Anda di halaman 1dari 5

http://adhphki.

org/article/kode-etik-profesi-dokter-hewan-indonesia

Lampiran TAP. Nomor 07 / Kongres Ke-16 / PDHI / 2010

KODE ETIK DOKTER HEWAN INDONESIA

MUKADIMAH

Ilmu Kedokteran Hewan adalah keilmuan yang menunjang kesejahteraan manusia dan
lingkungannya melalui suatu fungsi perlindungan dan pengamanan dari adanya
ancamanancaman penyakit bersumber hewan serta kemampuan melakukan penjaminan
keamanan pangan asal hewan yang dikonsumsi manusia. Selain itu ilmu kedokteran
hewan juga untuk memastikan kesehatan hewan (assurance) serta kemampuan
reproduksi hewan untuk peningkatan populasi dalam rangka mencapai kecukupan bahan
pangan hewani. Ilmu kedokteran hewan termasuk dalam rumpun ilmu kesehatan dan
medis dengan obyek hewan serta memenuhi ciri-ciri profesi medis. Ilmu Kedokteran
Hewan yang melekat pada gelar profesi dokter hewan digunakan untuk fungsi pelayanan
praktik kedokteran yang bukan merupakan pekerjaan yang boleh dilakukan oleh siapa
saja, melainkan hanya boleh dilakukan oleh kelompok profesional kedokteran yang
memiliki kompetensi yang memenuhi standar tertentu, diberi kewenangan oleh institusi
yang berwenang di bidang itu dan bekerja sesuai dengan etik, standar dan
profesionalisme yang ditetapkan oleh organisasi profesinya . Dalam pergaulan
masyarakat yang berbudaya tinggi seperti diwariskan oleh para leluhur kita, berlaku
standar-standar etika, yang berisi norma-norma yang mengatur dan memelihara
hubungan antar manusia dengan lingkungannya demikian pula sebaliknya, Norma-norma
/ etika yang luhur dan berbudaya merupakan jati diri Bangsa Indonesia. Unsur-unsur
untuk memperoleh penghormatan, penghargaan dan kepercayaan masyarakat itu
terbentuk dari keunggulan dalam penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
Dokter Hewan, baik terhadap profesinya, pasien dan kliennya, teman sejawat maupun
terhadap dirinya sendiri. Untuk memelihara penghormatan, penghargaan dan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi Dokter Hewan, maka Dokter Hewan harus
berpegang pada standar-standar nilai luhur yang hidup didalam pergaulan masyarakat
Indonesia dan ini bersumber dari dalam falsafah Pancasila sebagai landasan ideal dan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural dan juga kepada tata nilai etika
dokter hewan (veteriner) universal. Kami Dokter Hewan Indonesia, dibawah naungan dan
rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, menyusun nilai-nilai luhur etika
dokter hewan itu sebagai pijakan tatakrama dalam menjalankan tugas dan kewajiban
kami, yang tersurat dan tersirat di dalam butir-butir sebagai berikut, yang untuk
seterusnya kami namakan “KODE ETIK DOKTER HEWAN INDONESIA”
BAB I KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Dokter Hewan merupakan Warga Negara yang baik yang memanifestasikan dirinya
dalam cara berpikir, bertindak dan menampilkan diri dalam sikap dan budi pekerti luhur
dan penuh sopan santun.
Pasal 2
Dokter Hewan diharapkan menjujung tinggi Sumpah/Janji Kode Etik Dokter Hewan.
Pasal 3
Dokter Hewan tidak akan menggunakan profesinya bertentangan dengan
perikemanusiaan dan usaha pelestarian sumber daya alam.
Pasal 4
Dokter Hewan tidak mencantumkan gelar yang tidak ada relevansinya dengan profesi
yang dijalankannya.
Pasal 5
Dokter Hewan wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.
Pasal 6
Dokter Hewan wajib berhati – hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik therapi atau obat baru yang belum teruji kebenarannya.
Pasal 7
Dokter Hewan wajib berhati-hati dalam menulis artikel atau hasil analisa yang dapat
menimbulkan polemik maupun kekhawatiran publik tanpa didasari kajian ilmiah
Pasal 8
Dokter Hewan menerima imbalan sesuai dengan jasa yang diberikan kecuali dengan
keikhlasan, sepengetahuan dan kehendak klien sendiri.

BAB II KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI


Pasal 9
Dokter Hewan dalam menjalankan profesinya wajib mematuhi persyaratan umum dan
khusus yang berlaku sehingga citra profesi dan korsa terpelihara karenanya
Pasal 10
Dokter Hewan tidak mengajarkan ilmu kedokteran hewan yang bisa mendorong ilmu
tersebut disalah gunakan.
Pasal 11
Dokter Hewan yang melakukan praktek memasang papan nama sebagai informasi
praktek yang tidak berlebihan.
Pasal 12
Dokter Hewan yang tidak melakukan praktek hendaknya merujuk ke Dokter Hewan
praktek apabila ada klien yang meminta jasa pelayanan medik.
Pasal 13
Pemasangan iklan dalam media massa hanya dalam rangka pemberitahuan mulai buka,
pindah atau penutupan prakteknya.
Pasal 14
Dokter Hewan dianjurkan menulis artikel dalam media massa dan jurnal veteriner.
Pasal 15
Dokter Hewan tidak membantu atau mendorong adanya praktek ilegal bahkan wajib
melaporkan bilamana mengetahui adanya praktek ilegal itu.
Pasal 16
Dokter Hewan wajib melaporkan kejadian penyakit menular kepada instansi yang
berwenang.
Pasal 17
Dokter Hewan ikut berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, kesejahteraan hewan dan pelestarian alam.

BAB III KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN


Pasal 18
Dokter Hewan memperlakukan pasien dengan penuh perhatian dan kasih sayang
sebagaimana arti tersebut bagi pemiliknya, dan menggunakan segala pengetahuannya,
keterampilannya dan pengalamannya untuk kepentingan pasiennya.
Pasal 19
Dokter Hewan siap menolong pasien dalam keadaan darurat dan atau memberikan jalan
keluarnya apabila tidak mampu dengan merujuk ke sejawat lainnya yang mampu
melakukannya.
Pasal 20
Pasien yang selesai dikonsultasikan oleh seorang sejawat wajib dikembalikan kepada
sejawat yang meminta konsultasi.
Pasal 21
Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat melakukan Euthanasia (mercy
sleeping), karena diyakininya tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan keluar bagi
pasien dan kliennya.
Pasal 22
Dokter Hewan yang melakukan praktek pada suatu peternakan, mengutamakan
kesehatan hewan dan pencegahan terhadap perluasan penyakit yang dapat berakibat
kerugian ekonomi dan sosial.

BAB IV KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN


Pasal 23
Dokter Hewan menghargai klien untuk memilih Dokter Hewan yang diminati.
Pasal 24
Dokter Hewan menghargai klien untuk setuju / tidak setuju dengan prosedur dan tindakan
medik yang hendak dilakukan Dokter Hewan setelah diberi penjelasan akan
alasan-alasannya sesuai dengan ilmu Kedokteran Hewan.
Pasal 25
Dokter Hewan tidak menanggapi keluhan (complain) versi klien mengenai sejawat lainnya.
Pasal 26
Dokter Hewan melakukan client education dan memberikan penjelasan mengenai
penyakit yang sedang diderita hewannya dan kemungkinan – kemungkinan lainnya yang
dapat terjadi. Dalam segala hal yang penting dan harus dilakukan demi kebaikan pasien
dengan segala resikonya maka dokter hewan menyampaikan secara transparan
termasuk segala resiko yang terburuk sekalipun.
Pasal 27
Dokter Hewan yang melakukan praktek, tehnical service, tehnical sales dan konsultan
veteriner tidak memaksakan kehendak dalam pemakaian obat, vaksin maupun imbuhan
pakan tanpa argumentasi ilmiah.

BAB V KEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DOKTER HEWAN


Pasal 28
Dokter Hewan memperlakukan sejawat lainnya seperti dia ingin diperlakukan seperti
dirinya sendiri.
Pasal 29
Dokter Hewan tidak akan mencemarkan nama baik sejawat Dokter Hewan lainnya
Pasal 30
Dokter Hewan wajib menjawab konsultasi yang diminta sejawatnya menurut pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
etikal serta telah terbukti menyelesaikan masalah yang sama dengan baik dan benar.
Pasal 31
Dokter Hewan memberikan pengalamannya yang bermanfaat dalam pertemuan sejawat.
Pasal 32
Dokter Hewan tidak melakukan pendekatan-pendekatan/menghasut klien dengan
maksud untuk menyarankan berpindah ke sejawat lainnya.
Pasal 33
Dokter hewan yang akan membuka pelayanan kesehatan hewan/medik veteriner dan
melakukan praktek di suatu tempat dalam wilayah tertentu , harus membuat
pemberitahuan kepada sejawat Dokter hewan yang lebih dahulu berpraktek di lingkungan
yang sama atau berdekatan .
BAB VI KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 34
Dokter Hewan wajib memelihara bahkan meningkatkan kondisi dirinya sehingga selalu
berpenampilan prima dalam menjalankan profesinya.
Pasal 35
Dokter Hewan tidak mengiklankan kelebihan dirinya secara berlebihan.
Pasal 36
Dokter Hewan wajib selalu mempertajam pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan
perilakunya dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Hewan terkini .

BAB VII PENUTUP


Pasal 37
Dokter Hewan harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghayati, mematuhi
dan mengamalkan Kode Etik Dokter Hewan Indonesia dalam pekerjaan profesinya
sehari-hari, demi martabat profesi dan kepercayaan masyarakat kepada pengabdian
dokter hewan bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui dunia hewan (Manusya Mriga
Satwa Sewaka).
Kode Etik Dokter Hewan Indonesia, merupakan perjanjian yang mengikat setiap Dokter
Hewan untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang baik dan buruk , salah dan
benar yang disepakati nasional dan berlaku bagi korps profesi dokter hewan di
Indonesia ,harus dihayati dan diimplementasikan secara bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan profesinya .
Kode Etik dan nilai-nilai etika yang bersifat spesifik medik veteriner dan melekat pada
tindakan teknis medis oleh dokter hewan sesuai dengan kespesialisasian spesies
maupun disiplin ilmu kedokteran hewan perlu disusun tersendiri.
Oleh karena itu, setiap Dokter Hewan harus menjaga citra profesi dan nama baik dokter
hewan sebagai profesi yang mulia dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan UU ,Kode Etik dan Sumpah profesi

Ditetapkan di Semarang Pada tanggal 12 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai