Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PELAKSANAAN

MONITORING DAN EVALUASI PERKEMBANGAN


DESA

TAHUN ANGGARAN 2016

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa adalah


desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 mengenai
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan merupakan dokumen strategis yang
memuat rencana pembangunan yang harus dilakukan oleh Pemerintah selama kurun
waktu tersebut, dimana dijelaskan bahwa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi mempunyai sasaran pembangunan desa yang harus
dicapai yaitu mengurangi jumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa (1.000 desa per
tahun) dan meningkatkan jumlah desa mandiri setidaknya 2.000 desa (400 desa per
tahun).
Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang penyusunannya diinisiasi oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 merupakan instrumen untuk melihat tingkat
perkembangan desa di Indonesia, dan instrumen dalam penentuan kebijakan
perencanaan pembangunan desa serta monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan
desa dan pengukuran pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2015-2019 di
Indonesia. Pengukuran IPD bersifat village spesific, yang dibangun dari 2 sumber data
yaitu data Potensi Desa (Podes) tahun 2014 yang diinisiasi oleh Badan Pusat Statsik
(BPS pada bulan April 2014 dan Permendagri RI Nomor 39 Tahun 2015 tentang kode
dan data wilayah administrasi pemerintahan, dengan kesimpulan 2.898 desa termasuk
dalam kategori desa mandiri, 50.763 desa berkembang dan 20.432 desa tertinggal.
Perkembangan teknologi di bidang spasial mendukung kemudahan dalam
penyajian serta analisis suatu permasalahan. Aplikasi GIS menjadi salah satu
perkembangan teknologi yang menjadi pusat perhatian di beberapa Kementerian saat
ini, yang diwujudkan dalam bentuk Geoportal, saat ini Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi sedang mengembangkan
aplikasi GIS yang dapat digunakan untuk analisis perkembangan Desa sehingga dapat
memudahkan proses pengambilan kebijakan dalam menentukan strategi perencanaan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan monitoring dan evaluasi perkembangan adalah :


a. Mengetahui tingkat perkembangan desa dalam kurun waktu 2 tahun sejak
dikeluarkannya status/kategori desa berdasarkan nilai Indeks Pembangunan
Desa (IPD) di empat kabupaten terpilih.
b. Melakukan sosialisasi aplikasi Desa Online, E-government, pedoman
pengelolaan Data dan Informasi Desa, Desa Tertinggal dan Transmigrasi.
c. Melakukan uji coba terhadap penggunaan model monitoring dan evaluasi
perkembangan desa.

1.3. Sasaran
a. Teridentifikasi dan tersedianya data-data indikator yang menjadi penilaian
Indeks Pembangunan Desa (IPD).
b. Teridentifikasinya data desa yang mengalami perkembangan dalam kurun
waktu 2 tahun, desa yang mengalami peningkatan status dari desa berstatus
tertinggal menjadi berkembang serta desa berstatus berkembang menjadi
mandiri.
c. Tersosialisasikannya aplikasi Desa Online, pedoman E-government dan
pedoman pengelolaan Data dan Informasi Desa, PDT dan Transmigrasi.
d. Termanfaatkannya model monitoring dan evaluasi perkembangan desa.
1.4. Manfaat
a. Membantu pemerintah dalam merencanakan pembangunan desa, monitoring
dan evaluasi kinerja pembangunan desa
b. Melihat hasil pencapaian sasaran pembangunan nasional tahun 2015-2019
c. Mengetahui aplikasi Desa Online, pedoman E-Government dan pengelolaan
Data dan Informasi Desa, PDT dan Transmigrasi.

1.5. Sumber Pendanaan


Sumber dana yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan ini dibebankan
pada APBN-DIPA Satuan Kerja Pusat-Pusat di Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.

1.6. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pembuatan monitoring dan evaluasi perkembangan


desa, meliputi :

a. Penyusunan Panduan pelaksanaan monitoring dan evaluasi perkembangan


desa.

b. Penyusunan surat penugasan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan,


Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi.

c. Pengumpulan data.

d. Pengolahan dan penganalisisan data.

e. Penyusunan laporan.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2. 1 Metodologi

Metodologi pelaksanaan kegiatan ini adalah survei melalui wawancara dengan


stakeholder terkait.

2.2 Tahapan Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait melalui instansi Badan


Perencanaan dan Pembangunan Daerah di setiap Kabupaten terpilih.

b. Menyusun formulir isian dan buku petunjuk pengisiannya (lampiran 1).

c. Menentukan wilayah administrasi lokasi pengambilan data. Penentuan


wilayah administrasi lokasi pengambilan data dilakukan secara acak, hingga
diperoleh 4 kabupaten di Indonesia, yaitu :
1. Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat
2. Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
3. Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah
4. Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan
d. Penyusunan Data Atribut dan Data Spasial
Data atribut yang dimaksud dalam hal ini adalah data IPD yang
meliputi data dasar administrasi wilayah (ID Provinsi, Nama Provinsi, ID
Kabupaten, Nama Kabupaten, ID Kecamatan, Nama Kecamatan, ID Desa,
Nama Desa) dan data indikator, variabel, dimensi, nilai IPD dan
status/kategori desa berdasarkan nilai IPD. ID Provinsi, Nama Provinsi, ID
Kabupaten, Nama Kabupaten, ID Kecamatan, Nama Kecamatan, ID Desa,
Nama Desa dibuat berdasarkan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015.
Sedangkan Indikator, Variabel, Dimensi serta perhitungan dan penetapan
kategori/status desa berdasarkan Permendagri Nomor 39 Tahun 2014.
Penyusunan data spasial digunakan dalam rangka penyajian informasi di
aplikasi GIS yang berbasis spasial. Data spasial akan digabungkan dengan
data atribut IPD sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis
perkembangan desa. Data spasial yang digunakan mengacu pada shapefile
skala 1:250.000 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun
2014. Alat yang digunakan untuk menggabungkan antara data spasial dan
data atribut adalah dengan menggunakan aplikasi ArcGIS. Hasil yang
diharapkan adalah data spasial wilayah kabupaten terpilih yang di dalamnya
juga berisikan data atribut Indeks Pembangunan Desa (IPD). Data atribut
penggunaan desa tersebut nantinya akan diberikan intervensi pada indikator
yang bernilai 0. Dari aplikasi tersebut kemudian diupload dan disimpan di
server yang sudah disiapkan di geoportal Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan alamat URL
www.peta.kemendesa.go.id.
e. Temu Kerja
Penyampaian (sosialisasi) monitoring dan evaluasi perkembangan
desa meliputi penyerahan buku panduan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi perkembangan desa dan formulir isian data dan informasi desa,
manual guide penggunaan aplikasi GIS yang digunakan sebagai sarana
dalam perhitungan, analisis serta perkembangan desa. Sosialisasi diberikan
kepada seluruh tim yang nantinya akan dikirim untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi perkembangan desa. Hal ini bertujuan agar seluruh
tim dapat mengetahui esensi, tujuan, prosedur pengumpulan data dan
pengolahan data dari kegiatan ini.
f. Pengumpulan Data Primer
Survei dan pengumpulan data primer meliputi :
1. Pengisian formulir isian data dan informasi desa penyusun indikator nilai
Indeks Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Tim Balilatfo yang bekerja
sama dengan pihak Bappeda. Sebelum melakukan pengisian pihak
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi
yang diwakili oleh Pusat Data dan Informasi melakukan koordinasi dan
penyampaian kegiatan terhadap pihak Bappeda Kabupaten agar data
yang diperlukan sudah disiapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar
didapatkan data yang tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Pengumpulan data spasial berupa peta desa skala 1:5000 atau skala lain
yang ada di masing-masing kabupaten. Data spasial ini memiliki peranan
penting sebagai database yang dapat digunakan oleh Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Database peta desa
skala 1:5000 dapat disajikan pada aplikasi GIS di Geoportal Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan diakses
oleh pengguna secara umum.
g. Pengolahan Data dan Penyajian
1. Pengolahan hasil pengisian formulir isian data dan informasi desa nilai
Indeks Pembangunan Desa (IPD) dilakukan dengan menilai ketersediaan
komponen di masing-masing indikator sehingga diperoleh nilai indikator
antara 0-5 (berdasarkan panduan yang telah dibuat oleh BAPPENAS).
Dari nilai indikator tersebut dilakukan evaluasi dari nilai nilai indikator yang
sudah ada di tahun 2014 apakah bertambah atau berkurang. Nilai
indikator tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi nilai IPD dan
status/kategorinya. Perhitungan yang digunakan berdasarkan perhitungan
yang digunakan oleh BAPPENAS.
2. Perhitungan tersebut kemudian dibuat model buildernya dan disajikan
menggunakan aplikasi GIS dan dipublikasikan melalui geoportal
Kementerian Desa, PDTT dengan alamat URL
www.peta.kemendesa.go.id.
h. Pelaporan
Pembuatan laporan berupa laporan pengolahan, laporan analisis dan
laporan penyajian.
2.3 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa


dilaksanakan dalam waktu sembilan belas hari pada Tahun Anggaran 2016, dengan
jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan Oktober Bulan
NO URAIAN KEGIATAN November
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
 Penyusunan Jadwal
 Pembuatan Panduan Pelaksanaan Pekerjaan
 Persiapan administrasi, hardware software,
personil, dan peralatan
 Koordinasi dengan pihak terkait
3 Penyusunan formulir isian dan buku petunjuk
 Pembuatan checklist/kuisioner formulir isian
data dan informasi desa.
 Pengerjaan dan pencetakan buku petunjuk
Penentuan wilayah administrasi lokasi pengambilan
4
data

Minggu
 Pemilihan Kabupaten

Sabtu
 Pemilihan desa yang memiliki status tertinggal
dan berkembang
Minggu
Sabtu

5 Penyusunan data atribut dan data spasial


 Penyusunan data atribut
 Penyusunan data spasial
 Penggabungan data atribut dan data spasial
6 Temu Kerja
 Penyampaian atau sosialisasi kepada Tim
7 Tahap Pengumpulan Data Primer
 Pengisian formulir isian data dan informasi
desa penyusun indikator nilai IPD
 Pengumpulan peta desa skala 1:5000
5 Tahap Pengolahan Data dan Penyajian
 Rekapitulasi hasil pengisian formulir isian data
dan informasi desa
 Penerapan hasil pengisian formulir isian data di
aplikasi GIS
 Penyusunan Laporan Pengolahan, Analisis dan
Penyajian.
2.4 Personil

Personil dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Perkembangan Desa dibagi


menjadi lima tim berdasarkan Kabupaten yang akan dikunjungi. Berikut adalah daftar
personil dalam kegiatan ini :
Tabel 2. Daftar Tim dan Personil
Tim Personil
Tim 1 (Kabupaten Bandung 1. Suparman
Barat, Provinsi Jawa Barat) 2. Sartono
3. Anton Tri Susilo
4. Septina Nurhayati
5. Dibba Reymita
Tim 2 (Kabupaten Garut, 1. Jajang Abdullah
Provinsi Jawa Barat) 2. Herwini Susi
3. Arthianto Maliki
4. Ria Fajarianti
5. Zainul Askar
Tim 3 (Kabupaten Wonogiri 1. Anto Pribadi
Provinsi Jawa Tengah) 2. Budijarti Dwiputranti
3. Widyanto Ramadhan
4. Irda Hayati
5. Nur Fajriah
Tim 4 (Kabupaten Jeneponto, 1. Helmiati
Provinsi Sulawesi Selatan) 2. Elly Sarikit
3. Alfandi Pramandaru
4. Dwi Cahyo Bani
5. Cindy Dantie Ladya
BAB III

PRODUK YANG DIHASILKAN

Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah :

a. Laporan Pengolahan
Laporan pengolahan menjelaskan hasil survei lapangan berupa
penentuan nilai skor 0-5 di setiap indikator penyusun Indeks Pembangunan Desa
(IPD). Nilai skor inilah yang nantinya akan digunakan untuk analisis
perkembangan desa.

b. Laporan Analisis
Laporan analisis menjelaskan mengenai perubahan status/kategori
berdasarkan nilai Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang diperoleh dari hasil
perhitungan skor di setiap indikator. Analisis ini menggambarkan status/kategori
desa yang mengalami perubahan maupun yang tetap seperti saat pertama kali
IPD dikeluarkan pada tahun 2014. Selain itu, analisis ini berfungsi untuk
menentukan arah strategi kebijakan dalam merencanakan prioritas kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status/kategori desa
tertinggal menjadi desa berkembang, dan desa berkembang menjadi desa
mandiri.

c. Laporan Penyajian
Laporan ini menjelaskan mengenai tata cara penggunaan aplikasi GIS
(dalam hal ini Geoportal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi dengan alamat URL www.peta.kemendesa.go.id ) sebagai
wahana untuk menyajikan hasil pengolahan serta analisis dari kegiatan
monitoring dan evaluasi perkembangan desa.
BAB IV

PENUTUP

Demikian panduan pelaksanaan dibuat untuk dijadikan pedoman dalam


pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi perkembangan desa.

Jakarta, Oktober 2016


LAMPIRAN 1. KONDISI STATUS DESA PER
KABUPATEN DI LOKASI PENGAMBILAN
DATA BERDASARKAN NILAI IPD
Dari empat kabupaten tersebut, yang menjadi prioritas pengambilan data adalah 5
desa dengan status tertinggal atau berkembang. Dari lima desa tersebut fokus
pengambilan data adalah pada indikator yang memiliki nilai 0, tetapi tidak
mengesampingkan indikator lain. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai status
desa dan jumlahnya yang berada di setiap kabupaten yang akan dilakukan
pengumpulan datanya.
1. Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Bandung Barat yang terletak di Provinsi Jawa Barat terdiri dari 41
Kecamatan dan 165 Desa. Dari 165 desa tersebut terbagi 32 desa berstatus
mandiri, 130 berstatus berkembang dan 3 desa berstatus tertinggal. Target
pengumpulan data 5 desa tertinggal atau berkembang akan dipilih secara acak dan
menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan
intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Berkembang dan Mandiri.
Tabel 1. Daftar desa di Kabupaten Bandung Barat dan status desa berdasarkan IPD
No Status Desa Jumlah
Kecamatan
Mandiri Berkembang Tertinggal Desa
1 Batujajar 4 3 0 7
2 Cihampelas 4 6 0 10
3 Cikalongwetan 4 9 0 13
4 Cililin 1 10 0 11
5 Cipatat 2 9 1 12
6 Cipeundeuy 2 10 0 12
7 Cipongkor 1 13 0 14
8 Cisarua 4 4 0 8
9 Gununghalu 4 5 0 9
10 Lembang 2 14 0 16
11 Ngamprah 1 10 0 11
12 Padalarang 0 9 1 10
13 Parongpong 0 6 1 7
14 Rongga 1 7 0 8
15 Saguling 2 4 0 6
16 Sindangkerta 0 11 0 11
Jumlah 32 130 3 165
2. Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Garut yang terletak di Provinsi Jawa Barat terdiri dari 41
Kecamatan dan 421 Desa. Dari 421 desa tersebut terbagi 24 desa berstatus
mandiri, 379 berstatus berkembang dan 18 desa berstatus tertinggal. Target
pengumpulan data 5 desa tertinggal akan dipilih secara acak dan menganalisis
indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan intervensi agar
status desanya naik menjadi Desa Berkembang.
Tabel 2. Daftar desa di Kabupaten Garut dan status desa berdasarkan IPD

Status Desa Jumlah


No Kecamatan
Mandiri Berkembang Tertinggal Desa
1 Banjarwangi 0 7 4 11
2 Banyuresmi 1 14 0 15
3 Bayongbong 0 18 0 18
4 Bl. Limbangan 1 13 0 14
5 Bungbulang 0 12 1 13
6 Caringin 0 6 0 6
7 Cibalong 0 9 2 11
8 Cibatu 1 10 0 11
9 Cibiuk 0 5 0 5
10 Cigedug 0 5 0 5
11 Cihurip 0 4 0 4
12 Cikajang 2 10 0 12
13 Cikelet 1 9 1 11
14 Cilawu 3 15 0 18
15 Cisewu 0 7 2 9
16 Cisompet 0 10 1 11
17 Cisurupan 2 15 0 17
18 Kadungora 1 13 0 14
19 Karangpawitan 1 15 0 16
20 Karangtengah 0 4 0 4
21 Kersamanah 1 5 0 6
22 Leles 0 12 0 12
23 Leuwigoong 0 8 0 8
24 Malangbong 1 23 0 24
25 Mekarmukti 0 5 0 5
26 Pakenjeng 0 13 0 13
27 Pameungpeuk 2 4 2 8
28 Pamulihan 0 4 1 5
29 Pangatikan 0 8 0 8
30 Pasirwangi 0 12 0 12
Status Desa Jumlah
No Kecamatan
Mandiri Berkembang Tertinggal Desa
31 Peundeuy 0 4 2 6
32 Samarang 1 12 0 13
33 Selaawi 0 7 0 7
34 Singajaya 0 9 0 9
35 Sucinaraja 0 7 0 7
36 Sukaresmi 0 7 0 7
37 Sukawening 1 10 0 11
38 Talegong 0 5 2 7
39 Tarogong Kaler 2 10 0 12
40 Tarogong Kidul 2 5 0 7
41 Wanaraja 1 8 0 9
Jumlah 24 379 18 421

3. Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Barat


Kabupaten Wonogiri yang terletak di Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 25
Kecamatan dan 251 Desa. Dari 251 desa tersebut terbagi 13 desa berstatus
mandiri, 237 desa berkembang dan 1 desa tertinggal akan dipilih secara acak dan
menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan
intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Berkembang.
Tabel 3. Daftar desa di Kabupaten Wonogiri dan status desa berdasarkan IPD

Status Desa Jumlah


No Kecamatan
Mandiri Berkembang Tertinggal Desa
1 Baturetno 1 12 0 13
2 Batuwarno 0 7 0 7
3 Bulukerto 0 9 0 9
4 Eromoko 1 12 0 13
5 Girimarto 0 12 0 12
6 Giritontro 0 5 0 5
7 Giriwoyo 0 14 0 14
8 Jatipurno 0 9 0 9
9 Jatiroto 0 13 0 13
10 Jatisrono 2 13 0 15
11 Karangtengah 0 5 0 5
12 Kismantoro 0 8 0 8
13 Manyaran 1 4 0 5
14 Ngadirojo 1 8 0 9
15 Nguntoronadi 0 9 0 9
16 Paranggupito 0 7 1 8
Status Desa Jumlah
No Kecamatan
Mandiri Berkembang Tertinggal Desa
17 Pracimantoro 2 15 0 17
18 Puhpelem 0 5 0 5
19 Purwantoro 0 13 0 13
20 Selogiri 3 7 0 10
21 Sidoharjo 1 9 0 10
22 Slogohimo 0 15 0 15
23 Tirtomoyo 0 12 0 12
24 Wonogiri 1 8 0 9
25 Wuryantoro 0 6 0 6
Jumlah 13 237 1 251

4. Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan


Kabupaten Jeneponto yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari
11 Kecamatan dan 82 Desa. Dari 82 desa tersebut secara keseluruhan memiliki
status desa berkembang. Target pengumpulan data 5 desa akan dipilih secara acak
dan menganalisis indikator yang memiliki nilai terendah untuk kemudian dilakukan
intervensi agar status desanya naik menjadi Desa Mandiri.

Tabel 4. Daftar desa di Kabupaten Jeneponto dan status desa berdasarkan IPD
Status Desa Jumlah
No Kecamatan
(Berkembang) Desa
1 Arungkeke 7 7
2 Bangkala 10 10
3 Bangkala Barat 7 7
4 Batang 4 4
5 Binamu 1 1
6 Bontoramba 11 11
7 Kelara 5 5
8 Rumbia 12 12
9 Tamalatea 6 6
10 Tarowang 8 8
11 Turatea 11 11
Jumlah 82 82
LAMPIRAN 2. FORMULIR ISIAN
LAMPIRAN 3. MODUL INDEKS
PEMBANGUNAN DESA (IPD)

Anda mungkin juga menyukai