Anda di halaman 1dari 123

KEGIATAN PRAKTIK

DI PT BENZ CAHAYA SUPRANA SEMARANG

DAN TAMAN SATWA CIKEMBULAN GARUT

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN I

SINTA KUSMIATI

021219063

PROGRAM STUDI KESEHATAN HEWAN

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2021
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PKL I

Judul : Proposal Praktik Kerja Lapangan I di PT. Benz Cahaya


Suprana Semarang dan Taman Satwa Cikembulan Garut
Nama : Sinta Kusmiati
NIM : 02 12 18 019
Program studi : D3 Kesehatan Hewan
Jurusan : Peternakan

Disetujui oleh

Pembimbing I :
Dr.Drh. Endang Endrakasih, Ms
NIP : 195907181985032001

Pembimbing II :
Alan Sugandi S.Pt, M.Si
NIP : 195808081983021001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi


Dr. drh Maya Purwanri, Ms
NIP : 195906271985032001

Ketua Jurusan

Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si

NIP : 197406112005011001

Tanggal Ujian : Senin, 7 Februari 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal praktik kerja lapangan 1 “PT BENZ CAHAYA SUPRANA DI
SEMARANG DAN TAMAN SATWA CIKEMBULAN DI GARUT” untuk
memenuhi persyaratan dalam pengajuan kerja praktik di Politeknik Pembangunan
Pertanian Bogor.

Penyusunan proposal ini penulis buat untuk kelengkapan kegiatan praktik


lapangan yang akan diselenggarakan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian
Bogor, serta sebagai panduan atau acuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) 1.

Dengan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang


terhormat:

1. Bapak Dr. Detia Tri Yunandar, S.P. M.Si, Direktur Polbangtan Bogor
2. Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si, Ketua Jurusan Peternakan
dan ketua Program Studi Kesehatan Hewan Polbangtan Bogor
3. Ibu Dr. drh Endang Endrakasih, Ms, Pembimbing I
4. Bapak Alan Sugandi, S.Pt, M.Si, Pembimbing II
5. Pihak PT Benz Cahaya Suprana dan Taman Satwa Cikembulan yang
telah mengizinkan kami melaksanakan kegiatan PKL
6. Keluarga, sahabat, teman yang telah memberikan dukungan bantuan
baik itu doa maupun finansial

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kegiatan PKL, oleh


karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap proposal ini
dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca semuanya.

Bogor, 28 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
DAFTAR TABEL 5
DAFTAR GAMBAR 6
DAFTAR LAMPIRAN 8
PENDAHULUAN 9
Latar Belakang 9
Tujuan 10
Manfaat 10
TINJAUAN PUSTAKA 10
Ayam Layer 11
Manajemen Kesehatan 12
Biosekuriti 13
Penyakit Unggas 14
Satwa Liar 14
Pelaporan Kesehatan Satwa Liar 15
Klasifikasi Veterbrata 16
Penyakit Satwa Liar 20
Nekropsi 22
METODE PELAKSANAAN 23
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan 23
Materi Kegiatan 23
Prosedur Pelaksanaan 24
HASIL DAN PEMBAHASAN 26
PT Benz Cahaya Suprana 26
Taman Satwa Cikembulan 35
SIMPULAN DAN SARAN 95
Simpulan 95
Saran 96
PT Benz Cahya Suprana 96

3
Taman Satwa Cikembulan 96
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN 100

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kelompok Aves 16


Tabel 2 Kelompok Primata 17
Tabel 3 Kelompok Karnivora 18
Tabel 4 Kelompok Herbivora 19
Tabel 5 Kelompok Reptil 20
Tabel 6 Jadwal Kegiatan di PT Benz Cahaya Suprana 24
Tabel 7 Jadwal Kegiatan di Taman Satwa Cikembulan 25
Tabel 8 Kegiatan di Trulek Topeng 60
Tabel 9 Jenis Pakan Satwa Liar 87
Tabel 10 Kegiatan Pengobatan 89
Tabel 11 Jadwal Pengobatan 93

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses penyemprotan disinfektan 27


Gambar 2 Biosecurity 3 Zona 28
Gambar 3 Ayam yang terkena Chicken Anemia Virus. 33
Gambar 4 Merak Hijau 36
Gambar 5 Merak Biru 37
Gambar 6 Merak Putih 38
Gambar 7 Dara Mahkota 39
Gambar 8 Kakaktua Jambul Kuning 40
Gambar 9 Kakatua Maluku 41
Gambar 10 Kakatua Raja Hitam 43
Gambar 11 Nuri Afrika Abu-abu 44
Gambar 12 Krangkeng 45
Gambar 13 Macaw biru-kuning 46
Gambar 14 Macaw Skarlet 47
Gambar 15 Kasuari Gelambir Ganda 48
Gambar 16 Kasuari Leher Kuning 49
Gambar 17 Nuri Bayan 50
Gambar 18 Elang Berontok 51
Gambar 19 Elang Ikan Kepala Kelabu 52
Gambar 20 Elang Laut Dada-Putih 53
Gambar 21 Bangau Bluwok 54
Gambar 22 Bangau Tong-tong 55
Gambar 23 Burung Hantu Hingkik 56
Gambar 24 Burung Unta 57
Gambar 25 Beo 58
Gambar 26 Jalak Bali 59
Gambar 27 Trulek Topeng 60
Gambar 28 Orang Utan 61
Gambar 29 Monyet Sulawesi 62
Gambar 30 Surili 63
Gambar 31 Siamang 64
Gabar 32 Lutung Jawa 65
Gambar 33 Owa Jawa 66
Gambar 34 Beruk 67
Gambar 35 Macan Tutul 69
Gambar 36 Harimau Sumatera 70
Gambar 37 Singa Afrika Timur 72
Gambar 38 Rusa Tutul 73

6
Gambar 39 Rusa Timur 75
Gambar 40 Pelanduk Kancil 76
Gambar 41 Kangguru 77
Gambar 42 Kijang 78
Gambar 43 Iguana 79
Gambar 44 Savvanah Monitor 80
Gambar 45 Biawak Tegu 81
Gambar 46 Sanca Bodo 82
Gambar 47 Sanca Kembang 84
Gambar 48 Kura-kura Panora Emis 86
Gambar 49 Persiapan pakan 87
Gambar 50 Sanitasi Kandang 88
Gambar 51 Pemberian Multivitamin Multimineral 88
Gambar 52 Pengobatan 89
Gambar 53 Penanganan CRD 91

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi PT Benz Cahya Suprana 101


Lampiran 2 Dokumentasi di Taman Satwa Cikembulan 102
Lampiran 3 Nekropsi African Grey 103
Lampiran 4 Jurnal Kegiatan di PT Benz Cahaya Suprana 105
Lampiran 5 Jurnal Kegiatan di Taman Satwa Cikembulan 110

8
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peternakan saat ini telah berkembang pesat diikuti dengan kemajuan


teknlogi dan informasi yang diterapkan dalam dunia usaha dan dunia industri
(dudi). Tentu saja mahasiswa yang akan menyelesaikan studi, harus siap untuk
memasuki DUDI, jika hanya mengandalkan teori yang didapatkan di kampus
tidaklah cukup untuk menghadapi DUDI tersebut. Maka dari itu perlu di lengkapi
dengan dilakukan praktik secara langsung yaitu melalui Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Praktik yang dilakukan mahasiwa saat ini yaitu sesuai dengan mata kuliah
yang didapatkan pada semester sebelumya, agar seprogram dan terintegrasi.
Mahasiswa diperkenankan untuk memilih terhadap pelayanan kesehatan
kuda/babi/satwa liar dan laboratorium veteriner dengan titik berat pengenalan dan
keterampilan penanganan penyakit.

Pada kesempatan PKL I penulis memilih pelayanan kesehatan satwa liar.


Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, meliputi
kekayaan flora dan fauna serta ragam komponen penyusun lingkungan hidup yang
hidup (biotik) maupun yang tidak hidup (abiotik). Kekayaan sumber daya alam
kita yang terdiri dari tanah, air, udara, tumbuhan dan satwa, meliputi hutan tropis
basah yang menutupi 63% daratan Indonesia, 30.000 jenis tumbuhan dan
diperkirakan ada 220.000 jenis satwa. Pengelolaan kesehatan satwaliar dengan
benar berarti turut bertanggung jawab dalam keanekaragaman hayati baik pada
tingkat kemurnian genetik maupun ekosistemnya secara eksitu dan insitu. Sebagai
lembaga konservasi eksitu, Taman Satwa Cikembulan Garut memiliki peranan
penting dalam turut melestarikan satwa di luar habitat aslinya, melalui
managemen kesehatan satwa liar yang tepat sasaran,sehingga keberadaannya
bermanfaat dalam hal perlindungan, pengawetan, pemeliharaan, rehabilitasi,
introduksi, pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan satwa liar.

Pelayanan kesehatan unggas juga dilaksanakan pada PKL I. Pada


pelayanan kesehatan unggas kami berkesempatan untuk melaksanakannya di PT

9
Benz Cahaya Suprana Indonesia. PT Benz Cahaya Suprana merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang ayam petelur closed house system sebagai
penunjang kegiatan produksi. Perusahaan ini bergerak dan berkembang dengan
pesat seiring dengan kemajuan dunia peternakan khususnya perunggasan. PT
Benz Cahaya Suprana memiliki 13 kandang dengan kapasitas perkandang 2.000 –
2.500 ekor.

Tujuan

Praktik kerja lapangan I bertujuan untuk memberi bekal dan pengalaman


kepada mahasiswa agar mampu mengetahui dana terampil dalam penangan
penyakit dilapangan, meliputi:

1. Menambah pengetahuan teknis dalam pelayanan kesehatan hewan terutama


dalam penanganan penyakit yang terjadi pada unggas dan satwa liar.
2. Meningkatkan keterampilan dalam teknis pelayanan kesehatan hewan
terutama dalam penanganan penyakit yang terjadi pada unggas dan satwa
liar.
3. Mewujudkan rasa percaya diri, mampu bekerja dalam tim, mandiri,
tangguh, kreatif, dinamis, disiplin dan bertanggung jawab di lapangan.

Manfaat

Praktik kerja lapangan 1 diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa berupa:

1. Mahasiswa mendefinisikan dan mengidentifikasi berbagai masalah


peternakan dan kasus–kasus penyakit unggas dan satwa liar.
2. Mahasiswa dapat mempraktekan teori–teori penanganan penyakit lewat
pemeriksaan anamnase, menegakan diagnosa dan menerapkan terapi yang
tepat terhadap kasus penyakit unggas dan satwa liar serta dapat mengetahui
suatu penyakit lewat nekropsi.
3. Mahasiswa dapat menganalisis dengan cermat berbagai permasalahan
dalam peternakan unggas dan satwa liar.

TINJAUAN PUSTAKA

10
Ayam Layer

Ayam layer atau ayam petelur adalah ayam yang diternakkan khusus
untuk menghasilkan telur konsumsi. Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam
petelur ringan dan medium. Tipe ayam petelur ringan mempunyai badan yang
ramping dan kecil, bulu berwarna putih bersih, dan berjengger merah, berasal dari
galur murni white leghorn, dan mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun
produksihen house. Ayam petelur ringan sensitif terhadap cuaca panas dan
keributan, responnya yaitu produksi akan menurun. Tipe ayam petelur medium
memiliki bobot tubuh yang cukup berat, tidak terlalu gemuk, kerabang telur
berwarna coklat,dan bersifat dwiguna (Bappenas, 2010). Ayam yang dipelihara
sebagai penghasil telur konsumsi umumnya tidak memakai pejantan dalam
kandangnya karena telur konsumsi tidak perlu dibuahi (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006).

Produksi ayam dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain bangsa dan strain ayam
yang digunakan, kondisi lingkungan di kandang, dan manajemen pakan (Bell dan
Beaver, 2002; dikutip dalam Al Nasser et al., 2005). Strain adalah kelompok
unggas dalam satu bangsa yang diseleksi menurut kriteria yang spesifik, yaitu
umur saat dewasa kelamin, daya hidup, produksi telur, kualitas telur, atau
kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Macam – macam strain ayam petelur yang
dikembangkan dari bangsa Leghorn antara lain Lohmann (LSL, White), Lohmann
Brown, Hy-Line W-36 dan W-98, Hy-Line Brown, ISA White dan ISA Brown.
Strain ayam petelur berwarna coklat memiliki performa yang lebih unggul
daripada strain ayam petelur berwarna putih. Persentase cangkang pada ISA
Brown lebih besar daripada ISA White, selain itu bobot telur, egg mass, dan
efisiensi pakannya juga lebih baik (Grobas et al., 2001; dikutip dalam Al
Nasser et al.,2005).

11
Manajemen Kesehatan

Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di


kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stress
(cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa, penyakit
karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan (Suprijatno
dan Atmomarsono, 2005).

Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres


disebabkan karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen
pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu kedinginan,
ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan minum dan
pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa diminimalisir maka
kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993).

Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit


kontagius adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock
kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit infeksi unggas adalah
kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan fungi. Sementara
beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis (Sujiono hadi dan
Setiawan, 2002).

12
Biosekuriti

Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security
(pengamanan atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna
pengendalian atau pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam budidaya ternak,
biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah
penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Semua
kegiatan dilakukan dengan tujuan memisahkan inang (ternak) dari bibit penyakit
dan sebaliknya. Menurut Jeffrey (1997), biosekuriti memiliki arti sebagai upaya
untuk mengurangi penyebaran organisme penyakit dengan cara menghalangi
kontak antara hewan dan mikroorganisme. Adapun menurut Dit Kesmavet (2006),
biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk
pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan
penularan/kontak dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit
dapat diminimalkan. WHO (2010) menambahkan bahwa tindakan biosekuriti
meliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan untuk
mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada hewan
atau manusia.

Menurut Zainuddin dan Wibawan (2007) bahwa tujuan utama penerapan


biosekuriti pada peternakan unggas yaitu, 1) meminimalkan keberadaan penyebab
penyakit, 2) meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang
dan 3) membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal
mungkin. Selanjutnya dari Ditjen Peternakan (2005) dikemukakan bahwa tujuan
dari penerapan biosekuriti adalah mencegah semua kemungkinan penularan
dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit. Biosekuriti yang
dimaksudkan adalah biosekuriti yang diterapkan pada peternakan ayam broiler
yang meliputi biosekuriti sumber ayam, biosekuriti terhadap ternak pengganggu,
biosekuriti tamu dan ternak, biosekuriti ayam sakit/mati.

13
Penyakit Unggas

Penyakit pada ternak secara umum terbagi menjadi penyakit infeksi dan
penyakit non infeksi. Penyakit infeksius adalah penyakit yang disebabkan oleh
agen-agen infeksi. Agen-agen infeksi penyebab penyakit antara lain virus, bakteri,
mikal, parasit. Sedangkan penyakit non infeksius adalah penyakit yang
disebabkan selain agen infeksi misalnya akibat defisiensi nutrisi, defisiensi
vitamin, defisiensi mineral dan keracunan pakan (Tariakoso, 2009).

Infectious Chicken Anemia

Anemia ayam infeksius (Infectious chicken anaemia) adalah penyakit


infeksi pada ayam yang disebabkan oleh virus anemia ayam (CAV). Penyakit ini
ditemukan di seluruh dunia, dan sesuai namanya, ayam yang menderita penyakit
ini akan mengalami anemia. Selain itu, ayam yang terinfeksi CAV akan melemah,
mengalami penurunan berat badan, dan mengalami imunosupresi sementara yang
membuat ayam rentan menderita penyakit lainnya. Penularan terjadi melalui rute
fekal-oral, dan mungkin melalui jalur pernapasan. Tidak ada terapi spesifik untuk
penyakit ini, tetapi infeksi dapat dicegah dengan vaksinasi (Santen, 2019).

Satwa Liar

Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan
atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas
maupun yang dipelihara oleh manusia, satwa liar dapat juga diartikan binatang
yang hidup liar di alam bebas tanpa campur tangan manusia (Alikodra, 1990).

Pengelolaan kesehatan satwa liar dengan benar berarti turut bertanggung


jawab dalam keanekaragaman hayati baik pada tingkat kemurnian genetik maupun
ekosistemnya secara eksitu dan insitu. Sebagai lembaga konservasi eksitu,
kesehatan satwa liar memiliki peranan penting dalam turut melestarikan satwa di
luar habitat aslinya, melalui managemen kesehatan satwa liar yang tepat
sasaran,sehingga keberadaannya bermanfaat dalam hal perlindungan, pengawetan,
pemeliharaan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian, pemanfaatan dan
pengembangan satwa liar (Tejalaksono 2021).

14
Pelaporan Kesehatan Satwa Liar

Pengetahuan dan pemahaman mengenai kondisi anatomis, fisiologis, dan


behavioraldari satwa yang dirawat, mutlak dipahami dan dimengerti oleh selulruh
perawat satwa.Beberapa istilah dalam pelaporan kesehatan, ataupun perubahan
kesehatan yang perludipahami oleh perawat satwa.

1. Sehat: Kondisi suatu individu/satwa dimana semua fungsi tubuh berjalan


secara normal.
2. Sakit: Kondisi dimana suatu individu/satwa mengalami kelainan anatomis,
kimiamaupun fisiologis.
3. Gejala klinis: Gejala penyakit yang dapaty ditentukan secara objektif
contohmuntah,mencret, batuk, demam dll.
4. Simtom: Tanda-tanda penyakit yang hanya ditentukan secara subjektif
misalnyakepala pusing, rasa linu, nyeri dll.
5. Diare: Konsistensi feses (kotoran) yang lembek, karena peningkatan kadar
air. Dalam pelaporan ini perlu pula disertakan frekuensi defekasi (buang
air), warna, bau dantemuan lain yang menyertai kondisi diare seperti
cacing, darah dll.
6. Muntah: Beberapa satwa menunjukkan gejala muntah pada kondisi umum
sebagai perilaku normalnya, bertujuan mengeluarkan sesuatu dari
lambungnya. Pada kondisiyang tidak normal, seperti frekuensi yang
meninigkat atau disertai perubahan- perubahan fisiologis seperti
penurunan aktifitas, keeper perlu dengan segera melapor pada tim medis.
7. Aktifitas: Keeper harus memahami adanya penurunan dan peningkatan
aktifitassatwanya, misalnya pada kondisi sering duduk, atau sering tiduran,
malas bergerak,sulit bergerak, atau sakit bila bergerak.
8. Nafsu Makan: Keeper harus memahami adanya penurunan dan
peningkatan nafsu makandan minum satwanya (Tejaklasono 2021)

15
Klasifikasi Veterbrata

Kelompok Aves

Aves merupakan hewan yang sebagian tubuhnya ditutupi bulu dan sebagia kaki

bagian bawah ditutupi sisik seperti reptil, tidak bergigi sebagai ganti pada paruh

kecuali gigi telur atau gigi paruh yang berfungsi memecah telur. (Suhaerah, 2016)

Tabel 1 Kelompok Aves

No Nama Hewan Nama Latin

1. Merak Hijau Pavo muticus

2. Merak Biru Pavo cristatus

3. Merak Putih Pavo multicus

4. Burung Dara Mahkota Goura scheepmakeri

5. Kakatua Jambul Kuning Cacatua sulphurea

6. Kakatua Maluku Cacatua moluccenis

7. Kakatua Raja Hitam Probosciger aterrinus

8. Nuri Afrika Abu-abu Psittacus erichatus

9. Kangkareng Perut Putih Anthracoceros albirostris

10. Makau Biru Kuning Ara ararauna

11. Makau Skarlet Ara macao

12. Kasuari Gelambir Ganda Casuarius Casuarius

13. Kasuari Leher Kuning Casuarius unappendiculatus

14. Nuri Bayan Eclectus roratus

15. Elang Berontok Spizaetus cirratus

16. Elang Ikan Kepala Kelabu Ichthyophaga ichthyaetus

16
17. Elang Laut Dada Putih Haliaeetus leucogaste

18. Bangau Bluwok Mycteria cinerea

19. Bangau Tong-tong Leptoptilos javanicus

20. Burung Hantu Hingkik Bubo sumatranus

21. Burung Unta Struthio camelus

22. Burung Beo Gracula religiosa

23. Jalak Bali Leuscopar rothschildi

24. Trulek Topeng Vanellus miles

2. Primata

Primata adalah suatu ordo mamalia plasenta tempat manusia dan kerabat
dekatnya berada. Anggota kelompok ini muncul antara lima puluh lima
dan delapan puluh lima juta tahun yang lalu (akhir Cretaceous) dari
mamalia darat kecil. Mereka beradaptasi dengan kehidupan pohon di
hutan hujan; pada kenyataannya, banyak karakteristik primata yang
merupakan adaptasi terhadap kehidupan di lingkungan itu: otak yang
besar, ketajaman visual, penglihatan warna, korset bahu yang
dimodifikasi, dan tangan yang digunakan dengan terampil (Naisha
Pratiwi, 2022).

Tabel 2 Kelompok Primata

No Nama Hewan Nama Latin

1. Orang Utan Pongo pygmaeus

2. Monyet Sulawesi Macaca Nigra

3. Surili Presbytis mirata

4. Siamang Symphalangus syndactylus

17
5. Lutung Jawa Trachypithecus auratus

6. Owa Jawa Hylobates moloch

7. Beruk Macaca nemestrina

3. Karnivora

Karnivor atau karnivora diartikan sebagai hewan pemakan daging.


Sementara itu dalam buku “Klasifikasi Hewan Berdasarkan Jenis
Makanan. Kata karnivora berasal dari Bahasa Latin dari kata “caro” yang
artinya daging dan “vorare” yang artinya makanan. Dengan demikian
karnivora berarti hewan yang memakan daging (Siti Nur A, 2021).

Tabel 3 Kelompok Karnivora

No Nama Hewan Nama Latin

1. Macan Tutul Panthera pardus

2. Harimau Sumatera Panthers tigris sumatrae

3. Singa Afrika Timur Panthera leo massaica

18
4. Herbivora

Herbivora merupakan pemakan tumbuhan, dalam tingkatan rantai

makanan, herbivora kegolongan konsumber antara lain sapi, kelinci, rusa,

belalang dan juga ulat. Pada umumnya, hewan hewan yang termasuk

kedalam golongan herbivora banyak hidup di tempat tempat seperti

padang rumput, hutan dan juga persawahan (Heterotrof, 2021).

Tabel 4 Kelompok Herbivora

No Nama Hewan Nama Latin

1. Rusa Tutul Axis-axis

2. Rusa Timur Rusa timores

3. Pelanduk Kancil Tragulus kanchil

4. Kangguru Marcopus

5. Kijang Muntiacus

5. Reptil

Menurut Taylor dan O'Shea (2004) Reptil adalah hewan vertebrata

poikiloterm (berdarah dingin), sehingga mereka dapat menyesuaikan suhu

tubuh dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seperti hewan berdarah panas

yang dapat mengatur suhu internal tubuhnya, hewan poikiloterm sangat

bergantung pada suhu lingkungan untuk dapat mengatur suhu tubuhnya

dengan baik. Misalnya, dengan cara berjemur di bawah sinar matahari

atau berada dekat wilayah perairan.

19
Tabel 5 Kelompok Reptil

No Nama Hewan Nama Latin

1. Iguana Iguana iguana

2. Biawak Savvanah Monitor Varanus exanthematicus

3. Biawak Tegu Tupinambis tegus

4. Sanca India Phyton mulurus albino

5. Sanca Kembang Malaphyton reticulus

6. Kura-kura Panora Emis Testudines

Penyakit Satwa Liar

Chronic Respiratory Disease

CRD pada unggas disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG), yang
merupakan organisme mirip bakteri (bacteria-like organism). Serangan CRD
sangat erat kaitannya dengan sistem pernapasan unggas . Saluran pernapasan
ayam secara alami dilengkapi dengan pertahanan mekanik. Permukaannya dilapisi
mukosa dan terdapat silia (bulu-bulu getar) serta mukus yang berfungsi menyaring
udara yang masuk (Trobos, 2017).

Demodekosis

Demodekosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Demodex sp.
yang dapat menyerang anjing, kucing, babi, sapi, juga bisa menyerang manusia.
Demodex merupakan tungau yang hidup dengan membuat terowongan dalam
kulit induk semangnya. Tungau ini menginfeksi semua mamalia termasuk
manusia. (Garter, 2014)

Stomatitis

20
Stomatitis berarti peradangan mulut (Kemdikbud, 2017). Stomatitis merupakan
istilah untuk menerangkan berbagai macam lesi yang timbul di rongga mulut.
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang
kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Stomatitis biasanya berupa
bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung dapat berupa bercak
tunggal maupun bercak kelompok. Stomatitis merupakan infeksi umum yang bisa
meluas ke mukosa bukal, bibir dan palatum (Sulistiani,dkk, 2017).

Stomatitis berarti inflamasi pada mulut. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh
kondisi mulut itu sendiri. Stomatitis juga didefinisikan sebagai inflamasi lapisan
struktur jaringan lunak pada mulut dengan tanda kemerahan, pembengkakan, dan
kadang-kadang perdarahan dari derah yang terkena dan membentuk ulkus
(Yogasedana, 2015).

Influenza

Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat
(Abelson, 2009). Setiap orang sudah mengenal dan sudah pernah menderita
penyakit ini. Bila terserang penyakit ini pekerjaan sehari-hari akan terhalang,
karena gejala penyakit ini ialah rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu,
lemas, lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi (Prabu, 1996).
Penyebab influenza adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga
Orthomyxoviridae yang dapat menyerang burung, mamalia termasuk manusia.
Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk,
bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus)
penderita. Ada dua jenis virus influenza yang utama menyerang manusia yaitu
virus A dan virus B (Spikler, 2009). Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat
mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Influenza
diketahui menyebabkan epidemi tahunan dan umumnya mencapai puncaknya
pada musim dingin di daerah beriklim sedang. Sampai saat ini sudah ditemukan
beberapa vaksin yang bisa menangani virus influenza (CDC, 2011)

21
Nekropsi

Nekropsi adalah kegiatan bedah bangkai hewan. Kegiatan merupakan


merupakan tindakan investigasi medis akan adanya gangguan atau kelainan pada
anatomi tubuh hewan secara keseluruhan. Kegiatan ini dilakukan secara runut
baik dari anatomi luar maupun dalam tubuh. Nekropsi bertujuan untuk
mengetahui proses terjadinya penyakit infeksius, keracunan, defisiensi nutrisi dan
tumor yang menyebabkan kematian hewan. (Syifa Yulinias, 2021).

22
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Praktik kerja lapangan dilaksanakan didua tempat yaitu : Lokasi I PT Benz

Cahaya Suprana berlokasi di Krangkeng, Desa Batur, Kec. Getasan, Kabupaten

Semarang, Jawa Tengah yang dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Desember sampai

25 Desember 2021.

Lokasi II dilaksanakan di Taman Satwa Cikembulan berlokasi di

Cikmbulan, Kec. Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang dilaksanakan

mulai dari tanggal 3 Januari sampai 25 Januari 2022.

Materi Kegiatan

Materi PKL I di PT Benz Cahaya Suprana dan Taman Satwa Cikembulan

meliputi pengenalan ruang lingkup, proses pemeliharaan, manajemen kesehatan,

pencegahan, pengobatan/terapi, dan pengendalian penyakit.

23
Prosedur Pelaksanaan

Orientasi

Mahasiswa diberikan orientasi terlebih dahulu oleh dosen jurusan

peternakan sebelum melaksanakan PKL. Orientasi yang diberikan mengenai

pengenalan dan petunjuk materi PKL. Dosen juga, menjelaskan mengenai cara

perkenalan, penyusunan proposal, penyusunan laporan, dan lain-lain.

Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan setelah orientasi yang bertujuan agar

mahasiswa mengetahui ruang lingkup PKL I di PT Bounty Segar Indonesia dan

Taman Satwa Cikembulan. Dalam kegiatan ini mahasiswa mengadakan survei

secara langsung dengan melihat profil dan kegiatan di lokasi tersebut dan

memperoleh data mengenai lokasi dan kondisi di lokasi PKL.

Tabel 6 Jadwal Kegiatan di PT Benz Cahaya Suprana

No Kegiatan Minggu ke

1 2 3

1 Perkenalan lingkungan PKL dan

penyusunan jadwal

2 Manajemen kesehatan Unggas

3 Vaksinasi

4 Pengobatan dan pengendalian penyakit

5 Evaluasi dan diskusi

24
Tabel 7 Jadwal Kegiatan di Taman Satwa Cikembulan

Kegiatan Minggu ke

1 2 3

Perkenalan lingkungan PKL dan penyusunan

jadwal

Manajemen kesehatan Satwa Liar

The warming Satwa Liar

Pengobatan dan pengendalian penyakit

Evaluasi dan diskusi

25
HASIL DAN PEMBAHASAN

PT Benz Cahaya Suprana

Sejarah PT Benz Cahaya Suprana

PT Benz Cahaya Suprana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang peternakan yaitu dibidang pemeliharaan ternak ayam petelur atau ayam

layer. PT Benz Cahaya Suprana ini bertempat di Dusun Wonosari Desa Batur

Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. PT Benz Cahaya Suprana berasal dari

nama pemimpin perusahaan yaitu Untung Suprana. Perusahaan tersebut berdiri

pada tahun 1.987 bernama CV. Cahaya Suprana. Kemudian dengan bertambahnya

farm dan populasi meningkat, menjadi PT. Cahaya Suprana. Sekitar bulan oktober

berubah menjadi PT. Benz Cahaya Suprana, mungkin maksud dari pemilik biar

ada keberuntungan atau kemajuannya. (Selamet sukoyo, 2021)

PT Benz Cahaya Suprana merupakan sistem Clouse House untuk

menunjang kegiatan produksi. Sebagian besar di perusahaan ini menggunakan

tenaga manusia untuk keberlangsungan kegiatan produksi dan lebih efisien. Saat

ini PT Benz Cahaya Suprana memiliki 1 farm Pulled’s (Farm 3) dengan kapasitas

45.000 ekor dan 3 Farm Layer dengan kapasitas :

1. Farm 1 : 63.000 ekor

2. Farm 2 : 33.000 ekor

3. Farm 4 : 31.800 ekor

Dan saat ini ayam yang dipelihara Strain Hisex Brown dari CV. Cimanggis

Jakarta.

26
Manajemen Sanitasi Kandang

PT Benz Cahya Suprana memiliki 14 kandang dengan struktur 3 lantai.


Kandang yang digunakan berjenis clousehouse. Menurut Satyanarayana (2008)
dan Zavala (2011) bahwa biosekuriti memiliki tiga kompenen utama: sanitasi,
isolasi dan control lalu lintas. . Sanitasi adalah proses pencengahan dari berbagai
penyakit atau membuat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal
mungkin yang dapat membahayakan ternak. Pegawai PT Benz Cahaya Suprana
melakukan sanitasi diri sebelum memasuki kandang dengan menyemprot badan
dan baju yang dikenakan menggunakan cairan yang mengandung Benzel kanium.
Selain itu juga, PT Benz Cahaya Suprana menerapkan sistem biosecurity 3 Zona.
Zona merah untuk area kotor, zona kuning untuk area transisi dan zona hijau
untuk area bersih atau area produksi.

Pada saat melakukan patroli di kandang, sering kali ditemukan unggas


yang mati, dan juga afkir. Unggas yang afkir dan mati segera dipisahkan
kemudian diletakkan di kantong plastik. Dalam pengambilan bangkai dan hewan
yang afkir tersebut, hanya menggunakan tangan kosong. Namun, setelah
melakukan pemisahan unggas yang mati dan afkir, tidak banyak pegawai yang
melakukan cuci tangan dan sanitasi diri padahal hal ini penting karena bisa saja
hewan tersebut terserang penyakit.

Gambar 1 Proses penyemprotan disinfektan

27
Disinfektan kandang, tempat pakan, tempat minum, dilakukan
menggunakan bahan Benzalkonium chloride (Bac) dengan perbandingan 1000 :
200 ml. Penggunaan Bac yang terutama adalah untuk antimikroba seperti bakteri,
fungi, dan virus. Bac disemprotkan ke bagian dalam kandang baik permukaan
kandang, alas kandang, maupun alat alat kandang yang ada didalam kandang,
selain itu digunakan juga dibagian luar kandang dengan tujuan agar bagian luar
tidak mengkontaminasi bagian dalam kandang.

Menurut Rusny (2013) ayam yang sakit/mati dapat menjadi sumber


penyakit berbahaya bagi ayam sehat yang berdekatan. Oleh karena itu, ayam yang
sakit/mati harus segera dikeluarkan dan dipisahkan sejauh mungkin dari kandang
ayam sehat sehingga tidak menulari ayam yang sehat. Ayam yang sakit/mati
segera diisolasikan dan di diagnosa di laboratorium oleh dokter ternak peternakan
untuk segera diketahui penyakitnya. Setelah itu, ayam tersebut harus segera
dibakar di crematorium. Pasini Naratas Farm unggas yang mati atau sakit/afkir,
segera dipisahkan dari yang sehat sehat. Unggas yang mati/afkir biasanya akan
diperiksa oleh dokter hewan yang datang setiap 1 minggu, dilakukan nekropsi.
Unggas yang mati tidak di bakar melainkan dikumpulkan didalam kantung plastik
yang selanjutnya dikubur. Setelah seluruh ayam dipanen, maka akan ada
perlakuan pembersihan dan disinfeksi seluruh kandang dan peralatan sebelum
ayam yang baru datang untuk memutus siklus penyakit.

Gambar 2 Biosecurity 3 Zona

28
Penerapan biosecurity 3 Zona di PT Benz Cahaya Suprana berupa : Zona
merah adalah area kotor, zona kuning adalah area transisi, dan zona hijau adalah
area bersih atau area produksi.

Biosekuriti juga sangat penting untuk dilakukan di peternakan, terutama


karena alasan kesehatan, ekonomi, dan hukum. Dengan menerapkan biosekuriti,
telur lebih sehat dan berkualitas sehingga aman dikonsumsi. Jika ayam sehat,
peternak dapat meminimalkan biaya kesehatan dan memaksimalkan keuntungan.
Selain itu, ayam yang sehat memiliki produktivitas tinggi. Terkait alasan hukum,
dengan menerapkan biosekuriti, peternak melaksanakan cara beternak yang baik
dan sesuai aturan.

29
Manajemen Pakan

Gudang pakan

Penyimpanan pakan perlu diperhatikan agar pakan tidak lembab atau rusak.
Tempat penyimpanan pakan diusahakan bebas dari hama, baik serangga maupun
tikus. Gudang pakan harus didesinfeksi serta kondisi ruangan harus kering. Hal-
hal yang perlu diperhatikan pada penyimpanan pakan di gudang antara
lain: lokasi gudang harus bebas dari genangan air, tidak boleh ada kebocoran
atap, dan dilengkapi ventilasi cukup untuk mencegah kelembaban terlalu tinggi;
lantai dilengkapi alas dari kayu atau bahan lainnya yang memiliki rongga agar
tidak terjadi kontak langsung antara lantai dan karung pakan. Pakan tidak boleh
disimpan lebih dari 1 minggu, dan pakan yang didatangkan lebih dulu ke gudang
adalah yang digunakan terlebih dahulu (CJ Feed Indonesia, 2008).

Ransum

Ransum diartikan sebagai satu atau campuran beberapa jenis bahan pakan
yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam (Manshur, 1998).
Ransum adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang
diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang
diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Agar pertumbuhan
dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan
ternak harus memadai (Suprijatna et al., 2005).

Tempat pakan dan minum

Tempat pakan dan minum yang dipelihara dalam sistem litter umumnya
berupahanging feeder atau hanging waterer. Hanging feeder ditempatkan setinggi
punggung ayam, sedangkan tempat minum setinggi leher ayam. Perusahaan besar
pada umumnya menggunakan tempat pakan dan minum otomatis. Tempat pakan
dan minum untuk kandang sistem cage umumnya berbentuk trough (memanjang)
(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Tempat pakan berbentuk trough untuk
pemeliharaan strain Hy-Line Brown pada sistem cage sebaiknya sedalam 9 cm,
tempat minum sedalam 2,5 cm. Satu trough dapat dibuat untuk 12 ekor ayam.

30
Untuk kandang yang menggunakan hanging feeder dan hanging waterer, satu
tempat pakan maksimum untuk 30 ekor ayam, sedangkan satu tempat minum
(berbentuk nipple drinker) maksimum untuk 10 ekor ayam (Hy-Line International,
2010).

Tata laksana pemberian pakan

Rata-rata ayam petelur fase layer strain Hy–Line Brown mengkonsumsi 114
– 120 gram pakan per hari sehingga pemberian pakan tiap hari sekitar 120 gram
per ekor ayam. Air merupakan komponen nutrien yang paling penting, apabila
ayam kekurangan air minum, konsumsi pakan akan menurun sehingga
produktivitasnya menurun. Air minum hanya dibatasi pada saat-saat tertentu,
misalnya sebelum vaksinasi melalui air minum (Hy-Line International, 2010).
Ayam dapat bertelur dengan optimal apabila pakan diberikan secara ad libitum,
yaitu selalu tersedia sepanjang hari. Pakan bentuk pellet memiliki palatabilitas
yang paling baik. Bentuk pakan seperti campuran crumble dan mash umum
digunakan dalam ransum hasil formulasi sendiri dan relatif lebih ekonomis. Ayam
harus distimulasi untuk mengkonsumsi pakan, salah satunya dengan memberikan
biji-bijian setengah hancur, misalnya jagung. Pakan di dalam tempat pakan
diusahakan selalu kering dan diganti dengan yang baru setiap hari untuk
mencegah timbulnya jamur. Air bersih untuk minum harus selalu tersedia atau ad
libitum (Shirt, 2010).

Pemberian pakan saat tengah malam (midnight feeding) dapat dilakukan


apabila diberikan cahaya yang cukup, yaitu dari lampu. Tujuan night feeding dan
midnight feeding yaitu memberikan kesempatan bagi ayam untuk meningkatkan
suplai kalsium dari saluran pencernaan secara langsung untuk pembentukan
cangkang telur. Hal ini mencegah pengambilan kalsium dari tulang yang
meningkatkan risiko pengeroposan tulang saat ayam mulai tua. Waktu pemberian
pakan di pagi atau siang hari menyebabkan ayam mengabsorbsi zat-zat pakan
sebagian besar untuk hidup pokok dalam sehari, regenerasi sel, mengatasi
pengaruh lingkungan seperti cuaca sehingga tidak semuanya dimaksimalkan
untuk pembentukan telur. Midnight feeding berlangsung saat telur sedang
dibentuk sehingga materi pembentuknya dapat ditambahkan dari zat-zat pakan

31
yang diabsorbsi oleh saluran pencernaan (Riczu dan Korver, 2009). Midnight
feeding terbukti dapat meningkatkan kualitas cangkang telur dari segi ketebalan,
kekuatan, persentase cangkang dari telur yang keluar pada pagi hari, yaitu sekitar
jam 09.00 (Harms et al., 1996).

32
Penyakit Unggas

Chicken Anemia Virus

Virus anemia ayam (Chicken anemia virus, disingkat CAV) adalah spesies
virus yang merupakan anggota dari genus Gyrovirus dan keluarga Anelloviridae.
Virus ini ditemukan di seluruh dunia, tetapi hanya menyerang ayam dan
mengakibatkan penyakit anemia ayam infeksius. CAV termasuk virus
DNA unting tunggal yang tidak memiliki selubung dan berbentuk ikosahedral.
Ayam yang terinfeksi virus ini dapat mengalami anemia, pucat, dan lemah.
(Wikipedia, 2019)

Gambar 3 Ayam yang terkena Chicken Anemia Virus.

Signalement

 Nama hewan :-
 Jenis hewan : Ayam petelur
 Umur hewan : 79 Minggu
 Warna hewan : Cokelat
 Tanda khusus : -

Anamnase :

Ayam diamati selama 3 hari terlihat pucat, lemas dan lesu, mengalami penurunan
nafsu makan (anorexia) dan tidak menghasilkan telur lagi.

33
Keadaan umum :

 Perawatan : baik namun


 Habitus/tingkah laku : jinak
 Gizi : Sedang
 Sikap berdiri : tegak pada dua kaki
 Suhu : 22,5°C
 Frekuensi nafas : 340 kali/menit
 Frekuensi jantung : 216 kali/menit
 Berat badan : 1,7kg

Diagnosa :

Hewan di diagnosa Anemia berdasarkan gejala dan pemeriksann fisik

Penangan dan pengobatan :

Terapi Causalis :

Pemberian Antibiotik secara IM dengan dosis 0,5 ml/ekor ( diulang setiap 4 hari
sekali) sampai dinyatakan sembuh. Tujuan pemberian antibiotik ini untuk
mencegah infeksi sekunder, yang artinya mencegah penyakit lain masuk kedalam
tubuh ayam.

Fungsi Antibiotik :

Antibiotik untuk Chicken Anemia Virus ini berfungsi sebagai pencegahan infeksi
sekunder, Selain itu juga antibiotic ini berfungsi mencegah penyakit lainnya
masuk kedalam tubuh ayam tersebut.

34
Taman Satwa Cikembulan

Sejarah Taman Satwa Cikembulan

Taman Satwa Cikembulan didirikan tahun 1998 di atas lahan seluas 5


hektar dan mulai dibuka untuk umum tahun 2009. Koleksi satwa di Taman Satwa
Cikembulan saat ini mencapai sekitar 465 dari sebanyak 108 spesies. Terdiri dari
58 spesies satwa dilindungi dengan 219 individu serta 50 spesies satwa tak
dilindungi dengan 246 individu.

Jenis satwa yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah orang utan
asal Kalimantan yang berada di kandang terbuka. Taman Satwa Cikembulan
dikenal berhasil mengembangkan satwa berpasangan seperti singa Afrika, macan
tutul, orang utan, landak dan rusa.

Sekelompok mamalia yang menghuni taman satwa ini antara lain beruang,
babi hutan, kanguru, rusa, macan tutul dan lain-lain. Sedangkan untuk reptilnya
ada buaya dan ular. Ada juga aves atau burung elang, angsa putih dan hitam,
merak, kasuari, burung rangkong, belibis, pelikan dan lain-lain.

Ada juga primata seperti orang utan, siamang, kera Jawa, lutung merah
dan lain-lain. Di sini juga ada harimau Sumatera yang dilindungi karena tergolong
salah satu binatang langka. Selain itu, taman satwa ini merupakan taman satwa
yang memiliki koleksi dua populasi Macan Tutul Jantan dan masing-masing
berusia dua serta tiga tahun.

Keunggulan dari Taman Satwa Cikembulan ini adalah suasananya yang


sangat sejuk karena dikelilingi oleh hamparan persawahan penduduk sekitar.
Dapat dikatakan bahwa Taman Wisata Cikembulan sangat kental akan suasana
alam pedesaan yang masih sejuk dan asri serta sulit ditemukan di perkotaan.

Keunikan dari Taman Wisata Cikembulan ini adalah ada beberapa hewan
yang sengaja dibiarkan bebas di luar kandang. Tak perlu khawatir, hewan-hewan

35
yang dibiarkan bebas tersebut tidak berbahaya seperti halnya ayam, bebek,
trenggiling dan lain-lain.

Aves

1. Merak Hijau (Pavo muticus)

Gambar 4 Merak Hijau

Merak Hijau (Pavo muticus) adalah salah satu burung dari tiga
spesies merak. Seperti burung-burung lainnya yang ditemukan di
suku Phasianidae, merak hijau mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya
berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar,
panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat
panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengkilap,
berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Pavo
Spesies : P. muticus

Status Konservasi

Status konservasi dari Merak Hijau ini menurun (terancam punah)

36
2. Merak Biru (Pavo cristatus)

Gambar 5 Merak Biru

Merak Biru Atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo
cristatus adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak
biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan
dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230 cm, dengan
penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas
kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap,
berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu
penutup ekor. Burung muda seperti betina.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Pavo
Spesies : P. cristatus

Status Konservasi

Status konservasi dari merak biru ini resiko rendah


3. Merak Putih (Pavo multicus)

37
Gambar 6 Merak Putih

Merak Putih (pavo cristatus) termasuk merak yang langka


dijumpai , populasinya tersebar di India dan Srilangka dengan status
konservasi beresiko rendah (least concern), kategori yang diberikan
oleh IUCN-International Union for Conservation of Nature – untuk
spesies yang telah dievaluasi tetapi tidak termasuk ke dalam spesies
terancam atau mendekati terancam punah, bahkan juga tidak termasuk
dalam kategori ketergantungan konservasi.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Pavo
Spesies : P. cristatus

Status Konservasi
Status konservasi dari merak putih ini beresiko rendah.

38
4. Burung Dara Mahkota (Goura scheepmakeri)

Gambar 7 Dara Mahkota

Dara Mahkota, Goura, atau Mambruk, adalah salah satu genus di


dalam suku burung merpati Columbidae, yang hanya ditemui di hutan
dataran rendah pulau Irian dan beberapa pulau disekitarnya.
Genus Goura terdiri dari tiga spesies burung dara mahkota yang
hampir serupa dan berukuran besar. Burung-burung dalam genus ini
memiliki bulu berwarna biru keabu-abuan dengan jambul berbentuk kipas.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Columbiformes

Famili : Columbidae

Genus : Goura

Status Konservasi

Status konservasi Burung Dara Mahkota ini tidak punah

39
5. Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)

Gambar 8 Kakaktua Jambul Kuning

Kakatua Kecil Jambul Kuning atau kakatua jambul kuning


(Cacatua sulphurea) adalah burung berukuran sedang, dengan panjang
sekitar 35 cm, dari marga Cacatua. Burung ini hampir semua bulunya
berwarna putih. Di kepalanya terdapat jambul berwarna kuning yang dapat
ditegakkan. Kakatua-kecil jambul-kuning berparuh hitam, kulit di sekitar
matanya berwarna kebiruan dan kakinya berwarna abu-abu. Bulu-bulu
terbang dan ekornya juga berwarna kuning. Burung betina serupa dengan
burung jantan.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Cacatuidae
Genus : Cacatua
Spesies : C. sulphurea

Status Konservasi

Status konservasi kakatua jambul kuning ini kritis

40
6. Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis)

Gambar 9 Kakatua Maluku

Kakatua Maluku atau dalam nama ilmiahnya Cacatua moluccensis


adalah burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 52cm, dari genus
Cacatua. Burung ini mempunyai bulu putih bercampur warna merah-
jambu. Di kepalanya terdapat jambul besar berwarna merah-jambu yang
dapat ditegakkan. Bulu-bulu terbang dan ekornya berwarna jingga
kekuningan. Burung betina serupa, dan biasanya berukuran lebih besar
dari burung jantan.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Psittaciformes

Superfamili : Cacatuoidea

Famili : Cacatuidae

Subfamili : Cacatuinae

Bangsa : Cacatuini

Genus : Cacatua

Subgenus : Cacatua

Spesies : C. moluccensis

41
Status Konservasi

Status konservasi dari kakatua Maluku ini terancam punah

42
6. Kakatua Raja Hitam (Probosciger aterrimus)

Gambar 10 Kakatua Raja Hitam

Kakatua Raja Hitam atau dalam nama ilmiahnya Probosciger


aterrimus adalah sejenis burung kakatua berwarna hitam dan berukuran
besar, dengan panjang sekitar 60 cm. Burung ini memiliki kulit pipi
berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya
terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan
burung jantan.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Cacatuidae
Genus : Probosciger
Spesies : P. aterrimus

Status Konservasi

Status Konservasi dari Kakatua Raja Hitam ini Resiko rendah.

43
7. Nuri Afrika Abu-abu (Psittacus erithacus)

Gambar 11 Nuri Afrika Abu-abu

Nuri Afrika Abu-Abu (Psittacus erithacus), juga dikenal sebagai


nuri abu-abu Kongo, nuri abu-abu Kongo Afrika atau nuri abu-abu Afrika,
adalah nuri Dunia Lama dalam keluarga Psittacidae. Burung beo timneh
(Psittacus timneh) pernah diidentifikasi sebagai subspesies dari burung beo
abu-abu, tetapi sejak itu diangkat menjadi spesies lengkap.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Psittaciformes

Keluarga : Psittacidae

Suku : Psittacini

Genus : Psittacus

Spesies : P. erithacus

Status Konservasi

Status konservasi dari Nuri Afrika Abu-Abu ini tidak punah.

44
8. Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris)

Gambar 12 Krangkeng

Kangkareng Perut-Putih (Anthracoceros albirostris) adalah spesies


burung rangkong dalam famili Bucerotidae. Burung ini tersebar di India,
China, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Kalimantan Indonesia dan
Sunda Besar.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Bucerotiformes
Famili : Bucerotidae
Genus : Anthracoceros
Spesies : A. albirostris

Status Konservasi
Status konservasi dari Kangkareng Perut Putih beresiko rendah.

45
9. Makau Biru Kuning (Ara ararauna)

Gambar 13 Macaw biru-kuning

Makau Biru-Kuning (Ara ararauna), juga dikenal sebagai macaw


biru-emas, adalah burung beo besar Amerika Selatan dengan sebagian
besar bagian atas berwarna biru dan bagian bawah berwarna oranye muda,
dengan gradasi warna hijau di atas kepalanya. Ini adalah anggota dari
kelompok besar burung beo neotropis yang dikenal sebagai macaw. Ini
mendiami hutan (terutama varzea, tetapi juga di bagian terbuka dari terra
firme atau hutan yang tidak tergenang), hutan dan sabana di Amerika
Selatan tropis. Mereka populer di avikultur karena warnanya yang
mencolok, kemampuan berbicara, ketersediaan yang siap di pasar, dan
ikatan yang erat dengan manusia. Mereka juga dapat hidup selama 65-70
tahun.

Status Konservasi
Status konservasi dari Macaw biru kuning resiko rendah (menurun)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Keluarga : Psittacidae
Genus : Ara
Spesies : A. ararauna

46
10. Makau Skarlet (Ara macao)

Gambar 14 Macaw Skarlet

Makau Skarlet (Ara macao) adalah makaw yang berukuran besar


dan penuh warna. Mereka merupakan hewan yang hidup di hutan tropis
Amerika. Persebaran mereka dari tenggara Mexico sampai Hutan Amazon
dibagian Peru, Bolivia dan Brasil di dataran rendah sampai pada
ketinggian 500 m (1640 ft) (setidaknya dahulu) dan naik pada ketinggian
1000 m (3281 ft). Burung ini telah mengalami Kepunahan Lokal melalui
perusakan habitat dan penangkapan untuk perdagangan paruh bengkok,
tetapi burung ini masih tersebar luas dan umum. Dahulu, mereka tersebar
dari utara sampai selatan Tamaulipas. Burung ini masih dapat ditemukan
Pulau Coiba. Makaw Skarlet merupakan Burung nasional Honduras.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Psittaciformes

Superfamili : Psittacoidae

Famili : Psittacidae

Subfamili : Arinae

Bangsa : Arini

Genus : Ara

Spesies : A. macao

Status Konservasi
Status konservasi dari Macaw Skarlet resiko rendah (menurun)

47
11. Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius)

Gambar 15 Kasuari Gelambir Ganda

Kasuari Gelambir-Ganda (Casuarius casuarius) adalah salah satu


burung dari tiga spesies kasuari, yaitu kasuari gelambir ganda (Casuarius
casuarius), kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus), dan
kasuari kerdil (Casuarius bennetti). Berukuran besar dan memiliki rambut
berwarna hitam yang keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru
dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya pada
kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius). Terdapat tanduk yang
tinggi berwarna kecoklatan di atas kepalanya.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius

Status Konservasi
Status Konservasi dari kasuari gelambir tunggal ini resiko rendah.

48
12. Kasuari Leher Kuning (Casuarius unappendiculatus)

Gambar 16 Kasuari Leher Kuning

Kasuari Leher Kuning (Casuarius unappendiculatus) merupakan


sejenis burung berukuran besar yang tidak bisa terbang dari wilayah
utara Pulau Papua. Hewan ini tersebar dan endemik di daerah rawa pesisir
dan hutan hujan dataran rendah di Papua utara dan Pulau Yapen, Batanta,
dan Salawati. Hewan ini memilih tinggal di bawah ketinggian 490 m.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Casuariiformes

Famili : Casuariidae

Genus : Casuarius

Spesies : C. unappendiculatus

Status Konservasi

Status konservasi dari Kasuari Leher Kuning ini resiko rendah

49
13. Nuri Bayan (Eclectus roratus)

Gambar 17 Nuri Bayan

Nuri Bayan Atau Bayan (Eclectus roratus) adalah burung


berukuran sedang, dengan panjang sekitar 43cm, dari salah satu genus
burung paruh-bengkok Eclectus. Burung ini sangat berbeda dengan burung
paruh-bengkok lainnya. Pada awalnya, ahli burung di Eropa mengira Nuri
bayan jantan dan betina adalah dua spesies yang berbeda. Ini disebabkan
karena perbedaan warna bulu yang mencolok antara jantan dan betina.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Eclectus
Spesies : E. roratus

Status Konservasi
Resiko rendah

50
14. Elang Berontok (Spizaetus cirrhatus)

Gambar 18 Elang Berontok

Elang Brontok adalah sejenis burung pemangsa anggota suku


Accipitridae. Dinamai demikian kemungkinan karena warnanya yang
berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam
bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang
sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiahnya yalah
Spizaetus cirrhatus.

Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan


Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur
dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Accipitriformes
Famili : ccipitridae
Genus : Spizaetus
Spesies : S. cirrhatus

Status Konservasi
Status konservasi dari elang berontok ini resiko rendah.

51
15. Elang Ikan Kepala Kelabu (Ichthyophaga ichthyaetus)

Gambar 19 Elang Ikan Kepala Kelabu

Elang-Ikan Kepala-Kelabu memiliki tubuh berukuran besar (70


cm). Dewasa: Kepala dan leher abu-abu. Dada coklat. Sayap dan
punggung coklat gelap. Perut, paha, dan pangkal ekor putih. Ujung ekor
bergaris hitam lebar. Remaja: Bagian atas coklat kekuningan. Bagian
bawah bercoret coklat dan putih. Ekor coklat mengkilap dengan ujung
bergaris hitam. Iris coklat sampai kuning, paruh dan sera abu-abu, tungkai
tanpa bulu dan kaki putih sampai kuning. Menukik menerkam ikan ketika
terbang atau dari posisi bertengger di pohon. Jarang terbang melayang
tinggi. Sarang sangat besar dari tangkai dan ranting, digunakan setiap
tahun. Telur berwarna putih kotor, jumlah 1-2 butir.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Falconiformes
Famili : Accipitridae
Genus : Ichtyophaga
Spesies : I. ichthyaetus

Status Konservasi
Status konservasi dari elang jenis ini hamper terancam punah.

52
16. Elang Laut Dada Putih (Haliaeetus leucogaste)

Gambar 20 Elang Laut Dada-Putih

Elang-Laut Dada-Putih dengan nama latin Haliaeetus leucogaster


dijuluki "mesin terbang" hidup yang paling mengesankan di bumi ini, dan
julukan itu bukannya tanpa alasan. Dengan bentangan sayap sepanjang
tiga meter, burung laut terbesar ini sanggup terbang hingga kecepatan 115
kilometer per jam. Elang laut memang tampak kaku di darat, tetapi di
angkasa dia benar-benar anggun dan menakjubkan untuk dipandang. Elang
laut dada putih adalah burung yang di jadikan fauna identitas Kabupaten
Jepara.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Falconiformes

Famili : Accipitridae

Genus : Haliaeetus

Spesies : Haliaeetus leucogaster

Status Konservasi

Status konservasi dari Elang Laut Dada Putih ini Resiko rendah.

53
17. Bangau Bluwok (Mycteria cinerea)

Gambar 21 Bangau Bluwok

Bangau Bluwok adalah sejenis burung dari suku Ciconidae.


Burung ini biasa dijumpai di perairan dangkal, sungai, pantai pasir, rawa
dan sawah berlumpur. Burung ini memakan ikan, katak dan hewan air
lainnya.
Panjang tubuh sekitar 110 cm. Paruh besar, panjang. Dominan
warna tubuh putih, bercak hitam di sayap primer dan muka botak berwarna
merah muda. Kaki panjang berwarna merah muda. Jarang bersuara.
Biasanya berupa gerangan rendah atau suara katupan paruh.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ciconiidae
Genus : Mycteria
Spesies : M. cinerea

Status Konservasi

Status konservasi dari bangau bluwok ini terancam

54
18. Bangau Tong-tong (Leptoptilos javanicus)

Gambar 22 Bangau Tong-tong

Bangau Tongtong, Leptoptilos javanicus, adalah spesies burung


dari familia bangau atau Ciconiidae. Tersebar di selatan Asia mulai dari
India timur sampai Pulau Jawa.
Tingginya sekitar 110–120 cm, berat 5 kg dan rentang sayap 210
cm. Spesies ini adalah yang terkecil dalam genus Leptoptilos. Bagian atas
tubuhnya dan sayapnya berwarna hitam, tetapi perut, kalung leher dan
bagian bawah ekor berwarna putih. Kepala dan lehernya botak, dengan
bulu kapas putih halus pada mahkota. Paruhnya berwarna pucat, panjang,
dan tebal. Burung muda warnanya lebih kusam daripada burung dewasa.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Ciconiiformes
Famili : Ciconiidae
Genus : Leptoptilos
Spesies : L. javanicus

Status Konservasi
Status konserasi dari bangau tongtong ini rentan

55
19. Burung Hantu Hingik (Bubo sumatranus)

Gambar 23 Burung Hantu Hingkik

Beluk Jampuk (bubo sumartanus) merupakan salah satu jenis burung


pemangsa dari keluarga Strigidae dan Genus Bubo atau merupapakan salah
satu dari beberapa jenis burung hantu yang dapat dijumpai di beberapa
daerah Indonesia. Selain dikenal dengan beluk jampuk, burung hantu ini
juga dikenal dengan sebutan Malay eagle-owl dan burung hantu hingkik.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Strigidae
Genus : Bubo
Spesies : B. sumatranus

Status Konservasi
Status konservasi dari burung hantu hingkik ini resiko rendah

56
20. Burung Unta (Struthio camelus)

Gambar 24 Burung Unta

Burung Unta merupakan burung terbesar yang masih hidup.


Dengan ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), ia cukup besar seukuran
orang dewasa berbadan kecil menunggang mereka dan telah digunakan di
sebagian Afrika Utara dan Arab sebagai hewan tunggangan perlombaan.
Burung ini tidak dapat terbang dan termasuk dalam kumpulan primitif yang
kurang dikenal, yaitu ratit (Palaeognaths). Nama ilmiahnya Struthio
camelus.
Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara
dan selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur
Tengah, yakni S. c. syriacus, telah lenyap.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Famili : Struthionidae
Genus : Struthio
Spesies : S. camelus

Status Konservasi
Status konservasi dari burung unta ini resiko rendah

57
21. Burung Beo (Gracula religiosa)

Gambar 25 Beo

Beo, Mamiang, Atau Tiong Emas (Gracula) adalah sejenis burung


anggota suku Sturnidae (jalak dan kerabatnya). Wilayah persebaran
alaminya adalah mulai dari Sri Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga
Filipina, jawa hingga kepulauan sunda kecil. Burung ini dapat ditemukan di
dataran rendah hingga dataran tinggi lebih dari 2000m. Karena
kemampuannya menirukan bahasa manusia, burung ini menjadi hewan
peliharaan populer.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Gracula

Status Konservasi
Status konservasi dari burung beo ini resiko rendah

58
22. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Gambar 26 Jalak Bali

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau


berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae.
Ia turut dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali hanya
ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik
Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali
dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Leucopsar
Spesies : L. rothschildi

Status Konservasi
Status konservasi dari Jalak Bali ini kritis.

59
23. Trulek Topeng (Vanellus miles)

Gambar 27 Trulek Topeng

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Charadriiformes
Famili : Charadriidae
Genus : Vanellus
Spesies : V. miles

Status Konservasi
Status konservasi dari Trulek Topeng ini resiko rendah.

Tabel 8 Kegiatan di Trulek Topeng

Kegiatan Pelaksanaan Waktu


Pemberian Buah – buahan, pur dan ulat. Pagi hari
Pakan
Sanitasi Membuang pakan yang tesisa dan Sore hari
pembersihan pakan
Membersihkan feses Pagi hari
Membersihkan kandang dan lingkungan
kandang

60
Primata

1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

Gambar 28 Orang Utan

Orang utan (bentuk tidak baku: orangutan) atau mawas adalah salah satu
jenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau
cokelat, yang hidup di hutan tropis Indonesia dan Malaysia, khususnya di
Pulau Kalimantan dan Sumatra.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primates
Famili : Hominidae
Upafamili : Ponginae
Genus : Pongo

Status Konservasi
Status konservasi orang utan ini beresiko rendah

61
2. Monyet Sulawesi (Macaca nigra)

Gambar 29 Monyet Sulawesi

Yaki atau Monyet wolai atau Monyet hitam sulawesi (Macaca


nigra) adalah satwa endemik Indonesia yang hanya terdapat Pulau
Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya. Yaki merupakan
jenis monyet makaka terbesar yang ada di Pulau Sulawesi. Cirinya yang
khas dari yaki adalah warna seluruh tubuhnya yang hitam dan memiliki
rambut berbentuk jambul di atas kepalanya, serta memiliki pantat
berwarna merah muda.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Famili : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Spesies : M.nigra

Status Konservasi
Kritis

62
3. Surili (Presbytis mitrata)

Gambar 30 Surili

Surili adalah grup monyet Dunia Lama dan membuat genus


Presbytis. Mereka hidup di bagian selatan semenanjung Malaya, di
Sumatra, Borneo, Jawa, dan pulau kecil di sekitarnya. Umumnya warna
tubuh Surili dewasa mulai dari kepala sampai bagian punggung hitam atau
coklat dan keabuan, sedangkan warna rambut jambul dan kepala berwarna
hitam. Rambut yang tumbuh di bawah dagu, dada dan perut, bagian dalam
lengan kaki dan ekor, berwarna putih. Warna kulit muka dan telinga hitam
pekat agak kemerahan. Anak yang baru lahir berwarna putih dan memiliki
garis hitam mulai dari kepala hingga bagian ekor.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primates
Famili : Cercopithecidae
Subfamili : Colobinae
Genus : Presbytis

Status Konservasi

Resiko rendah

63
4. Siamang (Symphalangus syndactylus)

Gambar 31 Siamang

Owa Siamang (Symphalangus syndactylus) adalah kera hitam yang


berlengan panjang, dan hidup pada pohon-pohon. Pada umumnya,
siamang sangat tangkas saat bergerak di atas pohon, sehingga tidak ada p
redator yang bisa menangkap mereka. Siamang merupakan spesies
terancam, karena deforestasi habitatnya cepat. Siamag tidak memliki
ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang tegak. Siamang juga
memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang berwarna hitam
agak cokelat kemerahan. Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan
ketiga.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Hylobatidae

Genus : Symphalangus

Spesies : S. syndactylus

Status Konservasi

Status konservasi terancam

64
5. Lutung Jawa

Gabar 32 Lutung Jawa

Lutung (atau dalam bahasa lain disebut langur) merupakan


kelompok monyet Dunia Lama yang membentuk genus Trachypithecus.
Secara garis besar, lutung tersebar di dua wilayah: Asia Tenggara (India
barat daya, Tiongkok selatan, Kalimantan, dan Bali) dan India selatan
berikut Sri Lanka.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primates
Famili : Cercopithecidae
Genus : Trachypithecus

Status Konservasi
Status konservasi dari lutung jawa ini terancam punah.

65
6. Owa Jawa (Hylobates moloch)

Gambar 33 Owa Jawa

Owa jawa tidak memiliki ekor, dan tangannya relatif panjang


dibandingkan dengan besar tubuhnya. Tangan yang panjang ini
diperlukannya untuk berayun dan berpindah di antara dahan-dahan dan
ranting di tajuk pohon yang tinggi, tempatnya beraktivitas sehari-hari.
Warna tubuhnya keabu-abuan, dengan sisi atas kepala lebih gelap dan
wajah kehitaman.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primates
Famili : Hylobatidae
Genus : Hylobates
Spesies : H. moloch

Status Konservasi
Status konservasi dari Owa Jawa ini terancam punah

66
7. Beruk (Macaca nemestrina)

Gambar 34 Beruk

Beruk umumnya merupakan satwa terestrial namun mereka tetap

dapat memanjat pohon dengan baik. Beruk hidup dalam kelompok-

kelompok besar yang akan berpisah menjadi kelompok-kelompok kecil

saat siang hari untuk mencari makan. Beruk merupakan satwa omnivora

dengan makanan utamanya adalah buah-buahan, biji-bijian, jamur, dan

invertebrata. Sebuah penelitian di Malaysia menemukan bahwa beruk

kemungkinan merupakan satwa satu-satunya yang dapat menyebarkan biji

tanaman rotan spesies Daemonorops calicarpa dan Calamus castaneus.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Cercopithecidae

Genus : Macaca

` Spesies : Macaca nemestrina

67
Status Konservasi

Status konservasi dari beruk ini rentan

68
Karnivora

1. Macan Tutul (Panthera pardus)

Gambar 35 Macan Tutul

Macan tutul (Panthera pardus) atau Harimau adalah salah satu dari
empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau
dahan karena kemampuannya memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran
bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau, sehingga
muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul
jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan
yang terancam punah di Indonesia.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : P. pardus

Status Konservasi
Status konservasi dari Macan Tutul ini rentan.

69
2. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Gambar 36 Harimau Sumatera

Harimau sumatra adalah populasi Panthera tigris sondaica, yang


mendiami pulau Sumatra, Indonesia dan satu-satunya anggota subspesies
harimau sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Ia termasuk
dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered)
dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi
Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama
hidup di Pegunungan Bukit Barisan jama sejarah taman-taman nasional di
Sumatra jaman pra-sejarah. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan
tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini
mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Carnivora

Famili : Felidae

Genus : Panthera

Spesies : P. tigris

Subspesies : P. t. sondaica

70
Status Konservasi

Status konservasi dari harimau sumatera ini kritis.

71
3. Singa Afrika Timur (Panthera leo massaica)

Gambar 37 Singa Afrika Timur

Singa Afrika timur (Panthera leo melanochaita) adalah populasi


singa yang terutama berada di Afrika Timur. Di bagian Afrika ini, singa
umumnya tersebar di Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, Tanzania
dan Uganda, tetapi secara regional punah di Djibouti, Mesir dan Eritrea.
Populasi singa di negara-negara Afrika Timur semakin menurun sejak
pergantian abad

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera leo
Subspesies : Panthera leo massaica

Status Konservasi
Status konservasi dari Singa Afrika Timur rentan.

72
Mamalia

1. Rusa Tutul (Axis-axis)

Gambar 38 Rusa Tutul

Rusa tutul atau Rusa totol, dalam bahasa Hindi disebut Chital (/tʃiːtəl/)
(nama ilmiah Axis axis), dalam bahasa Inggris dinamakan Spotted deer, Chital
deer, atau Axis deer, adalah spesies rusa yang berasal dari anak benua India.
Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh naturalis Jerman Johann Christian
Polycarp Erxleben pada 1777. Rusa tutul jantan yang berukuran sedang, tingginya
hingga bagian bahu mencapai hampir 90 cm dengan bobot sekitar 75 kg,
sedangkan yang betina tingginya 70 cm hingga bahu dengan berat sekitar 45
kg. Dimorfisme seksual spesies ini antara lain: rusa tutul jantan lebih besar
daripada betina, dan tanduk hanya ada pada rusa tutul jantan, panjang tanduknya
hampir satu meter dan bercabang tiga. Bagian atas tubuhnya berwarna emas
hingga merah kecokelatan, dengan bintik-bintik putih. Bagian perut, pantat,
tenggorokan, dan bagian dalam: kaki, telinga, dan ekor semuanya berwarna putih.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Tribus : Cervini
Genus : Axis
Spesies : Axis axis

73
Status Konservasi
Status konservasi rusa tutul ini resiko rendah.

74
2. Rusa Timur (Rusa timorensis)

Gambar 39 Rusa Timur

Rusa timor (Rusa timorensis) adalah salah satu jenis rusa tropis dengan
persebaran paling luas di Indonesia. Rusa timor tersebar mulai dari Jawa,
Bali, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara (termasuk Timor Leste),
Sulawesi, dan Maluku. Hewan ini juga merupakan spesies pendatang di
Papua, Australia, Mauritius, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Papua
Nugini, dan Réunion.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Tribus : Cervini
Genus : Rusa
Spesies : Rusa timorensis

Status Konservasi
Status konservasi dari Rusa timur ini rentan.

75
3. Pelanduk Kancil (Tragulus kanchil)

Gambar 40 Pelanduk Kancil

Pelanduk kancil (Tragulus kanchil), juga dikenal sebagai kancil


atau pelanduk, adalah sejenis ungulata berteracak genap bertubuh kecil
anggota suku Tragulidae. Hewan yang menyebar di Asia Tenggara hingga
ke Sumatra dan Kalimantan, ini merupakan salah satu jenis pelanduk
terkecil di dunia. Di beberapa daerah Sumatra hewan ini dikenal sebagai
pelanduk (atau kadang-kadang kancil), dan di Kalimantan disebut
pelanduk kancil, pelanduk renggas, pelanduk kecil, dan lain-lain.
Sementara dalam bahasa Inggris disebut sebagai Lesser mouse-deer atau
Lesser Malay chevrotain.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Tragulidae

Genus : Tragulus

Spesies : Tragulus kanchil

76
4. Kangguru (Marcopus)

Gambar 41 Kangguru

Kanguru (atau kangguru) adalah hewan mamalia yang memiliki


kantung (marsupialia). Hewan ini termasuk hewan khas Australia. Kata
kanguru diambil dari bahasa Aborigin gangguru.

Klasifikasi Ilmiah

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Subkelas : Marsupialia

Ordo : Diprotodontia

Subordo : Macropodiformes

Famili : Macropodidae

Genus : Macropus

Status Konservasi

Status konservasi dari kangguru ini rentan.

77
5. Kijang (Muntiacus)

Gambar 42 Kijang

Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam


genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai
jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-
sisa dari masa Miosen ditemukan di Prancis dan Jerman.

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Upafamili : Cervinae
Genus : Muntiacus

Status Konservasi :
Status konservas dari kijang ini rentan.

78
Reptil

1. Iguana

Gambar 43 Iguana

Iguana adalah marga kadal yang hidup di daerah tropis Amerika


Tengah, Amerika Selatan, dan kepulauan Karibia. Kadal-kadal ini
dideskripsikan pertama kali oleh seorang ahli hewan berkebangsaan
Austria, Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Sejauh ini, genus
Iguana hanya terdiri dari dua spesies, yaitu iguana hijau (Iguana iguana)
dan iguana Antilles Kecil (Iguana delicatissima).

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Sauropsida
Ordo : Squamata
Subordo : Iguania
Famili : Iguanidae
Genus : Iguana

Status Konservasi
Status konservasi dari iguana ini resiko rendah.

79
2. Biawak Savvanah Monitor (Varanus exanthematicus)

Gambar 44 Savvanah Monitor

Biawak savannah Monitor (Varanus (Polydaedalaus)


exanthematicus) adalah spesies biawak berukuran sedang yang berasal dari
Afrika. Spesies ini dikenal sebagai monitor Bosc di Eropa, sejak ilmuwan
Prancis Louis Bosc pertama kali mendeskripsikan spesies tersebut. Itu
milik subgenus Polydaedalus.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptil

Ordo : Squamata

Keluarga : Varanidae

Genus : Varanus

Subgenus : Polydaedalus

Spesies : V. exanthematicus

Status Konservasi

Resiko rendah

80
3. Biawak Tegu (Tupinambis teguixin)

Gambar 45 Biawak Tegu

Tegu emas, juga dikenal sebagai Tegu Emas, Tegu Biasa, Tegu
Hitam, Tegu Hitam Dan Putih Kolombia, Dan Kadal Harimau adalah
spesies Tegu. Nama ilmiahnya yang lama (sinonim) adalah Tupinambis
nigropunctatus, tetapi sejak itu berganti nama menjadi Tupinambis
teguixin.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptil

Ordo : Squamata

Keluarga : Teiidae

Genus : Tupinambis

Spesies : T. teguixin

Status Konservasi

Rentan

81
4. Sanca India (Phyton mulurus albino)

Gambar 46 Sanca Bodo

Python molurus albino atau Ajgar dalam Bahasa Hindi adalah


spesies ular sanca yang ditemukan di area tropis dan subtropis di Asia
Selatan. Dikenal juga sebagai Sanca India, Sanca Ekor Hitam dan Sanca
Batu India. Spesies ini berkerabat dengan ular sanca bodo di Indonesia,
perbedaannya ada pada warna kulitnya yang lebih cerah. Panjang spesies
ini biasanya sekitar 3 meter.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Serpentes

Famili : Pythonidae

Genus : Python

Spesies : P. mulurus albino

82
Status Konservasi

Status konservasi hampir terancam

83
5. Sanca Kembang (Malayopython reticulatus)

Gambar 47 Sanca Kembang

Sanca Kembang atau Sanca Batik atau disebut juga sanca timur
laut adalah sejenis ular dari suku Pythonidae yang berukuran besar dan
memiliki ukuran tubuh terpanjang di antara ular lain. Ukuran terbesarnya
dikatakan dapat melebihi 8.5 meter dan merupakan ular terpanjang di
dunia. Lebih panjang dari anakonda (Eunectes), ular terbesar dan
terpanjang di Amerika Selatan. Nama-nama lainnya adalah ular sanca; ular
sawah; sawah-n-etem (Simeulue); ular petola (Ambon); dan dalam bahasa
Inggris reticulated python atau kerap disingkat retics. Sedangkan nama
ilmiahnya yang sebelumnya adalah Python reticulatus, kini diubah
genusnya menjadi Malayopython reticulatus.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Serpentes

Famili : Pythonidae

Genus : Malayopython

84
Spesies : M. reticulatus

Status Konservasi

Rentan

85
6. Kura-kura Panoraemis

Gambar 48 Kura-kura Panora Emis

Kura-kura adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk


golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudines (atau
Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya „rumah‟ atau
batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Testudines

Status Konservasi

Terancam

86
Manajemen Pakan

Gambar 49 Persiapan pakan

Manajemen pakan ini meliputi beberapa hal yaitu jumlah pakan yang
diberikan kepada setiap satwa, dan takaran jumlah untuk satwa. Di Taman Satwa
Cikembulan untuk hal manajemen pakan sudah ditentukan kordinator pakan di
gudang pakan tetapi jika keeper mengalami kekurangan pakan, maka keeper
dapat melapor ke kordinator pakan untuk menambah pakan jikamengalami
kekurangan.

Tabel 9 Jenis Pakan Satwa Liar

No Jenis Satwa Jenis Pakan


1. Aves Pur, beras merah, toge, ulat, jangkrik, papaya,
pisang, kuaci, jagung, kepala ayam, ikan.
2. Primata Sayur hijau, bengkuang, buah naga, salak,
rambutan, pisang, telur rebus, jeruk, timun.
3. Karnivora Daging ayam dan daging sapi
4. Herbivora Kangkung, Ubi-ubian, dedak, rumput.
7. Reptil Marmut, Sayuran dan Buah-buahan.

87
Sanitasi Kandang

Gambar 50 Sanitasi Kandang

Sanitasi kandang dan peralatan pakan adalah mutlak dalam mencegah timbulnya
bibit penyakit pada sanitaso. Kegiatan sanitasi kandang di Taman Satwa
Cikembulan meliputi pembersihan semua area. Kotoran, sisa-sisa makanan, dan
peralatan dibersihkan pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Kebersihan harus
dijaga karena kandang burung yang kotor dapat mengundang berbagai macam
penyakit dan dapat merusak kesehatan dari satwa liar itu sendiri.

Pencegahan dan Pengendalian

Gambar 51 Pemberian Multivitamin Multimineral

Menurut Vos (1982) aspek kesehatan mencakup pencegahan penyakit,


pengobatan, dan pemantauan kesehatan. Tindakan pencegahan penyakit pada
burung yaitu berupa pemeriksaan kesehatan, manajemen pakan (nutrisi),
deworming, pemberian vitamin mingguan, pengaturan minum, dan desinfeksi.
Pencegahan penyakit yang dilakukan di Taman Satwa Cikembulan dengan
kegiatan deworming dan pemberian vitamin mingguan.

88
Tindakan dan Pengobatan

Gambar 52 Pengobatan

Tindakan terhadap kejadian penyakit yang dilakukan di Taman Satwa Cikembulan


ialah dengan cara membawa satwa yang sakit ke tempat karantina yang
selanjutnya akan dilakukan pengobatan di klinik oleh dokter hewan, dan di
karantina kembali untuk proses pemulihan.

Tabel 10 Kegiatan Pengobatan

Pasien Diagnosa Terapi

Ular Stomatitis • Terapi Causalis :


Endromoxasin (IM) 0,2ml
• Terapi Simptomatis :
1. Pembersihan Infeksi yang terdapat pada
mulut ular menggunakan pinset, cutton
bud, dan hydrogen peroxide
2. Pemberian tetra iodin ke mulut ular
sebagai obat luka.
3. Dexametason (IM) 1ml untuk
antiinflamasi (anti radang)
4. Endromoxasin (IM) 0,2ml antibiotik
Kucing Influenza • Terapi Causalis : Amoxicillin (IM) 0.25ml
Bengal • Terapi Simptomatis :
1. Infus intravena larutan ringer
2. Metradinazole (IM) 1,5ml
3. Nebulizer

89
• Terapi Supportif : Vitamin A,D, E dan B
kompleks (IM) 0.25ml

Macan Demodekosis • Terapi Causalis :


Tutul Amoxicillin
• Terapi Simptomatis :
1. Intramox (IM) 0.25ml
2. Hydrogen peroxide
3. Povidane
• Terapi Supportif : Vitamin A,D,E dan B
kompleks (IM) 0.25ml

90
CRD (Chronic respiratory disease) pada African Grey

Gambar 53 Penanganan CRD

Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah penyakit menular menahun


pada ayam yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum yang ditandai dengan
gangguan pernafasan, keluarnya cairan eksudat dari rongga hidung, batuk, bersin
dan kemerahan pada selaput lendir (conjunctiva) mata. Ayam semua umur dapat
terserang CRD. Pada kondisi tertentu dapat menyebabkan gangguan pernafasan
akut terutama pada ayam muda, sedangkan bentuk kronis dapat menyebabkan
penurunan produksi telur. CRD memiliki derajat morbiditas tinggi dan derajat
mortalitas rendah. Infeksi dapat menyebar secara vertikal melalui telur yang
terinfeksi. Penyakit ini akan lebih parah apabila diikuti dengan infeksi sekunder
dengan virus lain seperti ND, IB atau bakteri seperti misalnya Escherichia coli
(Direktorat Kesehatan hewan, 2014).

Signalement

Nama : Toto
Jenis hewan/Spesies : Burung (Aves)
Ras/Breed : African grey (Nuri afrika
abu-abu)
Warna bulu & Kulit : Abu – abu tua
Umur : 3 tahun
Berat badan : 1,4 kg

91
Keadaan umum :

Perawatan : baik

Habitus/tingkah laku : Agresif

Gizi : Sedang

Sikap berdiri : tegak pada dua kaki

Suhu : 40,5°C

Frekuensi nafas : 33 kali/menit

Frekuensi jantung : 265 kali/menit

Berat badan : 0.4 kg

Gejala :

Terdengar suara ngorok pada African Grey.

Anamnase : Toto diduga tertular penyakit crd oleh African grey yang mati,
menunjukan gejala suara ngorok.

Diagnosa : CRD

92
Terapi :

1. Simptomatis (Terapi berdasarkan penyebab) :


Pemberian Antibiotik yang berfungsi untuk mencegah infeksi sekunder
(mencegah penyakit lain masuk kedalam tubuh Afrikan Grey). Dosis dari
antibiotic ini 0,2ml dan disuntikan secara IM (intra muscular).
2. Supportif (Terapi tambahhan) :

` Pemberian multivitamin multimineral memiliki tujuan mencegah


dan mengobati defisiensi vitamin pada hewan seperti :

 Mencegah gangguan pertumbuhan


 Mencegah gangguan pencernaan (bukan infeksi bakteri)
 Mencegah gangguan reproduksi dan gangguan otot.

Penanganan dan pengobatan :

Tabel 11 Jadwal Pengobatan

Tanggal Obat yang diberikan Obat yang diberikan

08/01/2022 Vitamin A, D, E, dan B Antibiotik


kompleks

12/01/2022 Vitamin A, D, E, dan B Antibiotik


kompleks

14/01/2022 Vitamin A, D, E, dan B Antibiotik


kompleks

93
1. Treatment awal pada tanggal 08 Januari 2022 :
a. ADE – Plex Injection (Vitamin A, D, E dan B-Complex)
pemberian obat secara injeksi IM (Intra muscular) dengan
dosis 0,5 ml.
b. Antibiotik 100ml injeksi pemberian obat secara injeksi IM
(Intra muscular) dengan dosis 0,5ml.
c. Pemberian obat cacing albenworm sebanyak 2 tetes secara
oral
d. Pemberian sandiavit pada air minum.
2. Treatment kedua pada tanggal 11 Januari 2022 :
a. ADE – Plex Injection (Vitamin A, D, E dan B-Complex)
pemberian obat secara injeksi IM (Intra muscular) dengan
dosis 0,5 ml.
b. Antibiotik 100ml injeksi pemberian obat secara injeksi IM
(Intra muscular) dengan dosis 0,5ml.
3. Treatment ketiha pada tanggal 14 Januari 2022 :
a. ADE – Plex Injection ( Vitamin A, D, E dan B-Complex)
pemberian obat secara injeksi IM (Intra muscular) dengan
dosis 0,5 ml.
b. Antibiotik 100ml injeksi pemberian obat secara injeksi IM
(Intra muscular) dengan dosis 0,5ml.

Status sembuh : Setelah dipantau selama 3 hari dan tidak terdapat


tanda – tanda ataupun gejala dari penyakit CRD, pada tanggal 17
Januari 2022 african grey dinyatakan sembuh oleh Drh.
Kurniaawan.

94
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

PT Benz Cahya Suprana

Melalui serangkaian kegiatan PKL I yang telah dilakukan di PT Benz


Cahaya Suprana Semarang Jawa Tengah, dapat disimpulkan Manajemen
pemeliharaan ayam Layer meliputi : Biosecurity, Sanitasi, Pemberian pakan,
pengobatan dan pencegahan penyaki. Melalui kegiatan yang telah dilakukan yaitu:
persiapan kandang, disinfeksasi kandang dan lingkungan, pemberian pakan dan
minum, pemberian obat dan vaksinasi.

Taman Satwa Cikembulan

Kegiatan PKL I di Taman Satwa Cikembulan dapat melakukan


penanganan penyakit-penyakit yang ada pada satwa liar. Terdapat beberapa
penyakit yang sering terjadi pada satwa liar diantaranya : Stomatitis pada ular,
CRD pada African Grey, Influenza pada kucing dan Demodekosis pada macan
tutul. Melalui kegiatan yang telah dilakukan yaitu : manajemen pemeliharaan,
deworming pada aves dan emberian multivitamin multimineral.

95
Saran

PT Benz Cahya Suprana


1. Memperhatikan kualitas dalam pengobatan ayam yang sakit.
2. Pemberian pakan lebih diperhatikan lagi agar tidak tercecer.
3. Untuk penanganan penyakit menggunakan perlatn yang steril untuk
mencegah penularan penyakit.

Taman Satwa Cikembulan

1. Menyediakan ruangan khusus untuk isolasi hewan yang sakit.


2. Memperhatikan kualitas dalam pelayanan pegobatan.
3. Mengadakan program vaksinasi untuk unggas liar untuk mencegah
penyakit.

96
DAFTAR PUSTAKA

Abelson, B., 2009, Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, [Internet].
[Diunduh 2022 1 Februari] tersedia pada
:http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf,

Akoso, 1993. Manual Kesehatan Unggas. Yogyakarta : Kasinus

Al Nasser A, Al Saffar, Mashaly M, Al Khalaifa F, Khalil M, Al Baho dan Al


Hadad. 2005. A comparative study on production efficiency of brown and
white pullet. Bulletin of Kuwait Institute for Scientific Research 1 (1): 1 –
4

Alikondro, HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayati, IPB : Bogor.

Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia,


Yogyakarta: Graha Ilmu

Bappenas. 2010. Beternak ayam petelur. [Internet]. [Diunduh pada 2022 Januari
28] htttps://www.ristek.go.id. [Diakses pada tanggal

CDC, 2011, Flu Symptoms & Severity, [Internet]. [Diunduh pada 2022 Februari 8
] Tersedia pada : http://www.cdc.gov/flu/,

CJ Feed Indonesia Corporation. 2008. Memaksimalkan Produksi Ayam.[Internet]


[Diunduh pada 2022 Januari 23] Tersedia di : http://cjfeed.co.id_
index.htm.

[Dit Kesmavet] Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2006. Buku Pedoman


Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan. Jakarta: Dit
Kesmavet.

Gartner A, Darabus G, Badaea C, Hora F, Tilibasa E, Mederle N. 2014. Clinical


Diagnosis in Canine Demodicosis. Veterinary Medicine 61(2): 76-80

96
Hy-Line International. 2010. Hy-Line Brown Intensive Systems Performance
Standards. [Internet]. [Diunduh pada 2022 Januari 16 ] Tersedia pada
: http://www.hyline.com/redbook/performance

Harms, R.H., G.B. Russel, dan D.R. Sloan. 2000. Performance of four strains pf
commercial layers with major changes in dietary energy. Journal of
Applied Poultry Research 9: 535 – 541.

Heterotrof. 2021. Penjelasan Mengenai Herbivora. [Internet]. [Diunduh 2022


Februari 18].Tersedia pada:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Heterotrof-
%20BPSMG/materi1.html
Hy-Line International. 2010. Hy-Line Brown Intensive Systems Performance
Standards. [Internet]. [Diunduh pada 2022 Januari 16 ] Tersedia
pada: http://www.hyline.com/redbook/performance

Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks. Poultry fact sheet 1(26) [Internet].
[diunduh 2022 Februari 16]; tersedia pada:
http://animalscience.ucdavis.edu/avian/pfs26.htm

Kartusadjana R, Suprijatna E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Jakarta :


Penebar Swadaya

Naisha P. 2022. Primata adalah: Pengertian, ciri, klasifikasi, contoh. [Internet].


[Diunduh pada 2022 Februari]. Tersedia pada: https://adalah.top/primata/

Prabu BDR.. 1996. Penyakit-Penyakit Infeksi Umum. Jilid I 119-123. Jakarta :


Widya Medika

Rusny. 2013. Tingkat Adopsi Inovasi Biosekuriti Ayam Ras Petelur di Kabupaten
Sidrap dan Faktor-Faktor yang Memepengaruhinya. Makassar :
Universitas Hasanuddin Makassar.

Santen VL. 2019. Chicken Anemia Virus Infection. [Internet]. [diunduh 2022
Februari 18]; https://www.msdvetmanual.com/poultry/chicken-anemia-
virus-infection/chicken-anemia-virus-infection.

97
Satyanaraya SKVIAS, Reddy MN, Balasubramani N, Chandrashekara P, Rao KH,
dan Santakki BS. 2008. Sustainable Livestock Development. India:
National Institute of Agricultural Extension Management.

Shirt, V. 2010. How to Feeds Chicken. [Internet] [Diunduh pada 2022 Januari 22]
Tersedia pada: http://www.poultry.allotreatment.org.uk/keeping-
chickens/feeding-chickens_2.php.

Siti NA. 2021. Pengertian Hewan Karnivora Lengkap dengan Ciri-ciri dan
Contohnya. [Internet ] . [Diunduh pada 2022 Februari 2] Tersedia pada:
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/61b9615662ffc/pengertian-hewan-
karnivora-lengkap-dengan-ciri-ciri-dan-contohnya

Suhaerah, Lilis. (2016). Zoologi Vertebrata. Bandunng : FKIP Unpas.

Spikler, A., 2009, Influenza, [Internet]. [Diunduh pada 2022 Februari 10] Tersedia
pada: http://www.csfph.iastate.edu/pdfs/influenza.pdf

Sujiono, H. dan Setiawan, 2002. Ayam Kampung Petelur. Yogyakata : Penebar


Swadaya

Suprijatno dan Atmomarsono, 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Taylor dan oshea. 2004. The Great Big Book of Snakes & Reptiles. Amerika
Serikat : Hermes House

Tejaklasono. 2021. Pengelolaan Kesehatan Satwa Liar. [Internet]. [Diunduh 2022


Januari 31] tersedia pada :
https://id.scribd.com/doc/138672254/Kesehatan-Satwa-Liar.

Trobos. 2017. Menangani CRD di lapangan. [Internet]. [Diunduh pada 2022


Februari 19]. Tersedia pada: http://troboslivestock.com/detail-
berita/2017/09/01/11/9307/menangani-crd-di-lapangan

98
Vos, D.A.1982. Deer Farming Guidline on Practical Aspect. Italy: Food and
Agriculture Organization of the United Nation.

[WHO] World Health Organization. 2008. What is Avian Influenza. [Internet].

[diunduh 2022 Januari 25]; tersedia pada:


http://www.searo.who.int/en/section

Yogasedana IMA, Mariati NW, Leman MA. Angka Kejadian Stomatitis Aftosa
Rekuren (SAR) Ditinjau Dari Faktor Etiologi Di RSGMP FK UNSRAT
Tahun 2014. Jurnal E-Gigi. 2015; 3(2)

Zavala. 2011. Viral Respiratory Disease of Poultry : A Continuous Challenge.


Poultry Disease. Mexico: XVII World Veterinary Poultry Association
Congress.

99
LAMPIRAN

100
Lampiran 1 Dokumentasi PT Benz Cahya Suprana

Pengambilan telur Pengobatan ayam sakit

Pemberian pakan Penimbangan bobot ayam

Vaksinasi tetes mata Vaksinasi pencegahan virus AI

101
Lampiran 2 Dokumentasi di Taman Satwa Cikembulan

Sanitasi Kandang Pemberian Vitamin

Pengobatan

102
Lampiran 3 Nekropsi African Grey

Laporan Hasil Nekropsi

Jenis satwa : African Grey

Asal : BKSDA Jawa Barat divisi 2

Lokasi kematian : Taman Satwa cikembulan

ID :-

Pemeriksa : Drh. Kurniawan, Paramedis Ryan, dan anggota kelompok

Tanggal mati/waktu : 7 Januari 2022

Umur : 3 tahun

Patologi Anatomi

Organ Temuan Kelainan


Keadaan umum Untuk seluruh organ tubuh tidak mengalami kerusakan
sama sekali (Tubuh utuh)
Sistem Pernafasan Tidak ditemukan kelainan
Sistem Pencernaan Usus jejunum & sekum : Terjadi infeksi parasite
Gizzard : Peradangan di propentikulus
Sistem Urogenital Tidak ditemukan kelainan
Sistem Sirkulasi Hati : terjadi penebalan dan kerusakan sistemik
Sistem Gerak Lain Tidak ditemukan kelainan
Diagnosa Kematian Selain CRD yang menyerang burung, penyebab
kematian yang fatal adalah terjadi penebalan pada hati
dan kerusakan sistemik

Dokumentasi

1. Sebelum dilakukan nekropsi

103
2. Setelah dilaksanakan nekropsi

104
Lampiran 4 Jurnal Kegiatan di PT Benz Cahaya Suprana

JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I

Nama : Sinta Kusmiati

Nim : 021219063

Program Studi : Kesehatan Hewan

Lokasi PKL : PT. Benz Cahaya Suprana Divisi Farm-4


Semarang

Waktu PKL : 06 Desember – 25 Desember 2021

1. 06 Desember 1. Orientasi dan


2021 Pengenalan dengan
Ketua (HRD) dan Staf
PT. Benz Cahaya
Suprana Divisi Fram-4
Semarang
2. Pengenalan Kandang
dan lingkungan
Kandang
3. Pengenalan Biosecurty 3
zona (Merah, Kuning,
Hijau)
4. Pengambilan/Pemanena
n telur dikandang 1
5. Penyortiran telur
6. Pemberian pakan
7. Pengenalan standar
Operasional Vaksinisasi
8. Melakukan Vaksinasi
LaSota
9. Pengenalan skema
kandang
10. Diskusi mengenai hasil
produksi telur harian

2. 07 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 2
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan

105
3. 08 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 3
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan

4. 09 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 4
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Diskusi bersama Drh.
Gunawan
5. Penimbangan pada
ayam yang sakit
6. Materi Mengenai
kualitas telur
7. Pemindahan ayam yang
sakit dengan ayam yang
sehat
8. Pengecekan fases ayam

5. 10 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 5
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pemberian Multivitamin
5. Pengamatan Harian
ayam yang sakit
6. Penimbangan ayam
pada kandang 3 dan 4

6 11 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
. 2021 n telur dikandang 6
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit
7. Penimbangan ayam
pada kandang 3, 4, 11,
dan 12

106
7. 12 Desember LIBUR
2021

8. 13 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 7
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

9. 14 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 8
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit
5. Pemberian Multivitamin
secara Injeksi

10. 14 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 9
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit
5. Pemberian Vaksinasi AI
KILL metode Injeksi

11. 15 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 10
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit
5. Pemberian Vaksinasi AI
KILL metode Injeksi

12. 16 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 11
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan

107
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit
5. Pemberian Vaksinasi AI
KILL metode Injeksi

13. 17 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 13
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

14. 18 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 14
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

15. 19 Desember
2021 LIBUR

16. 20 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 2
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

17. 21 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 3
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

108
18. 22 Desember 1. Pengambilan/Pemanena
2021 n telur dikandang 4
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

19. 23 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 5
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

20. 24 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 6
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

21. 25 Desember 1. Pengambilan/Pemanena


2021 n telur dikandang 7
2. Penyortiran telur
3. Pemberian pakan
4. Pengamatan harian pada
ayam yang sakit

109
Lampiran 5 Jurnal Kegiatan di Taman Satwa Cikembulan

JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I

Nama : Sinta Kusmiati

NIRM : 02.12.19.063

Program Studi : Kesehatan Hewan

Lokasi PKL : Taman Satwa Cikembulan

Waktu PKL : 3 Januari – 28 Januari 2022

No Tanggal Kegiatan Paraf


Pembimbing
1. 3 Januari 2022 1. Orientasi dan pengenalan
dengan manager dan
medic klinik taman satwa
cikembulan
2. Pengenalan kandang dan
lingkungan satwa liar
3. Pembagian kegiatan
berdasarkan kelompok
satwa liar.
2. 4 Januari 2022 1. Pembersihan kandang dan
area kandang, tempat
minum dan tempat makan,
bersama keeper hewannya
terdiri dari :
- Mamalia herbivora,
- reptile
- unggas (Aves) pada
pagi hari.
2. Pemberian makan untuk

110
mamalia herbivore ( Rusa,
kijang, monyet Sulawesi,
burung unta, buaya,
kukang dan ayam) pada
pagi hari.
3. Pemberian makan untuk
mamalia herbivore pada
sore hari ( kukang jawa)
3. 5 Januari 2022 1. Pembersihan kandang dan
area kandang, tempat
minum dan tempat makan,
bersama keeper mamalia
herbivora, reptile dan
unggas (Aves) pada pagi
hari.
2. Pemberian makan untuk
mamalia herbivora ( Rusa,
kijang, monyet Sulawesi,
burung unta, buaya,
kukang dan ayam) pada
pagi hari.
3. Pemberian makan untuk
mamalia herbivore pada
sore hari ( kukang jawa)
4. 6 Januari 2022 1. Pembersihan kandang dan
( Keeper kang area kandang, tempat
aep ) minum dan tempat makan,
bersama keeper mamalia
herbivora, reptile dan
unggas (Aves) pada pagi
hari..
2. Pemberian makan untuk

111
mamalia herbivora ( Rusa,
kijang, monyet Sulawesi,
burung unta, buaya,
kukang dan ayam) pada
pagi hari.
Pemberian makan untuk
mamalia herbivore pada
sore hari ( kukang jawa)
5. 7 Januari 2022 1. Pembersihan klinik hewan
( Klinik hewan ) pada pagi hari.
2. Pemberian obat cacing
untuk rusa jantan.
3. Pemusnahan cadaver
(Bangkai hewan)
4. Treatment (Pengobatan)
untuk ular.
6. 8 Januari 2022 1. Pembersihan klinik hewan
pada pagi hari.
2. Pemberian vitamin cavi
fleks untuk :
- Harimau
- Macan tutul
- Singa
3. Pemberian makan
musang.
4. Nekropsi afrikan grey
5. Check up dan treatment
afrikan grey.
6. Pemberian obat cacing
pada afrikan grey
7. Treatment (Pengobatan)
pada elang

112
7. 9 Januari 2022 1. Pembersihan klinik hewan
pada pagi hari
2. Pemberian vitamin pada :
- Musang
- Binturong
- Macan tutul
- Beruang
3. Treatment nuri dan
pemberian vitamin
4. Treatment macan tutul
pada bagian lukanya
5. Pelepasan afrikan grey ke
kandangnya kembali
6. Treatment kucing
(Pemberian lakto - B
7. Treatment kuda dan
pemberian vitamin
8. Senin, 10 Januari Pagi hari :
2022 1. Pencucian sayuran, buah-
(Gudang Pakan) buahan, dan daging
2. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
3. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa
4. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
5. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
6. Pembersihan gudang

113
pakan dan area.
7. Pembersihan kandang,
tempat pakan, tempat
minum dan lingkungan
tempat tinggal burung
unta.
8. Pemberian pakan dan
pembersihan kandang dan
lingkungan kandang,
tempat pakan dan minum
pada:
- Kelalawar
- Ular sanca albino
- Garangan Jawa
- Musang luwak
- Musang pandan
- Burung Hantu Hingkik
- Kucing Hutan
Treatment :
9. Treatment kucing dan
infus kucing.
10. Treatment kakatua jambul
kuning (Pemberian
vitamin dan obat cacing)
11. Treatment kakatua raja
hitam (Pemberian vitamin
dan obat cacing)
12. Treatment afrikan grey
(Pemberian vitamin dan
obat cacing).

Sore hari :

114
13. Pencucian sayuran, buah-
buahan, dan daging
14. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
15. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa
16. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
17. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
18. Pembersihan gudang
pakan dan area.
9. 11 Januari 2022 Pagi hari :
1. Pencucian sayuran, buah-
buahan, dan daging
2. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
3. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa
4. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
5. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
6. Pembersihan gudang
pakan dan area.
7. Pembersihan kandang,

115
tempat pakan, tempat
minum dan lingkungan
tempat tinggal burung
unta.
8. Pemberian pakan dan
pembersihan kandang dan
lingkungan kandang,
tempat pakan dan minum
pada:
 Kelalawar
 Ular sanca albino
 Garangan Jawa
 Musang luwak
 Musang pandan
 Burung Hantu Hingkik
 Kucing Hutan
Siang hari :
9. Treatment kakatua jambul
kuning
10. Treatment kakatua pipi
merah
11. Kasturi kepala hitam dan
cendrawasih kuning‟
12. Nekropsi blue strike cloria
Sore hari ;
13. Pencucian sayuran, buah-
buahan, dan daging
14. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
15. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa

116
16. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
17. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
18. Pembersihan gudang
pakan dan area.
10. 12 Januari 2022 Pagi hari :
1. Pencucian sayuran, buah-
buahan, dan daging
2. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
3. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa
4. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
5. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
6. Pembersihan gudang
pakan dan area.
7. Pembersihan kandang,
tempat pakan, tempat
minum dan lingkungan
tempat tinggal burung
unta.
8. Pemberian pakan dan
pembersihan kandang dan
lingkungan kandang,

117
tempat pakan dan minum
pada:
 Kelalawar
 Ular sanca albino
 Garangan Jawa
 Musang luwak
 Musang pandan
 Burung Hantu Hingkik
 Kucing Hutan
Siang hari :
9. Pengobatan kucing diare
Sore hari ;
10. Pencucian sayuran, buah-
buahan, dan daging
11. Penimbangan pakan sesuai
dengan jenis satwa.
12. Pembagian nutrisi dengan
memberikan pakan yang
sesuai dengan jenis satwa
13. Pemotongan pakan
(sayuran, daging, dan
buah-buahan)
14. Pembersihan tempat pakan
yang digunakan untuk
pembagian nutrisi.
15. Pembersihan gudang
pakan dan area.
11. 13 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves dan primata.
2. Memberikan pakan aves
dan primata.

118
Siang hari :
3. The warming primata
Sore hari :
4. Memberikan pakan
primata.
12. 14 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves dan primata.
2. Memberikan pakan aves
dan primata.
Sore hari :
3. Memberikan pakan
primata.
13. 15 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves dan primata.
2. Memberikan pakan aves
dan primata.
Sore hari :
3. Memberikan pakan
primate
14. 16 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves.
2. Memberikan pakan aves.
Sore hari :
3. Membersihkan pakan sisa
aves
15. 17 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves.
2. Memberikan pakan aves.

119
Sore hari :
3. Membersihkan pakan sisa
kandang aves
16. 18 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
aves.
2. Memberikan pakan aves.

Sore hari :
3. Membersihkan pakan sisa
kandang aves
17. 19 Januari 2022 Pagi hari :
1. Membersihkan kandang
beruang dan aves
2. Memberikan pakan
beruang dan aves
Sore hari :
3. Membersihkan pakan sisa
kandang aves
4. Memberi pakan beruang

18. 20 Januari 2022 Pagi hari :


1. Membersihkan kandang
beruang dan aves
2. Memberikan pakan
beruang dan aves
Sore hari :
3. Membersihkan pakan sisa
kandang aves
4. Memberi pakan beruang

120
19. 21 Januari 2022 Pagi hari :
1. Pembersihan area klinik
2. Pemberian pakan pada
hewan di klinik
Siang hari :
1. Treatment anak kucing
2. Nebulizer okin
20 22 Januari 2022 Pagi hari :
1. Pembersihan area klinik
2. Pemberian pakan pada
hewan di klinik
Siang hari :
3. Amputasi kucing

21 23 Januari 2022 Pagi hari :


1. Pembersihan kandang
singa
Sore hari :
2. Pemberian pakan
22 24 Januari 2022 Pagi hari :
1. Pembersihan kandang
reptile
2. Pemberian pakan
Sore hari :
3. Pemantauan kesehatan
reptile
\

121

Anda mungkin juga menyukai