Anda di halaman 1dari 397

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN I
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-5
1.3 Hubungan Antar Dokumen I-8
1.4 Maksud dan Tujuan I-9
1.5 Sistematika Penulisan I-10
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II
2.1 Aspek Geografi dan Demografi II-1
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah II-2
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah II-12
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat II-22
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II-22
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat II-28
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga II-33
2.3 Aspek Pelayanan Umum II-35
2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan II-35
dengan Pelayanan Dasar
2.3.2 Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak Berkaitan II-54
dengan Pelayanan Dasar
2.4 Urusan Pemerintahan Pilihan II-69
Pemetaan Keselarasan antara Indikator TPB/SDGS II-81
2.5
dengan Indikator RPJMD (Permendagri 86 Tahun 2017)
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu III-1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD III-3
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu III-11
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran III-11
3.2.2 Analisis Pembiayaan III-14
3.3 Kerangka Pendanaan III-16
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH IV
4.1. Permasalahan Pembangunan IV-1
4.2. Isu-isu Strategis IV-30
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V
5.1 Visi V-1
5.2 Misi V-5
5.3 Tujuan V-13
5.4 Sasaran V-16
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH VI
6.1 Strategi VI-1
6.2 Arah Kebijakan VI-15
6.2.1 Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja VI-16
Pemerintah Daerah
6.3 Arahan Kebijakan Pengembangan Kewilayahan VI-19
(Kawasan Strategis)
6.3.1 Arahan Kawasan Strategis Berkaitan dengan Fungsi VI-22
dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
6.3.2 Arahan Kawasan Strategis Kawasana Budidaya VI-25
yang Memiliki Kepentingan Sosial ekonomi
6.3.3 Arahan Kawasan Strategis dengan Pendayagunaan VI-29
Sumber Daya Alam perlu Dikendalikan
6.4 Program Pembangunan Daerah untuk Pencapaian Visi VI-30
dan Misi Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH VII-1
BAB VIII INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH VII-1
BAB IX PENUTUP X
9.1 Pedoman Transisi X-1
9.2 Kaidah Pelaksanaan X-2
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021 I-5


Gambar 1.2 Hubungan antara RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-9
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Berau II-2
Gambar 2.2 Peta Topografi Kabupaten Berau II-5
Gambar 2.3 Peta Hidrologi Kabupaten Berau II-6
Gambar 2.4 Peta Sebaran Karst di Kab. Berau dan Kutai Timur II-9
Gambar 2.5 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Berau, Tahun 2014- II-17
2018
Gambar 2.6 Pola Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Berau Tahun 2014 – II-18
2018
Gambar 2.7 Piramida Penduduk Kabupaten Berau Tahun 2018 II-22
Gambar 2.8 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku II-23
Kabupaten Berau, 2013-2017 (Milyar Rupiah)
Gambar 2.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Berau (Persen) Tahun II-25
2013-2017
Gambar 2.10 PDRB per Kapita Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah) II-26
Gambar 2.11 Laju Inflasi Kabupaten Berau (Pendekatan Provinsi Kalimantan II-27
Timur) Tahun 2014-2018
Gambar 2.12 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-28
Gambar 2.13 Harapan Lama Sekolah Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-30
Gambar 2.14 Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-31
Gambar 2.15 Angka Harapan Hidup Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-31
Gambar 2.16 Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan Penduduk di Kabupaten II-32
Berau, Tahun 2013-2017
Gambar 2.17 Perkembangan Angka Kesakitan Penduduk di Kabupaten Berau II-32
Tahun 2013-2017
Gambar 2.18 Persentase angka Kesakitan Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten II-33
Berau Tahun 2016-2017
Gambar 2.19 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Laki-laki II-37
dan Perempuan di Kabupaten Berau, 2018
Gambar 2.20 Panjang Jalan (Km) menurut Pemerintahan yang Berwenang II-45
Kabupaten Berau Tahun 2016
Gambar 2.21 Persentase Jalan menurut Jenis Permukaan, Kabupaten Berau II-45
Tahun 2016
Gambar 2.22 Persentase Jalan menurut Kondisi Jalan Kabupaten Berau Tahun II-46
2016
Gambar 2.23 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-52
Gambar 2.24 Gini Ratio Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017 II-53
Gambar 2.25 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kabupaten Berau, II-53
2018
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.26 Persentase Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Terakhir yang II-57
Ditamatkan Kabupaten Berau, 2018
Gambar 2.27 Jumlah Penumpang Angkutan Darat per Bulan Kabupaten Berau II-61
Tahun 2017
Gambar 2.28 Penduduk Usia 5 Tahun keatas yang Menguasai/Memiliki HP II-64
Kabupaten Berau, Tahun 2015-2018
Gambar 2.29 Jumlah Koperasi Menurut Jenisnya Kabupaten Berau Tahun 2017 II-64
Gambar 2.30 Produksi Ikan Segar di Laut (Ton) Kabupaten Berau, Tahun 2014- II-69
2018
Gambar 2.31 Jumlah Wisatawan per Bulan Kabupaten Berau, Tahun 2017 II-74
Gambar 2.32 Perkembangan Produksi Batu Bara (Juta Metrik Ton) di Kabupaten II-79
Berau Tahun 2014-2018
Gambar 2.33 Kontribusi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan II-79
Sepeda Motor Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
Gambar 2.34 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB Kabupaten II-81
Berau, Tahun 2013-2017
Gambar 4.1 Mata Rantai Permasalahan Utama Pembangunan Daerah IV-3
Kabupaten Berau
Gambar 4.2 Perbandingan Penggunaan Air Minum Bersih dan Layak IV-5
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Gambar 4.3 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Berau dan Wilayah IV-16
Sekitarnya, 2016
Gambar 4.4 Perbandingan Gini Ratio Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, IV-18
2014
Gambar 4.5 Perbandingan Upah Minimum Regional Kabupaten Berau dan IV-19
Wilayah Sekitarnya, 2016
Gambar 5.1 Hubungan Antarelemen Visi V-3
Gambar 5.2 Lima Dimensi Pembangunan Ekonomi Hijau V-5
Gambar 5.3 Hubungan Antar Elemen Visi dan Misi V-10
Gambar 5.4 Skema keterkaitan Visi–Misi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016– V-11
2021 dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018
Gambar 5.5 Skema keterkaitan Visi–Misi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016– V-12
2021 dengan RPJMN 2015–2019
Gambar 6.1 Fokus/Tema Pembangunan Kabupaten Berau Tahun 2017-2021 VI-16
Gambar 6.2 Kawasan Strategis Kabupaten Berau VI-21
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rincian Perubahan RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 I-4
Tabel 2.1 Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2018 II-3
Tabel 2.2 Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Provinsi II-7
Tabel 2.3 Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Kabupaten II-7
Tabel 2.4 Statistik Klimatologi Kabupaten Berau, 2018 II-10
Tabel 2.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Berau Tahun 2011-2031 II-11
Tabel 2.6 Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan Kabupaten Berau II-12
Tabel 2.7 Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kabupaten Berau II-13
Tabel 2.8 Laporan Kejadian Bencana Kabupaten Berau Tahun 2001-2018 II-16
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Berau Tahun II-
2014-2018 17
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Berau menurut II-18
Kecamatan Tahun 2014-2018 dan 2017-2018
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Berau II-19
Tahun 2014-2018
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio II-19
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Tabel 2.13 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Berau, II-20
Tahun 2018
Tabel 2.14 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur Kabupaten Berau II-21
Tahun 2013-2017
Tabel 2.15 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga II-24
Berlaku Kabupaten Berau (Persen) Tahun 2016-2017
Tabel 2.16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha II-25
Kabupaten Berau Tahun 2016-2017
Tabel 2.17 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya II-29
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Tabel 2.18 Aset Kebudayaan Kabupaten Berau Tahun 2015 II-34
Tabel 2.19 Sarana Prasarana Pemuda dan Olahraga Kabupaten Berau II-35
Tahun 2015
Tabel 2.20 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Berau, Tahun 2014- II-36
2018
Tabel 2.21 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni II-37
(APM) Kabupaten Berau, Tahun 2017-2018
Tabel 2.22 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk 10 Tahun ke Atas II-38
Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Berau, 2014-2018
Tabel 2.23 Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Kemampuan II-38
Membaca dan Menulis Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Berau, 2018
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.24 Persentase Penduduk Usia 7-24 menurut Status Pendidikan II-39
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Tabel 2.25 Persentase Penduduk Usia 15+ menurut Pendidikan Tertinggi II-39
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
Tabel 2.26 Persentase Angka Putus Sekolah Menurut Usia Sekolah II-39
di Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
Tabel 2.27 Sarana Pendidikan Kabupaten Berau, Tahun 2012/2013- II-40
2016/2017
Tabel 2.28 Jumlah Fasilitas Kabupaten Berau (Unit), Tahun 2014-2018 II-42
Tabel 2.29 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Berau, 2014-2018 II-43
Tabel 2.30 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Kabupaten II-43
Berau, 2013-2017
Tabel 2.31 Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Kabupaten II-44
Berau, Tahun 2014-2018
Tabel 2.32 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan II-46
Kabupaten Berau, Tahun 2017
Tabel 2.33 Statistik Perumahan Kabupaten Berau Tahun 2016-2018 II-48
Tabel 2.34 Jumlah Terpidana Kabupaten Berau Tahun 2010-2015 II-50
Tabel 2.35 Jumlah Penduduk, Jumlah Tindak Pidana, dan Angka II-50
Kriminalitas Kabupaten Berau, Tahun 2013-2016
Tabel 2.36 Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Kecamatan II-50
Kabupaten Berau, Tahun 2013-2016
Tabel 2.37 Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin di II-51
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Tabel 2.38 Persentase Penduduk Usia Kerja di Kabupaten Berau, 2013- II-54
2017
Tabel 2.39 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Jenis II-55
Kelamin Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Tabel 2.40 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin II-55
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Tabel 2.41 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Menurut Jenis Kelamin II-55
di Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
Tabel 2.42 Persentase Penduduk Usia 15+ yang Bekerja Menurut Sektor II-56
Lapangan Usaha Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
Tabel 2.43 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut II-56
Status Pekerjaan di Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
Tabel 2.44 Persentase Penduduk yang Memiliki Nomor Induk II-59
Kependudukan (NIK) menurut Karakteristik dan Kelompok
Umur, 2018
Tabel 2.45 Persentase Penduduk yang Memiliki Akta Kelahiran menurut II-59
Karakteristik dan Kelompok Umur, 2018
Tabel 2.46 Jumlah Peserta KB Aktif dan KB Baru Berdasarkan Jenis II-60
Kontrasepsi yang Digunakan di Kabupaten Berau, 2015-2017
Tabel 2.47 Jumlah Unit Angkutan Mobil Penumpang Umum Kabupaten II-60
Berau Tahun 2016-2017
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.48 Jumlah Kapal Pada Pelabuhan Tanjung Redeb Per Bulan, II-61
Kabupaten Berau Tahun 2017
Tabel 2.49 Jumlah Pesawat dan Penumpang di Bandara Kalimarau II-62
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Tabel 2.50 Jumlah Pos Pembantu di Kabupaten Berau 2013 – 2017 II-62
Tabel 2.51 Ketersedian Jaringan Komunikasi di Kabupaten Berau Tahun II-63
2017
Tabel 2.52 Realisasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing II-65
Kabupaten Berau, Tahun 2010-2018
Tabel 2.53 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten II-68
Berau, Tahun 2010-2017
Tabel 2.54 Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah II-68
(LKPPD) Kalimantan Timur Tahun 2017 (Tidak Termasuk
Mahakam Ulu)
Tabel 2.55 Produksi Budidaya (Ton) Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018 II-70
Tabel 2.56 Produksi Hasil Penangkapan (Ton) Kabupaten Berau, Tahun II-70
2014-2018
Tabel 2.57 Beberapa Potensi dan Daya Tarik Obyek Wisata Kabupaten II-71
Berau
Tabel 2.58 Statistik Pariwisata Kabupaten Berau Tahun 2015-2017 II-74
Tabel 2.59 Aset Pariwisata Kabupaten Berau Tahun 2015 II-75
Tabel 2.60 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi (Sawah dan II-76
Ladang) Menurut Kecamatan 2014-2018
Tabel 2.61 Luas Panen dan Produksi Palawija Kabupaten Berau Tahun II-76
2017
Tabel 2.62 Luas Tanam, Produksi, Produktivitas, dan Tenaga Kerja II-77
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Tabel 2.63 Luas Kawasan Hutan menurut Fungsinya (berdasarkan Peta II-78
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan) Kabupaten Berau,
Tahun 2015
Tabel 2.64 Jumlah Pedagang Menurut Jenisnya per Kecamatan II-80
Kabupaten Berau, Tahun 2017
Tabel 2.65 Pemetaan Keselarasan antara Indikator TPB/SDGS Dengan II-82
Indikator RPJMD (Permendagri 86 Tahun 2017)
Tabel 3.1 Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Berau Tahun 2011-
2018 (Jutaan Rupiah) III-2
Tabel 3.2 Kinerja Keuangan Daerah (Realisasi Pendapatan Daerah)
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018 III-4
Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Berau
Tahun 2014-2018 III-8
Tabel 3.4 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018 III-11
Tabel 3.5 Realisasi Pengeluaran Belanja Periodik Dan Pengeluaran
Pembiayaan Yang Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Kabupaten Berau Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) III-11
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3.6 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Berau III-14
Tabel 3.7 Proyeksi Pendapatan Kabupaten Berau Tahun 2017-2021 III-16
Tabel 3.8 Realisasi dan Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Tahun 2017- III-19
2021
Tabel 3.9 Proyeksi SILPA Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 (Juta III-21
Rupiah)
Tabel 3.10 Proyeksi Kapasitas Riil Keuangan Daerah Kabupaten Berau
Tahun 2016-2021 (dalam juta rupiah) III-23
Tabel 3.11 Pendanaan Prioritas Kabupaten Berau Tahun 2017-2021 III-26
Tabel 4.1 Perbandingan Luas Lantai Rumah (m2) Kabupaten Berau dan IV-4
Wilayah Sekitarnya, 2016
Tabel 4.2 Perbandingan Jumlah Pelanggan, Air yang Disalurkan dan IV-5
Nilainya Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Sumber Penerangan Rumah Tangga IV-6
(%) Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Tabel 4.4 Perbandingan Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut IV-6
Kondisinya (km) Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya,
2016
Tabel 4.5 Rumusan Permasalahan “Rendahnya kuantitas maupun kualitas IV-7
infrastruktur pembangunan daerah”
Tabel 4.6 Kewenangan Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) dalam IV-13
Urusan Lingkungan Hidup Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
Tabel 4.7 Rumusan Permasalahan“Degradasi lingkungan hidup” IV-15
Tabel 4.8 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Berau IV-17
dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Tabel 4.9 Rumusan Permasalahan “Transformasi sektor ekonomi berjalan IV-20
lambat”
Tabel 4.10 Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Berau IV-20
dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Tabel 4.11 Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan (Padi) Kabupaten IV-21
Berau dan Wilayah Sekitarnya tahun 2016
Tabel 4.12 Perbandingan Realisasi Penanaman Modal yang Disetujui IV-23
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Tabel 4.13 Rumusan Permasalahan “Perlambatan ekonomi hingga IV-23
mencapai titik negatif”
Tabel 4.14 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Berau IV-24
dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Tabel 4.15 Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten IV-26
Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Tabel 4.16 Perbandingan Harapan Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Berau IV-26
dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Tabel 4.17 Perbandingan Angka Harapan Hidup (Tahun) Kabupaten Berau IV-27
dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Tabel 4.18 Rumusan Permasalahan “Rendahnya Daya Saing dan Kualitas IV-27
Sumber Daya Manusia”
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.19 Rumusan Permasalahan “Belum Terwujudnya Tata Kelola IV-29


Pemerintahan yang Baik”
Tabel 4.20 Target Prioritas Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur IV-37
Tahun 2015-2019
Tabel 4.21 Pencapaian Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, IV-39
Pengangguran, dan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Berau dan Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 4.22 Penyandingan Substansi Utama RPJMD Kota Samarinda (2016- IV-47
2021), Kabupaten Kutai Kartanegara (2016-2021), dan
Kabupaten Kutai Timur (2016-2021)
Tabel 4.23 Rencana Pola Ruang Kabupaten Berau IV-60
Tabel 4.24 Peruntukan Kawasan Budidaya Kehutanan Kabupaten Berau IV-67
Tabel 4.25 Capaian Visi Program Karbon Hutan Berau IV-69
Tabel 5.1 Visi, Misi, dan Tujuan Pembangunan Jangka Menengah V-16
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
Tabel 5.2 Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
dengan Agenda Prioritas RPJMN 2014–2019 (Nawacita) V-18
Tabel 5.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Berau Tahun
2016-2021 V-20
Tabel 6.1 Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional, Provinsi VI-3
Kalimantan Timur dan Kabupaten Berau
Tabel 6.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi VI-4
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Berau Tahun 2016-
2021
Tabel 6.3 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Berau Tahun 2016- VI-17
2021
Tabel 6.4 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif VI-32
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021 VII-2
Kabupaten Berau
Tabel 7.2 Indikasi Rencana program prioritas yang disertai kebutuhan VII-4
pendanaan Kabupaten berau Tahun 2016-2021
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Berau VIII-2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja VIII-13
Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kabupaten Berau
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses perumusan


kebijakan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan dalam rangka pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
seefektif dan seefisien mungkin guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan tantangan yang dihadapi, rencana pembangunan dijabarkan dalam
jangka panjang, menengah, dan tahunan oleh pemerintah pusat dan daerah
yang masing-masing diwujudkan dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Sesuai dengan ketentuan Pasal 263 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, RPJMD merupakan penjabaran visi,
misi dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program perangkat
daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan
bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Dengan telah dilantiknya
H. Muharram S.Pd, M.M dan H. Agus Tantomo sebagai Bupati dan Wakil
Bupati Berau masa bakti periode 2016-2021 pada tanggal 17 Februari 2016
maka kepala daerah berkewajiban untuk menyusun RPJMD sebagai pedoman
pembangunan selama 5 (lima) tahun mendatang. Berdasarkan Pasal 264 Ayat
(4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, RPJMD ditetapkan paling lama 6
(enam) bulan setelah kepala daerah dilantik.

Sejak ditetapkan pada Tanggal 15 Agustus 2016, Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 telah
dilaksanakan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016 dan 2017. RPJMD juga
telah memasuki perencanaan tahun ke-tiga (RKPD 2018) yang dilaksanakan
melalui APBD tahun 2018 untuk menjawab berbagai permasalahan dan isu

Bab I Pendahuluan

I-1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

strategis daerah. Hasil pengendalian dan evaluasi RPJMD sampai dengan tahun
2017 memberi kesimpulan bahwa dipandang perlu untuk melakukan perubahan
RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021 tanpa mengubah visi utama pembangunan
daerah.

Alasan utama dilakukannya perubahan terhadap RPJMD Kabupaten


Berau Tahun 2016-2021 adalah kinerja ekonomi global yang cenderung
menurun dan berdampak kepada kapasitas fiskal dan pembiayaan target
pembangunan daerah. Gejolak ekonomi internasional dalam beberapa tahun
terakhir yang berimbas pada kondisi makro nasional dan ekonomi tingkat
regional berjalan merupakan salah satu permasalahan baru yang menjadi
kendala pembangunan dan memerlukan penanganan khusus dalam antisipasi
maupun penyelesaiannya. Tak terkecuali bagi Pemerintah Kabupaten Berau di
mana harga komoditas pertambangan, sebagai salah satu penyumbang terbesar
perekonomian Berau, yang cenderung mengalami penurunan dalam pangsa
pasar internasional, turut menjadi penentu turunnya perekonomian daerah
Kabupaten Berau. Mengingat bahwa perekonomian merupakan salah satu
tonggak pembangunan maka perlu adanya penyesuaian strategi dalam
kebijakan Kabupaten Berau agar mampu mengatasi permasalahan
pembangunan sekarang ini.

Penyesuaian strategi dalam kebijakan RPJMD Kabupaten Berau


dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan data yang dapat
dikumpulkan selama proses penyusunan serta memerhatikan tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Mengingat bahwa perubahan ini dilakukan pada tahun 2018 dan RKPD 2018
telah ditetapkan, dengan hal ini masih tersisa tiga periode RKPD didalamnya,
salah satu fokus perubahan adalah menentukan agenda pembangunan untuk
periode RKPD 2019, 2020, dan 2021 sebagai landasan dalam mewujudkan visi
pembangunan Kabupaten Berau pada akhir periode pembangunan jangka
menengah. Selain itu, penting bagi segenap komponen dan pemangku
kepentingan untuk mendiskusikan dan mempertimbangkan kembali apa dan
bagaimana kondisi Kabupaten Berau kini dan masa yang akan datang, lalu
merangkaikannya dalam perencanaan pembangunan secara baik, fokus, terarah

Bab I Pendahuluan

I-2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

dan konsisten pada sisa periode kebijakan pembangunan tahun 2019, 2020 dan
2021. Hal ini bertujuan untuk memberikan arah pembangunan yang lebih fokus
dan terarah, sehingga diharapkan pembangunan dapat dilaksanakan lebih
maksimal.

Alasan lain yang tak kalah penting dan melandasi dilakukannya


perubahan adalah amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terkait
perubahan kewenangan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di
beberapa bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana
dipertegas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah. Kemudian, Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, menyebutkan bahwa perubahan
RPJMD dapat dilakukan apabila:

1. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan


tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri ini;
2. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang
dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
3. Terjadi perubahan yang mendasar (mencakup terjadinya bencana alam,
goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan
keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan nasional).

Kemudian dalam rangka efektivitas dalam proses perubahan RPJMD


tidak dapat dilakukan apabila sisa masa berlaku RPJMD kurang dari 3 (tiga)
tahun. Selanjutnya, perubahan RPJMD ini menjadi pedoman RKPD dan
Perubahan Renstra Perangkat Daerah.

Berdasar kepada berbagai alasan tersebut di atas maka dirasa perlu dan
tepat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Berau untuk melakukan perubahan
atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 agar penyelenggaraan

Bab I Pendahuluan

I-3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pemerintah daerah Kabupaten Berau dapat sejalan, selaras dan bersinergi


dengan baik terhadap kebijakan pembangunan nasional, Provinsi Kalimantan
Timur dan antardaerah sekitar. Secara ringkas, Perubahan atas RPJMD
Kabupaten Berau 2016-2021 dilakukan dalam perumusan dan penyajian
dokumen sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1
Rincian Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
BAB RPJMD
REVISI RPJMD
KABUPATEN BERAU
KABUPATEN BERAU TAHUN 2016-2021
TAHUN 2016-2021
 Penajaman latar belakang dan penyebutan alasan
revisi
BAB I
 Melengkapi dasar hukum dengan peraturan
perundangan terbaru yang relevan untuk dirujuk
 Membarui dan menambahkan data kinerja sampai
BAB II dengan tahun 2015, 2016 dan 2017 sesuai
ketersediaan data
 Membarui proyeksi kapasitas riil keuangan daerah
BAB III
tahun 2019, 2020 dan 2021
 Membarui permasalahan pembangunan daerah
BAB IV
 Membarui isu-isu strategis Kabupaten Berau
 Membarui sasaran, indikator sasaran dan target
BAB V
pada tiap sasaran RPJMD
 Penajaman strategi, arah kebijakan dan program
BAB VI
pembangunan daerah tahun 2019, 2020 dan 2021
 Membarui program, indikator, target dan pagu
menyesuaikan nomenklatur perangkat daerah
BAB VII
penanggungjawab bidang urusan/program
perangkat daerah
BAB VIII  Membarui indikator kinerja daerah
BAB IX  Penutup

Tahapan penyusunan Perubahan Atas RPJMD dirumuskan bersamaan dan


diintegrasikan dengan penyusunan Perubahan Renstra Perangkat Daerah di
lingkungan Kabupaten Berau, sebagaimana terlihat pada gambar 1.1 berikut.

Bab I Pendahuluan

I-4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 1.1
Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021

Pelantikan Bupati
dan wakil Bupati
Kabupaten Berau

Penyusunan Draft
Rancangan Awal RPJMD
TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMD
Daerah

Draft Ranwal RPJMD PENYUSUNAN Rancangan Musrenbang Ranc. Akhir Perda


RANCANGAN
AWAL RPJMD RPJMD RPJMD RPJMD RPJMD

Penyempurnaan
SE KDH ttg RancanganAkhir
Evaluasi Penyusunan Renstra-SKPD
Rancangan VERIFI-
Renstra-SKPD KASI

Penyesuaian VERIFI-
Rancangan KASI
Renstra-SKPD
SKPD

Penyusunan Rancangan
Rancangan Renstra SKPD Rancangan Akhir Renstra Penetapan
SKPD Renstra SKPD
Renstra SKPD

Penyusunan Draft TAHAPAN PENYUSUNAN RENSTRA SKPD


Rancangan Renstra SKPD

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Landasan hukum penyusunan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau


Tahun 2016-2021 adalah landasan konstitusional dan landasan operasional.
Landasan konstitusional berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945, sementara landasan operasionalnya yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang


Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9)
Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Bab I Pendahuluan

I-5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah kedua kalinya terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

Bab I Pendahuluan

I-6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

11. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2036);

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.64-560 Tahun 2016 tentang
Pengangkatan Bupati Berau Provinsi Kalimantan Timur;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.64-561 Tahun 2016 tentang
Pengangkatan Wakil Bupati Berau Provinsi Kalimantan Timur;

17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun 2008


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2008 Nomor 15);

18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014 Nomor 7);

Bab I Pendahuluan

I-7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

19. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036
(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Nomor 1);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Berau Tahun
2006-2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2006 Nomor 2);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 03 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Berau Tahun 2016-
2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2016 Nomor 3); dan

22. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 9 Tahun 2017 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau Tahun 2016-2036 (Lembaran Daerah
Kabupaten Berau Tahun 2017 Nomor Register: 8/67/2017).

1.3. Hubungan Antardokumen

RPJMD merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan


Kabupaten Berau yang harus terintegrasi dengan sistem perencanaan
pembangunan Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional, baik dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang. Penyelenggaraan sistem perencanaan
pembangunan pada tingkat kabupaten harus dapat menopang pencapaian
sasaran pembangunan di tingkat provinsi dan nasional. Hubungan dokumen
perencanaan di masing-masing tingkatan pemerintahan dapat dilihat pada
gambar berikut.

Bab I Pendahuluan

I-8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 1.2
Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sistem RTRWN RPJPN RPJMN RKP


Perencanaan
Pembangunan RENJA
RENSTRA K/L
Nasional K/L

Sistem RPJPD RPJMD RKPD


Perencanaan RTRWP Prov. Prov. Prov.
Pembangunan
Daerah – Provinsi RENSTRA RENJA
SKPD-Prov. SKPD-Prov.
Kalimantan Timur

Sistem RPJPD RPJMD


RTRW K/K RKPD K/K
Perencanaan K/K K/K
Pembangunan
Daerah – RENSTRA RENJA
SKPD-K/K SKPD-K/K
Kabupaten Berau

Dokumen Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021


disusun dengan memedomani RPJMN Tahun 2015-2019, RPJMD Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2013-2018 dan RPJPD Kabupaten Berau Tahun 2006-
2026. Sasaran RPJMD termasuk program prioritas akan dicapai melalui Renstra
PD selama lima tahun. Implementasi dari Perubahan Atas RPJMD Kabupaten
Berau dituangkan dalam Renstra masing-masing PD sesuai tugas dan fungsinya.
Lebih lanjut, sasaran dan arah kebijakan pada Perubahan Atas RPJMD harus
dipedomani dalam menentukan prioritas dan sasaran pembangunan tiap tahun
dalam RKPD. Program pembangunan daerah harus dilaksanakan melalui RKPD
ke RKPD tahun berikutnya. PD menyusun program dan kegiatan prioritas
tahunan dalam Renja PD. Selain itu, Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau
Tahun 2016-2021 juga harus mengacu pada dokumen RTRW Nasional Tahun
2008-2028, RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036 dan RTRW
Kabupaten Berau Tahun 2016-2036.

1.4. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021


ditetapkan dengan maksud untuk menyesuaikan berbagai kebijakan
pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 dengan
peraturan perundangan yang berlaku, fenomena pembangunan dan

Bab I Pendahuluan

I-9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

permasalahan serta isu strategis pembangunan paling update. Dokumen hasil


perubahan RPJMD ini nantinya akan memberikan arah dan pedoman bagi
seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat, maupun dunia usaha dalam membangun kesepahaman,
kesepakatan, dan komitmen bersama guna mewujudkan visi dan misi
pemerintahan Kabupaten Berau secara berkesinambungan.

Tujuan dari penyusunan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun


2016-2021 adalah:

1. Sebagai pedoman dalam penyusunan perubahan Rencana Strategis


Perangkat Daerah (Renstra PD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),
dan penyusunan RAPBD;
2. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu
antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
3. Memperkuat fondasi dalam pembangunan dan reformasi penyelenggaraan,
pengendalian, dan evaluasi kinerja di masa mendatang;
4. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih tahun 2016-2021;
5. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan sisa
periode pembangunan jangka menengah di Kabupaten Berau; dan
6. Menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan
dan anggaran dalam rangka mengendalikan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah agar sejalan dengan aspirasi
masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas RPJMD
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun


2016-2021 merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017, dengan struktur sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan

I - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Menjelaskan secara ringkas tentang isi dokumen secara keseluruhan


meliputi: latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan
antardokumen, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021.
Perubahan menekankan pada penjelasan alasan formil dan materiil
mengapa perubahan RPJMD ini dilakukan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Menjelaskan gambaran umum tentang kondisi Kabupaten Berau


sebagai salah satu pertimbangan dalam perumusan Perubahan Atas
RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021, meliputi: aspek geografi
dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, dan aspek daya saing daerah. Perubahan menekankan pada
analisis kinerja pembangunan dari tahun 2013, 2014, 2015, 2016
dan 2017 disesuai dengan ketersediaan data.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Menjelaskan gambaran tentang pengelolaan keuangan daerah dalam


lima tahun terakhir yang dijelaskan dalam laporan kinerja keuangan
daerah dan analisis laporan keuangan, kebijakan pengelolaan
keuangan daerah, dan penghitungan kapasitas riil keuangan untuk
pendanaan pembangunan lima tahun ke depan. Perubahan akan
menekankan pada analisis realisasi kinerja keuangan daerah tahun
2016, 2017 dan prediksinya sampai dengan tahun 2021. Alokasi
pendanaan pembangunan dalam tiga tahun terakhir dan kapasitas
riil di sisa waktu dua tahun sampai akhir periode RPJMD menjadi
sandaran penting untuk menentukan (kembali) fokus atau prioritas
pembangunan tahun 2018.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH

Menjelaskan hasil olahan data kinerja dan informasi pembangunan


lainnya untuk memahami permasalahan daerah paling pokok dan
strategis yang akan dipecahkan hingga akhir masa periode

Bab I Pendahuluan

I - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pembangunan jangka menengah disertai isu-isu pembangunan


terkini beserta analisis terhadap amanat dokumen atau tingkatan
pemerintahan yang lebih tinggi (nasional). Perubahan menekankan
pada analisis permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh
Kabupaten Berau dewasa ini dengan memerhatikan isu dan
kebijakan pembangunan regional, nasional maupun global.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Menjabarkan visi dan misi Bupati ke dalam tujuan dan sasaran


secara terukur dan spesifik yang akan dicapai selama periode
pembangunan daerah. Perubahan menekankan pada penajaman dan
penentuan target sasaran pembangunan yang lebih realistis dapat
dicapai sesuai kondisi riil capaian pembangunan dan kemampuan
pendanaan keuangan daerah.

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH

Menjelaskan pencapaian sasaran ke berbagai strategi yang akan


diselenggarakan selama periode pelaksanaan pembangunan. Masing-
masing strategi dijabarkan ke dalam arah kebijakan untuk mencapai
sasaran RPJMD, baik kebijakan sektoral maupun kewilayahan.
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 lebih
menekankan pada arah kebijakan untuk sisa periode kebijakan
sebagai dasar penentuan kebijakan pada RKPD Tahun 2019, 2020
dan 2021. Kemudian arah kebijakan dijabarkan dalam program
pembangunan untuk mengoperasionalkan strategi untuk mencapai
sasaran. Perubahan menekankan pada penajaman arah kebijakan
dan program pembangunan untuk tahun 2019 sampai dengan 2021
yang nantinya menjadi dasar penentuan indikasi rencana program
dan kegiatan dalam RKPD tahun berkenaan.

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH

Bab I Pendahuluan

I - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta


seluruh program yang dirumuskan dalam renstra perangkat daerah
beserta indikator kinerja, pagu indikatif target, perangkat daerah
penanggung jawab berdasarkan bidang urusan. Untuk tahun
anggaran 2019 sampai 2021, penanggung jawab bidang
urusan/program perangkat daerah disesuaikan dengan organisasi
perangkat daerah terbaru.

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Memuat penetapan atas perubahan indikator kinerja sebagai


gambaran ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi bupati dan
wakil bupati yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU)
daerah dan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir
periode masa jabatan.

BAB IX PENUTUP

Memuat harapan pencapaian dari Perubahan Atas RPJMD Kabupaten


Berau Tahun 2016-2021 yang telah ditetapkan dan juga berisi
tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

Bab I Pendahuluan

I - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH

Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten di Provinsi


Kalimantan Timur yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi sumber
daya alam cukup tinggi. Berbagai potensi sumber daya alam, baik yang
terbarukan maupun tak terbarukan menjadikan Kabupaten Berau sebagai salah
satu pendukung utama pencapaian beberapa target penting pembangunan
Provinsi Kalimantan Timur. Dengan lokasi yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Berau memiliki peran strategis di bidang
distribusi dan arus barang maupun jasa. Akses yang lebih dekat dengan ibukota
Provinsi Kalimantan Utara, yakni Kabupaten Bulungan, merupakan keuntungan
tersendiri dalam pengembangan perekonomian Kabupaten Berau, jika
dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur.

Analisis tentang gambaran umum kondisi Kabupaten Berau mencakup


aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan rakyat, aspek pelayanan
umum, dan aspek daya saing daerah. Keempat aspek tersebut diturunkan
menjadi fokus-fokus pembangunan daerah sebagai bagian dari capaian kinerja
pembangunan daerah. Untuk memahami lebih lanjut berbagai potensi dan
kinerja pembangunan selama ini, berikut gambaran umum Kabupaten Berau
dari berbagai aspek.

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Aspek geografi dan demografi merupakan informasi spasial dan


mendasar dalam menganalisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten
Berau. Penjabaran aspek geografi dalam dokumen perencanaan pembangunan
akan memberikan gambaran utuh bagaimana karakteristik wilayah Kabupaten
Berau, baik dalam kaitannya dengan luas dan batasan wilayah, letak geografis,
topografi, hingga penggunaan lahan dalam pembangunan daerah. Selain itu,

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

akan dilihat pula berbagai potensi pengembangan wilayah hingga identifikasi


wilayah rawan bencana. Adapun, aspek demografi dalam pembangunan daerah
akan memberikan ukuran, struktur, maupun distribusi/persebaran penduduk,
baik secara series maupun kewilayahan. Analisis aspek demografi ini menjadi
penting mengingat subyek sekaligus obyek pembangunan adalah masyarakat
atau penduduk, sehingga keterkaitan antara demografi dengan aspek-aspek lain
akan menjadi perlu untuk diperhatikan secara seksama.

2.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah

a. Luas dan batas wilayah administrasi

Kabupaten Berau berada di bagian utara Provinsi Kalimantan Timur dan


berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Utara. Sampai dengan tahun
2015, wilayah administrasi Kabupaten Berau terbagi dalam 13 kecamatan
dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 100 desa dan 10 kelurahan.

Gambar 2.1
Peta Kabupaten Berau

Sumber: Bappeda Kabupaten Berau, 2016

Sebelum tahun 2000, Kabupaten Berau hanya terdiri dari 8 kecamatan,


kemudian terjadi penambahan 3 (tiga) kecamatan baru, yaitu Kecamatan Teluk

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Bayur yang merupakan gabungan sebagian wilayah Kecamatan Tanjung Redeb,


Kecamatan Sambaliung dan Kecamatan Gunung Tabur. Kemudian, pada tahun
2002 terjadi penambahan 2 (dua) kecamatan lagi, yaitu Kecamatan Maratua dan
Kecamatan Tubaan (yang kemudian pada tahun 2002 berubah menjadi
Kecamatan Tabalar). Selanjutnya, pada tahun 2012 terjadi lagi penambahan dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Biatan dan Kecamatan Batu Putih. Pada tahun 2012
juga terdapat perubahan dua Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) yang
bergabung ke Desa Sukan, Kecamatan Sambaliung dan terdapat penambahan
satu desa di Kecamatan Talisayan, yaitu desa Capuak serta dua desa di wilayah
Kecamatan Segah, yaitu Desa Batu Rajang dan Siduung Indah.

Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,35 Km2 yang terdiri dari
daratan 23.558,50 Km2 dan lautan 10.568,85 Km2 sepanjang 4 mil dari garis
pantai pulau terluar. Jika dilihat dalam lingkup Provinsi Kalimantan Timur,
secara administrasi pemerintahan terbagi menjadi 7 (tujuh) kabupaten (Berau,
Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara, dan
Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) kota (Balikpapan, Bontang dan Samarinda). Adapun
pembagian wilayah administratif Provinsi Kalimantan Timur menurut
kabupaten/kota dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 2.1
Data Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2018
Jumlah
Luas Daratan Jumlah
Kabupaten/Kota Desa dan
(Ha) Kecamatan
Kelurahan
1. Paser 1.109.696 10 144
2. Kutai Barat 1.370.992 16 194
3. Mahakam Ulu 1.944.941 5 50
4. Kutai Kartanegara 2.598.808 18 237
5. Kutai Timur 3.105.171 18 141
6. Berau 2.173.519 13 110
7. Penajam Paser Utara 292.373 4 54
8. Balikpapan 51.225 6 34
9. Samarinda 71.653 10 59
10. Bontang 16.314 3 15
Kalimantan Timur 12.734.692 103 1.038
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, 2019

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Luas Kabupaten Berau berada pada urutan ketiga di Provinsi Kalimantan


Timur dengan luas daratan sebesar 2.173.519 Ha atau 17% dari total luas daratan
Provinsi Kalimantan Timur. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Berau
sebagai berikut:

 Wilayah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, Provinsi


Kalimantan Utara;
 Wilayah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur;
 Wilayah timur berbatasan dengan Laut Sulawesi; dan
 Wilayah barat berbatasan dengan Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai
Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Barat.

b. Letak dan kondisi geografis

Kabupaten Berau terletak tidak jauh dari Garis Khatulistiwa dengan posisi
antara 116° sampai dengan 119° Bujur Timur dan 1° Lintang Utara sampai
dengan 2°33' Lintang Selatan. Kabupaten Berau merupakan salah satu pintu
gerbang pembangunan di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara
dengan potensi sumber daya alam yang tidak terbarui cukup besar, yakni batu
bara. Selain itu, terdapat banyak potensi pariwisata yang cukup menjanjikan
sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan, baik asing maupun domestik.

Delapan kecamatan di Kabupaten Berau memiliki wilayah pesisir, yaitu


Kecamatan Sambaliung, Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk,
Pulau Derawan, dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung
dengan lautan lepas. Khusus Kecamatan Pulau Derawan dan Maratua sudah
dikenal secara internasional sebagai daerah tujuan wisata di mana pantai
dan alam bawah lautnya memiliki panorama yang indah. Di samping itu,
Kabupaten Berau juga memiliki 31 pulau kecil dan wilayah laut yang cukup luas
dengan keanekaragaman sumber daya hayati yang tinggi.

c. Topografi

Topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief,


kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan
Kabupaten Berau lebih banyak berbentuk gugusan bukit yang sebagian besar
tidak dihuni oleh penduduk sehingga rata-rata kecamatan memiliki wilayah yang

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

luas dengan kepadatan penduduk rendah. Wilayah daratan tidak lepas dari
perbukitan yang terdapat hampir di seluruh wilayah, terutama Kecamatan Kelay
yang membentang perbukitan batu kapur hampir mencapai 100 km. Selanjutnya,
di Kecamatan Talisayan terdapat perbukitan dengan bukit tertinggi dikenal
dengan nama Bukit Padai. Kabupaten Berau memiliki tujuh buah danau dengan
total luas kurang lebih 15 ha.

Gambar 2.2
Peta Topografi Kabupaten Berau

d. Hidrologi

Kabupaten Berau terdapat enam kecamatan yang dialiri sungai dengan


jumlah total mencapai 20 aliran sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Berau
di Kecamatan Gunung Tabur yang mencapai 292 km dan Sungai Kelay di
Kecamatan Kelay sepanjang 254 km.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.3
Peta Hidrologi Kabupaten Berau

Adapun sistem jaringan sumber daya air di Berau dikelompokan menjadi 2


(dua) Wilayah Sungai (WS), yaitu:

1) WS Berau-Kelay
Jaringan sumber daya air strategis nasional yang termasuk dalam WS Berau-
Kelay, yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS): DAS Berau-Kelay, DAS Pantai, DAS
Liu Padai, DAS Tabalar, DAS Lempaki, DAS Pegat, DAS Lungsuran Naga, DAS
Derawan, DAS Bakil, DAS Benuyaan, DAS Sumberagung, DAS Kayuindah, DAS
Talisayan, DAS Lobangkelatak, DAS Kalriabu, DAS Muhammad, DAS
Labuankelambu, DAS Sandaran, DAS Kembalun, DAS Manubara, DAS
Sunggalit, DAS Malinau, DAS Pidada, DAS Bangun, DAS Tanjungbuaya, dan
DAS Maratua.
2) WS Karangan

Pengaturan irigasi di Kabupaten Berau terbagi menjadi 2 (dua)


kewenangan, yakni kewenangan di tingkat provinsi dan kewenangan di tingkat
kabupaten.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.2
Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Provinsi
Daerah Irigasi (DI) Lokasi Luas (Ha)
1) DI Beriwit Sambaliung 1.500
2) DI Muara Bangun Sambaliung 2.000
3) DI Merancang Gunung Tabur 1.200
4) DI Labanan Teluk bayur 1.116
5) DI Tepian Buah Segah 1.500
6) DI Dumaring Talisayan 1.000
7) DI Batu-Batu Gunung Tabur 1.000
8) DI Biatan Biatan 1.800
9) DI Sungai Lati Gunung Tabur 1.050

Tabel 2.3
Daerah Irigasi (DI) Kewenangan Kabupaten
Daerah Irigasi (DI) Lokasi Luas (Ha)
1) DI Buyung Buyung Tabalar 500
2) DI Semurut Tabalar 510
3) DI Lesan Kelay 400
4) DI Talisayan Talisayan 850
5) DI Merancang Gunung Tabur 200
6) DI Tasuk Gunung Tabur 300
7) DI Pulau Besing Gunung Tabur 200
8) DI Siduung Segah 500
9) DI Pujut Pl. Derawan 500
10) DI Tabalar Tabalar 300
11) DI Samburakat Gunung Tabur 200
12) DI Bebanir Sambaliung 100
13) DI Pulau Aji Sambaliung 100
14) DI Gurimbang Sambaliung 250
15) DI Karangan Biatan 250
16) DI Sukan Sambaliung 500
17) DI Tumbit Melayu Teluk Bayur 350
18) DI Suaran Sambaliung 200
19) DI Teluk Sumbang Biduk-biduk 250
20) DI Semurut II Tabalar 300
21) DI Batu Putih Batu Putih 300
22) DI Biatan Lempake Biatan 450
23) DI Teluk Sumbang Biduk-Biduk 150
24) DI Semanting Pl. Derawan 500
25) DI Pandan Sari Segah 300
26) DI Bukit Makmur Segah 600
27) DI Tabalar Muara Tabalar 1.000
28) DI Tunggal Bumi Talisayan 800
29) DI Bumi Jaya Talisayan 613
30) DI Eka Sapta Talisayan 100
31) DI Campur Sari Talisayan 600
32) Di Suka Murya Talisayan 900
33) DI Purna Sari Jaya Talisayan 900
34) DI Lesan Kelay 200
35) DI Merasa Kelay 200
36) DI Tanjung Perengat Sambaliung 300

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

e. Geologi

Indonesia sendiri sangat kaya akan kawasan karst, dengan luas sekitar
15,4 juta hektar dan tersebar di seluruh Nusantara dengan perkiraan umur
mulai 470 juta tahun sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun. Sedangkan di
Provinsi Kalimantan Timur, kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat hanya
terdapat di Kabupaten Berau dan Kutai Timur dengan total luas 1.867.676 ha
atau seluas 12 persen dari total luas karst di Indonesia. Kawasan karst
merupakan suatu kawasan yang memiliki karakteristik relief dan drainase yang
khas, disebabkan oleh derajat pelarutan batu-batuan yang intensif, terutama
batuan gamping dan dolomit. Ekosistem karst memiliki keunikan, baik secara
fisik yang ditandai dengan perbukitan, lembah-lembah terjal, gua dan sungai
bawah tanah, maupun secara keanekaragaman hayati. Kawasan Karst ini
memiliki peran penting dalam siklus hidrologi, yaitu berdasarkan pendekatan
Daerah Aliran Sungai Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur, kawasan
tersebut merupakan hulu dari 5 sungai utama di Berau dan Kutai Timur
(Dumaring, Tabalar, Menubar, Karangan dan Bengalun) dan merupakan salah
satu sumber air utama bagi masyarakat di 100 desa.

Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat merupakan sumber daya alam


yang tidak terbarukan (nonrenewable), yang jika rusak tidak dapat dipulihkan
(unretrievable) dan kawasan yang sangat peka untuk segala bentuk perubahan
lingkungan. Keanekaan hayati maupun nirhayati kawasan karst merupakan
unsur penting penyusun keanekaan bumi (geodiversity). Tiga aspek utama
kawasan karst yang bernilai ilmiah, ekonomi, dan kemanusiaan merupakan
sendi-sendi strategis yang penting sehingga pada 1997, International Union for
Conservation of Nature (IUCN) mengukuhkan karst sebagai kawasan yang
lingkungannya harus dilestarikan. Selain itu, saat ini kawasan karst juga diakui
turut memainkan peran penting dalam siklus karbon dunia. Dengan
perkembangannya, kini sebagian besar kawasan karst telah menjadi lokasi
wisata alam, budaya dan ilmiah. Namun demikian, kawasan karst ini tak luput
pula dari ancaman kelestarian kawasan melalui penambangan marmer, semen,
maupun penggalian batu kapur.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.4
Peta Sebaran Karst di Kab. Berau dan Kutai Timur

Sumber: Lampiran I Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 67 Tahun 2012

Kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat di Berau mempunyai keunikan


tersendiri karena selain dihiasi perbukitan hijau, dinding-dinding terjal dan gua
bawah tanah yang eksotis, membentang indah dan meraksasa dari Kabupaten
Berau hingga Kabupaten Kutai Timur, juga pada dinding-dinding guanya
terdapat jejak kehidupan manusia purba berupa lukisan tangan dan lukisan
berbagai jenis binatang, yang diperkirakan sudah berusia sekitar 10.000 tahun
Sebelum Masehi. Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan penyebaran
rumpun manusia purba Austronesia berawal di Pegunungan Karst
Sangkulirang, yang artinya disinilah titik awal masuknya manusia purba ke

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

wilayah nusantara.

Selain memiliki keindahan dan keunikan alam, Kawasan Karst


Sangkulirang-Mangkalihat juga menyimpan potensi sumber daya alam bernilai
ekonomis, berupa sarang burung Rating, potensi wisata alam, hasil hutan kayu
maupun non kayu, serta batuan mineral. Keanekaragaman hayatinya pun
melimpah, diantaranya menjadi salah satu habitat penting orang utan dan
beberapa fauna lain, selain menjadi kawasan berpotensi penyerapan karbon
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, bentang alam, karst raksasa Sangkulirang-
Mangkalihat bukan tidak mungkin ke depan akan menjadi warisan dunia satu-
satunya di Kalimantan untuk warisan alam dan budaya serta masuk dalam
daftar warisan dunia UNESCO. Peluang ini harus dimanfaatkan karena lonjakan
kunjungan wisata yang akan terjadi dengan mengembangkan kegiatan non
ekstraktif, seperti ekowisata di daerah Karst Sangkulirang Mangkalihat.

f. Klimatologi

Berdasarkan hasil pengamatan iklim yang dilakukan oleh BMKG


Kabupaten Berau di Stasiun Meteorologi Tanjung Redeb pada tahun 2018, secara
umum Kabupaten Berau beriklim tropis dengan suhu udara berkisar 22,8ºC
sampai dengan 34,0ºC. Suhu udara rata-rata terendah adalah 26,1ºC dan rata-
rata tertinggi adalah 27,5ºC dengan kelembaban udara mencapai 90 persen pada
bulan Januari dan paling minim hanya berkisar 82 persen pada bulan September
2018. Adapun kecepatan angin di Kabupaten Berau hanya berkisar 3-5 knot
dengan tekanan udara tertinggi pada bulan Oktober mencapai 1.012,9 mb.

Tabel 2.4
Statistik Klimatologi Kabupaten Berau, 2018
Rata-
Rata-rata
rata Tekanan Kecepatan Penyinaran Curah
Bulan Kelembaban
Suhu Udara Angin Matahari Hujan
Udara
Udara
Januari 26,1 90 1010,6 3,4 34 302,4
Februari 26,3 89 1012,5 3,5 37 221,5
Maret 26,5 88 1011,8 3,7 38 230,5
April 26,5 89 1011,8 3,6 40 311,3
Mei 27,1 88 1011,6 3,7 38 154,3
Juni 27,0 87 1012,2 3,9 58 88,4

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Rata-
Rata-rata
rata Tekanan Kecepatan Penyinaran Curah
Bulan Kelembaban
Suhu Udara Angin Matahari Hujan
Udara
Udara
Juli 27,2 86 1011,2 4,2 62 249,4
Agustus 27,4 84 1012,0 5,2 71 74,6
September 27,5 82 1012,4 4,9 46 48,2
Oktober 27,0 85 1012,9 4,0 39 158,4
November 27,0 87 1012,6 3,8 49 191,3
Desember 26,7 88 1011,9 3,5 37 230,1
Sumber: BMKG Kabupaten Berau, 2019

Penyinaran matahari yang minim menyebabkan kelembaban meningkat,


hal ini terlihat pada rendahnya penyinaran matahari yang mencapai 34 persen
pada bulan Januari dan mencapai 71 persen pada bulan Juli. Curah hujan yang
tinggi juga menyebabkan kelembaban yang tinggi di mana curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan April, mencapai 311,3 mm3.

g. Penggunaan Lahan

Potensi penggunaan lahan di Kabupaten Berau cukup direncanakan


dengan matang dengan jumlah kawasan lindung seluas 380.259,80 ha dan
kawasan budidaya seluas 1.975.590,05 ha sesuai dengan dokumen Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Berau Tahun 2011-2031. Berikut rencana
pengembangan penggunaan lahan secara keseluruhan dari Kabupaten Berau.

Tabel 2.5
Rencana Pola Ruang Kabupaten Berau Tahun 2011-2031
No Pola Ruang Luas (ha)
A Kawasan Lindung
1 Hutan Lindung 356.265,97
2 Kawasan Konservasi Pesisir 106,47
3 Kawasan Lindung Geologi (karst) 13.359,74
4 Mangrove 344,93
5 Sungai 10.124,86
6 Suaka Margalaut 35,87
7 Taman Wisata Alam Laut 21,26
Jumlah Kawasan Lindung 380.259,80
B Kawasan Budidaya
1 Hutan Produksi 423.911,77

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

No Pola Ruang Luas (ha)


2 Hutan Produksi Terbatas 587.115,41
3 Kawasan Pertanian 64.083,28
4 Perkebunan 403.510,48
5 Kawasan Budidaya Laut 6.360,71
6 Pemukiman Perkotaan 17.550,64
7 Pemukiman Perdesaan 56.019,70
8 Kawasan Industri 14.359,24
9 Kawasan Pertambangan 386.947,99
10 Kawasan Pariwisata 15.026,21
11 Zona Pariwisata Kepulauan 705,32
Jumlah Kawasan Budidaya 1.975.590,05
Luas Kabupaten Berau 2.355.850
Luas Kabupaten Berau + Perairan Laut 3.412.700
Sumber: Hasil RTRW Kabupaten Berau Tahun 2011-2031

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Kabupaten Berau dalam penataan ruang terkait sistem pusat kegiatan,


terbagi menjadi tiga sistem, yakni Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terletak
di perkotaan Tanjung Redeb; Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang meliputi tujuh
perkotaan; dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang meliputi 15 perkotaan.

Tabel 2.6
Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan Kabupaten Berau
No. Sistem Pelayanan Nama Pusat Kegiatan
1. PKW Perkotaan Tanjung Redeb
Perkotaan: Merancang; Tepian Buah; Tanjung Batu;
2. PKL
Talisayan; Mangkajang; Labanan; dan Sido Bangen.
Sambakungan; Kasai; Teluk Harapan;
Bebanir/Bangun; Tumbit Melayu; Tubaan; Biatan
3. PPK Lempake; Tembudan;
Batu Putih; Biduk-Biduk; Merapun; Long Keluh;
Merasa;
Bukit Makmur; dan Long Laai.
Selain itu, terdapat juga sistem perdesaan yang disebut Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL) sebanyak 77 perdesaan yang tersebar merata di seluruh
wilayah Kabupaten Berau.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.7
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kabupaten Berau
No. Kecamatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

1. Gunung Kampung: Tasuk; Birang; Maluang; Samburakat; Pulau


Tabur Besing; Batu-Batu; dan Melati Jaya.
2. Pulau Kampung: Teluk Semanting; Pulau Derawan; dan Pegat
Derawan Batumbuk.
3. Maratua Kampung: Bohe Silian; Payung-Payung; dan Teluk Alulu.
Kampung: Rantau Panjang; Pegat Bukur; Inaran; Bena Baru;
4. Sambaliung Tumbit Dayak; Long Lanuk; Gurimbang; Rantau Panjang;
Tanjung Perangat; Sukan Tengah; UPT Sukan Tengah III;
UPT Sukan Tengah IV; dan Suaran.
5. Teluk Bayur Kampung Labanan Makarti
6. Tabalar Kampung: Buyung-Buyung; Semurut; Harapan Maju;
Tabalar Ulu; dan Tabalar Muara.
7. Biatan Kampung: Biatan Bapinang; Biatan Baru; Manunggal Jaya;
Biatan Ulu; Bukit Makmur Jaya; Karangan; dan Biatan Ilir.
Kampung: Sumber Mulya; Eka Sapta; Purna Sari Jaya; Suka
8. Talisayan Murya; Dumaring; Capuak; Bumi Jaya; Tunggal Bumi; dan
Campu Sari.
9. Batu Putih Kampung: Kayu Indah; Sumber Agung; Ampen Medang;
Lobang Kelatak; dan Balikukup.
10. Biduk-Biduk
Kampung: Tanjung Perepat; Pantai Harapan; Giring-Giring;
Teluk Sulaiman; dan Teluk Sumbang.
Kampung: Merabu; Mapulu; Panaan; Muara Lesan; Lesan
11. Kelay Dayak; Long Beliu; Long Duhung; Long Lamcin; dan Long
Pelay; Long Sului.
Kampung: Pandan Sari; Siduung Indah; Batu Rajang;
12. Segah Harapan Jaya; Punan Malinau; Long Ayan; Long Ayap;
Punan Mahakam; dan Punan Segah

Kabupaten Berau memiliki kawasan-kawasan strategis yang merupakan


kawasan prioritas karena memiliki pengaruh yang besar dan penting dalam
lingkup nasional maupun regional daerah, baik dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, maupun lingkungan. Kawasan strategis di Kabupaten Berau dibagi
menjadi tiga kawasan, yakni:

1. Kawasan Strategis Nasional (KSN), meliputi pulau-pulau kecil terluar di


Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Pulau
Maratua, dan Pulau Sambit.

2. Kawasan Strategis Provinsi (KSP), berupa kawasan pesisir dan Laut


Kepulauan Derawan.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), meliputi:

a. Kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung


lingkungan hidup, meliputi: kawasan Heart Of Borneo (HOB), pesisir dan
laut kepulauan Derawan, pesisir dan laut kepulauan Maratua,
konservasi laut Pulau Semama dan Sangalaki, hutan lindung Lesan,
taman-taman/obyek wisata alam, dan kawasan karst;

b. Kawasan strategis untuk kepentingan sosial ekonomi, meliputi: kawasan


KTM Labanan, konsesi pertambangan batu bara, pusat industri
perkebunan, dan kawasan industri Mangkajang;

c. Kawasan strategis untuk pendayagunaan sumber daya alam, meliputi:


Pulau Kakaban, Pesisir dan Kepulauan Blambangan dan Sambit, Pesisir
dan Kepulauan Bilang-Bilang dan Pulau Mataha, serta Pesisir dan
Kepulauan Manimbora dan Balikukup;

d. Kawasan strategis untuk kepentingan pertahanan dan keamanan di


Kabupaten Berau, yakni bandar udara HANKAM di Pulau Maratua.

Prioritas pembangunan Kabupaten Berau difokuskan pada peningkatan


pertumbuhan ekonomi di bidang agrobisnis dan pariwisata. Pembangunan
bidang lainnya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan
potensi dan permasalahan khusus yang ada di Kabupaten Berau. Terkait
pariwisata, berdasarkan RTRW Kabupaten Berau Tahun 2012, pengembangan
pariwisata dilakukan melalui perwujudan kawasan pariwisata, yakni: (1)
Pengembangan penyediaan fasilitas pariwisata; (2) Pengembangan promosi
pariwisata; (3) Pengembangan pusat-pusat oleh-oleh khas daerah; (4)
Pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat di sekitar obyek pariwisata;
serta (5) Pengembangan kapasitas kelembagaan pariwisata.

Adapun wisata yang dikembangkan di Kabupaten Berau meliputi wisata


alam, wisata budaya, dan wisata buatan/binaan manusia. Berikut masing-
masing wisata yang dikembangkan beserta lokasinya:

1) Pengembangan Wisata Alam, mencakup:

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

a) Pengembangan Wisata Bahari, terletak di Kecamatan Pulau Derawan;


Kecamatan Maratua; Kecamatan Biduk-Biduk; Kecamatan Batuputih, dan
Kecamatan Talisayan.
b) Pengembangan Wisata Sejarah, terletak di Kecamatan Gunung Tabur;
Kecamatan Sambaliung; Kecamatan Tanjung Redeb; dan Kecamatan
Teluk Bayur.
c) Pengembangan Wisata Alam/Ekowisata, terletak di Kecamatan Kelay
dan Kecamatan Segah.
2) Pengembangan Wisata Budaya, mencakup:
a) Wisata Budaya Banua, terletak di Kecamatan Gunung Tabur dan
Kecamatan Sambaliung.
b) Wisata Budaya Dayak, terletak di Kecamatan Kelay dan Kecamatan
Segah.
c) Wisata Budaya Bajau, terletak di Kecamatan Derawan dan Kecamatan
Maratua.
3) Pengembangan Wisata Buatan/Binaan Manusia, mencakup:
a) Wisata Buatan/Binaan Tangab dan Danau Tumbit di Kecamatan Teluk
Bayur.
b) Wisata Buatan/Binaan Bendungan Merancang, Sungai Ulak di Kecamatan
Gunung Tabur.
c) Wisata Buatan/Binaan Air panas Biatan di Kecamatan Biatan
d) Wisata Buatan/Binaan Makam Raja Alam di Kecamatan Batu Putih; dan
e) Wisata Buatan/ Binaan Arung jeram di Kecamatan Kelay dan Segah.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana


Bencana, baik alam maupun lainnya, merupakan suatu kejadian yang
meningkatkan rasa cemas dan khawatir yang diiringi oleh kerugian materiil
maupun moral/psikologis. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan
daerah harus mampu memberikan gambaran terkait statistik bencana yang akan
menjadi bahan dalam merumuskan program penanggulangan bencana pada
periode pembangunan saat ini.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.8
Laporan Kejadian Bencana
Kabupaten Berau Tahun 2001-2018
Rumah Pe
Luk Tem
Ter Men Rusak nd
Tangga a- pat
No Nama kejadian dam gun idi
l luk Ber Ring Ibad
pak gsi ka
a at an ah
n
1 Puting Beliung 1-Nov-
- 36 - 1 8 - -
18
2 Kebakaran Hutan 3-May-
- - 4 - - - -
dan Lahan 16
3 Kebakaran Hutan 27-Apr-
- - - - - - -
dan Lahan 16
4 Kebakaran Hutan 24-Apr-
- - - - - - -
dan Lahan 16
5 Kebakaran Hutan 6-Apr-
- - - - - - -
dan Lahan 16
6 Tanah Longsor 22-Feb-
- - - - - - -
16
7 Puting Beliung 11-Feb-
- - - 1 - - -
16
8 Kecelakaan 11-
4 - - - - - -
transportasi Nov-12
9 Puting Beliung 21-Jun-
- - - 1 29 1 1
12
10 Banjir 1-Apr-
- - 15 3 4 - -
12
11 Kebakaran 23-
- - - 2 - - -
May-09
12 Puting Beliung 21-Apr-
- - - 1 12 - -
09
13 Banjir 4-Mar-
- - - - - - -
09
14 Kebakaran 11-Feb-
- - - 3 - - -
09
15 Kebakaran 7-Feb-
- - - 14 - - -
01
Sumber: DIBI BNPB, 2018

2.1.4 Demografi
Perkembangan penduduk, mulai dari proses kelahiran, kematian, dan
pindah (migrasi), merupakan salah satu dari karakteristik demografi. Pada tahun
2018, jumlah penduduk Kabupaten Berau mencapai 226.509 jiwa atau terjadi
pertumbuhan sebesar 2,68 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar 220.601 jiwa. Kecamatan Tanjung Redeb merupakan kecamatan dengan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

jumlah penduduk tertinggi hingga mencapai 67.621 jiwa (29,85%), di mana hal
ini dapat dimaklumi mengingat Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibukota
dari Kabupaten Berau dengan pusat-pusat pemerintahan dan perekonomian
yang tentunya berada di kecamatan ini.
Gambar 2.5
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
240.000
226.509
230.000
220.601
220.000 214.828
210.135
210.000
208.893
200.000

190.000

180.000

170.000

160.000

150.000
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Jumlah Penduduk Persentas
Kecamata e
n 2014 2015 2016 2017 2018 Penduduk
2018 (%)
Kelay 5.212 5.438 5.667 5.892 6.119 2,70
Talisayan 10.881 11.107 11.332 11.542 11.749 5,19
Tabalar 6.117 6.356 6.598 6.835 7.129 3,15
Biduk-
6.147 6.264 6.379 6.541 6.648 2,93
Biduk
Pulau
8.853 8.954 9.051 9.081 9.161 4,04
Derawan
Maratua 3.555 3.651 3.747 3.837 3.927 1,73
Sambaliung 29.620 31.000 32.403 33.841 35.351 15,61
Tanjung
66.301 66.692 67.114 67.380 67.621 29,85
Redeb
Gunung
18.229 19.068 19.976 20.874 21.783 9,62
Tabur

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jumlah Penduduk Persentas


Kecamata e
n 2014 2015 2016 2017 2018 Penduduk
2018 (%)
Segah 9.479 9.841 10.208 10.565 10.926 4,82
Teluk
24.955 26.118 27.356 28.579 29.816 13,16
Bayur
Batu Putih 7.592 7.835 8.079 8.370 8.606 3,80
Biatan 6.282 6.569 6.918 7.264 7.673 3,39
203.22 208.89 214.82 220.60 226.50
Total 100,00
3 3 8 1 9
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Gambar 2.6
Pola Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Berau Tahun 2014 – 2018
4,5 4,25

4
3,80

3,5
2,84
3 2,69 2,68

2,5

1,5

0,5

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Berau menurut Kecamatan
Tahun 2014-2018 dan 2017-2018
Laju Pertumbuhan Penduduk
Kecamatan
2014-2018 2017-2018
Kelay 3,26 3,85
Talisayan 1,55 1,79
Tabalar 3,11 4,30
Biduk-Biduk 1,58 1,64
Pulau Derawan 0,69 0,88
Maratua 2,01 2,35
Sambaliung 3,60 4,46

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Laju Pertumbuhan Penduduk


Kecamatan
2014-2018 2017-2018
Tanjung Redeb 0,40 0,36
Gunung Tabur 3,63 4,35
Segah 2,88 3,42
Teluk Bayur 3,62 4,33
Batu Putih 2,54 2,82
Biatan 4,08 5,63
Total 2,19 2,68
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Berau tergolong cukup fluktuatif


selama periode 2014-2018 dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk
berkisar di angka 2,19 persen di mana pertumbuhan penduduk pada tahun 2018
menurun tipis dari tahun sebelumnya (2,69%) menjadi 2,68 persen. Dilihat dari
rasio jenis kelamin ( sex ratio), seluruh kecamatan berpenduduk laki-laki lebih
banyak dibanding perempuan dengan sex ratio pada tahun 2018 sebesar 116,16
yang berarti terdapat 116-117 orang laki-laki diantara 100 orang perempuan.
Kecamatan Segah memiliki rasio jenis kelamin terbesar mencapai 129,63,
sedangkan Kecamatan Maratua memiliki jumlah rasio jenis kelamin paling kecil,
yaitu 105,17.

Tabel 2.11
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Jenis Jumlah Penduduk
Kelamin 2014 2015 2016 2017 2018
Laki-laki 109.288 112.297 115.521 118.581 121.720
Perempuan 93.935 96.596 99.307 102.020 104.789
Total 203.223 208.893 214.828 220.601 226.509
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Penduduk (Jiwa) Rasio
No. Kecamatan Jumlah Jenis
Laki-laki Perempuan Kelamin
Penduduk
1 Kelay 3.384 2.735 6.119 123,73
2 Talisayan 6.444 5.305 11.749 121,47
3 Tabalar 3.848 3.281 7.129 117,28

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Penduduk (Jiwa) Rasio


No. Kecamatan Jumlah Jenis
Laki-laki Perempuan Kelamin
Penduduk
4 Biduk-Biduk 3.421 3.227 6.648 106,01
Pulau
5 4.950 4.211 9.161 117,55
Derawan
6 Maratua 2.013 1.914 3.927 105,17
7 Sambaliung 18.944 16.407 35.351 115,46
Tanjung
8 35.736 31.885 67.621 112,08
Redeb
9 Gunung Tabur 11.774 10.009 21.783 117,63
10 Segah 6.168 4.758 10.926 129,63
11 Teluk Bayur 16.143 13.673 29.816 118,06
12 Batu Putih 4.723 3.883 8.606 121,63
13 Biatan 4.172 3.501 7.673 119,17
Total 121.720 104.789 226.509 116,16
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Kepadatan penduduk Kabupaten Berau tahun 2018 mencapai 6,64


jiwa/km2 dengan tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan memiliki
ketimpangan yang sangat tinggi dikarenakan distribusi penduduk yang tidak
merata di mana pada daerah pedalaman/terpencil dengan luas wilayah yang
jauh lebih besar dibanding wilayah yang lebih maju memiliki penduduk sedikit
jika dibandingkan wilayah yang lebih maju. Ibukota Kabupaten Berau
(Kecamatan Tanjung Redeb) pada tahun 2018 memiliki kepadatan penduduk
paling tinggi, mencapai 2.846 jiwa/km2 yang berarti dalam wilayah seluas 1 km2
dihuni kurang lebih 2.846 jiwa. Adapun Kecamatan Maratua merupakan wilayah
dengan kepadatan penduduk paling rendah, hanya sebesar 0,95 jiwa/km2 (tidak
mencapai satu).

Tabel 2.13
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Kelay 6.119 1,00
2 Talisayan 11.749 6,53
3 Tabalar 7.129 3,00
4 Biduk-Biduk 6.648 2,21
5 Pulau Derawan 9.161 2,37

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


No. Kecamatan
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
6 Maratua 3.927 0,95
7 Sambaliung 35.351 14,71
8 Tanjung Redeb 67.621 2846,00
9 Gunung Tabur 21.783 10,96
10 Segah 10.926 2,11
11 Teluk Bayur 29.816 169,70
12 Batu Putih 8.606 5,21
13 Biatan 7.673 5,36
Total 226.509 6,64
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Kabupaten Berau dilihat dari persebaran penduduk berdasarkan


kelompok umur, sebagian besar berada pada usia muda dengan tingkat
ketergantungan tinggi mencapai 48,77 persen pada tahun 2017. Usia muda ini
mengindikasikan tingkat ketergantungan yang cukup tinggi mengingat masih
perlunya biaya pendidikan dan belum produktif dalam bekerja.

Tabel 2.14
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur
Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
Kelompok Jenis Tahun
Umur Kelamin 2013 2014 2015 2016 2017
L 31.713 32.280 32.764 33.275 33.736
0-14
P 30.097 30.677 31.171 31.675 32.159
L 72.052 74.379 76.659 79.099 81.400
15-64
P 58.908 60.890 62.875 64.878 66.881
L 2.420 2.629 2.874 3.147 3.445
65+
P 2.198 2.368 2.550 2.754 2.980
Sumber: Kabupaten Berau Dalam Angka, 2018

Data di atas juga sebanding dengan piramida penduduk dimana


memperlihatkan bahwa penduduk umur anak-anak cukup tinggi yang
mengindikasikan besarnya potensi sumber daya manusia untuk pelaksanaan
pembangunan pada masa mendatang sehingga perlu adanya program yang
terarah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan
visi pembangunan jangka panjang.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.7
Piramida Penduduk
Kabupaten Berau Tahun 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran dan hasil analisis


terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup fokus kesejahteraan dan
pemerataan perekonomian, kesejahteraan masyarakat, serta seni budaya dan
olahraga.

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi


suatu daerah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
daerah yang bersangkutan. Kabupaten Berau merupakan daerah yang memiliki
ketergantungan sumber daya alam tak terbarui cukup tinggi sehingga analisis
pada PDRB, baik secara total (dengan migas+batu bara) maupun parsial tanpa
adanya migas ataupun batu bara (non migas dan non migas+batu bara), akan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

memberikan gambaran lebih proporsional jika dihubungkan dengan analisis


mikro kesejahteraan masyarakat.

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan


tingkat kesejahteraan masyarakat dari sisi makro ekonomi. PDRB adalah jumlah
nilai tambah bruto yang timbul akibat adanya berbagai kegiatan ekonomi atau
proses produksi yang tercipta di suatu daerah atau wilayah dalam suatu periode
tertentu tanpa memerhatikan apakah faktor produksi dimiliki daerah tersebut
atau tidak.

Gambar 2.8
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Berau, 2013-2017 (Milyar Rupiah)
38.000,00
35.776,10
36.000,00
34.000,00
32.000,00 30.829,30
30.077,88
30.000,00 29.366,86
28.044,28
28.000,00
26.000,00
24.000,00
22.000,00
20.000,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Nilai tambah produksi yang dihasilkan di Kabupaten Berau terus


mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terlebih pada
tahun 2017 yang meningkat cukup signifikan dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Berau pada tahun
2017 mencapai 35.776,10 milyar rupiah, jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 30.829,30 milyar rupiah. Pada tahun 2017, sektor
pertambangan dan penggalian masih menjadi sektor andalan di Kabupaten
Berau, walaupun nilai tambah sektor ini sedikit mengalami penurunan. Andil
sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Berau
merupakan yang terbesar dalam struktur perekonomian daerah, mencapai 62,46
persen. Penyumbang “kue” perekonomian terbesar kedua adalah sektor

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pertanian yang mencapai 11,01 persen dan disusul kemudian oleh sektor
transportasi dan pergudangan yang mencapai 5,62 persen. Adapun sektor yang
paling sedikit berkontribusi dalam pembentukan perekonomian Kabupaten
Berau adalah sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 0,03 persen serta sektor
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,04 persen.

Tabel 2.15
Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Berau (Persen) Tahun 2016-2017
Lapangan Usaha 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11,32 11,01
B Pertambangan dan Penggalian 60,28 62,46
C Industri Pengolahan 4,12 4,00
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
E 0,04 0,04
Ulang
F Konstruksi 4,18 3,60
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
G 5,19 4,99
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 5,90 5,62
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,16 1,09
J Informasi dan Komunikasi 0,88 0,84
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,55 0,50
L Real Estate 0,95 0,88
M,N Jasa Perusahaan 0,10 0,10
Adiministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
O 1,28 1,09
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 2,49 2,32
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,87 0,81
R,S,T,U Jasa Lainnya 0,66 0,64
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau menunjukkan trend menurun


di mana pada tahun 2013 sebesar 10,38 persen, turun menjadi 8,23 persen pada
tahun 2014 dan kembali menurun signifikan di tahun 2016 hingga terjadi
kontraksi pertumbuhan negatif sebesar -1,65 persen. Angka pertumbuhan
ekonomi ini berdampak cukup signifikan bagi gejolak perekonomian Kabupaten
Berau sehingga pemerintah daerah perlu melakukan penanganan khusus

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

terhadap fenomena pertumbuhan ekonomi negatif ini. Akhirnya pada tahun


2017, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau mulai membaik hingga mencapai
3,01 persen. Hal ini sebagian besar dikarenakan pulihnya kondisi perekonomian
global, khususnya dalam perdagangan barang tambang dan galian.

Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Berau (Persen) Tahun 2013-2017
12
10,38
10
8,23
8

6
5,94
4 3,01
2

0
2013 2014 2015 2016 2017
-2
-1,65
-4
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Pada tahun 2017, beberapa sektor lapangan usaha mengalami


pertumbuhan ekonomi negatif. Adapun laju pertumbuhan ekonomi menurut
lapangan usaha yang tertinggi selama setahun terakhir ditempati oleh sektor
informasi dan komunikasi dengan kisaran pertumbuhan sebesar 7,82 persen
serta sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 7,02 persen.

Tabel 2.16
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Berau
Tahun 2016-2017
Lapangan Usaha 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -1,43 6,09
B Pertambangan dan Penggalian -2,17 2,52
C Industri Pengolahan -1,34 3,24
D Pengadaan Listrik dan Gas 6,82 7,02
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
E -0,59 6,57
Daur Ulang
F Konstruksi -8,94 -3,18
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
G 0,77 5,12
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan -0,52 4,81
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,90 5,57

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Lapangan Usaha 2016 2017


J Informasi dan Komunikasi 6,55 7,82
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,37 0,68
L Real Estate -0,87 2,33
M,N Jasa Perusahaan -1,22 3,49
Adiministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O -4,14 -5,23
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 5,98 5,64
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,48 5,92
R,S,T,U Jasa Lainnya 6,27 5,73
LPE Kabupaten Berau -1,65 3,01
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

b. PDRB per Kapita

PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang


diterima oleh penduduk secara makro. Dalam analisis PDRB per kapita
diperlukan analisis ketimpangan pendapatan. Meskipun ukuran ini memiliki
kelemahan karena perlakuan yang dibagi rata, namun setidaknya dapat
memberikan gambaran awal perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat
secara makro.

Gambar 2.10
PDRB per Kapita Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)
165,00
162,18
160,00

155,00

150,00
143,95
145,00

140,00 143,32
135,00 139,13 139,75

130,00

125,00
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2018

Dari gambar di atas tampak bahwa PDRB per kapita Kabupaten Berau lima
tahun terakhir secara umum terjadi peningkatan di mana pada tahun 2017,
terjadi kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai 162,18 juta rupiah.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Angka ini merupakan angka tertinggi PDRB per kapita selama pembangunan
Kabupaten Berau dimana menandakan awal kebangkitan perekonomian setelah
mengalami keterpurukan pada saat gejolak perekonomian nasional maupun
internasional.

c. Laju Inflasi

Inflasi merupakan proses menurunnya nilai mata uang disertai dengan


peningkatan harga barang secara umum dan terus-menerus (continue). Dalam
aplikasinya, inflasi dapat menjadi indikator langsung untuk melihat tingkat
perubahan atau proses kenaikan/penurunan harga yang berlangsung secara
terus-menerus dan saling memengaruhi. Berkaitan dengan mekanisme pasar,
inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, hingga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Laju inflasi di Kabupaten Berau menggunakan pendekatan dengan angka


inflasi Provinsi Kalimantan Timur dimana angka tersebut cukup fluktuatif dari
tahun ke tahun di mana paling tinggi berada pada tahun 2014 (7,66%) dan
paling rendah pada tahun 2017 (3,15%). Pada tahun 2018, angka inflasi juga
masih terkesan stabil meskipun mengalami kenaikan dimana angka inflasi
mencapai 3,24 persen.

Gambar 2.11
Laju Inflasi Kabupaten Berau (Pendekatan Provinsi Kalimantan Timur)
Tahun 2014-2018
9,00

8,00

7,00 7,66
6,00

5,00

4,00 4,89

3,00
3,39 3,15 3,24
2,00

1,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Fokus kesejahteraan masyarakat menguraikan gambaran umum bidang


pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Fokus ini akan melihat sejauh
mana tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau selama ini.

a. Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan daerah merupakan pembangunan yang bertujuan untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara vertikal (menyeluruh di
semua lapisan masyarakat maupun horizontal (kehidupan lebih baik di segala
bidang). Pembangunan daerah akan tercapai apabila setiap orang memperoleh
peluang seluas-luasnya untuk hidup sehat, berpendidikan dan berketerampilan
serta mampu mencukupi kebutuhan, baik primer, sekunder maupun tersier.
Untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia salah satunya dilihat dari
nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indeks komposit yang dapat
diperbandingkan di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan metode
penghitungan terbaru, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar
yang mencakup angka harapan hidup (kesehatan), harapan lama sekolah dan
rata-rata lama sekolah (pendidikan) serta pengeluaran per kapita yang
disesuaikan (standar hidup layak/ekonomi).

Gambar 2.12
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
74,5

74
74,01
73,5
73,56
73
72,72 73,05
72,5

72 72,26

71,5

71
2014 2015 2016 2017 2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Tabel 2.17
Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Penyusunnya
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Rata-
Angka Harapan Pengeluaran Indeks
rata
Tahun Harapan Lama Per Kapita Pembangunan
Lama
Hidup Sekolah (Disesuaikan) Manusia
Sekolah
2014 71,21 12,96 8,53 11.470,60 72,26
2015 71,31 13,17 8,62 11.572,23 72,72
2016 71,37 13,18 8,78 11.675,00 73,05
2017 71,44 13,29 8,96 11.843,00 73,56
2018 71,68 13,30 8,98 12.207,00 74,01
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

IPM Kabupaten Berau mengalami kenaikan dari tahun ke tahun hingga


mencapai 73,56 pada tahun 2017 dan terus meningkat menjadi 74,01 pada
tahun 2018. Angka ini secara nasional tergolong cukup tinggi, namun masih
lebih rendah dibandingkan angka IPM Provinsi Kalimantan Timur yang
mencapai 75,83. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, IPM Kabupaten
Berau menduduki peringkat keempat di antara kabupaten/kota se-
Kalimantan Timur.

b. Pendidikan

Penghitungan IPM salah satunya dipengaruhi oleh indikator pendidikan,


yakni harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Harapan Lama Sekolah
(HLS) adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan
oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Nilai HLS yang semakin
tinggi, menggambarkan rata-rata lamanya sekolah seseorang akan semakin
besar (semakin tinggi pendidikan yang ditempuh). HLS ini dihitung pada usia 7
tahun ke atas mengikuti kebijakan pemerintah, yaitu program wajib belajar.

Nilai HLS Kabupaten Berau tahun 2018 mencapai 13,30 tahun yang
berarti bahwa seseorang yang berumur 7 tahun ke atas memiliki harapan
bersekolah selama 13-14 tahun atau sampai dengan tamat SMA dan memasuki
perguruan tinggi (semester I). Cukup tingginya harapan lama sekolah ini
mengindikasikan semakin meningkatnya berbagai fasilitas pendidikan di
Kabupaten Berau, seperti sudah ada perguruan tinggi, yakni Sekolah Tinggi Ilmu

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 29
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Ekonomi Muhamamdiyah (STIEM) Tanjung Redeb; Sekolah Tinggi Ilmu


Pertanian Berau (STIPER), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), dan Akademi
Komunitas Negeri (AKN) Berau.

Gambar 2.13
Harapan Lama Sekolah
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
13,4

13,3
13,29 13,30
13,2

13,17 13,18
13,1

13

12,96
12,9

12,8

12,7
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Sejalan dengan HLS, nilai RLS Kabupaten Berau juga mengalami


peningkatan dari tahun ke tahun hingga mencapai 8,98 tahun pada tahun 2018
yang berarti bahwa penduduk Kabupaten Berau rata-rata mengenyam
pendidikan sekolah selama 8,98 tahun atau Kelas 2 SMP semester kedua.
Meskipun demikian, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Berau masih berada di
bawah rata-rata lama sekolah Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 9,48
tahun.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 30
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.14
Rata-rata Lama Sekolah
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
9,1

9
8,98
8,9 8,96

8,8

8,7
8,78

8,6
8,62
8,5
8,53
8,4

8,3
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

c. Kesehatan

Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan indikator penyusun IPM dalam


bidang kesehatan di mana angka tersebut mengindikasikan rata-rata perkiraan
banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH Kabupaten
Berau semakin lama semakin meningkat yang mengindikasikan keberhasilan
program dan kegiatan di bidang kesehatan.

Gambar 2.15
Angka Harapan Hidup Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
71,80
71,70
71,60
71,68
71,50
71,40 71,44
71,30 71,37
71,31
71,20
71,21
71,10
71,00
70,90
2014 2015 2016 2017 2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 31
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

AHH Kabupaten Berau cenderung naik setiap tahun di mana pada tahun
2018 mencapai 71,68 tahun yang berarti bahwa setiap bayi baru lahir memiliki
harapan hidup hingga usia 71-72 tahun. Meskipun angka ini cukup tinggi,
namun AHH Kabupaten Berau masih lebih rendah dibandingkan AHH Provinsi
Kalimantan Timur, yakni 73,96 tahun.

Gambar 2.16
Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan Penduduk
di Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
35 33,08

30

25
26,14 26,22
20 23,89 23,81
15

10

0
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Indikator berikutnya untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat


adalah melalui angka kesakitan (morbiditas) di mana angkanya turun drastis
dari 19,69 pada 2016 menjadi 11,25 di 2017.

Gambar 2.17
Perkembangan Angka Kesakitan Penduduk
di Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
25

19,69
20

15 12,41 12,37 11,9 11,25

10

0
2013 2014 2015 2016 2017

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 32
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Adapun persentase angka kesakitan menurut jenis kelamin tahun 2016-


2017 tergambar sebagai berikut.

Gambar 2.18
Persentase angka Kesakitan Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Berau Tahun 2016-2017

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Jika dilihat dari sarana pelayanan kesehatan, sampai dengan tahun


2017 sarana pelayanan kesehatan yang ada yaitu:

1. Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Rivai Tipe C 1 unit, Rumah Sakit Pratama
Talisayan yang dibangun pada tahun 2014 serta 1 unit Klinik Bersalin KIA
yang terletak di Tanjung Redeb.
2. Pelayanan Kesehatan masyarakat diberikan oleh puskesmas induk 18 unit,
puskesmas pembantu 115 unit dan pos kesehatan desa 44 unit. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan maka puskesmas melaksanakan
program pelayanan 24 jam, puskesmas UGD dan puskesmas biasa. Dalam
rangka meningkatkan akses pelayanan, puskesmas induk melakukan
operasional luar gedung rutin setiap bulan ke kampung-kampung.
3. UPTD, yaitu Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK), Laboratoriun Kesehatan
Daerah (Labkesda), dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang
terletak di Tanjung Redeb.

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Fokus seni budaya dan olahraga menguraikan gambaran umum capaian

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 33
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

kinerja bidang kebudayaan serta pemuda dan olahraga.

a. Kebudayaan

Sumber daya yang dimiliki Kabupaten Berau selain dari SDM adalah
ketersediaan aset-aset yang terkait dengan sarana dan prasarana pendukung
pembangunan dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata. Dari sisi aset
kebudayaan, Kabupaten Berau memiliki aset yang cukup beragam sebagaimana
terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.18
Aset Kebudayaan Kabupaten Berau Tahun 2015
No. Aset Budaya Jumlah
1. Desa Adat/Budaya 3 Desa
2. Desa Wisata 2 Desa
3. Situs Dan BCB 507 Unit
4. Kelompok Kesenian 90 Kelompok
5. Permainan Tradisional 18 Jenis
7. Lembaga Budaya 6 Lembaga
8. Upacara Tradisional 20 Event
Sumber: Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau 2016-2021

b. Pemuda dan Olahraga

Pemuda sebagai motor penggerak pembangunan mempunyai peran


serta dan arti penting bagi pelaksanaan pembangunan Kabupaten Berau. Dalam
rangka meningkatkan kepedulian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan
daerah, dilaksanakan program peningkatan sarana dan prasarana olahraga.
Kesadaran akan pentingnya seni, budaya dan olahraga memberikan arah bagi
perwujudan identitas nasional dan daerah yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa serta menciptakan iklim kondusif dan harmonis. Sedangkan
pembangunan dan kemajuan di bidang olahraga, selain mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan, juga
meningkatkan martabat dan nama baik negara/daerah dalam kancah nasional
dan internasional.

Ketersediaan fasilitas penunjang bagi organisasi pemuda dan olahraga di


suatu wilayah menggambarkan kapasitas pemerintah daerah dalam
memberdayakan pemuda untuk berperan serta dalam pembangunan daerah.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 34
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Adapun jumlah sarana dan prasarana pemuda dan olahraga di Kabupaten Berau
adalah sebanyak 12 unit pada tahun 2015, dengan jumlah waterboom sebanyak
4 unit, 1 gedung serba guna, 1 lapangan pemuda, 5 lapangan tenis cendana,
serta 1 lapangan sepakbola

Tabel 2.19
Sarana Prasarana Pemuda dan Olahraga Kabupaten Berau Tahun 2015
Jumlah
No Nama Aset Lokasi
(Unit)
Jl. Gatot Subroto, Tanjung
1. Water Boom/Kolam Renang 4
Redeb
Jl. Mangga I, Tanjung
2. Gedung Serba Guna/Graha Pemuda 1
Redeb
Jl. Mangga I, Tanjung
3. Lapangan Pemuda 1
Redeb
Jl. Cendana, Tanjung
4. Lapangan Tenis Cendana 5
Redeb
Jl. Murjani I, Tanjung
5. Lapangan Sepak Bola Batiwakal 1
Redeb
Sumber: Renstra Dispora Kab. Berau 2016-2020

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa


pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Berau dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aspek
pelayanan umum ini mencakup fokus urusan layanan wajib yang mencakup dua
urusan pembangunan daerah, yakni: urusan pemerintahan wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar; dan fokus urusan pilihan; serta fungsi penunjang
urusan pemerintahan.

2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan


Dasar

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar


merupakan urusan pemerintahan daerah yang wajib dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 35
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Timur. Berikut analisis singkat data dan informasi pada setiap urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

a. Urusan Pendidikan

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menggambarkan seberapa banyak atau


besar penduduk usia sekolah yang telah menikmati pendidikan tanpa melihat
jenjang pendidikannya. Secara umum, peningkatan APS menunjukkan adanya
keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya
memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Salah satu tujuan urusan
pendidikan adalah keseluruhan penduduk pada usia tertentu mengenyam
pendidikan setinggi-tingginya sehingga APS dapat optimal hingga 100 persen.
Namun, pada kenyataannya cukup banyak faktor penghambat bagi masyarakat
untuk menduduki bangku sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi.

APS di Kabupaten Berau berlaku pola APS nasional di mana semakin


tinggi umur seseorang maka angka partisipasi sekolahnya menurun. Pada tahun
2018, APS Kabupaten Berau usia 7-12 tahun mencapai 99,23 dan menurun pada
usia 13-15 menjadi sebesar 98,03, kemudian turun lagi untuk usia 16-18
menjadi 77,07

Tabel 2.20
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
APS 2014 2015 2016 2017 2018
7-12 99,15 99,40 97,65 98,82 99,23
13-15 98,89 99,47 97,15 97,92 98,03
16-18 74,10 78,13 75,54 84,77 77,07
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Data di atas jika dirinci berdasarkan jenis kelaminnya maka untuk tahun
2018, APS usia 13-15 dan 16-18 didominasi oleh laki-laki (98,15% dan 80,14%)
sedangkan APS usia 7-12 didominasi perempuan (99,47%).

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 36
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 2.19
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Laki-laki dan
Perempuan di Kabupaten Berau, 2018
120
98,87 98,15 99,47 97,82 99,23 98,03
100
80,14 77,07
80 74,01

60
40
20
0
Laki - Laki Perempuan Total
7 - 12 13 - 15 16 - 18
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Adapun Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Berau yang


mengindikasikan sejumlah penduduk yang mengikuti jenjang pendidikan
formal tanpa melihat batasan umur usia sekolahnya menunjukan bahwa pada
tahun 2018 dan APK SD 108,94, APK SMP/MTs sebesar 81,42, dan APK
SMA/MA/SMK sebesar 89,67. Adapun Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Berau yang mengindikasikan jumlah penduduk suatu wilayah dalam
mengenyam pendidikan tertentu sesuai batasan usia sekolah meningkat di
tahun 2018, namun menurun di setiap jenjang pendidikannya di mana pada
jenjang SD/MI sebesar 99,23 dan semakin menurun pada jenjang pendidikan
SMP/MTs (79,19) hingga mencapai 71,32 pada APM SMA/MA/SMK.

Tabel 2.21
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Berau, Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenjang Pendidikan
APK APM APK APM
SD/MI 108,81 96,41 108,94 99,23
SMP/MTs 101,62 81,44 81,42 79,19
SMA/MA/SMK 85,75 68,34 89,67 91,32
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 37
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Untuk Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Berau selama kurun waktu
2014-2018 terus mengalami peningkatan dimana pada 2018 mencapai 99,45%
atau hampir semua penduduk Berau telah mampu membaca dan menulis.

Tabel 2.22
Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kabupaten Berau, 2014-2018
Jenis Kelamin 2014 2015 2016 2017 2018
Laki-laki 99,47 97,33 98,89 99,15 99,45
Perempuan 98,64 95,33 98,12 98,82 98,49
Total 99,09 96,43 98,54 99,00 99,01
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Jika dirinci lebih detail terkait dengan kemampuan membaca dan


menulis maka kemampuan laki-laki lebih besar dibanding perempuan
sebagaimana tampak pada tabel berikut.

Tabel 2.23
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Kemampuan Membaca
dan Menulis Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Berau, 2018
Kemampuan Jenis Kelamin
Total
Membaca dan Menulis Laki-laki Perempuan
Huruf Latin 98,49 96,94 97,79
Huruf Lainnya 23,52 24,30 23,87
Buta Huruf 0,55 1,51 0,99
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Jika dilihat penduduk usia sekolah berdasarkan jenjang pendidikannya


pada tahun 2018, terlihat bahwa sebanyak 38,59 persen penduduk yang berusia
7-24 tahun masih mengenyam bangku SD/MI/Paket A; 14,28 persen pada
bangku SMP/MTs/Paket B; dan 17,80 persen berada di bangku
SMA/SMK/MA/Paket C. Namun demikian, masih adanya penduduk yang tidak
bersekolah lagi (29,03%) harus menjadi perhatian pemerintah daerah
Kabupaten Berau. Jika dilihat dari kemampuan baca, angka melek huruf (AMH)
penduduk usia 10 tahun ke atas mencapai 99 yang berarti bahwa hampir semua
penduduk telah mengenal huruf atau mampu baca tulis.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 38
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.24
Persentase Penduduk Usia 7-24 menurut Status Pendidikan
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Jenis Kelamin
Status Pendidikan Total
Laki-laki Perempuan
Tidak/Belum Pernah Sekolah 0,36 0,22 0,29
Masih Bersekolah
SD/Sederajat 35,63 41,84 38,59
SMP/Sederajat 18,11 10,08 14,28
SMA/Sederajat 16,44 19,30 17,80
Tidak bersekolah lagi 29,46 28,56 29,03
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Pada tahun 2018, sebesar 21,45 persen penduduk usia 15 tahun ke atas,
mengenyam pendidikan hingga SD/MI; 19,81 persen mengenyam pendidikan
SMP/sederajat; sebesar 29,20 persen SMA/sederajat dan 12,10 persen hingga
perguruan tinggi. Namun demikian, masih ada (17,44%) penduduk yang tidak
memiliki ijazah di tahun 2018.

Tabel 2.25
Persentase Penduduk Usia 15+ menurut Pendidikan Tertinggi
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
Ijazah/STTB Tertinggi yang
2014 2015 2016 2017 2018
Dimiliki
Tidak Memiliki Ijazah 20,81 14,32 12,18 10,31 17,44
SD/Sederajat 28,08 28,10 32,01 24,17 21,45
SMP/Sederajat 18,72 22,54 14,36 24,07 19,81
SMA/Sederajat 24,97 25,92 30,98 31,10 29,20
Perguruan Tinggi (PT) 7,42 9,12 10,47 10,35 12,10
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Tabel 2.26
Persentase Angka Putus Sekolah Menurut Usia Sekolah
di Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
Angka Putus Sekolah 2013 2014 2015 2016 2017
7-12 0,60 0,23 0,00 0,01 0,00
13-15 1,93 1,11 0,53 2,85 1,28
16-18 35,11 25,90 21,87 24,46 15,23
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 39
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sebagai modal dasar pelaksanaan pendidikan yang berkualitas, tentu


saja harus diimbangi dengan sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu
dan berkualitas, minimal sesuai standar nasional. Berikut sarana penunjang
utama pendidikan, yakni guru dan sekolah beserta rasionya terhadap total
murid di Kabupaten Berau.

Tabel 2.27
Sarana Pendidikan
Kabupaten Berau, Tahun 2012/2013-2016/2017
Sekolah Dasar Negeri
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2012/2013 152 25.574 1.787 14,31 168,25
2013/2014 152 25.823 1.783 14,48 169,89
2014/2015 157 26.668 1.823 14,63 169,86
2015/2016 156 27.016 1.906 14,17 173,18
2016/2017 157 27.793 1.938 14,34 177,03
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2016/2017 6 1.216 82 14,83 202,67
Sekolah Dasar Swasta
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2012/2013 10 2.147 190 11,30 214,70
2013/2014 11 2.628 194 13,55 238,91
2014/2015 11 2.364 189 12,51 214,91
2015/2016 14 2.506 218 11,50 179,00
2016/2017 13 2.383 165 14,44 183,31
SMP Negeri
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2012/2013 36 8.145 575 14,17 226,25
2013/2014 37 8.883 600 14,81 240,08
2014/2015 40 9.602 653 14,70 240,05
2015/2016 43 10.235 752 13,61 238,02

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 40
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2016/2017 44 10.797 772 13,99 245,39


Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2016/2017 7 1.117 101 11,06 159,57
SMP Swasta
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2012/2013 14 1.440 207 6,96 102,86
2013/2014 13 1.534 193 7,95 118,00
2014/2015 15 1.699 234 7,26 113,27
2015/2016 13 1.582 202 7,83 121,69
2016/2017 12 1.445 159 9,09 120,42
SMA Negeri
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2014/2015 16 3.394 426 7,97 212,13
2015/2016 16 3.790 422 8,98 236,88
2016/2017 16 5.302 367 14,45 331,38
SMK Negeri
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2016/2017 8 1.978 202 9,79 247,38
SMA/SMK Swasta
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2013/2014 12 2.028 253 8,02 169,00
2014/2015 12 1.941 254 7,64 161,75
2015/2016 13 1.950 219 8,90 150,00
2016/2017 13 1.800 159 11,32 138,46
Madrasah Aliyah (MA)
Rasio Murid Rasio Murid
Tahun Sekolah Murid Guru terhadap terhadap
Guru Sekolah
2016/2017 3 592 56 10,57 197,33
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2017

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 41
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Urusan Kesehatan

Perkembangan bidang kesehatan suatu daerah menjadi salah satu tujuan


pokok pemerintah daerah dalam menyejahterakan masyarakatnya dalam
kerangka peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat jasmani dan
rohani. Terkait dengan hal tersebut, bidang kesehatan sendiri juga menjadi
salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan pembangunan daerah dari
segi fasilitas, sarana prasarana, pemerataan kesehatan, hingga tingkat
kesehatan penduduk suatu wilayah.

Kabupaten Berau memiliki satu rumah sakit daerah, yakni Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Abdul Rivai yang terletak di Kecamatan Tanjung Redeb.
Setiap kecamatan di Kabupaten Berau juga telah memiliki puskesmas induk
yang merupakan fasilitas kesehatan utama yang berada di pusat kecamatan.
Selain itu, unit pembantu pengembangan kesehatan berupa Puskesmas
Pembantu dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) juga telah banyak tersebar di
berbagai perdesaan. Adapun jumlah fasilitas kesehatan yang telah tersedian di
Kabupaten Berau dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28
Jumlah Fasilitas Kabupaten Berau (Unit), Tahun 2014-2018
Fasilitas
2014 2015 2016 2017 2018
Kesehatan
Rumah Sakit 1 1 2 2 2
Puskesmas Induk 19 20 19 19 21
Puskesmas
111 112 112 115 109
Pembantu
Poskesdes 45 56 64 66 63
Apotek 29 31 31 47 47*
Sumber: Kabupaten Berau dalam Angka, 2019

Ketersediaan fasilitas kesehatan di atas ditunjang dengan tenaga


kesehatan yang berkompeten di mana pada tahun 201 mencapai 1.218 tenaga
yang terdiri dari dokter spesialis 20 orang; dokter umum 71 orang; dokter gigi
23 orang, bidan 294 orang; perawat 612 orang, apoteker 29* orang; dan tenaga
kesehatan lainnya 169* orang.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 42
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.29
Jumlah Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Berau, 2014-2018
Tenaga Kesehatan 2014 2015 2016 2017 2018
Dokter Spesialis 21 20 19 19 20
Dokter Umum 60 61 54 75 71
Dokter Gigi 22 24 25 23 23
Bidan 232 263 266 277 294
Perawat 601 620 603 605 612
Apoteker 14 22 20 29 29*
Tenaga Kesehatan
136 191 185 169 169*
Lainnya
Total 1.086 1.201 1.172 1.197 1.218
Sumber: Kabupaten Berau dalam Angka, 2019

Dari fasilitas kesehatan yang tersedia di atas, selama kurun 2013-2017


telah melakukan pelayanan kesehatan baik itu dalam perawatan jalan maupun
inap sebagaimana tercermin pada data berikut.

Tabel 2.30
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap
di Kabupaten Berau, 2013-2017
Fasilitas Jenis
2013 2014 2015 2016 2017
Kesehatan Kunjungan
Puskesmas Rawat Jalan 207.125 137.331 193.593 20.552 91.392
Rawat Inap 981 3.229 3.412 63 1.887
RSUD Rawat Jalan 35.485 35.110 42.120 37.995 12.357
Rawat Inap 8.801 9.145 11.097 10.905 21.987
Total Rawat Jalan 242.610 172.441 235.713 58.547 103.749
Rawat Inap 9.782 12.374 14.509 10.968 23.874
Sumber: Kabupaten Berau dalam Angka, 2018

Dalam bidang pembangunan kesehatan, Pemerintah Kabupaten Berau


melakukan berbagai antisipasi terhadap penyebaran penyakit terutama yang
pernah menjadi wabah dalam skala nasional maupun internasional. Oleh karena
itu, dalam perkembangan anak, khususnya Balita (Bawah Lima Tahun), perlu
adanya imunisasi untuk memberikan kekebalan balita terhadap berbagai

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 43
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

penyakit. Berdasarkan data di bawah ini, hampir semua balita di Kabupaten


Berau pada tahun 2018 telah mendapatkan imunisasi dasar, yang mencakup
BCG sebesar 90,90 persen; DPT 1 sebesar 107,5 persen; DPT 2 sebesar 106,10
persen; DPT 3 sebesar 105,10 persen; Polio 1 sebesar 88,70 persen; Polio 2
sebesar 106,60 persen; Polio 3 sebesar 105,00 persen; Polio 4 sebesar 104,80
persen; Campak 107,74 persen dan Hepatitis B sebesar 79,72* persen (tahun
2017). Meskipun secara umum imunisasi sudah dilaksanakan oleh masyarakat
secara luas dan menyeluruh, namun masih perlu adanya sosialisasi kepada
beberapa masyarakat yang mungkin belum memberikan imunisasi kepada
anaknya, baik karena enggan maupun ketidaktahuan perihal imunisasi tersebut.

Tabel 2.31
Persentase Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
Jenis
2014 2015 2016 2017 2018
Imunisasi
BCG 94,21 91,21 91,95 90,25 90,90
Polio 1 88,70
Polio 2 106,60
88,47 84,52 91,46 91,46
Polio 3 105,00
Polio 4 104,80
DPT 1 107,5
DPT 2 90,01 74,79 87,60 85,96 106,1
DPT 3 105,1
HB 89,96 79,78 91,11 79,72 na
Campak 79,61 65,61 87,82 69,95 107,74
Sumber : BPS Kabupaten Berau, 2019

c. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Bidang pekerjaan umum merupakan salah satu bidang penting dalam


peningkatan kualitas dan kuantitas penunjang pembangunan daerah, seperti
sarana dan prasarana perhubungan, permukiman layak huni, dan sebagainya.
Oleh karena itu, salah satu indikator penting dalam bidang pekerjaan umum
adalah terkait proporsi kualitas jalan, baik dari bahan pembuatan jalan maupun
kondisi jalan. Hal ini karena jalan merupakan salah satu infrastruktur utama
dalam mendorong perekonomian suatu daerah, khususnya untuk transportasi
darat. Untuk mendukung transportasi darat di Kabupaten Berau, sampai dengan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 44
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

tahun 2016, Pemerintah Republik Indonesia telah membangun jalan sepanjang


259,31 km, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 298,60 km, dan
Pemerintah Kabupaten Berau membangun jalan kabupaten sepanjang 1.686,07
km.

Gambar 2.20
Panjang Jalan (Km) menurut Pemerintahan yang Berwenang Kabupaten
Berau Tahun 2016
1.800,00 1.686,07
1.600,00
1.400,00
1.200,00
1.000,00
800,00
600,00
400,00 259,31 298,60
200,00
-
NEGARA PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Sumber: Dinas PU, 2017

Berdasarkan jenis permukaan, sebagian besar jenis permukaan jalan di


Kabupaten Berau adalah aspal dengan persentase mencapai 78,36 persen, jenis
permukaan berupa kerikil 8,27 persen dan 5,59 persen masih merupakan jalan
tanah. Belum optimalnya peningkatan permukaan jalan layak ini menunjukkan
masih kurangnya peningkatan kualitas pada infrastruktur perhubungan sebagai
pintu aksesibilitas antarwilayah.

Gambar 2.21
Persentase Jalan menurut Jenis Permukaan,
Kabupaten Berau Tahun 2016

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 45
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Aspal; 78,36%

Kerikil; 8,27%

Tidak
Diperinci; Tanah; 5,59%
Cor; 4,85%
2,93%

Sumber: Dinas PU, 2017

Jika dilihat dari kondisi jalannya, sebanyak 46,12 persen memiliki


kondisi baik; 33,19 persen berada pada kondisi sedang; dan sisanya mengalami
kerusakan, baik kerusakan biasa (9,01 persen) maupun kerusakan berat (11,68
persen). Upaya pemerintah daerah dalam melakukan peningkatan infrastruktur
jalan yang ada terus dioptimalkan dengan harapan agar aksesibilitas
antarwilayah sebagai salah satu motor penggerak pemerataan pembangunan
dapat menjadi lebih mudah dan efisien.

Gambar 2.22
Persentase Jalan menurut Kondisi Jalan
Kabupaten Berau Tahun 2016

Sedang;
33,19%
Baik; 46,12%

Rusak Berat;
11,68% Rusak; 9,01%

Sumber: Dinas PU, 2017

Jika dilihat dari jenis permukaan dan kondisi jalan khusus jalan Negara
dan jalan provinsi, maka data tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 46
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.32
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan
Kabupaten Berau, Tahun 2017
Jalan Jalan
Uraian
Negara Provinsi
Jenis
Permukaan
Diaspal 1.448,39 1.220,45
Kerikil - 281,58
Tanah 7,60 182,80
Lainnya 165,32 99,70
Jumlah 1.621,31 1.784,53

Kondisi Jalan
Baik 814,20 657,62
Sedang 716,38 342,80
Rusak 72,07 215,29
Rusak Berat 38,40 334,33
Jumlah 1.641,05 1.550,04
Sumber: Dinas PU, 2019

d. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Indikator perumahan merupakan salah satu cara dalam menilik


kesejahteraan masyarakat dari segi penggunaan sumber air minum, status
kepemilikan rumah, luas lantai tempat tinggal dan penggunaan fasilitas tempat
pembuangan air besar. Berdasarkan sumber air minum yang digunakan oleh
rumah tangga di Kabupaten Berau, pada tahun 2018, sebanyak 61,74 persen
menggunakan air kemasan bermerk maupun air isi ulang sebagai sumber air
minumnya dan sebesar 18,32 persen menggunakan ledeng meteran/eceran.
Meskipun sudah cukup tinggi pemakaian sumber air minum yang layak, namun
masih ada beberapa rumah tangga yang menggunakan sumur/mata air tak
terlindung (1,34%) maupun lainnya (7,63%) seperti air hujan, air permukaan,
dan sebagainya.

Berkaitan dengan status kepemilikan rumah, lebih dari 73,46 persen


rumah tangga telah menempati rumah miliknya sendiri dan sudah menetap
dalam jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan rumah tangga yang tinggal di
rumah kontrakan maupun rumah sewaan sebesar 16,60 persen, di mana paling
banyak dijumpai di daerah perkotaan. Sisanya merupakan rumah tempat tinggal

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 47
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

bebas sewa, milik orang tua/sanak/saudara, dinas ataupun tempat tinggal


lainnya. Adapun luas lantai rumah pada tahun 2018 sebagian besar (36,34
persen rumah tangga) berukuran 50 m2 sampai dengan 99 m2. Indikator
kesehatan rumah tangga berikutnya adalah ketersediaan fasilitas tempat
pembuangan air besar. Pada tahun 2018, sebanyak 91,56 persen rumah tangga
telah menggunakan tempat pembuangan air besar milik sendiri; 2,36 persen
menggunakan tempat buang air besar bersama; dan 6,08 persen menggunakan
tempat buang air besar umum.

Tabel 2.33
Statistik Perumahan
Kabupaten Berau Tahun 2016-2018
No Uraian 2016 2017 2018
1. Kepemilikan Rumah
- Milik Sendiri 71,57 66,46 73,46
- Kontrak /Sewa 13,77 24,43 16,60
- Bebas Sewa 9,32 5,43 7,72
- Lainnya 5,34 3,68 2,22
2. Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah
- < 20 1,22 2,02 0,76
- 20-49 35,38 36,89 29,85
- 50-99 41,19 37,04 36,34
- 100-149 10,97 15,69 17,26
- 150+ 11,24 8,36 15,79
2. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah Terluas
- Bukan Tanah 99,11 99,30
- Tanah 0,89 0,70
3. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas
- Bukan Jerami/Ijuk/daun/rumbia 99,18 99,26
- Jerami/Ijuk/daun/rumbia 0,82 0,74
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding
4.
Terluas
- Tembok 22,20 22,81
- Kayu 76,51 76,94
- Bambu dan lainnya 1,28 0,25
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber
5.
Penerangan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 48
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

No Uraian 2016 2017 2018


- Listrik PLN 87,95 88,36
- Listrik Non PLN 10,40 9,49
- Bukan Listrik 1,65 2,15
Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar
6.
Memasak
- LPG/Gas 83,80 90,17
- Minyak Tanah 4,16 1,22
- Arang/Kayu Bakar/tidak memasak/lainnya 12,04 8,61
7. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum
- Membeli 76,47 73,13
- Tidak membeli 23,53 26,87
Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Tempat
8.
Pembuangan Air Besar
- Sendiri 89,56 90,48 91,56
- Bersama 5,10 3,41 2,36
- Umum 1,33 2,20 6,08
- Tidak ada 4,01 3,90 0,00
Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Penampungan Kotoran ke
9.
Sumber Air
- <10m 15,64 17,95
- >10m 63,82 67,95
- Tidak tahu 20,54 14,10
10
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja
.
- Tangki/SPAL 78,88 69,24
- Kolam/sawah/sungai/danau/laut 6,33 7,61
- Lubang tanah 11,39 19,39
- Pantai/tanah lapang/kebun/lainnya 3,41 3,74
11
Sumber Air Minum
.
- Air Kemasan Bermerk/Isi Ulang 56,32 66,00 61,74
- Ledeng Meteran/Eceran 16,22 14,18 18,32
- Bor Sumur/Pompa 5,54 6,92 3,67
- Sumur Turlindung/Mata Air Terlindung 6,44 3,56 7,31
- Sumur/Mata Air Tak Terlindung 4,08 2,70 1,34
- Lainnya 11,40 6,64 7,63
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

e. Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan


Masyarakat

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 49
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kriminalitas merupakan salah satu penghambat bagi peningkatan


kesejahteraan masyarakat dalam menciptakan rasa aman, damai, dan tentram
dalam kehidupan sehari-hari. Masih cukup tingginya tindak kriminalitas di
Kabupaten Berau haruslah menjadi pemicu bagi aparat penegak hukum
maupun pemerintah daerah untuk terus melakukan upaya pencegahan dan
antisipasi berbagai kasus kriminalitas yang terjadi. Secara umum, jumlah
terpidana mengalami penurunan dari tahun 2013, yakni dari 5.638 terpidana
menjadi 4.316 terpidana pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 naik
kembali sebesar 4.509 terpidana di mana sebagian besar hanya berupa denda.
Sedangkan dari sisi tindak pidana, pada tahun 2016, kriminalitas di Kabupaten
Berau mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 212
kasus dengan angka kriminalitas sebesar 9,87 yang berarti terdapat 9 hingga 10
tindak kriminalitas yang terjadi diantara 10.000 penduduk Kabupaten Berau.

Tabel 2.34
Jumlah Terpidana Kabupaten Berau Tahun 2010-2015
No Tahun Jumlah Terpidana
1. 2010 3.542
2. 2011 4.994
3. 2012 4.994
4. 2013 5.638
5. 2014 4.316
6. 2015 4.509
Sumber: Badan Kesbangpol Kab. Berau 2016

Tabel 2.35
Jumlah Penduduk, Jumlah Tindak Pidana, dan Angka Kriminalitas
Kabupaten Berau, Tahun 2013-2016
Jumlah Jumlah Tindak Angka
No Tahun
Penduduk Pidana Kriminalitas
1. 2013 201.565 169 8,38
2. 2014 210.135 134 6,38
3. 2015 208.893 114 5,46
4. 2016 214.828 212 9,87
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Penyelesaian kasus kriminalitas di Kabupaten Berau pada umumnya


mengalami penurunan di mana terdapat beberapa kasus di kecamatan yang
awalnya 100 persen telah diselesaikan menjadi belum diselesakan pada tahun

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 50
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2016, bahkan di Kecamatan Derawan hanya 45 persen saja tindak pidana yang
terselesaikan.

Tabel 2.36
Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Kecamatan
Kabupaten Berau, Tahun 2013-2016
No. Kecamatan 2013 2014 2015
1 Kelay 100 - 80
2 Talisayan 93 75 79
3 Tabalar 55 100 89
4 Biduk-Biduk 100 90 89
5 Pulau Derawan 100 75 45
6 Maratua - - 50
7 Sambaliung 55 95 85
8 Tanjung Redeb 78 100 84
9 Gunung Tabur 74 71 93
10 Segah 89 100 80
11 Teluk Bayur 75 77 78
12 Batu Putih - - -
13 Biatan - - -
Sumber: Kabupaten Berau Dalam Angka, 2018

f. Urusan Sosial

Angka kemiskinan suatu wilayah akan menjadi salah satu indikator


penting dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat, baik dari sisi sosial
maupun ekonomi. Tingkat kemiskinan merupakan persentase penduduk yang
memiliki pengeluaran, baik makanan maupun non makanan, di bawah garis
kemiskinan.

Tabel 2.37
Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin
di Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
Garis Kemiskinan (Rupiah) 404.665 426.681 465.161 496.385 502.564
Jumlah Penduduk Miskin 9,77 11,21 11,47 11,86 11,33
(000)
Penduduk Miskin (Persen) 4,75 5,33 5,37 5,41 5,04
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2019

Selama lima tahun terakhir (2014-2018) secara umum terjadi kenaikan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 51
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

angka kemiskinan di mana pada tahun 2016 Kabupaten Berau memiliki angka
kemiskinan sebesar 5,37 persen yang meningkat dari tahun sebelumnya
(5,33%) dan meningkat kembali pada tahun 2017 menjadi sebesar 5,41 persen.
Namun pada tahun terakhir, terjadi penurunan angka kemiskinan hingga
sebesar 5,04 persen. Meskipun begitu, kenaikan yang terjadi dalam kurun
waktu 2015-2017 harus menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan.

Gambar 2.23
Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
5,6
5,41
5,37
5,4 5,33

5,2
5,04
5

4,75
4,8

4,6

4,4
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Lebih lanjut, Kabupaten Berau pada tahun 2017 memiliki rasio gini yang
cukup tinggi yakni 0,331 meskipun meningkat dari tahun sebelumnya yakni
0,3297. Dari angka ini dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan
penduduk Kabupaten Berau termasuk kategori rendah, karena terletak pada
nilai <0,4. Hal ini sesuai dengan kriteria ketimpangan distribusi pendapatan
Bank Dunia di mana pada tahun 2017, persentase pengeluaran penduduk di
Kabupaten Berau berdasarkan kelompok pengeluarannya menurut kriteria
Bank Dunia adalah sebagai berikut:

a. 40 persen berpendapatan rendah : 20,37 persen


b. 40 persen berpendapatan menengah : 37,98 persen

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 52
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

c. 20 persen berpendapatan tinggi : 41,65 persen


Berdasarkan data di atas, tingkat ketimpangan pendapatan penduduk di
Kabupaten Berau pada tahun 2017 menurut kriteria Bank Dunia tergolong
dalam tingkat ketimpangan/ketidakmerataan rendah.

Gambar 2.24
Gini Ratio Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
00.000

00.000
0,3270 0,3310
0,3297
00.000
0,3260
00.000

00.000

00.000
0,3110
00.000

00.000
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Indikator penting berikutnya dalam melihat kemampuan perekonomian


daerah adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga yang memberikan
gambaran secara mikro bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat dalam
menjalani kehidupan kesehariannya.

Secara total, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kabupaten Berau


pada tahun 2018 sebanyak Rp1.697.645,- per bulan. Sebagian besar
pengeluaran digunakan untuk memenuhi kebutuhan non pangan yang
mencapai 53,90 persen (Rp915.085,-) sedangkan sisanya digunakan untuk
pengeluaran konsumsi pangan yang mencapai Rp782.560,- atau 46,10 persen.

Gambar 2.25
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kabupaten Berau, 2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 53
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Konsumsi
Konsumsi Makanan
Non 46,10%
Makanan
53,90%

Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan

Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan


Pelayanan Dasar

Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan


dasar adalah urusan pemerintahan daerah yang wajib meskipun bukan
merupakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di
Kabupaten Berau. Berikut analisis singkat data dan informasi pada setiap
urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

a. Urusan Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan merupakan bidang yang penting dalam peningkatan


kesejahteraan masyarakat karena dapat menunjukkan kualitas sumber daya
manusia sekaligus income rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Dalam bahasan ketenagakerjaan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang
relevan dalam melihat pencapaian tujuan pembangunan di bidang
ketenagakerjaan di mana semakin menurun tingkat pengangguran
mengindikasikan peningkatan kesejahteraan manusia dengan asumsi
pendapatan rumah tangga yang meningkat.

Tabel 2.38
Persentase Penduduk Usia Kerja
di Kabupaten Berau, 2013-2017
Kelompok
2013 2014 2015 2016* 2017
Umur
15 – 24 24,60 24,18 23,68 N/A 23,43
25 – 54 66,60 65,27 65,19 N/A 62,97

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 54
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

55+ 8,80 10,56 11,13 N/A 13,60


Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Pada tahun 2017, berdasarkan data di atas, sebanyak 62,97 persen


penduduk berada pada rentang usia siap bekerja (25-54 tahun) yang
mengindikasikan bahwa Berau memiliki banyak SDM untuk dapat bekerja dan
berkarya.

Tabel 2.39
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Jenis Kelamin 2014 2015 2016* 2017 2018
Laki-laki 85,99 86,27 N/A 84,46 87,74
Perempuan 38,81 41,50 N/A 43,55 43,62
Total 64,71 66,07 N/A 66,00 67,85
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Angka TPAK Kabupaten Berau memiliki kecenderungan naik setiap


tahunnya di mana pada tahun 2013 sebesar 63,81 berturut-turut naik menjadi
64,71 persen (2014) kemudian 66,07 (2015) dan turun sedikit pada 2017
menjadi 66.00 persen hingga tahun terakhir (2018) menjadi 67,85.

Tabel 2.40
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Jenis Kelamin 2014 2015 2016* 2017 2018
Laki-laki 8,29 3,83 N/A 7,36 6,01
Perempuan 14,79 10,49 N/A 4,31 4,68
Total 10,05 5,72 N/A 6,45 5,62
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Data di atas menunjukan TPT Kabupaten Berau memiliki tren fluktuatif.


Angka TPT sebesar 5, 10,05 persen (2014) menurun tajam pada tahun 2015
menjadi 5,72 persen namun mengalami peningkatan lagi pada 2017 mencapai
6,45. Di tahun 2018, angka pengangguran mengalami penurunan yang menjadi
angka terendah selama lima tahun terakhir yakni mencapai 5,62 persen. Nilai
TPT Kabupaten Berau ini masih berada di bawah TPT Provinsi Kalimantan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 55
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Timur yakni sebesar 6,60 persen. Kemudian, melihat kesempatan kerja di


Kabupaten Berau, selama kurun waktu 2014-2015, peluang kesempatan kerja
masih didominasi laki-laki, namun pada tahun 2017-2018, kesempatan kerja
terbuka lebih banyak bagi perempuan.

Tabel 2.41
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
Jenis Kelamin 2014 2015 2016* 2017 2018
Laki-laki 91,71 96,17 N/A 92,64 93,99
Perempuan 85,21 89,51 N/A 95,69 95,32
Total 89,95 94,28 N/A 93,55 94,38
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Sebagian besar penduduk Kabupaten Berau bermata pencaharian


sebagai petani (28,83%), baik dalam komoditas tanaman pangan, perikanan,
perkebunan, maupun kehutanan. Persentase berikutnya adalah penduduk yang
bekerja pada sektor jasa perdagangan sebanyak 21,65 persen. Sedangkan
tenaga kerja paling sedikit berada pada pekerjaan sektor listrik, gas, dan air
minum sebesar 0,29 persen.

Tabel 2.42
Persentase Penduduk Usia 15+ yang Bekerja Menurut Sektor
Lapangan Usaha Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016* 2017
Pertanian 34,66 36,15 36,25 N/A 28,83
Pertambangan dan Penggalian 15,67 16,87 8,56 N/A 14,86
Industri 3,12 2,58 4,61 N/A 4,39
Listrik, Gas dan Air 1,32 0,56 0,71 N/A 0,29
Konstruksi 7,25 3,93 6,17 N/A 3,05
Perdagangan 15,62 12,90 15,99 N/A 21,65
Angkutan dan Komunikasi 2,47 3,71 3,45 N/A 3,71
Keuangan 4,15 2,25 2,01 N/A 3,51
Jasa 15,72 21,04 22,25 N/A 19,70
Total 100,00 100,00 100,00 N/A 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Dari berbagai lapangan usaha di atas, berdasarkan status pekerjaanya


maka mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan dengan persentase
mencapai 53,72 persen. Namun demikian, tidak sedikit pula penduduk yang
telah melakukan usaha sendiri (23,66%).

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 56
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.43
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
Pekerjaan di Kabupaten Berau Tahun 2013-2017
Status Pekerjaan Utama 2013 2014 2015 2016* 2017
Berusaha Sendiri 21,00 18,00 19,76 N/A 23,66
Berusaha dibantu buruh tidak
8,46 6,89 12,67 N/A 9,36
tetap
Berusaha dibantu pekerja tetap 3,22 4,76 2,76 N/A 2,81
Buruh/Karyawan 57,22 60,39 49,38 N/A 53,72
Pekerja bebas di pertanian 0,87 1,36 1,68 N/A 2,17
Pekerja bebas non pertanian 0,22 2,36 1,87 N/A 1,87
Pekerja tidak dibayar/pekerja
9,01 6,24 11,88 N/A 6,41
keluarga
Total 100,00 100,00 100,00 N/A 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2018

Kemudian, jika melihat tingkat kesejahteraan Kabupaten Berau dari


angkatan kerja maka sebagian besar angkatan kerja berpendidikan Sekolah
Dasar ke bawah yang mencapai 35,62 persen. Sedangkan angkatan kerja yang
memiliki pendidikan perguruan tinggi hanya sebesar 8,67 persen.

Melihat Kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Berau harus lebih concern


terhadap pendidikan bagi angkatan kerja sebagai modal dasar yang sangat
penting dalam bersaing di pasar kerja untuk mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak.

Gambar 2.26
Persentase Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan
Kabupaten Berau, 2018
SLTA Sederajat
26,50
SLTP Sederajat
16,01 SMA Kejuruan
11,11

Diploma I/II/III
2,08

Perguruan
Tinggi
8,67
<=SD
35,62
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2016

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 57
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan di Kabupaten Berau masih belum optimal


dilaksanakan. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja
perempuan pada tahun 2018 yang hanya sebesar 43,62 persen. Namun
demikian, tingkat pengangguran perempuan jauh lebih rendah daripada laki-
laki di mana tingkat pengangguran perempuan mencapai 4,68 persen
sedangkan laki-laki mencapai 6,01 persen. Angka ini menunjukan bahwa
perempuan memiliki kompetensi yang hampir sama dengan laki-laki sehingga
ke depan pemberdayaan perempuan harus lebih ditingkatkan

c. Urusan Pangan

Ketahanan pangan merupakan kondisi di mana suatu wilayah mampu


memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya secara mandiri dan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata dan menyeluruh.
Pemerintah Kabupaten Berau saat ini sedang berupaya mengurangi
ketergantungan pangan dari luar daerah, salah satu upayanya melalui program
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan target akhir yang ingin dicapai,
yakni mewujudkan masyarakat yang mandiri pangan di tingkat rumah tangga
dengan pemanfaatan lahan pekarangan keluarga.

d. Urusan Pertanahan

Urusan pertanahan di Provinsi Kalimantan Timur merupakan perihal


yang cukup dipertimbangkan dalam membuat kebijakan pembangunan daerah,
utamanya terkait Rencana Tata Ruang Wilayah. Hal ini dikarenakan cukup
banyak kawasan pertambangan maupun penggalian, baik di Kabupaten Berau
ataupun Provinsi Kalimantan Timur, yang berdampak pada pengurangan
penggunaan lahan.

e. Urusan Lingkungan Hidup

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan


berencana terkait penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam secara
bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 58
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlaksananya pembangunan


berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam
secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup
berkelanjutan di mana tetap menunjukkan peran dari ekosistem sendiri dalam
mewujudkan pembangunan daerah Kabupaten Berau. Dalam pelaksanaannya,
tingginya aktivitas pertambangan dan penggalian di Kabupaten Berau cukup
memberi dampak signifikan dalam penurunan kualitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup. Hal ini harus menjadi perhatian bagi seluruh
pengambil kebijakan untuk lebih waspada terhadap dampak degradasi kualitas
lingkungan hidup karena akan merugikan setiap lini pembangunan saat ini dan
di masa mendatang.

f. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Urusan administrasi kependudukan merupakan urusan yang sangat


penting dalam tata pemerintahan nasional. Berdasarkan Pasal 12 Ayat (2)
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, disebutkan bahwa urusan administrasi
kependudukan merupakan salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan
oleh kabupaten/kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar, termasuk pula
bagi Kabupaten Berau. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
mendaftarkan diri sebagai penduduk dengan memiliki Kartu Tanda Penduduk
menjadi salah satu tantangan pembangunan di bidang kependudukan di
Kabupaten Berau.

Tabel 2.44
Persentase Penduduk yang Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK)
menurut Karakteristik dan Kelompok Umur, 2018
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
5 Tahun ke Atas 17 Tahun ke Atas
Laki-laki 97,61 98,39
Perempuan 96,86 97,41
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Berau, 2018
Selain itu, administrasi kelahiran dan kematian juga belum tercatat
dengan baik mengingat minimnya pendaftaran akta kelahiran maupun
kematian, terutama di daerah yang jauh dari wilayah perkotaan.

Tabel 2.45

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 59
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase Penduduk yang Memiliki Akta Kelahiran menurut


Karakteristik dan Kelompok Umur, 2018
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
0-4 Tahun 0-17 Tahun
Laki-laki 83,62* 95,91
Perempuan 87,83* 96,27
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Berau, 2018

g. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Program keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Kabupaten Berau,
sebagai bentuk pengendalian kependudukan untuk kesejahteraan masyarakat,
khususnya keluarga masih berjalan hingga saat ini. Sebagian besar akseptor
perempuan usia produktif yang pernah kawin pada tahun 2017 sedang
menggunakan alat KB dengan jumlah peserta KB aktif 31.165 jiwa dan peserta
KB baru 4.123 jiwa; sebagian besar menggunakan alat KB suntik dan pil KB.

Tabel 2.46
Jumlah Peserta KB Aktif dan KB Baru Berdasarkan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan di Kabupaten Berau, 2015-2017
Jenis Peserta KB Aktif Peserta KB Baru
Imunisasi 2015 2016 2017 2015 2016 2017
IUD 826 1.556 1.789 306 521 312
MOP 19 16 15 0 0 0
MOW 356 677 798 46 227 164
Implan 962 1.546 1.669 368 483 373
Kondom 408 632 679 186 163 189
Suntik 20.949 16.037 16.951 2.162 3.702 2.203
Pil 7.6 8.967 9.264 874 935 882
Total 31.120 29.431 31.165 3.942 6.031 4.123
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

h. Urusan Perhubungan
Tantangan cukup besar dalam pembangunan di bidang perhubungan
adalah ada beberapa wilayah yang sulit dijangkau, terutama pelosok dan
perbatasan wilayah. Pada tahun 2017, terlihat penurunan yang cukup signifikan
pada jumlah unit angkutan mobil penumpang umum dari 126 unit (2016)
menjadi 104 unit (2017). Untuk jumlah penumpang angkutan darat cukup
fluktuatif di setiap bulannya (9.604- 16.290 penumpang) dengan total
penumpang pada tahun 2017 sebanyak 149.195 penumpang.

Tabel 2.47
Jumlah Unit Angkutan Mobil Penumpang Umum

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 60
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Berau Tahun 2016-2017


Jumlah Unit
Jenis Mobil Penumpang Umum (MPU)
2016 2017
Angkutan Kota "A" 39 19
Angkutan Kota "B" 31 24
Angkutan Pedesaan 8 6
Angkutan Khusus/Taxi Bandara 16 14
Angkutan Karyawan 32 41
Jumlah 126 104
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

Gambar 2.27
Jumlah Penumpang Angkutan Darat per Bulan
Kabupaten Berau Tahun 2017
18.000
17.000 16.290 16.290 16.290 16.290
16.000
15.000
14.000
13.000
12.000
11.000 10.633
10.000 10.633 10.633 10.633 10.633 10.633 10.633
9.000 9.604
8.000

Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

Tabel 2.48
Jumlah Kapal Pada Pelabuhan Tanjung Redeb Per Bulan,
Kabupaten Berau Tahun 2017
Datang Berangkat
Bulan
Datang GRT Berangkat GRT
Januari 241 2.090.869 247 2.204.712
Februari 245 2.112.497 226 1.748.009
Maret 312 2.544.476 321 2.580.090
April 305 2.054.248 309 2.255.873

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 61
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Datang Berangkat
Bulan
Datang GRT Berangkat GRT
Mei 316 2.142.584 308 2.039.877
Juni 227 2.150.380 297 2.083.496
Juli 248 2.175.809 268 2.150.650
Agustus 319 2.463.850 319 2.517.650
September 304 1.738.727 298 1.876.042
Oktober 318 2.001.324 332 2.120.600
November 342 1.925.454 331 1.975.106
Desember 336 1.991.664 356 1.856.180
2017 3.513 25.391.882 3.612 25.408.537
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

Tabel 2.49
Jumlah Pesawat dan Penumpang di Bandara Kalimarau
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Pesawat Penumpang
Bulan
Berangkat Datang Berangkat Datang
Januari 248 248 19.850 19.850
Februari 224 224 18.792 18.609
Maret 277 277 21.681 21.200
April 280 279 21.755 21.480
Mei 301 302 21.600 21.310
Juni 294 285 22.674 20.099
Juli 301 301 22.259 24.736
Agustus 315 315 24.458 22.388
September 321 317 22.310 23.396
Oktober 320 314 22.533 22.181
November 322 321 21.563 21.397
Desember 354 352 23.886 21.251
Jumlah 3.557 3.535 263.361 257.897
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2019

i. Urusan Komunikasi dan Informatika

Pada era teknologi informasi sekarang ini, komunikasi dan informatika


menjadi hal yang umum dalam keseharian masyarakat. Meskipun begitu,

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 62
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

perihal ini belum menjadi domain utama masyarakat Berau dalam


mengembangkan berbagai bidang kehidupannya sehari-hari. Hal ini terlihat
pada masih terbatasnya jumlah pos pembantu di tiap-tiap kecamatan.

Tabel 2.50
Jumlah Pos Pembantu di Kabupaten Berau 2013 – 2017
Jumlah Pos Pembantu
Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Kelay - - - - -
2 Talisayan 1 1 1 1 1
3 Tabalar - - - - -
4 Biduk-Biduk - - - - -
Pulau
5 - - - - -
Derawan
6 Maratua - - - - -
7 Sambaliung - 1 1 1 1
Tanjung
8 1 1 1 1 2
Redeb
Gunung
9 - - - - -
Tabur
10 Segah - - - 1 1
11 Teluk Bayur 2 2 2 2 1
12 Batu Putih - - 1 1 1
13 Biatan - - 1 1 1
Total 4 5 7 8 8
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

Kemudian, selain pelayanan pos yang masih terbatas, ketersediaan


jaringan komunikasi juga terbatas di mana belum semua kecamatan terakses
jaringan 4G.

Tabel 2.51
Ketersedian Jaringan Komunikasi di Kabupaten Berau Tahun 2017
Jaringan
Kecamatan
2G 3G 4G
1 Kelay Ada Tidak Tidak
2 Talisayan Ada Ada Tidak
3 Tabalar Ada Tidak Tidak
4 Biduk-Biduk Ada Tidak Tidak
5 Pulau Derawan Ada Ada Tidak
6 Maratua Ada Ada Tidak
7 Sambaliung Ada Ada Ada
8 Tanjung Redeb Ada Ada Ada
9 Gunung Tabur Ada Ada Ada

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 63
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jaringan
Kecamatan
2G 3G 4G
10 Segah Ada Ada Tidak
11 Teluk Bayur Ada Ada Ada
12 Batu Putih Ada Tidak Tidak
13 Biatan Ada Tidak Tidak
Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

Masih terbatasnya jaringan internet, menjadikan tidak semua penduduk


dapat mengakses internet yang dapat memberikan berbagai informasi update
terkait hampir seluruh lini kehidupan.

Gambar 2.28
Penduduk Usia 5 Tahun keatas yang Menguasai/Memiliki HP
Kabupaten Berau, Tahun 2015-2018
78 76,49
76 74,9

74 72,57
72

70 68,5
68

66

64
2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2019

j. Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

Salah satu penunjang perekonomian masyarakat mikro adalah koperasi


yang merupakan wadah kegiatan produktif masyarakat dalam perekonomian
rakyat. Meskipun belum sepenuhnya berkembang, namun koperasi di
Kabupaten Berau masih menunjukkan eksistensinya dalam meningkatkan
pergerakan perekonomian mikro daerah. Pada tahun 2017, jumlah koperasi di
Kabupaten Berau mencapai 353 unit dengan rincian seperti pada gambar di

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 64
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

bawah ini.

Gambar 2.29
Jumlah Koperasi Menurut Jenisnya Kabupaten Berau Tahun 2017
350
309
300

250

200

150

100

50 23 24
0
0
KUD KPR KOPKAR LAINNYA

Sumber: BPS Kabupaten Berau, Tahun 2018

k. Urusan Penanaman Modal

Penanaman modal oleh investor dapat berdampak positif bagi


peningkatan perekonomian daerah secara langsung. Selain itu, pembukaan
lapangan usaha oleh investor yang diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja
secara langsung akan menurunkan tingkat pengangguran. Namun, investasi
yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang
dimiliki oleh daerah bersangkutan. Pembentukan daya saing ini memiliki tahapan
yang cukup kompleks dan berlangsung secara terus menerus selama
pembangunan daerah berjalan. Faktor penentu dalam menarik investor agar
menanamkan modalnya di suatu daerah, antara lain pertumbuhan ekonomi,
situasi politik, keamanan hingga kemudahan perijinan dalam mendirikan
maupun pengembangan usaha.

Iklim investasi di Kabupaten Berau cukup fluktuatif baik pada Penanaman


Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Posisi
Realisasi PMDN di Kabupaten Berau selama tahun 2018 adalah sebesar
34.120.756,00 juta rupiah. Angka ini merupakan angka tertinggi selama beberapa
tahun terakhir kecuali pada tahun 2013 yang mencapai lebih dari 6,6 trilyun
rupiah.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 65
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.52
Realisasi Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing
Kabupaten Berau, Tahun 2010-2018
Penanaman Modal
Bulan
Dalam Negeri (Rp. Juta) Asing ( 000 US $)
2010 270.654,75 19.668,41
2011 876.411,63 125.448,50
2012 1.279.420,90 19.779,60
2013 6.693.990,80 31.931,51
2014 1.267.281,00 168.766,45
2015 1.681.097,80 15.730,40
2016 1.160.750,70 185.268,70
2017 3.256.571,10 20.904,10
2018 4.120.756,00 9.383,60
Sumber: Kabupaten Berau Dalam Angka & Kalimantan Timur Dalam Angka

Nilai PMA di Kabupaten Berau mengalami siklus yang fluktuatif di mana


pada tahun 2010 meningkat dari 19.668,41 ribu US dolar pada tahun 2011
menjadi 125.448,50 ribu US dolar. Pada tahun berikutnya turun kembali
menjadi 19.779,60 ribu dolar hingga akhirnya meningkat kembali pada tahun
2014 menjadi 168.766,45 ribu dolar. Hingga pada akhirnya tahun 2018 menjadi
sebesar 9.383,60 ribu dolar dimana angka ini merupakan angka paling rendah
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir

l. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Kepemudaan dan olahraga merupakan bagian dari urusan pembangunan


yang mengedepankan kreativitas generasi penerus bangsa. Dalam capaiannya di
Kabupaten Berau, sarana dan prasarana untuk pengembangan urusan ini sudah
disediakan pemerintah daerah. Namun dalam pembinaannya masih
memerlukan peningkatan mutu dan kualitas.

m. Urusan Statistik

Di Kabupaten Berau terdapat instansi vertikal yang khusus menangani


penyediaan data dan informasi pembangunan, yakni Badan Pusat Statistik
Kabupaten Berau. Setiap tahun, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau
mempublikasikan buku Kabupaten Berau Dalam Angka dan PDRB Kabupaten
Berau sebagai bagian tak terpisahkan dalam upaya perwujudan pembangunan
daerah.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 66
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

n. Urusan Kebudayaan

Kebudayaan Kabupaten Berau cukup beranekaragam terutama


kebudayaan Dayak yang kental dengan adat istiadatnya dan Kampung Bena
Baru yang merupakan Kampung Budaya. Di kampung tersebut terlihat
kehidupan sehari-hari suku dayak kenyah dengan adat istiadat, musik serta tari-
tarian tradisional, dan benda-benda kerajinan/cagar budaya asli dari suku
dayak kenyah.

o. Urusan Perpustakaan dan Kearsipan

Sebagai bagian dari peningkatan kualitas data dan informasi


pembangunan, Pemerintah Kabupaten Berau memiliki perangkat daerah khusus
yang menangani urusan perpustakaan dan kearsipan, yakni Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan. Perpustakaan daerah merupakan salah satu program kegiatan
dari perangkat daerah yang berfungsi sebagai penyebarluasan data dan
informasi sekaligus sosialisasi untuk lebih mengetahui berbagai capaian
pembangunan di Kabupaten Berau. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah,
urusan kearsipan memiliki posisi penting guna menyusun setiap database
pembangunan, baik berupa dokumen, bukti fisik, hingga dalam bentuk softcopy
untuk menjadi bahan rujukan berbagai implementasi pembangunan.

p. Urusan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan daerah merupakan pondasi awal


pemerintah daerah melaksanakan setiap program dan kegiatan
pembangunannya untuk mewujudkan visi dan misi daerah. Pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Berau telah menetapkan berbagai dokumen
perencanaan pembangunan daerah, seperti:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Berau Tahun


2006-2026, dengan penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2
Tahun 2006;
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau, dengan penetapan
Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 09 Tahun 2017 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau Tahun 2016-2036; serta

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 67
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Berau Tahun


2016-2021, dengan penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021.

q. Urusan Keuangan

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah ditunjukkan


dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang memadai, meliputi
kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah daerah (LKPD). Opini BPK
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Berau tahun 2017
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang menunjukkan bahwa
akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah daerah di wilayah Kabupaten
Berau mengalami perbaikan dari yang awalnya tidak wajar, kemudian menjadi
wajar dengan pengecualian dan terus membaik menjadi WTP.

Tabel 2.53
Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Berau,
Tahun 2010-2017
No Tahun Opini Publik
1. 2010 Tidak Wajar (TW)
Wajar Dengan Pengecualian
2. 2011
(WDP)
Wajar Dengan Pengecualian
3. 2012
(WDP)
Wajar Tanpa Pengecualian
4. 2013
(WTP)
Wajar Tanpa Pengecualian
5. 2014
(WTP)
Wajar Tanpa Pengecualian
6. 2015
(WTP)
Wajar Dengan Pengecualian
7. 2016
(WDP)
Wajar Tanpa Pengecualian
8. 2017
(WTP)

Menurut hasil penilaian atas Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah


Daerah (LKPPD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017, Kabupaten Berau
mendapatkan nilai Sangat Tinggi (ST). Berikut ini adalah tabel hasil penilaian
atas evaluasi pelayanan publik pemerintah di Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Timur.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
II - 68
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 2.54
Hasil Penilaian Penyelenggaraan Kinerja Pemerintah Daerah (LKPPD)
Kalimantan Timur Tahun 2017 (Tidak Termasuk Mahakam Ulu)
No Nama Pemerintah Daerah Nilai
1. Kota Balikpapan Sangat Tinggi
2. Kota Samarinda Sangat Tinggi
3. Kota Bontang Sangat Tinggi
4. Kabupaten Kutai Timur Tinggi
5. Kabupaten Kutai Kertanegara Sangat Tinggi
6. Kabupaten Kutai Barat Tinggi
7. Kabupaten Paser Tinggi
8. Kabupaten Penajam Paser Utara Tinggi
9. Kabupaten Berau Sangat Tinggi

2.4. Urusan Pemerintahan Pilihan

Urusan pemerintahan pilihan merupakan urusan pemerintahan yang


diselenggarakan oleh pemerintahan daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki
daerah tersebut. Berikut analisis singkat data dan informasi pada setiap urusan
pemerintahan pilihan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

a. Urusan Kelautan dan Perikanan

Perikanan merupakan salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten


Berau. Bahkan beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan
sektor perikanan sebagai sumber mata pencaharian utama. Perikanan dibagi ke
dalam dua jenis, yaitu perikanan laut dan perikanan darat. Produksi ikan segar
laut di Kabupaten Berau selama lima tahun terakhir (2014-2018) mengalami
kenaikan secara kontinyu. Pada tahun 2014 produksi ikan segar sebanyak
16.398,50 ton dan meningkat pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai
17.107,20 ton pada tahun 2018.

Gambar 2.30
Produksi Ikan Segar di Laut (Ton)
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 69
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

17.200,00 17.107,20
16.954,20
17.000,00
16.715,20
16.800,00

16.600,00
16.398,50
16.400,00

16.200,00 16.075,00

16.000,00

15.800,00

15.600,00

15.400,00
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Kabupaten Berau Dalam Angka, 2019

Pada budidaya perikanan darat, total produksi ikan yang dihasilkan


sebesar 2.344,7 ton di mana sebagian besar produksi tersebut merupakan hasil
budidaya tambak dengan produksi 1.843,1 ton atau sebesar 78,61 persen dari
total produksi budidaya perikanan darat. Sedangkan yang paling sedikit
produksinya adalah produksi hasil budidaya keramba, yakni sebesar 1,06
persen atau 24,95 ton.

Jika dilihat secara series, peningkatan produksi cukup pesat dialami oleh
budidaya tambak dengan dominasi produksi lebih dari 50 persen sehingga
menjadikannya sebagai budidaya paling menjanjikan dibanding yang lain.
Secara keseluruhan, produksi budidaya laut meningkat mencapai hampir 150
persen dari tahun 2014 ke 2018 di mana secara total produksi budidaya
mencapai 2.344,7 ton.

Tabel 2.55
Produksi Budidaya (Ton)
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
Hasil
No Perikanan 2014 2015 2016 2017 2018
Budidaya
1. Tambak 710,90 1.166,5 1.508,3 1.647,50 1.843,1
2. Kolam 311,60 256,9 358,0 337,90 340,5
3. Keramba 159,80 83,4 9,0 22,04 24,95
Budidaya
4. 411,80 359,4 327,0 192,78 136,10
Laut

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 70
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Total 1.594,10 1.866,2 2.202,3 2.200,22 2.344,7


Sumber: Dinas Perikanan, 2019

Adapun produksi hasil penangkapan selama lima tahun terakhir (2014-


2018) juga mengalami kenaikan produksi secara kontinyu hingga mencapai
18.380,5 ton pada tahun 2018.

Tabel 2.56
Produksi Hasil Penangkapan (Ton)
Kabupaten Berau, Tahun 2014-2018
Hasil
No 2014 2015 2016 2017 2018
Penangkapan
Penangkapan 16.954,2
1. 16.075,0 16.398,5 16.715,20 17.107,2
di Laut 0
Penangkapan
2. Perairan 1.245,70 1.866,20 1.285,2 1.262,3 1.273,3
Umum
17.320, 18.264,
Total 18.000,4 18.216,5 18.380,5
7 7
Sumber: Dinas Perikanan, 2019

b. Urusan Pariwisata

Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Berau terbentuk dari kondisi


geografis, sejarah dan budaya yang dimiliki Kabupaten Berau. Potensi wisata
yang berasal dari kondisi geografis meliputi obyek laut/bahari. Potensi wisata
yang berasal dari sejarah meliputi obyek wisata peninggalan-peninggalan
sejarah. Potensi wisata yang berasal dari budaya meliputi keunikan masyarakat
Kabupaten Berau dengan segala kebudayaannya. Berkaitan dengan
pengembangan pariwisata di Kalimantan Timur, pemerintah pusat telah
membagi ke dalam 3 (tiga) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan 12 (dua
belas) Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) sebagai berikut:

 DPN 1 yaitu Long Bangun – Melak dan sekitarnya, meliputi 3 KPPN


mencakup Long Apari dan sekitarnya, Long Bagun dan sekitarnya dan Melak
– Kersik dan sekitarnya.

 DPN 2 yaitu Tenggarong – Balikpapan dan sekitarnya, meliputi 5 KPPN


mencakup Kota Bangun – Tanjung Isuy dan sekitarnya, Tenggarong dan
sekitarnya, Samarinda dan sekitarnya, Bontang – Sangata dan sekitarnya,

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 71
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Balikpapan dan sekitarnya.

 DPN 3, yaitu: Derawan – Kayan Mentarang dan sekitarnya, mencakup


Tanjung Redeb dan sekitarnya, Derawan – Sangalaki dan sekitarnya, Kayan –
Mentarang dan sekitarnya, dan Tarakan dan sekitarnya.

Kabupaten Berau memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik dan
potensial untuk dipasarkan. Sayang sekali, objek-objek wisata di Kabupaten
Berau belum tertata dan dikembangkan secara baik dan berstandar
kepariwisataan. Jumlahnya pun masih belum pasti.

Tabel 2.57
Beberapa Potensi dan Daya Tarik Obyek Wisata Kabupaten Berau
No. Nama Obyek Bentuk Daya Tarik/Atraksi
Wisata Bahari Pulau Pantai, akuarium laut, panorama alam pasir putih,
1
Derawan olahraga pantai di Derawan
Bumi Pekemahan Pemandangan alam, tempat berkemah, pusat aktivitas
2
Tangap kegiatan pramuka Teluk Bayur
3 Pulau Samama Panorama alam, Pasir Putih, Derawan

4 Pulau Kakaban Panorama alam, hamparan terumbu karang, Derawan

5 Pulau Maratua Panorama alam, pasir putih, Maratua


Panorama alam, akuarium laut, Derawan dan
6 Taman Laut
sekitarnya
7 Taman Cendana Taman rekreasi keluarga

8 Taman Sanggam Taman rekreasi keluarga


Wisata kuliner disepanjang Jl. P. Antasari ke Jl. A.Yani
9 Taman Segah ditepi Sungai Segah sebagai tempat rekreasi keluarga,
untuk menikmati lebih baik pada malam hari.
10 Pulau Sangalaki Pulau tempat penyu bertelur, Derawan.

Keraton Kerajaan Wisata sejarah, merupakan peninggalan kerajaan yang


11
Gunung Tabur pernah hidup ratusan tahun silam, Gunung Tabur.

Keraton Kerajaan Wisata sejarah, merupakan peninggalan kerajaan yang


12
Sambaliung pernah hidup ratusan tahun silam, Sambaliung.
Kuburan, Sumur Tua
Wisata sejarah yang merupakan peninggalan jaman
13 dan Benteng Belanda
penjajahan Belanda, Derawan.
Pulau Derawan
Kesenian tradisional bernuansa Islam yang
dipertunjukkan dalam hari-hari besar keagamaan dan
14 Batarbang
hari-hari besar lainnya serta penyambutan tamu, di
hampir seluruh tempat di Kabupaten Berau.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 72
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

No. Nama Obyek Bentuk Daya Tarik/Atraksi


Tarian yang berasal dari wilayah pesisir yang
15 Tari Dalling mempertunjukkan atraksi tarian yang indah, tari suku
Bajau.
16 Gusung Batimbung Akuarium laut, panorama alam pasir putih di Derawan.

17 Gusung Tenggalau Akuarium laut, panorama alam pasir putih di Derawan.


Danau Haji Buang Airnya jernih, rasa asin, dihuni oleh ubur- ubur tidak
18
(Pulau Maratua) menyengat, Maratua.
Danau Ubur-Ubur Airnya jernih, rasa asin, dihuni oleh ubur- ubur tidak
19
(Pulau Kakaban) menyengat, Derawan (P. Kakaban).

20 Gua Angkal-angkal Memiliki struktur yang unik, Maratua.

21 Payung-Payung Batu yang menyerupai payung, Maratua.

22 Hutan Mangrove Hamparan tumbuhan bakau, Maratua, Teluk Sulaiman.

23 Goa Pangeran Memiliki struktur yang unik, Maratua.

24 Goa Tangkapa Memiliki struktur yang unik, Maratua.


Pemandangan alam, bisa melihat punggung hewan
25 Tebing Panji-Panji
yang terbang, Maratua.
Goa yang ditumbuhi sepucuk tanaman tembakau,
26 Gua Tembakau
Kelay.
27 Batu Anjing Batu yang menyerupai anjing, Kelay.

28 Batu Kapen Batu bisa untuk berteduh saat air sungai surut, Kelay.

29 Batu Lungun Tempat penguburan mayat, Kelay.

30 Gua Lungun Tempat penguburan mayat, Kelay.


Batu yang tersusun menyerupai susunan persenjataan,
31 Batu Tembak
Kelay.
32 Tari Leleng Dayak Sebuah pertunjukan seni tari dayak, tari Suku Dayak.

33 Tebing Batu Putih Pemandangan dan lokasi panjat tebing, Kelay.

34 Goa Ching Yang Goa kecil dan sempit di Kecamatan Kelay.


Kampung budaya, merupakan kehidupan sehari-hari
suku dayak kenyah dengan adat istiadat, musik serta
35 Kampung Bena Baru
tari-tarian tradisional, dan benda-benda
kerajinan/cagar budaya asli dari suku dayak kenyah.

36 Danau Labuan Cermin Airnya jernih dan dua rasa, Biduk-Biduk.


Air Terjun Danum
37 Airnya jernih dan ketingian 12 meter, Teluk Sulaiman.
Baputar
38 Air Terjun Wirittasi Airnya deras dan ketinggian 6 meter, Teluk Sulaiman.

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 73
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

No. Nama Obyek Bentuk Daya Tarik/Atraksi

39 Pantai Sungai Serai Wisata keluarga, Tanjung Batu.

40 Pantai Teluk Sulaiman Pemandangan dan panorama alam, Teluk Sulaiman.

41 Tao Pe Kong Wisata religi masyarakat tionghoa di Kabupaten Berau.

42 Kersik Kehidupan masyarakat dan panorama alam.

43 Penangkaran rusa Penangkaran rusa.

44 Kuburan Nisan Kuda Kuburan dengan nisan berbentuk kuda, Derawan.


Kawasan Karst Goa Purba di Bloyot dan Danau Nyadeng di Kampung
45
Merabu Merabu.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau

Pariwisata Kabupaten Berau sebenarnya sudah cukup berkembang dari


tahun ke tahun di mana resort-resort semakin diminati oleh wisatawan, baik
dalam maupun luar negeri. Namun, kurang efisiennya akses menuju resort
menjadi salah satu permasalahan sekaligus tantangan bagi pemerintah untuk
mengoptimalkan potensi obyek pariwisata tersebut.

Tabel 2.58
Statistik Pariwisata Kabupaten Berau Tahun 2015-2017
No. Uraian 2015 2016 2017
1 Jumlah Obyek Wisata 159 159
2 Jumlah Hotel dan Akomodasi Lain 267 277 289
3 Jumlah Wisatawan 105.535 130.023 207.780
- Wisatawan Mancanegara 6.119 2.573 4.376
- Wisatawan Nusantara 99.416 127.450 203.404
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau, 2018

Pada tahun 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten


Berau mencapai 207.780 orang di mana 4.376 orang merupakan wisatawan
mancanegara dan 203.404 orang merupakan wisatawan nusantara. Jumlah
hotel dan akomodasi lainnya di Kabupaten Berau pada tahun 2017 meningkat
menjadi sebanyak 289 buah. Restoran yang berkualitas dan layak dikunjungi
wisatawan di Kabupaten Berau juga meningkat di tahun 2017 menjadi sebanyak
91 restoran.

Gambar 2.31
Jumlah Wisatawan per Bulan Kabupaten Berau, Tahun 2017

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 74
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

40000

35000
29.423
34.389
30000

25000
25.731 26.683
20000

15000 18.709

14.550 14.431
10000
10.063 10.884
5000 8.186 7.908
6.823
0

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau, 2018

Adapun aset yang dimiliki Kabupaten Berau terkait dengan ketersediaan


destinasi pariwisata dan komponen pendukungnya sebagai prasyarat utama
dalam menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Berau dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.59
Aset Pariwisata Kabupaten Berau Tahun 2015
No. Aset Wisata Jumlah
1. Wisata Buatan 13 Lokasi
2. Wisata Gelanggang 3 Lokasi
3. Wisata Religi 5 Lokasi
4. Wisata Sejarah 16 Lokasi
5. Wisata Budaya 11 Lokasi
6. Wisata Alam 63 Lokasi
7. Wisata Pantai 8 Lokasi
8. Wisata Pulau 29 Lokasi
9. Wisata Bahari 4 Lokasi
10. Wisata Bahari/Pantai 5 Lokasi
11. Hotel Dan Penginapan 273 Unit
12. Restoran 85 Unit
13. Biro Perjalanan Wisata 61 Unit
14. Toko Souvenir Dan Oleh-Oleh 5 Unit
15. Pramuwisata 10 Orang
16. Pokdarwis 13 Kelompok
Sumber: Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau 2016-2021

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 75
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

c. Urusan Pertanian

Kontribusi sektor pertanian secara umum (pertanian, perkebunan,


hortikultura, perikanan, peternakan, dan kehutanan) pada pembentukan
struktur perekonomian Kabupaten Berau mengalami fluktuatif dari tahun 2012
hingga 2016, meskipun relatif terjadi peningkatan. Pada tahun 2012, kontribusi
sektor pertanian mencapai 9,57 persen dan menurun pada tahun 2013 menjadi
9,06 persen. Peningkatan kontribusi sektor pertanian kembali meningkat pada
tahun 2014 menjadi 10,14 persen dan terus meningkat hingga tahun 2017
menjadi sebesar 11,01 persen.

 Subsektor Pertanian Tanaman Pangan

Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten


Berau memiliki tugas untuk mendukung program swasembada beras yang
dicanangkan oleh gubernur di mana hingga saat ini program tersebut masih
jauh dari harapan. Pada tahun 2015, produktivitas padi sawah dan ladang di
Kabupaten Berau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Luas panen
pada tahun 2015 hanya mencapai 12.856 ha dengan produksi 37.441 ton. Hal
ini menjadikan produktivitas padi hanya sebesar 2,91 ton per hektar. Angka ini
jauh dibanding pada tahun sebelumnya yang mencapai produksi 43.172 ton
dengan produktivitas mencapai 3,14 ton per hektar.

Tabel 2.60
Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi (Sawah dan Ladang)
Menurut Kecamatan 2014-2018
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Produktivitas
Tahun Padi Padi Padi Padi
Total Total (Ton/Ha)
Sawah Ladang Sawah Ladang
2014 5.225 8.523 13.748 22.114 21.058 43.172 3,14
2015 4.944 7.912 12.856 20.926 16.515 37.441 2,91
2016 4.653,7 7.734,0 12.387,7 na na na na
2017 4.787,4 6.120,0 10.907,4 na na na na
2018 5.078,2 6.269,0 11.347,2 na na na na
Sumber: BPS Kabupaten Berau, 2019

Selain padi, tanah di Kabupaten Berau dapat juga ditanami berbagai


macam tanaman palawija, antara lain: jagung, kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, ubi kayu dan ubi jalar. Diantara berbagai tanaman palawija

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 76
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

tersebut, jagung merupakan palawija yang memiliki luas panen terbesar di


Kabupaten Berau di mana pada tahun 2015, yaitu mencapai 1.072 ha.

Tabel 2.61
Luas Panen dan Produksi Palawija Kabupaten Berau Tahun 2017
Luas Panen Produksi Produktivitas
Jenis Palawija
(Ha) (Ton) (Ha/Ton)

Jagung 1.072 4.555 4,25


Kacang Tanah 262 310 1,18
Kacang Hijau 60 70 1,17
Kacang Kedelai 574 1.011 1,76
Ubi Kayu 249 4.562 18,32
Ubi Jalar 95 1.079 11,36
Sumber : Kabupaten Berau dalam Angka, 2018

Adapun palawija yang memiliki produksi terbesar di Kabupaten Berau


adalah ubi kayu dengan total produksi pada tahun 2015 sebesar 4.562 ton
dengan produktivitas terbesar pula yakni 18,32 ton/ha. Kacang hijau memiliki
luas panen dan produksi terkecil, yaitu 60 ha dengan produksi 70 ton

 Subsektor Perkebunan

Kabupaten Berau memiliki struktur tanah gambut yang cocok untuk


tanaman perkebunan berupa kelapa, karet, kopi, lada, cengkeh, kakao, dan
kelapa sawit. Secara umum, produksi dari berbagai jenis tanaman perkebunan
tersebut mengalami kenaikan. Pada tahun 2018 komoditas perkebunan yang
memiliki produksi terbesar adalah kelapa sawit, yakni sebesar 2.007.823,37 ton
dengan luas tanam seluas 127.762,12 ha. Produksi kelapa banyak di temukan di
daerah-daerah pesisir seperti Kecamatan Biduk-Biduk dan Maratua, selain itu
terdapat pula produksi kelapa yang cukup tinggi di Kecamatan Batu Putih
hingga menempati posisi kedua dengan produksi sebesar 5.995,19 ton. Adapun
tanaman karet yang memiliki luas tanam sebesar 4.542,36 ha, baru dapat
memproduksi sebanyak 211,30 ton getah karet. Hal ini dimungkinkan karena
penanaman karet di Kabupaten Berau cukup luas, namun sampai dengan 2018
tanaman karet tersebut belum cukup umur untuk dapat dipanen. Kemudian
dilihat dari sisi produktivitas, komoditas kelapa sawit memiliki produktivitas
paling tinggi sebesar 15,72 ton/ha yang berarti setiap hektar penanaman kelapa

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 77
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sawit mampu menghasilkan panen kisaran 15,72 ton.

Tabel 2.62
Luas Tanam, Produksi, Produktivitas, dan Tenaga Kerja
Kabupaten Berau, Tahun 2018
Luas Tanam Produksi Produktivitas Tenaga Kerja
Komoditas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Orang)
Kelapa 2.559,97 5.995,19 2,69 3.058
Karet 4.542,36 211,30 0,27 2.813
Kopi 103,50 9,50 0,14 189
Cokelat 1.677,55 661,14 0,39 1.329
Lada 2.567,90 1.029,40 0,84 2.570
Kelapa Sawit 127.762,12 2.007.823,37 15,72 39.264
Sumber: Kabupaten Berau Dalam Angka, 2019

d. Urusan Kehutanan

Kabupaten Berau memiliki hutan yang cukup luas hingga mencapai lebih
dari 1,6 juta hektar. Sebagian besar kawasan hutan di Kabupaten Berau
merupakan hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas.

Tabel 2.63
Luas Kawasan Hutan menurut Fungsinya
(berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan)
Kabupaten Berau, Tahun 2015
Tata Guna Hutan Kesepakatan Luas (Ha)
Hutan Lindung 360.765,9
Hutan Suaka Alam dan Wisata -
Hutan Produksi Terbatas 668.098,8
Hutan Produksi Tetap 533.495,1
Hutan Produksi yang dapat dikonversi 33.907,4
Hutan Pendidikan/Penelitian 7.989,0
Jumlah 1.604.256,2
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016

e. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

Struktur perekonomian terbesar di Kabupaten Berau disumbang oleh


sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki andil dalam pembentukan
PDRB sebesar 62,46 persen pada tahun 2017. Tingginya kontribusi
pertambangan dan penggalian di Kabupaten Berau juga ditandai dengan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 78
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

meningkatnya produksi (tonase) batu bara. Peningkatan ini tergolong signifikan


di mana pada tahun 2018 produksi mencapai 37,80 juta ton. Sebagai
penyumbang struktur perekonomian terbesar di Kabupaten Berau, sektor ini
mengalami permasalahan karena termasuk sektor yang mengeksploitasi
sumber daya alam tak terbarui. Oleh karena itu, tingginya kontribusi yang setiap
tahun diberikan oleh sektor ini harus diperhatikan oleh pemerintah daerah
untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan.

Gambar 2.32
Perkembangan Produksi Batu Bara (Juta Metrik Ton)
di Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
39,00
37,93
38,00

37,00 37,80
36,00

35,00
35,11
34,00
34,31
33,00
33,51
32,00

31,00
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS, 2019

f. Urusan Perdagangan

Perdagangan merupakan salah satu sektor perekonomian yang


merepresentasikan perekonomian rakyat atau usaha mikro kecil. Kontribusi

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 79
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

keempat terbesar dalam andil pembentukan perekonomian di Kabupaten Berau


adalah sektor perdagangan besar dan eceran (termasuk reparasi mobil dan
motor). Secara umum, sektor ini mengalami penurunan kontribusi hingga
mencapai 4,99 persen pada tahun 2017. Namun, geliat sektor perdagangan ini
cukup terlihat pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan ekonomi sektoral
sebesar 5,12 persen.

Gambar 2.33
Kontribusi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017

5,71

5,15 5,19
5,11
4,99

2013 2014 2015 2016 2017


Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Jumlah pedagang di Kabupaten Berau sebagian besar merupakan


pedagang kecil yang jumlahnya mencapai 261 unit. Namun, jika dilihat dari sisi
penyebarannya, sebagian besar pedagang terpusat di ibukota Kabupaten, yakni
Kecamatan Tanjung Redeb sebanyak 157 pedagang kecil. Selain itu, pedagang
besar dan pedagang menengah juga banyak beraktivitas di Kecamatan Tanjung
Redeb.

Tabel 2.64
Jumlah Pedagang Menurut Jenisnya per Kecamatan
Kabupaten Berau, Tahun 2017
Pedagang Pedagang Pedagang
Kecamatan
Besar Menengah Kecil
Kelay ‐ ‐ 2
Talisayan ‐ ‐ 12
Tabalar ‐ ‐ 3
Biduk Biduk ‐ ‐ 8
Pulau Derawan ‐ ‐ 5
Maratua ‐ ‐ 1
Sambaliung ‐ 4 24

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 80
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pedagang Pedagang Pedagang


Kecamatan
Besar Menengah Kecil
Tanjung Redeb 5 34 157
Gunung Tabur ‐ 4 12
Segah ‐ ‐ 5
Teluk Bayur ‐ 6 26
Batu Putih ‐ ‐ 4
Biatan ‐ ‐ 2
Berau 5 48 261
Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, 2019

g. Urusan Perindustrian

Secara umum, kontribusi perekonomian sektor industri pengolahan


berjalan stagnan dengan kisaran 3,84 - 4,12 persen, dimana capaian tertinggi
pada tahun 2016 sebesar 4,12 persen. Namun meskipun stagnan di tahun 2017,
pertumbuhan ekonomi sektoral pada Sektor Industri Pengolahan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 3,24 persen.

Gambar 2.34
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB
Kabupaten Berau, Tahun 2013-2017
4,20 4,12
4,00
4,00
3,84 3,87
3,83
3,80

3,60

3,40

3,20

3,00
2013 2014 2015 2016 2017

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 81
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

h. Urusan Transmigrasi

Transmigrasi merupakan salah satu program nasional yang ingin


diwujudkan pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam
meningkatkan kinerja pembangunan. Kabupaten Berau memiliki potensi cukup
besar sebagai wilayah tujuan program transmigrasi terutama dalam bidang
pertanian.

2.5. Pemetaan Keselarasan antara Indikator TPB/SDGS Dengan


Indikator RPJMD (Permendagri 86 Tahun 2017)

Peraturan presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang


pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan mengindikasikan
bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan nasional yang seyogyanya
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah
melalui indikator kinerja pembangunan daerah. Pemetaan keselarasan
indikator SDG’s tingkat kabupaten dengan indikator kinerja pembangunan
daerah Kabupaten Berau dijabarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut:

Tabel 2.65
Pemetaan Keselarasan antara Indikator TPB/SDGS Dengan Indikator
RPJMD (Permendagri 86 Tahun 2017)
Kode Rekening SDGs Capaian
Indikator
Kode Tu
No Sasa Indika Kinerja Satuan
Pilar jua 2013 2014 2015 2016 2017
ran tor Daerah
n
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
I Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Laju
1.1 II 8 1 1(b) Pertumbuha % 10,38 8,23 5,94 -1,65 3,01
n Ekonomi
Tingkat
1.2 II 10 1 1(g) % 7,66 4,89 3,91
inflasi
1.3 28.044,2 29.366, 30.077, 30.82 35.77
II 8 PDRB ADHB Juta Rp
a 8 86 88 9,30 6,10
1.3 PDRB Per 143,3 162,1
II 8 1 1(a) Juta Rp 139,13 139,75 143,95
b Kapita 2 8
1.4 II 10 1 1* Indeks gini % 0,3305 0,3204
Persentase
Penduduk
1.5 I 1 2 1* di Atas % 95,17 95,24 94,67 94,63 94,59
Garis
Kemiskinan
Persentase
1.6 I 16 1 1(a) %
Tindak

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 82
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kejahatan
Yang
Diselesaika
n
Tingkat
1.7 I 8 5 2* penganggur % 5,85 10,05 5,72
an
Pendapatan
1.8 II 8 1 1(b) Juta
perkapita
Paritas daya
1.9 II 8 Rp
beli
1.1 Jumlah 210.13 214.8 220.6
I 1 2 1(a) Jiwa 201.565 208.893
0.a Penduduk 5 28 01
1.1 Pertumbuha
I 1 2 1(b) % 3,99 4,25 3,8 2,84 2,69
0.b n Penduduk
1.1
I 1 1.a.2* IPM % 72,02 72,26 72,72 73,05 73,56
1
II Fokus Kesejahteraan Sosial
2.1 Pendidikan
Angka rata-
2.1.
I 4 5 1* rata lama Tahun 8,52 8,53 8,62 8,78 8,96
3
sekolah
Angka
2.1.
I 4 6 1.(a) Partisipasi %
4a
Kasar PAUD
Angka
Partisipasi
2.1. 104,3 108,8
I 4 2 2.(a) Kasar % 103,97 103,35 112,43
4b 5 1
SD/MI/SDL
B
Angka
Partisipasi
2.1. 103,7 101,6
I 4 4 1* Kasar % 96,91 97,17 99,29
4c 7 2
SMP/MTs/S
MPLB
Angka
Partisipasi
2.1. 95,07
I 4 4.a.1* Kasar % 51,53 83,31 95,21 85,75
4d
SLTA/MA/S
MK
Angka
Partisipasi
2.1. 92,05
I 4 4 1.(g) Murni % 92,97 94,1 97,45 96,41
5a
SD/MI/SDL
B
Angka
Partisipasi
2.1. 81,41
I 1 4 1.(h) Murni % 68,91 75,32 87,96 81,44
5b
SMP/MTs/S
MPLB
Angka
Partisipasi
2.1. 66,20
I 4 4.a.1* Murni % 51,53 61,21 71,11 68,34
5c
SLTA/MA/S
MK
2.2 Kesehatan
Angka per
2.2. Kelangsung 1.000
I 3 2 2.(c) 71,15 71,21 71,31
1 an Hidup kelahira
Bayi n
Angka
2.2. 71,37
I 3 3 2.(b) Harapan Tahun 71,15 71,21 71,31 71,44
2
Hidup
Persentase
2.2.
I 2 1 1.(a) Balita Gizi %
3
Buruk
2.2. Rata-rata
I 3 9 3.(b)
4 Lama Sakit

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 83
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
Balita
Menurut
I 3 7 1.(c)
Penolong
Kelahiran
Pertama
I 3 - Bidan %
-Tenaga
2.2. I 4 1 1.(b) Kesehatan %
5 Lainnya
I 3 -Dukun %
-
I 3 Lainnya/Tid %
ak Tahu
I 3 -family %
I 3 -Dokter %
Persentase
Alat
Kontrasepsi
I 1 4 1.(c) yang
Digunakan
oleh
Penduduk
-
I 3 WOW/MOP %
2.2. /IUD/Spiral
6
I 3 -Susuk KB %
I 3 -Suntik %
I 3 -Pil %
-Alat
I 3 Tradisional %
lain
I 3 -Kondom %
Jumlah
Balita Yang
Mendapat
I 1 4 1.(b) Imunisasi
Menurut
Jenis
Imunisasi
I 3 -BCG orang 4 065 4125 4354
-
I 3 Campak/Mo orang 4 026 4282 4296
rbili
I 3 -DPT 1 orang 4126 4923 4532
2.2. I 3 -DPT 2 orang - 4483 4502
7
I 3 -DPT 3 orang 4110 4529 4358
I 3 -Polio 1 orang - 4992 4447
I 3 -Polio 2 orang - 4603 4453
I 3 -Polio 3 orang - 4477 4364
I 3 -Polio 4 orang 4107 4527 4624
-Hepatitis B
I 3 3 5.(a) orang 4126 4923 4532
1
-Hepatitis B
I 3 3 5.(a) orang - 4483 4502
2
-Hepatitis B
I 3 3 5.(a) orang 4110 4529 4358
3
2.3 Pertanahan
Persentase
2.3.
IV 15 1 1.(b) penduduk
1
yang

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 84
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

memiliki
lahan

2.4 Ketenagakerjaan
Rasio
2.4. penduduk
II 8 3 1.(d) % 94,15 89,95 94,28
1 yang
bekerja
III Fokus Budaya dan Olahraga
3.1 Kebudayaan
3.1. Jumlah grup
I 8 9 1.(d) grup
1 kesenian
Jumlah
3.1.
I 8 9 1.(f) gedung unit
2
kesenian
3.2 Pemuda dan Olahraga
3.2. Jumlah klub
I 3 4.c.1(a) klub
1 olahraga
Jumlah
3.2. 4.c.1(b
I 3 gedung unit
2 )
olahraga
Aspek Pelayanan Umum
A Urusan Pemerintahan Wajib
1 Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1.1 Urusan Pendidikan
Angka
1.1. Partisipasi 97,65
I 4 2 2.(b) %
1.a Sekolah
SD/MI
Angka
1.1. Partisipasi 97,15
I 4 2 2.(c) %
1.b Sekolah
SLTP/MTS
Angka
Partisipasi
1.1. 75,54
I 4 2 2.(d) Sekolah %
1.c
SLTA/MA/
SMK
Rasio
ketersediaa
1.1. per
I 4 2 2.(e) n sekolah
2a 10.000
SD/MI dan
SLTP/MTs
Rasio
ketersediaa
1.1. per
I 4 2 2.(f) n sekolah
2b 10.000
SLTA/MA/
SMK
Rasio
Murid
Per 1 14,34
I 4 2 2.(g) terhadap 14,48 14,63 14,17
guru
Guru SD
1.1. Negeri
3a Rasio
Murid
Per 1
I 4 2 2.(h) terhadap 13,55 12,51 11,5 14,44
guru
Guru SD
Swasta
Rasio
Murid
Per 1
I 4 2 2.(i) terhadap 14,81 14,7 13,61 13,99
guru
Guru SLTP
1.1.
Negeri
3b
Rasio
Murid Per 1
I 4 2 2.(j) 7,95 7,26 7,83 9,09
terhadap guru
Guru SLTP

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 85
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Swasta

Rasio
Murid
Per 1 14,45
I 4 2 2.(k) terhadap 7,97 8,98
guru
Guru SLTA
Negeri
Rasio
Murid
Per 1
1.1. I 4 2 2.(l) terhadap 9,79
guru
3c Guru SMK
Negeri
Rasio
Murid
terhadap Per 1
I 4 2 2.(m) 8,02 7,64 8,9 11,32
Guru guru
SLTA/SMK
Swasta
Sekolah
SD/MI dan
SLTP/MTs
1.1.
I 4 4.c.1(c) dalam %
4a
kondisi
bangunan
baik
Sekolah
SD/MI dan
SLTP/MTs
1.1.
I 4 4.c.1(d) dalam %
4b
kondisi
bangunan
baik
Rasio
Murid SD
177,0
I 4 Negeri 169,89 169,86 173,18
3
terhadap
1.1. sekolah
4c Rasio
Murid SD
183,3
I 4 Swasta 238,91 214,91 179
1
terhadap
sekolah
Rasio
Murid SLTP
245,3
I 4 Negeri 240,08 240,05 238,02
9
terhadap
1.1. sekolah
4d Rasio
Murid SLTP
120,4
I 4 Swasta 118 113,27 121,69
2
terhadap
sekolah
Rasio
Murid SLTA
331,3
I 4 Negeri 212,13 236,88
8
terhadap
sekolah
Rasio
Murid SMK
247,3
1.1. I 4 Negeri
8
4e terhadap
sekolah
Rasio
Murid
SLTA/SMK 138,4
I 4 169 161,75 150
Swasta 6
terhadap
sekolah
Rasio
1.1.
I 4 Murid SMK
4f
terhadap

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 86
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sekolahan

Angka
Putus
1.1.
I 4 Sekolah %
5a
SD/MI/SDL
B
Angka
Putus
1.1.
I 4 Sekolah %
5b
SMP/MTs/
SMPLB
Angka
Putus
1.1.
I 4 Sekolah %
5c
SMA/SMK/
MA
Angka
1.1. Kelulusan
I 4 %
6a SD/MI/SDL
B
Angka
1.1. Kelulusan
I 4 %
6b SMP/MTs/
SMPLB
Angka
1.1. Kelulusan
I 4 %
6c SMA/SMK/
MA
Angka
1.1. Melanjutka
I 4 %
7.a n SD/MI ke
SLTP/MTs
Angka
Melanjutka
n
1.1.
I 4 SLTP/MTs %
7.b
ke
SLTA/MA/
SMK
Persentase
Penduduk
1.1.
I 4 tidak %
7.c
mempunyai
ijazah
Persentase
Penduduk
1.1.
I 4 Berijazah % 32,01
7.d
SD
Sederajat
Persentase
Penduduk
1.1.
I 4 Berijazah % 14,36
7.e
SMP
Sederajat
Persentase
Penduduk
1.1.
I 4 Berijazah % 30,98
7.f
SMA
Sederajat
Persentase
Penduduk
1.1.
I 4 Berijazah % 10,47
7.g
Sarjana/Di
ploma
Guru yang
1.1. memenuhi
I 4 %
8 kualifikasi
S1/D-IV
1.1. Harapan
I 4 Tahun 12,86 12,96 13,17 13,18 13,29
9 Usia Lama

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 87
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sekolah

1.2 Urusan Kesehatan


Rasio
per
posyandu
I 2 2 2.(d) 1.000
1.2. per satuan
Balita
1 balita
Jumlah
I 2 2 2.(e) Unit 205 257
Posyandu
Rasio Per
puskesmas 10.000
I 2 2 2.(f)
per satuan pendudu
1.2.
penduduk k
2a
Jumlah
I 2 2 2.(g) Puskesmas Unit 20 18
Perawatan
Rasio
Per
puskesmas
10.000
I 2 2 2.(h) pembantu
pendudu
1.2. per satuan
k
2b penduduk
Jumlah
I 2 2 2.(i) puskesmas Unit 116 115
pembantu
Rasio
Per
puskesmas
10.000
I 2 2 2.(j) keliling per
pendudu
1.2. satuan
k
2c penduduk
Jumlah
I 2 2 2.(k) puskesmas Unit
keliling
Rasio
Per
Rumah
1.000
I 2 2 2.(l) Sakit per
pendudu
1.2. satuan
k
3 penduduk
Jumlah
I 2 2 2.(m) Rumah Unit 1 2 2 2
Sakit
Rasio Per
dokter per 10.000
I 2 2 2.(n)
satuan pendudu
penduduk k
Jumlah
1.2. I 2 2 2.(o) Dokter orang 60 58 54 67
4 umum
Jumlah
I 2 2 2.(p) dokter orang 21 18 17 18
spesialis
Jumlah
I 2 2 2.(q) orang 22 22 25 23
dokter gigi
Rasio
tenaga Per
medis 10.000
I 2 2 2.(r)
1.2. bidan per pendudu
5a satuan k
penduduk
Jumlah
I 2 2 2.(s) orang 232 245 266 250
Bidan
Rasio
tenaga Per
medis 10.000
I 2 2 2.(t)
1.2. perawat pendudu
5b per satuan k
penduduk
Jumlah
I 2 2 2.(u) orang 589 595 594 586
perawat

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 88
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Proporsi
kelahiran
yang
1.2. 1000 KH
I 2 2 2.(v) ditolong
6 (%)
tenaga
kesehatan
terlatih
Angka
1.2. Kematian
I 3 2 2.(a) 1000 KH
7 Bayi per
1000 KH
Angka
1.2. Kematian 1/1000
I 3 2 1*
8 Balita per KH
1000 KH
Angka
1.2. Kematian 1/100.0
I 3 1 1*
9 Ibu per 00 KH
100.000 KH
Angka
1.2. Kesakitan
I 3 9 3.(b) Jiwa
10 (Morbiditas
)
Cakupan
komplikasi
1.2.
I 1 3 1.(e) kebidanan
11
yang
ditangani
Cakupan
Desa/kelur
ahan
1.2.
I 1 4 1.(l) Universal
12
Child
Immunizati
on (UCI)
Cakupan
Balita Gizi
1.2.
I 2 1 1.(b) Buruk
13
mendapat
perawatan
Cakupan
penemuan
dan
1.2.
I 3 3 4.(b) penangana
14
n penderita
penyakit
DBD
Cakupan
pelayanan
kesehatan
1.2.
I 17 18 1.(b) rujukan
15
pasien
masyarakat
miskin
Cakupan
1.2.
I 3 2 3.2.1(a) kunjungan
16
bayi
1.2. 3.b.1.(b Jumlah
I 3 20 20 18
17 ) puskesmas
Jumlah
1.2. 3.b.1.(c
I 3 puskesmas 111 116 115
18 )
pembantu
Angka
1.2.
I 3 3 2.(a) prevalensi 1000 KH
19
HIV/AIDS
Proporsi
Penduduk
yang
1.2.
I 3 3 1.(b) terinfeksi %
20
HIV lanjut
yang
memiliki

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 89
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

akses pada
obat-
obatan anti
retroviral

Angka
Kejadian
1.2.
I 3 3 4.(a) Malaria per 1/1000
21
1000
penduduk
Angka
1.2. kematian
I 3 3 5* Jiwa
22 akibat
malaria
Angka
prevalensi
1.2. Tuberklosis
I 3 3 3* Jiwa
23 (TB) per
100.000
penduduk
1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Panjang
1.3. jalan dalam 801,7
III 9 1 1.(d) KM 793,86 835,45 893,18
1 kondisi 9
baik
Rasio
1.3.
III 9 1 1.(e) Jaringan -
2
Irigasi
Rasio
Per
tempat
1.000
III 10 2 1(c) ibadah per
pendudu
satuan
k
penduduk
Jumlah
III 10 2 1(d) Unit
Masjid
1.3. Jumlah
3 Gereja dan
III 10 2 1(e) Unit
Kapel
Katholik
Jumlah
III 10 2 1(f) Gereja Unit
Protestan
Jumlah
III 10 2 1(g) Unit
Pura
Persentase
rumah
III 1 4 1.(e) %
tinggal
1.3. bersanitasi
4 Akses
terhadap
III 1 4 1.(e) %
sanitasi
layak
Rasio
tempat
Per
pembuanga
1.3. 1.000
III 11 6 1.(c) n sampah
5 pendudu
(TPS) per
k
satuan
penduduk
Per
Rasio
1.3. 1.000
III 11 1 1.(d) rumah
6 pendudu
layak huni
k
Rasio
1.3. permukima
III 11 1 1.(e)
7 n layak
huni
Persentase
1.3.
III 11 1 1.(f) pemukiman %
8
kumuh

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 90
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Panjang
1.3.
III 9 1 1.(f) jalan dilalui %
9
Roda 4
Indeks
kepuasan
1.3.
III 9 2 1.(b) layanan -
10
infrastrukt
ur dasar
Luas lahan
1.3. pertanian
III 15 3 1.(e) Ha
11 yang
terlayani
1.3. Kapasitas
III 6 2 1.(b) Lt/Detik
12 air baku
Cakupan
1.3.
III 1 4 1.(c) layanan air %
13
minum
1.3. Jumlah DAS
III DAS
14 Kritis
Jumlah
1.3.
III Pelanggan
15
air bersih
Volume air
1.3.
III yang m3
16
disalurkan
Rasio
Ruang
Terbuka
1.3. Hijau per
III %
17 Satuan Luas
Wilayah
ber
HPL/HGB
Rasio
bangunan
1.3.
III ber- IMB %
18
per satuan
bangunan
Ketaatan
1.3.
III terhadap %
19
RTRW
Luas
1.3.
III wilayah %
20
produktif
Luas
1.3.
III wilayah %
21
industri
Luas
1.3.
III wilayah %
22
perkotaan
1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Rumah
1.4. tangga
III 6 %
1 pengguna
air bersih
Rumah
1.4. tangga
II 7 %
2 pengguna
listrik
Rumah
1.4.
III 6 tangga ber %
3
sanitasi
Persentase
1.4.
III 11 rumah %
4
layak huni
Rata-rata
II 9 luas lantai
1.4. per Kapita
5 II 9 -Perkotaan %
II 9 -Perdesaan %

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 91
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
Rumah
Tangga
III 11
Menurut
Jenis
Dinding
-
1.4. Bambu/An
III 11 %
6 yaman
Bambu
-
III 11 Kayu/Batan %
g Kayu
III 11 -Tembok %
III 11 -Lainnya %
Persentase
Rumah
III 11 Tangga
Menurut
Jenis Atap
III 11 - Seng % 87,29
1.4. -
7 Jerami/Ijuk
III 11 % 0,74
/Daun/
Rumbia
III 11 -Genteng % 3,58
III 11 -Sirap %
III 11 -Asbes % 2,04
Persentase
Rumah
1.4. Tangga
III 6
8 Menurut
Sumber Air
Minum
- Air
Kemasan
III 6 35,33 42,12 51,09 56,32 66,00
Bermerk/Is
i Ulang
- Ledeng
III 6 Meteran/Ec 18,57 16,74 14,12 16,22 14,18
eran
III 6 - Sumur 18,11 17,15 13,51 13,84 10,48
III 6 - Mata Air 3,95 2,86 6,11 2,22 2,70
III 6 - Air Hujan 8,56 8,72 6,4 6,12 6,64
Persentase
Rumah
III 6 Tangga
Fasilitas
Jamban
1.4. III 6 -Sendiri % 80,27 84,53 87,62 90,00 92,06
9
III 6 -Bersama % 1,69 1,98 4,67 5,10 3,69
-
III 6 MCK/Komu % 3,13 0,27 2,34 1,33 6,10
nal/Umum
III 6 -Tidak Ada % 14,91 12,77 5,37 3,57 -
1.5 Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Persentase
Tindak
1.5. Kejahatan
I 3 %
1 Yang
Diselesaika
n
1.5. Angka
I 3 8,38 6,38 5,46 9,87
2 Kriminalita

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 92
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

s
1.5. Jumlah
I 3 Kasus 5.638 4.316 4.509
3 Terpidana
1.6 Urusan Sosial
Sarana
sosial
seperti
panti
I 3 Unit
asuhan,
1.6.
panti jompo
1
dan panti
rehabilitasi
Jumlah
I 10 3 1.(d) penduduk ribu jiwa 9,69 9,77 11,21 11,47 11,86
miskin
PMKS yg
1.6. memperole
I 1 3 1.(d) %
2 h bantuan
sosial
Pengeluara
n konsumsi
1.6. 594.473 1.401 1.499.
II 10 rumah Rp.
4 ,75 .701 680
tangga per
kapita
Pengeluara
1.6. n konsumsi 214.078 767.5 779.0
II 10 %
5 non pangan ,56 89 38
perkapita
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
2
Dasar
2.1 Urusan Tenaga Kerja
Tingkat
2.1. partisipasi
II 8 % 66,07
1 angkatan
kerja
Angka
sengketa
2.1.
II 8 pengusaha- %
2
pekerja per
tahun
Tingkat
2.1.
II 8 9 1* penganggur % 5,85 10,05 5,72
3
an terbuka
Keselamata
2.1. n dan
II 8 %
4 perlindung
an
Perselisiha
n buruh
dan
2.1. pengusaha
II 8 Orang
5 terhadap
kebijakan
pemerintah
daerah
Jumlah Wirausa
2.1.
II 8 wirausaha ha Baru
6
baru (WUB)
Tingkat
lulusan
2.1. pelatihan
II 8 %
7 yang
terserap di
pasar kerja

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 93
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
keluarga
miskin dan
PMKS
2.1. lainnya
I 1 %
8 yang
memiliki
usaha
ekonomi
produktif
2.1. Tingkat
II 8 Rp.
9 UMP
Pencari
Kerja yang
II 8 %
2.1. ditempatka
10 n
Penduduk
II 8
bekerja
2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Persentase
partisipasi
2.2.
I 5 6 1.(a) perempuan %
1
di lembaga
pemerintah
Partisipasi
2.2. perempuan
I 5 %
2 di lembaga
swasta
per 100
2.2.
I 5 Rasio KDRT rumah
3
tangga
Persentase
jumlah
2.2. tenaga
I 3 %
4 kerja
dibawah
umur
Partisipasi
2.2. angkatan
I 3 % 41,50
5 kerja
perempuan
Penyelesaia
n
pengaduan
perlindung
2.2. an
I 5 3 1.(b) %
6 perempuan
dan anak
dari
tindakan
kekerasan
2.3 Urusan Pangan
Rasio
2.3. pemenuhan
III 2 1 2* %
1 pangan
(beras)
Jumlah
2.3.
III 2 produksi Ton 44.776 43.172 37.441
2
padi
Ketersediaa
2.3.
III 2 1 1* n pangan %
3
daerah
Produktivit
2.3.
III 12 as unggulan Ton/Ha
4
pertanian
Ketersediaa
2.3.
III 12 n pangan %
6
utama
2.4 Urusan Pertanahan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 94
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
2.4. luas lahan
IV 16 %
1 bersertifika
t
Penyelesaia
2.4. n kasus
IV 16 %
2 tanah
Negara
2.4. Penyelesaia
IV 16 %
3 n izin lokasi
2.5 Urusan Lingkungan Hidup
Persentase
2.5.
III 11 11.b.2* penangana %
1
n sampah
Pencemara
2.5.
III 6 n status %
4
mutu air
Cakupan
pengawasa
2.5.
III 11 n terhadap %
5
pelaksanaa
n amdal
Tempat
pembuanga
2.5. n sampah
III 11 %
6 (TPS) per
satuan
penduduk
Persentase
2.5. penegakan
III 13 %
7 hukum
lingkungan
Indeks
2.5.
III 13 Kualitas -
8
Lingkungan
Jumlah
perusahaan
yang dinilai
2.5. pengelolaa Perusah
III 13
9 n aan
lingkungan
hidupnya
(output)
Peningkata
n SDM
aparatur
untuk
2.5.
IV mendukung
10
kelancaran
tugas dan
fungsi
SKPD
Tercapainy
a
pengendali
2.5. an
III 11
11 pencemara
n
lingkungan
hidup
Pemantaua
n kualitas
DAS dan
monitoring
pada
2.5.
III 6 5 1.(g) Kecamatan
12
Edera,
Kecamatan
Minyamur
dan
Kecamatan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 95
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Passue

Persentase
Rumah
Tangga
2.5.
III 6 (RT) yang %
13
menggunak
an air
bersih
2.6 Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Rasio
penduduk
2.6.
I 3 berKTP per %
1
satuan
penduduk
Rasio bayi
I 3 berakte %
2.6. kelahiran
2 Jumlah akte
I 1 4 1.(j) lahir yang orang 6.544 7.032 8.211 8.389
dikeluarkan
Rasio
pasangan
I 3 % 1.909 3.215 2.082 1.407
berakte
nikah
2.6. Kepadatan
I 3 10,05
3 penduduk
Laju
pertumbuh
I 3 % 3,99 4,25 3,8 2,84 2,69
an
penduduk
2.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Rata-rata
jumlah
kelompok
binaan
2.7.
I 3 lembaga -
1
pemberday
aan
masyarakat
(LPM)
Rata-rata
2.7. jumlah
I 3 -
2 kelompok
binaan PKK
2.7.
I 3 Jumlah LSM Unit
3
2.7. LPM
I 1 Unit
4 Berprestasi
2.7.
I 1 PKK aktif Unit
5
2.7.
I 3 Posyandu Unit
6
Swadaya
Masyarakat
terhadap
2.7.
I 3 Program %
7
pemberday
aan
masyarakat
Pemelihara
an Pasca
2.7. Program
I 3 %
8 pemberday
aan
masyarakat
2.8 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 96
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Rata-rata
2.8. jumlah
I 3 -
1 anak per
keluarga
Rasio
2.8.
I 3 akseptor -
2
KB
Cakupan
2.8. pasanga
I 3 peserta KB
3 n
aktif
Keluarga
Pra
2.8.
I 3 Sejahtera & Keluarga
4
Keluarga
Sejahtera I
Indeks
2.8. Pembangun
I 5 Angka
5 an Gender
(IPG)
2.9 Urusan Perhubungan
Jumlah arus
2.9. penumpang
II 9 Orang
1 angkutan
umum
Per
2.9. Rasio ijin 1.000
II 9
2 trayek pendudu
k
Jumlah uji
kir
angkutan
umum
Jumlah Uji
kir
2.9.
II 9 angkutan Kali
3
umum
merupakan
pengujian
setiap
angkutan
umum yang
Jumlah
Pelabuhan
2.9.
II 9 Laut/Udara Unit
4
/Terminal
Bis
Kepemilika
2.9. n KIR
II 9 %
5 angkutan
umum
Kapasitas
Daya
2.9.
II 9 Mampu %
6
Jalan diatas
10 ton
Ketersediaa
2.9. n
II 9 %
7 infrastrukt
ur jalan
Jumlah
kecamatan
yang belum
2.9. terakses
II 9 Kec
8 sarana dan
prasarana
transportas
i

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 97
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jumlah
kecamatan
yang belum
terakses
sarana dan
2.9. prasarana
II 9 Kec
9 transportas
i darat,
sungai,
danau dan
peyebranga
n
Jumlah
kecamatan
yang belum
2.9. terakses
II 9 Kec
10 sarana dan
prasarana
transportas
i udara
Ibukota
kecamatan
yang
2.9.
II 9 terlayani %
11
jaringan
telekomuni
kasi
Jumlah
2.9.
II 9 kendaraan
12
bermotor
2.9. Panjang 1.734,3 3.405
II 9 Km
13 jalan 3 ,84
Jumlah unit
angkutan
2.9.
II 9 mobil 157 120 126 104
14
penumpang
umum
Jumlah
2.9. penumpang 262.2 149.1
II 9 125.195
15 angkutan 12 95
darat
Jumlah
kapal
datang di
II 9 3.058 2.862 3.513
pelabuhan
Tanjung
Redeb
2.9.
Jumlah
16
kapal
berangkat
II 9 dari 3.082 2.921 3.612
pelabuhan
Tanjung
Redeb
Jumlah
pesawat
berangkat
II 9 3.261 3.724 3.361
dari
Bandara
2.9.
Kalimarau
17
Jumlah
pesawat
II 9 datang ke 3.167 3.704 3.363
Bandara
Kalimarau
Jumlah
penumpang
2.9. berangkat 247.9 246.7
II 9 209.532
16 dari 24 03
Bandara
Kalimarau

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 98
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jumlah
penumpang
237.8 320.9
II 9 datang ke 205.547
04 92
Bandara
Kalimarau
Jumlah
orang/
barang
2.9.
II 9 yang Orang
17
terangkut
angkutan
umum
Jumlah
orang/bara
ng melalui
2.9.
II 9 dermaga/b Orang
18
andara/
terminal
per tahun
2.1
Urusan Komunikasi dan Informatika
0
Web site
2.1 milik
II 8 - 1 1 1 1 1
0.5 pemerintah
daerah
2.1 Pameran/e
II 8 -
0.6 xpo
Rasio
2.1 ketersediaa
II 8 %
0.7 n daya
listrik
Persentase
rumah
2.1
II 1 4 1.(k) tangga yang %
0.8
menggunak
an listrik
Persentase
penduduk
2.1 yang
II 8 %
0.9 menggunak
an
HP/telepon
Persentase
2.1 penduduk
33,06
0.1 II 10 1 1.(b) yang %
0 mengkases
internet
2.1
Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
1
Persentase
2.1
II 8 koperasi %
1.1
aktif
2.1 Jumlah
II 8 unit 370 383 395 400 353
1.2 koperasi
Jumlah
2.1 UKM non
II 8 Unit
1.3 BPR/LKM
UKM
Usaha
2.1
II 8 Mikro dan %
1.4
Kecil
2.1
Urusan Penanaman Modal
2
Jumlah
nilai
2.1 1.160. 3.256.
investasi 2.438.38 1.135.2
2.3 II 8 Rp. 750,7 571,1
berskala 6,30 47,80
a 0 0
nasional
(PMDN)
2.1 Jumlah
31.931,5 87.045, 185.2 20.90
2.3 II 8 nilai Rp
0 00 68,70 4,10
b investasi

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 99
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

berskala
nasional
(PMA)
2.1
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
3
Jumlah
2.1 Organisa
I 4 organisasi
3.1 si
pemuda
Jumlah
Cabang
Olahraga
2.1
I 4 yang dibina Cabang
3.9
dan
dikembang
kan
Jumlah
Sarana dan
2.1
Prasarana
3.1 I 4 Buah
Olahraga
0
yang
Dibangun
2.1
Urusan Statistik
4
Buku
Kabupaten
2.1
IV 4 4 1(a) Berau - 1 1 1 1 1
4.1
Dalam
Angka
Buku PDRB
2.1
IV 4 4 1(b) Kabupaten - 2 2 2 2 2
4.2
Berau
2.1
4 4 1*(c) Urusan Kebudayaan
5
Penyelengg
2.1 araan
I 11 4 1.(b) Event
5.1 festival seni
dan budaya
Sarana
2.1 penyelengg
I 11 4 1.(c) Unit
5.2 araan seni
dan budaya
Benda,
Situs dan
Kawasan
2.1
II 11 4 1.(d) Cagar Unit 507
5.3
Budaya
yang
dilestarikan
Jumlah
Kecamatan
yang telah
2.1 dilaksanaka Kecamat
I 11 4 1.(e)
5.4 n an
monitoring
dan
evaluasi
Jumlah
2.1 Suku Suku
I 11 4 1.(f) Suku
5.5 Lokal yang
telah didata
2.1
Urusan Perpustakaan
6
Jumlah
2.1
I 1 1.a.2(a) perpustaka Unit
6.1
an
Jumlah
pengunjung
2.1
I 4 1.a.2(b) perpustaka Orang
6.2
an per
tahun

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 100
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Koleksi
buku yang
2.1
I 4 1.a.2(c) tersedia di Buku
6.3
perpustaka
an daerah
2.1
Urusan Kearsipan
7
Pengelolaa
2.1
IV 1.a.2(d) n arsip %
7.1
secara baku
Jumlah
2.1 SDM
IV 1.a.2(e) Orang
7.2 pengelola
kearsipan
2.1
Urusan Perencanaan Pembangunan
8
Tersediany
a dokumen
perencanaa
2.1 11.b.2(
IV 11 n RPJPD yg - 1 1 1 1 1
8.1 a)
telah
ditetapkan
dgn PERDA
Tersediany
a Dokumen
Perencanaa
n : RPJMD
2.1 11.b.2(
IV 11 yg telah - 1 1 1 1 1
8.2 b)
ditetapkan
dgn
PERDA/PE
RKADA
Tersediany
a Dokumen
Perencanaa
2.1 11.b.2( n : RKPD yg
IV 11 - 1 1 1 1 1
8.3 c) telah
ditetapkan
dgn
PERKADA
Penjabaran
Program
2.1 11.b.2(
IV 11 RPJMD %
8.4 d)
kedalam
RKPD
2.1
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
9
Kegiatan
pembinaan
2.1
I 10 2 1(a) terhadap Kegiatan
9.1
LSM, Ormas
dan OKP
Kegiatan
2.1 pembinaan
I 10 2 1(b) Kegiatan
9.2 politik
daerah
2.2 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
0 Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Rasio
per
jumlah
2.2 10.000
IV 16 1 3.(b) Polisi
0.1 pendudu
Pamong
k
Praja
per
2.2 Jumlah 10.000
IV 16 1 3.(c)
0.2 Linmas pendudu
k
2.2 Pertumbuh
IV 8 1 1(a) % 10,38 8,23 5,94 -1,65 3,01
0.3 an ekonomi
2.2
I 1 2 1(c) Kemiskinan % 4,83 4,76 5,33 5,37 5,41
0.4

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 101
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2.2 Penegakan
IV 16 6 2.(b) Kasus
0.6 PERDA
Tingkat
penyelesaia
n
pelanggara
2.2
IV 16 1 3.(d) n K3 %
0.7
(ketertiban,
ketentrama
n,
keindahan)
Indeks
2.2 Kepuasan
IV 12 8 1.(b) -
0.8 Layanan
Masyarakat
Indeks
2.2
IV 16 5 1.(a) Persepsi Angka
0.9
Korupsi
2.2
Indeks
0.1 IV 10 3 1.(a) Angka
demokrasi
0
2.2 Indeks
0.1 IV 10 3 1.(b) kepuasan Angka
1 masyarakat
Predikat
2.2 akuntabilita
0.1 IV 16 6 1.(b) s kinerja Nilai
2 pemerintah
daerah
Predikat
2.2 kinerja
0.1 IV 16 6 1.(b) penyelengg -
3 araan
pemda
jumlah
SKPD yang
ditetapkan
2.2 sebagai
0.1 IV 16 6 1.(d) zona SKPD
4 integritas
menuju
WBK-
WBBM
2.2 Menurunny
0.1 IV 16 5 1.(a) a kasus Kasus
5 KKN
Opini
2.2 laporan
0.1 IV 16 6 1.(a) keuangan - WDP WTP WTP WDP WTP
6 pemerintah
kabupaten
Persentase
akurasi
2.2
updatang
0.1 IV 17 19 2.(e) %
data
7
kepegawaia
n
Persentase
Ketepatan
2.2
Waktu
0.1 IV 17 19 2.(f) %
Kenaikan
8
Pangkat
PNS
Persentase
Bantuan
2.2
Tugas
0.1 IV 17 19 2.(g) %
Belajar Dan
9
Ikatan
Dinas

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 102
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
Peningkata
n Kualitas
SDM
2.2 Aparatur
0.2 IV 17 19 2.(h) melalui %
0 pelaksanaa
n
Pendidikan
dan
Pelatihan
Persentase
Kualitas
2.2
Pelaksanaa
0.2 IV 17 19 2.(i) %
n
1
Pembinaan
Karier PNS
Jenis dan
2.2
jumlah
0.2 IV 8 10 1* Unit
bank dan
2
cabang
Jenis dan
2.2 jumlah
0.2 IV 3 8 2.(b) perusahaan Unit
3 asuransi
dan cabang
2.2 Jenis, kelas,
0.2 II 8 9 1.(j) dan jumlah Unit 86 87 91
4 restoran
Jenis, kelas,
2.2
dan jumlah
0.2 II 8 9 1.(k) Unit 122 250 267 277 289
penginapan
5
/ hotel
B Urusan Pemerintahan Pilihan
1 Urusan Kelautan dan Perikanan
Nilai ekspor
1.1 II 2 3 1(g) Juta US$
perikanan
Produksi
1.039,12 1.594,1 2.202 2.200,
II 2 3 1(h) perikanan Ton 1.866,2
0 ,3 22
budidaya
1.2 Produksi
perikanan 15.884,4 16.075, 16.398, 16.71 16.95
II 2 3 1(i) Ton
tangkap di 0 00 50 5,20 4,20
laut
Produksi
hasil
17.116,6 17.320, 18.264, 18.9 18.21
1.3 II 2 3 1(j) penangkap Ton
7 7 17,5 6,5
an
perikanan
Produksi
1.4 II 2 3 1(k) perikanan Ton
Umum
Produksi
1.5 II 2 3 1(l) perikanan Ton
Darat
Produksi
1.6 II 2 3 1(m) perikanan Ton
Laut
Konsumsi
1.7 II 2 3 1(n) %
ikan
Cakupan
bina
1.8 II 2 3 1(o) %
kelompok
nelayan
2 Urusan Pariwisata
Jumlah
105.535 130.0 207.7
2.1 II 8 9 2* kunjungan Orang 88.302
23 80
wisatawan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 103
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kontribusi
sektor
2.2 II 8 9 1.(c) pariwisata %
terhadap
PDRB
Jumlah
Potensi
2.3 II 8 9 1.(g) Pariwisata Obyek 159
yang telah
di data
Jumlah
Sarana dan
2.4 II 8 9 1.(i) Prasarana Jenis
Pelayanan
yang ada
3 Urusan Pertanian
Produktivit
as padi
3.1 I 2 3 1(a) ton/ha 3,14 3,14 2,91
sawah dan
ladang
Kontribusi
sektor
Pertanian,
Kehutanan,
3.2 I 2 3 1(b) % 9,06 10,14 10,89 11,32 11,01
dan
Perikanan
terhadap
PDRB
Kontribusi
sektor
pertanian
3.3 I 2 3 1(c) tanaman %
pangan
terhadap
PDRB
Kontribusi
sektor
pertanian
3.4 I 2 3 1(d) %
perkebuna
n terhadap
PDRB
Cakupan
bina
3.5 I 2 3 1(e) %
kelompok
petani
Produksi
3.6 I 2 3 1(f) ton 44.776 43.172 37.441
padi
Laju
pertumbuh
an ekonomi
Sektor
3.7 I 2 % 1,28 9,68 10,32 -1,43 6,09
Pertanian,
Kehutanan,
dan
Perikanan
Jumlah
produksi
daging 484,67
3.8 I 2 Ton 536,267 533,355
(sapi, 3
kambing,
babi)
Jumlah
produksi
3.9 I 2 daging Ton 1.791 1.658 1.651
ayam/ungg
as
Jumlah
3.1 usaha
I 2 Unit
0 pengolahan
hasil ternak
4 Urusan Kehutanan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 104
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Rehabilitasi
4.1 III 15 3 1.(a) hutan dan %
lahan kritis
Luas
rehabilitasi
4.2 III 15 3 1.(b) Ha
hutan dan
lahan
Kerusakan
4.3 III 15 3 1.(c) Kawasan %
Hutan
Kontribusi
sektor
4.4 II 8 9 2(h) kehutanan %
terhadap
PDRB
Produk
4.5 II 8 9 2(i) ikutan hasil ton
hutan
1.604.2
4.6 III 15 1 1.(d) Luas Hutan ha
56,20
Luas Hutan 360.765
4.7 III 15 1 1.(e) ha
lindung ,90
Luas Hutan
668.098
4.8 III 15 1 1.(f) Produksi ha
,80
terbatas
Luas Hutan
533.495
4.9 III 15 1 1.(g) Produksi ha
,10
tetap
Luas Hutan
4.1 produksi 33.907,
III 15 1 .1.(h) ha
0 yang 40
dikonversi
4.1 Luas Hutan
III 15 1 1.(i) ha
1 lainnya
5 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Rasio
5.1 II 7 3 1* %
elektrifikasi
Bauran
5.2 II 7 2 1* Energi Baru %
Terbarukan
Persentase
5.3 II 7 3 1(a) desa %
berlistrik
Pertamban
5.4 III 15 1 1.(c) gan tanpa %
ijin
Kontribusi
sektor
pertamban
5.5 II 8 9 2(f) gan dan % 66,11 63,29 61,31 60,28 62,46
penggalian
terhadap
PDRB
Produksi
5.6 II 7 3 1(b) KWh
listrik
Produksi
(Tonase)
Batu bara 32.072.6 34.181. 35.111.
5.7 II 8 9 2(g) (Ton)
dan 88 093 861
Tambang
Lainnya
6 Urusan Perdagangan
Nilai ekspor
produk
olahan
6.1 II 8 1 1.(b) Juta Rp
nomigas
dan non
batu bara

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 105
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kontribusi
sektor
Perdaganga
n Besar dan
Eceran,
6.2 II 8 1 1.(c) Reparasi % 5,71 5,15 5,11 5,19 4,99
Mobil dan
Sepeda
Motor
terhadap
PDRB (%)
Ekspor
Bersih
6.3 II 8 1 1.(d) Juta Rp
Perdaganga
n
Cakupan
bina
kelompok
6.4 II 8 1 1.(e) %
pedagang/
usaha
informal
Jumlah
II 8 1 1.(f) pedagang Unit 5
besar
Jumlah
6.5 II 8 1 1.(g) pedagang Unit 48
menengah
Jumlah
II 8 1 1.(h) pedagang Unit 261
kecil
7 Urusan Perindustrian
Jumlah
industri inti
7.1 II 8 9 2(e) pengolahan Industri
khas
daerah
Kontribusi
sektor
Industri
7.2 II 9 3 1* % 3,84 3,83 3,87 4,12 4,00
Pengolahan
terhadap
PDRB
Pertumbuh
7.3 II 8 9 2(a) an Industri % -12,43 -1,64 2,69 -1,34 3,24
Pengolahan
Cakupan
bina
7.4 II 8 9 .2(b) %
kelompok
pengrajin
Jumlah IKM
yang
7.5 II 8 9 2(c) IKM
berorientas
i ekspor
7.6 II 8 9 2(d) Jumlah IKM IKM
Tenaga
7.7 II 9 5 1* kerja orang
industri
Nilai
7.8 II 9 2 1(a) investsi (000 Rp)
industri
Nilai
7.9 II 9 2 1(b) produksi (000 Rp)
industri
8 Urusan Transmigrasi
Jumlah
kawasan
8.1 II 8
transmigra
si
Transmigra
8.2 II 8
n swakarsa

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 106
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah


II - 107
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Pengelolaan keuangan daerah secara keseluruhan mencakup kegiatan


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,
dan pengawasan keuangan daerah. Tahapan-tahapan dalam pengelolaan
keuangan daerah sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan
pembangunan setiap tahunnya. Oleh karena itu, perwujudan pelayanan dan
kesejahteraan kepada masyarakat dari pengelolaan keuangan daerah harus
melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi
pembangunan yang terstruktur dengan baik.

Dengan dilakukannya perubahan perencanaan, dimana kebijakan


pembangunan Kabupaten Berau telah dilaksanakan dalam 2 (dua) tahun fiskal
dan satu tahun fiskal sedang berjalan maka analisis gambaran umum kinerja
keuangan dilakukan terhadap realisasi APBD tahun 2016, penetapan APBD
perubahan 2017, serta APBD 2018. Realisasi beberapa tahun sebelumnya
dimungkinkan untuk dicantumkan dalam rangka memperkaya analisis. Data
dan informasi dimaksud digunakan sebagai bahan analisis dan perspektif untuk
mengetahui kemampuan pendanaan pembangunan dalam jangka menengah,
khususnya pada tahun 2019, 2020, dan 2021.

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Pelaksanaan otonomi daerah secara langsung telah berpengaruh


terhadap sistem pembiayaan, pengelolaan, dan pengawasan keuangan daerah.
Sistem pembiayaan daerah dalam konteks otonomi daerah merupakan aspek
yang sangat penting di mana kesinambungan penyelenggaraan pembangunan di
masa datang ditentukan sejauh mana kemandirian pembiayaan tersedia untuk
melaksanakan pembangunan daerah. Dalam hal ini, daerah diharapkan mampu
meningkatkan kapasitas fiskal (fiscal capacity) agar mampu mencukupi
kebutuhan fiskalnya (fiscal need) sehingga tidak mengalami defisit fiskal (fiscal

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

gap). Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah adalah
dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan otonomi daerah,


salah satunya bisa diukur melalui kinerja/kemampuan keuangan daerah.
Analisis kinerja keuangan daerah diukur melalui perhitungan rasio-rasio
keuangan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD, salah
satunya yaitu rasio kemandirian (otonomi fiskal) atau dikenal dengan istilah
Derajat Otonomi Fiskal Daerah (DOFD). DOFD dihitung berdasarkan
perbandingan antar jumlah PAD dengan total penerimaan daerah. Rasio ini
menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah.
Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan desentralisasi. Adapun perkembangan DOFD
Kabupaten Berau periode 2014-2018, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 1
Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
(Jutaan Rupiah)
Pendapatan Asli
No. Tahun Total Pendapatan DOFD
Daerah
1 2014 241,016 2,364,646 10%
2 2015 234,414 2,279,352 10%
3 2016 208,261 1,952,703 11%
4 2017 222,327 1,836,427 12%
5 2018 242,728 1,915,600 13%
Rata-Rata 229,751 2,069,746 11%
Sumber: Dispenda Kabupaten Berau, 2018

Dari tabel di atas tampak bahwa DOFD Kabupaten Berau rata-rata 11


persen. Hal ini berarti berdasarkan kriteria penilaian tingkat desentralisasi
fiskal maka kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah masih kurang
atau dengan kata lain kemampuan keuangan daerah Kabupaten Berau untuk
membiayai belanja pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan masih
kurang dan masih membutuhkan bantuan pendanaan dari pemerintah pusat.
Meskipun demikian, persentase DOFD Kabupaten Berau berkecenderungan naik
setiap tahunnya sehingga diharapkan pada tahun–tahun mendatang,
Pemerintahan Kabupaten Berau dapat meningkatkan peran PAD dalam
desentralisasi fiskal.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang memiliki komponen terdiri dari:
(1) Pendapatan Daerah yang didalamnya terdapat PAD, Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah; (2) Belanja Daerah yang didalamnya
terdapat Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung; dan (3) Pembiayaan
Daerah yang didalamnya terdapat Penerimaan Pembiayaan Daerah dan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Oleh karena itu, untuk mengetahui kinerja
pengelolaan keuangan daerah diperlukan analisis pelaksanaan terhadap semua
komponen APBD tahun sebelumnya. Analisis ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dalam mendanai penyelenggaraan pemerintahan daerah serta sebagai dasar
untuk menentukan kerangka pendanaan di masa mendatang, dengan
mempertimbangan segala peluang dan hambatan yang dihadapi.

A. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan. Sumber pendapatan daerah terdiri atas:

(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi: pajak daerah, retribusi daerah,
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah;
(2) Dana Perimbangan, meliputi: dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil bukan
pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus; serta
(3) Kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, meliputi: bantuan/hibah,
dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah.

Guna mengetahui kinerja pendapatan daerah dilakukanlah analisis


pendapatan daerah dengan menggunakan angka rata-rata pertumbuhan
pendapatan daerah selama lima tahun yang menunjukan kemampuan
pemerintah daerah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
pendapatan daerah. Hasil analisis pendapatan daerah sekaligus juga digunakan

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sebagai salah satu dasar dalam merencanakan atau memproyeksikan


pendapatan daerah di masa mendatang.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 2
Kinerja Keuangan Daerah (Realisasi Pendapatan Daerah) Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
No. Uraian Realisasi Pendapatan Rata-Rata
2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan
(%)
1 PENDAPATAN 2.364.646.000.000 2.215.348.539.115 1.952.703.118.730 1.836.427.135.301 2.197.411.537.000 -5%
1.1 Pendapatan Asli 241.016.000.000 234.413.759.045 208.260.995.212 222.327.143.552 210.465.240.000 1%
Daerah
1.1.1 Pajak daerah 39.907.000.000 39.038.258.298 38.864.730.630 48.728.109.332 63.879.230.000 5%
1.1.2 Retribusi daerah 14.445.000.000 13.270.194.690 13.528.076.879 14.668.769.120 13.888.180.000 1%
1.1.3 Pendapatan hasil 27.341.000.000 23.481.950.253 14710149182 27.005.937.319 24.495.340.000 9%
pengelolaan kekayaan
daerah yang
dipisahkan
1.1.4 Lain-lain PAD yang 159.323.000.000 158.623.355.805 141.158.038.520 131.924.327.781 108.202.490.000 -1%
sah
1.2 Dana Perimbangan 1.646.445.000.000 1.579.758.858.870 1.451.000.133.718 1.186.720.354.749 1.682.458.860.000 -4%
1.2.1 Dana bagi hasil 1.140.675.000.000 1.122.423.282.870 846.086.145.258 524.840.124.772 935.300.130.000 -13%
pajak/dana bagi hasil
bukan pajak (sumber
daya alam)
1.2.2 Dana alokasi umum 498.008.000.000 450.655.808.000 543.127.247.000 540.531.902.000 561.401.130.000 4%
1.2.3 Dana alokasi khusus 7.762.000.000 6.679.768.000 61.786.741.460 121.348.327.977 185.757.600.000 247%
1.2.4 Dana otonomi khusus
1.2.5 Dana desa
1.2.6 Dana transfer
antardaerah
1.2.7 Pendapatan bagi hasil
1.2.8 Bantuan keuangan

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.3 Lain-Lain 477.185.000.000 401.175.921.200 293.441.989.800 427.379.637.000 304.487.437.000 -6%


Pendapatan Daerah
yang Sah
1.3.1 Hibah
1.3.2 Dana bagi hasil pajak 196.206.000.000 314.822.000.000 134.057.639.000 195.764.945.000 178.444.712.000 10%
dari provinsi dan
pemerintah daerah
lainnya ***)
1.3.3 Dana penyesuaian 37.545.000.000 57.631.000.000 5.000.000.000 53.041.955.000 35.050.000.000 222%
dan otonomi
khusus****)
1.3.4 Bantuan keuangan 243.434.000.000 92.726.000.000 89.307.140.000 94.466.250.000 0 -40%
dari provinsi atau
pemerintah daerah
lainnya
1.3.5 Dana desa dan desa 0 65.077.210.800 84.106.487.000 90.992.725.000 19%
adat
Sumber: Dispenda Kabupaten Berau, 2019

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Berdasarkan data di atas, analisis terhadap pendapatan daerah dapat


dijelaskan sebagai berikut.

1. Realisasi pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar -5 persen yang


dipengaruhi oleh adanya grafik fluktuatif di semua unsur pendapatan daerah,
yaitu: PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Jumlah dana
terbanyak didapat dari komponen dana perimbangan yaitu dana bagi hasil
pajak/bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam).

2. Realisasi PAD mengalami trend fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar


1 persen. Semua unsur PAD menunjukan trend fluktuatif dari tahun 2014 sampai
dengan 2018 (pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah). Komponen yang
menunjukan kenaikan signifikan adalah pendapatan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, yaitu 9 persen. Nilai pajak daerah menurun pada tahun
2018 yang menunjukkan belum maksimalnya kesadaran masyarakat Berau akan
pentingnya pajak bagi pembangunan.

3. Realisasi penerimaan dana perimbangan mengalami penurunan dengan rata-


rata pertumbuhan sebesar -4 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh unsur
dana bagi hasil pajak/dana bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam) yang
cenderung menurun. Sedangkan unsur lainnya, yaitu DAU dan DAK, terjadi
fluktuasi. Kenaikan DAK dan DAU Kabupaten Berau menunjukkan bahwa
Kabupaten Berau belum mampu menyelenggarakan pemerintahan dari Dana
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (SDA) saja.

Kontribusi PAD terhadap total Pendapatan Daerah Kabupaten Berau dari


tahun 2014 hingga 2018 berada pada kisaran 11 persen yang menunjukkan
tingkat ketergantungan tinggi terhadap pemerintah pusat. Kontribusi
pendapatan yang paling tinggi adalah dana perimbangan, yaitu berada pada
kisaran 70 persen. Namun nilai dana perimbangan mengalami penurunan
fluktuatif setiap tahunnya, sebaliknya nilai PAD dan PAD lain-lain yang sah
mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan adanya upaya pemerintah
Kabupaten Berau untuk tidak bergantung pada pemerintahan pusat.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

B. Belanja Daerah

Belanja Daerah adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai


pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan. Belanja daerah terdiri dari komponen: (1) belanja langsung, yaitu
belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta
belanja modal; dan (2) belanja tidak langsung, yaitu belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang
terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan
belanja tidak terduga.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan


urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang terdiri
dari urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan yang penanganannya dalam
bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama dengan pemerintah provinsi
dan pemerintah daerah atau antarpemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan diprioritaskan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan
pembangunan melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem
jaminan sosial.

Guna mengefektifkan dan mengefisiensikan alokasi dana untuk belanja


daerah dilakukanlah analisis belanja. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan sebagai
bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 3
Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Realisasi Rata-rata
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan
BELANJA 997.900.000.000 1.130.907.000.000 2.294.485.000.000 1.839.370.283.200 1.997.683.000.000 26%
Belanja
A Tidak 459.760.000.000 575.804.000.000 844.622.000.000 933.598.552.200 868.114.190.400 19%
Langsung
Belanja
1 428.388.000.000 444.965.000.000 590.717.000.000 576.294.826.000 580.478.075.000 9%
Pegawai
Belanja
2
Bunga
Belanja
3
Subsidi
4 Belanja Hibah 7.994.000.000 23.250.000.000 18.080.000.000 16.280.400.000 28.884.400.000 59%
Belanja
5 Bantuan 2.489.000.000 662.000.000 816.000.000 6.000.000.000 5.000.000.000 142%
Sosial
Belanja Bagi
6 926.000.000 1.285.000.000 4.452.000.000 5.500.000.000 5.900.000.000 79%
Hasil
Belanja
7 Bantuan 19.575.000.000 105.326.000.000 230.487.000.000 327.023.326.200 244.851.715.400 143%
Keuangan
Belanja Tidak
8 388.000.000 316.000.000 70.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 849%
Terduga
Belanja
B 538.140.000.000 555.103.000.000 1.449.863.000.000 905.771.731.000 1.129.568.809.600 38%
Langsung
Belanja
1 41.248.000.000 30.887.000.000 117.787.000.000 73.893.318.750 70.498.811.580 54%
Pegawai

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Belanja
2 Barang dan 246.921.000.000 250.397.000.000 544.619.000.000 417.422.744.720 478.114.549.170 28%
Jasa
Belanja
3 249.971.000.000 273.819.000.000 787.457.000.000 414.455.667.530 580.955.448.850 47%
Modal
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau, 2018

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Analisis terhadap realisasi belanja daerah selama tahun anggaran 2014-


2018 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Persentase realisasi total belanja mengalami kenaikan pada periode 2014-


2018, yaitu dengan rata-rata pertumbuhan 26 persen. Hal ini disebabkan
kenaikan pada belanja langsung dan belanja tidak langsung.

2) Rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsung pada periode 2014-2018


mengalami kenaikan sebesar 19 persen. Komponen belanja pegawai
merupakan komponen yang paling berkontribusi atas naiknya belanja
tidak langsung, dengan rata-rata pertumbuhan 9 persen.

3) Rata-rata pertumbuhan belanja langsung adalah sebesar 38 persen.


Realisasi belanja langsung meningkat karena kenaikan unsur belanja
barang dan jasa, belanja pegawai, serta belanja modal.

4) Terjadinya kenaikan porsi realisasi belanja tidak langsung dan realisasi


belanja langsung menggambarkan bahwa kebutuhan pemerintah daerah
dalam pembangunan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, perlu adanya optimalisasi anggaran agar tingginya penyerapan
anggaran berbanding lurus dengan keberhasilan pembangunan daerah
yang telah direncanakan.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Terkait dengan kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, yakni dalam


kurun waktu tahun 2014 hingga tahun 2018, akan diuraikan ke dalam substansi
proporsi penggunaan anggaran untuk melihat proporsi belanja yang digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan aparatur; serta analisis pembiayaan.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran


Proporsi penggunaan anggaran pemerintah untuk pegawai pemerintahan
hanya diperuntukkan bagi PNS. Proporsi ini dibagi menjadi belanja langsung dan
tidak langsung, dengan jumlah nilai paling besar pada belanja tidak langsung. Pada
belanja langsung, komponen belanja perjalanan dinas mempunyai nilai yang besar
dan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 4
Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Berau Tahun 2014-2018
Total belanja untuk Total pengeluaran (Belanja
No. Tahun pemenuhan kebutuhan + Pembiayaan
aparatur Pengeluaran)
1 2014 997.900.000.000 997.900.000.000
2 2015 1.130.907.000.000 1.130.907.000.000
3 2016 2.294.485.000.000 2.294.485.000.000
4 2017 1.839.370.283.200 1.846.870.283.200
5 2018 1.997.683.000.000 1.997.683.000.000
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau, 2018

Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk


menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak
dapat dihindari dan ditunda sehingga harus dibayar dalam suatu tahun anggaran
pemerintah daerah, seperti: gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan,
bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau
belanja sejenis lainnya. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah
pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam
rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas pemerintah daerah, yaitu
pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium tenaga medis dan belanja
sejenis lainnya. Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja dalam rangka
penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan.

Tabel 3. 5
Realisasi Pengeluaran Belanja Periodik Dan Pengeluaran Pembiayaan Yang
Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Berau
Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)
Rata-Rata
No. Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Pertumbuhan
(%)
Belanja Tidak
1 373.511 418.467 2.257.729 3.779.083 592.950 27,46
Langsung
Gaji dan
a 247.325 264.026 282.453 2.038.883 326.044 7,73
tunjangan
Tambahan
b 122.917 151.976 212.664 1.740.200 259.397 38,26
penghasilan PNS
Belanja
penerimaan
c 2.277 2.464 2.616 - 3.057 25,84
lainnya
pimpinan dana

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

nggota DPRD
Serta
KDH/WKDH
Belanja bagi
hasil kepada
d 990 - - - -2,14
Provinsi/
Kabupaten/Kota
Belanja
2 120.912 168.604 189.790 2.320.740 1.449.862 31,48
Langsung
a Belanja pegawai 97.019 137.361 149.899 1.806.232 117.786 14,15
b Pendidikan PNS 3.074 4.047 703 65.207 4,43
Belanja jasa
c 20.156 25.751 37.924 514.508 41.592 15,56
Kantor
Belanja sewa
perlengkapan
d 663 1.445 1.264 1.237 -8,87
dan peralatan
kantor
Pembiayaan
3 - - - - - 0
Pengeluaran
Pembentukan
a - - - - - 0
Dana Cadangan
Pembayaran
b - - - - - 0
pokok utang
Total 494.421 587.070 687.523 6.099.823 2.040.579 10,8
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau, 2016

Analisis terhadap realisasi pengeluaran belanja periodik dan pengeluaran


pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama selama tahun 2012-
2016 dapat dijelaskan antara lain.

1) Pertumbuhan rata-rata total realisasi pengeluaran belanja periodik dan


pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
periode tahun 2012-2016adalah sebesar 10.80 persen. Rata-rata
pertumbuhan yang besar nilainya adalah Belanja langsung, yakni 31,48
persen.

2) Pertumbuhan rata-rata total belanja tidak langsung pada pengeluaran


periodik dan pengeluaran yang wajib dan mengikat sebesar 27,46 persen.
Peningkatan terjadi di semua unsur belanja tidak langsung dengan
pertumbuhan rata-rata paling tinggi yakni unsur belanja tambahan
penghasilan PNS mencapai 38.26 persen dan memiliki nominal terbesar
diantara semua unsur belanja tidak langsung.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3) Pertumbuhan rata-rata total belanja langsung pada pengeluaran periodik dan


pengeluaran yang wajib dan mengikat sebesar 31,48 persen. Peningkatan
terjadi di semua unsur belanja langsung dengan pertumbuhan rata-rata paling
tinggi yakni unsur Belanja Jasa Kantor sebesar 15,56 persen diantara unsur-
unsur yang lain.

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk
menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan
tersebut bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Sebelumnya (SiLPA),
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, serta
penerimaan piutang daerah. Komposisi defisit anggaran belanja daerah Kabupaten
Berau seluruhnya ditutup dari Sumber Pembiayaan Sisa Lebih Penggunaan
Anggaran tahun sebelumnya sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 6
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Berau
Realisasi Proyeksi
Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENERIMAAN PEMBIAYAAN (A) 1.517.239.200 82.083.000.000 676.125.720.220 709.932.006.231 745.428.606.543

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 1.517.239.200 82.083.000.000 676.125.720.220 709.932.006.231 745.428.606.543


Tahun Sebelumnya (silpa)

Pencairan dana cadangan - - -


Hasil penjualan kekayaan - - -
daerah yang dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah - - -
Penerimaan Kembali Pemberian - - -
-Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah - - -
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 7.500.000.000 - 7.875.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
(B)
Pencairan Dana Cadangan - - -
Penyertaan modal (investasi) 7.500.000.000 - 7.875.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
daerah
Pembayaran pokok utang - - -
Pemberian pinjaman daerah - - -
Pembiayaan Netto (5.982.760.800,00) 82.083.000.000,00 668.250.720.220 689.932.006.231 725.428.606.543
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau, 2018

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3.3 Kerangka Pendanaan

Pada bagian kerangka pendaaan memberikan gambaran tentang


proyeksi pendapatan, Proyeksi Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran (SiLPA),
dan Proyeksi belanja wajib dan mengikat.

1. Proyeksi Pendapatan
Proyeksi pendapatan merupakan target pendapatan yang diharapkan akan
tercapai oleh suatu daerah untuk melaksanakan perencanaan pembangunan
daerah. Analisis terhadap pendapatan daerah dilakukan berdasarkan pada data
dan mengkaitkan dengan informasi yang dapat memengaruhi pertumbuhan
pendapatan daerah, antara lain:
a. Angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu;
b. Asumsi indikator makro ekonomi (PDRB/laju pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan lain-lain);
c. Kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah; dan
d. Kebijakan dibidang keuangan negara.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 7
Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Kabupaten Berau Tahun 2017-2021
Realisasi Penetapan APBD Proyeksi
No. Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
1 PENDAPATAN 1.836.427.135.301 2.197.411.537.000 2.649.842.000.000 2.098.811.194.000 2.140.787.417.880
Pendapatan Asli
1.1. 222.327.143.552 210.465.240.000 213.228.443.000 226.789.420.000 231.325.208.400
Daerah
1.1.1. Pajak daerah 48.728.109.332 63.879.230.000 58.000.000.000 72.300.000.000 73.746.000.000
1.1.2. Retribusi daerah 14.668.769.120 13.888.180.000 16.042.577.900 12.730.000.000 12.984.600.000
Pendapatan hasil
1.1.3. pengelolaan kekayaan 27.005.937.319 24.495.340.000 29.231.873.821 28.880.000.000 29.457.600.000
daerah yang dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 131.924.327.781 108.202.490.000 109.953.991.279 112.879.420.000 115.137.008.400
1.2. Dana Perimbangan 1.186.720.354.749 1.682.458.860.000 1.822.515.158.000 1.605.069.245.000 1.637.170.629.900
Dana bagi hasil
pajak/Dana bagi hasil
1.2.1. 524.840.124.772 935.300.130.000 1.008.138.616.000 1.008.138.616.000 1.028.301.388.320
bukan pajak (Sumber
Daya Alam)
1.2.2. Dana alokasi umum 540.531.902.000 561.401.130.000 596.930.629.000 596.930.629.000 608.869.241.580
1.2.3. Dana alokasi khusus 121.348.327.977 185.757.600.000 217.445.913.000 0

Lain-Lain Pendapatan
1.3. 427.379.637.000 304.487.437.000 614.098.399.000 266.952.529.000 272.291.579.580
Daerah yang Sah

1.3.1 Hibah 34.822.800.000

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dana bagi hasil pajak


dari provinsi dan
1.3.2 195.764.945.000 178.444.712.000 290.143.166.000 266.952.529.000 272.291.579.580
Pemerintah Daerah
lainnya ***)
Dana penyesuaian dan
1.3.3 53.041.955.000 35.050.000.000 10.652.016.000
otonomi khusus****)
Bantuan keuangan dari
provinsi atau
1.3.4 94.466.250.000 0 168.579.000.000
Pemerintah Daerah
lainnya
Dana Desa dan Desa
1.3.5 84.106.487.000 90.992.725.000 109.901.417.000
Adat
*APBD 2019
Sumber: Bapenda Kabupaten Berau

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2. Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat


Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat daerah Kabupaten Berau tersaji pada
tabel di bawah ini:

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 8
Realisasi dan Proyeksi Belanja Wajib dan Mengikat Tahun 2017-2021
Realisasi Proyeksi
No Uraian Penetapan APBD 2019
2017 2018 2020 2021
BELANJA 1.839.370.283.200 1.997.683.000.000 2.061.346.488.354 2.161.353.250.081 2.204.580.315.083
Belanja Tidak
A 933.598.552.200 868.114.190.400 931.777.678.754 975.306.000.000 994.812.120.000
Langsung
1 Belanja Pegawai 576.294.826.000 580.478.075.000 611.190.966.754 617.100.000.000 629.442.000.000
2 Belanja Bunga -
3 Belanja Subsidi -
4 Belanja Hibah 16.280.400.000 28.884.400.000 20.483.195.000 73.500.000.000 74.970.000.000
Belanja Bantuan
5 6.000.000.000 5.000.000.000 7.607.500.000 10.000.000.000 10.200.000.000
Sosial
6 Belanja Bagi Hasil 5.500.000.000 5.900.000.000 7.500.000.000 10.000.000.000 10.200.000.000
Belanja Bantuan
7 327.023.326.200 244.851.715.400 279.996.017.000 259.706.000.000 264.900.120.000
Keuangan

8 Belanja Tidak Terduga 2.500.000.000 3.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.100.000.000

B Belanja Langsung 905.771.731.000 1.129.568.809.600 1.129.568.809.600 1.186.047.250.081 1.209.768.195.083


1 Belanja Pegawai 73.893.318.750 70.498.811.580 70.498.811.580 74.023.752.159 75.504.227.202
Belanja Barang dan
2 417.422.744.720 478.114.549.170 478.114.549.170 502.020.276.629 512.060.682.162
Jasa
3 Belanja Modal 414.455.667.530 580.955.448.850 580.955.448.850 610.003.221.293 622.203.285.719
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Proyeksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Kabupaten Berau


Proyeksi SILPA daerah Kabupaten Berau tersaji pada tabel 3.9 di bawah
ini:

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 9
Proyeksi SILPA Kabupaten Berau Tahun 2017-2021 (Juta Rupiah)
No. Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pelampauan penerimaan PAD - - - - -
Pelampauan penerimaan dana
2 - - - - -
perimbangan

Pelampauan penerimaan lain-lain


3 - - - - -
pendapatan daerah yang sah

Sisa penghematan belanja atau


4 150.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
akibat lainnya
Kewajiban kepada pihak ketiga
5 sampai dengan akhir tahun belum - - - - -
terselesaikan
6 Kegiatan lanjutan - - - - -
Total Silpa 150.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dengan menggunakan asumsi bahwa SiLPA semakin menurun dari tahun


2017 hingga tahun 2021, maka ini mengindikasikan bahwa perlu adanya
kebijakan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan dan mengefisiensikan
anggaran. Oleh karena itu, perlu kebijakan untuk menggenjot kinerja perangkat
daerah agar proyeksi bisa terwujud sehingga efektifitas anggaran tetap terjaga.

4. Kapasitas Riil Keuangan Daerah


Kapasitas riil keuangan daerah Kabupaten Berau yang digunakan untuk
mendanai program/kegiatan pembangunan untuk prioritas I, II, dan III tersaji
pada tabel 3.10 di bawah ini:

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 10
Proyeksi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 (dalam juta rupiah)
Realisasi Penetapan APBD Proyeksi
No. Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
PENERIMAAN DAERAH 1.986.427.135.301 2.015.600.000.000 2.749.842.000.000 2.098.811.194.000 2.801.941.690.286
a. Pendapatan Daerah 1.836.427.135.301 1.915.600.000.000 2.649.842.000.000 2.098.811.194.000 2.701.941.690.286

b. Penerimaan 150.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000


Pembiayaan
PENGELUARAN DAERAH 941.098.552.200 868.114.190.400 939.652.678.754 995.306.000.000 970.442.120.000

a. Belanja Tidak Langsung 933.598.552.200 868.114.190.400 931.777.678.754 975.306.000.000 950.442.120.000

Pengeluaran
b. 7.500.000.000 7.875.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
Pembiayaan
KAPASITAS RIIL 1.045.328.583.101 1.147.485.809.600 1.810.189.321.246 1.103.505.194.000 1.831.499.570.286
Sumber: BPKAD Kabupaten Berau, data diolah.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kapasitas riil keuangan daerah dialokasikan ke berbagai program kegiatan


sesuai urutan prioritas berdasarkan visi, misi, dan program pembangunan calon
kepala daerah. Prioritas program/kegiatan dipisahkan menjadi prioritas I,
prioritas II, dan prioritas III dimana setiap tingkatan prioritas mendapatkan
alokasi anggaran setelah prioritas diatasnya terpenuhi.

 Prioritas I
Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau
program unggulan (dedicated) calon kepala daerah sebagaimana dijanjikan
pada kampanye pemilukada. Selain itu, alokasi anggaran juga harus disesuaikan
dengan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh
daerah. Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan
publik, bersifat monumental, berskala besar, serta memiliki kepentingan dan
nilai manfaat yang tinggi sehingga memberikan dampak luas pada masyarakat
sesuai dengan capaian visi dan misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga
diperuntukkan bagi prioritas belanja wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selanjutnya, untuk menyederhanakan perhitungan,
pendanaan prioritas I akan dihitung sesuai pagu total program pembangunan
daerah atau program prioritas untuk mencapai sasaran RPJMD sebagaimana
diuraikan di Bab VII.

 Prioritas II
Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat perangkat
daerah yang merupakan penjabaran dari analisis pada tiap bidang urusan.
Prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan perangkat daerah
yang paling berdampak luas pada masing-masing segmentasi masyarakat.
Program/kegiatan unggulan harus disesuaikan dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi terkait dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi perangkat daerah termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan.

 Prioritas III
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja tidak langsung seperti tambahan penghasilan PNS, belanja hibah,
belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan
kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan pemerintahan desa, serta belanja tidak
terduga.
Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pembagian pendanaan untuk program prioritas di atas secara lebih


lanjut dapat dilihat dalam tabel 3.11

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 3. 11
Pendanaan Prioritas Kabupaten Berau Tahun 2017-2021
Uraian 2017 2018 2019 2020 2021
Prioritas I 757.633.593.668 685.003.437.213 695.120.510.820 652.996.927.397 630.741.012.040
Prioritas II 287.694.989.433 462.482.372.387 1.115.068.810.426 450.508.266.603 1.212.076.370.746
JUMLAH 1.045.328.583.101 1.147.485.809.600 1.810.189.321.246 1.103.505.194.000 1.842.817.382.786

Prioritas pertama yang terdiri dari program pembangunan daerah untuk mencapai visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati
mendapatkan porsi besar, dibandingkan dengan program rutin di prioritas kedua.

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Bab III Gambaran Keuangan Daerah

III - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
DAERAH

Perumusan sebuah kebijakan publik diawali dengan identifikasi


permasalahan kebijakan (policy problem) dan isu-isu strategis daerah. Analisis
permasalahan daerah dilakukan guna menemukan permasalahan utama yang
dihadapi oleh daerah dengan pendalaman akar masing-masing masalah.
Adapun dinamika lingkungan eksternal yang kemungkinan besar terjadi di
masa mendatang dan teridentifikasi sebagai isu strategis apabila dimanfaatkan
dengan baik dapat menjadi sebuah kesempatan yang memberi peluang positif
dan sebaliknya jika tidak secara bijak ditemukenali dan diantisipasi dapat
memberi dampak buruk bagi masyarakat. Hal-hal semacam ini harus dikenali
dengan baik sebagai bagian dari identifikasi isu-isu strategis pembangunan
daerah baik berskala regional, provinsi, nasional, maupun internasional untuk
mendapatkan kerangka kebijakan atas peluang apa yang harus dimanfaatkan
dan ancaman apa yang harus diantisipasi. Rumusan kebijakan inilah yang akan
menjadi prioritas pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Berau.

4.1. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan adalah kesenjangan antara kinerja


pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan kesenjangan
antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat
perencanaan dibuat. Permasalahan pembangunan daerah bersifat kompleks,
baik bersumber dari permasalahan sektoral maupun wilayah. Penuntasan
permasalahan pembangunan merupakan salah satu esensi dari tujuan
pembangunan daerah sehingga kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan
tahap demi tahap. Sehingga, permasalahan pembangunan menjadi salah satu
rujukan utama dalam merumuskan setiap arah kebijakan pembangunan daerah.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dengan kebijakan yang tepat otomatis akan menghasilkan rumusan program


dan kegiatan yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan
pembangunan. Oleh karena itu, hasil pengendalian dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan periode lalu sangat penting untuk ditelaah dan dipahami
bersama terkait sejauhmana kebijakan pembangunan di masa lalu mampu
memecahkan berbagai permasalahan yang ada.

Dari hasil evaluasi terhadap gambaran umum kondisi daerah dan


analisis permasalahan pembangunan, permasalahan utama Kabupaten Berau
adalah “Kurangnya optimalisasi pengelolaan potensi lokal dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat”. Indikasi lebih lanjut atas
permasalahan utama dimaksud dan menjadi perhatian penting dalam
perumusan kebijakan pembangunan lima tahun mendatang dijabarkan lebih
rinci ke permasalahan pokok sebagai berikut.

1. Rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur pembangunan daerah;

2. Degradasi lingkungan hidup;

3. Transformasi sektor ekonomi berjalan lambat;

4. Perlambatan ekonomi hingga mencapai titik negatif;

5. Rendahnya daya saing dan kualitas sumber daya manusia; serta

6. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

Optimalisasi pengelolaan potensi sumber daya di Kabupaten Berau


merupakan realisasi pengejawantahan dirumuskannya sistem pemerintahan
desentralisasi atau otonomi daerah dalam efisiensi pembangunan nasional. Oleh
sebab itu, setiap hambatan-hambatan dalam mengembangkan potensi sumber
daya harus diminimalisir dengan mengetahui permasalahan-permasalahan
yang membebani pencapaian pembangunan daerah. Rangkaian permasalahan
tersebut nantinya akan menjadi sebuah kerangka dasar dalam penentuan
perencanaan kebijakan ke depan dengan disempurnakan oleh evaluasi
pembangunan periode-periode sebelumnya beserta kajian-kajian pembangunan
nasional maupun regional.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pemetaan permasalahan utama Kabupaten Berau dalam merealisasikan


visi pembangunan daerah terurai ke dalam permasalahan pembangunan daerah
dan akar permasalahannya sebagai berikut.

Gambar 4.1
Mata Rantai Permasalahan Utama Pembangunan Daerah Kabupaten Berau

Transformasi
sektor
ekonomi
berjalan
lambat

Perlambatan
Degradasi ekonomi
lingkungan hingga
hidup mencapai titik
Kurangnya negatif
optimalisasi
pengelolaan
potensi lokal
dalam
mewujudkan
kesejahteraan
Rendahnya masyarakat
kuantitas dan Rendahnya daya
kualitas saing dan
infrastruktur kualitas sumber
pembangunan daya manusia
daerah
Belum
terwujudnya
tata kelola
pemerintahan
yang baik

1. Rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur pembangunan daerah

Pelayanan terhadap masyarakat merupakan bagian utama dari tujuan


pembangunan daerah. Oleh karena itu, salah satu tugas pokok aparatur
pemerintah daerah adalah menyediakan pelayanan yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga pelayanan
administrasi kependudukan. Untuk mewujudkan pelayanan prima, pemerintah
daerah harus merumuskan program-program kegiatan dengan
mengoptimalkan berbagai sarana prasarana penunjang pembangunan daerah.
Masalah Rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur pembangunan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

daerah hadir karena permasalahan Belum meratanya pembangunan


infrastruktur pembangunan daerah.

Salah satu infrastruktur dasar masyarakat yang harus dipenuhi secara


layak adalah masalah perumahan dan pemukiman. Rumah atau tempat tinggal
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan
dimana kondisi rumah tinggal secara kasat mata akan memperlihatkan tingkat
kesejahteraan penduduk. Berdasarkan kepemilikannya, pada tahun 2016
rumah tangga yang telah menempati rumah sendiri mencapai 71,57 persen.
Sebagian besar (41,19%) rumah tangga di Kabupaten Berau menempati rumah
dengan luas lantai antara 50 hingga 99 m2 dan sekitar 1,22 persen rumah
tangga masih menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2.

Tabel 4.1
Perbandingan Luas Lantai Rumah (m2)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Wilayah ≤19 20-49 50-99 100-149 ≥150
Berau 1,22 35,38 41,19 10,97 11,24
Samarinda 6,64 30,22 35,08 14,31 13,74
Kutai Timur 2,33 38,44 42,34 11,31 5,58
Kalimantan Timur 3,51 33,91 42,54 11,34 8,70
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Salah satu prasyarat kondisi perumahan yang baik adalah apabila


sanitasinya baik dan terstruktur. Kepemilikan dan penggunaan jamban/tempat
buang air besar dapat menjadi indikator untuk melihat kondisi sanitasi suatu
wilayah dimana pada Kabupaten Berau persentase Rumah Tangga yang
memiliki jamban sendiri sebesar 90,00 persen. Perhatian pemerintah harus
diarahkan pada penduduk yang tidak menggunakan jamban/tempat buang air
besar (3,57%) karena sangat berpengaruh dalam penurunan tingkat kesehatan
masyarakat.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.2
Perbandingan Jumlah Pelanggan, Air yang Disalurkan dan Nilainya
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Air Disalurkan
Wilayah Pelanggan Nilai (Rupiah)
(000 m3)
Berau 13.817 7.690 36.787.162.563
Kutai Timur 17.774 6.329 33.711.781.475
Samarinda 137.135 70.932 181.856.817.322
Bulungan (Kaltara) 8.474 3.291 11.689.970.000
Kalimantan Timur 379.734 174.585 580.294.982.266
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017

Terkait infrastruktur air bersih, jika dilihat dari jumlah pelanggan, terlihat
bahwa belum semua masyarakat Kabupaten Berau mendapatkan akses
distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Berau. Data
Susenas 2016 menunjukan hanya 16,22 persen rumah tangga yang
menggunakan ledeng meteran/eceran. Permasalahan geografis merupakan
faktor utama dalam pemerataan infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan air
bersih ke seluruh wilayah Kabupaten Berau. Pada segi pemerataan penggunaan
air minum bersih dan layak di Kabupaten Berau juga masih belum optimal
(79,90%) dan masih berada di bawah rata-rata provinsi (90,63%). Adapun
rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak hanya sebesar
86,03 persen sementara pada level provinsi sudah mencapai 92,25 persen.

Gambar 4.2
Perbandingan Penggunaan Air Minum Bersih dan Layak
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
120
98,8598,94
100 89,05 90,6392,25
86,03 84,72
79,90
80

60

40

20

0
Berau Kutai Timur Samarinda Kalimantan Timur

Sumber Air Minum Bersih Sumber Air Minum Layak

Sumber: BPS Kalimantan Timur, 2017

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Lebih lanjut, pada pengembangan fasilitas elektrifikasi sumber


penerangan listrik PLN, Kabupaten Berau memiliki di bawah rata-rata provinsi,
yakni hanya sebesar 87,95 persen. Namun selain listrik PLN, sebagian
penduduk juga menggunakan listrik non PLN seperti genset sebagai sumber
penerangan utama yakni sebesar 10,40 persen.

Tabel 4.3
Perbandingan Persentase Sumber Penerangan Rumah Tangga (%)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Sumber Penerangan
Wilayah
Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik
Berau 87,95 10,40 1,65
Kutai Timur 69,51 23,79 6,70
Samarinda 99,75 0,25 0,00
Kalimantan Timur 91,74 6,93 1,33
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017

Salah satu permasalahan mendasar di Kabupaten Berau adalah


aksesibilitas wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau secara mudah
sehingga menyulitkan dalam distribusi barang dan jasa. Peningkatan
aksesibilitas dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan
dasar pendidikan maupun kesehatan. Dalam hal ini sarana prasarana inti dari
pelayanan juga harus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya seperti
peningkatan kualitas sekolah, puskesmas maupun poskesdes. Kualitas
infrastruktur aksesibilitas wilayah yang belum memadai dan tidak merata
ditandai dengan masih adanya kondisi jalan berupa kerikil sebanyak 8,27
persen maupun jalan tanah sebanyak 5,59 persen. Selain itu, dari segi kondisi
jalan, jika dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota sekitar, Kabupaten
Berau masih memiliki cukup banyak jalan yang rusak berat (11,68%) dan rusak
(9,01%).

Tabel 4.4
Perbandingan Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisinya (km)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Rusak
Wilayah Baik Sedang Rusak Total
Berat
Berau 801,79 146,39 595,99 141,90 1.686,07
Samarinda* 159,63 247,34 152,07 - 721,34
Kutai Timur 412,00 356,79 162,01 174,96 1.105,76

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Bulungan (Kaltara) 280,60 174,25 28,65 16,18 499,68


Kalimantan Timur 3.875,80 1.953,74 1.875,73 1.297,80 9.003,08
*Data Tahun 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Dari sisi komunikasi masyarakat utamanya dalam mengakses teknologi


informasi, terlihat penduduk yang mengakses internet pada tahun 2016 masih
rendah, yakni sebesar 33,06 persen. Hal ini mengindikasikan belum
sepenuhnya masyarakat paham akan pentingnya komunikasi terutama internet
yang dapat memberikan berbagai informasi kehidupan ter-update.

Permasalahan “Belum meratanya pembangunan infrastruktur


pembangunan daerah” dipicu oleh beberapa akar masalah yang bisa dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5
Rumusan Permasalahan
“Rendahnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Pembangunan Daerah”
Permasalahan Akar Masalah
1. Kebutuhan dasar masyarakat air bersih
masih minim pengembangan

2. Belum optimalnya pemenuhan listrik


perkotaan

3. Masih adanya kawasan kumuh di


Belum meratanya Kabupaten Berau
pembangunan
infrastruktur
pembangunan daerah 4. Belum optimalnya penyelenggaraan
infrastruktur perhubungan

5. Aksesibilitas dan konektivitas wilayah


yang belum sepenuhnya terjangkau
dengan baik

6. Belum meratanya akses komunikasi


masyarakat

2. Degradasi lingkungan hidup

Berbagai potensi sumber daya alam di kabupaten Berau dapat


dimanfaatkan sebagai modal dasar maupun penunjang dalam peningkatan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, pendayagunaan potensi sumber


daya alam yang kurang memerhatikan batas kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan yang ada, baik secara langsung maupun tidak
langsung, menimbulkan ancaman terhadap kelestarian lingkungan hidup dan
kesinambungan pembangunan itu sendiri.

Masyarakat pada umumnya menganggap bahwa sumber daya alam akan


tersedia selamanya dalam jumlah yang tidak terbatas secara cuma-cuma. Air,
udara, iklim, serta kekayaan alam lainnya dianggap sebagai anugerah Tuhan
yang tidak akan pernah habis. Demikian pula pandangan bahwa lingkungan
hidup akan selalu mampu memulihkan daya dukung dan kelestarian fungsinya
sendiri. Pandangan demikian sangat menyesatkan, akibatnya masyarakat tidak
termotivasi untuk ikut serta memelihara sumber daya alam dan lingkungan
hidup di sekitarnya. Hal ini dipersulit dengan adanya berbagai masalah
mendasar seperti kemiskinan, kebodohan, dan keserakahan.

Permasalahan yang muncul dan memicu terjadinya degradasi


lingkungan hidup Kabupaten Berau disebabkan karena belum optimalnya
tata kelola lingkungan hidup yang dikhawatirkan akan berdampak besar bagi
kehidupan masyarakat. Beberapa penyebab dari permasalahan ini timbul
karena:

a. Terus menurunnya kondisi hutan Berau

Hutan merupakan salah satu sumber daya yang penting, tidak hanya
dalam menunjang perekonomian wilayah tetapi juga dalam menjaga daya
dukung lingkungan terhadap keseimbangan ekosistem wilayah. Berdasarkan
hasil telaah World Agro Forestry Center dan The Nature Conservancy (TNC) pada
tahun 2009 saja atau selama periode 1990 sampai 2008 sekitar 39.000 hektar
Hutan Berau mengalami kerusakan akibat deforestasi dan degradasi serta
menghasilkan emisi karbon dioksida lebih dari 20 juta ton. Meningkatnya
kerusakan itu masih akan terus terjadi seiring tingginya ambisi perusahaan-
perusahaan tambang yang ada untuk mencapai target produksi yang terus
meningkat setiap tahunnya. Ancaman lain terhadap hutan Berau cukup tinggi
jika pembangunan tidak dilakukan dengan bijaksana. Dengan dinamika

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pembangunan dan kegiatan penambangan yang semakin meningkat, maka


kuantitas hutan mulai menurun. Tak hanya itu, komitmen perusahaan juga saat
ini semakin menurun.

b. Habitat ekosistem pesisir dan laut yang semakin rusak

Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya pesisir dan laut yang
tinggi dan beragam dengan terumbu karang yang luas, tertinggi kedua di
Indonesia setelah Raja Ampat dan ke tiga di dunia. Hutan mangrove banyak
ditemukan di Delta Berau dan di sepanjang daerah pesisir. Sejumlah pulau-
pulau kecil dan ekosistem padang lamun serta beberapa spesies yang
dilindungi, seperti: penyu hijau (terbesar di Indonesia), paus, lumba lumba,
duyung dan beberapa spesies lainnya juga dapat ditemukan daerah ini. Namun
demikian, kelestarian ekosistem pesisir dan laut tersebut mulai terancam oleh
berbagai perusakan terumbu karang, penurunan populasi penyu, praktek
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
Kerusakan daerah pesisir dan indikasi perkembangan Delta Sungai Mahakam
dan Berau ke arah lepas pantai, erat sekali hubungannya dengan kegiatan di
daratan Kalimantan timur terutama eksploitasi kayu secara liar (illegal loging)
dan penebangan hutan mangrove di daerah pesisir yang makin lama tidak
terkontrol.

Kendati masuk ke dalam salah satu tujuan wisata bawah laut kelas dunia,
Kabupaten Berau masih harus berkutat dengan maraknya penggunaan bom
dan racun ikan yang digunakan oleh nelayan setempat, yang juga mengancam
kelestarian terumbu karang Berau. Dari 12 pulau yang masuk dalam Kawasan
Konservasi Laut (KKL) Berau, Kalimantan Timur dengan luasan 1,2 juta ha,
diperkirakan sebanyak 40 persen atau 480.000 ha merupakan kawasan
terumbu karang di mana hingga saat ini telah terjadi kerusakan terumbu
karang Berau mencapai 60 persen dari luas total, yang ditandai dengan banyak
ditemukannya karang-karang mati dan patahan–patahan karang yang sudah
cukup lama di dasar laut menjadi Rubble dengan presentase berkisar 11-52
persen dan karang mati ber-Algae (Death Coral Algae/ DCA) pada beberapa
lokasi pengamatan di luar PIT (Point Intercept Transect). Selain pemakaian
bahan peledak, kerusakan terumbu karang juga diduga disebabkan oleh

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

aktivitas manusia dari daratan akibat pembukaan lahan untuk penginapan


yang dapat meningkatkan kekeruhan, mengurangi cahaya matahari yang
masuk sehingga dapat menghambat pertumbuhan zooanthelae simbion dari
karang. Disamping itu, aliran drainase yang mengandung kotoran yang
terbuang ke perairan pantai memacu pertumbuhan algae yang akan bersaing
dengan larva karang untuk menempel pada substrat keras. Penangkapan ikan
secara berlebihan dapat membuat masalah ini bertambah buruk karena ikan-
ikan pemakan algae juga ikut tertangkap. Dengan potensi yang besar beserta
permasalahannya, wilayah pesisir dan laut Kabupaten Berau perlu dikelola
dengan baik dan tepat guna menjaga kelestarian lingkungan berkelanjutan.

c. Residu aktivitas pertambangan yang merusak lingkungan

Aktivitas pertambangan di Berau yang berpotensi merusak lingkungan


jika tidak diatur, diawasi dan dikelola dengan bijak akan mengganggu
keseimbangan fungsi lingkungan hidup dan berdampak buruk bagi kehidupan
manusia. Sifat usaha pertambangan, khususnya tambang terbuka (open pit
mining), selalu merubah bentang alam sehingga memengaruhi ekosistem dan
habitat aslinya. Usaha pertambangan yang demikian dan diperparah dengan
banyaknya pertambangan tanpa ijin (PETI) cenderung ditolak masyarakat
karena dampak negatifnya bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

d. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity)

Kabupaten Berau termasuk daerah yang kaya akan keanekaragaman


hayati, baik di perairan maupun daratan. Keanekaragaman hayati akuatik di
Kabupaten Berau banyak dijumpai di perairan atau kawasan laut kepulauan
Derawan, meliputi: mangrove, lamun (seagrass-meadows), terumbu karang,
ikan karang, Cetacean dan Manta Rays (kelompok paus dan lumba-lumba),
penyu, ubur-ubur, biota lainnya (decapoda, alga, plankton, gastropoda, bentik
foraminifera). Keanekaragaman hayati flora dan fauna daratan di Kabupaten
Berau banyak dijumpai di hutan di mana hasil survei fauna darat menunjukkan
telah ditemukan sebanyak 42 jenis mamalia, 108 jenis burung, 6 jenis reptil, 9
jenis amphibi, 35 jenis ikan air tawar dan 14 jenis nyamuk. Fauna mamalia
terdiri dari 4 jenis primata, 10 jenis rodentia, 3 jenis tupai, 3 jenis kucing, 4

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

jenis tikus, 9 jenis kelelawar dan 9 jenis mamalia lainnya. Bekantan dan orang
utan termasuk mamalia dan merupakan endemik Pulau Kalimantan, sedangkan
13 jenis mamalia yang termasuk kategori dilindungi, yaitu beruang madu,
garangan, kancil, kukang, kijang kuning, kucing hutan, landak, macan dahan,
musang hitam, muncak, pelanduk napu, rusa, dan trenggiling. Fauna burung
(avifauna) diantaranya adalah beo atau tlung (Gracula religiosa), elang bondol
(Hallaster indus), burung raja udang (Alcedo meninting) yang merupakan
avifauna kategori dilindungi. Sedangkan reptil kategori dilindungi adalah ular
sawa (Phyton molurus) dan 3 jenis amphibi. Dengan semakin meningkatnya
aktivitas perekonomian dan pertambangan di Berau, telah mendatangkan
ancaman tersendiri bagi keberlangsungan hidup dan keanekaragaman hayati
tersebut Terlebih lagi, pengembangan perkebunan sawit juga cukup intens
dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, berbagai kebijakan yang
mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup harus terus digalakkan
tanpa mengurangi porsi perekonomian daerah.

e. Pencemaran air semakin meningkat

Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktifitas tambang yang tidak
ramah lingkungan. Aktivitas tambang batubara di Indonesia khususnya
Kabupaten Berau biasanya dilakukan dengan cara tambang terbuka, walaupun
ada beberapa yang menggunakan tambang bawah tanah (underground mining),
sehingga akan berdampak terhadap perubahan bentang alam, sifat fisik, kimia,
dan biologis tanah, serta secara umum menimbulkan kerusakan pada
permukaan bumi. Dampak ini secara otomatis akan mengganggu ekosistem di
atasnya, termasuk tata air (Subardja, 2007). Menurut Sayoga (2007),
permasalahan lingkungan dalam aktivitas pertambangan batubara umumnya
terkait dengan Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Air
tersebut terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral sulfida tertentu yang
terkandung dalam batuan oleh oksigen di udara pada lingkungan berair.
Pestisida dan herbisida yang berlebih dari perkebunan kelapa sawit juga
berpotensi mencemari sungai. Pengelolaan limbah yang kurang baik
(membuang langsung ke sungai) mengakibatkan air tercemar, kotor, dan bau
yang efeknya berbahaya.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Marganingrum dan Noviardi


(2010) diketahui bahwa aktifitas tambang secara langsung maupun tak
langsung dapat mencemari air. Hasil analisis data yang diperoleh, baik di
lapangan maupun analisis laboratorium, baik dari sampel air maupun sampel
tanah, menunjukkan bahwa keasaman air di sepanjang aliran sungai
disebabkan oleh faktor lingkungan di sekitar penambangan batubara, daripada
pencemaran dari limbah hasil pengolahan batubara. Oleh karena itu,
pengelolaan lahan bekas tambang perlu dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari kontak dengan udara dan air dari luar guna meminimalisir
polutan dari lokasi bekas tambang ataupun tanah di sekitar penambangan
batubara yang kaya akan mineral sulfide.

f. Kualitas udara di wilayah perkotaan semakin menurun

Pencemaran udara di Kabupaten Berau lebih disebabkan adanya


pembakaran lahan yang rutin dilakukan masyarakat tiap tahunnya. Sebagai
contoh, kualitas udara di Tanjung Redeb yang semakin menurun saat musim
tanam tiba akibat gangguan asap tebal dari pembakaran lahan oleh masyarakat.
Hal ini tentu memerlukan suatu pengaturan dan pemahaman kepada
masyarakat serta perlu segera diambil langkah antisipasi agar ke depannya
tidak terjadi lagi.

g. Pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan urusan hutan


lingkungan hidup

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 mengatur mengenai pembagian


urusan kehutanan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Daerah (Kabupaten/Kota). Menurut undang-undang tersebut, urusan bidang
kehutanan sebagian besar mejadi wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi. Kewenangan Pemerintah Daerah terhadap urusan bidang kehutanan
terletak pada sub urusan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. Kewenangan pemerintah daerah hanya untuk pelaksanaan
pengelolaan tanaman hutan raya (TAHURA) saja. Hal ini tentu saja membatasi
wewenang pemerintah daerah dalam bidang kehutanan. Adapun kewenangan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pemerintah daerah dalam urusan Lingkungan Hidup dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 4.6
Kewenangan Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota)
dalam Urusan Lingkungan Hidup Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
No Sub Bidang Kewenangan
1 Perencanaan Lingkungan Hidup RPPLH kabupaten/kota
2 Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS untuk Kebijakan Rencana
(KLHS) dan/atau Program (KRP)
kabupaten/kota
3 Pengendalian Pencemaran dan/atau Pencegahan penanggulangan dan
Kerusakan Lingkungan Hidup pemulihan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam
daerah kabupaten/kota.
4 Keanekaragaman Hayati (Kehati) Pengelolaan Kehati kabupaten/kota
5 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), a. Penyimpanan sementara limbah B3.
dan Limbah Bahan Berbahaya dan b. Pengumpulan limbah B3 dalam 1
Beracun (Limbah B3) (satu) daerah kabupaten/kota
6 Pembinaan dan pengawasan terhadap Pembinaan dan pengawasan terhadap
izin lingkungan dan izin perlindungan usaha dan/atau kegiatan yang izin
dan pengelolaan lingkungan hidup lingkungan dan izin PPLH diterbitkan
(PPLH) oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
7 Pengakuan keberadaan masyarakat a. Penetapan pengakuan MHA, kearifan
hokum adat (MHA), kearifan lokal dan lokal atau pengetahuan tradisional
hak MHA yang erkait dengan PPLH dan hak kearifan local atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA
terkait dengan PPLH yang berada di
Daerah kabupaten/kota.
b. Peningkatan kapasitas MHA, kearifan
lokal atau pengetahuan tradisional
dan hak kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak
MHA terkait dengan PPLH yang
berada di daerah kabupaten/kota.
8 Pendidikan, pelatihan, dan Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan,
penyuluhan lingkungan hidup untuk dan penyuluhan lingkungan hidup
masyarakat untuk lembaga kemasyarakatan tingkat
daerah kabupaten/kota
9 Penghargaan lingkungan hidup untuk Pemberian penghargaan lingkungan
masyarakat hidup tingkat daerah kabupaten/kota.
10 Pengaduan lingkungan hidup Penyelesaian pengaduan masyarakat di
bidang PPLH
terhadap:
a. Usaha dan/atau kegiatan yang izin

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

No Sub Bidang Kewenangan


lingkungan dan/atau izin PPLH
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
b. Usaha dan/atau kegiatan yang lokasi
dan/atau dampaknya di Daerah
kabupaten/kota.
11 Persampahan a. Pengelolaan sampah.
b. Penerbitan izin pendaurulangan
sampah/pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan
pemrosesan akhir sampah yang
diselenggarakan oleh swasta.
c. Pembinaan dan pengawasan
pengelolaan sampah yang
diselenggarakan oleh pihak swasta.

h. Belum harmonisnya peraturan perundangan lingkungan hidup

Untuk mengatasi masalah dan menjaga kualitas lingkungan, pengelolaan


lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan pencemaran
serta pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut dikembangkannya
berbagai perangkat kebijakan dan program serta kegiatan yang didukung oleh
sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup
kemantapan kelembagaan, sumber daya manusia dan kemitraan lingkungan,
disamping perangkat hukum dan perundangan, informasi serta pendanaan.

Hukum lingkungan atau peraturan perundangan di bidang lingkungan


hidup masih kurang bersinergi dengan peraturan perundangan sektor lainnya.
Banyak terjadi inkonsistensi, tumpang tindih dan bahkan saling bertentangan,
baik peraturan perundangan yang ada di tingkat nasional maupun peraturan
perundangan daerah. Untuk memberikan penguatan sebagai upaya
pengarusutamaan prinsip dan tujuan pembangunan berkelanjutan, maka
pengembangan hukum lingkungan perlu terus dilakukan. Keterkaitan dan
keseluruhan aspek lingkungan telah memberi konsekuensi bahwa pengelolaan
lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan
tetapi berintegrasi dengan seluruh pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu
saat ini dan seterusnya, masalah lingkungan hidup telah menjadi sorotan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

terutama dalam kaitannya dengan pembangunan daerah berbasis peningkatan


perekonomian. Permasalahan “Degradasi lingkungan hidup” di Kabupaten
Berau dipicu oleh permasalahan dan beberapa akar masalah sebagai berikut.

Tabel 4.7
Rumusan Permasalahan
“Degradasi Lingkungan Hidup”
Permasalahan Akar Masalah
1. Terus menurunnya kondisi hutan Berau
2. Habitat ekosistem pesisir dan laut yang
semakin rusak
3. Residu aktivitas pertambangan yang
merusak lingkungan
4. Tingginya ancaman terhadap
keanekaragaman hayati (biodiversity)
Belum optimalnya tata kelola 5. Pencemaran air semakin meningkat
lingkungan hidup
6. Kualitas udara di wilayah perkotaan
semakin menurun
7. Pembagian wewenang dan tanggung
jawab pengelolaan urusan hutan
lingkungan hidup
8. Belum harmonisnya peraturan
perundangan lingkungan hidup

3. Transformasi sektor ekonomi berjalan lambat

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Berau yang berujung pada


peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari
permasalahan perekonomian yang multi dimensi, seperti: masih tingginya
angka kemiskinan, angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan, minimnya
aksesibilitas ke setiap wilayah (terutama wilayah terpencil) hingga pemerataan
pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini, pemerintah daerah Kabupaten Berau
memiliki “pekerjaan rumah” yang merupakan permasalahan utama dan
periodik yakni menurunkan kesenjangan kesejahteraan masyarakat sekaligus
meningkatkan daya saing perekonomian melalui transformasi perekonomian
yang berfokus pada masyarakat menengah ke bawah. Dari permasalahan
Transformasi sektor ekonomi berjalan lambat, terdapat beberapa

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

fenomena yang menggambarkan atau memicu permasalahan tersebut, antara


lain:

a. Masih rendahnya pemberdayaan ekonomi masyarakat

Kesenjangan sosial dalam masyarakat sangat terlihat pada masyarakat


yang berada pada kategori miskin maupun keluarga pra sejahtera di mana pada
tahun 2016, tingkat kemiskinan Kabupaten Berau (5,37%) meningkat dari
periode sebelumnya meskipun lebih rendah dari angka Provinsi Kalimantan
Timur, yakni sebesar 6,11 persen. Dari perbandingan dengan wilayah sekitar
juga terlihat masih minimnya kemiskinan di Kabupaten Berau yang
mengindikasikan daya saing wilayah terkait kesejahteraan sosial lebih baik jika
dibandingkan wilayah sekitarnya. Namun, meski secara persentase lebih
rendah, akan tetapi harus dilihat indikator-indikator lainnya seperti gini rasio
(pemerataan), kedalaman kemiskinan, maupun keparahan kemiskinan wilayah.
Fenomena kenaikan angka kemiskinan ini harus selalu dipantau dan
diminimalisir kembali guna menjalankan salah satu amanat pembangunan
nasional yakni untuk menyejahterakan rakyat.

Gambar 4.3
Perbandingan Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
10,00 9,16 8,99
9,00
8,00
7,00
6,11
6,00 5,37
4,72
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
Berau Samarinda Kutai Timur Bulungan Kalimantan
(Kaltara) Timur

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Masih tingginya pengangguran

Semakin meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Berau berbanding


lurus dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang merupakan masa
produktif untuk mandiri secara ekonomi. Jumlah angkatan kerja yang
berkualitas akan meningkatkan akselerasi capaian pembangunan, namun
sebaliknya, jika angkatan kerja yang merupakan tulang punggung
perekonomian daerah masih minim kualitasnya maka akan timbul masalah.
Permasalahan tersebut yang dialami oleh Kabupaten Berau saat ini di mana
angkatan kerja sebagian besar hanya lulusan SD ke bawah. Hal ini terlihat pula
dari angka pengangguran Kabupaten Berau pada beberapa tahun ini yang
masih cukup fluktuatif di mana sempat mencapai 10,05 persen pada tahun
2014 meskipun menurun kembali pada tahun berikutnya mencapai 5,72
persen. Angka pengangguran ini masih cukup tinggi sehingga perlu adanya
penanganan khusus pada angkatan kerja di Kabupaten Berau agar memiliki
daya saing dalam kompetisi pasar kerja.

Tabel 4.8
Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Kabupaten/Kota 2013 2014 2015
Berau 5,85 10,05 5,72
Kutai Timur 6,09 5,65 5,14
Samarinda 8,57 7,56 5,61
Bulungan (Kaltara) 6,97
Kalimantan Timur 7,94 7,54 7,50
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Pada analisis lanjutan, dari keseluruhan penduduk angkatan kerja yang


memiliki pekerjaan sebanyak 36,25 persen bekerja pada sektor lapangan usaha
pertanian. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat cukup
banyak pekerja pertanian yang masih merupakan lulusan SD ke bawah. Hal ini
tentu saja menjadi masalah mengingat “kue” perekonomian dari sektor
pertanian mencapai 11,38 persen namun tenaga kerjanya masih belum optimal
kualitasnya. Selain itu, sebagian besar pelaku sektor pertanian juga masih
menggunakan sistem tradisional. Permasalahan ini memiliki berbagai solusi

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

yang mungkin dapat diselaraskan dengan berbagai sektor lain seperti


agrobisnis, teknologi informasi, dan sebagainya.

c. Pendapatan masyarakat yang belum merata

Melihat belum meratanya infrastruktur Berau, secara langsung juga


berdampak kepada belum meratanya pendapatan masyarakat. Dilihat dari
tabel indeks gini Kabupaten Berau, ketimpangan pendapatan di Kabupaten
Berau termasuk ketimpangan sedang karena masih di bawah angka 0,5. Indeks
gini menurun dari angka 0,3305 di tahun 2013 ke angka 0,3204 di tahun 2014
yang berarti terjadi penurunan ketimpangan pada pemerataan pendapatan
masyarakat. Meskipun mengalami penurunan gini ratio, akan tetapi jika
dibandingkan dengan wilayah lain masih termasuk pada ketimpangan
pendapatan yang tinggi. Oleh karena itu, Pemerintahan Kabupaten Berau harus
merumuskan program pemerataan pendapatan masyarakat dalam kualitas
yang optimal.

Gambar 4.4
Perbandingan Gini Ratio Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2014
0,3400 0,3355

0,3300
0,3204
0,3200

0,3100 0,3076
0,3047 0,3030
0,3000

0,2900

0,2800
Berau Samarinda Kutai Timur Bulungan Kalimantan
(Kaltara) Timur

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Perbandingan Upah Minimum Regional baik Kabupaten/Kota maupun


Provinsi Kalimantan Timur sebenarnya menunjukkan cukup tingginya upah
tenaga kerja di Kabupaten Berau yang mencapai upah minimum
Rp.2.657.537,50,-. Namun, tingginya upah minimum ini hanya dapat
dilaksanakan oleh beberapa usaha, utamanya perusahaan besar. Perusahaan-

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

perusahaan kecil maupun usaha mikro kecil menengah masih belum dapat
memberikan upah minimum karena dianggap terlalu tinggi.

Gambar 4.5
Perbandingan Upah Minimum Regional Kabupaten Berau dan Wilayah
Sekitarnya, 2016
2.657.537,50

2.464.108,00
2.442.189,62

2.339.556,37

Berau Kutai Timur Samarinda Kalimantan Timur

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017

d. Pertumbuhan perekonomian masih terpusat di perkotaan

Pemerataan pembangunan daerah cukup sulit diimplementasikan


mengingat pergerakan perekonomian Kabupaten Berau yang terpusat pada
wilayah perkotaan. Distribusi penduduk yang tidak merata merupakan salah
satu penyebab timbulnya permasalahan tersebut. Kecamatan Tanjung Redeb
dengan jumlah penduduk terbanyak (75.110 penduduk) menjadi pusat
perekonomian daerah sekaligus mendominasi kontribusi perekonomian
daerah. Kegiatan perekonomian di daerah pedesaan belum mampu
menggerakkan roda perekonomian secara masif pada masing-masing wilayah
sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah tidak terlalu signifikan.

Permasalahan-permasalahan di atas dipicu oleh beberapa akar masalah


yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.9
Rumusan Permasalahan
“Transformasi Sektor Ekonomi Berjalan Lambat”
Permasalahan Akar Masalah
Belum terlaksananya 1. Masih rendahnya pemberdayaan ekonomi
transformasi ekonomi masyarakat
berdasar sumber daya 2. Masih tingginya pengangguran
terbarukan
3. Pendapatan masyarakat yang belum merata
4. Pertumbuhan perekonomian masih terpusat
di perkotaan

4. Perlambatan ekonomi hingga mencapai titik negatif

Kabupaten Berau termasuk salah satu wilayah administrasi di Provinsi


Kalimantan Timur yang memiliki potensi sumber daya alam yang tergolong
tinggi. Namun, dalam pemberdayaan dan penggunaannya untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat masih belum optimal. Hal ini terlihat dari
pergerakan perekonomian Kabupaten Berau yang menurun secara signifikan
dalam kurun waktu lima tahun di mana pada tahun 2012 sebesar 15,47 persen
turun menjadi -1,70 persen pada tahun 2016. Penurunan ini salah satunya
disebabkan oleh fluktuasi perekonomian global yang menyebabkan
melambatnya pertumbuhan ekonomi di sektor pertambangan dan penggalian
sebagai kontributor dominan dalam pembentukan struktur perekonomian
Kabupaten Berau. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau ini mencapai titik
paling rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota di sekitarnya dan
Provinsi Kalimantan Timur. Permasalahan yang cukup urgent inilah yang perlu
diperhatikan, khususnya bagi pengambil kebijakan untuk perbaikan
perekonomian ke depan.

Tabel 4.10
Perbandingan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Berau 15,47 10,38 8,23 6,03 -1,70
Samarinda 0,50 4,93 5,43 0,04 0,23
Kutai Timur 11,54 4,10 3,43 1,45 -1,08
Bulungan (Kaltara) 7,92 5,36 4,29 2,07 2,40
Kalimantan Timur 5,26 2,25 1,71 -1,21 -0,38

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun selama ini telah


mencakup program-program yang memberdayakan masyarakat dalam
perekonomian lokal namun kurang maksimal dalam implementasinya. Hal ini
dikarenakan permasalahan pengembangan ekonomi lokal selalu terkait dengan
permasalahan lain, seperti aksesibilitas wilayah, sumber daya manusia,
maupun koordinasi pemerintah daerah.

Dari masalah perlambatan ekonomi hingga mencapai titik negatif,


terdapat beberapa permasalahan yang memicu masalah tersebut, yaitu:

a. Belum terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri

Kabupaten Berau, sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan


Timur, berkewajiban untuk mendukung program swasembada beras yang
dicanangkan oleh gubernur di mana hingga saat ini program tersebut masih
jauh dari harapan. Rata-rata hasil panen padi sawah di Kabupaten Berau
sebanyak 4,654 ton/ha pada tahun 2016. Angka ini masih berada jauh di bawah
angka provinsi yang mencapai 54.365 ton/ha.

Tabel 4.11
Perbandingan Produktivitas Tanaman Pangan (Padi)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya tahun 2016
Padi
Kedelai
Wilayah Padi Sawah (Ha) Ladang Jagung (Ha)
(Ha)
(Ha)
Berau 4.654 7.734 2.819 501
Samarinda* 2.342 100
Kutai Timur 3.011 5.027 628 55
Kutai Barat 1.287 1.995 69 27
Kalimantan Timur 54.365 25.979 4.948 1.059
*data tahun 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016

Ke depan, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam


pengembangan maupun distribusi produk pertanian di setiap wilayah
Kabupaten Berau. Selain itu, penting pula untuk mulai melirik dan
mengembangkan komoditas-komoditas baru dalam rangka mengoptimalkan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sumber daya regional agar kebutuhan pangan di Kabupaten Berau tidak


tergantung dari luar wilayah.

b. Potensi pariwisata belum dikelola dengan maksimal

Sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam luar biasa potensial, di


mana menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA)
terdapat 37 potensi objek wisata yang dapat dikembangkan dan menjanjikan
sebagai tujuan pariwisata dunia, namun dalam pengelolaanya masih belum
dilakukan secara optimal. Berdasarkan data wisatawan pada tahun 2016,
jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Berau mencapai 130.023
orang, yang terdiri dari 2.573 orang merupakan wisatawan mancanegara dan
127.450 orang adalah wisatawan nusantara. Angka ini meskipun secara umum
mengalami kenaikan, tetapi jika dilihat dari wisatawan mancanegara
mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir. Dalam
hal ini, jika pariwisata dikelola secara optimal maka potensi wisatawan lokal
maupun mancanegara bisa meningkat mencapai 100 persen sehingga secara
langsung akan meningkatkan daya saing pariwisata hingga level internasional.
Oleh karena itu, perlu terobosan-terobosan baru yang efektif,
berkesinambungan dan terarah terkait pemasaran, pengelolaan resort, hingga
peningkatan aksesibilitas menuju tempat wisata.

c. Rendahnya investasi dan penanaman modal daerah

Berbagai potensi sumber daya yang merupakan keanekaragaman dan


kekayaan Kabupaten Berau merupakan modal utama pelaksanaan
pembangunan daerah. Namun dalam pengelolaannya, pemerintah daerah
membutuhkan investor untuk menanamkan modalnya sekaligus mempercepat
laju roda perekonomian daerah. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah
Kabupaten Berau selama ini, penanaman modal mengalami peningkatan
utamanya pada penanaman modal asing, namun dari segi penanaman modal
dalam negeri masih terjadi fluktuasi dalam investasi usaha. Realisasi
penanaman modal di Kabupaten Berau berada pada level middle jika
dibandingkan dengan beberapa wilayah di Kalimantan Timur, namun jika
dilihat secara menyeluruh memang berada di atas rata-rata. Meskipun begitu,

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

mengingat cukup banyaknya potensi sumber daya alam, seharusnya investasi


yang direalisasikan untuk meningkatkan perekonomian dapat lebih
dioptimalkan melalui berbagai program kegiatan yang mendukung kemudahan
penanaman modal.

Tabel 4.12
Perbandingan Realisasi Penanaman Modal yang Disetujui
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2016
Realisasi Tenaga Kerja
Jumlah
Wilayah Investasi (Juta
Proyek Indonesia Asing
Rp)
Dalam Negeri
Berau 31 1.160.750,70 4.555 1
Kutai Timur 53 1.405.387,90 6.467 11
Samarinda 15 2.000,00 83 1
Kalimantan Timur 243 6.885.124,60 29.023 30
Realisasi Tenaga Kerja
Jumlah
Wilayah Investasi (Ribu
Proyek Indonesia Asing
US$)
Asing
Berau 48 185.268,70 1.947 49
Kutai Timur 66 289.147,00 8.239 55
Samarinda 39 15.685,60 592 22
Kalimantan Timur 471 1.181.859,20 22.204 350
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, 2017

Permasalahan-permasalahan di atas dipicu oleh beberapa akar masalah


yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13
Rumusan Permasalahan
“Perlambatan Ekonomi Hingga Mencapai Titik Negatif”
Permasalahan Akar Masalah
1. Belum efektifnya pemanfaatan potensi
pertanian di Kabupaten Berau
2. Masih rendahnya SDM pertanian di
Kabupaten Berau
Belum terpenuhinya
kebutuhan pangan secara 3. Kurangnya dukungan dan perhatian
mandiri pemerintah terhadap
penciptaan/pengembangan produk
pertanian dan manajemen pasca panen
4. Hilirisasi produk yang belum optimal
1. Penggalian potensi wisata yang belum
Potensi pariwisata belum
berbasis ilmu pengetahuan dan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Permasalahan Akar Masalah


dikelola dengan maksimal teknologi
2. Belum optimalnya pemasaran
pariwisata daerah
3. Akses menuju objek wisata yang belum
terintegrasi dengan efektif
1. Belum optimalnya dukungan
Rendahnya investasi dan
pemerintah daerah terhadap iklim
penanaman modal daerah
investasi yang kondusif

5. Rendahnya daya saing dan kualitas sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan inti dari pelaksanaan pembangunan


daerah dimana manusia sebagai subyek pembangunan harus memiliki
kualifikasi pada bidang tertentu untuk meningkatkan segala bentuk
pencapaian pembangunan pada berbagai aspek kehidupan. Pada akhir tahun
2015, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai dilaksanakan sebagai bentuk
realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Dengan meningkatnya daya saing manusia antarnegara di dalam
pelaksanaan MEA menyebabkan persaingan akan kualitas dan kompetensi
sangat dibutuhkan bagi SDM Indonesia. Terkait dengan hal itu, daya saing
sumber daya manusia memiliki hubungan dengan bagaimana kualitas
masyarakat Kabupaten Berau berperan di berbagai sektor penting dalam
perekonomian daerah. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang tidak
berkualitas akan menyebabkan rendahnya daya saing sumber daya manusia
tersebut dalam pembangunan.

Tabel 4.14
Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Berau 70,77 72,02 72,26 72,72 73,05
Samarinda 77,84 77,84 78,39 78,69 78,91
Kutai Timur 69,79 69,79 70,39 70,76 71,10
Bulungan (Kaltara) 68,66 68,66 69,25 69,37 69,88
Kalimantan Timur 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59
Nasional 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jika dilihat perbandingan antarwilayah sekitar maupun level provinsi


maka Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Berau berada di
pertengahan meskipun berada di bawah angka Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dalam merumuskan
berbagai program prioritas guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui berbagai kebijakan strategis yang mendukung tercapainya
daya saing masyarakat.

Dari masalah pokok rendahnya daya saing dan kualitas sumber


daya manusia, terdapat beberapa permasalahan yang memicu persoalan
pokok tersebut, antara lain:

a. Belum optimalnya peningkatan kualitas pendidikan

Kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah akan selalu


dihubungkan dengan kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Begitu
juga di Kabupaten Berau, belum optimalnya peningkatan kualitas
pendidikan memiliki dampak yang tinggi terhadap rendahnya daya
saing dan kualitas sumber daya manusia. Permasalahan dalam bidang
pendidikan di Kabupaten Berau antara lain menyangkut kualifikasi
guru maupun tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan
terutama di kawasan pedalaman, hingga sosialisasi ke masyarakat akan
pentingnya pendidikan.

Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Berau mengalami peningkatan


dari tahun ke tahun hingga mencapai 8,78 tahun pada tahun 2016, yang
berarti penduduk Kabupaten Berau rata-rata mengenyam jenjang
pendidikan sekolah selama 8,78 tahun atau kelas 3 SMP semester
kedua. Meskipun begitu, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Berau
masih berada jauh di bawah rata-rata lama sekolah Provinsi Kalimantan
Timur yang mencapai 9,24 tahun.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.15
Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Berau 8,34 8,52 8,53 8,62 8,78
Samarinda 10,00 10,20 10,26 10,31 10,33
Kutai Timur 8,39 8,56 8,60 8,69 8,72
Bulungan (Kaltara) 7,88 7,90 8,27 8,29 8,43
Kalimantan Timur 8,83 8,87 9,04 9,15 9,24
Nasional 7,59 7,61 7,73 7,84 7,95
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Dari segi harapan lama sekolah, angka harapan masyarakat usia masuk
sekolah cukup tinggi pada lama jenjang pendidikan yang akan
ditempuhnya. Angka harapan lama sekolah di Kabupaten Berau
mencapai 13,18 tahun yang mengindikasikan bahwa seseorang yang
berumur 7 tahun ke atas memiliki harapan untuk dapat bersekolah
selama 13-14 tahun.

Tabel 4.16
Perbandingan Harapan Lama Sekolah (Tahun)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Berau 12,06 12,86 12,96 13,17 13,18
Samarinda 13,64 13,76 14,16 14,17 14,23
Kutai Timur 11,59 12,12 12,42 12,43 12,44
Bulungan (Kaltara) 12,44 12,48 12,53 12,56 12,75
Kalimantan Timur 12,46 12,85 13,17 13,18 13,35
Nasional 11,68 12,10 12,39 12,55 12,72
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

b. Derajat kesehatan masyarakat masih perlu ditingkatkan

Peran kesehatan menjadi vital, mengingat setiap orang memerlukan


kondisi tubuh “sehat” guna memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan pada
masyarakat dengan memeratakan tenaga medis ke wilayah
pedalaman, meningkatkan kualifikasi tenaga medis, hingga
mengefisiensikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Angka
harapan hidup di Kabupaten Berau yang cenderung naik perlahan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pada tahun 2012 sebesar 71,10 tahun, meningkat menjadi 71,37 tahun
pada tahun 2016. Meskipun angka ini cukup tinggi, namun jika
dibandingkan dengan angka harapan hidup Provinsi Kalimantan
Timur (73,68 tahun) masih cukup tertinggal.

Tabel 4.17
Perbandingan Angka Harapan Hidup (Tahun)
Kabupaten Berau dan Wilayah Sekitarnya, 2012-2016
Wilayah 2012 2013 2014 2015 2016
Berau 71,10 71,15 71,21 71,31 71,37
Samarinda 73,56 73,59 73,63 73,65 73,68
Kutai Timur 72,23 72,30 72,37 72,39 72,45
Bulungan (Kaltara) 71,84 72,02 72,11 72,21 72,36
Kalimantan Timur 73,32 73,52 73,62 73,65 73,68
Nasional 70,20 70,40 70,59 70,78 70,90
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Permasalahan-permasalahan di atas dipicu oleh beberapa akar


masalah yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.18
Rumusan Permasalahan
“Rendahnya Daya Saing dan Kualitas Sumber Daya Manusia”
Permasalahan Akar Masalah
1. Masih kurangnya sarana dan prasarana
pendidikan yang menjangkau wilayah
terpencil
2. Rendahnya kualitas dan pemerataan
Belum optimalnya pendidikan di daerah terpencil
peningkatan kualitas 3. Kualitas tenaga pendidik dan
pendidikan pendidikan belum sepenuhnya
terkualifikasi baik
4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan
keterampilan yang tinggi
1. Belum meratanya pelayanan kesehatan
pada seluruh lapisan masyarakat
Derajat kesehatan
2. Perilaku hidup sehat masyarakat masih
masyarakat masih perlu
rendah
ditingkatkan
3. Kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai lingkungan sehat

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

6. Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik

Tata kelola pemerintah yang baik merupakan core business dalam


mengimplementasikan pembangunan daerah mengingat aparatur
pemerintah adalah subyek utama pembangunan. Sekurang-kurangnya
terdapat empat elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
harus diperhatikan untuk mencapai good governance yang efektif dan
efisien, yakni accountability, transparency, predictability, dan participation.
Dari masalah utama belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik, terdapat beberapa permasalahan yang memicu masalah utama, antara
lain:

a. Belum optimalnya pelaksanaan dan pengawasan pemerintah yang


bersih dan bebas KKN

Jalannya roda pemerintahan Di Kabupaten Berau harus senantiasa


dijaga dan diawasi dalam pelaksanaannya agar terhindar dari segala
bentuk KKN dan pelanggaran lainnya sehingga tercipta pemerintahan
yang bersih, efektif dan efisien. Berbagai penertiban administrasi
maupun pengawasan penggunaan keuangan daerah akan menjadi
basis utama dalam meminimalisir kasus tindak pidana penyimpangan
penggunaan anggaran baik secara teknis maupun administrasi.

b. Belum optimalnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja


pemerintah

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah


ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang
memadai, meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LK K/L). Opini BPK terhadap laporan
keuangan pemerintah Kabupaten Berau memperoleh opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas
pelaporan keuangan pemerintah daerah di wilayah Kabupaten Berau
mengalami perbaikan.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Menurut hasil penelitian atas evaluasi pelayanan publik Pemerintah


Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012, Kabupaten Berau
mendapatkan nilai 466 dengan peringkat C. Peringkat C dimaksud
Agak Kurang dalam artian bahwa kualitas pelayanan publik belum
memuaskan masyarakat sehingga peningkatan pelayanan publik
Pemerintah Kabupaten Berau harus ditingkatkan.

c. Masih rendahnya kualitas pembangunan desa

Pembangunan masyarakat desa diarahkan untuk meningkatkan peran


serta dan kemampuan masyarakat dalam pembangunan daerah. Masih
rendahnya kualitas pembangunan desa disebabkan oleh belum
terintegrasinya program pemerintah pusat one village one product
sebagai salah satu indikasi produktivitas dan penguatan perekonomian
desa. Selain itu, kapasitas aparat desa yang masih rendah juga menjadi
penyebab belum optimalnya pembangunan tingkat desa.

Pemerintah Kabupaten Berau perlu memberikan arahan mengenai


pemberian tugas pembantuan ke desa melalui aparatur di tingkat
kecamatan bahwa pembangunan desa sangat strategis dan penting
dalam rangka mendukung program pembangunan pemerintah pusat
dalam membangun Indonesia dari pinggiran. Berbagai program dan
kegiatan pemberdayaan desa seoptimal mungkin dilaksanakan dengan
partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.

Permasalahan-permasalahan di atas dipicu oleh beberapa akar


masalah yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.19
Rumusan Permasalahan
“Belum Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”
Permasalahan Akar Masalah
1. Pengelolaan keuangan dan aset daerah
Belum optimalnya belum dilakukan secara efisien, efektif,
pelaksanaan dan dan transparan
pengawasan pemerintah 2. Perencanaan penganggaran dalam
yang bersih dan bebas KKN pelaksanaan pembangunan daerah
belum efektif dan efisien

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 29
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Permasalahan Akar Masalah


3. Belum berkualitasnya aparatur
perencanaan pembangunan daerah
4. Pencapaian sasaran pembangunan
tingkat daerah maupun OPD belum
dikendalikan dengan baik dan bersistem
1. Pengelolaan penyelenggaraan dan
manajemen pemerintahan dalam
mendukung pelayanan publik belum
maksimal
Belum optimalnya kapasitas
2. Pelayanan prima yang sesuai dengan
dan akuntabilitas kinerja
SPM belum dilaksanakan oleh seluruh
pemerintah
aparatur pemerintahan
3. Masih kurangnya kesadaran aparatur
pemerintahan sebagai pelayan
masyarakat
1. Masih rendahnya kapasitas aparatur
pemerintah desa
2. Belum optimalnya pembentukan
BUMDesa
Masih rendahnya kualitas
pembangunan desa 3. Minimnya kegiatan ekonomi dan
produksi di daerah pedesaan terutama
daerah terdalam dan terpencil
4. Minimnya pembangunan infrastruktur
perdesaan

4.2. Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis merupakan berbagai persoalan yang menjadi


perbincangan baik internasional, nasional, hingga regional karena krusialnya
kondisi atau perihal dalam pembangunan daerah masa kini maupun mendatang.
Terkait dengan hal tersebut, perlu kiranya isu-isu strategis menjadi salah satu
acuan pokok dalam menyusun program kegiatan prioritas pembangunan agar
pencapaian tujuan pembangunan daerah lebih terstruktur, tepat, dan cepat.
Diharapkan dengan memerhatikan setiap isu strategis yang muncul, dalam
waktu lima tahun ke depan pembangunan Kabupaten Berau lebih signifikan dan
memiliki keterkaitan dengan perwujudkan masyarakat Indonesia yang adil,
makmur, dan sejahtera.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 30
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Isu-isu strategis jika diprioritaskan penanganan maupun antisipasinya


akan menjadi kelebihan tersendiri dalam meningkatkan peluang tercapainya
tujuan dan sasaran pembangunan, namun sebaliknya jika isu strategis tidak
diindahkan maka bukan hal yang mustahil terjadi beberapa kegagalan dalam
pelaksanaan tahapan pembangunan daerah. Suatu isu strategis dirumuskan
melalui identifikasi berbagai permasalahan pembangunan daerah yang bersifat
strategis dari berbagai bidang dan memiliki pengaruh terhadap agenda
pembangunan lima tahun kedepan. Rumusan dari isu strategis mencakup isu
internasional, isu nasional, dan isu regional yang memiliki keterkaitan.

1. Penelaahan Isu Strategis Internasional

Isu-isu strategis di tingkat internasional yang relevan bagi perencanaan


pembangunan selama lima tahun masa perencanaan jangka menengah
Kabupaten Berau, antara lain: pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDG’s), penerapan green economic global
(ekonomi ramah lingkungan), penerapan sumber energi alternatif sebagai
antisipasi sumber energi tak terbarukan, antisipasi perubahan iklim global
(global warning/climate change), serta kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang semakin pesat.

a. Sustainable Development Goals/SDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda ke depan untuk


melanjutkan Millennium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir pada
tahun 2015. Permasalahan isu lingkungan global lebih ditekankan dan
diprioritaskan dalam SDGs, terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia
sejak tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan
lingkungan, perubahan iklim, perlindungan sosial, food and energy security, dan
pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin. Adapun tiga pilar yang
menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs, yaitu:
1. Indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan, kesehatan.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 31
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2. Indikator yang melekat pada lingkungan kecilnya (Social Economic


Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta
pertumbuhan ekonomi.

3. Indikator yang melekat pada lingkungan yang lebih besar (Environmental


Development), berupa ketersediaan sumber daya alam dan kualitas
lingkungan yang baik.

Secara Global terdapat 17 Goals yang mesti dicapai hingga 2030, yaitu:

1) Mengentaskan kemiskinan dari segala bidang;


2) Pengentasan kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan peningkatan
nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan;
3) Memastikan tingkat kesehatan dan usia hidup untuk semua usia;
4) Memastikan kesamaan kualitas pendidikan dan mempromosikan peluang
pembelajaran untuk semua pihak;
5) Mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak;
6) Memastikan keberadaan dan keberlanjutan pengelolaan air dan sanitasi
untuk semua;
7) Memastikan akses, daya dukung, dan keberlanjutan energi untuk semua;
8) Mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, pekerja yang produktif
untuk semua pihak;
9) Membangun infrastruktur yang memiliki reliansi, dan mendukung
industrialisasi yang berkelanjutan, keterbukaan serta mendukung inovasi;
10) Menurunkan ketidakadilan dalam dan antarnegara;
11) Membentuk kota dan pemukiman masyarakat, aman, kuat dan
berkelanjutan;
12) Memastikan keberlanjutan konsumsi dan pola-pola produksi;
13) Beraksi dalam mencegah perubahan iklim dan dampaknya;
14) Konservasi dan sumber daya laut, samudera dan pantai untuk
pembangunan berkelanjutan;
15) Melindungi, mengembalikan, dan mendorong pemanfaatan ekosistem
teresterial secara berkelanjutan, pengelolaan hutan secara berkelanjutan,
mencegah/menghentikan penggurunan, dan mencegah degradasi dan
hilangnya keragaman hayati;

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 32
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

16) Mendukung perdamaian dan ketebukaan masyarakat untuk mendukung


pembangunan berkelanjutan, dapat dipertanggungjawabkan dan
kelembagaan terbuka pada setiap level; dan
17) Penguatan implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.

b. Penerapan Green Economic Global (Ekonomi Ramah Lingkungan)

Penerapan green economy telah menjadi pembicaraan hangat dunia


karena degradasi lingkungan semakin lama semakin meluas dengan tingkat
keparahan yang semakin tinggi. Negara-negara maju yang telah mulai
menerapkan green economy melalui penciptaan berbagai produk hijau juga
telah mendorong negara-negara berkembang untuk segera saling
mengupayakan langkah-langkah menuju pengembangan ekonomi ramah
lingkungan agar masyarakat dapat hidup lebih sehat ke depan. Indonesia
dengan kelimpahan sumber daya hayati dan non hayati memiliki potensi besar
untuk mengimplementasikan green economy melalui transformasi
pembangunan tradisional ke pola pembangunan yang berkelanjutan. Hal
tersebut dapat dilakukan diantaranya melalui pencegahan pembalakan liar
hutan sehingga Indonesia dapat menciptakan sumber pendapatan dan lapangan
kerja ramah lingkungan baru, menjaga keanekaragaman hayati, ketersediaan air
bersih, dan obat-obatan alami bagi masyarakat. Menurut PBB, apabila dunia
berhasil mengurangi perusakan hutan hingga separuh pada 2030, dunia akan
bisa mencegah kerugian senilai US$ 3,7 triliun akibat kenaikan emisi gas rumah
kaca global.

c. Penerapan sumber energi alternatif sebagai antisipasi sumber energi


tak terbarukan

Keberlanjutan sumber energi di masa depan semakin menipis, selain


khawatir akan kapasitasnya yang semakin berkurang, masyarakat dunia juga
khawatir akan isu global warming yang diakibatkan oleh hasil pembakaran
energi fosil sehingga membuat lapisan ozon semakin tipis. Indonesia sendiri
masih sangat tergantung dengan pasokan energi yang berasal dari energi fosil
untuk digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) sehingga perlu adanya

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 33
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pembaruan dalam menyikapi krisis energi dengan penggunaan energi alternatif.


Energi alternatif ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dengan kondisi geografis Indonesia yang beriklim tropis dan potensi
kesuburan tanah yang tinggi. Sumber energi alternatif dapat berasal dari
sampah yang dihasilkan baik organik maupun anorganik serta berasal dari
sumber energi terbarukan seperti biomassa, matahari, angin, dan sebagainya.
Diharapkan ke depan, Indonesia memiliki sumber energi yang akan mencukupi
kebutuhan energi dalam negeri tanpa khawatir dengan peningkatan pemanasan
global.

d. Antisipasi perubahan iklim global (Global Warming/Climate Change)

Global warming merupakan efek atau dampak dari rusaknya kelestarian


ekosistem alam yang dapat mengakibatkan kekeringan, kelangkaan bahan
pangan, banjir dan bencana alam. Perlu adanya antisipasi dari pemerintah dan
masyarakat dunia dalam menyikapi global warming. Segala bentuk perencanaan
pembangunan harus mempunyai strategi dalam menerapkan pembangunan
yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar kelestarian alam dapat terjaga
dan efek global warming dapat diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap
terlaksana pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

e. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan teknologi informasi


dan komunikasi semakin mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat yang
mengindikasikan perkembangan IPTEK dan telekomunikasi mengalami
perkembangan yang positif dan agregrat yang signifikan. Dengan adanya
kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi ini, Indonesia diharapkan
mampu mengikuti setiap perkembangan globalisasi yang ada dan mempunyai
peluang dalam memanfaatkan atau membuat produk yang lebih unggul dengan
spesifikasi yang mampu berdaya saing internasional.

2. Penelaahan Isu Strategis Nasional (RPJMN Periode 2015-2019)

Dalam merumuskan dan merealisasikan berbagai komitmen Presiden dan


Wakil Presiden Republik Indonesia serta berdasarkan kajian maupun analisis
mengenai permasalahan dan isu strategis nasional yang menjadi prioritas untuk

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 34
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

ditangani dalam lima tahun ke depan, termasuk dalam penyelarasan dengan


sasaran-sasaran pokok pembangunan jangka panjang dalam RPJPN Tahun
2005-2025 maka untuk memajukan Negara Indonesia ke depan ditetapkan visi
RPJMN Tahun 2015-2019 sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN


BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”

Upaya untuk mewujudkan Visi tersebut ditempuh melalui Misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,


menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis


berlandaskan Negara Hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri


sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan


sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,


dan berlandaskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi serta untuk menunjukkan prioritas
dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri
dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan
sembilan agenda prioritas (NAWA CITA), yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola


pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 35
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah


dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan


penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional


sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor


strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Dalam pelaksanaan agenda prioritas nasional tersebut, dirumuskanlah


kebijakan pengembangan wilayah pulau-pulau besar yang diarahkan untuk
mendorong percepatan pembangunan di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua dengan tetap mempertahankan momentum
pembangunan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Percepatan pembangunan
wilayah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengurangi kesenjangan.

Perekonomian wilayah Pulau Kalimantan ditopang oleh 3 sektor utama,


yaitu pertambangan dan penggalian, pertanian terutama perkebunan, dan
industri pengolahan; serta sektor perikanan dan kehutanan. Berdasarkan
potensi keunggulan wilayah Pulau Kalimantan, maka tema besar pembangunan
wilayah Kalimantan:
 Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia, dengan
meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung,
dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem pencegahan dan
penanggulangan bencana alam banjir dan kebakaran hutan.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 36
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

 Lumbung energi nasional dengan pengembangan hirilisasi komoditas batu


bara, termasuk pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomasa
dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA.
 Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit,
bijih besi, gas alam cair, pasir zircon dan pasir kuarsa.
 Menjadikan Kalimantan sebagai salah satu lumbung nasional.

Tujuan pengembangan wilayah Pulau Kalimantan tahun 2015-2019


adalah mendorong percepatan dan perluasan pembangunan wilayah Pulau
Kalimantan dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: (a)
pengembangan hirilisasi komoditas batu bara, serta pengembangan insutri
berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir
zircon dan pasir kuarsa, (b) Penyediaan infrastruktur wilayah, (c) Peningkatan
SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus.

Pada akhir tahun 2019, pengembangan wilayah Pulau Kalimantan


semakin meningat. Hal ini, dicerminkan dengan makin meningkatnya kontribusi
PDRB wilayah Pulau Kalimantan terhadap PDB nasional, yaitu dari sekitar 8,7 %
(2013) menjadi 9,6 % (2019). Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Pulau Kalimantan.
Secara rinci target pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan
pengangguran dalam kurun waktu 2015-2019 Provinsi Kalimantan Timur dapat
dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.20
Target Prioritas Pembangunan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015-2019
Indikator Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,5 5,6 5,6 6,4 7,0
Tingkat Kemiskinan (%) 5,1 4,7 4,3 3,9 3,5
Tingkat Pengangguran (%) 8,4 8,0 7,6 7,2 6,9
Sumber: RPJMN 2015-2019

3. Isu atau Kebijakan Strategis Provinsi

a. RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018

Berdasarkan komitmen gubernur dan wakil gubernur terpilih serta hasil


analisis permasalahan dan isu strategis Provinsi Kalimantan Timur yang

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 37
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

menjadi prioritas untuk ditangani dalam lima tahun ke depan serta keselarasan
dengan sasaran pokok pembangunan jangka panjang dalam RPJPD Provinsi
Kalimantan Timur 2005-2025, maka untuk memajukan Provinsi Kalimantan
Timur ke depan ditetapkan visi RPJMD Provinsi Kalimantan Timur periode
2013-2018 adalah sebagai berikut:

“MEWUJUDKAN KALTIM SEJAHTERA YANG MERATA DAN BERKEADILAN


BERBASIS AGROINDUSTRI DAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN”

Kondisi yang ingin dicapai melalui pokok-pokok visi di atas adalah adanya
keseimbangan antara kesejahteraan sosial dan ekonomi, keharmonisan antara
pembangunan ekonomi, sosial, serta aspek lingkungan hidup yang kesemuanya
diketahui saling memengaruhi. Elemen Visi Kaltim Sejahtera Yang Merata dan
Berkeadilan pada intinya adalah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat saat ini maupun
masa datang melalui pemerataan pembangunan ekonomi yang bertumpu pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Berdasarkan visi di atas maka ditetapkan misi pembangunan daerah


jangka menengah sebagai berikut:

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia Kaltim yang mandiri dan


berdaya saing tinggi;
2. Mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis SDA dan
energi terbarukan;
3. Mewujudkan infrastruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat secara
merata;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan dan
berorientasi pada pelayanan publik; dan
5. Mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dan sehat serta berprespektif
perubahan iklim.

Dalam pelaksanaan pembangunan daerah, Kabupaten Berau telah


berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai target pembangunan daerah
sekaligus mendukung pencapaian tujuan nasional. Indikator yang jelas terlihat
pada keberhasilan pembangunan Kabupaten Berau dan terkait dengan isu-isu

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 38
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

strategis utama internasional maupun nasional adalah pertumbuhan ekonomi,


angka kemiskinan, angka pengangguran, serta Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).

Tabel 4.21
Pencapaian Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Pengangguran,
dan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur
Indeks
Pertumbuhan Kemiskinan Pengangguran
Pembangunan
Tahun Ekonomi (%) (%) (%)
Manusia
Kaltim Berau Kaltim Berau Kaltim Berau Kaltim Berau
2013 1,59 7,76 6,06 5,84 7,94 5,85 77,33 75,19
2014 2,3-3,2 6,97 6,00 5,45 8,00 5,57 77,01 75,34
2015 3,2-3,7 7,41 5,75 5,09 7,00 5,44 77,14 75,48
2016 3,6-4,3 7,75 5,35 4,74 6,50 5,24 77,28 75,63
2017 4,2-4,8 7,95 5,15 4,41 6,00 4,98 77,42 75,77
2018 4,7-5,3 8,20 5,00 4,10 5,11 4,66 78,00 75,91
Sumber: RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018

b. Rencana Strategis Perubahan Iklim

Kalimantan Timur memiliki tiga dokumen strategis perubahan iklim,


yaitu: Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan Ramah
Lingkungan, Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (Pergub
Kaltim No. 39 Tahun 2014), serta Strategi dan Rencana Aksi Provinsi
Implementasi REDD+ Kalimantan Timur. Selain itu, Gubernur Kalimantan Timur
di dalam Kaltim Summit I tahun 2010, telah mendeklarasikan Kalimantan Timur
Hijau, yang memiliki pedoman yang ditetapkan di dalam Pergub Kaltim No. 22
Tahun 2011.
Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan (Low Carbon Green Growth Strategis/LCGS) dilakukan melalui 5
(lima) inisiatif pengurangan emisi yang berkontribusi sebesar 75 persen dari
semua peluang penurunan emisi gas rumah kaca, yaitu:
1. Menerapkan kebijakan nil pembakaran, yang dapat menurunan emisi
sebesar 47 MtCO2e hingga tahun 2030 dengan biaya USD 0,40 per ton.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 39
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2. Pembalakan dengan dampak yang telah dikurangi, secara keseluruhan


dengan potensi untuk mencegah 34 MtCO2e emisi dengan biaya pelaksanaan
sebesar USD 1.10.
3. Reboisasi dan rehabilitasi sebagian hutan yang telah rusak akan
memulihkan fungsi ekosistem dan juga menyerap karbon, sehingga
mengurangi emisi sebesar 12 MtCO2e dengan biaya USD 2.60 per ton.
4. Rehabilitasi dan pengelolaan air lahan-lahan gambut yang telah dibuka
sebelumnya, yang memungkinkan terjadi pengurangan 18 MtCO2e dengan
biaya rata-rata USD 0.50 per ton.
5. Penggunaan lahan kritis untuk perluasan perkebunan kelapa sawit, hutan
tanaman, dan pertanian, serta pengembangan industri-industri penting
tersebut, yang dapat menghasilkan penurunan emisi sebesar 24 MtCO2e
dengan biaya USD 5.50 per ton.
Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2010-
2020, sebagaimana termuat dalam Pergub Kaltim No. 39 Tahun 2014, memiliki
tujuan penyusunan sebagai berikut:
1. Menyediakan acuan resmi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
swasta, dan masyarakat untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara
langsung dan dak langsung bisa menurunkan emisi gas rumah kaca di
Kalimantan Timur agar dapat menentukan prioritas program pembangunan,
terutama kegiatan in dan kegiatan pendukung sesuai dengan tugas dan
fungsi bidangnya dalam pengurangan emisi GRK.
2. Mendorong terwujudnya keselarasan dan integrasi program pembangunan
antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Pusat serta
pelaku usaha dan masyarakat dalam upaya penurunan emisi gas rumah
kaca.
3. Mendorong kerjasama dan kemitraan antar Pemerintah Daerah (Pemda)
Provinsi, Kabupaten/ Kota serta antara Pemda dengan para pihak lainnya
seperti Swasta dan Masyarakat dalam rangka mendukung upaya penurunan
emisi gas rumah kaca (minimal sesuai dengan kisaran komitmen 26%-41%
pada akhir implementasi RAD GRK tahun 2020).

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 40
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

c. Hasil Pilkada Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2018


Dalam pemilihan Kepala Daerah Periode Tahun 2018-2023 terpilih Dr.
Ir. H. Israan Noor, M. Si sebagai Gubernur dan H. Hadi Mulyadi, S. Si, M. Si
sebagai Wakil Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur periode 2018-
2023 dengan mengusung visi “Menuju Kalimantan yang berdaulat”.
Selanjutnya visi Kalimantan timur yang berdaulat dijabarkan sebagai
berikut:

1. Kalimantan Timur mampu melahirkan sumber daya manusia yang


bermartabat, berkualitas dan memiliki daya siang.
2. Kalimantan Timur mampu mengelola seluruh sumber daya alamnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Kalimantan timur dengan
wawasan lingkungan.
3. Kalimantan Timur mampu mewujudkan kemandirian ekonomi
kerakyatan, swasembada pangan dan ketercukupan sandang dan papan.
4. Kalimantan Timur mampu berintegritas dalam pemerintahan, hukum,
dan keadilan sosial demi terciptanya kedamaian dan ketertiban umum.
5. Kalimantan Timur mampu menjamin pemenuhan infrastruktur dan
ketersediaan energi.
Untuk merealisasikan visi pembangunan Kalimantan Timur 2018-2023
“Menuju Kalimantan Timur yang Berdaulat” maka dirumuskan 8 (delapan)
misi sebagai berikut:

1. Berdaulat dalam pembangunan sumber daya manusia Kalimantan Timur


dengan penerapan pendidikan agama dan moral dalam sistem
pendidikan yang terpadu dengan ilmu pengetahuan dan penguasaan
teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
Kalimantan Timur yang sehat, cerdas, terampil dan berdaya saing.

2. Berdaulat dalam penerapan regulasi pengelolaan sumber daya alam yang


berwawasan lingkungan dengan memaksimalkan penyerapan tenaga
kerja lokal dan mendorong lahirnya industri hilir yang menghasilan
banyak manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Kalimantan
Timur.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 41
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Berdaulat dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan, ekonomi kreatif,


jasa dan pariwisata dengan memberikan pendampingan teknis,
pemberian modal usaha dan bantuan pemasaran pada usaha kecil dan
menengah yang mandiri dan padat karya.

4. Berdaulat dalam pengelolaan dan penyelamatan lingkungan dengan


penanganan banjir, kebakaran hutan dan kerusakan lingkungan hidup
lainnya.

5. Berdaulat dalam mewujudkan Kalimantan Timur swasembada pangan


(Beras, daging dan ikan) dengan pengembangan komoditas unggulan
agroindustri, kemaritiman dan ketercukupan sandang dan papan.

6. Berdaulat dalam mewujudkan birokrasi pemerintahan bersih dan


pengelolaan keuangan yang transparan dan profesional serta penegakan
hukum demi terwujudnya keadilan sosial.

7. Berdaulat dalam pemerataan pembangunan infrastruktur dan


kewilayahan di seluruh daerah Kalimantan Timur untuk menjamin
interkoneksi antardaerah kabupaten/kota se-Kalimantan Timur
sehingga menjamin iklim investasi daerah yang lebih baik.

8. Berdaulat dalam pemberdayaan perempuan dan pemuda serta


peningkatan prestasi olah raga dan seni budaya Kalimantan Timur
hingga tingkat internasional.

4. Telaahan RPJPD Kabupaten Berau Tahun 2006-2026

Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Berau tahun


2006–2026 adalah terwujudnya “Kabupaten Berau sebagai Sentra Industri dan
Daerah Ekowisata Berbasis Pertanian dan Kelautan Terkemuka di Wilayah
Indonesia Timur tahun 2026” untuk menuju masyarakat sejahtera dan mandiri
sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan jangka
panjang daerah Kabupaten Berau tersebut, pembangunan daerah diarahkan
pada pencapaian sasaran-sasaran pokok dan arah pembangunan jangka panjang

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 42
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

selama kurun waktu 20 tahun mendatang sesuai Misi RPJPD Berau sebagai
berikut:

1) Mewujudkan perekonomian daerah dengan berorientasi kerakyatan,


memiliki daya saing dan berkelanjutan, dengan sasaran:
 Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh melalui
pengembangan sentra industri berbasis pertanian dan kelautan, serta
ekowisata yang berdaya saing global sebagai motor penggerak
perekonomian daerah, dan jasa menjadi perekat ketahanan ekonomi.
 Terwujudnya pendapatan perkapita pada tahun 2026 mencapai sekitar
US$ 7600 dengan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar 7% dengan
tingkat pemerataan yang relatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak
lebih dari 5%.
 Kemandirian pangan secara aman dengan kualitas gizi yang memadai
serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah
tangga.
 Terwujudnya pengelolaan, pendayagunaan sumber daya alam dan
perlindungan fungsi lingkungan hidup secara berkelanjutan dan
berkeadilan guna memperoleh nilai tambah yang optimal bagi
kepentingan daerah dan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat.

2) Mewujudkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kualitas sdm


yang menguasai IPTEK dan berbasis IMTAK, dengan sasaran:
 Penumbuhan sentra-sentra industri/manufaktur di setiap
desa/kecamatan sebagai basis ekonomi rakyat.
 APBD untuk pendidikan di atas 20 % dan kualitas dan kuantitas
pendidikan telah mencapai/melampaui rata-rata standar nasional.
 Keseimbangan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dan
perdesaan serta masyarakat tani pedalaman menjadi penyangga
agroindustri.
 Para pekerja memiliki kompetensi/ketrampilan setara dengan pekerja
luar negeri sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan global.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 43
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

 Kabupaten Berau menjadi pusat keunggulan di bidang ilmu


pengetahuan dan teknologi serta seni (IPTEKS) yang menjadi acuan
daerah lain di Provinsi Kalimantan Timur.
 Pekerjaan sektor non formal menjadi primadona bagi angkatan muda.
 Pelayanan pendidikan melampaui Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Nasional.
 Kabupaten Berau menjadi Pusat Keunggulan (center of excellence) di
Provinsi Kalimantan Timur.
 Pelayanan kesehatan di pusat-pusat kesehatan telah memenuhi standar
ISO.
 Dokter-dokter dan tenaga paramedis di Kabupaten Berau memiliki
kompetensi tingkat internasional.
 Kabupaten Berau sebagai penghasil manusia-manusia unggul.
 Kabupaten Berau sebagai penghasil manusia sehat dan produktif.
 Layanan kesehataan di Kabupaten Berau menjadi acuan nasional.
 Tingkat kemiskinan di Kabupaten Berau menjadi 5%.

3) Pengembangan dan pembangunan infrastruktur dalam rangka peningkatan


kualitas pelayanan publik, dengan sasaran:
 Tersusunnya jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu sama lain,
khususnya pelabuhan, lapangan terbang, kereta api, dan jalan raya
dalam sistem jaringan inter dan antarmoda, baik antarnegara tetangga
maupun dalam dan antarwilayah NKRI dengan tingkat keselamatan,
jaminan kelaikan prasarana dan sarana sesuai dengan standar
internasional.
 Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal sesuai permintaan
kebutuhan tenaga listrik termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi
rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi tercapainya
tingkat efisiensi yang memuaskan baik sisi pembangkitan, transmisi dan
distribusi; terwujudnya sistem ketenagalistrikan yang berbasis pada
energi terbarukan, PLTA dan energi fosil non BBM; serta terciptanya
industri penunjang ketenagalistrikan dalam negeri yang mampu

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 44
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan sistem


kelistrikan nasional.
 Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga
berkelanjutan fungsi sumber daya air; terwujudnya pendayagunaan
sumber daya air yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang
memenuhi kualitas dan kuantitas; dan terwujudnya pengendalian daya
rusak air yang mampu melindungi keselamatan jiwa dan harta benda
penduduk.

4) Menumbuh kembangkan budaya daerah menuju masyarakat yang madani,


dengan sasaran:
 Terbentuknya watak masyarakat yang religius, bermoral, dan beretika
sebagai landasan kehidupan sosial yang penuh toleransi, tenggang rasa,
harmonis, damai dan sejahtera.
 Terbentuknya kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur budaya daerah dan berjiwa sportif yang akan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam menyokong pembangunan daerah dalam
kondisi masyarakat yang beragam (pluralitas).

5) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan


mengutamakan kepentingan publik, dengan sasaran:
 Terciptanya pengendalian, pengawasan dan supremasi penegakan
hukum di daerah demi terciptanya peradilan yang lebih profesional,
transparan dan bertanggung jawab.
 Meningkatkan dukungan kebijakan aspiratif serta profesionalisme
aparatur di daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik,
bersih, berwibawa, bertanggung jawab, dan mampu mendukung
pembangunan daerah.
 Refocusing postur dan struktur pertahanan dengan melibatkan seluruh
potensi yang diselenggarakan secara terpadu, terarah dan
berkelanjutan.
 Terwujudnya demokrasi, melalui konsolidasi demokrasi yang bertahap
pada berbagai aspek kehidupan politik sehingga demokrasi

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 45
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

konstitusional dapat diterima sebagai konsesus dan pedoman politik


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Hasil Telaah RPJMD Kabupaten/Kota Sekitar

Dalam perencanaan pembangunan daerah, pengaruh dari regional


perbatasan wilayah sangat signifikan dalam merumuskan kebijakan-
kebijakan daerah. Setiap program dan kegiatan di regional sekitar akan
memengaruhi capaian kinerja pembangunan. Oleh karena itu, untuk
menjaga konsistensi sekaligus meningkatkan akselerasi capaian kinerja
pembangunan maka keselarasan setiap rumusan kebijakan perlu
diintegrasikan secara terpadu dan berkesinambungan.

Kabupaten Berau merupakan bagian wilayah administrasi Provinsi


Kalimantan Timur yang berada di pintu gerbang menuju Provinsi
Kalimantan Utara. Diantara sepuluh kabupaten/kota di Kalimantan Timur,
Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
pembangunan cukup baik dalam setiap pergerakannya. Oleh karena itu,
dalam penelaahan RPJMD regional sekitar, rumusan pembangunan Kota
Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur akan dijadikan obyek
penelaahan. Selain itu juga akan dijabarkan rumusan pembangunan
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai wilayah yang sama-sama memiliki
capaian positif pembangunan daerah utamanya dalam aspek ekonomi serta
Kabupaten Kutai Timur yang merupakan wilayah berbatasan langsung
dengan Kabupaten Berau. Berikut substansi RPJMD Kota Samarinda,
Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Timur baik visi, misi,
tujuan, maupun prioritas pembangunan daerah pada periode pembangunan
saat ini.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 46
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.22
Penyandingan Substansi Utama RPJMD
Kota Samarinda (2016-2021), Kabupaten Kutai Kartanegara (2016-2021), dan Kabupaten Kutai Timur (2016-2021)
Kabupaten Kutai Timur
Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
Periode 2016-2021 2016-2021 2016-2021
Terwujudnya Kemandirian
Terwujudnya Kota Samarinda Sebagai Terwujudnya Kabupaten Kutai
Kutai Timur Melalui
Visi Kota Metropolitan yang Berdaya Kartanegara yang Maju, Mandiri,
Pembangunan Agribisnis dan
Saing dan Berwawasan Lingkungan Sejahtera, dan Berkeadilan
Agroindustri
1. Mewujudkan tata kelola 1. Memantapkan reformasi birokrasi 1. Meningkatkan kualitas
pemerintahan yang baik, bebas untuk rakyat sumber daya manusia yang
korupsi ditunjang aparatur yang beriman dan bertaqwa
2. Meningkatkan sumber daya
berintegritas tinggi, professional kepada Tuhan yang Maha
manusia yang berkompeten
dan inovatif Esa
3. Meningkatkan pembiayaan
2. Memantapkan kapasitas 2. Mewujudkan daya saing
pembangunan daerah
pengelolaan keuangan Kota ekonomi daerah melalui
Samarinda yang akuntabel 4. Meningkatkan pengelolaan pembangunan agribisnis
dalam menunjang pembiayaan pertanian dan pariwisata untuk dan agroindustri
Misi percepatan transformasi struktur
pembangunan 3. Meningkatkan
ekonomi daerah
3. Mewujudkan ruang kota yang infrastruktur dasar yang
layak huni 5. Meningkatkan keterpaduan berkuailtas secara merata
pembangunan infrastruktur
4. Memantapkan sektor jasa dan 4. Mengoptimalkan
menuju daya saing daerah
perdagangan sebagai sektor pengelolaan ruang untuk
unggulan 6. Meningkatkan pengelolaan sumber meningkatkan kualitas
daya alam yang berkelanjutan dan lingkungan yang lebih baik
5. Mewujudkan masyarakat Kota
berwawasan lingkungan dan lebih sehat bagi
Samarinda yang berkarakter,
sehat, cerdas serta berdaya asing 7. Meningkatkan partisipasi kehidupan manusia

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 47
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
nasional dan internasional perempuan dalam pembangunan 5. Mewujudkan tata kelola
6. Mewujudkan iklim kehidupan serta penguatan perlindungan anak pemerintahan yang
masyarakat Kota Samarinda professional, kredibel, dan
yang harmoni, berbudaya dan berorientasi pada
religius pelayanan publik
1. Memantapkan reformasi 12. Meningkatkan penyelenggaraan 1. Menyiapkan kualitas
birokrasi pemerintahan dan kuailtas sumber daya manusia agar
2. Mewujudkan pembiayaan pelayanan publik memiliki keahlian dan
pembangunan yang etrtib dan 13. Mewujudkan sumber daya manusia keterampilan yang sesuai
sesuai dengan prinsip (SDM) yang kompeten, sehat, dengan kompetensi daerah
perencanaan berpendidikan, terampil, berakhlak 2. Mendorong masyarakat
3. Mewujudkan Kota Samarinda dan berperilaku mulia untuk lebih meningkatkan
bebas banjir 14. Meningkatkan kemandirian fiscal pemahaman dan
4. Menyediakan infrastruktur, daerah dan kerjasama implementasi nilai dan
fasilitas perkotaan dan utilitas pembangunan daerah norma spiritual
Tujuan kota yang berkualitas dan efektif 15. Mewujudkan percepatan keagamaan dalam
Pembangunan
5. Meningkatkan ketersediaan kedaulatan pangan dan revolusi pembangunan
kuantitas dan kuailtas air bersih pembangunan pertanian dalam arti 3. Meningkatkan dan
6. Mewujudkan kota yang bersih luas sebagai daya ungkit memantapkan kecuukupan
dan bebas polusi sesuai baku pertumbuhan ekonomi daerah pangan di setiap wilayah
mutu lingkungan 16. Mewujudkan Kutai Kartanegara 4. Memantapkan daya saing
7. Mengurangi dampak resiko sebagai branding pariwisata komoditi unggulan daerah
bencana unggulan di Kalimantan Timur melalui kegiatan agribisnis
8. Meningkatkan peran investasi 17. Mewujudkan ekonomi perdesaan dan agroindustri
dan ekonomi kerakyatan berbasis kelompok dan 5. Optimalisasi peran
9. Meningkatkan derajat kesehatan kewirausahaan yang didukung pemangku kepentingan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 48
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
secara berkelanjutan di seluruh industri dan perdagangan potensial dalam pembangunan
lapisan masyarakat daerah berbasis keterkaitan dan agribisnis, agroindustri,
10. Mewujudkan pendidikan yang keterpaduan potensi antar wilayah dan ketahanan pangan
berkarakter, merata dan (Integrated Territorial 6. Tercapainya pemerataan
terjangkau Development) ekonomi melalui
11. Mewujudkan iklim yang kondusif 18. Menurunkan kesenjangan peningkatan pendapatan
bagi berkembangnya seni pembangunan antar wilayah per kapita dan
budaya, peran dan prestasi 19. Meningkatkan pemanfaatan potensi menurunkan tingkat
pemuda, pemasyarakatan sumber daya alam dan lingkungan kemiskinan
olahraga, serta pemberdayaan hidup 7. Memenuhi kebutuhan
masyarakat dan perempuan 20. Meningkatnya peran serta infrastruktur dasar bagi
perempuan segala bidang masyarakat terutama
pembangunan dan perlindungan konektivitas antar wilayah,
anak air bersih, energy listrik
dan sanitasi pemukiman
8. Mengefektifkan
perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian ruang
untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang
nyaman bagi kehidupan
9. Meningkatkan kapasitas
dan akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan
pemerintah daerah
10. Peningkatan kualitas
pelayanan publik yang

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 49
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
berorientasi kepuasan
masyarakat
1. Optimalisasi pengendalian banjir 10. Revitalisasi pelaksanaan fungsi 1. Peningkatan darana dan
2. Peningkatan derajat kesehatan manajemen pemerintahan prasarana pendidikan
masyarakat 11. Fasilitasi dan pendampingan 2. Peningkatan akses dan
3. Pengembangan bidang pelaksanaan dana desa kualitas pelayanan
pendidikan untuk menghasilkan 12. Penguatan sistem pengendalian pendidikan
SDM yang profesional, intern pemerintah, pemberantasan 3. Peningkatan sarana dan
berkarakter dan religious korupsi dan penegakan hukum prasarana kesehatan
4. Pengembangan dan peningkatan 13. Penguatan pelayanan 4. Peningkatan akses dan
infrastruktur, fasilitas perkotaan kependudukan di tingkat kualitas pelayanan
dan utilitas penunjang sektor kewilayahan kesehatan
unggulan yang berdaya saing dan 14. Peningkatan KB keluarga 5. Peningkatan kondisi
Strategi/
berwawasan lingkungan 15. Peningkatan sinergitas pemerintah, pengarusutamaan gender
Prioritas
5. Pengentasan kemiskinan berbasis masyarakat, dan dunia usaha dan perlindungan kepada
Pembangunan
pemberdayaan ekonomi 16. Peningkatan sarana dan prasarana anak dan perempuan
kerakyatan pendidikan 6. Peningkatan peran dan
6. Pencegahan dan penangguhan 17. Peningkatan kualitas dan fungsi perpustakaan
bencana secara efektif manajemen sekolah daerah
7. Peningkatan kehidupan 18. Inovasi pelayanan perpustakaan 7. Peningkatan kualitas
beragama, seni budaya, peran dan 19. Perluasan cakupan promosi dan struktur keluarga sejahtera
prestasi pemuda, pelibatan masyarakat dalam 8. Peningkatan dan
pemasyarakatan olah raga serta perluasan layana kesehatan dan pembinaan seni dan
pemberdayaan masyarakat dan pencegahan penyakit budaya
perempuan 20. Peningaktan ketersediaan dan 9. Peningkatan kegiatan
8. Pemantapan keuangan daerah kuailtas sarana dan prasarana masyarakat dalam

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 50
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
dan pembiayaan pembangunan di kesehatan dengan memperhatikan pembangunan
daerah keterjangkauan akwasan 10. Terciptanya kerukunan
9. Peningkatan tata kelola permukiman dan perkembangan hidup beragama
pemerintahan yang baik kesehatan masyarakat 11. Penanggulangan bencana
21. Peningkatan kualitas dan daerah
kompetensi tenaga kesehatan guna 12. Pemenuhan infrastruktur
memenuhi kebutuhan lapangan pertanian berdasarkan
22. Optimalisasi penerapan SPM kluster wilayah untuk
kesehatan penciptaan sistem
23. Peningkatan tata kelola pelayanan agribisnis dan agroindustri
kesehatan melalui penerapan 13. Pembangunan sarana dan
standar pelayanan dan keterlibatan rpasarana serta fasilitas
masyarakat tempat ibadah
24. Fasilitasi keterampilan dan 14. Peningkatan rasio
penempatan kerja elektrifikasi
25. Fasilitasi sinkronisasi kebijakan 15. Peningaktan cakupan dan
pembangunan ketenagakerjaan kualitas pelayanan air
26. Meningkatkan pembinaan bersih
kepemudaan 16. Pengembangan kawasan
27. Meningkatkan dukungan kebiatan perdesaan dan perkotaan
pemuda dan olahraga yang merupakan
28. Pengembangan desa berketahanan kewenangan kabupaten
sosial 17. Sinkronisasi operasional
29. Gerakan Desa Membangun penataan ruang wilayah
30. Pengembangan desa berketahanan 18. Penetapan dan
sosial pengembangan komoditi

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 51
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
31. Meningkatkan koordinasi dan produk unggulan
pemerintah baik pusat maupun potensial berdasarkan
daerah kluster wilayah per
32. Kebijakan insentif dan disinsentif kecamatan
33. Meningkatkan kerjasama dengan 19. Peningkatan prduktivitas
pihak ketiga petani dan pengendalian
34. Peningkatan kualitas Pendapatan harga faktor-faktor
Daerah (PAD) produksi sektor agribisnis
dan agroindustri
35. Intensifikasi Pendapatan Asli
Daerah berbasis IT 20. Pemantapan kerjasama
36. Ekstensifikasi Pendapatan Daerah terpadu antar stakeholder
pembangunan
37. Membuka ruang komunikasi antara berdasarkan kapasitas dan
pemerintah dengan dunia usaha
fungsi masing-masing
38. memfasilitasi pelaku usaha dalam pihak
gerakan pembangunan Kutai
21. Peningkatan nilai tambah
Kartanegara
komoditas unggulan
39. Optimalisasi pengembangan irigasi melalui peningkatan
pertanian dan peningkatan luasan investasi padat karya dan
lahan produktif yang beririgasi pengendalian lingkungan
40. Pengendalian alih fungsi lahan serta penegakan hukum
pertanian produktif ke non lingkungan
pertanian tanaman pangan 22. Peningkatan partisipasi
41. Perbaikan image infrastruktur pemuda dan olahraga serta
pertanian (ketersediaan sarana kontribusi pariwisata
prasarana pertanian hulu, tengah, dalam pembangunan
dan hilir) utamanya pasar 23. Menurunnya tingkat

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 52
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
42. Pembukaan lahan/usaha pertanian pengangguran, jumlah
tanaman pangan yang baru dan penduduk miskin, dan
peningkatan produktivitas meningkatnya daya beli
pertanian masyarakat melalui sektor
43. Peningkatan efisiensi peralatan informal dan non formal
pasca panen hasil pertanian perdesaan
tanaman pangan 24. Pengembangan moda
44. Peningkatan efektivitas distribusi transportasi darat dan laut
pupuk bersubsidi untuk tanaman 25. Pengembangan teknologi
pangan informasi dan komunikasi
45. Pengembangan dan promosi 26. Meningkatkan mutu dan
komoditas unggulan daerah dan kualitas pelayanan publik
peningkatan kuantitas dan kualitas pemerintah daerah
SDM aparatur (PPL) 27. Meningkatkan kapasitas
46. Peningkatan optimalisasi industri ASN (Aparatur Sipil
pasca panen tanaman pangan (RPU) Negara) dan kapasitas
47. Jaminan ketersediaan lahan aparatur desa
produksi pertanian dan bahan baku 28. Meningkatkan
untuk menarik investor akuntabilitas
48. Pengembangan bahan pangan pemerintahan
sumber karbohidrat 29. Peningkatan kualitas
49. Pengembangan ketersediaan pelayanan publik
sumber pangan non beras dan 30. Peningkatan kepuasan
edukasi pola konsumsi masyarakat masyarakat terhadap
50. Optimalisasi pengembangan bahan pelayanan publik
pangan berbasis sumber daya 31. Peningkatan kualitas

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 53
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
peternakan perencanaan
51. Adaptasi perubahan lingkungan pembangunan
global dan pengelolaan wilayah 32. Peningkatan kualitas
pesisir dan laut secara terpadu regulasi daerah dalam
52. Inovasi terhadap peningkatan rangka mendukung
produktivitas perikanan tangkap implementasi program
53. Pengembangan perikanan berbasis pembangunan daerah
kawasan
54. Pengembangan industri pasca
panen dan pengolahan perikanan
berdaya saing
55. Budidaya ikan spesifik local yang
terancam punah
56. Pengendalian alih fungsi sumber
daya perikanan (area rawa)
57. Pengembangan branding untuk
memperkuat Kutai Kartanegara
sebagai daerah tujuan wisata
58. Pengembangan kebijakan
pariwisata Kabupaten Kutai
Kartanegara yang komprehensif
59. Pengembangan pasar baru dan
revitalisasi pasar eksisting
60. Penyediaan fasilitas dan sarana
ODTW secara komprehensif
61. Penyiapan pelaku usaha pariwisata

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 54
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
local masyarakat sebagai tuan
rumah destinasi
62. Optimalisasi peningkatan nilai
tambah usaha jasa dan produksi
kreatif pendukung pariwisata
63. Revitalisasi seni budaya guna
mendukung sektor pariwisata
64. Penguatan kelembagaan koperasi
dan UKM
65. Fasilitasi ekspansi pasar
66. Revitalisasi pasar daerah
67. Pengembangan kerjasama
perdagangan antar daerah
68. Pengembangan agroindustry
69. Fasilitasi pengembangan industri
dalam dan luar negeri
70. Penguatan dan penambahan
infrastruktur jalan dan jembatan
71. Revitalisasi layanan transportasi
public
72. Peningkatan konektivitas jaringan
telekomunikasi
73. Pengembangan sistem informasi
terintegrasi
74. Pengembangan dan pengelolaan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 55
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Kutai Timur


Elemen Kota Samarinda Kabupaten Kutai Kartanegara
(Rankir)
sarana dan prasarana permukiman
75. Pengembangan penataan ruang
yang berkelanjutan dan berdampak
pada pengendalian pemanfaatan
sumber daya alam
76. Revitalisasi sungai
77. Pemulihan lingkungan dan
pengelolaan sumber daya alam
termasuk kegiatan pertambangan
dan penggalian yang berdampak
pada pencemaran lingkungan
78. Peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan hidup
79. Pengembangan nilai tambah sumber
daya alam sebagai potensi unggulan
baru
80. Pengembangan jaringan listrik ke
seluruh Kabupaten Kutai
Kartanegara
81. Meningkatkan kesempatan dan
partisipasi perempuan dalam
pembangunan
82. Meningkatkan perlindungan anak

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 56
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

6. Telaahan RTRW Kabupaten Berau


Dalam menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau yang
diimplementasikan dari tahun 2016 hingga 2036, perencanaan pembangunan harus
diarahkan menuju mindset pembangunan berbasis spasial. Kabupaten Berau yang
memiliki daratan seluas 22.232,53 km2 dan lautan seluas 14.729,85 km2 (sepanjang
12 mil dari garis pantai pulau terluar), memerlukan perencanaan kewilayahan yang
masive dan terstruktur untuk mendukung pencapaian pembangunan daerah.
Penataan ruang wilayah Kabupaten Berau memiliki tujuan untuk mewujudkan
kabupaten sebagai kawasan sentra industri dan pariwisata, berbasis pertanian dan
kelautan yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan tujuan tersebut perlu adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung
penataan ruang wilayah, meliputi:

1. Pembangunan kawasan sentra industri, dengan strategi:


a. Memusatkan kegiatan pengolahan terpadu pada suatu kawasan industri;

b. Membangun infrastruktur penunjang kawasan industri;

c. Menciptakan iklim usaha yang kondusif; dan

d. Mendorong pertumbuhan sosial ekonomi di sekitar kawasan industri.

2. Peningkatan pengelolaan kawasan pariwisata secara berkelanjutan, dengan


strategi:
a. Mengembangkan potensi destinasi pariwisata;
b. Meningkatkan infrastrutur pendukung pariwisata;
c. Meningkatkan pemasaran pariwisata; mengembangkan industri pariwisata;
dan
d. Meningkatkan kelembagaan kepariwisataan.
3. Pengembangan kawasan pertanian, dengan strategi:
a. Mengoptimalkan kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
b. Perlindungan terhadap lahan pertanian dan pangan berkelanjutan;
c. Mengembangkan kawasan terpadu mandiri; meningkatkan produktivitas
tanaman pangan dan hortikultura; dan
d. Mengembangkan produk unggulan lokal.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 57
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

4. Peningkatan pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan, dengan


strategi:
a. Mendukung pemanfaatan hasil hutan melalui prinsip pengelolaan hutan
lestari;
b. Membantu mengembangkan sistem pengelolaan hutan melalui Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi/ Lindung (KPHP/L);
c. Mendukung pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan; dan
d. Membantu mengembangkan Hutan Kemasyarakatan(HKM), Hutan Desa (HD)
dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) guna meningkatkan produksi lokal;
e. Membantu mengembangkan potensi pengelolaan jasa lingkungan.

5. Pemantapan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya,


dengan strategi:
a. Mendukung meningkatkan kualitas pengelolaan dalam kawasan
lindung;

b. Mendukung peningkatan jasa lingkungan secara optimal tanpa


menggangu fungsi lindung; dan

c. Ikut membantu mengembalikan fungsi kawasan lindung akibat kegiatan


eksploitasi yang tidak terkendali.

6. Pengelolaan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan


Kawasan pertambangan (wilayah pertambangan) dikelompokkan menjadi
wilayah usaha. Pertambangan batubara, wilayah usaha mineral logam dan
wilayah usaha mineral bukan logam dan batuan. Pertambangan batubara
sebagaimana dimaksud meliputi: Biatan, Biduk-biduk, Gunung Tabur, Kelay, Pulau
Derawan, Sambaliung, Segah, Tabalar, Tanjung Redeb, dan Teluk Bayur.

7. Pengelolaan wilayah pesisir melalui keterpaduan ekosistem dan sumber daya


secara berkelanjutan, dengan strategi:
a. Menetapkan batas kawasan konservasi laut kabupaten;

b. Melindungi pelestarian ekologi pesisir dan pulau kecil serta kawasan


perlindungan bencana pesisir;

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 58
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

c. Mengembangkan budidaya perikanan;

d. Mengoptimalkan fungsi hutan mangrove;

e. Mengembangkan perikanan tangkap; dan

f. Mengendalikan pencemaran di kawasan pesisir dan laut.

8. Pengembangan fungsi pusat pelayanan yang terintegrasi dengan sistem prasarana


wilayah
Kebijakan ini akan dilaksanakan melalui strategi mengembangkan sistem jaringan
prasarana transportasi, sumber daya air, energi, telekomunikasi, dan
permukiman.

9. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara


Dalam pengelolaan tata ruang wilayah untuk pertahanan dan keamanan negara,
pemerintah Kabupaten Berau akan mendukung penetapan Kawasan Strategis
Nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; mengembangkan
kegiatan budidaya secara selektif dari dalam dan di sekitar Kawasan Strategis
Nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; mengembangkan
kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar Kawasan
Strategis Nasional dengan kawasan budidaya terbangun; serta turut menjaga dan
memelihara aset-aset pertahanan/TNI.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 59
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 4.23
Rencana Pola Ruang Kabupaten Berau
KECAMATAN
Grand Total
NO KAWASAN / POLA RUANG BIDUK - Pl. TG. TELUK
BATU PUTIH BIATAN GN. TABUR KELAY MARATUA SAMBALIUNG SEGAH TABALAR TALISAYAN
BIDUK DERAWAN REDEB BAYUR
A. Kawasan Lindung 2.736,75 22.410,49 1.039,84 2.678,60 184.412,83 30.588,28 35.966,03 11.834,99 124.556,96 31.863,69 12.042,68 99,98 1.144,71 461.375,83
1 Hutan Lindung 1.127,47 21.675,06 176.465,07 3.993,06 117.820,97 27.949,99 11.222,70 360.254,31
2 Mangrove 311,02 2,46 4,20 317,67
Padang Lamun (Konservasi 30.588,28 28.004,84 58.593,12
3 Laut)
4 Sempadan Pantai 1.019,44 141,81 936,05 1.008,79 98,90 463,73 314,91 3.983,63
5 Sempadan Sungai 278,82 593,61 101,33 2.678,60 7.947,76 6.888,84 7.743,02 6.735,99 3.449,97 505,07 99,98 1.144,71 38.167,72
6 Suaka Marga Satwa 59,37 59,37
B. Kawasan Budidaya 354.793,53 96.792,07 241.956,98 193.653,52 471.241,41 531.037,43 406.433,13 204.501,68 399.572,24 151.870,39 150.114,19 2.340,68 30.553,60 3.234.860,85
1 Hutan Produksi Konversi 2.643,38 4.699,59 860,66 7.105,82 2.432,28 14.756,88 1.514,63 14.231,83 117,22 48.362,28
2 Hutan Produksi Terbatas 2.156,73 20.551,83 286.437,27 5.775,52 37.605,60 253.418,73 46.633,65 652.579,32
3 Hutan Produksi Tetap 35.639,78 11.773,79 32.379,45 93.879,24 73.198,76 42.474,28 93.645,83 43.321,73 31.391,84 23.080,22 9.750,74 490.535,67
4 Industri 1.349,49 2.466,81 6.970,12 10.786,43
Kawasan Peruntukan
5 Perikanan 57.925,28 19.197,10 4.037,55 2.284,96 22,37 83.467,25
6 Laut Teritorial (12 mill) 192.236,92 20.775,77 174.045,92 442.754,04 269.135,26 1.848,63 44.247,27 49.327,05 1.194.370,85
7 Pariwisata Darat 5.693,93 4.356,73 2.471,29 1.390,86 240,31 244,78 14.397,91
8 Pariwisata Laut 3.741,03 2.762,52 5.865,23 3.473,10 4.958,61 2.693,43 23.493,91
9 Perkebunan 36.765,99 42.196,24 20.915,82 45.544,14 94.505,48 28.309,22 19.863,31 74.423,56 13.600,84 48.152,20 9.481,99 433.758,78
10 Permukiman Perdesaan 2.728,25 3.974,78 1.888,25 1.458,66 6.550,02 417,78 1.077,85 15.649,76 6.497,90 1.971,38 6.170,04 1.761,16 50.145,82
11 Permukiman Perkotaan 2.503,18 1.063,75 4.507,79 1.277,02 509,60 2.174,87 4.125,32 16.161,52
12 Pertanian Lahan Basah 1.508,58 2.652,00 6.504,78 2.799,35 2.272,68 492,40 1.238,54 17.468,33
13 Pertanian Lahan Kering 1.725,31 6.691,48 3.193,56 4.574,08 266,47 1.421,75 5.169,97 3.335,49 46.378,11
14 Sungai 60,24 252,60 38,76 3.010,25 3.444,07 468,90 9.822,06 6.861,96 2.810,61 1.332,47 20,31 165,81 743,14 29.031,19
15 Taman Wisata Alam Laut 14.283,92 81.452,31 28.187,23 123.923,47
Grand Total 357.530,28 119.202,56 242.996,81 196.332,12 655.654,24 561.625,71 442.399,16 216.336,67 524.129,21 183.734,07 162.156,86 2.440,66 31.698,31 3.696.236,67
Sumber: RTRW Kabupaten Berau Tahun 2016-2036

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 60
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Berdasarkan hasil analisis terhadap isu-isu strategis pembangunan, baik


isu internasional; isu dan kebijakan strategis nasional dan provinsi; serta
telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Berau,
dapat dirumuskan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Berau sebagai
berikut:

a. Pengelolaan Kawasan Karst Berkelanjutan

Secara administrasi, Kawasan Karst di Kabupaten Berau terbentang dari


arah utara sampai dengan ke selatan yang termasuk ke dalam satu ekosistem
karst Sangkurilang-Mangkulihat yang meliputi 2 (dua) Kabupaten yaitu
Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur. Kabupaten Berau khususnya
Kecamatan Kelay memiliki Kawasan Karst yang memiliki nilai yang cukup tinggi
dari sisi arkeologi dengan ditemukannya artefak didalamnya. Selain itu kawasan
karst Sangkurilang-Mangkalihat dan Kars Merabu telah ditetapkan di dalam
Pergub Kalimantan Timur No. 67 tahun 2012. Kawasan Karst di Kecamatan
Kelay sendiri termasuk ke dalam kawasan lindung geologi dan merupakan
Kawasan Strategis Kabupaten yang ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud tersebut, yaitu
kawasan lindung geologi di Kecamatan Kelay. Pemanfaatan kawasan karst yang
tidak terkendali akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem sekitar,
misalnya seperti hilangnya bentangalam karst yang alami (kerucut karst, dolina,
uvala, polje, dan lain-lain), kerusakkan gua-gua yang mempunyai stalagmit,
stalagtit, flowstone, hilangnya nilai budaya dan hayati, penurunan kualitas air
tanah dan pencemaran air bawah tanah, serta kerusakan lain yang menganggu
kehidupan disekitarnya. Dalam hal ini, Pemerintah Berau perlu melakukan
pencegahan dari isu-isu terkait pelestarian kawasan karst:

1. Adanya ancaman eksploitasi dan konversi lahan karst untuk industri semen;
2. Adanya ancaman ekosistem sekeliling karst, yaitu penanaman sawit yang
tidak memerhatikan aspek perlindungan;
3. Belum adanya pengelolaan kawasan karst, padahal beberapa areal
merupakan kawasan lindung (sumber air, bagian budaya, sumber ekonomi);

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 61
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

4. Potensi pengembangan ekowisata kawasan karst belum didukung oleh


pemerintah, misalnya dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti
aksesibilitas dll.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama Balai Konservasi


Sumberdaya Alam (BKSDA)/Kementerian Kehutanan, Pemkab Berau dan Kutai
Timur – telah proaktif membahas dan merencanakan pengelolaan kawasan
karst ini untuk mengenali kawasan-kawasan yang akan diprioritaskan untuk
dikelola dan dilindungi dengan menerbitkan Laporan Akhir Pengelolaan Karst
Berau. Tujuan perencanaan pengelolaan kawasan karst tidak terlepas dari
tujuan penataan ruang Kabupaten Berau secara umum Atas dasar pertimbangan
potensi yang dimiliki, permasalahan, tantangan dan peluang serta prospek
pengembangan wilayah, maka tujuan perencanaan pengelolaan kawasan karst
di Kecamatan Kelay adalah untuk mewujudkan ruang Kecamatan Kelay yang
berbasis pengembangan pariwisata unggulan berbasis pengelolaan
kawasan karst, potensi kehutanan dan produk hasil kehutanan dan
agribisnis.

Dalam rangka Pengelolaan Kawasan Karst di Kecamatan Kelay,


pemanfaatan ruang yang akan diwujudkan harus digali dari budaya setempat
yang dipadukan dengan fungsi kawasan yang dielaborasi sedemikian rupa
sehingga akan mempunyai makna secara mendalam yang diwujudkan dalam
perencanaan secara matang. Rencana pola ruang ini didasari pertimbangan
dalam 20 tahun mendatang, dimana wilayah perencanaan harus mampu
berperan sebagai kawasan industri pariwisata dan industri kehutanan dalam
lingkup Kabupaten Berau maupun Provinsi Kalimantan Timur. Disamping itu,
wilayah perencanaan harus mampu menampung berbagai kegiatan pendukung
yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perencanaan dengan
tetap mempertimbangan aspek lingkungan hidup. Pembentukan peruntukan
lahan dan unit kegiatan dimaksudkan untuk mewujudkan fungsi wilayah
perencanaan sebagai kawasan industri pariwisata dengan segala kegiatan
penunjang lainnya, juga mempertegas kembali fungsi-fungsi setiap blok
kawasan. Pengembangan peruntukan lahan dan unit kegiatan tersebut perlu
memerhatikan karakteristik fungsi lahan yang ada di wilayah perencanaan.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 62
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Tenurial dan Zonasi Kawasan

Isu tenurial terkait dengan batas-batas pengelolaan yang belum jelas


antara satu wilayah dengan wilayah yang lain, misalnya: antara konsesi HPH,
HTI, Tambang dan Sawit. Selain itu terkait juga dengan isu-isu pengelolaan oleh
masyarakat dan masih adanya tumpeng tindih pengelolaan kawasan
pertambangan dengan bidang-bidang lain seperti kehutanan, pertanian bahkan
dengan masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar wilayah tambang.

Beberapa isu penting terkait tenurial dan zonasi kawasan menurut


dokumen KLHS adalah sebagai berikut:
1. Konflik perebutan sumber daya alam
Perebutan akses sumber daya sering menimbulkan konflik antara
perusahaan dan masyarakat. Hal ini dikarenakan batas antar kampung
belum seluruhnya ditetapkan dan dipertegas. Selain itu, pengelolaannya
belum memerhatikan aspek lingkungan, sosial, budaya, dan arah
pembangunan tidak konsiseten dengan peruntukan penggunaan lahan.
2. Belum seluruh kawasan yang ditunjuk sebagai kawasan hutan telah
ditetapkan dan ditegaskan
Batas kawasan hutan dan aktifitas masyarakat belum disepakati karenaa
kurangnya partisipasi masyarakat dalam penetapan dan penegasan batas
kawasan hutan, serta akses masyarakat di wilayah yang ditetapkan sebagai
kawasan hutan melalui perhutanan sosial Selain itu, kurangnya perhatian
pemerintah terhadap Hak-hak adat yang belum diakui dan dilindungi.

c. Kontribusi pada Perubahan Iklim

Sebagai bagian dari Provinsi Kalimantan Timur yang beriklim tropis,


Kabupaten Berau merupakan salah satu wilayah yang memiliki daerah hutan
yang luasnya mencapai 1.587.111,23 hektar. Dari luasan hutan tersebut, hutan
lindung di Kabupaten Berau mencapai 360.254,31 hektar yang memiliki peran
penting dalam mengantisipasi perubahan iklim dan menjadi garda terdepan
dalam upaya internasional dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Selain
itu, terdapat juga hutan produksi tetap seluas 490.535,67 hektar dan hutan
produksi terbatas seluas 652.579,32 hektar sebagai sumber daya kehutanan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 63
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

yang dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan perekonomian maupun untuk


peningkatan kualitas lingkungan hidup. Namun demikian, tutupan hutan yang
tinggi menyebabkan ancaman yang tinggi pula pada kawasan tersebut. Para
investor di bidang kehutanan, perkebunan maupun pertambangan mulai
melirik potensi tutupan lahan di Kabupaten Berau, sehingga mengancam hutan
yang masih baik.

Menurut World Bank (2010) deforestasi dan degradasi hutan


memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengemisi CO2, yaitu sebesar 18
persen. Sebagian besar dari jumlah tersebut atau sekitar 75 persennya berasal
dari negara berkembang. Awalnya lebih dari 75% dari semua emisi karbon
diperkirakan lebih banyak bersumber dari degradasi hutan daripada
deforestasi. Akan tetapi dengan adanya aktivitas penggunaan lahan yang
meningkat maka hal ini berubah total, laju deforestasi mulai berpengaruh besar
terhadap emisi karbon. Berau yang memiliki luas hutan tropis yang besar ikut
memiliki masalah dalam hal deforestasi dan degradasi hutan. Lebih dari 75%
wilayah Berau dengan luas 2,2 juta hektar merupakan kawasan hutan, tetapi
hanya 17% yang secara resmi merupakan hutan lindung. Sisa lahan yang ada
semua sudah dibebani hak yang diperuntukkan untuk hutan produksi yang
luasnya kurang lebih 1,3 juta hektar sebagai penghasil kayu komersil dan HTI
serta penggunaan lainnya di luar sektor kehutanan seperti perkebunan kelapa
sawit, pertambangan batu bara, dan permukiman.

Sebagai bentuk peran positif untuk mengurangi emisi karbon,


Pemerintah Kabupaten Berau telah menunjukkan komitmennya untuk
melakukan upaya penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan
melalui pengelolaan hutan dan lahan yang lebih baik dengan mengusung konsep
REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), yang
kemudian berkembang menjadi REDD+ pada skala kabupaten dengan lima
target yang harus dicapai Kabupaten Berau yaitu:

a) Pengurangan emisi melalui pengurangan deforestasi;


b) Pengurangan emisi melalui pengurangan degradasi hutan;
c) Peningkatan penyerapan karbon melalui pengelolaan hutan konservasi yang
baik;

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 64
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

d) Peningkatan penyerapan karbon melalui pengelolaan hutan produksi yang


lestari; dan
e) Peningkatan penyerapan karbon melalui restorasi hutan.

Untuk mencapai lima target tersebut dibutuhkan dukungan kebijakan


dan kelembagaan yang tepat, termasuk dalam hal kesiapan data dan informasi
pada masing-masing wilayah tentang kesiapan dan kendala implementasi
REDD+. Pada dasarnya kesiapan daerah Berau dalam pembagian peran dan
koordinasi antar lembaga dalam mendukung implementasi REDD+ sudah
berjalan dengan dibentuknya Kelompok Kerja dan Dewan Pengarah PKHB
(Program Karbon Hutan Berau) sebagai upaya meningkatkan koordinasi lintas
sektor untuk mengembangkan REDD di tingkat Kabupaten. Namun yang masih
menjadi kendala ialah koordinasi lintas ektor yang belum maksimal dan perlu
ditingkatkan. Disamping itu aspek insentif dan disinsentif yang masih dalam
proses pencarian bentuk dan mekanisme yang paling ideal. Secara umum para
pihak pengambil keputusan di kabupaten menjadi sangat berhati-hati dalam
menginisiasikan suatu terobosan dalam upaya pemacuan implementasi REDD+
di daerahnya dan secara psikis mengalami sindrom “menunggu
petunjuk/pedoman pemerintah pusat”. Kekhawatiran terjebak pada kasus
hukum akibat pembuatan kebijakan yang dianggap salah melatarbelakangi
lahirnya sindrom ini.

d. Pembangunan Berkelanjutan melalui Ekonomi Hijau (Green


Governance)

Pada dasarnya ekonomi hijau adalah perekonomian yang tidak


merugikan lingkungan hidup. Program Lingkungan PBB (UNEP; United Nations
Environment Programme) dalam laporannya berjudul Towards Green Economy
menyebutkan, ekonomi hijau adalah ekonomi yang mampu meningkatkan
kesejahteraan dan keadilan sosial. Ekonomi hijau ingin menghilangkan dampak
negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber
daya alam. Dari definisi yang diberikan UNEP, pengertian ekonomi hijau dalam
kalimat sederhana dapat diartikan sebagai perekonomian yang rendah karbon
(tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan), hemat sumber daya alam
dan berkeadilan sosial. Konsep ekonomi hijau melengkapi konsep

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 65
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana diketahui prinsip utama dari


pembangunan berkelanjutan adalah “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Sehingga dapat
dikatakan bahwa ekonomi hijau merupakan motor utama pembangunan
berkelanjutan.

UNEP/ United Nation Environment Programme (2008) mencetuskan


gagasan mengenai “Green Economy” dalam rangka mendukung upaya
penurunan emisi gas rumah kaca. Gagasan “Green Economy” tersebut bertujuan
memberikan peluang yang besar bagaimana upaya memanfaatkan konsepsi
“Green Economy” dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan yang
berorientasi pada aspek lingkungan dan ekosistem. Terkait dengan gagasan
konsepsi tersebut, terdapat dua hal yang ingin dicapai. Pertama, ekonomi hijau
mencoba untuk membuat konsep ekonomi yang bukan hanya sekedar
mempertimbangkan masalah makro ekonomi, khususnya investasi di sektor-
sektor yang memproduksi produk ramah lingkungan maupun produksi barang
dan jasa yang lebih ramah lingkungan (“green investment/investasi hijau”),
namun juga difokuskan pada bagaimana kontribusi investasi hijau tersebut
terhadap produksi barang dan jasa serta dan pertumbuhan lapangan pekerjaan
di bidang yang terkait dengan ramah lingkungan (green job). Kedua, green
economy mencoba untuk menyiapkan panduan pro-poor green investment, atau
investasi hijau yang mampu mendorong pengentasan masalah kemiskinan.
Tujuan utamanya adalah untuk mendorong agar para pembuat kebijakan
mampu membuat semua jajaran pemerintahan dan sektor swasta ikut serta
untuk mendukung peningkatan investasi hijau. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka ekonomi hijau secara singkat dicirikan sebagai: (i) peningkatan
investasi hijau; (ii) peningkatan kuantitas dan kualitas lapangan pekerjaan pada
sektor hijau; (iii) peningkatan pangsa sektor hijau; (iv) penurunan
energi/sumber daya yang digunakan dalam setiap unit produksi; (v) penurunan
CO2 dan tingkat polusi per GDP yang dihasilkan; serta (vi) penurunan konsumsi
yang menghasilkan sampah (decrease in wasteful consumption). Konsep
ekonomi hijau diharapkan menjadi jalan keluar. Menjadi jembatan antara
pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial serta ramah lingkungan dan hemat

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 66
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sumber daya alam. Tentunya konsep ekonomi hijau baru akan membuahkan
hasil jika semua elemen masyarakat mau mengubah perilaku.

Selain mempunyai arti penting bagi Kabupaten Berau, pengembangan


ekonomi hijau juga merupakan tindakan untuk mendukung deklarasi Kaltim
Green sebagai cikal bakal transformasi (pergerakan) perekonomian berbasis
lingkungan. Oleh karena itu, maka dalam setiap perumusan perencanaan
pembangunan harus memiliki komitmen khusus untuk keberlangsungan
kualitas lingkungan hidup. Setiap perangkat kebijakan, tata kelola
pemerintahan, serta program kegiatan pembangunan daerah harus menjamin
dan memberikan perlindungan sosial dan ekologis terhadap keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat sekaligus keberlanjutan lingkungan hidup sehingga
generasi mendatang dapat merasakan kenyamanan dalam menjalankan
aktivitasnya.

e. Pengelolaan Hutan dan Lahan Secara Lestari

Berdasarkan status kawasan hutan maka Berau memiliki kawasan hutan


seluas 1,742 juta ha, berdasarkan analisis tutupan lahan maka Berau memiliki
1,191 juta Ha kawasan hutan primer, 551 ribu Ha kawasan hutan sekunder yang
kesemuanya harus dikelola secara lestari. Berdasarkan Rencana rencana tata
ruang maka kawasan hutan di Berau terdiri atas Kawasan Budidaya Kehutanan
dan Kawasan Lindung yang diantaranya adalah Hutan Lindung dan Hutan
Konservasi. Data dari SK 718 Kemenhut menunjukkan luasan peruntukan
kawasan sebagai berikut:

Tabel 4.24
Peruntukan Kawasan Budidaya Kehutanan
Kabupaten Berau
No. Peruntukan Kawasan Luas Kawasan
1 APL 589.315,74
2 HL 360.975,53
3 HP 533.539,84
4 HPK 33.914,68
5 HPT 668.604,32
Total Luas Kawasan 2.186.350,11
Sumber : SK 718 Kemenhut

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 67
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Isu-isu terkait dengan pengelolaan hutan dan lahan secara lestari


menurut KLHS antara lain:

1. Tingkat ketergantung masyarakat terhadap hutan masih tinggi. Hal ini


dikarenakan hutan, terutama di wilayah-wilayah pedalaman, merupakan
sumber-sumber penghidupan secara ekonomi-sosial-budaya.
2. Pengaturan pemanfaatan hutan & lahan harus memerhatikan daya dukung
lingkungan dan kebutuhan (manfaat) bagi daerah, terutama masyarakat (di
kampung) sebagai penerima dampak langsung.
3. Alih fungsi dan pembukaan kawasan hutan untuk perkebunan sawit belum
memerhatikan aspek keberlanjutan. Walaupun Sawit merupakan sumber
penghidupan jangka panjang, namun perlu memerhatikan dampak terhadap
lingkungan seperti berkurangnya sumber air bersih dan populasi burung
wallet.
4. Terjadinya kebakaran pada kawasan hutan dan lahan perkebunan.
5. Penggunaan lahan yang belum memerhatikan dampaknya terhadap emisi
karbon.
6. Degradasi Lahan.
7. Pengembangan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan hidup.
8. Perlindungan satwa yang dilindungi dari perburuan dan konversi lahan.
9. Belum ada kebijakan perlindungan lahan pangan dari ancaman konversi.
10. Pengelolaan lahan di daerah hulu berdampak terhadap degradasi hutan
mangrove. Hal ini menyebabkan abrasi pantai dan tekanan terhadap
kawasan hutan mangrove.

f. Program Karbon Hutan Berau (PKHB)

Program Karbon Hutan Berau (PKHB) adalah suatu program kemitraan


antara Pemerintah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berbagai lembaga pemerintah
lainnya, lembaga swadaya masyarakat serta lembaga donor untuk bersama-
sama mengembangkan program pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan
degradasi hutan dan peningkatan stok karbon melalui kegiatan pengelolaan
hutan secara lestari, konservasi hutan, restorasi ekosistem, dan rehabilitasi
hutan. Program ini merupakan program percontohan dimana memiliki tujuan

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 68
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

strategis dan sasaran yang akan dicapai dalam satu kesatuan gerak terpadu,
yaitu:

1. Peningkatan dan penyempurnaan perencanaan, terutama terkait dengan


penataan ruang, penatagunaan lahan, dan proses perijinan pemanfaatan
ruang pada tingkat kabupaten;
2. Pengurangan emisi dan peningkatan stok karbon sekitar 10 juta ton CO2
selama periode lima tahun ke depan atau berkurang sedikitnya 10% dari
BAU/tanpa rencana aksi, khususnya dari sektor kehutanan dan perubahan
lahan;
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat bagi 5.000 orang masyarakat yang
bertempat tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan;
4. Perlindungan ekosistem yang bernilai tinggi, keanekaragaman hayati dan
fungsi daerah aliran sungai di sedikitnya pada 400.000 ha daerah aliran
sungai Kelay dan Segah serta pada habitat orangutan Kalimantan;
5. Peningkatan kapasitas lembaga publik dan para pemangku kepentingan,
terutama dalam aspek sumber daya manusia dan keberlanjutan
pendanaannya; dan
6. Pembelajaran dan replikasi atas pelaksanaan fase percontohan REDD+
berskala kabupaten, baik ke level nasional maupun internasional.

Tabel 4.25
Capaian Visi Program Karbon Hutan Berau
VISI INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL

Terwujudnya 1.1. Peningkatan dan Tata ruang sudah dijadikan dasar utama
Kabupaten Berau penyempurnan penerbitan perizinan
sebagai model perencanaan,
Penyusunan RPJMD dan RTRW sudah
pembangunan terutama terkait
didahului oleh Kajian Lingkungan Hidup
berbasis dengan penataan
Strategis secara partisipatif dimana Berau
pengelolaan ruang, penatagunaan
menjadi model penyusunan KLHS di
sumber daya lahan, dan proses
Kemendagri yang didukung oleh TNC,
alam perijinan
DANIDA dan SW.Khusus untuk areal DA
berkelanjutan pemanfaatan ruang
yang menjadi bagian dari KPHP Berau
yang rendah pada tingkat
Barat sudah dilakukan koordinasi
emisi Kabupaten
parapihak
Berau terpilih sebagai lokasi review
perizinan Perkebunan dan Pertambangan
melalui UKP4

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 69
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

VISI INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL

1.2. Pengurangan emisi Intensifnya pembukaan kebun sawit dan


dan peningkatan stok HTI selama periode lima tahun
karbon sekitar 10 juta berkontribusi besar terhadap peningkatan
ton CO2 selama emisi. Emisi gross yang terjadi selama
periode lima tahun ke periode 2000-2010 (historical) adalah 9,7
depan atau berkurang juta ton CO2e per tahun.
sedikitnya 10% dari
Saat ini 2 IUPHHKHA sudah mendapatkan
BAU/tanpa rencana
sertifikat FSC dengan total luas 112.800
aksi khususnya dari
ha. Pengujian RIL-C telah dilakukan pada
sektor kehutanan dan
di 2 IUPHHKA
perubahan lahan

1.3. Peningkatan Sudah 11 Kampung yang menyusun RPJM


kesejahteraan Kampung secara partisipatif dengan
masyarakat bagi Pendekatan SIGAP oleh mitra LSM dan
5.000 orang KSM. Kampung lainnya akan dilanjutkan
masyarakat yang melalui instruksi Perbup.
bertempat tinggal di
Masyarakat mendapatkan Hak
dalam dan di sekitar
Pengelolaan Hutan Desa di Merabu (8.245
kawasan hutan
ha), Long Ayap (5.640 ha), Punan Segah,
Biatan Ilir (4.857 ha) dan Dumaring
(5.083 ha).
Pemanfaatan Hutan Desa di Merabu
antara lain pemeliharaan 40 ekor sapi
(25 ha), 6000 botol madu, dan karet,
sayuran dll. Rencana Pembangunan PLTS
komunal di Teluk Sumbang, Long Beliu
dan Merabu, Maratua dibawah MCAI.
Penanaman tanaman bernilai ekonomi
785 ha di bawah Forclime FC.
Penetapan batas kampung 13 kampung di
Segah dibawah Forclime.
Pendanaan yang telah masuk di bawah
TFCA, Forclime, MCAI dan ICCTF serta
pendanaan lainnya, telah memberikan
banyak kegiatan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

1.4. Perlindungan Pengelolaan KPHP Berau Barat seluas


ekosistem yang 775.539 ha termasuk di dalamnya Hutan
bernilai tinggi, Lindung Sungai Lesan 11 ribu ha. Seluas
keanekaragaman 49.123 Ha dari areal PT. KL di wilayah
hayati dan fungsi DAS KPH BB masuk KEE Wehea
pada 400.000 ha Kelay.Penetapan Bupati Kawasan Wisata
daerah aliran sungai dan Lindung Sigending seluas 1500 ha dan
Kelay dan Segah serta Kawasan Wisata dan Lindung Labuan
pada habitat sekitar Cermin 2000 ha.
1.500 orangutan
HL Dumaring dikelola oleh masyarakat

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 70
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

VISI INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL


Kalimantan melalui Hutan Desa dibantu oleh
Menapak. Hutan Lindung Merabu dikelola
oleh masyarakat dibantu oleh TNC.
Sebanyak 12 unit IUPHKHA (726.701 ha)
telah mendapatkan sertifikat PHPL, dan
14 unit (785.181 ha) sertifikat SVLK, 2
unit 374.875 sertifikat FSC.
Penetapan 1.8 juta ha sebagai Kawasan
Perlindungan dan Pengelolaan
daEkosistem Karst melalui Pergub
67/2012
1.5. Peningkatan kapasitas Dengan adanya pelatihan-pelatihan untuk
lembaga publik dan LSM dan SKPD, terjadi peningkatan
para pemangku kapasitas pada lembaga publik dan para
kepentingan yang pemangku kepentingan. Telah dibentuk
berkinerja tinggi dan Forum GIS di Lingkup Pemkab (dibawah
cukup tangguh, Baplitbang) yang telah menjalani
terutama aspek SDM rangkaian pelatihan GIS.
dan pendanaannya
Berbagai pelatihan (RPJM, pelatihan
keuangan, peternakan, dll) telah dilakukan
di tingkat desa.

1.6. Pembelajaran dan Pembelajaran mengenai PKHB telah


replikasi atas dipresentasikan di berbagai forum di
pelaksanaan Fase berbagai tingkat seperti COP (2013-2016),
Jurisdictional Green Development Meeting
percontohan REDD+
(2014).
berskala Kabupaten,
baik level nasional Berau menerima berbagai kunjungan VIPs,
misalnya Menteri Lingkungan Norwegia,
maupun internasional
Menteri Pembangunan Jerman, Wakil
Menteri Pembangunan Jerman, Duta Besar
Amerika Serikat, dll.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat
(SIGAP) yang dikembangkan TNC telah
direplikasi pada 24 kampung lainnya di
Berau dan 5 desa di Kutim serta 3 desa di
Kab Ketapang.
Pengalaman implementasi RIL C dalam
wilayah KPH Berau Barat menjadi bahan
masukan kebijakan tingkat nasional.

g. Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah menjadi isu penting dalam pengelolaan lingkungan


di Kabupaten Berau. Beberapa sektor utama di Berau merupakan bagian yang

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 71
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

memerlukan perhatian serius dalam pengelolaan limbah. Contohnya


pengelolaan limbah sektor pertambangan yang memiliki kandungan racun dan
logam yang berbahaya bagi manusia. Selain itu, pada limbah dari sektor
perkebunan kelapa sawit juga perlu perhatian. Limbah sawit mengandung
banyak kandungan organik yang dapat memicu blooming algae. Selain limbah
pengolahan juga limbah pemupukan sawit. Oleh karena itu pengelolaan limbah
perlu perhatian kusus. Beberapa indikasi pengelolaan limbah yang kurang tepat
juga menjadi hal penting yang harus digali supaya tidak terjadi pencemaran.

Beberapa isu lain terkait dengan pengelolaan limbah di Kabupaten Berau


menurut dokumen KLHS antara lain:

1. Pencemaran sungai yang tinggi karena pengelolaan limbah yang kurang baik
(membuang langsung ke sungai) mengakibatkan air tercemar, kotor, dan
bau yang efeknya berbahaya. Selain itu pestisida dan herbisida yang
berlebih dari perkebunan kelapa sawit berpotensi mencemari sungai.
2. Pengelolaan sampah yang terpadu di luar wilayah perkotaan. Selain itu
kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dari awal
turut andil dalam penyebab pengelolaan limbah yang jurang efektif.

h. Pengelolaan Kawasan Pertambangan

Berau masih menggantungkan sumber PAD dari sektor pertambangan di


mana PDRB dari sektor pertambangan mencapai di atas 50 persen. Namun
demikian, kawasan pertambangan di kabupaten Berau masih belum dikelola
dengan baik yang ditandai dengan banyak ditemukannya lubang-lubang
tambang yang terbuka dan tidak ditutup dengan baik pasca satu kegiatan
pertambangan. Isu-isu lain terkait dengan kawasan pertambangan menurut
dokumen KLHS antara lain:

1. Pemenuhan energi masih kurang dan belum mencukupi dan merata. Hal ini
disebabkan karena pengembangan energi alternatif terbarukan masih kecil
padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti biomasa, air, surya
dan lainnya. Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan masih terpaku
dengan bahan bakar fosil.
2. Belum ada perencanaan pengembangan wilayah bekas tambang.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 72
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3. Rencana pengembangan energi nuklir oleh Provinsi Kalimantan Timur di


Kabupaten Berau.

4. Pengembangan pertambangan belum dilakukan dengan melibatkan


masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih sedikitnya masyarakat yang
terlibat di sektor tambang dan pada posisi-posisi buruh; masih ditemui
adanya konflik antara pertambangan dengan masyarakat; masyarakat masih
mengeluhkan program-program CSR yang belum tepat serta program
perekrutan pegawai yang belum memprioritaskan masyarakat sekitar
kawasan tambang.

5. Beberapa indikasi pengelolaan limbah yang kurang tepat juga menjadi hal
penting yang harus digali, supaya tidak terjadi pencemaran.

i. Kebakaran Hutan dan Lahan

Setiap tahun, Indonesia menghadapi persoalan serius pada musim


kemarau yakni, bencana kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini berkontribusi
dalam pencemaran kabut asap yang menyumbang emisi untuk pemanasan
global. Pada bencana kebakaran tahun 2015, dampak ekonomi akibat kabut
asap yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia lebih dari 20 triliun, belum
termasuk kerugian dari sisi pengeluaran atau dampak kesehatan, hilangnya
keanekaragaman hayati dan perhitungan emisi gas rumah kaca. Data Bulan
Agustus 2015, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Berau, dalam waktu kurang 2 bulan sudah terjadi 26 kali kebakaran. Tiga di
antaranya menghanguskan pemukiman warga. Berbeda dengan kebakaran di
pemukiman yang relatif lebih mudah dipadamkan, kebakaran hutan masih sulit
ditangani. Kebakaran hutan umumnya terjadi secara sporadis, terutama saat
musim kemarau. Semak belukar yang mengering seolah menjadi bahan bakar,
ditambah angin kencang membuat kobaran api semakin meluas. Dalam hal ini,
kebijakan pembangunan daerah harus lebih difokuskan kepada aspek
pengurangan risiko bencana dalam pengelolaan sumber daya hutan, khususnya
terkait ancaman dan kerentanan yang menimbulkan bencana kebakaran hutan,
serta belum terkordinasinya upaya untuk mengoptimalkan kapasitas yang
dimiliki untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan risiko bencana.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 73
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

j. Pengembangan Agro-Industri berbasis Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

Pengembangan agroindustri berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi


merupakan salah satu isu penting dalam pembangunan Provinsi Kalimantan
Timur mengingat pengembangan sektor ini akan meningkatkan potensi
ekonomi lokal serta memunculkan daya saing daerah. Dalam lingkup Kabupaten
Berau sendiri, rendahnya pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dan industri
dapat menjadi pemicu untuk menggabungkan kedua sektor tersebut menjadi
salah satu potensi daerah untuk menciptakan produk unggulan Kabupaten
Berau. Pendekatan yang digunakan dalam agroindustri adalah dengan
mengembangkan pusat-pusat subsektor pertanian dan dikoneksikan dengan
manufakturnya sehingga terjadi interkoneksi, interpendensi, dan interelasi
pada kawasan industri. Agroindustri juga memiliki kelebihan lain karena
pengembangannya akan diikuti oleh pembangunan infrastruktur, transportasi,
komunikasi, dan kelembagaan sosial yang secara otomatis menjadi daya tarik
bagi investor-investor.

k. Komitmen atas Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi di sektor


pengelolaan SDA

Untuk mewujudkan good governance sudah merupakan hal mutlak bagi


pemerintah daerah untuk mencanangkan pemberantasan dan pencegahan
korupsi pada seluruh elemen pemerintahan. Komitmen seluruh stakeholder
pembangunan terhadap setiap upaya pemberantasan korupsi oleh penegak
hukum akan menjadikan suasana kinerja menjadi lebih baik dan nyaman dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Untuk itulah diperlukan
transparansi anggaran baik mulai dari perencanaan pembangunan, pelaksanaan
program pembangunan, hingga evaluasi hasil pembangunan daerah. Terkait
pengelolaan sumber daya alam, pada tahun 2014 KPK telah melakukan
koordinasi dan supervisi atas pertambangan mineral dan batubara yang
berlokasi di 12 provinsi yakni Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kepulauan Bangka belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Maluku Utara. Kegiatan tersebut melibatkan instansi pemerintah

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 74
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pusat yang terkait, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Hasil


dari kegiatan tersebut antara lain dicabutnya izin-izin yang tidak memenuhi
ketentuan, dibayarkannya kewajiban keuangan yang selama ini diabaikan oleh
pelaku usaha, penegakan aturan, dan pengawasan yang diperketat dengan
melibatkan berbagai pihak. Selanjutnya di 2015, gerakan penyelamatan Sumber
Daya Alam ini diperluas ke Sektor Kehutanan dan Perkebunan di 24 Provinsi
serta Sektor Kelautan di 34 Provinsi.

Provinsi Kaltim telah menyusun rencana aksi penyelamatan Sumber


Daya Alam (SDA) khususnya minyak dan gas alam di wilayahnya. Provinsi
Kalimantan Timur merupakan provinsi pertama yang menggagas penetapan
moratorium pertambangan di Indonesia, Kaltim dinilai sebagai pelopor gerakan
penyelamatan sumber daya alam (SDA) di daerah. Tindakan tersebut sejalan
dengan program Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melakukan
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) rencana aksi bersama
gerakan nasional penyelamatan SDA di Indonesia antara KPK dengan semua
Departemen Kementerian yang meliputi sektor kelautan, pertambangan,
kehutanan dan perkebunan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki tata
kelola sumber daya alam sebagai salah satu upaya untuk mencegah korupsi. Ada
delapan hal yang menjadi sasaran dari gagasan tersebut yaitu:

1) Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi termasuk basis


data, perizinan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
2) Mendorong perbaikan tata kelola di sektor SDA.
3) Mendorong kepatuhan para pihak dalam melaksanakan keawajibanya.
4) Melakukan harmonisasi terhadap aturan perundang-undangan terkait.
5) Meningkatkan kapasitas kelembagaan terutama kelembagaan yang
berhubungan dengan pengelolaan SDA.
6) Menjamin perlindungan dan pemberian hak-hak masyarakat dalam
pengelolaan SDA.
7) Mendorong perlindungan dan pemulihan kekayaan alam.
8) Mendorong pembangunan sistem pengendalian anti korupsi.

Kabupaten Berau yang telah menandatangani MoU Gerakan Nasional


Penyelamatan SDA tersebut diharapkan pencegahan tindakan korupsi di sektor

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 75
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pengelolaan SDA semakin berkurang, sehingga kekayaan alam yang masih ada
di Negara ini dapat terjaga dengan baik dan tidak disalahgunakan
pemanfaatannya

l. Peningkatan Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan

Dukungan Kabupaten Berau terhadap program swasembada pangan di


Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu cara pemerintah daerah
dalam berpartisipasi mewujudkan keberhasilan pembangunan provinsi dan
nasional. Perlu digarisbawahi bahwa pertumbuhan sektor pertanian yang cukup
rendah menyebabkan ketahanan pangan yang berkelanjutan akan menjadi jalan
yang terjal untuk diwujudkan. Oleh sebab itu, pemerintah harus merumuskan
solusi khusus mengenai hal tersebut dimana salah satunya adalah dengan
pengembangan agroindustri pada subsektor pertanian tanaman pangan.

m. Penerapan SDG’s (Sustainable Development Goals)

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang


mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs dengan tiga
pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu
pembangunan manusia (Human Development), pembangunan ekonomi sosial
(Social Economic Development), dan pembangunan lingkungan (Environmental
Development). Dalam penyusunan indikator dalam konsep SDGs pasca MDGs
2015, selain memikirkan standar global dalam mengedepankan suatu konsep
pembangunan yang berkelanjutan, ada beberapa hal yang juga harus
diperhatikan, Di ANTARANYA segala sesuatu itu harus terukur, tidak terlepas
dari prinsip Environmental Sustainability, Economic Sustainability dan Social
Sustainability, serta juga ditentukan apakah ini difokuskan pada negara
berkembang atau negara maju.

n. Pengembangan Potensi Pariwisata Level Internasional

Khusus untuk bidang kepariwisataan, Kabupaten Berau mempunyai


banyak obyek wisata yang berpotensi besar dalam pengembangannya karena
memiliki nilai jual skala nasional bahkan internasional. Oleh karena itu, fokus
pengembangan pembangunan daerah berbasis kepariwisataan akan menjadi
salah satu solusi dalam meningkatkan perekonomian wilayah baik

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 76
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

kepariwisataan itu sendiri maupun sektor lain yang berkaitan. Meskipun bukan
leading sector dalam pembentukan perekonomian baik di tingkat nasional
maupun regional, sektor pariwisata juga merupakan stimulus bagi
berkembangnya sektor-sektor lain seperti jaringan transportasi, jaringan
telekomunikasi, jaringan listrik, pemasaran, sosial budaya, lingkungan dan
sebagainya.

Sebagai sektor yang memiliki keterkaitan dengan pengembangan sektor


lain, kegiatan kepariwisataan merupakan aktivitas yang memiliki hubungan
pula dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, bisnis, hingga pemerintahan.
Kegiatan yang memiliki nilai lebih di Kabupaten Berau tersebut belum tergali
sepenuhnya karena pengolahan dan pengembangan potensi sumber daya
kepariwisataan yang belum optimal. Dalam perencanaan pembangunan daerah
ke depan, pengembangan kepariwisataan Kabupaten Berau akan menjadi salah
satu solusi dalam meningkatkan kapasitas perekonomian sebagai pengganti
sektor pertambangan dan penggalian yang semakin lama semakin menurun
sumber dayanya. Untuk saat ini, Kabupaten Berau memiliki gugusan Pulau
Derawan dan Maratua yang menjadi andalan pariwisata dimana kunjungan
wisatawan cukup tinggi di wilayah tersebut. Namun jika dilihat dari potensinya,
peningkatan dan pemanfaatan potensi sumber daya pariwisata baik di gugusan
Pulau Derawan dan Maratua maupun tempat lain seharusnya dapat lebih
dioptimalkan sehingga menjadi suatu resort pariwisata bukan saja level
internasional, tetapi memiliki nilai lebih berupa prestise.

o. Penguatan Pertahanan dan Keamanan Nasional

Kabupaten Berau memiliki kelebihan dibanding wilayah lain dimana


terdapat kawasan strategis untuk kepentingan pertahanan dan keamanan
nasional yang berada di Pulau Maratua, yakni Bandar udara HANKAM. Sebagai
salah satu kabupaten yang memiliki wilayah terluar di Kalimantan Timur,
penguatan pertahanan dan keamanan nasional sebagai penjaga kedaulatan
NKRI menjadi harga mati bagi pembangunan nasional. Setiap personil TNI yang
berada di bandar udara HANKAM ini akan menjaga wilayah terluar/perbatasan
di Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur, utamanya nasional melalui
penjagaan wilayah udara.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 77
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

p. Pengembangan Potensi Daerah Perdesaan

Kabupaten Berau memiliki banyak daerah perdesaan terutama daerah


pelosok/pedalaman dimana masih belum optimal capaian pembangunan
daerahnya. Dalam pelaksanaan pengembangan potensi daerah perdesaan di
Kabupaten Berau, pemerintah daerah berusaha untuk melaksanakan berbagai
program di mana salah satunya akan melaksanakan program penggunaan
aplikasi SIGAP yang memiliki tujuh pendekatan (7D) yakni: Disclosure
(Dekatkan Diri); Define (Menentukan Tema Percakapan); Discover (Dapatkan
Kekuatan); Dream (Deklarasikan Impian/Harapan); Design (Detailkan Rencana
Perubahan); Delivery (Menjalankan Perubahan), dan Drive (Rayakan
Keberhasilan. Pendekatan yang berusaha dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Berau untuk memberdayakan masyarakat perdesaan khususnya yang
bermukim di dalam dan sekitar hutan diimplementasikan dengan mengelola
sumber daya alam secara berkelanjutan dan mensejahterakan kehidupannya.
Diharapkan dengan adanya program ini akan memberikan kontribusi yang
optimal dalam pengembangan wilayah perdesaan utamanya daerah
pelosok/terdalam.

Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah

IV - 78
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Salah satu hal terpenting dalam merumusan kebijakan pembangunan


adalah kejelasan mengenai apa yang akan diwujudkan dalam lima tahun
mendatang (impact) berdasarkan analisis kinerja pembangunan saat ini serta
permasalahan dan isu strategis pembangunan daerah yang akan ditangani
selama lima tahun ke depan. Impact pembangunan sebagai salah satu
komponen penting arsitektur kinerja merupakan indikator tertinggi (high level
indicators) yang akan dicapai dan menjadi tolok ukur keberhasilan
pembangunan di masa mendatang. Rumusan mengenai apa yang akan
diwujudkan dalam lima tahun mendatang ini kemudian dirangkum secara jelas
dan padat dalam rumusan visi dan misi pembangunan.

Visi RPJMD, berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 86 Tahun 2017, adalah visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah. Visi dan misi
pembangunan Kabupaten Berau tahun 2016-2021 selaras dengan visi dan misi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Berau Tahun 2006-
2026; visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
serta visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang terangkum dalam
kerangka ideologi Tri Sakti dan Agenda Nasional Nawa Cita. Visi dan misi ini
akan menjadi arahan pembangunan Kabupaten Berau selama lima tahun
mendatang dan terjabarkan ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan yang
lebih khusus dan terfokus.

5.1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada


akhir periode perencanaan. Visi menjadi fokus dan arahan pembangunan serta
program kerja selama lima tahun pelaksanaan kepemimpinan kepala daerah
terpilih. Visi menjadi penting karena akan menyatukan dan mengintegrasikan
setiap aspek pendukung pembangunan daerah yang akan dilaksanakan oleh

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

seluruh elemen masyarakat Kabupaten Berau, baik aparatur pemerintahan,


masyarakat, maupun swasta.

Berpedoman pada RPJPD dan memerhatikan permasalahan


pembangunan di Kabupaten Berau; serta mengacu kepada rumusan visi, misi,
dan program unggulan yang telah disampaikan oleh Bupati dan Wakil Bupati
pada saat kampanye yang telah diselaraskan dengan kajian teknokratik maka
visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Berau tahun 2016-2021 adalah
sebagai berikut:

MEWUJUDKAN BERAU SEJAHTERA, UNGGUL, DAN BERDAYA


SAING BERBASIS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM SECARA BERKELANJUTAN

Kabupaten Berau merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di


wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terletak di sebelah utara dan
berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Utara. Sebagai daerah yang
memiliki keindahan wilayah daratan, pesisir pantai, dan lautan dengan sumber
daya alam yang beraneka ragam, visi tersebut sangatlah tepat, di mana
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau dilandaskan pada
keberhasilan pengembangan sumber daya manusianya dengan ditopang oleh
pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 5.1
Hubungan Antarelemen Visi

Penjelasan dari masing-masing elemen visi di atas adalah sebagai


berikut:

Sejahtera: Suatu tata kehidupan dan penghidupan masyarakat Berau yang


memiliki rasa aman, damai dan tenteram lahir dan batin di mana
masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok/dasar secara
jasmani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri dan
lingkunganya dengan menjunjung tinggi hak asasi serta
kewajiban manusia. Kesejahteraan yang akan diwujudkan adalah
suatu kondisi yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya
masyarakat dan kearifan lokal Kabupaten Berau.

Unggul: Berau yang unggul dengan masyarakat yang aman, sejahtera, dan
dengan sumber daya yang lebih tinggi dari wilayah lainnya.
Berau yang unggul dan sejahtera merupakan upaya menciptakan
keunggulan di sektor tertentu guna mewujudkan masyarakat
yang cukup pangan, sandang, papan dengan kualitas hidup yang
meningkat secara lahir batin menuju suatu peradaban manusia
unggul, sosial ekonomi yang lebih baik, dan yang lebih modern

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.

Berau yang unggul dimaksudkan terwujudnya Berau sebagai


pusat pengembangan kegiatan perekonomian dan budaya
unggulan daerah yang didukung oleh kualitas SDM dan sumber
sumber daya keunggulan lokal, pengembangan potensi sosial
ekonomi Pariwisata Berau sebagai kawasan Wisata terpadu.
Berau yang Sejahtera diwujudkan melalui peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi serta daya saing daerah
seluruh masyarakat Kabupaten Berau yang mencakup
peningkatan pendapatan perkapita, penurunan angka
kemiskinan, dan peningkatan IPM (peningkatan derajat
kesehatan, mutu pendidikan dan paritas daya beli).

Berdaya Konsep daya saing pada umumnya dikaitkan dengan


Saing: kemampuan suatu daerah dalam mempertahankan atau
meningkatkan keunggulan komparatif secara berkelanjutan.
Daya saing merupakan kondisi Berau yang memiliki kemampuan
ekonomi di mana masyarakat dapat berkompetisi secara wajar
untuk meningkatkan standar hidupnya.

Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk


barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional dan
secara bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan
yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah
menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang
tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal. Daya
saing dapat juga diartikan sebagai kemampuan Berau untuk
menghadapi tantangan persaingan pasar internasional dengan
tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan riil-nya.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka paradigma pembangunan di


Berau harus bertumpu pada struktur ekonomi yang lebih “hijau”. Selaras
dengan kebijakan pembangunan jangka panjang Provinsi Kalimantan Timur, ke
depan, pengembangan ekonomi Berau tidak hanya dititikberatkan pada
pengelolaan unrenewable resources tetapi lebih pada (transformasi) renewable

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

resources yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dalam


jangka panjang. Pemerintah daerah akan terus memotori model pembangunan
ekonomi hijau sebagai kerangka dasar pembangunan untuk menjaga
keseimbangan antara pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial, serta mewujudkan
kondisi masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan sosial.

Gambar 5.2
Lima Dimensi Pembangunan Ekonomi Hijau

Sumber: Global Green Growth Institute, 2013

Kelima dimensi pembangunan ekonomi hijau di atas juga makin relevan


sebagai jawaban atas diintegrasikannya instrumen Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) dalam perumusan RPJMD ini guna mengevaluasi pengaruh
lingkungan hidup dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip
keberlanjutan dalam, pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Tahapan
dan prosedur dalam penyusunan RPJMD ini telah diupayakan secara maksimal
agar memiliki dampak negatif lingkungan yang serendah mungkin, sekaligus
untuk meningkatkan aspek keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan
sumber daya melalui KLHS.

5.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan dan diwujudkan agar sasaran pembangunan dapat terlaksana dan
berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

visi yang telah diuraikan di atas, Pemerintah Kabupaten Berau menetapkan 4


(empat) misi pembangunan jangka menengah daerah sebagai berikut.

1. Misi Pertama: Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana


publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan

Sarana dan prasarana publik merupakan salah satu penunjang dalam


kehidupan masyarakat Kabupaten Berau. Hal lain yang tidak kalah penting dari
kebutuhan sarana dan prasarana publik adalah kenyamanan, keamanan, dan
kelancaran yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang diwujudkan
melalui pemerataan pembangunan dan distribusi hasil pembangunan di
pelbagai sektor hingga ke seluruh pelosok Berau. Peningkatan sarana dan
prasarana publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan diharapkan akan memengaruhi peningkatan pendapatan daerah,
menciptakan serta memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat Kabupaten
Berau. Sejalan dengan tujuan ekonomis tersebut ada pula tujuan yang bersifat
non ekonomis, yaitu untuk meningkatkan integritas pertahanan dan keamanan
nasional.

Mengingat penting dan strategisnya peran sarana dan prasarana publik


dalam kehidupan bermasyarakat maka kepentingan warga sebagai pengguna
jasa publik perlu mendapatkan prioritas dan pelayanan yang optimal, baik dari
pemerintah maupun penyedia jasa. Selain itu, perlindungan hukum atas hak-hak
masyarakat sebagai konsumen sarana dan prasarana publik juga perlu
mendapat kepastian. Penyelenggaraan sarana dan prasarana publik perlu
dilakukan secara berkelanjutan agar lebih luas jangkauan dan pelayanannya
kepada masyarakat, dengan tetap memerhatikan kepentingan umum,
kemampuan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan ketertiban masyarakat.
Peningkatan sarana dan prasarana publik secara berkelanjutan merupakan
sistem yang dapat memenuhi rasa keadilan, yaitu dengan mengakomodasi
kebutuhan atau permintaan akan aksesibilitas semua pengguna sarana dan
prasarana publik dengan aman dan nyaman, memenuhi tingkat efisiensi sumber
daya alam, baik dalam hal pemanfaatan sumber daya energi maupun

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pemanfaatan ruang; dapat dikelola secara transparan dan partisipatif; serta


menjamin kesinambungan untuk generasi mendatang.

2. Misi Kedua: Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan


memanfaatkan potensi sumber daya alam, memberdayakan usaha
ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan, dan perluasan
lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis
pariwisata dan kearifan lokal

Segala sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungan masyarakat akan


dapat memberikan manfaat dalam peningkatan taraf ekonomi apabila dapat
dikelola dengan baik. Potensi sumber daya alam yang diimbangi dengan sumber
daya manusia akan mampu menghasilkan suatu produksi yang nantinya dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kualitas
taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau maka
pemerintah bersama masyarakat harus mampu memaksimalkan pemanfaatan
seluruh potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Berau secara bijak
berkelanjutan. Salah satunya melalui pengembangan ekonomi kerakyatan untuk
menggali potensi-potensi kemandirian melalui pemberdayaan dan
pengembangan ekonomi kecil menengah dalam pengelolaan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Melihat potensi budaya dan pariwisata yang ada di Kabupaten Berau,
misi ini diarahkan untuk mendorong Kabupaten Berau sebagai salah satu
daerah tujuan wisata, yang tak kalah menariknya dengan daerah tujuan wisata
lain di Indonesia. Kekuatan wisata laut dan pesisir merupakan andalan daerah
wisata Berau. Kemudian pelaku usaha di bidang kepariwisataan dan kearifan
lokal akan didorong untuk berkembang dengan harapan akan bermunculan
industri-industri kreatif mayarakat sebagai pendamping sektor wisata yang
bersinergi dengan keberadaan industri perhotelan dan jasa pariwisata.

Lebih lanjut, kebijakan sektor perekonomian akan diarahkan pada


pemberdayaan dan penguatan pelaku ekonomi sektor informal dengan
memberikan berbagai pengetahuan yang dapat meningkatkan produktivitas
dan daya saing melalui pengembangan usaha kecil berbasis rumah tangga
(home industry), penataan dan pengembangan usaha pedagang kaki lima,

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

penataan dan pengembangan pedagang musiman, serta penguatan daya saing


para pedagang keliling. Pemerintah Kabupaten Berau juga harus menjamin
adanya keadilan dalam menjalankan usaha ekonomi, baik terhadap pelaku
industri berskala besar maupun kecil. Pemerintah Kabupaten Berau diharapkan
dapat terus mempromosikan potensi dan keunggulan-keunggulan daerah agar
memiliki nilai tambah yang tinggi dengan dukungan industri kecil menengah
berbasis kerakyatan.

Dalam mendukung aktivitas ekonomi berbasis kerakyatan, keberadaan


UMKM dan koperasi berkontribusi besar terhadap perekonomian Berau dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Keberadaan UMKM dan koperasi
diharapkan menjadi cikal bakal tumbuhnya iklim usaha melalui akses
permodalan yang mudah, sehingga jumlah wirausaha di Berau meningkat dan
pada akhirnya berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,
seperti keberadaan koperasi perkebunan dalam program kemitraan dengan
Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang berkembang di beberapa kecamatan.
Begitu juga dengan sektor lainnya, seperti koperasi di bidang pertanian,
perikanan, maupun koperasi unit desa dengan berbagai jenis usaha di
dalamnya. Pemberdayaan ini dimaksudkan agar pelaku ekonomi sektor
informal mampu mengembangkan usahanya menjadi lebih besar sehingga taraf
hidup masyarakat semakin baik dan kemakmuran masyarakat Berau dapat
terwujud.

3. Misi Ketiga: Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera,


bermartabat dan berdaya saing tinggi

Misi ini memprioritaskan pada terwujudnya kualitas sumber daya


manusia Kabupaten Berau melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan.
Pendidikan yang berkualitas, murah dan terjangkau oleh semua kalangan
menjadi target dalam misi ini. Melalui misi ini, diharapkan mampu diwujudkan
iklim dan sistem pendidikan yang demokratis dan bermutu guna memperteguh
akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin
dan bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas masyarakat Kabupaten
Berau. Dengan demikian, akan terwujud masyarakat yang berkualitas dan

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

mampu bersaing dalam menghadapi globalisasi. Cakupan peningkatan kualitas


pendidikan bukan hanya pendidikan formal namun juga pendidikan non formal,
termasuk pembinaan iman dan takwa bagi masyarakat untuk mengannggulangi
penyakit masyarakat (narkoba, perzinahan dan lain-lain). Lebih lanjut, misi ini
juga diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan sehat dan perilaku hidup
bersih serta mendorong pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari lingkup
masyarakat terkecil, yakni keluarga. Dengan suasana dan kondisi keluarga yang
sehat, produktivitas masyarakat di segala bidang akan meningkat.

Untuk dapat disebut sebagai daerah yang bermartabat, harus


diwujudkan Kabupaten Berau yang aman, tertib, bersih, dan asri, di mana
masyarakat Kabupaten Berau adalah masyarakat yang mandiri, makmur,
sejahtera, terdidik dan berbudaya, serta memiliki nilai religiusitas yang tinggi
dilandasi dengan sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di
tengah-tengah masyarakat, dengan Pemerintah Kabupaten Berau yang bersih
dari KKN dan sungguh-sungguh melayani masyarakat. Sehingga, Kabupaten
Berau secara umum akan memiliki keunggulan-keunggulan dan berdaya saing
tinggi.

4. Misi Keempat: Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa,


transparan dan akuntabel

Misi ini mengarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan pemerintah


daerah kepada masyarakat Kabupaten Berau. Pelayanan publik terutama
pelayanan dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan menjadi perhatian
dalam misi ini. Dalam menjalankan pelayanan publik, pemerintah didorong
untuk melakukan pelayanan yang maksimal, profesional, bersih, berwibawa,
transparan, akuntabel, dan harus senantiasa mengedepankan konsep adil
sebagai landasan etik dalam melakukan setiap layanan kepada masyarakat.

Pelayanan kesehatan dan pendidikan diprioritaskan bagi warga miskin


melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan pendidikan
murah yang berkualitas. Kondisi ini ditandai dengan semakin mudahnya
masyarakat mengakses layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu.
Persoalan disparitas antara sekolah unggulan dan non unggulan juga menjadi
perhatian serius dalam misi ini untuk diatasi.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V-9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Misi ini juga akan mendorong pemerintah menjalankan pelayanan publik


yang bersih dan berbudaya. Kondisi ini diwujudkan dengan tidak adanya
korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam melakukan kerja pelayanan kepada
masyarakat. Selain itu, dalam menjalankan pelayanan masyarakat, prosedur dan
mekanisme yang ada senantiasa harus ditaati. Pemerintah Kabupaten Berau
harus mempermudah segala jenis pelayanan perizinan, baik izin usaha, izin
kependudukan, izin kepemilikan, izin bangunan, dan sebagainya dengan
senantiasa taat pada aturan-aturan yang berlaku.

Gambar 5.3
Hubungan Antar Elemen Visi dan Misi

Sejahtera

Unggul Berdaya saing

Ekonomi Kualitas SDM

Infrastruktur &
Lingkungan Hidup Birokrasi

Selain untuk mendukung pencapaian tujuan RPJMD Provinsi Kalimantan


Timur Tahun 2013-2018, Visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Berau di atas juga disusun dalam rangka untuk mendukung pencapaian
prioritas RPJMN Tahun 2015-2019 dengan skema keterkaitan antara visi dan
misi Berau dengan visi misi provinsi dan nasional dapat dilihat pada gambar
berikut.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 5.4
Skema keterkaitan Visi–Misi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016–2021
dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018

Visi RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2013-2018: Visi RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021:

Mewujudkan Kaltim Sejahtera Yang Merata Dan “Mewujudkan Berau Sejahtera, Unggul, Dan Berdaya
Berkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi Ramah Saing Berbasis Sumber Daya Manusia Dan
Lingkungan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara
Berkelanjutan”

Misi 1: Misi 1:

Mewujudkan kualitas sumber daya manusia Membangun dan meningkatkan sarana dan
Kaltim yang mandiri dan berdaya saing tinggi prasarana publik yang berkualitas, adil,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Misi 2:
Misi 2:
Mewujudkan daya saing ekonomi yang
berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan Meningkatkan taraf hidup masyarakat
energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya
alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil
menengah yang berbasis kerakyatan, dan
perluasan lapangan kerja termasuk
Misi 3: pengembangan ekonomi kreatif berbasis
pariwisata dan kearifan lokal
Mewujudkan infrastruktur dasar yang
berkualitas bagi masyarakat secara merata

Misi 3:
Misi 4: Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat,
sejahtera, bermartabat dan berdaya saing
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
tinggi
profesional, transparan dan berorientasi pada
pelayanan publik

Misi 4:
Misi 5:
Menciptakan tata pemerintahan yang bersih,
Mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dan berwibawa, transparan dan akuntabel
sehat serta berperspektif perubahan iklim

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Gambar 5.5
Skema keterkaitan Visi–Misi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016–2021
dengan RPJMN 2015–2019

Visi RPJMN 2015-2019: Visi RPJMD Kabupaten Berau 2016-2021:

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan “Mewujudkan Berau Sejahtera, Unggul, Dan Berdaya
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong Saing Berbasis Sumber Daya Manusia Dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara
Berkelanjutan”

Misi 1:

Mewujudkan keamanan nasional yang mampu Misi 1:


menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan Membangun dan meningkatkan sarana dan
sumber daya maritim, dan mencerminkan prasarana publik yang berkualitas, adil,
kepribadian Indonesia sebagai negara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
kepulauan

Misi 2:

Mewujudkan masyarakat maju,


berkeseimbangan, dan demokratis
Misi 2:
berlandaskan negara hukum
Meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan memanfaatkan potensi sumber daya
Misi 3: alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil
menengah yang berbasis kerakyatan, dan
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
perluasan lapangan kerja termasuk
memperkuat jati diri sebagai negara maritim
pengembangan ekonomi kreatif berbasis
pariwisata dan kearifan lokal
Misi 4:

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia


yang tinggi, maju,dan sejahtera

Misi 3:
Misi 5:
Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat,
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing sejahtera, bermartabat dan berdaya saing
tinggi

Misi 6:

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim


yang mandiri,maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional Misi 4:

Menciptakan tata pemerintahan yang bersih,


berwibawa, transparan dan akuntabel
Misi 7:

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian


dalam kebudayaan

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

5.3. Tujuan

Untuk mencapai keempat misi pembangunan jangka menengah


Kabupaten Berau, dirumuskanlah tujuan dan sasaran pada masing-masing misi
tersebut. Perumusan tujuan adalah tahap perumusan strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan
arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan
merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan (policy planning) yang
memiliki titik kritis (critical point) dalam penyusunan RPJMD. Hal ini mengingat
bilamana visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati tidak dijabarkan secara
teknokratis dan partisipatif ke dalam tujuan maka operasionalisasi program
Bupati dan Wakil Bupati terpilih akan sulit dilaksanakan dan diintegrasikan ke
dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Sebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis, tujuan


pembangunan Kabupaten Berau ditetapkan dengan mengacu pada pernyataan
visi dan misi sebagai gambaran tentang kondisi yang ingin dicapai di masa
mendatang. Tujuan merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan
daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait.
Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka
perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama.
Rumusan tujuan pembangunan daerah nantinya akan menyusun pilihan-pilihan
strategi pembangunan sekaligus merumuskan indikator tujuan sebagai sarana
evaluasi tujuan pembangunan tersebut. Adapun tujuan Kabupaten Berau
periode 2016-2021 adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan infrastruktur yang mantap dan berkualitas

Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu syarat utama tercapainya


pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Infrastruktur yang
berkualitas merupakan tujuan dari misi pertama yaitu “Membangun dan
meningkatkan sarana dan prasarana publik yang berkualitas, adil,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan”.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang layak bagi masyarakat

Kualitas lingkungan hidup sangat memengaruhi keberlanjutan


pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu kualitas daya dukung
lingkungan harus dijaga agar pembangunan dan kehidupan manusia dapat
terus berlangsung. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup merupakan
tujuan dari misi pertama yaitu “Membangun dan meningkatkan sarana dan
prasarana publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan”.

c. Meningkatkan perekonomian Kabupaten Berau

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau akan diarahkan kepada


pengembangan ekonomi hijau berbasis potensi sumber daya alam yang
dititikberatkan pada daya saing serta dan usaha agrobisnis. Tujuan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi sumber daya alam
ini merupakan bagian dari misi kedua yaitu “Meningkatkan taraf hidup
masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam,
memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan,
dan perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif
berbasis pariwisata dan kearifan lokal”.

d. Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat

Salah satu cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan


meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat. Keberdayaan
kemandirian ekonomi dapat mencerminkan peningkatan taraf hidup
masyarakat. Tujuan meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
merupakan bagian dari misi kedua yaitu “Meningkatkan taraf hidup
masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam,
memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan,
dan perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif
berbasis pariwisata dan kearifan lokal”.

e. Meningkatkan konsumsi rumah tangga

Konsumsi merupakan kegiatan yang sifatnya mengurangi atau


menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Konsumsi rumah tangga

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

memberikan pemasukan yang besar bagi pendapatan daerah. Salah satu


besaran penting yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh konsumsi
pada pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan. Pendapatan yang diterima
oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli kebutuhan. Besarnya
pengeluaran untuk konsumsi berbanding lurus dengan besarnya
pendapatan yang diperoleh sehingga semakin besar pendapatan yang
dimiliki akan semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsi yang
dilakukan oleh suatu rumah tangga. Hal inilah yang memengaruhi besaran
fluktuasi kegiatan ekonomi atau dengan kata lain laju pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi pula oleh pendapatan masyarakat.

f. Meningkatkan kualitas SDM

Pendidikan dan kesehatan memegang peranan kunci dalam penyediaan


sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan upaya meningkatkan
derajat dan mutu pendidikan dapat diukur antara lain dengan melihat angka
melek huruf maupun rata-rata lama sekolah. Dalam upaya meningkatkan
derajat pendidikan masyarakat secara merata keseluruh pelosok Berau,
harus didukung oleh ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang
berkualitas guna meningkatkan mutu belajar mengajar. Disamping itu,
kualitas kesehatan juga perlu menjadi perhatian semua pihak. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan murah bagi masyarakat
merupakan kunci kesuksesan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan bagian dari
misi ketiga yaitu “Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera,
bermartabat dan berdaya saing tinggi”.
g. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional, dan
akuntabel

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bagian dari paradigma baru
yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama
pasca krisis multi dimensi seiring dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan
kondisi ini menuntut adanya kepemimpian nasional masa depan, yang
diharapkan mampu menjawab tantangan bangsa Indonesia mendatang.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tujuan dari

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

misi keempat yaitu “Menciptakan tata pemerintahan yang bersih,


berwibawa, transparan dan akuntabel”.

Keterkaitan antara visi, misi, dan tujuan pembangunan jangka


menengah Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 tersaji dalam tabel sebagai
berikut.

Tabel 5.1
Visi, Misi, dan Tujuan Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
VISI: MEWUJUDKAN BERAU SEJAHTERA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS
SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA
BERKELANJUTAN

Misi Tujuan

Misi I : Membangun dan meningkatkan 1. Menyediakan infrastruktur yang


sarana dan prasarana publik yang mantap dan berkualitas
1
berkualitas, adil, berkelanjutan dan 2. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang
berwawasan lingkungan layak bagi masyarakat
Misi II : Meningkatkan taraf hidup 3. Meningkatkan perekonomian
masyarakat dengan memanfaatkan Kabupaten Berau
potensi sumber daya alam, 4. Meningkatkan pemerataan pendapatan
memberdayakan usaha ekonomi kecil masyarakat
2
menengah yang berbasis kerakyatan, dan
perluasan lapangan kerja termasuk
pengembangan ekonomi kreatif berbasis 5. Meningkatkan konsumsi rumah tangga
pariwisata dan kearifan lokal
Misi III : Mewujudkan masyarakat yang
3 cerdas, sehat, sejahtera, bermartabat dan 6. Meningkatkan kualitas SDM
berdaya saing tinggi
Misi IV : Menciptakan tata pemerintahan
7. Mewujudkan pemerintah yang bersih,
4 yang bersih, berwibawa, transparan dan
transparan, profesional dan akuntabel
akuntabel

5.4. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang


diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, dan dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Hasil rumusan
sasaran pembangunan Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 berdasarkan tujuan
jangka menengah adalah sebagai berikut:

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tujuan 1: Menyediakan infrastruktur yang mantap dan berkualitas,


dicapai melalui sasaran jangka menengah sebagai berikut:
 Tersedianya infrastruktur dasar yang mantap dan berkualitas (jalan,
jembatan dan irigasi kampung yang dilalui kendaraan).

 Meningkatnya konektivitas antarwilayah (listrik, komunikasi, dan moda


transportasi).

Tujuan 2: Mewujudkan Lingkungan Hidup yang layak bagi masyarakat,


dicapai melalui sasaran jangka menengah sebagai berikut:

 Terjaganya kualitas air sungai.


 Terjaganya kualitas udara.
 Menurunnya tingkat emisi GRK.
 Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan.
 Meningkatnya kepatuhan terhadap tata ruang.

Tujuan 3: Meningkatkan perekonomian Kabupaten Berau, dicapai melalui


sasaran jangka menengah sebagai berikut:

 Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian.


 Meningkatnya daya saing pariwisata.
 Meningkatnya nilai investasi daerah.

Tujuan 4: Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, dicapai


melalui sasaran jangka menengah sebagai berikut:

 Meningkatnya sektor koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan.

Tujuan 5: Meningkatkan konsumsi rumah tangga, dicapai melalui sasaran


jangka menengah sebagai berikut:

 Menurunnya tingkat kemiskinan.


 Menurunnya tingkat pengangguran.
 Meningkatnya kemandirian masyarakat desa.

Tujuan 6: Meningkatkan kualitas SDM, dicapai melalui sasaran jangka


menengah sebagai berikut:

 Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.


 Meningkatnya ketahanan pangan.

Tujuan 7: Mewujudkan pemerintah yang bersih, transparan, profesional


dan akuntabel, dicapai melalui sasaran jangka menengah sebagai berikut:

 Meningkatnya kualitas penerapan reformasi birokrasi di Kabupaten


Berau.
 Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja.

Penjabaran sasaran RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021, selain


harus sinkron dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013-2018,
harus pula sinkron dengan pencapaian agenda prioritas RPJMN Tahun 2015-
2019 (nawacita). Sinkronisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2
Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
dengan Agenda Prioritas RPJMN 2014–2019 (Nawacita)
Penjabaran dalam RPJMD Kabupaten Berau
Agenda Prioritas RPJMN
Tahun 2016-2021 (Sasaran Pembangunan)
Agenda 1:
Menghadirkan kembali negara untuk
 Meningkatnya kualitas penerapan reformasi
melindungi segenap bangsa dan memberikan
birokrasi di Kabupaten Berau
rasa aman kepada seluruh warga negara
 Tersedianya infrastruktur dasar yang mantap
Agenda 2:
dan berkualitas (jalan, jembatan dan irigasi
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan
kampung yang dilalui kendaraan)
membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
 Meningkatnya konektivitas antar wilayah
Agenda 3:
(listrik, komunikasi, moda transportasi
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
 Meningkatnya kualitas lingkungan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
perumahan
kerangka negara kesatuan
 Meningkatnya kepatuhan terhadap tata ruang
Agenda 4:
Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan penegakan  Meningkatnya kualitas akuntabilitas kinerja
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya
Agenda 5:  Terjaganya kualitas air sungai
Meningkatkan kualitas hidup manusia  Terjaganya kualitas udara
Indonesia  Menurunnya tingkat emisi GRK
 Menurunnya tingkat kemiskinan
 Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian
 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Agenda 6:  Menurunnya tingkat pengangguran
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya  Meningkatnya kemandirian masyarakat desa
saing di pasar Internasional sehingga bangsa  Meningkatnya sektor Koperasi, UMKM,
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama perindustrian dan perdagangan

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Penjabaran dalam RPJMD Kabupaten Berau


Agenda Prioritas RPJMN
Tahun 2016-2021 (Sasaran Pembangunan)
bangsa-bangsa Asia lainnya
Agenda 7:
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan  Meningkatnya daya saing pariwisata
menggerakkan sektor-sektor strategis  Meningkatnya nilai investasi daerah
ekonomi domestik
Agenda 8:  Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas
Melakukan revolusi karakter bangsa pendidikan
Agenda 9:
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat  Meningkatnya ketahanan pangan
restorasi sosial Indonesia

Sasaran pembangunan daerah secara spesifik terangkai menjadi sebuah


arsitektur kinerja ‘impact’ yang saling terhubung di mana indikator tujuan
merupakan lagging indikator yang dipicu oleh sasaran spesifik sebagai leading
indicator. Dengan demikian, indikator tujuan pembangunan merupakan
representasi langsung keberhasilan pencapaian pembangunan daerah pada
akhir periode Bupati (2021). Selanjutnya, untuk menjelaskan kerangka logis
keterhubungan kebijakan daerah dan perangkat daerah, sasaran dipisahkan
menjadi sasaran yang terkait secara langsung dengan pencapaian visi misi
bupati dan sasaran yang tidak secara langsung terkait dengan pencapaian visi
misi bupati tetapi secara langsung terkait pencapaian prioritas perangkat
daerah. Keterkaitan kinerja daerah dan perangkat daerah Kabupaten Berau
secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 5.3
Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kondisi Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021


Indikator Kinerja Kondisi Akhir
Tujuan/Sasaran
Tujuan/Sasaran Awal Realisasi Target (2021)
(2016) 2017 2018 2019 2020 2021
1 Menyediakan infrastruktur Persentase jalan
yang mantap dan dalam kondisi 40,5 50,00 65,00 72,80 75,00 80,00 80,00
berkualitas mantap (%)
1 Tersedianya 1 Cakupan
infrastruktur dasar kampung yang
yang mantap dan dapat
60,66 62,99 65,33 67,67 70 75 75
berkualitas mengakses air
bersih
(persen)
2 Persentase
kampung yang
54,80 68,40 72,00 75,00 82,00 82,00 82,00
dilalui oleh
kendaraan
3 Persentase
desa yang
terhubung 96 97 97 98 98 99 99
dengan moda
transportasi
4 Persentase
jaringan irigasi
dalam kondisi 65,5 75 75,25 77,85 78,15 80 80
baik dan
berfungsi
2 Meningkatnya 5 Kampung yg 82,32% 82,75% 83,18% 83,61% 84,04% 90% 90%

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kondisi Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021


Indikator Kinerja Kondisi Akhir
Tujuan/Sasaran
Tujuan/Sasaran Awal Realisasi Target (2021)
(2016) 2017 2018 2019 2020 2021
konektivitas antar teraliri listrik
wilayah (persen)
6 Persentase
kampung yang
sudah
60 60 66 70 80 97 97
terkoneksi
jaringan
internet
2 Mewujudkan Lingkungan Indeks Kualitas
Hidup yang layak bagi Lingkungan Hidup 76,18 79,36 79,50 79,50 80,00 80,00 80,00
masyarakat Daerah
3 Terjaganya kualitas air 7 Indeks
sungai Pencemaran/I 2,65 <5 <5 <5 <5 <5 <5
P<5
4 Terjaganya Kualitas 8 Indeks Standar
Udara Pencemaran
38,69 <100 <100 <100 <100 <100 <100
Udara
(ISPU<100)
5 Menurunnya Tingkat 9 Jumlah emisi
Emisi GRK yang
diturunkan
442000 435000 428000 421000 414000 406000 406000
dari tingkat
BAU (ton CO2
eq)
6 Meningkatnya kualitas 10 Persentase
lingkungan Kawasan 184,3 120 98 50 35 12,5 12,5
perumahan Kumuh (%)

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kondisi Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021


Indikator Kinerja Kondisi Akhir
Tujuan/Sasaran
Tujuan/Sasaran Awal Realisasi Target (2021)
(2016) 2017 2018 2019 2020 2021
7 Meningkatnya 11 Persentase
kepatuhan terhadap pemanfaatan
tata ruang ruang sesuai
peruntukanny 0 0 0 20 25 25 25
a berdasarkan
perencanaan
tata ruang
3 Meningkatkan Laju Pertumbuhan
Perekonomian Kabupaten Ekonomi -1,65 3,01 3,23* 3,46 3,68 3,90 3,90
Berau
8 Meningkatnya 12 PDRB sektor
pertumbuhan sektor pertanian 5,74 6,04 6,34 6,49 6,52 6,55 6,55
pertanian (persen)

9 Meningkatnya daya 13 PDRB sektor 558.327,02 616.111,55 673.895,0 731.679,00 789.463,00 789.463,00 jt
saing pariwisata Pariwisata jt rupiah jt rupiah 0 jt rupiah jt rupiah jt rupiah rupiah
10 Meningkatnya nilai 14 Nilai investasi 8.475,2
8.362,9 8.362,9 8.620,9 8.725,4 8.725,4
investasi daerah PMA dan (MilyarRp
(MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp)
PMDN )
4 Meningkatkan pemerataan Indeks Gini
Pendapatan masyarakat 0,34 0,331 0,3 0,29 0,28 0,28 0,28

11 Meningkatnya sektor 15 Kontribusi


Koperasi, UMKM, sektor
perindustrian dan perdagangan
5,25 5,35 5,45 5,55 5,65 5,75 5,75
perdagangan dan jasa
terhadap
PDRB
16 Kontribusi 3,9 4,32 4,74 5,16 5,58 6 6

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kondisi Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021


Indikator Kinerja Kondisi Akhir
Tujuan/Sasaran
Tujuan/Sasaran Awal Realisasi Target (2021)
(2016) 2017 2018 2019 2020 2021
sektor industri
terhadap
PDRB
5 Meningkatkan konsumsi Jumlah Pengeluaran
rumah tangga Per Kapita 11.675,00 11.843,00 12.207,00 12.175,19 12.317,46 12.459,73 12.459,73

12 Menurunnya tingkat 17 Angka


kemiskinan Kemiskinan 5,37 5,41 5,04 4,89 4,75 4,60 4,60
(persen)
13 Menurunnya tingkat 18 Tingkat
66,07
pengangguran partisipasi 67,38 68,04 68,69 69,35 70 70
(2015)
angkatan kerja
14 Meningkatnya 19 Indeks Desa
kemandirian Membangun 9 12 15 18 21 24 24
masyarakat desa
6 Meningkatkan kualitas IPM
73,05 73,56 74,01 74,34 74,67 75,00 75,00
SDM
15 Meningkatnya 20 Angka
aksesibilitas dan Harapan lama 13,18 13,29 13,30 13,38 13,44 13,50 13,50
kualitas pendidikan sekolah
21 Rata-rata lama
sekolah 8,78 8,96 8,98 8,99 9 9 9
(tahun)
16 Meningkatnya derajat 22 Angka harapan
kesehatan masyarakat hidup (tahun) 71,37 71,44 71,68 71,94 72,13 72,82 72,82

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kondisi Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021


Indikator Kinerja Kondisi Akhir
Tujuan/Sasaran
Tujuan/Sasaran Awal Realisasi Target (2021)
(2016) 2017 2018 2019 2020 2021
17 Meningkatnya 23 Jumlah
ketahanan pangan cadangan
Pangan NA 20 20 20 20 20 20
Pemerintah
(ton)
7 Mewujudkan pemerintah Nilai Indeks
yang bersih, transparan, Reformasi Birokrasi 50 55 60 65 70 75 75
profesional dan akuntabel (RB)
18 Meningkatnya kualitas 24 Kategori
penerapan reformasi Reformasi
C CC CC B B B B
birokrasi di Kabupaten Birokrasi
Berau
19 Meningkatnya kualitas 25 Nilai SAKIP
akuntabilitas kinerja Kabupaten CC (52,24) B B BB A A A
pemerintah Berau
26 Opini BPK WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

V - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan yang


komprehensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Berau mencapai
tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Pendekatan yang
komprehensif dalam merencanakan strategi akan mengoptimalkan kinerja
pemerintah, baik dalam melakukan transformasi, reformasi, maupun perbaikan
kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas
pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan
layanan masyarakat, termasuk didalamnya upaya memperbaiki kinerja dan
kapasitas birokrasi, sistem manajemen, serta pemanfaatan teknologi informasi.

6.1. Strategi

Strategi merupakan langkah berisikan program-program sebagai


prioritas pembangunan daerah untuk mencapai sasaran. Strategi dijadikan
salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy
focused management) di mana perumusan strategi merupakan pernyataan yang
menjelaskan bagaimana upaya yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan. Sebuah strategi dapat diterapkan untuk menjawab lebih
dari 1 (satu) sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan aspek
efektivitas dan efisiensi pencapaian target sasaran. Rumusan strategi
menunjukkan keinginan yang kuat dari pemerintah daerah dalam menciptakan
nilai tambah (added value) bagi para pemangku kepentingan pembangunan
daerah. Rumusan strategi kemudian diperjelas dengan serangkaian arah
kebijakan yang selanjutnya akan dijadikan sebagai prioritas pembangunan
jangka Menengah.

Penentuan strategi pembangunan jangka menengah Kabupaten Berau


dilakukan dengan mengkaji dan merumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Mengkaji sasaran pembangunan lima tahunan;

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2. Mengkaji gambaran umum kondisi daerah dan capaian pembangunan


sampai dengan periode awal perencanaan serta permasalahan
pembangunan dan isu-isu strategis pembangunan daerah terpenting;
3. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
oleh daerah (khususnya pemerintahan daerah);
4. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dan
pengembangan berbagai kerangka kebijakan yang diselaraskan dengan
permasalahan dan isu strategis pembangunan daerah dan nasional;
5. Mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi; dan
6. Memilih strategi yang paling sesuai dengan memerhatikan arah kebijakan
yang efektif untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah.

Guna menyelaraskan kebijakan pembangunan daerah dan nasional


sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019, strategi atau prioritas
pembangunan Kabupaten Berau telah diintegrasikan dengan agenda
pembangunan nasional. Berbagai kebijakan yang telah dirumuskan pada masa
pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan
menjadi motor penggerak pelaksanaan pembangunan nasional secara umum
dan pembangunan daerah pada khususnya. Setiap arahan dari kebijakan
pembangunan nasional (Nawacita) harus diperhatikan dan dikaji untuk
diimplementasikan pada perumusan perencanaan pembangunan Kabupaten
Berau. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu adanya penyandingan antara
prioritas pembangunan nasional dengan prioritas pembangunan daerah agar
dapat terlihat kesinambungan dan kesinergisan antara prioritas pembangunan
pusat dan daerah seperti yang tersaji pada tabel berikut.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 6.1
Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional, Provinsi Kalimantan Timur
dan Kabupaten Berau
Prioritas Pembangunan
Nawacita (Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan RPJMD
RPJMD Provinsi Kalimantan
RPJMN) Kabupaten Berau
Timur

Menghadirkan kembali negara


untuk melindungi segenap
Reformasi Birokrasi dan Tata
1 bangsa dan memberikan rasa 1
Kelola Pemerintahan
aman kepada seluruh warga
negara
Memperkuat kehadiran negara
dalam melakukan reformasi Pengembangan Kebijakan dan Reformasi Birokrasi dan
2 sistem dan penegakan hukum 2 Sistem Pengawasan Berbasis 1
Tata Kelola Pemerintahan
yang bebas korupsi, bermartabat, Risiko
dan terpercaya
Membuat Pemerintah selalu
hadir dengan membangun tata
Peningkatan Kualitas dan
3 kelola pemerintahan yang bersih, 3
Manajemen Pelayanan Publik
efektif, demokratis, dan
terpercaya
Memperteguh kebhinnekaan dan
4 memperkuat restorasi sosial Peningkatan Akses dan
Penataan dan peningkatan
Indonesia 4 2 Mutu Pelayanan
kualitas pelayanan pendidikan
Melakukan revolusi karakter Pendidikan
5
bangsa
Meningkatkan kualitas hidup
Penataan dan peningkatan Peningkatan Akses dan
6 manusia dan masyarakat 5 3
kualitas pelayanan kesehatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Indonesia
Pemberdayaan Ekonomi
6
Meningkatkan produktivitas Masyarakat Percepatan Pengentasan
4
rakyat dan daya saing di pasar Optimalisasi Pemberdayaan Kemiskinan
7
Internasional sehingga bangsa Masyarakat Miskin
7
Indonesia bisa maju dan bangkit Peningkatan kualitas pengelolaan
Peningkatan dan
bersama bangsa-bangsa Asia sumber daya alam dan
8 5 Perluasan Kesempatan
lainnya masyarakat desa/kampung
Kerja
secara lestari
Pengendalian Inflasi dan
Peningkatan Investasi
9 6 Pemberdayaan Ekonomi
Pembangunan Jangka Panjang
Masyarakat
Peningkatan Daya Saing dan Percepatan Transformasi
10 8
Diversifikasi Produk Wisata Ekonomi
Mewujudkan kemandirian Peningkatan Penganekaragaman Peningkatan Produksi
ekonomi dengan menggerakkan 11 9
8 Pangan Pangan
sektor-sektor strategis ekonomi
Peningkatan Skala
domestik 12 Pengembangan Agribisnis 7
Produksi Pertanian
Pemenuhan Kebutuhan
10
Peningkatan dan Pemeliharaan Energi Ramah Lingkungan
13
Kualitas Lingkungan Hidup Peningkatan Kualitas
11
Lingkungan Hidup
Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat Pemerataan Pembangunan Peningkatan Kualitas
9 14 12
daerah-daerah dan desa dalam Infrastruktur Dasar Infrastruktur Dasar
kerangka negara kesatuan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Strategi pembangunan jangka menengah Kabupaten Berau Tahun 2016–


2021 berdasarkan rumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran dalam kertas kerja
yang telah dikembangkan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.2
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
Visi: Mewujudkan Berau Sejahtera, Unggul, dan Berdaya Saing Berbasis Sumber Daya
Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi
Misi I: Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana publik yang berkualitas,
adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Tersedianya
infrastruktur dasar
yang mantap dan
1 berkualitas (jalan,
jembatan dan irigasi
Menyediakan infrastruktur 1. Pemerataan
kampung yang dilalui
1 yang mantap dan pembangunan
kendaraan)
berkualitas infrastruktur dasar
Meningkatnya
konektivitas
2 antarwilayah (listrik,
komunikasi, dan moda
transportasi)
Terjaganya kualitas air
3
sungai
Terjaganya kualitas
4
udara
Mewujudkan Lingkungan Menurunnya tingkat 2. Peningkatan dan
5
2 Hidup yang layak bagi emisi GRK pemeliharaan kualitas
masyarakat Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
6
lingkungan perumahan
Meningkatnya
7 kepatuhan terhadap
tata ruang
Misi II : Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber
daya alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan,
dan perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis
pariwisata dan kearifan lokal
Meningkatnya
3. Pengembangan
8 pertumbuhan sektor
Meningkatkan agribisnis
pertanian
3 Perekonomian Kabupaten
4. Peningkatan daya saing
Berau Meningkatnya daya
9 dan diversifikasi produk
saing pariwisata
wisata
5. Peningkatan investasi
Meningkatnya nilai
10 pembangunan jangka
investasi daerah
panjang
Meningkatkan pemerataan Meningkatnya sektor 6. Pemberdayaan ekonomi
4 11
pendapatan masyarakat Koperasi, UMKM, masyarakat

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Visi: Mewujudkan Berau Sejahtera, Unggul, dan Berdaya Saing Berbasis Sumber Daya
Manusia dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi
perindustrian dan
perdagangan
Meningkatkan konsumsi Menurunnya tingkat
5 12 7. Optimalisasi
rumah tangga kemiskinan
pemberdayaan
Menurunnya tingkat
13 masyarakat miskin
pengangguran
8. Peningkatan kualitas
pengelolaan sumber
Meningkatnya
daya alam dan
14 kemandirian
masyarakat
masyarakat desa desa/kampung secara
lestari
Misi III : Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera, bermartabat dan
berdaya saing tinggi
Meningkatnya 9. Penataan dan
15 aksesibilitas dan peningkatan kualitas
kualitas pendidikan pelayanan pendidikan
10. Penataan dan
Meningkatnya derajat
6 Meningkatkan kualitas SDM 16 peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat
pelayanan kesehatan
11. Peningkatan
Meningkatnya
17 penganekaragaman
ketahanan pangan
pangan
Misi IV : Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, transparan dan
akuntabel
12. Reformasi birokrasi dan
tata kelola
Meningkatnya kualitas
pemerintahan
penerapan reformasi
18 13. Pengembangan
Mewujudkan pemerintah birokrasi di Kabupaten
kebijakan dan sistem
7 yang bersih, transparan, Berau
pengawasan berbasis
profesional dan akuntabel
risiko
14. Peningkatan kualitas
Meningkatnya kualitas
19 dan manajemen
akuntabilitas kinerja
pelayanan publik

Penjelasan masing-masing rumusan strategi pembangunan jangka


menengah di atas adalah sebagai berikut.

1. Pemerataan pembangunan infrastruktur dasar

Kualitas infrastruktur sangat berpengaruh terhadap perkembangan


sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Penyediaan infrastrukur yang
berkualitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga
dapat meningkatkan daya saing produk, mempercepat gerak ekonomi, serta

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

mengurangi ketimpangan pembangunan antardaerah. Selain itu kualitas


infrastruktur yang baik juga akan mampu menarik investasi yang dapat
mempercepat jalannya pembangunan suatu wilayah.

Penyediaan infrastruktur sebagian besar masih dilakukan oleh


pemerintah, khususnya infrastruktur dasar. Peran swasta cenderung lebih
banyak terlibat dalam penyediaan infrastruktur yang bersifat komersil. Oleh
karena itu, ke depan diharapkan keterlibatan swasta akan lebih tinggi dalam
pengembangan infrastruktur dasar yang bersifat publik dan sosial, terutama di
kawasan terpencil dan perdesaan. Dengan akses infrastruktur dasar yang
berkualitas dan berkeadilan, diharapkan masyarakat Berau dapat maju,
berkembang dan tidak ada kesenjangan ataupun keterisolasian suatu wilayah.

Selain prioritas penyediaan infrastruktur dasar, Pemerintah Kabupaten


Berau dengan melihat pada laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Berau
yang sebagian besar didominasi oleh sektor pariwisata dan pertanian maka
prioritas peningkatan infrastruktur berikutnya akan difokuskan untuk
meningkatkan pengembangan wisata dan pemasaran hasil produksi.
Percepatan pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mempercepat
pergerakan perekonomian Kabupaten Berau sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat meningkat.

2. Peningkatan dan pemeliharaan kualitas lingkungan hidup

Dalam rangka mewujudkan lingkungan hidup yang baik maka perlu


disadari bahwa penegakan hukum lingkungan yang efektif dan adil harus
dilaksanakan agar keseimbangan integritas Undang-Undang dan lingkungan
alam sekitar tetap terjaga. Persiapan menghadapi dinamika perekonomian
pasar global dilakukan dengan menyinergikan kemandirian ekonomi daerah
dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) yang melestarikan
lingkungan hidup.

Transformasi ekonomi berbasis unrenewable resources ke renewable


resources yang telah digagas di tingkat provinsi menjadi pilihan rasional bagi
pembangunan Kabupaten Berau lima tahun mendatang demi mewujudkan
keseimbangan antara pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial. Upaya yang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Berau dalam meningkatkan kualitas

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pengelolaan lingkungan hidup adalah dengan menurunkan pencemaran air,


pengendalian pencemaran udara, dan pengurangan emisi GRK berbasis lahan
(pertanian, perkebunan dan kehutanan) melalui rehabilitasi hutan secara
signifikan, termasuk pentingnya mendorong implementasi Program Karbon
Hutan Berau (PKHB). PKHB merupakan kebijakan pengurangan emisi karbon
dari deforestasi dan degradasi hutan dan peningkatan stok karbon melalui
kegiatan pengelolaan hutan secara lestari, konservasi hutan, restorasi
ekosistem, dan rehabilitasi hutan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan
masyarakat.

3. Pengembangan agribisnis

Sebagai bagian dari negara agraris, sektor pertanian masih menjadi


penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Berau. Walaupun masih besar,
namun persentase jumlah tenaga kerja yang ada di sektor pertanian mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Penyebab utama merosotnya jumlah tenaga
kerja di sektor pertanian adalah terlalu kecilnya pendapatan dari pekerjaan
sebagai petani sehingga mendorong terjadinya perpindahan profesi dari sektor
pertanian ke sektor lainnya, terutama ke sektor industri. Merosotnya
persentase tenaga kerja di sektor pertanian ini harus segera ditanggapi serius
oleh pemerintah daerah Kabupaten Berau melalui penetapan berbagai
kebijakan yang bisa mendorong peningkatan pendapatan petani, seperti:
mengembangkan bantuan permodalan dan penerapan teknologi pertanian yang
tepat guna agar dihasilkan produktivitas pertanian yang optimal dan produk-
produk pertanian yang berkualitas.

Upaya untuk mendongkrak potensi sektor pertanian dan menarik


kembali minat tenaga kerja ke sektor ini salah satunya dilakukan melalui
pengembangan agribisnis, peningkatan kualitas kelompok tani dan petugas
penyuluh lapangan, peningkatan infrastruktur pertanian, serta penggunaan
teknologi tepat guna untuk mendukung peningkatan kualitas produk-produk
hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani. Dukungan penuh dari
pemerintah dan swasta untuk mewujudkan berbagai industrialisasi pertanian,
utamanya dalam permodalan, peningkatan skill masyarakat hingga pemasaran
produk, turut menjadi pendorong berkembangnya agribisnis di Berau.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kemudian, terkait dengan pengelolaan hasil produksi pertanian agar


memiliki nilai tambah dan nilai jual tinggi, keberadaan Badan Usaha Milik
Daerah/Desa (BUMD/BUMDes) menjadi penting untuk mengelola dan
memasarkan berbagai produk pertanian agar petani mendapatkan pendapatan
yang layak. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan petani akan menjadi
daya tarik bagi masyarakat untuk terjun ke sektor pertanian sehingga sektor
pertanian maupun turunannya akan mampu tumbuh dengan pesat.

4. Peningkatan daya saing dan diversifikasi produk wisata

Sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat dengan sektor-sektor


ekonomi lainnya, misalnya sektor kehutanan, kelautan, pertanian dan
perkebunan, industri dan perdagangan, telekomunikasi serta sektor
perhubungan. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata merupakan
strategi yang tepat untuk memajukan perekonomian daerah. Paradigma
pembangunan kepariwisataan secara berkelanjutan menekankan pada 4
(empat) prinsip yakni: berwawasan lingkungan (enviromentaly sustainable);
diterima secara sosial dan budaya (socially and culturally acceptable); layak
secara ekonomi (ecomically viable); dan memanfaatkan teknologi yang pantas
ditetapkan (technologically appropriate). Dengan pengembangan sistem
manajemen pariwisata yang terintegrasi, aplikatif di lapangan dan
berkelanjutan diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis
dalam pembangunan pada beberapa aspek (lingkungan, sosial, budaya, ekonomi
dan IT).

Keindahan alam yang mempesona, keragaman budaya dan kehidupan


masyarakat yang religius merupakan modal dasar yang potensial bagi
kepariwisataan Berau. Arah pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Berau dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip pembangunan
kepariwisataan yang senantiasa menjunjung tinggi norma agama, nilai budaya
dan kearifan lokal secara berkelanjutan, serta dengan orientasi pada upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas, peningkatan kesempatan
kerja, pengurangan kemiskinan, dan pelestarian alam dan lingkungan hidup,
serta memperkaya dan mempercantik sumber daya alam.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Potensi wisata unggulan Kabupaten Berau adalah wisata pantai dan laut.
Kabupaten Berau memiliki potensi wisata yang dikembangkan di wilayah Pulau
Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Maratua, Pulau Samama, Pulau Sambit, Pulau
Bakungan, Pulau Inaka, Pulau Sangalaki, dan Pulau Nambora (terdapat di
wilayah kecamatan Biduk-Biduk). Di perairan sekitar pulau-pulau tersebut
terhampar pulau karang laut yang indah, berbagai jenis ikan hias juga terdapat
ikan duyung, ikan manta (jenis ikan pari), kepiting kenari, penyu hijau dan
mutiara alam. Namun, hal itu tidaklah cukup untuk meningkatkan kontribusi
pariwisata dalam perekonomian wilayah jika tidak dikelola dengan baik dan
bijak. Oleh karena itu, masih perlu digali potensi-potensi lainnya dan kemudian
dikembangkan menjadi obyek wisata baru yang berdaya saing. Diversifikasi
produk wisata dalam pengembangan obyek wisata alam, wisata budaya dan
wisata minat khusus menjadi upaya berikutnya untuk memajukan pariwisata
Kabupaten Berau.

5. Peningkatan investasi pembangunan jangka panjang

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang. Berdasarkan teori ekonomi,
investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Melihat hal ini investasi merupakan strategi yang tepat untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Penguatan peran dan kelembagaan
pemerintah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan investasi,
utamanya investasi jangka panjang. Menindaklanjuti hal ini maka Pemerintah
Kabupaten Berau perlu mengupayakan peningkatan iklim investasi dan
penanaman modal dengan pembenahan kebijakan dan implementasi investasi.

Peningkatan investasi, baik dari dalam negeri maupun penanaman


modal asing, dapat memberikan dampak positif selama dikelola dengan baik
dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang harus dioptimalkan dalam
pengelolaan investasi adalah arahan investasi dalam rangka implementasi
hilirisasi pada sektor-sektor unggulan di Kabupaten Berau sehingga mampu
mendongkrak daya saing dan potensi kewilayahan. Dengan adanya peningkatan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

investasi akan merangsang geliat segala aktivitas dan kegiatan perekonomian


masyarakat Berau yang cenderung menurun selama beberapa kurun waktu
terakhir, sehingga diharapkan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik
dan lebih sejahtera.

6. Pemberdayaan ekonomi masyarakat

Strategi ini diharapkan dapat mendorong pemerintah maupun swasta


untuk mengembangkan daya saing masyarakat melalui pengembangan potensi
sumber daya rumah tangga sebagai obyek pembangunan Kabupaten Berau.
Beberapa upaya sebagai tindak lanjut strategi pengembangan potensi sumber
daya rumah tangga antara lain dengan penguatan peran kelembagaan
masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan
ekonomi, penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi perdesaan, peningkatan
kualitas dan keterampilan tenaga kerja, pengembangan sistem permodalan,
perluasan kesempatan kerja, hingga pengendalian harga kebutuhan pokok
masyarakat.

Secara lebih teknis, pengembangan potensi sumber daya alam,


khususnya individu, antara lain dilakukan dalam kerangka implementasi PKHB,
yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan di dalam atau sekitar
lahan konservasi untuk menyinergikan kebijakan investasi di tingkat tapak
dalam kerangka penurunan emisi yang tetap menjamin kesejahteraan di
wilayah konservasi. Strategi unggulan berikutnya untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat secara signifikan adalah perluasan kesempatan
kerja, salah satunya melalui peningkatan aktivitas perkebunan, khususnya
kelapa sawit. Jika program peningkatan aktivitas perkebunan direalisasikan
maka diproyeksikan akan membutuhkan lebih dari 30.000 tenaga kerja, baik
terampil maupun ahli, untuk menggerakkan usaha subsektor perkebunan.
Dengan demikian, pemberdayaan ekonomi masyarakat sejatinya dilakukan
untuk mendorong produktivitas serta daya saing antarpelaku usaha melalui
peran pro-aktif pemerintah, swasta, dan masyarakat (termasuk NGO) terhadap
pemberdayaan masyarakat pada seluruh kalangan, terutama fakir miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT), masyarakat yang berada di wilayah
konservasi, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

7. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat miskin

Kemiskinan dapat disebabkan oleh beban ekonomi keluarga,


keterbatasan akses permodalan, tingkat pendidikan yang rendah, serta
kurangnya kesempatan kerja yang ada. Masyarakat miskin menjadi fenomena
yang perlu diatasi segera agar kesejahteraan masyarakat terwujud. Upaya untuk
memberdayakan masyarakat miskin perlu dilakukan agar masyarakat miskin
memiliki kesempatan untuk keluar dari garis kemiskinan, sejahtera, dan bisa
terus menjaga perekonomiannya menjadi stabil agar tidak kembali dalam
lingkaran kemiskinan. Upaya yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat
miskin yaitu melalui kebijakan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat miskin.

8. Peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan masyarakat


desa/kampung secara lestari

Pada beberapa tahun terakhir terdapat permasalahan yang menyangkut


ketertinggalan masyarakat asli daerah dari masyarakat pendatang. Dengan
perkembangan masyarakat urban sekarang ini, relatif cukup mudah untuk
mengakses seluruh wilayah Indonesia maka banyak masyarakat yang datang
dan pergi Ke Berau serta mengambil alih peluang-peluang yang ada di
Kabupaten Berau, sehingga masyarakat asli daerah mulai tersisih
keberadaannya. Hal ini terjadi karena kualitas dan potensi SDM masyarakat asli
daerah masih kurang berdaya saing dengan masyarakat pendatang yang lebih
kompetitif. Menindaklanjuti persoalan ini, pemerintah daerah Kabupaten Berau
harus merumuskan strategi pembangunan yang pro terhadap masyarakat asli
daerah sehingga masyarakat asli daerah mampu bersaing dengan masyarakat
pendatang.

Strategi peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan


masyarakat desa/kampung secara lestari dilakukan melalui berbagai upaya
antara lain pemerataan akses modal, pemasaran, dan pemerataan sumber daya
produktif lainnya; penyesuaian pemberian UMK (Upah Minimum Kebupaten)
sesuai kehidupan layak serta upaya pengembangan UMKM berbasis desa dan
kawasan, dengan konsep “One Village, One Product” untuk mendorong
tumbuhnya kemandirian, kesejahteraan dan daya saing masyarakat Berau.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Upaya serupa juga dilakukan pada lembaga ekonomi pedesaan dengan harapan
dapat meningkatkan kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif pada
masyarakat kampung agar selalu aktif berprestasi dan berinovasi menciptakan
produk-produk baru yang berkualitas. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di
tingkat tapak dilaksanakan dengan mengimplementasikan SIGAP berbasis
ekspansi sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan tanaman lada,
dengan luas lahan sekitar 34.000 ha lahan di 100 desa. Melalui pemberdayaan
ekonomi masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan taraf dan kualitas
kehidupan masyarakat Kabupaten Berau.

9. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan

Globalisasi bukan lagi sekedar isu, tapi merupakan sebuah realita yang
harus dipandang sebagai sebuah keniscayaan yang disadari atau tidak pasti
akan memengaruhi pembangunan suatu wilayah. Persaingan sengit di era
globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi
untuk dapat survive dalam tantangan pasar global. Lemahnya kemampuan mutu
SDM berimplikasi pada proses produksi, daya kreasi, pencitraan dan
keberhasilan pembangunan serta daya saing suatu wilayah menghadapi
kompetisi dan tantangan global.

Kondisi SDM di Kabupaten Berau yang masih lemah dari segi kapasitas,
profesionalisme dan keterampilan menuntut adanya strategi khusus dalam hal
pembinaan pengembangan SDM, mulai dari pengkajian kebutuhan (need
assesment), peningkatan pendidikan, skill beserta evaluasinya. Strategi
pengembangan SDM Kabupaten Berau difokuskan untuk meningkatkan derajat
pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pembangunan sektor pendidikan dalam
keterkaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada upaya
peningkatan angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah penduduk
Kabupaten Berau. Untuk mewujudkannya maka harus diciptakan sistem
pendidikan yang berkualitas prima yang disasarkan untuk pendidikan
masyarakat yang buta aksara, penuntasan wajib belajar hingga 12 tahun,
pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, serta penyediaan dan
pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas sehingga
diharapkan kualitas pembangunan manusia dapat berhasil guna.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

10. Penataan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

Disamping pembangunan di sektor pendidikan, pembangunan di bidang


kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Fokus pembangunan sektor
kesehatan ialah pada penataan dan peningkatan akses, kualitas dan mutu
pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan angka
harapan hidup masyarakat Kabupaten Berau. Perhatian kepada bidang
kesehatan menjadi semakin penting di masa otonomi dan globalisasi sekarang
ini karena kemampuan daerah dalam menentukan arah dan kebijakan
pembangunannya, akan menentukan pula pembangunan di bidang ini secara
mendasar. Oleh karena itu, perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan wajib diselenggarakan oleh pemerintah kepada masyarakatnya.
Dimensi perluasan akses dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan secara merata hingga ke pelosok;
penyediaan tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas dalam setiap
pelayanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat; penyediaan sistem dan
akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, sigap dan ramah; pelaksanaan
berbagai aktivitas untuk mencegah dan menanggulangi penyakit menular dan
tidak menular di masyarakat; serta promosi kesehatan yang menyentuh semua
lapisan masyarakat.

11. Peningkatan penganekaragaman pangan

Penganekaragaman pangan adalah upaya menyediakan dan


mengkonsumsi pangan dengan menu yang beraneka ragam dan bervariasi.
Penyelenggaraan penganekaragaman pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan
kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan. Upaya peningkatan
ketersediaan pangan di Kabupaten Berau dilakukan melalui peningkatan
ketersediaan bahan pangan. Dalam rangka mencapai ketahanan pangan,
Kabupaten Berau harus mampu memproduksi sendiri bahan pangan yang
beraneka ragam dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat dan berdaulat sehingga

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

dapat menjamin ketercukupan pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh


masyarakat Berau.

12. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan

Majunya suatu wilayah tidak lepas dari peran pemerintah dalam


mengelola pembangunan wilayahnya dengan baik, benar dan bersih (good
governance). Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di
Kabupatan Berau dilaksanakan melalui strategi “reformasi birokrasi dan tata
kelola pemerintahan” yang mencakup aspek pelayanan masyarakat,
peningkatan kinerja, dan penegakan hukum. Dalam melakukan reformasi
birokrasi, pemerintah Kabupaten Berau melakukan pembenahan sistem
birokrasi, mulai dari penataan kewenangan, prosedur operasi standar,
kerjasama, sinergi, dan integrasi organisasi, serta penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
dan pengelolaan keuangan.

Dalam menjalankan pemerintahan yang baik dan benar sangat


dipengaruhi oleh kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah yang
tercermin dari pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah (aparatur SDM)
terhadap masyarakat. Dengan pemerintahan daerah yang ditopang oleh
aparatur SDM yang unggul, professional, berkinerja baik, bertanggung jawab,
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu
menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan efektif. Kinerja
birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas
kinerja aparatur, namun juga kepada kualitas kelembagaan dan
ketatalaksanaan. Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dapat
diwujudkan melalui kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel,
transparan dan taat kepada hukum, disertai peningkatan kualitas pelayanan
publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah daerah, kapasitas
pegawai pemerintah yang memadai, dan pelayanan administrasi kependudukan
dasar yang cepat, tepat dan baik. Dengan ini, diharapkan pemerintah daerah
mampu menjamin kinerja pemerintahan dalam menciptakan pelayanan yang
prima kepada masyarakat.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

13. Pengembangan kebijakan dan sistem pengawasan berbasis risiko

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pemerintah daerah


menghadapi risiko yang berpotensi meningkat dan kompleks sebagai dampak
dari dinamika perkembangan dan tuntutan pembangunan, baik secara internal
maupun eksternal. Untuk itu, diperlukan kebijakan dan sistem pengawasan
berbasis risiko secara komprehensif dan terintegrasi dengan penguatan pada
aspek pengawasan dan pengendalian intern. Dengan adanya pengendalian
risiko diharapkan proses pelaksanaan tugas pemerintah daerah, khususnya
pengambilan keputusan, dapat dilakukan dengan memerhatikan aspek kehati-
hatian, prinsip tata kelola yang baik, dan memperoleh hasil yang optimal
terhadap kinerja, keuangan, dan kredibilitas kebijakan.

14. Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik

Selain kualitas SDM yang mumpuni, prasyarat berikutnya dalam


memberikan pelayanan prima bagi masyarakat adalah tata kelola manajemen
pelayanan publik yang berkualitas. Upaya peningkatan kualitas dan manajemen
pelayanan publik dilakukan melalui peningkatan penyelenggaraan pelayanan
publik yang lebih baik, pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan (digitalisasi kinerja), serta melalui peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional (kompetensi
birokrasi).

6.2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan merupakan instrumen perencanaan yang memberikan


panduan kepada pemerintah daerah agar lebih terarah dalam menentukan
pencapaian tujuan. Arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah
merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan
lima tahunan guna mencapai sasaran RPJMD secara bertahap. Tahapan dan
prioritas yang ditetapkan harus mencerminkan urgensi permasalahan dan isu
strategis yang hendak diselesaikan dengan memerhatikan pengaturan waktu.
Meski penekanan prioritas pada setiap tahapan berbeda-beda, namun memiliki
kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai
sasaran tahapan lima tahunan dalam RPJMD. Disamping itu, arah kebijakan juga
dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas permasalahan dan isu-isu

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

strategis pembangunan kewilayahan. Analisis permasalahan dan isu-isu


strategis kewilayahan akan menjadi basis utama rumusan arah kebijakan
pembangunan kewilayahan untuk memberikan prioritas terkait pemerataan
pembangunan dan penciptaan daerah-daerah unggulan. Untuk selanjutnya,
fokus kebijakan kewilayahan harus dipedomani bersama seluruh 0PD yang
terlibat di dalamnya.

Rumusan arah kebijakan ini berfungsi untuk merasionalkan pilihan


strategi agar memiliki fokus dan tujuan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya. Penekanan fokus atau tema dalam setiap tahun selama 5
(lima) tahun memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan,
dan sasaran yang telah ditetapkan. Fokus atau tema pembangunan Kabupaten
Berau selama 5 (lima) tahun ke depan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. 1
Fokus/Tema Pembangunan Kabupaten Berau Tahun 2017-2021

6.2.1 Arah Kebijakan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Arah kebijakan merupakan keputusan dari stakeholder sebagai pedoman


untuk mengarahkan perumusan strategi yang dipilih agar selaras dalam
mencapai tujuan dan sasaran pada setiap tahapan selama kurun waktu lima

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

tahun. Secara keseluruhan arah kebijakan berdasarkan fokus tema


pembangunan tahun 2017-2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Berau Tahun 2017-2021
Arah Kebijakan
Strategi Arah Kebijakan
2017 2018 2019 2020 2021
1 Pemerataan Mengembangkan Infrastruktur
pembangunan Dalam Rangka Peningkatan
infrastruktur Kualitas Pelayanan Publik
dasar Perpanjangan Bandara Udara
Maratua serta Peningkatan
Kualitas Sarana dan Prasarana
Publik
Penuntasan Listrik Perkotaan
dan Pedesaan Sesuai Permintaan
Kebutuhan Tenaga Listrik
Peningkatan Drainase Perkotaan
dan Infrastruktur Jalan yang
Menghubungkan Lokasi-lokasi
Ekonomi (Pertanian dan
Pariwisata)
Perluasan Jaringan Komunikasi
Publik dan Pengembangan
Smart City
2 Peningkatan dan Pengendalian Pencemaran
pemeliharaan Lingkungan, Kawasan Kumuh
kualitas dan Penuntasan Penataan TPA
lingkungan Konservasi Hutan serta
hidup Penertiban Lahan IUP Pasca
Penambangan
Pembangunan Perumahan yang
Layak, Terjangkau dan
Pemenuhan Layanan Air Bersih
Di Perkotaan dan Pedesaan
3 Pengembangan Peningkatan Produksi dan Nilai
agribisnis Tambah Komoditi Unggulan
Daerah (Centra Jagung, Kakao,
Sahang, Swasembada Beras dan
Daging)
Revitalisasi Kelompok Tani dan
Petugas Penyuluh Lapangan
Pembentukan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) serta
Peningkatan Kemitraan dengan
Pihak Swasta (PT Berau Coal)
4 Peningkatan Pembangunan Data Potensi dan
daya saing dan Pengembangan Objek Wisata
diversifikasi Bahari, Wisata Alam, dan Wisata
produk wisata Perkotaan
Pengembangan Ekowisata dan
Menjadikan Kawasan Khusus
Derawan dan Maratua Dengan
Keunikan Bawah Lautnya
5 Peningkatan Peningkatan Iklim Investasi
investasi

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pembangunan
jangka panjang
6 Pemberdayaan Pemberdayaan UKM dan
ekonomi Ekonomi Kreatif yang
masyarakat Menunjang Ekowisata dan
Agribisnis yang Berwawasan
Lingkungan
Peningkatan Investasi dan
Perdagangan Dibidang UKM
serta Koperasi melalui pinjaman
Tanpa Bunga
Pengembangan Industri
Berbasis Sumber Daya Lokal
7 Optimalisasi Optimalisasi Pemberdayaan
pemberdayaan Masyarakat Miskin
masyarakat Peningkatan Efektivitas
miskin Penanggulangan Kemiskinan
Menyangkut Pemenuhan Hak-
Hak Dasar Kelompok
Masyarakat Miskin Dalam
Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya,
dan Politik
Peningkatan Kesejahteraan
Sosial Keluarga/Fakir Miskin
serta Penuntasan dan Perapihan
Kartu Berau Sejahtera
Penyesuaian Pemberian UMK
(Upah Minimum Kebupaten)
Sesuai Kehidupan Layak
8 Peningkatan Peningkatan Kapasitas Aparatur
kualitas Pemerintah Desa
pengelolaan Pembentukan/Revitalisasi
sumber daya BUMK
alam dan Mewujudkan kemandirian
masyarakat masyarakat Melalui Peningkatan
desa/kampung Kualitas SDM yang Menguasai
secara lestari IPTEK
9 Penataan dan Penyediaan Layanan Pendidikan
peningkatan yang Bermutu dan Terjangkau
kualitas Pengembangan Daya Saing dan
pelayanan Martabat Masyarakat
pendidikan Menumbuhkembangkan Budaya
Daerah Menuju Masyarakat yang
Madani Berbasis IMTAK
Persiapan Sarana Sport
Centre/Stadion Mini
10 Penataan dan Peningkatan Kesadaran
peningkatan Masyarakat akan Lingkungan
kualitas Sehat
pelayanan Peningkatan Ketersediaan
kesehatan Sumber Daya Kesehatan yang
Berkualitas
Penyadaran Masyarakat,
Penambahan Dokter,
Penambahan Tenaga Paramedis
Pembangunan Rumah Sakit Tipe
B serta Penuntasan Sarana dan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Prasarana Kesehatan

11 Peningkatan Peningkatan Ketersediaan


Penganekaragam Penganekaragaman Pangan
an pangan Lokal Alternatif
12 Reformasi Pemanfaatan Teknologi
Birokrasi dan Informasi dalam Pengelolaan
Tata Kelola Keuangan Daerah serta E-
Pemerintahan Planning
13 Pengembangan Mewujudkan Pemerintahan yang
kebijakan dan Bersih dan Berwibawa secara
sistem Konsisten dengan
pengawasan Mengutamakan Kepentingan
berbasis risiko Publik
14 Peningkatan Perluasan Partisipasi Publik
kualitas dan Dalam Pembangunan
manajemen (Melibatkan Masyarakat Mulai
pelayanan publik dari Tahapan Perencanaan,
Pelaksanaan Hingga Evaluasi
Kebijakan)
Penataan Fungsi-fungsi
Kelembagaan Pemerintahan
Secara Efektif dan Efisien Sesuai
Dengan Tugas dan Fungsi
Peningkatan Peranan Teknologi
Dalam Mendukung Upaya
Pencerdasan Masyarakat dan
Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Publik
Peningkatan Kualitas
Penyelenggaraan Pemerintahan
dan Pelayanan Masyarakat
Peningkatan Profesionalisme,
Etos Kerja Aparatur
Peningkatan Transparansi dan
Akuntabilitas serta Penuntasan
Pendataan dan
Pengadministrasian Seluruh
Aset Pemda
Peningkatan Profesionalisme
dan Keterlibatan TNI, Aparat
Pemerintah Daerah dan
Masyarakat
Penuntasan Batas Kampung,
Kecamatan dan Provinsi Tuntas
Tahun 2019

6.3. Arahan Kebijakan Pengembangan Kewilayahan (Kawasan Strategis)

Pembangunan sektoral harus dilaksanakan secara bertahap dan


kontinyu dengan memerhatikan setiap kombinasi dari mata rantai
pembangunan di tiap sektor. Sebuah missleading dalam pengkombinasian
pembangunan antarsektor akan menyebabkan suatu wilayah menjadi kontra

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

produktif karena ketidakmampuan meminimalisir kesenjangan antarwilayah.


Selain itu, pembangunan wilayah yang memerhatikan aspek keruangan (spasial)
menjadi penting dilakukan agar ruang dan sumber daya yang ada dapat
memberikan manfaat untuk kegiatan ekonomi demi sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat.

Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya


diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Dengan
memerhatikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan paradigma yang
berkembang dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Berau akan dihadapkan
pada berbagai kompleksitas persoalan ekonomi, sosial kemasyarakatan,
pertahanan keamanan maupun lingkungan yang memerlukan perhatian dan
penanganan secara terpadu. Sesuai dengan rancangan Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur 2011-2031, Kabupaten Berau menjadi
kawasan strategis provinsi. Dengan mengacu rancangan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur 2011-2031, pengembangan wilayah Kabupaten Berau
diarahkan menjadi:

1) Kawasan Lindung Nasional: Taman Wisata Alam Laut Berau (Pulau Sagalaki
dan Pulau Semana), dan Kawasan Lindung Provinsi: Kawasan Lindung
Geologi/Kawasan Karst;
2) Kawasan Hutan Produksi;
3) Kawasan Karst;
4) Budidaya Pertanian Tanaman Pangan;
5) Kawasan Budidaya Perkebunan;
6) Kawasan Budidaya Perikanan;
7) Kawasan Budidaya Peternakan;
8) Kawasan Industri;
9) Kawasan Pertambangan: Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan
batubara; dan Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi;
10) Kawasan Pariwisata;
11) Kawasan Perkotaan; dan
12) Kawasan Perdesaan.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang, penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif
didasarkan pada pengaruh yang sangat penting terhadap kedaulatan negara,
pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Pengaruh aspek kedaulatan
negara, pertahanan, dan keamanan lebih ditujukan bagi penetapan kawasan
strategis nasional, sedangkan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan, dapat berlaku untuk penetapan kawasan strategis
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, diukur berdasarkan pendekatan
ekternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan yang
bersangkutan. Pengembangan kawasan strategis Kabupaten Berau dapat dilihat
pada gambar dan penjelasan di bawah ini.

Gambar 6. 2
Kawasan Strategis Kabupaten Berau

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan strategis operasionalisasi rencana


tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis ditetapkan
kawasan budidaya yang dikendalikan dan kawasan budidaya yang didorong
pengembangannya.

6.3.1 Arahan Kawasan Strategis Berkaitan dengan Fungsi dan Daya


Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan lindung strategis di Kabupaten Berau meliputi: Kawasan Heart


Of Borneo (HOB); Kawasan Pesisir dan laut kepulauan Derawan; Kawasan
Pesisir dan laut kepulauan Maratua; Kawasan Konservasi laut Pulau semama
dan Pulau Sangalaki; Kawasan Hutan Lindung Lesan; dan Taman-taman/objek
wisata alam.

a. Kawasan Heart Of Borneo (HOB)


Heart of Borneo (HoB) atau Jantung Borneo merupakan suatu kawasan di
wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan serta mencakup sebagian
wilayah Brunei Darussalam yang telah disepakati bersama antara ketiga negara
tersebut untuk dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi dan
pembangunan berkelanjutan (conservation and sustainable development). Istilah
Heart of Borneo (HoB) kemudian dipakai sebagai nama bagi inisiatif kerja sama
tiga Negara tersebut. Pentingnya kerja sama regional ini sangat jelas karena
secara fisik, baik letak maupun luasannya, memang sangat tidak mungkin bagi
masing-masing negara untuk mengawasi secara terus menerus pemanfaatan
sumber daya alam yang ada, khususnya hutan, tanpa kerjasama antarnegara.
Hal ini sangat nyata bagi negara seperti Indonesia yang bukan saja memiliki
areal terluas di HoB, akan tetapi juga sangat kaya akan keanekaragaman hayati
namun secara geografis sangat rentan terhadap pengambilan sumber daya alam
yang tidak ramah lingkungan maupun yang illegal.

b. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan


Kawasan Pesisir dan Laut Derawan dikembangkan melalui:
 Pengembangan yang akan dilakukan lebih khusus diarahkan untuk tipe
wisatawan minat khusus dan bukan pada pengembangan mass tourism.
Pengembangan pasar diarahkan pada segi kualitas (high spending) dan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

bukan pada kuantitas. Pangsa pasar untuk Pulau Derawan dikaitkan dengan
produk wisata alam (ecotourism/natural tourism) dan wisata budaya.
 Kegiatan pemukiman di Kepulauan Derawan (Kecamatan Pulau Derawan)
khususnya untuk Pulau Derawan dan Pulau Maratua tetap dipertahankan
secara terbatas disesuaikan daya dukung lingkungan pulau setempat. Pulau
Panjang dapat dilakukan perencanaan akomodasi wisata secara terbatas.
Untuk pulau-pulau lain diarahkan untuk tidak dilakukan hunian.
 Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan aparatur dalam pengawasan
dan pengendalian kegiatan pariwisata di Kepulauan Derawan.
 Pengembangan wisata di Kepulauan Derawan diusulkan IKK Tanjung Batu
sebagai pendukung utama pengembangan kegiatan wisata Kepulauan
Derawan, dengan meningkatkan layanan akomodasi yang prima di Tanjung
Batu, sehingga menjadi alternatif yang menarik bagi wisatawan untuk
memilih tinggal/menetap di Tanjung Batu dengan tetap dapat secara leluasa
mengunjungi obyek wisata di Kepulauan Derawan.
 Penetapan perwilayahan dari setiap obyek wisata yang didasarkan pada
daya dukung lingkungan masing-masing obyek wisata yang ada di
Kepulauan Derawan, meliputi: Perwilayahan pulau-pulau Panjang, Derawan
dan Maratua, dengan strategi pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat.
c. Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan
Maratua merupakan salah satu pulau terluar dalam lingkup administrasi
Provinsi Kalimantan Timur dan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional
(KSN) dalam tataran RTRW Nasional 2008 melalui PP No. 26 Tahun 2008.
Kebijakan pengelolaan ruang pada kawasan pada kawasan budidaya pariwisata
dengan prioritas mengembangkan wisata bahari di Pulau Maratua, perlu
didukung prasarana yang dapat memberikan dampak positif atas keberadaan
Pulau Maratua. Mengingat lokasi dan jarak yang sulit untuk sampai ke pulau ini,
dukungan moda transportasi udara sangat dibutuhkan.
d. Kawasan Konservasi laut Pulau Semama dan Pulau Sangalaki
TWA Laut Pulau Sangalaki ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 604/Kpts/Um/8/1982 tanggal 19 Agustus 1982, dengan
luas daratan dan perairannya ±280 Ha. Secara geografis terletak antara

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

11824'23"-11825'26" Bujur Timur dan 25'14"-26'5" Lintang Utara. Secara


administratif pemerintahan kawasan ini termasuk Kecamatan Pulau Derawan,
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Secara umum, kawasan TWA
Laut Pulau Sangalaki ditumbuhi pohon-pohon yang membentuk hutan yang
relatif masih alami dengan tipe hutan pantai yang jenis pohonnya antara lain:
Bintangur (Callophylum inophylum), Ketapang (Terminallia sp.), Waru (Hibiscus
tiliaceus), Butun (Baringtonia sp.) dan lain sebagainya. Disamping keadaan
alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga di dalam kawasan
TWA Laut Pulau Sangalaki terdapat tempat penangkaran penyu laut dan juga
pemandangan alam bawah laut yang sangat indah. Ini merupakan asset tidak
ternilai bagi pengembangan pariwisata di Propinsi Kalimantan Timur. Beberapa
kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain: menikmati panorama alam
laut dan pantai, berenang, memancing, snorkeling, scuba diving dan lain-lain.
Sarana kemudahan dan pelayanan yang sudah ada di TW Alam Laut Pulau
Sangalaki, antara lain: pondok alam, restoran, kamar mandi, dan gudang
peralatan penyelaman. Peluang usaha yang dapat dikembangkan di kawasan
wisata Pasir Panjang antara lain: usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa
akomodasi, usaha jasa sarana wisata tirta dan usaha jasa sarana boga.
e. Kawasan Hutan Lindung Lesan

Hutan Lesan merupakan habitat orang utan dengan populasi orang utan
kurang dari 350 individu dalam fragmen hutan kurang dari 100 km² termasuk
ke dalam kategori kritis, (Meijaard et al. 2001). Berdasarkan peta Citra Lansat,
kawasan di luar Kawasan Hutan Muara Lesan (Utara, Selatan, dan Barat) telah
kritis, dan hulu sungai lebih terkonsentrasi dalam kawasan. Kondisi ini
menyebabkan fungsi lindung untuk DAS sungai Lesan dan sekitarnya sangat
penting untuk ekosistem perairan di bawahnya. Dengan indikator perlindungan
populasi orangutan yang potensinya sama dengan beberapa taman nasional
yang memiliki orangutan, topografinya yang bergelombang sampai curam dan
lapisan tanahnya yang tipis maka perlindungan DAS Sungai Lesan lebih kuat
untuk dipertahankan sebagai hutan lindung bagi perlindungan orangutan dan
tata air. Perlindungan kawasan ini didukung oleh masyarakat adat Dayak Lesan
dengan membuat pernyataan bersama, bahwa kawasan tersebut harus
dipertahankan sebagai hutan adat mereka karena menjadi sumber tanaman

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

buah-buahan untuk kehidupannya. Dari dua fungsi kawasan habitat orangutan


di Muara Lesan dan besarnya populasi orangutan yang harus mendapat
perlindungan maka status kawasan perlu ditingkatkan dan dikelola untuk
tujuan khusus pelestarian orang utan, sejalan dengan kepentingan sosial
ekonomi masyarakat dan daerah.

f. Taman-taman/objek wisata alam

Ada 167 buah potensi lokasi obyek wisata di Kabupaten Berau, yang
terdiri dari wisata alam (hutan, pantai, panorama alam, goa, dll), wisata agro
(perkebunan, pertanian, dll), wisata budaya masyarakat (kebudayaan
masyarakat Dayak, kehidupan masyarakat), wisata sejarah (riwayat bangunan-
bangunan kuno), dan wisata bahari (alam bawah laut). Keberadaan objek wisata
yang belum teridentifikasi juga cukup banyak karena keberadaannya yang sulit
di akses (jarak jauh dan belum ada akses jalan yang bagus) sehingga ke depan
dapat dikembangkan sebagai objek wisata baru di Kabupaten Berau. Tentu saja
potensi wisata ini masih belum produktif “menangkap” peluang pendapatan
bagi daerah, terutama dalam menyediakan suatu paket kunjungan wisata yang
dapat melibatkan lebih dari satu obyek wisata dan lebih banyak daerah
kecamatan yang bisa dikunjungi. Oleh karena itu, kemudahan infrastruktur dan
suprastruktur yang berorientasi pada peningkatan aksesibilitas lokasi-lokasi
potensi wisata menjadi prioritas dalam pengembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Berau.

6.3.2 Arahan Kawasan Strategis Kawasan Budidaya yang Memiliki


Kepentingan Sosial Ekonomi

Kawasan strategis yang memiliki kepentingan sosial ekonomi mencakup


kawasan yang akan didorong perkembangannya agar cepat tumbuh dan
kawasan yang memiliki sumber daya tinggi dan potensi perkembangan yang
besar. Kawasan strategis ini ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

a) Memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam


pengembangan sosial ekonomi;
b) Berdampak luas terhadap pengembangan regional, nasional dan
internasional;
c) Memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi; dan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

d) Memiliki aksesibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi


yang memadai.

Konsep Kawasan Strategis untuk kepentingan sosial ekonomi di


Kabupaten Berau meliputi:

a. Kawasan Konsesi Pertambangan Batu Bara

Potensi bahan tambang yang terdapat di Kabupaten Berau meliputi: batu


bara (cadangan volume batu bara 437 juta ton); Bahan Galian B (emas), dan
Bahan Galian C (Tanah liat, Batu Kapur, dll). Untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan eksploitasi bahan tambang tersebut dibutuhkan strategi
pengembangan yang diarahkan, sebagai berikut:

 Mendorong pelaksanaan kegiatan eksplorasi secara menerus untuk


mendapatkan potensi tambang baru dan dilakukan inventarisasi secara detil
dari profil potensi tambang yang ada (untuk semua jenis bahan tambang).
 Untuk potensi bahan tambang yang ada di kawasan lindung, pelaksanaan
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi perlu dibatasi dan dimonitor
(controlling) secara ketat dan kontinu, terutama jika mengganggu
keseimbangan alam, seperti dalam kawasan resapan air dan pelindungan
flora dan fauna.
 Untuk potensi bahan tambang yang ada di kawasan budidaya kehutanan,
pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi harus disertai perhitungan
keuntungan ekonomis (economic of scale) yang nantinya keuntungan
tersebut dapat difungsikan sebagai kompensasi dari nilai ekonomi
penurunan kondisi lingkungan.
 Untuk potensi bahan tambang yang ada di kawasan budidaya non
kehutanan, pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi diarahkan pada
lokasi-lokasi yang jauh dari pusat permukiman dan didorong untuk
mengakomodasi partisipasi dari masyarakat.
 Melaksanakan kegiatan penambangan (eksploitasi) batu bara oleh PT. Berau
Coal. Kegiatan penambangan tersebut disarankan dengan pola pergiliran
pemanfaatan ruang secara selektif yang didukung dengan upaya pemulihan
lahan melalui kegiatan reklamasi yang berwawasan lingkungan.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

b. Kawasan Industri Perkebunan

Dibangunnya kilang CPO oleh investor perkebunan kelapa sawit menjadi


harapan bahwa Berau bisa menjadi salah satu penghasil CPO terbesar di
Indonesia. Selain itu, keberadaan kilang CPO ini juga mampu menggeliatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan
perkebunan maupun bagi petani plasma. Dalam tata ruang kabupaten, Desa
Labanan, Kecamatan Teluk Bayur dipilih Pemkab Berau sebagai pusat kilang
CPO. Desa tersebut dianggap kawasan ekonomis dan memiliki akses
transportasi darat dan air untuk pengangkutan hasil panen kelapa sawit dari
perkebunan dan pendistribusian CPO ke luar daerah. Ke depannya, desa ini
akan dijadikan juga sebagai tempat pengapalan CPO dalam skala lebih besar.

Bukan hanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Berau saja yang


melirik Labanan untuk membangun kilang, beberapa perusahaan perkebunan di
Kutai Timur pun juga lebih memilih hasil kelapa sawitnya didistribusikan
melalui Berau. Hal ini disebabkan faktor jarak yang cukup dekat dan lebih
mudah proses pengapalannya. Tercatat, sudah ada 3 perusahaan dari Muara
Wahau, Kutim yang membangun kilang CPO di Labanan. Dengan demikian,
Labanan berpotensi untuk menjadi daerah Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Banyak hal yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat Labanan jika
KTM dan terminal CPO jadi dipusatkan di wilayah tersebut, terutama membuka
kesempatan bekerja dan kesempatan wirausaha. Seiring dengan perkembangan
terminal CPO, diharapkan akan tumbuh berbagai kegiatan industri hilir yang
akan semakin meningkatkan perekonomian di Berau.

c. Kawasan Industri Mangkajang

Meskipun baru memberikan sumbangsih sebesar 5% pada pembentukan


investasi Kabupaten Berau, namun potensi industri pengolahan masih sangat
besar untuk dikembangkan mengingat banyaknya komoditi bahan mentah yang
dapat diolah dan dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat Kabupaten
Berau secara keseluruhan. Berbagai program pengembangan untuk mendorong
percepatan pembangunan kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai pusat-
pusat pertumbuhan dicetuskan dengan tujuan untuk dapat mengoptimalkan
pengembangan potensi sumber daya alam dan mendukung upaya peningkatan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

daya saing kawasan dengan produk-produk unggulannya di pasar domestik dan


internasional sehingga dapat mempercepat pembangunan ekonomi wilayah.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan yakni:

a) Peningkatan pengembangan kawasan-kawasan strategis dan cepat tumbuh,


khususnya kawasan yang memiliki produk unggulan, melalui pemberian
bantuan teknis dan pendampingan kepada pemerintah daerah, pelaku
usaha, pengrajin, dan petani.
b) Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana seperti pembangunan sistem
jaringan perhubungan termasuk outlet-outlet pemasaran yang efisien dalam
rangka menghubungkan kawasan strategis dan cepat tumbuh dengan pusat-
pusat perdagangan, termasuk upaya untuk meningkatkan aksesibilitas yang
menghubungkan dengan wilayah tertinggal.
c) Pemberdayaan kemampuan pemerintah daerah untuk membangun klaster-
klaster industri, agroindustri, yang berdaya saing di lokasi-lokasi strategis
melalui pemberian insentif yang kompetitif, sehingga dapat menarik
investor domestik maupun asing untuk menanamkan modalnya. Insentif
yang dimaksud berupa pemberian insentif pajak dan kemudahan perizinan.
d) Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah melalui sistem jejaring
kerja (networking) yang saling menguntungkan. Kerjasama ini sangat
bermanfaat sebagai sarana saling berbagi pengalaman, saling berbagi
manfaat, maupun saling berbagi dalam memikul tanggung jawab
pembiayaan pembangunan terutama untuk pembangunan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi yang menuntut skala ekonomi
tertentu sehingga tidak efisien jika dibangun di masing-masing daerah.
e) Pemberdayaan pemerintah daerah dalam: (1) mengidentifikasi produk-
produk unggulan; (2) pengembangan informasi pasar bagi hasil-hasil
produk unggulan; (3) peningkatan akses petani dan pengusaha kecil
menengah kepada sumber-sumber permodalan; (4) perluasan jaringan
informasi teknologi dan pemanfaatan riset dan teknologi yang difokuskan
untuk mendukung produk unggulan; serta (5) pengembangan kelembagaan
pengelolaan usaha.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

6.3.3 Arahan Kawasan Strategis dengan Pendayagunaan Sumber Daya


Alam yang Perlu Dikendalikan

Kawasan budidaya strategis dengan pendayagunaan sumber daya alam


yang dikendalikan perkembangannya adalah kawasan budidaya yang
dikembangkan untuk mendukung fungsi lindung, seperti kawasan hutan
produksi, tanaman tahunan/perkebunan, pertanian tanaman tahunan,
pertanian lahan kering dan pertanian lahan basah. Kawasan budidaya ini terdiri
dari lahan terbuka yang dapat mendukung serapan terhadap air hujan. Kawasan
budidaya strategis dengan pendayagunaan sumber daya alam yang
dikendalikan perkembangannya meliputi:

1) Kawasan Hutan Labanan


Melihat dari potensi yang ada, Kawasan Labanan Makmur ditetapkan
sebagai pusat pengembangan kawasan khusus penelitian hutan lestari sekaligus
sebagai pusat informasi, pengawasan dan pengendalian obyek-obyek wisata
kehutanan yang ada di Kecamatan Kelay & Kecamatan Segah.
2) Kawasan Perkebunan
Pengendalian kawasan ini dilakukan terkait dengan alih fungsi lahan
berfungsi lindung menjadi kegiatan terbangun. Arahan pengendalian lahan
terkait dengan alih fungsi lahan, diatur sebagai berikut:
a) Alih fungsi lahan berfungsi lindung dan non-budidaya untuk segala jenis
penggunaan lahan perlu dicegah melalui peraturan daerah.
b) Alih fungsi lahan hutan produksi:
 Menjadi lahan berfungsi lindung/non budidaya: harus diatur melalui
peraturan hutan lindung.
 Menjadi lahan pertambangan, pertanian, permukiman, transportasi, jasa
pedagangan berdasarkan PP No. 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan
Hutan.
c) Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan berfungsi lindung atau non
budidaya sudah diatur dalam PP tentang Kawasan Lindung, yaitu bahwa
kawasan yang memenuhi kriteria sebagai kawasan lindung tidak
diperkenankan.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 29
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pengelolaan yang tumpang tindih antara kawasan lindung dan kawasan


budidaya yang berhimpitan dan akan menimbulkan benturan maka dilakukan
pendekatan melalui Keppres No. 32 Tahun 1990, yaitu:
1) Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan
yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP RI No.51 Tahun 1993 tentang
AMDAL.
2) Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan
yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP RI No. 51/1993 tentang AMDAL
3) Apabila menurut AMDAL kegiatan budidaya menganggu fungsi lindung
harus dicegah perkembangannya dan fungsi sebagai kawasan lindung
dikembalikan secara bertahap (Pasal 37).
4) Apabila di kawasan lindung terdapat indikasi adanya deposit mineral atau
air tanah atau kekayaan alam lainnya yang bila diusahakan dinilai amat
berharga bagi negara, maka kegiatan budidaya di kawasan lindung tersebut
dapat diijinkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5) Pengelolaan kegiatan budidaya di dalam kawasan lindung kawasan yang
bersangkutan. Apabila penambangan bahan galian dilakukan, penambangan
bahan galian tersebut wajib melakukan rehabilitasi daerah bekas
penambangan, sehingga kawasan lindung dapat berfungsi kembali (Pasal 38).

6.4. Program Pembangunan Daerah untuk Pencapaian Visi dan Misi


Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program pembangunan merupakan bentuk instrumen kebijakan berupa


program prioritas yang memuat satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
OPD atau masyarakat. Pelaksanaan program-program pembangunan daerah
bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah sesuai
dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Dalam rangka pencapaian
visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang berpedoman kepada strategi

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 30
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

dan kebijakan umum yang telah ditetapkan sebelumnya, maka disusunlah


program-program pembangunan Kabupaten Berau tahun 2016 2021. Program-
program prioritas pada masing-masing strategi ini disebut sebagai program
pembangunan daerah yang menggambarkan capaian secara langsung terhadap
sasaran RPJMD sesuai dengan masing-masing arah kebijakan pembangunan
Kabupaten Berau.

Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, pemerintah melaksanakan


dua puluh enam (26) urusan wajib dan delapan (8) urusan pilihan yang
diselenggarakan oleh OPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Program-
program prioritas yang diselenggarakan oleh OPD, disamping untuk
mendukung visi dan misi kepala daerah, secara langsung juga dimaksudkan
untuk mencapai visi dan misi Renstra OPD yang antara lain dimaksudkan
sebagai fungsi pelayanan OPD kepada masyarakat. Program-program ini, dalam
perumusannya, dijabarkan langsung dari visi dan misi Renstra OPD dengan
tetap dalam koridor sebagai pendukung atau prasyarat tercapainya visi dan
misi Kepala Daerah. Program-program pembangunan tersebut adalah.

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 31
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 6.4
Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
OPD
VISI: MEWUJUDKAN BERAU SEJAHTERA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA BERKELANJUTAN
Penanggungjawab
Misi/Tujuan/Sasaran Program Prioritas Indikator Program 2017 2018 2019 2020 2021
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Misi I: Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
1 Menyediakan infrastruktur
yang mantap dan
berkualitas
1 Tersedianya 1 Program Kapasitas Produksi 820 1040 1130 1220 1312 DPUPR
infrastruktur dasar yang Pengembangan Air Bersih ('liter 5.509.69 11.515.0 8.150.200.0 8.293.20 8.939.06
mantap dan berkualitas Kinerja Pengelolaan /detik) 5.200 00.000 00 4.000 8.080
(jalan, jembatan dan Air Minum dan Air
irigasi kampung yang Limbah
dilalui kendaraan)
2 Program Penjang jalan yang 10 5 9 8 8,25 DPUPR
Pembangunan Jalan bertambah 14.876.1 14.200.0 9.976.000.0 10.155.5 10.838.6
dan Jembatan 41.900 00.000 00 20.000 30.400
3 Program Peningkatan Frekuensi angkutan 91 110 102 81 82 Dinas Perhubungan
Pelayanan Angkutan umum yang 20.000.0 574.005. 356.323.94 1.363.45 1.370.71
mengakses obyek 00 800 4 0.423 9.431
wisata (Unit)
4 Program Persentase jaringan 0 0 0 0 0 DPUPR
Pengembangan dan irigasi dalam kondisi 2.667.58 1.285.00 1.193.800.0 1.197.67 1.701.62
Pengelolaan Jaringan baik 1.700 0.000 00 6.000 9.520
Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan
Lainnya
2 Meningkatnya 5 Program Pembinaan Persentase 56 60 60 62 64 DPUPR
konektivitas antar dan Pengembangan kampung yang 335.000. 1.202.50 1.137.700.0 1.140.45 1.643.26
wilayah (listrik, Bidang sudah memperoleh 000 0.000 00 4.000 3.080
komunikasi, dan moda Ketenagalistrikan penerangan listrik
transportasi)
6 Program Peningkatan Persentase panjang 2,09 2,67 1,98 0 0 DPUPR
Jalan dan Jembatan jalan yang 18.791.1 9.700.00 6.916.000.0 7.034.32 7.655.00
ditingkatkan 20.000 0.000 00 0.000 6.400

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 32
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

7 Program Jumlah Kampung 0 0 0 0 0 Dinas Komunikasi


Pengembangan yang sudah 90.214.5 188.868. 128.430.24 1.130.99 1.133.61 dan Informasi
Komunikasi, Informasi, terkoneksi Jaringan 00 000 0 8.845 8.822
dan Media Massa Internet
2 Mewujudkan Lingkungan
Hidup yang layak bagi
masyarakat
3 Terjaganya kualitas air 8 Program Pengendalian Indek pencemaran Indek Indek Indek Indek Indek Dinas Lingkungan
sungai Pencemaran dan air (IP) Pencema 296.819. Pencema 526.610. Pencema 1.120.094.8 Pencema 1.122.49 Pence 1.124.94 Hidup dan
Perusakan Lingkungan ran air <5 070 ran air <5 000 ran air <5 00 ran air <5 6.696 maran 6.630 Kebersihan
Hidup air <5
4 Terjaganya Kualitas 9 Program Pembinaan Jumlah pelaku 3 1 2 2 2 Dinas Perkebunan
Udara Perkebunan Ramah usaha yang 57.000.0 30.000.0 20.400.000 20.808.0 21.224.1
Lingkungan menerapkan prinsip 00 00 00 60
ramah lingkungan
5 Menurunnya Tingkat 10 Program pelindungan Luas lahan 8.189 ha 8.189 ha 2 2 2 Dinas Lingkungan
Emisi GRK dan konservasi konservasi 211.016. 380.000. kecamata 1.020.400.0 kecamata 1.020.80 kecam 1.021.22 Hidup dan
sumber daya alam 835 000 n 00 n 8.000 atan 4.160 Kebersihan
6 Meningkatnya kualitas 11 Program Persentase rumah 0,78 0,8 0,81 0,82 0,83 Dinas Perumahan
lingkungan perumahan Pengembangan warga dengan 301.570. 1.300.00 1.204.000.0 1.208.08 1.212.24 dan Permukiman
Perumahan kondisi layak huni 040 0.000 00 0.000 1.600
12 Program Lingkungan Luas wilayah 127 77 36 10 0 Dinas Perumahan
Sehat Perumahan Permukiman kumuh 240.155. 1.645.00 1.438.600.0 1.447.37 1.456.31 dan Permukiman
(Ha) 400 0.000 00 2.000 9.440
7 Meningkatnya 13 Program Pemanfaatan Rasio Tata Guna n.a. n.a. 60 65 70 DPUPR
kepatuhan terhadap Tata Ruang Lahan Di Kabupaten 300.000. 1.000.00 1.000.000.0 1.000.00 1.500.00
tata ruang Berau 000 0.000 00 0.000 0.000
14 Program Pengelolaan luas RTH 0 48.598 49.000 50.000 52.000 Dinas Lingkungan
Ruang Terbuka Hijau 489.073. M² 1.552.39 M² 1.889.060.3 M² 1.906.84 M² 1.924.97 Hidup dan
(RTH) 400 0.374 56 1.563 8.394 Kebersihan
Misi II : Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan, dan perluasan lapangan kerja termasuk
pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata dan kearifan lokal
3 Meningkatkan
Perekonomian Kabupaten
Berau
8 Meningkatnya 15 Program Peningkatan Jumlah produksi Dinas Pertanian dan
pertumbuhan sektor Produksi 30.000 1.230.00 - 183.135. - 124.531.80 - 127.022. - 129.562. Peternakan
pertanian Pertanian/Perkebunan 0.000 000 0 436 885
- Jagung 18500 0 0 0 0 Dinas Pertanian dan
- - - - - Peternakan

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 33
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

- Bawang Merah 300 0 0 0 0 Dinas Pertanian dan


- - - - - Peternakan
- Cabe 250 0 0 0 0 Dinas Pertanian dan
- - - - - Peternakan
Jumlah Produksi 0 96050 0 0 0 Dinas Pertanian dan
Tanaman Pangan - - - - - Peternakan
dan Hortikultura
semakin Meningkat
Luasan Panen Padi 10400 11500 12500 14000 15500 Dinas Pertanian dan
- - - - - Peternakan
Luasan Panen 5000 10000 15000 16500 16700 Dinas Pertanian dan
Jagung - - - - - Peternakan
16 Program Peningkatan Jumlah Peningkatan 400 400 0 0 0 Dinas Pertanian dan
Produksi Peternakan Populasi Ternak 172.000. 75.000.0 51.000.000 52.020.0 53.060.4 Peternakan
Besar 000 00 00 00
Populasi Ternak 2467415 2533581 2604243 2679821 276078 Dinas Pertanian dan
- - - - 1 - Peternakan
17 Program Peningkatan Penambahan 1507540 44.500.0 1714563 120.570. 1855430 81.987.600 1912625 83.627.3 197090 85.299.8 Dinas Perkebunan
Produksi Perkebunan Jumlah Produksi 00 000 52 0 99
18 Program Jumlah kelompok 73 398.633. 1039 672.000. 1038 456.960.00 1039 466.099. 1040 475.421. Dinas Perikanan
Pengembangan dan nelayan yang 300 000 0 200 184
Pembinaan Nelayan didampingi/ dibina
Kecil (kelompok)
19 Program Jumlah Luasan 9106,2 201.217. 9333,85 135.000. 9567,19 91.800.000 9806,36 93.636.0 9051,5 95.508.7 Dinas Perikanan
Pengembangan Perikanan Budidaya 200 000 00 4 20
Budidaya Perikanan (ha)
20 Program Jumlah penyuluh 50 523.082. 55 1.395.00 60 948.600.00 65 967.572. 70 1.986.92 Dinas Pangan
Pemberdayaan pertanian 895 0.000 0 000 3.440
Penyuluh Pertanian / berkualitas (org)
Perkebunan Lapangan
21 Program Persentase Kelomok - - 16 45.000.0 17 30.600.000 18 31.212.0 20 31.836.2 Dinas Perikanan
Pemberdayaan Pemula (%) 00 00 40
Masyarakat perikanan
22 Program Peningkatan Jumlah Hasil 0,5 105.000. 0,6 180.000. 0,6 122.400.00 0,6 124.848. 0,6 1.127.34 Dinas Pangan
Pemasaran Hasil Pertanian yang 000 000 0 000 4.960
Produksi dipasarkan
Pertanian/Perkebunan
9 Meningkatnya daya 23 Program Kontribusi sektor 131.684. 60.000.0 1 40.800.000 41.616.0 42.448.3 Dinas Kebudayaan
saing pariwisata Pengembangan pariwisata dalam 000 00 00 20 dan Pariwisata
Pemasaran Pariwisata PAD

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 34
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

24 Program Jumlah destinasi 23.000.0 30.000.0 1 20.400.000 20.808.0 21.224.1 Dinas Kebudayaan
Pengembangan wisata yang 00 00 00 60 dan Pariwisata
Destinasi Pariwisata dikembangkan
25 Program Jumlah Jalinan 50.288.0 60.000.0 0,9 40.800.000 41.616.0 42.448.3 Dinas Kebudayaan
Pengembangan Kerjasama 00 00 00 20 dan Pariwisata
Kemitraan Pariwisata
1 Meningkatnya nilai 26 Program Peningkatan Nilai Realisasi PMDN 8.362,96 131.265. 8.475,26 203.274. 0 138.226.93 0 140.991. 0 143.811. Dinas Penanaman
0 investasi daerah Iklim Investasi dan dan PMA (Milyar (milyar 300 (milyar 900 2 471 300 Modal dan
Realisasi Investasi Rupiah) rupiah) rupiah) Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
27 Program Peningkatan Jumlah potensi 65.540.0 204.750. 139.230.00 142.014. 144.854. Dinas Penanaman
Promosi dan daerah yang 00 000 0 600 892 Modal dan
Kerjasama Investasi dipromosikan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
4 Meningkatkan pemerataan
Pendapatan masyarakat
1 Meningkatnya sektor Program 0 17.000.0 0 69.000.0 0 46.920.000 0 47.858.4 0 48.815.5 Dinas Koperasi,
1 Koperasi, UMKM, Pengembangan Jumlah Wira Usaha 00 00 00 68 Perindustrian dan
perindustrian dan Kewirausahaan dan yang Memiliki Perdagangan
28
perdagangan Keunggulan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Kompetitif (IKM)
Menengah
29 Program Peningkatan Jumlah Koperasi 40 25.500.0 50 81.223.9 60 55.232.298 70 56.336.9 80 57.463.6 Dinas Koperasi,
Kualitas Kelembagaan yang berkualitas 00 68 44 83 Perindustrian dan
Koperasi Perdagangan

30 Program Jumlah IKM yang di 90 IKM 85.000.0 100 IKM 318.000. 120 IKM 216.240.00 130 IKM 220.564. 140 224.976. Dinas Koperasi,
Pengembangan kembangkan 00 000 0 800 IKM 096 Perindustrian dan
Industri Kecil dan Perdagangan
Menengah

5 Meningkatkan konsumsi
rumah tangga

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 35
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1 Menurunnya tingkat 31 Program Persentase PMKS 0,75 90.950.0 0,8 275.970. 0,8 187.659.60 0,8 191.412. 0,8 195.241. Dinas Sosial
2 kemiskinan Pemberdayaan Fakir skala kab/kota yang 00 000 0 792 048
Miskin, Komunitas memperoleh
Adat Terpencil (KAT) bantuan sosial
dan Penyandang untuk pemenuhan
Masalah kebutuhan dasar
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
32 Program Pelayanan Jumlah Penyandang 0,75 279.900. 0,8 869.250. 0,8 591.090.00 0,8 602.911. 0,8 614.970. Dinas Sosial
dan Rehabilitasi Masalah 000 000 0 800 036
Kesejahteraan sosial Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang
memiliki usaha
mandiri
1 Menurunnya tingkat 33 Program Peningkatan Cakupan 115 149.974. 20 60.000.0 48 40.800.000 64 41.616.0 64 42.448.3 Dinas Tenaga Kerja
3 pengangguran Kualitas dan Peningkatan 000 00 00 20 dan Transmigrasi
Produktivitas Tenaga Kualitas dan
Kerja Produktivitas
Tenaga Kerja
34 Program Peningkatan Cakupan 13 14.576.7 73 84.000.0 115 57.120.000 115 58.262.4 115 59.427.6 Dinas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Peningkatan 00 00 00 48 dan Transmigrasi
Kesempatan Kerja
1 Meningkatnya 35 Program Peningkatan Persentase 30 33.000.0 40 213.000. 45 144.840.00 50 1.147.73 60 150.691. Dinas
4 kemandirian Kapasitas Aparatur kampung yang 00 000 0 6.800 536 Pemberdayaan
masyarakat desa Pemerintah Desa mampu menyusun Masyarakat dan
RPJMDes, RKPDes, Kampung
dan APBDes sesuai
peraturan
36 Program Jumlah kelompok 34 15.000.0 45 30.000.0 60 20.400.000 80 1.020.80 100 21.224.1 Dinas
Pengembangan usaha Ekonomi 00 00 8.000 60 Pemberdayaan
Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat dan
Pedesaan masyarakat Kampung
kampung yang aktif
37 Program Peningkatan Jumlah kampung 65 307.144. 70 323.484. 80 219.969.12 90 1.224.36 100 228.855. Dinas
Partisipasi Masyarakat yang dibina 000 000 0 8.502 872 Pemberdayaan
dalam Membangun Masyarakat dan
Desa Kampung
Misi III : Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing tinggi
6 Meningkatkan kualitas SDM

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 36
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1 Meningkatnya 38 Program Wajib Belajar APM SD/MI/SLB 90% 10.699.2 93% 15.837.3 95% 11.089.411. 98% 11.291.1 100% 11.497.0 Dinas Pendidikan
5 aksesibilitas dan kualitas Pendidikan Dasar 95.075 70.000 600 99.832 23.829
pendidikan Sembilan Tahun
39 Program Pendidikan Persentase peserta 100% 500.000. 100% 1.832.50 100% 1.566.100.0 100% 1.577.42 100% 1.588.97 Dinas Pendidikan
Non Formal pendidikan non 000 0.000 00 2.000 0.440
formal yang
mendapatkan
pelayanan
40 Program Jumlah Kunjungan 32.000 90.520.6 33.500 548.100. 35.000 372.708.00 37.500 380.162. 40.000 387.765. Dinas Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan Pemusta 00 pemusta 000 pemusta 0 pemusta 160 Pemust 403 dan Kearsipan
Budaya Baca dan ka ka ka ka aka
Pembinaan
Perpustakaan
41 Program Manajemen Persentase Sekolah 0 1.037.88 1 2.944.65 1 2.322.367.4 1 2.348.81 1 2.375.79 Dinas Pendidikan
Pelayanan Pendidikan Yang Sudah 8.000 7.960 13 4.761 1.056
Menerapkan
Prinsip-Prinsip
Manajemen
Berbasis Sekolah
(MBS)
42 Pembinaan dan Jumlah atlit pelajar 2 243.224. 4 555.000. 4 377.400.00 4 384.948. 5 392.646. Dinas Pemuda dan
Pemasyarakatan Kabupaten Berau 600 000 0 000 960 Olahraga
Olahraga yang mewakili
Provinsi Kaltim di
ajang nasional
1 Meningkatnya derajat 43 Program Keluarga Cakupan Uneet 18 30.753.0 15 126.570. 13 86.067.600 10 87.788.9 9 89.544.7 Dinas Pengendalian
6 kesehatan masyarakat Berencana Meed (Kebutuhan 00 000 52 31 Penduduk, Keluarga
KB yang Tidak Berencana,
Terpenuhi) Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
44 Program Penguatan Cakupan pembinaan 4.500.00 - 1 - - - Dinas Pengendalian
Kelembagaan PKK ditingkat 0 Penduduk, Keluarga
Pengarusutamaan Kecamatan/Kelurah Berencana,
Gender dan Anak an/Kampung Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
45 Program Upaya Persentase 92 17.332.7 92,5 17.908.1 93 12.497.553. 94 12.727.5 95 12.962.0 Dinas Kesehatan
Kesehatan Masyarakat penduduk yang 39.592 67.640 995 05.075 55.177
memanfaatkan
puskesmas (Utilisasi

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 37
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Puskesmas) (persen)
46 Program Upaya Cakupan Pelayanan 1 706.980. 1 1.799.86 1 1.883.907.9 1 1.901.58 1 1.919.61 RSU Dr. Abdul Rivai
Kesehatan Masyarakat Pasien 400 4.600 28 6.087 7.808
47 Program Perbaikan Prevalensi Balita 7 227.955. 7 1.052.96 6 1.036.016.2 6 1.036.73 6 1.037.47 Dinas Kesehatan
Gizi Masyarakat Kurang Gizi (persen) 000 5.000 00 6.524 1.254
1 Meningkatnya 48 Program Peningkatan indek ketahanan 0,8 380.000. 0,8241 960.009. 0,8241 652.806.12 0,8241 665.862. 0,8241 1.679.17 Dinas Pangan
7 ketahanan pangan Ketahanan Pangan pangan daerah 000 000 0 242 9.487
(Pertanian/ (1,5% per tahun)
Perkebunan)
Misi IV : Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, transparan dan akuntabel
7 Mewujudkan pemerintah
yang bersih, transparan,
profesional dan akuntabel
1 Meningkatnya kualitas 49 Program Peningkatan Persentase auditor 0,84 15.600.0 0,85 45.000.0 0,87 30.600.000 0,88 31.212.0 0,88 31.836.2 Inspektorat
8 penerapan reformasi Profesionalisme yang bersetifikat 00 00 00 40
birokrasi di Kabupaten Tenaga Pemeriksa dan
Berau Aparatur Pengawasan
50 Program Perencanaan Persentase 100 222.458. 100 487.500. 100 331.500.00 100 338.130. 100 344.892. Badan
Pembangunan Daerah konsistensi program 000.000 000 0 000 600 Perencanaan,
RPJMD dan RKPD Penelitian dan
Pengembangan
51 Program Peningkatan Persentase 0,855 468.854. 0,86 992.706. 0,865 675.040.08 0,865 688.540. 0,865 702.311. Inspektorat
Sistem Pengawasan Pemeriksaan 700 000 0 882 699
Internal dan dengan temuan
Pengendalian yang ditindak lanjuti
Pelaksanaan Kebijakan
KDH
1 Meningkatnya kualitas 52 Program Peningkatan Presentase Realisasi 315.429. 90.000.0 100 61.200.000 62.424.0 63.672.4 Sekretariat Daerah
9 akuntabilitas kinerja Sistem Pengawasan Anggaran. 600 00 00 80
pemerintah Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
KDH
53 Program Peningkatan Persentase 80 85 90 95 100 Badan Pengelola
Pengembangan Sistem penyerapan 316.618. 535.500. 364.140.00 371.422. 378.851. Keuangan dan Aset
Pelaporan Capaian anggaran 300 000 0 800 256 Daerah
Kinerja dan Keuangan pendapatan dan
belanja daerah

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 38
Revisi RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

54 Program Peningkatan Nilai Akuntabilitas 40.960.0 1 tahun 90.000.0 A (80,6) 61.200.000 62.424.0 63.672.4 Sekretariat Daerah
dan Pengembangan Kinerja Kabupaten 00 00 00 80
Pengelolaan Keuangan Berau
Daerah
55 Program Pembinaan Rasio Pengelolaan 70 111.731. 75 273.000. 80 185.640.00 85 189.352. 90 193.139. Badan Pengelola
dan Fasilitasi Keuangan SKPD 800 000 0 800 856 Keuangan dan Aset
Pengelolaan Keuangan yang Baik Daerah
Kabupaten/Kota
56 Program Tata Survei Kepuasan - - 0,5 - - - Sekretariat Daerah
Pemerintahan Masyarakat (SKM)
57 Program Peningkatan Nilai Rata-Rata - - 81,5 - - - Sekretariat Daerah
Pelayanan Publik Survei Kepuasan
Masyarakat di
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Berau
58 Program Jumlah sistem 1 Sistem 17.500.0 1 Sistem 105.000. 1 Sistem 71.400.000 0 72.828.0 0 74.284.5 Dinas Pertanahan
Pengembangan Sistem informasi 00 000 00 60
Informasi Pertanahan
59 Program Penataan Presentase 80 162.315. 85 333.000. 90 226.440.00 95 230.968. 100 235.588. Dinas
Administrasi Penduduk Yang 000 000 0 800 176 Kependudukan dan
Kependudukan Memiliki KTP ( Usia Catatan Sipil
Diatas 17 Tahun )
60 Program Peningkatan Persentase tingkat 1 60.234.9 1 105.219. 1 71.548.920 1 72.979.8 1 74.439.4 Satuan Polisi
Keamanan dan penyelesaian 50 000 98 96 Pamong Praja
Kenyamanan pelanggaran K3
Lingkungan (Ketertiban,
Ketentraman dan
Keindahan)
61 Program Peningkatan Jumlah Perda yang 1.832.27 4.223.73 15 perda 2.872.139.2 2.929.58 2.988.17 Sekretariat DPRD
Kapasitas Lembaga ditetapkan 5.500 4.200 56 2.041 3.682
Perwakilan Rakyat
Daerah

305.333. 101.632. 76.253.803 82.438.8 86.647.6


Total Pagu Prioritas (P1)
019.558 895.442 .802 79.878 57.476

Bab VII Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

VI - 39
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN
PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta
seluruh program yang dirumuskan dalam renstra perangkat daerah beserta
indikator kinerja, pagu indikatif target, perangkat daerah penanggung jawab
berdasarkan bidang urusan.

Kerangka pendanaan pembangunan daerah bertujuan untuk menghitung


kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi
penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat
serta prioritas utama, dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang
akan digunakan untuk membiayai program/kegiatan sisa periode 2016-2021
selama 3 (tahun) tahun ke depan (2018-2021) dalam Perubahan Atas Rancana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Berau.

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 7.1.
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021 Kabupaten Berau
Realisasi Penetapan APBD Proyeksi
No. Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
KAPASITAS RIIL 1.045.328.583.101 1.147.485.809.600 1.810.189.321.246 1.103.505.194.000 1.831.499.570.286
PENERIMAAN DAERAH 1.986.427.135.301 2.015.600.000.000 2.749.842.000.000 2.098.811.194.000 2.801.941.690.286
a. Pendapatan Daerah 1.836.427.135.301 1.915.600.000.000 2.649.842.000.000 2.098.811.194.000 2.701.941.690.286

b. Penerimaan 150.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000 - 100.000.000.000


Pembiayaan
PENGELUARAN DAERAH 941.098.552.200 868.114.190.400 939.652.678.754 995.306.000.000 970.442.120.000

a. Belanja Tidak Langsung 933.598.552.200 868.114.190.400 931.777.678.754 975.306.000.000 950.442.120.000

Pengeluaran
b. 7.500.000.000 - 7.875.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000
Pembiayaan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Mengacu pada arsitektur perencanaan pembangunan yang memisahkan


antara aspek strategis dan operasional maka program prioritas dipisahkan pula
menjadi 2 (dua), yaitu: program prioritas untuk perencanaan strategis dan
program prioritas untuk perencanaan operasional. Suatu program prioritas
yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah pada
dasarnya adalah perencanaan operasional. Suatu program prioritas, baik
strategis maupun operasional, kinerjanya merupakan tanggung jawab Kepala
OPD. Namun, bagi program prioritas yang dikategorikan strategik merupakan
tanggung jawab bersama Kepala OPD dengan kepala daerah pada tingkat
kebijakan. Keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan daerah
bermuara pada penentuan program perangkat daerah yang selanjutnya
diterjemahkan oleh OPD ke dalam kegiatan. Perencanaan program perangkat
daerah dalam dokumen RPJMD harus dirumuskan dengan seksama mengingat
pentingnya esensi program perangkat daerah bagi rujukan utama pelaksanaan
perencanaan kegiatan tiap tahun yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).

Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah


jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program tahunan dan program
yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyear). Selain program
pembangunan daerah (program prioritas I), program dan kegiatan ini wajib
mendapatkan prioritas pendanaan karena sifatnya yang berkesinambungan.
Program perangkat daerah yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu
indikatifnya kemudian dijadikan sebagai acuan bagi OPD dalam penyusunan
Rencana Strategis OPD, termasuk penjabaran kegiatan beserta kebutuhan
pendanaannya. Pagu indikatif merupakan rancangan maksimal atas rencana
belanja atau anggaran yang akan dituangkan dalam APBD.

Mengacu pada hubungan klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah


daerah dan organisasi perangkat daerah di atas, maka program perangkat
daerah dalam 5 (lima) tahun disusun berdasarkan program perangkat daerah
beserta pagu indikatif pelaksanaannya. Rencana program perangkat daerah dan
kebutuhan pendanaan RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.2.

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 7.2.
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

PRIOROTAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN

KABUPATEN BERAU TAHUN ANGGARAN 2018


Kode Bidang Indikator Program 2017 2018 2019 2020 2021
Rekening Urusan/OPD/Progr (Outcome)
Target Pagu Indikatif Target Pagu Indikatif Target Pagu Target Pagu Target Pagu
am/Kegiatan
(Rp) (Rp) Indikatif Indikatif Indikatif
(Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13
7
URUSAN WAJIB
Pendidikan - -
21.693.662.7 - 45.132.927.4 34.210.390.6 34.674.598.4 - 35.148.090.
10 76 84 97 467
1.01 Dinas Pendidikan - -
- 21.693.662.7 - 45.132.927.4 34.210.390.6 34.674.598.4 - 35.148.090.
10 76 84 97 467
1.01.01 Program Pelayanan Persentase Pemenuhan 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi Sarana Dan Prasarana 5.349.830.40 14.773.958.6 10.366.291.8 10.553.617.7 10.744.690.
Perkantoran Dengan Kondisi Yang 0 50 82 20 074
Baik Pada Unit Kerja
Internal
1.01.02 Program Persentase Pemenuhan 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Sarana Sarana Dan Prasarana 545.961.800 1.007.500.00 1.005.100.00 1.005.202.00 1.005.306.0
dan Prasarana Dengan Kondisi Yang 0 0 0 40
Aparatur Baik Pada Unit Kerja
Internal
1.01.03 Program Persentase Rata-rata - 100% 100% 100% 100%
peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan 500.000.000 1.734.047.40 1.499.152.23 1.509.135.28 1.519.317.9
aparatur kedisiplinan berpakaian 7 7 1 87
dinas
1.01.05 Program Persentase aparatur 100% 100% 100% 100% 100%
peningkatan yang memenuhi standar 500.000.000 1.081.235.50 1.055.240.14 1.056.344.94 1.057.471.8
kapasitas 0 0 3 42
sumberdaya
aparatur
1.01.06 Program Jumlah Data Dan 5Doku 5Dokumen 5Dokumen
Peningkatan Informasi Yang Terlayani men 515.750.000 5Doku 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 5Doku 1.000.000.0
Pengembangan Dengan Baik men 0 0 0 men 00
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Keuangan

1.01.15 Program Pendidikan APK PAUD 77% 80% 85% 90% 97%
Anak Usia Dini 546.928.605 1.015.000.00 1.010.200.00 1.010.404.00 1.010.612.0
0 0 0 80
1.01.16 Program Wajib APM SD/MI/SLB 90% 93% 95% 98% 100%
Belajar Pendidikan 10.699.295.0 15.837.370.0 11.089.411.6 11.291.199.8 11.497.023.
Dasar Sembilan 75 00 00 32 829
Tahun
1.01.17 Program Pendidikan APM SMA/SMK/MA 0,62 0,62 0,65 0,68 0,7
Menengah 682.143.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
0 0 0 00
1.01.18 Program Pendidikan Persentase peserta 100% 100% 100% 100% 100%
Non Formal pendidikan non formal 500.000.000 1.832.500.00 1.566.100.00 1.577.422.00 1.588.970.4
yang mendapatkan 0 0 0 40
pelayanan
1.01.20 Program Jumlah Pendidik Dan 1179 1297 1427 1557 1727
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan 815.865.830 2.906.657.95 2.296.527.41 2.322.457.96 2.348.907.1
Pendidik Dan Yang memiliki 9 2 0 20
Tenaga Kompetensi Sesuai
Kependidikan Bidangnya
1.01.22 Program Persentase Sekolah Yang 0 1 1 1 1
Manajemen Sudah Menerapkan 1.037.888.00 2.944.657.96 2.322.367.41 2.348.814.76 2.375.791.0
Pelayanan Prinsip-Prinsip 0 0 3 1 56
Pendidikan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS)
1.02 Kesehatan
34.221.130.6 83.630.165.9 74.728.512.8 75.383.083.0 76.050.744.
72 35 36 93 754
1 Dinas Kesehatan
29.193.175.3 56.968.576.1 48.018.631.7 48.399.004.4 48.786.984.
72 60 89 25 513
1020101 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100 100 100 100 100
Administrasi internal yang terlayani 749.317.400 2.361.491.50 1.925.814.22 1.944.330.50 1.963.217.1
Perkantoran dengan baik (persen) 0 0 4 14

1020102 Program Persentase pemenuhan 70 80 90 95 97


Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 221.614.500 1.223.500.00 1.151.980.00 1.155.019.60 1.158.119.9
dan Prasarana dengan kondisi baik 0 0 0 92
Aparatur pada Unit Kerja internal
(persen)

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

102010303 Program Persentase Rata-rata 100 100 100 100 100


Peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan 200.000.000 1.090.000.00 1.061.200.00 1.062.424.00 1.063.672.4
aparatur kedisiplinan berpakaian 0 0 0 80
dinas (persen)
1010205 Program Persentase aparatur 30 40 50 60 70
Peningkatan yang memenuhi standar 306.356.200 1.120.000.00 1.081.600.00 1.083.232.00 1.084.896.6
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi 0 0 0 40
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
(persen)
1020106 Program Nilai LKjIP 80 80 80 82 85
peningkatan 200.500.000 1.001.500.00 1.001.020.00 1.001.040.40 1.001.061.2
pengembangan 0 0 0 08
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
1020115 Program Obat dan Persentase puskesmas 30 40 50 60 65
Perbekalan yang melaksanakan 425.062.500 1.697.432.08 1.474.253.81 1.483.738.89 1.493.413.6
Kesehatan pelayanan kefarmasian 0 4 1 69
sesuai standar (persen)
1020116 Program Upaya Persentase penduduk 92 92,5 93 94 95
Kesehatan yang memanfaatkan 17.332.739.5 17.908.167.6 12.497.553.9 12.727.505.0 12.962.055.
Masyarakat puskesmas (Utilisasi 92 40 95 75 177
Puskesmas) (persen)
Persentase Pelayanan 100 100 100 100 100
Dasar Peserta Jaminan 200.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pemeliharaan Kesehatan 0 0 0 00
(persen)
Persentase Pelayanan 35 30 25 20 15
Rujukan Peserta Jaminan 200.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pemeliharaan Kesehatan 0 0 0 00
(persen)
1020117 Program Persentase tempat 75 80 85 90 95
Pengawasan usaha yang memenuhi 276.786.300 1.070.339.20 1.047.830.65 1.048.787.26 1.049.763.0
Makanan dan standar kesehatan 0 6 9 15
Bahan berbahaya (persen)
1020119 Program Promosi Cakupan Desa Siaga Aktif 10 55 60 65 70
Kesehatan dan (Purnama dan mandiri) 270.635.800 1.001.500.00 1.001.020.00 1.001.040.40 1.001.061.2
Pemberdayaan (persen) 0 0 0 08
Masyarakat
1020120 Program Perbaikan Prevalensi Balita Kurang 7 7 6 6 6
Gizi Masyarakat Gizi (persen) 227.955.000 1.052.965.00 1.036.016.20 1.036.736.52 1.037.471.2
0 0 4 54

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1020121 Program Persentase 45 50 59 64 70


Pengembangan kampung/kelurahan 200.000.000 1.270.000.00 1.183.600.00 1.187.272.00 1.191.017.4
Lingkungan Sehat yang melaksanakan 0 0 0 40
sanitasi total berbasis
masyarakat (persen)
1020122 Program Persentase penderita 100 100 100 100 100
Pencegahan dan Tuberkulosis Paru 330.848.200 1.225.018.60 1.153.012.64 1.156.072.90 1.159.194.3
Penanggulangan Mendapatkan Pelayanan 0 8 1 59
Penyakit Menular Tuberkulosis Paru Sesuai
Standar (persen)
1020123 Program Persentase Fasilitas 80 85 90 92 100
Standarisasi Pelayanan Kesehatan 402.565.000 1.540.000.00 1.367.200.00 1.374.544.00 1.382.034.8
Pelayanan yang terakreditasi 0 0 0 80
Kesehatan (persen)
1020124 Program pelayanan Persentase masyarakat 100 100 100 100 100
kesehatan miskin yang 367.654.200 1.502.953.60 1.342.008.44 1.348.848.61 1.355.825.5
penduduk miskin mendapatkan pelayanan 0 8 7 89
kesehatan (persen)
1020125 Program Persentase ketersediaan 85 90 95 100 100
pengadaan, sarana dan prasarana 3.439.171.30 3.436.600.00 2.656.888.00 2.690.025.76 2.723.826.2
peningkatan dan Puskesmas dan 0 0 0 0 75
perbaikan sarana jaringannya sesuai
dan prasarana standar (persen)
puskesmas/
puskemas
pembantu dan
jaringannya
1020126 Program Persentase RS yang 60 70 75 80 85
pengadaan, sesuai standar (persen) 914.282.900 2.275.000.00 1.867.000.00 1.884.340.00 1.902.026.8
peningkatan sarana 0 0 0 00
dan prasarana
rumah sakit/ rumah
sakit jiwa/ rumah
sakit paru-paru/
rumah sakit mata
1020127 Program Persentase desa yang 70,91 81,82 90,91 100 100
Peningkatan melaksanakan posbindu 200.000.000 1.157.530.90 1.107.121.01 1.109.263.43 1.111.448.7
Pelayanan Penyakit (persen) 0 2 2 01
Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa
1020129 Program Persentase kematian - -
peningkatan balita (persen) - 200.000.000 - 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 - 1.000.000.0
pelayanan 0 0 0 00
kesehatan anak
balita

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1020130 Program Persentase lansia yang 100 100 100 100 100
peningkatan mendapatkan screening 200.000.000 1.030.000.00 1.020.400.00 1.020.808.00 1.021.224.1
pelayanan kesehatan sesuai standar 0 0 0 60
kesehatan lansia (persen)
1020132 Program Jumlah Kematian Ibu 10 9 8 7 6
peningkatan Melahirkan (kasus) 468.103.900 2.165.248.90 1.792.369.25 1.808.216.63 1.824.380.9
keselamatan ibu 0 2 7 70
melahirkan dan
anak
Angka kematian Bayi 21 200.000.000 19 1.000.000.00 17 1.000.000.00 16 1.000.000.00 15 1.000.000.0
(kasus) 0 0 0 00
Angka kematian Balita 19 200.000.000 18 1.000.000.00 17 1.000.000.00 16 1.000.000.00 15 1.000.000.0
(kasus) 0 0 0 00
1020134 Program Persentase ketersediaan 75 80 85 90 90
Penyusunan, dokumen perencanaan 200.000.000 1.090.000.00 1.061.200.00 1.062.424.00 1.063.672.4
Pengkajian dan dan penganggaran 0 0 0 80
Pengembangan pembangunan
Data dan Informasi kesehatan (persen)
Kesehatan
1020136 Program Pelayanan Persentase peserta JKN 85 87 90 95 98
Kesehatan yang mendapatkan 659.582.580 2.389.328.74 1.944.743.54 1.963.638.41 1.982.911.1
bersumber Dana pelayanan kesehatan 0 3 4 82
Kapitasi Jaminan (persen)
Kesehatan Nasional
(JKN) Fasilitas
Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP)
1020137 Program Persentase sarana dan 85 90
pengadaan, prasarana 200.000.000 1.240.000.00 1.163.200.00 1.166.464.00 1.169.793.2
peningkatan sarana klinik/IFK/Jamkesda/ 0 0 0 80
dan prasarana Labkesda yang
Klinik/IFK/Jamkesda memenuhi standar
/Labkesda (persen)
1020138 Program Persentase tempat kerja 35 40 50 60 70
Peningkatan yang melaksanakan 200.000.000 1.120.000.00 1.081.600.00 1.083.232.00 1.084.896.6
Kesehatan Kerja upaya kesehatan kerja 0 0 0 40
dan Olahraga
1020139 Program Presentase capaian 35 40 50 60 100
Peningkatan dan pengelolaan Aset / 200.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pengembangan Barang Milik Daerah 0 0 0 00
Pengelolaan yang transpsran dan
Keuangan Daerah akuntable (persen)
2 RSU Dr. Abdul Rivai 5.027.955.30 26.661.589.7 26.709.881.0 26.984.078.6 27.263.760.
0 75 47 68 241

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

020201 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi Internal yang terlayani 430.470.700 1.059.228.80 1.380.275.58 1.387.881.09 1.395.638.7
Perkantoran dengan baik 0 4 6 18
020202 Program Jumlah Sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Sarana Prasarana yang terpenhi 200.000.000 500.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
dan Prasarana 0 0 00
Aparatur
020203 Program Persentase Pegawai yang 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan mematuhi peraturan 200.000.000 500.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Disiplin Aparatur tentang pakaian 0 0 00
020205 Program Persentase aparatur 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan yang memenuhi standar 245.500.000 530.000.000 1.020.400.00 1.020.808.00 1.021.224.1
Kapasitas kompetensi/kualifikasi 0 0 60
Sumberdaya pada Unit Kerjanya
Aparatur
020206 Program Nilai Lakip 65 skor
Peningkatan 200.500.000 501.500.000 1.001.020.00 1.001.040.40 1.001.061.2
Pengembangan 0 0 08
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
020216 Program Upaya Cakupan Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100%
Kesehatan Pasien 706.980.400 1.799.864.60 1.883.907.92 1.901.586.08 1.919.617.8
masyarakat 0 8 7 08
020219 Program Promosi Persentase Unit 17 ok 16 ok 16 ok
Kesehatan dan Pelayanan yang 200.000.000 500.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pemberdayaan dipromosikan 0 0 00
masyarakat
020223 Program Akreditasi Rumah Sakit 100% 100% 100% 100% 100%
Standarisasi 207.500.000 507.500.000 1.005.100.00 1.005.202.00 1.005.306.0
Pelayanan 0 0 40
Kesehatan
020226 Program Pengadaan Persentase sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Sarana prasarana Rumah Sakit 1.607.312.50 545.000.000 1.030.600.00 1.031.212.00 1.031.836.2
dan Prasarana RS / dengan kondisi baik dan 0 0 0 40
RS Jiwa / RS Paru memenuhi standar
Paru / RS Mata
020227 Program Persentase sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
Pemeliharaan prasarana Rumah Sakit 389.531.500 699.575.000 1.135.711.00 1.138.425.22 1.141.193.7
Sarana & Prasarana dengan kondisi baik dan 0 0 24
RS/RS Jiwa/RS Paru- memenuhi standar
paru/RS Mata.
020228 Program Kemitraan Peningkatan pasien 15% 15% 15% 15% 15%
Peningkatan rawat jalan dan rawat 238.610.200 500.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pelayanan inap 0 0 00

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kesehatan

020233 Program Dokumen Perencanaan 100% 100% 100% 100%


Perencanaan Sesuai ketentuan 201.550.000 500.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Program 0 0 00
Pembiayaan
Kesehatan
020234 Peningkatan Peningkatan Pelayanan 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan Kesehatan RSUD BLUD 200.000.000 18.518.921.3 13.252.866.5 13.497.923.8 13.747.882.
Kesehatan RSUD 75 35 66 343
BLUD
1 . 03 Pekerjaan Umum & - -
Penataan Ruang 67.676.897.0 - 116.469.904. 89.759.535.2 90.894.725.9 - 108.552.620
00 800 64 69 .489
1 . 03 . 1 . 1 Dinas Pekerjaan 67.676.897.0 116.469.904. 89.759.535.2 90.894.725.9 108.552.620
Umum & Penataan 00 800 64 69 .489
Ruang
1.03.27. Program Kapasitas Produksi Air 820 1.040 1.130 1.220 1.312
Pengembangan Bersih ('liter /detik) 5.509.695.20 11.515.000.0 8.150.200.00 8.293.204.00 8.939.068.0
Kinerja Pengelolaan 0 00 0 0 80
Air Minum dan Air Jumlah Fasilitas 8 47 84 47 47
Limbah Pengolahan Air Limbah 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
(Buah) 0 0 0 00
1.03.44. Program Pengadaan Pengembangan, 1 1 1 1 1
Bangunan Pengelolaan, dan 4.531.691.60 13.695.074.8 9.632.650.86 9.805.303.88 10.481.409.
Konservasi Tanah Konservasi Sungai, 0 00 4 1 959
dan Air Danau dan Sumber Daya
Air Lainnya
1.03.45. Program Persentase sarana air 34,88 27,91 20,93
Pemeliharaan bersih pedesaan yang 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
Sarana Air Bersih tidak beroperasi dengan 0 0 0 00
Pedesaan baik
1.03.40. Program Persentase kampung 56 60 60 62 64
Pembinaan, yang sudah memperoleh 335.000.000 1.202.500.00 1.137.700.00 1.140.454.00 1.643.263.0
Pengembangan dan penerangan listrik 0 0 0 80
Pemeliharaan
Ketenagalistrikan
1.03.07. Program Persentase panjang jalan 2,09 2,67 1,98
Peningkatan Jalan & yang ditingkatkan 18.791.120.0 9.700.000.00 6.916.000.00 7.034.320.00 7.655.006.4
Jembatan 00 0 0 0 00
1.03.15. Program Penjang jalan yang 10 5 9 8 8,25
pembangunan jalan bertambah 14.876.141.9 14.200.000.0 9.976.000.00 10.155.520.0 10.838.630.
dan jembatan 00 00 0 00 400

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Panjang Jalan 10,5 10 14,12 10 10


Lingkungan Pemukiman 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
yang bertambah 0 0 0 00
1.03.16. Program Persentase 65 68,5 71 76,5 80
pembangunan drainase/gorong-gorong 4.522.000.00 5.785.000.00 4.253.800.00 4.318.876.00 4.885.253.5
saluran drainase/ dalam kondisi baik 0 0 0 0 20
gorong-gorong
1.03.17. Program Persentase 44,65 47,15 49,65 52,15 54,65
pembangunan pembangunan turap di 591.697.100 1.435.000.00 1.295.800.00 1.301.716.00 1.807.750.3
turap/ talud/ wilayah jalan 0 0 0 20
bronjong penghubung dan aliran
sungai rawan longsor
1.03.18. Program Persentase panjang jalan 99,64 99,69
Rehabilitasi / yang dipelihara 853.007.800 1.660.000.00 1.448.800.00 1.457.776.00 1.966.931.5
Pemeliharaan Jalan 0 0 0 20
dan Jembatan
1.03.22. Program Cakupan jalan 100 100 100 100 100
pembangunan kabupaten yang 350.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
sistem terpantau 0 0 0 00
informasi/data base
jalan dan jembatan
1.03.23. Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan 70 70 75 90 100
dan Prasarana sarana dan prasarana 1.300.000.00 1.060.000.00 1.040.800.00 1.041.616.00 1.542.448.3
Kebinamargaan kebinamargaan 0 0 0 0 20
1.03.30. Program Persentase Panjang jalan
pembangunan desa / kampung yang 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
infrastruktur berkondisi baik/layak 0 0 0 00
perdesaan (persen)
1.03.34. Peningkatan Jalan Persentase panjang jalan 2,09 2,67 1,98 0,73 0,73
dan Penggantian yang ditingkatkan 3.100.000.00 25.525.750.0 17.677.510.0 18.011.060.2 18.851.281.
Jembatan 0 00 00 00 404
1.03.47 Program Preservasi Persentase preservasi 1,86 1,46 1,45
Jalan & Jembatan jalan 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
0 0 0 00
Persentase preservasi 10,26 9,52 10
jembatan 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
0 0 0 00
1.03.24. Program Persentase jaringan
Pengembangan dan irigasi dalam kondisi baik 2.667.581.70 1.285.000.00 1.193.800.00 1.197.676.00 1.701.629.5
Pengelolaan 0 0 0 0 20
Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.03.33. Program Persentase luas wilayah


Peningkatan permukiman kumuh 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
Partisipasi 0 0 0 00
Masyrakat Dalam
Membangun Kota
1.03.35. Program Luasan RTH publik di n.a. 10 10 10 30
Perencanaan Tata wilayah kota/kawasan 315.000.000 1.270.000.00 1.183.600.00 1.187.272.00 1.691.017.4
Ruang perkotaan 0 0 0 40
1.03.36 Program Rasio Tata Guna Lahan n.a. n.a. 60 65 70
Pemanfaatan Di Kabupaten Berau 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
TataRuang 0 0 0 00
1.03.37. Program Pemahaman Masyarakat n.a. 60 60 65 70
Pengendalian Tentang Rencana 310.000.000 1.060.000.00 1.040.800.00 1.041.616.00 1.542.448.3
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang 0 0 0 20
1.03.38. Program Jumlah sistem 1 0 2 4 4
pembangunan/ informasi/data base 375.044.200 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
pengembangan bidang pekerjaan umum 0 0 0 00
sistem dan penataan ruang
informasi/data base
1.03.39. Program Persentase partisipasi
Peningkatan masyarakat dalam 450.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
Partisipasi membangun desa 0 0 0 00
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
1.03.41. Program Jumlah peraturan 0 0 2 4 1
Pengembangan perundang-undangan 307.500.000 1.030.000.00 1.020.400.00 1.020.808.00 1.521.224.1
Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum 0 0 0 60
Perundang-undang yang ditetapkan
Bidang Pekerjaan
Umum dan
Penataan Ruang
1.03.42. Program Cakupan objek wisata
peningkatan sarana yang dibangun sarana 300.000.000 3.250.000.00 2.530.000.00 2.560.600.00 3.091.812.0
dan prasarana dan prasarana 0 0 0 00
pariwisata
1.03.43. Program Cakupan pelaksanaan 0 11,11 100 100 100
Pembinaan Jasa pembinaan jasa 300.000.000 1.130.050.00 1.088.434.00 1.090.202.68 1.592.006.7
konstruksi konstruksi 0 0 0 34
1.03.46. Program Jumlah sarana dan 0 0 10 5 5
Pembangunan, prasarana bangunan 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
Peningkatan Sarana gedung umum yang 0 0 0 00
dan Prasarana dibangun dan
Bangunan Gedung ditingkatkan
Umum

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.03.01. Program Persentase Unit Kerja 100 100 100 100 100
Pelayanaan internal yang terlayani 647.933.200 1.975.030.00 1.663.020.40 1.676.280.80 2.189.806.4
Administrasi dengan baik 0 0 8 24
Perkantoran
1.03.02. Program Persentase gedung 59,68 61,29 62,9 67,74 72,58
peningkatan Sarana kantor yang sesuai 3.331.484.30 3.826.000.00 2.921.680.00 2.960.113.60 3.499.315.8
Prasarana Aparatur standar 0 0 0 0 72
1.03.03. Program Persentase Rata-rata 100 100 100 100 100
peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan 300.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.500.000.0
aparatur kedisiplinan berpakaian 0 0 0 00
dinas
1.03.05. Program Persentase aparatur 65 70 73 77 80
peningkatan yang memenuhi standar 324.500.000 1.015.000.00 1.010.200.00 1.010.404.00 1.510.612.0
kapasitas sumber kompetensi/kualifikasi 0 0 0 80
daya aparatur pada Unit Kerjanya
1.03.06. Program Nilai LKjIP 70 70 70 70 70
peningkatan 587.500.000 1.850.500.00 1.578.340.00 1.589.906.80 2.101.704.9
pengembangan 0 0 0 36
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
1 . 04 Perumahan Rakyat - -
& Kawasan 2.120.859.14 - 15.472.760.0 15.001.476.8 15.021.506.3 - 15.041.936.
Permukiman 0 00 00 36 463
1 . 04 . 1 Dinas Perumahan 2.120.859.14 15.472.760.0 15.001.476.8 15.021.506.3 15.041.936.
dan Permukiman 0 00 00 36 463
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi Internal yang terlayani 252.470.000 1.511.260.00 1.347.656.80 1.354.609.93 1.361.702.1
Perkantoran dengan baik 0 0 6 35
Program Persentase pemenuhan 63% 64% 65% 66% 67%
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 101.716.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
dan Prasarana dengan kondisi baik 0 0 0 00
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program Persentase aparatur 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan yang memenuhi standar 107.500.000 1.015.000.00 1.010.200.00 1.010.404.00 1.010.612.0
Kapasitas Sumber kompetensi/ kualifikasi 0 0 0 80
Daya Aparatur pada unit kerjanya
Program Persentase Rata-rata- 92% 94% 96% 98% 100%
Peningkatan tingkat kehadiran dan 100.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Disiplin Aparatur kedisiplinan berpakaian 0 0 0 00
dinas
Program Nilai LKj-IP 69,6 69,8 70 71 72
Peningkatan 100.500.000 1.001.500.00 1.001.020.00 1.001.040.40 1.001.061.2
Pengembangan 0 0 0 08
Sistem Pelaporan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Capaian Kinerja dan


Keuangan

Program Persentase rumah warga 78% 80,0% 81% 82,0% 83%


Pengembangan dengan kondisi layak 301.570.040 1.300.000.00 1.204.000.00 1.208.080.00 1.212.241.6
Perumahan huni 0 0 0 00
Program Luas wilayah 127 77 36 10 0
Lingkungan Sehat Permukiman kumuh (Ha) 240.155.400 1.645.000.00 1.438.600.00 1.447.372.00 1.456.319.4
Perumahan 0 0 0 40
Program Persentase rumah 78,0% 80,0% 81,0% 82,0% 83,0%
Perencanaan tangga bersanitasi layak 100.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pengembangan 0 0 0 00
Kota-kota
menengah dan
besar
Program Bantuan Persentase unit rumah 40,0% 40,0% 40,0% 40,0% 40,0%
Stimulan tidak layak huni yang 279.447.700 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Perumahan dibantu secara swadaya 0 0 0 00
Swadaya
Program Jumlah Komunitas 5 6 7 8 9
Pemberdayaan Perumahan yang aktif 107.500.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Komunitas 0 0 0 00
Perumahan
Program Jumlah rancangan 1 0 3 1 RANPERDA, 1
Pengembangan Peraturan Daerah dan RANPE 130.000.000 1.000.000.00 RANPERBU 1.000.000.00 1 RANPERBUP 1.000.000.00 RANPE 1.000.000.0
Kebijakan Undang- Peraturan Bupati yang RDA, 1 0 P 0 0 RBUP 00
Undang Perumahan mengatur Perumahan RANPE
dan Kawasan dan Kawasan RBUP 100.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pemukiman Permukiman 0 0 0 00
Program Luas RTH
Perencanaan Tata 100.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Ruang 0 0 0 00
Program Persentase Pemanfaatan
Pengendalian ruang yang sesuai RTRW 100.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.00 1.000.000.0
Pemanfaatan Ruang 0 0 0 00
1.05 Ketentraman,
Ketertiban Umum, 2.990.580.30 - 3.831.441.90 2.605.380.49 2.657.488.10 2.710.637.8
dan Perlindungan 0 0 2 2 64
Masyarakat
Satuan Polisi 08,97 08,97
Pamong Praja 645.355.800 1.276.576.50 868.072.020 885.433.460 903.142.130
0
1.05.1.05.0 Program pelayanan Persentase Pemenuhan 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.01 administrasi Layanan Administrasi 149.452.500 281.857.500 191.663.100 195.496.362 199.406.289

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Perkantoran Perkantoran

1.05.1.05.0 Program Persentase sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.02 peningkatan sarana prasana aparatur dalam 48.610.400 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
dan prasarana kondisi baik
Aparatur
1.05.1.05.0 Program Persentase pemenuhan 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.03 peningkatan disiplin pakaian dinas aparatur 21.000.000 81.000.000 55.080.000 56.181.600 57.305.232
aparatur dalam meningkatkan
displin aparatur satpolpp
1.05.1.05.0 Program Persentase pengelolaan N/A 100% 100% 100% 100%
3.01.05 peningkatan kepegawaian yang - 36.000.000 24.480.000 24.969.600 25.468.992
kapasitas sumber dilaksanakan tepat
daya aparatur waktu
1.05.1.05.0 Program Persentase laporan 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.06 Peningkatan capaian kinerja dan 5.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan keuangan dilaksanakan
sistem pelaporan tepat waktu
capaian kinerja dan
keuangan
1.05.1.05.0 Program Persentase tingkat 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.15 Peningkatan penyelesaian 60.234.950 105.219.000 71.548.920 72.979.898 74.439.496
Keamanan dan pelanggaran K3
Kenyamanan (Ketertiban,
Lingkungan Ketentraman dan
Keindahan)
1.05.1.05.0 Program Cakupan patroli siaga 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.16 Pemeliharaan ketertiban umum dan 350.373.150 657.000.000 446.760.000 455.695.200 464.809.104
Kamtramtibmas ketentraman masyarakat
dan Pencegahan
Tindak Kriminal
1.05.1.05.0 Program Anggota Satpolpp yang 100% 100% 100% 100% 100%
3.01.17 Peningkatan mengikuti Diklatsar 10.684.800 90.000.000 61.200.000 62.424.000 63.672.480
Pengembangan
Kapasitas
1.05.1.05.0 Program Kemitraan Koordinasi dan N/A 100% 100% 100% 100%
3.01.18 Pengembangan Kemitraan dengan LAN - 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
Wawasan
Kebangsaan
19 Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik 415.737.500 687.747.000 467.667.960 477.021.319 486.561.746
Program pelayanan Persentase unit kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 130.877.500 257.247.000 174.927.960 178.426.519 181.995.050
Perkantoran dengan baik

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Persentase pemenuhan 0,8


Peningkatan sarana sarana dan prasarana 23.000.000 - - - -
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur. pada unit kerja internal
Program Persentase aparatur 0,87
Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompentensi/ kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerjanya
Program Nilai LKjIP 65
peningkatan 8.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
Program
Peningkatan - - - - -
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
Program Persentase Cakupan 0,865
Pengembangan Pembinaan 35.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
wawasan Pelajar,Mahasiswa
Kebangsaan ormas dan OKP
Program Kemitraan Persentase organisasi 0,85
Pengembangan yang sudah melakukan - - - - -
wawasan kemitraan dalam
kebangsaan mengembangkan
wawasan kebangsaan
Program Persentase Kasus Pekat 0,87
Peningkatan yang ditangani 140.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Pemberantasan
Penyakit
Masyarakat (PEKAT)
Program Pendidikan Persentase Indeks 0,75
Politik Masyarakat Demokras dan 78.860.000 354.000.000 240.720.000 245.534.400 250.445.088
persentase peserta
pemilu yang
memperoleh pembinaan
Program Ketahanan Persentase Dampak 0,85
Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi - - - - -
dimasyarakat yang
dipantau
Sekretariat Daerah 0
- - - - -

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Kemitraan Meningkat nya nilai-nilai


Pengembangan keagamaan pada - - - - -
Wawasan masyarakat
Kebangsaan
19 Badan
Penanggulangan 1.929.487.00 1.867.118.40 1.269.640.51 1.295.033.32 1.320.933.9
Bencana Daerah 0 0 2 2 89
1.05.02.01 Program Pelayanan Prosentase unit kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi internal yg terlayani 236.903.000 433.170.000 294.555.600 300.446.712 306.455.646
Perkantoran dengan baik
1.05.02.02 Program Prosentase Pemenuhan 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 5.000.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada unit kerja internal
1.05.02.03 Program Prosentase Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan tingkat kehadiran dan 15.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Disiplin Aparatur kedisiplinan berpakaian
dinas
1.05.02.05 Program Prosentase aparatur 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan yang memenuhi standar 15.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Kapasitas Sumber kopentesnsi/kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerja
1.05.02.06 Program Nilai Lakip 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan 7.500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
1.05.02.18 Program Perbaikan Prosentase perbaikan
Perumahan Akibat rumah akibat bencana - 33.353.400 22.680.312 23.133.918 23.596.597
Bencana Alam / alam/sosial /kebakaran
Sosial / Kebakaran
1.05.02.19 Program Tingkat waktu tanggap
Peningkatan (respon time rate) 1.248.380.00 237.000.000 161.160.000 164.383.200 167.670.864
Kesiagaan dan daerah layananan 0
Pencegahan Bahaya wilayah manajemen
Kebakaran kebakaran
1.05.02.22 Program Prosestase Kampung
Pencegahan Dini siap siaga bencana 311.204.000 1.027.095.00 698.424.600 712.393.092 726.640.954
dan 0
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.05.02.23 Program
Penyusunan 90.500.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Standar Teknis
Penanggulangan
Bencana
1.06 Sosial
600.783.000 1.695.907.50 1.153.217.10 1.176.281.44 1.199.807.0
0 0 2 71
13 Dinas Sosial
600.783.000 1.695.907.50 1.153.217.10 1.176.281.44 1.199.807.0
0 0 2 71
1.06.01.01 Program Pelayanan Persentase (%) unit kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi internal terlayani 65.758.000 207.187.500 140.887.500 143.705.250 146.579.355
Perkantoran administrasi
1.06.01 Program Persentas sarana dan 0% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan Sarana prasarana dengan 17.500.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
dan Prasarana kondisi baik pada unit
Aparatur kerja
1.06.01 Program Persentase (%) ASN yang 0% 0% 100% 100% 100%
Peningkatan mengikuti pendidikan - - - - -
Kapasitas Sumber dan pelatihan sesuai
Daya Aparatur standar
1.06.01.06 Program Nilai Lakip SKPD >70 - >70 - >80 - 90 >80 - 90 >90 -
Peningkatan 80 500.000 80 1.500.000 1.020.000 1.040.400 100 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial - - - - -
(PMKS) yang mampu
mandiri
1.06.0115 Program Persentase PMKS skala 75% 80% 80% 80% 80%
Pemberdayaan kab/kota yang 90.950.000 275.970.000 187.659.600 191.412.792 195.241.048
Fakir Miskin, memperoleh bantuan
Komunitas Adat sosial untuk pemenuhan
Terpencil (KAT) dan kebutuhan dasar
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
lainnya
1.06.01 Program Persentase anak 0% 0% 0% 0% 0%
pembinaan anak terlantar yang dibina - - - - -
terlantar

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.06.0120 Program Persentase eks 75% 80% 80% 80% 80%


pembinaan eks penyandang penyakit 47.500.000 78.000.000 53.040.000 54.100.800 55.182.816
penyandang sosial (eks Narapidana,
penyakit sosial (eks PSK, Narkoba dan
narapidana, PSK, Penyakit Sosial Lainnya)
narkoba dan yang dibina
penyakit Sosial
lainnya
1.06.0116 Program Pelayanan Jumlah Penyandang 75% 80% 80% 80% 80%
dan Rehabilitasi Masalah Kesejahteraan 279.900.000 869.250.000 591.090.000 602.911.800 614.970.036
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
sosial memiliki usaha mandiri
.01.06.011 Program Persentase penyandang 75% 0% 0% 0% 0%
8 pembinaan para cacat dan trauma yang 14.800.000 14.400.000 9.792.000 9.987.840 10.187.597
penyandang cacat dibina
dan trauma
1.06.0121 Program Persentase Potensi 100% 100% 100% 100% 100%
Pemberdayaan Sumber Kesejahteraan 83.875.000 204.600.000 139.128.000 141.910.560 144.748.771
Kelembagaan Sosial (PSKS) yang aktif
Kesejahteraan
Sosial
1.07 Tenaga Kerja
358.074.600 494.553.000 336.296.040 343.021.961 349.882.400
14 Dinas Tenaga Kerja 358.074.600
dan Transmigrasi 494.553.000 336.296.040 343.021.961 349.882.400
1 Program Pelayanan 399 1.361 510 549 549
Administrasi 95.164.800 283.053.000 192.476.040 196.325.561 200.252.072
Perkantoran
2 Program Persentase Pemenuhan 2 2 2 2 2
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 2.500.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
dan Prasarana dengan kondisi baik
pada unit kerja internal
3 Program Presentase rata-rata 0 0 51 55 55
Peningkatan tingkat kehadiran dan - - - - -
Disiplin Aparatur kedisiplinan berpakaian
dinas
4 Program 0 0 3 3 3
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
5 Program 5 9 4 4 4
Peningkatan 4.858.500 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Keuangan

6 Program Cakupan Peningkatan 115 20 48 64 64


Peningkatan Kualitas dan 149.974.000 60.000.000 40.800.000 41.616.000 42.448.320
Kualitas dan Produktivitas Tenaga
Produktivitas Kerja
Tenaga Kerja
7 Program Cakupan Peningkatan 13 73 115 115 115
Peningkatan Kesempatan Kerja 14.576.700 84.000.000 57.120.000 58.262.400 59.427.648
Kesempatan Kerja
8 Program 130 113 320 320 320
Perlindungan dan 91.000.600 51.000.000 34.680.000 35.373.600 36.081.072
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
1.08 Pemberdayaan
Perempuan dan 143.118.239 - 151.113.904 102.757.455 104.812.604 106.908.856
Perlindungan Anak
11 Dinas Pengendalian 143.118.239
Penduduk, 151.113.904 102.757.455 104.812.604 106.908.856
Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100 100 100 100 100
Administrasi Kantor Internal yang terlayani 122.239 375.604 255.411 260.519 265.729
dengan baik
Program Persentase pemenuhan 100 100 100 100 100
Peningkatan sarana sarana dan prasarana 10.500.000 7.140.000 7.282.800 7.428.456
dan prasaran dengan kondisi baik
aparatur pada unit kerja internal
Program Persentase Rata-rata 83,08 87,23 91,59 96,16 100
Peningkatan tingkat kehadiran dan 4.500.000 3.060.000 3.121.200 3.183.624
Disiplin Aparatur kedisiplinan berpakaian
dinas
Program Persentase Aparatur - 100 #VALUE! 100 #VALUE! 100 #VALUE! 100 #VALUE!
Peningkatan yang memenuhi standar
Kapasitas Sumber kompetensi / kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerja
Program Nilai LKPJ 60,83 63,87 67,06 70,41 73,93
Peninglkatan dan 500.000 1.575.000 1.071.000 1.092.420 1.114.268
Pengem bangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sistem Pelaporan

Program Penguatan Presentase Lembaga 100 100 100 100 100


Kelembagaan Layanan Perlindungan 119.000.000 19.500.000 13.260.000 13.525.200 13.795.704
Pengarusutama an perempuan dan Anak
Gender dan Anak (Pusat Layanan Terpadu)
Program Persentase Perempuan - 100 100 100 100
Peningkatan Korban Kekerasan yang 32.812.500 22.312.500 22.758.750 23.213.925
Kualitas Hidup dan di layani
Perlindungan
Perempuan dan
anak
Program Cakupan Organisasi 100 100 100 100 100
Peningkatan Peran Perempuan yang aktif 13.496.000 39.660.000 26.968.800 27.508.176 28.058.340
Serta dan
Kesetaraan Gender
dalam
Pembangunan
Program Ketahanan Prosentase kelompok 100 100 100 100 100
dan Kesejahteraan UPPKS yang terbina 10.000.000 42.190.800 28.689.744 29.263.539 29.848.810
Keluarga
1.09 Pangan
1.617.382.89 3.586.840.57 2.439.051.58 2.487.832.62 10.537.589.
5 2 9 1 273
2.03.01 Dinas Pangan 1.617.382.89 3.586.840.57 2.439.051.58 2.487.832.62 10.537.589.
5 2 9 1 273
1.21.01 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1 100% 1
Administrasi internal yang terlayani 206.300.000 1 294.300.000 200.124.000 204.126.480 1 1.208.209.0
Perkantoran dengan baik 10
1.21.02 Program Persentase pemenuhan 1 100% 1
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 68.000.000 1 3.000.000 2.040.000 2.080.800 1 1.002.122.4
Dan Prasarana dengan kondisi baik 16
Aparatur pada Unit Kerja internal
1.21.05 Program Persentase aparatur 1 65% 1
Peningkatan yang memenuhi standar 60.000.000 1 45.000.000 30.600.000 31.212.000 1 1.031.836.2
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi 40
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
1.21.06 Program Nilai Lakip 65 7000% 75
Peningkatan 75.000.000 68 214.531.572 145.881.469 148.799.098 80 1.151.775.0
Pengembangan 80
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan
Keuangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

1.21.15 Program Persentase kelompok 0 45% 1


Peningkatan tani yang di dampingi 200.000.000 0 495.000.000 336.600.000 343.332.000 1 1.350.198.6
Kesejahteraan 40
Petani
1.21.16 Program indek ketahanan pangan 1 82% 1
Peningkatan daerah (1,5% per tahun) 380.000.000 1 960.009.000 652.806.120 665.862.242 1 1.679.179.4
Ketahanan Pangan 87
(Pertanian/
Perkebunan)
1.21.17 Program Jumlah Hasil Pertanian 1 60% 1
Peningkatan yang dipasarkan 105.000.000 1 180.000.000 122.400.000 124.848.000 1 1.127.344.9
Pemasaran Hasil 60
Produksi Pertanian/
Perkebunan
1.21.20 Program Jumlah penyuluh 50 6000% 65
Pemberdayaan pertanian berkualitas 523.082.895 55 1.395.000.00 948.600.000 967.572.000 70 1.986.923.4
Penyuluhan (org) 0 40
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan
1.10 Pertanahan
751.493.275 7.260.866.40 4.937.389.15 5.036.136.93 6.156.005.9
0 2 5 33
1.09.01 Dinas Pertanahan
751.493.275 7.260.866.40 4.937.389.15 5.036.136.93 6.156.005.9
0 2 5 33
1 Program Pelayanan Jumlah unit kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi internal terlayani 103.177.200 451.230.000 306.836.400 312.973.128 319.232.591
Perkantoran administrasi
2 Program Persentase sarana dan 100% 100% 100% 100% 100%
peningkatan sarana prasarana dengan 2.400.000 155.700.000 105.876.000 107.993.520 110.153.390
dan prasarana kondisi baik pada Unit
aparatur Kerja
3 Program Persentase rata-rata 100% 100% 100% 100% 100%
peningkatan disiplin kehadiran pegawai 3.600.000 - - - -
aparatur
4 Program Persentase ASN yang 100% 100% 100% 100% 100%
Peningkatan mengikuti Pendidikan 7.000.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
Kapasitas Sumber dan Pelatihan Sesuai
Daya Aparatur Standar
5 Program Nilai Lakip PD 65% 65% 65% 65% 65%
Peningkatan 5.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Keuangan

6 Program Penataan Jumlah izin lokasi yang 25 Izin 20 Izin


penguasaan , diberikan dan Jumlah Lokasi 612.816.075 - 3.254.968.20 Lokasi 2.213.378.37 2.257.645.94 3.321.945.1
pemilikn, konflik pertanahan dan 2 0 6 4 21
penggunaan dan Konflik
pemanfaatan tanah
7 Program Jumlah system informasi 1 1 1 Sistem
pengembangan Sistem 17.500.000 Sistem 105.000.000 71.400.000 72.828.000 74.284.560
sistem informasi
pertanahan
8 Program Penataan Jumlah izin lokasi yang 25 Izin 0 0 0
penguasaan , diberikan - Lokasi 3.254.968.20 2.213.378.37 2.257.645.94 2.302.798.8
pemilikn, 0 6 4 62
penggunaan dan
pemanfaatan tanah
9 Program Jumlah konflik 2
Penyelesaian pertanahan - Konflik 22.500.000 15.300.000 15.606.000 15.918.120
konflik-konflik
pertanahan
10 Program Penataan Jumlah konflik 2 Konflik
administrasi dan pertanahan - - - - -
sengketa
pertanahan
Sekretariat Daerah
- - - - - -
Program Tersedianya Nama
pengembangan Geografis unsur buatan - - - - -
Sistem Informasi di Kab. Berau
Pertanahan
Program Tersusunnya Peta batas
Penyelesaian kampung/daerah - - - - -
Konflik-konflik
Pertanahan
1.11 Lingkungan Hidup
3.103.611.35 - 8.630.574.05 13.308.207.4 13.631.429.7 13.704.058.
0 4 27 64 359
2.05.01 Dinas Lingkungan 3 3
Hidup dan 3 3.103.611.35 8.630.574.05 13.308.207.4 13.631.429.7 4 13.704.058.
Kebersihan 0 4 27 64 359
2511 program pelayanan Persentase Unit Kerja 90% 90% 90% 90% 90%
adminitrasi Internal yang Terlayani 849.152.045 2.270.979.38 2.306.265.97 2.332.391.29 2.359.039.1
Perkantoran dengan Baik 0 8 8 24

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2512 program Persentase Pemenuhan 90% 90% 90% 90% 90%


peningkatan sarana Sarana dan Prasarana 201.420.000 354.200.000 1.002.856.00 1.002.913.12 1.002.971.3
dan Prasarana dengan Kondisi Baik 0 0 82
Aparatur Pada Unit Kerja Internal
2513 Program Meningkatnya disiplin 90% 90% 90% 90% 90%
peningkatan disiplin pegawai 215.000.000 395.000.000 1.030.600.00 1.031.212.00 1.031.836.2
aparatur 0 0 40
2515 program Persentase Aparatur 10 10 10 orang 10 orang 10
peningkatan yang Memenuhi Standar orang 200.000.000 orang 350.000.000 1.000.000.00 1.000.000.00 orang 1.000.000.0
kapasitas sumber Kompetensi/Kualifikasi 0 0 00
daya aparatur pada Unit Kerja
2516 program Jumlah Laporan 1 1 1 dokumen 1 dokumen 1
peningkatan Keuangan OPD yang dokum 210.500.000 dokum 351.500.000 1.001.020.00 1.001.040.40 dokum 1.001.061.2
pengembangan Memenuhi Standar en en 0 0 en 08
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
25115 Program Prosentase cakupan 54% 60% 70% 80%
pengembangan pelayanan/prosentase 200.000.000 2.000.894.30 1.870.590.29 2.145.060.28 2.167.961.4
kinerja pengelolaan sampah yang tertangani 0 2 6 92
persampahan (persen)
25116 program Indek pencemaran air Indek Indek Indek Indek Indek
pengendalian (IP) Pence 296.819.070 Pence 526.610.000 Pencemara 1.120.094.80 Pencemaran 1.122.496.69 Pence 1.124.946.6
pencemaran dan maran maran n air <5 0 air <5 6 maran 30
perusakan air <5 air <5 air <5
lingkungan hidup
25117 Program Meningkatnya kesadaran 8.189 8.189 2 2 kecamatan 2
pelindungan dan masyarakat terhadap ha 211.016.835 ha 380.000.000 kecamatan 1.020.400.00 1.020.808.00 kecama 1.021.224.1
konservasi sumber kawasan konservasi 0 0 tan 60
daya alam
program Jumlah Informasi 3 3 3 dokumen 3 dokumen 3
peningkatan Lingkungan Hidup yang dokum 230.630.000 dokum 449.000.000 informasi 1.067.320.00 informasi 1.068.666.40 dokum 1.070.039.7
kualitas dan akses Terupdate en en 0 0 en 28
informasi SDA dan informa inform inform
lingkungan hidup si asi asi
25124 Program luas RTH 48.598 49.000 M² 50.000 M² 52.000
Pengelolaan Ruang 489.073.400 M² 1.552.390.37 1.889.060.35 1.906.841.56 M² 1.924.978.3
Terbuka Hijau (RTH) 4 6 3 94
1.12 Administrasi
Kependudukan dan 390.827.900 1.098.958.50 747.291.780 762.237.616 777.482.368
Pencatatan Sipil 0
Dinas 00
Kependudukan dan 390.827.900 1.098.958.50 747.291.780 762.237.616 777.482.368
Catatan Sipil 0

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penataan PRESENTASE PENDUDUK 80 85 90 95 100


Administrasi YANG MEMILIKI KTP ( 162.315.000 333.000.000 226.440.000 230.968.800 235.588.176
Kependudukan USIA DIATAS 17 TAHUN )
Program Nilai LKjIP 65 66 67 68 69
Peningkatan 4.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja Dan
Keuangan
Program Presentase aparatur 100 100 100 100 100
Peningkatan yang telah mengikuti 6.500.000 36.000.000 24.480.000 24.969.600 25.468.992
Kapasitas Sumber bimbingan tehnis dan
Daya Aparatur diklat formal
Program Presentase Pakaian 100 100 - - -
Peningkatan Dinas lengkap 4.200.000 12.600.000 8.568.000 8.739.360 8.914.147
Disiplin Aparatur
Program Presentase pemenuhan 100 100 100 100 100
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 5.000.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
Dan Prasana dengan kondisi baik
Aparatur pada unit kerja internal
Program Pelayanan Presentase unit kerja 100 100 100 100 100
Administrasi internal yang terlayani 208.812.900 700.858.500 476.583.780 486.115.456 495.837.765
Perkantoran dengan baik
1.13 Pemberdayaan
masyarakat dan 646.781.600 1.972.061.70 1.341.001.95 2.367.821.99 1.395.178.4
Desa 0 6 5 35
20701 Dinas
Pemberdayaan 646.781.600 1.972.061.70 1.341.001.95 2.367.821.99 1.395.178.4
Masyarakat dan 0 6 5 35
Kampung
2070101 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 85 90
Adm. Perkantoran internal yang terlayani 85 93.840.200 85 318.077.700 216.292.836 1.220.618.69 90 225.031.067
dengan baik 3
2070102 Program Luas gedung kantor yang
Peningkatan Sarana terpelihara - - - 1.000.000.00 -
dan Prasarana 0
Aparatur
2070103 Program Persentase aparatur 75 80 80
Peningkatan yang memenuhi standar - - - 1.000.000.00 -
Disiplin Aparatur kompetensi/kualifikasi 0
pada Unit Kerjanya
2070105 Program Persentase aparatur 60 65 65 70 75
Peningkatan yang memenuhi standar - - - 1.000.000.00 -
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi 0
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2070106 Program Nilai Lakip/LKj-KP 65,12 70 73 75 78


Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.001.040.40 1.061.208
Pengembangan 0
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja - - - 1.000.000.00 -
Keuangan 0
2070115 Program Jumlah LPM 80 85 90 100
Peningkatan berpartisipasi aktif 70 47.297.400 186.000.000 126.480.000 1.129.009.60 131.589.792
Keberdayaan dalam pembangunan 0
Masyarakat
Perdesaan
2070119 Program Meningkatnya kualitas 12 12,2 12,5 13
Peningkatan Peran pean perempuan (TP- 11,8 150.000.000 900.000.000 612.000.000 1.624.240.00 636.724.800
Perempuan di PKK) dalam proses 0
Perdesaan pembangunan
2070116 Program Jumlah kelompok usaha 34 45 60 80 100
Pengembangan Ekonomi Produktif 15.000.000 30.000.000 20.400.000 1.020.808.00 21.224.160
Lembaga Ekonomi masyarakat kampung 0
Pedesaan yang aktif
2070117 Program Jumlah kampung yang 65 70 80 90 100
Peningkatan dibina 307.144.000 323.484.000 219.969.120 1.224.368.50 228.855.872
Partisipasi 2
Masyarakat dalam
membangun Desa
2070118 Program Persentase kampung 30 40 45 50 60
Peningkatan yang mampu menyusun 33.000.000 213.000.000 144.840.000 1.147.736.80 150.691.536
Kapasitas Aparatur RPJMDes, RKPDes, dan 0
Pemerintah Desa APBDes sesuai peraturan
1.14 Pengendalian
Penduduk dan 45.753.000 192.664.800 131.012.064 133.632.305 136.304.951
Keluarga
Berencana
Dinas Pengendalian 169,250 00 00
Penduduk, 45.753.000 192.664.800 131.012.064 133.632.305 136.304.951
Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Program Keluarga Cakupan Uneet Meed 18 15 13 10 9
Berencana (Kebutuhan KB yang 30.753.000 126.570.000 86.067.600 87.788.952 89.544.731
Tidak Terpenuhi)
Program Pelayanan Persentase Peserta KB 69
Kontrasepsi Aktif 15.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Kesehatan Cakupan Pelayanan - 100 100 100 100


Reproduksi Remaja Informasi Kesehatan 21.094.800 14.344.464 14.631.353 14.923.980
(KRR) Reproduksi Remaja
1.15 Perhubungan
1.043.800.00 4.049.705.80 2.379.799.94 13.427.395.9 13.475.943.
0 0 4 43 862
1 . 07 . 1 Dinas Perhubungan 4.049.705.80 2.379.799.94 13.427.395.9 13.475.943.
1.043.800.00 0 4 43 862
0
1.15.01 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Administrasi internal yang terlayani 304.800.000 1.094.450.00 710.226.000 1.724.430.52 1.738.919.1
Perkantoran dengan baik 0 0 30
1.15.02 Program Persentase pemenuhan
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 20.000.000 110.000.000 40.800.000 1.041.616.00 1.042.448.3
dan Prasarana dengan kondisi baik 0 20
Aparatur pada Unit Kerja internal
1.15.04 Program Persentase Rata-rata
peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan 10.000.000 80.000.000 20.400.000 1.020.808.00 1.021.224.1
aparatur kedisiplinan berpakaian 0 60
dinas
1.15.05 Program Persentase aparatur
Peningkatan yang memenuhi standar 14.500.000 80.000.000 20.400.000 1.020.808.00 1.021.224.1
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi 0 60
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
1.15.06 Program Nilai LKjIP
Peningkatan 20.500.000 96.500.000 31.620.000 1.032.252.40 1.032.897.4
Pengembangan 0 48
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
1.15.15 Program Jumlah 16 19 17
Pembangunan Pelabuhan/dermaga 255.000.000 22 853.250.000 546.210.000 1.557.134.20 13 1.568.276.8
Prasarana dan yang 0 84
Fasilitas dibangun/ditingkatkan/
Perhubungan direhab
Jumlah Bandara yang 60
ditingkatkan 95.000.000 349.250.000 203.490.000 1.207.559.80 70 1.211.710.9
0 96
1.15.16 Program Persentase Prasarana 3 3
Rehabilitasi dan Dan Fasilitas LLAJ Yang 194.000.000 3 389.000.000 230.520.000 1.235.130.40 3 1.239.833.0
Pemeliharaan direkondisi 0 08
Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
1.15.17 Program Frekuensi angkutan 91 102 81
Peningkatan umum yang mengakses 20.000.000 110 574.005.800 356.323.944 1.363.450.42 82 1.370.719.4

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pelayanan obyek wisata (Unit) 3 31


Angkutan
1.15.18 Program Rasio cakupan Sarpras 1 2 2
pembangunan yang dibangun 55.000.000 1 223.250.000 117.810.000 1.120.166.20 1 1.122.569.5
sarana dan 0 24
prasarana
perhubungan
1.15.19 Program Frekwensi pengendalian 4 1 1
Pengendalian dan dan pengamanan Lalu 55.000.000 1 200.000.000 102.000.000 1.104.040.00 1.106.120.8
Pengamanan Lalu lintas dalam satu tahun 0 00
Lintas (persentase pemasangan
rambu)
1.16 Komunikasi dan
Informatika 219.361.420 1.067.943.00 726.201.240 10.508.181.8 10.755.539.
0 64 770
1:20 Dinas Komunikasi 1.067.943.00 726.201.240 10.508.181.8 10.755.539.
dan Informasi 219.361.420 0 64 770
2.1015 Program Jumlah Kampung yang
Pengembangan sudah terkoneksi 90.214.500 188.868.000 128.430.240 1.130.998.84 1.133.618.8
Komunikasi, Jaringan Internet 5 22
Informasi, dan
Media Massa
2.1016 Program Pengkajian Jumlah peraturan di
dan Peneltian bidang komunikasi dan - - - 1.000.000.00 1.000.000.0
Bidang Komunikasi informasi yang 0 00
dan Informasi ditetapkan
2.1017 Program Fasilitas Cakupan pelatihan di
Peningkatan SDM bidang komunikasi dan - 45.000.000 30.600.000 1.031.212.00 1.031.836.2
Bidang Komunikasi informatika 0 40
dan Informatika

2.1018 Program Kerjasama Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Informasi dengan penyelenggaraan 38.569.200 238.080.000 161.894.400 1.165.132.28 1.168.434.9
Mas Media pemerintahan daerah 8 34
yang disebarluaskan
2.1019 Program Persentase jaringan yang 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Optimalisasi berfungsi dengan baik 10.907.600 228.000.000 155.040.000 1.158.140.80 1.161.303.6
Pemanfaatan 0 16
Teknologi Informasi
2.1001 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Administrasi internal yang terlayani 64.103.420 353.070.000 240.087.600 1.012.345.95 1.249.787.1
Perkantoran dengan baik 2 39
2.1002 Program Persentase pemenuhan
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 15.566.700 6.600.000 4.488.000 1.004.577.76 1.004.669.3
dan Prasarana dengan kondisi baik 0 15

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Aparatur pada Unit Kerja internal

2.1003 Program Cakupan ketersediaan


Peningkatan pakaian dinas dan - 6.825.000 4.641.000 1.004.733.82 1.004.828.4
Disiplin Aparatur kelengkapannya 0 96
2.1005 Program Rasio aparatur yang
Peningkatan memiliki peningkatan - - - 1.000.000.00 1.000.000.0
Kapasitas Sumber kompetensi 0 00
daya Aparatur
2.1006 Program Nilai Lakip
Peningkatan - 1.500.000 1.020.000 1.001.040.40 1.001.061.2
Pengembangan 0 08
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Sekretariat Daerah
- - - - -
Program Presentase 1
Pengembangan pengembangan jaringan - - - - -
Komunikasi dan komunikasi
Informasi
1.17 Koperasi, Usaha - -
Kecil dan 515.161.875 - 881.278.968 599.269.698 611.255.092 - 623.480.194
Menengah
Dinas Koperasi,
Perindustrian dan 473.661.875 851.278.968 578.869.698 590.447.092 602.256.034
Perdagangan
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100% 100% 100% 100%
Administrasi internal yang terlayani 193.661.875 390.555.000 265.577.400 270.888.948 276.306.727
Perkantoran dengan baik
Program Persentase pemenuhan
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 2.000.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada Unit Kerja internal
Program Persentase aparatur
Peningkatan yang memenuhi standar 25.000.000 135.000.000 91.800.000 93.636.000 95.508.720
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
Program Jumlah laporan 100% 100% 100% 100% 1
Peningkatan keuangan SKPD yang 98.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan memenuhi standar
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 29
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Jumlah UMKM yang 70 90 110 130 150


Penciptaan Iklim dibina (UMKM) 25.000.000 127.500.000 86.700.000 88.434.000 90.202.680
Usaha UKM Yang
Kondusif
Program Jumlah Wira Usaha yang
Pengembangan Memiliki Keunggulan 17.000.000 69.000.000 46.920.000 47.858.400 48.815.568
Kewirausahaan dan Kompetitif (IKM)
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Program Jumlah Produk UMKM
Pengembangan yang Dipromosikan 87.500.000 37.500.000 25.500.000 26.010.000 26.530.200
Sistem Pendukung (produk)
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Peningkatan Jumlah Koperasi yang 40 50 60 70 80
Kualitas berkualitas 25.500.000 81.223.968 55.232.298 56.336.944 57.463.683
Kelembagaan
Koperasi
Sekretariat Daerah 00 00 00
41.500.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Program
Penciptaan Iklim 31.500.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
Usaha Usaha Kecil
Menengah yang
Kondusif
Program
Pengembangan 10.000.000 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
1.18 Penanaman Modal
213.805.300 - 414.249.900 281.689.932 287.323.731 293.070.205
2.12.01 Dinas Penanaman
Modal dan 213.805.300 414.249.900 281.689.932 287.323.731 293.070.205
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
2.12116 Program Nilai Realisasi PMDN dan 8.362,9 8.475,2
Peningkatan Iklim PMA (Milyar Rupiah) 6 131.265.300 6 203.274.900 138.226.932 140.991.471 143.811.300
Investasi dan (milyar (milyar
Realisasi Investasi rupiah) rupiah)

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 30
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

2.12115 Program Jumlah potensi daerah


Peningkatan yang dipromosikan 65.540.000 204.750.000 139.230.000 142.014.600 144.854.892
Promosi dan
Kerjasama Investasi
2.1212 Program Persentase pemenuhan 90% 95% 98% 99% 100%
Peningkatan Sarana kebutuhan sarana dan 16.500.000 4.725.000 3.213.000 3.277.260 3.342.805
dan Prasarana prasarana dengan
Aparatur kondisi baik pada unit
kerja internal
2.1213 Program Persentase rata-rata 0% 0% #VALUE! 0% #VALUE! 0% #VALUE! 0% #VALUE!
Peningkatan tingkat kehadiran dan
Disiplin Aparatur kedisiplinan berpakaian
dinas
2.1215 Program Persentase aparatur …. …. #VALUE! …. #VALUE! …. #VALUE! …. #VALUE!
Peningkatan yang memenuhi standar
Kapasitas kompetensi / kualifikasi
Sumberdaya pada unit layanan
Aparatur
51 Pendidikan dan Jumlah aparatur yang - - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE!
pelatihan Formal terbimtek
2.1216 Program Nilai LAKIP 68 (B) 69 (B) 70 (B) 75 (B) 76 (A)
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
1.19 Kepemudaan dan - -
Olah Raga 826.370.000 - 1.841.071.80 1.251.928.82 1.276.967.40 - 1.302.506.7
0 4 0 48
Dinas Pemuda dan
Olahraga 826.370.000 1.841.071.80 1.251.928.82 1.276.967.40 1.302.506.7
0 4 0 48
2.1301 Program Pelayanan
Administrasi 266.310.000 752.071.800 511.408.824 521.637.000 532.069.740
Perkantoran
2.1302 Program
Peningkatan Sarana - - - - -
dan prasarana
aparatur
2.1303 Program
Peningkatan - - - - -
Disiplin Aparatur
2.1305 Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 31
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Daya Aparatur

2.1306 Program
peningkatan 3.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
2.13.15 Program Jumlah kebijakan 1
Pengembangan dan pemuda Kabupaten - - - - 2 -
Keserasian Berau
Kebijakan Pemuda
2.13.16 Program Cakupan pembinaan 75% 90% 95% 95% 95%
peningkatan peran pemuda 207.335.400 345.000.000 234.600.000 239.292.000 244.077.840
serta kepemudaan
2.13.17 Program Persentase pemuda n.a 70% 85% 90% 950%
peningkatan upaya berwirausaha - 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
penumbuhan
kewirausahaan dan
kecakapan hidup
pemuda
2.13.19 Program Jumlah kebijakan
Pengembangan olahraga Kabupaten - 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
kebijakan dan Berau
menajemen
olahraga
2.13.20 Pembinaan dan Jumlah atlit pelajar 2 400% 4
Pemasyarakatan Kabupaten Berau yang 243.224.600 4 555.000.000 377.400.000 384.948.000 5 392.646.960
Olahraga mewakili Provinsi Kaltim
di ajang nasional
2.1321 Program Cakupan ketersediaan 30
peningkatan sarana sarana dan prasarana 106.500.000 90.000.000 61.200.000 62.424.000 63.672.480
dan prasarana cabor yang memadai
olahraga
Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI 37.171.600 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
Kabupaten Berau
Program
Pembinaan dan 37.171.600 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
Pemasyarakatan
Olah Raga
1.20 Statistik
25.250.000.0 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
00

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 32
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Badan
Perencanaan, 25.250.000.0 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
Penelitian dan 00
Pengembangan
4.0315 Program Persentase ketersediaan 70,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pengembangan data per SKPD 25.250.000.0 52.500.000 35.700.000 36.414.000 37.142.280
data dan informasi 00
Dinas Komunikasi 0 0 0 0
dan informatika - - - - -
2.1415 Program Persentase tingkat
Pengembangan ketersediaan - - - - -
Data/Informasi/ Data/Informasi/ Statistik
Statistik Sektoral Sektoral untuk
perencanaan
pembangunan
1.21 Persandian - -
- - 33.000.000 22.440.000 22.888.800 - 23.346.576
Dinas Komunikasi 0 0 0
dan informatika - 33.000.000 22.440.000 22.888.800 23.346.576
2.1515 Program Persentase perangkat
Penyelenggaraan daerah yang telah - 33.000.000 22.440.000 22.888.800 23.346.576
Persandian Untuk menggunakan layanan
Pengamanan persandian dalam rangka
Informasi pengamanan informasi
1.22 Kebudayaan
430.683.000 - 1.058.478.12 719.765.122 734.160.424 748.843.633
0
2.16.01 Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata 430.683.000 1.058.478.12 719.765.122 734.160.424 748.843.633
0
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1 1
Administrasi Internal yang Terlayani 208.717.600 513.228.120 348.995.122 355.975.024 363.094.525
Perkantoran
Program Persentase pemenuhan 0,71 1
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 14.000.000 6.000.000 4.080.000 4.161.600 4.244.832
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada unit kerja internal
Program Jumlah pakaian dinas 1
Peningkatan yang disediakan - - - - -
Disiplin Aparatur
Program Persentase aparatur 0,9
Peningkatan yang memenuhi standar 5.000.000 15.750.000 10.710.000 10.924.200 11.142.684
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 33
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Nilai LKJIP 0,65


Peningkatan 7.390.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Jumlah desa budaya 0,9
Pengembangan 80.000.000 252.000.000 171.360.000 174.787.200 178.282.944
Nilai Budaya
Program Jumlah wisata nilai 0,85
Pengelolaan budaya daerah 54.525.400 225.000.000 153.000.000 156.060.000 159.181.200
Kekayaan Budaya
Daerah
Program Jumlah pagelaran seni 1
Pengelolaan dan budaya 61.050.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Keragaman Budaya
1.23 Perpustakaan - -
90.520.600 - 548.100.000 372.708.000 380.162.160 - 387.765.403
26 Dinas
Perpustakaan dan 90.520.600 548.100.000 372.708.000 380.162.160 387.765.403
Kearsipan
21. 00 Program Jumlah Kunjungan 32.000 33.500 35.000 37.500 40.000
Pengembangan Perpustakaan Pemust 90.520.600 pemust 548.100.000 pemustaka 372.708.000 pemustaka 380.162.160 Pemust 387.765.403
BudayaBaca dan aka aka aka
Pembinaan
Perpustakaan
1.24 Kearsipan
55.950.000 267.900.000 182.172.000 185.815.440 189.531.749
Dinas
Perpustakaan dan 55.950.000 267.900.000 182.172.000 185.815.440 189.531.749
Kearsipan
15.00 Program Perbaikan Jumlah arsip dinamis in 5.960 6065 6165 berkas 6270 berkas 6370
Sistem Administrasi aktif yang dikelola berkas 24.250.000 berkas 37.500.000 25.500.000 26.010.000 berkas 26.530.200
Kearsipan
16.00 Program Prosentase Jumlah 71% 73% 76% 80% 84%
Penyelamatan dan dokumen/arsip yang 8.000.000 74.100.000 50.388.000 51.395.760 52.423.675
Pemeliharaan dipelihara
Dokumen/Arsip
Daerah
17,00 Program Persentase sarana dan 77% 80% 83% 87% 90%
Pemeliharaan prasarana kearsipan 8.000.000 70.800.000 48.144.000 49.106.880 50.089.018
Rutin/Berkala yang dipelihara secara
Sarana dan rutin/berkala
Prasarana
Kearsipan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 34
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

18,00 Program Persentase kualitas 70% 72% 75% 77% 80%


Peningkatan layanan Terhadap 15.700.000 85.500.000 58.140.000 59.302.800 60.488.856
Kualitas Layanan Pengguna Arsip
Informasi
Sekretariat Daerah 00 00
- - - - -
Program perbaikan Persentase data arsip 0,95
sistem administrasi Manual Surat Menyurat - - - - -
kearsipan
2.01 Kelautan dan
Perikanan - - - - -
3.01.01 Dinas Perikanan
201.217.200 135.000.000 91.800.000 93.636.000 95.508.720
3.01.01 Program Jumlah Luasan Perikanan 9.106,2 9.333,8 9.567,19 9.806,36 9.051,5
Pengembangan Budidaya (ha) 0 201.217.200 5 135.000.000 91.800.000 93.636.000 4 95.508.720
Budidaya Perikanan
Program Jumlah kelompok 73 1.039 1.038 1.039 1.040
Pengembangan dan nelayan yang 398.633.300 672.000.000 456.960.000 466.099.200 475.421.184
Pembinaan Nelayan didampingi/ dibina
Kecil (kelompok)
Program Jumlah Sentra Kawasan 1 1 1 1 1
Pengembangan Budidaya Perikanan 7.310.000 18.000.000 12.240.000 12.484.800 12.734.496
Kawasan Budidaya (kawasan)
Laut, Air Payau dan
Air Tawar
3.01.03 Program Jumlah pelaku usaha - 6 6 6 6
Pemberdayaan perikanan yang 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Masyarakat mendapat bimbingan
Perikanan managemen
usaha(orang)
3.01.06 Program Jumlah produk olahan - - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE!
Optimalisasi yang dipasarkan (jenis)
Pengelolaan dan
Pemasaran
Pproduksi
Perikanan
Program Kelp. ekonomi - - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE!
Pemberdayaan masyarakat yang maju
Ekonomi dn mandiri
Masyarakar Pesisir
Program Jumlah pelanggaran - - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE!
Peningkatan pendayagunaan
Kesadaran dan sumberdaya laut (kasus)
Penegakan Hukum
Dalam

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 35
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Pendayagunaan
Sumber Daya Laut

Program Konservasi Luas Kawasan Konservasi


Sumberdaya - - - - -
Perikanan (Ha)
3.01.20 Program Cakupan pengelolaan - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE! - #VALUE!
Pengelolaan sumberdaya kelautan
Sumberdaya dan perikanan
Kelautan dan (kecamatan)
Perikanan
3.01.21 Program Penyusunan 1 1 - - -
Pengembangan perencanaan 20.000.000 27.000.000 18.360.000 18.727.200 19.101.744
Perencanaan pembangunan kelautan
Pembangunan dan perikanan (tahun)
Kelautan Perikanan
Program Cakupan wilayah 7 11 - - -
Pemutakhiran Data pemutakhiran data 10.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Potensi Kelautan (kecamatan)
Perikanan
Program Persentase Kinerja
Peningkatan Program/Kegiatan Dinas 13.575.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan yang Dapat Dilaporkan
Sistem Pelaporan dengan Baik
Capaian Kinerja dan
Keuangan
3.01.24 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja
Administrasi Internal yang Terlayani 158.284.300 300.702.900 204.477.972 208.567.531 212.738.882
Perkantoran dengan Baik
Program Persentase Prasarana 12 12 12 12 12
Peningkatan Sarana Gedung Kantor Dalam 11.121.600 36.972.000 25.140.960 25.643.779 26.156.655
dan Prasarana Kondisi Baik
Aparatur
Program Persentase Peningkatan 10 10 10 10 10
Peningkatan Displin Kerja Aparatur 10.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Disiplin Aparatur
Program Jumlah peserta yang 20.542 20.808 20.625 20.560 20.712
Peningkatan mengikuti pendidikan 61.862.700 227.700.000 154.836.000 157.932.720 161.091.374
Kapasitas dan pelatihan formal
Sumberdaya (orang)
Aparatur
2.02 Pariwisata 00
204.972.000 - 2.400.000.00 1.632.000.00 1.664.640.00 1.697.932.8

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 36
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

0 0 0 00
Dinas Kebudayaan 00
dan Pariwisata 204.972.000 2.400.000.00 1.632.000.00 1.664.640.00 1.697.932.8
0 0 0 00
Program Kontribusi sektor 1
Pengembangan pariwisata dalam PAD 131.684.000 60.000.000 40.800.000 41.616.000 42.448.320
Pemasaran
Pariwisata
Program Jumlah destinasi wisata 1
Pengembangan yang dikembangkan 23.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Destinasi Pariwisata
Program Jumlah Jalinan 0,9
Pengembangan Kerjasama Pariwisata 50.288.000 60.000.000 40.800.000 41.616.000 42.448.320
Kemitraan
Program
Peningkatan - 2.250.000.00 1.530.000.00 1.560.600.00 1.591.812.0
Infrastruktur 0 0 0 00
Pariwisata
2.03 Pertanian
4.890.055.10 2.099.336.40 1.427.548.75 1.456.099.72 1.485.221.7
8 0 2 7 22
3.03.01 Dinas Pertanian
dan Peternakan 4.409.517.10 1.428.735.00 971.539.800 990.970.596 1.010.790.0
8 0 08
3.03.3.03.0 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100 100 100 100 100
1.01 Administrasi Internal yang Terlayani 218.104.408 437.100.000 297.228.000 303.172.560 309.236.011
Perkantoran dengan Baik
3.03.3.03.0 Program Persentase Prasarana 92 94 96 98 100
1.02 Peningkatan Sarana Gedung Kantor Dalam 25.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
dan Prasarana Kondisi Baik
Aparatur
3.03.3.03.0 Program Persentase Peningkatan 98 99 99 100 100
1.03 Peningkatan Displin Kerja Aparatur 3.750.000 22.500.000 15.300.000 15.606.000 15.918.120
Disiplin Aparatur
3.03.3.03.0 Program Persentase Aparatur 99 100 100 100 100
1.05 Peningkatan yang Memiliki 20.000.000 60.000.000 40.800.000 41.616.000 42.448.320
Kapasitas Sumber Keahlian/Kompetensi
Daya Aparatur Khusus
3.03.3.03.0 Program Persentase Kinerja 100 100 100 100 100
1.06 Peningkatan Program/Kegiatan Dinas 6.500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pembangunan yang Dapat Dilaporkan
Sistem Pelaporan dengan Baik
Capaian Kinerja dan
Keuangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 37
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3.03.3.03.0 Program Nilai Tukar Petani 98,51 99,00 0,00 0,00 0,00
1.15 Peningkatan -Subsektor Tanaman 516.000.000 372.000.000 252.960.000 258.019.200 263.179.584
Kesejahteraan Pangan
Petani
Jumlah Pemanfaatan 0 0 15.000 15.750 16.750
Lahan Produktif - - - - -
3.03.3.03.0 Program Produksi Padi 1.440 0 0 0 0
1.16 Peningkatan 955.642.700 60.000.000 40.800.000 41.616.000 42.448.320
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebun
an
Produksi Jagung 1.125
- - - - -
Produksi Bawang Merah 40
- - - - -
Produksi Cabe 13,5
- - - - -
3.03.3.03.0 Program Persentase Hasil 100 0 0 0 0
1.17 Peningkatan Pertanian yang Dapat 150.000.000 - - - -
Pemasaran Hasil Dipasarkan dengan Baik
Produksi
Pertanian/Perkebun
an
3.03.3.03.0 Program Persentase Petani yang 100 0 0 0 0
1.18 Peningkatan Memiliki Kemampuan 215.520.000 - - - -
Penerapan Menerapkan Teknologi
Teknologi dengan Tepat
Pertanian/Perkebun
an
3.03.3.03.0 Program Produksi - Padi 30.000 0 0 0 0
1.19 Peningkatan 1.230.000.00 183.135.000 124.531.800 127.022.436 129.562.885
Produksi 0
Pertanian/Perkebun
an
- Jagung 18.500 0 0 0 0
- - - - -
- Bawang Merah 300 0 0 0 0
- - - - -
- Cabe 250 0 0 0 0
- - - - -
Jumlah Produksi 0 96.050 0 0 0
Tanaman Pangan dan - - - - -
Hortikultura semakin
Meningkat

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 38
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Luasan Panen Padi 10.400 11.500 12.500 14.000 15.500


- - - - -
Luasan Panen Jagung 5.000 10.000 15.000 16.500 16.700
- - - - -
3.03.3.03.0 Program Peningkatan Kapasitas 0 0 25 25 25
1.20 Pemberdayaan SDM Penyuluh - - - - -
Penyuluh Pertanian
Lapangan
3.03.3.03.0 Program Vaksinasi Hewan/Ternak 1.750 2.250 0 0 0
1.21 Pencegahan dan 236.000.000 172.500.000 117.300.000 119.646.000 122.038.920
Penanggulangan
Penyakit Ternak
Pengobatan Ternak 1.500 2.000 0 0 0
- - - - -
Bahan Pangan Asal 0 0 0
Hewan yang ASUH - - - - -
- Ternak Ruminansia 0 2.200 0 0 0
- - - - -
- Unggas 0 1.000.0 0 0 0
- 00 - - - -
Mortalitas Ternak 0 0 7%/ 10% 7%/ 10% 6%/ 9%
Ruminansia dan Unggas - - - - -
3.03.3.03.0 Program Pembinaan Pelaku Usaha 150 0 0 0 0
1.22 Peningkatan Peternakan 67.500.000 - - - -
Produksi Hasil
Peternakan
3.03.3.03.0 Program Persentase Tingkat 100 0 0 0 0
1.23 Peningkatan Produksi Ternak yang 508.500.000 - - - -
Pemasaran Hasil Dipasarkan
Produksi
Peternakan
3.03.3.03.0 Program Jumlah Peningkatan 400 400 0 0 0
1.24 Peningkatan Populasi Ternak Besar 172.000.000 75.000.000 51.000.000 52.020.000 53.060.400
Produksi
Peternakan
Populasi Ternak 2.467.4 2.533.5 2.604.243 2.679.821 2.760.7
15 - 81 - - - 81 -
3.03.3.03.0 Program Persentase Pelaksanaan 100 0 0 0 0
1.26 Perencanaan Perencanaan Sektor 50.000.000 - - - -
Pembangunan Peternakan
Bidang Peternakan
3.03.3.03.0 Program Terkendalinya OPT 24 0 0 0 0
1.27 Pengendalian Hama (Organisme Pengganggu 35.000.000 - - - -
Terpadu Tanaman)

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 39
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

3.03.02 Dinas Perkebunan 00 00


480.538.000 670.601.400 456.008.952 465.129.131 474.431.714
303303020 Program Persentase Unit Kerja 100 100 100 100 100
1 Pelayanan Internal yang Terlayani 139.650.000 263.326.800 179.062.224 182.643.468 186.296.338
Administrasi dengan Baik
Perkantoran
303303020 Program Persentase Pemenuhan 100 100 100 100 100
2 Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur Pada Unit Kerja Internal
303303020 Program Meningkatnya jumlah
3 Peningkatan kulitas kinerja aparatur 3.888.000 16.329.600 11.104.128 11.326.211 11.552.735
Disiplin Aparatur
303303020 Program Terpenuhinya Standar 7 7 8 10 10
5 Peningkatan Diklat SDM ASN 7.000.000 21.000.000 14.280.000 14.565.600 14.856.912
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
303303020 Program, Jumlah Laporan 1 1 100% 1 1
6 Peningkatan Keuangan SKPD yang 12.500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan Memenuhi Standar
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
303303021 Program Jumlah pendapatan 275000 293500 3050000 3150000 330000
5 Peningkatan petani per bulan diatas 0 22.500.000 0 70.875.000 48.195.000 49.158.900 0 50.142.078
Kesejahteraan UMK (Rp)
Petani
303303021 Program, Jumlah Produk yang 5 5 3 3 3
7 Peningkatan dipasarkan 40.000.000 45.000.000 30.600.000 31.212.000 31.836.240
Pemasaran Hasil
Produksi
Petanian/Perkebun
an
303303021 Program, Jumlah Produk 3 3 3 3 3
8 Peningkatan Mutu perkebunan yang 104.500.000 22.500.000 15.300.000 15.606.000 15.918.120
Hasil Perkebunan memenuhi Standar Mutu
Pengganti Jumlah Produk Turunan #VALUE! 5 5 5
Komoditas Perkebunan - - - -
303303021 Program, Penambahan Jumlah 150754 171456 1855430 1912625 197090
9 Peningkatan Produksi 0 44.500.000 3 120.570.000 81.987.600 83.627.352 0 85.299.899
Produksi Luas 138175 166325 196120 225215 254360
Pertanian/Perkebun - - - - -
an Produktifitas 44370 44780 46950 49180 51380
(Ton/Ha/Th) - - - - -

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 40
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Jumlah Produksi kelapa 150000 170700 1850000 1907000 196500


sawit (Ton) 0 - 0 - - - 0 -
Jumlah Produksi Karet 490 761 180 200 200
(Ton) - - - - -
Jumlah Produksi kakao 2800 832 650 650 700
(Ton) - - - - -
Jumlah Produksi lada 1000 1142 1200 1300 1400
(Ton) - - - - -
Jumlah Produksi Kelapa 3250 4828 3400 3475 3600
Dalam (Ton) - - - - -
Penambahan luas 125000 153750 182500 211250 240000
kelapa sawit (ha) - - - - -
Penambahan luas karet 4525 4575 4650 4700 4750
(Ha) - - - - -
Penambahan luas kakao 2600 2600 2800 3000 3200
(ha) - - - - -
Penambahan luas lada 2600 2700 2800 2900 3011
(Ha) - - - - -
Penambahan luas Kelapa 2800 2700 2770 2790 2810
Dalam (ha) - - - - -
Jumlah Produktifitas 40000 42000 44000 46000 48000
Hasil Perkebunan Sawit - - - - -
(Kg/Ha/Th)
Jumlah Produktifitas 680 280 350 380 380
Hasil Perkebunan Karet - - - - -
(Kg/Ha/Th)
Jumlah Produktifitas 1300 600 650 700 750
Hasil Perkebunan Kakao - - - - -
(Kg/Ha/Th)
Jumlah Produktifitas 890 900 900 1000 1100
Hasil Perkebunan - - - - -
Lada(Kg/Ha/Th)
Jumlah Produktifitas 1500 1000 1050 1100 1150
Hasil Perkebunan Kelapa - - - - -
Dalam (Kg/Ha/Th)
303303022 Program, Jumlah Jenis Dokumen 4 Jenis 4 Jenis 4 Jenis 4 Jenis Dokum
5 Pengembangan Perencanaan Dokum 18.500.000 Dokum 18.000.000 Dokumen 12.240.000 Dokumen 12.484.800 en 12.734.496
Perencanaan Perkebunan yang en en
Perkebunan disusun
303303022 Program, Jumlah pelaku usaha 3 1 2 2 2
6 Pembinaan yang menerapkan 57.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Perkebunan Ramah prinsip ramah
Lingkungan lingkungan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 41
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

303303022 Program, Luas Kawasan 90 Ha 70 Ha 50 Ha 30 Ha 30 Ha


7 Pengendalian Hama Pengendalian Hama 30.000.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Terpadu
Perkebunan Rakyat
303303022 Program, Jumlah Laporan 5 5 5 5 5
8 Peningkatan Keuangan dan Aset yang - 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Pengembangan sesuai dengan standar
Pengelolaan
Keuangan Daerah
2.04 Kehutanan
- - - - -
2.05 Energi dan
Sumberdaya - - - - -
Mineral
2.06 Perdagangan - -
854.500.000 - 2.359.800.00 1.604.664.00 1.636.757.28 - 1.669.492.4
0 0 0 26
Dinas Koperasi,
Perindustrian dan 854.500.000 2.359.800.00 1.604.664.00 1.636.757.28 1.669.492.4
Perdagangan 0 0 0 26
Program Persentase Pemenuhan
Peningkatan Kebutuhan Pokok 741.500.000 2.122.500.00 1.443.300.00 1.472.166.00 1.501.609.3
Efisiensi Masyarakat 0 0 0 20
Perdagangan Dalam
Negeri
Program Jumlah komoditi 2 2 2 2 2
Peningkatan dan unggulan daerah 62.500.000 39.300.000 26.724.000 27.258.480 27.803.650
Pengembangan
Ekspor
Program Presentase kasus yang 2 2 2 2 2
Perlindungan diselesaikan BPSK 50.500.000 198.000.000 134.640.000 137.332.800 140.079.456
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
2.07 Perindustrian - -
95.000.000 - 360.000.000 244.800.000 249.696.000 - -
Dinas Koperasi, 0 0 0
Perindustrian dan 95.000.000 360.000.000 244.800.000 249.696.000 254.689.920
Perdagangan
Program Jumlah IKM yang di 90 IKM 100 120 IKM 130 IKM 140
Pengembangan kembangkan 85.000.000 IKM 318.000.000 216.240.000 220.564.800 IKM 224.976.096
Industri Kecil dan
Menengah

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 42
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Jumlah IKM yang 30 IKM 40 IKM 60 IKM 80 IKM 100


Peningkatan menerapkan teknologi 10.000.000 42.000.000 28.560.000 29.131.200 IKM 29.713.824
Kemampuan industri
Teknologi Industri
2.08 Transmigrasi
- - 12.229.800 8.316.264 8.482.589 8.652.241
Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi - 12.229.800 8.316.264 8.482.589 8.652.241
6. Program Terlaksananya 0 3 6 6 6
Pembinaan Pembinaan - 12.229.800 8.316.264 8.482.589 8.652.241
Pengembangan Pengembangan Kawasan
Kawasan Transmigrasi (P2K) Trans
Transmigrasi (P2K
Trans)
3.01 Pengawasan
Penyeleggaraan 614.762.500 1.453.837.80 988.609.704 1.008.381.89 1.028.549.5
Pemerintahan 0 8 36
Daerah,
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
Inspektorat
614.762.500 1.453.837.80 988.609.704 1.008.381.89 1.028.549.5
0 8 36
013057010 Program Pelayanan Persentase unit kerja 1 100% 1
administrasi internal yang terlayani 128.907.800 1 347.251.800 236.131.224 240.853.848 1 245.670.925
perkantoran dengan baik
023057020 Program Persentase pemenuhan 1 80% 1
Peningkatan sarana sarana dan prasarana 900.000 1 13.380.000 9.098.400 9.280.368 1 9.465.975
dan prasarana dengan kondisi baik
aparatur pada unit kerja internal
033057030 Program Persentase rata-rata 1 100% 1
Peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan - 1 9.000.000 6.120.000 6.242.400 1 6.367.248
aparatur kedisiplinan berpakaian
dinas
053057050 Program Persentase aparatur 1 87% 1
Peningkatan yang memenuhi standar - 1 45.000.000 30.600.000 31.212.000 1 31.836.240
kapasitas sumber kompentensi/ kualifikasi
daya aparatur pada unit kerjanya
063057060 Program Nilai LKjIP 86 8650% 87
Peningkatan 500.000 86 1.500.000 1.020.000 1.040.400 87 1.061.208
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 43
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

203057200 Program Persentase Pemeriksaan 86% 87% 1


Peningkatan sistem dengan temuan yang 468.854.700 1 992.706.000 675.040.080 688.540.882 1 702.311.699
pengawasan ditindak lanjuti
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH
213050221 Program Persentase auditor yang 1 87% 1
0 Peningkatan bersetifikat 15.600.000 1 45.000.000 30.600.000 31.212.000 1 31.836.240
profesionalisme
tenaga pemeriksa
dan aparatur
pengawasan
Level maturitas SPIP dan level 2 level 2 level 3 level 3 level 4
kapabilitas APIP - - - - -
3.02 Perencanaan - -
888.448.630. - 841.085.250. 571.937.970. 583.376.729. - 595.044.263
000 000 000 400 .988
1.06 Badan
Perencanaan, 888.448.630. 841.085.250. 571.937.970. 583.376.729. 595.044.263
Penelitian dan 000 000 000 400 .988
Pengembangan
4.0321 Program Persentase konsistensi 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perencanaan program RPJMD dan 222.458.000. 487.500.000 331.500.000 338.130.000 344.892.600
pembangunan RKPD 000
daerah
4.0322 Program Rata-rata capaian kinerja 75,00 87,50 90,00 95,00 100,00
perencanaan program pembangunan 82.540.000.0 180.000.000 122.400.000 124.848.000 127.344.960
pembangunan bidang ekonomi 00
ekonomi
4.0323 Program Rata-rata capaian kinerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perencanaan sosial program pembangunan 87.460.000.0 180.000.000 122.400.000 124.848.000 127.344.960
dan budaya bidang sosial dan budaya 00
4.0326 Program Rata-rata capaian kinerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perencanaan program pembangunan 145.531.400. 398.100.000 270.708.000 276.122.160 281.644.603
prasarana dan bidang prasarana dan 000
pengembangan pengembangan wilayah
wilayah
4.0328 Program Evaluasi Persentase perangkat 100,00 100,00 100,00 100,00
Hasil Rencana daerah yang - 165.000.000. 112.200.000. 114.444.000. 116.732.880
Pembangunan menyampaikan hasil 000 000 000 .000
Daerah evaluasi rencana
perangkat daerah tepat
waktu

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 44
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

4.0320 Program Persentase SKPD yang 30,00 60,00 65,00 70,00 75,00
peningkatan mampu menyusun 15.000.000.0 105.309.000. 71.610.120.0 73.042.322.4 74.503.168.
kapasitas Renstra dengan baik dan 00 000 00 00 848
kelembagaan benar
perencana
pembangunan
daerah
4.0327 Program Persentase hasil 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perencanaan, penelitian yang 100.508.400. 152.250.000 103.530.000 105.600.600 107.712.612
penelitian dan diimplementasikan 000
pengembangan
4.0301 Program pelayanan Persentase Unit Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
administrasi internal yang terlayani 228.450.830. 496.776.900. 337.808.292. 344.564.457. 351.455.746
perkantoran dengan baik 000 000 000 840 .997
4.0302 Program Persentase pemenuhan 90,00 90,00 90,00 90,00
peningkatan sarana sarana dan prasarana - 10.500.000.0 7.140.000.00 7.282.800.00 7.428.456.0
dan prasarana dengan kondisi baik 00 0 0 00
aparatur pada Unit Kerja internal
4.03 Program Persentase Rata-rata - 90,00 90,00
peningkatan disiplin tingkat kehadiran dan - 35.100.000.0 23.868.000.0 24.345.360.0 24.832.267.
aparatur kedisiplinan berpakaian 00 00 00 200
dinas
4.0305 Program Persentase aparatur - 80,00 85,00 90,00 95,00
peningkatan yang memenuhi standar 3.000.000.00 27.000.000.0 18.360.000.0 18.727.200.0 19.101.744.
kapasitas kompetensi/ kualifikasi 0 00 00 00 000
sumberdaya pada Unit Kerjanya
aparatur
4.0306 Program Nilai Lakip B B B B B
peningkatan 3.500.000.00 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
pengembangan 0
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
3.03 Keuangan #VALUE! -
1.415.023.90 - 2.611.036.56 1.775.504.86 1.811.014.95 - 1.847.235.2
0 0 1 8 57
4.04.17 Badan Pengelola
Keuangan dan Aset 767.432.700 1.316.219.76 895.029.437 912.930.026 931.188.626
Daerah 0
4041701 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Administrasi internal yang terlayani 188.707.900 317.219.760 215.709.437 220.023.626 224.424.098
Perkantoran dengan baik
4041702 Program Persentase pemenuhan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 80.862.700 21.000.000 14.280.000 14.565.600 14.856.912
dan Prasarana dengan kondisi baik

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 45
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Aparatur pada Unit Kerja internal

Program Cakupan ketersediaan 100 10000% 100


Peningkatan pakaian dinas dan - 100 - - - 100 -
Disiplin Aparatur kelengkapannya
Program Rasio aparatur yang 100 10000% 100
Peningkatan memiliki peningkatan - 100 - - - 100 -
Kapasitas Sumber kompetensi
Daya Aparatur
4041706 Peningkatan Nilai Lakip 60 6500% 70
Pengembangan 69.512.000 65 169.500.000 115.260.000 117.565.200 70 119.916.504
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
4041717 Program Persentase penyerapan 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00
Peningkatan dan anggaran pendapatan 316.618.300 535.500.000 364.140.000 371.422.800 378.851.256
Pengembangan dan belanja daerah
Pengelolaan
Keuangan Daerah
4041718 Program Rasio Pengelolaan 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00
Pembinaan dan Keuangan SKPD yang 111.731.800 273.000.000 185.640.000 189.352.800 193.139.856
Fasilitasi Baik
Pengelolaan
Keuangan
Kabupaten/Kota
4.04.18 Badan Pendapatan 00 00
Daerah 647.591.200 1.294.816.80 880.475.424 898.084.932 916.046.631
0
041801 Program Pelayanan Porsentase unit kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 270.537.800 623.716.800 424.127.424 432.609.972 441.262.172
Perkantoran dengan baik
201802 Program
Peningkatan Sarana 18.500.000 24.600.000 16.728.000 17.062.560 17.403.811
dan Prasarana
Aparatur
201803 Program Jumlah Pakaian dinas 45 stel
Peningkatan beserta - - - - -
Disiplin Aparatur perlengkapannya
201805 Program Prosentase aparatur 1
Peningkatan yang mengikuti 9.000.000 - - - -
Kapasitas Sumber pelatihan dan
Daya Aparatur pengembangan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 46
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

201806 Program Nilai LKJiP 75


peningkatan 263.800.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja dan
keuangan
201817 Program Jumlah pendapatan 1, 44 T
Peningkatan dan daerah - 495.000.000 336.600.000 343.332.000 350.198.640
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
201823 Program Jumlah sistem 3 sistem
optimalisasi pengelolaan pendapatan 85.753.400 150.000.000 102.000.000 104.040.000 106.120.800
pemanfaatan daerah berbasis IT
teknologi informasi
3.04 Kepegawaian Serta -
Pendidikan dan 610.328.600 - 1.350.627.00 918.426.360 936.794.887 955.530.785
Pelatihan 0
20:00 Badan
Kepegawaian, 610.328.600 1.350.627.00 918.426.360 936.794.887 955.530.785
Pendidikan dan 0
Pelatihan
Program Pelayanan
Administrasi 123.949.000 268.227.000 182.394.360 186.042.247 189.763.092
Perkantoran
Program
Peningkatan Sarana - - - - -
dan Prasarana
Aparatur
Program
Peningkatan - - - - -
Disiplin aparatur
Program
Peningkatan - 320.700.000 218.076.000 222.437.520 226.886.270
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program
Peningkatan 5.250.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program
Peningkatan 171.906.000 320.700.000 218.076.000 222.437.520 226.886.270
Kapasitas

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 47
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Sumberdaya
Aparatur

Program
Pembinaan dan 309.223.600 439.500.000 298.860.000 304.837.200 310.933.944
Pengembangan
Aparatur
3.05 Penelitian dan
Pengembangan - - - - -
3.06 Fungsi Lain
9.263.320.81 - 19.241.173.0 13.083.997.6 13.345.677.6 13.612.591.
6 15 50 03 155
4 0103 01 Sekretariat Daerah
5.617.344.90 11.575.776.2 7.871.527.88 8.028.958.43 8.189.537.6
0 95 1 8 07
Program Pelayanan Persentase unit kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 2.684.477.10 6.280.898.69 4.271.011.11 4.356.431.33 4.443.559.9
Perkantoran dengan baik 0 5 3 5 62
Program Persentase Pemenuhan 1 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 217.303.600 tahun 114.000.000 77.520.000 79.070.400 80.651.808
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur Pada Unit Kerja Internal
Program Persentase Kehadiran 0,98
Peningkatan ASN - - - - -
Disiplin Aparatur
Program Fasilitasi Jumlah ASN yang 1 7 Orang
pindah/purna tugas mendapatkan fasilitas 10.414.400 Tahun 12.000.000 8.160.000 8.323.200 8.489.664
PNS pindah/purna tugas
Program Persentase Sumber Daya 1
Peningkatan Aparatur yang - - - - -
Kapasitas Sumber memenuhi
Daya Aparatur kulaifikasi/Standar
Kompetensi
Program Nilai Akuntabilitas 1 A (80,6)
Peningkatan Kinerja Kabupaten Berau 40.960.000 tahun 90.000.000 61.200.000 62.424.000 63.672.480
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Progran Persentase Penyampaian 1
Peningkatan Kebijakan Pembangunan 381.589.200 967.017.600 657.571.968 670.723.407 684.137.876
Pelayanan Kepala Daerah
Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil
Kepala Daerah

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 48
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Presentase Realisasi 100


Peningkatan Sistem Anggaran. 315.429.600 90.000.000 61.200.000 62.424.000 63.672.480
Pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Program Penataan Terwujudnya Kabupaten
peraturan Berau yang peduli HAM 79.000.000 102.000.000 69.360.000 70.747.200 72.162.144
perundang- dan Kepastian Hukum
Undangan
Program Penataan
Daerah Otonomi - - - - -
Baru
Program Penataan Persentase OPD yang 1 3 Perangkat
Kelembagaan dan ditata Sesuai Dengan 57.500.000 tahun 61.500.000 Daerah 41.820.000 42.656.400 43.509.528
Ketatalaksanaan Kebutuhan dan
Peraturan Yang Berlaku
Program
Penyelesaian 75.000.000 22.500.000 15.300.000 15.606.000 15.918.120
Konflik-konflik
Pertanahan
Program Kerjasama Jumlah Indeks 1 30 media
Infirmasi Dengan pengetahuan 668.875.000 tahun 1.503.000.00 massa 1.022.040.00 1.042.480.80 1.063.330.4
Mass Media masyarakat dan aparatur 0 0 0 16
Pemerintah mengenai
hasil - hasil
pembangunan
Pemerintah Daerah,
serta kinerja dan
kebijakan Pemerintah
Daerah melalui media
massa cetak dan
elektronik
Program Nilai Rata-Rata Survey 81,5
Peningkatan Kepuasan Masyarakat di - - - - -
Pelayanan Publik Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Berau
Program
Peningkatan 136.917.500 - - - -
Pelayanan
Kedinasan
KDH/WKDH
(Program Tata
Pemerintahan)

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 49
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Kemitraan
Pengembangan 945.878.500 2.062.860.00 1.402.744.80 1.430.799.69 1.459.415.6
Wawasan 0 0 6 90
Kebangsaan
Program Persentase data arsip 0,85
Pengembangan Manual Kepegawaian 2.000.000 - - - -
Data dan Informasi
Kepegawaian
Program Persentase Pelayanan 0,85
Pembinaan Karir Kenaikan Gaji Berkala 2.000.000 - - - -
dan Layanan dan Usulan kenaikan
Administrasi pangkat
Kepegawaian
Program Tata Survey Kepuasan 0,5
Pemerintahan Masyarakat - - - - -
( SKM )
Program Persentase Paket 1 0,87
Peningkatan Pekerjaan Selesai Lelang - Tahun 270.000.000 183.600.000 187.272.000 191.017.440
Layanan Pengadaan
Barang dan Jasa
8 Kantor 02 02
Penghubung 148.524.216 287.688.000 195.627.840 199.540.397 203.531.205
401401080 Program Pelayanan Tersedianya sarana 1 1 1 1 1
1 Administrasi pelayanan administrasi 109.712.416 272.688.000 185.427.840 189.136.397 192.919.125
Perkantoran perkantoran
401401080 2) Program Tersedianya Sarana dan 1 1 1 1 1
2 Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur 38.811.800 15.000.000 10.200.000 10.404.000 10.612.080
dan Prasarana
Aparatur
4 Sekretariat DPRD 00 00
3.497.451.70 7.377.708.72 5.016.841.93 5.117.178.76 5.219.522.3
0 0 0 8 44
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 1.512.327.00 3.082.658.52 2.096.207.79 2.138.131.94 2.180.894.5
Perkantoran dengan baik 0 0 4 9 88
Program Persentase pemenuhan 1
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 135.665.200 62.316.000 42.374.880 43.222.378 44.086.825
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada Unit Kerja internal
Program
Peningkatan 13.012.000 - - - -
Disiplin Aparatur

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 50
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Persentase aparatur 1


Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
Program Hasil Evaluasi Laporan B
Peningkatan Kinerja Instansi 4.172.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Pengembangan Pemerintah Kabupaten
Sistem Pelaporan Berau
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Jumlah Perda yang 15 perda
Peningkatan ditetapkan 1.832.275.50 4.223.734.20 2.872.139.25 2.929.582.04 2.988.173.6
Kapasitas Lembaga 0 0 6 1 82
Perwakilan Rakyat
Daerah
Program
optimalisasi - - - - -
teknologi informasi
9 Kecamatan Tanjung 00 00
Redeb 1.054.179.60 2.766.632.22 1.881.309.91 1.918.936.10 1.957.314.8
0 0 0 8 30
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi yang terlayani dengan 85.305.900 369.771.000 251.444.280 256.473.166 261.602.629
Perkantoran baik
Program Persentase Pemenuhan 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 40.500.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program Cakupan ketersediaan 1
Peningkatan pakaian dinas dan - - - - -
Disiplin Aparatur kelengkapannya
Program Terpenuhinya Kapasitas 1
Peningkatan Sumber Daya Aparatur - - - - -
Kapasitas Sumber Kecamatan Tanjung
Daya Aparatur Redeb
Program Nilai LKJIP 0,65
Peningkatan 830.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Penguatan Cakupan pembinaan PKK 1
Kelembagaan ditingkat 4.500.000 - - - -
Pengarusutamaan Kecamatan/Kelurahan/
Gender dan Anak Kampung

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 51
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Terlaksananya Kegiatan 1


Pembinaan dan Peningkatan Kebangsaan - - - - -
Pemasyarakatan di Kecamatan
Olah Raga
Program Terlaksananya kegiatan 1
Peningkatan Peran Peningkatan Peran - 27.000.000 18.360.000 18.727.200 19.101.744
Kecamatan Kecamatan
Peningkatan
Partisipasi 819.043.700 2.368.361.22 1.610.485.63 1.642.695.34 1.675.549.2
Masyarakat Dalam 0 0 2 49
Membangun
Kelurahan
Program Terlaksananya Kegiatan 1
Pengembangan Pengembangan 104.000.000 - - - -
Wawasan Wawasan Kebangsaan
Kebangsaan
Kecamatan Gunung 00 00
Tabur 191.592.100 484.642.776 329.557.088 336.148.229 342.871.194
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 75.842.700 165.277.860 112.388.945 114.636.724 116.929.458
Perkantoran dengan baik
Program Persentase pemenuhan 0,75
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana - - - - -
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada unit kerja internal
Program Persentase Pelanggaran 1
peningkatan disiplin disiplin ASN - - - - -
aparatur
Program Persentase aparatur 0,75
Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompetensi /kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerjanya
Program Nilai LKj-IP 60
Peningkatan 1.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Efektivitas pelaksanaan 0,7
Peningkatan Peran kegiatan fasilitas - 10.500.000 7.140.000 7.282.800 7.428.456
Kecamatan kecamatan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan tingkat
kecamatan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 52
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penguatan
Kelembagaan 2.500.000 - - - -
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Peningkatan
Partisipasi 1.190.500 - - - -
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Peningkatan Efektivitas pelaksanaan 0,8
Partisipasi kegiatan fasilitas 103.955.000 307.364.916 209.008.143 213.188.306 217.452.072
Masyarakat Dalam kelurahan dalam
Membangun penyelenggaraan
Kelurahan pemerintahan tingkat
kelurahan dan RT
Program
Pengembangan 7.103.900 - - - -
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan 00 00
Sambaliung 214.687.300 571.383.900 388.541.052 396.311.873 404.238.111
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi internal yang terlayani 58.591.500 135.121.500 91.882.620 93.720.272 95.594.678
Perkantoran dengan baik
Program Persentase pemenuhan 1
Peningkatan Sarana sarana dan prasarana 9.525.000 - - - -
dan Prasarana dengan kondisi baik
Aparatur pada Unit Kerja internal
Program Persentase aparatur 1
Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
Program Nilai LKj-IP B
Peningkatan - 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran dan 1
Peningkatan Peran Pelayanan Kecamatan - - - - -
dan Pelayanan yang Dilaksanakan
Kecamatan secara Tepat Waktu dan
Sesuai Aturan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 53
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penguatan
Kelembagaan 4.000.000 12.000.000 8.160.000 8.323.200 8.489.664
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Peningkatan Persentase capaian 1
Partisipasi program dalam 138.570.800 - - - -
Masyarakat Dalam meningkatkan partisipasi
Membangun masyarakat dalam
Kelurahan membangun di
Kelurahan Sambaliung
Program
Pengembangan 4.000.000 422.762.400 287.478.432 293.228.001 299.092.561
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Teluk 00 00
Bayur 346.700.000 867.039.600 589.586.928 601.378.667 613.406.240
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi yang terlayani dengan 71.682.500 144.341.100 98.151.948 100.114.987 102.117.287
Perkantoran baik
Program Persentase Pemenuhan 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 21.029.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program Persentase pelanggaran 1
peningkatan disiplin disiplin ASN - - - - -
aparatur
Program Persentase aparatur 1
Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerjanya
Program Nilai LKj-IP 60
Peningkatan 1.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase pelaksanaan 1
Peningkatan Peran kegiatan fasilitas - - - - -
dan Pelayanan kecamatan dalam
Kecamatan penyelenggaraan
pemerintahan tingkat

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 54
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

kecamatan

Program Penguatan
Kelembagaan 2.846.900 15.900.000 10.812.000 11.028.240 11.248.805
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Peningkatan Persentase RT dan 1
Partisipasi Kelurahan dalam 245.641.600 705.298.500 479.602.980 489.195.040 498.978.940
Masyarakat Dalam membangun
Membangun lingkungannya yang
Kelurahan berkualitas
Program
Pengembangan 4.500.000 - - - -
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Segah 00 00
63.429.500 147.399.300 100.231.524 102.236.154 104.280.878
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi yang terlayani dengan 53.339.500 127.899.300 86.971.524 88.710.954 90.485.174
Perkantoran baik
Program Persentase Pemenuhan 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 2.640.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program Persentase aparatur 1
Peningkatan yang memenuhi standar - - - - -
Kapasitas Sumber kompetensi/kualifikasi
Daya Aparatur pada unit kerjanya
Program Nilai LKj-IP 1
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase pelaksanaan 1
Peningkatan Peran kegiatan fasilitas - - - - -
Kecamatan kecamatan dalam
penyelenggaraan
pemerintahan tingkat
kecamatan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 55
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penguatan
Kelembagaan 2.950.000 18.000.000 12.240.000 12.484.800 12.734.496
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.000.000 - - - -
Wawasan
Kebangsaan dan
keagamaan
Kecamatan Kelay 00 00
198.930.500 501.620.100 341.101.668 347.923.701 354.882.175
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi Interval yang Terlayani 61.759.500 131.999.100 89.759.388 91.554.576 93.385.667
Perkantoran dengan Baik
Program Persentase Peningkatan 0,97
Peningkatan Sarana sarana Penunjang - - - - -
dan Prasarana Kinerja Aparatur
Aparatur
Program
Peningkatan - - - - -
Disiplin Aparatur
Program Terlaksananya 0,82
Peningkatan Pendidikan dan - - - - -
Kapasitas Sumber Pelatihan Formal
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP 0,82
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran dan 1
Peningkatan Peran Pelayanan Kecmatan - 18.000.000 12.240.000 12.484.800 12.734.496
Kecamatan yang dilaksanakan secara
tepat waktu dan sesuai
aturan
Program Penguatan
Kelembagaan 3.000.000 - - - -
Pengarusutamaan
Gender dan Anak

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 56
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.000.000 - - - -
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Pulau 00 00
Derawan 64.835.500 175.060.500 119.041.140 121.421.963 123.850.402
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi Interval yang Terlayani 59.235.500 158.560.500 107.821.140 109.977.563 112.177.114
Perkantoran dengan Baik
Program
Peningkatan Sarana - - - - -
dan Prasarana
Aparatur
Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Nilai LKjIP 82
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran dan 1
Peningkatan Peran Pelayanan Kecmatan - - - - -
Kecamatan yang dilaksanakan secara
tepat waktu dan sesuai
aturan
Program Penguatan
Kelembagaan 1.100.000 6.000.000 4.080.000 4.161.600 4.244.832
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.000.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan 00 00

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 57
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Talisayan 174.994.100 474.315.750 322.534.710 328.985.404 335.565.112


Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi yang terlayani dengan 55.330.000 126.768.750 86.202.750 87.926.805 89.685.341
Perkantoran baik
Program Persentase Pemenuhan 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 2.450.000 7.200.000 4.896.000 4.993.920 5.093.798
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Nilai LKj-IP B
Peningkatan LPPD,LKPJ.LAKIP,RENSTR 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan A,RENJA,PROFIL KEC
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran dan 1
Peningkatan Peran Pelayanan Kecamatan - - - - -
dan Pelayanan yang Dilaksanakan
Kecamatan secara Tepat Waktu dan
Sesuai Aturan
Program Penguatan
Kelembagaan 2.785.100 6.000.000 4.080.000 4.161.600 4.244.832
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.000.000 13.500.000 9.180.000 9.363.600 9.550.872
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Biduk- 0 54.964.500 00 00
Biduk 159.673.500 108.577.980 110.749.540 112.964.530
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi Interval yang Terlayani 47.664.500 137.173.500 93.277.980 95.143.540 97.046.410
Perkantoran dengan Baik
Program Persentase pemenuhan 1
Peningkatan Sarana sarana dan Prasarana 500.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 58
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Persentase Aparatur 1


Peningkatan yang memnuhi Standar - - - - -
Kapasitas Sumber Kompetensi/Kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerja
Program Nilai LAKIP B 67%
Peningkatan 800.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Penguatan Cakupan Pembinaan PKK
Kelembagaan di Tingkat 2.000.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Pengarusutamaan Kecamatan/Kelurahan/
Gender dan Anak Kampung
Program Persentasi Cabang
Pembinaan dan Olahraga yang diiukuti - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program Persentasi Cabang MTQ
Pengembangan yang di ikuti 4.000.000 12.000.000 8.160.000 8.323.200 8.489.664
Wawasan
Kebangsaan dan
keagamaan
Program
Peningkatan Peran - - - - -
Kecamatan
Kecamatan 00
Maratua 63.469.000 154.077.600 104.772.768 95430000095 106.868.223 109.005.588
4300000
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1
Administrasi yang terlayani dengan 54.569.000 134.577.600 91.512.768 93.343.023 95.209.884
Perkantoran baik
Program Persentase Pemenuhan 1
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 2.000.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Kerja Internal
Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Nilai LKj-IP B
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 59
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Keuangan

Program Persentase Peran dan 1


Peningkatan Peran Pelayanan Kecamatan - - - - -
dan Pelayanan yang Dilaksanakan
Kecamatan secara Tepat Waktu dan
Sesuai Aturan
Program Penguatan
Kelembagaan 2.400.000 6.000.000 4.080.000 4.161.600 4.244.832
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.000.000 12.000.000 8.160.000 8.323.200 8.489.664
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Tabalar 00 00
55.262.400 143.971.200 97.900.416 99.858.424 101.855.593
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja
Administrasi Internal yang terlayani 47.262.400 121.471.200 82.600.416 84.252.424 85.937.473
Perkantoran dengan baik
Program
Peningkatan Sarana - - - - -
dan Prasarana
Aparatur
Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Nilai LKJIP
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran
Peningkatan Peran Kecamatan yang - - - - -
Kecamatan dilaksanakan secara
tepat waktu dan sesuai
aturan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 60
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penguatan
Kelembagaan 4.000.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - 3.000.000 2.040.000 2.080.800 2.122.416
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 3.500.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Wawasan
Kebangsaan
Kecamatan Batu 00 00
Putih 58.745.300 179.925.900 122.349.612 124.796.604 127.292.536
Program Pelayanan Terpenuhinya sarana 1
Administrasi dan prasarana pelayanan 51.345.300 151.425.900 102.969.612 105.029.004 107.129.584
Perkantoran adminstrasi perkantoran
Program Meningkatnya Disiplin 1
Peningkatan Sarana Aparatur 500.000 - - - -
dan Prasarana
Aparatur
Program Meningkatnya 1
Peningkatan Keterampilan Sumber - - - - -
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Daya Aparatur
Program Terselenggaranya 1
Peningkatan Peningkatan Pelaporan 1.000.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan capaian kinerja dan
Sistem Pelaporan keuangan SKPD dan
Capaian Kinerja dan pembinaan Organisasi
Keuangan dan Kelembagaan
Program Penguatan
Kelembagaan 2.000.000 6.000.000 4.080.000 4.161.600 4.244.832
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program Terselenggaranya 1
Pembinaan dan Pembinaan Olah Raga - 3.000.000 2.040.000 2.080.800 2.122.416
Pemasyarakatan Bagi masyarakat
Olah Raga Kecamatan
Program Terselenggaranya 1
Pengembangan Pengembangan 3.900.000 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Wawasan Pembinaan wawasan
Kebangsaan dan Kebangsaaan
keagamaan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 61
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Program Penguatan
Kelembagaan - 9.000.000 6.120.000 6.242.400 6.367.248
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Kecamatan Biatan 0 94.539.600 100% 00
184.408.050 125.397.474 127.905.423 130.463.532
Program Pelayanan Persentase Unit Kerja 1 694,680
Administrasi Interval yang Terlayani 78.439.600 157.408.050 107.037.474 109.178.223 111.361.788
Perkantoran dengan Baik
Program Persentase Pemenuhan 0,8
Peningkatan Sarana Sarana dan Prasarana 7.300.000 - - - -
dan Prasarana dengan Kondisi Baik
Aparatur pada Unit Internal
Program Persentase Disiplin 1
Peningkatan Aparatur dalam - - - - -
Disiplin Aparatur berpakaian seragam
dinas
Program Persentase Aparatur 1
Peningkatan yang memenuhi Standar - 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Kapasitas Sumber Kompetensi/Kualifikasi
Daya Aparatur pada Unit Kerjanya
Program Nilai LKjIP 65,00 %
Peningkatan 500.000 - - - -
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Persentase Peran dan 1
Peningkatan Peran Pelayanan Kecmatan - 25.500.000 17.340.000 17.686.800 18.040.536
Kecamatan yang dilaksanakan secara
tepat waktu dan sesuai
aturan
Program Penguatan
Kelembagaan 3.500.000 - - - -
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Program
Pembinaan dan - - - - -
Pemasyarakatan
Olah Raga
Program
Pengembangan 4.800.000 - - - -
Wawasan
Kebangsaan dan
keagamaan

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 62
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

4:01:14 Sekretariat Dewan 0 140.277.200 0 0 0


Pengurus KORPRI 175.425.600 119.289.408 121.675.196 124.108.700
Kabupaten Berau
Program Pelayanan Terpenuhinya sarana 1
Administrasi dan prasarana pelayanan 64.710.200 143.925.600 97.869.408 99.826.796 101.823.332
Perkantoran adminstrasi perkantoran
Program
Peningkatan - - - - -
Disiplin Aparatur
Program
Peningkatan - - - - -
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Nilai LKJIP 0,65
Peningkatan 500.000 1.500.000 1.020.000 1.040.400 1.061.208
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Penataan
Peraturan 14.197.000 - - - -
Perundang -
undangan
Program Terselenggaranya 1
Pengembangan Pengembangan 60.870.000 30.000.000 20.400.000 20.808.000 21.224.160
Pembinaan Pembinaan Organisasi
Organisasi dan dan Kelembagaan
Kelembagaan KORPRI yang kuat
KORPRI
TOTAL
1.075.108.98 1.181.370.20 846.817.159. 883.578.017. 923.365.918
3.101 9.600 598 578 .457

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 63
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

VII - 64
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN

Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan mudah, cepat,


tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja berdasarkan
kesepakatan bersama, namun tetap berlandaskan dengan tinjauan visi dan misi
Bupati dan Wakil Bupati beserta turunannya. Penetapan indikator kinerja
merupakan syarat mutlak untuk menetapkan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah karena
rencana kinerja merupakan gambaran maupun potret organisasi di masa kini
maupun yang akan datang.

Guna melihat capaian kinerja penyelenggaraan pembangunan yang


dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau maka perlu adanya
penetapan indikator kinerja. Penetapan indikator kinerja digunakan untuk
mengukur kinerja atau keberhasilan pemerintah daerah dalam mewujudkan
sasaran pembangunan. Penetapan indikator kinerja Kabupaten Berau bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi
dan misi Bupati dan Wakil Bupati Berau pada akhir periode masa jabatan. Hal
ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program
pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri
setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode
RPJMD dapat dicapai. Berikut penetapan indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah, baik Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun indikator
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang ditetapkan menjadi Indikator
Kinerja Kunci (IKK) pada akhir periode masa jabatan.

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Berau
VISI: MEWUJUDKAN BERAU SEJAHTERA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA BERKELANJUTAN
Indikator Tujuan/Sasaran RPJMD Target Tujuan/Sasaran RPJMD Tahun 2017-2021
Kondisi
Indikator Indikator OPD yang
Indikator Kinerja
Misi/Tujuan/Sasaran Sasaran Sasaran Renstra bertanggung
Tujuan Awal 2017 2018 2019 2020 2021
Renstra OPD OPD Pendukung jawab
RPJMD (2016)
Utama
Misi I: Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana publik yang berkualitas, adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Menyediakan
infrastruktur yang
Persentase jalan dalam kondisi mantap (%) 40,5 50,00 65,00 72,80 75,00 80,00
mantap dan
berkualitas
Cakupan 60,66 62,99 65,33 67,67 70,00 75,00
kampung yang Cakupan Rumah
1 dapat Tangga pengguna
mengakses air 60,66 62,99 65,33 67,67 70,00 75,00 DPUPR
Tersedianya air bersih
infrastruktur bersih (persen) (persen)
1 dasar yang 54,80 68,40 72,00 75,00 82,00 82,00
Persentase
mantap dan Persentase
kampung yang
1 berkualitas (jalan, 2 panjang jalan
dilalui oleh 67,29 71,29 75,29 83,29 82,00 82,00 DPUPR
jembatan dan dalam kondisi
kendaraan
irigasi kampung baik (%)
yang dilalui Persentase 96 97 97 98 98 99
kendaraan) desa yang Persentase
3 terhubung wilayah yang
dengan moda 96 97 97 98 98 99 Dishub
terakses sarana
transportasi transportasi

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase
jaringan irigasi
4 dalam kondisi 65,5 75,00 75,25 77,85 78,15 80 DPUPR
baik dan
berfungsi
82,32 82,75 83,18 83,61 84,04 90,00

Tingkat
Kampung yg elektrifikasi 82,32 82,75 83,18 83,61 84,04 90,00 DPUPR
5 teraliri listrik (persen)
Meningkatnya
konektivitas (persen)
Persentase
antarwilayah
kampung yang
2 (listrik, 54,80 68,40 72,00 75,00 82,00 82,00 DPUPR
dilalui roda 4
komunikasi, dan
(persen)
moda
Persentase 60 60 66 70 80 97
transportasi)
kampung yang
Jumlah kampung
sudah
6 yang terakses
terkoneksi 60 60 66 70 80 97 Diskominfo
jaringan
jaringan
komunikasi
internet
Mewujudkan
lingkungan hidup yang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Daerah 76,18 79,36 79,50 79,50 80,00 80,00
layak bagi masyarakat
2,65 <5 <5 <5 <5 <5
Tingkat
2 pencemaran
Indeks
Terjaganya Kualitas air
3 7 Pencemaran/IP
kualitas air sungai sungai (Sungai 2,65 <5 <5 <5 <5 <5 DLHK
<5
Segah, Kelay,
Berau indek
pencemaran/IP

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 3
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

<5

Indeks Standar Indek standar


Terjaganya Pencemaran pencemaran
4 8 38,69 <100 <100 <100 <100 <100 DLHK
Kualitas Udara Udara udara (ISPU <
(ISPU<100) 100)
442.000 435.000 428.000 421.000 414.000 406.000 DLHK
Jumlah emisi Jumlah Emisi
yang yang diturunkan
Menurunnya
5 9 diturunkan dari dari
Tingkat Emisi GRK 442.000 435.000 428.000 421.000 414.000 406.000 DLHK
tingkat BAU pemanfaatan
(ton CO2 eq) lahan (ton CO2
eq)
184,3 120 98 50 35 12,5
Dinas
Persentase
Perumahan
kondisi bangunan 0,76 0,78 0,80 0,81 0,82 0,83
dan
gedung
Meningkatnya Pemukiman
Persentase Dinas
kualitas
6 10 Kawasan Rasio rumah Perumahan
lingkungan 0,76 0,78 0,80 0,81 0,82 0,83
Kumuh (%) layak huni dan
perumahan
Pemukiman
Dinas
Luas Kawasan
Perumahan
Kumuh 184,3 127 77 36 10 0
dan
(Ha)
Pemukiman
Persentase 0 0 0 20 25 25
pemanfaatan
Meningkatnya Ketaatan
ruang sesuai 0 0 0 20 25 25 DPUTR
kepatuhan terhadap RTRW
7 11 peruntukannya
terhadap tata
berdasarkan 48.598 49.000 50.000 52.000
ruang Luas RTH DLHK
perencanaan M² M² M² M²
tata ruang

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 4
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Misi II : Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, memberdayakan usaha ekonomi kecil menengah yang berbasis kerakyatan, dan
perluasan lapangan kerja termasuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis pariwisata dan kearifan lokal
Meningkatkan
Perekonomian Laju Pertumbuhan Ekonomi -1,65 3,01 3,23 3,46 3,68 3,90
Kabupaten Berau
5,74 6,04 6,34 6,49 6,52 6,55
Jumlah produksi
31.000 32.000 35.398 38.938 42.832 47.715
padi
Jumlah produksi
15.460 36.380 72.300 108.450 119.295 120.500
jagung
Jumlah produksi
2,585 2,700 2,750 2,800 3,000 3,200
daging (ton)

3
Meningkatnya PDRB sektor
8 pertumbuhan 12 pertanian Jumlah produksi
sektor pertanian (persen) 1.224.10 1.507.54 1.714.56 1.855.43 1.912.62 1.970.90 Dinas
komoditas
9,5 0 3 0 5 0 Perkebunan
perkebunan (ton)

Jumlah produksi
Dinas
perikanan 2.202,30 2.200,22 2.227,72 2.255,57 2.283,76 2.312,31
Perikanan
budidaya
Jumlah produksi
18.000,4 18.216,4 18.380,3 18.545,7 18.712,6 18.881,0 Dinas
perikanan
0 0 4 7 8 9 Perikanan
tangkap

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 5
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dinas
Jumlah kelompok
Pertanian
tani yang naik 10 15 22 25 25 25
dan
kelas
Perternakan
558.327, 616.111, 673.895, 731.679, 789.463,
Dinas
02 jt 55 jt 00 jt 00 jt 00 jt
Pariwisata
rupiah rupiah rupiah rupiah rupiah
Jumlah
Meningkatnya
PDRB sektor kunjungan Dinas
9 daya saing 13
Pariwisata wisatawan 110.160 121.777 133.295 146.625 161.289 177.418 Pariwisata
pariwisata
(orang)
Rata-Rata Lama
Dinas
Tinggal 3 3 5 5 7 7
Pariwisata
wisatawan (hari)
8.362,9 8.362,9 8.475,2 8.620,9 8.725,4
DPMPTSP
(MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp)

Nilai Realisasi
8.362,9 8.362,9 8.475,2 8.620,9 8.725,4
Meningkatnya Nilai investasi PMDN dan PMA DPMPTSP
(MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp) (MilyarRp)
10 nilai investasi 14 PMA dan (Milyar Rupiah)
daerah PMDN Jumlah Investor
Berskala Nasional
(PMDN/PMA) 1 1 4 5 5 5 DPMPTSP
yang berinvestasi
(investor)
Meningkatkan
pemerataan
Indeks Gini 0,34 0,331 0,3 0,29 0,28 0,28
4 Pendapatan
masyarakat
11 Meningkatnya 15 Kontribusi 5,25 5,35 5,45 5,55 5,65 5,75

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 6
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

sektor Koperasi, sektor


Jumlah
UMKM, perdagangan
wirausaha yg
perindustrian dan jasa Disperindagk
memiliki 150 200 220 250 280 300
dan terhadap PDRB op
keunggulan
perdagangan
kompetitif

Jumlah Koperasi
Disperindagk
yang 26 32 38 40 45 50
op
berprestasi/sehat

Kontribusi 3,9 4,32 4,74 5,16 5,58 6


16 sektor industri Jumlah Industri Disperindagk
terhadap PDRB 112 120 130 140 150 160
Kreatif/ op
Meningkatkan Jumlah
konsumsi rumah Pengeluaran 11.675,00 11.843,00 12.207,00 12.175,19 12.317,46 12.459,73
tangga Per Kapita

5,37 5,41 5,04 4,89 4,75 4,60 Dinas Sosial

Menurunnya Angka
5
12 tingkat 17 Kemiskinan
kemiskinan (persen) Jumlah
Penyandang
Masalah
35.018 34.000 33.000 32.000 31.000 30.000 Dinas Sosial
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
(jiwa)
Menurunnya Tingkat Disnakertran
13 18 5,72 67,38 68,04 68,69 69,35 70,00
tingkat partisipasi s

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 7
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

pengangguran angkatan kerja Jumlah angkatan


Disnakertran
kerja lokal yang 32 48 48 64 64 80
s
bersertifikat
Persentase
tenaga kerja lokal Disnakertran
35 35 40 40 50 49
yang s
ditempatkan
9 12 15 18 21 24 DPMK
Jumlah kampung
Meningkatnya tipologi 9 12 15 18 21 24 DPMK
Indeks Desa
14 kemandirian 19 berkembang
Membangun
masyarakat desa Rata-rata IKM
pemerintah 80 85 85 85 90 90 DPMK
kampung
Misi III : Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing tinggi
Meningkatkan kualitas
IPM 73,05 73,56 74,01 74,34 74,67 75,00
SDM
13,18 13,29 13,30 13,38 13,44 13,50
Dinas
APM SD/MI 92,05 93,64 95,23 96,82 98,41 100
Pendidikan

Meningkatnya Dinas
6 APM SMP/Mts 81,41 83,13 84,85 86,56 88,28 90,00
aksesibilitas dan Angka Harapan Pendidikan
15 20
kualitas lama sekolah
pendidikan
Angka Melek Dinas
99.25 99.50 99.75 100 100 100
Huruf Pendidikan
Persentase Dinas
kunjungan 16 17 17 17 18 19 Perpustakaan
perpustakaan dan Arsip

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 8
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Dinas
8,78 8,96 8,98 8,99 9 9
Pendidikan
Rata-rata lama
21 Jumlah Dinas
sekolah (tahun)
siswa/siswi atlet 305 315 285 300 515 480 Pemuda dan
yang berprestasi Olahraga
Dinas
71,37 71,44 71,68 71,94 72,13 72,82
Kesehatan
Prosentase
Dinas
Pemakaian 71,3 54,5 58,8 63,4 68,3 73,7
PPKBP3A
Kontrasepsi (CPR)
Persentase
Penangan Kasus
Dinas
Kekerasan pada 100 100 100 100 100 100
PPKBP3A
Perempuan dan
Anak.

Meningkatnya IKM (pelayanan


RSUD Dr.
derajat Angka harapan kesehatan RSUD >80% >80% >80% >80% >80% >80%
16 22 Abdul Rivai
kesehatan hidup (tahun) Dr. Abdul Rivai)
masyarakat
Jumlah kematian
Dinas
Ibu melahirkan 11 10 10 10 9 9
Kesehatan
(kasus)
Angka kematian
Dinas
bayi (IMR) (per 23 21 20 19 18 18
Kesehatan
1000 klh)
Angka kematian
Dinas
anak balita (IKU) 20 19 18 17 16 15
Kesehatan
(per 1000 klh)
Persentase BBLR Dinas
4,4 4,1 3,9 3,6 3,3 3,3
(%) Kesehatan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 9
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Prevalensi balita Dinas


30 8 7 6 6 6
kurang gizi (%) Kesehatan
Persentase
tuberkulosis (TB) Dinas
45 100 100 100 100 100
per 100000 Kesehatan
penduduk (%)
Persentase
kampung/kelura
Dinas
han yang 40 45 50 59 64 70
Kesehatan
melaksanakan
STBM
NA 20 20 20 20 20 Dinas Pangan
Jumlah
Jumlah ketersediaan
Meningkatnya cadangan ton 20 20 20 20 20 Dinas Pangan
pangan bagi
17 ketahanan 23 Pangan masyarakat
pangan Pemerintah
Beras ton 28.129,2 29.190,7 30.292,9 31.435,8 32.523,7 Dinas Pangan
(ton)
Jagung ton 1.190,0 1.235,0 1.281,0 1.330,0 1.380,0 Dinas Pangan
Kedelai ton 1.718,0 1.782,0 1.850,0 1.920,0 1.992,0 Dinas Pangan
Misi IV : Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, transparan dan akuntabel
Mewujudkan
pemerintah yang
bersih, transparan, Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB) 50 55 60 65 70 75
profesional dan
akuntabel
7
Meningkatnya C CC CC B B B Inspektorat
kualitas Kategori Rata-rata
18 penerapan 24 Reformasi persentase
reformasi Birokrasi 60 65 75 85 95 100 Bapelitbang
pencapaian
birokrasi di sasaran RPJMD

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 10
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Kabupaten Persentase PD
Berau yang
memperoleh
predikat wilayah
bebas dari
NA 0,3 66,67% 75% 82,35% 85,71% Inspektorat
korupsi
(WBK)/Wilayah
Birokrasi Bersih
Melayani
(WBBM)

CC
B B BB A A Setda (Ortal)
(52,24)

Nilai SAKIP Persentase PD


25 Kabupaten yang memiliki
Berau hasil penilaian Setda (bagian
52,24% 61,70% 70,21% 80,85% 91,49% 100,00%
evaluasi sakip ortal)
dengan nilai
Meningkatnya
minimal B
kualitas
19 akuntabilitas WDP WTP WTP WTP WTP WTP BPKAD
kinerja Persentase OPD
pemerintah yang memiliki
tertib
administrasi 75% 80% 85% 90% 95% 100% BPKAD
26 Opini BPK pelaporan
keuangan
berbasis IT
Persentase tertib
55% 60% 65% 70% 75% 75% BPKAD
administrasi BMD

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 11
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Persentase PD
60 70 75 80 85 90 BPKAD
yang patuh SAP
Sekretariat
Peringkat LPPD Daerah/Tata
3 3 2 2 1 1
tingkat provinsi Pemerintaha
n
Indeks Kepuasan Sekretariat
B (78,55) B (80,5) B (81) B (81,5) A(83,5) A(83,5)
Masyarakat (IKM) Daerah
IKM (Bidang Dinas
60,00 62,51 65,75 67,25 70,50 72,25
pertanahan) Pertanahan
Indeks Kepuasan Dinas
69 70 75 78 81 82
Publik Dukcapil
Cakupan
penegakan perda 99,66 99,62 99,66 99,66 99,66 99,66 Satpol PP
(%)
Persentase
pembahasan
Rancangan
100% 37% 75% 75% 75% 75% Setwan DPRD
Peraturan
Daerah yang
disetujui

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 12
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kabupaten Berau
Indikator Kinerja Capaian Target
No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
I Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Laju Pertumbuhan
1.1 % -1,65 3,01 3,23 3,46 3,68 3,90
Ekonomi
1.2 Tingkat inflasi % 3,91 3,63 3,35 3,06 2,78 2,50
1.3a PDRB ADHB Juta Rp 30.788,95 32.149,06 33.241,53 34.352,71 35.478,05 36.622,19
1.3b PDRB Per Kapita Juta Rp 143,32 145,73 147,4 149,08 150,75 152,43
1.4 Indeks gini % 0,31 0,3 0,29 0,28 0,28
Persentase Penduduk
1.5 di Atas Garis % 94,63 94,59 94,96 95,11 95,25 95,40
Kemiskinan
1.6 Tingkat pengangguran % na 4,93 4,69 4,46 4,23 4
Paritas daya beli
1.6 (pengeluaran per Rp 11.675,00 11.843,00 12.207,00 12.175,19 12.317,46 12.459,73
kapita disesuaikan)
1.8 Jumlah Penduduk Jiwa 214.828 220.607 225.519 230.431 235.344 240.256
Pertumbuhan
1.9 % 2,84 2,69 2,23 2,18 2,13 2,09
Penduduk
1.10 IPM % 73,05 73,56 74,01 74,34 74,67 75,00
II Fokus Kesejahteraan Sosial
2.1 Pendidikan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 13
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Angka rata-rata lama
2.1.1 Tahun 8,78 8,96 8,98 8,99 9 9
sekolah
Angka Partisipasi
2.1.2 % 104,35 103,48 102,61 101,74 100,87 100,00
Kasar SD/MI/SDLB
Angka Partisipasi
2.1.3 Kasar % 103,77 103,02 102,26 101,51 100,75 100,00
SMP/MTs/SMPLB
Angka Partisipasi
2.1.4 % 95,07 96,06 97,04 98,03 99,01 100,00
Kasar SLTA/MA/SMK
Angka Partisipasi
2.1.5 % 92,05 93,64 95,23 96,82 98,41 100,00
Murni SD/MI/SDLB
Angka Partisipasi
2.1.6 Murni % 81,41 83,13 84,85 86,56 88,28 90,00
SMP/MTs/SMPLB
Angka Partisipasi
2.1.7 % 66,2 68,96 71,72 74,48 77,24 80,00
Murni SLTA/MA/SMK
2.1.8 Harapan lama sekolah Tahun 13,18 13,29 13,30 13,38 13,44 13,50
2.2 Kesehatan
Angka Kelangsungan per 1.000
2.2.1 71,32 71,37 71,31 71,43 71,48
Hidup Bayi kelahiran
2.2.2 Angka Harapan Hidup Tahun 71,37 71,44 71,68 71,94 72,13 72,82
-BCG orang 4.812 5.041 5.270 5.499 5.728
-Campak/Morbili orang 4.324 4.338 4.352 4.366 4.380
-DPT 1 orang 5.128 5.328 5.528 5.728 5.928
-DPT 2 orang 4.540 4.559 4.578 4.597 4.616

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 14
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-DPT 3 orang 4.784 4.938 5.091 5.245 5.399
-Polio 1 orang 5.105 5.309 5.513 5.717 5.921
-Polio 2 orang 4.934 5.118 5.303 5.487 5.672
-Polio 3 orang 4.838 5.025 5.212 5.399 5.586
-Polio 4 orang 4.818 4.915 5.012 5.109 5.206
-Hepatitis B 1 orang 5.128 5.328 5.528 5.728 5.928
-Hepatitis B 2 orang 4.540 4.559 4.578 4.597 4.616
-Hepatitis B 3 orang 4.784 4.938 5.091 5.245 5.399
2.3 Pertanahan
Jumlah bidang tanah
2.3.1 yang didaftarkan Bidang 25 25 25 25 25
sertifikasinya
2.4 Ketenagakerjaan
Persentase tenaga
2.4.1 kerja lokal yang % 35 35 40 40 50 50
ditempatkan
III Fokus Budaya dan Olahraga
3.1 Pemuda dan Olahraga
Jumlah cabang
olahraga yang
3.1.1 cabang 11 47 47 47 47 47
berprestasi di tingkat
nasional
Aspek Pelayanan Umum
A Urusan Pemerintahan Wajib
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
1
Pelayanan Dasar

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 15
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.1 Urusan Pendidikan
Angka Partisipasi
1.1.1.a % 97,65 98,12 98,59 99,06 99,53 100,00
Sekolah SD/MI
Angka Partisipasi
1.1.1.b % 97,15 97,62 98,09 98,56 99,03 99,50
Sekolah SLTP/MTS
Angka Partisipasi
1.1.1.c Sekolah % 75,54 77,43 79,32 81,22 83,11 85,00
SLTA/MA/SMK
Rasio Murid terhadap
Per 1 guru 14,34 14,27 14,20 14,14 14,07 14,00
Guru SD Negeri
1.1.2a
Rasio Murid terhadap
Per 1 guru 14,44 14,35 14,26 14,18 14,09 14,00
Guru SD Swasta
Rasio Murid terhadap
Per 1 guru 13,99 13,79 13,59 13,40 13,20 13,00
Guru SLTP Negeri
1.1.2b
Rasio Murid terhadap
Per 1 guru 9,09 9,07 9,05 9,04 9,02 9,00
Guru SLTP Swasta
Rasio Murid terhadap
Per 1 guru 14,45 14,36 14,27 14,18 14,09 14,00
Guru SLTA Negeri
Rasio Murid terhadap
1.1.2c Per 1 guru 9,79 9,73 9,67 9,62 9,56 9,50
Guru SMK Negeri
Rasio Murid terhadap
Guru SLTA/SMK Per 1 guru 11,32 11,26 11,19 11,13 11,06 11,00
Swasta
Rasio Murid SD Negeri
1.1.3c Per 1 Sekolah 177,03 171,62 166,22 160,81 155,41 150,00
terhadap sekolah

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 16
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Rasio Murid SD Swasta
Per 1 Sekolah 183,31 176,65 169,99 163,32 156,66 150,00
terhadap sekolah
Rasio Murid SLTP
Negeri terhadap Per 1 Sekolah 245,39 241,31 237,23 233,16 229,08 225,00
sekolah
1.1.3d
Rasio Murid SLTP
Swasta terhadap Per 1 Sekolah 120,42 119,15 117,88 116,61 115,34 114,07
sekolah
Rasio Murid SLTA
Negeri terhadap Per 1 Sekolah 331,38 325,10 318,83 312,55 306,28 300,00
sekolah
Rasio Murid SMK
1.1.3e Negeri terhadap Per 1 Sekolah 247,38 237,90 228,43 218,95 209,48 200,00
sekolah
Rasio Murid
SLTA/SMK Swasta Per 1 Sekolah 138,46 136,77 135,08 133,38 131,69 130,00
terhadap sekolah
Persentase Penduduk
1.1.4 tidak mempunyai % 12,18 10,74 9,31 7,87 6,44 5,00
ijazah
Persentase Penduduk
1.1.5a % 32,01 30,61 29,21 27,80 26,40 25,00
Berijazah SD Sederajat
Persentase Penduduk
1.1.5b Berijazah SMP % 14,36 13,49 12,62 11,74 10,87 10,00
Sederajat

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 17
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase Penduduk
1.1.5c Berijazah SMA % 30,98 32,78 34,59 36,39 38,20 40,00
Sederajat
Persentase Penduduk
1.1.5d Berijazah % 10,47 12,38 14,28 16,19 18,09 20,00
Sarjana/Diploma
1.2 Urusan Kesehatan

1.2.1 Jumlah Posyandu Unit 205 210 215 220 225 230

Rasio puskesmas per Per 10.000


0,93 0,91 0,93 0,91 0,93 0,92
satuan penduduk penduduk
1.2.2
Jumlah Puskesmas
Unit 20 20 21 21 22 22
Perawatan

Rasio puskesmas
Per 10.000
pembantu per satuan 5,40 5,26 5,19 5,12 5,06 4,99
penduduk
penduduk
1.2.3
Jumlah puskesmas
Unit 116 116 117 118 119 120
pembantu
Jumlah Rumah Sakit Unit 2 2 2 2 2 3

Rasio dokter per Per 10.000


1.2.4 4,47 4,53 4,61 4,69 4,76 4,83
satuan penduduk penduduk

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 18
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah Dokter umum orang 54 56 58 60 62 64

Jumlah dokter spesialis orang 17 18 19 20 21 22

Jumlah dokter gigi orang 25 26 27 28 29 30


1.2.5 Jumlah Bidan orang 266 270 274 278 282 286

Rasio tenaga medis


Per 10.000
perawat per satuan 27,65 27,20 26,87 26,56 26,26 25,97
1.2.6 penduduk
penduduk

Jumlah perawat orang 594 600 606 612 618 624


1.2.7 Jumlah puskesmas Unit 20 20 21 21 22 22
Jumlah puskesmas
1.2.8 Unit 116 116 117 118 119 120
pembantu
1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Persentase panjang
1.3.1 jalan dalam kondisi % 46,12 54,9 63,67 72,45 81,22 90
baik (persen)
1.3.2 Luas kawasan kumuh ha 82,32 82,75 83,18 83,61 84,04 90
1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Cakupan Rumah
1.4.1 Tangga pengguna air % 79,9 82,92 85,94 88,96 91,98 95
bersih (persen)
Rumah tangga
1.4.2a % 98,35 98,68 99,01 99,34 99,67 100,00
pengguna listrik

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 19
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1.4.2b Tingkat elektrifikasi 184,30 120,00 98,00 50,00 35,00 12,50
- Seng % 87,29 87,49 87,64 87,73 87,78 87,78
-Jerami/Ijuk/Daun/
% 0,74 0,59 0,44 0,30 0,15 -
Rumbia
1.4.3
-Genteng % 3,58 3,78 3,93 4,02 4,07 4,07
-Sirap % 0 - - - - -
-Asbes % 2,04 2,24 2,39 2,48 2,53 2,53
- Air Kemasan
% 56,32 57,56 58,79 60,03 61,26 62,50
Bermerk/Isi Ulang
- Ledeng
% 16,22 16,48 16,73 16,99 17,24 17,50
1.4.4 Meteran/Eceran
- Sumur % 13,84 13,07 12,30 11,54 10,77 10,00
- Mata Air % 7,5 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00
- Air Hujan % 6,12 5,90 5,67 5,45 5,22 5,00
Persentase Rumah
Tangga Fasilitas
Jamban
1.4.5 -Sendiri % 90 91,10 92,20 93,30 94,40 95,50
-Bersama % 5,1 4,58 4,06 3,54 3,02 2,50
-MCK/Komunal/Umum % 1,33 1,26 1,20 1,13 1,07 1,00
-Tidak Ada % 3,57 3,06 2,54 2,03 1,51 1,00
Persentase rumah
1.4.6 warga dengan kondisi % 76 78 80 81 82 83
layak huni

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 20
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Persentase rumah
1.4.7 tangga bersanitasi % 77 78 80 81 82 83
layak
Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan
1.5
Perlindungan Masyarakat
1.5.1 Angka Kriminalitas 9,87 8,90 7,92 6,95 5,97 5,00
1.5.2 Jumlah Terpidana Kasus 4.400 4.300 4.200 4.100 4.000
1.6 Urusan Sosial
Pengeluaran konsumsi
1.6.1 rumah tangga per Rp. 1.401.701 1.425.000 1.450.000 1.475.000 1.500.000 1.525.000
kapita
Pengeluaran konsumsi
1.6.2 % 767.589 780.348 794.038 807.728 821.419 835.109
non pangan perkapita
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
2
dengan Pelayanan Dasar
2.1 Urusan Tenaga Kerja
Tingkat partisipasi
2.1.1 % 67,38 68,04 68,69 69,35 70,00
angkatan kerja
Tingkat pengangguran
2.1.2 % 4,93 4,69 4,46 4,23 4,00
terbuka
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
2.2
Anak
Partisipasi angkatan
2.2.1 % 44,33 45,75 47,17 48,58 50,00
kerja perempuan
2.3 Urusan Pangan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 21
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
jumlah padi yang
2.3.1 Ton 5 4,2 10 10 10 10
diadakan
indek ketahanan
2.3.2 % 80,00 82,41 82,41 82,41 82,41
pangan daerah
2.4 Urusan Lingkungan Hidup
Persentase
2.4.1 % 42 44 46 48 50
penanganan sampah
Jumlah perusahaan
yang dinilai
2.4.2 pengelolaan Perusahaan 27 27 27 27 27
lingkungan hidupnya
(output)

Persentase Rumah
Tangga (RT) yang
2.4.3 % 79,9 82,92 85,94 88,96 91,98 95
menggunakan air
bersih

Tingkat pencemaran
air sungai: Sungai
2.4.4 Segah, Sungai Kelay, 2,65 <5 <5 <5 <5 <5
SungaiBerau (Indeks
Pencemaran/IP<5)

2.4.5 Tingkat Emisi karbon juta ton CO2 eq 442.000 435.000 428.000 421.000 414.000 4.060.000

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 22
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Indeks standar
pencemaran udara
2.4.6 (Indeks Standar 38,69 <100 <100 <100 <100 <100
Pencemaran
Udara/ISPU<100)
Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
2.5
Sipil
Laju pertumbuhan
2.5.1 % 2,84 2,69 2,23 2,18 2,13 2,09
penduduk
2.6 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Rata-rata jumlah
kelompok binaan
2.6.1 lembaga - 60 70 80 85 90 100
pemberdayaan
masyarakat (LPM)

Jumlah usaha Ekonomi


2.6.2 Produktif masyarakat Unit Usaha 30 40 45 60 80 100
kampung yang aktif

Persentase kampung
yang mampu
2.6.3 menyusun RPJMDes, % 60 65 70 80 85 85
RKPDes dan APBDes
sesuai peraturan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 23
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah LPM
2.6.4 berpartisipasi aktif Unit 60 70 80 85 90 100
dalam pembangunan
Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
2.7
Berencana
Persentase peserta KB
2.7.1 % 71 73 78 84
aktif dan baru
2.8 Urusan Perhubungan
2.8.1 Panjang jalan Km 3.405,84 3.500 3.600 3.700 3.800 3.900
Jumlah unit angkutan
2.8.2 mobil penumpang Unit 126 128 130 132 134 136
umum
Jumlah penumpang
2.8.3 Orang 254.572 255.000 256.000 257.000 258.000 260.000
angkutan darat
Jumlah kapal datang di
pelabuhan Tanjung Kapal 2.862 2900 2.938 2976 3.025 3.100
Redeb
2.8.4 Jumlah kapal
berangkat dari
Kapal 2.921 2925 2.929 2933 2.937 2950
pelabuhan Tanjung
Redeb
Jumlah pesawat
2.8.5 berangkat dari Pesawat 3.724 3750 3775 3800 3825 3850
Bandara Kalimarau

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 24
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Jumlah pesawat datang


Pesawat 3.704 3725 3750 3775 3800 3825
ke Bandara Kalimarau

Jumlah penumpang
berangkat dari Orang 247.924 250.000 252.076 254.152 256.228 258.304
Bandara Kalimarau
2.8.6
Jumlah penumpang
datang ke Bandara Orang 237.804 240.000 242.196 244.392 246.588 248.784
Kalimarau
2.9 Urusan Komunikasi dan Informatika
Web site milik
2.9.1 - 1 1 1 1 1 1
pemerintah daerah
Persentase penduduk
2.9.2 yang mengkases % 33,06 41,45 49,84 58,22 66,61 75,00
internet
2.10 Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
2.10.1 Jumlah koperasi unit 400 405 410 415 420 425
2.11 Urusan Penanaman Modal
Jumlah nilai investasi
2.11.1 berskala nasional Rp. 1.160.750,70 1.200.000 1.250.000 1.300.000 1.350.000 1.400.000
(PMDN)
Jumlah nilai investasi
2.11.2 berskala nasional US$ 185.268,70 1.900.000 2.000.000 2.100.000 2.200.000 2.300.000
(PMA)

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 25
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2.12 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Jumlah organisasi
2.12.1 pemuda yang mandiri, Organisasi 6 6 10 15 20 25
kreatif dan produktif
2.13 Urusan Statistik
Buku Kabupaten Berau
2.13.1 - 1 1 1 1 1 1
Dalam Angka
Buku PDRB Kabupaten
2.13.2 - 2 2 2 2 2 2
Berau
2.14 Urusan Kebudayaan
Benda, Situs dan
2.14.1 Kawasan Cagar Budaya Unit 508 508 509 509 510
yang dilestarikan
2.15 Urusan Perpustakaan
Jumlah pengunjung
2.15.1 perpustakaan per Orang 30.000 32.000 33.500 35.000 37.500 40.000
tahun
2.16 Urusan Kearsipan
Persentase sarana dan
prasarana kearsipan
2.16.1 % 75 77 80 83 87 90
yang dipelihara secara
rutin/berkala
2.17 Urusan Perencanaan Pembangunan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 26
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yg
2.17.1 Dokumen 1 1 1 1 1 1
telah ditetapkan dgn
PERDA
Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RPJMD
2.17.2 Dokumen 1 1 1 1 1 1
yg telah ditetapkan dgn
PERDA/PERKADA
Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RKPD yg
2.17.3 Dokumen 1 1 1 1 1 1
telah ditetapkan dgn
PERKADA
Penjabaran Program
2.17.4 % 100 100 100 100 100 100
RPJMD kedalam RKPD
2.18 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Persentase Cakupan
2.18.1 pembinaan terhadap % 73 75 77 80 82
LSM, Ormas dan OKP
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
2.19 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian
2.19.1 Kemiskinan % 5,37 5,41 5,04 4,89 4,75 4,60

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 27
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Opini laporan
keuangan pemerintah
2.19.2 - WDP WTP WTP WTP WTP WTP
kabupaten (Badan
Pemeriksa Keuangan)
Hasil Evaluasi Laporan
Kinerja Instansi
2.19.3 CC (52,24) B B A A A
Pemerintah Kabupaten
Berau

Persentase Perangkat
Daerah yang berada di
Zona Hijau Standar
2.19.4 % 25 40 60 80 100 100
Kepatuhan Pelayanan
Publik versi
Ombudsman RI
Indeks Pembangunan
2.19.5 57,5 58 58,5 59 60
Desa

Jenis, kelas, dan jumlah


2.19.6 Unit 277 280 282 284 286 288
penginapan/ hotel

B Urusan Pemerintahan Pilihan


1 Urusan Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan
1.1 Ton 2.575,25 2.926,85 3.278,44 3630,042 3.981,64
budidaya
Produksi perikanan
1.2 Ton 16.817,89 17.047,73 17.277,57 17.507,41 17.737,25
tangkap di laut

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 28
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Produksi hasil
1.3 penangkapan Ton 18.894,07 19.319,84 19.745,61 20.171,38 20.597,15
perikanan
Cakupan bina
1.4 % 23 27 28 29 30 31
kelompok nelayan
2 Urusan Pariwisata
Jumlah kunjungan
2.1 Orang 130.023 121.177 133.295 146.625 161.289 177.418
wisatawan
3 Urusan Pertanian
Produktivitas padi
3.1 ton/ha 3,11 3,21 3,30 3,40 3,50
sawah dan ladang
Kontribusi sektor
Pertanian, Kehutanan,
3.2 % 11,38 12,08 12,66 13,81 14,38 15
dan Perikanan
terhadap PDRB
3.3 Produksi padi ton 40.000 42.500 45.000 47.500 50.000
Laju pertumbuhan
ekonomi Sektor
3.4 % -1,36 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan
3.5 Nilai Tukar Petani 98,51 105 107,5 110 112,5 115
4 Urusan Kehutanan
4.1 Luas Hutan ha 1.604.256,20 1.604.256,20 1.604.256,20 1.604.256,20 1.604.256,20
4.2 Luas Hutan lindung ha 360.765,90 360.765,90 360.765,90 360.765,90 360.765,90

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 29
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Luas Hutan Produksi
4.3 ha 668.098,80 668.098,80 668.098,80 668.098,80 668.098,80
terbatas
Luas Hutan Produksi
4.4 ha 533.495,10 533.495,10 533.495,10 533.495,10 533.495,10
tetap
Luas Hutan produksi
4.5 ha 33.907,40 33.907,40 33.907,40 33.907,40 33.907,40
yang dikonversi
5 Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Kontribusi sektor
pertambangan dan
5.1 % 60,36 59,4 58,44 57,48 56,52 55,56
penggalian terhadap
PDRB
Produksi (Tonase)
5.2 Batubara dan Tambang (Ton) 36.973.397 37.904.165 38.834.933 39.765.701 40.696.469
Lainnya
6 Urusan Perdagangan
Kontribusi sektor
Perdagangan Besar dan
6.1 Eceran, Reparasi Mobil % 5,25 5,35 5,45 5,55 5,65 5,75
dan Sepeda Motor
terhadap PDRB (%)

Jumlah pedagang besar Unit 6 7 8 9 10


6.2
Jumlah pedagang
Unit 50 55 60 65 70
menengah

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 30
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

Indikator Kinerja Capaian Target


No Satuan
Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah pedagang kecil Unit 275 325 375 425 475
7 Urusan Perindustrian
Kontribusi sektor
7.1 Industri Pengolahan % 3,9 4,32 4,74 5,16 5,58 6,00
terhadap PDRB
Pertumbuhan Industri
7.2 % -2,54 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
Pengolahan

Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

VIII - 31
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

BAB IX
PENUTUP

Penyusunan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021


akan menjadi pedoman dan arahan bersama bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Kabupaten Berau agar terpadu dan searah dengan pembangunan Provinsi
Kalimantan Timur dan pembangunan nasional selama lima tahun mendatang.
Keberhasilan pelaksanaan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun
2016-2021 sangat ditentukan oleh dukungan yang solid dari seluruh OPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Berau; kerjasama yang kuat antara
Pemerintah Kabupaten Berau dengan Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota
lainnya; komitmen dan dukungan DPRD Kabupaten Berau; kerjasama dengan
stakeholders pembangunan lainnya; serta partisipasi penuh dari seluruh
masyarakat Kabupaten Berau. Untuk itu, menjadi penting dipahami oleh
segenap pihak terkait bagaimana mengoperasionalkan RPJMD ini, baik dalam
tahapan normal maupun masa transisi agar dokumen RPJMD benar-benar
menjadi rujukan dalam pengelolaan kinerja oleh PD dalam koordinasi Bappeda.

9.1. Pedoman Transisi

Pedoman transisi dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan


perencanaan pembangunan daerah pada akhir periode RPJMD hingga
terpilihnya kepala daerah baru dan tersedianya dokumen RPJMD sebagai hasil
penjabaran visi dan misi kepala daerah terpilih. Pedoman transisi ini juga
dimaksudkan untuk memberikan panduan kepada pemerintahan daerah agar
lebih siap dalam menyusun dokumen rencana pembangunan pada periode
berikutnya sehingga tidak terjadi kekosongan pengaturan sebagai upaya untuk

Bab IX Penutup

IX - 1
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

menjaga kesinambungan pembangunan dan ketersediaan dokumen rencana


pembangunan.

Dalam rangka keberlanjutan pembangunan Kabupaten Berau, maka


pedoman transisi ditetapkan sebagai berikut:
1) RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan Kebijakan Umum serta
prioritas program APBD masa transisi yaitu tahun pertama di bawah
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih hasil pemilihan umum
kepala daerah pada periode berikutnya;
2) RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir 1) antara lain bertujuan
menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya
tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode berikutnya;
3) Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama RPJMD dan
menjadi bagian tidak terpisahkan dari RPJMD periode berikutnya.

9.2. Kaidah Pelaksanaan

Kaidah pelaksanaan bermakna aturan atau patokan dalam pelaksanaan


Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021. Tujuan dibuatnya
kaidah pelaksanaan adalah menciptakan koordinasi dan keberlanjutan
program, sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas baik dalam pembiayaan
maupun waktu pelaksanaan serta menciptakan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance). Kaidah pelaksanaan Perubahan Atas RPJMD Kabupaten
Berau Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Seluruh Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten


Berau agar melaksanakan program-program dalam Perubahan Atas RPJMD
Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 dengan sebaik-baiknya;
2. Setiap Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun Perubahan Renstra
Perangkat Daerah yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan,
Program, dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan

Bab IX Penutup

IX - 2
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021

fungsi Perangkat Daerah dengan berpedoman pada Perubahan Atas RPJMD


ini;
3. Penjabaran lebih lanjut Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun
2016-2021 untuk setiap tahunnya disusun melalui RKPD yang dalam
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda);
4. Dalam hal pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran
tahunan yang disebabkan karena perkembangan keadaan dalam tahun
berjalan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir
pembangunan jangka panjang dan menengah, penetapan perubahan RPJPD
dan RPJMD ditetapkan dengan peraturan Bupati;
5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda
berkewajiban untuk melakukan pengendalian terhadap penjabaran
Perubahan Atas RPJMD Kabupaten Berau Tahun 2016-2021 ke dalam
Perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah;
6. RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD, dan selanjutnya RKPD
merupakan dasar dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Bab IX Penutup

IX - 3

Anda mungkin juga menyukai