Anda di halaman 1dari 22

Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)


Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENJALANKAN TUGAS


DAN FUNGSI PELAYANAN PUBLIK DI DESA KORI
KECAMATAN KODI UTARA KABUPATEN SUMBA BARAT
DAYA
Yohanis Ndoda

Universitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia


E-mail: Ndoda1005@gmail.com

ABSTRAK
Tugas dan fungsi kepala Desa dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan desa yakni melaksanakan perumusan dan penetapan kebijakan,
menumbuhkan prakarsa, pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan-keputusan
serta bertanggung jawab terhadap jalannya pembangunan desa. Namun dalam
kenyataannya dalam pengamatan peneliti, pelaksanaan tugas,fungsi dan
kewajiban Kepala desa masih kurang berjalan secara optimal. Hal ini diduga
terjadi karena beberapa permasalahan terutama masih kurangnya sarana dan
prasarana, pengetahuan dan keterampilan kepala desa, aparat dan perangkat
desa yang masih rendah, keterjangkauan fasilitas umum serta tingkat kesadaran
masyarakat yang masih sangat rendah. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Untuk mendapatkan data dan
informasi yang valid maka peneliti menggunakan teknik interview, observasi serta
dokumentasi. Penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Nampak bahwa aparat
Desa dan masyarakat pada umumnya di Desa Kori masih sanagt minim
pemahamannya tetang konsep Otonomi Daerah dan Desa. Mereka baru tahu dan
mulai akrab dengan istilah otonomi daerah dan desa lewat siaran Radio,
Televise, Koran dan pidato-pidato politik pejabat dan politisi, sehingga
pemahaman secara detail tentang seluk beluk otonomi daerah /desa dan
implementasinya nampak masih kurang. Pada Kesimpulannya tugas dan fungsi
Kepala Desa dalam pelayanan publik di Desa Kori sudah sangat baik menurut
aparat Desa lainnya, namun menurut penilaian masyarakat mengenai cara kerja
Kepala Desa dalam pelaksanaan pembangunan masih kurang memuaskan karena
Kepala Desa tidak mampu menjalin kerja-sama yang baik untuk mendorong dan
menggerakkan masyarakat dan apparat Desa untuk bekerja bersama-sama demi
tujuan pembangunan yang baik.

Kata Kunci : Pelayanan Publik, Tugas, Fungsi, Kepala Desa, Desa Kori

ABSTRACT

The duties and functions of the village head are intended to support the
implementation of village development, namely carrying out the formulation and

Halaman | 586
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

determination of policies, fostering initiatives, supervising the implementation of


decisions and being responsible for the course of village development. But in
reality, in the observations of researchers, the implementation of the duties,
functions and obligations of the village head is still not running optimally. This is
presumably due to several problems, especially the lack of facilities and
infrastructure, the knowledge and skills of village heads, village officials and
apparatus are still low, the affordability of public facilities and the level of public
awareness is still very low. This study uses a qualitative research method with a
descriptive approach. To obtain valid data and information, the researchers used
interview, observation and documentation techniques. Research conducted by
researchers shows that village officials and the community in general in Kori
Village still have very little understanding of the concept of Regional and Village
Autonomy. They have only just learned and become familiar with the term
regional and village autonomy through radio broadcasts, television, newspapers
and political speeches by officials and politicians, so that a detailed
understanding of the intricacies of regional/village autonomy and its
implementation seems to be lacking. In conclusion, the duties and functions of the
Village Head in public services in Kori Village have been very good according to
other village officials, but according to the community's assessment of how the
Village Head works in the implementation of development, it is still not
satisfactory because the Village Head is unable to establish good cooperation to
encourage and mobilize the community and village officials to work together for
good development goals.

Keywords: Public Service, Duties, Functions, Village Head, Kori Village

PENDAHULUAN tentang konsep dan bentuk Desa seperti


Pemerintahan Desa telah diatur asal-usulnya yang tidak diakui dalam
dalam Undang-undang Nomor 22 Undang-Undang sebelumnya yaitu
Tahun 1999 yang diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Desa.Adapun yang dimaksud
2004, selanjutnya Undang-Undang dengan istilah Desa dalam hal ini telah
Nomor 12 Tahun 2008 tentang disesuaikan dengan kondisi social
Pemerintahan Daerah sebagai budaya masyarakat
perubahan keduanya, khususnya pada setempat.Sedangkan yang dimaksud
Bab XI pasal 200 s/d 216, Undang- dengan asal-usul adalah sebagaimana
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang yang dimaksud dalam pasal 18 UUD
Desa serta Peraturan Pemerintah 1945 beserta penjelasannya.Secara
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. substantive Undang-Undang ini
Undang-Undang ini menegaskan menyiratkan adanya upaya

Halaman | 587
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

pemberdayaan Aparatur Pemerintahan melaksanakan tugas


Desa berserta masyarakatnya. pemerintahan dalam bidang
Pemerintahan desa atau dalam bentuk kemasyarakatan. Dalam
nama lain seperti halnya Pemerintahan bidang kemasyarakatan,
Kepala Desa, keberadaannya adalah Kepala Desa adalah Pembina
berhadapan langsung dengan dan Pengarah serta motivator
masyarakat, sebagai ujung tombak yang mendorong masyarakat
pemerintahan dan berada di baris desa agar meningkat
terdepan. kesadarannya untuk patuh dan
Pelaksanaan otonomi desa yang taat pada aturan-aturan,
bercirikan pelayanan public yang baik meningkat partisipasinya
adalah berupaya memberikan kepuasan dalam pembangunan serta ikut
bagi masyarakat yang membutuhkan menjaga dan memelihara
pelayanan secara tepat, cepat dan ketertiban dan ketentraman
mudah serta dengan biaya yang masyarakat.
terjangkau.Oleh karena itu pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32
di lapangan harus didukung oleh pihak- Tahun 2004 tentang Pemerintahan
pihak yang terlibat dalam implementasi Daerah dan Peraturan Pemerintah
kebijakan pada desa tersebut. Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
1) Posisi Pemerintahan Desa pada pasal 14 menjelaskan bahwa
yang paling dekat dengan Kepala Desa mempunyai tugas, fungsi
masyarakat adalah Kepala dan kewajiban menyelenggarakan
Desa selaku Pembina, urusan Pemerintahan, Pembangunan
pengayom dan pelayan dan Kemasyarakatan. Dalam
masyarakat serta mendorong melaksanakan tugas penyelenggaraan
masyarakat untuk urusan sebagaimana dimaksud dalam
berpartisipasi dalam ayat (1) kepala Desa mempunyai tugas
pembangunan desa. :
Penyelenggaraan pemerintahan 1) Memimpin penyelenggaraan
Desa merupakan subsistem Pemerintahan Desa berdasar
dalam penyelenggaraan system kebijakan yang ditetapkan
pemerintahan Nasional, bersama dengan BPD.
sehingga desa memiliki 2) Mengajukan Rancangan
kewenangan untuk mengatur Peraturan Desa.
dan mengurus kepentingan 3) Menetapakan Peraturan Desa
masyarakatnya. yang telah mendapat
2) Kepala Desa selain persetujuan bersama BPD,
menjalankan tugasnya dalam menyusun dan mengajukan
bidang pemerintahan dan Rancangan Peraturan Desa
pembangunan, juga mengenai APBDesa untuk

Halaman | 588
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

dibahas dan ditetapkan bertanggung jawab terhadap jalannya


bersama BPD. pembangunan desa. Namun dalam
4) Membina kehidupan kenyataannya dalam pengamatan
masyarakat desa. peneliti, pelaksanaan tugas,fungsi dan
5) Membina Perekonomian desa. kewajiban Kepala desa masih kurang
6) Mengkoordinasikan berjalan secara optimal. Hal ini diduga
pembangunan desa secara terjadi karena beberapa permasalahan
partisipatif. terutama masih kurangnya sarana dan
7) Mewakili desanya di dalam prasarana, pengetahuan dan
dan di luar Pengadilan dan ketrampilan kepala desa, aparat dan
dapat menunjuk Kuasa Hukum perangkat desa yang masih rendah,
untuk mewakilinya sesuai keterjangkauan fasilitas umum serta
dengan Peraturan Perundang – tingkat kesadaran masyarakat yang
undangan. masih sangat rendah.
8) Melaksanakan wewenang lain
sesuai dengan peraturan KAJIAN PUSTAKA
perundang-undangan. 1. Kinerja
1.1. Konsep Kinerja
Penelitian pendahuluan / Siagian (1995: 214)
observasi yang dilakukan oleh Peneliti mengemukakam bahwa kinerja adalah
Nampak bahwaAparat desa dan suatu upaya mendapatkan kondisi yang
masyarakat pada umumnya di Desa unggul dengan melakukan
Kori masih sanagt minim pembaharuan sebagai wahana untuk
pemahamannya tetang konsep Otonomi membawa inovasi ke dalam organisasi.
Daerah dan Desa. Mereka baru tahu Sedangkan istilah kinerja menurut
dan mulai akrab dengan istilah otonomi Mangkunegara (2001:67) bahwa
daerah dan desa lewat siaran kinerja berasal dari kata job
Radio,televise,Koran dan pidato-pidato performance atau actual performance(
politik pejabat dan politisi, sehingga prestasi kerja atau prestasi
pemahaman secara detail tentang seluk sesungguhnya yang dicapai seseorang).
beluk otonomi daerah /desa dan Pengertian kinerja (prestasi kerja)
implementasinya nampak masih adalah hasil kerja secara kualitas dan
kurang. kuantitas yang dicapai oleh seorang
Tugas dan fungsi kepala Desa pegawai dalam melaksanakan tugasnya
di atas dimaksudkan untuk mendukung sesuai dengan tanggung jawab yang
pelaksanaan pembangunan desa yakni diberikan kepadanya.Oleh karena itu
melaksanakan perumusan dan maksud dari kinerja dalam kajian ini
penetapan kebijakan, menumbuhkan adalah suatu upaya mendapatkan
prakarsa, pengawasan terhadap pembaharuan melalui kemampuan
pelaksanaan keputusan-keputusan serta kerja yang dimiliki oleh pegawai di

Halaman | 589
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

dalam melaksanakan tugas-tugas yang adalah kerja kualitas dan kuantitas


menjadi tanggung jawabnya. yang dicapai seorang karyawan dalam
Amstrong (1990;175) melaksanakan tugasnya sesuai dengan
menjelaskan bahwa penilaian kinerja tanggung jawab yang diberikan
merupakann suatu proses kepadanya. Oleh karena itu maka dapat
berkesinambungan untuk melaporkan disimpulkan bahwa kinerja SDM
kinerja dan kemampuan dalam suatu adalah prestasi kerja atau hasil kerja
periode waktu yang lebih menyeluruh, (output) baik melaksanakan tugas
yang dapat digunakan untuk kerjanya sesuai dengan tanggung jawab
membentuk dasar pertimbangan suatu yang diberikan kepadanya. (
tindakan. Mangkunegara (2010:67) Mangkunegara, 2008 :67)
menjelaskan bahwa pengukuran kinerja Kinerja (performance) pada
dapat dilakukan melalui ; dasarnya adalah apa yang dilakukan
a) Ketetapan waktu dalam atau tidak dilakukan oleh karyawan.
menyelesaikan tugas yaitu (Mathis dan Jackson, 2009;378).
kesanggupan menyelesaikann Pendapat lain mengatakan bahwa
pekerjaan tepat waktu. kinerja merupakan tanggung jawab
b) Penyelesaian pekerjaan melebihi setiap individu terhadap pekerjaan,
target yaitu apabila membantu mendefinisikan harapan
menyelesaikan pekerjaan kinerja, mengusahakan kerangka kerja
melebihi target yang ditentukan bagi supervisor dan pekerja saling
oleh organisasi. berkomunikasi ( Wibowo, 2011:48).
c) Bekerja tanpa kesalahan yaitu Selain itu pengertian kinerja adalah
tidak melakuan kesalahan hasil atau tingkat keberhasilan
terhadap pekerjaan. seseorang secara keseluruhan selama
Selanjtnya Dharma (1992:142) periode tertentu di dalam melaksanakan
menjelaskan bahwa standar dalam tugas dibandingkan dengan berbagai
penilaian kinerja mencakup : kemungkinan, seperti standar hasil
1) Kuantitas / jumlah yang harus kerja, target atau sasaran atau kinerja
diselesaikan yang telah ditentukan terlebih dahulu
2) Kualitas / mutu yang dihasilkan dan telah disepakati bersama. (Rivai
3) Ketetapan waktu kerja / sesuai dan Basri, 2005:14).
tidaknya dengan waktu yang Dari pengertian di atas dapat
direncanakan. diketahui bahwa dengan hasil kerja
Kinerja sumberdaya manusia yang dicapai oleh seorang karyawan
merupakan istilah yang berasal dari dalam melakukan suatu pekerjaan
kata job performance atau actual dapat dievaluasi tingkat kinerja
performance ( prestasi kerja atau pegawainya. Maka kinerja karyawan
prestasi sesungguhnya yang dicapai harus dapat ditentukan dengan
seseorang). Definisi kinerja karyawan

Halaman | 590
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

pencapaian target selama periode dimana tujuan pada


waktu yang ditetapkan oleh organisasi. tingkatan ini dihubungkan
1.2. Tujuan dan Sasaran Kinerja. dengan tujuan
a) Tujuan Kinerja. organisasi,target dan proyek
Tujuan kinerja adalah yang harus diselesaikan
menyesuaikan harapan kinerja individu oleh unit bisnis, fungsi atau
dengan tujuan organisasi. Kesesuaian department.
antara upaya pencapaian tujuan 4) Team level merupakan
individu dengan tujuan organisasi akan tingkatan dimana tujuan
mampu mewujudkan kinerja yang baik. tingkat team dihubungkan
(Wibowo, 2011:48). Pada dasarnya dengan maksud dan
terdapat banyak tujuan dalam suatu akuntabilitas team dan
organisasi.Tujuan tersebut dapat kontribusinya diharapkan
dinyatakan dalam berbagai tingkatan, dari team.
dimana tujuan pada jenjang di atasnya 5) Individual level yaitu
menjadi nacuan bagi tingkat di tingkatan dimana tujuan
bawahnya.Tujuan tingkat bawah dihubungkan pada
memberikan kontribusi bagi akuntabilitas pelaku, hasil
pencapaian tujuan jenjang di atasnya. utama, atau tugas pokok
Berikut beberapa tingkatan tujuan yang mencerminkan
tersebut antara lain ( Wibowo, pekerjaan individual dan
2011:50) : focus pada hasil yang
1) Corporate level merupakan diharapkan untuk dicapai
tingkatan dimana tujuan dan kontribusinya pada
dihubungkan dengan kinerja team, departemen
maksud, nilai-nilai dan atau organisasi.
rencana strategi dari b) Sasaran Kinerja.
organisasi secara Sasaran kinerja merupakan suatu
menyeluruh untuk dicapai. pernyataan secara spesifik yang
2) Senior management level menjelaskan hasil yang harus dicapai,
merupakan tingkatan kapan dan oleh siapa sasaran yang
dimana tujuan pada tingkat ingin dicapai tersebut
ini mendefinisikan terselesaikan.Sifatnya dapat dihitung,
kontribusi yang diharapkan prestasi yang dapat diamati dan dapat
dari tingkat management diukur. Sasaran merupakan harapan,
senior untuk mencapai dan sasaran kinerja mencakup unsur-
tujuan organisasi. unsur di antaranya ( Wibowo,2011:63)
3) Business-unit functional :
atau department level 1) The performers, yaitu orang
merupakan tingkatan yang menjalankan kinerja

Halaman | 591
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

2) The Action atau untuk menaati, melaksanakan


Performance, yaitu tindakan dan mengamalkan sesuatu yang
atau kinerja yang dilakukan ditaati dengan penuh kesabaran
oleh performer. dan tanggung jawab.
3) A time element, b. Prestasi Kerja
menunjukkan waktu kapan prestasi kerja adalah kinerja
pekerjaan dilakukan yang dicapai oleh seorang
4) An Evaluation Method, tenaga kerja dalam
tentang cara penilaian melaksanakan tugas dan
bagaimana hasil pekerjaan pekerjaan yang diberikan
dicapai. kepadanya.
5) The Place, menunjukkan c. Tanggung Jawab
tempat dimana pekerjaan tangung jawab adalah
dilakukan. kesanggupan seorang tenaga
1.3. Penilaian Kinerja. kerja dalam menyelasaikan
Penilaian kinerja (pervormance tugas dan pekerjaan yang
appraisal) adalah proses yang dipakai diserahkan kepadanya dengan
oleh organisasi untuk mengevaluasi sebaik-baiknya dan tepat waktu
pelaksanaan kinerja individu karyawan serta berani membuat resiko
(Simamora, 2004:338). Pinilaian atas keputusan yang
kinerja kadang- kadang merupakan diambilnya. Tanggung jawab
kegiatan manejemen yang paling tidak dapat merupakan keharusan
disukai, dan mungkin ada beberapa pada seorang karyawan untuk
alasan untuk perasaan demikian tidak melakukan secara layak apa
semua penilaian kinerja bersifat yang telah diwajibkan
positive, dan mendiskusikan nilai kepadanya.
dengan karyawan yang dinilainya Untuk mengukur adanya
buruk bisa menjadi tidak tanggung jawab dapat dilihat
menyenangkan penilaian kinerja dari :
karyawan memiliki 2 penggunaan yang a. kesanggupan dalam
umum di dalam organisasi, dan kedua melaksanakan perintah dan
nya bisa merupakan konflik yang kesanggupan kerja
potensial. b. kemampuan menyelesaikan
Pada umumnya unsur-unsur yang tugas dengan tepat dan
perlu diadakan penilaian dalam proses benar
penilaian kinerja adalah sebagai berikut c. melaksanakan tugas dan
(Siswanto, 2003:234): perintah yang diberikan
a. Kesetiaan sebaik-baiknya.
Kesetiaan yang dimaksud d. Ketaatan
adalah tekad dan kesanggupan

Halaman | 592
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

Ketaatan adalah kesanggupan langkah atau melaksanakan


seorang tenaga kerja untuk suatu tindakan yang diperlukan
menaati segala ketetapan, dalam melaksanakan suatu
peraturan yang berlaku dan tugas pokok tanpa menunggu
menaati perintah kedinasan perintah dan bimbingan dari
yang diberikan atasan yang atasan.
berwenang. h. Kepemimpinan
e. Kejujuran Kepemimpinan adalah
Kejujuran adalah ketulusan hati kemampuan seseorang untuk
seseorang tenaga kerja dalam meyakinkan orang lain
melaksanakan tugas dan sehingga dapat dikerahkan
pekerjaan serta kemampuan secara maksimal untuk
untuk tidak menyalahgunakan melakukan tugas pokok.
wewenang yang telah diberikan 1.4. Manfaat Penilaian Kinerja
kepadanya. Penilaian kinerja merupakan
f. Kerja sama kajian sistematis tentang kondisi kerja
Kerja sama adalah kemampuan karyawan yang dilakukan secara formal
tenaga kerja untuk bekerja yang dikaitkan dengan standar kerja
bersama-sama dengan orang yang telah ditentukan perusahaan
lain dalam menyelesaikan suatu (Rivai dan Basri, 2005 : 18)
tugas dan pekerjaan yang telah Analisis kinerja perlu dilakukan
ditetapkan sehingga mencapai secara terus menerus melalui proses
daya guna dan hasil guna yang komunikasi antara karyawan dengan
sebesar-besarnya. Keberhasilan pimpinan. Untuk itu, ada tiga kriteria
atau kegagalan suatu organisasi dalam melakukan penilaian kinerja
tergantung pada orang yang karyawan, yaitu :
terlibat dalam organisasi 1. Tugas karyawan
tersebut. Untuk itu penting 2. Perilaku karyawan dan
adanya kerja sama yang baik di 3. Ciri-ciri karyawan (Rivai
antara semua pihak dalam dan Basri, 2005 : 18)
organisasi baik dengan teman a. Manfaat bagi karyawan yang
pejabat, atasan maupun dinilai
bawahan dalam organisasi 1) Meningkatkan motivasi
sehingga semua kegiatan dapat 2) Meningkatkan kepuasan
berjalan dengan baik dan tujuan kerja
organisasi dapat dicapai. 3) Adanya kejelasan standar
g. Prakarsa hasil yang diharapkan
Prakarsa adalah kemampuan 4) Umpan balik dari kinerja
seorang tenaga kerja untuk lalu yang akurat dan
mengambil keputusan, langkah- kondusif

Halaman | 593
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

5) Pengetahuan tentang d) Meningkatkan motivasi


kekuatan dan kelemahan karyawan secara
menjadi lebih besar keseluruhan
b. Manfaat bagi penilai e) Meningkatkan
a) Kesempatan untuk keharmonisan hubungan
mengukur dan dalam pencapaian tujuan
mengidentifikasikan perusahaan.
kecenderungan kinerja 1.5. Indikator Kinerja
karyawan untuk perbaikan Definisi kinerja karyawan adalah
manajemen selanjutnya. hasil kerja kualitas dan kuantitas yang
b) Kesempatan untuk dicapai seorang karyawan dalam
pengembangan suatu melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pandangan umum tentang tanggung jawab yang diberikan
pekerjaan individu dan kepadanya (Mangkunegara, 2008 : 67).
departemen yang lengkap Dari pendapat tentang definisi kinerja,
c) Memberikan peluang maka penulis menarik kesimpulan
untuk mengembangkan menyangkut beberapa indicator dari
system pengawasan baik kinerja itu sendiri, yaitu :
untuk pekerjaan manajer 1) Kerja sama
sendiri, maupun pekerjaan Kerja sama adalah
dari bawahannya. kemampuan seorang
d) Peningkatan kepuasan tenaga kerja untuk bekerja
kinerja sama dengan orang lain
e) Pemahaman yang lebih dalam menyelesaikan
baik terhadap karyawan, suatu tugas dan pekerjaan
tentang rasa takut, rasa yang telah ditetapkan,
grogi, harapan dan sehingga mencapai daya
aspirasi mereka. guna dan hasil guna yang
c. Manfaat bagi perusahaan sebesar-besarnya
a) Perbaikan seluruh simpul (Siswanto, 2005 : 235)
unit-unit yang ada dalam 2) Pengetahuan tentang tugas
perusahaan Karyawan sebuah
b) Meningkatkan pandangan organisasi yang
secara luasmenyangkut bertanggungjawab untuk
tuguas yang dilakukan mendesain, membangun,
oleh masing-masing menguji, memelihara, dan
karyawan mengoperasikan
c) Meningkatkan komunikasi insfrastruktur dan aplikasi
keorganisasian dengan
sentuhan teknologi

Halaman | 594
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

informasi dan komunikasi menciptakan situasi kerja.


sehingga dapat mencapai Selain itu, factor-faktor yang
tujuan organisasi secara mempengaruhi kinerja yaitu
efektif dan efisien. (Mathis dan Jackson, 2009 :
1.6. Faktor-Faktor Yang 109) :
Mempengaruhi Kinerja a) Kemampuan individu untuk
Ada beberapa factor yang melakukan pekerjaan tersebut
mempengaruhi pencapaian yaitu bakat, minat dan factor
kinerja,yaitu (Mangkunegara,2005:67- kepribadian.
68) : b) Tingkat usaha yang dicurahkan
1. Factor kemampuan (Ability) yaitu motivasi yang dimiliki,
Secara psikologis, kemampuan etika kerja, tingkat kehadiran,
(ability) pegawai terdiri dari rancangan tugas.
kemampuan potensi (IQ) dan c) Dukungan organisasional yaitu
kemampuan reality pelatihan dan pengembangan,
(knowledge dan skill). Artinya peralatan dan teknologi, standar
setiap pegawai yang memiliki kerja, manajemen dan rekan
IQ di atas rata-rata dengan kerja.
pendidikan yang memadai, Sementara itu kinerja individu
akan lebih mudah mencapai ditentukan oleh tiga factor, yaitu
kinerja yang diharapkan. (Griffin, 2004: 38) :
2. Faktor Motivasi (Motivation) a) Motivasi yaitu yang berkaitan
Motivasi terbentuk dari sikap dengan keinginan untuk
seorang pegawai dalam melakukan pekerjaan
menghadapi sitausi b) Kemampuan yaitu kapabilitas
kerja.Motivasi merupakan untuk melakukan pekerjaan,
kondisi yang menggerakkan dan
diri pegawai yang terarah c) Lingkungan kerja yaitu sumber-
untuk mencapai tujuan sumber daya yang diperlukan
organisasi.Sikap mental yang untuk melakukan pekerjaan.
mendorong diri pegawai harus 1.7. Dimensi Kewenangan
sikap mental yang siap secara Kewenangan berasal dari kata
psikofisik (siap secara mental, wewenang, wewenang dalam bahasa
fisik, tujuan dan situasi). Inggris disebut authority.Wewenang
Artinya, seorang pegawai adalah otoritas yang dimiliki suatu
harus memiliki sikap mental, lembaga untuk melakukan sesuatu atau
mampu secara fisik memahami tidak melakukan sesuatu. Menurut
tujuan utama dan target kerja Robert bierttedt, bahwa wewenang
yang akan dicapai, mampu adalah institutionalized power
memanfaatkan dan (kekuasaan yang dilembagakan).

Halaman | 595
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

Sementara itu menurut Mirriam yang diberi mandate bertindak atas


Budiardjo, wewenang adalah nama pemberi mandate. Dalam
kemampuan untuk mempengaruhi pemberian mandate , pejabat yang yang
tingkah laku pelaku lain sedemikian diberi mandate menunjuk pejabat lain
rupa, sehingga tingkah laku terakhir untuk bertindak atas nama mandatory (
sesuai dengan keinginan dari pelaku pemberi mandate)
yang mempunyai kekuasaan Atribusi merupakan kewenangan
(Librayanto, 2008 : 11). yang diberikan kepada suatu orang
Pengertian kewenangan atau (institusi) pemerintahan atau lembaga
wewenang adalah istilah yang biasaa Negara oleh suatu badan legislatef
digunakan dalam lapangan hokum yang independen.Kewenangan ini
public .Namun sesungguhnya terdapat adalah asli, yang tidak diambil dari
perbedaan di antara keduanya. Dalam kewenangan yang ada
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 sebelumnya.Badan legislative
:1272) disebutkan bahwa yang menciptakan kewenangan mandiri dan
dimaksud dengan wewenang adalah : bukan perluasan kewenangan
1) hak dan kekuasaan untuk bertindak; sebelumnya dan memberikan kepada
2) kekuasaan membuat keputusan, organ yang berkompeten (J. G.
memerintah, dan melimpahkan Brouwer, 2008:47).
tanggung jawab kepada orang lain; 3) Delegasi adalah kewenangan
fungsi yang boleh tidak dilaksanakan. yang dialihkan dari kewenangan
Sementara kewenangan adalah 1) hal atribusi dari suatu organ (institusi)
berwenang; 2) hak dan kekuasaan yang pemerintahan kepada organ lainnya
dipunyai untuk melakukan sesuatu. sehingga delegator (organ yang telah
Kewenangaan yang dimiliki oleh memberi kewenangan) dapat menguji
organ (institusi) pemerintahan dalam kewenangan tersebut atas namanya,
melakukan perbuatan nyata (riil), sedangkan pada Mandat, tidak terdapat
mengadakan pengaturan atau suatu pemindahan kewenangan tetapi
mengeluarkan keputusan selalu pemberi mandate (mandator)
dilandasi oleh kewenangan yang memberikan kewenangan kepadsa
diperoleh dari konstitusi secara orang lain (mandataris) untuk membuat
atribusi, delegasi maupun keputusan atau mengambil suatu
mandat.Suatu atribusi menunjuk pada tindakan atas namanya.
kewenangan yang asli atas dasar 2. Pelayanan Publik
konstitusi (UUD). Pada kewenangan 2.1. Pengertian Pelayanan Publik
delegasi, harus ditegaskan suatu Pengertian pelayanan public
pelimpahan wewenang kepada organ adalah segala kegiatan dalam rangka
pemerintahan yang lain. Pada mandate pemenuhan kebutuhan dasar sesuai
tidak terjadi pelimpahan apapun dalam dengan hak-hak dasar setiap warga
arti pemberian wewenang , akan tetapi Negara dan penduduk atas suatu

Halaman | 596
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

barang, jasa, atau pelayanan waktu pelayanan jelas dan


administrasi yang disediakan oleh pasti.
penyelenggara pelayanan yang terkait 3) Keamanan dalam pelayanan
dengan kepentingan public. Pelayanan artinya proses dan produk
public merupakan kewajiban dan tugas pelayanan dapat memberikan
yang harus diselenggarakan oleh keamanan, kenyamanan, dan
pemerintah dalam melayani kebutuhan kepastian hokum bagi
masyarakat sesuai dengan prinsi- masyarakat.
prinsip tata kelolapemerintah yang baik 4) Keterbukaan dalam pelayanan
dan demokratis.Kegiatan ini dilakukan artinya prosedur dan tata cara,
secara kesinambungan seiring dengan persyaratan, satuan kerja
perkembangan harapan public yang penanggung jawab, jadwal
menuntut untuk dilakukan peningkatan waktu, rincian biaya/tariff,
kualitas pelayan public (Taufiq serta hal-hal lain yang
Effendi, 2006:33) pelayanan public berkaiatan penyelenggaraan
diartikan, pemenuhan keinginan dan pelayanan diinformasikan
kebutuhan masyarakat oleh secara terbuka untuk
penyelenggara Negara (Lijan Poltak diketahui dan dipahami oleh
SInambela, 2009:10). masyarakat baik diminta
2.2. Prinsip-Prinsip Pelayanan maupun tidak diminta.
Publik 5) Efisiensi dalam pelayanan
Ada 8 prinsip pelayan yang lazim artinya persyaratan dibatasi
dipergunakan dalam proses pada hal-hal yang berkaitan
penyelenggaraan pelayanan public : langsung dengan pencapaian
1) Kesederhanaan pelayanan sasaran pelayanan dengan
artinya prosedur atau tata cara tetap memperhatikan
pelayanan diselenggarakan keterpaduan antara
dengan mudah, lancer, cepat persyaratan dengan hasil
dan tidak berbelit-belit serta pelayanan yang diberikan.
dapat dipahami dan 6) Ekonomis dalam pelayanan
dilaksanakan oleh artinya pengenaan biaya
masyarakat. dalam penyelenggaraan
2) Kejelasan dan kepastian pelayanan ditetapkan secara
pelayanan artinya prosedur wajar, terjangkau dengan
atau tata cara teknik dan memperhatikan nilai
administrasi, unit barang/jasa dan ditetapkan
kerja/pejabat yang berwenang sesuai kondidi dan
dan bertanggung jawab, kemampuan masyarakat serta
rincian biaya/tariff dan tata ketentuan peraturan
cara penbayaran, serat jadwal

Halaman | 597
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

perundang-undangan yang 4) Partisipasi pelayanan yang


berlaku. dapat mendorong peran serta
7) Keadilan yang merata artinya masyarakat dalam
cakupan atau jangkauan penyelenggaraan pelayanan
pelayanan diupayakan seluas dengaan tetap
mungkin dengan distribusi memperhatikan aspirasi dan
yang merata dan diberlakukan kebutuhan masyarakat
secara adil bagi seluruh 5) Kesamaan hak pelayanan
lapisan masyarakat yang tidak melakukan
8) Ketetapan waktu dalam diskriminasi dari aspek
pelayanan artinya pemberian apapun khususnya
pelayanan diselesaikan dalam suku,ras,agama, golongan,
kurun waktu yang ditentukan status social dan lain-lain
(Taufiq Effendi, 2006 :68-70). 6) Keseimbangan hak dan
2.3. Kualitas Pelayanan Publik kewajiban pelayanan yang
Menurut Sinambela (2010:6) , mempertimbangkan aspek
secara teoritis tujuan pelayanan pada keadilan antara pemberi dan
dasarnya adalah memuaskan penerima layanan public.
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan 2.4. Jenis-jenis Pelayanan Publik
itu dituntut kualitas pelayanan prima Jenis-jenis pelayanan public
yang tercermin dari : menurut Undang-Undang Nomor 25
1) Transparan pelayanan yang Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
bersifat terbuka, mudah dan bahwa ruang lingkup pelayanan public
dapat diakses oleh semua meliputi pelayanan barang dan jasa
pihak yang membutuhkan public serta pelayanan administrasi
dan disediakan secara yang diatur dalam peraturan
memadai serta mudah perundang-undangan. Ruang lingkup
dimengerti sebagaimana yang dimaksud meliputi
2) Akuntabilitas pelayanan pendidikan dan pengajaran, pekerjaan
yang dapat dipertanggung dan usaha, tempat tinggal, komunikasi
jawabkan sesuai dengan dan informasi, lingkungan hidup,
ketentuan perundang- kesehatan, jaminan social, energy,
undangan perbankan, perhubungan dan
3) Kondisional pelayanan yang transportasi, sumber daya alam,
sesuai dengan kondisi dan pariwisata dan sector strategis lainnya.
kemampuan pemberi dan Pelayanan barang public adalah
penerima layanan dengan meliputi pengadaan dan penyaluran
tetap berpegang pada prinsip barang public yang dilakukan instansi
efisiensi dan efektifitas pemerintah sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran

Halaman | 598
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

pendapatan dan belanja Negara / 3) Pelayanan barang, yaitu


daerah dan APBdes serta sumber lain. pelayanan yang menghasikan
Pelayanan jasa public adalah jenis barang yang dibutuhkan ,
meliputi penyeddiaan jasa public oleh misalnya jaringan
instansi pemerintah yang sebagian atau telepon,listrik,air bersih, dan
seluruh dananya bersumber dari APBN sebagainya.
/APBD/APBDes. Palayanan
administrasi adalah meliputi tindakan METODE
administrative pemerintah yang Jenis penelitian yang digunakan
diwajibkan oleh negaraa dan diatur dalam penelitian ini adalah deskriptif
dalam peraturan perundang-undangan kualitatif yang bertujuan untuk
dalam rangka mewujudkan menjelaskan bagaimana kinerja Kepala
perlindungan pribadi, Desa dalam menjalankan tugas dan
keluarga,kehormatan, martabat dan fungsi pelayanan publik di Desa Kori
harta benda warga Negara. ( UU No.25 Kecamatan Kodi Utara Kabupaten
Tahun 2009, Bab II psl 5). Menurut Sumba Barat Daya, serta meringkaskan
Agus Priyanto, terdapat 3 jenis kondisi, situasi dan berbagai variabel
pelayanan public sebagai berikut : yang timbul dalam kinerja Kepala Desa
1) Pelayanan administrative, yaitu di Desa Kori, dan kemudian
pelayanan public yang mengangkat ke permukaan tentang
menghasilkan berbagai produk bagaimana tugas dan fungsi pelayanan
dokumen resmi yang publik Kepala Desa sesuai dengan
dibutuhkan seperti status kondisi, situasi yang terjadi pada saat
kewarganegaraan, status usaha, pelaksanaan Tugas dan fungsi
sertifikat kompetensi, pelayanan publik Kepala Desa di Desa
kepemilkan atau penguasaan Kori Tersebut. (Bungin, 2005)
atas barang. Wujud dari produk Focus dalam penelitian ini adalah
tersebut adalah dokumen- kinerja Kepala Desa dalam tugas dan
dokumen resmi seperti ijin fungsinya sebagai pelayan publik di
trayek, ijin usaha, akta, kartu Desa Kori, Kecamatan Kodi Utara,
tanda penduduk, sertifikat tanah Kabupaten Sumba Barat Daya. Dimana
dan lain sebagainya. dalam pelayanan tugas dan fungsinya
2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan sebagai Kepala Desa perlu diperhatikan
yang menghasilkan berbagai aspek pendukung dan penghambat
bentuk jasa yang dibutuhkan , Kinerja Kepala Desa
misalnya pendidikan , Teknik pengumpulan data dalam
kesehatan, perhubungan dan penelitian ini menggunakan teknik
transportasi dan lain observasi, wawancara dan
sebagainya. dokumentasi, yang nantinya akan
dianalisis menggunakan reduksi data,

Halaman | 599
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

kemudian data akan disajikan dan data sama untuk tujuan dan kepentingan
akan diverifikasi. bersama.
a. Bekerja sama dengan orang lain
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam penyelesaian suatu tugas
1. Kinerja Kepala Desa dalam dan pekerjaan yang telah
Menjalankan Tugas dan ditetapkan. Bekerjasama dalam
Fungsinya. hal ini melibatkan semua pihak
Kinerja kepala Desa dalam untuk bekerja sama
membangun Desa merupakan hal membangun Desa tersebut
terpenting untuk kemajuan sebuah untuk kepentingan bersama.
Desa tersebut, Maju tidaknya Dari hasil wawancara
pembangunan dalam Desa tergantung yang sampaikan oleh aparat
seorang pemimpin yang memimpin Desa bahwa penjelasan yang
Desa tersebut, melihat hal tersebut disampaikan bahwa mereka
penulis merasa tertarik untuk meneliti telah melakukan kerjasama
tentang Kinerja Kepala Desa dalam dengan baik, dan kinerja dari
Menjalankan Tugas dan Fungsinya di kepala Desa sudah baik.
Desa Kori Kecamatan Kodi Utara Menurut aparat Desa, ini
Kabupaten Sumba Barat Daya, dalam merupakan hal positif yang
penelitian ini penulis menggunakan dapat disampaikan oleh aparat
teori yang dikemukakan oleh Desa tentang kinerja dari
Mangkunegara (2008:67) yang mana Kepala Desa. Namun kemudian
dalam deskripsinya berkaitan dengan berdasarkan hasil wawancara
Kinerja Kepala Desa dalam dengan warga Desa maka
Menjalankan Tugas dan Fungsinya di didapatkan jawaban yang
Desa Kori Kecamatan Kodi Utara berbeda dimana menurut warga
Kabupaten Sumba Barat Daya. Desa Kinerja kepala desa dalam
Adapun aspek yang dimaksud menjalankan tugas dan
adalah kerja sama dan pengetahuan funungsinya kurang
tentang tugas. memuaskan, karena Kepala
1. Kerja sama Desa tidak mampu menjalin
Interaksi yang sangat penting bagi kerja sama yang baik, lewat
kehidupan manusia karena manusia mendorong dan menggerakkan
adalah makhluk yang sangat masyarakat dan aparat desa
membutuhkan dan atau kerja sama untuk bekerja bersama-sama
bisa terjadi ketika individu-individu demi mencapai tujuan
yang bersangkutan yang pembangunan yang baik.
mempunyai kepentingan dan b. Daya guna dan hasil guna
kesadaran yang sama untuk bekerja Kemampuan mendatangkan
hasil dan manfaat, bertepat

Halaman | 600
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

guna, efisien dan dapat Dari informasi yang


membawa hasil yang efektif. diperoleh dapat disimpulkan
Dari hasil wawancara bahwa banyak program yang
dapat dilihat bahwa yang memiliki daya guna dan hasil
menjadi perhatian aparat Desa guna yang yang dapat
dalam menciptakan kebutuhan dimanfaatkan oleh masyarakat
masyarakat yang berhasil guna Desa Kori, dan juga ada
dan memiliki daya guna adalah pengakuan dari masyarakat
program-program yang dapat bahwa ada beberapa program
membuat masyarakat sejahtera, yang dibangun dari Kepala
seperti rumah layak huni, Desa sebelumnya. rumah layak
pendirian PAUD, bak huni, perbaikan jalan,
penampungan air, jalan desa, penerangan dirumah warga, air
jaringan perpipaan, ini bersih lebih jelasnya dapat
merupakan program yang dilihat pada tabel di bawah ini:
memiliki daya guna dan hasil
guna.

Tabel 1. Program Daya Guna dan Hasil Guna (Pembangunan Fisik Sarana
dan Prasarana)
No Program Pembangunan Fisik Volume Tahun anggaran
(sarana dan Prasarana)
1 Gedung Paud 1 Unit 2014
2 Perbaikan Jalan Dusun 1 KM,10 M 2017
3 Pendirian Gedung SMP 1 Unit 2013
4 Rumah Layak Huni 15 Unit 2016-Sekarang
5 Fiber Air 4 Unit 2012
6 Pipa Air 102 Btg 2017
7 Pengadaan Lampu Penerang Rumah 150 Buah 2014
Sumber: Diolah dari Data sekunder,2020
Dari tabel di atas dapat dikatakan oleh Kepala Desa bersama seluruh
bahwa ada 7 program yang memiliki aparat Desa dan juga BPD, dari hasil
daya guna dan hasil guna yang dapat kerjasama ini menciptakan 7 program
dimanfaatkan oleh masyarakat Desa yang dapat bermanfaat bagi seluruh
Kori, diantaranya gedung PAUD, masyarakat Desa Kori, artinya bahwa
perbaikan jalan Dusun, pendirian program ini merupakan hasil kerjasama
gedung SMP, Rumah Layak Huni, yang dibangun oleh kepala Desa
fiber air, pipa air dan pengadaan lampu dengan BPD, namun dari tujuh
penerang rumah, dari semua program program yang ada ternyata 4 program
yang berdaya guna dan hasil guna, diantaranya merupakan program yang
merupakan hasil kerja yang dibangun telah dikerjakan oleh Kepala Desa yang

Halaman | 601
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

lalu, sedangkan 3 Progam lainnya b. Bertanggung Jawab.


merupakan hasil kerja dari Kepala Kesadaran seorang
Desa yang menjabat saat ini, dapat pemimpin dalam memimpin sebuah
dikatakan bahwa hasil kerja yang organisasi dan juga suksesnya
berdaya guna dan memiliki hasil guna program-program yang telah
dari Kepala Desa saat ini belum disepakati bersama untuk
memunuhi tingkat kesejahteraan dikerjakan.
masyarakat. Dari hasil informasi di atas dapat
2. Pengetahuan tentang Tugas disimpulkan bahwa masyarakat
Kepala Desa yang memimpin Desa berpendapat bahwa kinerja kepala
tersebut yang bertanggung jawab untuk Desa Kori sudah baik, dilihat dari
mendesaign, membangun, menguji, tanggungjawabnya terhadap setiap
memelihara, dan mengoperasikan pembangunan yang ada di Desa
infrastruktur dan aplikasi Kori demi kesejahteraan
keorganisasian dengan sentuhan masyarakat Desa secara
teknologi informasi dan komunikasi keseluruhan.
sehingga dapat mencapai tujuan Dari seluruh informasi yang
organisasi secara efektif dan efesien. diperoleh dapat disimpulkan secara
a. Kemampuan Kerja Kepala Desa keseluruhan bahwa kinerja dari Kepala
Kemampuan kerja berkaitan Desa Kori Bapak Petrus Kedu sudah
dengan penentuan arah kebijakan baik dimata aparat Desa, namun dimata
suatu pembangunan dalam desa masyarakat belum baik, terbukti dari
yang bertujuan untuk informasi yang diperoleh peneliti dari
mensejahterakan masyarakat informan yang diwawancarai oleh
dengan berbagai perencanaan peneliti yang menjelaskan bahwa
pembanguan yang bertujuan kinerja kepala Desa dalam bekerja
kepentingan masyarakat. sama, program berdaya guna dan hasil
Dari hasil wawancara, guna, pengetahuan tentang kerja serta
dikatakan bahwa dilihat dari bertanggungjawab belum memuaskan.
pengetahuan kerja Kepala Desa Peneliti memperoleh informasi bahwa
sudah sangat baik dimata aparat Aparat Desa berbicara sudah baik
Desa karena Kepala Desa mampu namun berbeda dengan masyarakat,
merealisasikan kebijakan mereka merasa belum puas dengan
pembangunan sesuai dengan yang kinerja kepala Desa tersebut karena
sangat dibutuhkan masyarakat, dari semua program yang ada tidak
namun ada penjelasan lain dari semua dikerjakan oleh kepala Desa
Tokoh Masyarakat yang namun ada 4 Program yang dikerjakan
mengatakan bahwa kepala Desa oleh kepala Desa sebelumnya. Dan ada
belum mampu menjalan tugasnya masyarakat yang mengatakan bahwa
sebagai kepala Desa Kori. kepala Desa harus menyelesaikan

Halaman | 602
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

semua program yang telah Etos kerja dan religius Menetapkan


direncanakan sebelum masa jabatannya prioritas pengembangan Desa
selesai. Selain potensi yang menjadi
2. Aspek-aspek yang mendukung kekuatan dan masalah yang menjadi
dan menghambat kinerja kepala kelemahan internal, dalam
Desa Kori. penyelenggaraan pemerintah Desa Kori
2.1. Aspek yang Mendukung juga memiliki peluang eksternal,
Program Desa Kori dilaksanakan diantaranya:
dengan mengacu pada strategi-strategi 1. peranan otonomi Desa membawa
yang disusun berdasarkan kondisi perubahan mendasar pada
sosial ekonomi masyarakat. Desa Kori penyelenggaraan pemerintahan
sebagai sentra pengembangan Desa, pembangunan Desa,
hortikultura. Fokus pengembangan pembinaan kemasyarakatan dan
hortikultura yaitu pada komoditi- pemberdayaan masyarakat.
komoditi sayuran yang memiliki 2. Pada Undang-undang Desa No 6
keunggulan komparatif dan diandalkan Tahun 2014, tentang adanya
untuk dapat bersaing dengan daerah otonomi Desa. Kebijakan politik
lainnya untuk dapat meningkatkan tersebut menegaskan bahwa Desa
pendapatan masyarakat. tidak lagi bernaung dalam Undang-
undang pemerintahan daerah.
a. Menyusun langkah-langkah 3. Dalam pasal 18b dan 18c UUD
operasional pembangunan desa. 1945 dikemukakan arah
b. Orientasi pengembangan diarahkan pembangunan Desa dengan
pada peningkatan ekonomi pemerintahannya dimasa
masyarakat mendatang dalam jangka Panjang,
c. Peningkatan kualitas SDM melalui yang disusun dalam kebijakan
Pendidikan komhoperensip dan
d. Peningkatan peran masyarakat berkesinambungan.
melalui pembardayaan masyarakat 4. Dukungan dari pemerintah supra
e. Meningkatkan kualitas hidup Desa seperti kecamatan yang yang
masyarakat melalui peduli terus mempersiapkan pemerintah
Pendidikan Desa menuju otonomi Desa
f. Meningkatkan kulitas hidup sesungguhnya dan juga kerja sama
masyarakat melalui pemberdayaan dengan pihak ke 3 yang fokus
kesehatan hayati melakukan kegiatan pembangunan
g. Melestarikan kehidupan sosial ditingkat Desa.
masyarakat yang berdasarkan nilai-
2.2. Aspek yang Menghambat
nilai gotong-royong, Efektif dan Adapun Aspek yang dapat
Efesien, akuntabel, transparansi, menghambat kinerja kepala Desa yang

Halaman | 603
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

dihadapi pemerintah Desa Kori dapat KESIMPULAN


diuraikan sebagai berikut: Penelitian ini dapat disimpulkan
berdasarkan hasil Penelitian dan
1. Kurang kuatnya keberpihakan wawancara yang dilakukan oleh
pemerintah pusat dan daerah Peneliti yang berkaitan dengan Kinerja
kepada Desa dan masyarakat Desa. Kepala Desa dalam Pelaksanan
2. Kedudukan organisasional yang Pembangunan Desa dilihat dari dua
ambivalen antara organisasi indikator kinerja yaitu: Cooperation
pemerintah formal dengan (kerja sama), dan pengetahuan tentang
Lembaga kemasyarakatan. tugas. Berdasarkan hasil rangkuman
3. Ketidakjelasan status kepegawaian wawancara dan pembahasan,
perangkat Desa. sebagaimana telah dilakukan pada
4. Belum adanaya niat pemerintah bagian sebelumnya, maka dapat
Kabupaten untuk mendelegasikan disimpulkan bahwa kinerja Kepala
dan menetapkan jenis urusan. Desa sudah sangat baik bagi aparat
5. Peranan hukum adat yang mengikat Desa namun belum memuaskan bagi
desa sebagai kesatuan masyarakat warga Desa. Dari aspek daya guna dan
hukum sudah mulai pudar hasil guna, Kepala Desa Kori berhasil
digantikan dengan hukum negara menciptakan 7 program yang
yang tertulis. bermanfaat namun 4 diantaranya
6. Sejak dari jaman Hindia Belanda merupakan program dari Kepala Desa
hingga sekarang masih digunakan terdahulu yang belum selesai, dan 3
sistem memerintah secarah tidak diantaranya adalah program baru yang
langsung terhadap masyarakat diusung oleh Kepala Desa Kori saat ini.
Desa. Sistem ini menempatkan Dari aspek pengetahuan tugas, Kepala
Desa dengan pemerintahannya pada Desa Kori sudah mampu dalam
posisi yang marginal. mengoperasikan infrastruktur dan
7. Secara sosiologis, Desa masih aplikasi keorganisasian dan juga
dipandang sebagai tempat dengan bertanggung jawab terhadap
nilai-nilai tradisional yang pembangunan yang ada di Desa Kori,
menggamabarkan keterbelakangan terbukti dari banyaknya program kerja
8. Dari sistem pemerintahan Negara yang terealisasi saat masa
Indonesia, secara administratif kepemimpinannya. Dalam Kinerjanya.
pemerintahan Desa merupakan sub Dalam kinerjanya, Kepala Desa
sistem terlemah dan lebih dipengaruhi oleh aspek pendukung dan
diposisikan sebagai objek aspek penghambat, di Desa Kori Jika
kekuasaan. dilihat dari aspek yang mendukung ada
7 aspek diantaranya: Menyusun langka-
langka operasional pembangunan desa,
Orientasi pengembangan diarahkan

Halaman | 604
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

pada peningkatan ekonomi masyarakat, sistem memerintah secarah tidak


Peningkatan kualitas SDM melalui langsung terhadap masyarakat Desa.
Pendidikan. Peningkatan peran Sistem ini menempatkan Desa dengan
masyarakat melalui pembardayaan pemerintahannya pada posisi yang
masyarakat, Meningkatkan kualitas marginal, Secara sosiologis, Desa
hidup masyarakat melalui peduli masih dipandang sebagai tempat
Pendidikan, Meningkatkan kulitas dengan nilai-nilai tradisional yang
hidup masyarakat melalui menggamabarkan keterbelakangan,dan
pemberdayaan kesehatan hayat dan dari sistem pemerintahan Negara
Melestarikan kehidupan sosial Indonesia, secara administratif
masyarakat yang berdasarkan nilai- pemerintahan Desa merupakan sub
nilai gotong-royong, Efektif dan sistem terlemah dan lebih diposisikan
Efesien, akuntabel, transparansi, Etos sebagai objek kekuasaan.
kerja dan religius Menetapkan prioritas
pengembangan Desa, ini merupakan DAFTAR PUSTAKA
aspek yang mendukung dalam A.A.Anwar Prabu Mangkunegara,
pembanguna Desa yang ada di Desa (2008) Manajemen Sumber
Kori. Namun ada juga aspek yang Daya Manusia, Cetakan ke
menghambat kinerja kepala Desa di lima, Bandung; PT. Refika
Desa Kori, ada Delapan aspek yang Aditama
ditemukan oleh peneliti. Adapun Aspek
yang dapat menghambat kinerja kepala ………(2010). Evaluasi Kinerja SDM.
Desa yang dihadapi pemerintah Desa Bandung; Refika Aditama
Kori dapat diuraikan sebagai berikut:
Kurang kuatnya keberpihakan ………(2001). Manajemen SDM.
pemerintah pusat dan daerah kepada Bandung; PT. Rosdakarya.
Desa dan masyarakat Desa.,
Kedudukan organisasional yang Amstrong, Michael.(1990). Manajemen
ambivalen antara organisasi pemerintah Sumber Daya Manusia, Jakarta;
formal dengan Lembaga PT. Transito Asri Media.
kemasyarakatan, Ketidak jelasan status
kepegawaian perangkat Desa, Belum Abdulrahman, Wibowo, (2011).
adanaya niat pemerintah kabupaten Manajemen Kinerja. Jakarta;
untuk mendelegasikan dan menetapkan Rajawali Press
jenis urusan, peranan hukum adat yang
meningkat desa sebagai kesatuan Aprilia, Angga, (2008). Pelayanan
masyarakat kuhum sudah mulai pudar Publik Pada Badan
digantiakn hukum negara yang tertulis, Kependudukan Dan Catatan
sejak dari jaman Hindia Belanda Sipil Kabupaten Grobogan;
hingga sekarang masih digunakan Skripsi

Halaman | 605
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

Arikunto, Suhamimi, (2010). Prosedur Handoyono, Eko, (2010). Etika Politik


Penelitian Suatu Pendekatan dan Pembangunan.Semarang;
Praktek. Jakarta; Rineka Cipta Widya Karya

Agung Suprojo, (2016). Efektifitas Kushandajani, (2016). Implikasi


Kinerja Kepala Desa Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun
Mewujudkan Visi Dan Missi 2014 tentang Desa terhadap
Pembangunan Penyelenggaraan Pemerintah
Desa.www.publikasi.unitri Desa.
ac.id
Mathias,dkk, (2009). Manajemen SDM.
Badan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Edisi 10;Jakarta Salemba
No. 76 Tahun 2001 Tentang Empat.
Pedoman Pengaturan
Mengenai Desa. Multazam Fadli ,(2015). Gaya
Kepemimpinan Kepala Desa
Bungin, (2007). Penelitian Dalam Penyelenggaraan
Kualitatif,Komunikasi,Ekonomi, Pembangunan;
Kebijakan Publik dan Ilmu repository,unej.ac.id
Sosial Lainya. Jakarta; Putra
Grafika. Rivai, (2005). Performance Appraisal,
Cetakan Pertama; PT. Raja
Dharma,(1993). Manajemen Kerja. Grafindo.
Jakarta;Rajawali.
Sinambela, (2006). Reformasi
Dunn, Wiliam,A. (2000). Analisis Pelayanan Publik: Teori,
Kebijakan Publik, Terjemahan Kebijakan dan Implementasi.
Samudra Wibawa,dkk, Jakarta; PT.Bumi Aksara.
Yogyakarta, Gajah Mada
University Press. Siagian,S.P, (1995). Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta; PT.
Effendi SH,dkk. Buku Ajar Rineka Cipta
Neonatologi 1. Ed Jakarta, ……………,(2011). Peranan Staf dan
Badan Penerbit IDAL 2008. Manajemen.Penerbit CV.
Gedung Agung; Jakarta.
Griffin, Jill, (2003). Customer Loyalty ,
Menumbuhkan dan Simamora, (2004). Riset Pemasaran,
Mempertahankan Pelanggan. Jakarta; Gramedia Utama.
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Halaman | 606
Jurnal MODERAT, Volume 7, Nomor 3 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat ISSN: 2622-691X (online)
Submitted 2 Agustus 2021, Reviewed 11 Agustus 2021, Publish 31 Agustus 2021

Siswanto, Sastrohadiwiryo, (2003). Undang-Undang Nomor 32 Tahun


Manajemen Tenaga Kerja 2004 tentang Pemerintah
Indonesia, Edisi Jakarta; Daerah.
PT.Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Atas
Wibowo, (2011). Manajemen Kinerja. Undang-Undang Nomor 32.
Jakarta ; PT Raja Grafindo Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Persada. tentang Desa

Dokumen
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah
Daerah.

Halaman | 607

Anda mungkin juga menyukai