bagi organisasi

Pasal 27

Dalamrangka menjamin aspirasi dan menumbuhkan rasa memiliki serta menjunjung tinggi prinsip
keterbukaan, penyusunanAnggaranDasardanAnggaran RumahTanggaBadan Kerjasama Antar
Desa harus melibatkan perwakilan BKD desa serta komponen masyarakat lainnya yang dianggap
memiliki kapasitas dalam menyusun AD/ART tersebut.

Pasal 28

(1) Fasilitasi penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama Antar
Desa dibantu oleh Fasilitator/Pendamping Program PNPM Mandiri Perdesaan atau program
sejenis lainnya.

(2) Fasilitasi Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama Antar

9
Desa di kecamatan yang sudah tidak lagi menjadi lokasi program pemberdayaan masyarakat
dilakukan oleh Fasilitator Kabupaten Program PNPM Mandiri Perdesaan atau program sejenis
lainnya.

Pasal 29

Hal-hal yang wajib diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah :

a. Musyawarah Antar Desa (MAD) adalah forum tertinggi pengambilan keputusan BKAD.
Penyusunan dan penetapan AD/ART organisasi dilakukan dan ditetapkan dalam MAD.
b. AD sekurang-kurangnya memuat tentang Para pendiri BKAD; dasar dan azas organisasi;
visi-misi dan tujuan organisasi; tata cara pembentukan dan pembubaran organisasi;
keanggotaan dan kepengurusan; tata cara pemilihan dan pemberhentian anggota, pengurus
atau staf profesional; kekayaan/harta benda.
c. ART mengatur tentang, mekanisme kerja dan fungsi, tugas, hak dan kewajiban, peran dan
tanggung jawab BKAD serta tata hubungan dengan unit-unit kerja dibawahnya.
d. Kepengurusan BKAD terdiri dari Pengurus Harian dan Anggota.
e. Pengurus Harian tidak berasal dari unsur Kepala Desa atau Ketua BPD, dengan
pertimbangan bahwa Pengurus Harian bekerja secara penuh waktu. Untuk itu diperlukan
pengaturan mekanisme insentif dan biaya operasional kantor . Tugas Pengurus Harian :
1. Ketua: bertindak sebagai penanggung jawab secara menyeluruh pengelolaan kegiatan
kerjasama antar desa;
2. Sekretaris: bertugas mengerjakan urusan administrasi kesekretariatan dan membuat
laporan pengelolaan seluruh kegiatan (termasuk pengelolaan PNPM Mandiri Perdesaan)
dan laporan rekapitulasi seluruh aktifitas unit kerja dibawahnya.
3. Bendahara: bertugas melakukan pengelolaan keuangan BKAD dan menyusun laporan
keuangan;
4. Anggota BKAD adalah seluruh anggota BKD sekaligus bertindak sebagai mandataris
dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) yaitu 6 (enam) orang wakil per desa terdiri dari
1Kepala Desa, 1 orang wakil dari BPD, 1 orang wakil dari Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat/nama-sebutan lain yang sejenis, dan 3 (tiga) orang wakil masyarakat
(sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dari keenam wakil tersebut adalah perempuan).

Pasal 30

Dalam menyusun Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga beberapa ketentuan dasar yang
perlu diperhatikan adalah :

a. Memperhatikan ketentuan PTO PNPM Mandiri Perdesaan, karakteristik lokal, dan


pengalaman selama ini,
b. Memuat sekurang-kurangnya status definisi dan kepemilikan, keanggotaan dan keterwakilan,
hubungan antar kelembagaan, kewenangan mengambil keputusan, bentuk-bentuk keputusan,
serta sasaran yang harus dicapai.
c. Menjelaskan definisi dan kepemilikan mencakup ketentuan umum, nama tempat dan
kedudukan, serta azas BKAD.
d. Menjelaskan keanggotaan dan keterwakilan mencakup keanggotaan, kepengurusan dan masa
bakti.
e. Pencapaian sasaran menjabarkan visi dan misi BKAD.
f. Bab tentang ketentuan umum berisi pasal tentang status kepemilikan, keanggotaan, cara
mengambil keputusan, serta kewenangan BKAD.
g. Bab tentang nama, tempat kedudukan berisi nama dan alamat kedudukan BKAD.

10
h. Bab tentang azas BKAD berisi azas ideal dan azas operasional.
i. Bab tentang keanggotaan berisi pasal tentang status, hak dan kewajiban anggota.
j. Bab tentang kepengurusan berisi pasal tentang syarat-syarat, mekanisme pemilihan, serta
masa bakti.
k. Bab tentang hubungan kelembagaan berisi pasal-pasal hubungan BKAD dengan UPK,
Pemeriksa UPK, Lembaga Pendukung UPK, dan lain-lain.
l. Bab tentang pengambilan keputusan berisi pasal tentang jenjang keputusan dan bentuk-
bentuk keputusan dan bentuk-bentuk kerja sama.
m. Bab tentang visi menjabarkan tentang peran partisipasi dengan cara kerja sama untuk
menciptakan kemandirian dan kesejateraan bersama sesuai potensi dan karakteristik lokal.
n. Bab tentang misi menjabarkan keputusan partisipatif pada proses pembangunan dengan
melakukan kerja sama.
o. Isi bab dan pasal-pasal sesuai dengan ketentuan ini dapat dibahas, dirumuskan di tiap
kecamatan dengan difasilitasi oleh fasilitator kecamatan.
p. Dengan memperhatikan karakteristik lokal dan sesuai dengan pokok-pokok ketentuan dasar
AD/ART ini, muatan tiap-tiap kecamatan tidak selalu sama.
q. Penyusunan rancangan AD/ART ini setelah selesai ditetapkan menjadi AD/ART BKAD
dengan keputusan Musyawarah Antar Desa.
r. Keputusan AD/ART BKAD dikeluarkan dengan berita acara keputusan yang disahkan
dengan surat penetapan Camat, SK Bupati.

Pasal 31

Hasil perumusan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Kerjasama Antar Desa
oleh tim perumus dibahas dan ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa.

Bagian Keenam

Pendanaan Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 32

Pendanaan BKAD bersumber dari alokasi surplus pengelolaan dana bergulir sumbangan desa-
desa, dukungan masyarakat, dukungan Pemerintah Daerah, pihak swasta maupun sumber lain
yang tidak melanggar peraturan.

BAB V

MODAL KERJASAMA ANTAR DESA

Pasal 33

Modal yang dikelola Badan Kerjasama Antar Desa dapat berasal dari :

a. Penyertaan asset masyarakat yang berasal dari dana milik masyarakat, atau asset masyarakat
seluruh desa-desa yang melakukan kerjasama antar desa dalam bentuk Infrastrukture
produktif maupun modal usaha bergulir yang berasal dari pembiayaan BLM (bantuan
langsung masyarakat).
b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten
11
c. Pinjaman dari lembaga lain
d. Modal kerjasama dengan pihak ketiga atau perorangan

BAB VI

LINGKUP TUGAS DAN FUNGSI BADAN KERJASAMA ANTAR DESA

Bagian Kesatu

Lingkup Tugas

Pasal 34

(1) Badan Kerjasama Antar Desa mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan, monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kerjasama desa.


b. Melakukan supervisi dan evaluasi terhadap kinerja seluruh unit kerja yang dibentuk
oleh Badan Kerjasama Antar Desa.
c. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kerjasama Desa dengan pihak ketiga;
d. Memberikan masukan dan saran kepada masing-masing Kepala Desa mengenai
langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan;
e. Melaksanakan sistem pembangunan partisipatif;
f. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Forum Musyawarah Antar Desa.

Bagian Kedua

Fungsi Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 35

Fungsi Badan Kerjasama Antar Desa antara lain adalah :


1. Pengawalan kegiatan perencanaan pembangunan partisipatif
2. Fasilitasi pengembangan kegiatan antar desa
3. Pengembangan asset produktif
4. Pengembangan kemitraan kegiatan antar desa
5. Pengorganisasian dan Pengembangan kemampuan pengelolaan program-program
pemberdayaan masyarakat.

BAB VII
12
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu

Hak

Pasal 36

(1) Pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa dan pengurus Unit Kerja pendukung berhak
mendapatkan honor.
(2) Penetapan honor dan tunjangan ditetapkan melalui MAD berdasarkan kemampuan
keuangan Badan Kerjasama Antar Desa

Pasal 37

Penetapan honor atau pemberian insentif pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa diberikan
dengan ketentuan :

1. Penetapan honor yang diberikan setiap bulan mempertimbangkan tugas pokok, fungsi dan
kewajiban kepengurusan yang dijabarkan dalam kegiatan rutin.
2. Karena sifat Badan Kerjasama Antar Desa adalah lembaga non Profit, maka pemberian honor
adalah merupakan konversi jam kerja individu pengurus yang dipergunakan selama
melakukan tugas kepengurusan.

3. Perhitungan honor juga mempertimbangkan ketersediaan dana.


4. Prinsip pembiayaan adalah memprioritaskan pemenuhan kebutuhan penggajian (honor,
tunjangan dan operasional) staf-staf profesional di unit kerja pendukung Badan Kerjasama
Antar Desa .

Pasal 38

Formulasi perhitungan honor hedaknya memperhatikan


1. Lama masa bakti di PNPM Mandiri Perdesaan,
2. Upah Minimum Regional (UMR) kabupaten yang disetarakan untuk keterampilan tenaga
kerja dan jumlah jam kerja pelayanan,
3. Pagu dana yang tersedia untuk honorarium.
4. Jumlah kehadiran di kantor BKAD dan jumlah kunjungan ke desa.

Pasal 39

Tunjangan Transport pembinaan disesuaikan berdasarkan realisasi pembinaan dan diperhitungkan


sebagai biaya operasional dengan besaran kewajaran, misalnya: penggantian transport biaya
reguler, penggantian bahan bakar minyak dan sebagainya. Tunjangan yang bersifat kebutuhan
individu secara langsung misalnya: asuransi, tabungan pensiun, kesehatan, dan sejenisnya tidak
diperbolehkan dibayar dengan biaya operasional BKAD.

Bagian kedua
13
Kewajiban

Pasal 40

Pengurus harian Badan Kerjasama Antar Desa berkewajiban untuk :


1. Menyusun rencana kegiatan 3 (tiga) tahunan Badan Kerjasama Antar Desa yang disampaikan
dalam Rencana Strategis Badan Kerjasama Antar Desa yang diuraikan dalam Rencana Kerja
Tahunan BKAD.
2. Mengkonsolidasikan dan menselaraskankelembagaan dan pelakukelembagaan desa/antar
desa.
3. Mensosialisasikan keberadaan Badan Kerjasama Antar Desa sebagai pelaksana Kerjasama
Antar Desa di Kecamatan Bandar Khalifah
4. Menjajaki dan mengembangkan peluang kerjasama Badan Kerjasama Antar Desa dengan
pemerintah/pemerintah daerah, pihak swasta.
5. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang
dikerjasamakan serta capaian kinerja Unit-Unit Kerja Pendukung Badan Kerjasama Antar
Desa.
6. Membuat laporan rutin capaian kegiatan Kerjasama Antar Desa, disampaikan kepada seluruh
desa yang bekerjasama ditembuskan kepada Bupati melalui Camat.
7. Menyampaikan informasi peluang kerjasama antar desa, diluar lingkup kerjasama yang
dikelola Badan Kerjasama Antar Desa.

BAB VIII

BAGI HASIL

Pasal 41

(1) Pembagian hasil usaha dari pendapatan unit kerja Badan Kerjasama Antar desa ditetapkan
berdasarkan prosentase kontribusi penyertaan modal dari d e s a - d e s a y a n g
b e k e r j a s a m a d engan berpedoman kepada prinsip kerjasama yang saling
menguntungkan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Badan Kerjasama Antar Desa.

(2) Besarnya bagi hasil usaha unit kerja Badan Kerjasama Antar Desa diarahkan untuk:

a. pengembangan Modal Usaha minimal 50 % dari surplus tahun berjalan


b. bantuan langsung Rumah tangga miskin minimal 15% dari surplus tahun berjalan
c. pendanaan bagi kelembagaan kegiatan dana bergulir termasuk pemberian bonus dan
peningkatan kapasitas. Maksimal 35% dari surplus tahun berjalan.

(3) Dana peningkatan kapasitas Sebagaimana ketentuan point c ayat 2 adalah meliputi berbagai
metode peningkatan kompetensi dan kapasitas pengurus dan kelompok yang meluputi :
a. Pelatihan Internal
b. Magang
c. Mengundang Narasumber/Tenaga Ahli

14
d. Studi Komparatif
e. Seminar, kursus dan bentuk pengembangan kapasitas lainnya

Pasal 42

Pengelolaan terhadap dana bantuan langsung RTM dan pendanaan bagi kelembagaan yang
berasal dari surplus dikelola oleh BKAD melalui keputusan Musyawarah Antar Desa. dengan
membuka rekening atas nama BKAD. Specimen atas pembukaan rekening tersebut terdiri dari
tiga unsur yaitu ketua BKAD, salah satu pengurus kelompok dan salah satu kepala desa/lurah

BAB IX

MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 43

(1) Unit-Unit Kerja Badan Kerja Antar Desa, mempertanggungjawabkan pelaksanaan bidang
kerjasama kepada pengurus harian BKAD dihadapan Musyawarah Antar Desa
(2) Pengurus harian BKAD melaksanakan pertanggungjawaban tahunan kepada Forum
Musyawarah Antar Desa yang dihadiri Camat selaku Pengawas dan Pembina Kerjasama
Antar desa.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 44

(1) Pembinaan dan Pengawasan atas pelaksanaan kerjasama desa dilakukan Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sesuai peraturan perundang-undangan;
(2) Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan kerjasama desa;
b. memberikan pedoman teknis pelaksanaan kerjasama desa;
c. melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kerjasama desa; dan
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. memfasilitasi kerjasama desa;


b. melakukan pengawasan kerjasama desa; dan
c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.

BAB XI
15
PERUBAHAN DAN PEMBATALAN

Pasal 45

Perubahan dan pembatalan Kerjasama Desa harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat
dengan melibatkan berbagai pihak yang terikat dalam Kerjasama Desa.

Pasal 46

Perubahan kerjasama desa dapat dilakukan apabila:

a. terjadi situasi force majeur;


b. atas permintaan salah satu pihak dan/atau kedua belah pihak;
c. atas hasil pengawasan dan evaluasi Badan Permusyawaratan Desa;
d. kerjasama desa telah habis masa berlakunya.

Pasal 47

Pembatalan kerjasama desa dapat dilakukan apabila:

a. salah satu pihak dan/atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan;


b. kerjasama desa bertentangan dengan ketentuan di atasnya;
c. merugikan kepentingan masyarakat.

BAB XII

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 48

(1) Apabila dalam pelaksanaan kerjasama terjadi perselisihan, maka pada tahap awal
diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak yang melakukan kerjasama.

(2) Apabila melalui musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak bisa diselesaikan, maka
perselisihan dimaksud diajukan kepada pejabat yang berwenang untuk mendapatkan
penyelesaian.

Pasal 49
(1) Perselisihan kerjasama antar desa dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan diselesaikan oleh
Camat setempat.

(2) Perselisihan kerjasama antar Desa pada Kecamatan yang berbeda dalam satu Kabupaten,
difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.

(3) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
secara adil dan tidak memihak.

(4) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bersifat final.

16
Pasal 50
(1) Perselisihan kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan
diselesaikan oleh Camat.

(2) Perselisihan kerjasama Desa dengan Pihak Ketiga pada Kecamatan yang berbeda dalam
satu Kabupaten, difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.

(3) Apabila Pihak Ketiga tidak menerima penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat mengajukan penyelesaian ke Pengadilan.

BAB XIII

PENUTUP

Pasal 47

Peraturan Bersama Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Agar setiap orang
dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya
dalam lembaran desa masing-masing.

Bandar Khalifah, ….Pebruari 2014

Kepala Desa Kepala Desa Kepala Desa


Pekan Bandar Khalifah Kayu Besar Gelam Sei Serimah

_________________ _________________ __________________

Kepala Desa Kepala Desa


Juhar Bandar Tengah

_________________ __________________

Diundangkan di Pekan Bandar Khalifah Diundangkan di Kayu Besar


pada tanggal : pada tanggal :

SEKRETARIS DESA SEKRETARIS DESA

________________________ ________________________

Diundangkan di Gelam Sei Serimah Diundangkan di Juhar

17
pada tanggal : pada tanggal :

SEKRETARIS DESA SEKRETARIS DESA

________________________ ________________________

Diundangkan di Gelam Sei Serimah


pada tanggal :

SEKRETARIS DESA

________________________

18

Anda mungkin juga menyukai