A. Latar Belakang
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa merupakan
salah satu misi pemerintahan Presiden Joko Widodo & Jusuf Kalla. Salah satu kebijakan
untuk mendorong implementasi misi tersebut adalah dengan menyediakan dana desa
serta mendorong paket kebijakan yang berorientasi pada pemajuan desa. Sejak tahun
2015, pemerintah terus meningkatkan jumlah dana desa. Hingga saat ini alokasi dana
desa yang telah dibelanjakan (transfer) oleh pemerintah pusat telah mencapai 120 trilyun
rupiah. Walaupun demikian, alokasi dana desa yang cukup besar tersebut belum
memberikan dampak yang cukup berarti dalam perbaikan indikator makro pembangunan
seperti penurunan angka kemiskinan maupun pengangguran ditingkat pedesaan.
Data kemiskinan pedesaan yang diumumkan oleh BPS selama 2 tahun pelaksanaan UU
Desa justru menunjukkan angka yang kurang menggembirakan. Tercatat penurunan
jumlah penduduk miskin di pedesaan dari tahun 2015-2016 hanya sebesar 0.25%
ditingkat nasional. Bahkan jika datanya dilihat berdasarkan provinsi di Indonesia, terdapat
sejumlah provinsi yang justru mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin di
pedesaan. Misalnya di Provinsi Lampung, NTT maupun di Papua. Terkait dengan fakta
diatas, maka penyediaan dana desa saja tidak otomatis menyelesaikan persoalan
kemiskinan desa yang dapat dikatakan telah menjadi penyakit yang menahun dalam
perjalanan pembangunan di Indonesia.
Beberapa fakta lain yang menyebabkan jumlah penduduk miskin yang masih tinggi di
pedesaan sangat terkait dengan penyediaan kebutuhan dasar dan akses masyarakat pada
pemenuhan layanan dasar tersebut. Hal ini juga dapat dilacak pada data potensi desa
yang dikeluarkan oleh BPS setiap 3 tahun yang menunjukkan masih rendahnya laju
perbaikan terhadap layanan dasar yang disediakan oleh pemerintah selama 6 tahun
terakhir. Misalnya laju penambahan dan distribusi tenaga kesehatan, serta penambahan
pembangunan sarana kesehatan ditingkat desa.
Persoalan pemanfaatan data merupakan salah satu persoalan klasik dalam perencanaan
pembangunan di Indonesia, dimana data pembangunan yang dibutuhkan tidak tersedia,
data tidak diperbaharui, ataupun belum dimanfaatkan dalam melakukan kajian lintas
sektoral untuk menghasilkan kebijakan pembangunan yang terpadu. KKI-PK sejak tahun
2016 mencoba untuk bekerjasama dengan sejumlah pemerintah daerah
(kabupaten/kota) dalam membangun basis data sektoral maupun juga mengembangkan
data desa yang dibtuhkan untuk mensinergikan perencanaan pembangunan. Masing-
masing kabupaten/kota telah menetapkan desa yang menjadi desa pilot dalam
pengumpulan data desa. Diharapkan model desa pilot yang sukses dalam membangun
data desa dapat menjadi contoh dalam pengembangan data terpadu berbasis desa yang
dapat diperbaharui setiap tahunnya, serta tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah desa dalam mendisain perencanaan pembangunannya, akan tetapi juga oleh
pemerintah kabupaten/kota dalam mengembangkan perencanaan berbasis kawasan.
B. Tujuan
1. Memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan ditingkat desa maupun
kabupaten/kota dalam pemanfaatan data desa.
2. Mendorong sinergi kebijakan perencanaan pembangunan tahunan antara pemerintah
kabupaten/kota dengan pemerintah desa.
3. Mengembangkan analisis sederhana pemanfaatan data dalam melakukan perencanaan
maupun evaluasi perencanaan pembangunan desa.
D. Peserta Pertemuan
Peserta pertemuan antara lain
Peserta pertemuan antara lain
1. Kepala Desa dan Operator Desa Tanjung Harap Kecamatan Serba Jadi Kabupaen
Serdang Bedagai (2 org)
2. Kepala Desa dan Operator Desa Tanah Merah Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Serdang Bedagai (2 org)
3. Perwakilan Desa dan Operator Desa dari Kecamatan Secanggang Kabupaten
Langkat (2 org)
4. Bidang Data/Operator Data Bappeda Provinsi Sumatera Utara (1 org)
5. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai (1 org)
6. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Batu Bara (1 org)
7. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Langkat (1 org)
8. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Labuhan Batu Utara (1 org)
9. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Deli Serdang (1 org)
10. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kabupaten Asahan (1 0rg)
11. Bidang Data/Operator Data Bappeda Kota Tebing Tinggi (1 0rg)
12. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi
Sumatera Utara
13. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Serdang Bedagai
14. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Batu Bara
15. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Langkat
16. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Asahan
17. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Labuhan Batu Utara
18. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Deli Serdang
19. Bidang Data/Operator Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Tebing Tinggi
20. Satker Tenaga Ahli Pendampng Desa tingkat Provinsi (1 org)
21. Mulyadi Siagian Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Serdang Bedagai
22. Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Kabupaten Langkat (1 org)
23. Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Kabupaten Deli Serdang (1 org)
24. Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Kabupaten Labuhan Batu Utara (1 org)
25. Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Kabupaten Asahan (1 org)
26. Tenaga Ahli Profesional Pendamping Desa Kabupaten Batu Bara (1 0rg)
27. Kasi PMD Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat
28. Camat Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai
29. Kepala Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai
30. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Serdang Bedagai
31. Kepala Bidang Sosial Budaya Kabupaten Serdang Bedagai
32. KORDA dan Asisten KORDA Sumut (2 org)
33. BITRA (1 org)
34. Panitia (Bappeda Sergai dan BITRA)
Simulasi Pemanfataan Data & Perencanaan Pembangunan Desa & Kawasan Pedesaan
Pada tahap ini, perangkat desa maupun pemerintah kabupaten/kota akan diajak untuk
melakukan simulasi menelaah dokumen perencanaan pembangunan desa dengan data
yang telah dikumpulkan oleh desa. Evaluasi terhadap kebijakan perencanaan
pembangunan merupakan suatu proses yang sering ditemukan untuk menilai kesesuaian
kebijakan yang dilakukan dengan kondisi/kebutuhan masyarakat. Berbagai metode dapat
digunakan untuk melakukan evaluasi kebijakan. Misalnya dengan menggunakan
pendekatan PRA (participatory rural appraisal) ataupun juga melakukan analisis
dokumen kebijakan dan membandingkannya dengan data yang dimiliki.
Catatan
Untuk mendukung pelaksanaan asistensi pemanfaatan data, diharapkan perangkat desa,
SKPD, serta Koordinator Daerah dapat menyiapkan beberapa dokumen sebagai berikut :
Penyediaan Dokumen
No
Perangkat Desa SKPD Koordinator Daerah
1 Dokumen RPJMDes Dokumen RPJMD Isu-Isu Strategis
Kab/Kota Pemerintah Daerah
2 Dokumen RKPDes Laporan Isu-Isu Strategis /
Pertanggungjawaban Kebijakan Pemerintah
Penggunaan Dana Desa Daerah tentang Desa
F. Susunan Kegiatan Asistensi