Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI optimal dalam sistem informasi penyusunan

KEBIJAKAN E-DATABASE SISTEM rencana pembangunan daerah. Hal ini


INFORMASI PEMERINTAH DAERAH memperlihatkan bahwa pemerintah daerah
(SIPD) DAN DAMPAKNYA mempunyai kewajiban buat menciptakan sistem
PADA KEGIATAN KESEJAHTERAAN informasi pada bidang perencanaan
MASYARAKAT pembangunan pada wilayahnya masing-masing.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bina
Oleh: Pembangunan Daerah Kementerian Dalam
Negeri melaksanakan konsep E-Government
TRI JUNITA untuk memudahkan koordinasi antara
NPM D2D021038 pemerintah pusat dan daerah serta memantau
perkembangan antar instansi pemerintah
LATAR BELAKANG melalui sistem informasi.
Rencana pembangunan merupakan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh seluruh instansi Penerapan otonomi daerah menyebabkan
pemerintah dalam menjalankan kegiatan, terjadinya perubahan penyelenggaraan dan
kewajiban dan fungsinya, dan pelaksanaan ini pembangunan pemerintahan dari tingkat pusat
juga memiliki beberapa perubahan penting ke tingkat daerah. Dalam pelaksanaan era
dalam penyusunan dokumen rencana otonomi daerah ini, terjadi perubahan yang
pembangunan daerah Indonesia. Oleh karena cukup mendasar dalam penyelenggaraan
itu, perencanaan pembangunan harus pemerintahan daerah sesuai dengan Undang-
berdasarkan dari data atau informasi yang Undang Nomor 9 Tahun 2015 dan Undang-
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang Pemerintah Daerah.
Nomor 25 Bab VII Pasal 31 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Pembangunan daerah merupakan wujud dari
Nasional. penyelenggaraan penyelenggaraan
pemerintahan daerah sebagai bagian integral
Membuat rencana pembangunan daerah yang dari pembangunan daerah, dengan beberapa
berkualitas membutuhkan data referensi yang perubahan letak kewenangan daerah, fungsi,
akurat, mudah dipahami, dan relevan. Oleh dan pemerintahan daerah. Pelaksanaan otonomi
karena itu, dalam penyelenggaraan sistem daerah memegang peranan penting dan
pemerintahan khususnya dalam penyusunan dorongan bagi proses pembangunan di setiap
rencana pembangunan daerah baik dalam daerah, dan perubahan sistem pemerintahan
rencana pembangunan jangka panjang daerah, daerah mendorong semua daerah berlomba-
diperlukan suatu sistem yang akan menjadi lomba untuk mempercepat proses
pusat basis data yang memfasilitasi kinerja dan pembangunan daerah (Undang-Undang Nomor
menyajikan data yang andal dan akurat dalam 25 Tahun 2004).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70
Pemerintah Daerah (RKPD) dikarenakan data Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
yang akurat dan dapat dilacak sangat penting Pemerintahan Daerah (SIPD) dalam pasal 1
untuk tujuan perencanaan pembangunan yang dijelaskan bahwa SIPD adalah pengelolaan
akurat. informasi pembangunan daerah, informasi
keuangan daerah, dan informasi Pemerintahan
Dalam pasal 30 ayat (1) pada Peraturan Daerah lainnya yang saling terhubung untuk
Pemerintah Republik Indonesia No 8 Tahun dimanfaatkan dalam penyelenggaraan
2008 berkaitan dengan tahapan, tata cara, pembangunan daerah. Kemudian pada pasal 16
pengelolaan, dan evaluasi pelaksanaan rencana dinyatakan informasi perencanaan
pembangunan daerah yang diperlukan daerah pembangunan daerah mencakup kondisi
untuk pengelolaan dan pemanfaatan data yang geografis daerah, demografi, potensi sumber
daya daerah, ekonomi dan keuangan daerah,
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek reporting, serta masih memiliki banyak kendala
pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. seperti nomor entri data SIPD.

Sistem informasi yang beroperasi secara online Menurut temuan Deseverians dan Wulandari
tentu berjalan secara efisien dan mandiri, (2020), Bappeda kesulitan untuk memberikan
namun tetap dipantau oleh kantor pusat, instruksi entri data kepada organisasi perangkat
sehingga faktor integritas data, ketepatan daerah karena banyaknya kelompok data dan
waktu, akurasi, dan efektivitas diperhitungkan item data yang perlu diisi. Sebagai lembaga
kapan saja, di mana saja dan siapapun dapat pelaksana, pemerintah provinsi, kabupaten/kota
dengan mudah mengakses data informasi yang harus mampu mengumpulkan dan mengolah
mereka butuhkan. Unsur penting dalam proses semua data dan informasi yang diperlukan
pendataan dan sistem informasi, yaitu dalam untuk rencana pembangunan, sehingga tersedia
input data melalui SIPD. SIPD dilaksanakan database yang dapat memuat semua data dan
oleh setiap pemerintah daerah di Indonesia baik informasi untuk melaksanakan rencana
itu pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota pembangunan tersebut.
melaksanakan rencana pembangunan, sehingga
SIPD sebagai bahan rujukan sekaligus Oleh karena itu, faktor integritas, update,
mempermudah dalam proses perencanaan akurasi, dan validitas data merupakan faktor
pembangunan daerah berbasis data dan penting dalam proses pengumpulan dan input
informasi yang akurat dan dapat item data, dan selanjutnya diproses lebih lanjut
dipertanggungjawabkan (Peraturan Menteri dalam SIPD karena keberhasilan pembangunan
Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014). daerah yang baik harus didukung oleh data,
rencana dan pedoman yang efektif dan efisien
Dalam tahun 2019, dari 509 Kabupaten dan agar menghasilkan data yang valid dan up to
Kota dari 34 Provinsi di Indonesia ada date.
sebanyak 75% data SIPD yang tidak terisi. Hal
ini disebabkan sulitnya pengumpulan data dari Setiap wilayah pada dituntut menerapkan SIPD
organisasi perangkat di berbagai daerah. SIPD yang terintegarsi secara nasional dan sejalan
merupakan alat penting untuk mendukung dengan visi & misi pemerintah daerah. Salah
pelaksanaan pembangunan di daerah, terutama satu Kabupaten yang baru berdiri adalah yang
dalam hal data yang berguna untuk analisis juga melaksanakan SIPD pada 40 Satuan Kerja
rencana pembangunan dan pemetaan, karena Perangkat Daerah . Sebagai Kabupaten yang
rencana pembangunan tidak didasarkan pada baru berdiri untuk melaksanakan SIPD,
data yang mengarah pada pedoman hasil. diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang
Lokasi, penugasan, dan risiko pekerjaan ada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
rangkap tidak berlaku (Deseverians dan (SKPD).
Wulandari, 2020).
Fenomena lain yang terjadi dalam
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menggunakan SIPD masih terjadinya hambatan
tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian yaitu dalam pelaksanaannya masih kurangnya
diubah menjadi Pasal 274 Tahun 2014 Undang- sumber daya khususnya operator, dimana
Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang operator yang sudah diberi pelatihan dimutasi,
mensyaratkan rencana pembangunan daerah sehingga menyebabkan operator yang
berdasarkan data dan informasi yang dikelola menjalankan program aplikasi SIPD banyak
oleh SIPD. Penggunaan aplikasi SIPD yang yang belum mendapatkan pelatihan. Selain itu
dihasilkan berdasarkan pengolahan data dari segi proses kendala yang ditemukan pada
program dan kegiatan yang dimasukkan oleh proses penginputan data yaitu sering terjadinya
pemerintah daerah. SIPD mencakup empat gangguan jaringan internet dan sistem error
portal data pengembangan, e-database, e-plan, sehingga menyebabkan tertundanya
e-monev, dan e-report. Tetapi hingga tahun penginputan data base pada SIPD.
2018, pelaksanaan SIPD hanya memiliki tiga
portal yaitu e-database, e-planning, dan e-
Pada batas waktu pengimputan data 2. Untuk mengetahui hambatan Implementasi
menggunakan sistem timer, apabila sudah close, Kebijakan E-Database Sistem Informasi
maka SKPD tidak dapat menginput data Pemerintah Daerah (SIPD)
dikarenakan program atau aplikasi sudah 3. Untuk mengetahui dampak SIPD pada
terkunci. Selain itu, permasalahan yang terjadi kegiatan Kesejahteraan Masyarakat.
dalam pelaksanaan SIPD ini, adanya program
yang wajib dilakukan oleh SKPD, namun pada EFEKTIVITAS
menu menu dalam SIPD masih belum tersedia, Efektivitas menurut Ravianto (2014) seberapa
sehingga program wajib SKPD ini tidak bisa di baik pekerjaan dilakukan dan seberapa baik
input dan harus mengusulkan ke Kemendagri orang mendapatkan hasil yang diharapkan dan
terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan untuk apabila pekerjaan itu tepat waktu, hemat biaya,
sementara kegiatan tersebut harus di pecah dan dan dapat dilakukan dengan cara yang sesuai
dititipkan pada kegiatanya yang lain yang dengan kualitas, itu dianggap efektif. Martani
tentunya dapat memperlambat pelaksanaan dan Lubis (1987), ada tiga pendekatan yang
program terkait. dapat digunakan sebagai kriteria untuk
mengukur efektivitas.
SIPD tentunya sangat penting dikarenakan
terkait dengan perencanaan pembangunan 1. Pendekatan sumber adalah mengukur
daerah yang mencakup juga aspek ekonomi dan validitas input. Pendekatan ini
keuangan daerah dan kesejahteraan masyarakat memprioritaskan keberhasilan pengadaan
serta daya saing daerah sesuai dengan Peraturan sumber daya fisik dan non-fisik, jika sesuai.
Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 2. Pendekatan proses adalah untuk
tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah memvalidasi pelaksanaan suatu program
(SIPD). melalui kegiatan atau mekanisme proses
internal.
Oleh karena itu, dari fenomena yang terjadi 3. Pendekatan yang ditargetkan dan
maka, penulis tertarik ingin mengkaji dan berorientasi pada hasil mengukur
melihat lebih jauh tentang Efektivitas keberhasilan dengan mencapai hasil yang
Implementasi Kebijakan E-Database Sistem direncanakan.
Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) dan
dampaknya pada kegiatan kesejahteraan JENIS PENELITIAN
masyarakat. Penelitian ini survei deskriptif merupakan
metode survei yang dilakukan dengan tujuan
RUMUSAN MASALAH utama membuat deskripsi yang objektif atau
Rumusan masalah dalam penelitian, sebagai kontekstual.
berikut:
METODE ANALISIS
1. Bagaimana Efektivitas Implementasi Sugiyono (2012) menggambarkan metode
Kebijakan E-Database Sistem Informasi analisis deskriptif, yaitu analisis yang dilakukan
Pemerintah Daerah (SIPD)? untuk menentukan nilai suatu variabel tanpa
2. Bagaimana hambatan Kebijakan E-Database melihat perbandingan atau hubungan dengan
Sistem Informasi Pemerintah Daerah variabel tersebut. Analisis data merupakan
(SIPD)? langkah terpenting dalam memperoleh hasil
3. Bagaimana dampak SIPD pada kegiatan penelitian. Analisis data adalah proses
Kesejahteraan Masyarakat? pengumpulan data sehingga dapat
diinterpretasikan. Analisis data dilakukan
TUJUAN PENELITIAN selama dan setelah pengumpulan data.
Tujuan dalam penelitian, sebagai berikut:
Dalam analisis statistik deskriptif penyajian
1. Untuk mengetahui efektivitas Implementasi data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,
Kebijakan E-Database Sistem Informasi pictogram, perhitungan modus, median, mean,
Pemerintah Daerah (SIPD). perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata belum siap sepenuhnya dalam pelaksanaan
dan standar deviasi, perhitungan persentase. SIPD ini. Hal ini dikarenakan pegawai
Khusus dalam penelitian ini hanya pelaksana SIPD tidak mendapatkan pendidikan
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dan pelatihan dalam menggunakan aplikasi
rata-rata tentang kompetensi, kepuasan kerja SIPD, selama ini dalam pelaksanaan SIPD
dan kinerja (Sugiyono, 2012). Pemerintah Daerah hanya memberikan
sosialisasi kebijakan Permendagri untuk
Dalam penelitian deskriptif ini digunakan menggunakan SIPD kepada setiap OPD.
persepsi responden terhadap variabel yang
digunakan, melakukan pengumpulan data dan Tepat kebijakan ini juga dikarenakan kebijakan
informasi dengan penyebaran kuesioner yang dibuat dalam SIPD sudah melalui
(Sekaran, 2016). Musrenbang dan sudah memalui proses
perencanaan, sehingga hasil kebijakan berupa
Metode analisis yang digunakan dalam kegiatan dan program dilaksanakan untuk
penelitian ini adalah konfirmasi dengan mengatasi permasalahan permasalahan yang
menggunakan metode deskriptif analitis. terjadi dan dibutuhkan masyarakat. Selain itu,
Teknik analisis deskriptif ini untuk melihat kebijakan ini dilaksanakan dengan tetap
efektivitas implementasi kebijakan E-Database berkoordinasi pada Pemerintahan Kecamatan
Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) dan Kelurahan di lokasi kegiatan dan program
menggunakan pendekatan statistik. dilaksanakan, sehingga kebijakan SIPD dilihat
dari kebijakan pelaksanaanya sudah tepat atau
PEMBAHASAN sudah efektif. Selain itu, dalam hal kebijakan
Implementasi Kebijakan E-Database Sistem dalam SIPD berkaitan dengan interaksi lembaga
Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) lain dikarenakan tidak semua kebijakan
berkaitan dengan lembaga lain baik antar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah maupun pihak swasta. Sementara
Implementasi Kebijakan E-Database Sistem itu, walaupun kebijakan yang dibuat terkait
Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) tidak dengan persepsi publik, SIPD masih
efektif dan masih belum tepat pada mengutamakan kegiatan dan program yang
pelaksanaan, target dan prosesnya. Hal ini sejalan dengan visi dan misi pemerintah daerah,
dikarenakan pada pelaksanaan terlihat kerja ini menunjukkan bahwa tidak semua kegiatan
sama yang terjadi seringkali kurang berjalan dan program sesuai dengan aspirasi atau usulan
dengan baik disebabkan kurangnya koordinasi masyarakat.
dan komunikasi dari pihak pembuat kebijakan
dengan pihak pelaksana kebijakan, sehingga Belum tepatnya pelaksanaan ini dikarenakan
menyebabkan pelaksanaan kebijakan berupa kerja sama yang terjadi seringkali kurang
kegiatan dan program dalam pelaksanaan belum berjalan dengan baik disebabkan kurangnya
sesuai harapan atau belum maksimal. koordinasi dan komunikasi dari pihak pembuat
kebijakan dengan pihak pelaksana kebijakan,
Selain itu pada target adanya ketidak sesuaian sehingga menyebabkan pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan berupa kegiatan dan program dalam
program yang dilakukan serta masih adanya pelaksanaan belum sesuai harapan atau belum
tumpang tindih suatu kegiatan dan program maksimal. Pada pelaksanaan terlihat kerja
dengan kegiatan dan program pada OPD lain, sama yang terjadi seringkali kurang berjalan
sehingga apa yang menjadi target dari dengan baik disebabkan kurangnya koordinasi
kebijakan yang dibuat belum sesuai harapan, dan komunikasi dari pihak pembuat kebijakan
padahal kegiatan dan program yang dilakukan dengan pihak pelaksana kebijakan, sehingga
merupakan kebijakan kebijakan yang sudah menyebabkan pelaksanaan kebijakan berupa
lama direncanakan. Kemudian pada proses kegiatan dan program dalam pelaksanaan belum
pegawai SKPD belum sepenuhnya memahami sesuai harapan atau belum maksimal. Selain itu
dan dapat menerima kebijakan yang ada dalam pada target adanya ketidak sesuaian
SIPD, sehingga pegawai pelaksanaan SIPD perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan
program yang dilakukan serta masih adanya dikarenakan sebanyak 38 orang (31,7%)
tumpang tindih suatu kegiatan dan program operator memiliki tingkat pendidikan SLTA.
dengan kegiatan dan program pada OPD lain,
sehingga apa yang menjadi target dari Temuan penelitian sesuai dengan hasil studi
kebijakan yang dibuat belum sesuai harapan, Deseverians dan Wulandari (2020) yang
padahal kegiatan dan program yang dilakukan menemukan efektivitas SIPD pada rencana
merupakan kebijakan kebijakan yang sudah pembangunan tahunan daerah belum efektif
lama direncanakan. terlihat dari pencapaian tujuan, integrasi, dan
adaptasi dan penelitian ini sejalan dengan
Belum tepatnya target ini, dikarenakan adanya pendapat Balqis dan Fadhly (2021) yang dalam
ketidaksesuaian perencanaan dan pelaksanaan studinya menemukan bahwa sebanyak 60-70%
kegiatan dan program yang dilakukan serta pegawai belum memiliki pemahaman yang jelas
masih adanya tumpang tindih suatu kegiatan tentang input data, tetapi diperlukan lebih
dan program dengan kegiatan dan program banyak pemantauan. Kemudian dilihat dari sisi
pada OPD lain, sehingga apa yang menjadi ketepatan waktu, penggunaan SIPD telah
target dari kebijakan yang dibuat belum sesuai memberikan data yang lebih baik dari
harapan, padahal kegiatan dan program yang Distranaker.
dilakukan merupakan kebijakan kebijakan yang
sudah lama direncanakan. Sejalan dengan penelitian Heldan (2021)
menjelaskan bahwa efektivitas pelaksanaan
Belum tepatnya proses ini dikarenakan pegawai Pedoman Rencana Kerja Pemerintah Daerah
SKPD belum sepenuhnya memahami dan dapat sangat efektif dan memenuhi lima ketentuan
menerima kebijakan yang ada dalam SIPD, “benar”. Kebijakan yang tepat, implementasi
sehingga pegawai pelaksanaan SIPD belum siap yang tepat, tujuan yang tepat, lingkungan yang
sepenuhnya dalam pelaksanaan SIPD ini. Hal tepat, proses yang tepat, selain itu, faktor-faktor
ini dikarenakan pegawai pelaksana SIPD tidak yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam kebijakan perencanaan kerja Pemerintah
menggunakan aplikasi SIPD, selama ini dalam Daerah Kota Metro dapat dibagi menjadi dua
pelaksanaan SIPD Pemerintah Daerah hanya faktor pendukung dan dua penghambat, antara
memberikan sosialisasi kebijakan Permendagri lain: Komunikasi dan struktur birokrasi sereta
untuk menggunakan SIPD kepada setiap OPD. dispsosi, yaitu sumber daya.
Kemudian pada proses pegawai SKPD belum
sepenuhnya memahami dan dapat menerima Selain itu, temuan penelitian ini tidak sejalan
kebijakan yang ada dalam SIPD, sehingga dengan pendapat Nugroho (2012) yang
pegawai pelaksanaan SIPD belum siap mengatakan implementasi kebijakan yang
sepenuhnya dalam pelaksanaan SIPD ini. Hal efektif harus memiliki lima tepat, yaitu: 1)
ini dikarenakan pegawai pelaksana SIPD tidak Tepat Kebijakan. Kebijakan yang tepat dan
mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam akurasi kebijakan tergantung pada seberapa
menggunakan aplikasi SIPD, selama ini dalam baik kebijakan yang ada memberikan solusi
pelaksanaan SIPD Pemerintah Daerah hanya untuk masalah yang perlu diselesaikan, 2) Tepat
memberikan sosialisasi kebijakan Permendagri Pelaksanaan. tiga lembaga yang bisa menjadi
untuk menggunakan SIPD kepada setiap OPD. pelaksana hanya dengan
mengimplementasikannya. Artinya, pemerintah,
Belum efektifinya Implementasi Kebijakan E- kerjasama antara pemerintah dan sektor publik-
Database Sistem Informasi Pemerintah Daerah swasta, atau pelaksanaan kebijakan monopoli,
(SIPD) tentunya banyak faktor yang 3) Tepat sasaran. Tidak tumpang tindih atau
mempengaruhinya, seperti operator yang telah bertentangan dengan intervensi kebijakan lain,
mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman baik tujuan intervensi sesuai rencana maupun
dimutasi dengan operator yang belum memiliki tidak. Tujuan operasional dan sarana untuk
pengalaman, selain itu juga disebabkan tingkat menerapkan kebijakan baru atau memperbarui
pendidikan operator yang masih rendah implementasi kebijakan yang ada, dan
Tepat lingkungan. Lingkungan dalam hal ini mengikuti pelatihan disebabkan seringnya
dapat dibagi menjadi lingkungan kebijakan terjadi mutasi.
internal yang mengacu pada interaksi antara Sejalan dengan penelitian Wurara dkk (2020)
pembuat kebijakan dengan pembuat kebijakan bahwa penerapan sistem liputan pemerintahan
dan instansi terkait lainnya. Dan lingkungan wilayah yang belum terlaksanakan
kebijakan luar negeri dari perspektif kesadaran menggunakan baik ini lantaran kurangnya
publik terhadap kebijakan dan implementasinya keefisieni dikarenakan banyaknya SKPD yang
dan Tepat proses. Lingkungan dalam hal ini belum bisa memasukan data dengan sempurn,
dapat dibagi menjadi lingkungan kebijakan masih kurangnya kualitas Sumber Daya
internal yang mengacu pada interaksi antara Manusia berdasarkan SKPD yang
pembuat kebijakan dengan pembuat kebijakan menyebabkan keterlambatan dalam memasukan
dan instansi terkait lainnya. Dan lingkungan data perencanan dan masih kurangnya
kebijakan luar negeri dari perspektif kesadaran bimbingan teknis pada operator dalam
publik terhadap kebijakan dan mengoperasikan SIPD. Kajian ini sejalan juga
implementasinya. dengan penelitian Ekaputra (2021) hambatan
yang menyebabkan tidak efektif adalah
Kurniawan (2005) mengatakan bahwa kurangnya pemahaman tentang aplikasi dan
efektivitas merupakan kemampuan untuk dalam prosesnya, mengubah nomenklatur
melakukan suatu tugas, fungsi daripada suatu program membingungkan pemerintah daerah
organisasi yang tanpa tekanan atau ketegangan dalam membuat dokumen RKPD.
selama pelaksanaannya. Keefektifan adalah
hubungan antara hasil dan tujuan, Mahmudi Menurut Steers (1985), ada empat faktor yang
(2005) menyebutkan bahwa semakin besar mempengaruhi efektivitas kerja, yaitu: 1)
kontribusi hasil untuk mencapai tujuan, Karakteristik organisasi meliputi struktur dan
semakin efektif organisasi, program, atau teknologi dan dapat mempengaruhi aspek
kegiatan. efektivitas tertentu dengan cara yang berbeda.
Struktur adalah hubungan yang relatif tepat
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dilihat organisasi sehubungan dengan
dibuat oleh pemerintah untuk mengoreksi komposisi bakatnya. Struktur mencakup
berbagai kelemahan perencanaan pembangunan bagaimana organisasi mengatur karyawannya
yang dirasakan di masa lalu. Sasaran perbaikan untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi
yang diharapkan antara lain, namun tidak teknologi mengacu pada mekanisme organisasi
terbatas pada, tercapainya perencanaan dan untuk mengubah input mentah menjadi output,
penganggaran yang terintegrasi, dan lebih 2) Fungsi lingkungan dapat mempengaruhi
mengoptimalkan pemanfaatan partisipasi efektivitas efek kerja. Kedua aspeknya sedikit
masyarakat dalam penyusunan perencanaan berbeda tetapi saling berhubungan. Lingkungan
oleh kegiatan Musyawarah Perencanaan eksternal adalah batas ekstra organisasi dan
Pembangunan (Undang-undang Nomor 25 memengaruhi tekad dan skala dalam organisasi.
Tahun 2004). Tingkat relatif stabilitas lingkungan, tingkat
kompleksitas lingkungan, dan tingkat
Hambatan Implementasi SIPD pada ketidakpastian lingkungan umumnya dianggap
Kegiatan Kesejahteraan Masyarakat sebagai efek dari faktor-faktor tersebut pada
dinamika organisasi. Lingkungan biasa disebut
Hambatan Implementasi SIPD pada Kegiatan dengan iklim organisasi mencakup berbagai
Kesejahteraan Masyarakat di selama ini atribut lingkungan kerja yang berhubungan
kurangnya SDM dalam pelaksanaanya, sistem dengan aspek efektivitas tertentu. Keberhasilan
timer SIPD dirasakan sangat kurang internet hubungan organisasi dengan lingkungan
jaringan internet kurang mendukung dan data tampaknya sangat tergantung pada tingkat
level kecamatan masih ada yang belum tersedia prediktabilitas kondisi lingkungan, akurasi
dan waktu pelaksanaan entry seringkali menjadi pengenalan kondisi lingkungan, dan tingkat
error, kurangnya operator yang belum rasionalitas organisasi meningkat. Ketiga faktor
ini mempengaruhi ketepatan respon organisasi
terhadap perubahan lingkungan, 3) pembangunan MCK dan pembangunan pasar,
Karakteristik pekerja. Anggota organisasi tetapi sebagian besar merupakan kegiatan baru
memiliki pengaruh yang paling penting, karena yang sejalan dengan rencana pembangunan
tindakan merekalah yang memfasilitasi atau daerah dan visi dan misi Pemerintah Daerah ,
menghambat pencapaian tujuan organisasi seperti pengembangan tempat wisata,
dalam jangka panjang. Perilaku pekerja pembangunan laboratorium komputer sekolah,
memiliki dampak yang signifikan terhadap dan penambahan ruang belajar.
pencapaian tujuan suatu perusahaan, karena
pekerja merupakan sumber daya yang Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2009,
berhubungan langsung dengan pengelolaan tentang Kesejahteraan Masyarakat,
seluruh sumber daya yang ada di dalam kesejahteraan masyarakat adalah kondisi
organisasi. Teknologi yang digunakan sudah terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
matang dan didukung oleh struktur yang baik, sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
tetapi tidak ada gunanya tanpanya, sehingga mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
pekerja adalah aset utama organisasi dan melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan
berdampak signifikan pada efektivitasnya, dan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu: 1)
4) Kebijaksanaan dan amalan. Pemimpin Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera,
memainkan peran dalam keberhasilan yakni terpenuhinya kebutuhan kebutuhan
organisasi dengan merencanakan, jasmaniah, rohaniah, dan sosial, 2) Institusi,
mengkoordinasikan, dan memfasilitasi kegiatan arena atau bidang kegiatan yang melibatkan
yang bertujuan. Tugas manajer untuk lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai
memastikan bahwa struktur organisasi profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan
kompatibel dan berguna untuk teknologi dan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial,
lingkungan. Ini adalah tanggung jawab dan 3) Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan
pemimpin untuk menetapkan sistem atau usaha yang terorganisir untuk mencapai
kompensasi yang tepat untuk memungkinkan sejahtera.
karyawan mencapai kebutuhan dan tujuan
individu mereka sambil mengejar tujuan dan Sebuah studi yang dilakukan oleh Sudianing
sasaran organisasi. Peran kepemimpinan ini dan Saputra (2019) menunjukkan pentingnya
mungkin yang paling penting. Ketika proses tata kelola SIPD yang berkualitas dalam
teknologi menjadi lebih kompleks dan mendukung rencana pembangunan daerah yang
lingkungan menjadi lebih kompleks dan kejam, berkualitas dan SIPD sebagai bagian dari e-
peran manajer dalam mengoordinasikan orang government memegang peranan penting dalam
dan proses untuk keberhasilan suatu organisasi pengembangan rencana pembangunan daerah,
menjadi lebih penting dan juga lebih sulit. dimana Pemerintah yang tanggap terhadap isu-
isu daerah, peningkatan partisipasi dalam
Dampak SIPD pada Kegiatan Kesejahteraan perencanaan daerah dan demokrasi inklusif
Masyarakat dapat mendorong transparansi daerah dan
keterbukaan public.
Kesejehateraan masyarakat yang ditimbulkan
dari Implementasi Kebijakan E-Database Adisasmita (2008) mejelaskan bahwa dalam
Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) pembangunan daerah yang menjadi isu
belum benar benar dirasakan oleh masyarakat utamanya adalah dengan memanfaatkan potensi
semuanya tergantung komitmen pemerintah yang ada, seperti SDM, kelembagaan dan fisik
daerah dalam melaksanakan program dan serta dapat fokus pada kebijakan pembangunan
kegiatan sesuai rencana dan anggaran yang yang ada di daerah yang mengarah pada
tersedia. penciptaan lapangan kerja baru dan dalam
upaya meningkatkan kegiatan perekonomian
Kegiatan kesejehateraan masyarakat pada tahun daerah. Tarigan (2007) menjelaskan bahwa
2022 ada beberapa program kegiatan yang pertumbuhan ekonomi dearah merupakan
merupakan kegiatan lanjutan dari tahun peningkatan ekonimi kekayaan daerah, melalui
sebelumnya, seperti pembangunan jalan, peningkatan produksi dari kmooditas yang ada
di daerah dan dapat meningkatkan operator dapat lebih meningkatkan
perekonomian atau pendapatan masyarakat pengalamannya dalam menjalankan SIPD.
yang ada di daerah atau wilayah tersebut. 3. Kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini
OPD, perlunya meningkatkan jaringan
internet dan SDM pelaksanaan SIPD ini,
SIMPULAN sehingga pelaksanan SIPD daapat berjalan
Berdasarkan hasil penelitian, maka pada dengan lancar dan dapat lebih maksimal.
penelitian ini dapat disimpulkan, sebagai
berikut: DAFTAR PUSTAKA

1. Implementasi Kebijakan E-Database Sistem Adisasmita, R. 2008. Dasar-Dasar Ekonomi


Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) tidak Wilayah. Graha Ilmu, Yogyakarta.
efektif dikarenakan pada pelaksanaan, target
dan prosesnya tidak efektif. Balqis, Nadya dan Fadhly, Zuhrizal 2021.
2. Hambatan Implementasi SIPD di selama ini Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
masih kurangnya SDM dalam Pemerintahan Daerah (SIPD) di Dinas
pelaksanaannya, sistem timer SIPD Transmigrasi dan Tenaga Kerja
dirasakan sangat kurang, jaringan internet (Distranaker) Kabupaten Aceh Barat
kurang mendukung dan terjadinya mutasi Nadya. Jurnal Public Policy - Vol. 7 No. 2.
pada operator yang telah mengikuti
pelatihan. Deseverians, Rangga dan Wulandari, Serly.
3. Kegiatan kesejehateraan masyarakat yang 2020. Efektivitas Sistem Informasi
muncul dari Implementasi Kebijakan E- Pemerintah Daerah (SIPD) dalam
Database Sistem Informasi Pemerintah Perencanaan Pembangunan Tahunan
Daerah (SIPD) belum benar benar dirasakan Daerah di Kota Pontianak Provinsi
oleh masyarakat, semuanya tergantung Kalimantan Barat. Jurnal Ilmiah
komitmen pemerintah daerah dalam Administrasi Pemerintahan Daerah
melaksanakan program dan kegiatan sesuai Volume XII, Edisi Spesial (1).
rencana dan anggaran yang tersedia.
Ekaputra, Nanda Dias 2021. Efektivitas
Saran Penerapan Aplikasi Sistem Informasi
Berdasarkan temuan penelitian dan Pemerintahan Daerah (SIPD)Dalam
pembahasan, maka perlu disarankan, sebagai Penyusunan Dokumen RKPD Di
berikut: Kabupaten Nganjuk. Otonomi Vol. 21
Nomor 1.
1. Kepada Pemerintah Daerah untuk terus
meningkatkan pelaksanaan SIPD yang tidak Ghozali, I. 2016. Aplikasi analisis multivariate
efektif, apabila ini dapat lebih ditingkatkan, dengan program IBM SPSS 19. Semarang:
maka Implementasi Kebijakan E-Database Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) Heldan, Elip, Malik, Pratito, Muhammad Ario.
akan semakin efektif. Oleh karena 2021. Efektivitas Implementasi Kebijakan
diperlukan pelatihan bagi semua pegawai Perencanaan Pembangunan Daerah (Studi
dan operator SIPD di agar ketepatan Kasus Rencana Kerja Pemerintah Daerah
pelaksanaan, ketepatan target dan ketepatan Kota Metro). http://jurnal.ubl.ac.id
proses dari kebijakan SIPD yang selama ini
dirasakan masih belum dapat diperbaiki dan Kurniawan. Agung. 2005. Transformasi
tingkatkan, sehingga berdampak pada Pelayanan Publik. Yogyakarta. Penerbit.
banyak kegiatan kegiatan pada SKPD yang Pembaharuan.
memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
2. Kepada Pemerintah Daerah hendaknya tidak Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor
melakukan lagi mutasi kepada operator yang Publik. yogyakarta: UPP AMP YKPN.
sudah mendapatkan pelatihan, sehingga
Martani, Husaini dan Lubis, Hari. S.B.. 1987. Sudianing., Ni Ketut dan Seputra, Ketut Agus.
Teori Organisasi (Suatu Pendekatan 2019. Peran Sistem Informasi
Makro). Jakarta: Pusat Antar Universitas Pemerintahan Daerah Dalam Menunjang
Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia Peningkatan Kualitas Perencanaan
Pembangunan Daerah. Locus Majalah
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ilmiah FISIP Vol 11 No. 2 – Agustus 2019 |
Ghalia Indonesia 112.

Nasution., Muhammad, Irfan dan Nurwani. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif.
2021. Analisis Penerapan Sistem Informasi Bandung: Alfabet CV.
Pemerintah Daerah (Sipd) Pada Badan
Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Sulaiman, Rita Martini , Maitsarana
(BPKAD) Kota Medan. Jurnal Akuntansi Ishmaturadhwa, M. Thoyib. 2021.
Dan Keuangan. E-ISSN 2716-022X Volume Implementasi Sistem Informasi
9, Nomor 2. P-ISSN 2301-4717 DOI: Pemerintahan Daerah dalam Pengelolaan
https://doi.org/10.29103/jak.v9i2.4577 p. Keuangan Daerah. Jurnal Mirai
109-116 Manajemen Vol 6, No 2 (2021), Pages 70 -
76 ISSN: 2597 – 4084.
Nugroho, Riant. 2012. Public Policy: Dinamika
Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen Sutopo, H B. 2002. Pengantar Penelitian
Kebijakan. Jakarta: PT Elex Media Kualitatif. Surakarta: Pusat Penelitian
Komputindo. UNS.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Tarigan, Robinson, 2007. Ekonomi Regional,
Kesehatan Reproduksi Wanita. Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara,
Yogyakarta: Nuha Medika. Cetakan Keempat. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tentang Pemerintahan Daerah.
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Pembangunan Daerah. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Ravianto J. 2014. Produktivitas dan
Pengukuran, Jakarta. Binaman Aksara Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial
Robbins Sthepen. 2016. Perilaku Organisasi,
Jakarta : Gramedia.  Vira, Yusel dan Husna, Cut Asmaul. 2017.
Implementasi Sistem Informasi
Sekaran, U & Bougie, J. 2016. Research Pembangunan Daerah (SIPD) Dalam
Methods For Business: A Skill Building Proses Perencanaan Di Kabupaten Aceh
Approach. Edisi Kelima. New York: John Barat. COMSERVA: Jurnal Penelitian dan
Wiley Pengabdian Masyarakat - Vol. 1, No. 9.
Sirojuzilam, 2008. Disparitas Ekonomi dan
Perencanaan Regional, Ketimpangan Winarno, Kusnadi, Adhi., Afriliana, Nunik.
Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah 2019. Implementasi Sistem Informasi
Timur Provinsi Sumatera Utara. Pustaka Pembangunan Daerah Di Kabupaten
Bangsa Press. Tangerang. Prosiding PKM-CSR, Vol. 2 e-
ISSN: 2655-3570.
Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi
Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Wurara, Citta Nadya Celine., Kimbal, Alfon.,
dan Kumaya, Neni. 2020. Implementasi
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
Kota Manado (Studi di Badan
Perencanaan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kota Manado).
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume
2 No. 5. Eksekutif ISSN: 2337 – 5736.

Anda mungkin juga menyukai