BAB I
PENDAHULUAN
atau penyakit”
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Sanitasi Berbasis Masyarakat Pasal 1 ayat (4) “Stop Buang Air Besar
diatasi. Hal ini dikarenakan kotoran manusia adalah salah satu sumber
diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih
buang air besar di area terbuka. Dari data tersebut diatas sebesar 81%
masyarakat yang membuang air besar di area terbuka yaitu sebesar 5%”.
Jika orang buang air besar atau defikasi di tempat terbuka, lalat-lalat
termakan oleh orang lain. jika terjadi hujan, ekskreta bersama air hujan
BABS dan tidak mempunyai jamban beresiko 1,32 kali anaknya terkena
3
diare akut dan 1,43 kali terjadi kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.
bahwa pencemaran sarana air bersih (SAB) beresiko 7,9 kali dan sarana
jamban beresiko 17,25 kali pada bayi dan balita (Adisasmito, 2007 dalam
Windy, 2016).
Muaro Jambi, Jambi; Muaro Enim, Sumatra Selatan; Bogor, Jawa Barat;
2017).
Kelurahan Pijoan yaitu: (1) sikap; (2) pengetahuan; (3) perilaku; (4) faktor
dalam penelitian ini adalah dari 9 desa yang terdaftar dalam wilayah kerja
(BABS)
5
Sembarangan (BABS).
terlaksananya ODF.
jamban sehat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(BABS)”
utama terjadinya penyakit dan kematian pada waktu terjadi bencana dan
keadaan darurat. Lalat dan lipas yang terpapar tinja, secara mekanis
Infeksi cacing usus, misalnya cacing tambang dan cacing ascaris dapat
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang
tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja
1,130 gram/orang/hari.
Gram/orang/hari
Tinja 135-720 35-70
urine 1.000-1.200 50-70
total 1.135-1.470 85-140
akibat keadaan diatas antara lain tifoid, paratofoid, disentri, diare, kolera,
kotoran manusia yang baik merupakan hal yang mendasar bagi kesehtan
lingkungan.
Kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carier dari suatu
perantara lalat.
2.2.1 Patogen
dalam tinja segar ini jika berada dalam tinja akan berada dalam proses
2.2.2 Virus
virus yang berasal dari daerah atau urin tercampur dengan tinja.
Virus Penyakit
Adenovirus Penyakit pernafasan, konjungtifitas, gastroenteritis
Astrovirus Gastroenteritis
Calicivirus Gastroenteritis
Enterovirus
Poliovirum Paralysis, meningitis
Coxsackievirus A Pernafasan, paralysis, meningitis
Coxsackievirus B Demam, ruam, penyakit jantung
Echovirus Demam, ruam, penyakit jantung
Enterovirus 68-71 Meningitis, penyakit pernafasan
Hepatitis A Hepatitis infeksiosa
Hepatitis E Hepatitis infeksiosa
rotavirus gastroenteritis
Prevalensi infeksi menunjukkan gambaran situasi higienik
masyarakat. Infeksi bakteri dan virus dapat berlangsung akut atau kronis.
Pada individu yang menjadi carrier, gejala klinis tidak jelas tetapi individu
orang lain. Parasit cacing dapat hidup lama di dalam tubuh manusia dan
umumnya steril.
11
air
mati
tangan Makanan,
minuman, Penjamu
Tinja
sayur- (host)
lalat sayuran, dsb
tanah sakit
tanah, serangga (lalat, kecoa, dsb) dan bagian tubuh kita dapat
oleh tinja dari seseorang yang sudah menderita penyakit tertentu, sudah
tentu akan menjadi penyebab penyakit bagi orang lain (Notoatmodjo, 2011
Buang air besar adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup
untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah padat yang
semua benda atau zat yang tidak digunakan lagi oleh tubuh dan harus
binatang-binatang lainnya.
g. Sederhana desainnya.
h. Murah.
sebagainya.
pembersih.
pebuangan air kotor. Di dalam metode ini terdapat beberapa pilihan cara,
antara lain:
dan air. Ember dan wadahnya mudah megalami korosi dan perlu
kotoran manusia.
Di dalam sistem sanitary latrines ini, ada beberapa teknik yang dapat
tahun. Cara ini juga sesuai untuk keluarga tetapi tidak sesuai untuk
berbahaya.
15
tinja.
biak.
selalu tersedia.
auger.
Water Seal ini dibuat untuk dua fungsi penting, yaitu mencegah
kontak dengan lalat dan mencegah bau busuk. Sistem ini juga lebih
dapat diterima oleh warga desa dari pada sistem bole hole latrine.
antara lain:
pada daerah yang lebih rendah dari sumber air untuk mencegah
b) Memilki plat untuk jongkok dibuat dari bahan yang udah dicuci,
irine, dan air. Panjang 42,5 cm, lebar bagian depan 12,5 cm,
adalah jarak untuk titik tertinggi air di dalam perangkap dan titik
seal pada RCA latrine adalah 2 cm. Water seal dapat bau dan
masuknya lalat.
e) Jika lubang yang digali terletak juah dari plat tempat jongkok,
berlindung.
4) Septic Tank
g) Memiliki lubang air masuk dan keluar, terdapat pipa masuk dan
keluar.
h) Pelapis saptic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal
yang sama.
Kakus ini memiliki bak yang kedap air. Pembuatan kakus ini
batu atau bata dan dapat ditembok agar tidak mudah runtuh. Lama
selama 9-12 bulan. Setelah itu isi cubluk dapat diambil untuk
dipergunakan kembali.
semacam ini:
20
6) Chemical Closet
Kloset ini terdir dari tanki metal yang berisi cairan desinfektan
pesawat terbang.
diantaranya:
21
Kakus ini digunakan dalam jangka waktu lebih lama yaitu beberapa
ekskreta dan air limbah dari rumah, kawasan industri, dan perdagangan
pada sistem ini, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari
pada sistem ini, air permukaan tidak masuk ke dalam sewer. Sistem
tinja.
a) Water closet
b) Urinal
pipa utama.
pipa yang lebih besar berdiameter 2-3 meter. Pipa ini diletakkan di
akhir.
lebih dan pada jarak 100 meter lurus. Lubang ini memungkinkan
24
memeriksanya.
sehat seperti yang telah diuraikan diatas, juga harus berdasarkan pada
Hal ini perlu diperhatikan, bahwa kakus cemplung itu tidak boleh terlalu
dalam. Sebab jika terlalu dalam akan mengotori air tanah dibawahnya.
Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,53 meter saja. Sesuai dengan
bambu, dinding bambu, dan atap daun kelapa ataupun daun padi.
latrine)
hari.
e. Septic Tank
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang
dianjurkan. Septic tank terdiri dari tanki sedimentasi yang kedap air,
Dalam tanki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu
tersebut tinja akan mengalami dua proses, yaitu proses kimia dan
proses biologis.
lubang dapat dibuat tanpa leher angsa, tetapi harus diberi penutup.
atau Cubluk)
Heri D.J Maulana (2009) yang juga terdapat dalam kutipan Febriani
a. Tahu(know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi/Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada
e. Sintesis (systhesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi (responding)
c. Menghargai (valuing)
d. Bertanggungjawab (responsible)
bila ada orang lain yang mencemoohkan atau ada resiko lain.
Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Priyoto (2015) bahwa sikap
REAKSI
STIMULUS PROSES
TERBUKA
(rangsangan) STIMULUS
(tindakan)
REAKSI
TERTUTUP
(pengetahuan
& sikap)
kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga
kesehatan.
31
(Otik, 2016).
kesehatan dimasyarakat.
a. Komunikasi
b. Tingkat Pendidikan
c. Pekerjaan
untuk berinvestasi.
d. Usia
e. Lama Tinggal
lingkungan tersebut.
34
pribadi adalah:
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Tingkat Pendidikan
d. Tingkat Penghasilan
berpartisipasi.
Faktor Penghambat
Keterlaksanaan ODF:
1. Sikap
2. Perilaku
3. Pengetahuan
4. Tingkat Ekonomi
5. Peran Petugas
Faktor Penghambat
Karakteristik Individu:
1. Jenis Kelamin
BUANG AIR BESAR
2. Usia
SEMBARANGAN (BABS) 3. Tingkat Pendidikan
4. Tingkat Penghasilan
5. Mata Pencaharian
Faktor Penghambat
Partisipasi Masyarakat:
1. Komunikasi
2. Tingkat Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Usia
5. Lama Tinggal
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Lokasi
Simpang Sungai Duren yaitu Desa Sungai Duren dan Kelurahan Pijoan.
3.2.2 Waktu
ditetapkan.
3.5.1 Populasi
3.5.2 Sampel
Lingkungan
penelitian.
mendapatkan data.
Kel. Pijoan.
di lapangan.