Tim Dosen:
Tiodora H. Siagian, Tati Irawan dan Teguh Sugiarto
https://www.youtube.com/watch?v=QVHBSppb_QI
Cakupan
• Latar belakang
• Urgensi penyusunan Indeks Pembangunan Desa (IPD)
• Manfaat IPD
• Kerangka konseptual IPD
• Metodologi IPD
• Hasil Penghitungan
• Diskusi kelebihan dan kekurangan IPD
2
Latar Belakang
3
Latar Belakang
• Ingin diketahui tingkat perkembangan desa di Indonesia dimana
total desa hasil pencacahan Podes 2018 adalah sebanyak
75.436 desa, 8.444 kelurahan, dan 51 UPT/SPT.
• Ingin disusun kebijakan dan perencanaan pembangunan desa
dan kawasan perdesaan di Indonesia
• Sasaran RPJMN 2015-2019:
1. Terentasnya Kemiskinan dan Terciptanya Lapangan Kerja.
2. Terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) Desa.
3. Meningkatnya tata kelola perdesaan yang optimal
4. Terwujudnya desa yang berkelanjutan.
5. Terwujudnya keterkaitan desa-kota.
➢ Penurunan Desa Tertinggal → sampai 5000 desa di 2019
➢ Peningkatan Desa Mandiri → sedikitnya 2000 desa di 2019
4
Indeks Pembangunan Desa
▪ Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah suatu ukuran yang disusun untuk menilai
tingkat kemajuan atau perkembangan desa di Indonesia.
▪ Unit analisisnya “Desa” menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Setiap desa memiliki nilai IPD.
▪ Apabila IPD diukur secara berkala dan ditampilkan antar waktu, maka dapat
diperoleh dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa. Sudah dihitung IPD 2014
dan IPD 2018
▪ Dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa secara tidak langsung merupakan
ukuran kinerja pembangunan di desa atau kawasan perdesaan.
▪ IPD mencakup 5 dimensi dan 42 indikator yang menggambarkan ketersediaan dan
aksesibilitas pelayanan pada masyarakat desa berdasarkan data hasil Pendataan
Potensi Desa (Podes) tahun 2018 yang dilaksanakan oleh BPS pada bulan Mei 2018
▪ Penghitungan IPD 2018 masih sama dengan IPD 2014 terkait dimensi dan variabel,
metode dan pengukuran, serta formula yang digunakan.
5
Urgensi Pengukuran IPD
▪ IPD disusun untuk menilai tingkat kemajuan atau
perkembangan desa di Indonesia Link…..Kuesioner PODES 2018
1. Desa Tertinggal. Desa yang belum terpenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)
pada aspek kebutuhan sosial, infrastruktur, sarana, pelayanan umum, dan
penyelenggaraan pemerintahaan.
2. Desa Berkembang. Desa yang sudah terpenuhi SPM namun secara pengelolaan
belum menunjukkan keberlanjutan.
3. Desa Mandiri. Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial dasar,
infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan penyelenggaraan
pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah memiliki keberlanjutan.
9
Kerangka Konseptual
IPD
▪ Tingkat kemajuan dan perkembangan
pembangunan desa perlu diukur menggunakan
beberapa ukuran yang secara fungsional saling
terkait untuk menggambarkan konsep tersebut
secara komprehensif. Dalam penyusunan dimensi,
variabel dan indikator penyusun IPD ada beberapa
prinsip dasar:
1. Data dasar penyusunan variabel dan indikator adalah data PODES 2018
2. Data kondisi desa dari PODES dapat diperbandingkan antar desa satu dengan yang lainnya
3. Beberapa dimensi merupakan bagian dari dimensi lainnya , namun karena spesifik maka disebutkan dalam
dimensi tersendiri
4. Aspek ketimpangan antara daerah yang dinilai sangat maju dan sangat tertinggal semaksimal mungkin
diminimalisir dengan metode PCA
5. Basis teori dalam penentuan dimensi IPD bersumber dari UU No 6 tahun 2014
10
Tahapan Penyusunan
IPD
1
• Pemilihan dan pembentukan dimensi, variabel dan indikator penyusun IPD
2
• Penentuan penimbang setiap indikator penyusun IPD
3
• Pengukuran IPD
11
Pembentukan Dimensi, Variabel & Indikator IPD
➢ Dimensi dan variabel IPD didasarkan atas sintesa terhadap data Podes 2018 dan UU No 6 tahun
2014 tentang Desa khususnya pasal 74 tentang Kebutuhan Pembangunan Desa dan Pasal 78
tentang Tujuan Pembangunan Desa
➢ Dalam Pasal 74 disebutkan bahwa paling tidak ada 4 aspek yang perlu dipenuhi dalam
pembangunan desa yaitu :
1. Kebutuhan Dasar
2. Pelayanan Dasar
3. Lingkungan
4. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
➢ Dalam pasal 78 tujuan pembangunan desa meliputi:
▪ Kesejahteraan Masyarakat;
▪ Kualitas Hidup; dan
▪ Penanggulangan Kemiskinan. Hal ini diwujudkan melalui (1) Kebutuhan Dasar; (2) Sarana; (3)
Prasarana; (4) Pengembangan Ekonomi Lokal; dan (5) Pemanfaatan Sumberdaya Alam secara
Berkelanjutan.
12
Pembentukan Dimensi, Variabel & Indikator IPD
➢ IPD disusun oleh 5 dimensi yang mencakup 11 variabel (sub dimensi) dan 42
indikator.
➢ Setiap variabel dan indikator menggambarkan output dari kegiatan
pembangunan. Intervensi program untuk meningkatkan IPD dapat mengacu
pada variabel dan indikator tersebut.
➢ Semula ada 60 indikator yang diusulkan, tetapi ada 18 indikator yang
didrop karena ternyata secara statistik tidak signifikan sebagai penyusun
IPD.
13
Dimensi IPD
Pelayanan Dasar
• Untuk mewujudkan bagian dari kebutuhan dasar khususnya pendidikan dan kesehatan
Kondisi Infrastruktur
• Mewakili kebutuhan dasar, sarana, prasarana, pengembangan ekonomi lokal, dan
pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan
Aksesibilitas/Transportasi
• Dipisahkan sebagai dimensi tersendiri dengan pertimbangan sarana dan prasarana
transportasi memiliki kekhususan dan prioritas pembangunan desa sebagai penghubung
kegiatan social ekonomi dalam desa
Pelayanan Publik
• Upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
• Mewakili indikasi kinerja pemerintahan desa
14
Dimensi dan Variabel (Subdimensi)
IPD
15
Indikator IPD
16
Indikator IPD
17
Indikator IPD yang di Drop
• Kandidat indikator
awalnya 60 buah,
dengan metode PCA
yang dalam
prosesnya dilakukan
sebanyak 15 tahap
proses kalkulasi
statistik secara
berurutan diperoleh
model optimum
sebanyak 42
indikator (12
variabel dan 5
dimensi)
18
Penimbang IPD
• IPD merupakan indeks komposit tertimbang dari 42 indikator yang secara substansi dan
bersama-sama menggambarkan tingkat kemajuan pembangunan desa.
• Setiap indikator memiliki kontribusi terhadap IPD. Besarnya kontribusi setiap indikator
menggambarkan besarnya pengaruh indikator tersebut terhadap dimensi dan IPD.
• Besarnya kontribusi setiap indikator tidak ditetapkan dengan nilai yang sama atau
berdasarkan penilaian subyektif, tetapi dihitung berdasarkan sebaran data
menggunakan metode/teknik statistik.
• Metode statistik yang digunakan adalah metode analisis komponen utama (Principal
Component Analysis).
19
Tahapan Penghitungan Bobot IPD
1. Identifikasi faktor
• Untuk menghasilkan susunan faktor (model) IPD yang valid secara statistik maka
dilakukan beberapa tahapan penghitungan faktor secara berulang (iteratif) dan
berurutan (sekuensial)
• Kriteria untuk menilai susunan factor yang dihasilkan sudah optimal adalah
1. Nilai eigen value (ev) > 1
2. Nilai persentase cumulative % of variance minimal 60 persen
3. Nilai loading factor pada setiap indikator > 0,4
• Jika pada suatu tahapan penghitungan faktor ternyata 3 kriteria di atas tidak dipenuhi
semuanya maka tahapan pengolahan secara iteratif dan sekuensial selanjutnya harus
dilaksanakan
• Indikator yang nilai ev < 1 atau loading factor < 0,4 harus dikeluarkan dari dataset dan
dilanjutkan dengan eksekusi program terhadap indikator-indikator yang tersisa di
dataset tersebut
20
Tahapan Penghitungan Bobot IPD
2. Pengukuran kontribusi indikator
• Bobot setiap indikator dihitung berdasarkan nilai loading factor yang dimiliki oleh
indikator tsb serta nilai rotation sums of squared loading (% of variance) melalui 2
tahap:
21
22
Sumber: IPD 2018
23
24
25
Penghitungan IPD
o Formula penghitungan:
▪ Nilai IPD diperoleh dari
penjumlahan secara tertimbang
terhadap setiap indikator
penyusun IPD.
▪ Nilai yang dijumlahkan adalah
skor setiap indikator yang sudah
ditimbang/dikalikan dengan
penimbang masing-masing
indikator.
▪ Nilai indeks 100 merefleksikan
kondisi desa sangat maju,
sebaliknya angka indeks 0
mencerminkan desa yang sangat
tertinggal
26
Klasifikasi Desa menurut Tingkat kemajuan
➢ IPD disusun untuk menunjukkan tingkat perkembangan pembangunan di suatu
desa.
➢ Nilai indeks mempunyai rentang 0 s/d 100.
➢ Untuk memudahkan interpretasi, maka dilakukan pengelompokan desa menjadi 3
kategori yaitu desa mandiri, desa berkembang, dan desa tertinggal.
➢ Klasifikasi desa dapat disusun berdasarkan nilai IPD yang dimiliki oleh setiap desa
➢ Secara praktis, desa dapat diklasifikasi menjadi 3 kategori yaitu:
➢ Desa Tertinggal: IPD <= 50
➢ Desa Berkembang: 50 < IPD <= 75
➢ Desa Mandiri: IPD > 75
27
Hasil Penghitungan IPD
28
29
30
31
▪ Secara nasional, tahap
perkembangan desa di
Indonesia dalam kategori
desa berkembang dengan
nilai Indeks
Pembangunan Desa (IPD)
sebesar 59,36.
▪ Hasil rata-rata indeks
pada tingkat pulau
menunjukkan ada 3
pulau yang memiliki nilai
indeks di atas rata-rata
IPD nasional
32
33
34
35
Untuk provinsi lainnya dapat dilihat pada Publikasi IPD2018
INDEKS DESA MEMBANGUN
(IDM)
Kementerian Desa
42
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
43
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
44
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
45
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
46
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
47
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
48
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
49
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
50
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
51
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
52
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) – Tahun 2019
53
54
55
PERBEDAAN ANTARA IPD & IDM
56
Diskusi Kelebihan dan
Kekurangan IPD
Tim Dosen:
Tiodora H. Siagian, Tati Irawan dan Teguh Sugiarto