Anda di halaman 1dari 18

PERATURAil

BUPATI AGEH TAITIIAilG

iloroR 34 TAlrulr 20{9

TATA CARA KERJA SAMA


KAMPUNG BIDANG
PEMERINTAHAN KAMPUNG
BUPATI ACEH TAMIANG
PROVINSI ACEH

PERATURAN BUPATI ACEH TAMANG


NOMOR st| TAHUN 2019

TENTANG
TATA CARA KERJASAMA KAMPUNG DI BIDANG
PEMERINTAHAN KAMPUNG
BISMILL{HIRA}IMANIRRAHIM
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
BUPATI ACEH TAMIANG,

Menimbang : bahwa untuk metraksanakan ketentuan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2Ol7 Tentang kerja sama
Desa di bidang Pemerintahan Desa, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Aceh Tamiang tentang Tata Cara Kerja
Sama Kampung di Bidang Pemerintahan Kampung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OO2 tentang


Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten
Gayo Lues, KabupatenAceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya
dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO2 Nomor 17, Tambahan Iembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4L761;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2OL4 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor
7, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
5a95);
3. Undang-undang ....
-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (I*mbaran Negara Republik
Inclonesia Tahun zA14 Nomor 244), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor I Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan l,embaran
Negara Repuhlik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Kampung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OL4 Nomor L23, Tarnbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturatl
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2OL4 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Kampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 41, Tambahan Irmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun z}fi
tentangTata cara Kerjasama Desa di Bidang Pemerintahan
Desa;

MEMUTUSKAN:
MenetApKan : PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG TENTANG TATA CARA
KERJASAMA KAMPUNG DI BIDANG PEMERINTAHAN
KAMPUNG.

BAB 1 ....
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1" Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Tamiang;
{.,
Pemerintatr Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten
adalah unsur Penyelenggara Pemelintah Kabupaten yang terdiri atas
Bupati dan Perangkat Kabupaten Aceh Tamiang;
a
\-). Bupati adalah Bupati Aceh Tamiang;
4. Kecamatan adalah suatu wilayah kerja Camat sebagai perangkat
Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan
yang dipimpim oleh Camat;
5. Camat adalah Pemimpin Kecamatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
6. Kampung adalah ka.urpung dan kampung adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutrya disebut Karnpung, adalatr kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang bemrenang untuk mengatur
dan mengurus uru$an pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, danlatau hak
tradisionalyang diakri dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7 . Pemerintahan Kampung adalatr penyelenggara urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Kampung adalah Datok Penghulu atau yang disebut dengan
uama l,ain dibantu Perangkat Karnpung sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Kampung.
9. Datok Penghulu adalah pejabat Pemerintah Kampung yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
Kanpungrrya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
10. Mqielis Duduk Setikar Kampung yang selanjutnya disebut MDSK atau
yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Kampung berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
11. Musyawarah Kampung atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara MDSK, Pemerintah Kampung, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh MDSK untuk menyepakati hal
yang bersifat strategis.
12. Peraturan Kampung adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Datok Penghulu setelah dibahas dan disepakati bersama
Majelis Duduk Setikar Kampung.

13. Rencana....
-4-

13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung yang selanjutnya


disingkat RPJM Kampung adalah Rencana Kegiatan Pembangunan
Kampung untuk jangka rvalrtu 6 (enam) tahun.
14. Rencana Kerja Pemerintah Kampung, selanjutnya disebut RKP Kampung
adaiah penjabaran dari RPJM Kampung untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung, selanjutnya disebut APB
Kampung, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Kampung.
16. Kerja Sama Kampung Bidang Pemerintahan Kampung yang selanjutnya
disebut kerjasama Kampung adalah kesepakatan bersama antar-
Kampung dan/atau dengan pihak letiga yang dibuat secara tertulis
uutuk mengerjakan bidang pemerintahan, pembangunaa, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi potensi
dan kewenangan Kampung serta menimbulkan hak dan kewajiban para
pihak.
17. Pihak Ketiga adalalr pihak swasta, organisasi kemasyarakatan dan
lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
18. Badan Kerja Sama turtar- Karnpung yang selanjutnya disingkat BIGK
adalah badan yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar-
Kampung untuk membantu Datok Penghulu dalam melaksanakan keda
sama antar- Karnpung.
19. Peraturan Bersama Datok Penghulu adalah peraturan yang ditetapkan
oleh 2 (dua) atau lebih Datok Penghulu dan bersifat mengatur.
20. Keputusan Datok Penghulu adalah penetapan Datok Penghulu ya.ng
bersif,at konkret, individual, final, dan mengikat.
21. Kesepakatan Bersama adalah kesepakatan para pihak untuk
mengerjakan sesuatu yang menimbulkan hak dan kewajiban.
22. Perjanjian Bersama adalah kesepakatan antara Datok Penghulu dengan
pihak ketiga yang dibuat secara tertulis untuk mengerjakan bidang
danlatau potensi Kampung yang menjadi kewenangan Kampung serta
menimbulkan hak dan kewqjiban.
23. Badan Usaha MiUk Kampung, yang selar{utnya disebut BUM Karnpung
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Kampung melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Kampung yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sehesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Kampung.
24. Kawasan Perkampungan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman Perkampungan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

BAB II
RUANG LINGKUP KERJASAMA KAMPUNG
Pasal 2
Kerja sama Kampung terdiri atas:

a. keria....
-5-

a. kerja sama antar- Kampung; danlatau


b. kerja sama dengan pihak ketiga.

Pasal 3
(1) Kerja sama antar- Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf a dilakukan antara:
a. Kampung dengan Kampung lain dalam I (satu) Kecamatan; dan
b. Kampung dengan Kampung lain antar I(ecamatan dalam 1 (satu)
Kabupaten.

Pasal 4
(1) Kerja sama antar-Kampung yang pelaksanaannya melibatkan BUM
Ka:rrpung dan/atau kerja sama antar- Kampung yang berada dalarn
satu kawasan perkanpungan dilakukan oleh Pemerintah Kampung.
(2) Kerja sama antar- Karnpung sebagairnana dimaksud pada ayat (1)

disepakati melalui Musyawarah Kampung.

Pasal 5
(1) Kerja Sama Kampung dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf b dilakukan dengan pihak swasta, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:
a. kerja sama atas prakarsa Kampung; dan
b. kerja sama atas prakarsa Pihak Ketiga
(3) Pelaksanaan kerja sarna Kampung dengan pihak ketiga diatur dengan
Perj anjian Bersama melalui kesepakatan Musyawarah Kampung.
(4) Apabila Kampung dengan Kampung di lain Kabupaten dalam 1 (satu)
Provinsi mengadakan kerja sama maka harus mengikuti ketentuan kerja
sama antar-Kabupaten dengan persehrjuan Bupati.
(s) Pelaksanaan ke{a sama antar- Kanpung diatur dengan Peraturan
Bersama Datok Penglrulu melalui kesepakatan Musyawarah antar-
Kampung.

Pasal ....
-6-

Pasal 6
Peraturan Bersama dan Perjanjian Bersama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (3) dan Pasal 5 ayat (3) paling sedikit memuat:

a. ruang lingkup kerja sarna;


b. bidang kerja sama;
c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja sama;
d. jangka waktu;
e. hak dan kewqjiban;
f. pendanaan;
g. tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan; dan
h. penyelesaian perselisihan.

Pasal 7
Kerja Sama antar- Kampung dan kerja sama dengan pihak ketiga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5 dilakukan dengan
mempertimbangkan kebutuhan Kampung dan kemampuan APB Kampung.

Pasal 8
Camat atas narna Bupati memfasilitasi pelaksanaan kerja sama antar-
Kampung ataupun kerja sarna Kampung dengan pihak ketiga.
BAEI III
BIDANG DAN POTENSI KAMPUNG
Pasal 9
(U Bidang dan/atau potensi Kampung yang menjadi kerja sama Kampung
meliputi bidang:
a. Pemerintahan Kampung;
b. Pembangunan Kampung;
c. Pembinaan kemasyarakatan Kampung; dan
d. Pemberdayaan masyarakat Kampung.
(2) Bidang dan/atau potensi Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat
antar- Ka:npung, meliputi:
(1) yang dikerjasanal<an
a. pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Kampung untuk
mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing;
b. keEiatan....
-7-

b. kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan


pernberdayaan masyarakat antar- Kampung; dan/ atau
c. biclang keamanan dan ketertiban.
(3) Bidang danlatau potensi Kampung sebagaimana cl.imaksud pada ayat
(1i yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga dalam rangka untuk
mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan Pemerintah.an
Kampung, pelaksanaan pembangunan Kampung, pembinaan
kemasyarakatan Kanrpung dan pemberdayaan m.asyarakat Kam.pung.

Pasal 10
t1) Bidang dan/atau potensi Kampung yang akan dikerjasamakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 tertuang dalam RPJM Kampung
dan RKP Kampung.
{21 Dalam hal bidang dan/atau potensi Kampung yang akan
dikerjasamakan belum tertuang dalam RPJM Kampung dan RKP
Kampung, dilakukan perubahan terhadap RPJM Kampung dan RKP
Kampung.
(3) Perubahan terhadap RPJM Kampung dan RKP Kampung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui musyawarah pererrcErnaan
pembangunan Kampung yang diadakan secara khusus dengan
mekanisme perubahan.
BAB IV
BADAN KERJA SAMA ANTAR IGX{PUNG
Pasal 11
(1) Dalam rangka pelaksanaan kerja sama antar- Kampung dapat dibentuk
BKAK sesuai dengan kebutuhan Kampung melalui Musyawarah
Kampung.
(2) BKAK terdiri atas:
a. pemerintatrKampung;
b. anggota Majelis Duduk Setikar Karnpung;
c. lembaga ketahanan masyarakat Kampung;
d. lembaga Kampung lainnya; dan
e. tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender.
[3) Susunan....
-8-

t3) Susunan organisasi, tata kerja dan pembentukan BI{AK sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bersama Datok
Penghulu mengenai kerja sarna Kampung.
t4) BKAK bertanggungjawab kepada masing-masing Datok Penghulu.

Pasal 12
BKAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 mempunyai tugas
mengelola kerja sama antar- Kampung, meliputi mempersiapkan,
melaksanakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kerja sama.

BAB V
TATA CARA KERJA SAMA KAMPUNG
Bagian Kesatu
Kerja Sama antar- Kampung
Pasal 13
t1) Kerja sama antar- Kampung dilakukan melalui tahapan meliputi:
a, persiapan;
b. penawaran;
c. penyusunan rancangan Peraturan Bersama Datok Penghulu;
d. penandatanganan;
e. pelaksanaan; dan
f. pelaporan
(2) Persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
dengan tata cara:

a. Datok Penghulu melakukan inventarisasi atas bidang dan/atau


potensi Kampung yang akan dikerjasamakan;
b. bidang dan/atau potensi Kampung yang akan dikerjasamakan
disusun ddam skala prioritas dan dibahas ddam Musyawarah
Kampung;
.
c. MDSK menyelenggarakan Musyawarah Kampung setelah Datok
Penghulu menyusun skala prioritas kerja sarna Kampung;
d. hasil Musyawarah Ka:npung dapat menyepakati atau tidak
menyepakati untuk melakukan kerja sama;
e. bidang....
-9-

e. bidang dan/atau potensi Kampung yang telah disepakati untuk


dikerjasamakan sesuai dengan hasil Musyawarah Desa,
dicantumkan dalam RPJM Kampung dan RKP Kampung; dan
f. menyiapkan informasi dan data yang lengkap mengenai bidang
dan/atau potensi Kampung yang akan dikerjasamakan.
(3) Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan
dengan tata cara:
a. Datok Penghulu menawarkan.rencana kerja sama kepada Datok
Penghulu lain dengan surat penawaran kerja sama;
b. surat penawaran kerja sarna memuat pating sedikit:
1. bidang dan/atau potensi Kampung;
2. ruang lingkup kerja sama;
3. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja sarna;
4. jangka waktu;
5. hak dan kew4iiban;
6. pendanaan;
7. tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan; dan
8. penyelesaian perselisihan.

c. MDSK menyelenggarakan Musyawarah Kampung setelah Datok


Penghulu menerima penawaran kerja sama;
d. Hasil Musyawarah Kampung dapat menyepakati atau tidak
menyepakati untuk melakukan kerja sama; dan
e. Datok Penghulu memberikan jawaban secara tertulis kepada Datok
Penghulu yang menawarkan rencana kerja sama sesuai hasil
Musyawarah Kampung.
t4) Penyusunan rancangan Peraturan Bersarna Datok Penghulu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata
cara:
a. Datok Penghulu menyusun rancangan Peraturan Bersama setelah
ada kesepakatan terhadap penawaran.

b. rancangan....
-10-

b. rancangan Peraturan Bersarna Datok Penghulu yang telah disusun,


wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Kampung masing-masing
pacla saat Muslrawarah Kampung dan dikonsultasikan kepada
Bupati melalui Camat untuk mendapatkan masukan;
c. rancangan Peraturan Bersama Datok Penghulu yang
dikonsultasikan kepada Bupati melalui Camat sebagaimana
dimaksud. pada ayat (4) huruf b, meliputi kerja sama terkait tata
ruang, pungutan, organisasi, serta berkaitan dengan pembebanan di
dalam APBKampung;
d. masukan rancangan Peraturan Bersama Datok Penghulu dari
Bupati melalui Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b,
diterima oleh Datok Penghulu paling lambat 20 (dua puluh hari)
kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud oleh Camat;
e. apabila dalam batas waktu dimaksud dalaru huruf d, tidak ada
masukan dari Bupati melalui Camat maka Datok Penghulu
menetapkan rancangan mer{adi Peraturan Bersama Datok
Penghulu; dan
f. masukan dari masyarakat dan Bupati melalui Camat sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a, digunakan Datok Penghulu untuk
tindak lanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Bersama
Datok Penghulu untuk disepakati bersama.
(s) Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilaksanakan dengan tata cara:
a. Datok Penglrulu yang melakukan kerja sama antar Kampung
mcnetapkan rancangan Peraturan Bersama Datok Penghulu
dengan membubuhkan tanda tangan paling lama 7 (tujuh) hari
kerja terhitung sejak tanggal disepakati; dan
b. Penandatauganan Peraturan Bersama Datok Penghulu, disaksikan
oleh Camat atas nama Bupati.
(6) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
dilaksanakan dengan:
a. melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalarn Peraturan
Bersama Datok Penghulu oleh BKAK; dan

b. menatausahakan ....
-11-

b. menatausahakan pelaksanaan kerja sama oleh BKAK.

(7) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaksanakan


clengan tata cara:
a. BKAK wajib melaporkan hasil pelaksanaan Peraturan Bersama Datok
Penghulu kepada Datok Penghulu dengan tembusan MDSK dan Bupati
melalui Camat; dan
b. laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a, dilengkapi
dokumen terkait kerja sama antar- Kampung.
Bagian Kedua
Kerja Sama dengan Pihak Ketiga
Paragraf 1

Kerja Sama atas Prakarsa Kampung

Pasal 14
(1) Kerja sama dengan Pihak Ketiga atas prakarsa Kampung dilakukan
melalui tahapan meliputi:
a. persiapan;
b. penawaran;
c. penyusunan Perjanjian Bersama;
d. penandatanganan;
e. pelaksanaan; dan
f. pelaporan
(2I Persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
dengan tata cara:
a. pemerintatr Kampung melakukan inventarisasi atas bidang
dan/atau potensi Kampung yang akqn dikerjasamakan;
b. bidang d.an/atau potensi Kampung yang akan dikerjasamakan
disusun dalam skala prioritas dan dibahas dalam Musyawarah
Kampung;
c. bidang dan/atau potensi Kampung yang telah disepakati untuk
dikerjasamakan, tertuang dalam RPJM Kampung dan RKp
Kampung;

d. menyiapkan....
-t2-

d. menyiapkan informasi dan data yang lengkap mengenai bidang


dan/atau potensi Kampung yang akan dikerjasamakan;
e. menganalisis manfaat dan biaya kerja $ama yang terencana dan
terukur;
f. membuat Kerangka Acuan Kerja berdasarkan informasi, data,
analisis manfaat dan analisis biaya kerja sama; dan
g. mempedornani peraturan yang mengatur lingkungan hidup dan
tata ruang Pemerintah Daerah Kabupaten terkait bidang dan/atau
potensi Kampung yang akan dikerjasarnakan.

(3) Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan


dengan tata cara:
a. pemerintah Kampung mengumumkan tr)enawaran kerja sema
kepada pihak ketiga dengan melam.pirkan kerangka acuan kerja;
b. pihak ketiga menyampaikan penawaran kepada pemerintah
Kampung yang mengacu pada kerangka acuan kerja;
c. MDSK menyelenggarakan Musyawarah Kampung setelah
pemerintatr Kampung menerima penawaran kerja sama dari pihak
ketiga;
d. Hasil Musyawarah Kampung menetapkan pihak ketiga yang akan
melakukan ke{a sama.
(4) Penyusunan rancangan Perjanjian Bersarna sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan tata cara:
a. pemerintah Kampung menyiapkan rancangan Perjanjian Bersana
dengan pihak ketiga;
b. rancangan Perjanjian Bersama P.emerintah Kampung dengan pihak
ketiga yang telah disusun, wqjib dikonsultasikan kepada
masyarakat Kampung masing-masing dan dikonsuitasikan kepada
bupati melalui camat untuk mendapatkan masukan;
c. rancangalr Perjanjian Bersama Pemerintah Kampungdengan pihak
ketiga yang dikonsultasikan kepada Bupati melalui Camat
sebagaimana dimaksud dalam huruf b meliputi kerja sama terkait
tata ruang, pungutan, organisasi, dan yang menyangkut
pembebanan di dalam APBKatnpung.

d. masukan....
-13-

d. masukan raneangan Pe{anjian Bersa:ma Pemerintah Kampung


clengan Pihak Ketiga dari Bupati melalui Camat sebagaimana
d.imaksud dalam huruf b diterima oleh pemerintah Kampung paling
lambat 20 (dua puluh hari) terhitung sejak diterimanya rancangan
dimaksud oleh Camat.
e. apabila dalam batas waktu dimaksud dalam huruf d tidak ada
masukan dari bupati melalui camat maka pemerintah Kampung
melar{utkarl proses penyusunaR rancangan menjadi Perjar\iian
Bersama Pemerintah Kampuug dengan Pihak Ketiga.
f. masukan dari masyarakat dan Bupati melalui Camat sebagaimana
dimaksud dalam huruf b digunakan pemerintah Kampung unflrk
tindak lanjut proses penyusunan rancangan Perjanjian Bersama
Pemerintatr Kampung dengan Pihak Ketiga untuk disepakati
bersama.
(s) Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilaksanakan dengan tata cara:
a. Datok Penghulu menandatangani rancangan Perjar{ian Bersama
Pemerintah Kampung dengan pihak ketiga paling lama 7 (tqjuh)
hari kerja terhitung sejak tanggal disepakati; dan
b. penandatanganan Perjanjian Bersama Pemerintah Kampung
dengan pihak ketiga, disaksikan oleh Camat atas nama Bupati.
(6) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilaksanakan
dengan tata cara:
a. melaksanakan kegiatan sesuai ruang lingkup dalam Perjanjian
Bersama oleh pemerintah Kampung serta pihak ketiga; dan
b. menatausahakan pelaksanaan keq'a sama oleh pemerintah
Kampung dan pihak ketiga.
(7\ Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaksanakan
dengan tata cara:
a. Datok Penghulu wajib melaporkan hasil pelaksanaan Perjanjian
Bersama pemerintah Kampung dengan pihak ketiga kepada MDSK
dengan tembusan Bupati melalui Camat; dan

b. laporan....
-14-

b. laporan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, dilengkapi dokumen


terkait kerja sama dengan pihak ketiga.

Paragraf 2

Kerja Sama atas Prakarsa Pihak Ketiga


Pasal 15
(U Pihak ketiga dapat memprakarsai rencana kerja s&ma dengan Kampung
sesuai dengan bidang danlatau' potensi Kampung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b.

(2) Pihak ketiga menyampaikan penawaran rencana kerja sama kepada


Pemerintah Kampung.
(3) Pemerintah Kampung menyampaikan penawaralr rencana kerja sarna
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada MDSK untuk dibahas
dalam Musyawarah Kampung.
(4) MDSK menyelenggarakan Musyawarah Kampung setelah pemerintah
Kampung menyampaikan penawaran rencarra kerja sama dari pihak
ketiga.
t5) Hasil Musyawarah Kampung menetapkan pihak ketiga yang akan
melakukan kerja sama.
BAB VI
PERUBAHAN ATAU BERAKHIRI{"TA KERJASAMA KAMPUNG
Pasal 16
(1) Perubatran atau berakhirnya kerja sama Kampung diatur sesuai dengan
kesepakatan para pihak.
(2) Perubahan atau berakhirnya kerja $ama Kampung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 17
Kerja sama Kampung berakhir apabila:
a. terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan
dalam kesepakatan atau perjartjian;

b. tujuan kesepakatan atau peE'anjian telah tercapai;


c. terdapat....
-15-

c. terdapat keadaan luar biasa yang mengakibatkan kesepakatan


atau perjanjian kerja sauta tidak dapat dilaksanakan;
d. salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan
kesepakatan atau perjanjian;
e. dibuat kesepakatan atau perjanjian baru yang menggantikan
kesepakatan atau perjanjian lama;
f. bertentangan denganketentuan peraturan perundang-undangan;
g. objek kesepakatan atau pedanjian hilang;
h. terdapat hal yang merugikan kepentingan masyarakat Kainpung,
daerah, atau nasional; atau
i. berakhirnya masa kesepakatan atau perjanjian.
BAB VII
PEi{YELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 18
Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama Kampung diselesaikan
secara musyawarah serta dilandasi semangat kekeluargaan.

Pasal 19
(1) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Kampung dalarn satu wilayah
kecamatan, penyelesaiannya difasilitasi dan diselesaikan oleh Camat.
(2) Apabiia terjadi perselisihan kerja sama Kampung pada wilayah
kecarnatan yang berbeda pada satu Kabupaten difasilitasi dan
diselesaikan oleh Bupati.
(s) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimalsud padaayat (1) dan ayat
untuk kerja sama antar Karnpung bersifat final dan ditetapkan dalam
(2)
berita acara yang ditandatangani oleh para pihak dan pejabat yang
memfasilitasi penyelesaian perselisihan. i
(4) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) uutuk kerja sama Kampung dengan pihak ketiga yang tidak dapat
terselesaikan dilakukan melalui proses arbitrase sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB....
-16-

BAB VIII
HASIL IGRJA SAMA I(AMPUNG
Pasal 20
(U Hasil pelaksanaan kerja sama Kampung berupa uang merupakan
pendapatan Kampung dan *,ajib masuk ke rekening kas Kampung.
(2) Hasil pelaksanaan kerja sarna Kampung berupa barang menjadi aset
Kampung.
Pasal 2 I
Hasil pelaksanaan kerja sama Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20, digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat Kampung.

BAB IX
PEI.APORAN DAN EVALUASI HASIL KERJA SAI\{A I(AMPUNG
Pasal 22
tU BKAK melaporkan hasil pelaksanaan kerja sama antar- Kampung
kepada Datok Penghulu dengan tembusan kepada MDSK.
(2) Pemerintah Kampung melaporkan hasil plaksanaan kerja sarna
Kampung dengan pihak ketiga dalam Musyawarah Kampung.
Pasal 23
(U Datok Penghulu melaporkan pelaksanaan kerja sarna Kampung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal22 kepada carnat dan Bupati.
(21 la.poran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung.

Pasal 24
(1) Berdasarkan laporan dari BKAK dan hasil Musyawarah Kampung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Datok Penghulu bersama
MDSK melakukan evaluasi.

(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada
masyarakat.

BAB ....
-L7-

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
(U Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kerja salna Kampung dan peningkatan kapasitas lembaga kerja sarna
Kampung.
BAB XI
PEMBIAYAAN
Pasal 26
(U Biaya kerja sama antar- Kampung sebagaimana dimaksud dalam pasal
2 huruf a dibebankan pada ApBKampung.
(2) Biaya keg'a sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf b sesuai dengan kesepakatan para piha (2) Braya....
dalam perjanjian kerja sama.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, kerja sarna Kampung dan
lembaga kerja sama Kampung yang saat ini masih berjatan tetap dapat
dilaksanakan sampai berakhirnya masa kerja sama dan kepengurusannya.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daeratr Kabupaten Aceh
Tamiang.
Ditetapkan di Karang Baru
pada tanggal, 9t Desember _Z0lg_I4
Diundangkan di Karang Baru
pada tanggal, 3L Desember 2019 M 4frrrnadrl Arrrat 1441 H
4 Jurnadrt Auat 1441 H BUPATI ACEH TAMIANG,
SEKRETARIS DAERAFI
KABUPATEI{ ACEH TAMIANG

MURSIL
IN

BERITA DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2OIg NOMOR .1.1..

Anda mungkin juga menyukai