Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GEOGRAFI

DESA

DISUSUN OLEH :
1. Lahera perni iridar
2. Nabila mahesa
3. Saskia putry
4. Rio naldo
5. M. Reva
Kelas : XII IPA 1
Mapel : Geografi
Guru Pembimbing : Pepi ,S.Pd

SMA NEGERI 03 PAGAR ALAM


TAHUN AJARAN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita

berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu

membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada

kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita

capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta

teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun

materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa

maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,

yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami

jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan

makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-

mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-

teman, serta orang lain.

Pagar Alam, November 2021

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan suatu tempat yang berasal dari bahasa sansekerta

“dhesi’’ yang artinya tanah lahir. Desa terbentuk dari kumpulan unit pemukiman

kecil, yaitu kampung atau dusun. Selain desa ada juga istilah kota yang

merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang memiliki batas

wilayah administrasi dan sudah diatur dalam undang-undang.

Desa dan kota merupakan dua wilayah yang memiliki karakteristik

berbeda, baik dari kondisi fisik maupun kondisi sosialnya. Pola keruangan antara

desa dan kota pun berbeda. kondisi penggunaan tanah di desa sebagian besar

berupa lahan pertanian. Adapun penggunaan tanah di wilayah kota lebih beragam,

seperti, perkantoran. Perdagangan dan jasa serta permukiman. Namun, kedua

wilayah tersebut memiliki hubungan interaksi yang kuat. Tujuannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan wilayahnya masing-masing.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan karya ilmiah perangkat pembelajaran dengan materi

interaksi desa dan kota adalah :

a. Untuk mengetahui secara umum tentang perangkat pembelajaran geografi

SMA kelas XII pada materi desa.

b. Sebagai acuan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar pada materi

interaksi desa dan kota


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa

Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik,

dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara

timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan

pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap

warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang

merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup

dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi

masyarakat atau anggota masyarakat.

B. Pola pemikiran desa

Masyarakat pedesaan merupakan sekelompok orang yang tinggal di desa,

masyarakat pedesaan memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Gaya hidup masyarakat

pedesaan sangat sederhana, Orang – orang pedesaan umumnya solid, rukun, kompak dan

kekeluargaan sangat di nomersatukan, Adat – istiadat masih di junjung tinggi dalam

kehidupan, Sebagian besar orang – orang di desa hidup bergantung dari hasil bumi,

Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat yang ramah, sopan dan peduli terhadap

lingkungan, Lapangan pekerjaan di desa sangat minim dan jarangnya di buka lapangan

pekerjaan baru.

Pola perilaku masyarakat kota dan desa tentunya berbeda namun dengan

perbedaan itulah yang menjadikan keduanya saling bergantungan. Oleh karena itu

masyarakat kota dan desa memiliki hubungan yang sangat erat, dengan ini masyarakat
yang tinggal di kota bergantung pada hasil bumu dan ternak yang diolah di desa yang

berupa bahan panganan, seperti : besar, susu, dan gandum. Karena lapangan pekerjaan

dan fasilitas umum lebih banyak terdapat di kota – kota besar. Masyarakat desa juga

banyak yang datang ke kota (urbanisasi) untuk mencari lapangan pekerjaan, karena di

desa dangat nimin dengan lapangan pekerjaan. Selain itu di kota juga mamproduksi barag

– barang elektronik yang dapat digunakan untuk membantu meringankan pekerjan di

desa. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat kota dan desa saling membutuhkan satu

sama lain.

Pada masyarakat kota cara berfikir yang memiliki sifat yang memintingkan diri

sendiri dan materi atau kebutuhan mereka sendiri, kedua sikap tersebut tidak sepenuhnya

buruk tetapi memiliki dampak yang positif dan juga negatif. Karena bagi masyarakat kota

memiliki hidup yang cukup untuk diri sendiri dan keluarga sudah lebih baik dari pada

mengurusi hidup orang lain. tetapi sikap tersebut kurang baik di pandang oleh sebagian

masyarakat yang memiliki nilai kehidupan sosial yang tiggi contohnya yaitu masyarakat

desa, cara berfikir masyarakat kota cenderung kompetitif juga dan tidak jarang

masyarakat kota mereka secara tidak sengaja atau sengaja membangun rumah yang

bertembok pagar tinggi, dengan alasan takut di masukin maling atau rampok sudah

tembok pagar besi juga masih pelihara anjing untuk menjaga keamaan di rumah. Padahal

dengan tembok pagar yang tinggi dan hanya dijaga oleh seekor anjing ini bahkan akan

rawan dengan kemalingan, seorang maling akan mudah masuk rumah dengan cara

mengasih makanan untuk anjing kemudian maling akan mudah masuk ke dalam rumah

dan tidak diketahui oleh tetangga sebelah dikarenakan pagar tembok yang sangat tinggi

tersebut sehingga tidak kelihatan dari luar pagar tembok. Berbeda dengan orang desa
mereka bikin rumah kebanyakan tidak berpagar tembok tetapi juga jarang dimasukin oleh

maling mereka saling percaya terhadap tetangg, sehingga jika tejadi hal – hal yang tidak

di ingginkan mereka saling mengetahui dan mengingatkan. Dengan ini kita perlu saling

percaya dengan tetangga tidak hanya memfokuskan menjaga rumah dengan seekor

anjing.

C. Pembangunan desa

Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 merupakan kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara singkatnya desa merupakan kesatuan

wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri.

Total desa di Indonesia yaitu 73.670 desa. Tak heran jika Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyatakan jika desa merupakan pembentuk

Indonesia.

Desa berbeda dengan kota yang dinilai lebih maju dan berkembang. desa

memiliki permasalahan yang lebih besar. Mulai dari kemiskinan yang lebih tinggi,

kesehatan yang rendah, konsumsi masyarakat rendah, SDM rendah, sarana dan prasarana

yang lebih sulit dibandingkan kota, dan tingkat pendidikan rendah. Saat ini di Indonesia

terdapat 5.559 (7,55%) Desa Mandiri, 54.879 (74,49%) Desa Berkembang, dan 13.232

(17,96%) Desa Tertinggal. Permasalahan yang ada ini dapat diatasi dengan adanya

pembangunan di desa. Pembangunan yang dilakukan seharusnya tidak hanya terletak


pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, namun harus lebih dari hal itu. Tujuan

dari esai ini adalah untuk mendeskripsikan pentingnya pembangunan desa dalam

pembangunan nasional.

Ada 4 tahapan dalam proses pembangunan desa, yaitu Perencanaan, Pembangunan,

pengawasan, dan pertanggungjawaban.

1) Perencanaan

Perencanaan Pembangunan Desa yaitu tahapan awal yang dilakukan oleh

pemerintah desa yang didalamnya ikut terlibat Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

serta masyarakat secara partisipatif untuk memanfaatkan semua sumber daya Desa

dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama.

Perencanaan dalam Pembangunan Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai

dengan Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan berskala lokal

Desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Perencanaan

Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan unsur dari

masyarakat Desa dan juga boleh didampingi oleh perangkat daerah kabupaten/kota,

tenaga pendamping profesional, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan/atau

pihak lainnya.

Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala

Desa, 4 tahapan dalam proses pembangunan desa, yaitu Perencanaan, Pembangunan,

pengawasan, dan pertanggungjawaban harus sudah ditetapkan. sedangkan untuk

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), disusun pada bulan Juli tahun berjalan

dan ditetapkan paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.

2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembangunan Desa merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan

secara swakelola oleh Pemerintah Desa dan/atau kerja sama antar Desa kecuali

pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan jasa konstruksi. Pelaksanaan

Pembangunan Desa dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu persiapan dan pelaksanaan

pembangunan.

Dalam hal desa melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan jasa

konstruksi melibatkan jasa pihak ketiga sesuai dengan ketentuan Peraturan Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pedoman

Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa.

Tahapan persiapan yang meliputi penetapan Pelaksana Kegiatan, penyusunan rencana

kerja, sosialisasi dan/atau publikasi kegiatan, pembekalan Pelaksana Kegiatan,

pelaksanaan koordinasi dan sinergitas pelaksanaan kegiatan, penyiapan dokumen

administrasi, pembentukan tim pengadaan barang dan jasa, pengadaan tenaga kerja,

dan pengadaan bahan/material.

Selanjutnya, untuk tahap pelaksanaan pembangunan Desa, Kepala Desa

mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan paling sedikit meliputi rapat kerja

pelaksanaan kegiatan, pengendalian pelaksanaan kegiatan, perubahan pelaksanaan

kegiatan, penanganan pengaduan dan penyelesaian masalah, pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan, pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan, dan

pemanfaatan dan keberlanjutan hasil kegiatan.

3) Pengawasan

Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan oleh

Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.


Pengawasan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa seyogyanya juga dapat

dilakukan oleh masyarakat secara partisipatif, hasil pengawasan dan pemantauan ini

kemudian dapat menjadi dasar pembahasan dalam Musyawarah Desa (Musdes).

4) Pertanggungjawaban

Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes

kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setelah disetujui oleh BPD setiap akhir tahun

anggaran yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran

berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.


BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan

lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang di

timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang saling

berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain. Kota

dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan

kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen dan

coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di timbulkan oleh

unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar

dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistik di bandingkan dengan daerah

belakannya.

Anda mungkin juga menyukai